Upload
trinhcong
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 134
BAB III
KAJIAN LAPANGAN
A. TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PROYEK DI KOTA
BANDAR LAMPUNG
Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus ibu kota provinsi
Lampung, dan kota terbesar di provinsi paling selatan Pulau Sumatera. Secara
geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya
kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam
jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju
Sumatera maupun sebaliknya.
Gambar 3.1 PetaKota Bandar Lampung
Sumber: http://bandarlampungkota.go.id/public /1970/01/peta-kota-
bandar-lampung diakses pada 19 Mei 2015 pukul 13.25
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 135
Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km² yang
terbagi ke dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi
penduduk 1.446.160 jiwa (berdasarkan data tahun 2012), kepadatan
penduduk sekitar 8.546 jiwa/km² dan diproyeksikan pertumbuhan penduduk
mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2030. Saat ini kota Bandar Lampung
merupakan pusat jasa, perdagangan, dan perekonomian di provinsi Lampung.
1. Kondisi Geografis
Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 50 20’ sampai
dengan 50 30’ Lintang Selatan dan 1050 28’ sampai dengan 1050 37’ Bujur
Timur. Letak tersebut berada pada Teluk Lampung di ujung selatan pulau
Sumatera. Berdasarkan kondisi ini, Kota Bandar Lampung menjadi pintu
gerbang utama pulau Sumatera tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat
laut Jakarta dan memiliki peran sangat penting selain dalam kedudukannya
sebagai ibu kota Provinsi Lampung juga merupakan pusat pendidikan,
kebudayaan dan perekonomian bagi masyarakat. Secara administratif
batas daerah Kota Bandar Lampung adalah:
Kabupaten
Pesawaran
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 136
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Ketibung serta Teluk Lampung.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan dan Padang
Cermin Kabupaten Pesawaran.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang
Kabupaten Lampung Selatan.
Selain daripada itu, Kota Bandar Lampung memiliki andil yang sangat
vital dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik
dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya serta memiliki Pelabuhan
Panjang untuk kegiatan ekspor impor dan Pelabuhan Srengsem yang
melayani distribusi batubara dari Sumatera ke Jawa , sehingga secara
langsung Kota Bandar Lampung berkontribusi dalam mendukung
pergerakan ekonomi nasional. Kota Bandar Lampung memiliki luas
wilayah 197,22 km² yang terbagi ke dalam 13 Kecamatan dan 98
Kabupaten Lampung
Selatan
Kota Bandar
Lampung Kabupaten
Lampung Selatan
Kabupaten Lampung
Selatan dan Teluk
Lampung
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 137
Kelurahan dengan populasi penduduk 879.651 jiwa (berdasarkan sensus
2010), kepadatan penduduk sekitar 8.142 jiwa/km² dan diproyeksikan
pertumbuhan penduduk mencapai 1,8 juta jiwa pada tahun 2030.
2. Asumsi Lokasi Proyek
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 tahun 2010
tanggal 27 Mei 2010, Kota Bandar Lampung termasuk daerah yang strategis
sebagai tempat pengembangan pariwisata. Selain sebagai pusat
pemerintahan provinsi, kota Bandar Lampung juga merupakan pusat
perdagangan dan jasa regional, pusat distribusi dan koleksi, pusat
pendukung jasa pariwisata, serta pusat pendidikan tinggi.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 138
Gambar 3.2 RTRW Provinsi Lampung
Sumber: Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 tahun 2010 tanggal
27 Mei 2010
Menurut De Chiara (2001), penempatan lokasi museum dapat bervariasi,
mulai dari pusatkota sampai ke pinggiran kota. Pada umumnya sebuah
museum membutuhkan dua area parkir yang berbeda, yaitu area bagi
pengunjung dan area bagi karyawan. Area parkir dapat ditempatkan pada
lokasi yang sama dengan bangunan museum atau disekitar lokasi yang
berdekatan.Untuk area diluar bangunan dapat dirancang untuk bermacam
kegunaan dan aktivitas, seperti acara penggalangan sosial, even dan
perayaan, serta untuk pertunjukan dan pameran temporal.
Lokasi Museum Tapis Lampung ini direncanakan di kawasan kota Bandar
Lampung tepatnya di daerah Kedaton.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 139
Gambar 3.3 Asumsi lokasi proyek
Sumber: Google Map, diakses pada 27 Mei 2015 puku 08.13
Gambar 3.4 Tampak atas lokasi proyek dengan pencitraan nyata
Sumber: Google Earth, diakses pada 27 Mei 2015 puku 08.13
Sebelah utara lokasi ini adalah jalan raya utama provinsi Lampung dan
Masjid Islamic Centre Baitul Mukhlisin. Sebelah selatan berbatasan
dengan Yayasan Sekolah Al-Kautsar dan perkantoran. Sebelah timur
ASUMSI
LOKASI
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 140
berbatasan dengan jalan kota dan Universitas Lampung. Sementara itu,
sebelah barat berbatasan dengan jalan kota.
Perencanaan Museum Tapis Lampung ini mempertimbangkan beberapa
hal, diantaranya kawasan ini dekat dengan beberapa tempat rekreasi.
Lokasi cukup strategis karena berada di pusat kota dan dekat dengan jalan
utama provinsi sehingga dapat menarik pengunjung dari luar kota. Selain
itu, lokasi juga berada di kawasan wisata yang dekat dengan pendidikan
sehingga Museum Tapis Lampung juga dapat dimanfaatkan oleh para
pelajar dan mahasiswa sebagai tempat menambah ilmu tentang pembuatan
tapis Lampung.
B. TINJAUAN KHUSUS
1. MUSEUM RADYA PUSTAKA SURAKARTA
Studi lapangan dilakukan di Museum Radya Pustaka yang berlokasi di
Jalan Slamet Riyadi No.275 Surakarta. Museum ini memiliki luas
bangunan 523,24 m2, yang terdiri dari ruang pamer tetap seluas 389,48
m2, ruang perpustakaan seluas 33,76 m2, dan kantor seluas 100 m2.
Survai dilakukan pada hari Rabu, 11 Maret 2015, pukul 10.00 WIB.
Berdasarkan hasil survai ditemukan permasalahan yang berkaitan
dengan terbatasnya penataan ruang dan display barang yang kurang
fleksibel sehingga tema pada museum ini tidak bisa diganti.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 141
Selain itu, suasana museum yang cenderung monoton dan suram
membuat masyarakat terutama remaja kurang tertarik untuk
berkunjung. Museum ini juga tidak memenuhi standar museum karena
hanya memiliki ruang pamer tetap, tidak memiliki ruang pamer
temporer. Ruang pamer tetap terdiri ruang Wayang, ruang Perunggu,
ruang Keramik, ruang Rajamala, ruang Perpustakaan, ruang Memorial,
ruang Etnografika, ruang Miniatur, Ruang Arca Barat, ruang Arca
Timur. Sedangkan ruangan pendukung terdiri dari ruang Jupel, kantor,
gudang, dan toilet. Ruang pendukung ini masih sangat minim.
SISTEM OPERASIONAL
Museum ini dibuka setiap hari dengan operasional waktu sebagai
berikut.
Selasa-Minggu : 08.30 WIB – 14.00 WIB. Jumat 08.30 WIB –
11.30 WIB.
PELAYANAN
Berdasarkan hasil pengamatan di Museum Radya Pustaka, sistem
pelayanannya melalui guide yang akan menyampaikan informasi
terkait benda yang ada di museum.
AKTIVITAS
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 142
a. Aktivitas pengelola
No User Waktu Aktivitas Ruang
1
Ketua
Komite
08.30
WIB
Tiba di museum
Ruang
Ketua
Komite
08.30-
14.00
WIB
Memantau
kegiatan
karyawan,
bekerja di
kantor
Ruang
Ketua
Komite
Pulang dari
museum
-
2
Wakil
Komite
08.30
WIB
Tiba di museum
Ruang
karyawan
08.30-
14.00
WIB
Bekerja di
kantor
Ruang
karyawan
14.00
WIB
Pulang dari
museum
-
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 143
3. Sekretaris
08.30
WIB
Tiba di museum
Ruang
karyawan
08.30-
14.00
WIB
Bekerja,
mengurus arsip
Ruang
karyawan
14.00
WIB
Pulang dari
museum
-
4 Bendahara
08.30
WIB
Tiba di museum
Ruang
karyawan
08.30-
14.00
WIB
Bekerja,
menghitung
keuangan
Ruang
karyawan
14.00
WIB
Pulang dari
museum
-
5 Guide
08.30
WIB
Tiba di museum
Ruang
karyawan
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 144
08.30-
14.00
WIB
Memandu
pengunjung
Ruang
pamer
14.00
WIB
Pulang dari
museum
-
6 Penjaga loket
08.30
WIB
Tiba di museum Loket
08.30-
14.00
WIB
Menjaga loket Loket
14.00
WIB
Pulang dari
museum
-
7
Petugas
kebersihan
08.30
WIB
Tiba di museum
Seluruh
ruang
museum
08.30-
13.30
WIB
Membersihkan
ruangan dan
koleksi
Ruang
preparasi,
storage,
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 145
ruang
pamer
13.30-
14.00
WIB
Membersihkan
museum,
menutup
museum
Ruang
preparasi,
storage,
ruang
pamer
14.00
WIB
Pulang dari
museum
-
8
Petugas
keamanan
08.30
WIB
Tiba di museum
Parkiran
dan ruang
pamer
08.30-
14.00
WIB
Menjaga
museum
Parkiran
dan ruang
pamer
14.00
WIB
Pulang dari
museum
-
Tabel 3.1 Akivitas pengelola museum
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 146
b. Aktivitas pengunjung
User Aktivitas Ruang
Pengunjung Datang ke museum -
Membeli tiket Loket
Melihat koleksi
museum
Ruang pamer
Mendengarkan
panduan guide
Ruang pamer
Membaca tentang
koleksi
Perpustakaan
Pulang dari museum -
Tabel 3.2 Tabel akivitas pengunjung museum
SPESIFIKASI PENGGUNA
Terdapat 2 jenis pengguna dalam museum ini yaitu:
Pengelola, yang terdiri dari Ketua Komite, Wakil Ketua Komite,
sekretaris, Bagian Keuangan, Staff. Karyawan terdiri dari guide,
penjaga loket, petugas kebersihan, petugas keamanan.
Pengunjung dengan spesifikasi sebagai berikut.
Segmen ekonomi : kalangan ekonomi menengah
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 147
Usia :semua umur.
KOLEKSI
Gambar 3.5 Ruang Pamer Museum Radya Pustaka
Sumber: Ferida, 2015
Gambar di aas adalah salah satu ruang pamer tetap di Museum
Radya Pustaka, yaitu ruang Wayang. Karena pengelompokkan
koleksi masih bersifat umum, maka segala hal yang berhubungan
dengan wayang dipajang di ruangan ini
Gambar 3.6 Ruang Etnografika
Sumber: Ferida, 2015
Ruangan ini adalah ruang Etnografika berisi seperangkat gamelan
di bagian tengah ruangan, berbatasan dengan ruang miniatur dan
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 148
koridor. Ruangan ini memanfaatkan pencahayaan buatan dari lampu
gantung.
Gambar 3.7 Koleksi manekin dengan beskap Jawa
Sumber: Ferida, 2015
Gambar 3.8 Keterangan koleksi
Sumber: Ferida, 2015
Gambar 3.9 Beberapa koleksi batik yang dipajang bersusun, namun tidak
memiliki keterangan sehingga kurang informatif
Sumber: Ferida, 2015
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 149
PROGRAM RUANG
Bagan 3. 1 Program ruang pada Museum Radya Pusaka
TERAS
MINIATUR
ARCA
BARAT ARCA ARCA
TIMUR
TOILET KANTOR T.TINGGA
L JUPEL
GUDANG
G
R. WAYANG
R. PERUNGGU
R. RAJAMALA
R. WAYANG
R. KERAMIK
PERPUSTAKAAN
MEMORIAL
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 150
Bagan 3.2 Alur sirkuasi pada Museum Radya Pusaka
INTERIOR SYSTEM
Pencahayaan
Menggunakan lampu gantung sebagai pencahayaan umum dan
lampu spotlight untuk menyinari objek pamer.
Penghawaan
Menggunakan penghawaan buatan berupa AC dan fan. Walaupun
bangunan merupakan bangunan lama dengan banyak bukaan
ENTRANCE RUANG
INTRODUKSI
RUANG
RAJAMALA
RUANG
WAYANG
RUANG
KERAMIK RUANG
PERUNGGU
PERPUSTAKAAN RUANG
MEMORIAL
MINIATUR
RUANG ARCA RUANG ARCA
BARAT
RUANG ARCA
TIMUR
EXIT (SIDE
ENTRANCE)
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 151
jendela yang besar, namun jendela-jendela tersebut ditutup untuk
mengurangi cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
Gambar 3.10 Pengahwaan berupa AC dan kipas angin
Sumber: Ferida, 2015
Keamanan
Terdapat fire extinguisher di setiap ruangan. Selain itu juga
terdapat CCTV untuk memantau setiap ruangan yang terhubung
dengan komputer di ruangan Ketua Komite.
Gambar 3.11 Fire extinguisher yang dipasang di setiap
sudu truangan
Sumber: Ferida, 2015
2. MUSEUM BATIK DANAR HADI
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 152
SEJARAH
Museum Batik Danar Hadi adalah komplek wisata heritage terpadu
tentang batik yang terletak di Jalan Slamet Riyadi no. 216 Surakarta
(Ndalem Wuryaningratan). Museum Batik Danar Hadi terletak di
dalam sebuah kompleks bangunan kuno yang merupakan cagar budaya,
bangunan utama di dalam Museum Batik Danar Hadi adalah Ndalem
Wuryaningratan.
Gambar 3.12 Museum Batik Danar Hadi
Sumber: http://yogyakarta.panduanwisata.id/hiburan/museum-
batik-danar-hadi-mengajak-anda-belajar-sambil-melihat-ribuan-
hasil-karya-batik-kuno-terbaik/diakses pada 18 Mei 2015 pukul
1:03
Bangunan ini dulunya adalah kediaman seorang pangeran, cucu dari
Raja Solo (Kasunanan Surakarta) Sri Susuhunan Pakubuwono
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 153
IX dan menantu dari Sri Susuhunan Pakubuwono X yang bernama
KRMTA Wuryaningrat. Selain sebagai seorang bangsawan Raden
Wuryaningrat juga turut membantu perjuangan kemerdekaan
dengan bergabung dengan gerakan Boedi Oetomo, Raden
Wuryaningrat juga pernah menjabat sebagai ketua Parindra (Partai
Indonesia Raya) dan anggota BPUPKI dari Solo. Bangunan ini
dibangun pada akhir abad ke-19 dengan gaya arsitektur unik yang
merupakan kombinasi Jawa-Eropa pada zaman patih
ndalem Sosrodiningrat IV (Perdana Menteri Kasunanan Surakarta
dan ayah dari Raden Wuryaningrat). Seiring dengan berjalannya
waktu bangunan ini menjadi terbengkalai dan dipenuhi dengan
rumput ilalang, sampai akhirnya dibeli PT Danar Hadi pada tahun
1999 dan direnovasi. Sekarang bangunan ini diubah
menjadi multipurpose function hall.
Di samping Ndalem Wuryaningratan terdapat juga sebuah Museum
batik kuno yang dinamakan Museum Batik Kuno Danar Hadi.
Museum ini adalah obyek wisata utama di kompleks HDH dan telah
dibuka terlebih dahulu pada tahun 2002 oleh Wapres Megawati
Soekarnoputri. Museum ini menyimpan koleksi kain batik yang
mencapai 10,000 helai dan diakui oleh MURI (Museum Rekor
Indonesia) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak. Kain
batik yang dipajang di museum ini berasal dari periode dan pengaruh
kultur serta lingkungan yang berbeda-beda. Salah satu koleksi
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 154
terpenting di museum ini adalah koleksi batik Belanda, yaitu batik
yang dipengaruhi oleh budaya Eropa dan dibuat oleh orang-orang
Belanda yang menetap di Indonesia pada zaman kolonial. Koleksi
kain-kain ini adalah koleksi pribadi dari Santosa Doellah, pendiri
PT Batik Danar Hadi yang juga merupakan pencetus kompleks
HDH. Di belakang Museum terdapat kompleks pabrik batik tulis dan
cap yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan. Namun pada saa ini
kompek pabrik ersebu dipindah dikarenakan adanya arangan unuk
mendirikan pabrik di engah koa Surakara.
Pemilik Batik Danar Hadi adalah sepasang suami istri, Santoso
Doellah & Danarsih. Nama Danar Hadi diambil dari nama Ibu
Danarsih dan Hadi Prijono (mertua Santoso Doellah). Santoso
Doellah mengambil nama tersebut sebagai ungkapan rasa terima
kasih kepada mertuanya sebab beliaulah yang menyediakan kain-
kain katun sebagai modal usaha batik Danar Hadi yang dirintis oleh
Santoso Doellah.
SISTEM OPERASIONAL
Museum ini dibuka setiap hari pukul 09.00 WIB – 16.30 WIB,
kecuali tanggal 17 Agustus dan Hari Raya Islam.
PELAYANAN
Berdasarkan hasil pengamatan di Museum Batik Danar Hadi
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 155
Solo, sistem pelayanannya melalui free guide yang akan
menyampaikan informasi terkait benda yang ada di museum.
SPESIFIKASI PENGGUNA
Terdapat 2 jenis pengguna dalam museum ini yaitu:
Pengelola, yang terdiri dari Manager, Sekretaris, Keuangan.
Karyawan terdiri dari guide, penjaga loket, petugas
kebersihan, petugas keamanan.
Pengunjung dengan spesifikasi sebagai berikut.
Segmen ekonomi : kalangan ekonomi menengah ke atas
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Usia :semua umur.
KOLEKSI
Di dalam Museum Batik Danar Hadi terdapat lebih dari 10.000
potong batik yang berhasil dikumpulkan dalam kurun 30 tahun
lebih. Sekitar 1.500 potong di antaranya diperoleh dari koleksi
pribadi seorang kurator Museum Troupen, Belanda. Tahun
pembuatan batik-batik kuno antik ini adalah antara 1840-1910.
Penataannya tertata rapi sesuai jenisnya pada ruang-ruang yang
berbeda. Ada Batik Belanda, Batik Cina, Batik Jawa, Hakokai,
Batik pengaruh India, Batik Keraton, Batik pengaruh Keraton,
Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik Indonesia dan Batik Danar
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 156
Hadi. Setiap tujuh sampai sembilan bulan sekali, koleksi-koleksi
pajangan ini diganti.
Beberapa koleksi batik di museum ini (terutama batik-batik tua)
dibuat oleh bangsawan. Batik dengan motif-motif khusus tersebut
dilarang dikenakan orang awam. Akibatnya, batik motif Parang
Barong, Udan Liris, Semen Ageng, Semen Gurda dianggap
sakral. Koleksi-koleksi batik yang ada di museum ini pun
sebagian diperoleh langsung dari empat istana di Solo dan
Yogyakarta yakni Keraton Kasunanan Surakarta, Keraton
Kasultanan Yogyakarta, Pura Mangkunegaran serta Pura
Pakualaman. Berikut ini penjelasan tentang pembagian ruang
yang terdapat di museum Danar Hadi.
Koleksi diganti setiap tahun dengan koleksi yang disimpan di
rumah Santoso Doellah secara satu per satutiap ruang sehingga
tidak mengganggu aktivitas museum.
PROGRAM RUANG
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 157
Gambar 3.13 Denah ruangan Museum Danar Hadi
Sumber: Dokumen Manajemen Museum Danar Hadi
RUANG
TAMU/LOBBY
RUANG BATIK
KERATON
RUANG
MEMORIBILIA
RUANG BATIK
DANAR HADI
RUANG BATIK
MINI PROSES
RUANG BATIK
BELANDA
RUANG BATIK
INDONESIA
RUANG BATIK
SOGAN GENES
RUANG BATIK
CINA
RUANG ADI
KARYA
RUANG BATIK
PENGARUH
KERATON
RUANG
SHOWROOM
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 158
Bagan 3.3 Alur sirkulasi pada Museum Danar Hadi
Ruang pertama adalah ruang lobby yang terdapat di museum Danar
Hadi. Bentuk ruangan persegi dengan nuansa Jawa. Wangi bunga sedap
malam, kemangi, dan aroma melati menyelimuti museum. Penggunaan
bunga tersebut selain untuk pajangan ruangan juga untuk meningkatkan
kualitas koleksi batik agar awet. Selain itu terdapat lada putih di sudut
display yang juga dipergunakan untuk mengawetkan koleksi batik.
RUANG BATIK
PENGARUH
KERATON
RUANG ADI
KARYA
RUANG BATIK
CINA
RUANG BATIK
SOGAN GENES
RUANG BATIK
INDONESIA
RUANG
SOUVENIR II
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 159
Gambar 3.14 . Lobby Museum Batik Danar Hadi
Sumber: http://www.tripadvisor.com/Attraction_Review-
g297713-d2487428-Reviews-Museum_Batik_Danar_Hadi-
Solo_Central_Java_Java.html diakses pada18 Mei 2015 1:04
Ruang selanjutnya adalah ruang pamer yang menampilkan jenis-jenis
batik dengan pergantian koleksi yang diadakan tiap setahun sekali.
Koleksi tersebut antara lain:
1. Batik Keraton
Gambar 3.15. Display Batik Keraton
Sumber: http://lebahmadu-
honeybees.blogspot.com/2012/05/museum-batik-danar-hadi-
koleksi.htmldiakses pada18 Mei 2015 1:04
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 160
2. Batik Danar Hadi
Gambar 3.16 Display Batik Danar Hadi
Sumber: http://lebahmadu-
honeybees.blogspot.com/2012/05/museum-batik-danar-hadi-
koleksi.htmldiakses pada18 Mei 2015 1:04
3. Batik Belanda
Gambar 3.17 Display Batik Belanda
Sumber: http://lebahmadu-
honeybees.blogspot.com/2012/05/museum-batik-danar-
hadi-koleksi.htmldiakses pada18 Mei 2015 1:04)
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 161
4. Batik Cina
Gambar 3.18 Display Batik Cina
Sumber: http://lebahmadu-honeybees.blogspot.com
/2012/05/museum-batik-danar-hadi-koleksi.htmldiakses pada18
Mei 2015 1:04
5. Batik Indonesia
Gambar 3.19 Display Batik Indonesia
Sumber: http://lebahmadu-honeybees.blogspot.com
/2012/05/museum-batik-danar-hadi-koleksi.html diakses
pada18 Mei 2015 1:04
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 162
Pada ruang lainnya terdapat ruang mini proses yang menampilkan batik
yang dibuat setengah jadi hingga jadi, sesuai dengan tahapan-
tahapannya. Ada pula pajangan alat-alat kimia bahan pembuatan batik
antara lain bahan pewarna, lilin dan alat-alat proses pembuatan batik
seperti canting, kain mori, serta alat cap batik. Perjalanan proses kain
mori putih asli mulai digambar sketsa sampai menjadi batik tulis. Pada
ruang showroom terdapat blok-blok tempat proses pembuatan batik.
Pertama adalah proses pembuatan motif pada kain mori. Pada proses ini
sketsa akan dituliskan atau dijiplak pada kain mori, dengan bantuan
meja kaca dan pensil untuk memudahkan proses ini.
Pada sisi ruang selanjutnya terdapat para ibu yang melakukan proses
dimana kain berpola yang telah dibuat ditutupi dengan malam (lilin).
Proses ini bertujuan agar motif yang ditutupi tidak berwarna saat
dicelup. Setelah dilorot, bagian yang ditutupi malam tersebut tidak
berwarna (putih). Namun, bila ingin pola tersebut berwarna berarti
proses pembatikan dengan malam harus diulang lagi pada bagian yang
telah berwarna. Proses ini akan memakan waktu semakin banyak
tergantung tingkat kerumitan pola dan jumlah warna yang dipilih.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 163
Gambar 3.20 Proses penutupan malam (lilin) pada pola
yang telah dibuat
Sumber:Ferida, 4 April 2015
Gambar 3.21 Proses pembuatan batik cap
Sumber: Ferida, 4 April 2015
Di ruang yang sama merupakan proses pembuatan batik cap.
Pengunjung bisa mendekati karyawan yang jumlahnya ratusan saat
tengah bekerja membatik tulis atau membatik cap untuk diajak
bercakap-cakap mengenai proses pembuatan batik.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 164
INTERIOR SYSTEM
Pencahayaan
Pencahayaan umum menggunakan lampu downlight yang selalu
menyala dari jam 8:00-17:00, sedangkan lampu kristal hanya
menyala ketika ada tamu.
Penghawaan
Ac menyala dari jam 8:00-17:00, kurang lebih 21° Celcius, jika
sore hari akan dimatikan semua. Terdapat humidity detection
untuk mengukur kelembaban pada tiap ruangan.
Keamanan
Terdapat fire extinguisher dan sprinkler. Selain itu untuk faktor
keamanan yang berkaitan dengan kain, pengunjung dilarang
keras memegang kain-kain yang dipamerkan karena tangan
manusia mengandung garam yang dapat merusak kain.
Akustik
Terdapat sound system dengan pusatnya di ruang kontrol di
meja staf. Ditiap ruangan terdapat speaker yang melantunkan
lagu-lagu Jawa.
3. MUSEUM MANUSIA PURBAKALA SANGIRAN, SRAGEN
SEJARAH
Museum Sangiran yang berada di dalam kawasan Kubah Sangiran.
Kubah tersebut terletak di kaki Gunung Lawu (kurang lebih 17 km
dari Kota Solo) tepatnya di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 165
Kabupaten Sragen.Situs Sangiran telah ditetapkan sebagai Warisan
Dunia Nomor 593 oleh Komite World Heritage pada saat peringatan
ke-20 tahun di Merida, Meksiko.
Gambar 3.22 : Teras dan main entrance pada Museum Purbakala
Sangiran
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
Gambar 3.23: Halaman depan Museum Purbakala Sangiran
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
Penelitian tentang manusia purba dan binatang purba diawali oleh
G.H.R.Von Koenigswald, seorang ahli paleoantropologi dari Jerman
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 166
yang bekerja pada pemerintah Belanda di Bandung pada tahun 1930-
an. Beliau adalah orang yang telah berjasa melatih masyarakat
Sangiran untuk mengenali fosil dan cara yang benar untuk
memperlakukan fosil yang ditemukan. Hasil penelitian kemudian
dikumpulkan di rumah Kepala Desa Krikilan, Bapak Totomarsono,
sampai tahun 1975.
Pada waktu itu banyak wisatawan yang datang berkunjung ke tempat
tersebut, maka muncullah ide untuk membangun sebuah museum.
Pada awalnya Museum Sangiran dibangun di atas tanah seluas 1.000
m2 yang terletak di samping Balai Desa Krikilan. Sebuah museum
yang representatif baru dibangun pada tahun 1980 karena mengingat
semakin banyaknya fosil yang ditemukan dan sekaligus untuk
melayani kebutuhan para wisatawan akan tempat wisata yang
nyaman. Bangunan tersebut seluas 16.675 m2 dengan ruangan
museum seluas 750 m2.
Bangunan tersebut bergaya joglo dan terdiri dari ruang pameran,
aula, laboratorium, perpustakaan, ruang audio visual (tempat
pemutaran film tentang kehidupan manusia prasejarah), gudang
penyimpanan, mushola, toilet, area parkir, dan kios souvenir
(khususnya menjual handicraft ‘batu indah bertuah’ yang bahan
bakunya didapat dari Kali Cemoro).
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 167
Museum ini memiliki fasilitas-fasilitas diantaranya :ruang pameran
(fosil manusia, binatang purba), laboratorium, gudang fosil, ruang
slide dan kios-kios souvenir khas Sangiran.
SISTEM OPERASIONAL
Museum ini dibuka tiap Selasa-Minggu 09.00-16.30, tutup pada hari
Senin.
PELAYANAN
Berdasarkan hasil pengamatan di Museum Sangiran, sistem
pelayanannya melalui free guide yang akan menyampaikan
informasi terkait benda yang ada di museum.
SPESIFIKASI PENGGUNA
Terdapat 2 jenis pengguna dalam museum ini yaitu:
Pengelola
Pengunjung dengan spesifikasi sebagai berikut.
Segmen ekonomi : semua kalangan ekonomi
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Usia :semua umur, anak-anak sampai dewasa.
KOLEKSI
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 168
Berikut ini adalah beberapa koleksi yang tersimpan di Museum
Sangiran:
1. Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus (replika),
Pithecanthropus mojokertensis (Pithecanthropus robustus)
(replika), Homo soloensis (replika), Homo neanderthal Eropa
(replika), Homo neanderthal Asia (replika), dan Homo sapiens.
2. Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus
(gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah),
Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau),
Sus sp (babi), Rhinoceros sondaicus (badak), Bovidae (sapi,
banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
3. Fosil binatang laut dan air tawar, antara lain Crocodillus sp (buaya),
ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil),
Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-
kura), dan foraminifera.
4. Batuan, antara lain rijang, kalsedon, batu meteor, dan diatom.
5. Artefak batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak
persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.(Sumber:
http://www.museumindonesia.com/museum/19/1/MuseumPurba
kala_ Sangiran_Sragen diakses pada 25 Mei 2015 pukul 15.00)
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 169
Gambar 3.24 : Display pada Ruang Pamer I
Sumber gambar: Ferida, 22 Mei 2015
Gambar 3.25 : Display informasi pada ruang pamer
Sumber: Ferida, 22 Mei 2015
Gambar 3.26: salah satu vitrin untuk memajang objek pamer
Sumber: Ferida, 22 Mei 2015
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 170
Penyajian sistem display objek pamer yang terdapat di Museum
Purbakala Sangiran menggunakan beberapa jenis vitrin. Vitrin
tersebut didominasi vitrin dinding dengan model tertutup kaca
sehingga tetap aman dari pengunjung yang ingin menyentuh objek
pamer. Terdapat juga penyajian objek pamer dengan elevasi lebih
tinggi seolah membentuk stage tanpa ditutupi kaca, dengan diberi
papan peringatan karena pengunjung tidak diperkenankan naik ke
stage tersebut.
Gambar 3.27 : Dua orang pengunjung sedang mengamati objek
pamer
Sumber: Ferida, 22 Mei 2015
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 171
Gambar 3.28 : Panel digital dengan teknologi touch screen.
Sumber: Ferida, 22 Mei 2015
Gambar 3.29 : Ruang pamer II
Sumber: Ferida, 22 Mei 2015
Gambar 3.30: Objek pamer atraktif
(Sumber : Ferida, 22 Mei 2015)
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 172
PROGRAM RUANG
Bagan 3.4: Program ruang pada Museum Purbakala Sangiran
INTERIOR SYSTEM
Pencahayaan
Pencahayaan umum menggunakan lampu TL. Sedangkan
pencahayaan khusus terpasang langsung pada vitrin. Pada
beberapa ruangan juga terdapat lampu gantung dan wall lamp.
Pencahayaan khusus tersebut menggunakan lampu spotlight,
LED, dowlight dan uplight.
MAIN ENTRANCE SELASAR
/KORIDOR
RUANG PAMER 1
SELASAR/KORIDOR RUANG PAMER II SELASAR/KORIDOR
RUANG PAMER III EXIT PUSAT SOUVENIR
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 173
Gambar 3.31: Lampu gantung dan AC yang terpasang di ceiling
teras ruang pamer I, lampu pada selasar museum.
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
Gambar 3.32: Lampu TL sebagai sumber pencahayaan umum dan
lampu dinding sebagai sumber pencahayaan khusus.
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 174
Gambar 3.33: Spotlight yang digunakan untuk memberi
pencahayaan khusus pada vitrin dan objek pamer.
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
Gambar 3.34: Lampu LED pada vitrin untuk memberi pencahayaan
pada objek pamer dan lampu downlight pada vitrin untuk memberi
pencahayaan pada informasi.
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 175
Penghawaan
Tidak terdapat jendela pada museum sehingga harus
menggunakan penghawaan buatan dengan fan, air cooler, dan AC
yang terpasang pada tiap ruangan.
Gambar 3.35 : Fan yang dipasang pada ceiling dan Air cooler
diletakkan di beberapa sudut ruangan.
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
Gambar3.36: AC split dipasang pada dinding dekat ceiling
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 176
Keamanan
Sebagai pengamanan dari bahaya kebakaran pada beberapa
sudut ruangan terdapat fire extinguisher. Hanya pada ruang
pamer 3 yang dilengkapi dengan sprinkler. Pengamanan dari
pengunjung berupa railing dan pembatas, serta vitrin yang
tertutup kaca itu sendiri. Selain itu terdapat CCTV yang
dipasang pada ceiling untuk memantau ruang pamer.
Gambar 3. 37: Fire extinguisher dipasang di beberapa sudut
ruangan.
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
Gambar 3.38 : Railing sebagai pengamanan dari pengunjung dan
papan peringatan sebagai pengamanan dari pengunjung
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 177
Gambar 3.39: CCTV untuk memantau kegiatan yang
berlangsung di museum.
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
Akustik
Pada ruangan yang menyediakan sistem audio visual terdapat
speaker yang terpasang di dinding.
Gambar 3. 40: Speaker yang dipasang di dinding
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
MEE
Sistem elektrikal biasanya terpasang di dekat vitrin untuk
memudahkan penyaluran listrik pada lampu vitrin.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 178
Gambar 3. 41: Stop kontak menyalurkan listrik pada lampu vitrin
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
Sistem Sirkulasi
Ruang pamer Museum Purbakala Sangiran terbagi menjadi 3
ruang yang dihubungkan melalui selasar/koridor yang terbuka.
Setelah memasuki satu ruang pamer pengunjung akan
menelusuri selasar untuk dapat memasuki ruang pamer
selanjutnya yang berada di lantai 2. Pengunjung juga akan
menaiki beberapa anak tangga pada selasar tersebut.
Gambar 3.42: Selasar pada Museum Purbakala Sangiran dan
tangga pada selasar.
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 179
Gambar 3.43: Kursi yang diletakkan di depan ruang pamer sebagai
tempat beristirahat dan papan penunjuk arah ruang pamer
Sumber : Ferida, 22 Mei 2015
4. MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG
Museum Negeri Provinsi Lampung "Ruwa Jurai" beralamat di Jalan ZA
Pagar Alam No.64 Bandar Lampung, mulai dirintis pada tahun
1975/1976, dan sejak saat itu pembangunan fisik pun terus
dilaksanakan di areal tanah seluas 17 .010 m2 ini. Museum Negeri
Provinsi Lampung diresmikan pada tanggal 24 September 1988 oleh
Prof. Dr. Fuad Hasan. Peresmian tersebut bertepatan dengan peringatan
Hari Aksara Internasional yang dipusatkan di PKOR Way Halim.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 180
Gambar 3.44: Tampak fasad Museum Negeri Provinsi Lampung
Sumber: Ferida, 2016
Museum ini memiliki beberapa program diantaranya Pameran Khusus,
Pameran Keliling, Museum Keliling, Seminar dan Penelitian,
Bimbingan Keliling, dan Penerbitan. (Dikutip dari http://asosiasi
museumindonesia.org/anggota/59-museum-negeri-provinsi-lampung-
ruwa-jurai.html diakses pada 15 Juli 2016 pukul 16.02 WIB)
SISTEM OPERASIONAL
Museum Negeri Provinsi Lampung dibuka untuk umum setiap hari
kecuali pada hari libur nasional, dengan rincian sebagai berikut:
Senin-Kamis : 08.00 s.d. 14.00 WIB
Jumat : 08.00 s.d. 10.30 WIB
Sabtu-Minggu: 08.00 s.d. 14.00 WIB
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 181
SPESIFIKASI PENGGUNA
Terdapat 2 jenis pengguna dalam museum ini yaitu:
Pengelola
Pengunjung dengan spesifikasi sebagai berikut.
Segmen ekonomi : semua kalangan ekonomi
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Usia :semua umur, anak-anak sampai dewasa.
KOLEKSI MUSEUM
Museum Lampung adalah salah satu tempat kunjungan wisata
sejarah sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi. Di
halaman museum, bahkan beberapa koleksi unik museum ini akan
sudah menyambut setiap pengunjung. Sementara di dalam
museum, koleksi yang ditampilkan, antara lain koleksi benda
budaya yang mewakili dua kelompok adat yang dominan di
Lampung, yakni Saibatin (Peminggir) dan Pepadun. Kedua
kelompok adat ini masing-masing memiliki kekhasan dalam hal
ritual adat dan perangkat atau aksesori adat, seperti kain tradisional
khas Lampung, kain tapis. (Dikutip dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Lampung diakses pada 15
Juli 2016 16.02 WIB)
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 182
Sampai saat ini, Museum Lampung memiliki sekitar 5000 buah
koleksi benda-benda bersejarah. Benda-benda tersebut di bagi
menjadi 10 jenis, yaitu:
1. Geologika
Yaitu koleksi yang terdiri dari benda-benda bukti sejarah alam
dan lingkungan serta berkaitan dengan disiplin ilmu geologi.
2. Biologika.
Yaitu koleksi yang berkaitan dengan alam dan lingkungan serta
berkaitan dengan disiplin ilmu biologi.
3. Etnografika.
Yaitu benda-benda hasil karya manusia yang cara pembuatannya
dan pemakaiannya merupakan identitas.
4. Arkeologika
Yaitu benda-benda yang merupakan bukti peninggalan budaya
hindu budha dan masuknya islam.
5. Historika
Yaitu benda yang mempunyai nilai sejarah yang pernah
digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan perlawanan
kepada penjajah.
6. Numismatika dan Heraldika.
Numismatika yaitu peninggalan yang berupa mata uang atau alat
tukar lainnya. Sedangkan Heraldika yaitu kumpulan tanda jasa
dan peralatan pemerintah.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 183
7. Fisiologika
Yaitu kumpulan tulisan atau naskah kuno yang ditulis diatas kulit
kayu, bambu,dan sebagainya.
8. Keramologi
Yaitu benda yang terbuat dari tanah liat, bahan batuan atau
perselin yang dibakar dengan suhu tertentu.
9. Seni rupa
Yaitu benda hasil daya cipta, karsa, dan rasa manusia yang
diungkapkan secara konkrit dalam bentuk dua atau tiga dimensi
yang memiliki keragaman dalam tema ide konsektual dan media
teknik.
10. Teknologika
Yaitu peralatan yang dibuat dengan teknologi tradisional,
umumnya berupa peralatan, untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Koleksi-koleksi tersebut antara lain:
Di bagian luar Museum terdapat beberapa benda bersejarah yaitu:
1. Bom dinamit yang berbentuk bola besi besar yang dulunya
digunakan untuk membuka lahan transmigrasi di wilayah Raman
Utara.
2. Jangkar kapal dan lampu batas laut yang dulunya pernah
terlempar ke Tanjung Karang saat terjadi letusan gunung Krakatau
pada tahun 1883.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 184
3. Meriam kuno yang merupakan peninggalan masa penjajahan
menjadi salah satu ikon dari Museum Lampung.
4. Lamban Persagi yang artinya Rumah Persagi.Adalah salah satu
rumah adat Lampung yang berusia sekitar 300 tahun.
Di dalam museum terdapat dua lantai antara lain lantai bawah,yang
berisi tentang sejarah,dan latai atas berisi tentang kebudayaan
Lampung.
Untuk menjaga seluruh koleksi museum agar tidak hilang atau rusak
dan merawat bangunan seluas 4.713 m2 yang terdiri dari ruang
pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang perpustakaan, ruang
penyimpanan koleksi, ruang administrasi, auditorium, ruang audio
visual, ruang bengkel preparasi, laboratorium, mushola dan toilet,
maka pihak museum mempekerjakan 50 orang pegawai, yang terdiri
atas: 16 orang tenaga fungsional, 33 orang bagian administrasi, dan
satu orang bagian keamanan.
INTERIOR SYSTEM
Pencahayaan
Pencahayaan umum ruang pamer menggunakan lampu TL.
Sedangkan pencahayaan khusus pada vitrin juga menggunakan
lampu TL yang dipasang pada langit-langit vitrin.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 185
Gambar 3.45: Pencahayaan pada ruang pamer menggunakan
lampu TL pada plafond.
Sumber: Ferida, 2016
Gambar3.46 : Pencahayaan pada vitrin menggunakan lampu TL dan
lampu spotlight.
Sumber: Ferida, 2016
Penghawaan
Penghawaan buatan berasal dari AC split yang dipasang pada
dinding ruang pamer dan beberapa air cooler.
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 186
Gambar 3.47: AC split dan air cooler
Sumber: Ferida, 2016
Keamanan
Pengamanan dari pengunjung berupa railing, vitrin yang
tertutup kaca, dan warning panel. Selain itu terdapat CCTV
yang dipasang pada ceiling untuk memantau kegiatan
pengunjung.
Gambar 3.48: CCTV yang dipasang pada ceiling
Sumber: Ferida, 2016
TUGAS AKHIR | YUNI FERIDA | C0812044| 187
Gambar 3.49: Warning panel sebagai peringatan agar pengunjung
tidak menyentuh koleksi.
Sumber: Ferida, 2016
Gambar 3.50: vitrin kaca untuk melindungi benda koleksi
Sumber: Ferida, 2016
Akustik
Pada ruang pamer terdapat speaker yang terpasang di dinding.
Gambar 3.51: Speaker yang dipasang di sudut atas dinding ruang
pamer.
Sumber: Ferida, 2016