Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
39
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
Deskripsi wilayah merupakan suatu gambaran umum mengenai lokasi
penelitian. Lokasi penelitian menjadi hal yang sangat penting di dalam penelitian
ini untuk lebih memperjelas penulis maupun pembaca untuk mengetahui letak
daerah yang diteliti. Dimana pada bab 3 ini dijelaskan mengenai lokasi penelitian
yang membahas gambaran umum Kelurahan Temas, struktur pemerintahan, dan
lain sebagainya.
3.1 Gambaran Umum Kota Batu
3.1.1 Sejarah Kota Batu
Sejak abad ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal
sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, karena
wilayah adalah daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman,
juga didukung oleh keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah
pegunungan. Pada waktu pemerintahan Kerajaan Medang di bawah Raja
Sindok, seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah oleh
Raja untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di
pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya yang keras,
akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih
dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti. Atas persetujuan Raja Sindok,
Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai
membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga
kerajaan serta dibangun sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.
40
(Zaenuddin H.M., Asal usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe.
Cetakan I: Oktober 2013. ISBN 978-602-11-3930-1. hal. 63-68).
Di tempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang
mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan.
Mata air dingin tersebut sering digunakan mencuci keris-keris yang
bertuah sebagai benda pusaka dari Kerajaan Medang. Oleh karena sumber
mata air yang sering digunakan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang
konon katanya bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural yang
dahsyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa dingin dan sejuk
akhirnya berubah menjadi sumber air panas, dan sumber air panas itu
sampai sekarang menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.
Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di lereng
pegunungan dengan ketinggian 700 sampai 1.700 meter di atas permukaan
laut, berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada
maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui
kepastiannya tentang kapan nama "Batu" mulai disebut untuk menamai
kawasan peristirahatan tersebut. Dari beberapa pemuka masyarakat
setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari
nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu
Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya
masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu.
Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan
mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu
panjang, juga agar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat bila
41
memanggil seseorang, akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu
dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau Batu sebagai sebutan yang
digunakan untuk sebuah kota dingin di Jawa Timur.
Sedikit menengok ke belakang tentang sejarah keberadaan Abu
Ghonaim sebagai cikal bakal serta orang yang dikenal sebagai pemuka
masyarakat yang memulai babad alas dan dipakai sebagai inspirasi dari
sebutan wilayah Batu, sebenarnya Abu Ghonaim sendiri adalah berasal
dari wilayah Jawa Tengah. Abu Ghonaim sebagai pengikut Pangeran
Diponegoro yang setia, dengan sengaja meninggalkan daerah asalnya Jawa
Tengah dan hijrah ke kaki Gunung Panderman untuk menghindari
pengejaran dan penangkapan dari serdadu Belanda (Kompeni).
Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan barunya
bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta ikut berbagi rasa,
pengetahuan dan ajaran yang diperolehnya semasa menjadi
pengikut Pangeran Diponegoro. Akhirnya banyak penduduk dan
sekitarnya dan masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk
berguru, menuntut ilmu serta belajar agama kepada Mbah Wastu.
(Zaenuddin H.M., Asal usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe.
Cetakan I: Oktober 2013. ISBN 978-602-11-3930-1. hal. 63-68). Awalnya
mereka hidup dalam kelompok (komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan
Temas, namun akhirnya lambat laun komunitasnya semakin besar dan
banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kota Batu).
3.1.2 Kondisi Geografi Kota Batu
42
Wilayah Kota Batu terletak di kaki dan lereng pegunungan dan
berada pada ketinggian rata-rata 700-1.700 m di atas permukaan laut
dengan suhu udara rata-rata mencapai 12-19 derajat Celsius. Batu
dikelilingi beberapa gunung, di antaranya adalah:
• Gunung Anjasmoro (2.277 m)
• Gunung Arjuno (3.339 m)
• Gunung Banyak (1.306 m)
• Gunung Kawi (2.551 m)
• Gunung Panderman (2.045 m)
• Gunung Semeru (3.676 m)
• Gunung Welirang (3.156 m)
• Gunung Wukir (335 m)
Dengan luas wilayah sekitar 202,30 km², sebagian besar keadaan
topografi kota Batu didominasi kawasan dataran tinggi dan perbukitan
yang berlembah-lembah yang terletak di lereng dua pegunungan besar,
yaitu Arjuno-Welirang dan Butak-Kawi-Panderman. Di wilayah kota Batu,
yang terletak di sebelah utara pusat kota terdapat sebuah hutan lebat yang
merupakan kawasan hutan lindung, yakni Taman Hutan Raya Raden
Soerjo.
Jenis tanah yang berada di kota Batu sebagian besar
merupakan andosol, selanjutnya secara berurutan adalah kambisol, latosol
dan aluvial. Tanahnya berupa tanah mekanis yang banyak mengandung
mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi. Sifat tanah semacam ini
mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi. Sebagai layaknya wilayah
pegunungan yang subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki panorama
43
alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya hal ini akan menarik minat
masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan
pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Untuk itulah di awal
abad ke-19 Batu berkembang menjadi daerah tujuan wisata, khususnya
orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itu ikut membangun
tempat-tempat peristirahatan (villa) bahkan bermukim di Batu.
Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau semasa
pemerintahan Hindia Belanda itu masih berbekas bahkan menjadi aset dan
kunjungan wisata hingga saat ini. Keindahan alam Batu yang memadukan
antara nuansa arsitektur Eropa dan pegunungan yang indah memukau
Presiden Soekarno dan wakil Presiden Mohammad Hatta, sehingga setelah
Perang Kemerdekaan, Soekarno-Hatta sempat berkunjung dan beristirahat
di kawasan Selecta, Batu (https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Batu).
3.1.3 Visi dan Misi Kota Batu
a. Visi Kota Batu
Kota Batu sentra pertanian organik berbasis kepariwisataan
internasional
b. Misi Kota Batu
1. Peningkatan Kualitas Hidup Antar Umat Beragama
2. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
3. Mengembangkan Pertanian Organik dan Perdagangan Hasil
Pertanian Organik
44
4. Meningkatkan Posisi Peran Dari Kota Sentra Pariwisata Menjadi
Kota Kepariwisataan Internasional
5. Optimalisasi Pemerintahan Daerah
6. Peningkatan Kualitas Pendidik Dan Lembaga Pendidikan
7. Peningkatan Kualitas Kesehatan
8. Pengembangan Infrastuktur (Sektor Fisik) Khususnya
Perkantoran Pemerintah , Fasilitas Publik, Prasarana Dan Sarana
Lalu Lintas
9. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintah Desa, Guna
Peningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat
10. Menciptakan Stabilitas Dan Kehidupan Politik Di Kota Batu
Yang Harmonis Dan Demokratis
11.Pemberdayaan Masyarakat Melalui Koperasi Dan UKM
(http://website.batukota.go.id/statis-2-visi-dan-misi)
3.1.4 Makna Lambang Kota Batu
Gambar 3.1 Lambang Kota Batu
45
Bagian Depan
1. Gambar KERIS
Berwarna keemasan dengan posisi tegak yang melambangkan
jiwa ksatria, kekuatan, ketajaman pikir, batin dan perjuangan yang
pantang menyerah serta kepribadian yang berbudaya untuk
mencapai KOTA BATU ke depan.
2. Gambar CANDI
Melambangkan sistem Pemerintahan Kota Batu yang tertib,
rapi dan teratur.
3. Gambar RANTAI
Warna hitam yang melambangkan Persatuan dan Kesatuan
dalam Negara Republik Indonesia. Rantai berjumlah tiga diartikan
bahwa manusia dengan Tuhan serta alam dan sesamanya adalah
unsur yang tidak terpisahkan
Bagian Tengah
1. Gambar BINTANG
Melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa, yang bermakna
meskipun berbeda suku, agama dan pandangan hidup tetap
menjunjung tinggi kerukunan umat beragama.
2. Gambar GUNUNG
Melambangkan kekuatan dan kebesaran yaitu Kota Batu berada
di lereng Gunung Panderman, Gunung Arjuno dan Gunung
Welirang yang memiliki kekayaan alam yang cukup besar terutama
46
mata air yang menyatu menjadi Sungai Brantas, serta
beranekaragam flora dan fauna sehingga menjadi daya tarik wisata.
3. Warna dasar HIJAU
Dengan gambar petak-petak sawah melambangkan Kota Batu
adalah daerah agraris, mengandung arti filosofi “Gemah Ripah Loh
Jinawi” (daerah yang subur) dan sebagian besar masyarakatnya
bertani.
4. Gambar AIR
Melambangkan sumber kehidupan yang lestari.
5. Gambar PADI dan KAPAS
Melambangkan pangan dan sandang yang terdiri dari padi
berjumlah 17 dan kapas berjumlah 10 mempunyai makna tanggal
dan bulan peresmian Kota Batu.
Bagian Dasar
1. Bentuk PERISAI
Memiliki 5 sisi yang melambangkan Pemerintah Kota Batu
berdasarkan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
2. Warna MERAH PUTIH
Melambangkan Bendera Indonesia
3. Tulisan KOTA BATU
Menunjukkan sebutan bagi Kota dan Pemerintah Kota Batu
Hakaryo Guno Mamayu Bawono
Merupakan makna Condro Sengkolo yang mengandung arti
Berkarya Guna Membangun Negara. Condro Sengkolo 1934, adalah
47
Tuhan Jawa yang merupakan peresmian Pemerintah Kota Batu dengan
nilai kata, HAKARYO=4, GUNO=3, MAMAYU=9, BAWONO=1,
berjumlah17, sebagai tanggal peresmian Kota Batu, dengan jumlah
suku kata 11 bermakna dasarHukum Peresmian Kota Batu diatur
dalam UUN 11 Th.2001 ( Wong Beji:
http://planetbeji.blogspot.co.id/2013/12/arti-dan-makna-lambang-kota-
batu.html).
3.2 Deskripsi Umum Kelurahan Temas
3.2.1 Asal Usul Nama Kelurahan Temas
Perang antara Pangeran Diponegoro dengan kolonial Belanda
(1825-1830) yang pertama kali terjadi di Tegalrejo, Yogyakarta akhirnya
meluas hampir seluruh Pulau Jawa yang sering disebut sebagai Perang
Jawa. Inilah awal mula dapat diceritakan sejarah Temas dan Mbah Bener
(Profil Kelurahan Temas 2012).
Tertangkapnya Pangeran Diponegoro tahun 1930 oleh pihak
Belanda yang sebelumnya dua pembantu setia Pangeran Dipenogoro yaitu
Sentot dan Kyai Mojo menyerahkan diri kepada pihak Belanda, membuat
sebagian pengikut/prajurit Pangeran Diponegoro yang tidak mau tunduk
terhadap kolonial Belanda menyingkir ke daerah timur Kerajaan
Yogyakarta yang waktu dulu disebut ”Daerah Brang Wetan” (sebelah
wetan Jawa Timur) secara bergelombang (Profil Kelurahan Temas 2012).
Dari sekian orang yang masih setia kepada Pangeram Diponegoro
yang berhasil memasuki hutan-hutan Malang dan sekitarnya (utara
Mojokerto) disebutlah Mbah Bener/ Balender (Temas), Mbah Banter
48
(Sisir), Mbah Ringin Anom, Mbah Mas (Babatan), Mbah Bawok, Mbah
Batu/Gubuk Angin/Abu Ghonaim (Banaran, Bumiaji), Imam Sujono
(Gunung Kawi, Wonosari dan sebagainya), yang membuka hutan untuk
dijadikan Desa Pertahanan serta untuk menyebarkan agama Islam (Profil
Kelurahan Temas 2012).
Konon, Mbah Bener setelah bertapa memilih hutan dekat Sungai
Brantas yang berada di timur Hutan Sisir untuk dibuka menjadi Desa
(dibedah Kerawang/Babat Alas). Dikala memasuki hutan/alas yang
menyerupai gunung kecil Mbah Bener menemukan pohon/wit ’Temu”
(sejenis laos, jahe dan sebagainya) yang mengeluarkan cahaya seperti
Emas, sehingga Mbah Bener menyebutnya ” Temu Emas” yang lama-
kelamaan daerah itu disebut ”Temas” yang berasal dari kata Temu Emas-
Temas (Profil Kelurahan Temas 2012).
Mbah Bener inilah yang dianggap masyarakat Temas sebagai
leluhur yang berjasa besar membuka Desa Temas, sehingga sebagai rasa
syukur kepada Allah SWT, setiap tahun masyarakat Temas selalu
memperingati perjuangan Mbah Bener dengan cara melakukan Selamatan
Desa (Profil Kelurahan Temas 2012).
3.2.2 Sejarah Kepemimpinan Kelurahan Temas
Tabel: 3.1 Kepemimpinan Lurah Temas
No Nama Pemimpin Tahun
1 Singo Dimejo 1954-1880
2 H.Hanafi 1880-1894
3 Kertojoyo 1894-1902
4 Darisah 1902-1917
5 Singokerto 1917-1926
6 Donorejo 1926-1940
49
7 Dani Harjo Sunyoto 1979-1985
8 Sapari Asiyono 1985-1989
9 Hen Riyoto 1989-1993
10 Ngateri 1993-1998
11 Maryuni,S.Sos 1998-2001
12 Sanyoto Widayat 2001-2003
13 Muji Dwi Leksono,SH,MM 2003-2006
14 Sedijono, Bw 2006-2008
15 Drs. Iwan Sufrianto 2008- 2012
16 Aries Setiawan S.Stp 2012-2017
Sumber: Profil kelurahan temas 2012
3.2.3 Kondisi fisik Geografis Kelurahan Temas
Gambar 3.2 Peta Kelurahan Temas
Sumber: profil kelurahan temas 2012
1. Wilayah geografis Kelurahan Temas
Luas wilayah kelurahan temas 323 Ha Dengan batas-batas
wilayah
50
- batas utara desa Pandan rejo Kecamatan bumiaji
- batas timur desa Torong rejo Kecamatan Junrejo
- batas selatan desa Oro-oro ombo Kecamatan Batu
- batas barat Kelurahan Sisir Kecamatan Batu
2. Geologi
Dilihat dari keadaan geologinya, Kelurahan Temas dapat dibagi
menjadi 4 jenis tanah yakni tanah Andosol, tanah Kambisol, tanah
alluvial dan terakhir tanah Latosol. Jenis tanah tersebut cocok
untuk pertanian dan perkebunan.
3. Kondisi Iklim
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Kelurahan Temas
mengikuti perputaran 2 iklim, musim hujan dan musim kemarau.
Pada tahun 2009 ini seperti biasanya, di kelurahan Temas
mengalami musim hujan. Selama tahun 2009, hujan hampir terjadi
setiap bulan kecuali bulan Juli dan Oktober. Jumlah hari hujan
selama tahun 2009 yang tercatat pada pengamatan yang dilakukan
oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun
Klimatologi karangploso mencapai 133 hari, lebih jarang
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 138 hari.
Walaupun lebih jarang hujan, namun tahun 2009 bisa dikatakan
lebih basah daripada tahun sebelumnya, ini terlihat dari curah
hujan yang relatif tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
4. Kondisi Hidrologi
51
Keadaan hidrologi di Kelurahan Temas dilalui oleh saluran
irigasi teknis yang berfungsi untuk mengairi sawah dan sebagai
alternatif sumber air bagi penduduk yang berdomisili sepanjang
saluran tersebut. Selain saluran irigasi, pada umumnya di kawasan
perencanaan terdapat air tanah yang berupa sumur pompa artesis.
Sedangkan jaringan PDAM sudah menjangkau kawasan ini.
Sumber mata air lain dalam bentuk sumur bor dengan kedalaman
200 meter yang digunakan oleh HIPPAM
• Suhu maximum wilyah Kelurahan Temas 35 *C
• Suhu minimum wilayah Kelurahan Temas 25 *C
• Ketinggian 900 M dari permukaan laut
• Wilayah temas termasuk dataran tinggi berbukit
3.2.4 Demografi Kependudukan
1. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin.
Penduduk Temas pada akhir 2012 jumlahnya sudah mencapai
15.235 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki 7.457. Jumlah penduduk
perempua 7.778 jiwa. Penduduk pendatang laki-laki 269 jiwa, perempuan
259 jiwa. Jumlah kelahiran laki-laki 129, perempuan 132 jiwa.
Kewarganegaraan:
- WNI 15.233 jiwa
- WNA 2 jiwa
Tabel 3.2 Jumlah penduduk Kelurahan Temas
No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
1. Laki-Laki 7457 48,95 %
52
8%
27%
24%
23%
10%8% 0%
Tidak/Belum Sekolah/Belum Tamat SD/Sederajat
Tamat SD/Sederajat
Tamat SLTP/Sederajat
Tamat SLTA/Sederajat
DI, D2 dan D3
Tamat Diploma IV (S-1)
Tamat Strata II (S-2)
2. Perempuan 7778 51,05 %
Jumlah 15235 100%
Sumber: Monografi Kelurahan Temas, 2012
Gambar 3.3 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Tabel 3.3 Jumlah penduduk Kelurahan Temas
No. Kelompok Umur Jumlah
1. 0-4 997
2. 5-9 1103
3. 10-14 1030
4. 15-19 917
5. 20-24 945
6. 25-29 1157
7. 30-34 1144
8. 35-39 1133
9. 40-44 935
10. 45-49 904
53
No. Kelompok Umur Jumlah
11. 50-54 834
12. 55-59 521
13. 60-64 397
14. 65-69 447
15. 70-74 338
16. >75 357
Jumlah 13.159
(Sumber: Kecamatan Batu Dalam Angka Tahun 2009)
Berdasarkan tabel di atas, pada Kelurahan Temas jumlah
penduduk usia produktif terutama remaja yakni pada kisaran
kelompok umur (15-29 tahun) cukup tinggi yakni sebesar 23%.
Namun jumlah tenaga kerja yang melimpah tidak diikuti penyedian
lapangan kerja sehingga masih tingginya angka pengangguran di
Kelurahan Temas.
Tabel 3.4 Jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase
1. Belum/Tidak Bekerja 5659 39,09
2. Petani 3831 26,46
3. Nelayan - -
4. Pedagang 1642 11,34
5. Pegawai Negeri Sipil 319 2,2
6. TNI 12 0,08
7. Kepolisian 15 0,10
54
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase
8. Purnawirawan/Pensiunan 447 3,09
9. Pegawai Swasta 572 3,95
10. Wiraswasta 163 1,13
11. Buruh 1289 8,90
12. Pembantu 66 -
13. Pelajar/Mahasiswa 628 -
14. Dokter 2 0,01
15. Guru/Dosen 211 1,46
16. Tenaga Medis Lain 11 0,08
17. Pejabat Tinggi Negara 3 -
18. Ibu Rumah Tangga 389 -
19. Lain-Lain 304 2,11
Jumlah 14.477 100%
(Sumber: Monografi Kelurahan Temas, 2009)
3.3 Kondisi Sosial Ekonomi
3.3.1 Sosial Ekonomi
Kondisi masyarakat Temas secara umum termasuk dalam golongan
ekonomi menengah ke bawah. Berdasarkan data yang ada masih terdapat
400 KK yang termasuk keluarga miskin dengan tingkat pendapatan rata-
rata 500.000/bulan (Hasil Survei 2009). Berdasarkan jenis pekerjaannya
prosentase yang dominan bekerja sebagai petani dan penggarap sawah
sebanyak 26,46 % diikuti penduduk dengan mata pencaharian sebagai
pedagang. Penduduk miskin yang ada rata-rata memiliki mata pencaharian
55
sebagai penggarap sawah, buruh tani atau pedagang kecil dengan
penghasilan yang tidak tetap. Tinjauan kemiskinan dapat dirumuskan
sebagai rendahnya tingkat penguasaan seseorang dalam memenuhi
kebutuhan pokoknya (basic human needs) seperti kapital manusia
(pengetahuan, pendidikan, kesehatan, dsb) dan kapital fisik (tanah,
perumahan yang layak, peralatan kerja, sarana produksi, kendaraan, dsb).
Secara lebih luas menyangkut pula kapital alam (udara, pohon, hewan,
dsb), kapital sosial (jaringan sosial, tradisi, dsb), kapital dana (tabungan,
pinjaman, dsb).
3.3.2 Kondisi Usaha Pertanian
Lahan pertanian masih sangat luas di Kelurahan Temas, kondisi
tersebut juga yang mendukung berkembanganya sektor pertanian di
Kelurahan Temas. Potensi pertanian yang dikembangkan penduduk
diantaranya pertanian tanaman perkebunan seperti bawang merah, bawang
putih dan jagung. Selain itu juga dibudidayakan sayuran organik seperti
selada air, jamur dan tanaman holtikultura lainnya. Sayuran organik
memiliki keunggulan bebas dari zat pestisida dan zat kimia karena pupuk
yang digunakan berasal dari pupuk kandang dan kompos serta tidak
menggunakan zat kimia lainnya.
Lahan pertanian di wilayah perencanaan dibedakan menjadi lahan
pertanian dengan irigasi teknis, semi teknis dan sederhana. Lahan irigasi
teknis merupakan lahan yang hanya boleh difungsikan sebagai lahan
pertanian dan sudah terdapat pengadaan pengairan pada lahan pertanian
tersebut. Proporsi luasan lahan irigasi teknis, semi teknis dan sederhana
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
56
107
262
Teknis
Semi Teknis
Sederhana
Gambar 3. 4 Luas Lahan Pertanian Beririgasi (Ha) Kelurahan
Temas
(Sumber: Kecamatan Batu Dalam Angka Tahun 2009)
3.3.3 Kawasan Pertanian
Luaslahan pertanian di Kelurahan Temas 112,1 Ha, Kawasan
pertanian terbagi dalam 9 kawasan :
1. Kawasan kerajan produksi pertanian padi,sayur ,jagung
2. Kawasan putuk produksi pertanian padi sayur,jagung
3. Kawasan kasin produksi pertanian padi sayur,jagung
4. Kawasan torong kelampok produksi pertanian seladah,sayur,padi
jagung
5. Kawasan torong libruk sayur ,jagung
6. Kawasan genting seladah air
7. Kawasan wangkal seladah air,
8. Kawasan besul produksi pertanian sayur,jagung,padi
9. Kawasan gelonggong sayur ,jagung,padi
57
3.3.4 Hasil Peratnian Sayur di Kelurahan Temas
Tabel 3.5 Pertanian sayur kelurahan temas
3.3.5 Kondisi Usaha Peternakan
Sektor peternakan di Kelurahan Temas juga menjadi salah satu
sektor unggulan selain sektor pertanian. Jenis ternak besar maupun ternak
kecil yang dikembangkan oleh penduduk diantaranya ternak besar (kuda,
sapi potong, sapi perah dan kambing) dan ternak kecil (domba, kelinci,
ayam dan itik). Berdasarkan Hasil Survei Pemetaan Swadaya Tahun 2012
potensi peternakan yang sedang dirintis penduduk Kelurahan Temas yakni
ternak kambing dan kelinci. Pengembangbiakan ternak kambing
penduduk Temas duah selangkah lebih maju dibandingkan kelurahan yang
No Jenis tanaman Luas lahan ha Hasil panen ton/th
1 Bawang merah 7 79
2 Brungkul 12 120
3 Sawi 7 7
4 Jagung 15 68
5 Padi 20 45
6 Tomat 9 91
7 Kubis 8 23
8 Seladri 5 40
9 Kangkung 2 6
10 Singkong 2 5
11 Bawang prei 14 69
12 Seladah 4 9
58
lainnya karena bekerjasama dengan perusahaan yang menampung hasil
ternak.
Tabel 3.6 Jumlah Populasi Ternak Kelurahan Temas
(Sumber : Kecamatan Batu Dalam Angka Tahun 2009)
3.3.6 Perdagangan dan Industri
Industri kecil di Kelurahan Temas berjumlah sangat banyak baik
yang berbentuk UKM (Unit kerja Masyarakat) maupun home industri
perseorangan. Industri yang dikembangkan diantaranya camilan kering,
kerajinan border, pabrik krupuk, brambang goreng, kripik kentang, kripik
tahu, pot bunga dan home industri lainnya.
Sedangkan perdagangan didominasi rumah makan, warung, dan
pertokoan yang tersebar di pinggir Jalan Pattimura, di daerah sekitar Jatim
Park dan satwa serta tersebar di wialayh Kelurahan Temas. Wilayah
Kelurahan Temas yang juga terdapat di dekat Jatim park memberikan
kontribusi positif terhadap peningkatan perekonomian penduduk Temas
No. Jenis Ternak Populasi
1. Kuda 2
2. Sapi Potong 50
3. Sapi Perah 33
4. Kambing 65
5. Domba 1520
6. Kelinci 821
7. Ayam 19.490
8. Itik 230
Jumlah 22.226
59
yakni dengan pengelolaan rumah makan, warung dan toko di sekitar Jatim
Park yang dikelola sendiri oleh masyarakat Temas.
3.3.7 Industri Kelurahan Temas
Tabel 3.7 Industri kelurahan temas
Nama pemilik Nama usaha Alamat
Sariati Keripik pisang,singkong
dll
Rt 03 rw 02
Kusnul Mari wijen Rt 02 rw 01
Romli Keripik nangka Rt 03 rw 03
Sutrisno Tahu Rt 01 rw 04
Heri .s Tahu Rt 03 rw 04
Saidi Tahu Rt 02 rw 04
Yanto Tahu Rt 04 rw 11
Ahmad satuki Tempe Rt 01 rw 03
Wati Kerupuk miler Rt 01 rw 04
b.atim Kerupuk miler Rt 01 rw 03
b.siti bati Kerupuk miler Rt 01 rw 03
Sugeng L Sari apel Rt 01 rw 11
Ulum Tempura Rt 01 rw 05
Colil Mari wijen Rt 04 rw 05
Siti mariyam Krepik kentang Rt 01 rw 04
Iwan Batik Rt 05 rw 10
Jayadi Keripik apel dll Rt 03 Rw 07
Ahmad yanto Nutri jel Rw 08
Kasiyan Kerupuk Rt 01 rw 02
60
3.3.8 Pertukangan
Usaha pertukangan juga berupakan salah satu sektor perekonomian
pendudukKelurahan Temas. Pertukangan yang dikembangkan diantaranya
bengkel las, kaca/aluminium, usaha percetakan/advertisng dan kerajinan
ukir. Pengembangan sektor pertukangan akan mampu menyerap banyak
tenaga kerja terutama pemuda namun belum ada perhatian khusus dari
pemerintah dan kelurahan sehingga sektor pertukangan belum dapat
berkembang pesat dan menjadi unggulan perekonomian di Kelurahan
Temas.
3.3.9 Kerajinan
Kelurahan Temas memiliki kerajinan-kerajinan yang
dikembangkan oleh mayarakat sekaligus sebagai mata pencaharian.
Berikut ini kerajinan yang ada di Kelurahan Temas.
Tabel 3.8 Kerajinan Kelurahan Temas
No Nama Kerajinan Nama pengrajin Alamat
1 Wayang Kulit Sutrisno Rt03 Rw02
2 Patung Sugeng Rt04 Rw06
3 Kemasan Fauyan Rt01 Rw05
4 Tusuk sate Ulul Rt02 Rw05
5 Pecut Zulfan Rt01 Rw02
6 Tas plastic My. Cilman Rt02 Rw10
Pairi Kerupuk Rt 01 rw 02
M.ATOK Brambang goreng Rt 06 rw 6
Siti anissa Kripik kentang Rt 01 rw 04
61
7 Lukis Muliono,sugik Rt01 Rw01
8 Kayu ( garuda ) Mursani Rt02 Rw07
9 Kuda lumping Mat Terawi Rt05 Rw02
10 Suruling Suwandi Rt03 Rw05
11 Batik Pak iwan Rt05 Rw10
3.4 Sarana dan Fasilitas Kelurahan Temas
3.4.1 Fasilitas Pendidikan
Aktivitas pendidikan yang berlangsung di suatu wilayah dapat
berlangsung secara optimal apabila didukung oleh ketersediaan sarana
pendidikan yang memadai. Fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan
Batu terdiri dari TK, SD, SLTP, dan SMU. Selain itu, juga terdapat
beberapa sarana pendidikan sejenis, seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang
setingkat dengan SD dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) yang setingkat
dengan SLTP. Pada Kelurahan Temas terdapat 15 sarana pendidikan yang
letaknya tersebar. Fasilitas pendidikan berupa 4 unit TK dan 4 unit SD, 1
unit SLTP dan 1 unit SLTA. Berikut ini jenis sarana pendidikan dan
lokasinya.
Tabel 3.9 Tempat pendidikan formal
NO NAMA/LEMBAGA PIMPINAN
KEPALA SEKOLAH
ALAMAT
1 TK PKK I KETUA PKK
KELURAHAN TEMAS
JL PATIMURA NO 27
RW 09
2 TK PKK II KETUA PKK
KELURAHAN TEMAS
JL WUKIR IX RW 04
62
3 TK MUSLIMAT
MA”ARIF
KHUSNUL Jl wukir VII RW 04
4 SDN TEMAS .01 BU WAHYU JL PATIMURA NO 28
RW 09
5 SDN TEMAS.02 Drs. Ruba”i JL WUKIR VIII RW 04
6 MI TARBIYATU
ULUM
m. sholekhan JL WUKIR VII RW 04
7 SMP.AHMAD YANI Takim JL WUKIR VII RW 04
8 M.A.N I BATU Drs Winarso JL PATIMURA NO 28
RW 09
9 TK R.A 05 Chusnul chotimah JL WUKIR VII RW 04
Tabel 3.10 Tempat Pendidikan Non Formal
NO NAMA PIMPINAN ALAMAT
1. PONPES
MIFTACHUL
JANAH
H.NURCHOLIS RT 01 RW 03
2. PONPES DARUS
SA’ADAH
H.MUNIR RT 02 RW 04
3. PONPES
MUTAQIN
GUSDIN RT 01 RW 05
4. PONPES AL
HIDAYAH
KH MARTA’IN
K
RW 07
5 PONPES
BADIATUL HUDA
ABDUL MU’IN RT 05 RW 10
6 PONPES
JAMA’AH DZKIR
WENGI
GUS
SUTRISNO
RW 11
3.4.2 Fasilitas Ibadah
Tabel 3.11 Tempat ibadah masjid
63
NO NAMA ALAMAT PIMPINAN
1 Miftakhul Jannah RT 01 RW 03 DRS MUDOFAR
2 Baabut taaubah RT 02 RW 04 BPK YANTASIK
3 Mutaghin RT 01 RW 05 UST ABDULLAH
4 Darus sholikhin RT 06 RW 07 H ABDUL ROHMAD
5 As-syafi’iyah RT 02 RW 08 BPK ISKANDAR
6 Darussalam TR 03 RW 09 H AHMAD SULAM
7 Al-iklas RT 05 RW 09 H MARZUKI
8 Badi’atul huda RT 05 RW10 H ABDUL MU’IN
9 Naibul harom RT 03 RW 10 H ALI USMAN
10 Attagwa RT 02 RW 11 H AHMAD YASIN
11 Baitur rokhim RT 05 RW 01 BPK YASIN
Gambar 3.12 Tempat Ibadah Musholla
1 Baitur rohmah RT02 RW01 Bpk .Ahmat
2 Baitul salam RT03 RW02 Bpk. M Sohdik
3 Darul Ulum RT01 RW02 Bpk. Kartono
4 Al’ Lkhlas RT03 RW02 .Bpk. takad
5 Darus Salam RT04 RW02 Bpk. Muhamad
Nasir
6 Baitul Rohim RT05 RW02 H. Samsul
7 Al’ikhas RT02 RW03 Bpk. Sanu
8 Baitul Rohma RT03 RW03 Bpk. Imam
9 Muhlisin RT01 RW04 Bpk M. Zaini
10 Nur Mukharomah RT01 RW04 Bpk.Sadijono
11 Sunan Kali Jogo RT02 RW04 Mahhfulbah
12 Darus salam RT05 RW04 Takum
64
13 Baitul rohman Rt 05 Rw04 Bpk. Tahid
14 Mu’alla Rt 06 Rw 04 Bpk’ abdul Khadir
15 Arifin Rt 06 Rw 04 H. Fakir
16 Taqwa Rt 06 Rw 04 Bpk. Wardi
17 Mi. Tarbiyatul ulum Rt 01 Rw 04 Bpk. Solikin
18 Darus Sa’adah Rt 02 Rw 04 Bpk. Munir
Fatkhullah
19 Sunan Kali Jogo Rt 01 Rw 05 Bpk. Abdul satar
20 Bahroka Rt 02 Rw 05 Bpk. Mahmud
21 Darus Sodikin Rt03 Rw 05 Bpk. Karnadi
22 Muttaqin Rt 01 Rw 05 Bpk. Soin
23 Darussalam Rt04 Rw05 Bpk. Achmad
24 Assobirin RT04 Rw05 Bpk. Tarib
25 Nur Abadi Rt05 Rw05 Bpk. Sutrisno
26 At’Taqwa Rt01 Rw05 Bpk. Hadi Sidik
27 Bariqlam Rt01 RW05 Ust. Saifudin
28 Darul Muttaalim RW05 Bpk. Abdullah
Tohir
29 Sunan Gunug Jati Rt01 Rw06 Bpk.Abbas
30 Sunan Derajad Rt02 Rw06 Bpk. H. Abdul
Rohman
31 Sunan Kali Jogo Rt04 Rw06 Bpk. Achyat
32 Sunan Bonang Rt06 Rw06 Bpk. Selar
33 Baitul Muslim Rt07 Rw07 Bpk.Chozin
34 Al’ikhlas Rt08 RW07 Bpk. Bunaib
35 Al’Muhajirin RT05 RW07 Bpk. Mistar
36 Al’ikhlas Rt03 Rw07 Bpk. M. Arbai
37 Ponpes Alhidayah Rw07 Bpk. MarTain
65
38 Al’lkhsan Rt04 Rw08 Bpk. Sukir
39 Miftahul Rt01 Rw09 Bpk. Abd Muntolip
40 Riyadul Solikin Rt01 Rw09 Bpk. Zainul Usman
41 Nainul Falah Rt02 Rw09 H. Sakim
42 Hidayatul Fa’ah Rt 04 Rw09 Bkp. Khoirul Anam
3.4.3 Fasilitas Olahraga
Tabel 3.13 Fasilitas Olahraga
No Nama Alamat Fungsi
1 Gor Perdamean Rw 11 Sepak Bola
2 Lap. Inpres Rw 05 Sepak Bola
3 Lap. Bulu Tangkis Rt 04 Rw 02 Bulu Tangkis
4 Lap Bulu tangkis Rt 04 Rw 02 Voly
5 Gedung Rw 07 Rt 08 Rw 07 Bulu Tankis
6 Pendopo Rt 01 Rw 04 SH. (Beladiri)
7 Lap. Mahat Rt 02 Rw 07 Sepak Bola
8 Lap. Mahat Rt 02 Rw 07 Voly
3.5 Deskripsi Kampung Ekologi Temas
3.5.1 Kampung Ekologi
Kampung Ekologi Temas adalah kampung yang terletak di daerah
Besul, Kelurahan Temas. Kota Batu. Kampung Ekologi Temas selayaknya
Kampung yang banyak terdapat di Indonesia. Dengan permasalahan-
permasalahan yang hampir sama pula dengan kampung-kampung di
indonesia pada umumnya. Jadi kami berangkat dari hah-hal umum yang
mungkin juga ditemui di tempat anda. Kampung ekologi adalah Kampung
66
yang berkonsep pada eco-village atau Kampung ramah lingkungan.
Konsep kampung berbasis lingkungan yang dapat mengatasi permasalahan
lingkungan perkampungan. Permukiman yang menggunakan prinsip
berkelanjutan denganmengedepankan aspek lingkungan dan berintegrasi
dengan dimensi sosial, ekonomi,dan budaya. Asas pelestarian fungsi
lingkungan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, baik
pelestarian fungsi pada komponen lingkungan (biotik, abiotik maupun
komponen sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat).
3.5.2 Tujuan Kampung Ekologi
Meningkatkan peran serta dan memberdayakan warga di wilayah
RT, RW danKelurahan untuk mencintai , mengembangkan dan menjaga
Lingkungan guna menciptakan area tinggal yang Bersih, Hijau dan
berwawasan ramah lingkungan.
3.5.3 Visi dan Misi Kampung Ekologi
1. Visi Kampung Ekologi
Membuat Kampung Yang ramah lingkungan, aman dan nyaman untuk
ditinggali. Terpenuhi kebutuhan fisik, mental dan spritual bagi warga yang
hidup di dalamnya.
2. Misi Kampung Ekologi
1. Optimalisasi pengolahan sampah
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas taman / openspace
3. Pemanfaatan & pengelolaan sampah
4. Revitalisasi dan optimalisasi TPS
5. Peningkatan Penghijauan
67
6. Optimaliasi sumber daya kreatif di masyarakat.
7. Membangun partisipasi aktif antara warga dalam pembenahan sarana
fisik dan non-fisik di lingkungan.
8. Penggunaan teknologi ramah lingkungan.
9. Optimalisasi penghijauan di pekarangan rumah (penanaman tananman
organik produktif ).
3.5.4 Kependudukan Kampung Ekologi
Kampung ekologi terletak di Jl. Patimura, Gang 5, Kelurahan
Temas, Kecamatan Batu , Kota Batu. Kampung ekologi teletak di RW 6,
RW meliputi 6 RT. Kampung ekologi mempunyai 424 kepala keluarga
(KK). Jumlah keseluruhan warga kampung ekologi sekitar 1.500 orang.
Warga kampug ekologi mayoritas beragama islam. Warga kampung
mempunyai rata-rata pendidikan SMA.
3.5.5 Kondisi Ekonomi Masyarakat Kampung Ekologi
Masyarakat kampung ekologi mempunyai rata-rata pekerjaan
sebagai petani, pedagang, peternak. Potensi pertanian kampung ekologi
adalah sayuran organik seperti selada air, jamur dan tanaman holtikultura
lainnya. Sayuran organik memiliki keunggulan bebas dari zat pestisida
dan zat kimia karena pupuk yang digunakan berasal dari pupuk kandang
dan kompos serta tidak menggunakan zat kimia lainnya. Sektor pedagang
masyarakat kampung ekologi berjualan dipasar batu. Sektor peternakan,
jenis ternak besar maupun ternak kecil yang dikembangkan oleh penduduk
diantaranya ternak besar (sapi potong, sapi perah dan kambing) dan ternak
68
kecil (domba, kelinci, ayam dan itik). Potensi UMKM Kuliner, pangan
olahan, kerajinan.