Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Psoriasis
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit dimana terjadi proses pergantian
lapisan kulit yang terlalu cepat. Pergantian kulit yang normal biasanya
terjadi setiap 28 atau 1 bulan satu kali, namun pada Psoriasis proses
pergantian kulit terjadi dalam waktu yang singkat antara 3 – 4 hari sekali.
Penyakit ini tidak menular tetapi dapat menurunkan kualitas hidup serta
mengganggu kekuatan mental seseorang terhadap kehidupan sosialnya.
( Sumber: Dr. Iwan T.Budiarso, DVM, MSc, Phd, APU )
Psoriasis timbul biasanya didahului dengan semacam luka memar atau
benturan di salah satu bagian kulit tubuh, setelah kejadian itu, bagian yang
kena trauma itu tidak kunjung sembuh. Bahkan sebaliknya makin
memburuk dan mulai menyebar. Kemudian ada lagi luka memar di bagian
kulit lain. Luka itu bisa tetap kecil dan menghilang atau sebaliknya melebar
dan meluas. ( Sumber: Dr. Iwan T.Budiarso, DVM, MSc, Phd, APU )
Berdasarkan penelitian para dokter, ada beberapa hal yang
diperkirakan dapat memicu timbulnya Psoriasis, antara lain adalah :
• Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saat
gatal digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada
saat beraktivitas. Bila Psoriasis sudah muncul dan kemudian
digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit bertambah tebal.
6
• Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.
• Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.
• Emosi tak terkendali.
• Sedang mengalami infeksi saluran nafas bagian atas, yang keluhannya
dapat berupa demam nyeri menelan, batuk dan beberapa infeksi lainnya.
• Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit
menjadi merah , misalnya mengandung alkohol.
( Sumber: Yayasan Psoriasis Indonesia )
Gambar 2.1.1 Kulit Normal Gambar 2.1.2 Kulit yang terkena Psoriasis
Banyak sekali pengobatan yang dilakukan untuk menyembuhkan
Penyakit Psoriasis antara lain:
Pengobatan topilkal dengan salep, krim, lotion, dan shampo.
Pengobatan sistematik dengan obat psoralen oral dan suntik.
Pengobatan dengan sinar Ultra Violet atau fototeraphy.
7
2.2 Sinar Ultra Violet
Sinar Ultra Violet adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang
mempunyai panjang gelombang sekitar 100 ηm hingga 400 ηm.
Namun Sinar Ultra Violet yang digunakan pada proses Teraphy
Psoriasis adalah Sinar Ultra Violet dengan intensitas minimal 1,020 mW/cm2
setiap 15 Inchi dari panjang gelombang 315 – 400 ηm yang memiliki sifat
gernisidal ( Membunuh Bakteri ). Pada alat teraphy ini Sinar Ultra Violet
difungsikan untuk membunuh bakteri penyebab Psoriasis.
( Sumber: Acces Medicine – Dermatology )
Klasifikasi Sinar Ultra Violet
Berdasarkan panjang gelombang sinar Ultra Violet dibagi menjadi dua
yaitu:
1) Sinar Ultra Violet gelombang panjang : panjang gelombang
290 ηm – 400 ηm.
2) Sinar Ultra Violet gelombang pendek : 100 ηm – 290 ηm.
Sedangkan berdasarkan typenya dibagi menjadi 3 ytpe yaitu:
a. Sinar Ultra Violet type A : 315 ηm – 400 ηm.
b. Sinar Ultra Violet type B : 280 ηm – 315 ηm.
c. Sinar Ultra Violet type C : 100 ηm – 280 ηm.
Efek Fisiologis
Efek Fisiologis yang dipancarkan oleh Sinar Ultra Violet:
1) Reaksi Erytema
a. Vasoliditas kapiler yang disebabkan oleh pengaruh vitamin
secara langsung.
8
b. Vasoliditas arteriola yang disebabkan adanya axon – axon reflek
yaitu reseptor dan affektor pada arterola.
c. Exedute atau cairan nanah local atau oedema (pembengkakan)
local yang disebabkan oleh kenaikan permeabilitas dinding
kapiler.
2) Penebalan Epidermis
Yaitu terjadinya penebalan pada kulit tertular dari tubuh.
3) Pengelupasan (Disquamation)
Yaitu merupakan pelepasan sel-sel kulit yang telah mati akibat dari
pengaruh Ultra Violet.
4) Pigmentasi
Yaitu timbulnya reaksi kimia yang menghasilkan perubahan Amino-
acid Tyrosine menjadi pigmen melanin.
( Sumber: Sumber Fisis Jurusan Fisioterapi ( 2002)
2.3 Psoralen Ultra Violet A (PUV A)
PUV atau Psoralen Ultra Violet A, merupakan suatu metode theraphy
pada Penyakit Psoriasis yang menggunakan modalitas Ultra Violet A yang
dikombinasikan dengan Medika Mentosa lewat Oral.
9
Teknik penyinaran dan dosis penyinaran mnurut metode PUV A
adalah sebagai berikut:
a. Penyinaran pertam kali dilakukan selama 1 menit, kemudian setiap kali
dilakukan ditambah 1 menit dengan lama penyinaran hingga mencapai
15 menit (sehingga jumlah penyinaran sebanyak 15 kali). Dengan
menggunakan Jarak lampu dengan daerah yang disinari sebesar 90 cm,
keadaan ini dipertahankan sampai kulit yang terkena Psoriasis menjadi
bersih.
b. Frekwensi penyinaran 4 -5 kali perminggu.
c. Jika pasien samapi fase regenerasi, waktu penyinaran tetap
dipertahankan selama 15 menit, namun jarak penyinaran ditambah 120
cm sedangkan frekwensi penyinaran dikurangi 1 kali per-minggu.
( Sumber: Sumber Fisis Jurusan Fisioterapi ( 2002)
2.4 Rangkaian Mikrokontroller AT89s51
Rangkaian Mikrokontroller adalah Rangkaian untuk mengontrol
seluruh system kerja Rangkaian yang digunakan pada alat. Pada Rangkaian
Mikrokontroller ini digunakan IC Mikrokontroller AT89s51.
IC Mikrokontroller AT89S51 adalah komponen produksi Atmel yang
berorientasi pada control dengan level logika CMOS. Komponen ini
termasuk keluarga MCS’51. Rangkaian integrasi tersebut memiliki
perlengkapan Single Chip Mikrokomputer. Perlengkapan yang dimaksud
adalah CPU (Central Processing Unit) yang terdiri dari komponen yang lain.
Diantaranya Register, ALU (Arithmatic Logic Unit), Unit Pengendali.
10
Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda antara lain:
1. Register
Sebagai memori sementara di dalam CPU. Beberapa Register
mempunyai fungsi tertentu, seperti program Counter dan Code Register,
yang lain bersifat umum akumulator, B Register. Tiap-tiap computer
memilki panjng kata yang merupakan karakteristik dari CPU. Seperti pada
keluarga MCS’51 ini besarnya ditentukan oleh bus dan memori internal,
oleh karenanya Mikrokontroller keluarga MCS’51 ini memiliki kemampuan
menyimpan data 8 bit.
2. ALU (Arithmatic Logic Unit)
Dari namanya dapat diketahui bahwa ALU mampu menjalankan
operasi aritmatika dan logika dengan bilangan-bilangan biner. Dalam
keluarga MCS’51 operasi ALU datanya terbatas pada jumlah bilangan biner
8 bit, tidak sampai pada operasi Floating Point (angka mengambang).
3. Unit Pengendali
Unit Pengendali digunakan untuk menyerempakkan kerja yang sangat
diperlukan oleh setiap Prosesor. Sebuah Intruksi diambil dan didekode,
setelah Prosesor mengetahui apa yang dimaksud dengan intruksi, maka Unit
Pengendali akan memberikan signal pada aksi yang dimaksud.
Mikrokontroller AT89S51 memiliki beberapa fasilitas yang dapat
dipakai oleh pengguna. Fasilitas yang dimaksud antara lain:
1. Flash Program memori ROM Internal sebesar 4 Kbyte. Dengan Flash
PEROM ini Mikrokontroller mampu deprogram dan dihapus hingga
1000 kali.
11
2. Memori data RAM Internal sebesar 128 Byte.
3. Kemampuan kerja Clock Internal dari 0 hingga 24 M Hz.
4. Terdapat 2 buah Timer atau Counter yang dapat dipakai hingga 16 Bit.
5. External kemampuan mengamati memori program dan data maksimum
64 Kbyte eksternal.
6. Dua buah tingkat priritas interupsi.
7. Lima buah interupsi, yaitu 2 buah interupsi eksternal dan 3 buah
interupsi internal.
8. Empat buah 1/0 masing-masing 8 bit.
9. Port Ser4ial Full Dplex UART (Universal Asincronous Receive
Transmit) dengan kemampuan pendeteksian kesalahan.
10. Mode pengontrolan daya, yaitu:
Mode Idle (daya akan berkurang jika CPU dikejendaki Stand By).
Mode Power Down (Oscillator berhenti yang berarti daya akan
berkurang karena yang dieksikusi menghendaki Power Down).
11. Pengembalian ke mode normal setelah Power Down karena adanya
interupsi.
12. Dapat diprogrsm per bit sehingga pemprograman akan lebih leluasa dan
efektif. Dalam IC program AT89S51 terdapat beberapa port dan
program-program lainnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Port 0
Port 0 adalah 8 bit Open Drain Bi-Directional port 1/0. pada saat
sebagai Port Out, tiap pin dapat dilewatkan ke 8 input TTL. Ketika
logika 1 dituliskan pada port 0, maka pin-pin ini pat digunakan
sebagai input yang berimpedensi tinggi. Port 0 dapat
12
dikonfigurasikan untuk dimultiplex sebagai jalur data atau address
bus selama membaca program dan memori data. Pada mode ini P0
mempunyai internal Pull Up. Port 0 juga menerima kode bit selama
pemprograman Flash. Dan mengeluarkan kode bit selama ferifikasi
program.
2) Port 1
Port 1 adalah 8 bit Bi-Directional port 1/0 dengan internal Pull
Up. Port 1 mempunyai buffer output yang dapat dihubungkan dengan
4 TTL input. Ketika logika 1 dituliskan ke port 1, pin ini di Pull High
dengan menggunakan internal Pull Up dan dapat digunakan sebagai
input, pin port 1 yang secara eksternal bahwa selama pemprograman
Flash dan Freifikasi.
3) Port 2
Port 2 adalah 8 bit Bi-Directional port 1/0 dengan internal Pull
Up. Dapat melewatkan 4 TTL input. Ketika logika 1 dituliskan ke
port 2, maka mereka di Pull High dan dapat digunakan sebagai input.
4) Port 3
Port 3 adalah 8 bit Bi-Directional port 1/0 dengan internal Pull
Up. Output buffer dari port 3 dapat dilewati 4 inpui TTL. Ketika
logika 1 dituliskan keport 3 maka mereka akan di Pull High dengan
internal Pull Up dan dapat digunakan dan dapat digunakan sebagai
input. Port 3 juga mempunyai beberapa sinyal control untuk
pemprograman Flash dan Ferifikasi.
5) RST
Input Reset Lgika High pada pin ini akan mereset siklus mesin.
13
6) ALE/PROG
Pulsa Output Address Latch Enable digunakan untuk Latching
Bit bawah dari address selam mengakses ke eksternal memori. Pin
ini juga merupakan input pulsa program selama pemprograman
Flash. Operasi normal dari ALE dikeluarkan pada laju konstan 1/6
dari frekuensi Oscillator, dan dapat digunakan untuk pewaktu
eksrternal atau pemberian pulsa. Jika dikehendaki, operasi ALE
dapat Disabled dengan memberikan setting bit 0 dari SFR pada
lokasi 8 EH. Dengan bit set, ALE dapat diaktifkan selama instruksi
MOVX atau MOVC. Dengan mensetting ALE Disabled, tidaka akan
mempengaruhi jika Mikrokontroller pada mode eksekusi eksternal.
7) Port Pin Alternate Functions
P3.0 RXD (Serial Input Port).
P3.1 TXD (Serial Output Port).
P3.2 INT0 (Eksternal Interupt 0).
P3.3 INT1 (Eksternal Interupt 1).
P3.4 T0 (Timer 0 Eksternal Input).
P3.5 T1 (Timer 1 Eksternal Input).
P3.6 WR (Eksternal Data Memori Write Strobe).
P3.7 RD (Eksternal Data Memori Read Strobe).
8) PSEN
Program Strobe Enable merupakan sinyal yang digunakan untuk
membaca program pada memori aksternal. Ketika 89S51
mengeksekusi kode dari program memori eksternal, PSEN diaktifkan
14
A T8 9 S 5 1R S T
9
XTA L 21 8XTA L 11 9
P S E N2 9 A L E / P R O G3 0
E A / V P P3 1
P 1 . 01
P 1 . 12
P 1 . 23
P 1 . 34
P 1 . 45
P 1 . 56
P 1 . 67
P 1 . 78
P 2 .0 /A 82 1
P 2 .1 /A 92 2
P 2 .2 /A 1 02 3
P 2 .3 /A 1 12 4
P 2 .4 /A 1 22 5
P 2 .5 /A 1 32 6
P 2 .6 /A 1 42 7
P 2 .7 /A 1 52 8
P 3 .0 /R XD1 0
P 3 .1 /TXD1 1
P 3 .2 / I N T01 2
P 3 .3 / I N T11 3
P 3 .4 /T01 4
P 3 .5 /T11 5
P 3 .6 /W R1 6
P 3 .7 /R D1 7
P 0 .0 /A D 03 9
P 0 .1 /A D 13 8
P 0 .2 /A D 23 7
P 0 .3 /A D 33 6
P 0 .4 /A D 43 5
P 0 .5 /A D 53 4
P 0 .6 /A D 63 3
P 0 .7 /A D 73 2
2 kali setiap siklus mesin, kecuali bahwa 2 aktifasi PSEN terlewati
selam pembacaan ke memori data eksternal.
9) EA/VPP
Eksternal Acces Enable. EA harus diposisikan ke GND untuk
mengaktifkan Divias untuk mengumpan kodde dari program memori
yang dimulai pada lokasi 0000H sampai dengan FFFFH. EA harus
diposisikan ke VCC untuk eksekusi program internal. Pin ini juga
menerima tegangan pemprograman 12 Volt (VPP) selama
pemprograman Flash.
10) XTAL 1
Input Oscillator inverting amplifier dan input untuk internal clock
untuk pengoperasian 2.
11) XTAL 2
Output dari inverting Oscillator amplifier
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin AT89S51
15
Gambar 2.3 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51
2.5 Rangkaian Display
Rangkaian Display adalah rangkaian yang digunakan untuk
mengontrol tampilan sekaligus mencetak karakter yang akan ditampilkan.
Pada Rangkaian Display ini digunakan Display LCD ( Liquid Cristal
Display ).
LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk
menampilkan tulisan angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan
(sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrol). LCD dot matrix
biasanya memiliki karakter 2 x 16, sehingga kaki-kakinya berjumlah 16 pin.
16
Jumlah karakter maksimum yang dapat ditampilakn tiap baris adalah
sebanyak 16 buah karakter, sehingga total karakter yang dapat ditampilkan
untuk dua baris adalah sebanyak 32 buah karakter. Modul LCD ini terdiri
dari atas 16 buah pin.
No. Symbol Level Keterangan
1. Vss - Dihubungkan ke 0 V (Ground)
2 Vcc - Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan
toleransi 10%
3 Vee - Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD
4. RS H/L Berbilai logika ‘0’ untuk input instruksi dan bernilai
logika ‘1’ untuk input data
5. R/W H/L Bernilai logika ‘0’ untuk proses ‘Write’ dan bernilai
logika ‘1’ untuk proses ‘Read’
6. E H Merupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada
Failing Edge dari logika ‘1’ kelogika ‘0’
7. DB0 H/L Pin data D0
8. DB1 H/L Pin data D1
9. DB2 H/L Pin data D2
10. DB3 H/L Pin data D3
11. DB4 H/L Pin data D4
12. DB5 H/L Pin data D5
13. DB6 H/L Pin data D6
14. DB7 H/L Pin data D7
15. V+BL - Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan
tegangan sebesar 4 – 4,2 V dengan arus 50 – 200
17
mAmpere
16. V-BL - Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan Ground
Tabel 2.1 Konfigurasi Pin LCD dan Fungsinya
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 8a 8b 8c 8d 8e 8f
C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 Ca Cb Cc Cd Ce Cf
Tabel 2.2 Lokasi Memori Display pada LCD 2 X 16
e n t e r
C R Y S TA L 12 M H Z
8
16
+5
S W 1
D 8
VCC
11
2
XTAL2LM35
123
D2
U 9
ADC0804
67
9
1 11 21 31 41 51 61 71 8
194
5
123
+I N-I N
V R E F / 2
D B 7D B 6D B 5D B 4D B 3D B 2D B 1D B 0
C LK RC LK IN
IN TR
C SR DW R
RS
P 1 .1
D0
R 2
D4
XTAL2
D5
R 2 4 10 3
13
2
D7
PROGRAM ER
123456
D 1
3 ,1 v
16
10 3 d a t a
12
V C CR 2
D1
D5
+5
C 2C A P
D7
D 9D IO D E
XTAL1
EN
U 10
AT89S51
9181929
30
31
12345678
2122232425262728
1011121314151617
3938373635343332
R S TXTA L 2XTA L 1P S E N
A L E /P R O G
E A / V P P
P 1 .0P 1 .1P 1 .2P 1 .3P 1 .4P 1 .5P 1 .6P 1 .7
P 2 .0 /A 8P 2 .1 /A 9P 2 .2 /A 1 0P 2 .3 /A 1 1P 2 .4 /A 1 2P 2 .5 /A 1 3P 2 .6 /A 1 4P 2 .7 /A 1 5
P 3 .0 /R XDP 3 .1 /TXDP 3 .2 / IN TOP 3 .3 / IN T1P 3 .4 /TOP 3 .5 /T1P 3 .6 /W RP 3 .7 /R D
P 0 .0 /A D 0P 0 .1 /A D 1P 0 .2 /A D 2P 0 .3 /A D 3P 0 .4 /A D 4P 0 .5 /A D 5P 0 .6 /A D 6P 0 .7 /A D 7
VSS
P 1 .0
1
D1
1 0 K
+5
D6 R 2
7
GND
D3
LM35
123
98 6
LCD4
R 3
13
2D4
D2
D0+5
D3
+
-
U 3A
LM324
3
21
411 D6
14
+5
LM35
123
LCD
+5
3 0P
7
3
13
U 2
4052 /FP
12141511
15246
109
13
3X0X1X2X3
Y 0Y 1Y 2Y 3IN HAB
X
Y
+ 5 V
BPL
3 0P
10
LM35
123
+5
16
P 0 .7 - P 0 .0
XTAL1
15
+ 5 V
+ 5 V
Gambar 2.4 Rangkaian LCD
2.6 Rangkaian Motor DC
18
V C C _ 2 4 V
B D 1 3 9B D 1 3 9
B D 1 4 0B D 1 4 0
TI P 2 9 5 5TI P 2 9 5 5
TI P 3 0 5 5TI P 3 0 5 5
L E D
12
L E D
12
IN 4
004
IN40
04IN
4004
IN40
04
2 2 0 o h m2 2 0 o h m
4 ,7 K4 , 7 K
1 K1 K
V C CV C C
V C CV C C
P C 8 1 7 P C 8 1 7
MM O TO R D C
Rangkaian Motor DC digunakan untuk mengontrol perputaran Motor
DC. Cara kerja Rangkaian Driver Motor DC apabila Optocoupler
mendapatkan fase positif maka Led nyala merah dan Transistor BD 139
saturasi dan mengaktifkan TIP 3055 dan 2955 aktif dan Transistor BD 140
saturasi sehingga Motor DC berputar kanan sebaliknya apabila Optocoupler
mendapatkan fase negatif maka Led nyala kuning dan Transistor BD 139
saturasi dan mengaktifkan TIP 3055 dan 2955 aktif dan Transistor BD 140
saturasi sehingga Motor DC berputar kiri.
Gambar 2.5 Rangkaian Motor DC
2.7 Rangkaian UV
19
Q 4 0 0 4 L T
M O C 3 0 2 0
1
2
64
HOURMETER
L E D
12
0 , 0 2 7 u F
LAMPU
V C C
AC 220V
2 2 0 o h m1 5 0 O H M
Rangkaian UV digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu
UV dan bekerja apabila mendapatkan logika 0. Cara kerja apabila Mikro
mengirimkan logika 0 ke MOC 3020 maka mentriger Triac sehingga Lampu
UV dan Hour Meter bekerja karena mendapat tegangan AC.
Gambar 2.6 Rangkaian UV
2.8 Rangkaian Buzzer
Digunakan untuk menghidupkan buzzer sebagai indicator apabila
waktu teraphy selesai. Cara kerja Rangkaian Buzzer apabila PC 817
mendapatkan logika 0 maka akan menyulut Transistor BD 139 dan Buzzer
aktif.
V C CV C C
V C C
P C 8 1 7
B D 1 3 9
B U Z Z E R
1
2
1 K
L E D
12
2 2 0 o h m
Gambar 2.7 Rangkaian Buzzer
2.9 Rangkaian Limit Switch
20
L I M I T 9 0
L I M I T 1 2 0
L I M I T B A C K
P 2.1
P 2.2
P 2.0
Rangkaian Limit Switch digunakan untuk mensensor jarak teraphy.
Cara kerja Rangkaian Limit Switch apabila ditekan maka IC Mikrokontroller
mendapatkan logika 0 dari ground, sehingga Motor DC berhenti bekerja.
Misalnya, Limit Switch 90 ditekan maka Motor berhenti pada posisi jarak 90
cm, begitu juga Limit Switch 120 sama. Dan Limit Switch Back apabila
ditekan maka posisi Motor DC kembali keposisi semula.
Gambar 2.8 Rangkaian Limit Switch
21