29
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan adalah reaksi terhadap bahaya yang memperingatkan orang “dari dalam“ secara naluri, bahwa ada bahaya dan orang yang bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut. Cemas atau anxietas merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang spesifik yang dapat menimbulkan perasan tidak nyaman dan merasa terancam (Stuart dan Sundden, 1998). Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Suliswati, 2006). Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual. Kecemasan juga dapat diartikan sebagai respon emosi tanpa obyek yang spesifik yang secara subyektif dialami oleh dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah suatu kebingungan atau kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2006). 2. Respon individu terhadap kecemasan Menurut Stuart dan Sundden (1998) kecemasan dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologi, perilaku, kognitif dan 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

  • Upload
    dinhnhu

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Pengertian

Kecemasan adalah reaksi terhadap bahaya yang memperingatkan

orang “dari dalam“ secara naluri, bahwa ada bahaya dan orang yang

bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut. Cemas

atau anxietas merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab

yang spesifik yang dapat menimbulkan perasan tidak nyaman dan merasa

terancam (Stuart dan Sundden, 1998). Kecemasan adalah suatu sinyal yang

menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan

memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman

(Suliswati, 2006). Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang

sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual.

Kecemasan juga dapat diartikan sebagai respon emosi tanpa obyek yang

spesifik yang secara subyektif dialami oleh dan dikomunikasikan secara

interpersonal. Kecemasan adalah suatu kebingungan atau kekhawatiran

pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan

dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati,

2006).

2. Respon individu terhadap kecemasan

Menurut Stuart dan Sundden (1998) kecemasan dapat

diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologi, perilaku, kognitif dan

7

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

8

afektif secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme

koping dalam upaya mempertahankan diri dari kecemasan.

a. Respon fisiologis terhadap kecemasan

1) Pada sistem kardiovaskuler terjadi : palpitasi, jantung berdebar,

tekanan darah meningkat, rasa mau pingsan, denyut nadi dan

tekanan darah turun

2) Pada sistem saluran pernafasan terjadi : nafas cepat, pernafasan

dangkal, rasa tertekan pada dada, pembengkakan pada

tenggorokan, rasa tercekik dan terenggah-enggah.

3) Pada sistem neuromeskuler terjadi : insomnia, ketakutan, gelisah,

wajah tegang dan kelemahan secara umum

4) Pada sistem gastrointestinal terjadi : kehilangan nafsu makan,

menolak maka, nausea dan diare perasaan panas atau dingin pada

kulit dan muka pucat.

b. Respon pada perilaku

1) Perubahan pada perilaku karena kecemasan dapat terjadi : glisah,

ketegangan fisik, tremor, gugup, menarik diri dan menghindar.

2) Respon pada kognitif : dapat terjadi tidak sabar, tegang, nervous,

takut yang berlebihan, gugup yang luas biasanya dan sangat

gelisah.

c. Rentang respon kecemasan

Menurut Stuart dan Sundden (1998) rentang respon kecemasan

dapat digambarkan dalam rentang respon adaptif sampai maladaptif.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

9

Reaksi terhadap kecemasan dapat bersifat kontruktif dan destruktif.

Dimana yang bersifat kontruktif seperti motivasi individu untuk

belajar, mengejar perubahan terutama perubahan terhadap perasaan

tidak nyaman serta berfokus pada proses perubahan sedangkan reaksi

kecemasan yang bersifat destruktif seperti menimbulkan tingkah laku

maladaptif, disfungsi yang menyangkut kecemasan berat dan panik.

RENTANG RESPONS ANSIETAS

Respons MaladaptifRespons adaptif

Panik Berat Sedang Ringan Antisipasi

Gambar. 2.1. Rentang respons ansietas (Stuart dan Sundden, 1998)

3. Faktor Predisposisi

Beberapa teori menurut Stuart dan Sundden (1998) mengemukakan

bahwa faktor predisposisi (pendukung) terjadinya kecemasan antara lain :

a. Teori Psikoanalitik

Kecemasan merupakan konflik emosional yang terjadi antara dua

elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Id melambangkan dorongan

insting dan impuls primitif, super ego mencerminkan hati nurani

seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang.

Sedangkan ego atau aku digambarkan sebagai mediator antara tuntutan

dari id dan super ego. Kecemasan berfungsi untuk memperingatkan ego

tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

10

b. Teori Interpersonal

Kecemasan dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga

dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan seperti

kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang m,enjadi tidak

berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat

mudah untuk mengalami kecemasan yang sangat berat.

c. Teori Perilaku

Kecemasan merupakan hasil frustasi segala sesuatu yang menganggu

kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Kecemasan merupakan sesuatu dorongan yang dipelajari berdasarkan

keinginan untuk menghindar rasa sakit. Pada individu yang pada awal

kehidupan dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan

menunjukkan kemungkinan kecemasan yang berat pada kehidupan

masa dewasanya. Sementara para ahli konflik mengatakan bahwa

kecemasan sebagai benturan-benturan keinginan yang bertentangan

yang berhubungan timbal balik antara konflik dan daya kecemasan

yang kemudian menimbulkan kecemasan.

d. Teori Keluarga

Menyatakan bahwa gangguan kecemasan dapat terjadi dan timbul

seacra nyata dalam keluarga dan biasanya tumpang tindih antara

gangguan cemas dan gangguan depresi.

e. Teori Biologi

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

11

Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor spesifik untuk

bernodiasepin. Reseptor ini mungkin mempengaruhi kecemasan.

4. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi pada gangguan ansietas berasal dari sumber

eksternal dan internal yaitu :

a. Mengancam terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan

fisiologis atau menurunnya kemampuan untuk melaksanakan kehidupan

sehari-hati.

b. Mengancam sistim dua pribadi yang dapat membahayakan identitas

harga diri dan integrasi fungsi sosial.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Stuart dan Sudden (1998) menyatakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu sebagai berikut :

a. Jenis kelamin

Stres sering dialami oleh wanita lebih tinggi dibandingkan

dengan laki-laki. Menurut Kaplan and Sadock (1997) menyatakan

bahwa kurang lebih 5% dari populasi, kecemasan pada wanita dua kali

lebih banyak daripada pria, lebih tinggi kecemasan yang dialami oleh

wanita kemungkinan disebabkan wanita lebih mempunyai kepribadian

lebih labil, uga adanya pera hormon yang mempengaruhi kondisi

emosi sehingga mudah meledak, mudah cemas dan curiga.

b. Umur

Seseorang yang berumur lebih muda ternyata lebih mudah

mengalami gangguan akbibat stres dari pada seseorang ynag lebih tua.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

12

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang tendah pada seseorang akan

mengakibatkan seseorang mengalami stress. Status pendidikan yang

kurang pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih mudah

mengalami stres dibanding dengan mereka yang status pendidikan

yang lebih tinggi atau baik

d. Lingkungan / Sanitasi

Seseorang yang berada dilingkungan asing ternyata lebih mudah

mengalami stress.

e. Sosial Budaya

Seseorang yang mempunyai falsafah hidup yang jelas dan

keyakinan agama yang kuat umumnya lebih sukar mengalami stress.

f. Keadaan Fisik

Seseorang yang mengalami gangguan fisik seperti cedera,

penyakit badan, operasi, aborsi lebih mudah mengalami kelelahan

fisik sehingga lebih mudah mengalami stress. Pada ibu hamil terjadi

perubahan fisik, penampilan terasa kurang menarik, mual muntah

karena perubahan hormon menyebabkan munculnya emosi yang

memicu munculnya kecemasan.

g. Tipe Kepribadian

Orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami gangguan

akibat stress dari pada orang yang berkepribadian B.

h. Potensi Stressor

Stersor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa

yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga

orang itu melakukan adaptasi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

13

i. Maturasi (Kematangan)

Individu yang memiliki kematangan kperibadian sehingga lebih

sukar mengalami gangguan terhadap stres, karena individu yang

matang mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap stresor

yang timbul, sebaliknya individu yang berkepribadian tidak matang

yaitu yang tergantung pada peka terhadap rangsangan sehingga sangat

mudah mengalami gangguann akibat stres

j. Teori Biologi

Peneliti biologis pada penghambat asam sistem neurotransmiter

gamma aminobutyricacid (GABA), serotanim dan neropinetrin

memainkan peran utama dalam mekanisme biologis yang

berhubungan dengan kecemasan. Reseptor ini mungkin membantu

mengatur kecemasan. Gangguan kecemasan juga bersifat diturunkan

kurang lebih 25% generasi pertamanya juga kan terkena. Sebanyak

50% anak kembar satu sel telur dan 155 pada dua telur dari yang

mengalami gangguan kecemasan.

k. Teori Psikologis

Dua faktor pikitan utama tentang faktor psikologis yang

menyebabkan perkembangan gangguan kecemasan umum adalah

bidang psikoanalitik dan bidang kognitif perilaku. Teori psikoanalitik

kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antra dua elemn

kepribadian id dan super ego. Id mewakili dorongan insting sedangkan

teori kognitif perilaku yaitu pandangan perilaku kecemasan yang

merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengggangu

kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

14

perilaku beranggapan bahwa kecemasan sebagai suatu dorongan untuk

belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari

kepedihan. Kognitif perilaku yaitu menghipotensikan bahwa pasien

dengan gangguan kecemasan umum adalah berespon secara tidak tepat

dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapi. Ketidakakuratan

tersebut disebabkan oleh perhatian selektif terhadap perincian negatif

di dalam lingkungan oleh distorsi pemprosesan informasi untuk

mengatasinya.

6. Tingkatan kecemasan

Menurut Stuart dan Sundden (1998) tingkat kecemasan yaitu

sebagai berikut :

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada

serta meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi

belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. Kecemasan

ini normal dalam kehidupan karena meningkatkan motivasi dalam

membuat individu siap bertindak. Stimulus dari luar siap di

internalisasi dan pada tingkat individu mampu memecahkan masalah

secara efektif misalnya seseorang yang menghadapi ujian akhir,

individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,

pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan.

b. Kecemasan sedang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

15

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk

memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain,

sehingga seseorang yang mengalami perhatian yang selektif namun

dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Cemas sedang ditandai

dengan lapang persepsi mulai menyempit. Pada kondisi ini individu

masih bisa belajar dari arahan orang lain. Stimulus dari luar tidak

mampu diinternalisasi dengan baik, tetapi individu sangat

memperhatikan hal-hal yang menjadi pusat perhatian.

c. Kecemasan berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi orang yang

cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik

serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan

untuk mengurangi ketegangan. Seseorang memerlukan banyak

pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Lapang

persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang

kecil (spesifik) dan tidak berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku

dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah

atau arahan untuk berfokus pada area lain, misalnya individu yang

mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai karena

bencana alam, individu dalam penyanderaan.

d. Panik

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

16

Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan

terperangah, ketakutan, dan teror. Karena mengalami kehilangan

kendali, orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu

walaupun dengan pengarahan. Panik menyebabkan peningkatan

aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan

dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan

pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan

kehidupan dan jika berlangsung dalam waktu yang lama dapat terjadi

kelelahan yang sangat bahkan kematian. Individu kehilangan kendali

diri dan detail perhatian hilang karena hilangnya kontrol, maka tidak

mampu melakukan apapun meski dengan perintah, terjadi peningkatan

aktivitas motorik, berkurangnya keemampuan berhubungan dengan

orang alin, penyimpanan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak

mampu berfungsi secara efektif.

7. Kecemasan pada ibu hamil

Kehamilan adalah krisis maturasi yang dapat menyebabkan

keteganggan pada wanita yang berlanjut pada pencapaian tingkatan baru

dan bertanggung jawab perubahan sehingga persiapan dinamika keluarga

antara intra psikis dan proses biologis yang menyebabkan ia harus

mengkaji ulang ” self image”. Kepercayaan, nilai-nilai, prioritas, pola

perilaku, hubungan dengan orang lain dan ketrampilan dalam memecahkan

masalah dalam kehamilannya (Bobak, 2000). Kecemasan dapat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

17

meningkatkan resiko dalam proses persalinan yaitu mengenai keadaan

jalan lahir dan bayi yang akan dilahirkan. Hal ini tidak bisa dikemukakan

secara berlebihan karena akan merugikan ibu hamil itu sendiri. Banyak

wanita takut akan nyeri persalinan atau kerusakan sebab mereka tidak

megetahui tentang anatomi dan prosesnya (Bobak, 2000).

Semua wanita hamil mempunyai pengalaman ataupun suatu

peristiwa tentang kecemasan antara lain cemas terhadap perubahan fisik,

kesukaran persalinan dan kesehatan janin yang dikandungnya. Kadang-

kadang kecemasan itu menjadi berlebihan dan merugikan sehingga timbul

gangguan cemas seperti fobia, perilaku menghindar, serta kecemasan yang

berulang- ulang. Gangguan kecemasan secara menyeluruh pada kehamilan

antara lain komplikasi kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal yang

ditandai dengan ketegangan motorik dan hiperaktifitas motorik dan

otonom misalnya gemetar, gugup, gelisah dan cepat lelah. Gejala

hiperaktifitas otonom misalnya : nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan

tangan dingin, pusing,mual, dan gangguan menelan, kewaspadaan yang

berlebihan, perasaan yang terancam, iritable, insomnia (Misri, 2002).

Kehamilan pada trimester 1 ditandai dengan reaksi tubuh berupa

mual diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet,

pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi

terjadi secara berfluktuasi, periode ini termasuk resiko terjadi gangguan

psikologis misalnya reaksi terhadap kehamilannya, pengalamn kehamilan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

18

sebelumnya yang tidak menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak

jelas, kurangnya dukungan keluarga dan perubahan gaya hidup dan

biasanya timbul pada kehamilan pada minggu I dan minggu II (Bobak,

2000).

Pada trimester II dilanjutkan dengan perubahan emosional dan

sedikit dan berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang

dikandungnya. Pada trimester III reaksi emosi meningkat kembali pada

saat yang sama terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut.

Perhatian juga berupa pada finansial, persiapan ruang bayi, perlengkapan

bayi hingga pada pengasuh serta kapasitas sebagai orangtua. Dengan

demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas dapat

sebagai pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat

gangguan emosional yang ringan ke tingkat gangguan yang serius.

Perubahan fisiologis dan psikologis muncul selama kehamilan berupa

insiden gangguan emosional yang serius yang sebenarnya rendah tetapi

ada beberapa wanita memerlukan penangganan yang adekuat (Bobak,

2000).

8. Mekanisme kecemasan

Ketika mengalami kecemasan, individu mengunakan berbagai

mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya, ketidakmapuan

mengatasi kecemasan secara kontrukstif merupakan penyebab utama

terjadinya perilaku patologis. Pola yang biasa digunakan individu untuk

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

19

mengatasi kecemasan ringan cenderung tetap dominan, ketika kecemasan

menjadi lebih intens. Kecemasan ringan sering ditanggulangi tanpa

pemikiran yang sadar. Kecemasan sedang dan berat menimbulkan dua

jenis mmekanisme koping (Stuart dan Sundden, 1998). Kecemasan yang

pada ibu hamil dipengaruhi oleh adanya perubahan psikologis maupun

fisik. Pada tubuh ibu hamil akan mengalami perubahan fisik, yakni

terjadinya penguluran otot dinding perut, yang disertai sakit pinggang,

pembengkakan pada tungkai bawah, dan gangguan pernafasan, terkadang

disertai ketegangan jiwa dan perasaan takut serta cemas saat menghadapi

persalinan. Untuk itu selama masa kehamilan berlangsung dianjurkan ibu

hamil untuk banyak latihan fisik untuk memperlancar kelahirannya.

Latihan mental dengan cara sikap relaksasi yang dapat dilakukan pada

posisi tiduran, duduk bersandar, latihan relaksasi untuk persiapan mental

dalam menghadapi proses persalinan dengan tujuan untuk menambah

pengetahuan dan rasa percaya diri serta mengurangi rasa takut dan cemas.

Selain persiapan diri juga dibutuhkan dukungan keluarga misal dukungan

suami selama kehamilan, jika perhatian suami kurang dalam hal perhatian

dan pemenuhan kebutuhan selama kehamilan dapat mempengaruhi

timbulnya stres yang berdampak pada kecemasan (Stuart dan Sundden,

1998).

B. Dukungan Keluarga

1. Pengertian

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

20

Dukungan keluarga termasuk dalam program kesehatan

masyarakat yang berperan dalam mendukung peningkatan derajat

kesehatan seseorang, dimana dukungan keluarga dalam bentuk perhatian,

waktu, empati sangat berpengaruh dalam menentukan status kesehatan

seseorang yang sedang mengalami masalah kesehatan. Upaya dukungan

keluarga muncul dalam beragam dukungan misalnya dari suami, orang tua,

teman, anak ataupun lingkungan tempat tinggal. Dukungan keluarga

merupakan suatu strategi intervensi preventif yang paling baik dalam

membantu anggota keluarga mengakses dukungan sosial yang belum

digali untuk suatu strategi bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan

dukungan keluarga yang adekuat. Dukungan keluarga mengacu pada

dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang

dapat diakses misalnya dukungan bisa atau tidak digunakan, tapi anggota

keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998).

Dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sebagai

koping keluarga, baik dukungan keluarga yang eksternal maupun internal.

Dukungan dari keluarga bertujuan untuk membagi beban juga memberi

dukungan informasional dengan membuat penguatan terhadap pola-pola

positif dalam upaya mencari penolong. Merupakan suatu strategi

intervensi preventif yang paling baik dalam membantu anggota keluarga

mengakses dukungan sosial yang belum digali tapi anggota keluarga

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

21

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998).

Bagi keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem

pendukung bagi anggota-anggotanya. Keluarga merupakan pelaku aktif

dalam berkomunitas hubungan personal untuk mencapai suatu keadaan

yang lebih baik. Berbagai bentuk kehidupan keluarga sekarang

menunjukkan berbagai kemampuan untuk menyediakan dukungan yang

diperlukan selama masa-masa dimana permintaannya besar. Keadaan

hamil biasanya menuntut pengorbanan ekonomi, sosial, psikologis yang

lebih besar dari keluarga terutama dukungan suami (Friedman, 1998).

2. Bentuk Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga terdiri dari empat dimensi dukungan menurut

Friedman (1998) antara lain :

a. Dukungan Emosional

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi

yang meliputi ungkapan empati, kepedulian, perhatian terhadap

anggota keluarga yang sakit misalnya umpan balik, penegasan.

b. Dukungan Penghargaan (Penilaian)

Keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan dan sebagai sumber dan

validator identitas anggota. Terjadi lewat ungkapan hormat

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

22

(penghargaan) positif untuk ibu hamil, dorongan maju, persetujuan

dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif bagi

ibu hamil dengan yang lain seperti misalnya orang-orang yang kurang

mampu atau lebih buruk keadaannya.

c. Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan

konkrit yang mencakup bantuan seperti dalam bentuk uang, peralatan,

waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan

waktu mengalami stres.

d. Dukungan Informatif

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan penyebar

informasi tentang dunia yang mencakup memberi nasehat, petunjuk-

petunjuk, sarana-sarana atau umpan balik. Bentuk dukungan yang

diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat, pemberian nasehat

atau mengawasi tentang pola makan sehari-hari dan pengobatan.

Dukungan keluarga merupakan perasaan individu yang mendapat

perhatian, disenangi, dihargai (Utami, 2003).

3. Batasan Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga mengacu pada dukungan–dukungan yang

dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau

diadakan untuk keluarga yang berarti bahwa tiap keluarga memandang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

23

bahwa orang yang mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan

bantuan jika diperlukan.

Dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antar keluarga

dengan lingkungan sosialnya, ketiga dimensi interaksi dukungan keluarga

tersebut bersifat reproksitas (timbal balik atau sifat dan frekuensi

hubungan timbal balik), umpan balik (kualitas dan kualitas komunikasi)

dan keterlibatan emosional (kedalaman intimasi dan kepercayaan) dalam

hubungan sosial. Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi

sebagai sistem pendukung bagi anggota-anggotanya, keluarga merupakan

pelaku aktif dalam memodifikasi dan mengadaptasi komunitas hubungan

personal untuk mencapai keadaan berubah. Berbagai bentuk kehidupan

keluarga sekarang menunjukkan berbagai kemampuan untuk menyediakan

dukungan yang diperlukan selama masa dimana permintaannya besar.

Penyakit kronis biasanya menuntut pengorbanan ekonomi, sosial,

psikologis yang lebih besar dari keluarga (Friedman, 1998).

4. Keluarga

Keluarga dapat mencerminkan suatu peranan vital dalam upaya

peningkatan kesehatan dan pengurangan resiko. Status sehat ataupun sakit

anggota keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit

dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga. Keluarga mengandung

arti bahwa sejauhmana keluarga membantu anggota keluarga mencapai

tuntutan bagi perawatan diri. Keluarga juga bersifat instrumental dalam

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

24

memutuskan dimana penangganan harus diberikan (Friedman, 1998). Jadi

sebuah keluarga memilki peran yang sangat penting dalam menentukan

perilaku kesehatan dari anggota keluarganya yang sakit. keluarga sebagai

pendukung dalam meningkatkan tingkat kesehatan seluruh anggota

keluarga (Friedman, 1998).

C. Ibu Hamil

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok didalam masyarakat yang

paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rawan kekurangan gizi,

sehingga pada masa kehamilan ibu hamil, memerlukan unsur-unsur gizi lebih

banyak dibandingkan dengan keadaan biasanya (Hall, 2000). Selama

kehamilan, ibu hamil akan mengalami proses fisiologis yaitu keadaan

kesehatan fisik dan mental sebelum dan selama hamil berpengaruh terhadap

keadaan janin dan waktu persalinan.

1. Diagnosa Kehamilan

Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira-kira

280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Dimana

kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), bila

kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur, sedangkan

kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur.

Kehamilan yang ditinjau dari umur kehamilan dibagi dalam tiga bagian,

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

25

yaitu kehamilan trimester I yaitu 0-12 minggu, trimester II adalah 12-28

minggu dan trimester III mulai 28 - 40 minggu (Wiknjosastro, 1999).

Sedangkan diagnosa pembanding antara lain adanya pseudosiesis

yaitu adanya gejala-gejala seperti hamil karena adanya keinginan kuat

untuk hamil pada seorang wanita, sistoma ovari, mioma uteri, vesika

urinaria dengan retensi urin, menopause.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil

Menurut Hall (2000) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu hamil yaitu sebagai berikut :

a. Faktor fisiologis

Saat hamil kondisi fisik mengalami perubahan, dimana muncul

keluhan baik ringan maupun berat serta tidak memerlukan penanganan

lebih lanjut. Adapun keluhan-keluhan yang terjadi dan cara

mengatasinya adalah sebagai berikut :

1) Pusing

Keluhan ini merupakan keluhan awal dan umum terjadi.

Pengaruh hormon saat kehamilan yang menjadi penyebabnya.

Hormon progesteron memicu dinding pembuluh darah melebar.

Sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah dan

membuat calon ibu merasa pusing. dimana keluhan ini akan hilang

dengan sendirinya. Untuk mengatasinya dengan penanganan yang

tepat tentu harus dengan mengetahui lebih dulu penyebabnya. Bila

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

26

akibat pengaruh hormonal penanganannya cukup dengan tidur dan

menghindari stres. Sementara bila karena anemia dan hipertensi

mau tidak mau harus diatasi dulu faktor penyebabnya. Sedangkan

jika karena tekanan darah rendah, kurangi aktivitas dan hemat

pengeluaran energi. Hindari gerakan mendadak seperti dari posisi

duduk atau jongkok langsung ke posisi berdiri.

2) Mual dan muntah

Wanita hamil akan mengalami rasa mual dan terkadang

disertai pegal, pusing hingga meriang. Hal ini merupakan gejala

normal yang muncul pada trimester pertama kehamilan di usia 6-14

minggu dimana keluhan ini kerap dikenal dengan istilah Morning

sickness

3) Morning Sickness.

Morning sickness terjadi karena plasenta yang berkembang

dan menghasilkan sejenis hormon HCG. Hormon ini prosentasenya

meninggi sesuai dengan pertumbuhan plasenta. Diperkirakan

hormon inilah yang mengakibatkan muntah melalui rangsangan

terhadap otot dari poros lambung. Makin tinggi hormon ini makin

cepat merangsang muntah. Sebenarnya hormon HCG sangat

dibutuhkan pada awal kehamilan. Selain membentuk plasenta HCG

juga akan menjaga janin tumbuh dengan baik. Solusi tepat yang

harus dilakukan adalah selalu menyediakan snack atau makanan

ringan seperti, krackers, kue beras atau sebatang coklat di samping

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

27

tempat tidur anda. Makanlah bahan makanan tersebut ketika Anda

bangun atau setelah mual hilang. Makanan-makanan tersebut dapat

menghilangkan rasa mual. Selain itu jagalah pola makan dan

makanlah sesering mungkin walaupun dalam porsi kecil.

Tujuannya untuk menjaga agar perut tidak berada dalam keadaan

kosong dan tetap menjaga gula darah yang stabil. Perbanyaklah

mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, perbanyak minum,

mengkonsumsi vitamin B6, istirahat cukup, menjauhi makanan

pedas serta bersikap positif terhadap kehamilan dapat mengurangi

gejala mual-mual.

4) Buang air kecil

Inilah keluhan yang paling sering dialami. Adanya janin

membuat tekanan pada kandung kemih. Kadangkala penyebabnya

kecenderungan ibu hamil yang minum lebih banyak. Akibatnya

ginjal lebih banyak pula memproduksi air seni. Selain itu letak

kandung kemih yang bersebelahan dengan rahim membuat

kapasitasnya berkurang. Itulah salah satu sebab ibu hamil sering

buang air kecil. Penanganannya yang perlu diwaspadai, dimana

saat ini sering terjadi infeksi pada saluran atau kandung kemih

pada ibu hamil. Untuk mengatasinya jangan menunda keinginan

buang air kecil.

5) Pegal-pegal

Penyebabnya bisa karena ibu hamil kekurangan kalsium

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

28

atau karena ketegangan otot. Sepanjang kehamilan, boleh dibilang

ibu membawa beban berlebih. Otot-otot tubuh juga mengalami

pengenduran sehingga mudah merasa lelah. Hal inilah yang

membuat posisi ibu hamil dalam beraktivitas apa pun jadi terasa

serba salah. Penyebab lainnya yaitu ibu hamil kurang banyak

bergerak atau olahraga. Solusinya yang harus dilakukan yaitu

untuk senantiasa menyempatkan waktu berolahraga atau

setidaknya beraktivitas ringan. Ibu hamil pun sebaiknya menjaga

sikap tubuh serta diwajibkan mengonsumsi susu dan makanan yang

kaya kalsium.

6) Kaki bengkak (Edema)

Sekitar 75% wanita hamil pasti mengalami pembengkakan

pada kaki (edema), yang umumnya terjadi pada trimester akhir.

Penyebabnya bisa karena ibu terlalu banyak diam. Secara fisiologis

ibu hamil memang menanggung beban tambahan yang akan

semakin memperlambat aliran darah pada pembuluh darah vena.

Kaki bengkak selanjutnya bisa memicu tekanan darah tinggi atau

malah preeklamsi. Sebenarnya, kaki bengkak bukan disebabkan

karena banyaknya mengkonsumsi garam. Ibu hamil boleh-boleh

saja mengonsumsi makanan yang mengandung garam seperti

sebelum hamil. Penanganan yaitu dengan melakukan cukup

olahraga dan sebisa mungkin tidak bersikap statis atau berdiam diri

dalam posisi yang sama berlama-lama. Saat Anda duduk sebisa

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

29

mungkin selalu luruskan kaki. Sempatkan untuk beristirahat

sejenak di sela-sela aktivitas dan tidur dengan posisi berbaring

pada sisi kiri tubuh.

7) Sakit punggung

Selama kehamilan sambungan antara tulang pinggul mulai

melunak dan lepas. Ini persiapan untuk mempermudah bayi lahir.

Rahim bertambah berat akibatnya pusat gravitasi tubuh berubah.

Secara bertahap ibu hamil mulai menyesuaikan postur dengan cara

berjalan. Hal ini menyebabkan sakit punggung dan pegal. Untuk

mengatasinya yaitu dengan memperbaiki cara berdiri, duduk, dan

bergerak. Jika harus duduk atau berdiri lebih lama jangan lupa

istirahat setiap 30 menit tanpa harus dengan obat

8) Gatal-gatal

Keluhan ini pun lazimnya disebabkan pengaruh faktor

hormonal. Penanganan dengan cukup menggunakan obat luar.

Sedapat mungkin hindari obat-obatan oral atau yang diminum.

Obat-obatan jenis ini umumnya tidak baik bagi tumbuh kembang

janin.

9) Nyeri ulu hati

Jika mengalami keluhan ini jangan panik. Hal ini

disebabkan adanya sejumlah kecil isi lambung yang lewat di

pangkal saluran kerongkongan (penghubung mulut dengan

lambung). Solusinya adalah tidak perlu ke dokter untuk

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

30

mengatasinya. Malah pencegahannya tergolong mudah. Selama

kehamilan jangan membungkuk atau berbaring datar. Kalaupun

ingin berbaring cobalah gunakan bantal yang tinggi. Sediakan pula

segelas susu di samping tempat tidur dan minumlah sedikit-dikit

setiap kali terasa nyeri.

10) Sembelit

Hormon progesteron saat hamil menyebabkan relaksasi

usus. Akibatnya daya dorong usus terhadap sisa makanan

berkurang. Sisa makanan yang menumpuk mengakibatkan

sembelit. Sebab lainnya bisa juga kandungan zat besi pada tablet

khusus ibu hamil. Selain itu, kebiasaan menahan buang air besar

seringkali menjadi penyebab. Penanganan dengan perbanyaklah

mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan berserat, lebih teraturlah

ke belakang dan minum air putih minimal delapan liter setiap hari.

b. Faktor Psikologis

1) Stressor

Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi

kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan

perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada

ibu tidak tertangani dengan baik (Suririnah, 2005).

2) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga merupakan andil yang besar dalam

menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

31

mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan

dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa

lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani

kehamilan, persalinan dan masa nifas. Dukungan keluarga terutama

suami sangat penting bagi ibu. Hal ini dapat membuat ibu lebih

percaya diri dan persalinan normal lebih dapat terwujudkan.

Diikuti dengan peningkatan masalah spiritual, maka diharapkan

dapat membuat ibu lebih tenang dan nyaman saat menjalani

kehamilannya (Achmad Fauzi, 2007).

c. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi

Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat

istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat

adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil

sebaiknya tidak merokok bahkan kalau perlu selalu menghindari asap

rokok, kapan dan dimana pun ia berada ( Achmad Fauzi, 2007).

Perilaku makan juga harus diperhatikan terutama yang

berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang

adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap

dikonsumsi dan sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal

hygiene dimana ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya,

mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan

bra yang menunjang payudara dan pakaian yang menyerap keringat.

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

32

yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat

memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di

tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik.

Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal membuat

tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat.

D. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada IbuHamil

Secara spesifik keberadaan dukungan keluarga yang adekuat terbukti

berhubungan dengan status kesehatan yaitu terjadinya perubahan perilaku

sehingga menurunnya mortalitas dan lebih mudah sembuh dari sakit

(Friedman, 1998). Dengan adanya dukungan keluarga maka status kesehatan

penderita lebih meningkat. Hasil penelitian sebelumnya mengenai

keterlibatan keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil di RSU

Banyumas diperoleh hasil bahwa ada hubungan bermakna antara keterlibatan

keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil. Hal ini dapat ditelaah

bahwa selain karakteristik ibu hamil, adanya keterlibatan keluarga juga

dinilai penting pengaruhnya terhadap upaya penurunan tingkat kecemasan

selama kehamilan (Darwati, 2005).

Strategi untuk meningkatkan kekuatan dan ketenangan untuk mencegah

adanya kecemasan pada saat hamil, salah satunya dengan adanya keterlibatan

keluarga, lingkungan sosial. Perawatan kesehatan penting untuk

mendapatkan informasi mengenai praktek kesehatan keluarga untuk

membantu keluarga dalam memelihara, meningkatkan kesehatan, dapat

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

33

memenuhi fungsi perawatan kesehatan dengan baik dengan menggunakan

pelayanan perawatan kesehatan profesional, tingkat pengetahuan dalam

bidang kesehatan dan sikap terhadap kesehatan yang baik (Friedman, 1998).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

34

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1. Sumber Friedman (1998), Stuart & Sandden (1998)

Tingkat Kecemasan pada ibu hamil :- Cemas Ringan- Cemas Sedang- Cemas Berat- Panik

Faktor PenyebabKecemasan1. Faktor Predisposisi

a. Psikoanalitikb. Interpersonalc. Perilakud. Keluargae. Biologi

2. Faktor Presiitasia. Internalb. Eksternal

Dukungan Keluarga1. Dukungan emosional2. Dukungan penghargaan

atau penilaian3. Dukungan instrumental4. Dukungan informatif

Faktor Yang MempengaruhiKecemasan1. Jenis Kelamin2. Umur3. Tingkat Pendidikan4. Lingkungan / Sanitasi5. Sosial Budaya6. Keadaan Fisik7. Tipe Kepribadian8. Potensi Stressor9. Maturasi10. Teori Biologi11. Teori Psikologis

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sitikusnaw... · bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut

35

F. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka konsep penelitian yang akan diteliti (Stuart &

Sandeen, 1998)

G. Variabel Penelitian

a. Variebel independent : Dukungan keluarga

b. Variebel Dependent : Tingkat kecemasan pada ibu hamil

H. Hipotesis

Ha: Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada

ibu hamil di Desa Prapaglor Kecamatan Losari Kabupaten Brebes

Tingkat Kecemasan ibu hamil :

- Cemas Ringan

- Cemas Sedang

- Cemas Berat

- Panik

Dukungan Keluarga