16
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan peneliti adalah jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SD Negeri Tlogowungu Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Peneliti menggunakan waktu penelitian pada Semeter II Tahun Pelajaran 2011/2012. Unit penelitian adalah kelas IV SD Negeri Tlogowungu. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dengan jumlah siswa 15 orang [laki-laki (7) dan perempuan (8)]. Peneliti mengambil lokasi atau tempat penelitian ini dengan pertimbangan SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung sedang dalam upaya perbaikan peningkatan pembelajaran siswa melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 3.2. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X) Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode pembelajaran taling stick. Metode pembelajaran talking stick merupakan metode pembelajaran menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara bergiliran. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan peneliti

adalah jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama

antara peneliti dengan guru kelas. Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil lokasi di SD Negeri Tlogowungu Kecamatan Kaloran

Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Peneliti menggunakan waktu

penelitian pada Semeter II Tahun Pelajaran 2011/2012. Unit penelitian

adalah kelas IV SD Negeri Tlogowungu. Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran,

Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dengan jumlah siswa 15 orang

[laki-laki (7) dan perempuan (8)]. Peneliti mengambil lokasi atau tempat

penelitian ini dengan pertimbangan SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan

Kaloran, Kabupaten Temanggung sedang dalam upaya perbaikan

peningkatan pembelajaran siswa melalui Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).

3.2. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X)

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode

pembelajaran taling stick. Metode pembelajaran talking stick

merupakan metode pembelajaran menggunakan sebuah tongkat

sebagai alat penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan

diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara

estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara

bergiliran. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat

tongkat dan pertanyaan.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

31

2. Variabel Terikat (Y)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Hasil

belajar.. hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari

penilaian proses ( kerja kelompok , menjawab pertanyaan ) dan

penilaian hasil ( penilaian tes ).

3.3. Prosedur/langkah-langkah Penelitian

Model penelitian ini mengacu pada teori S. Kemmis dan McTaggart

dalam Suwarsih Madya (2006:10) bahwa penelitian tindakan kelas

memberikan cara kerja yang mengaitkan teori dan praktik menjadi kesatuan

utuh gagasan dalam tindakan. Rencana tindakan yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu PTK menggunakan model spiral S. Kemmis dan McTarggart

dengan menggunakan 2 siklus. Di dalam setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu:

perencanaan (pembuatan RPP, lembar observasi, lembar evaluasi),

pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi. Penjelasan lebih rinci akan

disajikan di gambar berikut ini.

Model Spiral Dari S. Kemmis dan McTarggart.

Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dengan tahapan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang berupa

kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

32

oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang akan

dihadapi.(Subyantoro, 2009: 29).

Dalam perencanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Menelaah materi pembelajaran dan menelaah indikator

bersama tim kolaborasi

Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

dan skenario pembelajaran talking stick

Menyiapkan sumber dan alat peraga yang dibutuhkan dalam

pembelajaran.

Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja

siswa.

Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas

siswa.

2) Implementasi tindakan dan observasi

Dilakukan implementasi tindakan yang telah ditetapkan

pada tahap perencanaan.(Subyantoro, 2009: 130). Dalam

pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama

yaitu tentang Memahami berbagai bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam kehidupan sehari - hari dalam Kompetensi

Dasar Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di

lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.Dan siklus kedua yaitu

tentang memehami berbagai bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam Kompetensi Dasar Mendeskripsikan energi

alternatif yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

Observing adalah kegiatan pengamatan untuk memotret

sejauh mana efektivitas kepemimpinan atas tindakan telah

mencapai sasaran (Saminanto, 2010:12). Kegiatan observasi

dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

33

mengamati perilaku pemberian tindakan dan siswa yang

mengamati pemberian tindakan.

3) Refleksi

Reflecting adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang

perubahan yang terjadi yaitu siswa, suasana kelas, dan guru

(Saminanto, 2010:13). Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu

aktivitas siswa dan guru, serta hasil belajar mata pelajaran IPA

pada siswa kelas IV SDN Tlogowungu, Kec Kaloran, apakah sudah

efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada

siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar

permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama.

Kemudian bersama tim kolaborasi membuat perencanaan tindak

lanjut untuk siklus berikutnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data diperoleh dari semua siswa kelas IV SD Negeri

Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Sebagai

subjek penelitian sejumlah 15 siswa, sumber data lain berasal dari guru

kolaborasi.

1. Teknik

a. Teknik observasi

Observasi merupakan kegiatan mengevaluasi proses dan hasil belajar

dapat dilakukan secara formal yaitu dengan menggunakan

instrument yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan

kemajuan peserta didik, maupun dapat dilakukan secara informal

yaitu tanpa menggunakan instrument ( Endang Poerwanti, 2008 :

2.26 ).

Observasi ini dilakukan untuk mengamati proses belajar siswa dan

kegiatan guru dalam pembelajaran IPA dengan penerapan metode

talking stick di SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran,

Kabupaten Temanggung.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

34

b. Teknik Tes

Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses

belajar mengajar yang dilakukan diakhir kegiatan tiap – tipa siklus

dengan memberi sejumlah soal tes uraian kepada subyek penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian

dan sebagainya (Arikunto, 2002: 135).

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan

data-data yang diperlukan sebagai data awal penelitian yang berupa

jumlah siswa, daftar nama, daftar nilai.

3.5 Indikator Keberhasilan

Metode pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil

belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Tlogowungu,

Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung dengan indikator sebagai

berikut: Hasil belajar pada siswa kelas IV SDN Tlogowungu, Kecamatan

Kaloran, Kabupaten Temanggung mengalami ketuntasan belajar dengan

KKM 70 dan dengan jumlah siswa 15 untuk siklus I tuntas 70 % dan

siklus II tuntas 90 %.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul, data yang

terkumpul berupa data kuantitatif yang berupa skor hasil belajar siswa.

Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan statistikdiskriptif

dengan teknik analisis yang digunakan dengan persentase, menghitung

rata-rata (mean), skor minimal, skor maksimal pada tiap akhir siklus untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Prasiklus

Sebelum memberi tindakan pada siklus I terlebih dahulu diadakan

observasi dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV SDN

Tlogowungu pada materi energi sebagai langkah awal untuk mengetahui

sejauh mana aktivitas pembelajaran IPA. Adapun hasil belajar yang diperoleh

siswa sebelum dilaksanakan siklus I atau prasiklus adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)

≥ 70 ( Tuntas ) 1 6,7%

<70 (Belum tuntas) 14 93,3%

Jumlah 15 100

Berdasarkan tabel di atas, selengkapnya disajikan dalam diagram berikut:

Gambar 4.1 Diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPA pada Pra

Siklus

Berdasarkan diagram diatas, maka dapat disimpulkan, skor

terendah yang diperoleh yaitu 17 dan skor tertinggi 70 dengan ketuntasan

6,7% dibulatkan menjadi 7% ( 1 siswa tuntas ) dan 93,3% dibulatkan

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

36

menjadi 93% ( 14 siswa tidak tuntas ). Ini berarti ketuntasan hasil belajar

klasikal sebelum siklus I atau pra siklus sebesar 6,7% ( 1 siswa ). Melihat

ketuntasan hasil belajar klasikal dan pembelajaran IPA ini perlu ditingkatkan .

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1. Perencanaan

Siklus 1 terdiri dari 2x pertemuan, tiap pertemuan berlangsung

selama 70 menit atau 2 jam pelajaran.Adapun persiapan yang

dilakukan peneliti adalah mempersiapkan instrumen yang berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) (lihat lampiran 17),yang

berisi langkah-langkah dalam pembelajaran, mempersiapkan sumber

dan alat peraga, menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan

lembar kerja siswa agar mengetahui peningkatan hasil belajar siswa,

dan menyiapkan lembar observasi untuk mengamati

kemampuan/kinerja guru dan aktivitas siswa. Setelah menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran peneliti konsultasi dengan dosen

pembimbing dan guru kelas. Setelah mendapat persetujuan dari dosen

pembimbing dan guru kelas peneliti mempersiapkan untuk

melaksanakan praktek mengajar di SD.

2. Implementasi Tindakan dan Observasi

- Implementasi Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ini ada 2

pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada Hari Senin 5 Maret

2012. Pada pertemuan pertama ini peneliti melaksanakan proses

pembelajaran dengan menyesuaikan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang sudah dipersiapkan, selanjutnya pertemuan kedua

dilaksanakan pada Hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012, pada pertemuan

ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran juga menurut Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Selain itu peneliti meminta guru kelas IV untuk mengisi lembar

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

37

observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang terdiri dari

lembar pengamatan kemampuan/kinerja guru ( peneliti ) dan lembar

pengamatan aktivitas siswa, serta menulis kekurangan dan kelebihan

dalam proses pembelajaran pada setiap pertemuan dari pertemuan

pertama dan pertemuan kedua dalam siklus I pada refleksi yang

berguna untuk memperbaiki dan melanjutkan pembelajaran pada

siklus II.

- Observasi

1. Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama ini, dalam proses pembelajaran ada

beberapa siswa yang ramai, tidak serius, masih takut ketika

mendapatkan tongkat, belum antusias dalam mengikuti permainan.

Semua itu dikarenakan siswa masih belum terbiasa menggunakan

pembelajaran talking stick dalam proses pembelajaran. Pada saat

bekerja kelompok siswa masih belum menunjukkan kekompakan

dengan kelompoknya. Semuanya masih kurang maksimal karena

siswa yang aktif dan mengerti juga masih sedikit, hanya sebagian saja

yang aktif dan mengerti, tetapi meskipun begitu guru tetap selalu

membimbing siswa agar tetap mengikuti proses pembelajaran dengan

baik.

2. Pertemuan kedua

Dalam pertemuan kedua ini dalam proses pembelajaran sudah

mulai mengalami peningkatan. Siswa sudah mulai menunjukkan

kekompakan dalam bekerja kelompok, sudah bisa berdiskusi dengan

baik, siswa sudah aktif dalam melakukan permainan serta dalam

proses pembelajarannya siswa sudah mulai aktif dan mengerti apa

yang dilakukan. Jadi dalam proses pembelajaran berlangsung dengan

baik dan guru sudah tidak keteteran lagi dalam membimbing siswa

dalam proses pembelajaran.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

38

Pelaksanaan penelitian ini disetiap siklus diadakan tes tertulis

sebagai alat untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi yang

telah disampaikan saat pembelajaran. Pelaksanaan tes individual ini

dilakukan setiap akhir pembelajaran pada setiap pertemuan disetiap

siklus. Tes tertulis yang digunakan berupa soal tes uraian. Ketuntasan

belajar individual yang ditetapkan jika siswa mendapat skor sesuai

standar ketuntasan belajar minimal yaitu 70 dan ketuntasan belajar

klasikal ditetapkan ≥ 90% siswa mendapatkan nilai ≥ 90. Berdasarkan

analis data hasil tes akhir siklus I disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus I

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)

≥ 70 ( Tuntas ) 11 73,3%

<70 (Belum tuntas) 4 26,7%

Jumlah 15 100

Berdasakan tabel diatas, selengkapnya disajikan dalam diagram berikut:

Gambar 4.2 Diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPA pada

Siklus I

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa skor

terendah yang diperoleh yaitu 45 dan skor tertinggi 90 dengan

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

39

ketuntasan 73,3% ( 11 siswa tuntas ) dan 26,7% ( 4 anak tidak tuntas )

hal ini ketuntasan hasil belajar klasikal untuk siklus 1 sebesar 73 %.

Dengan pelaksanaan tindakan siklus I dalam pembelajaran IPA

dengan metode pembelajaran talking stick terlihat adanya

peningkatan hasil belajar siswa dari 7 % menjadi 73% siswa tuntas.

Dengan hasil ketuntasan pada siklus I ini belum mencapai tujuan yang

diharapkan yaitu belum mecapai indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan yaitu 90% siswa tuntas. Sehingga perlu dilaksanakan

siklus II.

3. Refleksi

Dalam tahap refleksi ini bertujuan untuk mengkaji dan

menganalisis data. Hasil dari refleksi ini akan dijadikan bahan sebagai

perencanaan siklus II. Refleksi pada siklus ini lebih terfokus terhadap

masalah – masalah yang terjadi saat tindakan berlangsung.

Berdasarkan diskripsi dan hasil observasi pada siklus I, maka dalam

pembelajaran ini ditemukan permasalahan – permasalahan sebagai

berikut :

1) Masih ada beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam

mengikuti pelajaran.

2) Guru belum menyeluruh dalam membimbing kerja kelompok.

3) Pada saat permainan masih ada siswa yang bermain sendiri dan

tidak mengikuti langkah demi langkah pembelajaran talking stick.

4) Pada saat permainan masih ada siswa yang tidak sportif, seperti

ketika musik berhenti dan saat siswa mendapat tongkat

dilemparkan kepada temannya.

5) Ada beberapa siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru pada saat permainan.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

40

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

1. Perencanaan

Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan

pada siklus II ini adalah mempersiapkan RPP (lihat lampiran 18),

mempersiapkan sumber dan alat peraga, menyiapkan alat evaluasi berupa

tes tertulis dan lembar kerja siswa agar mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa, dan menyiapkan lembar observasi untuk mengamati

kemampuan/kinerja guru dan aktivitas siswa untuk penelitian agar

efektifitas pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus I.

2. Implementasi tindakan dan Observasi

- Implementasi tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dua

pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2012

dan pertemuan ke dua dilaksanakan pada tanggal 7 April 2012. Pada setiap

kali pertemuan peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan acuan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, dan peneliti

melakukan evaluasi guna mengetahui peningkatan hasil belajar siswa,

peneliti juga meminta bantuan guru kelas untuk mengobservasi proses

pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa dan peningkatan hasil

belajar siswa dari siklus I dan siklus II. Hasil dari observasi guru lalu

dimasukkan dalam refleksi untuk memperbaiki kekurangan dan

meningkatkan kemajuan pada proses pembelajaran berikutnya.

- Observasi

1. Pertemuan pertama

Pada waktu proses pembelajaran pada siklus ke dua ini sudah

terdapat peningkatan. Siswa sudah merasa terbiasa dan dapat

mengikuti proses pembelajaran dengan aktif dibandingkan dengan

siklus I, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih kurang

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Pertemuan kedua

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

41

Pada pertemuan kedua siswa ini siswa aktif dalam mengikuti

permainan dan sangat bersemangat dalam menjawab pertanyaan –

pertanyaan dari guru. Siswa juga mengerjakan evaluasi dengan

tertib.

Pelaksanaan penelitian ini disetiap siklus diadakan tes tertulis

sebagai alat untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi

yang telah disampaikan saat pembelajaran. Pelaksanaan tes

individual ini dilakukan setiap akhir pembelajaran pada setiap

pertemuan disetiap siklus. Tes tertulis yang digunakan berupa isian.

Ketuntasan belajar individual yang ditetapkan jika siswa mendapat

skor sesuai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 70 dan

ketuntasan belajar klasikal ditetapkan ≥ 90% siswa mendapatkan

nilai ≥ 70. Berdasarkan analis data hasil tes akhir siklus I disajikan

dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus II

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)

≥ 70 ( Tuntas ) 14 93,3%

<70 (Belum tuntas) 1 6,7%

Jumlah 15 100

Berdasakan tabel diatas, selengkapnya disajikan dalam diagram berikut:

Gambar 4.3 Diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPA pada

Siklus II

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

42

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa skor

terendah yang diperoleh yaitu 55 dan skor tertinggi 100 dengan

ketuntasan 93% ( 14 siswa tuntas ) dan 7% ( 1 anak tidak tuntas ) hal

ini ketuntasan hasil belajar klasikal untuk siklus II sebesar 93 %.

Dengan pelaksanaan tindakan siklus I dalam pembelajaran

IPA dengan metode pembelajaran talking stick terlihat adanya

peningkatan hasil belajar siswa dari 73% menjadi 93% siswa tuntas

dengan terjadi peningkatan sebanyak 20%. Dengan hasil ketuntasan

pada siklus II ini sudah mencapai tujuan yang diharapkan yaitu

mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 90%

siswa tuntas. Sehingga tidak perlu dilaksanakan siklus III.

3. Refleksi

Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis

data. Berdasarkan diskripsi dan hasil observasi pada siklus II, maka

didalam pembelajaran ini ditemukan bahwa :

1) Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran dari awal sampai

akhir pembelajaran.

2) Guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain sehingga

setiap kelompok mendapatkan bimbingan dari guru.

3) Siswa bermain dengan aktif dan mengikuti langkah demi langkah

permainan.

4) Siswa bermain dengan sportif.

5) Ketika mendapatkan tongkat siswa dapat menjawab pertanyaan

guru dengan tepat tanpa membuka buku dan bantuan dari teman

yang lain.

6) Keaktifan guru dalam membimbing kerja kelompok dapat

membantu memecahkan kesulitan yang dalami oleh masing –

masing kelompok.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

43

7) Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran, maka akan

mempermudah dalam penyampaian materi dan dapat menambah

pemahaman siswa.

8) Hasil belajar klasikal pada siklus II menunjukkan persentase

sebesar 93% hal ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan

yang ditetapkan yaitu 90%.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Kegiatan pembelajaran ini menggunakan metode Pembelajaran

talking stick. Secara rinci dapat disajikan pembahasan dari tiap siklusnya

sebagai berikut:

a. Siklus I

Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran

talking stick pada siklus I aktivitas siswa dan hasil belajar siswa

meningkat.Hal dilihat dari Semangat dalam mengikuti pembelajaran,

aktif dalam kerja kelompok, bermain dengan aktif, bermain dengan

sportif, semangat dalam mengikuti permainan, dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru pada saat permainan. Sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar dari ketuntasan belajar klasikal

sebesar 7% pada prasiklus menjadi 73% pada siklus I, artinya dari 15

siswa, yang tuntas hanya 11 siswa.

b. Siklus II

Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode

pembelajaran talking stick pada siklus II aktivitas siswa dan hasil

belajar siswa meningkat. aktivitas siswa dilihat dari Semangat

dalam mengikuti pembelajaran, aktif dalam kerja kelompok,

bermain dengan aktif, bermain dengan sportif, semangat dalam

mengikuti permainan, dapat menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru pada saat permainan. Sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar dari ketuntasan belajar klasikal sebesar 73% menjadi

93%, artinya dari 15 siswa, yang tuntas hanya 14 siswa.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

44

Metode Pembelajaran talking stick merupakan metode

pembelajaran yang dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat

pada setiap pelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas, dan berbagai

ragamnya budaya. Jika para guru dapat menggunakan prisip-prisip atau

nilai-nilai pembelajaran metode talking stick dengan betul.

Berdasarkan uraian diatas, peran seorang guru adalah dapat

membangkitkan semangat siswa atau aktivitas siswa dalam pembelajaran,

seperti membangkitkan semangat siswa dalam bertanya maupun menjawab

pertanyaan dari guru. Sehingga siswa dapat memahami konsep IPA

dengan baik dan dapat meningkatkan aktivitas maupun hasil belajar

pembelajaran IPA.

Hal ini terbukti bahwa pada setiap siklus hasil belajar siswa

mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya mengacu pada tabel

dibawah ini :

Tabel.4.4 Peningkatan Hasil Belajar IPA

No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II

1 Skor tertinggi 70 90 100

2 Skor terendah 17 45 55

3 Jumlah siswa tuntas 1 11 14

4 Jumlah siswa tidak tuntas 14 4 1

5 Persentase siswa tuntas 6.7% 73,3% 93,3 %

6 Persentase siswa tidak tuntas 93.3% 26,7% 6,7 %

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1053/4/T1...adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung,

45

Berdasarkan tabel diatas, selengkapnya dapat disajikan dalam diagram

dibawah ini :

Gambar.4.4 Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar IPA

Berdasarkan diagram diatas sebelum siklus I dilakukan ketuntasan hasil

belajar sebesar 7%. setelah dilakukan siklus I terjadi peningkatan hasil belajar

klasikal menjadi 73% dan setelah dilakukan siklus II terjadi peningkatan hasil

belajar klasikal menjadi 93%.

Dari hasil diatas terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari hasil

belajar siswa. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran

talking stick, maka hasil belajar IPA meningkat.