5
BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Cedera kepala dapat terjadi oleh berbagai sebab salah satunya adalah kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas ini dapat terjadi pada pejalan kaki, pengguna sepeda, penumpang, pengendara sepeda motor, maupun pengendara mobil. Karakteristik pengguna jalan ini menentukan derajat keparahan dari suatu cedera kepala. Hal ini berkaitan erat dengan bentuk perlindungan tubuh dan alat pelindung diri (APD) yang digunakan saat proses cedera terjadi. Selain itu mekanisme yang terjadi pada tiap-tiap pengguna jalan tersebut juga ikut berpengaruh terhadap keparahannya (6, 24). Penilaian keparahan cedera kepala dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS). Pemeriksaan GCS merupakan salah satu pemeriksaaan yang dilakukan pada pasien cedera kepala yang dirawat di 12

BAB III Bagas Wilianto

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III Bagas Wilianto

BAB III

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Cedera kepala dapat terjadi oleh berbagai sebab salah satunya adalah

kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas ini dapat terjadi pada pejalan kaki,

pengguna sepeda, penumpang, pengendara sepeda motor, maupun pengendara

mobil. Karakteristik pengguna jalan ini menentukan derajat keparahan dari suatu

cedera kepala. Hal ini berkaitan erat dengan bentuk perlindungan tubuh dan alat

pelindung diri (APD) yang digunakan saat proses cedera terjadi. Selain itu

mekanisme yang terjadi pada tiap-tiap pengguna jalan tersebut juga ikut

berpengaruh terhadap keparahannya (6, 24).

Penilaian keparahan cedera kepala dapat dilakukan dengan menggunakan

pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS). Pemeriksaan GCS merupakan salah

satu pemeriksaaan yang dilakukan pada pasien cedera kepala yang dirawat di

IGD. Pemeriksaan GCS merupakan pemeriksaan untuk menilai respon mata,

verbal dan motorik dan bertujuan untuk menilai derajat cedera kepala.

Pemeriksaan GCS membagi derajat cedera kepala menjadi 3 yaitu cedera kepala

ringan (GCS 13-15), cedera kepala sedang (GCS 9-12), dan cedera kepala berat

(GCS 3-8). Pemeriksaan GCS ini perlu dilakukan karena merupakan faktor

prediksi yang kuat dalam menentukan outcome pasien (13, 15).

12

Page 2: BAB III Bagas Wilianto

13

Berdasarkan uraian diatas dibuat kerangka konsep penelitian seperti

ditunjukkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Karakteristik Korban Kecelakaan Lalu Lintas dengan Derajat Keparahan Pasien Cedera Kepala di RSUD Ulin Banjarmasin.

Pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS)

Cedera Kepala RinganGCS 13-15

Cedera Kepala SedangGCS 9-12

Cedera Kepala BeratGCS 3-8

Kecelakaan Lalu Lintas

Korban kecelakaan lalu lintas1. Pejalan kaki2. Pengguna sepeda3. Penumpang4. Pengendara sepeda motor5. Pengendara mobil

Cedera Kepala

Page 3: BAB III Bagas Wilianto

14

B. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini terdapat hubungan antara karakteristik korban

kecelakaan lalu lintas dengan derajat keparahan pasien cedera kepala di RSUD

Ulin Banjarmasin.