Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Subjek Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kaliwungu 05,
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang untuk mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2012/2013 semester 2
pada bulan Februari-Maret 2013. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, rencana
pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
Rencana Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei
1 Penyusunan
Proposal
2 Persiapan
3 Tindakan
Siklus I
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Siklus 2
Pertemuan 1
Pertemuan 2
6 Analisis Data
7 Pelaporan
21
3.1.3 Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang peneliti lakukan adalah seluruh siswa kelas 4 yang
berjumlah 11 anak, terdiri dari 5 anak laki-laki dan 6 anak perempuan SD Negeri
Kaliwungu 05, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.
3.2 Variabel Penelitian
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulan” (Sugiyono, 2009:60). Variabel penelitian ini dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang
sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebasnya adalah penggunaan model
pembelajaran kooperati tipe NHT.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variable lain yang
sifatnya tidak berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah hasil belajar
siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.
3.3 Jenis dan Desain Penelitian
3.3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Istilah
dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research. Dengan
menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2)
tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh
siswa. (Arikunto, 2008:2-3)
22
Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Peneliti tidak
berperan sebagai pengajar tetapi berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan
observasi, sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang
kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
3.3.2 Desain Penelitian
Ada beberapa ahli yang mengemukakan desain penelitian tindakan dengan
bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Model penelitian tindakan kelas menurut Arikunto Suharsimi dapat disajikan pada
gambar 1 berikut:
Gambar 1
Desain Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2010:17)
Perencanaan
Perencanaan
Siklus 2
Siklus 1
Pengamatan
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
?
23
Menurut Arikunto Suharsini (2010:17-20), desain dan penjelasan PTK untuk
masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Tahap 1: perencanaan. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan
guru ketika akan memulai tindakannya. Adapun uraian yang perlu dan harus
dikemukakan adalah menyusun sebuah rancangan kegiatan, siswanya akan
diapakan. Supaya rancangan ini lengkap dan dipahami oleh semua siswa,
guru membuat semacam panduan yang menggambarkan (a) apa yang harus
dilakukan oleh siswa, (b) kapan dan berapa lama dilakukan, (c) di mana
dilakukan, (d) jika diperlukan peralatan atau sarana, wujudnya apa, (e) jika
sudah selesai, apa tindak lanjutnya.
Tahap 2: pelaksanaan. Pelaksanaan adalah implementasi dari
perencanaan yang sudah dibuat. Untuk ini guru harus memperhatikan hal-
hal: (a) apakah ada kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan, (b)
apakah proses tindakan yang dilakukan siswa cukup lancar, (c)
bagaimanakan situasi proses tindakan, (d) apakah siswa-siswa
melaksanakan dengan bersemangat, (e) bagaimanakah hasil dari
keseluruhan tindakan itu.
Tahap 3: observasi. Observasi ini adalah proses mencermati jalannya
pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah
disebutkan dalam pelaksanaan. Antara pelaksanaan dengan observasi
sebetulnya bukan merupakan urutan karena waktu saat terjadinya
bersamaan. Dalam PTK, observasi ini dilakukan dengan menggunakan
format observasi. Keberadaan format observasi merupakan hal yang sangat
penting dan muthlak harus ada.
Tahap 4: refleksi. Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan
adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang
dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam perenungan ini guru
membayangkan kembali peristiwa yang sudah lampau, yaitu ketika tindakan
berlangsung. Hal yang sangat penting diperhatikan oleh peneliti dalam PTK
adalah bahwa seluruh siswa dilibatkan dalam refleksi ini. Hal yang perlu
diingat adalah bahwa tindakan ini adalah untuk siswa, oleh karena itu
pendapat siswa sangatlah penting untuk dijadikan masukan perbaikan.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Rencana Siklus 1
1. Perencanaan
a. Merancang RPP tentang materi penyebab perubahan lingkungan
fisik daratan sesuai dengan model pembelajaran NHT.
b. Membentuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian
siswa.
24
c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru
danbelajar siswa selama pembelajaran.
d. Membuat lembar kegiatan diskusi siswa.
e. Menyusun tes disetiap akhir pertemuan pada siklus 1 untuk
mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan.
2. Pelaksanaan
Kegiatan awal:
a. Menyiapkan kondisi kelas dan kesiapan mengajar.
b. Memeriksa kesiapan belajar siswa.
c. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti:
a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah
disusun pada RPP dengan menggunakan model NHT.
b. Mengatur siswa berdasarkan kelompok anggota 3-4 siswa yang
telah dirancang oleh guru secara acak.
c. Guru memberikan kepala nomor kepada siswa dalam setiap
kelompok.
d. Setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompokberisi materi
tentang perubahan lingkungan fisik daratan.
e. Siswa dalam kelompok diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah
disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok.
f. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru
bersama teman satu kelompoknya.
g. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam
kelompok.
h. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam
kelompok.
i. Guru memanggil kepala nomor dari kelompok secara acak.
25
j. Guru meminta siswa yang nomornya dipanggil untuk
membacakan jawabannya di depan sebagai perwakilan dari
masing-masing kelompok.
k. Guru membahas jawaban siswa bersama siswa yang lain dan
memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar.
l. Guru mengulang terus, hingga semua pertanyaan terjawab oleh
siswa.
m. Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang skornya
terbanyak.
Kegiatan akhir :
a. Guru memberikan penguatan.
b. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi pada
setiap pertemuan disiklus 1 secara mandiri.
3. Observasi
a. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan
observasi.
b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai
kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan
hasil observasi.
4. Refleksi
Mengingat kembali ketika pelaksanaan tindakan pada kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan pada Siklus 1, sebagai bahan untuk
memperbaiki perencanaan untuk siklus berikutnya.
3.4.2 Rencana Siklus 2
1. Perencanaan
a. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus
1. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali
masalah yang muncul pada siklus 1.
26
b. Merancang RPP tentang materi pengaruh perubahan lingkungan
fisik terhadap daratan sesuai dengan model pembelajaran NHT.
c. Membentuk kelompok yang anggotanya berbeda dari siklus 1
secara acak tanpa melihat kepandaian siswa.
d. Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru
danbelajar siswa selama pembelajaran.
e. Menyusun tes pada setiap akhir pertemuan padasiklus 2 untuk
mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan.
2. Pelaksanaan
Kegiatan awal:
a. Menyiapkan kondisi kelas dan kesiapan mengajar.
b. Memeriksa kesiapan belajar siswa.
c. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti:
a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah
disusun pada RPP siklus 2 dengan menggunakan model NHT.
b. Mengingat kembali materi sebelumnyapada siklus 1.
c. Mengatur ulang pembagian siswa berdasakan kelompok yang
telah dirancang guru.
d. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru
bersama teman satu kelompoknya.
e. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam
kelompok dan meminta siswa yang bisa untuk menjelaskan
jawaban kepada siswa yang belum bisa.
f. Guru memanggil kepala nomor untuk menuliskan jawabannya di
papan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok.
g. Memberi kesempatan siswa dari kelompok lain untuk
menanggapi jawaban temannya.
h. Guru membahas jawaban siswa bersama siswa yang lain dan
memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar.
27
i. Guru mengulang terus, hingga semua pertanyaan terjawab oleh
siswa.
j. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor
terbanyak.
Kegiatan akhir:
a. Guru memberikan penguatan.
b. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasidisetiap
pertemuanpada siklus 2 secara mandiri.
3. Observasi
a. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan
observasi.
b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai
kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan
hasil observasi.
4. Refleksi
Data-data yang telah dicatat dalam lembar observasi baik siswa
ataupun guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif
dianalisis untuk mendapat kesimpulan.Hasil analisis dicatat apakah
pada setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum.Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas serta hasil pembelajaran
pada mata pelajaran IPA materi Perubahan Lingkungan Fisik dan
Pengaruhnya terhadap Daratan, dengan demikian pembelajaran dapat
lebih optimal.
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian perlu dilakukan untuk memperoleh
data atau informasi. Proses pengumpulan data diperlukan sebuah alat atau
instrument pengumpul data. Teknik dan alat pengumpulan data memiliki makna
yang berbeda.Teknik pengumpulan data dapat berarti cara atau prosedur yang
28
dilakukan untuk mengumpulkan data. Alat pengumpul data berarti instrument atau
perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Menurut Endang Mulyatiningsih (2012:24):
Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu test dan non
test.Instrument yang berwujud tes digunakan pada variabel yang mengukur
pengetahuan, kemampuan dan kompetensi sedangkan instrument non tes
digunakan untuk mengukur variabel yang memiliki cakupan luas, tidak
mengandung unsur benar atau salah seperti sikap, kepemilikan, pribadi,
dan lain-lain.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3
teknik yaitu:
a. Observasi
Menurut Endang Mulyatiningsih (2012:26) menjelaskan bahwa:
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui observasi
dan pencatatan perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara
sistematik. Alat yang digunakan untuk mengobservasi dapat berupa
lembar observasi atau check list. Alat tersebut, perilaku yang
diamati sudah ditulis sehingga pada saat peneliti melakukan
observasi, peneliti tinggal memberi tanda cek atau skor nilai.
Perkembangan aktivitas belajar siswa dapat diketahui dengan
melakukan metode observasi. Peneliti bertugas untuk melakukan observasi
dan penilaian melalui pengngamatan lembar aktivitivitas siswa dan
kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan di
kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 05.
Dalam penelitian ini yang akan diukur dengan observasi adalah
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan model NHT. Penilaian
observasi ini dilakukan oleh observer. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas
guru pembelajaran IPA dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:
29
Tabel 2
Kisi-kisi Alat Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang diamati Nomor Item
1. Pra pembelajaran 1,2
2. Pembukaan 3,4
3. Kegiatan inti
5,6,7,8 a. Penguasaan materi
b. Pendekatan/ strategi 9,10,11,12,13,14,15
c. Pemanfaat media pembelajaran/sumber belajar
16,17,18,19
d. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa
20,21,22,23,24,25
e. Penilaian proses dan hasil belajar 26,27
f. Penggunaan bahasa 28,29,30
4 Penutup 31,32,33
Kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa pembelajaran IPA dapat dilihat
pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3
Kisi-kisi Alat Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek yang diamati Nomor Item
1. Pra pembelajaran 1,2
2. Kegiatan awal pembelajaran 3,4
3. Kegiatan inti pembelajaran
a. Penjelasan materi pembelajaran 5,6,7,8
b. Pendekatan/strategi pembelajaran 9, 10, 11, 12, 13,
14
c. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar
15, 16, 17
d. Penilaian proses dan hasil belajar 18,19
e. Penggunaan bahasa 20,21
4. Penutup 22,23,24
Jumlah 24
30
b. Teknik Tes
Endang Mulyatiningsih (2012:25) mengungkapkan bahwa:
Tes merupakan teknik pengumpulan data penelitian yang berfungsi
untuk mengukur kemampuan seseorang. Tes dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan yang memiliki respon/jawaban benar
atau salah. Jawaban benar akan mendapat skor dan jawaban salah
tidak mendapat skor. Hasil pengukuran dengan menggunakan tes
termasuk kategori data kuantitatif.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berisi nilai yang
diperoleh dari tes hasil belajar IPA. Tes diadakan setiap akhir pertemuan
disetiap pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2.
Penelitian ini menggunakan teknik tes tertulis yang berbentuk essay. Kisi-
kisi butir soal tes tertulis siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 1
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor
Item
10.
Memahami
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan
10.3
Mendeskripsik
an berbagai
penyebab
perubahan
lingkungan
fisik (angin,
hujan, cahaya
matahari, dan
gelombang air
laut).
Pertemuan 1
Menyebutkan beberapa contoh
lingkungan fisik.
1, 2, 3, 4
Menyebutkan faktor penyebab perubahan
lingkungan fisik.
5
Menjelaskan terjadinya angin darat
dan angin laut.
6, 7
Menjelaskan perubahan
lingkungan fisik yang
disebabkan oleh
angin.
8, 9, 10
Menjelaskan perubahan
lingkungan fisik yang
disebabkan oleh
hujan.
11, 12,
13, 14,
15
31
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor
Item
Pertemuan 2
Menyebutkan peran penting cahaya
matahari.
1, 2, 3,
4, 5
Menjelaskan perubahan
lingkungan fisik yang
disebabkan oleh
cahaya matahari.
6, 7
Menjelaskan perubahan
lingkungan fisik yang
disebabkan oleh
gelombang laut.
8, 9. 10,
11, 12,
13, 14,
15
Kisi-kisi butir soal tes tertulis siklus 2 dapat dilihat pada tabel 5 sebagai
berikut:
Tabel 5
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 2
Standar
Kompetensi Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor
Item
10.
Memahami
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan
10.2
Menjelaskan
pengaruh
perubahan
lingkungan
fisik terhadap
daratan (erosi,
abrasi, banjir,
dan longsor).
Pertemuan 1
Menyebutkan tentang contoh
kerusakan
lingkungan.
1, 2
Menyebutkan faktor penyebab kerusakan
lingkungan
3
Menjelaskan terjadinya erosi.
4, 5
Mendeskripsikan cara pencegahan
erosi.
6, 7, 8
Menjelaskan terjadinya abrasi.
9, 10, 11,
12
32
Mendeskripsikan cara pencegahan
abrasi.
13, 14, 15
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor
Item
Pertemuan 2
Menjelaskan terjadinya banjir.
1, 2, 3, 4,
5
Mendeskripsikan cara pencegahan
banjir.
6, 7, 8, 9,
10
Menjelaskan terjadinya tanah
longsor.
11, 12, 13
Mendeskripsikan cara pencegahan
tanah longsor.
14, 15
c. Teknik Non Test
Endang Mulyatiningsih (2012:26) mengungkapkan bahwa:
Teknik pengumpul data non tes mengandung pengertian „tidak ada
jawaban yang benar atau salah‟. Teknik pengumpulan data ini
bisaa digunakan untuk mengukur pendapat/opini, sikap, motivasi,
kinerja, dan lain-lain.Respon yang diberikan oleh subjek penelitian
dapat diberi skor, tetapi skor tersebut tidak digunakan untuk
memberi nilai benar atau salah. Respon subjek penelitian dapat
dikategorikan pada skala positif atau negatif, muncul atau tidak
muncul, baik atau kurang baik dan sesuai atau tidak sesuai. Respon
positif kemudian diberi skor lebih tinggi dari respon negatif.
“Beberapa teknik pengumpulan data non tes antara lain: observasi,
wawancara, dan dokumentasi”.
d. Dokumentasi
Berdasarkan Sukmadinata (Abdul Mutholib, 2009: 18), “studi dokumenter
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik”. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data awal
33
tentang nama siswa, no induk, nilai hasil ulangan siswa kelas 4 di SD
Negeri Kaliwungu 05 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
3.6 Teknik Analisis Instrumen
3.6.1 Analisis Validitas Instrumen
“Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam
mengukur apa yang diukur” (Duwi Priyatno, 2010:90). Uji validitas sering
digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala,
apakah item-item pada kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang
ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item
ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor
total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor
total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat skor koefisien korelasi
yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk
menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,
bisaanya digunakan uji signifikasi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung
terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30.
Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal
0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa
bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria
0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak
disarankan. Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi
dengan criteria menggunakan r kritis pada taraf signifikasi 0,05 (signifikasi 5%
atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).
Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji validitas
adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan
Corrected Item- Total Correlation.
Berdasarkan soal tes yang diujikan pada siswa SD NegeriKaliwungu 05
maka hasilnya diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16 for Windows
34
dan hasil analisisnya dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah tabel hasil uji
validitas instrumen siklus 1 dan 2.
Tabel 6
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus Bentuk Soal No Item soal Valid Tidak
Valid
1 Essay
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,1
1,12,13,14,15,16,17,
18, 19, 20,
21,22,23,24,25, 26,
27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 36,
37, 38, 39, 40
1, 2,4,5, 6, 7,8,
9,11,12,13,14,
15, 17, 18, 19,
21,22, 23, 24,
25, 26, 27, 28,
29, 30, 32, 33,
34, 36, 37, 39,
40
3, 5, 10,
16, 20, 31,
35, 38
2 Essay
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,1
1,12,13,14,15,16,17,
18, 19, 20,
21,22,23,24,25, 26,
27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 36,
37, 38, 39, 40
1,2,3,4,5,6,9,11,
12, 13,14, 16,
18, 19, 20, 21,
22, 23, 25, 26,
27, 28, 29, 30,
31, 32, 34, 35,
36, 37, 38, 39,
40
7, 8, 10,
15, 17, 24,
33
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa setelah dilakukan analisis dari 40
item soal tes siklus 1 terdapat 8 item soal yang corrected item to total correlation
≤ 0,2 sehingga item tidak valid. Demikian juga dengan 40 item soal tes siklus 2
yang telah dianalisis diperoleh hasil 7 item soal tes yang corrected item to total
correlation ≤ 0,2 sehingga item tidak valid.
3.6.2 Analisis Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diulang. Ada beberapa metode pngujian reliabilitas diantaranya metode
tes ulang, formula belah dua dari Spearman Brown, formula Rulon, formula
Flanagan, Chronbach‟s Alpha, metode formula KR-20, KR-21, dan metode
Anova Hoyt. Dalam SPSS akan dibahas uji yang sering digunakan mahasiswa
adalah dengan menggunakan metode Chronbach‟s Alpha.
35
Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6.
Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik.
Hasil perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat dilihat pada
lampiran. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus 1 dan siklus 2
Siklus Bentuk soal Koefisien Alpha Kriteria
1 Essay 0,859 Reliabilitas baik
2 Essay 0,870 Reliabilitas baik
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dari uji reliabilitas 40 item soal
evaluasi Idiperoleh koefisien Alpha= 0,859 yang termasuk dalam kriteria
reliabilitas bagus karena nilai alpha lebih dari 0,8. Demikian juga dari uji
reliabilitas 40 item soal evaluasi II diperoleh koefisien Alpha= 0,870 yang
termasuk dalam kriteria reliabilitas bagus karena nilai alpha lebih dari 0,8.
3.7 Indikator Kinerja
Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan
kelas ini, tolok ukurnya adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapain nilai KKM=
65. Keberhasilan belajar diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai 65, maka
dikatakan berhasil tuntas dan secara klasikal apabila sebanyak 100% siswa telah
mencapai nilai 65 maka dikatakan tuntas secara klasikal.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yaitu menggunakan data kuantitatif sederhana
menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil tes siklus
1 dengan hasil tes siklus 2. Untuk mengetahui keberhasilan tiap siklus yang telah
digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu dengan ketuntasan belajar
siswa dengan pecpaian KKM= 65. Hasil belajar dapat diukur apabila setiap siswa
telah mencapai nilai KKM= 65 maka dinyatakan tuntas dan berhasil.
36
Untuk mengetahui hasil belajar IPA dianalisis dengan cara menghitung
ketuntasan belajarnya sebagai berikut:
Menghitung ketuntasan belajar
Persentase = x 100%
Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 100% populasi kelas tuntas telah
belajar.