42
Perencanaan Ducting Terpadu di BKT 3-1 Laporan Antara 3 GAMBARAN UMUM KORIDOR BANJIR KANAL TIMUR (BKT) 3.1 LETAK ADMINISTRATIF JALUR BANJIR KANAL TIMUR Banjir Kanal Timur (BKT) merupakan upaya pengendalian banjir di bagian timur dan sebagian utara Jakarta. Saluran BKT memotong Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jatikramat, dan Kali Cakung dari barat ke timur dan dialirkan ke utara di perbatasan timur wilayah DKI Jakarta. Pada bagian muara sepanjang kurang lebih 2 km sebelum pantai Laut Jawa, saluran BKT memotong Sungai Blencong. Kanal dengan panjang 23,5 km dan lebar 100 meter hingga 300 meter ini akan melintasi 13 kelurahan (dua kelurahan di Jakarta Utara dan 11 kelurahan di Jakarta Timur). Dilihat dari letak administratifnya jalur BKT ini meliputi dua wilayah kota yaitu Kota Jakarta Timur dan Jakarta Utara, masing-masing memanjang dari arah barat ke timur dan ke Utara sampai muara. Adapun letak administratif Jalur BKT dapat dilihat pada tabel 1. dan Gambar 1. Tabel 3.1 Letak Administratif Jalur BKT No. Kota Kecamatan Kelurahan 1. Jakarta Timur Jatinegara Cipinang Besar Cipinang Muara Duren Sawit Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa Malaka Sari Malaka Jaya Pondok Kopi Cakung Pulo Gebang Ujung Menteng Cakung Timur 2. Jakarta Utara Cilincing Rorotan Marunda

Bab III Gambaran Bkt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-1

Laporan Antara

3 GAMBARAN UMUM KORIDOR

BANJIR KANAL TIMUR (BKT)

3.1 LETAK ADMINISTRATIF JALUR BANJIR KANAL TIMUR

Banjir Kanal Timur (BKT) merupakan upaya pengendalian banjir di bagian timur dan

sebagian utara Jakarta. Saluran BKT memotong Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali

Jatikramat, dan Kali Cakung dari barat ke timur dan dialirkan ke utara di perbatasan

timur wilayah DKI Jakarta. Pada bagian muara sepanjang kurang lebih 2 km sebelum

pantai Laut Jawa, saluran BKT memotong Sungai Blencong. Kanal dengan panjang 23,5

km dan lebar 100 meter hingga 300 meter ini akan melintasi 13 kelurahan (dua

kelurahan di Jakarta Utara dan 11 kelurahan di Jakarta Timur).

Dilihat dari letak administratifnya jalur BKT ini meliputi dua wilayah kota yaitu Kota

Jakarta Timur dan Jakarta Utara, masing-masing memanjang dari arah barat ke timur

dan ke Utara sampai muara. Adapun letak administratif Jalur BKT dapat dilihat pada

tabel 1. dan Gambar 1.

Tabel 3.1 Letak Administratif Jalur BKT

No. Kota Kecamatan Kelurahan

1. Jakarta Timur Jatinegara Cipinang Besar

Cipinang Muara

Duren Sawit Pondok Bambu

Duren Sawit

Pondok Kelapa

Malaka Sari

Malaka Jaya

Pondok Kopi

Cakung Pulo Gebang

Ujung Menteng

Cakung Timur

2. Jakarta Utara Cilincing Rorotan

Marunda

Page 2: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-2

Laporan Antara

2.3 PEMBANGUNAN BANJIR KANAL TIMUR

Banjir Kanal Timur dalam pembangunannya telah sesuai dengan Master Plan for

Drainage and Flood Control of Jakarta. Pemandangan yang nyaman untuk kawasan

sekitar BKT dapat dilihat dari kawasan perumahan yang ada di sepanjang jalur, dari

sekolah dan berbagai fasillitas warga, sehingga BKT bisa menjadi sebagai salah satu

bagian kota yang cantik dan nyaman untuk didatangi.

KORIDOR JALUR BKT

Page 3: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-3

Laporan Antara

Catchment Area Banjir Kanal Timur DKI Jakarta

Page 4: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-4

Laporan Antara

Hasil perencanaan Japan International Cooperation Agency ini pada awalnya selain

berfugsi untuk mengurangi banjr di 13 kawasan : melindungi pemukiman, kawasan

industri dan pergudangan di Jakarta Timur, BKT juga dimaksudkan sebagai prasarana

konsevasi air untuk pengisian kembali air tanah serta prasarana taransportasi air.

Dengan mencakup luas sekitar 207 km2 atau sekitar 20.700 ha, BKT sepertinya mampu

menjadikan Jakarta Timur lebih baik.

a. Tujuan Pembangunan BKT

Melayani sistem drainase pada wilayah seluas 207 km2 (catchment area).

Melindungi sebagaian wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara seluas 270 km2

dari banjir akibat luapan sungai-sungai Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat,

dan Cakung.

Mengurangi 13 kawasan rawan genangan.

a. Manfaat Proyek

Terkendalinya banjir di sebagian wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara

Sarana konservasi air (pengimbuh air tanah)

Sarana pelabuhan

Sarana pariwisata (rekreasi) dan marina

Terciptanya Kawasan Timur dan Utara Jakarta menjadi kawasan yang

bernuansa Water-Front-City

Motor penggerak pertumbuhan Wilayah Timur – Utara Jakarta

Page 5: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-5

Laporan Antara

3.3 Pemanfaatan Banjir Kanal Timur Saat Ini

Pemerintah DKI sudah mulai memanfaatkan jalur BKT ini dengan fasilitas-fasilitas

perkotaan sebagai ‘kota sehat dan nyaman’ bagi Jakarta. Seperti adanya jalur khusus

untuk sepeda di jalur jalan inspeksi BKT. Jalur sepeda di BKT sangat bisa menjadikan

Jakarta seperti Amsterdam.

Jalur sepeda sebenarnya dengan memanfaatkan jalan inspeksi BKT

Shelter untuk parkir sepeda

Sehingga BKT menjadi salah satu ‘destination’ atau tujuan wisata bagi turis lokal dari

luar Jakarta yang gratis. Suasananya nyaman, dengan pemandangan jalur hijau dan

sungai yang cukup enak di pandang mata, bisa untuk memancing.

Page 6: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-6

Laporan Antara

Begitu juga tentang turis lokal warga dari pinggiran Jakarta. Dengan daerah baru, BKT

memang ramai dikunjungi turis lokal. Namun demikian perlu diwaspadai terjadinya

pedagang asongan untuk memenuhi kebutuhan turis lokal tersebut akan menjadi

permanen. Pedagang makanan dan minuman yang pasti membuahkan sampah, atau

pedagang mainan dan plastik2 yang bisa di buang langsung ke aliran air.

3.4 Tinjauan Kawasan Banjir Kanal Timur Berdasarkan Rencana Tata Ruang

Dalam bagian ini akan meninjau bagaimana kawasan atau koridor BKT ini dilihat dari

rencana tata ruang khususnya dilihat dari Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta di

Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Duren Sawit, Kecamatan Cakung dan Kecamatan

Cilincing. Hal ini nantinya dapat dilihat sejauh mana kebutuhan dan manfaat jalur BKT

ini dalam melayani kebutuhan penduduk sekitar BKT terutama untuk pelayanan utilitas

umum.

Sebagaimana disebutkan pada sub bagian diatas bahwa tinjauan tata ruang BKT ini

meliputi tiga Kecamatan di wilayah Jakarta Timur dan satu Kecamatan di Wilayah

Jakarta Utara.

3.4.1 Rencana Struktur dan Pola Ruang

Secara struktural Kawasan BKT menurut RTRW DKI Jakarta termasuk kedalam

A. Sentra Primer Baru Timur

Berdasarkan Struktur Tata Ruang Propinsi DKI Jakarta bahwa Jakarta Timur termasuk

kedalam Sentra Primer Baru Timur, tepatnya diKecamatan Cakung, dan mencakup 2

kelurahan yakni Kelurahan PuloGebang dan Kelurahan Penggilingan. Kawasan SPBT

merupakan kawasan yang sangat strategis, terlihat dari keberadaan kawasan ini dalam

Page 7: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-7

Laporan Antara

konstelasinya dengan wilayah sekitarnya, yang berdekatan denganpusat kegiatan

lainnya antara lain: Terminal Bis Pulogadung, KawasanIndustri Pulogadung,

Perkampungan Industri Kecil (PIK), Sentra Mebel Klender, dan berbagai kawasan

permukiman.

Konstelasi SPBT dan Wilayah Sekitarnya

Dalam pengembangan Sentra Baru Timur, Pemerintah DKI melakukan rencana

pembangunan sarana dan prasarana pendukung, salah satu diantaranya ialah

pembangunan Banjir Kanal Timur.

Banjir Kanal Timur merupakan infrastruktur pengendali banjir dengan trace sepanjang

23,5 km, lebar 100-200 m, direncakan akan menampung aliran dari 5 sungai, yakni Kali

Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Kramat Jati dan Kali Cakung. BKT akan melintasi

2 wilayah yakni Kota Administrasi Jakarta Timur dan Kota AdministrasiJakarta Utara,

mempunyai catchments area seluas 20,125 ha, diharapkan mampu mengurangi 13 titik

banjir, yang meliputi : Kebon Nanas, Rawa Bunga, Cipinang Jaya, Cipinang Besar Utara,

CipinangIndah, Cipinang Muara, Cipinang Melayu, Pulomas Utara, BuluhPerindu,

Malaka Selatan, Pondok Kelapa, Pulogadung, Cakung Barat,Ujung Menteng, Komplek

Kelapa Gading, Komplek Walikota JakartaUtara, Yon Angmor Sukapura, dan Babek

ABRI Rorotan.

Page 8: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-8

Laporan Antara

Konsepsi struktur dasar pengembangan kawasan sepanjang BKT adalah :

a. Kelurahan Marunda untuk pengembangan pelabuhan dan Ruang Terbuka Hijau.

b. Kelurahan Rorotan untuk pengembangan perumahan sedang/sederhana/rumah

susun, dan sentral bisinis.

c. Kelurahan Cakung Timur dan Kelurahan Ujung Menteng untuk perumahan golongan

menengah ke atas, serta kawasan pariwisata dan rekreasi.

d. Kelurahan Pulogebang dikembangkan untuk kawasanperdagangan dan komersil.

e. Kelurahan-Kelurahan di Kecamatan Duren Sawit dan Kecamatan Jatinegara untuk

permukiman sederhana hinggaapartemen mewah di beberapa bagian.

Page 9: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-9

Laporan Antara

B. Kawasan Ekonomi Khusus Marunda

Kawasan KEK Marunda sangat potensial menjadi pusat kegiatan. Berdasarkan Paparan

Rencana Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Marunda Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2009 menyebutkan manfaat KEK Marunda baik di tingkat DKI Jakarta dan

nasional.

a. Bagi Nasional

Menghemat devisa negara sekaligus meningkatkan ekspor produk industri Hi-

Tech dan Value added tinggi.

Keberadaan Pelabuhan Marunda akan meningkatkan kapasitas pelabuhan dan

melancarkan arus ekspor-impor.

Membantu menurunkan biaya ekonomi tinggi (dari proses pengangkutan)

sehingga meningkatkan daya saing industri nasional.

Dengan berbagai fasilitas KEK (fiskal, dan sebagainya) memungkinkan dijadikan

sebagai lokasi untuk pengembangan industri Hi-Tech, Value added tinggi, High

capital, Knowledgeintensive yang telah mulai dikuasai oleh tenaga-tenaga

terdidik Indonesia.

Page 10: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-10

Laporan Antara

KEK Marunda berperan sebagai kawasan pengembangan teknologi dan pusat

penelitian dengan didukung oleh sarana yang memadai.

b. Bagi DKI Jakarta

Sebagai lokasi investasi bagi industri Hi-Tech, Value added tinggi, High capital,

Knowledge-intensive, dan bangunan intensitas tinggi sebagai pemicu baru

pertumbuhan ekonomi Jakarta.

Meningkatnya aktivitas ekonomi baru ikutan (vendor, hotel, restoran, hiburan,

pariwisata, transportasi, perbankan, asuransi, pusat-pusat pelatihan, dan

sebagainya).

Peluang untuk menertibkan lokasi-lokasi pergudangan dan penumpukan barang

(kontainer dan cargo-umum) yang tidak sesuai RTRW dan tersebar di Jakarta

Utara dan Jakarta Timur melalui pengembangan pelabuhan dan logistik center di

Marunda.

Akan membantu meningkatkan kelancaran lalu lintas.

3.4.2 Rencana Sistem Utilitas Koridor BKT

A. Prasarana Energi

Pengembangan prasarana energi diarahkan untuk terjaminnya keandalan dan

kesinambungan penyediaan pasokan energi bagi kebutuhan rumah tangga, jasa,

perdagangan, industri dan transportasi dengan memperhatikan faktor konservasi,

dan diversifikasi energi. Sistem prasarana energi meliputi, (1) Sistem

ketenagalistrikan, (2) Sistem prasarana bahan bakar gas, dan (3) Sistem prasarana

bahan bakar minyak.

1. Sistem Ketenagalistrikan

Pengembangan sistem ketenagalistrikan dilaksanakan melalui:

a. Pembangunan baru dan perbaikan prasarana ketenagalistrikan yang sudah

tidak berfungsi dengan baik secara bertahap dan berdasarkan skala prioritas

sesuai dengan rencana struktur ruang yang ada

b. Pengembangan sumber daya energi ketenagalistrikan yang ramah lingkungan

dan pemanfaatan sumber energi terbaharukan

Page 11: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-11

Laporan Antara

c. Pengembangan kabel bawah laut untuk mengoptimalkan pelayanan

ketenagalistrikan di Kepulauan seribu

d. Peningkatan keandalan dan kesinambungan pasokan listrik untuk

mengantisipasi beban puncak, banjir, dan gangguan pada sistem yang ada

e. Peningkatan upaya penghematan energi oleh semua pengguna

2. Sistem Prasarana Bahan Bakar Gas

Pengembangan sistem prasarana bahan bakar gas dilaksanakan melalui:

a. Pengembangan jaringan pipa gas bawah tanah guna meningkatkan pelayanan

di kawasan industri, permukiman dan kawasan perkantoran, perdagangan dan

jasa sesuai dengan rencana struktur ruang yang ada

b. Pembangunan stasiun-stasiun pompa bahan bakar gas (SPBG) baru terutama

untuk melayani angkutan umum

c. Mendorong konversi energi dari BBM kepada BBG terutama untuk sektor

transportasi.

3. Prasarana Telekomunikasi

Pengembangan sistem prasarana telekomunikasi dan Informatika diarahkan guna

meningkatnya komunikasi publik yang efektif, ketersediaan dan keterjangkauan

informasi secara merata, dan pengembangan ekonomi informasi untuk menunjang

Kota Jakarta sebagai kota jasa. Sistem prasarana telekomunikasi dan informatika

meliputi:

a. Lapisan inti (core/backbone layer)

b. Lapisan distribusi (distribution layer)

c. Lapisan akses (access layer)

Pengembangan lapisan backbone dilakukan dengan penempatan jaringan serat

optik pada prasarana yang sudah ada seperti jaringan angkutan massal atau

prasarana jalan dan jalan tol atau utilitas atau kombinasinya. Pengembangan

lapisan distribusi dan akses dilakukan melalui pengaturan sebaran menara

telekomunikasi secara proporsional, efisien dan efektif melalui pemanfaatan

menara secara bersama Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi di DKI

Jakarta dalam RTRW DKI Jakarta.

Page 12: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-12

Laporan Antara

a. Jakarta Timur

Pengembangan prasarana dan sarana Telekomunikasi dan informatika di

wilayah kota administrasi Jakarta Timur, dilaksanakan berdasarkan arahan

sebagai berikut:

a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan

teknologi telekomunikasi yang memadai;

b. Penambahan dan pembangunan sentral-sentral telepon baru; dan

c. Perluasan pengadaan telepon umum dan peningkatan pelayanan warung

telekomunikasi di kawasan perumahan dan permukiman padat penduduk.

b. Jakarta Utara

Pengembangan prasarana Telekomunikasi di wilayah Kota Administrasi Jakarta

Utara, terdiri atas :

a. pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan

teknologi telekomunikasi yang memadai;

b. penambahan dan pembangunan sentral-sentral telepon baru; dan

c. perluasan serta peningkatan pelayanan warung telekomunikasi dan

internet di kawasan perumahan dan permukiman padat penduduk.

d. pemanfaatan jaringan internet untuk bebas mengakses informasi pada

kawasan-kawasan strategis (halte busway, terminal dan taman) dengan

intensitas/kegiatan tinggi.

e. pemasangan CCTV pada kawasan-kawasan strategis dan pusat keramaian.

Pengembangan prasarana Telekomunikasi di wilayah Kota Administrasi Jakarta

Utara, dilaksanakan berdasarkan arahan sebagai berikut:

a. pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan

teknologi telekomunikasi yangmemadai;

b. penambahan dan pembangunan sentral-sentral telepon baru; dan

c. perluasan pengadaan telepon umum dan peningkatan pelayanan warung

telekomunikasi di kawasan perumahan dan permukiman padat penduduk.

3.5 Kebutuhan Utilitas Kawasan Koridor BKT Berdasar Rencana Tata Ruang

3.5.1 Kecamatan Duren Sawit

Pembentukan pusat pelayanan di Kecamatan Duren Sawit dibedakan atas beberapa

tingkatan, pusat pelayanan dengan skala provinsi, skala kota, skala kecamatan dan

Page 13: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-13

Laporan Antara

skala lingkungan yang masing-masing dapat berperan sebagai pusat koleksi maupun

distribusi. Pada umumnya pusat pelayanan kegiatan ini berbentuk pada pertemuan

atau memanjang sepanjang jalan.

A. Rencana Pola Jaringan Jalan

Pola jaringan jalan yang ada di Kec Duren Sawit menunjukan adanya pola

pergerakan utama pada jaringan jalan utama yang terdapat pada:

Jl. I Gusti Ngurah Rai

Jl. Kolonel Sugiono

Jl. Basuki Rahmat

Jl. Soekanto

Jl. K. H. Noer Ali

Jl. Raden Inten 2

Jl. Buaran Indah Raya

Jl. Pahlawn Revolusi

Sistem jaringan jalan yang ada dikembangkan melalui peningkatan fungsi dan

kualitas jalan secara terhirarki. Secara umum, rencana pengembangan jaringan jalan

di Kecamatan Duren Sawit ini kedepannya akan mengarah ke bentuk pola grid

dengan kerangka dasar berupa jaringan jalan arteri primer yang dihubungkan oleh

jalan arteri sekunder

B. Rencana Hirarki Jaringan Jalan

Rencana hirarki jaringan jalan yang di Kecamatan Duren Sawit pada dasarnya

bersifat saling berintegrasi dan tidak terpisahkan dengan sistem jaringan

pergerakan yang ada di Kecamatan Duren Sawit dan diluar wilayah Kecamatan

Duren Sawit. Disamping itu rencana hirarki jaringan jalan juga di integrasikan

dengan rencana pusat-pusat kegiatan yang akan dikembangkan. Jalan umum

menurut fungsinya dikelompokkan sebagai berikut :

Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama

dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan

masuk dibatasi secara berdaya guna.

Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-

rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Page 14: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-14

Laporan Antara

Jalan lokal sebagaimana merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata

rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

Adapun rencana pengembangan fungsi dan hirarki jalan yang fungsi primer,

sekunder dan lokal/lingkungan Kecamatan Duren Sawit yaitu:

Jalan Tol di Jl. K. H. Noer Ali (Kalimalang)

Jalan arteri primer terdapat di Jl. Raden Inten 2, Jl. I Gusti Ngurah Rai, , Jl.

Kolonel Sugiono, Jl. Basuki Rahmat, Jl. Soekanto

Jalan arteri sekunder terdapat di Jl. Pahlawan Revolusi, Jl Buaran Indah, Jln

Raden Intan

Untuk jalan lokal tersebar secara merata di seluruh wilayah kecamatan.

Untuk menunjang pengembangan fungsi jalan dan hirarkinya, maka dalam

perencanaan kedepan juga diperhatikan rencana dimensi jalan dan sistem

pengaturan sirkulasinya, sehingga pada ruas jalan dan titik simpul pertemuan antar

fungsi jaringan jalan tidak terjadi kemacetan akibat kepadatan penggunan jalan.

C. Rencana Dimensi Jaringan Jalan

Perencanaan dimensi jalan meliputi penentuan lebar Ruang manfaat jalan (Rumaja),

Ruang milik jalan (Rumija) dan Ruang pengawasan jalan (Ruwasja). Dalam

penetapan dimensi jalan ini harus memenuhi standar minimum yang terdapat

cukup ruang untuk jalur hijau dan kelengkapan jalan (Street Furniture). Adapun

rencana dimensi jaringan jalan utama (fungsi primer) di Kecamatan Duren Sawit

disajikakan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Rencana Dimensi Jalan

No Nama Jalan Rencana

1. Jl. Raden Inten 2 Memiliki saluran di dua sisi jalan

Jenis perkerasan aspal, dengan lebar 13 m

2. Jl. I Gusti Ngurah Rai Memiliki saluran di dua sisi jalan

Jenis perkerasan aspal dengan lebar 40 m

3. Jl. Tol Kampung Melayu-Bekasi (K. H. Noer Ali)

Memiliki saluran di dua sisi jalan

Jenis perkerasan aspal dengan lebar 40 m

4. Jl. Kolonel Sugiono Memiliki saluran di dua sisi jalan

Page 15: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-15

Laporan Antara

No Nama Jalan Rencana

Jenis perkerasan aspal dengan lebar 18 m

5 Jl. Basuki Rahmat Memiliki saluran di dua sisi jalan

Jenis perkerasan aspal dengan lebar 22 m

6 Jl. Soekanto Memiliki saluran di dua sisi jalan

Jenis perkerasan aspal dengan lebar 18 m

7 Jl. Pahlawan Revolusi Memiliki saluran di dua sisi jalan

Jenis perkerasan aspal dengan lebar 30 m

8 Jl Buaran Indah Memiliki saluran di dua sisi jalan

Jenis perkerasan aspal, 26 m

Sumber : Hasil Analisis.

Page 16: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-16

Laporan Antara

Page 17: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-17

Laporan Antara

Page 18: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-18

Laporan Antara

D. Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Duren Sawit

Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :

- Jejaring yang sudah ada

- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah

- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada

- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Duren

Sawit.

a. Drainse dan Pengendali Banjir

Drainase mempunyai fungsi sebagai saluran penampungan limpasan air hujan

dan penampungan limbah cair rumah tangga sehari-hari. Tingkat kebutuhan

akan saluran drainase ini sangat dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan baik

Page 19: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-19

Laporan Antara

eksisting maupun rencana, kondisi permukaan tanah dalam kaitannya dengan

daya serap air, kondisi hidrologis kawasan, dan lain sebagainya.

Dengan melihat kondisi di Kecamatan Duren Sawit, saluran drainase merupakan

kebutuhan yang cukup mendesak terutama di kawasan-kawasan pusat kegiatan

dan yang memiliki tingkat kepadatan tinggi, hal ini di karenakan beberapa

wilayah di Kecamatan Duren Sawit sering terjadi banjir genangan pada musim

hujan.

Perencanaan drainase di Kecamatan Duren Sawit sudah direncanakan secara

baik dengan adanya sistem drainase dan pengendalian bajir kecamatan. Yang

perlu diperhatikan adalah sistem teknis saluran drainase eksisting yang perlu di

perbaiki dan dimaskimalkan pemanfaatannya serta saluran drainase yang

menggunakan sungai.

Sistem drainase dan pengendalian bajir yang ada di Kecamatan Duren Sawit saat

ini antara lain:

1. Drainase Primer yaitu rencana Banjir Kanal Timur (Nedeco)

2. Drainase Sekunder yaitu Kali sunter, Kali buaran dan Kali Jati Kramat

Sedangkan untuk di masa yang akan datang, perlu diadakannya optimalisasi

pemanfaatan saluran drainase dengan pengerukan dan pelebaran saluran, serta

pencegahan pembuangan sampah di saluran drainase dengan adanya

pembuatan sistem drainase secara tertutup.

Pengendalian banjir di Kecamatan Duren Sawit difokuskan pada pembangunan/

normalisasi dari Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, Saluran Banjir Kanal

Timur. Pengendalian banjir di Kecamatan Makasar difokuskan pada

pembangunan/normalisasi dari Kali Sunter dan Kali Cipinang sebagai berikut:

Tabel 3.3 Rencana Pembangunan/Normalisasi Sungai

No. Nama Sungai Eksisting

(m) Rencana

(m)

1 Kali Sunter 10-15 40

2 Kali Buaran 10-15 40

3 Kali Jatikramat 10-15 40

4 Banjir Kanal Timur - 100 Sumber: Analisis

Page 20: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-20

Laporan Antara

b. Limbah

Sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Duren Sawit saat ini masih

menggunakan sistem on-site atau sistem setempat dengan mengadalkan

pemakaian septik-tank dan peresapan. Sistem system on-site (cubluk, septic

tank) pembuangan air limbah di Kecamatan Duren Sawit sampai tahun 2030

masih dipergunakan, namun secara bertahap diarahkan untuk penanganan yang

lebih baik.

Adapun arahan rencana penanganan air limbah di Kecamatan Duren Sawit

dijelaskan sebagai berikut :

Sistem Off-Site yaitu sistem pembuangan air limbah terpusat dan memerlukan

pengorganisasian. Terdapat 3 (tiga) komponen utama dalam pengembangan

sistem off-site yaitu sambungan rumah, tangki interceptor dan jaringan

utama. Sistem ini perlu disiapkan dan disosialisasikan terutama kepada pelaku

pembangunan di Kecamatan Duren Sawit yang membuat bangunan dalam

kapasitas besar (mall, hypermarket). Sistem Off-Site wajib dilengkapi dengan

IPAL komunal.

Untuk wilayah fasilitas umum seperti pasar, terminal maka dirahkan sistem

yang digunakan adalah sistem pembuangan secara komunal dengan sebutan

ponten.

Untuk pengembangan permukiman baru/perumahan maka penggunaan

septik-tank dan peresapan masih dapat dilakukan dengan memperhatikan

desain peresapan tertentu.

Berdasarkan perhitungan jumlah penduduk hingga Tahun 2030 dan daya

tampung wilayah terhadap penduduk, maka dapat diperkitakan banyaknya

limbah yang berasal dari domestik (rumah tangga) dan non domestik. Pekiraaan

volume timbulan air limbah yang dihasilkan di Kecamatan Duren Sawit adalah

26.362 liter/hari. Jumlah air kotor terbanyak ditimbulkan oleh Kelurahan Pondok

Kelapa yaitu sebanyak 9.751 liter/hari, sedangkan jumlah terkecil dihasilkan oleh

Kelurahan Pondok Bambu yaitu sebanyak 1.388 liter/hari. Namun asumsi ini

hanya berdasarkan jumlah penduduk perkelurahan dan belum memperhatikan

Page 21: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-21

Laporan Antara

pengaruh timbulan sampah dari pusat-pusat kegiatan yang ada. Untuk lebih

jelasnya lihat tabel dibawah ini.

Tabel 3.4 Timbulan Air Limbah Kecamatan Duren Sawit ahun 2030

Kelurahan Penduduk

( jiwa) Timbulan Air Limbah

(Lt/Hr)

Pondok Bambu 20,120 1,388

Duren Sawit 34,629 2,389

Pondok Kelapa 141,326 9,751

Pondok Kopi 44,938 3,101

Malaka Jaya 36,315 2,506

Malaka Sari 25,487 1,759

Klender 79,248 5,468

Jumlah 382,063 26,362 Ket : jumlah pendududk th 2030 (berdasarkan daya tampung) Dinas Kebersihan DKI : Asumsi Sludge 0,069 lt/org/hr

c. Listrik

Pada dasarnya seluruh kawasan telah terpenuhi kebutuhan listriknya. Selain

untuk konsumsi rumah tangga, listrik juga dipergunakan untuk penerangan jalan,

dibutuhkan oleh fasilitas sosial dan perdagangan. Rencana utilitas jaringan listrik

yang perlu diperhatikan adalah daya sambungan yang tersedia terutama di masa

yang akan datang untuk mengantisipasinya peningkatan permintaan terhadap

sambungan listrik.

Arahan pengembangan jaringan listrik di Kecamatan DUren Sawit ke depannya

adalah sebagai berikut:

Memperbaiki dan meningkatkan daya transmisi jaringan listrik yang sudah

ada.

Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-

kabel PLN dengan kabel isolasi

Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan fungsi lain serta

mempertimbangkan estetika linkungan.

Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan

Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.

Page 22: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-22

Laporan Antara

d. Rencana Jaringan Air Bersih

Seiring dengan perkembangan jaman yang menuntut tingkat keefisienan yang

tinggi dalam beraktifitas dan meningkatnya standar kualitas kesehatan, maka

saat ini Kecamatan Duren sawit sudah terlayani sistem perpipaan air bersih

secara sistematis dan optimal serta menjangkau seluruh kebutuhan warga

setempat, tetapi masih memiliki kualitas air yang masih rendah. Tidak dipungkiri

juga bahwa masih terdapat sebagian masyarakat Kecamatan Duren Sawit yang

belum terlayani sumber air bersih dari sistem perpipaan.

Untuk itu sebagai acuan ke depan dalam penyediaan air bersih, maka sistem

penyediaan air bersih ini dapat bertolak dari perkiraan kebutuhan air bersih baik

itu yang bersifat kebutuhan rumah tangga (domestik) maupun non domestik.

Dengan menggunakan standar baku kebutuhan air bersih, maka dapat diketahui

jumlah debit yang dibutuhkan hingga akhir tahun perencanaan maupun

berdasarkan daya tampung optimal. Dengan demikian, maka dapat dilakukan

persiapan pemenuhan kebutuhan air sejak dini. Kebutuhan air minum di

Kecamatan Duren Sawit sampai tahun 2030 adalah sebesar 66,861,025 lt/hari

untuk kebutuhan domestik non domestik. Kebutuhan tersebut salah satunya

dipenuhi oleh intalasi pengolahan air bersih yang terletak di Kelurahan Pondok

Kelapa.

Tabel 3.5 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Kec Duren Sawit Sampai Tahun 2030

No Kelurahan Perkiraan

Penduduk 2020 (jiwa)

Kebutuhan Air Bersih (Lt/hr)

1 Pondok Bambu 20,120 3,521,000

2 Duren Sawit 34,629 6,060,075

3 Pondok Kelapa 141,326 24,732,050

4 Pondok Kopi 44,938 7,864,150

5 Malaka Jaya 36,315 6,355,125

6 Malaka Sari 25,487 4,460,225

7 Klender 79,248 13,868,400

Jumlah 382,063 66,861,025 Sumber : Asumsi jumlah air bersih 175 liter/orang/hari (Pedoman Perencanaan DTK DKI)

Besarnya kebutuhan air bersih di Kecamatan Duren Sawit adalah sebesar

66.861.025 liter/hari. Jumlah kebutuhan terbanyak yaitu oleh Kelurahan Pondok

Page 23: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-23

Laporan Antara

Kelapa yaitu sebanyak 24.732.050 liter/hari, sedangkan jumlah kebutuhan

terkecil di Kelurahan Pondok Bambu yaitu sebanyak 3.521.000 liter/hari. Namun

asumsi ini hanya berdasarkan jumlah penduduk perkelurahan dan belum

memperhatikan pengaruh kebutuhan air bersih dari pusat-pusat kegiatan yang

ada.

Adapun Rencana jaringan pipa air bersih di Kecamatan Duren Sawit ini meliputi:

Jl. I Gusti Ngusti Ngurah Rai

Jl. Kol. Sugiono

Jl. Inspeksi Kali Malang

Jl. Pahlawan Revolusi

Jl. Raden Inten II

Jl Pd. Kelapa Raya

Rencana Jalan Arteri Sekunder (utara-selatan) di Kelurahan Duren Sawit

dan Klender.

e. Pengendalian Bencana

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Duren Sawit

direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan

kebakaran, yaitu berupa :

1. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.

2. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.

3. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air

baru pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.

4. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.

5. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga

mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.

3.5.2 Kecamatan Cakung

Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-

pusat kegiatan pembentuk ruang kecamatan Cakung hanya didasarkan kepada pusat

kegiatan premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang

Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut.

Page 24: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-24

Laporan Antara

Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Cakung antara lain adalah :

a. Kawasan Industri Pulo Gadung yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan

industri dan pergudangan

b. Kawasan industri yang terletak di jalan Cakung Drain dengan kegiatan industri dan

pergudangan.

c. Kawasan perdagangan dan perkantoran yang terletak di jalan Cakung-Cilincing

dengan kegiatan perdagangan, perkantoran dan jasa.

Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Cakung antara lain adalah :

a. Ramayana Trade Centre yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan

perdagangan

b. Pasar Cakung yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan perdagangan

c. Plaza Ujung Menteng yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan

perdagangan

d. Pusat perdagangan Ujung Menteng dengan kegiatan perdagangan

e. Kantor Walikota Jakarta Timur dengan kegiatan pusat pemerintah wilayah Jakarta

Timur.

f. Sentra Primer Baru Timut dengan kegiatan perdagangan dan jasa.

g. Perkampungan Industri Kecil dengan kegiatan industri dan perdagangan

Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Cakung antara lain adalah :

a. Pasar Klender dengan kegiatan perdagangan

b. Pasar Tradisional kelurahan penggilingan dengan kegiatan perdagangan

c. Ramayana swalayan yang terletak di jalan taman elok dengan kegiatan

perdagangan

d. Ruko taman modern yang terletak di jalan palem raya dengan kegiatan

perdagangan

e. Pasar Fajar Menteng yang terletak di jalan ujung menteng dengan kegiatan

perdagangan

f. Pasar Tradisional Kayu Tinggi dengan kegiatan perdagangan

Page 25: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-25

Laporan Antara

Tabel 3.6 Rencana Struktur Ruang di Kecamatan Cakung

No Lokasi Fungsi Keterangan Skala Analisa

1 Jl. Raya Bekasi

Industri dan pergudangan

Kawasan Industri Pulo Gadung

Internasional Karena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional.

2 Jl. Cakung Drain

Industri dan pergudangan

Kawasan industri Internasional Karena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional.

3 Jl. Cakung Cilincing

- Perdagangan - Perkantoran

dan Jasa

- Kawasan perdagangan

- Perkantoran dan jasa

Nasional Karena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional.

4 Jl. Raya Bekasi

Industri Kegiatan industri Propinsi Karena dilalui oleh jalan arteri primer yang menghubungkan antara wilayah administrasi DKI Jakarta dengan wilayah administrasi Kota Bekasi, dan merupakan sebagai jalur distribusi barang industri. Akan tetapi

Perdagangan Kegiatan perdagangan dan perkantoran dan jasa

propinsi Karena dilalui oleh jalan arteri primer, pembatasan perkembangan industri di

Page 26: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-26

Laporan Antara

No Lokasi Fungsi Keterangan Skala Analisa

Komersial Ramayana Trade Center

Propinsi kecamatan Cakung, sehingga wilayah kecamatan cakung yang cenderung berdekatan dengan wilayah kota bekasi di usulkan peruntukan lahannya untuk kegiatan perdagangan.

Komersial Pasar Cakung Propinsi

Komersial Plaza Ujung Menteng

Propinsi

Komersial Pusat Perdagangan Ujung Menteng

Propinsi

5 Jl. Walikota Jaktim

Pemerintahan Kantor Walikotamadya Jakarta Timur

Propinsi Merupakan pusat kegiatan pemerintahan di wilayah Kotamadya Jakarta Timur dan didukung dengan dilewatinya jalan arteri sekunder dan dekat dengan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Roud.

Perdagangan dan jasa

Sentra Primer Baru Timur

Popinsi Karena dilewati dengan jalan arteri sekunder dan dekat dengan jalan tol JORR, serta merupakan rencana yang terdapat dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010

6 Jl. Raya Penggilingan

Industri dan perdagangan

Perkampungan Industri Kecil

Kota karena merupakan rencana struktur ruang yang terdapat dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010.

7 Jl. I Gusti Ngurah Rai

Komersial Pasar klender Kelurahan Karena dilewati oleha jalan arteri sekunder, sehingga memudahkan masyarakat untuk menuju pasar klender dan keberadaan pasar klender tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di kelurahan Jatinegara maupun kelurahan klender untuk memenuhi kebutuhan akan pangan.

8 Jl. Raya Penggilingan

Komersial Pasar tradisional kel penggilingan

Kelurahan Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan.

9 Jl. Taman Komersial Ramayana Kelurahan Karena dilewati oleh

Page 27: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-27

Laporan Antara

No Lokasi Fungsi Keterangan Skala Analisa

Elok swalayan jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan.

10 Jl. Palem Raya

Komersial Ruko taman modern

Kelurahan Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan.

11 Jl. Ujung menteng

Komersial Pasar fajar menteng

Kelurahan Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan.

12 Jl. Balai Rakyat

Komersial Pasat tradisional kayu tinggi

Kelurahan Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan.

Sumber: Hasil Analisa dan Observasi lapangan

A. Rencana Jaringan Jalan

Rencana pembangunan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan. Sistem

jaringan jalan di wilayah Kecamatan Cakung sampai dengan tahun 2030

direncanakan sebagai berikut :

Jalan Tol

Jl. Cakung – Cilincing (Kelurahan Pulo Gebang, Cakung Barat, Cakung

Timur)

Jalan Arteri Primer

Page 28: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-28

Laporan Antara

- Jalan Bekasi Raya

- Jalan Raya Bekasi

- Jalan baru (dari Kanal Timur – Kel. Pegangsaan Dua Kecamatan

Kelapa Gading)

Jalan Arteri Sekunder

- Jalan baru (dari Perbatasan Kec. Cilincing – Jl. Raya Bekasi)

- Jl. Raya Bekasi – Jl. Sentra Primer Baru Timur

- Jalan Baru (Dari perbatasan Kec. Cilincing – perbatasan Jl. Raya

Bekasi)

- Jalan baru/sejajar Kanal Timur (dari perbatasan Kec. Cilincing –

berbatasan Kec. Duren Sawit)

- Jalan Baru (dari Arteri Primer Baru – Jl. Raya Bekasi.

- Jalan Baru (dari Kanal Timur – Jl. Arteri Sekunder Baru/sejajar Tol

Cacing)

- Jalan Baru (dari Kanal Timur sejajar Jl. Raya Bekasi – Kanal Timur

bagian selatan)

- Jl. Raya Penggilingan (dari Jl. Raya Bekasi – rel kereta api/stasiun

klender baru)

- Jl. Rute EE (dari jl. Raya Bekasi – Rel. Kereta api)

- Jl. Pulo Gadung (dari Jl. Raya Bekasi – Rel Kereta Api)

- Jl. Pulo Lio – Pulo Kambing

- Jl. Sentra Primer Baru Timur

- Jl. Sentra Primer Baru Timur – Jl. Bekasi Raya.

Jalan Kolektor Primer

- Jalan baru dalam areal Modern City

- Jalan baru (sejajar Tol Cacing di Kel. Cakung Timur)

- Jalan baru (sejajar Cakung Drain)

- Jalan Baru (Tol Cacing – Cakung Drain)

- Jalan baru (sejajar Kali Cakung – jalan baru arteri primer/Kel. Cakung

Barat)

Page 29: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-29

Laporan Antara

- Jalan baru (batas antara Kel. Rawa terate – Kec. Kelapa gading)

- Jalan baru (sejajar tegangan tinggi Kel. Rawa Terate – Kel.

Jatinegara)

- Jalan Baru (dari Jl. Rute EE – Rel kereta api)

- Jalan sejajar tegangan tinggi (dari Kanal Timur – PT JIEP)

- Jalan Baru (dari Tol Cacing – Jl. Penggilingan)

- Jalan Baru (Jl. Bekasi Raya – Tol Cacing)

- Jalan Baru (dari Jl. Pulo Gebang – Komp. Pulo Gebang)

B. Rencana Pelebaran Jalan

Seluruh wilayah Kecamatan Cakung direncakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini

dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah

Kecamatan Cakung dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di

Kecamatan Cakung cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan

beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat

mengatasi permasalahan lalu lintas.

Tabel 3.7 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Cakung

Nama Jalan Fungsi Jalan ROW Eksisting

(m) ROW Rencana

(m)

Jl. Sultan Hamengku Buwono IX Jl. Kolektor Primer 36 50

Jl. Tipar Cakung Jl. Kolektor Primer 8 20

Jl. DR. KRT. Radjiman Widyodiningrat

Jl. Kolektor Primer 25 26

Jl. Pulo Gebang Jl. Kolektor Primer 10 26

Jl. Seruni Jl. Kolektor Primer 27 35

Jl. Palem Raja Jl. Kolektor Primer 18 18

Jl. Palem Raya Jl. Kolektor Primer 30 34

Jl. Lingkar Luar Timur Jl. Arteri Sekunder 15 70

Jl. Penggilingan Jl. Kolektor Primer 11 36

Jl. Cakung Cilincing Barat Jl. Arteri Sekunder 10 15

Jl. Cakung Cilincing Timur Jl. Arteri Sekunder 10 15

Jl. Bekasi Raya Jl. Arteri Arteri Primer 16 50

Page 30: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-30

Laporan Antara

Nama Jalan Fungsi Jalan ROW Eksisting

(m) ROW Rencana

(m)

Jl. Sakura Jl. Kolektor Primer 21 26

Jl. DR. Sumarno Jl. Kolektor Primer 33 50

Jl. Palad Jl. Kolektor Primer 7 18

Jl. Menteng Niaga Jl. Kolektor Primer 20 25

Jl. Tambun rengas Jl. Kolektor Primer 10 20

Jl. Rorotan 2 Jl. Kolektor Primer 10 20

Jl. Tanah Malaka Bulak Jl. Kolektor Primer 8 15

Jl. Komarudin Jl. Kolektor Primer 8 18

Jl. Ujung Menteng Jl. Kolektor Primer 19 32

Jl. Kayu Tinggi Jl. Kolektor Primer 6 10

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta.

Page 31: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-31

Laporan Antara

Page 32: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-32

Laporan Antara

C. Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Cakung

Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :

Jejaring yang sudah ada

Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :

- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada

- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon

Jeruk yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih,

air limbah, telekomunikasi dan air limbah.

a. Persampahan

Produksi buangan sampah di Kecamatan Cakung sampai tahun 2030

diperhitungkan sebesar 2.806.989,69 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun

direncakan di masing-masing kelurahan sebanyak satu unit.

Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Cakung adalah sebagai

berikut:

Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan

sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik

(kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di

dalam insinerator

Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan

dilakukan dengan teknologi tepat guna

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan

penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)

Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat

masuk kelingkungan yang padat penduduk

Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.

Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang

tepi sungai.

Page 33: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-33

Laporan Antara

Tabel 3.8 Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Cakung

No Kelurahan Penduduk

(jiwa)

Asumsi Timbulan Sampah

(ltr/org/hari)

Timbulan Sampah (ltr/hari)

Timbulan Sampah

(m3/hari)

1 Jatinegara 11.933 2.67 31.861,11 31.86

2 Penggilingan 230.037 2.67 614.198,79 614.20

3 Pulo Gebang 55.931 2.67 149.335,77 149,34

4 Ujung Menteng 55.691 2.67 148.694,97 148,69

5 Cakung Timur 690.444 2.67 1.843.485,48 1.843,49

6 Cakung Barat 7009 2.67 18.714,03 18,71

7 Rawa Terate 262 2.67 699,54 0,70

Jumlah 1.051.307 2.806.989,69 2.806,99

Sumber : Hasil Analisis.

b. Drainse dan Pengendali Banjir

Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut :

Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan

sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan

terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)

Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan

sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan

penggelontor

Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat

penampungan air

Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan, Saluran

primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau

sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang

berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk

menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada

permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada

kawasan yang relatif kosong.

Page 34: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-34

Laporan Antara

Tabel 3.9

Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Cakung

Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m)

Kali Cakung 5-10 22

Kali Buaran 5-10 75

Kali Bekasi Tengah 5-7 20

Banjir Kanal Timur - 100 Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

c. Listrik

Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan

tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap

kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar

sistem jaringan listrik pada Kecamatan Cakung dapat berfungsi dengan baik

serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan

adalah, sebagai berikut :

Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada

Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada

Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-

kabel PLN dengan kabel isolasi

Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta

mempertimbangkan segi estetika lingkungan.

jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan.

Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.

d. Telekomunikasi

Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut:

Memperbaiki jaringan listrik yang ada

Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada

Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-

kabel PLN dengan kabel isolasi

Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta

mempertimbangkan segi estetika lingkungan

Page 35: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-35

Laporan Antara

Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk

keamanan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah

Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi

eksisting 2008 belum terlayani listrik

e. Rencana Jaringan Air Bersih

Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Cakung adalah

sebesar 183.978.725 lt/hari. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini.

Tabel 3.10 Jumlah Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Cakung

No Kelurahan Penduduk

(jiwa)

Asumsi Kebutuhan Air Bersih

(ltr/org/hari)

Kebutuhan Air Bersih (ltr/hari)

Kebutuhan Air Bersih

(m3/hari)

1 Jatinegara 11.933 175 2.088.275 2.088,28

2 Penggilingan 230.037 175 40.256.475 40.256,48

3 Pulo Gebang 55.931 175 9.787.925 9.787,93

4 Ujung Menteng 55.691 175 9.745.925 9.745,93

5 Cakung Timur 690.444 175 120.827.700 120.827,70

6 Cakung Barat 7009 175 1.226.575 1.226,58

7 Rawa Terate 262 175 45.850 45,85

Jumlah 1.051.307 183.978.725 183.978,73

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

f. Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di

Kecamatan Cakung ialah sebesar 24.947,19 liter per hari. Rencana sistem

pembuangan air limbah di Kecamatan Cakung ialah sistem on-site (cubluk,

septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung

dan Kali Krukut.

Tabel 3.11

Jumlah Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Cakung

No Kelurahan Penduduk

(jiwa) Asumsi Sludge (ltr/org/hari)

Timbulan Sludge

(ltr/hari)

Timbulan Sludge

(m3/hari)

1 Jatinegara 11.933 0.069 823,38 0.82

2 Penggilingan 230.037 0.069 15.872,55 15.87

3 Pulo Gebang 55.931 0.069 3.859,24 3.86

4 Ujung Menteng 55.691 0.069 3.842,68 3.84

5 Cakung Timur 690.444 0.069 47,64 0.05

Page 36: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-36

Laporan Antara

No Kelurahan Penduduk

(jiwa) Asumsi Sludge (ltr/org/hari)

Timbulan Sludge

(ltr/hari)

Timbulan Sludge

(m3/hari)

6 Cakung Barat 7009 0.069 483,62 0.48

7 Rawa Terate 262 0.069 18,08 0.02

Jumlah 1.051.307 24.947,19 24.95

Sumber : Hasil Perhitungan

3.5.3 Kecamatan Jatinegara

Berikut merupakan rencana pusat-pusat kegiatan yang membentuk struktur ruang

Kecamatan Jatinegara :

1. Pusat Kegiatan Nasional

a. Sebagai Pusat Pemerintahan

Kantor Otorita Batam

Kantor Kementerian Lingkungan Hidup

Kantor PAM

Kantor Dipenda DKI Jakarta Wilayah Jakarta Timur

Kantor Dinas PU bagian jalan wilayah Jakarta Timur

b. Sebagai Pusat Pendidikan

Universitas Mpu Tantular

Sekolah Tinggi Management Transportasi Trisakti

Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan

c. Sebagai Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa

Indomobil

Nissan

Hutama Karya

Indra Karya

Waskita Karya

Bida Karya

Perum Perumnas

2. Pusat Kegiatan Propinsi

a. Pusat Kegiatan Perdagangan

Pasar Regional Jatinegara

Page 37: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-37

Laporan Antara

b. Pusat Kegiatan Kesehatan

Rumah Sakit Mitra Keluarga Internasional

c. Pusat Kegiatan Pemerintahan

Kantor Dinas Teknik Pemda

d. Pusat Kegiatan Transportasi

Stasiun Jatinegara

3. Pusat Kegiatan Kota

a. LP Cipinang

b. Sebagai Pusat Transportasi

Terminal Kampung Melayu

c. Sebagai Pusat Pemerintahan

Kantor Kejaksaan Negeri Jakarta Timur

d. Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa

PT. Essenza Indonesia

e. Pusat pendidikan

Sekolah St. Antonius (SD, SLTP, SLTA)

4. Pusat Kegiatan Kecamatan

a. Pusat Kegiatan Perdagangan

Pasar Tradisional Kelurahan Bidara Cina

5. Pusat Kegiatan Kelurahan

a. Pusat kegiatan Perdagangan

Pasar Tradisional Kelurahan Cipinang Besar Utara

b. Pusat Kegiatan Perdagangan

Pasar Tradisional Kelurahan Cipinang Muara

c. Pusat kegiatan Perdagangan

Pasar Inpres Ciplak Kelurahan Cipinang Muara

Page 38: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-38

Laporan Antara

A. Rencana Jaringan Jalan

Rencana pembangunan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan. Sistem

jaringan jalan di wilayah Kecamatan Jatinegara sampai dengan tahun 2030

direncanakan sebagai berikut :

a. Jalan Arteri Sekunder

Rencana jalan baru di samping saluran Banjir Kanal Timur.

b. Jalan Kolektor Primer

- Pembangunan jalan kolektor primer di Kelurahan Kampung Melayu.

- Pembangunan jalan kolektor primer di Kelurahan Bidara Cina

- Pembanguanan jalan kolektor primer di Jalan Bekasi Timur 4 Kelurahan

Cipinang Besar Utara

- Rencana jalan lanjutan Jalan Cipinang Jaya sampai Jalan Kebon Nanas – Jalan

Panca Warga

- Jalan Kebon Nanas

- Jalan Cakra Wijaya I

- Jalan Koran

- Jalan Majalah

- Jalan Cipinang Indah I

- Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang

- Jalan Cawang Baru Tengah

- Jalan Biru Laut

- Rencana jalan dari Jalan Cipinang Swadaya sampai Jalan Basuki Rahmat.

- Rencana jalan lanjutan Jalan Prumpung Timur – Jalan Basuki Rahmat

- Jalan Cipinang Jaya

- Jalan Cipinang Elok II

- Jalan Cipinang Muara

- Jalan Cipinang Besar.

B. Rencana Pelebaran Jalan

Seluruh wilayah Kecamatan Jatinegara direncanakan akan terlayani jaringan jalan,

hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk

wilayah Kecamatan Jatinegara dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan

Page 39: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-39

Laporan Antara

jalan di Kecamatan Jatinegara cukup melayani seluruh masyarakat, namun

diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga

diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 5.8 menunjukan

rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Jatinegara

Tabel 3.12 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Jatinegara

Nama Jalan Fungsi Jalan ROW

Eksisting (m)

ROW Rencana (m)

Jl. Matraman Raya Jl. Arteri Sekunder 30 50

Jl. Jatinegara Barat Jl. Arteri Sekunder 20 31

Jl. Jatinegara Timur Jl. Arteri Sekunder 30 52

Jl. Otto Iskandardinata Jl. Arteri Sekunder 26 56

Jl. Kp. Melayu Jl. Arteri Sekunder 30 36

Jl. Jendral Basuki Rahmat Jl. Arteri Sekunder 34 41

Jl. Jendral D.I Panjaitan Jl. Arteri Primer 35 100

Jl. Kali Malang Jl. Arteri Primer 10 26

Jl. Bekasi Barat Raya Jl. Arteri Primer 17 40

Jl. Bekasi Timur Raya Jl. Arteri Primer 20 42

Jl. Kebon Nanas Jl. Kolektor Primer 5 17

Jl. Cipinang Jaya Jl. Kolektor Primer 6 12

Sumber : RTRW DKI Jakarta.

Page 40: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-40

Laporan Antara

C. Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Jatinegara

Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal – hal berikut :

- Jejaring yang sudah ada

- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :

- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada

- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

a. Air Bersih

Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Jatinegara

adalah sebesar 52.603.950 lt/hari. Rencana jaringan pipa air minum di

Kecamatan Jatinegara sampai dengan tahun 2030 melewati Jalan Matraman

Raya, Jalan Bekasi Barat Raya, Jalan Bekasi Timur Raya, Jalan. I Gusti Ngurah

Rai, Jalan Cipinang Jaya, Jalan Kampung Melayu Besar, Jalan D.I Panjaitan, Jalan

Page 41: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-41

Laporan Antara

MT Haryono, Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Jatinegara Barat, dan Jalan

Jatinegara Timur.

b. Drainase

Sistem tata air di wilayah Kecamatan Jatinegara berupa sistem jaringan

drainase dan pengendali banjir. Masalah genangan dan banjir berkaitan dengan

kondisi berikut:

- Lahan yang relatif datar,

- Kurang berfungsinya saluran yang ada akibat tertimbun sampah atau kurang

terpelihara,

- Kepadatan penduduk dan kegiatan yang tinggi sehingga saluran yang ada

sudah ada tidak memadai

- Kondisi geografi kecamatan Jatinegara di beberapa tempat yang rendah.

Sistem jaringan drainase di Kecamatan Jatinegara sampai dengan Tahun 2030

direncanakan sebagai berikut :

1. Drainase Primer

- Jalan Bekasi Barat Raya

- Jalan Bekasi Timur Raya

- Jalan I Gusti Ngurah Rai

- Jalan Basuki Rahmat

- Jalan Otto Iskandar Dinata

- Jalan Jatinegara Barat

2. Drainase Sekunder

- Jalan Cipinang Jaya

- Jalan Otista 3

Sedangkan pengendalian banjir di Kecamatan Jatinegara sampai dengan Tahun

2030 di fokuskan pada pembangunan/ normalisasi :

- Kali Cipinang

- Saluran Banjir Kanal Timur

- Kali Sunter

- Kali Ciliwung.

Page 42: Bab III Gambaran Bkt

Perencanaan Ducting Terpadu di BKT

3-42

Laporan Antara

Sistem jaringan drainase di Kecamatan Jatinegara sudah cukup baik. Hal ini

terbukti dengan adanya beberapa kali yang terdapat di Kecamatan Jatinegara,

yaitu Kali Ciliwung, Kali Cipinang, dan Kali Sunter, serta rencana pembangunan

Banjir Kanal Timur. Dan untuk sistem drainase di Kecamatan Jatinegara

terdapat rencana pelebaran Kali di Kecamatan Jatinegara, yaitu :

Tabel 3.13 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Jatinegara

Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m)

Kali Ciliwung 10-15 10

Kali Cipinang 5-7 10

Kali Sunter 10-15 40

Banjir Kanal Timur - 100 Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

c. Limbah

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di

Kecamatan Jatinegara ialah sebesar 20.740,99 liter per hari. Rencana sistem

pembuangan air limbah di Kecamatan Jatinegara ialah sistem on – site (cubluk,

septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung

dan Kali Krukut.

d. Listrik

Arahan pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Jatinegara adalah :

1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada

2. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada

3. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-

kabel PLN dengan kabel isolasi

4. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta

mempertimbangkan segi estetika lingkungan

5. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk

keamanan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah

Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi

eksisting 2008 belum terlayani listrik.