28
Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start karena baterai yang terlalau lemah atau bila cahaya lampu besar berubah. Dalam segala masalah bias dicurigai bahwa sistem pengisian tidak normal, harus ditemukan lokasi penyebabnya dan bagian-bagian yang rusak harus diperbaiki atau diaganti. Baterai yang lemah sering disebabkan tidak normal pada baterai itu sendiri, misalnya elektrolit pada sel kurang atau plat-plat nya rusak. Atau dapat juga disebabkan oleh drive belt yang kurang baik penyetelannya sehingga terjadi slip. Akan tetapi, masalah juga dapat timbul disebabkan oleh cara penggunaan kendaraan. Misalnya bila kendaraan digunakan pada jarak dekat. Dalam kasus seperti ini, arus baterai terlalu sering digunakan untuk memutarkan motor starter dan pada jarak yang dekat, maka waktu pengisian baterai tidak mampu mengisi sampai penuh. Hal seperti ini terutama terjadi bila kendaraan digunakan pada malam hari dimana lampu besar dihidupkan dan menggunakan hampir kesuluruhan arus yang dibangkitkan oleh alternator dan akibatnya pengisian pada baterai menjadi berkurang.

BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalaha-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0900595_chapter3.pdf · a) Alternator rear bearing puller b) Alternator pulley set nut wrench set

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Tinjauan masalah

Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi

gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering

ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

karena baterai yang terlalau lemah atau bila cahaya lampu besar berubah.

Dalam segala masalah bias dicurigai bahwa sistem pengisian tidak normal,

harus ditemukan lokasi penyebabnya dan bagian-bagian yang rusak harus

diperbaiki atau diaganti.

Baterai yang lemah sering disebabkan tidak normal pada baterai itu sendiri,

misalnya elektrolit pada sel kurang atau plat-plat nya rusak. Atau dapat juga

disebabkan oleh drive belt yang kurang baik penyetelannya sehingga terjadi slip.

Akan tetapi, masalah juga dapat timbul disebabkan oleh cara penggunaan

kendaraan. Misalnya bila kendaraan digunakan pada jarak dekat. Dalam kasus

seperti ini, arus baterai terlalu sering digunakan untuk memutarkan motor starter

dan pada jarak yang dekat, maka waktu pengisian baterai tidak mampu mengisi

sampai penuh. Hal seperti ini terutama terjadi bila kendaraan digunakan pada

malam hari dimana lampu besar dihidupkan dan menggunakan hampir

kesuluruhan arus yang dibangkitkan oleh alternator dan akibatnya pengisian

pada baterai menjadi berkurang.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bila melakukan analisa permasalahan pada sistem pengisian, perlu sekali

memahami berbagai masalah dan mencocokannya dengan gejala yang

ditemukan. Sehingga diperlukannya pemeriksaan dan pengukuran untuk dapat

menganalisa kondisi pada sistem pengisian.

Penulisan tugas akhir ini, penulis berpikir untuk melakukan pelaksanaannya

dengan mekanis dan perhitungan pada sistem kijang innova 1TR-FE.

B. Pemeriksaan dan pengukuran pada kijang innova 1TR-FE

1. Persiapan alat dan bahan

a. Alat

1) Hands tools

a) Obeng philip

b) Obeng pipih

c) Kunci ring 10 mm

d) Kunci ring 14 mm

e) Kunci ring 12 mm

f) Kunci ring 8 mm

g) Kunci sok 22 mm

h) Kunci sok 12 mm

i) Kunci sok 22 mm

j) Kunci sok 21 mm

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

k) Kunci sok 12 mm

l) Kunci T 8 mm

m) Palu plastik

2) Service spesialis tools

a) Alternator rear bearing puller

b) Alternator pulley set nut wrench set

c) Kunci momen

d) TOYOTA Electrical Tester

e) Jangka sorong

f) AVO meter

g) Hidrometer

b. Bahan

1) Baterai

2) Alternator

2. Pemeriksaan pada kendaraan

a. Pemeriksaan pada baterai

1) Memeriksa berat jenis spesifik pada tiap sel.

2) Memeriksa banyaknya elektrolit pada setiap sel.

3) Memastikan bahwa terminal baterai tidak longgar atau karat.

4) Memeriksa hubungan fusible link dan sekering

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 1 Mengukur berat jenis air baterai

(Toyota,1994:55)

Berat jenis standar 1,25-1,27 pada suhu 200C

Gambar 3. 2 Memeriksa terminal baterai dan fusible link

(Toyota,1994:55)

b. Pemeriksaan pada alternator

1) Memeriksa alternator wiring dan dengarkan suara-suara yang tidak normal

a) Memeriksa bahwa wiring dalam keadaan baik.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b) Memeriksa bahwa suara-suara tidak normal pada alternator tidak ada

selama engine berputar.

Gambar 3. 3 Memeriksa wiring

(Toyota,1994:56)

2) Memeriksa sirkuit lampu charge

a) Menghidupkan engine dan matikan.

b) Mematikan semua aksesoris.

c) Memutar kunci kontak ON dan memeriksa bahwa lampu charge menyala.

d) Menghidupkan engine dan pastikan bahwa lampu charge padam.

3) Memeriksa sirkuit pengisian tanpa beban

a) Memasang amper meter dengan memasang masing-masing kabel pada

positif baterai negatif baterai dan kabel amper meter pada terminal B

alternator.

b) Pada kecepatan 2000 rpm mengukur arus dan tegangan masuk tampa

beban.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 4 Penunjuk pada volt dan ampere meter

(Toyota,1994:57)

c) Pada kecepatan 2000 rpm mengukur arus masuk dengan beban lampu

besar high beam.

d) Pada kecepatan 2000 rpm mengukur arus masuk dengan beban

maksimum.

c. Pemeriksaan pada drive belt

1) Memeriksa belt secara visual kemungkinan perekat karet dibagian atas dan

dibawah terlepas, terlepasnya inti dari samping belt, intinya retak rib terlepas

dari karet perekatnya, rib retak atau cacat, rib robek atau aus. Bila perlu ganti

belt.

Gambar 3. 5 Drive belt yang rusak

(Toyota,1994:55)

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Memeriksa defleksi belt dengan menekan belt pada titik yang ditunjukan pada

gambar dengan tekanan 10 kg.

Gambar 3. 6 Titik pemeriksan drive belt

(Toyota,1994:55)

Defleksi Drive belt:

Belt baru : 5-7 mm

Belt lama : 7-8 mm

3. Overhaul alternator

a. Pembongkaran alternator pada engine

1) Melepas konektor udara intake dan saringan udara assembly.

2) Melepas drive belt.

3) Melepaskan cap terminal.

4) Melepas mur, baut dan kabel generator.

5) Melepas hubungan konektor generator.

6) Melepas 2 baut dan generator.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 7 Melepas baut generator

(Toyota,2008)

b. Pembongkaran komponen alternator

1) Memasang SST 1-A dan B ke generator rotor shaft.

2) Memegang SST 1-A dengan kunci momen, dan kencangkan SST 1-B

searah jarum jam ke momen 39 Nm{ 398 kgfcm , 29 ft.lbf }.

Gambar 3. 8 Memasang SST

(Toyota,2008)

3) Jepit SST 2 dalam ragum.

4) Masukkan SST 1-A dan B, dan mur puli ke dalam SST 2.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 9 Memasang SST

(Toyota,2008)

5) Untuk mengendorkan mur puli generator, putar SST 1-A ke arah seperti

ditunjukkan dalam gambar.

Gambar 3. 10 Mengendorkan mur

(Toyota,2008)

6) Melepas generator dari SST 2.

7) Memutarkan SST 1-B dalam arah seperti ditunjukkan dalam gambar, dan

melepas SST 1-A dan B.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 11 Melepas SST

(Toyota,2008)

8) Melepas mur puli dan puli

9) Melepas 3 mur dan cover ujung belakang.

Gambar 3. 12 Melepas 3 mur cover

(Toyota,2008)

10) Melepas insulator terminal.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 13 Melepas insulator terminal

(Toyota,2008)

11) Melepas 2 sekrup dan brush holder.

Gambar 3. 14 Melepas sekrup brush

(Toyota,2008)

12) Melepas empat baut.

13) Menggunakan SST, melepas generator coil assembly.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 15 Melepas generator coil

(Toyota,2008)

14) Melepas washer dari rotor generator.

15) Melepas drive end frame space collar.

16) Melepas rotor dari drive end frame.

17) Memeriksa bahwa bearing tidak kasar atau aus, dan bahwa bearing

tersebut berputar dengan halus. Jika dipelukan, ganti bearing drive end

frame.

Gambar 3. 16 Memeriksa bearing drive end frame

(Toyota,2008)

18) Melepas 4 sekrup dan bearing retaine

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 17 Melepas empat sekrup dan bearing retaine

(Toyota,2008)

19) Gunakan SST dan palu, ketuk bearing sampai keluar.

Gambar 3. 18 Melepas bearing

(Toyota,2008)

4. Pemeriksaan

1) Gunakan jangka sorong, mengukur panjang brush.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 19 Mengukur panjang brush

(Toyota,2008)

Panjang standar: 10.5 mm (0.417 in.)

Panjang minimum: 4.5 mm (0.177 in.)

2) Jika panjang kurang dari minimum, ganti brush holder assembly.

3) Memeriksa bahwa bearing tidak kasar atau aus, dan bahwa bearing

tersebut berputar dengan halus.

Gambar 3. 20 Memeriksa bearing

(Toyota,2008)

4) Jika perlu, ganti rotor assembly.

5) Memeriksa tahanan.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6) Mengukur tahanan antara slip ring.

Gambar 3. 21 Mengukur tahanan antara slip ring

(Toyota,2008)

Tahanan standar: 1.85 sampai 2.25 Ω pada 20°C (68°F)

7) Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti rotor assembly.

8) Mengukur tahanan antara slip ring dan rotor core.

Gambar 3. 22 Mengukur tahanan antara slip ring dan rotor core

(Toyota,2008)

Tahanan standar: 10 kΩ atau lebih tinggi

Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti rotor assembly.

9) Memeriksa setiap slip ring.

10) Memeriksa apakah slip ring tidak kasar atau tergores.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11) Jika kasar atau tergores, ganti rotor assembly.

12) Gunakan jangka sorong, mengukur diameter slip ring.

Gambar 3. 23 Mengukur diameter slip ring

(Toyota,2008)

Diameter standar: 14.2 sampai 14.4 mm (0.559 sampai 0.567 in.)

Diameter minimum:14.0 mm (0.551 in.)

Bila diameternya kurang dari minimum, ganti rotor assembly.

13) Memeriksa sirkuit yang terbuka pada stator dengan menggunakan

ohmmeter dengan pemeriksaan hubungan antara kawat kumparan.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 24 Pemeriksaan hubungan antar kumparan

(Toyota,1994:67)

Bila tidak ada hubungan ganti

14) Dengan menggunakan ohmmeter, memeriksa bahwa antara kawat

kumparan dengan stator core tidak ada hubungan

Gambar 3. 25 Pemeriksaan hubungan antara kumparan dengan stator core

(Toyota,1994:67)

Bila ada hubungan ganti

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

15) Memeriksa rectifire positif dengan menggunakan ohmmeter, hubungkan

salah satu test probe pada tiap terminal retifier dan yang lainnya dengan

terminal posotif

16) Memeriksa rectifier negatif dengan ohmmeter, hubungkan salah satu test

probe pada tiap terminal rectifier dan yang lainnya ke terminal negatif

5. Perakitan

a. Pemasangan komponen alternator

1) Gunakan SST dan penekan, tekan ke dalam bearing baru.

Gambar 3. 26 Memasang bearing

(Toyota,2008)

2) Luruskan claw dari bearing retainer dengan alur dalam drive end frame.

3) Memasang bearing retainer dengan 4 sekrup.

Momen: 2.3 N*m{ 23 kgf*cm , 20 in.*lbf }

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 27 Memasang beraing retainer

(Toyota,2008)

4) Memasang rotor generator ke drive end frame.

5) Memasang generator drive end frame space collar ke rotor generator.

6) Memasang washer ke rotor generator.

7) Gunakan kunci soket dalam 21 mm dan press, tekan ke dalam secara

perlahan koil generator assembly.

Gambar 3. 28 Memasang washer ke rotor generator

(Toyota,2008)

8) Memasang koil generator assembly dengan 4 baut penembus.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Momen: 5.8 N*m{ 59 kgf*cm , 51 in.*lbf }

Gambar 3. 29 Memasang empat baut penembus

(Toyota,2008)

9) Sambil mendorong 2 brush ke dalam brush holder, sisipkan pin φ1.0 mm

(0.039 in.) ke dalam lubang brush holder.

Gambar 3. 30 Memasang pin dan brush

(Toyota,2008)

10) Memasang brush holder dengan 2 mur.

Momen: 1.8 N*m{ 18 kgf*cm , 16 in.*lbf }

11) Tarik ke luar pin dari brush holder.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 31 Memasang brush holder

(Toyota,2008)

12) Memasang insulator terminal.

Gambar 3. 32 Memasang insulator terminal

(Toyota,2008)

13) Memasang end cover dengan 3 mur.

Momen: 4.6 N*m{ 47 kgf*cm , 41 in.*lbf }

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 33 Memasang end cover

(Toyota,2008)

14) Memasang puli ke rotor shaft dengan mengencangkan mur puli generator

dengan tangan.

15) Memasang SST 1-A dan B ke rotor shaft.

16) Pegang SST 1-A dengan kunci momen, dan kencangkan SST 1-B searah

jarum jam ke momen spesifikasi.

Momen: 39 N*m{ 398 kgf*cm , 29 ft.*lbf }

Gambar 3. 34 Memasang SST

(Toyota,2008: )

17) Jepit SST 2 dalam ragum.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

18) Masukkan SST 1-A dan B, dan mur puli ke dalam SST 2.

Gambar 3. 35 Memasang mur dan puli

(Toyota,2008: )

19) Kencangkan mur puli dengan memutar SST 1-A ke arah seperti

ditunjukkan dalam gambar.

Momen: 110.5 N*m{ 1127 kgf*cm , 81 ft.*lbf }

Gambar 3. 36 Mengencangkan mur dan puli

(Toyota,2008)

20) Melepas generator dari SST 2.

21) Putar SST 1-B dalam arah seperti ditunjukkan dalam gambar, dan

melepas SST 1-A dan B.

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. 37 Melepas SST

(Toyota,2008)

22) Putar puli, dan memeriksa apakah puli bergerak dengan lembut.

b. Pemasangan alternator pada engine

1) Memasang generator dengan 2 baut.

Momen: 43 N*m{ 438 kgf*cm , 32 ft.*lbf }

2) Memasang kabel generator dengan baut dan mur.

Momen: 9.8 N*m{ 100 kgf*cm , 7 ft.*lbf }

3) Tempelkan cap terminalnya.

4) Hubungkan konektor.

Gambar 3. 38 Memasangkan kembali generator

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Toyota,2008)

5) Memasang drive belt.

6) Memasang konektor udara intake dan saringan udara assembly.

C. Temuan hasil pemeriksaan dan penilainnya

1. Hasil pemeriksaan pada baterai

Pengujian Hasil Pengujian

Kode pengenal baterai 55D26L

Pemeriksaan tegangan pada baterai 11.5 V

Pemeriksaan elektrolit pada baterai pada

suhu 200C

Sel 1 = 1.205

Sel 2 = 1.205

Sel 3 = 1.205

Sel 4 = 1.205

Sel 5 = 1.205

Sel 6 = 1.210

Pemeriksaan terminal baterai

Tidak ada kotoran, tidak berjamur, dan

tidak berkarat

Pemeriksaan casing baterai Tidak ada keretakan

Tabel 3. 1 hasil pemeriksaan pada kendaraan

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Hasil pemeriksaan pada alternator

Pengujian Hasil Pengujian

Pemeriksaan hubungan antara rotor dengan masa Tidak ada hubungan

Memeriksa slip ring tidak rusak atau retak Tidak ada kerusakan

Mengukur diameter bearing 32 mm

Memeriksa hubungan antara hubungan stator Ada hubungan

Memeriksa hubungan antara kawat kumparan dengan stator

core

Tidak ada hubungan

Mengukur panjang brush yang terpasang 8,5 mm

Memeriksa rectifier darikebocoran Tidak ada kebocoran

Tabel 3. 2 hasil pemeriksaan pada alternator

3. Hasil Pengukuran arus pada sistem pengisian

Pengujian Besararus (A)

Pengisian tanpa beban 9

Pengsian dengan beban lampu kepala 40

Pengisian dengan beban total 70

Tabel 3. 3 Hasil pengukuran arus

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Pembahasan hasil pengujian

1. Pembahasan pada baterai

Pengujian Hasil Pengujian

Kode pengenal baterai

55 = kemampuan kapasitas baterai

adalah 36 Ah.

D = Lebar tinggi baterai antara 12-20cm

23 = Panjang baterai 23cm.

L = posisi terminal positif berada pada

sebelah kiri baterai.

Tegangan pada baterai Perlu di charge

Elektrolit pada baterai pada suhu 200C Perlu di charge

Terminal baterai Masih bagus

Casing baterai Masih bagus

Tabel 3. 4 Kondisi baterai

2. Pembahasan pada alternator

Dari data hasil pemeriksaan dan pengukuran dapar diketahui:

Pengujian Hasil Pengujian

Hubungan antara rotor dengan masa Masih bagus

Slip ring Masih bagus

Bearing Harus diganti

Nanang Ardianto, 2012 Analisis Perawatan Sistem Pengisian Pada Mobil Toyota Kijang Innova 1tr-Fe Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hubungan antara hubungan stator Masih bagus

Hubungan antara kawat kumparan dengan stator core Masih bagus

Mengukur panjang brush yang terpasang Semua Masih bagus

Rectifire Masih bagus

Tabel 3. 5 kondisi alternator

3. Pembahasan arus pada sistem pengisian

Pengujian Kondisi

Pengisian tampa beban Normal

Pengsian dengan beban lampu kepala Normal

Pengisian dengan beban total Normal

Tabel 3. 6 Kondisi arus pada pengisian