Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
63
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur
a. Pengelompokkan pelaku
Pengelompokkan pelaku untuk fungsi bangunan Pasar Tradisional – Modern di
Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:
Penjual / pedagang Petugas kebersihan
Pembeli Petugas keamanan
Pengelola Petugas MEE
Petugas penitipan anak
Petugas kesehatan
b. Kategorisasi Kegiatan
Kategorisasi kegiatan yang ada di proyek Pasar Tradisional – Modern di
Kabupaten Kendal terdiri atas kegiatan utama, penunjang dan servis.
Kategori kegiatan utama:
Kegiatan dan transaksi jual-beli komoditas pasar
Menarik retribusi
Melakukan kegiatan operasional oleh pengelola
Kategori kegiatan penunjang:
Pelayanan penitipan anak
Pelayanan ruang bagi Ibu Menyusui
Makan dan Minum
64
Beristirahat
Ishoma
Kategori kegiatan servis:
MCK
Ishoma
Membersihkan lingkungan luar dan dalam pasar
3.1.1 Studi Aktifitas
3.1.1.1 Pengelompokan Pelaku - Aktivitas – Sifat Aktivitas
Tabel 3.1: Pengelompokan Pelaku – Aktivitas – Sifat Aktivitas
Sumber: Analisis Pribadi
PELAKU AKTIVITAS WAKTU
KEGIATAN
SIFAT
AKTIVITAS
JENIS
RUANG
Penjual/
Pedagang
Datang ke pasar 03.00 – 03.15 Servis Drop off area
Parkir
kendaraan
03.15 – 03.30 Servis Area Parkir
Masuk ke pasar 03.30 – 04.00 Servis Main Entrance
Mendisplay
barang
dagangan
04.00 – 04.15 Semi Privat Lapak/Los/Kio
s
Berjual beli
barang
dagangan
04.15 – 11.30 Publik Lapak/Los/Kio
s
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola
MCK 12.00 – 12.30 Privat Toilet
Berjual beli
barang
dagangan
12.30 – 15.00 Publik Lapak/Los/Kio
s
Menyimpan
barang
dagangan
15.00 – 15.30 Semi Privat Lapak/Los/Kio
s
Membersihkan
lapak
15.30 – 16.00 Semi Privat Lapak/Los/Kio
s
Ambil
kendaraan
16.00 – 16.15 Servis Area Parkir
Pulang 16.15 - pulang
Pembeli Datang ke pasar 04.30 – 04.45 Servis Drop off area
65
Parkir
Kendaraan
04.45 – 05.00 Publik Area parkir
Masuk ke pasar 05.00 – 05.15 Publik Main Entrance
Melihat barang
dagangan
05.15 – 05.45 Publik Lapak/Los/Kio
s
Transaksi jual-
beli
05.45 – 06.00 Publik Lapak/Los/Kio
s
MCK 06.00 – 06.15 Privat Toilet
Ambil
Kendaraan
06.15 – 06.30 Servis Area Parkir
Pulang 06.30 – pulang
Pengelola
pasar
Datang ke pasar 06.30 – 06.45 Servis Drop off area
Parkir
kendaraan
06.45 – 07.00 Publik Area parkir
Melakukan
kegiatan
operasional
pengecekan
07.00 - 08.00 Publik Area pasar
PELAKU AKTIVITAS WAKTU KEGIATAN
SIFAT AKTIVITAS
JENIS RUANG
Melakukan kegiatan pelayanan informasi
08.00 – 09.00 Publik Ruang pengelola
Melakukan kegiatan administrasi
09.00 – 11.30 Publik Ruang pengelola
Ishoma 11.30 – 12.30 Privat Mushola
MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet
Melakukan kegiatan rapat
13.00 – 14.00 Semi Privat Ruang rapat
Ambil Kendaraan
15.00 – 15.30 Servis Area parkir
Pulang 15.30 - pulang
Petugas penitipan anak
Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area
Parkir Kendaraan
06.15 – 06.30 Publik Area parkir
Melakukan pelayanan penitipan anak
06.30 – 11.30 Semi Privat Ruang penitipan anak
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola
Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang Penitipan Anak
MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet
66
PELAKU AKTIVITAS WAKTU
KEGIATAN
SIFAT
AKTIVITAS
JENIS
RUANG
Ambil
Kendaraan
15.00 – 15.15 Servis Area parkir
Pulang 15.15 - pulang
Petugas
kesehatan
Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area
Parkir
Kendaraan
06.15 – 06.30 Publik Area parkir
Melakukan
pelayanan
kesehatan
06.30 – 11.30 Servis Ruang Klinik
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola
Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang
Klinik
MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet
Ambil
Kendaraan
15.00 – 15.15 Servis Area parkir
Pulang 15.15 - pulang
Petugas
Kebersihan
Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area
Parkir
Kendaraan
06.15 – 06.30 Publik Area parkir
Melakukan
kegiatan
kebersihan
06.30 – 11.30 Servis Area pasar
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola
PELAKU AKTIVITAS WAKTU
KEGIATAN
SIFAT
AKTIVITAS
JENIS
RUANG
Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang
Istirahat
MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet
Ambil
Kendaraan
15.00 – 15.15 Servis Area parkir
Pulang 15.15 - pulang
Petugas
Keamanan
Datang ke pasar 04.30 – 04.45 Servis Drop off area
Parkir
Kendaraan
04.45 – 05.00 Publik Area parkir
Melakukan
pelayanan
informasi
05.00 – 07.00 Servis Loket petugas
keamanan
Melakukan
kegiatan
pengamanan
07.00 – 11.30 Servis Area pasar
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola
67
Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Ruang
istirahat
MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet
Ambil
Kendaraan
17.00 – 17.15 Servis Area parkir
Pulang 17.15 - pulang
Petugas
Mechanical
Engineering
Datang ke pasar 06.30 – 06.45 Servis Drop off area
Parkir
Kendaraan
06.45 – 07.00 Publik Area parkir
Melakukan
kegiatan
operasional
07.00 – 09.00 Servis Area pasar
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola
Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Ruang
istirahat
MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet
Ambil
Kendaraan
14.00 – 14.15 Servis Area parkir
Pulang 14.15 - pulang
68
3.1.1.2 Pola Kegiatan
Penjual/Pedagang
Diagram 3.1: Pola Kegiatan Penjual
Sumber: Analisis Pribadi
Pembeli
Diagram 3.2: Pola Kegiatan Pembeli
Sumber: Analisis Pribadi
Datang
Parkir Masuk ke
pasar
Ambil
Kendaraan
Pulang
Melihat Barang
Dagangan
Datang
Parkir Masuk ke
pasar
Mendisplay barang
dagangan
Berjual-beli barang
dagangan
Berjual-beli barang
dagangan
Menyimpan barang
dagangan
Membersihkan lapak
Ambil
Kendaraan
Pulang
Ishoma, MCK, Istirahat
Transaksi Jual-Beli
MCK
69
Pengelola pasar
Diagram 3.3: Pola Kegiatan Pengelola Pasar
Sumber: Analisis Pribadi
Petugas penitipan anak
Diagram 3.4: Pola Kegiatan Penitipan Anak
Sumber: Analisis Pribadi
Datang
Parkir Masuk ke
pasar
Ambil
Kendaraan
Pulang
Melakukan kegiatan
operasional
pengecekan
Melakukan kegiatan
pelayanan informasi
Melakukan kegiatan
administrasi
Ishoma, MCK, Istirahat
Melakukan kegiatan
rapat
Datang
Parkir Masuk ke
pasar
Ambil
Kendaraan
Pulang
Melakukan pelayanan
penitipan anak
Ishoma, MCK, Istirahat
70
Petugas kesehatan
Diagram 3.5: Pola Kegiatan Petugas Kesehatan
Sumber: Analisis Pribadi
Petugas kebersihan
Diagram 3.6: Pola Kegiatan Petugas Kebersihan
Sumber: Analisis Pribadi
Datang
Parkir
Masuk ke
pasar
Ambil
Kendaraan
Pulang
Melakukan pelayanan
kesehatan
Ishoma, MCK, Istirahat
Datang
Parkir Masuk ke
pasar
Ambil
Kendaraan
Pulang
Melakukan kegiatan
kebersihan
Ishoma, Istirahat, MCK
71
Datang
Ambil
Kendaraan
Pulang
Masuk ke
pasar Parkir
Melakukan kegiatan
operasional
Ishoma, Istirahat, MCK
Petugas keamanan
Diagram 3.7: Pola Kegiatan Petugas Keamanan
Sumber: Analisis Pribadi
Petugas Mechanical Engineering
Diagram 3.8: Pola Kegiatan Petugas Mechanical Engineering
Sumber: Analisis Pribadi
Datang
Parkir
Masuk ke
pasar
Ambil
Kendaraan
Pulang
Melakukan pelayanan
informasi
Melakukan kegiatan
pengamanan
Ishoma, Istirahat, MCK
72
3.1.2 Studi Fasilitas
3.1.2.1 Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor/Outdoor
Pengelompokan ruang pada projek Pasar Tradisional-
Modern di Kabupaten Kendal dibedakan menjadi area, antara lain:
Tabel 3.2: Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor/Outdoor
Sumber: Analisis Pribadi
Jenis Ruang Sifat Indoor/Outdoor
Pasar
Tradisional-
Modern
Entrance Utama
Masuk dan Keluar
Publik Indoor
Area basah Publik Indoor
Area kering Publik Indoor
Area penjualan
unggas hidup
Publik Indoor
Area pemotongan
unggas
Publik Indoor
Area
Pengelola
Pasar
Lobby Kantor Publik Indoor
Ruang Kepala
Pengelola
Privat Indoor
Ruang Sekretaris Privat Indoor
Ruang Administrasi Privat Indoor
Ruang Karyawan Privat Indoor
Ruang Rapat Privat Indoor
Ruang Absen Privat Indoor
Pantry Semi
Privat
Indoor
73
Leisure Semi
Privat
Indoor
Toilet Privat Indoor
Area
Penunjang
Pasar
Ruang terbuka
publik / Plaza
Publik Outdoor
Ruang penitipan
anak
Privat Indoor
Ruang ibu
menyusui
Privat Indoor
Ruang Informasi Publik Indoor
Pos Jaga Privat Indoor
Foodcourt Publik Indoor
Mushola Publik Indoor
Klinik Publik Indoor
ATM Center Publik Indoor
Area Servis
Pasar
Ruang Master
Control
Servis Indoor
Ruang Mechanical
& Engineering
Servis Indoor
Toilet Servis Indoor
Janitor Servis Indoor
Gudang Servis Indoor
Ruang Pompa Servis Indoor
Ruang Genset Servis Indoor
Ruang Panel Servis Indoor
Ruang MCB Servis Indoor
Area Pengolahan
Limbah
Servis Indoor
Drop Off/Drop In Servis Indoor
Loading Dock Servis Outdoor
74
Parkir pengunjung Servis Outdoor
Parkir pengelola
dan karyawan
Servis Outdoor
Ruang Cuci
Perkakas
Servis Indoor
75
3.1.2.2 Pola Tata Ruang
Pola Tata Ruang Mikro
Skema Alur Area Pasar Tradisional-Modern dan Area Penunjang Pasar
Zona A
(Fashion)
Zona B
(Barang
produksi
dan jasa) Zona C
(Makanan dan
bumbu dapur)
Zona D (hasil
bumi dan
daging)
Area
Penjualan
Unggas
Area
Pemotongan
Unggas
Ruang
Penitipan Anak
Ruang Ibu
Menyusui
Plaza
Pos
Jaga
Foodcourt
Mushola
Klinik
ATM Center
Kantor
Pengelola
Loading
Dock
Toilet
Parkir
Parkir
Foodcourt
Area
Pengolahan
Limbah
Area kering
Are
a b
asa
h
Ruang
Cuci
Perkakas
Diagram 3.9: Pola Tata Ruang Mikro Pasar dan
Area Penunjang
Sumber: Analisis Pribadi
Open Space
Drop Off
Main
Entrance
Main
Entrance
Ruang
Informasi
Gerbang Masuk
Pengunjung
Gerbang Keluar
Pengunjung
Toilet
76
Skema Alur Area Pengelola Pasar
Diagram 3.10: Pola Tata Ruang Area Pengelola Pasar
Sumber: Analisis Pribadi
Skema Alur Area Servis Pasar
Diagram 3.11: Pola Tata Ruang Area Servis Pasar
Sumber: Analisis Pribadi
Ruang Kepala
Pengelola
Ruang
Sekretaris
Ruang
Administrasi
Ruang
Karyawan
Ruang Rapat
Ruang Absen
Lobby Kantor
Pantry Leisure Toilet
Ruang Master
Control
Ruang MEE
Janitor Gudang
Ruang Pompa
Ruang Genset
Ruang Panel Ruang MCB
Ruang IPAL
Loading Dock
77
Pola Tata Ruang Makro
Diagram 3.12: Pola Tata Ruang Makro
Sumber: Analisis Pribadi
78
3.1.2.3 Pola Aktifitas
a. Pasar Tradisional – Modern
Diagram 3.13 : Pola Aktifitas Pasar Tradisional - Modern
Sumber: Analisis Pribadi
Menarik Retribusi
Absen
79
3.1.2.4 Rencana Kegiatan Setahun / Annual Yearly Agenda
Perencanaan Rencana Kegiatan Setahun adalah rencana yang
akan diadakan selama setahun yang ada di proyek Pasar Tradisional –
Modern di Kabupaten Kendal. Rencana kegiatan setahun untuk
mengidentifikasi acara kegiatan yang menyangkut kegiataan budaya dan
keagamaan yang ada di Kabupaten Kendal. Tidak hanya fungsi sebagai
pasar tempat untuk berjual-beli bahan pangan, tetapi pasar juga sebagai
tempat yang bergerak, sebagai motor penggerak untuk memicu dan
mengajak masyarakat agar berpartisipasi untuk mempertahankan budaya
masyarakat setempat. Dan juga melestarikan dan menjunjung perilaku
masyarakat paguyuban.
Tabel 3.3: Rencana Kegiatan Setahun
Sumber : Analisis Pribadi
NO Bulan Tema dan Waktu Kegiatan
1 8 Syawal pada
setiap tahun
Hijriyah (digelar
tujuh hari setelah
hari raya Idul Fitri)
Syawalan
Kaliwungu
Berziarah ke makam
pahlawan terdahulu.
Dan mengadakan
karnaval makanan.
2 Sebelum musim
tandur dan musim
panen
Kesenian Srandul Menampilkan kesenian
drama melibatkan tarian
dan alat musik.
80
Bisa dilakukan
semalam suntuk.
3 Menjelang hari
raya Maulid Nabi
Muhammad SAW
Tradisi weh-
wehan
Mempersiapkan jajanan
tradisional kemudian
melakukan tukar
menukar sesama
kerabat.
4 Setelah musim
panen
Kesenian
Rampek
Menampilkan kesenian
tari dan syair sebagai
ucapan syukur setelah
panen. Sarana
menghibur diri dari masa
tandur sampai panen. Waktu pukul
21.00 – 05.00
WIB
81
3.1.2.5 Studi Ruang Khusus
A. Lapak
Lapak adalah tempat dasaran yang ditempatkan di luar kios dan luar los,
tipe tempat berjualan yang terbuka dan dibatasi secara tetap.
Komoditas yang diperjualkan dalam lapak adalah sayur-sayuran, bumbu dapur,
buah-buahan, gerabah, dan lainnya. Dimensi untuk lapak terdapat 1 ukuran yaitu
2,00 x 2,00.
Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan
membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua
barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD).
Pencahayaan : lapak beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan
pencahayaan alami yang cukup. Peletakkan lapak bisa memanfaatkan
orientasi timur dengan tujuan untuk mendapat sinar matahari yang cukup
untuk pencahayaan.
Drainase : diberikan saluran drainase disekeliling lapak, dengan
kedalaman kurang lebih 3 – 4 cm. Lapak memiliki ketinggian +0,30 cm dari
permukaan. Dengan perbedaan leveling tinggi ini memudahkan dalam
membersihkan lapak, kotoran langsung jatuh ke permukaan lantai pasar.
Kebutuhan listrik : kebutuhan listrik disediakan untuk 150 watt per lapak.
Guna untuk kebutuhan penghawaan buatan berupa kipas angin, atau
kebutuhan elektronik lainnya.
Visibilitas : pandangan yang bebas untuk melihat ke lapak. Pembeli
dengan leluasa melihat barang display jualan.
82
Tabel 3.4: Studi Ruang Khusus Lapak
Sumber: Analisis Pribadi
Nama ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran Ruang
Lapak Material:
1. Rangka Besi/Aluminium 4 cm x
4 cm x 2 mm
2. Papan Multiplek T=12 mm
3. Engsel Kupu-kupu
4. Mur Baut 24 x 30 mm
5. Papan nama menggunakan
papan kayu dan cat 90 cm x 30
cm.
Dimensi perabot:
Lapak berada pada ketinggian
+0,30. Disekeliling tapak terdapat
saluran drainase.
1. Meja : memiliki panjang 138 cm,
lebar 70 cm, tinggi 75 cm
2. Lemari penyimpan : panjang
200 cm, lebar 50 cm, tinggi 150
cm.
3. Pintu masuk lapak : panjang
62cm, tinggi 75 cm.
4. Rangka penggantung untuk
penyanggah penutup lapak tinggi
180cm.
Total Luasan 4 m2
83
B. Los
Los adalah lahan dasaran berbentuk bangunan tetap, terbuka, tanpa
dinding,telah dibatasi secara pasti yang penggunaannya terbagi dalam petak-
petak. Didalamnya terdapat perabot lemari, meja, kursi dan sebagainya (dibatasi
dengan barang-barang yang sukar bergerak).
Los penjualan daging dan hasil laut terdapat kait penggantung daging
unggas untuk mendisplay unggas yang dijual oleh pedagang. Tujuan dari kait
penggantung supaya pembeli dengan mudah melihat unggas yang dijual, dan
dapat melihat secara langsung kondisi daging unggas. Dibawah kait penggantung
terdapat tempat aliran darah berada di lantai. Tempat aliran darah tersebut
memiliki kedalaman tertentu yaitu sekitar 4 – 5 cm. Lapak penjualan unggas perlu
diperhatikan mengenai meja untuk mengemas daging unggas, mengenai material
meja yang digunakan, hendaknya tidak menyerap kotoran atau cairan yang dapat
menimbulkan vektor kuman. Bahan meja sebaiknya terbuat dari bahan yang
kedap air atau dilapisi dengan material keramik
Komoditas yang diperjualbelikan adalah macam-macam daging dan hasil
laut. Contoh daging seperti daging ayam, unggas, sapi, kambing, kerbau, dan
lainnya. Contoh hasil laut seperti macam-macam ikan, udang, gurita, cumi-cumi,
kerang, dan lainnya. Direncanakan los terdapat 2 bentuk. Bentuk pertama adalah
los dengan tiang penggantung untuk daging. Bentuk kedua adalah los tanpa tiang
penggantung untuk hasil laut.
84
Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan
membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua
barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD).
Pencahayaan : los beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan
pencahayaan alami yang cukup. Peletakkan lapak bisa memanfaatkan orientasi
timur dengan tujuan untuk mendapat sinar matahari yang cukup untuk
pencahayaan. Membutuhkan sinar matahari yang cukup dialokasikan ke los-los
dengan tujuan untuk mematikan bakteri dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
los. Limbah seperti genangan air kotor, darah, atau tumpukan limbah lainnya.
Kelembaban : lingkungan los yang tidak lembab dan tidak terlalu kering.
Lingkungan los yang memiliki kelembaban yang sesuai. Los yang terlalu lembab
akan menimbulkan bakteri, vector kuman, atau jamur.
Drainase : diberikan saluran drainase disekeliling lapak, dengan
kedalaman kurang lebih 3 – 4 cm. Lapak memiliki ketinggian +0,05 - +0,10 cm dari
permukaan. Dengan perbedaan leveling tinggi ini memudahkan dalam
membersihkan lapak, kotoran langsung jatuh ke permukaan lantai pasar.
Kebutuhan listrik : tidak dibutuhkan listrik, karena dalam kegiatan di los daging
pemotongan menggunakan manual. Dan kegiatan di los daging menimbulkan
percikan air limbah yang dapat mengancam konslet bila ada sumber aliran listrik.
Kebutuhan air : dibutuhkan sumber air untuk fasilitas cuci daging,
pembersihan alat perkakas secara sederhana. Direncanakan kebutuhan air untuk
per los adalah 30 liter/los.
85
Tabel 3.5: Studi Ruang Khusus Los Daging dan Hasil Laut
Sumber: Analisis Pribadi
Ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran Ruang
Los daging
Spesifikasi:
1. Di los daging terdapat tiang
penggantung untuk mendisplay
daging. Tetapi tidak
mengganggu visibilitas antar
pedagang dan pembeli.
Dimensi Perabot:
1. Meja ukuran 1,20 x 0,7 =
0,84 m2
2. Ruang gerak 200%
Total luasan 2,52 m2
Keterangan:
A : Lantai Conus
Untuk lantai memiliki kedalaman 5 cm (-0.05). dengan penutup lantai keramik. B : Dinding Cagak Bisa terbuat dari beton atau material bata ringan. Dengan pelapis keramik. Supaya mudah dibersihkan dari percikan limbah dari unggas. C : Hook / Penggantung
Terbuat dari stainless steal anti
karat.
A B
C
86
Los Hasil Laut Dimensi Perabot:
Wastafel : 0,50 x 0,4 = 0,2 m2
Sirkulasi 150%
Meja display : 1,70 x 0,7 = 1,19
m2
Meja : 1,3 x 0,5 = 0,65 m2
Total Luasan 5,1 m2
87
C. Kios
Kios adalah lahan dasaran berbentuk bangunan tetap, tertutup, beratap,
memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan dipisahkan dengan dinding pemisah
mulai dari lantai sampai dengan langit-langit serta dilengkapi dengan pintu. Dalam
kios ditemukan berbagai macam alat display. Antara kios satu dengan yang
lainnya dipisahkan oleh dinding massif berupa dinding bata. Kios pasar ini memiliki
keamanan yang tinggi karena sudah terdapat pintu berupa pintu harmonica dan
ada juga yang menggunakan rolling door. Sirkulasi yang pada kios adalah dengan
lebar 3,00. Terdapat 2 tipe ukuran untuk kios yaitu tipe A ukuran 3,00 x 3,25 dan
tipe B ukuran 3,00 x 4,00.
Komoditas yang dijual di dalam kios seperti barang-barang konsumsi
seperti sandang, perhiasan, barang-barang elektronik, gerabah, kelonthong,
bahan kue, makanan grosir, dan lainnya.
Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan
membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua
barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD). Namun untuk
keleluasaan untuk akses bongkar muat barang diperlukan sirkulasi gang 3,00
meter.
Pencahayaan : kios beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan
pencahayaan alami yang cukup dan juga pencahayaan buatan yang cukup.
Kelembaban : lingkungan los yang tidak lembab dan tidak terlalu kering.
Lingkungan los yang memiliki kelembaban yang sesuai. Los yang terlalu lembab
akan menimbulkan bakteri, vector kuman, atau jamur.
88
Kebutuhan listrik : membutuhkan pasokan listrik untuk per kiosnya adalah 450
watt.
89
Tabel 3.6: Studi Ruang Khusus Kios
Sumber: Analisis Pribadi
Ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran
Ruang
Kios Kios ukuran A: Dimensi per perabot:
Etalase : 2,22 x 0,5 = 1,11 m2
Rak : 1,6 x 0,5 = 0,8 m2 x 2
unit = 1,6 m2
Rak serbaguna : 1,00 x 0,5 =
0,5 m2
Total 3,21 m2
Sirkulasi 200%
Total Besaran 9,63 m2
90
Kios ukuran B: Dimensi Perabot per kios
Meja = 1,20 x 0,6 = 0,72
m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
x 3 orang = 1,08 m2
Ruang gerak 3 orang =
1,00 x 1,00 = 1 m2 x 3
orang = 3 m2
Etalase = 1,20 x 0,5 =
0,6 m2 x 2 etalase = 1,2
m2
Lemari = 1,20 x 0,6 =
0 ,72 m2
Total 6,72 m2
Sirkulasi 100%
Total Besaran 13,44 m2
91
Tempat Pemotongan Unggas
Tempat pemotongan unggas menjadi ruang khusus karena kegiatannya
menghasilkan sisa-sisa buangan atau limbah hasil pemotongan unggas, limbah
tersebut antara lain bulu, darah, isi perut dan lainnya. Maka limbah hasil
pemotongan unggas tersebut harus diberikan fasilitas yang dapat membersihkan
limbah dengan baik, bersih dan tertata. Diberikan fasilitas dengan tujuan agar
terhindarkan dari vektor kuman yang menumpuk, sehingga membuat lingkungan
pasar menjadi tidak sehat, kotor, dan kurang nyaman dari indera penciuman dan
indera penglihatan. Dalam ruang pemotongan unggas yang diperhatikan adalah
penataan tata ruang mengenai ruang penjagalan, ruang sanitasi, dan ruangan
untuk pembersih. Alasan pemotongan unggas diletakkan dalam ruang khusus,
tidak berada di tempat penjualan unggas langsung karena supaya
menghindarkan resiko penyebaran penyakit, dan menghindarkan pencemaran
limbah di pasar.
Gambar 3.1: Denah Pemotongan Unggas
Sumber: Neuferts, Data Arsitek Jilid 2
92
Tabel 3.7: Studi Ruang Khusus Tempat Pemotongan Unggas
Sumber : Analisis Pribadi
Gambar Perabot Keterangan
Gambar 3.2: Cone Bleeding Sumber:
http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/
Gambar 3.3: Hanger Bleeding Sumber:
http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/
Gambar 3.4: Stunner Electric Sumber:
http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/
Proses Penyembelihan adalah
sebagai berikut:
Menggantung unggas ke
sakel
Penyembelihan
Penirisan darah (Bleeding)
Scalding (Perebusan)
Plucking (Pembersihan
bulu)
Peralatan yang digunakan
adalah
Cone Bleeding, gunanya
untuk menyembelih ayam
tanpa proses Stunning
(untuk penyembelihan skala
besar). Kapasitas bisa untuk
12 ekor ayam/batch.
Spesifikasi sebagai berikut:
1. Bahan Cone dari plat
aluminium.
Penyanggah dari alat ini
terbuat dari pipa
stainless diameter 1-2’’.
Dudukan cone terbuat
dari bahan besi
diameter 12 mm lapis
Galvanis.
93
2. Ukuran secara
keseluruhan 1,50 meter,
tinggi meja 0,75 meter,
lebar meja 0,75 meter.
Hanger Bleeding, memiliki
fungsi yang sama dengan
Cone Bleeding yaitu
sebagai penyembelihan,
namun kapasitas Hanger
Bleeding lebih banyak.
Ayam digantung dan darah
dibiarkan menetes
ditampung di bak
penampung sebelum
dibuang ke penampungan
limbah. Spesifikasi sebagai
berikut:
1. Memiliki ukuran 3,00 x
0,55 x 1,80 meter.
2. Sakel (Hook
Penggantung)
berjumlah 20-30 pcs
dengan bahan sus 304
3. Bak penampung darah
berbahan SS Sus 304
4. Tiang cagak bak terbuat
dari rangka hollow 40
x40 mm Sus 201.
Stunner Electric, gunanya
untuk peralatan pendukung
94
untuk proses Hanger
Bleeding. Caranya adalah
menyetrumkan kepada
ayam (membuat pingsan,
bukan mati). Spesifikasi
sebagai berikut:
1. Dimensi 2,50 x 2,50 x
2,50 meter
2. Tegangan kerja 600
Volt/150 mA
3. Sumber elektrik 220
Volt/50 hZ/1HP
4. Ada saklar on/off
5. Material Plate SS
Sus 304.
Gambar 3.5 : Besaran Ruang Tempat Pemotongan Unggas Sumber: Analisis Pribadi
Keterangan:
A : Hanger Bleeding
B : Cone Bleeding
C : Meja
D : Wastafel
A
B C
B
D
B
95
3.1.2.6 Studi Besaran Ruang
Tabel 3.8: Studi Besaran Ruang
Sumber: Analisis Pribadi
Area Pasar Tradisional - Modern
Besaran Ruang Keterangan
Los Penjualan Unggas
Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang unggas
Perabot:
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 20
orang = 7,2 m2
Ruang gerak 20 orang = 1,00 x
1,00 = 1 x 20 orang = 20 m2
Meja lapak 20 orang = 1,2 x 0,7
= 0,84 m2 x 20 orang = 16,8 m2
Total 44 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 88 m2 : 20
unit = 4,4 m2
Tempat Pemotongan Unggas
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Perabot:
Hanger Bleeding= 3,00 x 0,55
= 1,65 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x
1,00 x 4 orang = 4 m2
Meja = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 x 2
unit = 1,68 m2
Cone Bleeding = 0,75 x 0,75 =
0,5625 m2
Wastafel : 2,00 x 0,55 = 1,1 m2
x 2 unit = 2,2 m2
Total 10 m2
Sirkulasi 250%
Total Keseluruhan 35 m2
96
Los Penjualan Daging
Jumlah: 20 unit . Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang daging
Perabot:
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 20
orang = 7,2 m2
Ruang gerak 20 orang = 1,00
x 1,00 = 1 m2 x 20 orang = 20
m2
Meja lapak 20 orang = 1,2 x
0,7 = 0,84 m2 x 20 orang =
16,8 m2
Total 44 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 88 m2 : 20
unit = 4,4 m2
Los Penjualan Hasil Laut
Jumlah: 20 unit . Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang hasil laut
Dimensi Perabot:
Wastafel : 0,50 x 0,4 = 0,2 m2
Meja display : 1,70 x 0,7 = 1,19 m2
Meja : 1,3 x 0,5 = 0,65 m2
Total 2,04 m2
Sirkulasi 150%
Total Luasan 5,1 m2 x 20 unit =
102 m2
97
Lapak Penjualan Sayur-Sayuran
Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang sayur-sayuran dan buah-
buahan.
Dimensi perabot:
Lapak berada pada ketinggian
+0,30. Disekeliling tapak terdapat
saluran drainase.
1. Meja : memiliki panjang 138 cm,
lebar 70 cm, tinggi 75 cm
2. Lemari penyimpan : panjang 200
cm, lebar 50 cm, tinggi 150 cm.
3. Pintu masuk lapak : panjang
62cm, tinggi 75 cm.
4. Rangka penggantung untuk
penyanggah penutup lapak tinggi
180cm.
Total keseluruhan 4 m2 x 20 unit
= 80 m2
98
Pedagang lesehan / oprokan
Jumlah: 36 unit. Jumlah Pelaku: 36 orang pedagang lesehan
Dimensi:
Ruang gerak dan dimensi alas
karung = 2,10 x 1,50 x 36 orang =
113,4 m2
Total 113,4 m2
Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 181,44 m2
Kios tipe A
Jumlah: 72 unit. Jumlah Pelaku: 72 orang pedagang jasa dan barang
produksi lainnya
Dimensi per perabot:
Etalase : 2,22 x 0,5 = 1,11 m2
Rak : 1,6 x 0,5 = 0,8 m2 x 2 unit =
1,6 m2
Rak serbaguna : 1,00 x 0,5 = 0,5 m2
Total 3,21 m2
Sirkulasi 200%
Total Besaran 9,63 m2 x 72 unit =
693 m2
99
Kios tipe B
Jumlah: 48 unit. Jumlah Pelaku: 48 orang pedagang jasa dan barang
produksi lainnya
Perabot per kios
Meja = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3
orang = 1,08 m2
Ruang gerak 3 orang = 1,00 x
1,00 = 1 m2 x 3 orang = 3 m2
Etalase = 1,20 x 0,5 = 0,6 m2 x
2 etalase = 1,2 m2
Lemari = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2
Total 6,72 m2
Sirkulasi 100%
Total Besaran 13,44 m2 x 48 unit = 645 m2
100
Pedagang kaki lima
Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang kaki lima
Dimensi lapak= 2,00 x 1,20 = 2,4
m2
Total 2,4 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 4,8 m2 x 20
lapak = 96 m2
TOTAL 1.953 m2
Area Pengelola Pasar
Besaran Ruang Keterangan
Lobby Kantor Jumlah 1 unit. Jumlah Pelaku 4 Tamu, 1 Pekerja Staff.
Perabot:
Meja tamu 1,5 x 0,6 = 0,9 m2
Kursi tamu 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 2 orang = 0,72 m2
Sofa 1,7 x 0,8 = 1,36 m2
Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2
Total 4,48 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 8,96 m2
101
Ruang Kepala Pengelola Jumlah 1 unit. Jumlah Pelaku 1 Kepala Pengelola, 1 Pekerja Staff, 4 Tamu
Perabot:
Meja kerja 1,35 x 0,7 = 0,945 m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2
Sofa 1,7 x 0,8 = 1,36 m2
Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,8 m2
Total 5,185 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 10,37 m2
Ruang Tata Usaha Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 2 Pekerja Tata Usaha, 3 Tamu
Perabot:
Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2
Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2
Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4 m2
Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2
Total 3,94 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 7,88 m2 x 2 unit = 15,76 m2
Ruang Administrasi Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 2 Pekerja Administrasi, 2 Tamu
Perabot:
Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2
Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2
Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4 m2
Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2
Total 3,94 m2
102
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 7,88 m2 x 2 = 15,76 m2
Ruang Karyawan Jumlah: 5 unit. Jumlah Pelaku 4 Penarik Retribusi, 1 Pekerja Humas
Perabot:
Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2
Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2
Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4 m2
Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2
Total 3,94 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 7,88 m2 x 5 unit = 39,4 m2
Ruang Rapat Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 1 Kepala Pengelola, 8 Pekerja Staff, 2 Tamu
Perabot:
Meja meeting 3,2 x 1,5 = 4,8 m2
Meja operator = 1,00 x 0,6 = 0,6 m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 11 orang = 3,96 m2
Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2
Ruang gerak 11 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 11 orang = 3,3 m2
Total 13,5 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 27 m2
Ruang Absen Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 5 orang
Perabot:
Loker = 0,5 x 1,8 = 0,9 m2
Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2
Total 2,4 m2
Sirkulasi 100%
103
Total Keseluruhan 4,8 m2
Pantry Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 6 orang
Perabot:
Kompor = 0,4 x 0,9 = 0,36 m2
Wastafel = 0,6 x 0,4 = 0,24 m2
Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
Meja makan = 1,8 x 1,2 = 2,16 m2
Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 6 orang = 2,16 m2
Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,8 m2
Total 7,08 m2
Sirkulasi 120%
Total Keseluruhan 15,56 m2
Leisure Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 6 orang
Perabot:
Sofa = 0,8 x 1,8 = 1,44 m2
Meja = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2
Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 2 kursi = 0,72 m2
Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,6 m2
Total 4,36 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 8,72 m2
104
Toilet Wanita Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 3 orang
Perabot Toilet Wanita:
Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2
x 2 = 0,8 m2
Ruang gerak 3 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 3 = 3 m2
Tempat menaruh tas = 1,5 x 0,5 = 0,75 m2
Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 2 = 0,6 m2
Total 5,15 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 10,3 m2
Toilet Pria Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang
Perabot Toilet Pria:
Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2
x 2 = 0,8 m2
Urinoir = 0,7 x 0,6 = 0,42 m2 x 2 orang = 0,84 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2
Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 2 = 0,6 m2
Total 6,24 m2
Sirkulasi 80%
Total Keseluruhan 11,2 m2
TOTAL 163 m2
105
Area Penunjang Pasar
Besaran Ruang Keterangan
Plaza Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 200 orang
Ruang gerak 200 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 200 orang = 200 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 400 m2
Ruang Penitipan Anak Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku 13 orang
Ruang gerak 13 orang = 1,00 x 1,00 = 1,00 m2 x 13 orang = 13 m2
Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2
Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2
Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
Rak buku = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2
Toilet = 3 m2
Meja = 0,4 x 0,8 = 0,32 m2 x 6 = 1,92 m2
Total 19,63 m2
Sirkulasi 80%
Total Keseluruhan 35,31 m2 x 3 unit = 105, 93 m2
106
Ruang Ibu Menyusui Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku: 10 orang
Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1,00 m2 x 2 orang = 2 m2
Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2
Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2
Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
Rak buku = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2
Toilet = 3 m2 x 2 unit = 6 m2
Tempat tidur bayi = 0,7 x 0,9 = 0,63 m2 x 4 = 2,52 m2
Total 12,23 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 24,46 m2 x 3 unit = 73,38 m2
Ruang Informasi Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang x 6 unit = 12 orang
Podium meja = 1,00 x 0,6 = 0,6 m2
Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2
Total 1,96 m2
Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 3,1 m2 x 6 unit = 18,6 m2
Pos Jaga Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku 2 orang x 3 unit = 6 orang
Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
Meja = 1,30 x 0,6 = 0,78 m2
Ruang gerak 2 orang = 0,5 x 0,6 = 0,3 m2 x 2 orang = 0,6 m2
Total 1,74 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 3,48 m2 x 3 unit = 10,44 m2
107
Foodcourt Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 72 orang
Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 72 kursi = 25,92 m2
Meja makan 1,00 x 1,00 = 1 m2
x 12 meja = 12 m2
Meja serving makanan = 1,30 x 0,7 = 0,91 m2 x 12 meja = 10,92 m2
Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2
Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2
Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
Ruang gerak 72 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 72 orang = 72 m2
Total 121,95 m2
Sirkulasi 50%
Total keseluruhan 182,92 m2
Mushola Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 50 orang
Ruang gerak 50 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 50 orang = 50 m2
Tempat wudhu = 0,7 x 2,00 = 1,4 m2 = 2,8 m2 x 2 unit = 5,6 m2
Toilet = 3 m2 x 4 unit = 12 m2
Total 67,6 m2
Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 108,16 m2
108
Klinik Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 3 orang x 2 unit = 6 orang
Ruang gerak 3 orang = 0,5 x 0,6 = 0,3 m2 x 3 orang = 0,9 m2
Tempat tidur = 1,00 x 2,00 = 2 m2.
Toilet = 3 m2
Total 5,9 m2
Sirkulasi 200%
Total keseluruhan 17,7 m2 x 2 unit = 35,4 m2
ATM Center Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku 4 orang
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2
Mesin ATM= 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 x 4 unit = 1,92 m2
Total 5,92 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 11,84 m2
TOTAL 946,67 m2
Area Servis Pasar
Besaran Ruang Keterangan
Ruang Master Control Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2
Meja = 1,50 x 0,7 = 1,05 m2 x 4 kursi = 4,2 m2
Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 4 kursi = 1,44 m2
Total 9,64
Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 15,424 m2
109
Toilet Wanita Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 8 orang
Perabot Toilet Wanita:
Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 4 = 1,6 m2
Ruang gerak 8 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 8 = 8 m2
Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2
x 4 = 1,2 m2
Bak pencuci alat kebersihan = 1,8 x 0,5 = 0,9 m2
Tempat menaruh belanjaan = 2,00 x 1,00 = 2 m2
Total 13,7 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 27,4 m2 x 4 unit = 109,6 m2
Toilet Pria Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 8 orang
Perabot Toilet Pria:
Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 2 = 0,8 m2
Urinoir = 0,7 x 0,6 = 0,42 m2 x 4 orang = 1,68 m2
Ruang gerak 10 orang = 1,00 x 1,00 = 10 m2
Bak pencuci alat kebersihan = 1,8 x 0,5 = 0,9 m2
Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2
x 4 = 1,2 m2
Total 14,58 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 29,16 m2 x 4 unit = 116,64 m2
110
Janitor Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Perabot:
Lemari besi loker = 2,00 x 0,6 = 1,2 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2
Total 5,2 m2
Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 8,2 m2 x 6 unit = 49,92 m2
Gudang Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Rak alat kebersihan = 1,5 x 0,5 = 0,75 m2 x 2 = 1,5 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2
Total 5,2 m2
Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 8,8 m2 x 6 unit = 52,8 m2
Ruang Pompa Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Pompa Air + Plat Beton
2,00 x 2,5 = 5 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2
Total 9 m2
Sirkulasi 50%
Total keseluruhan 13,5 m2 x 4 unit = 54 m2
111
Ruang Genset Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku:
Ruang gerak 2 orang =
1,00 x 1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2
Mesin genset = 1,54 x 0,70 = 1,078 m2 x 2 unit = 2,156 m2
Total 4,156 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 8,312 m2 x2 unit = 16,624 m2
Ruang Panel Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang
Panel Cabinet = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 4 unit = 1,44 m2
Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2
Total 3,44 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 6,88 m2
Ruang MCB Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang
Panel Wall Mounting = 0,3 x 0,2 = 0,06 m2 x 2 panel = 0,12 m2 x 6 unit = 0,72 m2
Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2
Total 2,72 m2
Sirkulasi 20%
Total keseluruhan 3,2 m2 x 4 unit = 13 m2
112
Area Pengolahan Limbah Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Tandon Filter = 2,00 x 1,80 = 3,6 m2
Tandon Utama = 4,50 x 1,80 = 8,1 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2
Total 15,7 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 31,4 m2 x 2 unit = 62,8 m2
Drop Off / Drop In Jumlah: 2 unit. Jumlah Kendaraan: 3 unit
Mobil Angkot = 4,57 x 1,65 = 7,54 m2
Mobil pribadi = 4,56 x 1,70 = 7,75
Motor = 2,25 x 0,75 = 1,68
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 33,94 m2 x 2 unit = 67,88 m2
Loading Dock Jumlah: 2 unit. Jumlah Kendaraan: 3 unit
Truck sampah = 8,60 x 2,5 = 21,5 m2
Truck pemadam = 11,50 x 3,0 = 34,5 m2
Truck mobil bak = 6,5 x 2,3 = 14,95 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 141,9 m2 x 2 unit = 283,8 m2
113
Ruang Cuci Perkakas Jumlah: 4 unit. Jumlah pelaku: 8 orang x 4 unit = 32 orang
Dimensi Perabot: Wastafel khusus bahan aluminium: 2,00 x 0,5 = 1,00 m2 x 2 unit = 2 m2
Ruang gerak manusia: 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 8 = 8 m2
Total 10 m2
Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 16 m2 x 4 unit = 64 m2
TOTAL 914 m2
JUMLAH 3.968 m2
Sirkulasi 30% 1.190,4 m2
TOTAL Keseluruhan
5.158,4 m2
3.1.2.7 Area Parkir Pengunjung
Perhitungan kebutuhan area parkir pengunjung Pasar Tradisional-Modern di
Kabupaten Kendal dengan pendekatan jumlah pedagang adalah sebagai berikut:
Kios = 120 orang
Lapak daging dan hasil laut = 60 orang
+0.00
-0.10
-0.10 +0.00
114
Pedagang lesehan/oprokan = 20 orang
Los pedagang sayur-sayuran = 20 rang
Pedagang kaki lima = 20 orang
Total pedagang = 240 orang
Dari perhitungan tersebut dapat diasumsikan jumlah pengunjung pada Pasar
Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal pada saat peak hour adalah 500 orang.
Fasilitas yang disediakan dalam bangunan pasar ini adalah mobil pribadi, motor,
delman, sepeda, becak, dan mini bus.
Perhitungan kebutuhan parkir
Perhitungan akan kebutuhan parkir dapat dihitung dengan rumus berikut,
kebutuhan parkir meliputi daya tampung dan luasan yang dibutuhkan. Daya
tampung dihitung dari jumlah pengunjung waktu sibuk.
1) Fungsi bangunan Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal.
Untuk fungsi bangunan Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal,
diharapkan dapat menampung 1.000 pengunjung per hari, dengan begitu
kebutuhan parkir harus sesuai dengan jumlah pengunjung waktu sibuk.
Asumsi jumlah pedagang dan pembeli pasar berjumlah 500 orang.
Mobil : 40% x 500 orang = 200 orang. Diasumsikan 1
mobil terdapat 4 orang. Jadi, 200 orang : 4 orang adalah 50 mobil.
Kendaraan Bermotor : 50% x 500 orang = 250 orang. Diasumsikn 1
motor terdapat 2 orang. Jadi, 250 orang : 2 orang adalah 125 motor.
Sepeda kayuh : 10% x 500 orang = 50 orang. Diasumsikan 1
sepeda terdapat 2 orang. Jadi, 50 orang : 2 orang adalah 25 sepeda kayuh.
115
Asumsi jumlah pengelola pasar berjumlah 15 orang.
Mobil : 25% x 15 orang = 4 orang. Diasumsikan 1
mobil terdapat 1 orang. Jadi ada 4 mobil.
Kendaraan Bermotor : 50% x 15 orang = 7 orang. Diasumsikan 1
motor terdapat 1 orang. Jadi ada 7 motor.
Sepeda kayuh : 25% x 15 orang = 4 orang. Diasumsikan 1
sepeda terdapat 1 orang. Jadi ada 4 sepeda kayuh.
Asumsi jumlah sopir transportasi umum tradisional berjumlah 50 orang
Becak : 30% 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 becak.
Delman : 30% x 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 delman.
Bus : 10% x 50 orang = 5 orang. Jadi ada 5 Bus
Angkutan Umum: 30% x 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 angkutan umum
Asumsi jumlah pengendara alat transportasi servis di pasar berjumlah 40
orang
Truk kecil : 60% x 40 orang = 24 orang.
Diasumsikan 1 truk kecil terdapat 2 orang. Jadi, 24 orang : 2 orang = 12
truk kecil
Mobil Pemadam Kebakaran : 20% x 40 orang = 8 orang. Diasumsikan
1 mobil pemadam kebakaran terdapat 4 orang. Jadi 8 orang : 4 orang = 2
mobil pemadam kebakaran
116
Truk Pengangkut Sampah : 20% x 40 orang = 8 orang. Diasumsikan
1 truk pengangkut sampah terdapat 4 orang. Jadi 8 orang : 4 orang = 2
mobil pemadam kebakaran
Tabel 3.9: Rekapitulasi Kebutuhan Parkir Pasar Tradisional – Modern
Sumber: Analisis Pribadi
Rekapitulasi Pasar Tradisional - Modern
Jenis alat
transportasi
Jumlah alat
transportas
i (a)
Kebutuhan
Luas (b)
Jumlah
Kebutuhan
Luas (a x b =
c)
Sumber
Mobil 54 1,70 x
4,56 =
7,752 m2
418,7 m2 DA
Kendaraan
Bermotor
132 0,75 x
2,25 =
1,68 m2
221,76 m2 DA
Sepeda
Kayuh
29 0,6 x 1,7 =
1,02 m2
29,58 m2 DA
Becak 15 0,9 x 1,8 =
1,62 m2
16,2 m2 DA
Delman 15 1,5 x 3,0 =
4,5 m2
45 m2 DA
Bus 5 2,5 x
11,92 =
29,8 m2
149 m2 DA
Angkutan
Umum
15 1,65 x
4,57 =
7,54 m2
113,1 m2 DA
117
Truk Kecil 12 2,37 x
6,54 =
15,49 m2
185,88 m2 DA
Mobil
Damkar
2 2,5 x
11,50 =
28,75 m2
57,5 m2 DA
Truk
Pengangkut
Sampah
2 2,5 x 8,60
= 21,5 m2
43 m2 DA
Jumlah 1.279,72 m2
Sirkulasi
200%
2.035,24 m2
TOTAL 3.839,16 m2
3.1.2.8 Kebutuhan Luas Lahan
Berdasarkan lokasi pemilihan tapak, tapak berada di wilayah Kabupaten
Kendal, Kecamatan Brangsong. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang
Daerah (RUTRD) Kabupaten Kendal memiliki ketentuan bangunan perdagangan
dan jasa, yaitu ketinggian maksimal lantai adalah 3. Sedangkan untuk Koefisien
Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, dan Garis Sempadan Bangunan
belum diatur dan belum tertera di Perarturan RUTRD. Sebagai pertimbangan
rasional maka mengambil perartuan RDTRK Semarang sebagai dasar
perhitungan KDB, KLB, dan GSB. Maka, ditentukan KDB 40%, ketinggian, KLB
0,8 , GSB 32 meter.
Total luas lahan = total luas bangunan + lahan parkir
= 5.158,4 m2 + 3.839,16 m2
= 8.997,56 m2 : KLB
118
= 8.997,56 m2 : 0,8 = 11.246,95 m2
Total lantai dasar = KDB x luas lahan
= 40% x 11.246,95 m2 = 4.499 m2
Luas open space = luas lahan – luas lantai dasar
= 11.246,95 m2 - 4.499 m2
= 6.747,95 m2
Luas RTH = luas open space – luas parkir
= 6.747,95 m2 – 3.839,16 m2
= 2.908,79 m2
Total kebutuhan lahan = luas lantai dasar + luas parkir + luas open space
= 4.499 m2 + 3.839,16 m2 + 6.747,95 m2
= 15.086,11 m2
3.1.2.9 Studi Ruang Luar
Kondisi eksisting penutup tanah masih berupa sedimentasi tanah
sawah, tanah lembek atau Clay. Belum ditanamani vegetasi peneduh.
Penataan dan pemilihan vegetasi menjadi faktor penting, karena harus
menciptakan kawasan lingkungan yang nyaman, aman dan aksesibel bagi
semua kalangan.
Pengaturan ruang luar atau Landskap dibutuhkan kesatuan ruang
dalam lingkungan sekitar, dan mendukung penampilan bangunan.
119
Kriteria vegetasi yang dipilih adalah:
a. Mendukung karakter bangunan sebagai bangunan public
(terbuka, dapat diakses oleh masyarakat), sirkulasi kendaraan,
parkir dan jalur pedestrian.
b. Perencanaan penghijauan dan fungsi resapan air hujan sekaligus
penyejuk.
c. Pelindung, peneduh dan filter terhadap populasi dan kebisingan
d. Ruang Interaksi Sosial.
Penggunaan material ruang luar terdiri atas hard material dan soft
material.
Tabel 3.10: Penggunaan Material untuk Ruang Luar
Sumber: Analisis Pribadi
Hard Material
Perkerasan Beton Batu Alam
Perkerasan Aspal Batu Pebble Putih
Perkerasan Paving Block Grass Block
Soft Material
Vegetasi rendah / pengisi tanah
Rumput Jepang Rumput Gajah
Tanaman Perdu
Pucuk Merah Soka
Vegetasi Pengarah
Palem-paleman : palem raja,
palem putri
Pohon Cemara
Vegetasi Peneduh
Pohon Ketapang Pohon Angsana
Pohon Mahoni Pohon Waru
120
Vegetasi Estetika
Oleander Kenanga
Bunga Bugenvil Bunga Kamboja
3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1 Studi Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan adalah struktur rangka kaku / Rigid
Frame dengan bahan beton bertulang. Alasan menggunakan struktur beton
karena tahan terhadap korosif dan pembusukan, beton mudah dicetak
sesuai keinginan, mudah dilaksanakan oleh tukang, tahan terhadap aus
dan tahan terhadap bakar, struktur beton yang kedap air harus
direncanakan secara teliti.
Tetapi struktur beton juga memiliki kelemahan terkait retaknya
struktur apabila terjadi perubahan tanah, pengerjaan yang kurang teliti
menyebabkan beton menjadi melendut.
Bagian sistem struktur terdiri atas 3 yaitu: struktur atas, struktur
tengah dan pondasi yang akan dijelaskan pada uraian dibawah ini:
a. Struktur atas (Upper Structure)
Struktur Shell
Kelebihan struktur shell adalah mudah dibersihkan dari vector
sarang laba-laba karena terbuat dari material solid beton bertulang.
Sedangkan kekurangan struktur shell adalah material beton yang
mudah menyerap panas.
121
Solusi agar tidak menyerap panas secara langsung diberikan ruang
udara pada atap. Ruang udara berupa rangka tonggak bahan
aluminium dengan tujuan sebagai lapisan untuk mereduksi panas
radiasi matahari (lihat gambar 3.6).
Gambar 3.6: Atap Shell dan Ruang udara pada bangunan bandara
Queen Alia
Sumber: https://www.kingspan.com/nz/en-nz/products/architectural-
roofing-systems/projects/queen-alia-international-airport
Alasan menggunakan struktur shell karena bukan material
fabrikasi oleh pabrik, sehingga mudah diterapkan oleh tenaga yang
masih menggunakan cara konvensional.
Rekapitulasi material yang digunakan: Bahan struktur atap: agregat
beton bertulang. Pelapis atap (sebagai ruang udara): panel
aluminium Galvalum dengan rangka tonggak aluminium.
Struktur Rangka
Kelebihan struktur rangka adalah struktur rangka yang
digunakan terbuat dari bahan baja konvensional. Sedangkan
kekurangan struktur rangka adalah rangkaian dari rangka-rangka
yang kelamaan akan menimbulkan sarang laba-laba dan tikus.
Sehingga membutuhkan perawatan intensif.
122
Solusi untuk mengurangi timbunan sarang laba-laba dan
vector kuman lainnya, diperlukan lapisan pada rangka atap juga
sebagai plafon (lihat gambar 3.7). Supaya memudahkan dari segi
perawatan. Ketinggian plafon bisa mencapai 4 – 6 meter, dengan
anggapan masih mudah dijangkau untuk perawatan.
Gambar 3.7: Atap Rangka pada bangunan Sri Geylang Serai Market
Singapore
Sumber: https://www.theurbanwire.com/wp-
content/uploads/Geylang-Serai-Ramadhan-8.jpg
b. Struktur tengah (Middle Structure)
Sloof/Tie Beam
Sloof atau Tie Beam sebagai pengikat struktur diatas tanah,
meratakan bebang yang diterima oleh pondasi, sebagai pengunci
dinding agar saat terjadi pergerakan tanah, dinding tidak mengalami
roboh. Memiliki dimensi lebar 30 cm, tinggi 60 cm.
Kolom
Kolom terbagi atas kolom struktur dan kolom pengisi. Kedua kolom
tersebut menggunakan bahan beton bertulang. Penentuan modul
kolom dipengaruhi oleh dimensi lapak, kios, los, lesehan, dan
pedagang kaki lima. Untuk bentuk kolom adalah persegi, pada
123
selimut kolom akan diberikan bahan penutup kedap air seperti
lapisan keramik, supaya mudah dibersihkan dalam perawatan,
mengingat aktifitas pasar yang menimbulkan limbah oleh aktifitas
pengguna pasar. Perhitungan dimensi kolom akan dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 3.11: Penentuan modul kolom
Sumber: Analisis Pribadi
Keterangan
ukuran media
berjualan
Konfigurasi modul kolom
Lapak penjualan
sayur-sayuran,
buah-buahan dan
bumbu dapur:
2,00 x 2,00.
Jarak kolom struktur dengan kolom struktur lainnya adalah
6,00 meter. Ukuran kolom adalah 1/12 x bentang = 1/12 x
600 = 50 ~ 50 cm.
Gambar 3.8 : Modul Kolom Struktur Area Lapak
Sumber: Analisis Pribadi
124
Kios terbagi atas
2 yaitu
Kios tipe A:
3,00 x 3,00
Kio stipe B:
3,00 x 4,00
Gambar 3.9: Modul Kolom Struktur Area Kios Tipe A
Sumber: Analisis Pribadi
Gambar 3.10: Modul Kolom Struktur Area Kios Tipe B
Sumber: Analisis Pribadi
125
Dimensi Los
Los
penjualan
unggas: 1,20
x 2,20
Los
penjualan
daging: 1,20
x 2,20
Los
penjualan
hasil laut:
2,30 x 2,00
Gambar 3.11: Modul Kolom Struktur Area Los Daging
Sumber: Analisis Pribadi
Gambar 3.12: Modul Kolom Struktur Area Hasil Laut
Sumber: Analisis Pribadi
126
Pedagang
lesehan: 2,10 x
1,50
Jarak kolom struktur dengan kolom struktur lainnya adalah
6,00 meter. Ukuran kolom adalah 1/12 x bentang = 1/12 x
600 = 50 ~ 50 cm.
Gambar 3.13: Modul Kolom Struktur Area Pedagang
Lesehan
Sumber: Analisis Pribadi
Gambar 3D Kolom Struktur
Gambar 3.14: Kolom Struktur
Sumber: Analisis Pribadi
Kolom Struktur 50 x 50
Jarak 6,00 meter.
127
Balok
Balok sebagai penyalur beban dari slab/lantai. Balok terbagi atas
balok induk dan balok anak. Perhitungan dimensi balok akan
dijelaskan sebagai berikut:
Balok Induk = 1/11 – 1/14 x L
Balok Anak = 1/14 – 1/16 x L
L= panjang bentang yang terpanjang
Balok anak dibutuhkan apabila luas lantai melebihi 25 m2.
1. Balok Induk
h = (1/12 x L)
= 1/12 x 600 = 50 cm ~ 50
b = (1/2 x 50 cm) = 25 cm ~ 25
2. Balok Anak
h = (1/15 x L)
= 1/15 x 600 = 40 cm ~ 40
b = (1/2 x 40 cm) = 20 cm ~ 20
Gambar 3.15: Balok Induk
Sumber: Analisis Pribadi
Balok Induk lebar 25 cm,
tinggi 50 cm
128
Slab
Slab atau plat lantai. Berfungsi sebagai penyalur beban menuju ke
balok. Perhitungan dimensi slab akan dijelaskan sebagai berikut:
Tebal plat = 1/40 x bentang
= 1/40 x 600 = 15 cm ~ 15
Gambar 3.16: Slab
Sumber: Analisis Pribadi
Dinding
Penutup dinding terdiri atas dinding pengisi dan dinding pelingkup.
Dinding pengisi dalam artian dinding partisi yang bukan elemen
struktural. Penerapan dinding pengisi maupun pelingkup akan
dijelaskan sebagai berikut:
Slab tebal 15 cm
Slab tebal 30 cm
129
Tabel 3.12: Penggunaan jenis bahan untuk dinding Sumber: Analisis Pribadi
Dinding Pengisi Dinding Pelingkup
Kalsiboard, dengan
rangka besi hollow.
Digunakan pada ruang-
ruang pengelola. Yang tidak
menimbulkan air.
Gambar 3.17: Papan
Kalsiboard
Sumber: google.com
Dinding Hebel
Dinding hebel merupakan
elemen struktural karena juga
berfungsi sebagai penyalur
beban. Dinding hebel bisa
diterapkan di kios-kios, ruang
pengelola maupun ruang
penunjang lainnya. Sifat dari
dinding hebel ini adalah tahan
terhadap air dan menyerap
panas. Bisa diterapkan pada
elemen interior dan eksterior
bangunan pasar.
Gambar 3.19: Dinding Hebel
Sumber: google.com
Dinding bata ekspos
Penerapan dinding bata ekspos
bisa dilakukan bervariasi
dengan bentuk Addictive dan
Subtractive.
Gambar 3.18: Bata Ekspos
Sumber: google.com
Dinding Terakota Rooster
Dinding terakota rooster adalah
material dinding bernafas yang
ramah lingkungan karena
terbuat dari tanah liat. Dinding
terakota bisa disusun dengan
motif yang berbeda-beda.
Warna coklat yang ada di
rooster/krawang ini
memberikan penekanan
kelokalan
Gambar 3.20: terakota
rooster/kerrawang
130
Laminate Board
Laminate board merupakan
dinding partisi yang relatif
ringan. Mudah dalam
perawatan. Memberikan
kesan modern dan tertata.
Namun apabila terkena air
terus menerus lama
kelamaan akan mengelupas
di bagian pelapis waterproof
pada panel laminate board.
Gambar 3.21: Laminate
Board
Sumber: google.com
Sumber: google.com
Panel GRC
Sama seperti blok terakota
rooster, namun pada panel
GRC ini bisa dibuat dengan
dimensi yang lebih luas, berupa
panel-panel modular yang
dibuat fabrikasi. Motif Panel
GRC bisa dibentuk sesuai
keinginan.
Gambar 3.22: Panel GRC
Sumber: google.com
131
Penutup Lantai
Tabel 3.13: Penggunaan jenis material untuk lantai Sumber: Analisis Pribadi
Lantai Plester
Gambar 3.23: Lantai Plester
Sumber: google.com
Lantai plester digunakan pada
area berjualan pasar.
Paving Terakota
Gambar 3.24: Lantai Plester
Sumber: google.com
Lantai Paving Terakota bisa
diterapkan di bagian area
penerimaan pasar atau area
pedestrian way.
Granite Tile
Gambar 3.25: Granite Tile
Sumber: google.com
Lantai Granite diterapkan pada
area pengelola pasar. meliputi
ruang pengelola UPT, ruang
meeting, ruang staff.
Granite Paver Texture
Gambar 3.26: Granite Paver
Sumber: google.com
Lantai Granite Paver Texture
diterapkan di area pasar yang
menimbulkan genangan air dalam
aktifitasnya. Karena teksturnya yang
kasar, membuat aman bagi
penggunanya supaya tidak mudah
tergelincir.
132
Lantai Keramik
Gambar 3.27: Lantai Keramik
Sumber: google.com
Lantai keramik diterapkan di
ruang toilet. Penggunaan lantai
keramik ada yang bertekstur dan
tidak tekstur.
Batu Alam Andesit
Gambar 3.28: Batu Alam Andesit
Sumber: google.com
Lantai batu alam andesit bisa
diterapkan di area penerimaan
pasar atau area outdoor pasar.
c. Struktur bawah / pondasi (Low Structure/Foundation)
Penentuan jenis pondasi yang digunakan terkait dengan identifikasi
keadaan tanah. Lokasi tapak berada di Kecamatan Brangsong, jenis tanah
adalah tanah alluvial bersifat hidromorf, biasanya tanah berwarna kelabu,
coklat dan hitam. Topografi pada lokasi tapak memiliki ketinggian 0 – 10
mdpl. Tekstur tanah yang ada di Kecamatan Brangsong adalah lempung
liat berpasir. Lempung memiliki sifat plastis dalam kisaran kadar air tertentu
dan tanah ini dapat menjadi kuat apabila tanah dalam kondisi kering.
Daya dukung tanah di lokasi tapak terpilih adalah buruk, karena
berada di jenis tanah lembek / clay, tanah yang selalu berair.
Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi Bore Pile. Pondasi
Bore Pile adalah jenis pondasi yang memiliki bentuk seperti tabung
memanjang terdiri atas campuran beton dan besi bertulang. Pondasi ini
133
dibuat secara in-situ saat proyek dilakukan. Proses in-situ dilalui dengan
proses penulangan bore pile sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan.
Panjang tiang pondasi Bore Pile harus mencapai kedalaman tanah keras.
Metoda pelaksanaan yang digunakan adalah dengan metoda wash boring
/ bor basah.
Gambar 3.29: 3D Struktur Bawah / Pondasi
Sumber: Analisis Pribadi
Gambar 3.30: Pondasi Bore Pile
Sumber: http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/pondasi-strauss-pile-
atau-bored-pile.html
Pondasi Bore Pile D=80
cm
Pile Cap 250 x 250 x 80
cm
Tie Beam lebar 30cm,
tinggi 60 cm
Slab tebal 30 cm
134
Dimensi yang biasa dilakukan untuk pembuatan tiang Bore Pile
adalah 20 cm, 30 cm, 40 cm, 45 cm, 50 cm, 55 cm, 60 cm, 70 cm, 80cm.
Kedalaman untuk pondasi Bore Pile bisa mencapai 30 meter. Alat yang
digunakan untuk membuat adalah Mini Crane dan gawang. Salah satu
kelebihan dari pondasi Bore Pile adalah tidak mengganggu dengan
getaran, kebisingan atau gangguan suara pada bangunan disekelilingnya.
3.2.2 Studi Sistem Utilitas
3.2.2.1 Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM. Pengadaan air bersih ini untuk
ruang-ruang antara lain, toilet atau WC, lalu fasilitas cuci yang ada di Los ,
Kios atau Lapak.
Diagram 3.14: Sistem Jaringan Air Bersih PDAM
Sumber: Analisis Pribadi
Perhitungan kebutuhan air bersih untuk lavatory Pasar
Diketahui:
Asumsi pengunjung datang per hari = 1.000 orang (maksimal)
Kebutuhan air per orang = 19 liter/orang (diibaratkan fungsi taman umum)
Jadi total kebutuhan air = 1.000 orang x 19 liter
PDAM Tandon Bawah Pompa Air Menara Air
Kamar Mandi/WC Distribusi ke
Los/Kios
135
= 19.000 liter / hari = 19 m3/hari...............(1)
Asumsi pedagang menggunakan fasilitas cuci per hari = 250 orang (maksimal)
Kebutuhan air per orang = 30 liter/orang
Jadi total kebutuhan air = 250 orang x 30 liter
= 7500 liter / hari = 7.5 m3/hari...............(2)
Total kebutuhan air (1) + (2) adalah 26,5 m3/hari. Dari hasil tersebut telah
ditemukan kapasitas Ground Water Tank (dalam m3/hari ). Ground Water Tank
tersebut terbagi atas 8 zona. Per zona memiliki kemampuan menampung 4,4 m3.
3.2.2.2 Sistem Drainase
Hasil kegiatan dari aktifitas pasar yang menghasilkan limbah oleh bahan
pangan basah. Dan juga limpahan air hujan. Maka drainase terbagi atas dua yaitu
untuk penampungan limbah dan air hujan. Keduanya dimanfaatkan kembali oleh
proses Water Treatment, yang dapat dimanfaatkan sebagai penyiram tanaman,
sumber air untuk Fire Hydrant dan Hydrant Pump. Dibawah ini adalah skema
distribusi dan filtrasi air hujan dan limbah cair oleh bahan pangan basah:
Diagram 3.15: Sistem Drainase
Sumber: Analisis Pribadi
Air Hujan Talang Bak Kontrol Riol Pasar
Penampungan air hujan
Pompa Penyiraman Tanaman
Fire Hydrant Hydrant Pump
136
3.2.2.3 Sistem Pengolahan Limbah Manusia
Pengelompokkan limbah berdasarkan karakteristiknya, yaitu:
- Limbah cair, berasal dari air buangan bekas wastafel, toilet dan tempat
pencucian harus menempuh pengolahan air daur ulang supaya
mengurangi pencemaran air yang berbahaya bila dibuang langsung ke
lingkungan.
- Limbah padat, berasal dari kotoran manusia di lavatory. Pengolahan
limbah padat dilakukan dengan penggunaan IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah).
Cara-cara penghematan dalam tujuan konservasi air:
Penggunaan fitur hemat air seperti Dual Flush pada water closet dan
autostop pada keran air. Dual Flush adalah sistem toilet hemat air
sadar lingkungan. Sistem Flush ini menggunakan perbandingan 3:6
liter dimana tombol kecil mengeluarkan 3 liter air dan tombol besar
mengeluarkan 6 liter air.
Penggunaan air daur ulang untuk menggantikan penggunaan air
bersih seperti pada penyiraman taman (irigasi) dan pemanfaatan air
hujan, atau air waduk sebagai alternatif sumber air bersih.
3.2.2.4 Sistem Distribusi Listrik
Sumber aliran listrik berasal dari gardu PLN yang ada di lokasi tapak.
Kemudian dari gardu dialirkan ke trafo, dari trafo ke meteran. Ruang-ruang
yang membutuhkan aliran listrik di pasar adalah los, kios dan lapak. Supaya
137
memudahkan distribusi listrik, maka terdapat meteran di setiap area luas
distribusi listrik. Sebagai tenaga cadangan terdapat Generator Set.
Diagram 3.16: Sistem Distribusi Listrik
Sumber: Analisis Pribadi
3.2.2.5 Sistem Pengolahan Sampah
Sumber sampah yang ada di area pasar tradisional-modern antara
lain:
a. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di lingkungan pasar tradisional-modern
diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-
daun kering yang terurai menjadi tanah.
b. Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia)
pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang
ke tempat sampah.
Kubikal Trafo
Genset
Meteran PLN
LVMDP
Panel Distribusi
Induk
SDB 1
SDB 2
PP1
PP2
Listrik Dari PLN
138
Untuk mempermudah sistem pembuangan sampah pada bangunan area
pasar tradisional-modern, tempat sampah diletakkan di titik-titik tertentu
baik di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Sampah akan ditampung
dan diangkut oleh petugas kebersihan (cleaning service). Pengangkutan
sampah dilakukan tiga kali pergantian / shift yaitu pagi jam 07.00, siang jam
10.00, dan sore jam 14.00. Setelah sampah ditampung akan dijadikan satu
dengan tempat pembuangan akhir yang sudah ditentukan. Penggolongan
tempat sampah dibedakan atas warna, untuk membedakan antara sampah
organik dan anorganik.
Gambar 3.31: Pengelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya
Sumber: google.com
Gambar 3.32: alur pengangkutan sampah
Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-
efBae7aAZwg/UL4eYW76jpI/AAAAAAAAAm0/WVitj5IPxM0/s1600/Pengel
olaan+sampah+konvesional.png
Cara pengelolaan sampah dengan mengumpulkan sesuai
pengelompokkan nya, lalu diangkut ke tempat pembuangan akhir. Sampah-
sampah tersebut seperti sampah hasil dari aktifitas manusia seperti setelah
139
membuang bungkus makanan plastik, botol minuman plastik, kertas , dan
lain-lain (kategori anorganik).
3.2.2.6 Sistem Pengolahan Limbah Hasil Dari Kegiatan Pasar
Jenis limbah yang ada di Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten
Kendal adalah limbah yang berasal dari pemotongan hewan unggas dan
perikanan. Karakteristik limbah adalah kandungan bahan organik yang
cukup tinggi dan mudah terurai di perairan. Berupa darah, kulit, bulu, lemak,
tanduk, tulang dan kuku (Manual Kesmavet, 1993). Dikategorikan menjadi 2
yaitu:
1) Limbah cair, limbah cari yang dihasilkan dari kegiatan pemotongan
hewan yaitu air dari pemotongan, pembersihan lantai tempat
pemotongan, pembersihan kandang penampung, pembersihan isi perut,
air sisa peredaman, darah, air pencucian perkakas, cairan rumen dan
cairan isi perut.
2) Limbah padat, limbah padat dari rendering, isi perut, dan pemotongan
bagian-bagian yang tidak berguna. Contohnya kepala, kulit, tulang ikan,
sisik, insang, potongan daging dan saluran pencernaan.
Proses pengolahan limbah cair dan padat
Proses pengolahan limbah cair terdiri dari beberapa tahapan yaitu
primer (secara fisik), sekunder (secara biologis), dan tersier (secara
kimiawi).
1. Pengolahan fisik
140
Pengolahan ini bertujuan untuk melarutkan limbah yang tidak larut
(bersifat tersuspensi) dalam arti lain buangan cair yang mengandung
padatan, sehingga membutuhkan metode pemisahan. Kemudian proses
floatasi digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung
seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya
(Tjokrokusumo, 1995).
2. Pengolahan kimia
Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang
menggunakan bahan kimia , dengan tujuan mengurangi zat-zat pencemar
dalam air limbah. Proses kimia ini mengubah air limbah yang berbahaya
menjadi tidak berbahaya. Proses-proses yang terjadi adalah netralisasi,
presipitasi, khlorinasi, koagulasi, dan flokulasi. Pengolahan tahap ini
bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah
mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa phosphor dan zat
organic beracun lainnya . Pengolahan ini dianggap efisien namun tergolong
mahal karena memerlukan bahan kimia untuk prosesnya (Tjokrokusumo,
1995).
3. Pengolahan biologi
Pengolahan limbah secara biologi, bertujuan untuk menghilangkan
bahan organik dan anorganik, zat amoniak, posfat dengan bantuan
mikroorganisme. Penggunaan saringan telah dikenal untuk keperluan
rumah tangga, namun bisa diterapkan dengan jenis media filter lain yaitu
seperti pasir dan antrasit. Filter ini disebut sistem anaerobik, media filter
141
ditempatkan pada bak atau tangka, lalu air limbah disaring melewati proses-
proses yang telah ada (Laksmi dan Rahayu, 1993)
Proses pengolahan limbah padat, sumber limbat padat yang
dihasilkan berasal dari limbah perikanan. Mengingat salah satu komoditas
yang terkenal di Kabupaten Kendal adalah budidaya hasil laut perikanan
(seperti: gurita, udang, ikan, kerang,dan lainnya) limbah ini tidak
menimbulkan zat-zat beracun bagi lingkungan, tetapi merupakan limbah
padat yang mudah membusuk dan menimbulkan bau menyengat.
Pengolahan limbah padat dilakukan untuk menjadikan produk hasil
pemanfaatan limbah padat, contohnya seperti: tepung tulang ikan, kitin dan
kitosan, kolagen dan gelatin, dan kulit tersamak.
3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi
3.2.3.1 Penangkal Petir
Sistem penangkal petir bertujuan untuk menangkap petir untuk
disalurkan ke air terminal lalu dialirkan ke grounding. Penangkal petir yang
digunakan adalah jenis Franklin dengan Tiang Triangle/Fourangle . Tiang
Triangle ini adalah tiang penyangga berupa pipa-pipa penegak untuk
menaikkan posisi head protector / air terminal penangkal petir. Jenis tiang
menara yang dirancang ringan dan dapat dibongkar pasang (Knock down)
dengan sifat konstruksi semi permanen dengan usia layak pakai dan waktu
yang relatif panjang. Tinggi Menara bisa mencapai 3 – 15 meter, dengan
bahan pipa bervariasi mulai dari pipa 2 inch – 3 inch.
142
Gambar 3.34: Penangkal Petir Jenis Franklin
Sumber: google.com
Gambar 3.35: Air Terminal Penangkal Petir yang diaplikasikan ke tiang
menara Triangle. Sumber: google.com
3.2.3.2 Sistem Komunikasi
Telepon
Sistem komunikasi telepon dengan menggunakan sistem PABX
merupakan singkatan dari Private Automatic Branch eXchange, PABX
adalah sebuah sistem telepon yang biasa disebut juga dengan switchboard
yang digunakan sebagai sistem telepon. Sistem PABX memiliki beberapa
sambungan kabel yang disambungkan ke sebuah switchboard, ini yang
disebut sebagai branch karena cabang memiliki banyak sambungan yang
dihubungkan ke PABX. Kegunaan tidak hanya untuk telepon, PABX bisa
143
untuk modem, mesin fax, dan alat komunikasi internal karyawan di dalam
kantor. Penggunaan PABX sangat penting untuk kebutuhan bisnis, guna
untuk mencapai efisiensi telekomunikasi.
Gambar 3.36: Alur Kerja PABX
Sumber: google.com
3.2.3.3 Sistem Pemberian Informasi
Sistem pemberian informasi disebut sebagai sistem alamat publik
atau Public Address System (PA System), artinya adalah amplifikasi suara
elektronik dan sistem distribusi dengan mikrofon, amplifier dan pengeras
suara. Sistem ini digunakan untuk memberikan pengumuman di situasi
publik yang besar dan berisik. Untuk fungsi bangunan pasar diperlukan
sistem PA besar karena pemberian informasi secara menyeluruh di
bangunan pasar. Selain sebagai pemberian informasi, sistem besar ini
berfungsi sebagai sistem peringatan dalam keadaan darurat. Komponen
perangkatnya antara lain: Mikrofon, Mixer, Amplifier, Speaker, Recorder.
144
Gambar 3.37: Komponen PA System
Sumber: google.com
Cara kerja:
Pengeras suara (Speaker) diletakan di area Amplifier dan Mixer
menyesuaikan pengguna berbicara ke Microfon suara di transmisi ke
kabel atau nirkabel / PABX suara keluar melalui Speaker.
3.2.3.4 Sistem Bahaya Kebakaran
APAR
APAR atau Alat Pemadam Api Ringan merupakan alat pemadam
kebakaran yang mudah dibawa dan dioperasikan satu orang. APAR harus
dipilih dan ditempatkan sesuai ketentuan dalam SNI 03-3987- edisi terakhir,
tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Pemadaman Api Ringan
untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung. APAR dengan berat tabung 1 – 9 kg. Jenis APAR terdapat tiga
yaitu Foam, Dry Chemical Powder, CO2 (Carbon Dioxide). Jenis
penggunaan APAR disesuaikan oleh kelas kebakaran yang terbagi atas 5
kelas yaitu:
1. Kelas Kebakaran A : Benda Padat (Kain, Kayu, Kertas)
145
2. Kelas Kebakaran B : Benca Cair (Minyak, Bensin Colar)
3. Kelas Kebakaran C : Benda Gas (Elpiji, Tinner)
4. Kelas Kebakaran D : Logam (Magnesium, Misiu)
5. Kelas Kebakaran E : Elektrikal (Dinamo, Motor Listrik)
Untuk APAR Foam digunakan untuk kelas kebakaran A, B dan D. Untuk
APAR Dry Chemical Powder digunakan untuk kelas kebakaran A, B, C, dan
E. Untuk APAR CO2 digunakan untuk kelas kebakaran B, C, D dan E.
Gambar 3.38: Alat Pemadam Api Ringan
Sumber: google.com
APAB (Alat Pemadam Api Berat)
Alat pemadam jenis ini berbentuk Trolley yang memiliki roda. Alat
pemadam api ini dilengkapi Regulator yang berfungsi sebagai mengatur
tekanan dari gas CO2 / N2. Alat pemadam api Trolley ini memiliki berat 20
– 80 kg dan dioperasikan 2 orang atau lebih.
146
Gambar 3.39: Alat Pemadam Kebakaran Berat bentuk Trolley
Sumber: google.com
Sprinkler
Sprinkler adalah sistem yang digunakan untuk memadamkan
kebakaran pada sebuah bangunan. Sprinkler secara otomatis menyala
apabila terjadi kebakaran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem Fire Sprinkler:
1. Jenis sistem dan fungsi bahaya kebakaran
2. Sistem penyediaan air
3. Penempatan dan letak kepala sprinkler
4. Jenis kepala sprinkler (57 0C – jingga, 68 0C – merah , 93 0C – hijau,
141 0C – biru, 182 0C – ungu, 203/260 0C – hitam
Untuk fungsi bangunan pasar, sistem bahaya kebakaran termasuk
kebakaran ringan dan sedang.
1. Untuk sistem bahaya kebakaran ringan, kepadatan pancaran yang
direncanakan adalah 2,25 mm / menit,dengan daerah kerja maksimum
diperkirakan 84 m2.
147
2. untuk sistem bahaya kebakaran sedang, kepadatan pancaran yang
direncanakan adalah 5 mm / menit, dengan daerah kerja maksimum
diperkirakan 72 – 360 m2.
Perencanaan Sprinkler:
1. Arah pancaran ke bawah, karena kepala sprinkler diletakkan di plafon
ruangan.
2. Sprinkler yang dipakai ukuran ½” dengan kapasitas (Q) = 80 liter/menit.
3. Kepadatan pancaran adalah 2,25 mm / menit.
4. Jarak maksimum antar titik sprinkler adalah 4,6 meter
5. Jarak maksimum sprinkler dari dinding tembok 1,7 meter.
Perhitungan titik sprinkler yang dibutuhkan
Diketahui:
Luas lantai total = 514 m2
Satu buah sprinkler mencakup area sebesar 4,6 m x 4,6 m
Direncanakan antara satu sprinkler dengan sprinkler lain terjadi
overlapping sebesar ¼ area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang
tidak terkena pancaran air.
Perhitungan:
X = 4,6 m – (1/4 x 4,6 m)
= 4,6 m – 1,15 m
= 3,45 m
Maka, L = 3,45 x 3,45 m = 11,9 m2
148
Jadi jumlah sprinkler yang dibutuhkan = 514 m2 / 11,9 m2 = 37,64 atau 38
buah sprinkler.
Fire Alarm System
Fire Alarm System adalah alat yang berfungsi untuk meberikan
tanda bahaya (alert) apabila terjadi kebakaran atau kebocoran gas. Fire
Alarm System terbagi atas deteksi gumpalan asap / Smoke Detector,
temperatur tinggi / Heat Detector, dan gas berbahaya / Gas Detector
Gambar 3.40 : Fire Alarm Control Panel
Sumber: google.com
Gambar 3.41: Heat Detector
Sumber: google.com
Gambar 3.42: Smoke Detector
Sumber: google.com
149
Hydrant Pillar
Hydrant Pillar adalah bagian dari rangkaian sistem hydrant yang
berfungsi untuk menyuplai air bertekanan dari sumber air. Biasanya berada
di luar ruangan dan diatur pada jarak tertentu. Berdasarkan SNI (Standar
Nasional Indonesia) peletakkan Hydrant Pillar ditentukan berdasarkan
lokasi dan jarak umumnya sekitar 35-38 meter antara satu dengan yang
lainnya. Peletakkan juga harus mudah ditemukan dalam keadaan darurat.
Alat ini menyuplai air yang bersumber dari PDAM atau Ground Watertank
lalu disalurkan ke mobil pemadam kebakaran sehingga pemadam
kebakaran dapat memadamkan bangunan yang terbakar.
Gambar 3.43: Hydrant Pillar Two Way
Sumber: google.com
Sign System
Sign System dalam fungsinya di suatu lokasi atau ruang umum.
Dibedakan menjadi Traffic Sign, Commercial Sign, Wayfinding Sign, dan
Safety Sign.
150
Traffic Sign
Gambar 3.44 : Traffic Sign
Sumber: google.com
Sign system yang berada di jalan yang berguna untuk memberikan
informasi kepada pengguna jalan seperti penunjuk arah, peringatan dan
larangan.
Wayfinding Sign
Gambar 3.45 : Wayfinding Sign
Sumber: google.com
Sign system yang bersifat mengarahkan dan menjadi penunjuk jalan atau
ke suatu lokasi tertentu.
151
Commercial Sign
Gambar 3.46: Commercial Sign
Sumber: google.com
Sign system yang berfungsi sebagai keperluan atau bangunan komersil.
Safety Sign
Gambar 3.47: Safety Sign
Sumber: google.com
Sign system yang berfungsi untuk menginformasikan pesan yang bersifat
peringatan, larangan maupun himbauan untuk mengingatkan kepada
pengguna agar mencegah sesuatu hal yang tidak diinginkan demi
terwujudnya keamanan.
152
Pedestrian Walk (Sumber: Hendrawan, Christianto. Konsep Active
Living dalam Perancangan Jalur Pedestrian).
Gambar 3.48: Pedestrian Walk
Sumber: google.com
Menurut Urban Street Design Guide, lebar jalur pedestrian terbagi
atas 4 zona. Tiap-tiap zona terdapat 4 jenis aktifitas yang ada di jalur
pedestrian, zona-zona itu adalah:
1) Frontage Zone
Zona ini adalah ruang interaksi yang terjadi oleh pengguna jalur
pedestrian dengan fungsi bangunan. Rangkaian frontage zone akan
membentuk pejalan kaki masuk ke dalam fungsi bangunan. Terdapat
alur secara berlanjut dari jalur pedestrian ke bangunan.
2) Pedestrian Through Zone
Zona ini adalah jalur gerak lalu-lalang bagi pejalan kaki. Zona ini
memberikan kebebasan bagi pejalan kaki tanpa gangguan dari alat
transportasi seperti motor, mobil, dan lainnya. Zona ini dapat digunakan
oleh penyandang disabilitas.
153
3) Street Furniture/Curb Zone
Zona ini adalah ruang optional activities seperti duduk, beristirahat,
makan atau kegiatan yang bersifat penunjang bagi pejalan kaki. Curb
Extension Zone dapat dijadikan menjadi area on street parking, pada
titik-titik padat aktifitas, sehingga pejalan kaki memiliki lebih banyak
ruang dan ragam aktifitas.
4) Enhancement/Buffer Zone
Zona ini adalah ruang perantara yang menjadi pemisah antara area
pejalan kaki dengan area kendaraan bermotor. Area ini bisa berupa
area vegetasi, area on street parking atau zona sepeda. Buffer Zone ini
memberikan rasa aman bagi pejalan kaki dan dapat memicu intensitas
pejalan kaki.
Gambar 3.49: Zona dalam Pedestrian Walk
Sumber: Urban Street Design Guide
154
Penerangan lampu jalan
Gambar 3.50: Penerangan Lampu Jalan
Sumber: google.com
Penerangan jalan berfungsi sebagai alat bantu navigasi pengguna
jalan, untuk menghasilkan kekontrasan antara obyek dan permukaan jalan,
untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan
khususnya pada malam hari, mendukung keamanan lingkungan dan juga
sebagai estetika.
Untuk menekan biaya operasional penerangan jalan oleh karena
biaya penggunaan listrik PLN. Untuk mengatasi biaya operasional tersebut
diterapkan menggunakan lampu penerangan jalan tenaga surya atau istilah
PJU tenaga surya, PJU LED tenaga surya dan PJU Solar Cell. Semuanya
mengacu kepada lampu yang daya listriknya berasal dari energi matahari.
Gambar 3.51: Penerangan Jalan Umum LED Tenaga Surya
Sumber: google.com
155
3.2.3.5 Sistem Transportasi Vertikal
Ramp
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan
tertentu, sebagai alternative bagi orang yang tidak dapat
menggunakan tangga.
Persyaratan-persyaratan:
a. Kemiringan suatu ram tidak boleh melebihi 7o, dengan
perbandingan antara tinggi dan kelandaian 1:8. Perhitungan
kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ramp (curb
rams/landing). Sedangkan kemiringan suatu ram yang ada di luar
bangunan maksimum 6o, dengan perbandingan antara tinggi dan
kelandaian 1:10
b. Permukaan lantai ramp harus dengan bahan yang tidak licin.
c. Panjang mendatar dari satu ram dengan perbandingan antara tinggi
dan kelandaian 1:8 tidak boleh lebih dari 900 cm. Panjang ram dengan
kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang.
d. Muka datar / bordes pada awalan atau akhiran dari suatu ram harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk
memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm.
156
Gambar 3.52: Ukuran Ramp
Sumber: Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan
Tangga
Tangga memiliki ketentuan:
1. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang seragam
2. Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60o
3. Harus dilengkapi handrail. Dengan ketinggian 65 – 80 cm dari lantai.
4. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang
sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.
157
Gambar 3.53: Ukuran Tangga
Sumber: Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan
3.2.3.6 Sistem Penghawaan
AC Multisplit
Penggunaan AC Multisplit adalah AC Split dengan indoor lebih dari
2 unit dengan outdoor 1 unit. Keunggulan multi split adalah hemat tempat,
dapat dioperasikan 2 unit AC sekaligus dengan pilihan 650 W dan 380 W,
hemat listrik dengan teknologi inverter, proses pendinginan lebih cepat.
Gambar 3.54: AC Multi Split
Sumber: google.com
158
Ex-haust Fan
Exhaust Fan berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruang
untuk dibuang ke luar dan juga untuk mengurangi kelembaban dalam
ruangan. Exhaust Fan terbagi atas beberapa tipe yaitu : Wall Mount,
Window Mount, dan Ceiling Mount. Ketiganya memiliki perbedaan pada
letak pemasangannya.
3.2.3.7 Sistem Pencahayaan
Pencahayaan berperan penting dalam penampilan sebuah desain
dan menciptakan suasana ruang yang diinginkan. Sumber pencahayaan
terbagi atas 2 yaitu:
1) Pencahayaan alami, adalah cahaya alam yang dimanfaatkan ke dalam
ruangan dengan bantuan sinar matahari.
2) Pencahayaan buatan, adalah penerangan bisa diterapkan di dalam atau
luar bangunan dengan bantuan lampu. Jenis pencahayaan disesuaikan
dengan fungsi yang diinginkan terbagi atas:
General Lighting
Jenis penerangan ini sering digunakan pada umumnya, dan
diletakkan pada ceiling / plafon. General lighting ini mampu
menerangi seluruh ruangan. Contoh dari General Lighting ini adalah
armature downlight dengan lampu LED atau lampu hemat energi
yang berwarna putih.
159
Gambar 3.55: Lampu Downlight LED
Sumber: http://www.dx.com/p/hesion-hs03007a-3-5-7w-660lm-
3000k-7-led-warm-white-spotlight-ceiling-down-lamp-ac-85-265v-
276529#.WnK496iWZPY
Accent Lighting
Jenis penerangan ini membuat suasana ruang terasa lebih hidup
dan menarik. Memberikan penekanan tertentu pada suatu ruang.
Contoh dari Accent Lighting ini adalah lampu spotlight, mini-spot,
tungsten dan halogen.
Gambar 3.56: Mini Spotlight Accent Lamp
Sumber: https://images-na.ssl-images-
amazon.com/images/I/41WdLPi15AL._SL500_AC_SS350_.jpg
Decorative Lighting
Jenis pencahayaan dekoratif ini adalah pencahayaan sebagai
elemen dekoratif , bukan menjadi penerangan utama.
160
Gambar 3.57: Decorative Lamp
Sumber :
https://i.pinimg.com/originals/97/38/71/973871959a9a6e1254cb35e
ec1f20f69.jpg
Gambar 3.58: Decorative Lamp
Sumber :
https://i.pinimg.com/736x/f7/e4/b7/f7e4b780efd8accfe3f071a87c64
2941--sustainable-ideas-sustainable-environment.jpg
3.2.3.8 Sistem Utilitas
Pompa air
Pompa air yang digunakan adalah Booster Pump Package. Pompa
ini cocok digunakan untuk bangunan komersial seperti pusat perbelanjaan.
Mencukupi untuk kebutuhan supply air.
161
Gambar 3.59 : Booster Pump Package
Sumber: http://www.lukesindonesia.com/booster-pump/
Genset
Sumber energi listrik utama pada Pasar Tradisional – Modern di
Kabupaten Kendal ini berasal dari PLN dan menggunakan genset apabila
terjadi pemadaman listrik. Genset yang akan digunakan untuk taman
margasatwa ini adalah 2 buah genset dengan kapasitas 500 kVA silent
type.
Gambar 3.60: Genset kapasitas 500 kVa silent type
Sumber: http://www.lukesindonesia.com/booster-pump/
162
3.3 Analisa Konteks Lingkungan
3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi
3.3.1.1 Deskripsi Alternatif Lokasi
Kebijakan Spasial Kabupaten Kendal, Menurut Perda RUTRD
(Rencana Umum Tata Ruang Daerah) Kabupaten Kendal
1990/1991 – 1995/1996 menyebutkan sebagai berikut:
a. Sub wilayah dan Potensi Pengembangan
berdasarkan kondisi dan potensi daerah Kabupaten Kendal terdiri
dari 4 sub wilayah pengembangan sebagai berikut:
Tabel 3.14: Pembagian Sub Wilayah dan Potensi Pengembangan
Kabupaten Kendal
Sumber: RUTRD Kabupaten Kendal tahun 1990/1991 – 1995/1996
SWP Pusat Sub
Wilayah
Pengembangan
Wilayah Kecamatan Potensi
Pengembangan
I Kendal Kaliwungu,
Brangsong, Patebon,
Pegandon, Cepiring
dan Kangkung
Industri,
Perdagangan
dan Pertanian
II Weleri Weleri, Rowosari,
Gemuh, dan
Kangkung
Pertanian,
Perikanan dan
Industri
III Sukorejo Sukorejo, Patean,
Plantungan dan
Pageruyung
Perkebunan,
Pertanian,
Peternakan dan
Pariwisata
IV Boja Boja, Limbangan dan
Singorojo.
Perkebunan,
Pertanian,
Peternakan,
Perdagangan
dan Pariwisata.
163
Di Kabupaten Kendal memiliki ruang kelautan dengan
panjang wilayah pantai/pesisir yang membentang antara
Kecamatan Weleri hingga Kecamatan Kaliwungu sekitar kurang
lebih 41 km. Sumber daya kelautan ini merupakan salah satu
potensi andalan Kabupaten Kendal, baik potensi perikanan darat
dan laut, agrobisnis, maupun potensi wisata.
Berdasarkan Perarturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 20
Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kendal Tahun 2011 – 2031.
Gambar 3.61:Peta Jawa Tengah Sumber: google.com
Gambar 3.62: Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal Sumber: Perda Kab. Kendal
164
Berikut adalah alternatif rencana lokasi proyek terbagi atas
alternatif A dan alternatif B, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Alternatif A
Kecamatan Brangsong adalah sebuah kecamatan di
Kabupaten Kendal. Kecamatan Brangsong termasuk dalam Sub
Wilayah Pengembangan terkait potensi perdagangan , industri, dan
pertanian. Luas wilayahnya 124.000 km2. Kecamatan Brangsong
terletak pada 6 0 53’ 28” - 7 0 00’ 48” LS Lintang Selatan dan 1100
11’ 06” - 1100 15’ 05” Bujur Timur dengan ketinggian tanah dari ± 0
sampai ± 29 m di atas permukaan laut.
Gambar 3.63: Peta Grafis Kecamatan Brangsong
Sumber: http://desnantara-tamasya.blogspot.co.id/2011/10/peta-
kecamatan-kecamatan-di-kabupaten.html
165
Gambar 3.64: Peta Grafis Tapak di Kecamatan Brangsong
Sumber: Peta CAD Kabupaten Kendal
Batas-batas wilayah Kecamatan Brangsong:
Utara : Laut Jawa
Timur : Kecamatan Kaliwungu
Barat : Kecamatan Kendal, Kecamatan Ngampel
Selatan : Kecamatan Kaliwungu Selatan dan Kecamatan
Ngampel
Alternatif B
Kecamatan Cepiring adalah salah satu kecamatan yang ada
di Kabupaten Kendal. Kecamatan Cepiring termasuk dalam Sub
Wilayah Pengembangan terkait potensi perdagangan , industri, dan
pertanian. Jarak dari pusat kota Kendal ke Cepiring adalah 7 km.
166
Wilayahnya merupakan dataran rendah dan sebagian adalah
daerah pesisir berbatasan langsung dengan laut jawa. Luas
wilayahnya adalah 30,07 km2. Secara geografis Kecamatan
Cepiring terletak pada 1 0 08’ 00” LS - 1 0 20’ 00” Lintang Selatan
dan 1090 52’ 24” BT - 1100 09’ 48” Bujur timur. Dengan ketinggian
tanah 11 meter di atas permukaan air laut.
Batas-batas wilayah Kecamatan Cepiring:
Utara : Laut Jawa
Timur : Kecamatan Patebon
Selatan : Kecamatan Gemuh
Barat : Kecamatan Gemuh dan Kecamatan
Kangkung
Terdapat industri besar dan sedang yaitu PT. Industri Gula
Nusantar, PT. Sari Tembakau Harum, PT. Sandang Rakyat, PT.
Laut Jaya Abadi dan sebagainya. Pada Kecamatan Cepiring masih
ada industri rumah tangga, bergerak dalam bidang perikanan,
industri pengeringan ikan teri, terasi dan lainnya.
167
Gambar 3.65: Peta Grafis Kecamatan Cepiring
Sumber: http://desnantara-tamasya.blogspot.co.id/2011/10/peta-
kecamatan-kecamatan-di-kabupaten.html
Gambar 3.66: Peta Grafis Tapak di Kecamatan Cepiring
Sumber: Peta CAD Kabupaten Cepiring0
168
3.3.1.2 Kriteria Pemilihan Tapak
Kriteria pemilihan tapak disesuaikan menurut Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 519/Menkes/Vi/2008 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat Menkes RI)
Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat
(RUTR)
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti:
bantaran sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir dan
sebagainya.
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur
pendaratan penerbangan , termasuk sempadan jalan.
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir
sampah atau bekas lokasi pertambangan.
Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan
lingkungannya.
3.3.1.3 Penilaian Lokasi Kawasan
Jarak pada Pasar Tradisional Cepiring dengan lokasi tapak
adalah 2,5 km (lihat gambar 16). Lokasi tapak sudah sesuai dengan
rencana Pola Tata Ruang Kabupaten Kendal. Pada lokasi tapak
terdapat potensi yaitu terletak di daerah permukiman, dimana
permintaan akan barang akan bertambah. Di Kecamatan Cepiring
terdapat industri gula nasional, dengan begitu keberadaan industri
besar dapat menyerap tenaga kerja.
169
Gambar 3.67: Konstelasi bangunan pasar eksisting dan
perencanaan pada Kecamatan Cepiring
Sumber: googleearthpro.com
Jarak antara Pasar Harjosari dan Pasar Cangkring adalah 1,5
km. Pasar Harjosari dan Pasar Cangkring adalah pasar umum
dengan pelayanan kecil. Mengenai jarak antara pasar dengan pasar
lainnya tidak diberikan batasan. Ekonomi masyarakat kecamatan
Brangsong lebih kepada pertanian, perkebunan, holtikultura,
perikanan. Pada Kecamatan Brangsong memiliki potensi yaitu
terletak pada daerah permukiman dan banyak lahan pertanian. Hasil
pertanian yang dominan adalah padi, jagung, palawija. Lokasi tapak
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Kendal, dimana
terletak pada daerah permukiman yang akan menjadi potensi
pengembangan daerah dalam bidang ekonomi.
Pasar Wage Cepiring
Pasar Tradisional
Lokasi Tapak
170
Gambar 106: Konstelasi pasar eksisting dan perencanaan baru di
Kecamatan Brangsong
Sumber: googleearthpro.com
Lokasi Tapak A
Pasar Harjosari
dan Pasar
Cangkring
171
3.3.2 Analisa Pemilihan Tapak
3.3.2.1 Deskripsi Alternatif Tapak
Alternatif 1
Lokasi : Rencana lokasi berada di Jalan Raya Kaliwungu,
Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Gambar 3.69: Foto Udara Lokasi Proyek Sumber: googleearthpro.com
Pusat Pelayanan Kesehatan Sumber: Dokumentasi Pribadi
Jalan Raya Kaliwungu - Kendal Sumber: Dokumentasi Pribadi
Jalan Lingkungan Permukiman Sumber: Dokumentasi Pribadi
Area Persawahan Sumber: Dokumentasi Pribadi
172
Tabel 3.15: Konteks Lingkungan Alternatif Tapak 1: Sumber: Analisis Pribadi
Penjelasan
Studi
Kekuatan
Alami
Lingkungan sekitar: tapak merupakan area persawahan
yang berseberangan langsung dengan jalan raya
Kaliwungu – Kendal. Lingkungan sekitar terdapat
wilayah permukiman, pemerintahan, pelayanan dan jasa
kesehatan, pendidikan.
Vegetasi:
Pohon Glodokan Tiang
Pohon Mahoni
Pohon Kersen
173
Studi
Kekuatan
Buatan
Regulasi:
Perarturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kendal
Nomor: 16 Tahun 1995 Tentang Rencana Umum Tata
Ruang Kota (RUTRK) dengan kedalaman materi Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Ibukota Kecamatan
Brangsong dan sekitarnya tahun 1994/1995 sampai dengan
tahun 2014/2015.
Ketinggian bangunan: pada jalan arteri primer adalah 3
lantai.
Studi
Amenitas
Alami
Utilitas air: berasal dari PDAM
Topografi: Memiliki ketinggian 0 – 10 mdpl.
Jenis tanah adalah tanah alluvial (bersifat hidromorf
dan warna kelabu, coklat dan hitam)
Kebisingan: cukup tinggi dengan rata-rata 85-90 dB,
dan kelembaban 53-65%.
Temperature rata-rata 26-32 derajat Celcius.
Studi
Amenitas
Buatan
Lalu lintas: tingkat kepadatan lalu lintas di Jalan Raya
Kaliwungu – Kendal memiliki frekuensi kepadatan
transportasi yang cukup tinggi, karena jalan ini
merupakan jalan arteri yang sering dilewati untuk
melewati perjalanan ke arah Barat seperti Jakarta,
Bandung, dll. Kecepatan rata-rata adalah 35 – 50 km /
jam.
Jaringan transportasi: angkutan umum
Citra arsitektur sekitar: bangunan di sekitar tapak
adalah bangunan sederhana dan tradisional. Untuk
gaya bangunan permukiman menggunakan gaya joglo
dengan ornamentasi Jawa dan material yang
digunakan berasal dari setempat.
174
Analisis SWOT (Strength – Weakness – Opportunity – Threat)
1. Strength
Lokasi berada di jalan yang memiliki pergerakan orang dan
transportasi. Sehingga memudahkan dari segi pencapaian.
Lokasi berada pada wilayah industri dan permukiman, dimana
Permintaan akan kebutuhan barang akan bertambah.
Relatif Dekat dengan terminal mangkang semarang.
Wilayah lokasi tapak memiliki potensi yaitu terletak pada daerah
yang melimpah akan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan
holtikultura.
Terdapat potensi wisata: Rawa Bladon, Kedung Pengilon.
Terdapat Home Industri: produk olahan bandeng desa Purwokerto,
produk minuman jahe merah desa Penjalin.
2. Weakness
Terletak pada kawasan pesisir, rawan bencana banjir, abrasi, longsor,
gelombang pasang.
3. Opportunity
Pengembangan terhadap daerah Hinterland sebagai upaya pemerataan
pembangunan dari segi ekonomi. Pengembangan ekonomi masyarakat
setempat sebagai salah satu langkah pemecahan tenaga kerja informal
baik sebagai pekerja, pedagang kecil maupun jasa untuk
memberdayakan potensi ekonomi rakyat dengan cara menghimpun
mitra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
175
4. Threat
Mengurangi proses migrasi daerah hinterland ke pusat kota, karena
dapat munculnya sektor informal kota seperti Pedagang Kaki Lima yang
tidak diakui keberadaanya. Adanya PKL membuat kemacetan dan
kesemrawutan pada pusat kota.
176
Alternatif 2
Lokasi : Jalan Raya Karangsono, Kecamatan Cepiring.
Gambar 3.70: Foto Udara Lokasi Projek Sumber: googleearthpro.com
Jalan Raya Karangsono Sumber: Google Earth
Permukiman Penduduk Sumber: Google Earth
Permukiman Penduduk Sumber: Google Earth
Permukiman Penduduk Sumber: Google Earth
177
Tabel 25: Konteks Lingkungan Alternatif Tapak 2: Sumber: Analisis Pribadi
Penjelasan
Studi
Kekuatan
Alami
Lingkungan sekitar: tapak merupakan area
persawahan yang berseberangan langsung
dengan jalan raya Karangsono. Lingkungan sekitar
terdapat wilayah industri, permukiman,
pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan,
pelayanan kesehatan.
Studi
Kekuatan
Buatan
Regulasi: Rencana Tata Ruang dan Wilayah
Kabupaten Kendal.
Studi
Amenitas
Alami
Topografi: memiliki ketinggian 0 – 10 mdpl.
Jenis tanah yang ada di Kecamatan Cepiring
adalah tanah Alluvial bersifat hidromorf.
Temperatur rata-rata 26-32 derajat Celcius.
Studi
Amenitas
Buatan
Data Infrastruktur:
Jaringan jalan termasuk dalam Kolektor Sekunder
dan Arteri Primer.
Rumah sakit : tidak ada
Rumah bersalin: 1 unit
Puskesmas: 1 unit
Pasar Induk: 1 unit
Pasar Tradisional: 1 unit
Jaringan Listrik: 100%
Jaringan Telepon: terlayani
PDAM: terlayani
Jaringan Transportasi Publik: angkot
178
Analisis SWOT
1. Strength
Terdapat Pabrik Gula Cepiring, yang dapat menjadi sumber
pemasok bagi sektor formal perdagangan di daerah sekitar.
Lokasi tapak terletak pada daerah permukiman sesuai dengan
rencana tata ruang Kabupaten Kendal.
2. Weakness
Terletak pada kawasan pesisir, rawan bencana banjir, abrasi, longsor,
gelombang pasang.
3. Opportunity
Rencana pengembangan sektor formal perdagangan pada batas barat
wilayah kecamatan Cepiring. Pada batas timur wilayah kecamatan
Cepiring sudah ada pasar eksisting yaitu Pasar Cepiring.
4. Threat
Mengurangi proses migrasi daerah hinterland ke pusat kota, karena
dapat munculnya sektor informal kota seperti Pedagang Kaki Lima yang
tidak diakui keberadaanya. Adanya PKL membuat kemacetan dan
kesemrawutan pada pusat kota.
179
3.3.2.2 Kriteria Penilaian Alternatif Tapak
Berikut adalah kriteria penilaian tapak menurut Perarturan
Daerah Kabupaten Kendal Nomor 22 Tahun 2011 Tentang
Penataan, Pembinaan, dan Perlindkungan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Kendal.
Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan
keberadaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko
modern serta usaha kecil, termasuk koperasi, yang ada di
wilayah bersangkutan
Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir
1 (satu) buah kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2
(seratus meter per segi) luas lantai penjualan pasar tradisional.
Menyediakan fasilitas yang menjamin pasar tradisional yang
bersih, sehat, aman, tertib, dan ruang publik yang nyaman. Jarak
lokasi pendirian pasar tradisional dengan pasar tradisional
lainnya, dengan pusat perbelanjaan dan/atau dengan toko
modern, tidak dibatasi.
Tabel 3.17: Penentuan Nilai Bobot Alternatif Tapak Sumber: Analisis Pribadi
Kriteria Bobot Alternati 1
(bobot x
skor)
Alternatif 2
(bobot x
skor)
Pencapaian
mudah
30 60 50
Fasilitas
Umum
30 50 40
Lahan parkir
mencukupi
20 30 30
180
Kondisi
ekonomi
masyarakat
mikro
30 60 40
Jarak antara
pasar dengan
pasar lain
30 60 50
Terdapat
utilitas kota
yang
memenuhi
20 60 50
Terletak di
daerah
keramaian
20 30 20
Lahan tidak
terlalu curam
10 20 20
Daerah yang
tidak rawan
banjir
10 10 10
Tingkat
kemacetan
20 30 20
Total 410 330
Berdasarkan perhitungan penilaian terhadap kriteria tapak,
hasil menunjukkan bahwa lokasi yang akan dibangun proyek
Pasar Tradisional – Modern di Kabupaten Kendal adalah lokasi
tapak alternatif 1 yaitu di Kecamatan Brangsong.