19
42 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Probolinggo Kabupaten probolinggo merupakan sebutan dari “Prabu Linggih” yang artinya tempat persinggahan sang prabu sebagai tamu agung. Dimana pada waktu kekuasaan kerajaan Majapahit, Raja Hayam Wuruk berkenan berkeliling negara dan terpesona dengan tempat yang disinggahi ini. Taman dan darma pasogatan yang elok permai menyebabkan sang Raja terlena dan kerasan. Sejak Tahun 2011 pusat Pemerintahan Probolinggo sudah pindah ke Kecamatan Kraksaan seperti Gedung DPRD, Gedung Polres Probolinggo, Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, KPU, Sekretariat Daerah, dan instansi kedinasan. Sehingga melalui Peraturan Pemerintah Nomor 02 tahun 2010 tepat pada tanggal 5 Januari 2010 kecamatan Kraksaan sudah menjadi ibukota Kabupaten Probolinggo dan merupakan salah satu kabupaten provinsi Jawa Timur yang terletak dibagian utara. 3.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Probolinggo terlatak pada posisi 112’50’ – 113’30’ Bujur Timur (BT) dan 7’40’ – 8’10’ Lintang Selatan (LS) yang mempunyai luas wilayah mencapai 1.696,16 km 2 .

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

42

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Probolinggo

Kabupaten probolinggo merupakan sebutan dari “Prabu Linggih” yang

artinya tempat persinggahan sang prabu sebagai tamu agung. Dimana pada waktu

kekuasaan kerajaan Majapahit, Raja Hayam Wuruk berkenan berkeliling negara

dan terpesona dengan tempat yang disinggahi ini. Taman dan darma pasogatan yang

elok permai menyebabkan sang Raja terlena dan kerasan.

Sejak Tahun 2011 pusat Pemerintahan Probolinggo sudah pindah ke

Kecamatan Kraksaan seperti Gedung DPRD, Gedung Polres Probolinggo,

Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, KPU, Sekretariat Daerah, dan instansi

kedinasan. Sehingga melalui Peraturan Pemerintah Nomor 02 tahun 2010 tepat

pada tanggal 5 Januari 2010 kecamatan Kraksaan sudah menjadi ibukota Kabupaten

Probolinggo dan merupakan salah satu kabupaten provinsi Jawa Timur yang

terletak dibagian utara.

3.1.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Probolinggo terlatak pada posisi 112’50’ – 113’30’ Bujur Timur

(BT) dan 7’40’ – 8’10’ Lintang Selatan (LS) yang mempunyai luas wilayah

mencapai 1.696,16 km2.

Page 2: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

43

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Probolinggo

Sumber : Bappeda Kabupaten Probolinggo

Sementara itu kabupaten Probolinggo mempunyai kondisi geografis yang

terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng gunung pada bagian tengah dan

dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan

lahan yang berbeda. yang terdiri dari 24 kecamatan 325 desa dan 5 kelurahan. Batas

kabupaten Probolinggo di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Selat Madura,

sebelah Timur berbatasan dengan kabupaten Situbondo, sebelah Selatan kabupaten

Lumajang dan kabupaten Jember dan sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten

Pasuruan.

3.1.2 Kondisi Topografi

Kabupaten probolinggo merupakan suatu wilayah yang memiliki

keragaman toprogafi. Dilihat dari topografinya Kabupaten Probolinggo terletak

diantara lereng gunung-gunung yang membujur dari Barat ke Timur, yaitu Gunung

Semeru, Gunung Argopuro, Gunung Tengger dan Gunung Lamongan.. Kabupaten

Page 3: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

44

Probolinggo terletak pada ketinggian 0 hingga > 2500 m di atas permukaan laut

(dpl. Berikut adalah peta topografi Kabupaten Probolinggo.

Tabel 3.1 Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah

No Kemiringan Luas Kawasan (Ha) Persen (%)

1 0-2 % 40.070,55 28,34

2 2-5 % 41.721,36 24,59

3 15-40 % 20.968,52 12,36

4 >40 % 58.856,22 34,69

Jumlah 169.616,65 100

Table 3.1 Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo

Dari tabel 3.1 terlihat bahwa Kabupaten Probolinggo dibagi menjadi 4

wilayah lereng. Daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih dari 40 %

cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha (34,69%) dari seluruh luas daerah

Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan tanah >

40 % tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha

(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah

Kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0-2500 m di atas permukaan laut,

tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal

dari ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah

liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750- 2500 m di atas

permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150-

750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan

yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-

buahan seperti durian, alpukat dan buah lainnya. Contoh di Kecamatan Tiris dan

Kecamatan Krucil.

Page 4: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

45

3.1.3 Kondisi Demografi

Sebuah Parameter jumlah penduduk digunakan bahwa semakin tinggi

jumlah penduduk maka semakin rentan terhadap bencana. Serta, parameter tingkat

pendidikan digunakan dengan asumsi bahwa semakin tinggi jumlah penduduk yang

memiliki pendidikan SD maka semakin rentan terhadap bencana.

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2016

No Kecamatan Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah

Penduduk (jiwa)

1 Sukapura 10.176 10.412 20.588

2 Sumber 12.996 13.348 26.344

3 Kuripan 15.385 16.259 31.644

4 Bantaran 21.486 22.711 44.197

5 Leces 29.894 30.389 60.283

6 Tegalsiwalan 18.152 19.204 37.356

7 Banyuanyar 27.914 29.000 56.914

8 Tiris 36.617 36.335 72.952

9 Krucil 30.502 29.763 60.265

10 Gading 27.167 27.456 54.623

11 Pakuniran 22.664 23.346 46.010

12 Kotaanyar 18.776 19.521 38.297

13 Paiton 34.343 34.236 68.579

14 Besuk 24.533 25.801 50.334

15 Kraksaan 34.692 35.233 69.925

16 Krejengan 20.467 20.987 47.454

17 Pajarakan 17.151 17.494 34.645

18 Maron 33.403 34.314 67.717

19 Gending 21.306 21.707 43.013

20 Dringu 27.340 27.311 54.651

21 Wonomerto 22.551 23.255 45.806

22 Lumbang 15.920 16.581 32.501

23 Tongas 33.967 35.047 69.014

Page 5: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

46

No Kecamatan Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah

Penduduk (jiwa)

24 Sumberasih 32.154 32.518 64.672

Jumlah 589.556 602.228 1.191.784

Sumber : BPS Kabupaten Probolinggo, 2016

Hasil dari tabel 3.3 registrasi penduduk Kabupaten Probolinggo, jumlah

penduduk tahun 2016 tercatat 1.191.784 jiwa. Jumlah penduduk yang paling

banyak terdapat di Kecamatan Tiris yaitu 72.952 jiwa, sedangkan yang paling

sedikit yaitu Kecamatan Sukapura sebanyak 20.588 jiwa. Laju pertumbuhan

penduduk di Kabupaten Probolinggo sebesar 0,73 persen. Pertumbuhan terbesar di

Kecamatan Kraksaan 0,95 persen, dan Pertumbuhan terlecil di Kecamatan

Sokapura 0,43 persen. Kepadatan penduduk Kabupaten Probolinggo 665 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Sumberasih mencapai 2.032 jiwa/km2,

disusul Kecamatan Kraksaan 1.802 jiwa/km2, Kecamatan Dringu 1.678 jiwa/km2,

sedangkan kecamatan lainnya kepadatan penduduknya < 450 jiwa/km2.

3.1.4 Kondisi Geologi

Kabupaten Probolinggo terdiri dari dataran rendah pada bagian utara,

lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan di dataran tinggi pada bagian selatan,

dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda. Yang

merupakan wilayah formasi volkan atau batuan gunungapi batuan sedimen, dan

batuan intrusif. (Vulkanik/ ekstrusif) yang tersusun dari aliran lava dan material

piroklastik.

Page 6: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

47

Gambar 3.3 Peta Geologi Kabupaten Probolinggo

Sumber: ESDM, 1998 lembar Jawa Timur

Kabupaten Probolinggo juga memiliki wilayah zona terendah hingga

tertinggi. Zona tersebut pengaruh dari 3 lempeng di Indonesia (pertemuan simpang

tiga (triple junction)) membentuk dataran-dataran tersebut. Terdapat di wilayah

TNBTS (Bromo-Tengger Semeru) pengaruh lipatan lempeng sangat tinggi,

terbentuk jejeran gunung dan bukit-bukit yang mengikutinya. Salah satunya ialah

Gunung Bromo merupakan dari jajaran gunungapi aktif tersebut yang terletak di

dalam kaldera Tengger, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Lokasi antara

Gunung Bromo dan Semeru terdapat bukit-bukit kecil, sama seperti Gunung

Argopuro yang memanjang. Dataran tinggi yang wilayah Probolinggo terbentuk

dari lipatan.

Page 7: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

48

3.1.5 Kondisi Klimatologi

Kabupaten Probolinggo berada di sekitar garis khatulistiwa. daerah ini

mempunyai perubahan musim dua jenis setiap tahun, yaitu musim kemarau dan

musim penghujan. Musim kemarau terjadi sekitar bulan Juli hingga bulan Oktober

dengan rata-rata curah hujan + 29,5 mm per hari hujan. Sedangkan pada musim

penghujan, terjadi antara bulan November hingga bulan Juli dengan rata-rata curah

hujan + 229 mm per hari hujan.1 Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan

Desember sampai dengan bulan Maret dengan rata-rata curah hujan + 360 mm per

hari hujan. Diantara dua musim tersebut terdapat musim pancaroba yang biasanya

ditandai dengan tiupan angin kering yang cukup kencang yang berhembus dari arah

tenggara ke barat laut biasa disebut Angin Gending.

3.2 Sejarah Kejadian Bencana Kabupaten Probolinggo

Bencana yang terjadi di Kabupaten Probolinggo sangat dipengaruhi oleh

kondisi geografis dan fisiologi wilayah, serta oleh aspek pemanfaatan ruang,

jaringan infratruktur, sumber daya manusia, masyarakat, dan tatanan pemerintahan.

Berdasarkan data DIBI-BNPB tahun 2018, pada periode 10 tahun terakhir (tahun

2008-2017) Kejadian bencana di Kabupaten Probolinggo disajikan pada Tabel

berikut.

1 BPS Dinas Pengairan Kabupaten Probolinggo tahun 2017

Page 8: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

49

Tabel 3.3 Kejadian Bencana Alam di Kabupaten Probolinggo dan Dampak

Kerugiannya (Periode 2008-2017)

Jenis bencana Jumlah

Korban (jiwa)

Meninggal

& Hilang

Luka-

luka

Menderita &

Mengungsi

Banjir 27 5 4 5.430

Tanah Longsor 7 2 4 20

Angin Puting Beliung 20 1 1 360

Kekeringan 1 - - 104.344

Kebakaran Hutan &

Lahan 2 - - -

Letusan Gunungapi 1 - - -

Jumlah 58 8 9 110.154

Sumber : DIBI – BNPB, 2018

Berdasarkan Tabel 3.2 diatas tersebut diketahui bahwa terdapat 6 jenis bencana

yang pernah terjadi di Kabupaten Probolinggo, dengan total 58 kejadian. Dari jumlah

kejadian bencana tersebut, bencana alam Kabupaten Probolinggo sangat berpotensi

terhadap bencana letusan gunungapi, banjir, kekeringan, gelombang pasang dan abrasi,

gempabumi dan tanah longsor. Daerah yang berpotensi bencana di Kabupaten

Probolinggo ialah daerah yang nyaman untuk bermukim dan beraktifitas. sedangkan

daerah berpotensi erupsi gunungapi di sekitar gunungapi biasanya berhawa sejuk, subur,

dan memiliki pemandangan indah. Daerah berpotensi tanah longsor biasanya dekat

dengan gunungapi yang berhawa sejuk dan memiliki pemandangan indah. Daerah

berpotensi gelombang pasang dan abrasi yaitu wilayah pesisir biasanya memiliki

pemandangan indah dan menawarkan pekerjaan (nelayan). Kondisi tersebut yang

menyebabkan masyarakat beraktifitas dan bermukim di daerah yang berpotensi bencana

Page 9: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

50

tersebut. Agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan bencana perlu dilakukan

upaya pengurangan risiko bencana.

Gambar 3.4 Grafik Trend Kejadian Bencana Alam 10 tahun terakhir Kabupaten

Probolinggo

Sumber : Diolah dari DIBI – BNPB, 2018

3.2.1 Visi dan Misi Kabupaten Probolinggo

Visi Kabupaten Probolinggo

Visi dari Kabupaten Probolinggo dalam periode 2013-2018 yaitu

“Terwujudnya Kabupaten Probolinggo Yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri,

Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia.” Sehingga seluruh OPD di

Kabupaten Probolinggo wajib melaksanakan dengan optimal Bersama-sama demi

mewujudkan masyarakat Kabupaten Probolinggo Yang Sejahtera, Berkeadilan,

Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia.

Misi Kabupaten Probolinggo

Sesuai dengan visi dari Kabupaten Probolinggo yang telah dijelaskan

sebelumnya bahwa upaya dalam mewujudkan visi, terdapat beberapa misi

Kabupaten Probolinggo sebagai berikut:

1) Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan Daya Saing

2) Daerah, Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Kerakyatan, dan Optimalisasi

3) Pengelolaan Sumber Daya Yang Berkelanjutan

Page 10: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

51

4) Mewujudkan Masyarakat Yang Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan

5) Kualitas Pelaksanaan Otonomi Daerah Dalam Penyelenggaraan

6) Kepemerintahan Yang Baik dan Bersih

3.3 Gambaran Umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Probolinggo

3.3.1 Tugas Pokok Dan Fungsi

Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 09 Tahun 2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten

Probolinggo mempunyai Tugas Pokok dan Tugas Fungsi sebagai berikut:

Tugas Pokok: Membantu Kepala Daerah dalam merumuskan dan

menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi

dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien serta pengkoordinasian

pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan

menyeluruh

Tugas BPBD, antara lain:

1) Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi

serta rekonstruksi secara adil dan setara ;

2) Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan

bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan ;

3) Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana ;

4) Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana ;

Page 11: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

52

5) Melaporkan penyelenggaraan, penanggulangan bencana kepada Kepala

Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana ;

6) Mengendalikan pengumpulan serta penyaluran uang dan barang yang terkait

dengan bencana;

7) Mempertanggungjawabkan terhadap penggunaan anggaran yang diterima

sesuai dengan ketentuan ;

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Fungsi BPBD :

1) Perumusan serta penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien ;

2) Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu dan menyeluruh.

3.3.2 Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Probolinggo

Personel

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo baru

dibentuk setelah terjadinya bencana erupsi Gunung Bromo pada tanggal 23

November 2010, terjadinya bencana tersebut menyebabkan dampak berupa

kerugian materi khususnya masyarakat di sekitar Lereng Gunung Bromo. Sejalan

dengan itu mengacu berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2010 tentang

tugas dan fungsi BPBD Kabupaten Probolinggo Susunan Organisasi BPBD.

Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri dari :

Page 12: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

53

1) Kepala Pelaksana

2) Sekretaris

3) Bidang Penjegahan dan Kesiapsiagaan

4) Bidang Kedaruratan dan Logistik

a) Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB)

b) Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB)

5) Bidang Rehabilitasi dan Rekuntruks

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Probolinggo

Sumber: BPBD Kabupaten Probolinggo

Jumlah Personal pada BPBD Kabupaten Probolinggo terdapat 64 jumlah

pegawai dengan rincian 26 ASN, 8 Non ASN, 1 Tenaga Akuntansi, 14 Personil

Pusdalops PB dan 15 Personil TRC PB. Berikut Jumlah pegawai Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo:

Page 13: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

54

Tabel 3.4 Jumlah Pegawai Badan Penanggulan Bencana Daerah Kabupaten

Probolinggo

No. Jenjang Pendidikan 2018

1. Pegawai Negeri Sipil

- SMA

- D3

- S1

- S2

4

2

14

6

2. Tenaga Honorer

- SMA

- D3

- S1

-

-

8

3. Tenaga Akuntansi

- D4

1

4. Personil Pusdalops dan TRC PB

- SMA

- D3

- S1

24

-

5

Jumlah 64

Sumber: Data Kepegawaian BPBD, 2018

3.3.2.1 Logistik dan Perlengkapan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Probolinggo yang

beralokasi di Jl. Raya Soekarno – Hatta No.27 Kota Probolinggo mempunyai

Peralatan Mobilisasi,Peralatan Teknologi dan Informasi dan Logistik.

a) Peralatan mobilisasi merupakan peralatan yang dapat dimanfaatkan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana terutama dalam proses akomodasi

dan transportasi. Berikut peralatan mobilisasi yang mendukung:

Page 14: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

55

Tabel 3.5 Peralatan Mobilisasi

Jenis Peralatan Jumlah

Ranger 1

Trail 4

Truck Dapur Lapangan 1

Truck Tangki Air 5

Truck Serbaguna 1

Mobil APV 1

Mobil Pick Up 1

Perahu Karet Bermesin 2

Perahu Karet Tanpa Mesin 5

Perahu Fibreglass 5

Sumber: BPBD Kabupaten Probolinggo, 2018

b) Peralatan Teknologi dan Informasi merupakan peralatan pendukung sistem

komunikasi, himpun data dan publikasi informasi dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana. Berikut rincian peralatan informasi yang

dimanfaatkan dalam kelancaran penyelenggaraan penanggulangan bencana

yaitu:

Tabel 3.6 Peralatan Teknologi dan Informasi

Jenis Peralatan Jumlah

Server 3

PC 9

Printer 3

Kamera 5

Monopod 1

Global Positioning System/ GPS 5

Page 15: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

56

Layar Pantau 4

HT 15

Modem Internet 3

Papan Data 2

Telpon/HP 2

Fax 2

Radio HV Complet 1

Radio VHF Complete 7

Megaphone 3

Soundsystem 1

LCD 3

TV Wall 1

Handycam 2

Sumber: BPBD Kabupaten Probolinggo, 2018

c) Logistik merupakan persedian perlengkapan yang dibutuhkan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Tabel 3.7 Logistik

Jenis Peralatan Jumlah

Tenda Regu 50

Tenda Keluarga 100

Tenda Pengungsi 3

Selimut 450

Kidsware 80

Masker 13.487

Velbed 10

Sumber: BPBD Kabupaten Probolinggo, 2018

Page 16: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

57

3.3.3 Visi dan Misi BPBD

Dalam hal pencapaian wujud cita dan citra oleh instansi pemerintahan,

BPBD mempunyai visi dan misi yang merupakan suatu gambaran tentang kondisi

pada masa yang akan datang. Kehidupan setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh

perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh karena itu visi dan misi dari

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo.

VISI: “Menuju Kabupaten Probolinggo Tanggguh Bencana”.

Yang mempunyai makna yang terkandung di dalamnya, yaitu merupakan

makna upaya dan peran BPBD dalam mewujudkan Penanggulangan Bencana

mengambil langkah secara cepat, tepat, efisien dan efektif, terpadu dan akuntabel

dalam mengatasi bencana daerah dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan

perlindungan kepada korban bencana.

MISI:

Misi adalah upaya yang dilakukan untuk mewujudkan dari visi yang

berfungsi sebagai tindakan nyata bagi komponen penyelenggara. Adapu misi dari

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo sebagai berikut:

1) Meningkatkan peran aktif Masyarakat dan Terbentuknya Forum Pengurangan

Risiko Bencana (FPRB)

2) Meningkatkan Kesiapsiagaan terhadap Peringatan Dini dan Pengurangan Risiko

Bencana (Mitigasi)

3) Meningkatkan Profesionalisme Tim Reaksi Cepat/TRC Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dan Penguatan Kelembagaan Pusdalops Badan

Penanggulangan Bencana Daerah.

Page 17: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

58

4) Meningkatkan Kesiapsiagaan terhadap Peringatan Dini dan Pengurangan Risiko

Bencana (Mitigasi).

3.3.4 Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah penjabaran dari misi dan yang merupakan hasil akhir dalam

kurun waktu 5 tahun ke depan. Sedangkan sasaran adalah penjabaran dari tujuan

yang ingin dicapai setiap tahunnya dam kurun waktu 5 tahun. Tujuan dan sasaran

yang ditetapkan pada misi BPBD Kabupaten Probolinggo yaitu:

1) Meningkatkan kesiapsiagaan terhadap peringatan dini dan Pengurangan Risiko

Bencana (Mitigasi). Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat

diukur dengan indikator sebaagi berikut:

a) Prosentase papan posko bencana dalam lima tahunnya

b) Prosentase penyebaran informasi daerah risiko bencana

c) Prosentasi rapat Koordinasi terkait antisipasi bencana

d) Prosentasi bintek peringatan dini dan pengurangan risiko bencana

e) Prosentasi pemetaan kawasan risiko bencana

2) Meningkatkan peran aktif masyarakat dan terbentuknya forum pengurangan

risiko bencana (FPRB). Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat

diukur dengan indikator sebaagi berikut:

a) Prosentasi kualifikasi desa tangguh bencana dibanding Desa Rawan Bencana

dalam lima tahunnya

b) Prosentasi aktivasi masyarakat dalam Rehabilitasi dan Rekontruksi berbasis

masyarakat (Bakti Desa dan Swadaya Masyarakat)

c) Terbentuknya SK Bupati forum pengurangan Risiko Bencana (FPRB) pada

Kabupaten Probolinggo

Page 18: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

59

3) Meningkatnya profesionalisme tim reaksi cepat/ TRC PB dan penguatan

kelembagaan Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana

a) Penanganan fast respon oleh TRC PB ketika terjadi bencana di Kabupaten

Probolinggo.

b) Prosentasi pengadaan peralatan TRC yang dibutuhkan dalam lima tahunnya.

c) Terbentuknya peraturan Bupati terkait Pusat pengendalian operasi

penanggulangan Bencana (PUSDALOPS-PB)

4) Penanganan Rehabilitasi dan Rekontruksi Pasca Bencana

a) Prosentasi kembalinya fungsi sarana dan prasarana yang terdampak bencana

b) Prosentasi peningkatan pemulihan social ekonomi masyarakat pasca bencana

3.3.5 Strategi dan Kebijakan

Strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang mau

dicapai,, dirancang secara konseptual, analitis, realitis, rasional, dan komprehensip.

Kebijakan adalah arah/tindakan yang ditetapkan oleh instansi pemerintah untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan. Kebijakan oleh BPBD Kabupaten Probolinggo

yaitu:

1) Kebijakan untuk mencapai tujuan meningkatnya partisipasi SKPD terkait dalam

Proses perencanaan penanggulangan bencana adalah:

a. Melaksanakan tahapan perencanaan penanggulangan bencana sesuai dengan

aturan yang berlaku

b. Melibatkan seluruh dinas instansi terkait dalam penanggulangan bencana

dalam melaksanakan tahapan perencanaan penanggulangan bencana secara

terpadu

Page 19: BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/59780/4/BAB III PERPUS.pdf(20,35%) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%). Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak

60

c. Meningkatkan koordinasi dengan seluruh SKPD dalam menyusun perencanaan

dan evaluasi atas hasil pelaksanaannya

d. Mengembangkan sistem informasi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan

evaluasi penanggulangan bencana

2) Kebijakan untuk mencapai tujuan meningkatnya kualitas dokumen perencanaan

penanggulangan bencana:

a. Melakukan pengkajian yang mendalam pada seluruh bidang kewenangan,

terutama bidang penanggulangan Bencana yang terdapat dalam RPJMD

Kabupaten Probolinggo

b. Melibatkan semua pihak dalam penyusunan dokumen perencanaan

penanggulangan Bencana.

c. Melakukan kerjasama dengan pemerintahan, pemerintahan propinsi dan

pemerintahan kabupaten/kota serta Lembaga non pemerintahan baik luar

maupun dalam.

3) Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan

meningkatnya profesionalitas SDM perencana BPBD:

a. Meningkatkan Profesionalitas SDM perencana BPBD dengan meningkatkan

ketrampilan dan kesejahteraan apparat.

b. Meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian dan keuangan bagi seluruh

staf BPBD.