Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Demensia
a. Pengertian
Demensia adalah istilah medis untuk penurunan kemampuan otak,
terutama dalam hal kognisi dan memori secara bertahap yang
mengganggu aktivitas sehari-hari. Orang awam biasa menyebutnya
“pikun”. Dimensia dapat dikenali dengan melihat perubahan pada hal-
hal berikut (Foundation, 2017).
1) Memori
2) Kemampuan berkomunikasi dan berbahasa
3) Kemampuan berfokus dan memberikan perhatian
4) Kemampuan mengambil keputusan
5) Persepsi visual
6) Kepribadian dan mood
Menurut Maryam (2008) Demensia senilis merupakan gangguan
mental yang berlangsung progresif, lambat dan serius yang disebabkan
oleh kerusakan organik jaringan otak.
b. Penyebab demensia
Penyebab utama demensia adalah rusaknya sel-sel saraf otak
Foundation (2017). Berdasarkan penyebabnya demensia dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu: 10
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
1) Demensia alzemer yang penyebabnya adalah kerusakan otak yang
tidak diketahui.
2) Demensia vaskuler yang penyebabnya adalah kerusakan otak
karena stroke yang multipel
3) Demensia lain yang penyababnya adalah kekurangan vitamin B12
dan tumor otak.
c. Tanda dan Gejala
Menurut Maryam (2008) bahwa gejala-gejala demensia yaitu;
1) Meningkatkan kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
2) Mengabaikan kebersihan diri
3) Sering lupa akan kejadian-kejadian yang dialami, dalam keadaan
yang makin berat, nama orang atau keluarga dapat dilupakan.
4) Pertanyaan atau kata-kata sering diulang-ulang.
5) Tidak mengenal demensia waktu misalnya bangun dan berpakaian
pada malam hari.
6) Tidak dapat mengenal demensia ruang atau tempat.
7) Sifat dan perilaku berubah menjadi keras kepala dan cepat marah.
8) Menjadi depresi dan menangis tanpaalasan yang jelas.
d. Penanganan demensia
Penanganan demensia dapat dilakukan dengan pendekatan
farmakologis maupun non farmakologis. Pengobatan merupakan
tindakan penting dalam menangani kasus alzheimer dan demensia
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
secara umum, yaitu untuk menjaga atau mempertahankan fungsi
kognitif dan harga diri. Sementara non farmakologisnya upaya
yang bisa digunakan seperti terapi musik. Terapi musik merupakan
terapi alternatfi yang baik untuk pengobatan demensia (Reseno et.
al., 20111 dalam Suprianto, 2015).
2. Gangguan Tidur
a. Pengertian
Tidur merupakan keadaan dimana tubuh dalam keadaan tidak
sadar dan tidak bereaksi terhadap lingkungan. Ketika sedang tidur,
seseorang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan
yang cukup (Asmadi, 2008).
Menurut Japardi (2002) ganguan tidur merupakan salah satu
keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung
ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan
masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun
orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada
orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan
mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya,
menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah
tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain.
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Jenis tidur
Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori
yaitu dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM),
dan tidur dengan gerakan bola mata lambat Non – Rapid Eye Movement
– NREM, (Asmadi. 2008).
1) Tidur REM, merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur
paradoksial. Hal tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang dapat
tidur dengan nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua
bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ini ditandai dengan
mimpi, otot – otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata
cepat (mata cenderung bergerak bolak – balik), sekresi lambung
meningkat, ereksi penis tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu
dan metabolisme meningkat, tanda tanda orang yang mengalami
kehilangan tidur REM yaitu, cenderung hiperaktif, emosi sulit
terkendali, nafsu makan bertambah, bingung dan curiga (Asmadi.
2008).
2) Tidur NREM, merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur
NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang
sadar atau tidak tidur. Tanda - tanda tidur NREM ini antara lain :
mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan
pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat.
Pada tidur NREM ini mempunyai empat tahap masing-masing tahap
ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak.
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a) Tahap I Merupakan tahap tranmisi dimana seseorang beralih dari
sadar menjadi tidur. Ditandai dengan seseorang merasa kabur dan
rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata,
kedua bola mata bergerak ke kiri dan kekanan kecepatan jantung
dan pernapasan menurun secara jelas, seseorang yang tidur pada
tahap ini dapat dibangunkan dengan mudah.
b) Tahap II Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menerus. Tahap ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti
bergerak, suhu tubuh menurun, pernapasan turun dengan jelas.
Tahap II ini berlangsung sekitar 10 – 15 menit.
c) Tahab III Merupakan tahap fisik yang lemah lunglai karena tonus
otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan,
dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi
sistem saraf parasimpatis. Seseorang yang tidur pada tahap III ini
sulit untuk dibangunkan.
d) Tahap IV Merupakan tahap dimana seseorang tersebut tidur
dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang
sudah lemah lunglai, dan sulit dibangunkan. Pada tahap IV ini
dapat memulihkan keadaan tubuh. Selain keempat tahap tersebut,
sebenarnya ada satu tahap lagi yakni tahap V. Tahap ini
merupakan tahap tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang
masuk pada tahap V, yang ditandai dengan kembali bergeraknya
kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap – tahap
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
sebelumnya. Tahap ini berlangsung sekitar 10 menit, dan dapat
pula terjadi mimpi. Selama tidur malam sekitar 6 – 7 jam,
seseorang mengalami REM dan NREM bergantian sekitar 4 – 6
kali (Asmadi, 2008).
a. Fisiologis
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan yang melibatkan
mekanisme serebral. Seseorang dapat tidur karena aktifnya sistem
retikularis, yaitu sistem yang mengatur seluruh kegiatan susunan saraf
pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Tempat pengaturan
aktivasi kewaspadaan dan tidur terdapat dalam mesensefalon dan
bagian atas pons. Pada saat tidur terjadi pengeluaran serotonin dari sel
yang berada di pons dan batang otak tengah yaitu bulbar synchronizing
regional (BSR). Serotonin 12 merupakan sebuah neurotransmiter yang
membuat seseorang dapat merasakan kantuk (Uliyah & Hidayat, 2008).
b. Faktor penyebab
Menurut Asmadi (2008) tidur seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah status kesehatan. Kondisi tubuh
yang sehat memungkinkan kita dapat tidur dengan nyenyak, namum
dengan kondisi tubuh sedang sakit atau nyeri akan mengakibatkan tidur
yang tidak yenyak karena tubuhnya merasa tidak nyaman. Selain itu
faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi tidur seperti kondisi
lingkungan yang ribut, bising dan gaduh akan menghambat seseorang
dapat tidur.
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Kebutuhan tidur yang cukup ditentukan selain oleh faktor
jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh faktor kedalaman tidur
(kualitas tidur). Beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan
kualitas tidur yaitu, faktor fisiologis, faktor psikologis, lingkungan dan
gaya hidup. Dari faktor fisiologis berdampak dengan penurunan
aktivitas sehari – hari, rasa lemah, lelah, daya tahan tubuh menurun,
dan ketidak stabilan tanda tanda vital, sedangkan dari faktor psikologis
berdampak depresi, cemas, dan sulit untuk konsentrasi (Potter dan
Perry, 2005)
3. Terapi musik akustik phsyio
Menurut American Music Therapy Association dalam Djohan (2009)
bahwa terapi musik telah ditetapkan sebagai pelayanan kesehatan yang
sama dengan terapi fisik. Terapi ini terdiri dari penggunaan musik secara
terapeutik pada fisik, psikologis, kognitif dan atau fungsi sosial pasien di
segala usia. Terapi musik memiliki kekuatan dan bukan media teknik
diagnostik, maka memungkinkannya untuk mendapatkan hasil yang unik.
Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang
dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi (Suryana, 2012).
Terapi musik memiliki manfaat untuk menurunkan stress,
meningkatkan well-being individu dan bahkan dapat dikembangkan
sebagai media untuk optimalisasi perkembangan kemampuan penyandang
autis karena musik yang mampu menjembatani komunikasi antara terapis
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
dengan subjek dalam komunikasi verbal maupun non-verbal. Terapi musik
memberikan fasilitas pada individu yang menjalani terapinya untuk masuk
dalam proses yang emosional, bebas, dan kreatif. Musik juga menyediakan
media relaksasi dengan komunikasi lewat ritme, men-dengarkan musik,
isyarat non-verbal, eksplorasi, gerakan, dan improvisasi (Torres et. al.,
2016).
Musik yang digunakan dalam penelitian ini adalah musik akustik
physio. Bie et. al., (2012) menunjukkan bahwa musik akustik physio
efektif dalam mengatasi masalah nocturnal pada pasien dimensia. Zematha
(2010) menjelaskan bahwa Physio Acoustic Sound Therapy
memungkinkan tubuh dapat memproduksi serotonin. Seperti dengan efek
menurunkan kadar adrenalin dalam darah. Sekarang tubuh bisa rileks dan
berfungsi dengan baik. Physio Acoustic Sound Therapy adalah 'keharusan'
untuk semua orang, khususnya setelah rutinitas sehari-hari berolahraga
berat.
Menurut Foster (2015) bahwa sistem terapi physio acoustic telah
dikembangkan menjadi metode yang unik untuk menggunakan frekuensi
rendah dalam kisaran 27-113 Hertz untuk tujuan terapeutik seperti
meningkatkan sirkulasi, menghilangkan rasa sakit dan merilekskan
jaringan otot. Sistem Gelombang ini telah teruji secara ilmiah, yaitu FDA
(AS) dan BSI (Inggris) yang terdaftar dan digunakan secara luas di seluruh
Eropa, Inggris, Amerika Utara, Australia, Singapura dan Jepang. Terapi
Physioacoustic mempengaruhi semua fungsi tubuh, terutama pusat kontrol
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
di otak, thalamus, tetapi juga pada jaringan saraf lain, otot dan jaringan
ikat dan darah dan sirkulasi getah bening. Teknologi ini telah dimasukkan
ke kursi terapi reclining khusus dan menjadi tempat tidur kesehatan yang
mewah. Ada enam speaker audio yang ditempatkan dan terhubung ke
program perangkat lunak khusus. Pembicara menghasilkan getaran suara
yang terdengar dan masuk akal yang akan mempengaruhi tubuh pada
tingkat sel. Terapi physioacoustic didasarkan pada frekuensi alami setiap
sel manusia. Saat memainkan frekuensi yang tepat, sekelompok sel
tertentu akan bergetar tanpa dibatasi, yang disebut resonansi. Frekuensi
alami dari banyak kelompok sel-sel tubuh disimpan dalam perangkat lunak
komputer. Frekuensi yang berbeda dalam kisaran 27 hingga 113 Hertz
digabungkan untuk mencapai resonansi optimal. Kemampuan unik untuk
mengendalikan arah suara dari bawah ke atas, dan sebaliknya akan
menstimulasi sirkulasi darah dan getah bening. Mengubah kekuatan
(pulsasi) getaran suara akan mencegah overstimulation.
4. Lanjut Usia (Lansia)
a. Pengertian
Manusia usia lanjut ada yang menyebutnya dengan manusia usia
lanjut (manula), manusia lanjut usia (lansia), ada yang menyebut
golongan lanjut umur (glamur), usia lanjut (usila), bahkan di Inggris
orang biasa menyebutnya dengan istilah warga negara senior.
Pengertian dari lansia sendiri adalah tahap akhir dari perkembangan
daur kehidupan manusia (Maryam, 2008).
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Menua (menjadi tua/aging) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita” (Constantinides,
1994) dalam Darmojo (2009).
b. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO (2015) bahwa pengelompokan umur pada
seseorang adalah sebagai berikut:
a. 45-59 tahun (middle age)
b. > 60-74 tahun (Edelry)
c. > 75-90 tahun (old age)
d. > 90-120 tahun (very old age).
c. Teori Penuaan
Teori Lanjut Usia menurut Stanley & Beare (2007) yaitu teori –
teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa terjadi penuaan :
1) Teori Biologis
Teori biologi menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia, dan
kematian.
2) Teori Genetika
Teori sebab-akibat yang menjelaskan bahwa penuaan dipengaruhi
oleh gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode genetik.
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3) Teori Wear- and –Tear
Teori yang mengungkapkan bahwa akumulasi sampah metabolik
atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong
malfungsi molekuler dan akhirnya malfungsi organ tubuh.
4) Riwayat Lingkungan
Teori ini menjelaskan faktor-faktor yang dapat membawa
perubahan dalam proses penuaan misalnya karsinogen dari industri,
cahaya matahari, trauma dan infeksi.
5) Teori Imunitas
Teori ini menjelaskan suatu kemunduran dalam sistem imun yang
berhubungan dengan penuaan.
6) Teori Neuroendokrin
Teori yang terjadi pada struktur dan perubahan pada tingkat
molekul dan sel yang nampak mengagumkan dalam beberapa
situasi. Bahwa salah satu area neurologi yang mengalami gangguan
secara universal akibat penuaan adalah waktu reaksi yang
diperlukan untuk menerima, memproses, dan bereaksi terhadap
perintah.
7) Teori Psikososiologis
Teori ini menjelaskan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku
yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi
biologi pada kerusakan anatomis.
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
8) Teori Kepribadian
Teori ini menjelaskan bahwa aspek – aspek pertumbuhan
psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik
lansia. Menurut Jung (1960) dalam Stanley & Beare 2007)
mengembangkan suatu teori kepribadian orang dewasa yang
memandang kepribadian orang dewasa yang memandang
kepribadian sebagai ekstrovet dan introvet.
d. Perubahan Pada Lansia
Menurut Nugroho (2008) perubahan yang terjadi pada lansia adalah
sebagai berikut:
1) Perubahan – perubahan fisik meliputi perubahan sel, sistem
pernafasan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem
kardiovaskuler, sistem pengaturan temperatur tubuh, sistem respirasi,
sistem pencernaan, sistem genitourinaria, sistem endokrin, sistem kulit
dan sistem muskuloskletal. Perubahan yang terjadi pada bentuk dan
fungsi masing – masing.
2) Perubahan–perubahan mental: perubahan- perubahan mental pada
lansia berkaitan dengan 2 hal yaitu kenangan dan intelegensia. Lansia
akan mengingat kenangan masa terdahulu namun sering lupa pada
masa yang baru, sedangkan intelegensia tidak berubah namun terjadi
perubahan dalam gaya membayangkan.
3) Perubahan – perubahan psikososial: Pensiun dimana lansia mengalami
kehilangan finansial, kehilangan status, kehilangan teman, dan
kehilangan pekerjaan , kemudian akan merasakan atau sadar terhadap
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
kematian, perubahan cara hidup, penyakit kronik dan
ketidakmampuan, gangguan gizi akibat kehilangan jabatan dan
hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik yaitu perubahan terdapat
konsep diri dan gambaran diri.
4) Perkembangan spiritual: Agama dan kepercayaan makin terintegrasi
dalam kehidupannya
5)
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Reseno et. al., (2011) dalam Suprianto (2015), Bie et. al., (2012), Nugroho (2008) dan Foundation (2017)
Farmakologi (Obat-obatan)
Perubahan lansia: 1. Perubahan – perubahan
fisik 2. Perubahan–perubahan
mental 3. Perubahan – perubahan
psikososial 4. Perkembangan spiritual
Gangguan Kognitif
Demensia Lansia
Non farmakologi (musik akustik physio)
Manfaat Musik akustik physio ; 1. menurunkan Stres 2. menurunkan Kekakuan 3. Melancarkan peredaran darah 4. Penurun tingkat nyeri 5. Memperbaiki perilaku suka
melukai diri sendiri, 6. Memperbaiki cara pandang
terhadap objek dan perilaku agresif
7. memperbaiki Gangguan tidur
Lansia dengan gangguan tidur
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah;
Ha: ada pengaruh musik akustik physio terhadap gangguan dimensia pada
lansia dengan gangguan tidur di Panti Sudagaran Kabupaten Banyumas
Ho: tidak ada pengaruh musik akustik physio terhadap gangguan dimensia
pada lansia dengan gangguan tidur di Panti Sudagaran Kabupaten Banyumas
Ha: ada pengaruh musik akustik physio terhadap gangguan gangguan tidur di
Panti Sudagaran Kabupaten Banyumas
Ho: tidak ada pengaruh musik akustik physio terhadap gangguan tidur di
Panti Sudagaran Kabupaten Banyumas
Musik akustik physio
Gangguan dimensia pada lansia
Gangguan tidur pada lansia
Pengaruh Musik Akustik..., Rilo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019