16
Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di badan pendidikan dan pelatihan daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jalan Windu No. 26 Kota Bandung. Peneliti memilih penelitian di badan pendidikan dan pelatihan daerah Provinsi Jawa Barat karena sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di BAB I. Dengan demikian, peniliti memfokuskan penelitian di lokasi tersebut. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi terdiri atas subjek yang memenuhi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, anggota populasi berjumlah 50 orang sehingga semua anggota populasi digunakan sebagai subjek penelitian. Adapun subjek dari penelitian ini adalah pengelola badan pendidikan dan pelatihan daerah Provinsi Jawa Barat, dan instruktur di badan pendidikan dan pelatihan daerah Provinsi Jawa Barat. Tabel 3. 1 Subjek Penelitian No. Subjek Bidang Jumlah 01. Pengelola Bidang Pengembangan DIKLAT 6 Bidang Pendidikan dan Pelatihan 13 02. Instuktur - 31

BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/3139/6/S_KTP_0900151_Chapter 3.pdf · Instuktur - 31 . 53 Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di badan pendidikan dan pelatihan daerah

Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jalan Windu No. 26 Kota Bandung.

Peneliti memilih penelitian di badan pendidikan dan pelatihan daerah Provinsi

Jawa Barat karena sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah

dipaparkan di BAB I. Dengan demikian, peniliti memfokuskan penelitian di

lokasi tersebut.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi terdiri atas subjek yang

memenuhi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini,

anggota populasi berjumlah 50 orang sehingga semua anggota populasi

digunakan sebagai subjek penelitian.

Adapun subjek dari penelitian ini adalah pengelola badan pendidikan dan

pelatihan daerah Provinsi Jawa Barat, dan instruktur di badan pendidikan dan

pelatihan daerah Provinsi Jawa Barat.

Tabel 3. 1

Subjek Penelitian

No. Subjek Bidang Jumlah

01. Pengelola Bidang Pengembangan DIKLAT 6

Bidang Pendidikan dan Pelatihan 13

02. Instuktur - 31

53

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

2. Sampel Penelitian

Melanjutkan dari paparan populasi penelitian di atas, hal tersebut

menjadikan teknik pemilihan sampel yang dilakukan adalah sampling jenuh

artinya semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampling jenuh

dilakukan karena subjeknya tidak terlalu banyak, selain itu peneliti ingin

melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi dan ingin membuat

generalisasi dengan kesalahan yang kecil.

Arikunto (2006:134) pun mengemukan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer

maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Arikunto (1998:116)

menjelaskan “objek pada pupolasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan,

dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi” apabila digambarkan

sebagai berikut:

Bagan 3. 1

Daur Penelitian Populasi

(Arikunto, 1998:116)

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan gambaran umum penelitian yang

dilaksanakan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, desain penelitian yang

disusun bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis tentang

informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian.

Populasi

data

dianalisis

disimpulkan

berlaku untuk

populasi

54

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

Tabel 3. 2

Desain Penelitian

Variabel X

Analisis kebutuhan pelatihan di Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah

Provinsi Jawa Barat.

X1

Penyusunan desain program pendidikan

dan pelatihan di Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

X2

Penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan di Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

X3

Evaluasi pendidikan dan pelatihan di

Badan Pendidikan dan Pelatihan

Daerah Provinsi Jawa Barat.

X4

D. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:3), “metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan pengelolaan sistem

pendidikan dan pelatihan di badan pendidikan dan pelatihan daerah Provinsi

Jawa Barat.

Pendekatan kuantitatif digunakan karena pendekatan ini cocok digunakan

untuk pembuktian atau konfirmasi, karena penelitian kuantitatif berlandaskan

pada filsafat positivistik yang memandang realitas atau gejala atau fenomena

itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati dan terukur. Dalam

penelitian ini, analisis data menggunakan statistik karena data yang diperoleh

berupa angka-angka. (Sugiyono, 2012: 11)

Sub. Variabel

55

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif yang sering disebut non-

eksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan

memanipulasi variabel penelitian. Metode dekriptif pun digunakan karena

metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

gejala atau fenomena.

Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data

untuk menguji pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan

keadaan dan kejadian sekarang, peneliti juga menyajikan keadaan objek atau

subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

E. Definisi Operasional

1. Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan

Pengelolaan sistem diklat merupakan pengoptimalan seluruh

komponen diklat agar diklat dapat berjalan dengan baik dan berhasil

secara efektif dan efisien yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

secara formal. Pengelolaan sistem diklat yang akan diteliti dalam

penelitian ini mencakup fungsi analisis kebutuhan, desain program

diklat, penyelenggaraan diklat dan evaluasi diklat.

2. Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Balai pendidikan dan pelatihan yang berfungsi menyelenggarakan

pengkajian dan penetapan kebijakan teknis bidang pendidikan dan

pelatihan daerah dan bertanggungjawab atas kemajuan dan

pengembangan kualitas pegawai negeri sipil dilingkungan daerah

provinsi jawa barat. Serta mendidik dan melatih tenaga kerja yang

berkualitas mandiri, yang memiliki kualitas professional (pengetahuan

dan keterampilan), kemampuan kepribadian (berdedikasi dan loyalitas)

yang baik dan tangguh, serta kemampuan kemasyarakatan (berdisiplin

dan hubungan social yang baik) sehingga mampu melaksanakan

tugasnya sebagai tenaga kerja yang produktif dan berhasil.

56

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat ukur dalam suatu penelitian. Dalam penelitian

ini, instrumen penelitian yang digunakan yaitu beberapa jenis instrument

penelitian dari non test, yang meliputi pedoman angket atau kuesioner,

pedoman wawancara dan pedoman studi dokementasi.

Pedoman angket atau kuesioner sebagai instrumen penelitian utama yang

dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden. Sedangkan pedoman wawancara digunakan untuk

memperjelas data yang dikumpulkan dengan cara melakukan wawancara

dengan kepala bidang dan koordinator widyaiswara. Dan pedoman studi

dokumentasi digunakan untuk melihat sejauhmana proses yang berjalan telah

terdokumentasikan dengan baik.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. “Data yang

dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau

menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan” (Riduwan, 2003:52).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Angket atau Kuesioner

“Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2012:192).

Pengumpulan data melalui angket ini digunakan untuk mengumpulkan

data mengenai analisis kebutuhan pelatihan, desain program pendidikan

dan pelatihan, penyelenggaraan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan

dalam waktu yang bersamaan. Angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

angket terbuka dan angket tertutup. D a l a m p e n e l i t i a n

i n i a n g k e t a t a u k u e s i o n e r y a n g

d i g u n a k a n a d a l a h Angket tertutup atau angket

57

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

terstruktur. Angket tertutup atau angket terstruktur m e r u p a k a n

k u e s i o n e r y a n g s u d a h d i s e d i a k a n

j a w a b a n y a s e h i n g g a r e s p o n d e n

d i m i n t a u n t u k m e m i l i h s a l a h s a t u

j a w a b a n y a n g s e s u a i . P e n g g u n a a n

k u e s i o n e r d i h a r a p k a n a k a n

m e m u d a h k a n r e s p o n d e n d a l a m

m e m b e r i k a n j a w a b a n , k a r e n a

a l t e r n a t i f j a w a b a n y a n g s u d a h

d i s e d i a k a n d a n h a n y a m e m b u t u h k a n

w a k t u y a n g s i n g k a t d a l a m

m e n j a w a b n y a .

A d a p u n b e n t u k a n g k e t a t a u

k u e s i o n e r y a n g d i g u n a k a n a d a l a h

s k a l a l i k e r t . “ S k a l a l i k e r t b e r i s i

p e r n y a t a a n y a n g s i s t e m a t i s u n t u k

m e n u n j u k a n s i k a p s e s e o r a n g

r e s p o n d e n t e r h a d a p p e r n y a t a a n i t u ”

( P r a s e t y o d a n J a n n a h , 2 0 1 2 : 1 1 0 ) .

“ J a w a b a n s e t i a p i t e m i n s t r u m e n t

y a n g m e n g g u n a k a n s k a l a L i k e r t

m e m p u n y a i g r a d a s i d a r i s a n g a t

p o s i t i f s a m p a i s a n g a t n e g a t i f , y a n g

d a p a t b e r u p a k a t a - k a t a ” Sugiyono (2012:136).

D a l a m p e n e l i t i a n i n i , r e n t a n g s k a l a

y a n g d i g u n a k a n a d a l a h s e b a g a i

b e r i k u t :

Tabel 3. 3

Rentang Skala Likert

Pernyataan sikap Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

58

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

2. Wawancara

Wawancara adalah kuesioner lisan yang merupakan sebuah dialog

yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi terhadap

responden. “Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam…” (Sugiyono, 2010:194).

Dalam menggunakan metode wawancara, Hadi (Sugiyono, 2012:188)

mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

a. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang

dirinya sendiri.

b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya.

c. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh peneliti.

Adapun dalam pelaksanaan wawancara, peneliti menggunakan

pedoman wawancara bentuk “semi structured” yang mula-mula peneliti

menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu

per satu diperdalam dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan

demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan

keterangan yang lengkap dan mendalam. (Arikunto, 1998:291)

Wawancara digunakan untuk melengkapi data atau informasi yang

belum terungkap dan perlu penjelasan lebih lanjut. Dengan kata lain,

wawancara digunakan untuk memperjelas data yang dikumpulkan.

3. Studi Dokumentasi

59

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

Studi dokumentasi atau biasa disebut kajian dokumen merupakan

teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek

penelitian dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian.

“Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, legger, agenda, dan sebagainya” (Arikunto, 1998:236).

Dalam studi dokumentasi, peneliti melakukan penelusuran data historis

objek penelitian serta melihat sejauhmana proses yang berjalan telah

terdokumentasikan dengan baik. Metode dokumentasi dilaksanakan

dengan check-list yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.

Peneliti memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang

dimaksud.

Peneliti akan menggunakan dokumentasi ini untuk mempelajari

dokumen-dokumen dalam sistem pendidikan dan pelatihan dan dokumen

profil badan pendidikan dan pelatihan daerah Provinsi Jawa Barat.

H. Teknik Uji Instrumen

Instrumen merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan

penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau

tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat

ukur penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai.

1. Uji Validitas

Uji validitas berkaitan dengan sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Arikunto

(1998:160) menjelaskan “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.

Dalam validitas terdapat dua cara pengujian, yaitu validitas dan

validitas internal. Validitas eksternal, yaitu bila kriteria di dalam instrumen

disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris yang telah ada dan

dikembangkan menurut fakta empiris. Sedangkan validitas internal atau

60

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

rasional, yaitu bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional

(teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur dan dikembangkan menurut

teori yang relevan. Validitas internal instrumen yang berupa tes harus

memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan contens validity

(validitas isi). Sedangkan instrumen yang berupa non tes cukup memenuhi

validitas konstruksi. (Raharjo, 2010: 3)

Adapun dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah

instrumen non test sehingga pengujian validitas instrument dilakukan

terhadap pengujian validitas konstruksi. Untuk menguji validitas

konstruksi ini, peneliti menggunakan pendapat para ahli atau judgement

experts. Dalam hal ini, setelah instrument dikonstruksikan tentang aspek-

aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka

selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. (Sugiyono, 2012: 172)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berkaitan dengan sejauh mana hasil pengukuran dapat

dipercaya. Realibilitas berkaitan dengan keterandalan suatu indikator.

Informasi yang ada pada indikator ini tidak berubah-ubah, atau yang

disebut dengan konsisten. Artinya, bila suatu pengamatan dilakukan

dengan perangkat ukur yang sama lebih dari satu kali, hasil pengamatan

itu (seharusnya) sama.

Dalam mencari reliabilitas, rumus yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Alpha-Cronbach.

(Riduwan, 2012:115)

(

) (

)

Keterangan:

r11

= Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan/pernyataan

61

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

σb² = Jumlah varians butir

σt² = Varians total

Untuk mencari varians tiap butir digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

σb² = Varians butir

X2 = Jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians

(X)2 = Jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item

N = Jumlah responden

Untuk mencari varians total digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

σt² = Varians total

Y2 = Jumlah kuadrat skor total setiap responden

(Y)2 = Jumlah kuadrat seluruh skor total setiap responden

N = Jumlah responden

Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliable atau tidak,

dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung dan rtabel. Dalam

penelitian ini, data diperoleh dari hasil perhitungan melalui bantuan

program SPSS Statistics 17. Apabila hasil rhitung > rtabel, maka instrumen

62

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

tersebut dapat dikatakan reliable. Dengan nilai rtabel pada α = 0,05 adalah

sebagai berikut:

Tabel 3. 4

Nilai rtabel Subjek Penelitian

No. Subjek Jumlah rtabel

01. Pengelola 19 0.482

02. Instuktur 31 0.367

Dari hasil perhitungan uji relibilitas untuk setiap instrument, diperoleh

data sebagai berikut:

a. Instrumen pengelola didapat rhitung = 0,942. Jika nilai rhitung

dibandingkan dengan nilai rtabel dari n = 19 dan α = 0,05 yaitu 0,482,

maka dapat dilihat bahwa rhitung (0,942) > rtabel (0,482).

b. Instrumen instruktur didapat rhitung = 0,896. Jika nilai rhitung

dibandingkan dengan nilai rtabel dari n = 31 dan α = 0,05 yaitu 0,367,

maka dapat dilihat bahwa rhitung (0,896) > rtabel (0,367).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliable dan dapat digunakan

sebagai alat pengumpul data.

I. Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan oleh peneliti dengan

menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, langkah selanjutnya yang

dilakukan oleh peneliti adalah bagaimana menganalisis data yang telah

diperoleh. (Prasetyo dan Jannah, 2012, 170)

Teknik analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh

baik melalui hasil angket, bantuan wawancara dan studi dokumentasi. Untuk

penarikan kesimpulan, data yang diperoleh dari angket atau kuesioner perlu

63

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

diolah terlebih dahulu. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah

Rata – rata hitung tertimbang (Weighted Mean Score).

Weighted Mean Score digunakan karena peneliti dihadapkan kepada suatu

situasi dimana terdapat sejumlah rata – rata sampel yang berbeda dan

memerlukan suatu ukuran rata – rata dari seluruh sampel. (Furqon, 2004:45)

Sehingga, WMS dilakukan untuk mendapatkan gambaran kecenderungan dan

kedudukan setiap sub. varibel.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Furqon, 2004:46)

X gab = ∑ ni Xi

∑ ni

Keterangan :

X gab = Rata – rata gabungan (tertimbang) yang dicari

ni = Banyaknya subjek dari masing – masing sampel untuk i =1

sampai dengan k,

Xi = Rata – rata setiap sampel untuk i = 1 sampai dengan k, dan

k = Banyaknya rata-rata sampel yang akan digabungkan.

Langkah – langkah yang ditempuh peneliti dalam mengolah data dengan

Weighted Mean Score adalah sebagai berikut :

1. Menentukkan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban.

2. Menghitung jumlah responden setiap item dan kategori jawaban.

k

i =1

k

i =1

64

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

3. Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan dikalikan dengan

bobot alternatif jawaban itu sendiri.

4. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap

kemungkinan jawaban.

5. Menghitung nilai rata – rata untuk setiap item pada masing – masing

kolom.

6. Mencocokkan hasil perhitungan setiap sub. variabel dengan kriteria

masing – masing, untuk menentukan kedudukan setiap sub. variabel.

Dalam menganalisa data tersebut, data yang telah didapatkan kemudian di

interpretasikan sesuai dengan kategori interpretasi yang telah ditetapkan.

Adapun cara yang digunakan melalui metode penafsiran data dengan

mengkategorian analisa data sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Hasil Perhitungan

No. Weight Mean Score Kategori

01. 3,26 – 4,00 Sangat Baik

02. 2,51 – 3,25 Baik

03. 1,76 – 2,5 Cukup Baik

04. 1,00 – 1,75 Kurang Baik

Langkah-langkah teknik analisis data lainnya yang diperoleh dari

wawancara dan studi dokumentasi adalah:

1. Mengorganisir informasi atau data yang telah didapat;

2. Membaca dan menganalisis data yang telah terkumpul;

3. Membuat suatu uraian terperinci mengenai data tersebut;

4. Peneliti mencari hubungan antara data yang didapat dengan beberapa

kriteri yang telah ditetapkan;

5. Menyajikannya atau memaparkannya dalam bentuk naratif. (Hapsari,

2011: 65)

65

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian memberikan arahan penelitian yang

sistematis meliputi langkah-langkah dan tahapan yang harus dijalani oleh

peneliti.

Langkah – langkah tersebut meliputi mulai dari persiapan penelitian,

perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, hingga melaporkan hasil

penelitian yang dipaparkan sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

Dalam tahapan ini terdapat dua tahapan yakni memilih masalah

penelitian dan melakukan studi pendahuluan dengan membaca hasil

penelitian – penelitian sebelumnya yang hampir berkaitan dengan masalah

penelitian yang telah dipilih.

2. Perencanaan Penelitian

Dalam tahapan ini terdapat beberapa tahapan yakni mengumpulkan

bahan yang relevan, memilih metode dan pendekatan penelitian,

menentukan sumber data, menentukan dan menyusun instrumen.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahapan ini merupakan pelaksanaan dari persiapan dan perencanaan

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan

untuk mengumpulkan data yang diharapkan.

4. Melaporkan Hasil Penelitian

Tahapan ini merupakan tahapan yang terakhir, dimana peneliti

menganalisa data yang telah diperoleh, Menarik Kesimpulan dari hasil

analisa data dan menyusun Laporan Hasil Penelitian.

66

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

Langkah – langkah tersebut digambarkan sebagai berikut:

Memilih Masalah Penelitian

Melakukan Studi

Pendahuluan

Merumuskan Masalah

Penelitian

Mengumpulkan Bahan

Yang Relevan

Memilih Metode dan

Pendekatan Penelitian

Menentukan Sumber Data

Menentukan dan Menyusun

Instrumen

Mengumpulkan Data

Menarik Kesimpulan

Menganalisis Data

Perencanaan

Penelitian

Pelaksanaan

Penelitian

Persiapan Penelitian

Melaporkan Hasil

67

Alnis Dwipayana, 2013 Pengelolaan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu4

Bagan 3. 2

Prosedur Pelatihan