Upload
truongtuyen
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan peneliti
adalah jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama
antara peneliti dengan guru kelas. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil lokasi di SD Negeri Tlogowungu Kecamatan Kaloran
Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Peneliti menggunakan waktu
penelitian pada Semeter II Tahun Pelajaran 2011/2012. Unit penelitian
adalah kelas IV SD Negeri Tlogowungu. Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IV SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran,
Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dengan jumlah siswa 15 orang
[laki-laki (7) dan perempuan (8)]. Peneliti mengambil lokasi atau tempat
penelitian ini dengan pertimbangan SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan
Kaloran, Kabupaten Temanggung sedang dalam upaya perbaikan
peningkatan pembelajaran siswa melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
3.2. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (X)
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode
pembelajaran taling stick. Metode pembelajaran talking stick
merupakan metode pembelajaran menggunakan sebuah tongkat
sebagai alat penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan
diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara
estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara
bergiliran. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat
tongkat dan pertanyaan.
31
2. Variabel Terikat (Y)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Hasil
belajar.. hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari
penilaian proses ( kerja kelompok , menjawab pertanyaan ) dan
penilaian hasil ( penilaian tes ).
3.3. Prosedur/langkah-langkah Penelitian
Model penelitian ini mengacu pada teori S. Kemmis dan McTaggart
dalam Suwarsih Madya (2006:10) bahwa penelitian tindakan kelas
memberikan cara kerja yang mengaitkan teori dan praktik menjadi kesatuan
utuh gagasan dalam tindakan. Rencana tindakan yang akan dilakukan oleh
peneliti yaitu PTK menggunakan model spiral S. Kemmis dan McTarggart
dengan menggunakan 2 siklus. Di dalam setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu:
perencanaan (pembuatan RPP, lembar observasi, lembar evaluasi),
pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi. Penjelasan lebih rinci akan
disajikan di gambar berikut ini.
Model Spiral Dari S. Kemmis dan McTarggart.
Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan tahapan sebagai berikut :
1) Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang berupa
kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan
32
oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang akan
dihadapi.(Subyantoro, 2009: 29).
Dalam perencanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Menelaah materi pembelajaran dan menelaah indikator
bersama tim kolaborasi
Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
dan skenario pembelajaran talking stick
Menyiapkan sumber dan alat peraga yang dibutuhkan dalam
pembelajaran.
Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja
siswa.
Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas
siswa.
2) Implementasi tindakan dan observasi
Dilakukan implementasi tindakan yang telah ditetapkan
pada tahap perencanaan.(Subyantoro, 2009: 130). Dalam
pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama
yaitu tentang Memahami berbagai bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari - hari dalam Kompetensi
Dasar Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di
lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.Dan siklus kedua yaitu
tentang memehami berbagai bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam Kompetensi Dasar Mendeskripsikan energi
alternatif yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
Observing adalah kegiatan pengamatan untuk memotret
sejauh mana efektivitas kepemimpinan atas tindakan telah
mencapai sasaran (Saminanto, 2010:12). Kegiatan observasi
dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk
33
mengamati perilaku pemberian tindakan dan siswa yang
mengamati pemberian tindakan.
3) Refleksi
Reflecting adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi yaitu siswa, suasana kelas, dan guru
(Saminanto, 2010:13). Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu
aktivitas siswa dan guru, serta hasil belajar mata pelajaran IPA
pada siswa kelas IV SDN Tlogowungu, Kec Kaloran, apakah sudah
efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada
siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar
permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama.
Kemudian bersama tim kolaborasi membuat perencanaan tindak
lanjut untuk siklus berikutnya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data diperoleh dari semua siswa kelas IV SD Negeri
Tlogowungu, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Sebagai
subjek penelitian sejumlah 15 siswa, sumber data lain berasal dari guru
kolaborasi.
1. Teknik
a. Teknik observasi
Observasi merupakan kegiatan mengevaluasi proses dan hasil belajar
dapat dilakukan secara formal yaitu dengan menggunakan
instrument yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan
kemajuan peserta didik, maupun dapat dilakukan secara informal
yaitu tanpa menggunakan instrument ( Endang Poerwanti, 2008 :
2.26 ).
Observasi ini dilakukan untuk mengamati proses belajar siswa dan
kegiatan guru dalam pembelajaran IPA dengan penerapan metode
talking stick di SD Negeri Tlogowungu, Kecamatan Kaloran,
Kabupaten Temanggung.
34
b. Teknik Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
belajar mengajar yang dilakukan diakhir kegiatan tiap – tipa siklus
dengan memberi sejumlah soal tes uraian kepada subyek penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian
dan sebagainya (Arikunto, 2002: 135).
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan
data-data yang diperlukan sebagai data awal penelitian yang berupa
jumlah siswa, daftar nama, daftar nilai.
3.5 Indikator Keberhasilan
Metode pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Tlogowungu,
Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung dengan indikator sebagai
berikut: Hasil belajar pada siswa kelas IV SDN Tlogowungu, Kecamatan
Kaloran, Kabupaten Temanggung mengalami ketuntasan belajar dengan
KKM 70 dan dengan jumlah siswa 15 untuk siklus I tuntas 70 % dan
siklus II tuntas 90 %.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul, data yang
terkumpul berupa data kuantitatif yang berupa skor hasil belajar siswa.
Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan statistikdiskriptif
dengan teknik analisis yang digunakan dengan persentase, menghitung
rata-rata (mean), skor minimal, skor maksimal pada tiap akhir siklus untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi kondisi Prasiklus
Sebelum memberi tindakan pada siklus I terlebih dahulu diadakan
observasi dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV SDN
Tlogowungu pada materi energi sebagai langkah awal untuk mengetahui
sejauh mana aktivitas pembelajaran IPA. Adapun hasil belajar yang diperoleh
siswa sebelum dilaksanakan siklus I atau prasiklus adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)
≥ 70 ( Tuntas ) 1 6,7%
<70 (Belum tuntas) 14 93,3%
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel di atas, selengkapnya disajikan dalam diagram berikut:
Gambar 4.1 Diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPA pada Pra
Siklus
Berdasarkan diagram diatas, maka dapat disimpulkan, skor
terendah yang diperoleh yaitu 17 dan skor tertinggi 70 dengan ketuntasan
6,7% dibulatkan menjadi 7% ( 1 siswa tuntas ) dan 93,3% dibulatkan
36
menjadi 93% ( 14 siswa tidak tuntas ). Ini berarti ketuntasan hasil belajar
klasikal sebelum siklus I atau pra siklus sebesar 6,7% ( 1 siswa ). Melihat
ketuntasan hasil belajar klasikal dan pembelajaran IPA ini perlu ditingkatkan .
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1. Perencanaan
Siklus 1 terdiri dari 2x pertemuan, tiap pertemuan berlangsung
selama 70 menit atau 2 jam pelajaran.Adapun persiapan yang
dilakukan peneliti adalah mempersiapkan instrumen yang berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) (lihat lampiran 17),yang
berisi langkah-langkah dalam pembelajaran, mempersiapkan sumber
dan alat peraga, menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan
lembar kerja siswa agar mengetahui peningkatan hasil belajar siswa,
dan menyiapkan lembar observasi untuk mengamati
kemampuan/kinerja guru dan aktivitas siswa. Setelah menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran peneliti konsultasi dengan dosen
pembimbing dan guru kelas. Setelah mendapat persetujuan dari dosen
pembimbing dan guru kelas peneliti mempersiapkan untuk
melaksanakan praktek mengajar di SD.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
- Implementasi Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ini ada 2
pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada Hari Senin 5 Maret
2012. Pada pertemuan pertama ini peneliti melaksanakan proses
pembelajaran dengan menyesuaikan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang sudah dipersiapkan, selanjutnya pertemuan kedua
dilaksanakan pada Hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012, pada pertemuan
ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran juga menurut Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Selain itu peneliti meminta guru kelas IV untuk mengisi lembar
37
observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang terdiri dari
lembar pengamatan kemampuan/kinerja guru ( peneliti ) dan lembar
pengamatan aktivitas siswa, serta menulis kekurangan dan kelebihan
dalam proses pembelajaran pada setiap pertemuan dari pertemuan
pertama dan pertemuan kedua dalam siklus I pada refleksi yang
berguna untuk memperbaiki dan melanjutkan pembelajaran pada
siklus II.
- Observasi
1. Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama ini, dalam proses pembelajaran ada
beberapa siswa yang ramai, tidak serius, masih takut ketika
mendapatkan tongkat, belum antusias dalam mengikuti permainan.
Semua itu dikarenakan siswa masih belum terbiasa menggunakan
pembelajaran talking stick dalam proses pembelajaran. Pada saat
bekerja kelompok siswa masih belum menunjukkan kekompakan
dengan kelompoknya. Semuanya masih kurang maksimal karena
siswa yang aktif dan mengerti juga masih sedikit, hanya sebagian saja
yang aktif dan mengerti, tetapi meskipun begitu guru tetap selalu
membimbing siswa agar tetap mengikuti proses pembelajaran dengan
baik.
2. Pertemuan kedua
Dalam pertemuan kedua ini dalam proses pembelajaran sudah
mulai mengalami peningkatan. Siswa sudah mulai menunjukkan
kekompakan dalam bekerja kelompok, sudah bisa berdiskusi dengan
baik, siswa sudah aktif dalam melakukan permainan serta dalam
proses pembelajarannya siswa sudah mulai aktif dan mengerti apa
yang dilakukan. Jadi dalam proses pembelajaran berlangsung dengan
baik dan guru sudah tidak keteteran lagi dalam membimbing siswa
dalam proses pembelajaran.
38
Pelaksanaan penelitian ini disetiap siklus diadakan tes tertulis
sebagai alat untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi yang
telah disampaikan saat pembelajaran. Pelaksanaan tes individual ini
dilakukan setiap akhir pembelajaran pada setiap pertemuan disetiap
siklus. Tes tertulis yang digunakan berupa soal tes uraian. Ketuntasan
belajar individual yang ditetapkan jika siswa mendapat skor sesuai
standar ketuntasan belajar minimal yaitu 70 dan ketuntasan belajar
klasikal ditetapkan ≥ 90% siswa mendapatkan nilai ≥ 90. Berdasarkan
analis data hasil tes akhir siklus I disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus I
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)
≥ 70 ( Tuntas ) 11 73,3%
<70 (Belum tuntas) 4 26,7%
Jumlah 15 100
Berdasakan tabel diatas, selengkapnya disajikan dalam diagram berikut:
Gambar 4.2 Diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPA pada
Siklus I
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa skor
terendah yang diperoleh yaitu 45 dan skor tertinggi 90 dengan
39
ketuntasan 73,3% ( 11 siswa tuntas ) dan 26,7% ( 4 anak tidak tuntas )
hal ini ketuntasan hasil belajar klasikal untuk siklus 1 sebesar 73 %.
Dengan pelaksanaan tindakan siklus I dalam pembelajaran IPA
dengan metode pembelajaran talking stick terlihat adanya
peningkatan hasil belajar siswa dari 7 % menjadi 73% siswa tuntas.
Dengan hasil ketuntasan pada siklus I ini belum mencapai tujuan yang
diharapkan yaitu belum mecapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan yaitu 90% siswa tuntas. Sehingga perlu dilaksanakan
siklus II.
3. Refleksi
Dalam tahap refleksi ini bertujuan untuk mengkaji dan
menganalisis data. Hasil dari refleksi ini akan dijadikan bahan sebagai
perencanaan siklus II. Refleksi pada siklus ini lebih terfokus terhadap
masalah – masalah yang terjadi saat tindakan berlangsung.
Berdasarkan diskripsi dan hasil observasi pada siklus I, maka dalam
pembelajaran ini ditemukan permasalahan – permasalahan sebagai
berikut :
1) Masih ada beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam
mengikuti pelajaran.
2) Guru belum menyeluruh dalam membimbing kerja kelompok.
3) Pada saat permainan masih ada siswa yang bermain sendiri dan
tidak mengikuti langkah demi langkah pembelajaran talking stick.
4) Pada saat permainan masih ada siswa yang tidak sportif, seperti
ketika musik berhenti dan saat siswa mendapat tongkat
dilemparkan kepada temannya.
5) Ada beberapa siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru pada saat permainan.
40
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Perencanaan
Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan
pada siklus II ini adalah mempersiapkan RPP (lihat lampiran 18),
mempersiapkan sumber dan alat peraga, menyiapkan alat evaluasi berupa
tes tertulis dan lembar kerja siswa agar mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa, dan menyiapkan lembar observasi untuk mengamati
kemampuan/kinerja guru dan aktivitas siswa untuk penelitian agar
efektifitas pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus I.
2. Implementasi tindakan dan Observasi
- Implementasi tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dua
pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2012
dan pertemuan ke dua dilaksanakan pada tanggal 7 April 2012. Pada setiap
kali pertemuan peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan acuan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, dan peneliti
melakukan evaluasi guna mengetahui peningkatan hasil belajar siswa,
peneliti juga meminta bantuan guru kelas untuk mengobservasi proses
pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa dan peningkatan hasil
belajar siswa dari siklus I dan siklus II. Hasil dari observasi guru lalu
dimasukkan dalam refleksi untuk memperbaiki kekurangan dan
meningkatkan kemajuan pada proses pembelajaran berikutnya.
- Observasi
1. Pertemuan pertama
Pada waktu proses pembelajaran pada siklus ke dua ini sudah
terdapat peningkatan. Siswa sudah merasa terbiasa dan dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan aktif dibandingkan dengan
siklus I, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih kurang
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Pertemuan kedua
41
Pada pertemuan kedua siswa ini siswa aktif dalam mengikuti
permainan dan sangat bersemangat dalam menjawab pertanyaan –
pertanyaan dari guru. Siswa juga mengerjakan evaluasi dengan
tertib.
Pelaksanaan penelitian ini disetiap siklus diadakan tes tertulis
sebagai alat untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi
yang telah disampaikan saat pembelajaran. Pelaksanaan tes
individual ini dilakukan setiap akhir pembelajaran pada setiap
pertemuan disetiap siklus. Tes tertulis yang digunakan berupa isian.
Ketuntasan belajar individual yang ditetapkan jika siswa mendapat
skor sesuai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 70 dan
ketuntasan belajar klasikal ditetapkan ≥ 90% siswa mendapatkan
nilai ≥ 70. Berdasarkan analis data hasil tes akhir siklus I disajikan
dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus II
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)
≥ 70 ( Tuntas ) 14 93,3%
<70 (Belum tuntas) 1 6,7%
Jumlah 15 100
Berdasakan tabel diatas, selengkapnya disajikan dalam diagram berikut:
Gambar 4.3 Diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPA pada
Siklus II
42
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa skor
terendah yang diperoleh yaitu 55 dan skor tertinggi 100 dengan
ketuntasan 93% ( 14 siswa tuntas ) dan 7% ( 1 anak tidak tuntas ) hal
ini ketuntasan hasil belajar klasikal untuk siklus II sebesar 93 %.
Dengan pelaksanaan tindakan siklus I dalam pembelajaran
IPA dengan metode pembelajaran talking stick terlihat adanya
peningkatan hasil belajar siswa dari 73% menjadi 93% siswa tuntas
dengan terjadi peningkatan sebanyak 20%. Dengan hasil ketuntasan
pada siklus II ini sudah mencapai tujuan yang diharapkan yaitu
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 90%
siswa tuntas. Sehingga tidak perlu dilaksanakan siklus III.
3. Refleksi
Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis
data. Berdasarkan diskripsi dan hasil observasi pada siklus II, maka
didalam pembelajaran ini ditemukan bahwa :
1) Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran dari awal sampai
akhir pembelajaran.
2) Guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain sehingga
setiap kelompok mendapatkan bimbingan dari guru.
3) Siswa bermain dengan aktif dan mengikuti langkah demi langkah
permainan.
4) Siswa bermain dengan sportif.
5) Ketika mendapatkan tongkat siswa dapat menjawab pertanyaan
guru dengan tepat tanpa membuka buku dan bantuan dari teman
yang lain.
6) Keaktifan guru dalam membimbing kerja kelompok dapat
membantu memecahkan kesulitan yang dalami oleh masing –
masing kelompok.
43
7) Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran, maka akan
mempermudah dalam penyampaian materi dan dapat menambah
pemahaman siswa.
8) Hasil belajar klasikal pada siklus II menunjukkan persentase
sebesar 93% hal ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan
yang ditetapkan yaitu 90%.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Kegiatan pembelajaran ini menggunakan metode Pembelajaran
talking stick. Secara rinci dapat disajikan pembahasan dari tiap siklusnya
sebagai berikut:
a. Siklus I
Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran
talking stick pada siklus I aktivitas siswa dan hasil belajar siswa
meningkat.Hal dilihat dari Semangat dalam mengikuti pembelajaran,
aktif dalam kerja kelompok, bermain dengan aktif, bermain dengan
sportif, semangat dalam mengikuti permainan, dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru pada saat permainan. Sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar dari ketuntasan belajar klasikal
sebesar 7% pada prasiklus menjadi 73% pada siklus I, artinya dari 15
siswa, yang tuntas hanya 11 siswa.
b. Siklus II
Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode
pembelajaran talking stick pada siklus II aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa meningkat. aktivitas siswa dilihat dari Semangat
dalam mengikuti pembelajaran, aktif dalam kerja kelompok,
bermain dengan aktif, bermain dengan sportif, semangat dalam
mengikuti permainan, dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru pada saat permainan. Sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar dari ketuntasan belajar klasikal sebesar 73% menjadi
93%, artinya dari 15 siswa, yang tuntas hanya 14 siswa.
44
Metode Pembelajaran talking stick merupakan metode
pembelajaran yang dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat
pada setiap pelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas, dan berbagai
ragamnya budaya. Jika para guru dapat menggunakan prisip-prisip atau
nilai-nilai pembelajaran metode talking stick dengan betul.
Berdasarkan uraian diatas, peran seorang guru adalah dapat
membangkitkan semangat siswa atau aktivitas siswa dalam pembelajaran,
seperti membangkitkan semangat siswa dalam bertanya maupun menjawab
pertanyaan dari guru. Sehingga siswa dapat memahami konsep IPA
dengan baik dan dapat meningkatkan aktivitas maupun hasil belajar
pembelajaran IPA.
Hal ini terbukti bahwa pada setiap siklus hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya mengacu pada tabel
dibawah ini :
Tabel.4.4 Peningkatan Hasil Belajar IPA
No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Skor tertinggi 70 90 100
2 Skor terendah 17 45 55
3 Jumlah siswa tuntas 1 11 14
4 Jumlah siswa tidak tuntas 14 4 1
5 Persentase siswa tuntas 6.7% 73,3% 93,3 %
6 Persentase siswa tidak tuntas 93.3% 26,7% 6,7 %
45
Berdasarkan tabel diatas, selengkapnya dapat disajikan dalam diagram
dibawah ini :
Gambar.4.4 Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar IPA
Berdasarkan diagram diatas sebelum siklus I dilakukan ketuntasan hasil
belajar sebesar 7%. setelah dilakukan siklus I terjadi peningkatan hasil belajar
klasikal menjadi 73% dan setelah dilakukan siklus II terjadi peningkatan hasil
belajar klasikal menjadi 93%.
Dari hasil diatas terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari hasil
belajar siswa. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran
talking stick, maka hasil belajar IPA meningkat.