42
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Status Gizi. 1. Pengertian Status Gizi. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Keadaan gizi seseorang dapat dikatakan baik bila terdapat keseimbangan antara perkembangan fisik dan perkembangan mental intelektual. Status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsumsi makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi zat gizi dalam makanan, program pemberian makanan dalam keluarga, kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan, daya beli keluarga, lingkungan fisik dan soal (Supariasa, dkk, 2002). 2. Penilaian Status Gizi. a. Penilaian status gizi secara langsung 1). Penilaian secara antropomerti. Merupakan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur antara lain : Berat Badan, tinggi badan, lingkar lengan dan tebal lemak di bawah kulit. Antropometri telah lama di kenal sebagai indikator sederhana untuk penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat. Antropometri sangat umum 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Status Gizi.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/2/jtptunimus-gdl-s1-2006...mengevaluasi tanda-tanda klinis atau perubahan fisik yang ditimbulkan akibat

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Status Gizi.

1. Pengertian Status Gizi.

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi. Keadaan gizi seseorang dapat dikatakan baik

bila terdapat keseimbangan antara perkembangan fisik dan perkembangan

mental intelektual.

Status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsumsi makanan dan

kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi zat gizi dalam makanan,

program pemberian makanan dalam keluarga, kebiasaan makan,

pemeliharaan kesehatan, daya beli keluarga, lingkungan fisik dan soal

(Supariasa, dkk, 2002).

2. Penilaian Status Gizi.

a. Penilaian status gizi secara langsung

1). Penilaian secara antropomerti.

Merupakan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari

berbagai tingkat umur antara lain : Berat Badan, tinggi badan,

lingkar lengan dan tebal lemak di bawah kulit. Antropometri telah

lama di kenal sebagai indikator sederhana untuk penilaian status gizi

perorangan maupun masyarakat. Antropometri sangat umum

1

digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak

seimbangan antara asupan energi dan protein (Supariasa, dkk, 2002).

Kelemahan dan kelebihan masing-masing indeks seperti diuraikan

berikut ini :

a). Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan

gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitive terhadap

perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena

serangan penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau

menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi dan lebih

menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current

utritional status) (Supariasa, dkk, 2002).

i). Kelebihan

Kelebihan dalam penilaian ini adalah : Lebih mudah

dan lebih dimengerti oleh masyarakat, baik untuk

mengukur status gizi akut maupun kronis, baerat badan

dapat berfluktuasi, sangat sensitif terhadap perubahan-

perubahan kecil dan dapat mendeteksi kegemukan.

ii). Kelemahan

Kelebihan dalam penilaian ini adalah: Dapat

mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila

terdapat asites odema, data umur sulit ditaksir secara tepat

2

karena pencatatan umur yang belum baik, memerlukan data

umur yang akurat terutama untuk anak-anak dibawah 5

tahun,sering terjadi kesalahan dalam pengukuran karena

pengaryh pakaian atau gerakan pada saat penimbangan.

b). Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan

skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring

dengan pertambahan umur. Tinggi badan kurang sensitive

terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek.

Indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu dan lebih erat

kaitannya dengan status sosial ekonomi (Supariasa, dkk, 2002).

i). Kelebihan.

Kelebihan dalam penilaian ini adalah : Baik untuk

menilai status gizi masa lampau, ukuran panjang dapat

dibuat sendiri, murah dan mudah didapat.

ii). Kelemahan.

Kelemahan dalam penilaian ini adalah : Tinggi badan

tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun, pegukuran

relative sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak

sehingga diperlukan dua orang untuk melakukan

pengukuran.

c). Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB).

Barat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi

badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan

3

akan mengarah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan

kecepatan tertentu (Supariasa, dkk, 2002).

i). Kelebihan.

Kelebihan dalam penilaian ini adalah : Tidak

memerlukan data umum, dapat membedakan proporsi

badan (gemuk, normal, kurus).

ii). Kelemahan

Kelemahan dalam penilaian ini adalah : Tidak dapat

memberikan gambaran apakah anak tersebut pendek, cukup

tinggi badan atau kelebihan tinggi badan karena faktor

umur tidak dipertimbangkan, kesulitan dalam melakukan

pengukuran panjang atau tinggi badan pada kelompok

balita, membutuhkan dua macam alat ukur, pengukuran

lebih lama, membutuhkan dua orang untuk melakukannya,

sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil

pengukuran, terutama bila dilakukan oleh kelompok non

profesional.

2). Penilaian secara klinis.

Penilaian secara klinis yaitu penilaian yang mengamati dan

mengevaluasi tanda-tanda klinis atau perubahan fisik yang

ditimbulkan akibat gangguan kesehatan dan penyakit kurang gizi.

perubahan tersebut dapat dilihat pada kulit atau jaringan epitel, yaitu

jaringan yang membungkus permukaan kulit tubuh seperti rambut,

mata, mulut, lidah, gigi dan lainnya serta kelenjar tiroid (Supariasa,

dkk, 2002).

4

Pemeriksaan klinis terbagi dua yaitu :

a). Medical history (riwayat medis), yaitu catatan mengenai

perkembangan penyakit.

b). Pemeriksaan fisik, yaitu melihat dan mengamati gejala gangguan

gizi baik sign (gejala yang dapat diamati) dan symptom (gejala

yang tidak dapat diamati tetapi dirasakan oleh penderita

gangguan gizi.

3). Penilaian Secara Biokimia

Pemeriksaan biokimia dalam penilaian status gizi memberikan

hasil yang lebih tepat dan objektif dari pada penilaian konsumsi

pangan dan pemeriksaan lain. Pemeriksaan biokimia dapat

mendeteksi biokimia dapat mendeteksi defisiensi zat gizi lebih dini

(Supariasa, dkk, 2002).

Pemeriksaan biokimia yang sering digunakan adalah tehnik

pengukuran kandungan sebagai zat gizi dan subtansi kimia lain

dalam darah dan urin (Supariasa, dkk, 2002).

Kelemahan pemeriksan biokimia :

a). Pemeriksaan hanya bisa dilakukan setelah timbulnya gangguan

metabolisme

b). Membutuhkan biaya yang cukup mahal

c). Memerlukan tenaga yang ahli.

d). Kurang praktis dilakukan dilapangan.

5

e). Membutuhkan peralatan dan bahan yang lebih banyak

dibandingkan dengan pemeriksaan lain.

f). Belum ada keseragaman dalam memilih referensi (nilai

normal).

4). Penilaian Secara Biofisik.

Penentuan status gizi secara biofisik adalah melihat

kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur. Tes kemampuan

fungsi jaringan meliputi kemampuan kerja dan energi serta adaptasi

sikap. Tes perubahan struktur dapat dilihat secara klinis seperti

pengerasan kuku, pertumbuhan rambut tidak normal dan penurunan

elastisitas kartilago, sedangkan yang tidak dapat dilihat secara kinis

biasanya dilakukan dengan pemeriksaan radiologi (Supariasa, dkk,

2002).

Penilaian status gizi secara biofisik sangat mahal, memerlukan

tenaga yang profesional dan dapat diterapkan dalam keadaan tertentu

saja. Penilaian biofisik dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu uji

radiologi, tes fungsi fisik dan sitologi (Supariasa, dkk, 2002).

b. Penilaian Secara Tidak Langsung.

1). Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisa data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian

berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab

6

tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. (Supariasa,

dkk, 2002).

2). Faktor Ekologi.

Menurut Bengoa (dikutip oleh Jelliffe, 1966), malnutrisi

merupakan masalah ekologi sebagai hasil yang saling mempengaruhi

(Multiple Overlapping) dan interaksi beberapa faktor fisik, biologi dan

lingkungan budaya (Supariasa, dkk, 2002).

Jumlah makanan yang tersedia tergantung pada keadaan

lingkungan iklim, tanah, irigasi, penyimpanan, transportasi, dan

tingkat ekonomi dari penduduk. Disamping itu budaya juga

berpengaruh seperti kebiasaan makan, prioritas makanan dalam

keluarga, distribusi dan pantangan makanan bagi golongan rawan

(Supariasa, dkkd, 2002).

3). Survei Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi

secara tidak langsung dengan penilaian jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi dan membandingkan dengan baku kecukupan, agar

diketahui kecukupan gizi yang dapat dipenuhi (Supariasa, dkk, 2002).

Metode yang digunakan untuk menggali informasi konsumsi

pangan seseorang atau sekelompok orang secara kuantitatif (Supariasa,

dkk, 2002) adalah :

7

a). Metode Recall 24 jam.

Prinsip dari metode ini dilakukan dengan mencatat jenis

dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24

jam yang lalu. Agar responden dapat mengungkapkan jenis

bahan makanan dan perkiraan jumlah bahan makanan yang

dikonsumsinya selama 24 jam yang lalu, maka wawancara

sebaiknya dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan

menggunakan kuesioner terstruktur.

Dengan recall 24 jam data yang diperoleh akan lebih

bersifat kualitif. Oleh karena itu untuk mendapatkan data

kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan

secara teliti dengan menggunakan alat Ukuran Rumah Tangga

(URT) (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya

yang dipergunakan sehari-hari. Dari (URT) jumlah pangan

dikonversikan kesatuan berat (gram) dengan menggunakn daftar

URT yang umum berlaku atau dibuat sendiri pada waktu survei.

Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1x24 jam),

maka data yang diperoleh kurang representative untuk

menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu

recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya

berturut-turut.

8

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali

recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran

konsumsi zat gizi harian individu.

Metode recall mempunyai kelemahan dalam hal ketepatan,

karena keterangan-keterangan yang diperoleh sangat tergantung

pada daya ingat responden.

b). Perkiraan makanan (Estimated Food Recalds).

Metode ini disebut juga food record atau diary recald, yang

digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada

metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang ia

makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam URT atau

menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu

(2- 4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan

pengolahan makanan tersebut.

c). Penimbangan Makanan (Food Weighing).

Pada metode penimbangan makanan, responden atau

petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang

dikonsumsi responden selama 1 hari.

Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa

hari tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang

tersedia.

9

Yang harus diperhatikan dalam metode ini adalah, bila

terdapat sisa makanan setelah makan, maka perlu juga ditimbang

sisa tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya yang

dikonsumsi. Kelebihan dari metode ini adalah data yang

diperoleh lebih akurat/teliti, sedangkan kelemahannya adalah

memerlukan waktu dan cukup mahal, disamping itu bila

penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama, maka

responden dapat merubah kebiasaan mereka.

d). Metode Pencatatan (Food Account).

Metode ini dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap

hari semua makanan yang dibeli, diterima dari orang lain

ataupun dari produksi sendiri. Jumlah makanan dicatat dalam

URT, termasuk harga eceran makanan tersebut. Cara ini tidak

memperhitungkan makanan cadangan yang ada dirumah tangga

dan juga tidak memperhatikan makanan dan minuman yang

dikonsumsi diluar rumah dan rusak, terbuang/tersisa atau

diberikan pada binatang peliharaan.

e). Metode Inventaris (Inventory Method).

Metode inventaris disebut juga log book method.

Prinsipnya dengan cara menghitung/mengukur semua persediaan

makanan dirumah tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal

sampai akhir survey. Semua makanan yang diterima, dibeli dari

10

produk sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari selama

periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu).

Semua makanan yang terbuang, tersisa dan busuk selama

penyimpanan dan diberikan kepada orang lain atau binatang

peliharaan juga dihitung. Pencatatan dapat dilakukan oleh

petugas atau responden yang sudah mampu atau sudah dilatih

dan tidak buta huruf.

f). Pencatatan Makanan Rumah Tangga (Household Food Recard).

Pengukuran dengan metode ini dilakukan sedikitnya dalam

periode satu minggu oleh responden. Dilaksanakan dengan

menimbang atau mengukur dengan URT dengan makanan yang

ada dirumah dan termasuk cara pengolahan.

3. Klasifikasi Status Gizi.

Klasifikasi status gizi menurut standar WHO-NCHS berdasarkan

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi adalah sebagai berikut ;

a.Gizi lebih > 2,0 SD (standar deviasi)

b. Gizi baik – 2.0 SD s/d +2 SD (standar deviasi)

c.Gizi kurang < - 2,0 SD s/d 3 SD (standar deviasi)

d. Gizi buruk < - 3,0 SD. (standar deviasi)

Sumber : Widya Karya National Pangan dan Gizi, 2000.

11

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi.

a. Faktor Langsung

1). Kecukupan Komsumsi Makanan.

Status gizi masyarakat ditentukan oleh kecukupan makanan dan

kemampuan tubuh yang mengandung zat gizi untuk kesehatan. Jika

kecukupan konsumsi makanan kurang akan mempermudah

timbulnya penyakit yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan

mengakibatkan status gizi menurun.

2). Keadaan Kesehatan.

Kurang gizi adalah faktor prakondisi yang memudahkan anak

mendapat kesehatan yang kurang baik atau akan mempermudah

timbulnhya penyakit infeksi. Dalam keadaan gizi yang baik, tubuh

mempunyai cukup kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap

penyakit infeksi.

b. Faktor Tidak Langsung.

1). Ketahanan Makanan Keluarga

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang

anak dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena

makanan pada bayi dibutuhkan juga untuk pertumbuhan dimana

dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga.

12

2). Asuhan Ibu Bagi Anak.

Dalam tumbuh kembang anak, tidak sedikit peranan ibu dalam

ekologi anak.

3). Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan.

Perawatan kesehatan yang teratur tidak saja pada anak sakit,

tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin

setiap bulan dapat mengetahui status gizi anak tersebut.

4). Pendidikan.

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang paling

penting dalam tumbuh kembang anak.

5). Keberadaan dan Kontrol Keluarga.

Keberadaan keluarga yang harmonis akan mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

6). Politik.

Kehidupan politik dalam masyarakat akan mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

7). Faktor Ekonomi.

Penghasilan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi

kedua yang berperan langsung terhadap status gizi (Soetjiningsih,

1995).

13

B. Konsep ASI Eksklusif dan Non Eksklusif

1. Air Susu Ibu (ASI).

a. Pengertian ASI

Air susu ibu merupakan makanan ideal pada bayi terutama pada bulan-

bulan pertama karena mengandung zat gizi untuk pertumbuhan (Muchtadi,

1994).

Menurut Riadi dan Arjatmo, 1992. ASI merupakan makanan yang

alami, yang ideal untuk bayi yang mengandung semua zat gizi yang

dibutuhkan untuk membangun dan menyediakan energi bagi pertumbuhan

dan perkembangan bayi.

b. Keuntungan menyusui bayi

Menyusui bayi mempunyai banyak keuntungan antara lain murah

harganya, tersedia pada suhu yang ideal, tidak perlu dipanaskan terlebih

dahulu, mudah dicerna dan diserap, segar, bersih dan bebas dari

pencernaan makanan, anti infeksi dan anti alergi, memperkuat ikatan batin

antara ibu dan bayi (Handayani, 1994).

c. Pemberian ASI ditinjau dari beberapa aspek.

1). Aspek Biologis

Makanan termasuk jenis mamalia dan secara alamiah seorang ibu

yang baru melahirkan akan menghasilkan ASI. ASI dapat keluar atau

melalui isapan bayi dan tergantung pada keadan emosi ibu. Kolostrum

14

merupakan salah satu kandungan ASI yang sangat penting yang keluar

hari pertama hingga hari ketiga.

2). Aspek Psikologis

Menyusui merupakan proses interaksi antar ibu dan bayi yang

sangat mempengaruhi, hubungan ini paling mudah tercipta selama 12

jam dan mulai terjalin beberapa menit setelah bayi dilahirkan, oleh

karena itu sangat dianjurkan agar bayi disusui sedini mungkin setelah

bayi dilahirkan.

3). Aspek Sosial Budaya

Dipedesaan terlihat bayi disusui ibunya setiap hari, bahkan gadis-

gadis, sebelum menikah dan melahirkan akan dapat mengamati dan

mempelajari cara-cara menyusui. Dukungan masyarakat sangat

membantu mensukseskan pemberian ASI sesudah melahirkan.

4). Aspek Ekonomis

Di Negara berkembang masalah sanitasi dan kebersihan belum

begitu baik, misalnya terjadi kematian yang tinggi ada hubungannya

dengan penggunaan susu botol, meninggalkan ASI beralih pada susu

botol, hal ini sangat merugikan dari segi ekonomi (Aritonang, 1996).

15

2. Asi Eksklusif.

a. Pengertian ASI Eksklusif.

Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa

tambahan cairan lain seperti : susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih

dan tanpa makanan tambahan padat seperti : pisang, pepaya, bubur, susu,

biskuit, bubur asi dan tim (Roesli, 2000).

ASI eksklusif merupakan cara menyusui bayi segera setelah lahir dan

hanya diberikan ASI saja sampai bayi umur 6 bulan tanpa diberikan

makanan lain.

b. Manfaat ASI Eksklusif.

ASI eksklusif yang telah direkomendasikan oleh WHO pada tahun

2002 agar ASI diberikan selama 6 bulan pertama menurut penelitian,

memberikan manfaat bagi bayi, ibu, keluarga dan Negara.

1). Manfaat bagi bayi.

a) Komposisi sesuai dengan kebutuhan.

Air susu setiap spesies mahluk hidup yang menyusui itu

berbeda sesuai dengan laku pertumbuhan dan kebiasaan menyusui

anaknya. Jadi ASI dirancang sedemikian rupa untuk bayi manusia.

b). Kalori ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai enam bulan.

Dengan manajemen laktasi yang baik, produksi ASI cukup

sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi normal sampai

usia enam bulan.

16

c). ASI mengandung zat pelindung.

Anti body (zat kekebalan tubuh) yang terkandung dalam ASI

akan memberikan perlindungan alami bagi bayi baru lahir. Anti

bodi dalam ASI ini belum bisa ditiru pada formula.

d). Perkembangan psikomotor lebih cepat.

Berdasarkan penelitian, bayi yang mendapat ASI bisa berjalan

dua bulan lebih cepat bila dibandingkan dengan bayi diberi susu

formula.

e). Menunjang perkembangan kognitif.

Daya ingat dan kemampuan bahasa bayi yang mendapat ASI

lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.

f). Menunjang perkembangan penglihatan.

Hal ini antara lain ASI mengandung asam lema omega 3.

g). Memperkuat ikatan ibu dan anak.

Rasa aman dalam diri bayi akan tumbuh saat ia berada dalam

dekapan ibunya. Ia menikmati sentuhan kulit yang lembut dan

mendengar bunyi jantung sang ibu seperti yang telah dikenalnya

selama dalam kandungan.

h). Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.

Melalui proses menyusui, anak akan belajar dan memberi kasih

sayang pada orang-orang sekitarnya.

17

i). Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri.

Terjalinnya komunikasi langsung antara ibu dan bayinya

selama proses menyusui akan menigkatkan kelekatan diantara

mereka. Rasa hangat dan percaya bahwa ada seseorang yang selalu

ada apa bila dibutuhkan lambat laun akan berkembang menjadi

percaya pada diri sendiri.

2). Manfaat Bagi Ibu.

a). Mencegah perdarahan.

Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat

kembalinya rahim ke bentuk semula, ini merupakan hormon

progesterone yang merangsang kontraksi otot-otot disaluran ASI

sehingga ASI terperah keluar juga akan merangsang kontraksi

rahim.

b). Mencegah anemia defisiensi zat besi.

Bila perdarahan pasca persalinan tidak terjadi atau berhenti

lebih cepat, maka resiko kekurangan darah yang menyebabkan

anemia pada ibu akan berkurang.

c). Mempercepat ibu kembali ke berat sebelum hamil.

Dengan menyusui cadangan lemak dalam tubuh ibu yang

memang disiapkan sebagai sumber energi selama kehamilan untuk

digunakan sebagai energi pembentukkan ASI akan menyusut.

Penurunan berat badan ibupun akan terjadi lebih cepat.

18

d). Menunda kesuburan.

Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara mencegah

kehamilan. Namun ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu : bayi

belum diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan dan ibu

belum haid.

e). Menimbulkan perasaan dibutuhkan.

Rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuai

dengan kemampuan dirinya demi kebaikkan bayinya akan

memperkuat hubungan batin ibu dan bayinya.

f). Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium.

Penelitian membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI

secara eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan

kanker ovarium 25% lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak

menyusui secara eksklusif.

3). Manfaat bagi keluarga.

a). Mudah pemberian.

ASI selalu tersedia dalam suhu yang sesuai dan dapat diberikan

kapan saja bayi merasa lapar.

b). Mengurangi biaya rumah tangga.

ASI tidak perlu dibeli seperti halnya susu formula. Uang untuk

membeli susu dapat dialihkan untuk membiayai kebutuhan rumah

tangga lainnya.

19

4). Manfaat Bagi Negara.

a). Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan.

Angka kematian dan kesakitan bayi yang mendapat ASI akan

berkurang. Selain itu dengan tertundanya masa subur ibu,

penggunaan obat-obatan atau alat KB dapat dihemat untuk

beberapa bulan.

b). Penghematan devisa untuk pembelian susu formula dan

perlengkapan menyusui.

Pemerintah dapat menghemat biaya pengeluaran untuk

membeli suu botol, botol, dot dan bahan bakar minyak atau gas

yang diperlukan dalam persiapan air panas untuk membuat susu

formula.

c). Mengurangi polusi.

Pemberian ASI tidak akan menyebabkan terjadinya tumpukan

kaleng/kardus dan pencemaran udara.

d). Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Anak yang jarang sakit dan tumbuh kembang dengan optimal akan

tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan

berperan sebagai SDM yang berkualitas (Dewi Handayani, 2005).

3. Pemberian ASI Eksklusif.

Pemberian ASI sebaiknya dimulai secepat mungkin bila keadaan ibu

dan bayi memungkinkan.

20

Pemberian ASI meliputi frekwensi dan lamanya pemberian.

1). Frekwensi menyusui

a). Frekwensi menyusui dengan pembatasan ( Taken Breast Feeding).

Pembatasan dilakukan mengenai frekwensi, jarak menyusui.

Jadwal waktu yang ketat dan lama menyusui kira-kira 10-15 menit.

Cara ini dapat mendidik bayi untuk membiasakan disiplin dan

memberi kemudahan bagi petugas kesehatan di rumah sakit atau

dirumah bersalin dalam mengelola pasangan bayi dan ibu

menyusui, namun sekarang cara ini dianggap mengurangi

kemampuan menyusui pada ibu oleh karena itu tidak dianjurkan

lagi.

b). Frekwensi menyusui dengan gaya bebas ( On demand).

Cara ini bayi disusui setiap kali menangis karena lapar atau

haus. Menyusui gaya ini dianjurkan dan biasa disebut menyusui

menurut kehendak bayi (Samsudin, 1985).

2). Lama Pemberian ASI.

Pemberian ASI tergantung kondisi dalam dua hari pertama,

produksi ASI yang belum banyak hingga tidak perlu menyusui terlalu

lama cukup beberapa menit saja untuk merangsang keluarnya ASI.

Pada hari-hari berikutnya bayi dapat disusui selama 15-20 menit tiap

kali menyusui.

21

3. ASI Non Eksklusif.

a. Pengertian ASI non Eksklusif.

Pemberian ASI non eksklusif merupakan pemberian ASI yang

ditambah dengan pemberian makanan tambahan atau yang biasa dikenal

dengan nama MP-ASI, pemberian ASI non eksklusif diberikan karena

kurangnya pengetahuan, pemahaman tentang ASI eksklusif dan

pengaruh promosi susu formula (Roeski, 2000).

ASI non eksklusif atau PASI adalah makanan bayi yang secara

tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan

perkembangan sampai dengan umur 6 bulan (Utami Rusli, 2005).

b. Susu Formula

Pada umumnya formula bayi di buat dari susu sapi yang diubah

komposisinya hingga mendekati susunan yang terdapat pada ASI. Para

ahli gizi dan dokter anak memberi petunjuk bagaimana merubah susunan

susu sapi hingga dapat diberikan pada bayi tanpa ada efek sampingnya.

1). European Sociality for Peadiatric Gastroenterology and Nutrition

(ESPGAN) Community On Nutrition dalam publikasinya membagi

formula bayi (infant formula) dalam dua jenis, yaitu :

a). Starting Formula (formula awal).

Starting formula dalam bentuk bubuk setelah ditambah dengan

sejumlah air sesuai dengan petunjuk produsennya dan jika

pemberian sehari-harinya cukup, harus dapat memenuhi kebutuhan

22

energi dan zat-zat gizi esensial bagi bayi sampai umur 4 – 6 bulan,

dan bersama-sama dengan makanan tambahannya seperti buah,

bubur susu dan nasi tim, sampai umur 1 tahun. Formula awal

dibagi lagi dalam 2 golongan, yaitu :

i). Formula adaptasi (adaptasi berarti disesuaikan dengan

kebutuhan bagi bayi baru lahir).

Formula ini bagi bayi baru lahir sampai umur 6 bulan.

Susunan formula adaptasi sangat mendekati susunan ASI dan

sangat baik bagi bayi baru lahir sampai umur 4 bulan.

Pada umur dibawah 3-4 bulan fungsi saluran pencernaan

dan ginjal belum sempurna hingga pengganti ASInya harus

mengandung zat-zat gizi yang mudah dicerna dan tidak

mengandung mineral yang berlebihan maupun kurang.

ii). Complete Starting Formula (formula awal lengkap)

Formula yang mengandung susunan zat gizinya lengkap

dan pemberiannya dapat dimulai setelah bayi lahir. Berbeda

dengan formula adaptasi, formula awal lengkap ini terdapat

kadar protein yang lebih tinggi dan rasio antara fraksi-fraksi

proteinnya tidak disesuaikan dengan rasio yang terdapat dalam

susu ibu. Lagi pula kadar sebagian besar mineralnya tinggi

dibandingkan dengan formula adaptasi.

23

b). Follow up Formula ( formula lanjutan, mengganti formula bayi

yang sedang dipakai dengan formula yang dimaksud)

Formula ini diperuntukkan bagi bayi berumur 6 bulan keatas.

Telah diuraikan bahwa formula adaptasi dibuat sedemikian, hingga

tidak memberatkan fungsi pencernaan dan ginjal yang pada waktu

lahir belum sempurna. Maka untuk itu dalam formula adaptasi zat-

zat gizinya cukup untuk pertumbuhan yang normal dan mencegah

timbulnya penyakit-penyakit gizi yang disebabkan oleh

kekurangan maupun kelebihan masukan zat-zat tersebut. Oleh

sebab pada umur 4-5 bulan fungsi organ-organ sudah memadai

maka kelebihan zat gizi dapat dikeluarkan lagi oleh ginjal. Lagi

pula dengan pertumbuhan yang cepat dan aktivitas fisik yang

bertambah, maka formula bayi adaptasi tidak cukup lagi untuk

memenuhi kebutuhan bayi diatas umur 6 bulan, terkecuali jika bayi

demikian sudah mendapat makanan tambahan seperti makanan

padat yang memenuhi syarat Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Rekomendasi/syarat bagi pembuatan formula lanjutan ialah

jika diencerkan menurut pembuatnya dan diberikan dalam jumlah

yang cukup, walaupun bayi tersebut menolak makanan padat,

masih dapat menunjang pertumbuhannya.

Perbedaan diantara formula adaptasi dan formula lanjutan

terletak pada perbedaan kadar beberapa zat gizinya. Formula

24

lanjutan mengandung protein yang lebih tinggi sedangkan rasio

proteinnya tidak mengikuti rasio yang terdapat pada ASI, kadar

beberapa mineral tinggi. Pertumbuhan yang cepat memerlukan

protein ekstra sebagai zat pembangun dan juga berbagai mineral

lebih banyak, maka dibuat formula lanjutan yang dapat diberikan

pada anak dari umur diatas 6 bulan sampai 3 tahun.

c. Macam-macam Susu.

Disamping susu bayi yang dapat diberikan pada bayi sehat, produsen

bayi juga membuat formula-formula khusus untuk diberikan pada bayi

dengan kelainan metabolisme tertentu, agar supaya bayi itu dapat tetap

tumbuh normal, baik fisik maupun kejiwaannya. Susu semacam ini

dikenal sebagai formula diit. Formula ini sebaiknya diberikan kepada bayi

atas petunjuk dokter (Muchtadi, 1994).

1). Formula premature.

Untuk pertumbuhan bayi prematur yang cepat, diperlukan zat-zat

gizi yang lebih banyak, sehingga formula yang dibuat khusus bagi bayi

prematur berlainan komposisinya dibandingkan dengan formula biasa.

Formula ini khusus prematur yang pada saat ini beredar di Indonesia

adalah : Neonatal dan Enfalak.

2). Formula Rendah Laktosa

Didalam air susu terdapat gula disakarida yang disebut laktosa.

Laktosa hanya dapat diserap oleh usus setelah dihidrolisis menjadi

25

menjadi monosakarida oleh enzim disakaridase (laktase). Dalam

keadaan tertentu aktivitas laktase menurun atau tidak ada sama sekali,

sehingga pencernaan laktosa terganggu. Laktosa yang tidak dicerna

tersebut akan masuk keusus besar dan didalam usus besar ini akan

difermentasikan oleh mikroflora usus sehingga dihasilkan asam laktat

dan beberapa macam gas. Adanya produksi gas ini akan menyebabkan

terjadinya kembung perut, mules-mules dan diare.

Jarang sekali ditemukan bayi yang tidak mempunyai ezim laktase,

yang sering dijumpai adalah keadaan rendahnya aktivitas laktase.

Untuk mengatasi keadaan ini maka dibuat susu formula dengan

kandungan laktosa yang rendah atau tidak mengandung laktosa sama

sekali. Adapun merk-merk susu formula ini yang beredar di Indonesia

adalah LLM (Low Lactose Milk) dan Almiron dengan kandungan

laktosa sekitar 1 %, serta Bebelac FL yang tidak mengandung laktosa

sama sekali (Muchtadi, 1994).

3). Formula dengan asam Lemak MCT (Medium Chain Triglicerida)

Kemampuan tubuh untuk menyerap asam lemak tergantung

dengan panjang/pendeknya rantai karbon yang membentuk asam

lemak tersebut. Asam lemak berantai pendek lebih mudah diserap oleh

usus, jika bayi menderita kesulitan dalam penyerapan lemak yang

dapat ditandai dengan gejala diare dan banyaknya lemak yang terdapat

26

dalam feses maka lemak yang diberikan harus banyak mengandung

MCT. Susu formula ini adalah Portagen.

4). Formula Protein Hidrolisat.

Pada tubuh yang terkena penyakit sehingga tidak dapat mencerna

protein yang masuk melalui makanan tidak dapat dicerna oleh usus

dan dikeluarkan lagi melalui feses. Keadaan ini harus diberikan susu

formula yang mengandung protein yang sudah mengalami hidrolisis

terlebih dahulu. Formula ini yang dapat ditemukan di Indonesia adalah

Nutramigen.

5). Formula Kacang Kedelai

kadang-kadang bayi tidak mendapatkan ASI melainkan PASI.

Pemberian PASI pada bayi biasanya akan terkena diare, batuk-batuk.

Dalam hal ini ada kemungkinan bayi tidak dapat menerima protein

susu sapi, sehingga menimbulkan alergi, susu formula dari susu sapi

tersebut dapat diganti dengan formula ini , oleh karena protein kedelai

mengandung asam-asam amino dengan pola susunan yang berlainan

dengan protein susu sapi maka formula susu kedelai dapat

menggantikan formula susu sapi. Contoh formula kedelai adalah:

Nutri-soya dan Prosobee.

6). Formula Semi Elementer.

Adakalanya terdapat gangguan yang serius pada usus bayi sebagai

akibat infeksi usus, setelah disingkirkan usus melalui pembedahan atau

27

oleh karena kelainan bawaan pada saluran pencernaan, sehingga

menyebabkan berkurangnya toleransi terhadap susu formula biasa.

Bayi yang demikian menunjukkan intoleransi terhadap laktosa, tidak

dapat menyerap dengan baik lemak yang terdapat dalam susu formula

biasa. Pemberian formula biasa akan mengakibatkan diare terus

menerus sehingga kebutuhan zat-zat gizi untuk pertumbuhan bayi

tidak dapat terpenuhi. Untuk memperbaiki keadaan itu maka bahan

makanan yang diberikan harus dapat mengurangi tekanan terhadap

saluran pencernaan. Zat-zat gizi yang diberikan pada penderita ini

harus mudah dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan yang sedang

sakit. Terdapat dua macam produk yang dipasarkan di Indonesia yaitu:

Pregestimil dan Pepti Junior (Muchtadi, 1994).

d. Perhitungan pemberian susu

Perhitungan susu didasarkan pada kebutuhan makanan bayi. Anak

yang tumbuh secara kontinu memerlukan jumlah nutrisi yang meningkat.

Untuk mempertahankan perkembangan yang normal makanan harus

disuplai untuk memenuhi hal yang berikut :

1) Kebutuhan basal

2). Pertumbuhan

3). Kehilangan dalam eliminasi

4). Aktivitas otot

28

Tabel 2.1 memperlihatkan masukan energi harian, didasarkan

potensial, dari bayi dengan berat badan tertentu. Dengan menggunakan

table ini, dalam hubungannya dengan berapa banyak energi yang diberikan

sejumlah tertentu susu, maka ada kemungkinan untuk menghitung

makanan total harian untuk bayi tertentu. Jumlah ini kemudian dibagi

dengan jumlah makanan yang harus diterima bayi untuk mencapai jumlah

setiap pemberian makanan.

Tabel 2.1 Masukan energi harian yang dianjurkan (1 kal=0.004 MJ)

Umur (bulan) Kal/kg berat badan MJ/kg berat badanLahir – 3 bulan

3 – 6 bulan

6 – 9 bulan

9 – 12 bulan

120

115

110

105

0.48

0.46

0.44

0.42 Sumber : Sacharin (1993)

Kebutuhan makanan bayi tidak saja didasarkan pada kebutuhan kalori

tetapi juga pada umur bayi dan masukan yang adekuat. Faktor penting lain

yang perlu dipertimbangkan adalah kebutuhan cairan. Hal ini ditaksirkan

sebesar 165 ml per kg/hari untuk seorang bayi normal yang sehat. Untuk

bayi yang baru lahir, kebutuhan cairan agak kurang sedikit, tetapi

kebutuhan cairan harus dipuaskan dan ini merupakan prioritas dilakukan

dengan kebutuhan nutrisi pada beberapa hari pertama.

e. Penyiapan Pemberian Susu Formula

29

Baik alternatif pertama maupun kedua, memiliki satu syarat mutlak

susu harus bersih dan steril agar bebas dari kuman penyakit. Jika tidak,

bayi malah terserang sakit perut dan diare. Karena itu, pastikan kebersihan

dan sterilitas susu bayi, botol susu, sampai dot susu.

1). Langkah-langkah menyiapkan susu bersih dan steril

a) Sediakan peralatan penyimpan susu yang layak, seperti:

i). Botol susu

Idealnya menyediakan 8 botol ukuran penuh (250 ml/8 oz) jika

bayi mendapat susu botol secara penuh (tidak disusui sama

sekali).

ii). Dot

Gunakan dot dalam jumlah cukup untuk cadangan, dan

simpanlah dalam keadaan siap pakai dalam wadah steril, agar

sewaktu-waktu dapat dipakai jika diperlukan. kenali jenis-jenis

dot agar memudahkan pemilihannya dan tepat dalam

penggunaannya.

b). Cuci sampai bersih

30

Taruh semua botol susu, dot, tutup botol, ring botol, sendok yang

telah dibilas terlebih dahulu, ke dalam air panas yang telah diberi

sabun cair. Cuci dengan seksama dengan cara :

i). Taruh semua botol susu, dot, tutup botol, ring botol, sendok

yang telah dibilas terlebih dahulu, ke dalam air panas yang

telah diberi sabun cair. Cucilah dengan seksama.

ii). Sikat bagian dalam botol menggunakan sikat botol untuk

membuang sisa-sisa susu yang tertinggal. Sikat dengan teliti

seputar leher botol pada bagian dalam dan luarnya juga.

iii).Gosokkan garam dapur pada bagian dalam dot dan gerakkan

dengan memeras dan memijit bagian ujung dot. Cara ini dapat

menghilangkan sisa-sisa susu yang tertinggal.

iv). Bilaslah semua botol susu, dot, dan peralatan lainnya dengan

seksama di bawah air yang mengalir. Gunakan peniti untuk

membersihkan lubang dot yang tersumbat.

c). Sterilkan agar terbebas dari kuman penyakit

31

Isilah sebuah ember bersih dengan air dingin dan tambahkan

tablet atau cairan untuk mensterilkan. Setelah tablet larut di dalam

air, masukkan seluruh peralatan ke dalam ember, celupkan botol-

botol hingga terisi penuh oleh air agar tidak naik dan mengapung

ke atas. Aduk-aduklah seluruh peralatan hingga sama sekali tidak

terlihat lagi adanya gelembung-gelembung udara. Diamkan selama

waktu minimum yang diperlukan, kemudian ambillah peralatan-

peralatan yang dibutuhkan dan bilaslah dengan air panas. Lalu

keringkan di atas kertas tisu dapur. Selain menggunakan tablet

pensteril, bisa pula mensterilkan dengan cara:

i). Merebus.

Cucilah seluruh peralatan hingga bersih, lalu rebus selama 25

menit. Semua peralatan harus benar-benar terendam

seluruhnya.

ii). Menggunakan alat steril listrik uap panas.

Cara cepat untuk mensterilkan dan terjamin higienis, namun

hanya dapat memuat beberapa botol dan dot susu saja. Namun

masih harus mencuci semua botol dan dot hingga bersih

terlebih dahulu

f. Cara penyiapan susu formula

32

Beberapa cara yang perlu diketahui dalam menyiapkan susu formula

untuk bayi terutama untuk pertama kalinya mempunyai bayi :

1). Awali dengan mencuci tangan sebelum membuat susu untuk bayi

2). Kemudian masukkan air hangat ke dalam botol susu. Jangan gunakan

air mendidih atau air dingin.

3). Masukkan susu ke dalam botol yang telah berisi air hangat sesuai

takaran yang dianjurkan pada petunjuk pemakaian.

4). Pasang cincin dan tutup botol, dan putar erat-erat hingga tertutup rapat.

Buka tutup botol lalu pasang dot susu. Jangan sentuh ujung dot dengan

jari. Lalu pasang cincin botol dan putar hingga rapat. Periksa suhu

susu dengan meneteskannya di punggung tangan. Susu harus hangat,

bukan panas.

5). Buatlah susu untuk satu kali pemakaian saja. Bila masih tersisa, boleh

disimpan di suhu kamar/lemari es, sebaiknya tidak lebih dari 1 jam.

Tabel 2.2. Pemberian susu menurut usia

33

Usia Jumlah Sendok Jumlah Air Hangat Frekuensi0 - 7 hari 2 60 ml 8 kali7 - 14 hari 3 90 ml 7 kali

1/2 - 1 bulan 4 120 ml 6 kali1 - 2 bulan 5 150 ml 6 kali2 - 3 bulan 6 180 ml 5 kali

3 bulan 7 210 ml 5 kali

Sumber : Buklet Prenagen “tips menyiapkan susu sehat dan bersih

untuk si kecil

Ukuran sendok takar: 4,4 g ; 1 liter = 135 g susu bubuk + 900 ml air

Gunakan hanya sendok takar yang disertakan dalam kemasan.

Jika susu bubuk yang dicampurkan lebih banyak atau lebih sedikit

yang dianjurkan, bisa terjadi dehidrasi atau menyebabkan bayi kurang

gizi. Jangan mengubah komposisi air dan susu bubuk yang diberikan

tanpa konsultasi dahulu pada dokter. Siapkan hanya satu botol susu

setiap kalinya. Ikuti instruksi penyajian setepat mungkin.

g. Mempersiapkan Susu Botol

34

Hal-hal yang harus diperhatikan saat memberikan susu botol pada bayi :

1). Keluarkan botol susu dari dalam lemari pendingin dan balikkan posisi

dot ke arah atas. Cairkan susu dengan merendamnya di dalam air

panas. Jangan gunakan oven microwave untuk keperluan ini, karena

susu dapat menjadi terlalu panas walaupun botol susu masih tetap

terasa dingin di luar.

2). Periksa aliran susu yang keluar: harus 2-3 tetes per detik. Lubang dot

yang terlalu kecil akan menyulitkan bayi menghisap, sementara jika

terlalu besar dapat menyebabkan bayi tersedak. Apabila dot sudah

tidak baik, gantilah dengan dot steril lainnya dan periksalah aliran

susunya terlebih dahulu.

3). Periksalah temperatur/suhu air susu dengan meneteskan beberapa tetes

susu pada pergelangan tangan susu harus terasa hangat suam-suam

kuku.

4). Putarlah ring botol sedemikian rupa agar udara dapat masuk ke dalam

botol, agar memudahkan bayi menghisap susu dengan lancar.

h. Perbedaan ASI dan Susu Formula

35

Berikut perbedaaan keunggulan ASI dibandingkan susu formula.

1). Sumber Gizi Sempurna

ASI : Mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain faktor

pembentuk sel-sel otak, terutama DHA dalam kadar tinggi. ASI juga

mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih

banyak dari pada casein (protein utama dari susu yang berbentuk

gumpalan) dengan perbandingan 65:3, komposisi ini menyebabkan

protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.

Susu Formula : Tidak seluruh zat gizi yang tergandung di dalamnya

dapat diserap oleh tubuh bayi. Misalnya : protein susu sapi tidak

mudah diserap karena mengandung lebih banyak casein. Perbandingan

whey : casein susu sapi adalah 20:80.

2). Mudah Dicerna.

ASI : Pembentukan enzim pencernaan bayi baru sempurna pada usia

kurang lebih lima bulan.ASI mudah dicerna bayi karena mengandung

enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan, antara lain

lipase (untukmenguraikan lemak), amylase (untuk menguraikan

karbohidrat) dan protease (untuk menguraikan lemak). Sisa

36

metabolisme yang akan disekresikan (dikeluarkan) melalui ginjal pun

hanya sedikit, sehingga kerja ginjal bayi menjadi lebih ringan,

metabolisme ini penting karena merupakan proses pembakaran zat-zat

didalam tubuh menjadi energi, sel-sel baru dan lain-lain.

Susu Formula : Sulit dicerna karena tidak mengandung enzim

pemcernaan serangkaian proses di pabrik mengakibatkan enzin-enzim

pencernaan tidak berfungsi. Akibatnya lebih banyak sisa pencernaan

yang dihasilkan dari proses metabolisme, yang membuat ginjal harus

bekerja keras.

3). Komposisi sesuai Dengan Kebutuhan

ASI : Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya

berubah dari hari ke hari. Perubahan komposisi ASI ini terjadi dalam

rangka menyesuaikan diri dengan kebutuhan gizi bayi. Misalnya

kolostrum (cairan bening berwarna kekuningan yang biasanya keluar

pada awal kelahiran sampai kira-kira seminggu sesudahnya) terbukti

mempunyai kadar protein yang sangat tinggi, serta kadar lemak dan

laktosa (gula susu) yang lebih rendah dibandingkan ASI mature (ASI

yang keluar hari ke-10 setelah melahirkan). Kandungan kolostrum

yang seperti ini akan membantu sistem pencernaan bayi baru lahir

yang memang belum berfungsi optimal.

37

Selain itu, komposisi ASI pada saat menyusui (fore milk)

berbeda dengan komposisi pada akhir menyusui (hind milk).

Kandungan protein fore milk (berwarna bening dan encer) tinggi,

tetapi kandungan lemaknya rendah bila dibandingkan hind milk

(berwarna putih dan kental). Walau tampak sehat, pertambahan berat

badan bayi yang hanya mendapat fore milk kurang baik. Hingga

dianjurkan untuk tidak terlalu cepat memindahkan bayi untuk

menyusui pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang

sedang diisap belum habis. ASI ibu yang melahirkan bayi prematur

juga sesuai dengan kebutuhan bayi, dengan protein lebih tinggi dan

lebih mudah diserap.

Susu Formula : Komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali

minum (sesuai aturan minum).

4). Mengandung Zat Pelindung

ASI : Mengandung banyak zat pelindung, antara lain immunoglobulin

dan sel-sel darah putih hidup, yang perlu untuk membantu kekebalan

tubuh bayi. Selain itu, ASI mengandung zat yang tidak terdapat dalam

susu sapi dan tidak dapat dibuat duplikasi atau tiruannya dalam susu

formula, yaitu faktor bifidus zat ini penting untuk merangsang

pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus yang membantu melindungi

38

usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi

beberapa jenis bakteri merugikan seperti keluarga coli.

Susu Formula : Hanya sedikit mengandung immunoglobulin dan

sebagian besar merupakan jenis yang tidak dibutuhkan tubuh bayi,

selain itu mengandung el-sel darah putih dan sel-sel lain dalam

keadaan hidup.

5). Cita Rasa Bervariasi

ASI : Cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat

yang terkandung didalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu

Susu Formula : Bercita rasa sama dari waktu ke waktu.

Sumber : Dewi Handayani RSUPN Cipto Mangunkusumo, 2005.

C. Kerangka Teori

Setelah memperhatikan seluruh teori, maka disusun kerangka teori sebagai

berikut :

39

Gambar 2.1 :Kerangka konsep

STATUS GIZI

(Soetjiningsih, 1993).

E. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka teori diatas, maka dapat dirumuskan kerangka konsep

penelitian sebagai berikut :

Ketahanan makanan keluarga

Asuhan bagi Ibu

danAnak

Pemanfaatan YanKes dan

Sanitasi lingkungan

Pendidikan Keluarga

Kecukupan Makanan (ASI Eksklusif) Keadaan Kesehatan

Struktur Ekonomi

Politik dan Ideologi

Potensi Sumber Daya Manusia

Politik dan Idiologi

Keberadaan dan Kontrol Sumber Daya Keluarga: Manusia, Ekonomi dan Organisasi

40

Variabel Variabel Independent Dependent ( variabel bebas) ( variabel terikat)

Kelompok Bayi yang diberikasi ASI

Ekskklusif

Kelompok bayi yang diberi ASI Non Eksklusif

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan status gizi pada bayi

yang diberikan ASI eksklusif dan non eksklusif.

G. Variabel Penelitian

1. Variabel independent (bebas) : Pemberian ASI eksklusif and non eksklusif

2. Variabel dependent (terikat) : Status gizi.

Definisi Operasional

1. ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi usia 0 - 6 bulan tanpa

penambahan makanan atau minuman lainnya.

Alat ukur : lembar wawancara terpimpin

Dengan skala Nominal.

2. ASI non eksklusif

41

Status gizi

ASI eksklusif adalah Pemberian ASI yang ditambah dengan pemberian

makanan tambahan yang biasa disebut dengan MP-ASI.

Alat ukur : Lembar wawancara terpimpin.

Dengan skala Nominal.

3. Status gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan konsumsi makanan dan

dipengaruhi kesehatan tubuh yang diukur dengan metode antropometri

berdasarkan indeks B/U.

Alat ukur Dengan perhitungan Z skor.

Dengan skala interval.

42