Upload
others
View
26
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana menyerap sumbangan dari studi linguistik, dimana analisis
wacana kritis tidak berhenti pada aspek tekstual tetapi juga pada konteks dan proses
produksi dan konsumsi pada suatu teks yang mana sebuah bahasa dapat diproduksi
serta ideologi di baliknya. Terdapat tiga pandangan dalam analisis wacana yaitu
pandangan positivism-empris, kontruktivisme dan pandangan kritis. Dalam penelitian
ini dimana lebih cenderung menggunakan pandangan kritis, atau yang sering disebut
dengan analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis ini dimaksudkan dengan suatu
cara atau proses untuk menganalisa atau membongkar sesuatu atau maksud-maksud
dari makna tertentu dari sang pencerita yang mengemukan suatu pernyataan dalam
suatu wacana tertentu (Eriyatno.2001 : 5). Analisa wacana dalam paradigma kritis
merupakan suatu upaya untuk melihat secara dekat bagaimana makna pesan yang
diorganisasikan, digunakan dan dipahami.
Bahasa dalam wacana kritis dipandang sebagai representasi yang membentuk
subjek, tema, maupun ideologi tertentu. Dalam analisi wacana kritis bahasa dan juga
seperti yang lainnya seperti puisi, novel dan lirik lagu dan lain-lainnya tidak hanya
digunakan dalam teks untuk dianalisis saja tetapi bahasa dan lain lainnya juga
digunakan dalam praktik tertentu, termasuk praktik kekuasaan. Analisis wacana kritis
melihat wacana pemakaian bahasa dalam urutan maupun tulisan sebagai pratik sosial.
Analisis wacana kritis memilki arti dalam memandang sebuah bahasa, dimana
bahasa sebagai factor yang sangt penting, bahasa dapat digunakan dalam melihat
situasi yang ada dalam ketimpangan hidup, antara kekuasaan yang terjadi di
masyarakat karateristing yang penting dari analisis wacana kritis sendiri dipaparkan
7
oleh Teun A van Dijk, Fairclough, dan Wodak ( dalam Eriyanto.2001 :8-13)
merupakan tindakan, konteks, historis kekuasaan, dan ideologi.
Kelima karakteristik wacana kritis tersebut dijelaskan seperti pemaparan
sebagai berikut :
1. Tindakan
Wacana dipahami sebagai sebuah tindakan atau sebuah interaksi. Wacana
dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah mempengaruhi, mendebat,
membujuk, menyangga, bereaksi, dan sebagainya. Wacana dipahami sebagai sesuatu
yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kendali
atau diekspresikan di luar kesadaran.
2. Konteks
Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar,
situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada
suatu konteks tertentu. Bahasa dipahami dalam konteks secara keseluruhan. Guy
Cook menyebutkan ada tiga hal yang sentral dalam pengertian wacana, yaitu teks,
konteks, dan wacana.
3. Historis
Wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa
menyertakan konteks yang menyertainya. Salah satu aspek penting untuk dapat
mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana itu dalam konteks
historis tertentu. Pemahaman mengenai wacana teks hanya akan diperoleh jika
terlebih dahulu memberikan kontek historis dimana kontek tersebut diciptakan.
4. Kekuasaan
Analysis wacana kritis mempertimbangkan elemen elemen kekuasaan (power).
Wacana muncul dalam bentuk teks tidak dipandang sebagai yang alamiah atau
bersifat netral tetapi merupakan suatu bentukan dengan campur tangan kekuasaan.
Analisis wacana kritis tidak membatasi diri pada detail teks maupun struktur saja
8
tetapi juga menghubungkan dengan kekuatan kekuasaan sosial, politik, ekonomi
maupun budaya tertentu.
5. Ideologi
Konsep sentral yang juga sangat berperan dalam analisi wacana kritis
adalah ideologi. Hal ini dikarenakan teks maupun bentuk lainnya tersebut adalah
bentuk dari praktek ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. Ideologi
dibangun oleh kelompok yang diminati dengan tujuan untuk memproduksi dan
melegitimasi dominasi mereka. Wacana dalam pandangan Van Djik sebagai medium
melalui kelompok yang dominan mempersuasi dan mengkomunikasikan kepada
khlayak produksi kekuasaan dan dominasi yang dimiliki.
Analinsis wacana diketahui mempunyai alasan atau bertujuan untuk
melihat makna-makna yang tersembunyi dari suatu teks atau yang lannya (Sobur,
2006 : 68) sehingga pada penelitian ini penulis memilih untuk menggunakan model
analisi wacan kritis Teun Van Djik. Menurut Van Dijk sebuah teks berdiri dari
beberapa elemen yaitu struktur makro, supertruktur, dan struktur mikro yang tidak
dapat dipisahkan dalam kesatuan sebuah teks atau sebuah tulisan.
Dengan menggunakan analisis model Vand Dijk keseluruhan teks dapat
di analisis berdasarkan ketiga elemen tersebut sehingga dapat diketahui bagaimana
suatu wacana dapat dikembangkan. Selain itu dengan menggunakan analisis wacana
model Van Dijk ini, dapat dilihat bagaimana suatu teks diproduksi sehingga
mendapatkan suatu pengetahuan mengapa sebuah teks bisa semacam itu dan
bermakna seperti itu.
2.2 Analisis Wacana Kritis Teun A Vand Dijk
Dari begitu banyak model analisis wacana yang dikembangkan oleh beberapa
ahli, model van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai. Hal ini mungkin
disebabkan karena van Dijk menformulasikan elemen-elemen wacana, sehingga bisa
dipakai secara praktis. Model yang dipakai oleh van Dijk ini sering disebut sebagai
“kognisi sosial” (Eriyanto 2001:221). Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak
9
cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu
praktik produksi yang harus juga diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu
teks diproduksi. Proses produksi itu melibatkan suatu proses yang disebut sebagai
kognisi sosial. Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik wacana. Di
sini ada dua bagian, yaitu teks yang mikro yang merepresentasikan suatu topik
permasalahan dalam berita, dan elemen besar berupa struktur sosial. Van Dijk
membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial
tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang dinamakan
kognisi sosial. Kognisi sosial tersebut mempunyai dua arti. Di satu sisi ia
menunjukkan bagaimana proses teks tersebut diproduksi oleh wartawan/ media, di
sisi lain ia menggambarkan nilai-nilai masyarakat itu menyebar dan diserap oleh
kognisi wartawan dan akhirnya digunakan untuk membuat teks berita (Eriyanto
2001:222).
Dalam buku Eriyanto, Van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi,
dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/ pikiran
dan kesadaran membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Wacana oleh van
Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/ bangunan : teks, kognisi sosial, dan
konteks sosial. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana
tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks yang pertama, yang
diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk
menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi
teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga
mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu
masalah. Ketiga dimensi ini merupakan bagian yang integral dan dilakukan secara
bersama-sama dalam analisis Van Dijk (Eriyanto 2001:225).
2.2.1 Teks
Van Dijk membagi struktur teks ke dalam tiga tingkatan.
Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global/ umum dari suatu teks
10
yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam
suatu berita. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang
berhubungan dengan kerangka atau skema suatu teks, bagaimana bagian-
bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur
mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu
teks yakni kata, kalimat, parafrase dan lain-lain.
Meskipun terdiri atas berbagai elemen, semua elemen tersebut
merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama
lainnya. Makna global dari suatu teks (tema) didukung oleh kerangka teks dan
baru kemudian pilihan kata dan kalimat yang dipakai. Kita bisa membuat
pemberitaan tentang bermunculannya band baru di Indonesaia. Misalnya, di
media cetak A mengatakan bahwa munculnya band-band baru di Indonesaia
bakal menggeser band band yang dulu atau band-band lama yang masih tetap
berkarya semata mat ada urusan tersendiri dalam media cetak tersebut.
Tema ini akan didukung dengan skematik tertentu. Misalnya dengan
menyusun cerita yang mendukung gagasan dalam media cetak tersebut. Media
tersebut juga akan menutupi fakta tertentu dan hanya memberikan informasi
yang sekedar menjelaskan tentang informasi mengenai band-band baru yang
sedang bermunculan dalam industri musik. Semua teks dipandang Van Dijk
mempunyai suatu aturan yang dapat dilihat sebagai sebuah piramida. Makna
global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat, dan proposisi yang dipakai.
Pernyataan atau tema pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat,
atau retorika tertentu. Pemakaian kata, kalimat, proposisi, retorika tertentu
oleh media dipahami Van Dijk sebagai bagian dari strategi wartawan.
1. Struktrur makro (thematic structure)
Struktur makro merupakan makna global sebuah teks yang dapat
dipahami melalui tematik. Tematik direpresentasikan ke dalam suatu atau
11
beberapa kalimat yang merupakan gagasan utama/ide pokok wacana.
Tematik sesuatu hal yang menunjukan pada gambaran umum dari suatu
teks, bisa juga disebut gagasan inti atau yang utama dari sebuah teks
(Eriyanto 2001 : 229). Kata tema sering disandingan dengan apa yang
disebut dengan topik. Topik secara teoritis dapat digambarkan sebagai dalili
(proposisi), sebagai bagian dari informasi penting suatu wacana dan
memaikan peran penting sebagai pembentuk kesadaran. Topik menunjukan
informasi yang paling penting atau inti pesan yang ingin disampaikan oleh
komunikator.
2. Superstruktur (superstructure)
Superstruktur merupakan struktur yang digunakan untuk
mendeskripsikan sesuatu, di mana keseluruhan topik diselipkan.
Superstruktur ini mengorganisikan topik dengan cara menyusun kalimat
beritanya berdasarkan urutan yang diinginkan. Teks atau wacana umumnya
mempunyai alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan
bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga
membentuk suatu arti. Meskipun mempunyai bentuk dan skema yang
beragam, berita umumnya mempunyai dua kategori skema besar. Pertama,
biasanya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead. Elemen skema
ini merupakan elemen yang dipandang penting. Judul umumnya
menunjukkan tema yang ingin ditampilkan oleh wartawan dalam
pemberitaannya. Lead umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang
ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara lengkap.
Kedua, story yakni isi berita secara keseluruhan. Isi berita ini juga
mempunyai dua sub kategori. Yang pertama berupa situasi yang kedua
komentar yang ditampilkan dalam teks.
12
3. Struktur Mikro
Struktur mikro adalah struktur wacana yang terdiri atas beberapa
elemen, yaitu:
1. Elemen Skemantik
Sebuah teks atau wacana umumnya memiliki sebuah skema atau alur dari
pendahualan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-
bagian dalam teks disusun sehingga terangkai sebuah kesatuan arti. Bentuk
wacana umumnya dibentuk dalam sejumlah katagori atau pembagian umum
seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup dan lain
sebagainnya. Dengan urutan tertentu skematik memberikan tekanan mana
yang di dahulukan dan bagian mana yang menjadi strategi untuk
menyembunyikan informasi penting. Karena dengan menampilkan dibagian
tertentu suatu bagian merupakan proses penonjolan tertentu dan
menyembunyikan bagian yang lain. Upaya penyembunyian informasi
penting itu dilakukan dengan menempatkan dibagian akhir agar tidak
terkesan menonjol. Semua bagian dan skema ini dipandang sebagai strategi
bukan saja bagaimana bagian dalam teks itu hendak disusun tetapi juga
bagaimana membentuk pengertian sebagaimana atau pemaknaan
komunikator atas suatu peristiwa.( Eriyanto, 2001 : 232 )
Skematik merupakan strategi dari komunikator untuk mendukung makna
umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung, informasi penting
disampaikan diawal atau pada kesimpulan beergantung pada makna yang
didistribusikan dalam wacana. Struktur skematik dengan kata lain
memberikan sebuah tekanan pada bagian mana yang didahulukan atau bagian
mana yang dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan
informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menekankan
dibagian akhir agar terkesan kurang menonjol. ( Sobur, 2009 : 76)
13
2) Elemen Semantik
Elemen semantik ini sangat erat hubunganya dengan elemen leksikon
dan sintaksis sebab penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam
berita dapat memunculkan makna tertentu. Berikut ini adalah unsur-unsur
wacana yang tergolong ke dalam elemen semantik.
1. Latar
Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin
ditampilkan. Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan
dalam suatu teks (Eriyanto, 2006.235). oleh karena itu, latar teks merupakan
elemen yang berguna karena dapat membongkar apa maksud yang ingin
disampaikan oleh wartawan. Latar peristiwa itu dipakai untuk menyediakan
dasar hendak ke mana teks dibawah.
2. Detil
Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan
seseorang (Eriyanto, 2006: 238). Detil yang lengkap dan panjang merupakan
penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan citra tertentu
kepada khalayak. Detil yang lengkap itu akan dihilangkan kalau berhubungan
dengan sesuatu yang menyangkut kelemahan atau kegagalan komunikator
3. Maksud
Elemen wacana maksud hampir sama dengan detil, hanya saja elemen maksud
meliat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara
jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara
tersembunyi
14
4. Pranggapan
Elemen wacana pranggapan merupakan pertanyaan yang digunakan untuk
mendukung makna suatu teks. Pranggapan adalah upaya mendukung pendapat
dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. Pranggapan hadir
dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu
dipertanyakan lagi.
3) Elemen sintaksis
Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen penting yang
dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Dengan kata lain, melalui
struktur sintaksis tertentu, pembaca dapat menangkap maksud yang ada
dibalik kalimat-kalimat dalam berita. Melalui struktur sintaksis, wartawan
dapat menggambarkan aktor atau peristiwa tertentu secara negafit maupun
posifit.
a. Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antara kata, atau kalimat dalam teks,
Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat
dihubungkan sehingga tampak koheren.
b. Koherensi Kondisional
Koherensi Kondisianal diantaranya ditandai dengan pemakian anak kalimat
sebagai penjelas. Di sini ada dua kalimat,di mana kalimat kedua adalah
penjelas atau keterangan dari kalimat pertama, yang dihubungkan dengan kata
hubung konjungsi, seperti “yang” atau “dimana”. Kalimat kedua fungsinya
hanya sebagai penjelas sehingga ada atau tidak anak kalimat itu,tidak akan
mengurangi arti kalimat.
15
c. Koherensi Pembeda
Jika koherensi kondisional berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua
peristiwa dihubungkan/dijelaskan. Koherensi pembeda berhubungan dengan
pertanyaan, bagaimana dua buah peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan.
d. Pengingkaran
Elemen wacana pengingkaran adalah bentuk praktik wacana yang
menggambarkan bagai mana wartawan menyembunyikan apa yang ingin
diekpresikan secara jelas. Penginakaran ini menunjukkan seolah wartawan
menyetujui sesuatu, padahal ia tidak setuju dengan memberikan argumentasi
atau fakta yang menyangkal persetujuannya tersebut.
e. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah suatu cara berpikir logis. Di mana ia menyatakan
apakah A yang menjelaskan B, atau B yang menjelaskan A. Dalam hal ini jika
dipertemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan objek (diterangkan) dan
predikat Bentuk lain adalah dengan pemakian urutan kata-kata yang
mempunyai dua fungsi sekaligus. Pertama menekankan atau menghilangkan
dengan penempatan dan pemakian kata yang mencolok dengan menggunakan
pemakian semantik.
f. Kata Ganti
Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan
menciptakan suatu komunitas imanjinatif. Kata ganti merupakan alat yang
dipakai oleh komunikator untuk menujukkan di mana posisi seseorang dalam
wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seseoarang dapat menggunakan
“kami” atau “saya” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan
sikap resmi komunikator.
16
4) Elemen Retorik
Elemen ritorik menyangkut penggunaan repetisi, alitersi, metafora
yang dapat berfungsi sebagai “idiologi control” manakalah sebuah informasi
yang kurang baik tentang aktor tertentu dibuat kurang mencolok sementara
informasi tentang aktor lain ditekankan. Dengan kata lain, retorik ini
digunakan untuk memberi penekanan posifif atau negatif terhadap aktor atau
peristiwa dalam berita.
a. Grafis
Elemem ini merupakan bagian untuk memberikan apa yang berarti
dianggap penting leh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam elemen
grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat berbeda
dibandingkan tulisan lain, seperti pemakian huruf tebal, huruf miring, garis
bawah, huruf dengan ukuran lebih besar,termasuk pemakian caption, raster,
grafik, gambar, foto dan tabel untuk mendukung pesan. Pemakian angka-
angka dalam berita diantaranya digunakan untuk menyugestikan kebenaran,
ketelitian, dan posisi dara suatu laporan. Pemakian jumlah, ukuran statistik
menurut Van Dijk (dalam Eriyanto, 2006:258) bukan semata bagian dari
standar jurnalistik, melainkan juga menyugestikan presisi dari apa yang
hendak dikatakan dalam teks.
b. Metafora
Dalam suatu wacana, seorang wartawan tidak hanya menyampaikan
pesan pokok lewat teks, tetapi juga kiasan,ungkapan, metafora yang
dimaksudkan sebagia bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakian
metafora tertentu bisa jadi pakian oleh wartawan secara strategi sebagai
landasan berfikir, alasan pembenar atas pendapat tertentu kepada publik.
Penggunaan ungkapan sehari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-
17
kata kuno, bahkan ungkapan ayat suci dipakai untuk memperkuat pesan
utama.
5) Elemen Stilistik
Sudjiman dalam Sobur ( 2009 : 82 ) menyatakan, bahwa pusat
perhatian stilistika adalah style yaitu cara yang digunakan seorang pembicara
atau penulis untuk menyatakan dengan menggunakan bahasa sebagai sarana.
Dengan demikian style dapat di terjemahkan sebagai gaya bahasa.
- Pada dasarnya leksikon menandakan bagaimana seorang melakukan
pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yag tersedia. Suatu
fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang merujuk pada fakta.
Misalanya pada kata “ ayam kampus” memiliki kata lain adalah
mahassiswa yang sering atau bisa di pakai dan juga mahasiswa
panggilan. Di antara kata-kata itu seseorang bisa memilih diantara
pilihan yang tersedia itu, dengan demikian plihan kata yang
digunakan tidak semata mata hanya kebetulan, akan tetapi juga
secara ideologis menunjukan bagaimana pemaknaan sesorang
terhadap fakta / realitas (Eriyanto, 2001 : 255)
6) Elemen leksikon
Elemen leksikom menyangkut pemilihan diksi. Pemilihan diksi telah
diketahui dapat mengeskspresikan idiologi maupun persuasi, sebagaimana
yang terjadi pada “terrorist” dan “freedomfighter”. Bagaimana aktor yang
sama digambarkan dengan dua diksi yang berbeda berimplikasi pada
pemahaman pembaca tenteng aktor tersebut.
18
2.2.2 Kognisi Sosial
Kognisi sosial merupakan sebuah cara untuk menjelaskan tentang
sebuah teks yang diproduksi oleh individu atau kelompok dengan cara
memandang realitas sosial yang ada di sekitar kita, hal itu yang menghasilkan
sebuah teks. Dalam suatu realita yang ada di sekitar kita dimana selalu muncul
sebuah pemberitaan yang bisa menyudutkan sebuah kelompok atau yang
lainnya sehingga mengubah cara pandang sebuah teks menjadi berbeda.
Pendekatan kognisi sosial ini didasarkan pada sebuah asumsi dimana
sebuah teks itu tidak mempunyai sebuah makna dimana teks dianggap sebagai
sebuah tulisan saja, melainkan bahasa atau pemakaian sebuah bahasa yang
mempunyai makna yang lebih besar. Kelompok atau perseorangan harus
meneliti dalam membuat sebuah teks, meneliti dari segi tulisan dan juga
bahasa, karena sebuah teks pada dasarnaya dihasilkan lewat kesadaran
prasangka dalam suatu kejadian. Pada intinya kognisi sosial menjelaskan
bagaimana pembuat teks mempresentasikan kepercayaan atau prasangka
dalam pengetahuan sebagai suatu strategi dalam langkah pembentukan sebuah
teks.
2.2.3 Konteks Sosial
Konteks, teks dan wacana merupakan kesatuan yang tak terpisahkan.
Dalam konteks terdapat semua situasi yang dapat mempengaruhi pemakaian
sebuah bahasa yang akan digunakan atau di produksi. Jika tujuan dari analisis
wacana secara keseluruhan meenggambarkan masalah yang terdapat dalam
sebuah teks yang dapat dilihat dari sekitar kita atau lingkungan sosial
masyarakat yang ada, maka konteks sangat berperan penting dalam hal ini
menentukan sebuah permasalahan atau sebuah wacana. Jika sebuah konteks
berubah maka akan terjadi perubahan juga pada makna yang ada.
19
2.3 Teori Feminisme
Menurut Friederich Engel Pada mulanya perempuan bukan dianggap sebagai
subordinat laki-laki karena perempuan memainkan peran vital ketika menghasilkan
barang material seperti pakaian dan peralatan masak. Hal tersebutlah yang
menyebabkan masyarakat berpasangan secara matrilineal sedangkan laki-laki
mendapatkan keuntungan dari kegiatan itu. Laki-laki menjadi semakin kuat dengan
kemampuan ekonomi yang dimilikinya, sedangkan perempuan semakin lemah karena
pekerjaan yang dilakukannya di rumah tidak mampu menghasilkan seperti pekerjaan
yang laki-laki kerjakan. Dengan kondisi seperti itu maka akhirnya posisi matrilineal
berubah menjadi patrilineal karena laki-laki yang menjadi pihak yang menurunkan
kekayaan yang ada pada dirinya kepada anak. Hal tersebut membuat perempuan
menjadi representasi kelas proletar. Dengan kekuatan yang dimiliki laki-laki mereka
lebih bebas dalam melakukan berbagai hal, akan tetapi perempuan jam sekarang tidak
hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga melainkan juga pekerjaan yang sama
dengan pekerjaan laki-laki bahkan bisa melebihi laki-laki seperti dalam bidang politik
dan lain-lain.
2.4 Lirik Lagu Dalam Tinjauan Analisis Wacana Kritis
Dalam analisis wacana kritis, wacana disini tidak hanya di sebagai studi
bahasa melainkan yang lainnya. pada akhirnya analisis wacana kritis memang
menggunakan bahasa dalam bentuk teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang
dianalisis disini berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional.
Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan saja
tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks disini berarti bahasa itu dipakai
untuk bertujuan dan praktek tertentu. Maka dalam hal ini adalah ciri dari analisis
wacana kritis seperti yang ungkapkan oleh Teun A.Van Djik, dan Wodak (Eriyanto.
2001 : 8-13)
20
2.5 Musik Sebagai Media Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting di kehidupan sehari-
hari, komunikasi bisa terjalin bagi setiap individu, kelompok, organisasi bahkan
masyarakat. Komunikasi merupakan suatu sarana yang menghubungkan manusia
dengan dunia, komunikasi juga sarana manusia mengekspresikan diri dan
mempengaruhi orang lain. Sehingga tanpa adanya komunikasi seseorang individu
tidak bisa menjalin hubungan dengan individu yang lainnya. proses komunikasi
meliputi respon terhadap pesan yang di terima dan kemudian menciptakan pesan
baru, karena setiap orang berkomunikasi dengan sesamanya dengan menciptakan dan
mengintegrasi pesan pesan yang dikemas dalam simbol yang bermakna serta berguna.
(Liliweri,2012 : 35). Ada banyak hal yang dapat kita komunikasikan, termasuk
melalui karya seni, dimana karya seni membutuhkan media dalam menyampaikan
pesannya.
Komunikasi merupakan suatu penyampaian sebuah pesan dari komunikan
kepada komunikator bisa individu bisa juga masal kepada orang lain atau orang
banyak. Komunikasi juga mmenggunakan media dalam penyampaian pesannya untuk
menghubunan komunikator dan juga komunikannya sehingga dapat merespon
komunikasi apa yang sedang berlangsung. Dalam hal ini lirik lagu merupakan pesan
yang disampaikan penciptanya kepada khalayak melalui media tertentu.
Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian yang menggunakan
instrument atau bunyi secara terarah dengan jelas. Musik dapat mencerminkan sifat
seseorang dan juga musit dapat memainkan peran dalam masyarakat, memiliki
sejumlah besar gaya dan setiap gaya tersebut merupakan ciri dari masing-masing. Di
dalam musik terkandung nilai dan norma yang menjadi bagian dari proses dari sebuah
budaya, baik dalam bentu formal maupun non formal. Musik itu memiliki bentuk
khas baik dari sudut pandang structural maupun jenisnya dalam kebudayaan tertentu.
(Danesi, 2010 :242)
21
Musik merupakan tempat atau media yang mana manusia bisa mencurahkan
perasaan seseorang, dimana dengan musik seseorang dapat memberikan apa yang
seseorang rasakan atau yang seseorang resahkan dan tertuang dalam musik dan juga
tertuang dalam kata-kata atau sebuah lirik lagu yang sedang menggambarkan
perasaan yang sangat mendalam dari penciptannya. Selain indentik dengan lagu
musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang mana terdapat melodi dan
irama yang menimbulkan harmonisasi.
Musik juga dapat berperan sebagai bagian dari sebuah sistem sosial dan
khususnya remaja ataupun semua penikmat musik. Musik berguna sebagai iringan
dalam melakukan segala aktifitas kerja, belajar, bermain dan lain-lainnya. ( Harry
Sulastiono 2006 :26). Musik merupakan bentuk dari ekspresi diri yang mana
menggambarkan tentang, alam, poltik, cinta, agama dan lain lainnya. para remaja
harus mengenali dirinya sendiri tentang apapun sehingga bisa menjadikan suatu yang
bisa di contoh bagi orang banyak dalam bidang seni.
Dalam sebuah musik proses penggarapannya melibatkan banyak orang
didalamnya. Penyanyi, pengarang lagu, pemainnya dan bahakan banayak orang di
dalammnya dalam sebuah penggrapan musik. Selain pemaian musik, pengarang lagu,
didalammnya juga ada peruhaan yang bakalan menaungi dalam proses pembuatan
musik. Dari tangan-tanga orang hebat yang ada di belakangnya terciptalah musik
yang kemudian diproduksi secara masal dan dapat dinikmati oleh khalayak umum.
2.6 Gaya Hidup
Gaya hidup berkembang karena ada kebutuhan, tuntutan dan penguatan,
adalah mahzab behavioristik yang menyatakan bahwa suatu perilaku akan diulangi
bila perilaku tersebut membawa kepuasan atau kenikmatan dan tidak ada hukuman
yang menyertainya. Gaya hidup menurut Kotler (2009) adalah pola hidup seseorang
di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
22
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, seperti halnya yang terkandung dalam lirik lagu Putri dimana gaya
hidup di gambarkan dengan segala cara, aktivitasnya dengan mabuk-mabukan keluar
malam ke diskotik hingga seks bebas hal itu yang menggmabarkan tentang gaya
hidup seorang perempuan dalam lagu “Putri”
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dalam tijauan pustaka berguna untuk membantu peneliti
dalam menentukan lankah-langkah sistematis dari teori dalam melakukan analisis
wacana kritis. Penelitian terdahulu dijadikan referensi dalam menggunaka analisis
wacana sehingga peneliti dapat menggunakannya dengan tepat pada objek yang akan
di teliti. Berikut adalah penelitaian terdahulu yang saya gunakan sebagai refrensi
dalam analisi wacana kritis :
1. Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu Maluku dan Patimura Muda
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa yang bernama Klaasvakumok
Jehezkielomi Kamuri merupakan mahasiswa di Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga. Pada penelitian ini peneliti terdahulu menggunakan metode
penelitian kualitatif diskriptif.. Pada penelitian terdahulu ini penulis lebih
fokus kepada sesuatu hal yang menggambarkan tentang nilai patriotisme
dalam realitas kehidupan sosial masyrakat Maluku yang ada dan terkandung
dalam lirik lagu Maluku dan Patimura Muda tersebut. Selain itu penelitian
terdahulu juga fokus dengan generasi muda Maluku dalam membentuk suatu
persatuan bagi kehidupan bermasyarakat tanpa memandang perdedaan satu
sama lain di Maluku. Dalam penelitian ini perbedaan yang peneliti sekarang
dengan peneliti terdahulu adalah Pada intinya dimana penelitian terdahulu
menceritakan atau menggambarkan tentang bagaimana keadaan masyarakat,
bagaimana nilai-nilai patriotisme dan juga persatuan yang ada, agar generasi
muda lebih berani sebagai pelopor dalam persatuan dan kesatuan demi
23
mengatasi permasalahan atau konflik yang ada seperti dulu. Hal tersebut telah
tertera di lirik lagu Maluku dan Patimura Muda. Sedangkan penulis sekarang
menggunakan lirik lagu Putrid milik group band Jamrud dan lebih fokus
terhadap gaya hidup perempuan dan juga menyoroti situasi sosialnya yang
terkandung dalam lagu itu. Mafaat dari penelitian terdahulu adalah sebagai
refrensi atau gamabaran dan juga perbandingan tentang bagaimana meneliti
sebuah teks atau lirik lagu dengan menggunakan metode Analisis Wacana
Kritis pada sebuah lagu.
2. Analisis Wacana Kritis lirk lagu Eminem yang berjudul Brian Damage dari
albumnya The Slim Shady Show.
Penelitian ini dilakuakan oleh Nadya Nurfadilah Delima yang merupakan
mahasiswi Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Inggris di Universitas
Indonesia Depok. Pada penelitian ini peneliti terdahulu menggunakan metode
penelitian kualitatif study pustaka. Pada penelitian terdahulu ini peneliti
terfokus pada kata-kata yang digunakan dan ragama bahasa yang digunakan
Black Englis dan slang Amerika yang terdapat pada lirik lagu Brian Damage.
Hasil penelitan terhadulu ini adalah untuk membuktikan bahwa terdapat
hubungan antara latar belakang kehidupan Eminem dengan penggunaan kata-
kata tertentu. Dalam penelitian ini perbedaan yang peneliti sekarang dengan
peneliti terdahulu adalah dimana peneliti terdahulu lebih fokus kata-kata yang
digunakan dan ragama bahasa yang digunakan Black Englis dan slang
Amerika yang terdapat pada lirik lagu Brian Damage, sedangkan penulis
sekarang menggunakan lirik lagu Putrid milik group band Jamrud dan lebih
fokus terhadap gaya hidup perempuan dan juga menyoroti situasi sosialnya
yang terkandung dalam lagu itu. Mafaat dari penelitin terdahulu adalah
sebagai refrensi atau gamabaran dan juga sebagai pembeda tentang
bagaimana meneliti tentang Analisis Kacana Kritis pada sebuah lirik lagu.
24
3. Analisis Wacana Kritis pada lirik Tohoshinki : Wasurenaide dan Kiss The
Baby Sky
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswI yang bernama Fitri Astuti yang
merupakan mahasiswi Ilmu Budaya Universitas Diponegoro semarang. Pada
penelitian ini peneliti terdahulu menggunakan metode penelitian kualitatif
diskriptif.. Dalam penelitian terdahulu ini penulis lebih fokus untuk
mengetahui analisis teks yang terkandung dalam lagu yang berjudul
Wasurenaide dan Kiss The Baby Sky . Lalu juga mengetahui kognisi
sosialnya pada lagu Wasurenaide yang di ciptakan oleh Kim Jae Joong dan
Kiss The Baby Sky yang diciptakan oleh Park Yoochun , serta kontek sosial
juga pada lagu itu, selain itu juga mengetahu tentang hal-hal yang lainnya
juga, seperti tentang budaya-budaya yang terkandung dalam lirik lagu itu.
Dalam penelitian ini perbedaan yang peneliti sekarang dengan peneliti
terdahulu adalah dimana peneliti terdahulu lebih fokus , mengetahui analisis
teks, kognisi sosial, konteks sosial, dan juga budaya-budaya pada lirik lagu
Tohoshinki : Wasurenaide dan Kiss The Baby Sky sedangkan penulis
sekarang menggunakan lirik lagu Putrid milik group band Jamrud dan lebih
fokus terhadap gaya hidup perempuan dan juga menyoroti situasi sosialnya
yang terkandung dalam lagu itu. Mafaat dari penelitin terdahulu adalah
sebagai refrensi atau gamabaran dan juga sebagai pembeda tentang
bagaimana meneliti tentang Analisis Kacana Kritis pada sebuah lirik lagu
25
2.8 Kerangka Pikir
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penulisan
Dalam kerangka pikir diatas bagaimana peneliti memaparkan konsep-konsep
yangdituangkan dalam penulisan ilmiah, yang mana penulisan tersebut
menggambarkan dari latara belakang lagu Putri tersebut dan dijabarkan menjadi
beberapa bagian dan menghasilkan sebuah wacana tentang perempuan.
Lirik lagu Putri
Groub band Jamrud
Analisis Wacana
Kritis Teun A Van
Dijk
Wacana gaya hidup
perempuan dalam lirik
lagu Putri
Teks Kognisi Sosial Konteks
Sosial
26
Konsep pemikiran pertama, penulis menjelaskan tentang isi dalam lirik lagu putri
groub band Jamrud, yang mana menceritakan tentang seorang perempuan yang masih
belia akan tetapi berperilaku mengacu ke pergaulan-pergaulan anak-anak di USA,
mabok-mabokan, pergi ke diskotik sampai lupa dengan dirinya sendiri dan juga
sampai membiarkan dirinya untuk diperlakukan semaunya oleh orang lain, sampai
ujungnya melakukan sesk.
Konsep pemikiran kedua, penulis menjelaskan tentang teori untuk membantu
penulis menganalisa tentang apa yang penulis teleiti dalam hal ini penulis mejelaskan
teori analisis wacana kritis Teun A van Dijk sebagai menganalisa tentang lirik lagu
Putri dari groub band Jamrud.
Konsep pemikiran ketiga, penulis menjelaskan mengenai teks, kognisi sosial dan
juga ideologi dimana ketiganya terkandung dalam lirik lagu Putri tersebut, dan mudah
untuk menganalisa hal tersebut.
Konsep pemikiran keempat penulis menjelaskan tentang bagaimana wacana
perempuan dalam lirik lagu jamrud, pandangan perempuan seperti apa yang
digambarkan pada lagu Putri tersebut.