Upload
truongkiet
View
226
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa
research and development merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Metode untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan metode
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan
produk, maka diperlukan penelitian untuk mengkaji keefektifan produk
tersebut.
Adapun produk yang ingin dihasilkan dalam penelitian ini adalah
LKPD IPA yang dapat dijadikan sebagai acuan dan contoh konkrit oleh guru
IPA dalam mengajar. Penelitian pengembangan ini melalui pembuatan LKPD
IPA pada sub materi Fotosintesis untuk kelas VII SMP. Pengembangan
dilaksanakan secara bertahap sesuai model penelitian. Penggunaan model
penelitian tersebut bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKPD yang
baik dan layak digunakan.
49
B. Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian
pengembangan (Research and Development, R&D). Penelitian pengembangan
ini melalui pembuatan LKPD IPA sub materi “Fotosintesis” berpendekatan
Authentic Inquiry Learning untuk menumbuhkan Probem Solving dan sikap
ingin tahu peserta didik SMP Kelas VII.
Terdapat beberapa macam model pengembangan dan penelitian,
penelitian ini menggunakan model 4-D yang disusun oleh Thiagarajan dan
Semmel terdiri dari tahap pendefinisian (Define), tahap perancangan
(Design), tahap pengembangan (Develop), dan tahap penyebaran
(Disseminate).
Pengembangan dilaksanakan secara bertahap sesuai model penelitian.
Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk bahan ajar yang layak digunakan.
Langkah penelitian pengembangan ini dapat dilihat pada Gambar 3.
50
Gambar 4. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D
(Sumber: diadaptasi dari Thiagarajan & Semmel, 1974: 6-8)
Analisis Awal
Analisis Konsep Analisis Tugas
Analisis Tujuan Pembelajaran
Analisis Peserta Didik
Define
Design
Disseminate
Develop
Penyusunan Instrumen
Pemilihan Media
Pemilihan Format
Rancangan LKPD
IPA Draft I
Uji Coba Pengembangan
Validasi Dosen Ahli dan Guru IPA
Produk LKPD Akhir
Dosen Pembimbing
Disebarluaskan
Revisi II (Draft II)
Revisi III (Draft III)
51
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Pada tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok yaitu:
a. Analisis Awal
Pada langkah ini peneliti menemukan beberapa permasalahan
di lapangan, yaitu belum adanya LKPD IPA berpendekatan
authentic inquiry learning, pemecahan masalah dan sikap ilmiah
peserta didik juga masih rendah. LKPD yang digunakan peserta
didik hanya langkah-langkah percobaan (LKPD cook book), hal ini
mengakibatkan peserta didik tidak terlatih dalam keterampilan
pemecahan masalah dan tumbuhnya sikap ingin tahu peserta didik.
Serta pembelajaran di sekolah pada saat ini hanya berdasarkan text
book dan kurang menghubungkan dalam permasalahan sehari-hari.
Berdasarkan masalah tersebut disusunlah LKPD IPA berpendekatan
authentic inquiry learning yang dapat meningkatkan problem
solving dan sikap ingin tahu.
b. Analisis Peserta Didik
Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui tingkah
laku awal dan karakteristik peserta didik yang meliputi ciri,
kemampuan, dan pengalaman, baik individu maupun kelompok.
Dari analisis ini ditentukan sasaran pengguna LKPD hasil
pengembangan adalah peserta didik SMP kelas VII. Tingkah laku
52
awal perlu diidentifikasi untuk mengetahui keterampilan-
keterampilan khusus yang dimiliki peserta didik sebelum
melaksankan proses pembelajaran. Hasil analisis ini akan
digunakan sebagai gambaran untuk menyiapkan perangkat
pembelajaran.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ringkas dan
permasalahan pada LKPD. Analisis ini dilakukan pada struktur isi,
prosedural, proses informasi, konsep, dan perumusan tujuan.
Penyusunan LKPD berpedoman pada KI dan KD Kurikulum 2013
IPA SMP.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-
konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara
sistematis sesuai urutan penyajiannya dan merinci konsep-konsep
yang relevan. Pada penelitian ini konsep-konsep utama yang akan
disusun yaitu sub materi Fotosintesis yang meliputi dua kegiatan;
Uji Sach dan Uji Ingenhousz. Setiap kegiatan diberikan persoalan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik dapat
melakukan pemecahan masalah dan memberikan solusi bagi
masalah tersebut. Dari konsep-konsep tersebut dapat ditentukan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada spesifikasi tujuan.
53
2. Perencanaan (Design)
Pada tahap ini setelah tujuan ditentukan maka menuangkan ide
pada desain LKPD secara nyata. Selanjutnya menentukan format yang
akan digunakan sebagai acuan yaitu pada penelitian ini mengacu pada
syarat kesesuaian materi, syarat kebahasaan, syarat penyajian dan
syarat kegrafikan. Selain penyusunan LKPD juga dilakukan
penyusunan lembar observasi, tes kemampuan problem solving, dan
angket sebagai patokan untuk mengukur problem solving dan sikap
ingin tahu peserta didik.
3. Pengembangan (Develop)
Tahap ini adalah menghasilkan LKPD yang sudah direvisi
berdasarkan masukan dari para ahli. Para ahli yang dimaksud adalah
dosen ahli (media dan materi), dan guru IPA. Dari hasil revisi akan
diperoleh LKPD draf II yang siap diuji cobakan ke lapangan terbatas.
Penjelasan dari setiap tahap adalah sebagai berikut:
a. Validasi Ahli dan Guru Disertai dengan Revisi.
LKPD hasil pengembangan sebelum digunakan harus melalui
tahap validasi yang bertujuan untuk perbaikan sesuai saran dan
masukan dosen ahli (materi dan media), dan guru IPA. Setelah
direvisi berdasarkan masukan dan saran maka diperoleh Draf II
yang siap diuji cobakan ke lapangan terbatas (uji coba
pengembangan).
54
b. Uji Coba Pengembangan (Uji Coba dengan Peserta Didik)
Uji coba pengembangan dilakukan di SMP N 1 Sleman
dengan peserta didik kelas VII G yang berjumlah 33. Tujuan dari
uji coba yaitu untuk mengoperasionalkan LKPD yang akan
dikembangkan. Uji coba pengembangan dimaksudkan untuk
mengoperasionalkan produk LKPD serta untuk mengetahui
kelayakan LKPD dalam pembelajaran IPA. Selain itu, untuk
mengetahui peningkatan problem solving dan sikap ingin tahu
peserta didik dan respon peserta didik setelah menggunakan LKPD.
4. Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan produk LKPD yang
telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Tujuan dari
penyebaran ini yaitu untuk menguji keefektifan penggunaan LKPD
dalam kegiatan pembelajaran. Karena keterbatasan penelitian, tahap
penyebaran ini hanya dilakukan dalam bentuk uji terbatas yaitu peserta
didik kelas VII G SMP N 1 Sleman.
.
55
C. Uji Coba Produk
1. Desain Tinjauan dan Penilaian Produk
Desain tinjauan dan penilaian produk dalam penelitian
pengembangan ini menggunakan desain deskriptif yang meliputi dua
tahap. Tinjauan tahap 1 dilakukan oleh dosen pembimbing dan dosen ahli,
kemudian dilanjutkan tinjauan tahap 2 dilakukan oleh guru IPA.
Setelah produk melewati tahap validasi kemudian dilakukan revisi
dari hasil masukan dan saran dosen ahli dan guru IPA. Setelah direvisi
diperoleh draf II yang akan di uji coba ke peserta didik. Tahap uji coba
dalam penelitian ini adalah penggunaan LKPD oleh peserta didik untuk
mengetahui peningkatan problem solving dan sikap ingin tahu peserta
didik serta respon peserta didik terhadap LKPD. Setelah dilakukan
penilaian dan uji coba produk diperoleh masukan dan saran lagi dari dosen
pembimbing dan respon peserta didik, kemudian dilakukan revisi 2 hingga
dihasilkan LKPD hasil pengembangan yaitu LKPD IPA berpendekatan
inquiry authentic learning pada sub materi “Fotosintesis”.
2. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini, yaitu peserta didik kelas VII G SMP N
1 Sleman dengan jumlah 33. Objek dalam penelitian ini adalah LKPD
berpendekatan authentic inquiry learing untuk meningkatkan problem
solving dan sikap ingin tahu peserta didik yang digunakan dalam
pembelajaran IPA pada sub materi “Fotosintesis”.
56
3. Setting Penelitian
Tempat dan waktu penelitian:
a. Proses pembuatan LKPD IPA dilakukan pada bulan September –
November 2015.
b. Pelaksanaan penilaian terhadap kualitas LKPD dilakukan pada bulan
Desember 2015.
c. Pelaksanaan uji coba LKPD dilakukan pada bulan Januari tanggal 12-
14 tahun 2016 di SMP N 1 Sleman.
4. Jenis Data
Dalam penelitian pengembangan ini data yang diperoleh terdiri dari
dua jenis data yaitu:
a. Data kualitatif berupa saran dari dosen ahli, dan guru IPA SMP.
b. Data kuantitatif adalah data hasil penilaian produk LKPD oleh dosen
ahli, dan guru IPA SMP, hasil observasi keterampilan peserta didik,
tes keterampilan problem solving peserta didik, hasil observasi sikap
ingin tahu peserta didik, angket sikap ingin tahu peserta didik dan
respon peserta didik terhadap LKPD.
5. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Lembar Validasi Penilaian Produk LKPD IPA
Lembar ini mengacu pada kesesuaian isi/ materi, kesesuaian
kebahasaan, kesesuaian penyajian dan kesesuaian kegrafikan. Lembar
57
ini digunakan untuk mengetahui penilaian kualitas LKPD hasil
pengembangan. Lembar penilaian produk ditujukan untuk dosen ahli,
guru IPA. Kisi-kisi instrumen berupa lembar penilaian produk dapat
dilihat pada Tabel 4, sedangkan untuk kriteria setiap aspek peserta
didik disajikan dalam lampiran 3.2 .
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Validitas LKPD IPA
No Aspek Penilaian Indikator Butir
ke-
1 a. Komponen
Kelayakan Isi
Kesesuaian dengan kurikulum 1-11
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
Materi yang disajikan sesuai dengan potensi lokal
sekolah/potensi daerah/ lingkungan sekitar peserta
didik
Materi mengungkap persoalan ilmiah dalam kehidupan
nyata sehari-hari
Materi mengungkap persoalan yang menuntun peserta
didik untuk memiliki sikap respek terhadap fakta
Pengungkapan persoalan/materi dapat melatih problem
solving peserta didik
Materi yang disajikan sesuai dengan karakter peserta
didik
Referensi yang digunakan dalam pembelajaran diambil
dari buku, internet, instansi kesehatan, ahli, alam, video
pembelajaran
Materi yang disajikan sesuai dengan kebenaran fakta,
konsep, prinsip, hukum, dan teori di bidang IPA (tidak
miskonsepsi).
Prosedur/metode yang disajikan dapat
diterapkan dengan pendekatan inquiry secara runtut
dan benar
Konsep materi yang disampaikan runtut sesuai dengan
rantai kognitif
b. Ketercakupan
AIL dalam
LKPD
Kontekstual (masalah) 12-17
Kegiatan investigasi yang menuntun
pengembangan berpikir peserta didik
58
Indikator
Kolaborasi
Produk peserta didik
Penggunaan variasi sumber belajar
Refleksi
c. Ketercakupan
Problem
Solving dalam
LKPD
Bahan ajar memfasilitasi peserta didik agar mampu
mengidentifikasi masalah
18-21
LKPD memfasilitasi peserta didik agar mampu
mrumuskan masalah
Bahan ajarmemfasilitasi peserta didik agar memberikan
pendapat tentang solusi alternatif pemecahan masalah
Bahan ajar memfasilitasi peserta didik agar
memberikan pendapat tentang solusi terbaik untuk
memecahkan masalah.
2 Komponen
Kebahasaan
Kalimat yang digunakan sesuai dengan tata kalimat
yang benar dalam Bahasa Indonesia
22-28
Istilah yang digunakan sesuai dengan kaedah ilmiah
IPA dan dicetak miring
Bahasa yang digunakan mudah dipahami
peserta didik
Pesan yang disajikan dalam masing-masing komponen
mencerminkan satu kesatuan kegiatan
Ketepatan tata bahasa
Ketepatan ejaan
Kebakuan istilah dan simbol/ lambang
3 Komponen
penyajian
Merupakan LKPD dengan penyajian sesuai dengan alur
berpikir
29-32
Urutan penyajian kegiatan secara sistematis.
Penyajian tabel jelas
Penyajian gambar jelas
4 Komponen
Kegrafikan
Desain sampul memiliki pusat pandangan
(point center yang baik)
33-37
Desain masing-masing halaman serasi
Tabel yang disajikan komunikatif
Jenis huruf yang digunakan mudah dibaca
Spasi baris dan susunan teks disusun secara
proporsional
Aspek
Penilaian No
Butir
Ke-
59
b. Lembar Angket Respon Peserta Didik
Angket disusun menggunakan skala Likert dengan alternatif 4
jawaban. Instrumen angket ini digunakan untuk memperoleh data
tentang penilaian produk dari peserta didik terhadap LKPD yang
dikembangkan. Angket yang digunakan untuk mendapatkan data
kelayakan LKPD ditinjau dari kelayakan isi, kelayakan bahasa,
kelayakan kegrafisan dan kelayakan penyajian. Angket diadaptasi dari
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Departemen Pendidikan Nasional
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pembinaan SMA Tahun 2008 disesuaikan dengan beberapa indikator
yang ditetapkan untuk penilaian LKPD ini, meliputi: aspek materi
(ketercakupan authentic inquiry learning, ketercakupan problem
solving dan ketercakupan sikap ingin tahu), aspek bahasa, aspek
penyajian, dan aspek kegrafisan. Instrumen lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 3.4. Kisi-kisi angket respon peserta didik terhadap LKPD
dapat dilihat pada Tabel 5.
60
No Aspek Sub-aspek Indikator No
Item
Jumlah
Butir
1 Materi Kelayakan
isi
Kesesuaian tujuan pada
bahan ajar.
1 1
Materi sesuai dengan
karakter peserta didik
2 1
Penyajian Penyajian tabel dan
gambar
3 1
Penyajian materi secara
logis dan sistematis
4 1
2 Kegrafisan Tampilan
Jenis huruf 5 1
Desain layout tiap
lembar
6 1
Kualitas tampilan
ilustrasi
7 1
3 Kebahasaan Kesesuaian
dengan
kaidah
Penggunaan kalimat
yang tepat dan jelas
8 1
4 Ketercakupan
Authentic
Inquiry
Learning
Kontekstual Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan
lingkungan peserta didik
9 1
Variasi
sumber
belajar
Penggunaan variasi
sumber belajar dalam
kegiatan pembelajaran
10 1
5
Potensi
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Identifikasi
masalah
Memfasilitasi untuk
mengidentifikasi
masalah
11 1
Rumusan
masalah
Memfasilitasi untuk
pembuatan rumusan
masalah
12 1
Solusi
alternatif
Memfasilitasi untuk
pembuatan solusi
alternatif
13
1
Tabel 5. Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik terhadap LKPD
61
c. Lembar Keterlaksanaan Authentic Inquiry Learning
Penilaian keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
authentic inquiry learning dilakukan dengan 1 observer. Indikator
untuk ketercakupan authentic inquiry learning sebagaimana indikator
yang dikemukakan Donovan et al. (1999) dan W. Gulo (2008: 22)
meliputi: (1) kontekstual; (2) kegiatan investigasi; (3) kolaborasi; (4)
produk peserta didik; (5) variasi sumber belajar; (6) refleksi. Indikator
ketercakupan problem solving sebagaimana Paidi (2010), yang
meliputi (1) mengidentifikasi masalah; (2) merumuskan masalah; (3)
memberikan solusi alternatif; (4) memberikan solusi terbaik untuk
pemecahan masalah. Kisi-kisi keterlaksanaan authentic inquiry learing
dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkan instrumen lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 4.12.
Sub-aspek Indikator No
Item
Jumlah
Butir
Solusi
terbaik
Memfasilitasi
pembuatan solusi
terbaik.
14 1
6 Potensi Sikap
Ingin Tahu
Peserta Didik
Perhatian
pada setiap
hal baru
Perumusan masalah
mendorong sikap ingin
tahu peserta didik
15 1
Antusias
mencari
jawaban
Antusias untuk
menjawab rumusan
masalah
16 1
JUMLAH TOTAL 16
No Aspek
62
Tabel 6. Kisi-kisi Keterlaksanaan Authentic Inquiry Learning Aspek Penilaian Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Butir
Ke- Authentic Inquiry Kontekstual
(Masalah)
Menyajikan
permasalahan untuk
dipecahkan peserta
didik
Memperhatikan dan
memahami
permasalahan yang
diberikan
1
Kegiatan
Investigasi
Orientasi Menjelaskan pokok
bahasan dan kegiatan
pembelajaran
Memperhatikan
pokok bahasan dan
kegiatan
pembelajaran yang
disampaikan
2
Merumuskan
Masalah
Membimbing peserta
didik untuk
mengidentifikasi dan
merumuskan masalah
Mengikuti arahan
guru untuk
mengindentifikasi
dan merumuskan
masalah
3
Mengajukan
Hipotesis
(Dugaan
Sementara)
Membimbing peserta
didik untuk
mengajukan dugaan
sementara mengapa
permasalahan yang
disajikan dapat terjadi
Mengajukan dugaan
sementara
berdasarkan rumusan
masalah yang mereka
buat
4
Mengumpulkan
Data
Memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
melakukan percobaan
dan menjawab
pertanyaan diskusi
Melakukan
percobaan dan
berdiskusi membahas
permasalahan yang
disajikan
5
Mengkomunikasi
kan dan
merumuskan
kesimpulan
Membimbing peserta
didik untuk
mengkomunikasikan
data dan membuat
kesimpulan
berdasarkan rumusan
masalah yang mereka
buat.
Mengkomunikasikan
dan mengajukan
kesimpulan
berdasarkan rumusan
masalah yang dibuat
6
Kolaborasi
Membimbing peserta
didik untuk
mengaitkan persoalan
dengan teori
Mengaitkan
persoalan yang
dihadapi dengan teori
7
63
Aspek Penilaian Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Butir
Ke- Authentic Inquiry
Produk
Peserta Didik
Membimbing peserta
didik untuk
merumuskan solusi
terbaik dari beberapa
alternatif solusi yang
dibuat
Merumuskan solusi
terbaik dari beberapa
alternatif solusi yang
dibuat
8
Penggunaan
Variasi
Sumber
Belajar
Mendorong peserta
didik untuk
menggunakan atau
mencari referensi lain
seperti buku, internet,
dsb.
Mencari sumber lain
dari buku, internet
dan sumber lainnya
9
Refleksi Membimbing peserta
didik untuk
melakukan refleksi
terhadap
pembelajaran yang
telah dilakukan
Melakukan refleksi 10
d. Lembar Observasi Problem Solving
Instrumen lembar observasi digunakan untuk mendukung data
peningkatan kemampuan problem solving peserta didik yang diperoleh
dari hasil tes. Instrumen lembar observasi problem solving disusun
berdasarkan indikator meliputi (1) mengidentifikasi masalah; (2)
merumuskan (menganalisis) masalah, (3) menemukan alternatif-
alternatif solusi, (4) memilih alternatif solusi (terbaik), (5)
kelancarannya memecahkan masalah, (6) kualitas hasil pemecahan
masalah. Instrumen bersumber pada Paidi (2010). Instrumen Lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 4.5. Kisi-kisi dapat dilihat pada Tabel 7.
64
Tabel 7. Kisi-kisi Lembar Observasi Problem Solving
No Aspek Indikator Jumlah
Butir
1 Mengidentifikasi masalah Kesesuaian masalah
dengan wacana
1
2 Merumuskan masalah Rumusan masalah yang
relevan dengan wacana
1
3 Menemukan solusi alternatif Solusi alternatif yang
sesuai dengan wacana
1
4 Menemukan solusi terbaik Solusi alternatif terbaik
yang sesuai dengan
wacana
1
e. Soal Keterampilan Problem Solving (Pretest dan Posttest)
Instrumen tes digunakan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan problem solving peserta didik setelah melakukan
pembelajaran dengan menggunakan LKPD berpendekatan authentic
inquiry learning. Instrumen tes disusun berdasarkan indikator yang
ada dalam KD yaitu sub materi “Fotosintesis” yang dipadukan dengan
indikator kemampuan problem solving peserta didik. Soal-soal yang
akan digunakan untuk mengukur keterampilan pemecahan masalah
disesuaikan dengan KD dalam materi yang dikaitkan dengan indikator
dalam pemecahan masalah. Kisi-kisi dapat dilihat pada Lampiran 4.1
dan Lampiran 4.3, sedangkan instrumen lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 4.2 dan Lampiran 4.4.
65
f. Angket Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu diukur melalui angket. Indikator sikap ingin
tahu sebagaimana indikator yang dikembangkan Harlen (2000) dan
diadaptasi dari Patta Bundu (2008). Angket sikap ingin tahu dengan
skala Likert yang terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kisi-
kisi instrumen angket sikap ingin tahu dapat dilihat pada Tabel 8.
Sedangkan instrumen lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.10
Tabel 8. Kisi-kisi Angket Sikap Ingin Tahu
No Indikator Pernyataan No Butir
Positif (+) Negatif (-) (+) (-)
1. Perhatian
terhadap
hal baru
Saya senang mengamati hal-hal
baru yang belum saya ketahui
Saya tidak peduli dengan hal-
hal baru yang belum saya
ketahui
1 16
Saya memperhatikan penjelasan
yang diberikan guru
Saya tidak memperhatikan
penjelasan yang diberikan
guru
2 17
2. Antusias
mencari
jawaban
Saya bersemangat untuk
mencari jawaban dari setiap
pertanyaan-pertanyaan
Saya merasa tidak
bersemangat untuk mencari
jawaban
3 18
Saya berdiskusi dengan teman
untuk mencari solusi
pemecahkan masalah
Saya malas mencari solusi
terbaik dan hanya menuliskan
jawaban teman
4 19
3. Antusias
pada proses
sains
Saya bersemangat untuk
mengidentifikasi masalah
berdasarkan kasus yang
disajikan pada LKPD
5
Saya bersemangat untuk
membuat rumusan masalah
berdasarkan kasus
6
Saya bersemangat untuk
membuat hipotesis
7
Saya bersemangat melakukan
penyelidikan
Saya tidak tertarik melakukan
penyelidikan
8 20
Saya bersemangat
mengumpulkan data yang saya
peroleh dari hasil observasi
maupun eksperimen
9
66
Saya bersemangat
menyimpulkan hasil kegiatan
belajar
10
Saya ikut mengemukakan ide-
ide untuk memecahkan masalah
Saya tidak berminat
mengemukakan ide dan hanya
mengikuti keputusan dari
teman
11 21
4. Bertanya
jika belum
mengerti
Saya bertanya pada guru jika
belum memahami materi
pelajaran
Saya tidak bertanya pada guru
jika belum memahami materi
pelajaran
12 22
Saya bertanya pada teman jika
belum memahami materi
pelajaran
Saya tidak bertanya jika belum
memahami materi pelajaran
13 23
5.
Mencari
informasi
dari sumber
Saya membuat solusi
permasalahan dengan mencari
sumber informasi dari buku
Saya tidak mencari informasi
dari buku untuk membuat
solusi masalah
14 24
Saya membuat solusi
permasalahan dengan mencari
sumber informasi dari internet
Saya tidak mencari informasi
dari internet untuk membuat
solusi masalah
15 25
g. Lembar Observasi Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu selain diukur melalui angket, juga diukur
melalui lembar obervasi. Indikator sikap ingin tahu sebagaimana
indikator yang dikembangkan dan diadaptasi dari Patta Bundu (2008).
Pada lembar observasi ini diberi skor dari 1 sampai 4. Kisi-kisi dapat
dilihat pada Tabel 9. Instrumen lengkap dapat dilihat pada Lampiran
4.8.
Tabel 9. Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Ingin Tahu
No Indikator Jumlah Butir
1 Perhatian terhadap hal baru 1
2 Antusias mencari jawaban 1
3 Antusias pada proses IPA 1
4 Menanyakan pada setiap langkah 1
5 Mencari informasi dari sumber lain 1
67
D. Teknik Analisis Data
a. Data kualitatif
Data ini berupa masukan, koreksi, saran, dan kritik yang diberikan
oleh, dosen ahli dan guru IPA SMP terhadap LKPD IPA berpendekatan
authentic inquiry learning. Data ini diseleksi relevansinya oleh peneliti,
dan saran yang dianggap relevan selanjutnya digunakan sebagai bahan
revisi LKPD.
b. Data Kuantitatf
1) Kelayakan LKPD dan Respon Peserta Didik terhadap Produk LKPD
Data yang diperoleh untuk mengetahui kelayakan produk LKPD
dari angket validasi oleh ahli dan guru IPA. Sedangkan data yang
diperoleh untuk mengetahui respon peserta didik terhadap produk
LKPD dari angket respon peserta didik terhadap LKPD hasil
pengembangan. Data-data tersebut dianalisis dengan mencari rata-rata
penilaian antara dua penilai atau lebih. Perolehan rata-rata skor dari
setiap komponen aspek penilaian dengan menggunakan rumus :
X=
....................................................................(1)
Keterangan : X = skor rata-rata
ΣX = jumlah skor
n = jumlah penilai
(Sumber : Eko Putro Widoyoko, 2009 : 237)
Selanjutnya, semua data yang sudah diperoleh pada tiap butir
penilaian kemudian dijumlah disebut sebagai skor aktual (X). Skor
68
aktual yang bersifat kuantitatif ini diubah menjadi nilai kualitatif
dengan berpedoman pada konversi skor menjadi skala lima untuk
mengetahui kelayakan LKPD. Acuan yang digunakan untuk
pengubahan skor menjadi skala lima dapat dilihat dalam Tabel 10.
Tabel 10. Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala Lima
Rumus Nilai Klasifikasi
X > xi + 1,80 SBi A Sangat Baik
xi + 0,60 SBi < X ≤ xi + 1,80 SBi B Baik
xi – 0,60 SBi < X ≤ xi + 0,60 SBi C Cukup
xi – 1,80 SBi < X ≤ xi – 0,60 D Kurang
X ≤ xi – 1,80 SBi E Sangat Kurang
(Sumber : Eko Putro Widoyoko, 2009 : 238)
Keterangan :
(Rerata ideal) = 1/2 (skor maks ideal + skor min ideal)
sbi (Simpangan baku ideal) = 1/6 (skor maks ideal – skor min ideal)
X = Skor empiris
Skor maksimal ideal = Σ butir kriteria x skor tertinggi
Skor minimal ideal = Σ butir kriteria x skor terendah
Kemudian menentukan persentase keidealan tiap aspek dan
secara keseluruhan dengan rumus:
Persentase keidealan tiap aspek = ∑
............ (2)
Persentase keidealan keseluruhan = ∑
....... (3)
69
Suatu bahan ajar memiliki kelayakan baik apabila memiliki
nilai reliabilitas (R) lebih besar atau sama dengan 75% (Borich, 1994:
385). Analisis reliabilitas validasi terhadap kelayakan LKPD IPA
dapat ditetapkan dengan menggunakan rumus Borich sebagai berikut:
PA = 100% {1-
}............................................................(4)
(Borich, 1994:385)
Keterangan:
PA = Percentage of agreement
A = Skor tertinggi yang diberikan oleh validator
B = Skor terendah yang diberikan oleh validator
Dalam penelitian ini, nilai kelayakan ditentukan dengan nilai
minimum “C” dengan kategori cukup baik. Sehingga jika hasil akhir
penilaian oleh dosen ahli dan guru IPA rerata memberikan hasil akhir
“C” maka produk pengembangan LKPD layak untuk diuji coba.
2) Analisis Keterampilan Pemecahan Masalah Menggunakan Tes (Pretest
dan Posttest)
Analisis untuk peningkatan kemampuan peserta didik juga
dilakukan dengan kategorisasi dengan mengkonversi hasil skor tes
problem solving menggunakan skala 5 sebagaimana Tabel 10 dan gain
score. Hasil dari analisis data gain score ternormalisasi menunjukkan
pencapaian peningkatan kemampuan peserta didik dengan
memperhatikan kemampuan awalnya.
Hasil perhitungannya dapat menunjukkan keefektifan LKPD hasil
pengembangan. Perhitungan dilakukan dengan cara:
70
g =
.....................................................(5)
Kriteria peningkatan hasil belajar peserta didik ditentukan sesuai
dengan kriteria Hake (1999: 1) pada Tabel 11.
Tabel 11. Kriteria Peningkatan Hasil Belajar Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif
(<g>) > 0,7 Tinggi
0,7 ≥ (<g>) ≥ 0,3 Sedang
(<g>) < 0,3 Rendah
3) Analisis Lembar Observasi (Problem Solving dan Sikap Ingin Tahu)
Pada lembar observasi setelah data terkumpul kemudian dianalisis
dengan cara menghitung jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan
jumlah skor ideal untuk seluruh item dikalikan 100%.
Persentase tingkat penilaian =
x 100%........(6)
Hasil observasi sikap ingin tahu, hasil keterampilan problem
solving dan hasil observasi problem solving dianalisis secara deskriptif
dan kategorisasi dengan mengkonversi hasil skor menggunakan skala 5.
Kemudian data kuantitatif yang berbentuk presentase skor diubah
menjadi data kualitataif dengan menggunakan patokan pada tabel 12.
71
Tabel 12. Presentase Penguasaan Kemampuan
No Tingkat Penguasaan (%) Nilai Huruf Kategori/ Predikat
1. 85 < X ≤ 100 A Sangat Baik
2. 75 < X ≤ 85 B Baik
3. 65 < X ≤ 75 C Cukup
4. 54 < X ≤ 65 D Kurang
5. 0 ≤X ≤ 54 E Sangat Kurang
(Sumber: Ngalim Purwanto, 2012: 103)
4) Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Authentic
Inquiry Learning
Analisis keterlaksanaan pembelajaran dilakukan oleh 1 observer.
Pengamatan keterlaksanaan dilakukan selama dua kali pertemuan.
Analisis keterlaksanaan dengan pendekatan inquiry terbimbing
menggunakan persamaan berikut:
% Keterlaksanaan = ∑
....... (7)
Presentase keterlaksanaan selanjutnya diubah menjadi data kualitatif
dengan menggunakan kriteria seperti pada Tabel 12.