Upload
trandiep
View
243
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
49
49
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan metode yang sesuai
sehingga dapat membantu peneliti dalam mengungkapkan permasalahan yang
akan dikaji kebenarannya. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan
dengan masalah dan tujuan penelitian. Metode penelitian mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Sugiyono
(2012:5) menyatakan bahwa :
“Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah.”
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif yaitu pencarian data atau informasi dari realitas permasalahan
yang ada dengan mengacu pada pembuktian konsep atau teori yang digunakan.
Sugiyono (2012:11) mengemukakan bahwa :
“Metode kuantitiatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan
fenomena alam, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui
50
50
perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang yang diminta menjawab atas
sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase
tanggapan mereka.
3.1.1 Objek Penelitian
Sugiyono (2012:38) mengemukakan bahwa “objek penelitian merupakan
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variable tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.” Dalam
penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah audit internal dan Good
Corporate Governance (GCG) pada sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yaitu PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh audit internal terhadap pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG).
3.1.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif dan asosiatif. Penulis menggunakan metode
analisis deskriptif untuk menyajikan variabel yang terstruktur, faktual, dan akurat
mengenai permasalahan yang ada yang penulis kemukakan pada rumusan masalah
penelititan pertama dan kedua yaitu bagaimana audit internal dan pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG) pada PT Permodalan Nasional Madani
(persero). Sugiyono (2012:35) mengemukakan pengertian metode deskriptif
sebagai berikut :
51
51
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.”
Sedangkan menurut Moh. Nazir (2005:54) mengemukakan penelitian
deskriptif sebagai berikut :
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”
Selain menggunakan metode analisis deskriptif, penulis juga
menggunakan metode asosiatif untuk menjawab rumusan masalah ketiga yaitu
seberapa besar pengaruh audit internal terhadap pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) pada PT Permodalan Nasional Madani (persero). Sugiyono
(2012:36) mengemukakan bahwa :
“Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini
maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.”
3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian
3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengelompokkan variabel-variabel
penelitian menjadi dua variabel yaitu variabel bebas (variabel independen) dan
variabel terikat (variabel dependen). Sugiyono (2012:59) mengemukakan bahwa
variabel bebas (variable independen) adalah “variabel yang mempengaruhi atau
52
52
n
XMe
i
n
YMe
i
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”
Variabel bebas (variable independen) dalam penelitian ini adalah audit internal
(X).
Sugiyono (2012:59) mengemukakan bahwa “variabel terikat (variabel
dependen) adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas.” Variabel terikat (variable dependen) dalam penelitian ini
adalah Good Corporate Governance (Y). Untuk menilai variabel X dan variabel Y,
penulis menggunakan analisis deskriptif berdasarkan rata-rata (mean) dari variabel
X dan variabel Y. Nilai rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data
keseluruhan dalam setiap masing-masing variabel kemudian dibagi dengan jumlah
responden. Adapun untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean) maka digunakan
rumus sebagai berikut :
1. Untuk variable X :
2. Untuk varabel Y :
Keterangan :
Me : Mean (rata-rata)
Σ : Sigma (Jumlah)
Xi : Nilai X ke i sampai ke n
Yi : Nilai Y ke i sampai ke n
n : Jumlah individu
53
53
Setelah mendapat rata-rata (mean) dari masing-masing variabel,
kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai
yang terendah (1) dan nilai yang tertinggi (5) dari hasil kuesioner. Untuk variabel
X terdapat sebanyak 25 pernyataan dengan rincian sebagai berikut :
Nilai terendah sebanyak : 1 x 25 = 25
Nilai tertinggi sebanyak : 5 x 25 = 125
Maka diperoleh kelas interval sebesar (125-25)/5 = 20
Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, maka kriteria untuk
menilai audit internal (X) penulis tentukan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Variabel X
Nilai Kriteria
25 – 45 Audit internal tidak dilaksanakan dengan baik
46 – 65 Audit internal kurang dilaksanakan dengan baik
66 – 85 Audit internal cukup dilaksanakan dengan baik
86 – 105 Audit internal dilaksanakan dengan baik
106 – 125 Audit internal dilaksanakan dengan sangat baik
Sedangkan untuk variabel Y terdapat sebanyak 10 pernyataan dengan
dengan rincian sebagai berikut :
Nilai terendah sebanyak : 1 x 10 = 10
Nilai tertinggi sebanyak : 5 x 10 = 50
Maka diperoleh kelas interval sebesar (50-10)/5 = 8
Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, maka kriteria untuk
menilai pelaksanaan Good Corporate Governance (Y), penulis tentukan sebagai
berikut :
54
54
Tabel 3.2
Kriteria Variabel Y
Nilai Kriteria
10 -18 Good Corporate Governance tidak dilaksanakan dengan memadai
19 - 26 Good Corporate Governance kurang dilaksanakan dengan memadai
27 - 34 Good Corporate Governance cukup dilaksanakan dengan memadai
35 - 42 Good Corporate Governance dilaksanakan dengan memadai
43 - 50 Good Corporate Governance dilaksanakan dengan sangat memadai
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui
kuesioner yang diberikan kepada responden dengan bentuk pernyataan tertutup.
Teknik skala Likert digunakan dalam melakukan pengukuran atas jawaban dari
pernyataan yang diajukan kepada responden dengan cara memberikan skor pada
setiap item jawaban. Adapun untuk masing-masing jawaban nilainya ditetapkan
sebagai berikut :
1. Jawaban sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5.
2. Jawaban setuju/sering/positif diberi skor 4.
3. Jawaban ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3.
4. Jawaban tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2.
5. Jawaban sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor 1.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Seperti yang telah penulis kemukakan sebelumnya bahwa dalam
penelitian ini mencakup 2 (dua) variabel penelitian. Agar lebih mudah untuk
melihat mengenai variabel penelitian yang akan digunakan, maka penulis
menjabarkan ke dalam bentuk operasionalisasi variabel yang dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
55
55
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Bebas (X) : Audit Internal
Variabel Konsep Dimensi Indikator Pengukuran Skala No Item
Pernyataan
Audit
Internal
(X)
Menurut:
Hiro
Tugiman
(2006:11)
Internal
auditing atau
pemeriksaan
internal
adalah suatu
fungsi
penilaian
yang
independen
dalam suatu
organisasi
untuk
menguji dan
mengevaluasi
kegiatan
organisasi
yang
dilaksanakan.
Standar
Profesional
Audit
Internal
(SPAI)
Independensi
atau
kemandirian unit
audit internal
yang
membuatnya
terpisah dari
berbagai
kegiatan yang
diperiksa dan
objektivitas para
pemeriksa
internal
a. Struktur
organisasi
b. Objektivitas
Ordinal
Ordinal
1-2
Keahlian dan
penggunaan
kemahiran
profesional
secara cermat
dan seksama
para auditor
internal
a. Personalia
b. Pengetahuan
dan
kecakapan unit
audit internal
c. Pengawasan
d. Kesesuaian
dengan standar
profesi
e. Pengetahuan
dan kecakapan
auditor internal
f. Hubungan
antar manusia
dan
komunikasi
g. Pendidikan
berkelanjutan
h. Ketelitian
profesional
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
3-10
Lingkup
pekerjaan audit
internal
a. Keandalan
informasi
b. Kesesuaian
dengan
kebijakan,
prosedur dan
Ordinal
Ordinal
11-15
56
56
ketentuan
perundang –
undangan
c. Perlindungan
terhadap harta
d. Penggunaan
sumber daya
secara
ekonomis
dan efisien
e. Pencapaian
tujuan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Pelaksaanaan
tugas audit
a. Perencanaan
pemeriksaan
b. Pengujian dan
pengevaluasian
informasi
c. Pemberitahuan
hasil
d. Tindak lanjut
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
16-19
Manajemen unit
audit internal
a. Tujuan,
kewenangan,
dan tanggung
jawab
b. Perencanaan
c. Kebijaksanaan
dan prosedur
d. Manajemen
personel
e. Auditor
eksternal
f. Pengendalian
mutu
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
20-25
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Terikat (Y) : Good Corporate Governance (GCG)
Variabel Konsep Dimensi Indikator Pengukuran Skala No Item
Pernyataan
GCG
(Y)
GCG pada
dasarnya
merupakan
suatu sistem
Prinsip-
prinsip
Good
Corporate
Transparansi
a. Penyediaan
informasi yang
material dan
relevan
Ordinal
1-2
57
57
Menurut:
Moh.
Wahyudin
Zarkasyi
(2008:36)
(input,
proses,
output) dan
seperangkat
peraturan
yang
mengatur
hubungan
antara
berbagai
pihak yang
berkepenting
an
(stakeholders
) terutama
dalam arti
sempit
hubungan
antara
pemegang
saham,
dewan
komisaris,
dan dewan
direksi demi
terciptanya
tujuan
perusahaan.
Governance
(GCG)
b. Informasi
mudah diakses
dan dipahami
Ordinal
Akuntabilitas
a. Pertanggung
jawaban yang
transparan dan
wajar
b.Sistem
pengendalian
internal yang
efektif
Ordinal
Ordinal
3-4
Responsibili-
tas
a. Mematuhi
peraturan
perundang-
undangan
b.Pertanggung
jawaban sosial
Ordinal
Ordinal
5-6
Independensi
a. Pengelolaan
perusahaan
tidak saling
mendominasi
b.Tidak ada
intervensi dari
pihak lain
Ordinal
Ordinal
7-8
Kesetaraan
dan
kewajaran
a. Memperhatikan
kepentingan
pemegang
saham
b.Memperhatikan
kepentingan
pihak lain
Ordinal
Ordinal
9-10
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan
diteliti. Populasi sebagai kumpulan atau agresi dari seluruh elemen-elemen atau
individu yang merupakan suatu informasi dari suatu penelitian. Sugiyono
(2012:389) mengemukakan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
58
58
objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi penelitian ini adalah objek yang berkaitan dengan auditor yang
terdapat pada PT Permodalan Nasional Madani (persero). Populasi yang diambil
oleh penulis sebanyak 20 (dua puluh) responden yang berada dalam Divisi Satuan
Pengawasan Intern (SPI) pada PT Permodalan Nasional Madani (persero).
3.3.2 Sampel
Sugiyono (2012:116) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh karakteristik tersebut.” Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya
dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu probability sampling dan
nonprobability sampling. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini, penulis penggunakan teknik nonprobability sampling. Pengertian
nonprobability sampling menurut Sugiyono (2012:67) adalah “teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi
sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, dan snowball.”
Adapun teknik nonprobability sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampling purposive. Sugiyono (2012:68) mengemukakan
bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.” Penentuan sampel dalam penelitian ini didasarkan kepada pertimbangan
59
59
21 Ne
Nn
terhadap seseorang dalam perusahaan yang memiliki keahlian dalam bidang yang
audit. Pertimbangan-pertimbangan tertentu adalah sebagai berikut :
1. Sampel yang digunakan berdasarkan lamanya berkerja di PT Permodalan
Nasional Madani (persero) dengan alasan-alasan sebagai berikut :
a. Cukup berpengalaman dengan minimal memiliki pengalaman kerja 1
(satu) tahun sebagai auditor internal;
b. Mengetahui kondisi perusahaan;
c. Dapat bekerja sama.
2. Berpendidikan dengan alasan-alasan sebagai berikut :
a. Memiliki pendidikan formal yang cukup dengan minimal memiliki tingkat
pendidikan diploma 3;
b. Kompeten;
c. Berwawasan.
Rumus yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini
yaitu rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2005:108) sebagai berikut :
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e2 : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
dalam penelitian, presisi yang digunakan dalam penelitian ilmu social
adalah 1%, 5%, 10%. Adapun presisi yang digunakan dalam penelitian ini
diambil nilai e = 10%.
60
60
)1.020(1
202
n
)01.020(1
20n
20.01
20n
20.1
20n
67,16n
17n
Berdasarkan rumus tersebut, ukuran sampel yang dapat digunakan dalam
penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut :
(dibulatkan)
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah sampel minimal yang dapat
diambil dan mewakili populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 17 sampel.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data-data yang
digunakan untuk keperluan penelitian. Data yang dikumpulkan harus cukup valid
untuk digunakan. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting
dalam penelitian karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Moh. Nazir (2005:174) mengemukakan pengumpulan data sebagai
berikut :
“Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode
mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.
Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data.
Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa terpecahkan karena
61
61
metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan,
ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang
diinginkan.”
Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang tepat
dalam melakukan suatu penelitian. Sugiyono (2012:308) mengemukakan bahwa
“teknik pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.”
Dalam penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan oleh penulis berupa
data primer dan data sekunder. Sugiyono (2012:139) menjelaskan sumber data
primer adalah “sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data.” Umi Narimawati (2008:98) mengemukakan pengertian data primer sebagai
berikut :
“Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data
ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-
file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah
teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau
orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun
data.”
Sedangkan pengertian data sekunder menurut Sugiyono (2012:141)
adalah sebagai berikut :
“Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang
bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan.”
Teknik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data yang relevan
untuk menunjang dan memperkuat analisis penelitian adalah sebagai berikut :
62
62
1. Studi Lapangan (Field Research)
Untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini penulis mengumpulkan
informasi melalui kuesioner, observasi, dan wawancara langsung terhadap
objek penelitian. Observasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh
melalui hasil kuisioner.
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung kepada
objek penelitian sebagai responden untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan. Pengamatan dilakukan terhadap audit internal di PT
Permodalan Nasional Madani (Persero) serta hal-hal yang berkaitan
dengan dimensi karakterisitik audit internal.
b. Kuesioner
Sugiyono (2012:199) mengemukakan bahwa “kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”
Adapun jenis kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tertutup,
artinya kuesioner yang sudah disediakan jawabannya. Adapun alasan
penulis menggunakan kuesioner tertutup karena alternatif jawaban telah
disediakan yaitu dari selalu sampai tidak pernah. Kuesioner diberikan
kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan
dalam hal ini auditor-auditor pada Divisi Satuan Pengawasan Intern (SPI)
PT Permodalan Nasional Madani (persero).
63
63
c. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
secara langsung dengan pimpinan atau pihak yang berwenang atau bagian
lain yang berhubungan langsung dengan objek yang di teliti.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan atau studi dokumen penulis gunakan untuk memperoleh
data sekunder yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, mengutip,
dan merangkum data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas
serta dengan dibantu dokumen laporan hasil survey yang pernah dilakukan
oleh orang lain, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
3.5 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.5.1 Metode Analisis Data
3.5.1.1 Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang mudah dibaca, dipahami dan diinterupsikan. Data yang akan dianalisis
merupakan data hasil penelitian dari penelitian lapangan dan penelitian
kepustakaan kemudian dilakukan analisa untuk menarik kesimpulan. Menurut
Sugiyono (2012:206) definisi analisis data adalah sebagai berikut :
“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.”
64
64
Analisis data diperlukan agar penulis memperoleh hasil yang dapat
dipercaya. Pengumpulan data diperoleh melalui data statistik dari data kualitatif
dan kuantitatif. Tujuannya adalah untuk menetapkan apakah variabel bebas
memiliki hubungan dengan variabel terikat. Kesimpulan yang ditetapkan melalui
penerimaan atau penolakan hipotesis.
3.5.1.2 Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat keabsahan
dan kevalidan suatu alat ukur atau instrument penelitian. Sugiyono (2012:172)
menyatakan bahwa “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur.” Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis item yaitu dengan mengkorelasikan skor setiap
butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Sugiyono
(2012:188) menyatakan hal sebagai berikut :
“Teknik korelasi untuk menentukan validitas item sampai sekarang
merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Dan item yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi
yang tinggi menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang
tinggi pula.”
Apabila terdapat item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut
tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki
kriteria sebagai berikut :
a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid
b. Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid
65
65
2
2111
t
iS
S
k
kr
2222 YYnXXn
YXXYnr
Untuk menghitung korelasi pada saat uji validitas menggunakan korelasi
pearson product moment dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
r : Korelasi
X : Skor setiap item
Y : Skor total dikurangi item tersebut
n : Ukuran sampel
Untuk mempermudah perhitungan validitas data, penulis menggunakan
software Statistical Program for Social Scient (SPSS).
3.5.1.3 Uji Reliabilitas
Pengujian reabilitas dimaksudkan untuk menguji sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran beberapa kali terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Sugiyono
(2012:121) mengemukakan bahwa “instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama.” Uji reliabilitas dalam pengujian ini menggunakan
metode Alpha Cronbach’s. Sugiyono (2012:365) mengemukakan rumus untuk
metode Alpha Cronbach’s sebagai berikut :
66
66
Keterangan :
k : Mean kuadrat antara subyek
21S : Mean kuadrat kesalahan
2tS : Varians total
Untuk mempermudah perhitungan reliabilitas, penulis menggunakan
software Statistical Program for Social Scient (SPSS). Syarat minimum yang
dianggap memenuhi syarat adalah apabila nilai koefisien Alpha Cronbach’s yang
didapat 0,6. Jika koefisien yang didapat kurang dari 0,6 maka instrumen
penelitian tersebut dinyatakan “Tidak Reliable”.
3.5.1.4 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Untuk memenuhi persyaratan data untuk keperluan analisis rergresi yang
mengharuskan skala pengukuran data minimal skala interval, maka data yang
berskala ordinal tersebut harus ditransformasikan terlebih dahulu ke dalam skala
interval dengan menggunakan Methode of Successive Interval (MSI). Adapun
langakh-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan frekuensi responden.
2. Menentukan proporsi setiap responden, yaitu dengan cara membagi frekuensi
dengan jumlah sampel.
3. Menentukan frekuensi secara berurutan untuk setiap responden sehingga
diperoleh proporsi kumualtif.
4. Menentukan nilai Z untuk masing masing proporsi kumulatif yang dianggap
menyebar mengikuti sebaran normal baku
67
67
5. Menghitung nilai scala value (SV) untuk masing masing responden dengan
rumus :
SV = detensity lower limit
- detensity uper limit
area below uper limit area below lower limit
Dimana :
Detensity at lower limit = nilai detensitas batas bawah
Detensity at lower limit = nilai detensitas batas atas
Area below upper limit = daerah di bawah batas atas
Area below lower limit = daerah di bawah batas bawah
6. Mengubah scala value (SV) terkecil sama dengan satu dan
mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil
sehingga diperoleh Transformed Scale Value (TSV) dengan cara :
TSV = Y = SV + Smin +1
7. Nilai skala inilah yang disebut skala interval dan dapat digunakan dalam
perhitungan analisis regresi.
3.5.1.5 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel
terikat untuk setiap nilai variabel bebas tertentu berdistribusi normal atau tidak.
Dalam model regresi linier, asumsi ini ditunjukan oleh nilai error yang
berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal sehingga layak dilakukan
pengujian secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of
68
68
bXaY
Normality Kolmogorov-Smirnov dalam software Statistical Program for Social
Scient (SPSS). Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan
probabilitas (asympiotic significance) sebagai berikut :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari populasi adalah tidak normal.
3.5.1.6 Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana merupakan hubungan secara linier
antara satu varialel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini
digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari
variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan. Sugiyono (2012:270) mengemukakan persamaan regresi linier
sebagai berikut :
Keterangan :
Y : Variabel dependen
X : Variabel independen
a : Suatu bilangan konstanta yang merupakan nilai Y apabila X = 0
b : Koefisien regresi
69
69
2222 YYnXXn
YXXYnr
3.5.1.7 Koefisien Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengukur seberapa erat hubungan
antara 2 (dua) variabel yaitu variabel X dan Y. Simbol besaran korelasi adalah r
yang disebut dengan koefisien korelasi, sedangkan parameternya ρ (dibaca rho).
Rumus koefisien korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus
pearson product moment sebagai berikut :
Untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan antara
variabel X dengan variabel Y maka dapat digunakan pedoman interpretasi data
yang dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.5
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Keofisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : (Sugiyono, 2012:250)
70
70
3.5.1.8 Koefisien Determinasi
Untuk menilai seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y
maka digunakan koefisien determinasi yang merupakan koefisien korelasi yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (%). Adapun rumus dari koefisien
determinasi adalah sebagai berikut :
Kd = r2 x 100%
Keterangan :
Kd : Koefisien Determinasi
r : Koefisien Korelasi
3.5.2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan suatu prosedur yang akan menghasilkan
suatu keputusan yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis tersebut.
Hipotesis tidak pernah dibuktikan kebenarannya tetapi diuji validitasnya. Dalam
pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat tidak mengandung keputusan artinya
keputusan bisa benar atau salah sehingga dapat menimbulkan risiko. Besar
kecilnya risiko dinvatakan dalam probabilitas.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui
korelasi dari kedua variabel penelitian yaitu korelasi antara pengaruh audit internal
terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG). Hipotesis yang akan
diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan dengan ada/tidaknya
korelasi antara variabel-variabel yang telah dijelaskan sebelumnya.
71
71
r
r
nt
21
2
Penetapan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan positif antara variabel bebas (X)
dengan variabel terikat (Y). Hipotesis nol (H0) merupakan hipotesis yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel independen terhadap
variabel dependen dan dalam hal ini diformulasikan untuk ditolak. Sedangkan
hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
antara kedua variabel yang akan diteliti yaitu variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y) dan dalam hal ini diformulasikan untuk diterima. Rumus uji hipotesis
tersebut adalah sebagai berikut :
1. H0 : ρ = 0, artinya audit internal tidak berpengaruh terhadap Good Corporate
Governance (GCG)
2. Ha : ρ ≠ 0, artinya audit internal berpengaruh terhadap Good Corporate
Governance (GCG)
Untuk menguji tingkat signifikansi maka dalam penelitian ini
menggunakan uji-t. Adapun rumus uji-t menurut Sugiyono (2012:366) sebagai
berikut :
Keterangan :
t : Tingkat signifikan (t hitung) yang selanjutnya dibandingkan dengan t
tabel
r : Korelasi
n : Jumlah/banyaknya sampel
72
72
Sebelum pengujian dilakukan maka terlebih dahulu harus menentukan
taraf signifikansi atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana
pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk menunjukan pilihan antara (H0)
dan (Ha). Adapun taraf nyata yang dipilih dengan α = 5% (0,05). Angka α =
0,05 memiliki makna bahwa jika terjadi kesalahan maka kesalahan tersebut tidak
melebihi 5%.
Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai t hitung
dengan t tabel dengan menggunakan tabel harga kritis t tabel dengan tingkat
signifikansi yang telah ditentukan sebesar 0,05 (α = 0,05). Adapun kriteria
pengujian yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
a. t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh signifikan antara audit internal
terhadap Good Corporate Governance (GCG) pada PT Permodalan Nasional
Madani (persero) dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima.
b. t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara audit internal
terhadap Good Corporate Governance (GCG) pada PT Permodalan Nasional
Madani (persero) dengan kata lain Ho diterima dan Ha ditolak.
3.6 Rancangan Kuesioner
Sugiyono (2012:199) mengemukakan bahwa “kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Penulis menggunakan
jenis kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang dibagikan dengan disediakan
pertanyaan disertai dengan jawaban di setiap point pertanyaan tersebut.
73
73
Kuesioner dibagikan kepada divisi Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT
Permodalan Nasional Madani (persero). Jumlah responden yang telah ditentukan
sebelumnya secara sampling adalah 17 orang. Kuesioner terdiri dari 35 (tiga
puluh lima) pertanyaan dalam bentuk pernyataan yaitu 25 (dua puluh lima)
pertanyaan untuk audit internal (X) dan 10 (sepuluh) pertanyaan untuk
pelaksanaan Good Corporate Governance (Y).