Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif
yang menggunakan metode Quasi Experimental Design dengan tujuan untuk
mengetahui efektivitas penerapan metode Jigsaw dan Team Assisted Individualization
terhadap pemahaman konsep siswa pada Standar Kopetensi Uang dan Perbankan.
Arikunto (2010, hlm. 123) menyebutkan bahwa metode kuasi eksperimen merupakan
suatu jenis eksperimen yang tidak sebenarnya karena jenis eksperimen ini belum
memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah
mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Sedangkan Ghozali (2008, hlm. 17)
menjelaskan bahwa sebuah penelitian dikatakan menggunakan kuasi eksperimen jika
datanya diambil dari suatu lingkungan yang telah ada tanpa intervensi langsung dari
peneliti.
Penelitian ini dibagi dalam dua kelompok kelas, yaitu kelompok kelas
eksperimen I adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran ekonomi Standar
Kopetensi Uang dan Perbankan metode Jigsaw , kelompok kelas eksperimen II
adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran ekonomi Standar Kopetensi Uang
dan Perbankan dengan metode Team Assisted Individualization.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Non-Equivalent Pretest Postest Design. Desain ini dibedakan dengan adanya pretest
sebelum perlakuan diberikan. Pretest dalam desain penelitian ini juga dapat
digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical control) serta dapat
digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap capaian skor (gain score).
Rancangan eksperimen ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 1
Desain penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen I 01 X1 02
Eksperimen II 03 X2 04
Sumber: Cohen, louis, Lawrence Manion and Keith Marrison (2007, hlm. 288)
Keterangan:
01 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen I.
02 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen I.
03 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen II.
04 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen II.
X1 : treatment atau perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif metode
Jigsaw .
X2 : treatment atau perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif metode Team
Assisted Individualization.
3.3 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode Jigsaw dan Team
Assisted Individualization sebagai variabel independen dan pemahaman konsep siswa
sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa IPS kelas X mata
pelajaran ekonomi dengan Standar Kopetensi Uang dan Perbankan SMAN 1
Parongpong semester II tahun pelajaran 2015/2016.
Dalam menentukan kelas eksperimen, terdiri dari dua kelas masing-masing
sebanyak 34 orang yaitu siswa kelas X-F sebagai kelas eksperimen I menggunakan
metode Jigaw, siswa kelas X-D sebagai kelas eksperimen II menggunakan
metodeTeam Assisted Individualization.
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.4 Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu dua variable bebas
(Independent Variable) dan satu variabel terikat (Dependent Variable). Variabel
bebas dalam penelitian ini yaitu metode Jigsaw dan metodeTeam Assisted
Individualization, sedangkan variabel terikatnya yaitu pemahaman konsep siswa.
3.4.1 Pemahaman Konsep Siswa
Pemahaman konsep dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tingkat
kemampuan siswa dalam mengartikan sebuah konsep yang akan menjadi landasan
untuk berpikir dan menyelesaikan masalah atau persoalan dalam pembelajaran. Siswa
dikatakan memahami suatu konsep ketika siswa tersebut dapat menjelaskan kembali
suatu konsep dengan bahasanya sendiri tanpa meruba makna yang sebenrnya.
3.4.2 Metode Jigsaw
Metode pembelajaran Jigsaw dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.
Metode Jigsaw menitik beratkan kepada kerja kelompok dalam bentuk
kelompok kecil. Metode Jigsaw merupakan metode belajar kooperatif dengan cara
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam
orang secara heterogen. Siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan
bertanggung jawab secara mandiri. Dalam pembelajaran ini, siswa juga memiliki
banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan dapat meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
Menurut Slavin (2005, hlm.237) ‘’Metode ini paling sesuai untuk subjek-
subjek seperti pelajaran ilmu sosial, literatur, sebagaian pelajaran ilmu pengetahuan
ilmiah dan bidang-bidang lainnya yang tujuan pembelajarannya lebih kepada
penguasaan konsep daripada penguasaan kemampuan’’.
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.4.3 Metode Team Assisted Individualization
Metode Team Assisted Individualization dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai suatu metode pembelajaran kooperatif yang merupakan gabungan dari
pembelajaran individu dan. Langkah-langkah Team Assisted Individualization.
Awofala, dkk (2013, hlm. 3) menyebutkan bahwa: pada metode Team Assisted
Individualization pembelajarannya mengacu pada belajar bersama dalam kelompok
kecil untuk mempengaruhi akuntabilitas individu dan tujuan kelompok umum. Materi
yang akan dipelajari diatur dan disajikan dalam uni kecil dengan berurutan yang
mengarahkan siswa memahami konsep, dari yang sederhana sampai konsep yang
kompleks dengan kemampuan siswa sendiri, serta mereka menerima informasi
(umpan balik) tentang respon mereka untuk mencapai penguasaan.
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang dikembangkan berupa tes pemahaman
konsep siswa dan lembar observasi untuk keterlaksanaan metode pembelajaran
Jigsaw danTeam Assisted Individualization. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah tes tertulis dalam bentuk tes pilihan ganda. Tes pemahaman konsep
untuk mata pelajaran ekonomi dirancang dalam bentuk tes objektif dengan lima
alternatif jawaban yaitu a, b, c, d dan e. Soal-soal yang akan digunakan untuk
mengukur dirumuskan berdasarkan indikator pemahaman konsep dan materi
pelajaran ekonomi. Soal akan diujikan kepada kelas eksperimen sebelum (pre-test)
dan sesudah (post-test) pembelajaran dilaksanakan. Soal dibuat untuk menguji tingkat
pemahaman konsep siswa pada pembelajaran ekonomi.
Langkah-langkah penyusunan tes pemahaman konsep siswa adalah sebagai
berikut:
a. Pembuatan kisi-kisi soal tes yang dikaitkan dengan masalah yang telah
disampaikan.
b. Menyusun soal beserta kunci jawaban
c. Soal dan kunci jawaban yang telah disusun di judgment oleh dosen
pembimbing dan dosen ahli.
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. Melakukan uji coba soal yang telah di judgment kepada sejumlah siswa kelas
X (n=30) yang sudah menerima materi.
e. Menghitung validasi tes, validasi item, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda.
3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini
terbagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pra eksperimen, tahap eksperimen, dan tahap
pasca eksperimen.
3.6.1 Tahap Pra Eksperimen
1. Studi pendahuluan
a. Mengidentifikasi masalah rendahnya pemahaman konsep siswa dengan
melakukan observasi awal di SMAN 1 Parongpong untuk memperoleh
gambaran empiris mengenai situasi dan kondisi menganai pemahaman
konsep siswa khususnya pada program IPS mata pelajaran ekonomi.
b. Melakukan studi literatur terhadap teori yang relevan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep.
c. Setelah mengkaji teori diketahui bahwa faktor penerapan metode
Pembelajaran disinyalir dapat meningkatkan pemahaman konsep,
selanjutnya menganalisis kurikulum dan materi ekonomi pada SMA
program IPS. Hal ini untuk mengetahui standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan tujuan pembelajaran.
2. Membuat perijinan untuk konsultasi dengan pihak sekolah dan guru bidang
studi mengenai waktu dan desain penelitian yang akan dilaksanakan di
SMAN 1 Parongpong.
3. Menyusun RPP berdasarkan kurikulum KTSP mengani materi yang akan
digunakan dalam penelitian.
4. Pembuatan instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda untuk mengukur
pemahaman konsep siswa dan lembar observasi untuk mengukur
keterlaksanaan penerapan metode yang digunakan.
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5. Judgment terhadap instrumen penelitian kepada dosen dan guru-guru terkait
dengan materi yang akan di uji coba.
6. Melakukan uji coba instrumen test yang diberikan kepada subjek diluar
subyek penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
soal, dan daya pembeda atas tes yang akan digunakan.
7. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui layak
atau tidaknya soal tersebut yang akan digunakan sebagai instrumen
penelitian.
3.6.2 Tahap Eksperimen
1. Melakukan pre-test kepada kelas eksperimen.
2. Memberikan perlakuan untuk kelas eksperimen I menggunakan metode
Jigsaw dan kelas eksperimen II menggunakan metodeTeam Assisted
Individualization.
3. Mengadakan Post-test terhadap kelas eksperimen I dan kelas Eksperimen II.
3.6.3 Tahap Pasca Eksperimen
1. Mengolah data hasil pre-test dan post-test untuk selanjutnya dilakukan
pengujian statistik untuk menguji hipotesis.
2. Menganalisis data hasil penelitian dan membahas temuan penelitian.
3. Menarik kesimpulan hasil penelitian.
4. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.
Berdasarkan tahapan penelitian tersebut dapat digambarkan alur penelitian
Gambar 3. 1:
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tahap I
Pra Penelitian
1. Studi Pendahuluan
2. Studi literatur
3. Menetapkan Materi Yang Akan Digunakan Dalam Penelitian
4. Membuat Silabus dan RPP
5. Menyusun Instrumen Penelitian Berupa Butir Soal
6. Melakukan Uji Coba Instrumen
7. Menganalisis Hasil Uji Coba Instrumen
8. Menentukan Waktu Penelitian Untuk Merapkan Metode
Tahap II
Penelitian
Memberikan soal-soal pre-test kepada siswa di kelas eksperimen untuk mengetahui tingkat
pemahaman konsep siswa sebelum treatment
Kelas Eksperimen I
Metode Jigsaw
Kelas Eksperimen II
Metode Team Assisted
Individualization (TAI)
Memberikan tes akhir atau post-test kepada siswa di kelas eksperimen untuk mengetahui tingkat
pemahaman konsep siswa setelah treatment
Tahap III
Pasca Penelitian
1. Mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh
2. Mengkonsultasikan hasil pengolahan data kepada dosen pembimbing
3. Mengkaji hipotesis dan menganalisis hasil penelitian
4. Menarik kesimpulan
5. Memberikan saran
Gambar 3. 1
Alur Penelitian
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.7 Analisis Uji Instrumen
Instrumen diuji cobakan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk penelitian
pada kelompok siswa yang bukan kelompok penelitian. Adapun langkah-langkah
untuk menganalisis instrumen sebagai berikut:
3.7.1 Uji Validitas Instrumen
Validitas instrumen menurut Sugiyono (2008, hlm. 271) terdiri dari validitias
konstruk (permukaan), validitas isi (content validity), dan validitas eksternal. Untuk
menguji validitas konstruk maka dapat digunakan pendapat para ahli (judgment
expert). Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumenyang telah disusun.
Mungkin para ahli akan memberi pendapat instrumen dapat digunakan tanpa
perbaikan, ada perbaikan, atau dirombak total.
Setelah langkah di atas ditempuh maka proses selanjutnya adalah mengadakan
uji coba pada sampel, hasilnya data ditabulasikan. Pengujian validitas konstruk
dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan cara mengkorelasikan jumlah skor
faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke
atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat.
Adapun untuk menghitung koefisien korelasi digunakan Pearson Product
Moment (Pearson r).
( )( )
√{
( ) }* ( ) +
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara dua variabel yaitu X dan Y
X = Skor butir soal
Y = Skor total
N = Jumlah siswa
Sebuah tes dikatakan mempunyai koefisien korelasi jika terdapat korelasi
antara -1,00 sampai 1,00. Koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan,
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sedangkan koefisien positif menunjukkan kesejajaran. Selanjutnya uji validitas tiap
item instrumen dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan nilai kritis
rtabel(nilai tabel). Tiap item tes dikatakan valid apabila pada taraf signifikasi α = 0,05
didapat rhitung≥rtabel.
Dalam penelitian ini, pengujian validitas diujikan kepada 30 responden yaitu
siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Parongpong, sehingga diperoleh nilai rtabel= 3,61.
Berdasarkan kepada hasil perhitungan SPSS versi 23, dari 25 soal yang diberikan,
seluruh soal memliki nilai rhitungyang lebih besar bila dibandingkan dengan nilai
rtabelmaka dapat disimpulkan bahwa seluruh item soal pilihan ganda yang telah diuji
cobakan valid sebagaimana pada table 3.2 berikut:
Tabel 3. 2
Hasil Uji Validitas Instrumen
No. Item rhitung Rtabel Keterangan
1 0.850 0.361 Valid
2 0.425 0.361 Valid
3 0.457 0.361 Valid
4 0.438 0.361 Valid
5 0.422 0.361 Valid
6 0.387 0.361 Valid
7 0.391 0.361 Valid
8 0.443 0.361 Valid
9 0.457 0.361 Valid
10 0.542 0.361 Valid
11 0.771 0.361 Valid
12 0.429 0.361 Valid
13 0.443 0.361 Valid
14 0.457 0.361 Valid
15 0.465 0.361 Valid
16 0.475 0.361 Valid
17 0.499 0.361 Valid
18 0.417 0.361 Valid
19 0.379 0.361 Valid
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
20 0.451 0.361 Valid
21 0.463 0.361 Valid
22 0.425 0.361 Valid
23 0.442 0.361 Valid
24 0.512 0.361 Valid
25 0.526 0.361 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 23
3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Hasan (2002, hlm. 28) menjelaskan bahwa ‘’Suatu alat ukur dikatakan
memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau
oleh peneliti lain maka tetap akan memberikan hasil yang sama’’. Sedangkan
Sugiyono (2008, hlm. 137) menyatakan “instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama’’.
Reliabilitas tes hasil belajar ditentukan melalui perhitungan koefisien korelasi
dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha. Data diolah menggunakan SPSS dan
diperoleh nilai r.
Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan
menggunakan interpretasi nilai r dari Guilford (Suherman & Kusumah, 1990) dan
data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS untuk mengetahui nilai Alpha.
Tabel 3. 3
Klasisfikasi Tingkat Reliabilitas
Interval Koefisien Korelasi Tingkat Reliabilitas
Antara 0,800-1,000 Sangat tinggi
Antara 0,600-0,800 Tinggi
Antara 0,400-0,600 Sedang
Antara 0,200-0,400 Rendah
Antara 0,000-0,200 Sangat Rendah
Sumber : Louis Cohen, Lawrence Manion and Keith Morrison (2007, hlm. 506)
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan
menggunakan interpretasi nilai r dari Guilford (dalam Suherman & Kusumah, 1990)
dan data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS untuk mengetahui nilai Alpha.
Berdasarkan hasil analisis data, maka didapatkan nilai Reliabilitasnya sebesar 0,860
seperti pada tabel 3.4.
Tabel 3. 4
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal
Cronbach's Alpha N of Items
.860 25
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 23
Dengan menggunakan SPSS versi 23 maka sesuai dengan nilai Cronbach’s
alpha yang diperoleh pada tabel tersebut, jika merujuk kepada kolom reliabilitas
dalam tabel 3.4 maka nilai reliabilitas berada dalam kategori sangat tinggi.
3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Tingkat kesukaran butir tes digunakan untuk mengklasifikasikan instrumen
tes ke dalam tiga golongan, apakah instrumen itu tergolong mudah, sedang, atau
sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran setiap butir soal tes pemahaman konsep
siswa, terlebih dahulu diurutkan skor total seluruh siswa dari yang terbesar ke yang
terkecil. Dari pengurutan tersebut, dipisahkan 25% skor sebelah atas yang selanjutnya
disebut kelompok atas dan 23% skor sebelah bawah yang selanjutnya disebut sebagai
kelompok bawah. Indek kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dihitung dengan
rumus berikut:
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Skor tes pemahaman konsep siswa berbentuk pilihan ganda dengan skor
terkecilnya 0 dan skor terbesarnya 1. Selanjutnya, jawaban yang benar dihitung 1 dan
jawaban yang salah dihitung 0. Banyak jawaban benar untuk kelompok atas dan
kelompok bawah digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal.
Untuk mengklasifikasikan tingakat kesukaran soal, digunakan interpretasi tingkat
kesukaran dikemukakan oleh Suherman dan Kusumah (1990). Interpretasi tersebut
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3. 5
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Harga TK Klasifikasi
0,00 < TK ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 < TK < 1,00 Soal mudah
Sumber: (Sudjana, 2012, hlm. 137)
Dengan menggunakan SPSS versi 23 maka tingkat kesukaran tiap butir soal
tes kemampuan pemahamn konsep yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel 3.6.
Tabel 3. 6
Hasil Uji Tingkat Kesuaran Instrumen
No Tingkat Kesukaran Interpretasi
1 0.76 Sedang
2 0.68 Mudah
3 0.84 Mudah
4 0.36 Sedang
5 0.80 Sedang
6 0.88 Sedang
7 0.52 Sedang
8 0.92 Sedang
9 0.84 Sedang
10 1.00 Sedang
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
11 0.92 Sedang
12 0.76 Mudah
13 0.92 Sedang
14 0.84 Mudah
15 0.36 Sedang
16 0.72 Sedang
17 0.40 Sukar
18 0.32 Mudah
19 0.76 Sukar
20 0.36 Mudah
21 0.72 Sedang
22 0.36 Sukar
23 0.76 Mudah
24 0.72 Sukar
25 1.00 Sedang
Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS Versi 23
Berdasarkan kepada hasil pengolahan data terkait dengan tingkat kesukaran
soal pada tabel 3.6, maka dapat diamati bahwa dari 25 soal yang ada, 4 soal termasuk
kedalam kategori sukar, 14 soal termasuk kedalam kategori sedang dan 7 soal
termasuk kedalam kategori mudah.
3.7.4 Daya Pembeda Instrumen
Perhitungan daya pembeda setiap butir soal tes pemahaman konsep siswa,
diawali dengan pengurutan skor total seluruh soal dari yang terbesar ke yang terkecil
seperti pada perhitungan tingkat kesukaran soal. Kemudian dilanjutkan dengan
menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Perhitungan daya pembeda soal
menggunakan skor kelompok atas dan kelompok bawah. Adapun harganya dihitung
dengan rumus berikut:
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
DP = Daya pembeda
JBA = Jumlah jawaban benar untuk kelompok atas
JBB = Jumlah jawaban benar untuk kelompok bawah
n = Jumlah siswa kelompok atas atau kelompok bawah
Penentuan jawaban benar dan salah dari soal tes pemahaman konsep siswa
dengan berbentuk instrumen pilihan ganda ini sama seperti pada perhitungan tingkat
kesukaran butir soal tes. Jumlah jawaban benar untuk masing-masing kelompok
selanjutnya digunakan untuk menghitung harga DP dengan rumus di atas. Untuk
mengklasifikasikan daya pembeda soal, digunakan interpretasi daya pembeda yang
dikemukakan oleh Suherman dan Kusumah (1990). Interpretasi daya pembeda dari
tes yang dilakukan itu disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3. 7
Interpretasi Daya Pembeda
Rentang Nilai D Klasifikasi
D < 0,20 Jelek
0,20 ≤ D < 0,40 Cukup
0,40 ≤ D < 0,70 Baik
0,70 ≤ D < 1,00 Sangat Baik
Sumber: Arikunto (2010, hlm.232).
Tabel 3. 8
Hasil Uji Daya Beda Butir Soal
No Nilai Daya Beda Interpretasi
1 0.87 Sangat Baik
2 0.47 Baik
3 0.33 Cukup
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4 0.33 Cukup
5 0.40 Baik
6 0.27 Cukup
7 0.33 Cukup
8 0.33 Cukup
9 0.33 Cukup
10 0.33 Cukup
11 0.80 Sangat Baik
12 0.33 Cukup
13 0.33 Cukup
14 0.33 Cukup
15 0.47 Baik
16 0.27 Cukup
17 0.40 Baik
18 0.40 Baik
19 0.47 Baik
20 0.33 Cukup
21 0.40 Baik
22 0.33 Cukup
23 0.47 Baik
24 0.40 Baik
25 0.33 Cukup
Sumber: Hasil Olahan Data Dengan SPSS Versi 23
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat dilihat bahwa dari 25 item
soal, terdapat 14 item soal yang memiliki daya pembeda pada kategori cukup, 9 item
soal yang memiliki daya pembeda pada kategori Baik dan 2 item soal yang memiliki
daya pembeda berada pada kategori sangat baik.
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.8 Teknik Pengolahan Data
Langkah-langkah pengujian secara statistik yang digunakan untuk pengolahan
data pemahaman konsep siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan penerapan
metode Jigsaw dan Team Assisted Individualization adalah sebagai berikut:
1. Menskor tiap lembar jawaban tes siswa sesuai dengan kunci jawaban yang
benar.
2. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pre-test dan post-test 1. Jawaban
yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
3. Mengubah nilai ke dalam bentuk persentase dengan cara:
( )
4. Menghitung nilai rata-rata keseluruhan dan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa untuk masing-masing kelompok, yaitu kelompok tinggi, sedang, dan
rendah.
5. Menghitung normalisasi gain antara nilai rata-rata pre-test dan nilai rata-rata
post-test. Secara keseluruhan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(David E. Meltzer, 2002)
Tabel 3. 9
Kriteria Peningkatan Gain
Gain Ternormalisasi (G) Kriteria Peningkatan
G > 0. 5 Peningkatan Rendah
0. 5 ≤ G ≤ 0. 7 Peningkatan Sedang
G > 0. 7 Peningkatan Tinggi
Sumber: (David E. Meltzer, 2002)
6. Melakukan uji normalitas
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut
normal atau tidak. Data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji
hipotesis menggunakan statistik parametrik. Jika hasil uji tidak normal dan
tidak homogen maka dilakukan uji non parametrik. Untuk menguji normalitas
data pre-test dan post-test digunakan uji statistik one-sample Kolmogorov-
smirnov test pada SPSS ver 13. 00, hasilnya dengan membandingkan
probabilitas Assymp Sig (2-taled) dengan nilai alpha (α). Kriteria pengujian
adalah apabila probabilitas Assymp. Sig (Sig 2-taled) > alpha (α), maka tes
dapat dikatakan berdistribusi normal.
Hipotesis pengujian normalitas:
H0 : Angka signifikansi (Sig) < 0. 05 maka data berdistribusi tidak normal.
H1 : Angka signifikansi (Sig) > 0. 05 maka data berdistribusi normal.
7. Melakukan uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data sampel pada setiap
kelompok dapat dikatakan homogeny atau tidak, dan bisa atau tidaknya
digabung untuk di analisis lebih lanjut. Dalam hal ini, untuk menguji
homogenitas data normalisasi gain pre-test dan pos-test digunakan uji statistik
test of homogeneity of variance pada SPSS versi 13. 00, hasilnya dengan
membandingkan probabilitas Assymp Sig (2-taled) dengan nilai alpha (α).
Kriteria pengujian adalah apabila probabilitas Assymp. Sig (2-taled) > alpha
(α), maka data disebut homogen.
Hipotesis pengujian homogenitas:
H0 : Angka signifikansi (Sig) < 0. 05 maka data bervariasi tidak normal.
H1 : Angka signifikansi (Sig) > 0. 05 maka data bervariasi normal.
8. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman
konsep siswa antara kelas eksperimen I dan kelas eskperimen II maka dilakukan uji
Fitrah Afritesya, 2016 EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
perbedaan rata-rata skor pemahaman konsep siswa pada kedua kelas tersebut dengan
rincian sebagai berikut:
a) Jika data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan
menggunakan uji rata-rata dua pihak (Independent Sample t – Test) pada
program SPSS dengan penfasiran sebagai berikut: Jika nilai signifikansi
sig (2-tailed) >0,025maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata pemahaman konsep siswa
antara kelas eksperimen I dengan menggunakan metode Jigsaw , kelas
eksperimen II dengan menggunakan metode Team Assisted
Individualization. Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) < 0,025 maka H0
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II.
b) Jika data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametrik
berupa U Mann Whitney menggunakan program SPSS dengan penafsiran
sebagai berikut: Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) > 0,025 maka H0
diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan rata-rata pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen I
dengan menggunakan metode Jigsaw , kelas eksperimen II dengan
menggunakan metode Team Assisted Individualization. Jika nilai
signifikansi sig (2-tailed) < 0,025 maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata pemahaman konsep
siswa antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.