Upload
budimanadesatria
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
EVALUASI PROGRAM PEMERIKSAAN ANTENATAL
UPTD PUSKESMAS RATU AGUNG
A. Pendahuluan
Kesehatan ibu merupakan hal yang penting dan menjadi salahsatu tolak ukur dalam
menilai pencapaian program kesehatan di suatu Negara. Dalam kesepakatan yang
diadakan di New York September 2000 dihadiri oleh 189 kepala Negara anggota PBB
disepakati sebuah rumusan yakni Millenium Development Goals. Masalah kesehatan
ibu menjadi salahsatu tujuan pencapaian dari program tersebut.
Di Indonesia unit pelayanan primer yang menjadi ujung tombak keberhasilan
kesehatan dibebankan kepada pihak Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat).
Puskesmas sendiri merupakan Unit Pelaksan Teknis Daerah yang bertanggungjawab
kepada Dinas Kesehatan Kota/ Kabupaten. Salahsatu upaya kesehatan pokok yang
harus dilakukan oleh Puskesmas adalah Kesehatan Ibu Anak. Antenatal Care
(Asuhan Antenatal) adalah program nyata dari Puskesmas dalam rangka
mengakomodir tugas pokok terkait kesehatan ibu.
B. Program Antenatal Care
Pemeriksaan Antenatal di UPTD Puskesmas Ratu Agung menjadi tanggungjawab
Poli KIA yang memiliki satu ruang periksa dengan 6 orang petugas. Peralatan
Pemeriksaan Antenatal yang tersedia di ruang tersebut antaralain:
a. Timbangan dan Pengukur tinggi badan
b. Stetoskop monoaural dan stetoskop
c. Sfigmomanometer (keadaan Rusak)
d. Bed standar pasien
e. Tirai pembatas
f. Meja dan kursi anamnesis
g. Lemari
Sumber pembiayaan puskesmas di dapat dari tiga sumber, yaitu:
1. APBN berupa dana JAMKESMAS
2. APBD Kota Bengkulu
3. APBN Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Selain sumber-sumber diatas, puskesmas juga memperoleh sumber dana dari ASKES
berupa dana sarana, obat-obatan dan jasa medis. Walaupun sudah diberikan dari
dana-dana tersebut diatas, UPTD Puskesmas Pasar Ikan masih belum dapat
memenuhi seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan yang seharusnya, dikarenakan
dana tersebut masih belum mencukupi.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan pihak Puskesmas untuk mengupayakan
kesehatan ibu hamil melalui beberapa kegiatan yaitu
a. Pemeriksaan Obstetri yang dilakukan di ruang Poli KIA
b. Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan ditiap posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Ratu Agung dilaksanakan tiap bulan
c. Sosialisasi dan promosi tentang kegiatan pemeriksaan Antenatal dari petugas
yang diselipkan dalam kegiatan-kegiatan masyarakat seperti pengajian, hajatan,
dan sebagainya.
d. Pembentukan kelas senam ibu hamil
Dalam pelaksanaannya, monitoring dan evaluasi kegiatan diadakan satu kali tiap
tahunnya yakni ketika penyusunan laporan tahunan. Tingkat pencapaian pemeriksaan
antenatal care dimoniton melalui angka kunjungan K1 dibandingkan K4.
Tabel 1.2 Cakupan Frekuensi Kunjungan Ibu Hamil Menurut Kelurahan tahun 2010
Sumber: Laporan Tahunan Tahun 2010 Puskesmas Perawatan Ratu Agung
Dari laporan pencapaian di atas, terlihat ada penurunan angka Kunjungan pada K4
(Kunjungan Keempat) dengan K1 (Kunjungan Pertama). Dari data ini kami
menginterpretasikan adanya penurunan kunjungan ini berkaitan dengan pengetahuan
dan pemahaman ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan Antenatal. Untuk
menjawab hipotesis ini, kami mengadakan mini riset dengan judul Tingkat
Pengetahuan Ibu hamil tentang Pemeriksaan Antenatal di Puskesmas Ratu
Agung Tahun 2012.
C. Metodologi Mini Riset
Untuk mengetahui korelasi antara pengetahuan ibu hamil dengan angka kunjungan di
Puskesmas Ratu Agung dilakukan penelitian dengan metode observasi. Media yang
digunakan adalah pengisian kuisioner dan wawancara langsung dengan koresponden.
Koresponden penelitian dipilih secara acak di beberapa daerah dalam lingkup wilayah
kerja Puskesmas Ratu Agung. Adapun kriteria inklusi koresponden antaralain:
a. Ibu Hamil
b. Usia 22 tahun – 35 tahun
c. Berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung (minimal 1 tahun)
d. Bersedia mengisi kuisioner
Jumlah koresponden yang digunakan dalam mini riset ini yakni 10 orang yang berasal
dari daerah dan latarbelakang social ekonomi yang berbeda.
Dalam kuisioner ini terdapat 8 pertanyaan dengan rincian persentase antaralain
a. Pertanyaan nomor satu sampai empat menilai Pengetahuan dasar tentang
Antenatal Care
b. Pertanyaan nomor lima sampai delapan menilai Pengetahuan dan wawasan ibu
hamil terhadap penyelenggaraan kegiatan antenatal care oleh pihak Puskesmas
Penilaian dilakukan secara kuantitatif berdasarkan jawaban benar dengan rumus:
Kriteria Nilai dan tingkat pengetahuan
Pengetahuan Kurang : ≤ 39
Pengetahuan Kurang Baik : 40 – 55
Pengetahuan Cukup Baik : 50 – 75
Pengetahuan Baik : ≥ 76
D. Hasil
Berdasarkan persentase jumlah jawaban per pertanyaan didapatkan hasil sebagai
berikut:
Dari hasil jawaban tersebut di atas, didapatkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
pemeriksaan antenatal adalah sebagai berikut:
E. Pembahasan
dari kuisioner mini riset, didapatkan hasil 20% koresponden dikategorikan memiliki
pengetahuan tidak baik, 50% koresponden dikategorikan memiliki pengetahuan
kurang, 30% masuk dalam kategori pengetahuan cukup baik dan hanya 10%
koresponden saja yang memiliki pengetahuan kategori baik.
Dari hasil mini riset ini sebagian besar koresponden memiliki pengetahuan yang
kurang tentang usaha pelayanan kesehatan melalui pemeriksaan antenatal yang
dilakukan oleh Puskesmas Ratu Agung. Koresponden belum mengetahui pentingnya
pemeriksaan ini untuk mengetahui risiko yang mengacam jiwa ibu ataupun janin
secara dini.
Pihak Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan primer strata pertama memiliki
tanggungjawab untuk menginformasikan tentang pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu hamil. Promosi kesehatan yang dilakukan dengan cara menyelipkan
materi penyuluhan dalam kegiatan-kegiatan masyarakat ternyata tidak efektif dan
tidak efisien. Pihak Puskesmas diharapkan mampu melakukan dan mensosialisasikan
program Antenatal Care ini secara berkelanjutan dan terus menerus kepada
masyarakat.
F. Diagnosis Komunitas
Berdasarkan observasi dan wawancara kami dengan responden mengenai perilaku
masyarakat mengenai masalah yang kami angkat, didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Belum adanya partisipasi masyarakat dalam membantu proses sosialisasi dari
program pemeriksaan antenatal
b. Belum adanya program lintas sektoral yang dilakukan oleh pihak Puskesmas
dalam rangka merangkul berbagai instansi terkait
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi diagnosis komunitas di atas, yakni:
Masyarakat memiliki sosok figur pemimpin atau penokohan yang disegani dan
dihormati di suatu daerah. Tokoh tersebut menjadi panutan dan bijak dalam
bertindak. Pihak Puskesmas seharusnya mampu merangkul dan bekerjasama dengan
tokoh-tokoh masyarakat dalam rangka menggemakan pelayanan kesehatan untuk ibu
hamil. Jika Informasi tersebut disampaikan oleh pemuka masyarakat diharapkan
pesan dan esensi dari promosi kesehatan dapat diperoleh khususnya ibu hamil dan
masyarakat pada umumnya.
Pihak Puskesmas juga harus mengadakan kerjasama dan koordinasi dengan perangkat
pemerintahan baik dari pemerintah kelurahan sampai pemerintah tingkat RT dan RW.
Pada akhirnya, diharapkan dapat ditemukan sumber daya masyarakat yang bisa diolah
dan dikembangkan untuk menunjang pelayanan kesehatan.
Jumlah kader kesehatan di tiap RT harus ditambahkan, kemudian diberikan pelatihan
untuk mampu mengkomunikasikan dan mengajak masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran akan pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal walaupun tidak
memiliki gejala sedikitpun. Diharapkan dengan mendayagunakan sumber daya di
komunitas, sasaran dari promosi dapat ditingkatkan.
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari hasil mini riset didapat tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai pemeriksaan
antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung masih kurang baik.
Dibutuhkan intervensi lebih agresif dan terus menerus untuk mempromosikan
tentang pelayanan kesehatan untuk ibu hamil. Dengan promosi kesehatan tersebut
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil tentang
pemeriksaan antenatal dan pelayanan Puskesmas terkait dengan pelayanan
kesehatan tersebut. Peningkatan pemahaman ini diharapkan berbanding lurus
dengan peningkatan kesadaran ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal
yang pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan janin serta
mampu mencapai tujuan dari MDGs.
2. Saran
a. Promosi kesehatan dari Puskesmas harus lebih sering dilakukan dengan
mengunakan berbagai pendekatan yang mampu diterima dengan baik oleh
masyarakat.
b. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat sekitar, yang memiliki pengaruh di
masyarakat untuk membantu mensosialisasikan dan menyebarluaskan tentang
pelayanan kesehatan ibu hamil di Puskesmas Ratu Agung
c. Berkoordinasi dengan posyandu yang berada di setiap kelurahan, dan
mengadakan pelatihan untuk kader kesehatan sehingga mampu mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan antenatal
d. Mengadakan evaluasi program meliputi pencapaian, kekurangan, dan
pembenahan program sehingga mampu meningkatkan kinerja pelayanan
Puskesmas. Bersedia menerima kritik dan saran dari berbagai instansi dan
masyarakat untuk selanjutnya dijadikan dasar pembenahan organisasi.