14
10 BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Bentuk Partisipasi Masyarakat Menurut Soemardjan dalam Nasdian (2014), masyarakat adalah wilayah kehidupan sosial atau bermasyarakat yang memiliki tanda berupa derajat hubungan sosial tertentu. Menurut Adisasmita dalam Prabowo (2016), partisipasi masyarakat adalah bentuk pemberdayaan masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan penyusunan perencanaan dan implementasi program serta evaluasi dalam proyek pembangunan dan merupakan bentuk aktualisasi masyarakat dari kesediaan dan kemauan atau kemampuan masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi terhadap pelaksanaan suatu pembangunan kemudian menurut Mubyarto dalam Kali (2011), partisipasi adalah kerelaan masyarakat untuk membantu tercapainya keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri. Menurut Tjokroamidjojo dalam Utomo (2016), terdapat beberapa dimensi partisipasi, yaitu. a. Partisipasi pada tahapan perencanaan b. Partisipasi pada tahapan pelaksanaan c. Partisipasi pada tahapan pemanfaatan hasil d. Partisipasi pada tahapan implementasi tindakan Selanjutnya, menurut Keith Davis dalam Melis (2016), terdapat 3 unsur yang diperhatikan dalam lingkup partisipasi masyarakat, yaitu partisipasi merupakan suatu keterikatan mental dengan perasaan tidak hanya dari kata-kata atau keterlibatan secara fisik saja, kesukarelaan memberi bantuan kepada usaha mencapai tujuan kelompok, dimana terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok dan unsur tanggung jawab atau rasa memiliki. Bentuk partisipasi menurut Ericson dalam Slamet (1993), bentuk partipasi masyarakat terbagi menjadi 3, yaitu : a. Partisipasi pada tahapan perencanaan.

BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

10

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Bentuk Partisipasi Masyarakat Menurut Soemardjan dalam Nasdian (2014), masyarakat adalah wilayah

kehidupan sosial atau bermasyarakat yang memiliki tanda berupa derajat

hubungan sosial tertentu. Menurut Adisasmita dalam Prabowo (2016), partisipasi

masyarakat adalah bentuk pemberdayaan masyarakat dengan mengikutsertakan

masyarakat dalam kegiatan penyusunan perencanaan dan implementasi program

serta evaluasi dalam proyek pembangunan dan merupakan bentuk aktualisasi

masyarakat dari kesediaan dan kemauan atau kemampuan masyarakat untuk

berkorban dan berkontribusi terhadap pelaksanaan suatu pembangunan kemudian

menurut Mubyarto dalam Kali (2011), partisipasi adalah kerelaan masyarakat

untuk membantu tercapainya keberhasilan setiap program sesuai dengan

kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri. Menurut

Tjokroamidjojo dalam Utomo (2016), terdapat beberapa dimensi partisipasi, yaitu.

a. Partisipasi pada tahapan perencanaan

b. Partisipasi pada tahapan pelaksanaan

c. Partisipasi pada tahapan pemanfaatan hasil

d. Partisipasi pada tahapan implementasi tindakan

Selanjutnya, menurut Keith Davis dalam Melis (2016), terdapat 3 unsur

yang diperhatikan dalam lingkup partisipasi masyarakat, yaitu partisipasi

merupakan suatu keterikatan mental dengan perasaan tidak hanya dari kata-kata

atau keterlibatan secara fisik saja, kesukarelaan memberi bantuan kepada usaha

mencapai tujuan kelompok, dimana terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk

membantu kelompok dan unsur tanggung jawab atau rasa memiliki. Bentuk

partisipasi menurut Ericson dalam Slamet (1993), bentuk partipasi masyarakat

terbagi menjadi 3, yaitu :

a. Partisipasi pada tahapan perencanaan.

Page 2: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

11

Partisipasi pada tahapan ini adalah adanya usaha untuk melibatkan

masyaarakat dalam tahapan penyusunan rencana dan strategi dalam

penyusunan kepanitiaan dan anggaran pada suatu kegiatan maupun suatu

proyek.

b. Partisipasi pada tahapan pelaksanaan

Pada tahapan ini masyarakat berusaha untuk dilibatkan dalam pelaksanaan

pekerjaan suatu proyek. Masyarakat terlibat dengan memberikan tenaga,

uang ataupun material dan ide.

c. Partisipasi pada tahapan pemanfaatan

Keterlibatan masyarakat pada tahapan ini adalah masyarakat terlibat pada

tahapan saat proyek telah selesai. Partisipasi masyarakat pada bentuk

tenaga maupun uang untuk menggunakan dan memelihara proyek.

Menurut Wibowo (2007), partisipasi masyarakat membutuhkan peran aktif

masyarakat mulai dari tahap awal perencanaan hingga evaluasi. Partisipasi

masyarakat memiliki beberapa tujuan dasar menurut Suratmo (2009), yaitu :

a. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka mengelola lingkungan hidup

b. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka membangun negara

c. Ikut serta membantu pemerintah untuk dapat mengambil keputusan yang

lebih baik dan tepat

Berdasarkan diskusi teori terhadap beberapa ahli yang menjelaskan terkait

dengan bentuk partisipasi masyarakat maka diperoleh hasil sintesa teori yaitu

sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Sintesa Teori Bentuk Partisipasi Masyarakat

No Sumber Bentuk Partisipasi

1 Adisasmita dalam Prabowo (2016)

1. Peran masyarakat dalam

penyusunan rencana

2. Peran masyarakat dalam

implementasi rencana

2 Mubyarto dalam Kali (2011)

1. Ketersediaan

masyarakat dalam

keberhasilan program

3 Tjokroamidjojo dalam Utomo (2016) 1. Partisipasi pada tahapan

Page 3: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

12

No Sumber Bentuk Partisipasi

perencanaan

2. Partisipasi pada tahapan

pelaksanaan

3. Partisipasi pada tahapan

pemanfaatan hasil

4. Partisipasi pada tahapan

implementasi tindakan

4 Keith Davis dalam Melis (2016)

1. Ketersediaan

memberikan sumbangan

terhadap program

5 Ericson dalam Slamet (1993)

1. Partisipasi pada tahapan

perencanaan

2. Partisipasi pada tahapan

pelaksanaan

3. Partisipasi pada tahapan

pemanfaatan

5 Wibowo (2007)

1. Peran aktif masyarakat

pada tahapan awal

perencanaan hingga

evaluasi

6 Suratmo (2009)

1. Mengikutsertakan

masyarakat dalam

rangka mengelola

lingkungan hidup

2. Mengikutsertakan

masyarakat dalam

rangka membangun

negara

3. Peran dalam

pengambilan

kebijaksanaan dan

Page 4: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

13

No Sumber Bentuk Partisipasi

keputusan.

*) Penulis, 2021

Berdasarkan diskusi teori partisipasi masyarakat yang telah dilakukan

terhadap beberapa ahli diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu Adisasmita dalam

Prabowo (2016) menyebutkan bahwa faktor yang menentukan dari tingkat

partisipasi masyarakat adalah peran masyarakat dalam penyusunan rencana dan

peran masyarakat dalam implementasi rencana kemudian Mubyarto dalam Kali

(2011) menyebutkan bahwa yang dimaksud partisipasi masyarakat adalah

ketersediaan masyarakat dalam keberhasilan program. Menurut Tjokroamidjojo

dalam Utomo (2016), terdapat 3 jenis tingkatan partisipasi yang terdiri dari

partisipasi pada tahapan perencanaan, partisipasi pada tahapan pelaksanaan dan

partisipasi pada tahapan implementasi tindakan. Hal ini sejalan dengan faktor

partisipasi masyarakat yang disebutkan oleh Ericson dalam Slamet (1993) dan

Wibowo (2007) sedangkan menurut Keith Davis dalam Melis (2016), partisipasi

masyarakat adalah ketersediaan memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan

program. Selanjutnya, menurut Suratmo (2009) terdapat 3 tingkatan partisipasi

masyarakat yang diukur dari keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan hidup, keikutsertaan dalam pembangunan negara dan peran dalam

pengambilan kebijaksanaan dan keputusan sehingga berdasarkan hasil diskusi

teori maka diperoleh bahwa bentuk partisipasi terdiri dari, yaitu peran masyarakat

pada tahapan perencanaan, peran pada tahapan pelaksanaan dan peran aktif

masyarakat pada tahapan tahap evaluasi.

2.2 Tingkat Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan yang

dapat diukur dari beberapa indikator. Menurut Arnstein dalam Azhari (2011),

terdapat 8 tingkatan partisipasi masyarakat, yaitu :

1. Kontrol masyarakat (citizen control) dimana dalam tingkatan ini

masyarakat memiliki kontrol dalam segala aspek.

2. Pelimpahan kekuasaan (delegated power), dalam tingkatan ini pembuat

keputusan secara dominan berada pada pihak masyarakat

Page 5: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

14

3. Kemitraan (partnership), terdapat kesepakatan bersama dalam tahap

perencanaan dan tanggung jawab pembuatan keputusan

4. Penenteraman (placation), pada tingkatan ini masyarakat memiliki tingkat

pengaruh yang jelas terlihat namun pada pelaksanaannya bergantung pada

pemerintah

5. Konsultasi (consultation), masyarakat hanya diberi kesempatan untuk

memberikan pendapat mereka namun tidak diberikan kepastian bahwa

pendapat masyarakat akan dipertimbangkan

6. Informasi (information), masyarakat hanya diberikan informasi satu arah

tanpa diberikan ruang untuk memberikan umpan balik kepada pemerintah

7. Terapi (therapy), tingkatan ini hanya pemberian proposal kepada

masyarakat

8. Manipulasi (manipulation), pada tingkatan ini masyarakat tidak terlibat

apapun hanya digunakan sebagai alat untuk kepentingan.

Menurut Sigit (2013), terdapat 3 kelompok besar dari tingkatan

partisipasi,yaitu tidak ada partisipasi sama sekali yang terdiri dari tingkatan

manipulasi dan terapi, partisipasi masyarakat dalam bentuk tinggal menerima

ketentuan yang terdiri dari infromasi, konsultasi dan penentraman serta partisipasi

masyarakat dalam bentuk mempunyai kekuasaan yang terdiri dari tingkatan

kemitraan, pelimpahan kekuasaan dan kontrol masyarakat. Berikut merupakan

tangga tingkatan partisipasi yang ditampilkan pada gambar 2.1.

Kontrol masyarakat

Pelimpahan kekuasaan

Kemitraan

Penentraman

Konsultasi

Informasi

Masyarakat mempunyai kekuasaan

Tinggal menerima ketentuan

Page 6: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

15

Gambar 2. 1 Tingkatan Partisipasi

Sumber : Sigit. 2013

Berdasarkan diskusi teori terhadap beberapa ahli yang menjelaskan terkait tingkat

partisipasi masyarakat maka diperoleh hasil sintesa teori yaitu sebagai berikut :

Menurut Lutpi (2016), tingkat partisipasi masyarakat dapat ditinjau dari 4

(empat) indikator, yaitu sebagai berikut.

1. Partisipasi pada tahapan perencanaan

2. Partisipasi pada tahapan pelaksanaan

3. Partisipasi pada tahapan pemanfaatan hasil

4. Partisipasi pada tahapan evaluasi

Adapun menurut Pratiwi (2014), partisipasi masyarakat dapat ditinjau dari

3 variabel, yaitu.

1. Partisipasi masyarakat pada tahapan perencanaan

2. Partisipasi masyarakat pada tahapan pelaksanaan

3. Partisipasi masyarakat pada tahapan evaluasi, pemanfaatan dan

pemeliharaan

Hal yang sejalan dengan pendapat Lutpi (2016) dan Pratiwi (2014) juga

disampaikan oleh Allokendek, dkk (2019), dalam menganalisis tingkat partisipasi

masyarakat terdapat beberapa variabel yang digunakan, yaitu.

1. Perencanaan

2. Pembangunan

3. Pemeliharaan

4. Forum komunitas hijau

Selanjutnya, menurut Deswati dan Triyanti (2015), untuk mengetahui

tingkat partisipasi masyarakat ditinjau dari :

1. Tahapan persiapan

2. Tahapan pelaksanaan

3. Tahapan evaluasi

Terapi

Manipulasi Tidak terdapat partisipasi

Page 7: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

16

Tabel 2. 2 Sintesa Teori Tingkat Partisipasi Masyarakat

No Sumber Indikator

1 Lutpi (2016)

Partisipasi pada tahapan

perencanaan

Partisipasi pada tahapan

pelaksanaan

Partisipasi pada tahapan

pemanfaatan hasil

Partisipasi pada tahapan

evaluasi

2 Pratiwi (2014)

Partisipasi masyarakat

pada tahapan perencanaan

Partisipasi masyarakat

pada tahapan pelaksanaan

Partisipasi masyarakat

pada tahapan evaluasi dan

pemeliharaan

3 Allokendek, dkk (2019)

Perencanaan

Pembangunan

Pemeliharaan

Forum komunitas hijau

4 Deswati dan Triyanti (2015)

Tahap persiapan

Tahap pelaksanaan

Tahap evaluasi

*) Penulis, 2021

Berdasarkan pada tabel 2.4 diketahui bahwa terdapat beberapa indikator

yang telah digunakan dalam mengukur tingkat partisipasi masyarakat. Apabila

ditinjau dari sub-bab sebelumnya indikator tersebut berasal dari bentuk partisipasi

masyarakat. Indikator tingkat partisipasi masyarakat mengacu pada Deswati dan

Triyanti (2015), Lutpi (2016) dan Pratiwi (2014) terdapat kesamaan seperti

partisipasi dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sehingga indikator

Page 8: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

17

tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini. Adapun untuk menentukan variabel

untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat menurut Permatasari, dkk (2018),

pengukuran tingkat partisipasi berdasarkan dari 3 (tiga) aspek, yaitu.

1. Pengetahuan

2. Manfaat

3. Kehadiran (inisiatif, sukarela dan terpaksa)

Sedangkan menurut Repi, dkk (2015), variabel yang diukur dalam

menenentukan tingkat partisipasi masyarakat terdiri dari :

1. Karakterisitik masyarakat

2. Partisipasi kehadiran masyarakat dalam memberi pendapat dan tenaga

3. Keaktifan masyarakat

Menurut Krisitianto (2010), untuk mengukur tingkat partisipasi

masyarakat dapat menggunakan parameter-parameter yang meliputi :

1. Prakarsa (inisiatif)

2. Pembiayaan

3. Pengambilan keputusan

4. Mobilisasi tenaga

5. Pelaksanaan pembangunan

Menurut Lutpi (2016) dalam mengukur tingkat partisipasi masyarakat

terdapat beberapa tolak ukur :

1. Masyarakat memiliki pengetahuan terkait pengembangan obyek wisata

lokal

2. Masyarakat diikutsertakan dalam musyawarah maupun rapat

3. Masyarakat memiliki inisiatif dalam mengajukan pendapat

4. Adanya pertunjukan wisata yang ditampilkan oleh masyarakat lokal

5. Terdapat masyarakat yang menyajikan fasilitas kenyamanan wisata

6. Terdapat pemandu wisata berasal dari masyarakat lokal

7. Adanya penjual cinderamata dan oleh-oleh khas wisata setempat

8. Terdapat pedagang dari masyarakat setempat

9. Masyarakat berperan dalam mengamankan keamanan, kenyamanan,

ketertiban dan kebersihan

10. Masyarakat bersikap ramah

Page 9: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

18

11. Masyarakat ikut mempromosikan obyek wisata

12. Obyek wisata menjadi lapangan pekerjaan

13. Terdapat manfaat ekonomi dan sosial

14. Masyarakat aktif dalam tahap evaluasi

Selanjutnya, menurut Timothy dalam Wardana (2018), terdapat dua

pandangan dalam partisipasi masyarakat dalam pariwisata. Kedua pandangan

tersebut, yaitu

1. Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan atau tahap

perencanaan, yaitu masyarakat diberikan kesempatan saat rapat dalam

mengambil keputusan dan keputusannya tersebut dipertimbangkan.

2. Terdapat manfaat yang diterima oleh masyarakat dengan adanya

pembangunan pariwisata.

Menurut Rahayu (2014), partisipasi sebagai suatu bentuk keikutsertaan

masyarakat terbagi menjadi dua, yaitu aktif dan pasif. Dalam partisipasi aktif saat

masyarakat berperan dalam memberikan pendapat tentang suatu kebijakan,

memberikan kritik dan perbaikan serta berdiskusi selain itu terdapat partisipasi

pasif dimana masyarakat hanya hadir dan menerima serta melaksanakan

keputusan tanpa ikut andil dalam memberikan pendapat.

2.3 Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat Menurut Purnamasari (2011), masyarakat juga mempunyai kesempatan

yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan

kepariwisataan, termasuk penyampaian saran, pendapat dan pertimbangan untuk

pengambilan keputusan dalam rangka proses perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan penyelenggaran kepariwisataan. Menurut Adikampana (2017),

melalui partisipasi masyarakat, pariwisata secara langsung dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat lokal dimana dengan adanya manfaat inilah penerimaan,

dukungan dan toleransi masyarakat akan tumbuh dengan optimal sedangkan

menurut Slamet dalam Deviyanti (2013), munculnya partisipasi merupakan

ekspresi perilaku masyarakat untuk melakukan tindakan, dimana perwujudan ini

didukung oleh 3 faktor utama yang mendorong partisipasi masyarakat, yaitu.

1. Kemauan/motivasi

Page 10: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

19

2. Kemampuan

3. Kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi.

Sejalan dengan pendapat Slamet dalam Deviyanti (2013), menurut Ftiyani

(2018), tumbuh dan berkembangnya partisipasi didorong oleh tiga faktor yang

saling berkaitan, yaitu kesempatan dengan adanya kesempatan yang diberikan

dalam berpartisipasi maka semua kemampuan yang dimiliki akan dapat diterapkan

dalam pengembangan pariwisata kemudian didorong juga dengan kemauan dari

diri sendiri. Faktor pendorong partisipasi masyarakat yang lain menurut Maskun

dalam Mulyadi (2009), terdapat beberapa faktor yang menentukan partisipasi

masyarakat, yaitu.

1. Program atau kebijakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

2. Merupakan kepentingan

3. Minat masyarakat

4. Program atau kebijakan sesuai dengan adat istiadat masyarakat

5. Sifatnya mengikat setiap anggota masyarakat.

Sejalan dengan pendapat Khairuddin menurut Goldsmith dan Blustain

dalam Wiwin (2019), masyarakat akan ikut berpartisipasi apabila partisipasi

dilakukan melalui sebuah organisasi di masyarakat, memberikan manfaat

langsung bagi masyarakat, memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat serta

masyarakat juga harus memegang kendali. Adapun menurut Ife dalam Nasution

(2009) terdapat beberapa kondisi yang mendorong partisipasi masyarakat, yaitu :

1. Terdapat suatu kegiatan yang dilaksanakan dirasa penting bagi diri

masyarakat

2. Terdapat perubahan ke arah yang lebih baik

3. Masyarakat memperoleh manfaat

4. Motivasi diri

5. Tidak menjadikan masyarakat menjadi tersampingkan dari adanya

kegiatan maupun struktur yang disusun.

Selanjutnya, menurut Sari (2016), faktor pendorong partisipasi masyarakat

terdiri dari beberapa, yaitu.

1. Kesadaran/kemauan diri sendiri keikutsertaan dalam partisipasi bukan

timbul begitu saja namun adanya dorongan dari diri sendiri.

Page 11: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

20

2. Adanya kesempatan untuk berpartisipasi dengan adanya hal tersebut maka

masyarakat akan melibatkan dirinya.

3. Adanya dukungan dari pemerintah.

Selanjutnya, menurut Timothy dalam Wardana (2018), terdapat faktor –

faktor yang mendorong partisipasi masyarakat seperti.

1. Motivasi

2. Adanya paksaan dari atasan

Dari beberapa penjelasan teori faktor pendorong partisipasi masyarakat

maka diperoleh sintesa teori sebagai berikut.

Tabel 2. 3 Sintesa Teori Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat

No Sumber Faktor Pendorong

Partisipasi Masyarakat

1 Adikampana (2017) Adanya manfaat

2 Slamet dalam Deviyanti (2013) Kemauan, kemampuan

dan kesempatan

3 Ftiyani (2018)

Kesempatan yang

diberikan, kemampuan

yang dimiliki dan

kemauan dari diri sendiri

4 Maskun dalam Mulyadi (2009)

Sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, merupakan

kepentingan, minat

masyarakat, sesuai dengan

adat istiadat masyarakat

dan sifatnya mengikat

setiap anggota masyarakat

5 Goldsmith dan Blustain dalam Wiwin (2019)

Partisipasi dilakukan

melalui sebuah organisasi

di masyarakat,

memberikan manfaat

langsung bagi masyarakat,

memenuhi kebutuhan dan

Page 12: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

21

No Sumber Faktor Pendorong

Partisipasi Masyarakat

keinginan masyarakat

serta masyarakat juga

harus memegang kendali.

6 Ife dalam Nasution (2009)

Kegiatan dianggap

penting, terdapat

perubahan ke arah lebih

baik, masyarakat

mendapatkan manfaat,

motivasi diri dan tidak

menjadikan masyarakat

menjadi tersampingkan

dari adanya kegiatan

maupun struktur yang

disusun.

7 Sari (2016)

Kesadaran/kemauan diri

sendiri, adanya

kesempatan untuk

berpartisipasi dan adanya

dukungan pemerintah.

8 Timothy dalam Wardana (2018) Motivasi dan adanya

paksaan dari atasan.

*) Penulis, 2021

Faktor pendorong partisipasi masyarakat menurut Adikampana (2017),

adanya manfaat dimana dengan adanya manfaat penerimaan, dukungan dan

toleransi masyarakat akan tumbuh dengan optimal kemudian faktor pendorong

partisipasi masyarakat menurut Slamet dalam Deviyanti (2003) dipengaruhi oleh 3

(tiga) faktor utama, yaitu kemauan, kemampuan dan kesempatan masyarakat. Hal

tersebut sejalan dengan pendapat dari Fitriyani (2018), tumbuh dan

berkembangnya partisipasi didorong oleh tiga faktor yang saling berkaitan, yaitu

kesempatan yang diberikan dalam berpartisipasi, kemampuan yang dimiliki dan

Page 13: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

22

kemauan dari diri sendiri. Adapun menurut Maskun dalam Mulyadi (2009),

terdapat beberapa hal yang mendorong partisipasi masyarakat seperti program

atau kebijakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, program atau kebijakan

sesuai dengan adat istiadat masyarakat, merupakan kepentingan minat masyarakat

dan program yang sifatnya mengikat setiap anggota masyarakat. Menurut

Goldsmith dan Blustain dalam Wiwin (2019), masyarakat akan terdorong dalam

melakukan partisipasi apabila dilakukan melalui sebuah organisasi di masyarakat,

memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, memenuhi kebutuhan dan

keinginan masyarakat serta masyarakat juga harus memegang kendali.

Menurut Ife dalam Nasution (2009), terdapat beberapa kondisi yang

mendorong partisipasi masyarakat seperti kegiatan dianggap penting, adanya

perubahan ke arah lebih baik, motivasi diri dan tidak membuat masyarakat

menjadi tersampingkan dengan adanya kegiatan dan struktur yang disusun. Hal

tersebut tidak berbeda jauh dengan pendapat menurut Sari (2016) dimana

pendorong partisipasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya

kesadaran/kemauan diri sendiri, adanya kesempatan untuk berpartisipasi dan

adanya dukungan pemerintah. Berdasarkan hasil diskusi teori terhadap beberapa

ahli maka dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor yang mendorong partisipasi

masyarakat terdapat 2 faktor yang menjadi indikatornya, yaitu faktor internal atau

dari diri masyarakat yang terdiri dari motivasi, kepentingan, kebutuhan dan faktor

eksternal atau diluar dari diri masyarakat yang terdiri dari manfaat, kesempatan

dan program atau kebijakan yang mengikat. Terakhir, menurut Timothy dalam

Wardana (2018), faktor pendorong partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh

motivasinya dan paksaan dari atasan.

2.4 Sintesa Pustaka Berdasarkan tinjaun pustaka yang telah dilakukan maka diperoleh sintesa

pustaka, yaitu sebagai berikut.

Tabel 2. 4 Sintesa Pustaka

Sasaran Indikator Variabel

Menganalisis tingkat Peran aktif masyarakat Bentuk kehadiran

Page 14: BAB II TINJAUN PUSTAKA - repository.itk.ac.id

23

Sasaran Indikator Variabel

partisipasi masyarakat

dalam pengembangan

pariwisata di kawasan

obyek wisata Pantai

Sipakario.

dalam tahap perencanaan

sampai tahap evaluasi Pengetahuan masyarakat

Bentuk keikutsertaan

(Partisipasi Aktif dan

Pasif)

Menganalisis faktor

pendorong partisipasi

masyarakat dalam

pengembangan pariwisata

di kawasan obyek wisata

Pantai Sipakario

Faktor Internal

Motivasi

Kebutuhan

Kepentingan

Faktor Eksternal

Manfaat

Kesempatan

Program atau kebijakan

yang mengikat

Merumuskan strategi

peningkatan partisipasi

masyarakat dalam

pengembangan pariwisata

di kawasan obyek wisata

Pantai Sipakario

Output dari sasaran 1 dan 2

Gambaran umum wilayah studi dan partisipasi

masyarakat yang sudah ada.

*) Penulis, 2021