Upload
dinhkien
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
13
BAB II
TINJAUAN UMUM & LANDASAN TEORI
II.1 Tinjauan Umum
II.1.1 Pengertian Pusat Pelatihan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat adalah pokok
pangkal atau yg menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb).
Sementara, Pelatihan adalah proses, cara, perbuatan melatih; kegiatan atau
pekerjaan melatih, dan dapat juga memiliki arti ; tempat melatih.
Jadi, Pusat Pelatihan adalah suatu tempat yang dapat mewadahi
berbagai kegiatan pelatihan. Pusat Pelatihan merupakan fasilitas yang
khusus dibangun untuk melatih tenaga kerja sebuah perusahaan / instansi
dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber daya frontliner perusahaan.
II.1.2 Pengertian Otomotif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Otomotif adalah
berhubungan dengan sesuatu yang berputar dengan sendirinya (seperti
motor, dsb).
Sedangkan menurut sumber Wikipedia, Otomotif adalah ilmu yang
mempelajari tentang alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin,
terutama mobil dan sepeda motor. Otomotif mulai berkembang sebagai
cabang ilmu seiring dengan diciptakannya mesin mobil. Sementara itu,
14
teknik otomotif adalah salah satu cabang ilmu teknik mesin yang
mempelajari tentang bagaimana merancang, membuat dan mengembangkan
alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama sepeda
motor, mobil, bis, dan truk. Teknik otomotif menggabungkan elemen-
elemen pengetahuan mekanika, listrik, elektronik, keselamatan dan
lingkungan serta matematika, fisika, kimia, biologi, dan manajemen.
Cabang-cabang teknik otomotif meliputi :
1. Perencanaan (product atau design)
2. Pengembangan (development)
3. Produksi (manufacturing)
4. Perawatan (maintenance)
Dalam teknik otomotif, menguasai sistem-sistem yang terdapat pada
alat-alat transportasi darat merupakan suatu keharusan. Sistem tersebut
terdiri dari beberapa sistem utama dan puluhan sub sistem. Sistem tersebut
dapat dikelompokkan :
1. Mesin (engine), meliputi mesin pembakaran dalam, sistem bahan bakar,
sistem pengapian, sistem pemasukkan, sistem pembuangan, sistem
pendinginan, dan sistem pelumasan.
2. Pemindah daya (power train), meliputi sistem transmisi, dan rangkaian
penggerak.
3. Sistem kemudi (steering system).
15
4. Sistem suspensi (suspension system).
5. Sistem rem (brake system).
Dapat disimpulkan bahwa Pusat Pelatihan Otomotif adalah sebuah
fasilitas yang khusus dibangun untuk melatih tenaga kerja sebuah
perusahaan Otomotif dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber daya
frontliner perusahaan, dalam hal ini secara khusus di bidang teknik
(mekanik dan parts man) serta non teknik (salesman) yang terlatih untuk
selalu dapat memenuhi standar kualitas pelayanan pelanggan, yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya kompetisi di
pasar otomotif terutama di pasar komersial. Selain ditujukan bagi pelatihan
internal, Pusat Pelatihan ini juga digunakan untuk memberikan pelatihan
eksternal seperti : Fleet Customer (Driver & Mekanik) dan Bengkel Binaan
Perusahaan.
Mengincar hasil terbaik di pasar komersial, maka BMW perlu
membangun sebuah Pusat Pelatihan untuk meningkatkan hasil penjualan
komersilnya. Hal ini dikarenakan, layanan terbaik tidak akan terwujud tanpa
kompetensi dari para personilnya.
Teknisi yang handal akan menjadi kunci kesuksesan BMW, sehingga
nantinya Pusat Pelatihan ini diperlukan untuk memberikan wadah bagi
seluruh karyawan perusahaan, terutama para teknisi, untuk mendapatkan
program pelatihan seputar otomotif yang berkesinambungkan guna
meningkatkan performa kerja mereka.
16
II.2 Topik dan Landasan Teori
II.2.1 Pengertian Arsitektur Hemat Energi
Sejak fenomena pemanasan global mencuat, isu-isu yang berkaitan
dengan lingkungan banyak digaungkan di berbagai bidang termasuk
properti. Di bidang ini, pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah
satu langkah yang dilakukan dalam upaya menciptakan green property atau
properti yang ramah lingkungan.
Bangunan sebagai suatu sistem terkait dengan masalah yang
berhubungan dengan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, yang
berhubungan dengan beberapa aspek teknis seperti aspek keamanan dan
keselamatan, kenyamanan, kemudahan dan kesehatan. Dalam
perwujudannya pemerintah telah menerbitkan UU. Bangunan Gedung No.28
Tahun 2002.
Kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau
lingkungan disekitarnya dan upaya pengkondisian atau pengaturan ruang
dalam bangunan.Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek
kenyamanan pada bangunan tergantung pada obyek, bangunan yang
dihadapi. Untuk bangunan yang menghendaki kualitas hunian yang
sempurna maka persyaratan tersebut mutlak harus diadopsi dan diterapkan.
Penerapan ini akan lebih efisien bila dikaitkan dengan masalah hemat energi
dalam bangunan yang bersangkutan.
17
Arsitektur hemat energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran
meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi
bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya. Arsitektur hemat
energi berdasarkan pada prinsip konservasi energi (sumber yang tidak
terbaharukan) yang menciptakan istilah forms follows energy.
(Sumber: Energy-efficient Architecture, Paradigma dan Manifestasi. Arsitektur
Hijau, Jimmy Priatman, 2002)
Secara lebih luas hemat energi harus dimulai dari masing-masing
cara pengoperasian bangunan. Lebih dari 60 persen energi listrik yang
dibangkitkan PLN dikonsumsi oleh permukiman, sehingga apabila
peningkatan kenyamanan bangunan ini dalam kajian pendahuluannya
dikaitkan dengan penghematan yang ada maka secara nasional akan
diperoleh angka-angka yang sangat berarti. Suplai energi yang dibangkitkan
relatif stagnan, sementara kebutuhan meningkat dari tahun ke tahun dan
harga energi terus naik sehingga perlu tindakan hemat energi yang dimulai
dari tahap pemahaman rancangan, maupun manajemen pemanfaatan energi
pada bangunan.
Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah
penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan
energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan
energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang
menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya
18
biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan
pribadi, serta kenyamanan. Organisasi serta perorangan dapat menghemat biaya
dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan
industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan
penghematan energi. (sumber : id.wikipedia.org)
Penghematan energi melalui perancangan bangunan mengarah pada
penghematan listrik baik dari segi pendinginan udara, penerangan buatan,
maupun peralatan listrik rumah tangga. Pada bangunan perumahan, porsi
terbesar dari penggunaan energi adalah pada pengendalian faktor iklim,
sehingga kualitas termal-visual serta fluktuasi iklim menjadi pertimbangan
utama.
Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan
penggunaan energi” tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,
kenyamanan maupun produktivitas penghuninya dengan memanfaatkan
sains dan teknologi mutakhir secara aktif. Mengoptimasikan sistim tata
udara dan tata cahaya, integrasi antara sistim tata udara buatanalamiah,
sistim tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif
dengan material dan instrumen hemat energi.
Konsep hemat energi masih menjadi hal yang penting untuk
digunakan saat ini dalam berbagai bidang. Para ahli dan praktisi masih
mencari berbagai cara untuk menerapkan konsep ini dengan baik.
Perkembangannya dalam dunia arsitektur juga mengalami kemajuan,
19
terutama dalam perancangan aktif, sehingga menghasilkan suatu konsep-
konsep baru seperti zero-energy building, sustainable architecture,
intellegent building, dan sebagainya.
II.2.2 Prinsip Perancangan Arsitektur Hemat Energi
Rekonseptualisi perancangan arsitektur perlu dilakukan dengan
pertimbangan pertimbangan efisiensi energi, mengingat 36-45% kebutuhan
energi nasional terserap dalam sektor bangunan. Krisis energi ini ternyata
memacu perkembangan arsitektur baru dengan disain sadar energi (energy
conscious design) yang berdasarkan paradigmanya dapat di klasifikasikan
sebagai berikut :
1. Arsitektur Hemat Energi (Energy-Efficient Architecture)
Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan
penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,
kenyamanan maupun produktivitas penghuninya dengan memanfaatkan
sains dan teknologi mutakhir secara aktif. Mengoptimasikan sistim tata
udara dan tata cahaya, integrasi antara sistim tata udara buatanalamiah,
sistim tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan
aktif dengan material dan instrumen hemat energi.
2. Arsitektur Bioklimatik (Bioclimatic Architecture / Low Energy
Architecture)
20
Arsitektur yang berlandaskan pada pendekatan disain pasif dan
minimum energi dengan memanfaatkan energi alam iklim setempat
untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya.Dicapai
dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif antara lain
konfigurasi bentuk massa bangunandan perencanaan tapak, orientasi
bangunan, disain fasade, peralatan pembayangan, instrumen penerangan
alam, warna selubung bangunan, ventilasi alamiah.
3. Arsitektur Surya (Solar Architecture)
Arsitektur yang memanfaatkan energi surya baik secara langsung
(radiasi cahaya dan termal), maupun secara tidak langsung (energi
angin) kedalam bangunan, dimana elemen- elemen ruang arsitektur
(lantai,dinding,atap) secara integratif berfungsi sebagai sistim surya
aktif ataupun sistim surya pasif. Diawali dengan arsitektur surya pasif
yangmemanfaatkan atap dan dinding sebagai kolektorpanas dan
dikembangkan dengan sistim surya aktif yang meng implementasikan
keseluruhan sistim surya termosiphoning dan berintegrasi penuh dengan
keseluruhan elemen arsitektur.
Prinsip perancangan arsitektur hemat energi dilihat dari parameter
desain arsitektur adalah sebagai berikut :
• Konfigurasi bangunan dipengaruhi oleh iklim
• Orientasi bangunan merupakan hal yang krusial
21
• Fasade bangunan responsif terhadap iklim
• Sumber energi berasal dari pembangkit (sumber tidak terbarukan)
• Penggunaan sistem operasional aktif dan kombinasi
• Konsumsi energi yang rendah
• Tingkat kenyamanan yang konsisten
• Pertimbangan terhadap ekologi tapak
Perbandingan dengan prinsip arsitektur lainnya dapat dilihat dari
tabel berikut :
Tabel 1 : Perbandingan Prinsip Perancangan Arsitektur
(Sumber: pengembangan dari The Green Skyscraper, Ken Yeang)
22
Desain sadar energi memadukan antara kebutuhan akan kenyamanan
dalam tatanan arsitektur yang baik sehingga dapat mencapai nilai tambah
(added value) yang diharapkan. Agar bangunan dapat berperan dengan baik
sebagai filter lingkungan, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Ken Yeang dalam bukunya,The Green Skyscraper (Yeang, 2000) terdapat
beberapa parameter yang menjadi konsep dasar desain sadar energi,
diantaranya :
1. Kenyamanan Termal
Bagaimana bangunan dapat mengontrol perolehan sinar matahari sesuai
dengan kebutuhannya. Bangunan yang berada pada iklim dingin harus
mampu menerima radiasi matahari yang cukup untuk pemanasan,
sedangkan bangunan yang berada pada iklim panas, harus mampu
mencegah radiasi matahari secukupnya untuk pendinginan
2. Kenyamanan Visual
Membahas mengenai bagaimana bangunan dapat mengontrol perolehan
cahaya matahari (penerangan) sesuai dengan kebutuhannya.
3. Kontrol Lingkungan Pasif
Dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal maupun visual dengan
memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat yang dikontrol dengan
elemen – elemen bangunan (atap, dinding, lantai, pintu, jendela,
aksesori, lansekap) yang dirancang tanpa menggunakan energi (listrik).
23
4. Kontrol Lingkungan Aktif
Dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal dan visual dengan
memanfaatkan potensi iklim yang ada dan dirancang dengan bantuan
teknologi maupun instrumen yang menggunakan energi (listrik).
5. Kontrol Lingkungan Hibrid
Dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal maupun visual dengan
kombinasi pasif dan aktif untuk memperoleh kinerja bangunan yang
maksimal.
Perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua
pendekatan yang berbeda, yaitu:
• Rancangan Pasif
Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui
pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan
energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih
mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan
dengan sendirinya mampu mengantisipasi permasalahan iklim luar.
Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya
dilakukan untuk mencegah pemanasan bangunan karena radiasi
matahari tanpa harus mengorbankan kebutuhan penerangan alami
(cahaya).
24
Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia
umumnya dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan
bangunan karena radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus
mengorbankan kebutuhan penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri
atas cahaya dan panas hanya akan dimanfaatkan komponen cahayanya
dan menepis panasnya.
Strategi perancangan bangunan secara pasif di Indonesia bisa
dijumpai terutama pada bangunan lama karya Silaban: Masjid Istiqal
dan Bank Indonesia; karya Sujudi: Kedutaan Prancis di Jakarta dan
Gedung Departemen Pendidikan Nasional Pusat; serta sebagian besar
bangunan kolonial karya arsitek-arsitek Belanda. Meskipun demikian,
beberapa bangunan modern di Jakarta juga tampak diselesaikan dengan
konsep perancangan pasif, seperti halnya Gedung S Widjojo dan Wisma
Dharmala Sakti, keduanya terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
• Rancangan Aktif
Rancangan ini bersifat sebagai tambahan. Perancangan aktif
adalah mengubah energi matahari menjadi energi listrik melalui sel
solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi
kebutuhan bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan
arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa
penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam
25
bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan
visual harus dicapai.
Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi
energi listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan
memenuhi kebutuhan bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara
simultan arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara
pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi
dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal
dan visual harus dicapai.
Strategi perancangan aktif dalam bangunan dengan sel solar
belum dijumpai di Indonesia saat ini. Penggunaan sel solar masih
terbatas pada kebutuhan terbatas bagi penerangan di desa-desa terpencil
Indonesia.
Pada proyek ini perancangan hemat energi lebih ditekankan kepada
rancangan pasif yang lebih mengandalkan disain arsitektur sebagai pemecahan
masalah dan rancangan aktif hanya sebagai pendukung.
II.2.3 Aplikasi Perancangan Hemat Energi
Pada dasarnya, perancangan hemat energi secara pasif adalah
perancangan yang berorientasi terhadap matahari dan lingkungannya atau
sering juga disebut passive solar building design. Tujuan utamanya adalah
26
mengurangi panas dalam bangunan sehingga secara langsung dapat
mengurangi beban pendingin buatan dalam bangunan. Selain itu disusahakan
agar pencahayaan dan pengudaraan alami dapat berjalan dengan optimal.
Beberapa penerapannya adalah sebagai berikut:
Ventilasi alami atau ventilasi silang. Dengan penggunaan ventilasi alami
atau ventilasi silang maka beban pendingin buatan dapat dikurangi.
Meminimalkan panas matahari yang masuk melalui kaca jendela dengan
kaca penahan surya, sun shading, atau teritisan yang cukup lebar.
Orientasi selatan – utara (sumbu panjang sejajar sumbu barat – timur)
mengurangi luas dinding yang terpapar oleh panasnya matahari pagi dan
sore. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi beban AC.
Penggunaan material bangunan yang tepat digunakan untuk dapat
mengurangi panas bangunan dan mudah dalam perawatan.
Membuat langit-langit yang akan berfungsi untuk meminimalkan rambatan
panas matahari dari atap.
Penerapan kaca pada façade bangunan. Kaca yang digunakan adalah kaca
yang dapat menahan panas matahari dan menyaring cahaya yang
berlebihan. Biaya pengadaan dan pemasangan kaca seperti ini lebih mahal
tetapi akan menghemat penggunaan listrik di jangka panjang.
Jendela dan bukaan pada gedung sebisa mungkin ditempatkan posisi bebas
dari sinar matahari langsung.
27
Strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih
terarah. Strategi yang paling baik adalah dengan memanfaatkan potensi positif
dan meminimalkan dampak potensi negatif yang ada di lahan. Hal itu dapat
berarti mengolah total setiap elemen desain, baik yang langsung pada
bangunan maupun yang ada di lingkungannya. Harus selalu diingat bahwa
lingkungan harus dirancang sedemikian rupa agar dapat mendukung
terciptanya kualitas hidup yang baik (nyaman, produktif). Itu dapat
melibatkan pemakaian energi yang sangat banyak, sehingga perlu diadakan
penataan. Dalam konteks iklim tropid seperti di Indonesia (panas, lembab),
maka konsep rancangan bangunan dan lingkungan perlu diarahkan untuk :
Meminimalkan energi yang diperoleh untuk memperoleh kenyamanan
termal.
Meminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh penerangan
yang sehat & indah.
Meminimalkan energi yang diperlukan untuk pengadaan air.
Meminimalkan energi yang diperlukan untuk transportasi vertikal.
Meminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat dan mengganti
peralatan.
Meminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat elemen bangunan.
Standar ACE (Asean Centre of Energy) menyatakan bahwa gedung
hemat energi bila penggunaan listriknya maksimal 200 kWh per meter persegi
pertahun dan OTTV-nya maksimal 45 watt per meter persegi. Rancangan
28
gedung juga diharapkan menyatu dengan lingkungan sekitar. Standar ini dapat
digunakan sebagai acuan mencapai bangunan hemat energi.
II.2.4 Teknologi Pendukung Konsep Hemat Energi
• Sistem Solar Cell dan Wind Power
Energi Solar Cell adalah solusi pengembangan teknologi pembangkit
listrik tenaga surya yang ramah lingkungan dan alternative mengurangi
ketergantungan energi yang dihasilkan dari minyak bumi, batu bara, gas
panas bumi, nuklir yang dapat mempercepat Pemanasan Suhu Bumi /
merusak lingkungan (Global Warming).
Gambar 3 : Sistem power Solar Sel
• Powermanagement
Merupakan program optional untuk mengatur pemakaian energi. Sistem ini
bekerja dengan otomatis setelah diatur oleh penggunannya.
• Penampung grey water
Yang termasuk grey water adalah air bekas cuci tangan, air bekas mandi,
air hujan dan sejenisnya. Air tersebut dapat dipakai untuk menyiram
29
tanaman, mencuci kendaraan, dan sebagainya. Sistem ini dapat menghemat
pemakaian air bersih.
Gambar 4 : Sistem pengolahan grey water
• Lampu LED
Gambar 5 : Lampu LED
Lampu jenis ini mengkonsumsi 70% energi lebih sedikit dan bertahan 4
kali lebih lama dibanding lampu bohlam incandescent biasa.
• Lampu Solar Cell (solar operated lighting)
30
Lampu ini menggunakan solar cells yang mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Lampu ini juga menggunakan LED, tetapi tidak
membutuhkan sambungan listrik. Terdapat mode otomatis dimana lampu
dapat menyala sendiri ketika gelap dan mati ketika mulai ada cahaya.
Gambar 6 : Contoh lampu solar sel
• Green Roof
Atap hijau bisa berguna untuk mengatur temperatur. Tanaman hijau
menyerap panas atau istilahnya Evo transpirasi sehingga udara di atas
bangunan dan juga di dalamnya bisa dingin. Di atas atap dipasang lahan
buatan yang bisa ditanami. Ini saja sebenarnya sudah menurunkan suhu.
Dengan adanya tanaman, suhu bisa semakin turun lagi. Atap biasa bisa
mencapai suhu 80 derajat celcius pada musim panas. Dengan atap hijau
suhu bisa turun sampai 35 derajat.
31
Gambar 7 : Salah satu contoh atap hijau
• Penggunaan Skylight
Skylight berfungsi untuk memberikan penerangan alami pada bangunan,
sehingga akan menghemat penggunaan listrik di siang hari.
Gambar 8 : Skylight
32
II.3 Tinjauan Terhadap Tapak
II.3.1 Lokasi Tapak
Peta 1 : Lokasi tapak di Kemayoran
Tapak berada di Jl. Benyamin Suaeb, Kemayoran – Jakarta Pusat. Tapak
terletak berdekatan dengan Kemayoran Golf Course & Pekan Raya Jakarta. Lokasi
ini merupakan pilihan yang baik karena Kemayoran memang kawasan yang sudah
dikenal dengan kegiatan Otomotif, seperti Pasar Mobil Kemayoran. Sehingga
bangunan Pusat Pelatihan Otomotif ini sudah tidak akan terlalu „asing‟ lagi di
sekitar kawasan. Selain itu, Gedung Pusat Pelatihan diharapkan jauh dari
kebisingan, karena selama masa pelatihan karyawan akan membutuhkan
konsentrasi, agar dapat menyerap ilmu & pelatihan yang diberikan dengan baik.
Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan lokasi tapak yang terletak cukup jauh dari
pemukiman padat penduduk. Selain itu tapak juga terletak jauh dari bising lalu
lintas di kota Jakarta karena tidak begitu banyak dilalui oleh kendaraan.
33
II.3.2 Luas dan Ukuran Tapak
Peta 2 : Peta lokasi tapak dan batas-batasnya
Peta 3 : Gambar Denah Tata Kota
34
Luas lahan : ±10.000 m2
KDB : 40%
KLB : 5
GSB : Timur : 4 m
Selatan : 15 m
Barat : 8 m
Utara : 10 m
Jumlah lantai maks : 40 lantai
Batas Tapak
Utara : Apartemen Bandar Kemayoran
Timur : Kemayoran Golf Course
Selatan : Pekan Raya Jakarta
Barat : Resto & Cafe Kemayoran
II.3.3 Pencapaian ke Tapak
Tapak dapat dicapai dengan berbagai akses, karena terletak di hook Jl. Raya
Suaeb yang cukup lebar. Tapak juga terletak berdekatan dengan Pekan Raya
Jakarta yang lokasinya sudah cukup dikenal masyarakat luas, sehingga
masyarakat awam akan mudah untuk mencari lokasi tapak ini.
35
II.3.4 Data Fisik Tapak
Letak Geografis : 6º8‟27.12”S (garis lintang)
: 106º50‟50.32”E (Garis Bujur)
Iklim : Tropis Basah
Temperatur : 27°C (rata-rata per tahun)
Kelembaban : 80-90%
Penguapan : 4 mm/tahun
Kecepatan air rata-rata : 3,3 knot
Penyinaran matahari rata-rata : 49,8 %
Jumlah curah hujan rata-rata : 205 mm/tahun
Jumlah hari hujan rata-rata : 232 hari/tahun
II.3.5 Utilitas
Air bersih diperoleh dari PDAM. Alternatif lainnya adalah mendaur
ulang air sungai dan air dari penampungan air hujan. Sumber listrik berasal
dari PLN.
II.3.6 Vegetasi
Kondisi penghijauan di sekitar tapak sangat baik pada daerah
Kemayoran Golf Course. Oleh karena itu, kawasan yang akan di bangun
36
hendaknya membuat banyak ruang terbuka hijau agar selaras dengan
kawasan di hadapannya.
Peta 4 : Vegetasi di sekitar tapak
II.3.7 Status Kepemilikan Tapak
Tapak dimiliki oleh pihak swasta yang bekerja sama dengan sebuah
perusahaan pengembang berserta arsitek untuk mengembangkan tapak
tersebut.
II.3.8 Fungsi Sekitar Tapak
Tapak dikelilingi oleh berbagai macam aktifitas seperti perdagangan
& perumahan. Kegiatan yang paling ramai dilakukan di lokasi sekitar tapak
37
yakni Pekan Raya Jakarta yang diadakan setiap setahun sekali. Selain itu,
lahan PRJ juga seringkali dijadikan tempat untuk acara-acara tertentu seperi
pameran atau bazaar.
II.3.9 Potensi dan Kendala Tapak
Potensi Tapak
• Dekat dengan semua fasilitas dan penyedia kebutuhan
• Letak di pinggir jalan protokol dan utama
• Letak di persimpangan
• Letak tapak menyudut
• Mendapat cahaya matahari yang banyak
• Curah hujan yang cukup banyak
Kendala Tapak
• Cuaca panas dan terik
• Kurangnya vegetasi di tapak
• Terdapat banyak bangunan-bangunan yang tidak terpakai di sekitar tapak
• Terdapat lokasi pembuangan peralatan otomotif bekas di dekat tapak.
38
Kondisi Eksisting Tapak
Foto 1 : Jalan menuju tapak Foto 2: Jln. Benyamin Suaeb
Foto 3 : Jalan besar di samping tapak Foto 4 : Kondisi eksisiting tapak
Foto 5 : Tapak dilihat dari Jl. B.Suaeb Foto 6 : Resto & Cafe Kemayoran
39
II.4 Studi Banding
Objek studi banding (survey & literatur) yang dipilih merupakan tipe
bangunan yang sama dengan proyek, yakni bangunan Pusat Pelatihan. Salah satunya
adalah Pusat Pelatihan PT. BMW Indonesia yang terletak di German Centre, BSD.
BMW Indonesia National Training Centre
PT. BMW Indonesia memiliki sebuah Pusat Pelatihan yang terdapat
di gedung German Centre, yang beralamat di Jln. Kapt. Subijanto Dj. BSD
City, Tanggerang, 15321.
Foto 7 : German Centre, BSD
German Centre merupakan bangunan perkantoran yang dihuni oleh
banyak teenant, dan salah satunya adalah BMW National Training Centre.
Dengan luasan ruang total 660 m2, BMW National Training Centre terdiri
atas ruang-ruang sebagai berikut :
40
Nama Ruang Foto Eksisting
1. Ruang Resepsionis
Jumlah Ruang : 1
Foto 8 : Ruang Resepsionis
2. Ruang Kelas Teori
Jumlah Ruang : 2
Foto 9 : Interior ruang kelas teori
Foto 10 : Sekat antara ruang kelas teori & praktek
41
3. Ruang Kelas Praktek
Jumlah Ruang : 2
Foto 11 : Ruang kelas praktek teknisi
Foto 12 : Lift pengangkut mobil ke dalam ruang kelas
4. Ruang Karyawan &
Pelatih
Jumlah Ruang : 1
Foto 13 : Ruang karyawan Pusat Pelatihan
42
5. Mini Cafe‟
Jumlah Ruang : 1
Foto 14 : Mini Cafe khusus karyawan BMW
5. Ruang Produksi
(Foto Kopi, Print)
Foto 15 : Ruang produksi
6. Ruang Servis,
- Pantry
- Gudang
Penyimpanan
- Toilet
Foto 16 : Ruang pantry
43
Foto 17 : Ruang Penyimpanan / Gudang
Foto 18 : Interior Toilet
Tabel 2 : Ruang-ruang yang terdapat di BMW National Training Center
Program pelatihan yang diberikan di BMW National Training Center
terdiri atas 2 kategori utama, yakni pelatihan Sales dan Aftersales, dengan
rincian sebagai berikut :
44
1. Sales, pelatihan ini terbagi atas :
- Selling Skill
- Product Knowledge
- Product Knowledge 1
- Product Knowledge 2
- New Models Product Knowledge
- BMW Technology
2. Aftersales, pelatihan jenis ini terbagi lagi atas :
- Technical : Teknisi, Team Leader
- Non technical : Service Advisor
Program pelatihan khusus diberikan kepada karyawan BMW group
(BMW, EuroCars, TUNAS), sehingga tertutup untuk umum. Pelatihan di
BMW National Training Center dimaksudkan bukan hanya untuk sarana
pendidikan, akan tetapi sebagai syarat untuk karyawan dapat naik tingkatan
level kepegawaian BMW & diakui oleh PT. BMW Indonesia.
Setelah melakukan observasi langsung ke BMW National Training
Center, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Kelebihan Kekurangan
1. Penataan Interior yang cukup
baik dengan furniture yang
modern dan facade eksterior
1. Tidak terdapatnya fasilitas penginapan,
sehingga setiap karyawan yang sedang
di training menginap di guest house /
45
berupa kaca-kaca yang di
ekspos, membuat BMW
National Training Center
terkesan modern dan elegan,
sesuai dengan image produk
otomotif keluaran BMW.
hotel sekitar.
2. Ruang kelas yang jumlahnya sangat
terbatas (total = 4 kelas), kurang
mencukupi untuk pelatihan BMW
Indonesia Group yang memiliki 16
dealer di seluruh Indonesia.
3. Seluruh ruang mengandalkan sirkulasi
buatan (AC).
Tabel 3 : Analisa kelebihan & kekurangan BMW National Training Center
Analisa hasil survey ini akan dijadikan acuan dalam mendesain Pusat
Pelatihan PT. BMW Indonesia. Penggabungan fungsi Pusat Pelatihan
dengan showroom dan penginapan, akan membuat Pusat Pelatihan PT.
BMW Indonesia lebih lengkap & dapat memfasilitasi seluruh kegiatan
Pelatihan PT. BMW Indonesia.
II.5 Studi Literature
II.5.1 Pusat Pelatihan PT. Daihatsu Indonesia
Lokasi : 1973 - 1990 : Jl. Jend. Sudirman No. 5, Jakarta Pusat
1991 - sekarang : Jl. Gaya Motor Selatan, Sunter II, Jakarta
Utara
46
Gambar 9 : Gedung Training Center Daihatsu
Berikut ini akan di jabarkan jenis pelatihan yang terdapat di Pusat
Pelatihan Daihatsu.
- Mekanik Daihatsu :
1. Teknik dasar perbaikkan
2. Engine, Chassis, Drive Train, Electrical dan High Technology
3. Daihatsu Service Advisor (Level 1 dan 2)
4. Body dan Painting Repair
- Umum / Publik :
1. Training untuk Fleet User
2. Training spesial (Pusdiklantas, DLLAJR, LLD Tegal, Kopassus,
Marines, Guru-guru SMU-STM)
3. Kursus Wiraswasta
4. Training Teknikal untuk industri kecil
47
5. Skill Contest (bekerja sama dengan Departemen Tenaga Kerja RI)
6. Training Mengemudi
7. Praktek Sekolah dan Pengumpulan Data Program Kerja Liburan
(bekerja sama Departemen Tenaga Kerja RI, KADIN, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan).
Fasilitas yang terdapat di Daihatsu Training Center adalah sebagai
berikut :
1. 9 Kelas termasuk ruang training hi-tech
2. Ruang praktek
3. Ruang SST dan Ruang Tester
4. Ruang spare parts dan tools
5. Ruang locker
6. Mess
Pada ruang praktek yang terdapat di Daihatsu Training Center,
disediakan alat-alat peraga sebagai berikut :
1. 15 unit kendaraan
2. 42 unit engine-assy
3. Komponen sub-assy (karburator, alternator, transmisi, dll)
4. Alat peraga lainnya.
48
II.5.2 Pusat Pelatihan PT. Isuzu Astra Motor Indonesia
Gambar 10 : Pusat Pelatihan PT. Isuzu Astra Indonesia
Pusat Pelatihan baru yang diresmikan hari ini merupakan salah satu
wujud komitmen ISUZU akan kepuasan pelanggan. Berdiri diatas tanah seluas
±10.920 m2, dilengkapi dengan 9 ruang kelas teori, ruang kelas praktek hingga
fasilitas penginapan bagi 40 trainee. Dengan Pusat Pelatihan baru ini maka
dalam satu tahun dapat di training 1.026 trainees meliputi training technical dan
non-technical. Hal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sumber daya
frontliner Isuzu di bidang teknik (mekanik dan parts man) serta non teknik
(salesman) yang terlatih untuk selalu dapat memenuhi standar kualitas
pelayanan pelanggan, yang semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring
dengan meningkatnya kompetisi di pasar otomotif terutama di pasar komersial.
49
Gambar 11 : Bangunan Pusat Pelatihan Isuzu
Selain ditujukan bagi training internal, Pusat Pelatihan ini juga
digunakan untuk memberikan training bagi eksternal seperti : Fleet Customer
(Driver & Mekanik) dan Bengkel Binaan Isuzu.
II.5.3 BMW Shanghai Training Center
Sejak 1995, grup BMW telah menyediakan pelatihan untuk melayani
pada penjualan dan pelayanan di China, Hong Kong, Macau, dan Taiwan. Di
2006, Pusat Pelatihan BMW China, termasuk di dalamnya Pusat Pelatihan
Beijing dan 8 lokasi Pusat Pelatihan lainnya, telah menyediakn pelatihan non-
teknikal, kualifikasi, dan pelatihan teknikal untuk pelatanan dan perawatan
setelah penjualan pada seluruh dealer BMW Brilliance, dan BMW China. Pusat
pelatihan ini mencakup pelatihan pelatihan yang diperlukan oleh para staff dan
50
teknisi BMW untuk meningkatkan performa kerja, dan memperkenalkan
produk – produk terbaru dari BMW.
Pusat Pelatihan BMW Shanghai dibangun di zona industri Jiading -
Shanghai. Ini merupakan bangunan kedua pusat pelatihan BMW di China,
setelah pembangunannya yang pertama di Beijing. Pembangunan Pusat
Pelatihan BMW ini merupakan suatu tahapan yang penting, karena pusat
pelatihan ini diperlukan untuk memuaskan pelanggan BMW di China.
Gambar 12 : Bangunan Pusat Pelatihan BMW di Shanghai
Pusat Pelatihan ini terletak di bagian utara zona industri Jiading,
Shanghai, dan luas lahannya mencapai 10.000 meter persegi, dengan jumlah
dua lantai. Bangunan ini akan dioperasikan pada akhir 2008. Setelah beroperasi,
Pusat Pelatihan ini diperkirakan akan mampu melatih 13.230 teknisi BMW, dan
10.584 pegawai non-teknisi setiap tahunnya.
51
Gambar 13 : Tampak atas Bangunan Pusat Pelatihan BMW di Shanghai