Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Terdapat 5 penelitian terdahulu yang digunakan pada penelitian ini
yang mana menjadi acuan bagi peneliti guna memperkaya teori yang
digunakan dalam pengkaji penelitian yang dilakukan.
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No Judul Variabel Hasil
1 Pengaruh
Kepemimpinan
Terhadap
Keberhasilan
Usaha
Pada Usaha Kecil
Warung Teh Susu
Telur (Tst)
Di Jalan Halat
Medan(Satyawan,
2014)
Kepemimpinan :
efektifitas,
pengambilan
keputusan,
kreatifitas,
memiliki inspirasi,
dan menjalankan
visi
Keberhasilan usaha
: penjualan, hasil
produksi, keun-
tungan, kemajuan
dan perkembangan
usaha.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
pengaruh
kepemimpinan yang
meliputi efektifitas,
pengambilan
keputusan, kreatifitas,
memiliki inspirasi,
menjalankan visi,
perubahan dan
dinamis sangat
membantu dalam
keberhasilan usaha
warung teh susu telur
(TST) di jalan Halat
Medan. Nilai
yangpaling tertinggi
ditemukan pada
pengaruh
kepemimpinan yang
menjalankan
visidengan nilai rata-
rata 4,26.
12
No Judul Variabel Hasil
2 Pengaruh
Kepemimpinan
Terhadap
Keberhasilan
Usaha Pada
Industri Pakaian
Di Jl. Denai
Medan.(Syaputra,
2010)
Kepemimpinan :
Komitmen,
Percaya Diri,
Tanggung Jawab
Serta Orientasi
Masa Depan
Dan Keberhasilan
Usaha
Hasil Penelitian
Menunjukkan Bahwa
Pengaruh Terhadap
Keberhasilan Usaha
Pada Industri Adalah
Penerapan Dan
Pengimplementasian
Dari Komitmen,
Percaya Diri,
Tanggung Jawab,
Serta Orientasi Masa
Depan. Pengaruh
Terhadap
Keberhasilan Usaha
Pada Industri Adalah
Tanggung Jawab. Ini
Berarti Hipotesis
Ditolak.
3 Pengaruh Jiwa
Kewirausahaan
Dan Kreativitas
Terhadap
Keberhasilan
Usaha Pada
Sentra Industri
Rajutan Binong
Jati
Bandung(Lestari,
2013)
Jiwa
Kewirausahaan :
percaya diri,
inisiatif, motif
berprestasi,
memiliki jiwa
kepemimpinan,
berani mengambil
resiko
Kreativitas :ingin
tau, optimis,
flexibel, mencari
solusi,
Keberhasilan
Usaha : modal,
pendapatan,
volume penjualan,
output produksi,
tenaga kerja
Jiwa Kewirausahaan
Dan Kreativitas
Secara Bersama-Sama
Memberikan
Kontribusi Atau
Pengaruh Terhadap
Keberhasilan Usaha
Sentra Industri
Rajutan Di
Binongjatibandung.
Diantara Variabel
Independen,
Kreativitas
Memberikan Pengaruh
Yang Lebih Besar
Terhadap
Keberhasilan Usaha
Sentra Industri
Rajutan Di Binongjati
13
Bandung Dibanding
Jiwa Kewirausahaan.
No Judul Variabel Hasil
4 Pengaruh
Kemampuan
Wirausaha Dan
Kreativitas
Terhadap
Keberhasilan
Usaha Pada
Restoran Sindang
Reret Cabang
Surapati
Bandung(Nurzam
an, 2013)
Kemampuan
Wirausaha:inisiatif
dan proaktif, berani
mengambil resiko,
berorientasi pada
prestasi, komitmen
pada berbagai
pihak
Kreativitas : ingin
tahu, optimis,
mencari solusi,
berimajinasi.
Keberhasilan
Usaha :
kemampuan
dan kemauan,
tekad yang
kuat dan
kerja keras,
kesempatan
dan peluang
Kemampuan
wirausaha dan
kreativitas secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha.
5 Pengaruh
Kreativitas Dan
Motivasi Usaha
Terhadap
Keberhasilan
Usaha Pada Ukm
Pakaian Anak
Pagarsih Bandung
Kreativitas : ingin
tahu ,optimis,
fleksible mencari
solusi,
berimajinasi.
Motivasi Usaha :
Motif, Harapan,
Insentif
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pengaruh yang paling
dominan terhadap
Keberhasilan usaha di
UKM Pakaian Anak
Pagarsih Bandung
adalah kreativitas
14
(Setiawan, 2017) Keberhasilan
Usaha: modal,
pendapatan,
volume, tenaga
kerja
dengan kontribusi
68%.
B. Tinjauan Teori
1. Konsep Keberhasilan Usaha
a.) Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis dalam
mencapai tujuanya, pengertian lain keberhasilan usaha adalah suatu
keadaan dimana usaha mengalami peningkatan dari hasil yang
sebelumnya (Suryana, 2013). Keberhasilan usaha merupakan tujuan
utama dari sebuah perusahaan, dimana segala aktivitas yang ada
didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan (Rinaldi,
2017). Sesuai dengan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
suatu usaha dikatakan berhasil apabila memiliki suatu kelebihan
dibandingkan dengan periode sebelumnya atau dengan perusahaan
sekelasnya. Suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba,
walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang di nilai
dari keberhasilan sebuah usaha.tetapi alas an laba yang menjadi
faktor penting adalah karena laba merupakan tujuan dari orang yang
melakukan bisnis. Jika terjadi penurunan laba atau ketidak stabilan
laba, maka perusahaan akan kesulitan untuk mengoprasikan
kegiatan usahanya dan menjaga kertahanan usahanya.
15
b.) Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
Seorang wirausaha harus mampu membuat rencana usaha
(Bussiness Plan). Rencana usaha merupakan dokumen yang
disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari
usaha yang akan digeluti. Adapun langkah untuk menuju
keberhasilan usaha meliputi: kemauan dan keberanian untuk
menghadapi resiko baik waktu maupun uang, mengembangkan
hubungan, baik dengan mitra usaha maupun dengan semua pihak
yang terkait dengan kepentingan perusahaan, memiliki ide atau visi
bisnis yang jelas, membuat perencanaan usaha,
mengorganisasikan, dan menjalankannya
Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:
1.) Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam
manajerial sertakurangnya pengalaman ketika menjalankan
strategi perusahaan. Strategi baikyang dibuat tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial.
Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat
yang sangat strategisakan memperburuk jalannya usaha.
Kompetensi dalam manajerial sangatmembantu keberhasilan
perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan
mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk
dilaksanakan.
16
2.) Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak
dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti.
Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan
dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar
pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha
yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah,
tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang
telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah
mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.
3.) Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan
(modal dan kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan
keuangan yang apadanya akan mempersulit majunya
perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara
sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena
tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi.
Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang,
jumlah pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak
dapat terselesaikan dengan baik. Penangan modal dan kredit
dari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan
alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi
keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu
berpedoman “Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan
segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik
17
sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
4.) Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan
rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan
pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah
diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama
sekali kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor
yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau
menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.
5.) Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha
dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti.
Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang
harapannya dapat memperbesar usaha justru kandas karena
kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu
kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial,
pendapatan, selera, keamanan masyarakatdi sekitarnya.
6.) Kurangnya pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan
pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan
dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan
peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak
memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya
operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.
18
7.) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
perubahan teknologi. Seorang yang berwirausaha harus berani
melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu
perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan
teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan
mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati
begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan
lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan organisasi
yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi.
8.) Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam
kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi
sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan
memperlambat laju kinerja organsiasi.
9.) Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan
diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika
seseorang merencanakan bidang usaha.Akan tetapi keuntungan
yang diperolah di luar dari jangkauan biaya yang telah
dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya
akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti.
Motivasi karena bayangan keuntungan yang diperoleh sangat
tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum
mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal
yang paling penting sebelum memperoleh laba yang tinggi
19
adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai
operasional awal.
10.) Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan
berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama
karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi
maupun perbaikan produk mereka untuk tampil dipasar.
Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang
kreatifmaupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya.
Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor
yang telah mengeluarkan produk baru dan menarik perhatian
pasar.
c.) Indikator Keberhasilan Usaha
Menurut Suryana di kutip dalam (Rinaldi, 2017) terdapat
tiga indikator Keberhasilan Usaha yang meliputi pendapatan,
volume penjualan dan yang terakhir adalah output produksi.
Keberhasilan usaha dapat di ukur dari berbagai segi diantaranya
laba usaha yang berhasil dicapai oleh para pengusaha (waktu
tertentu). Keberhasilan usaha didentikan dengan perkembangan
perusahaan istilah itu diartikan sebagai suatu proses peningkatan
kuantitas dari dimensi prusahaaan.perkembangan perusahaan
adalah proses dalam pertambahan akumulasi modal, jumlah
karyawan volum penjualan dll.
20
Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha
adalah Laba merupakan tujuan utama dari bisnis laba usaha
adalah selisih antara pendapatan dan biaya. pendapatan suatu
perusahaan berasal dari penjualan barang dan jasa yang
dihasilkan atau diproduksinya.
Kedua adalah produktivitas dan efisiensi besar kecilnya
produktifitas suatu usaha akan sangat mennentukan besar
kecilnya suatu produksi. Hal ini akan memepengaruhi besar
kecilnya suatu penjualan dan pada akhirnmya menentukan besar
kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya
yang diperoleh. Sementara itu, biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang menjadi
bisnisnya tergantung dari tingkat efisien produk yang dihasilkan
semakin tinggi efisiensinya maka semakin rendah biaya produksi
yang dikeluarkan, begitupun sebaliknya.
Yang ketiga adalah daya saing atau kemampuan atau
ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan
loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila
dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan
menghadapi pesaing. Perhatian dan loyalitas konsumen dapat di
rebut bila suatu perusahaan dapat memuaskan suatu kebutuhan
serta keinginan konsumen. Tanpa memiliki daya saing yang
memadai, sulit bagi perusahaan untuk dapat bertahan hidup di
21
tengah persaingan yang makin ketat ini. Oleh karena itu, maka
inti dari daya saing yang harus dimiliki perusahaan adalah
kemampuan dalam berinovasi untuk menciptakan dan merebut.
2. Kreativitas
a.) Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-
kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara
unsur variabel data variabel yang sudah ada sebelumnya
(Setiawan, 2017) Sedangkan menurut Suryana dikutip dari
(Nurzaman, 2013) menyatakan bahwa kreativitas adalah:
“Berpikir sesuatu yang baru”. Kreativitas sebagai kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan
cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam
menghadapi peluang”. Kreativitas merupakan suatu topik yang
relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi
juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya.
Setiap orang sesunguhnya kreatif namun tingkatanya
berbeda-beda, tetapi orang mempunyai kemampuan dan bakat
dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif daripada orang lain.
Seorang pengusaha adalah pemikiran yang kreatif,mereka tidak
mengikuti cara pemikiran yang telah menjadi kebiasaan dan
22
dilakukan pada orang lain umumnya. Oleh karena beragamnya
pendapat para ahli akan pengertian kreativitas maka dapat
disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menghasilkan sesuatu produk yang baru ataupun
kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya yang
berguna serta dapat dimengerti.
b.) Indikator Kreativitas
Menurut suryana 2006:42 dikutip dari (Nurzaman, 2013)
indicator kreativitas ada 4 yaitu : ingin tau yaitu suatu emosi
yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti eksplorasi,
investigasi, dan belajar, terbukti dengan pengamatan pada
spesies hewan manusia dan banyak, kedua optimis merupakan
perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik akan terjadi yang
memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk
berusaha ke arah kemajuan atau kejayaan.ysng ketiga
berimajinasi yaitu daya pikir untuk membayangkan (di angan-
angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dsb)
kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang,
yang terakhir adalah mencari solusi dari masalah yaitu dengan
mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang sedang
terjadi.
c.) Sumber Kreativitas
23
Dalam konteks manajemen, peran fungsi kreativitas dalam
proses inovasi merupakan pembangkitan ide yang
menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada
suatu sistem. Aspek penting dalam kreativitas adalah proses dan
manusia. Proses berorientasi pada tujuan yang di desan untuk
mencapai solusi suatu problem manusia merupakan sumber
daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama namun
pendekatan yang digunakan dapat bervariasi misalnya, pada
suatu problem mereka mengadaptasikan suatu solusi, tetapi
pada kesempatan yang berbeda meraka menerapkan solusi
inovasi.
1.) Imajinasi dan ide
Berdasarkan fungsinya, kapasitas mental manusia
dapat dikelompokan menjadi empat bagian, yaitu absortive,
retentive, reasoning, creative. imajinasi yang kreatif
merupakan kekuatan yang tidak terbatas, misalnya mekipun
seseorang yang tidak pernah keluar rumah tetapi dengan
menggunakan imajinasinya ia dapat melalang buana
kedunia sekitar imajinasi jauh lebih penting dari pada ilmu
pengetahuan dan kekuatan murni dari pikiran manusia.
2.) Sifat proses kreatif
Kreatif adalah suatu proses yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan setiap orang kreatif pada
24
tingkat tertentu orang mempunyai kemampuan dan bakat
dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif dari pada orang
lain. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang dilatih
dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang
mendukung pengembangan kreativitas, mereka diajari
untuk berfikir dan bertindak secara kreatif. Bagi pihak lain
proses kreatif lebih sukar karena tidak dikembangkan
secara positif dan jika mereka ingin menjadi kreatif, mereka
harus belajar. Cara mengimplementasikan proses kreatif
ada tiga tahap dalam proses kreatif yaitu Absortive,
Retentive dan Reasonin.
3.) Latar belakang atau Akumulasi Pengetahuan
Kreasi yang berhasil biasanya didahului dengan
penelitian dan pengumpulan informasi yang meliputi
membaca dan percakapan dengan orang lain yang bekerja
dalam bidangnya mengikuti pertemuan profeional dan
lokakarya. Ada beberapa cara mengembangkan daya fikir
kreatif dapat disebutkan sebagai berikut yaitu membaca
informasi tenang berbagai hal, menjadi anggota
penghimpun profesional, mengikuti rapat dan seminar
profesional membicarakan subyek yang diminati dengan
setiap orang, mengamati majalah surat kabar jurnal untuk
25
mencari artikel yang berhubungan dengan subyek yang
diminati dan mencatat setiap informasi yang berguna.
4.) Proses Inkubasi
Alam bawa sadar yang kreatif memunkinkan mereka
untuk dapat merinci dengan seksama informasi yang
mereka dapatkan selama tahap persiapan. proses inkubasi
ini sering terjadi pada saat mereka terlibat dalam aktivitas
yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan subjek atau
pokok permasalahan menjauhkan diri dari suatu
permasalahan dan membiarkan pikiran bawah sadar
menyelesaikanya dan memberikan kesempatan kepada
kereativitas untuk berkembang. Langkah langkah yang
penting adalah: melakukan aktivitas yang tida memerlukan
energi fikir, melakuan latihan secara rutin bermain, berdoa
dan melakukan meditasi bersantai.
5.) Pengalaman
Ide tahap proses kreatif ini sering kali dianggap
sebagai tahap yang menyenangkan karena merupakan saat
diteukannya solusi atau ide yang dicari dengan memikirkan
impian tentang suatu rencana atau dengan mengembangkan
hobi dan mengatur waktu istirahat ketika melakukan
pekerjaan.
6.) Latihan Kreatif
26
Analisi dan kembangkan bagaimana pasangan
pasangan objek berikut ini berhubungan sambil melengkapi
antara yang satu dengan yang lain.
7.) Lingkungan kreatif
Kreativitas dapat berkembang dalam suatu
lingkungan yang tepat tidak ada perusahaan yang
mempunyai manajer dan pemilik kreatif jika lingkungan
yang mendukung berkembangnya kreativitas.
8.) Berfikir Kreatif
Hasil penelitian terhadap otak manusia menunjukan
bahwa fungsi otak manusia di bagi menjadi dua bagian
yaitu otak bagian kanan dan kiri. Setiap bagian otak emiliki
fungsi yang spesifik dan menangkap informasi yang
berbeda.
3. Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam
a.) Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan
mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisasikan visi dan
tujuan, kegiatan mempengaruhi adalaha daya atau kekuatan
agen yang dipergunakan mengubah sikap, prilaku, pendapat,
27
tujuan, kebutuhan, nilai-nilai, kemampuan dan tindakan untuk
bergerak kearah tertentu dari target. Mempengaruhi adalah
proses interaksi sosial antara agen dan target dimana kedua
belah pihak secara sistematis berupaya saling mempengaruhi
yaitu saling mengubah sikap, perilaku, nilai-nilai, norma,
kepercayaan, tujuan dan sebagainya (Wirawan, 2013)
Lebih jauh lagi, Kepemimpinan menurut (Tjiharjadi, 2012)
adalah pengaruh, tidak lebih, tidak kurang, kapasitas
menerjemahkan visi ke dalam realitas, sebagai kesadaran
dankeinginginan untuk mempengaruhi orang lain, yang
selanjutnya memberikan tanggapan atas keinginan sendiri untuk
mengikutinya, serta penyebab berbagai tindakan yang digerakan
orang secara cermat dengan terencanan yang bertujuan untuk
penyelesaian agenda pemimpin, juga sarana komunikasi kepada
orang tentang nilai dan potensinya kemudian dengan sangat
jelas datang untuk menemukannya dalam diri sendiri. Menurut
Gary Yukl dalam (Ali, 2013) menyatakan bahwa sebagian besar
definisi kepemimpinan merefleksikan suatu proses, dimana
seseorang mempengaruhi yang lain atau kelompok dengan
memberikan petunjuk dan memfasilitasi kegiatan serta
hubungan dalam suatu kelompok.
b.) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
28
Menurut (Rinaldi, 2017) dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan adalah yang pertama yaitu
faktor kemampuan personal, pengertian kemampuan personal
adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke
dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan.
Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan,
ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari
lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang
biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan
potensi kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif
dari lingkungan yang akan menjadi pemimpin dengan
kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi
bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak
terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang
pemimpin.
Yang kedua yaitu Faktor jabatan adalah struktur kekuasaan
yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih
dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan
terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan
kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan
yang lain tidak maka akan kalah pengaruh karena sama-sama
mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidaksama maka akan
29
mempunya pengarauh yang berbeda. Ketiga yaitu faktor Situasi
dan Kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan.
Disaatsituasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika
hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan
organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi
yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan organisasi
adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai
kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat
signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah
danmemilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat
yang tepat atau tidak.
c.) Kepemimpinan dalam perspektif Islam
Istilah kepemimpinan di dalam perspektif Islam dapat
dirujuk dari Al-Qur’an, antara lain: Pertama, Khalifah,
merupakan pemimpin yang memikul amanah dan tanggung
jawab untuk melaksanakan pemerintahan dan menegakkan
kebenaran (Mohamad, Abdullah, & Mohamed Adnan, 2012),
seperti dijelaskan Allah di dalam firman-Nya, kedua, Imam,
sebagai pemimpin yang menjalankan tugas berdasarkan
petunjuk Allah isyarat ini dapat dilihat di dalam Al-Qur’an,
ketiga, Malik sebagai pemimpin yang berperang dan berjuang
menegakkan agama Allah dan keempat, Tankin, perkataan ini
30
digunakan oleh Al-Qur’an untuk menunjukkan bahwa
kekuasaan dan pengaruh telah diberikan kepada para pemimpin
seperti Zulkarnain, Nabi Yusuf di Mesir, Nabi Muhammad
SAW, golongan ulama dan sebagainya.
Kepemimpinan Islam menurut para penulis merupakan suatu
proses yang dapat menggerakkan sekumpulan manusia untuk
memenuhi kehendak Islam bagi jangka masa pendek dan
panjang yang mampu menghasilkan suatu wawasan untuk
mencapai tujuan Islam. Dengan kata lain kepemimpinan Islam
adalah pemikul amanah Allah SWT untuk melaksanakan segala
perintahnya dalam Negara atau dalam sistem pemerintahan.
Dari situlah para ulama Islam memberikan tafsiran mereka
dengan berbagai takrif untuk membantu masyarakat lebih
memahami maksud kepemimpinan (Mohamad et al., 2012).
Kepemimpinan mempunyai fungsi yang sangat penting
termasuk juga di dalam Islam. Fungsi kepemimpinan dapat
dijabarkan dalam dua fungsi utama, yakni fungsi pemecahan
masalah (pemberi solusi) dan fungsi sosial (fasilitator)
(Yusanto, M. I., & Widjajakusuma, 2002). Pertama, fungsi
pemecahan masalah. Cakupannya meliputi pemberian pendapat,
informasi, dan solusi dari suatu permasalahan yang selalu
disandarkan pada syariat, yakni dengan didukung oleh adanya
dalil, argumentasi atau hujjah yang kuat. Fungsi inidiarahkan
31
juga untuk memberikan motivasi rohaniah kepada para anggota
organisasi. Kedua, fungsi sosial, yang berhubungan dengan
interaksi antara anggota komunitas dalam menjaga suasana
kebersamaan tim agar tetap kondusif dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi. Kebersamaan tersebut dapat diringkas dalam
Formula three in one, yakni kebersamaan seluruh anggota
dalam kesatuan bingkai ide atau pemikiran, perasaan dan aturan
bermain (Yusanto, M. I., & Widjajakusuma, 2002).
Agar mampu melaksanakan peran penting kepemimpinan
seperti di atas, seorang pemimpinan di dalam organisasi Islam
memerlukan beberapa persiapan, yaitu yang pertama pemimpin
harus fleksibel dan mempunyai pengalaman yang luas kedua
Menganggap tanggung jawab seremonial atau spiritual sebagai
kepala organisasi menjadi suatu fungsi yang diperlukan, bukan
suatu hal yang remeh yang harus dialami atau didelegasikan
kepada orang lain 3. Pembuatan tidak dibuat secara efektif
terpusat di puncak organisasi (Rivai, Bachtiar, & Amar, 2014).
Untuk mendukung aktivitas kepemimpinan seperti itu, seorang
pemimpin minimal berpijak kepada nilai-nilai Islam sebagai
berikut: keyakinan, keberanian, kebijaksanaan, kearifan,
kredibilitas, integritas, pengetahuan dan wawasan, ketakwaan,
kebenaran dan kekuatan (Dwikomentari, 2005). Nilai-nilai
kepemimpinan Islam dalam pendapat lain yaitu: pertama
32
Siddiq/jujur, Amanah/terpercaya, Tablig/komunikatif,
Fathonah/cerdas (Ali, 2013). Nilai-nilai kepemimpinan Islam
juga mengandung ciri-ciri yaitu berpegang kepada kebenaran,
adil terhadap musuh, tidak berdendam, bersifat amanah, bersifat
belas kasihan, menganjurkan ketaatan sebenarnya, muhasabah
diri, menghormati sesama, rendah hati, berperikemanusiaan,
peka terhadap permasalahan, bijak dan tegas, tidak bersifat
tamak dan lemah lembut (Rasdi, 2002).
Berdasarkan nilai-nilai kepemimpinan Islam diatas
semuanya memaknai bahwa nilai-nilai kepemimpinan Islam
adalah kepemimpinan yang selalu menggapai suatu tujuan yaitu
mengharap Keridhaan Allah SWT. Sifat-sifat dalam Islam yang
harus dimiliki sorang pemimpin yaitu Siddiq (benar) benar
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Orang yang siddiq
memiliki keutamaan adalah jujur. Kejujuran hidupan walau
dalam keadaan bagaimanapun, setiap perkataannya akan selalu
sesuai dengan realitas yang ada, baik pada saat beliau
berkhutbah, serius atau bercanda, bercerita ataupun meramalkan
sesuatu. Jika sifat dan kejujuran ini tidak ada maka pengakuan
Rasullan menjadi gugur dengan sendirinya, karena umat
manusia tidak akan percaya dengan orang yang tidak jujur.
kedua Amanah (dapat dipercaya) menyampaikan sesuatu sesuai
dengan apa yang diajarkan atau diinformatikan. Rasulullah
33
selalu amanah dalam menyampaikan pesan atau informasi yang
dititipkan kepadanya, baik itu berasal dari Allah SWT maupun
dari sesama umat. Yang ketiga adalah Tabliq (mendakwahkan),
yaitu menyampaikan secara utuh dan berkelanjutan kandungan
risalah. Dalam melaksanakan kewajiban tabliq ini, beliau tidak
memperdulikan kemungkaran, gangguan dan tipu daya dari
orang-orang yang memusuhinya. Rasulullah akan tetap
istiqomah terhadap perintah Allah. Dan yang terakhir adalah
Fathanah (cerdas) Rasulullah memiliki tingkat kecerdasan yang
cemerlang. Tanpa kecerdasannya seorang Rasul tidak akan bisa
meyakinkan orang lain, terutama orang orang-orang yang
memiliki wawasan luas dan akal yang cerdas, tentang kebenaran
yang terkandung dalam risalahnya.
C. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Antara Kreativitas terhadap Keberhasilan Usaha
Kreativitas memiliki hubungan terhadap keberhasilan usaha hal itu
dikarenakan saat ini dalam mengahadapi persaingan yang semakin
kompetitif seorang pelaku usaha haruslah lebih kreatif agar dapat
membuka peluang usaha. Menurut (Setiawan, 2017) Kreativitas
berpengaruh terhadap Keberhasilan usaha. Hasil penelitian sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno Kurnia Nurzaman (2013)
yang menyatakan kreativitas berpengaruh signifikan terhadap
keberhasilan usaha.
34
2. Hubungan Antara Kepemimpinan dalam Perspektif Islam terhadap
Keberhasilan Usaha
Kepemimpinan memiliki hubungan tehadap keberhasilan usaha
yang mana sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rinaldi, 2017)
yang menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap keberhasilan usaha hasil penelitian juga sesuai
dengan penelitian yang dilakukan (Satyawan, 2014) yang menyatakan
Kepemimpinan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.
Kepemimpinan yang menerapkan nilai-nilai Islam didalamnya juga
berpengaruh terhadap keberhasilan juga berpengaruh terhadap
keberhasilan seperti yang dilakukan oleh Rasullulah SAW yang diusia
muda sudah menjadi pedagang sukses yang dipercaya serta berhasil
memimpin khallifah dagang hingga ke luar negeri karna reputasinya
yang baik sebagai pedangang yang jujur dan amanah.(Heri, 2013)
D. Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian menggambarkan hubungan dari variabel
bebas, dalam hal ini adalah kreativitas dan kepemimpinan dalam perspektif
Islam terhadap variabel terikat yaitu keberhasilan usaha. Adapun kerangka
pemikiran yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kreativitas (X1)
Kepemimpinan
Keberhasilan
usaha (Y)
a
H1
H2
35
\
3. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dikatakan sementara karena jawabannya yang diberikan baru
berdasarkan teori yang relevan dan belum berdasarkan fakta-fakta emperis
pada pengolahan data, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiono, 2014). Berdasarkan rumusan
penelitian ini dan landasan penelitian terdahulu maka, peneliti
mengemukakan hipotesis atau kesimpulan sementara seperti dibawah ini:
H1: Kreativitas berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha
pada IPAS
Kreativitas menjadi salah faktor yang mempengaruhi keberhasilan
karna saat ini dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif,
kreativitas sendiri mengandung arti yaitu proses yang melibatkan
pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan
dan konsep yang sudah ada, dalam arti kata lain kreativitas ini
memunculkan ide ide yang baru untuk kemajuan usaha atau bisnis yang
sedang berjalan, pernyataan ini diperkuat dengan adanya pendapat dari
36
(Setiawan, 2017) Kreativitas berpengaruh terhadap Keberhasilan usaha.
Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno Kurnia
Nurzaman (2013) yang menyatakan kreativitas berpengaruh signifikan
terhadap keberhasilan usaha.
H2: Kepemimpinan dalam perspektif Islam berpengaruh signifikan
terhadap keberhasilan usaha.
Kepemimpinan sendiri memiliki artian sebagai proses mengarahkan
dan mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisasikan visi dan tujuan
(Wirawan, 2013). Kepemimpinan menjadi faktor yang sangat penting karna
menentukan tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan, didalam Islam
kepemimpinan Kepemimpinan dalam Prerpektif Islam merupakan kegiatan
menuntun, membimbing, dan memandu agar sesuai dengan syariat Islam
untuk mencapai 2 tujuan yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam keberhasilan suatu usaha
pernyataan ini diperkuat dengan adanya pendapat dari Menurut (Tjiharjadi,
2012), pengaruh kepemimpinan yang diterapkan dalam perusahaan
mengindikasikan tanda keberhasilan pada masing-masing usaha.