Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
59
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting
dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan
berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain
penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian
menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana
teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang
dipakai, instrumen penelitiannya menggunakan apa, bagaimana teknik
pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat
akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model
pembelajaran langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap motivasi dan
hasil belajar permainan sepakbola di SMAN 15 Bandung, maka metode penelitian
yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 106)
menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan masalah
yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian
eksperimen sebagai metodenya.”
B. Lokasi dan SubjekPenelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung yang berada di Jalan
Sarimanis 1 Kota Bandung Telepon 022-2011975. Alasan utama pemilihan lokasi
penelitian di SMAN 15 Bandung didasarkan atas penemuan masalah pada saat
60
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penulis melakukan observasi lapangan, yang melihat kurangnya motivasi dan
hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran sepakbola.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, dan XII Sekolah Menengah Atas Negeri
15 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana
dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik suatu kesimpulan.”
Sesuai dengan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan
hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda
mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau
subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lain-
lain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi
yang diteliti adalah siswa SMAN 15 Bandung.
b. Sampel
Mengenai Sampel Sugiyono (2012, hlm. 117) menjelaskan bahwa “sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Bila sebuah populasi tergolong kedalam kategori besar maka seorang peneliti
secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada,
karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi,
waktu serta sumber daya manusia. Maka peneliti dapat menggunakan sampel
61
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat
benar-benar mewakili dari populasi tersebut.
Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, menurut Sugiyono (2012 : 124) purposive sampling yaitu “ tekhnik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” Alasan mengapa peneliti
menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan
menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas X, XI, dan XII yang mengikuti
ekstrakurikuler Sepakbola di SMAN 15 Bandung.
2. Siswa yang menjadi sampel berjenis kelamin laki-laki.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas
berjumlah 40 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak
dengan cara diundi yaitu 20 orang untuk kelompok model pembelajaran langsung
dan 20 orang untuk kelompok model pembelajaran inkuiri.
D. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan
dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution
mengatakan (2004, hlm. 40) bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana
tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian
serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam
penelitian ini adalah Postest Only Control Group Design, yakni pada desain ini
tidak terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.
Desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang
ingin diungkapkan. Arikunto (2002, hlm. 79) menjelaskan dalam pola sebagai
berikut :
62
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel. 3.1
Desain Penelitian
Sampel Variabel bebas Variabel terikat
A Model Pembelajaran
Langsung (A1)
Motivasi Belajar (Y1)
Hasil Belajar (Y2)
B Model Pembelajaran Inkuiri
(B1)
Motivasi Belajar (Y1)
Hasil Belajar (Y2)
Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk
gambar 3.1 berikut :
Treatment/
Perlakukan
Treatment/
Perlakukan
Pengolahan dan Analisis Data
Kesimpulan
Model Pembelajaran
Langsung
Model Pembelajaran
Inkuiri
Siswa SMAN 15 Bandung
Siswa Kelompok A Siswa Kelompok B
B
Motivasi Belajar Hasil Belajar Tes Akhir
63
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar. 3.1 Langkah-langkah Penelitian
E. Variabel Peneliatian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas ( Independent Variable )
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) mengemukakan bahwa, “ variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat.” Penelitian ini variabel bebasnya adalah model
pembelajaan langsung dan model pembelajaran inkuiri.
b. Variabel terikat ( dependent variable )
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) menerangkan bahwa “ variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.” Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar
dan hasil belajar siswa.
2. Definisi Operasional
Untuk mengukur variabel motivasi belajar siswa, para ahli memberikan
pandangan tentang definisi motivasi belajar siswa, antara lain :
a. Hamzah Uno (2011, hlm. 23) mengemukakan motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku.
b. Sardiman (2005, hlm. 75) memaparkan motivasi belajar adalah keseluruhan
daya gerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi
arah pada kegiatan belajar.
64
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Penngumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
cara memberikan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan motivasi belajar siswa dalam permainan
sepakbola .
Pengertian metode angket menrut Sugiyono (2012, hlm. 199) mengemukakan
bahwa “angket atau kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan sepengkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.”
G. Instrumen Penelitian
Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau
menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu
penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur
untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147)
mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,
maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka
diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan
masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 121)
“Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati ataupun merupakan suatu alat ukur yang
digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah tes motivasi belajar dan hasil belajar permainan sepakbola,
adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
65
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Instrumen Motivasi Belajar
Untuk memperoleh data tentang tingkat motivasi belajar siswa digunakan
kuesioner yang disusun oleh penulis. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 192)
menjelaskan bahwa, “Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Sedangkan menurut Arikunto
(2007, hlm. 151) menyatakan bahwa “Angket atau kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal-hal yang dia ketahui.” Angket
atau kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk menjaring dan memperoleh
informasi bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa.
Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket
tertutup. Angket tersebut telah tersusun atas pertanyaan dan pernyataan yang
tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan
alternatif jawaban. Ini sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto
(2007, hlm. 152) yang menyebutkan “angket tertutup atau kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.”
Instrumen yang dibuat oleh penulis dikembangkan dalam bentuk kuesioner
dengan pola jawaban berskala likert. Proses penyusunan kuesioner diawali
menyusun dan menentukan indikator-indikator motivasi belajar, pembuatan kisi-
kisi kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan beserta taraf
skalanya.
a. Definisi Konseptual dan Operasional
Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam melakukan aktivitas
belajar, suatu kekuatan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar motivasi
belajar timbul karena faktor dari diri sendiri dan dan dari luar. Uno (2011, hlm.
23) mengemukakan “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.”
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya
66
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
(3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam
belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan (6) adanya
lingkungan yang kondusif dalam belajar.
b. Kisi-kisi Instrumen Motiasi Belajar
Berdasarkan komponen motivasi belajar yang dikemukakan oleh Uno (2011,
hlm. 23) di atas kemudian disusun indikator-indikator untuk mempermudah
membuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Adapun kisi-kisi butir
pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur tingkat motivasi belajar dapat dilihat
pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Motivasi belajar
Indikator
Item
uji
coba
No soal
+ -
1. Hasrat dan keinginan berhasil
dalam belajar
a. Dorongan untuk berusaha
belajar lebih baik 14
7, 12,13, 30,
33,42,
49
4,5,9,18,20,26,50
2. Dorongan dan kebutuhan
belajar
a. Keingintahuan yang besar
dalam belajar 8 2,11, 28,40 21,35, 39, 45
3. Harapan dan cita-cita masa
depan
a. Adanya keinginan untuk
mendapatkan kehidupan yang
lebih baik
10 1,3, 15,31, 48 10,25, 37,38,46
4. Penghargaan dalam belajar
a. Dorongan untuk mendapatkan 8 8, 14,22,41 17, 19,32,44
67
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penghargaan dalam belajar
5. Kegiatan yang menarik
dalam belajar
a. Memiliki minat yang tinggi
pada pelajaran 4 36,43 27,34
6. Lingkungan belajar yang
kondusif
a. Adanya keinginan untuk
belajar 6 6,16,29 23, 24,47
JUMLAH 50 25 25
Setelah kisi-kisi tersusun, selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk
pertanyaan atau pernyataan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh angket yang
sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Penyusunan dalam bentuk angket
ini bertujuan untuk mencari jawaban atau pokok permasalahan dalam penelitian
ini.
Berkaitan dengan alternatif jawaban angket, penulis menggunakan skala Likert
untuk item alternatif jawaban. Tiap alternatif jawaban mempunyai nilai tersendiri
sesuai dengan peringkat jawaban yang bersangkutan. Sugiyono (2012, hlm. 134)
menjelaskan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun
kriteria penilaiannya dapat dilihat pada tabel 3.4 tentang kriteria pembuatan skor.
Selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk pernyataan. Setiap pernyataan
yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban
yang bersangkutan.
Tabel 3.3
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Sumber Sugiyono (2012, hlm. 134)
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Ragu-ragu (R)
5
4
3
1
2
3
68
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
2
1
4
5
Pernyataan-pernyataan angket penilaian ini dapat dilihat pada lampiran.
c. Uji coba Angket
Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat
validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba
angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan
sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.
Uji coba angket dilaksanakan terhadap siswa kelas X, XI, DAN XII SMA
Negeri 15 Bandung yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel
penelitian. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 30
orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan
penjelasan mengenai cara-cara mengisinya.
d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari setiap butir soal, uji
validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir tes dengan
mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total
responden, sedangkan untuk reliabilitas instrumen penulis menggunakan rumus
korelasi Product Moment.
1) Pengujian Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur
sesuai dengan fungsinya. Menurut Sukmadinata (2011, hlm. 228) “suatu
instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-
benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur.”
Sebelum instrumen disebarkan kepada responden maka harus diadakan uji
validitas terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pertanyaan atau pernyataan
yang dibuat layak atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang benar-benar
diukur. Semakin baik validitasnya maka semakin baik pula apa yang ditelitinya,
artinya apa yang diteliti atau diukur tersebut mengenai pada apa yang dituju, atau
69
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
semakin menunjukan apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh
untuk menunjukkan validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :
a. Menyebarkan angket kepada responden berbeda.
b. Memberikan skor terhadap pernyataan sesuai dengan jawaban responden.
c. Menghitung korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus
product moment menurut Sugiyono (2012, hlm. 255) dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan :
rxy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria)
X = jumlah skor variabel X
Y = jumlah skor variabel Y
XY = jumlah skor X kali Y
N = jumlah responden
Untuk memudahkan peneliti dalam menguji validitas, maka peneliti
menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu Microsoft Office Excel
2007. Setelah mendapat hasil dari total nilai korelasi dari tiap butirnya, maka
hasil tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 0,05 dan
jumlah responden sebanyak 30. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut
valid atau tidak, peneliti berpedoman pada acuan jika rhitung > rtabel berarti item
soal tersebut dinyatakan valid. Juga sebaliknya apabila jika rhitung < rtabel maka
item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Bila ada item soal yang tidak
memenuhi standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang lainnya
dinyatakan valid serta sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai
instrumen dalam penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam perhitungan data uji validitas
menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Berikut ini hasil uji validitas
mengenai angket pengaruh pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola
terhadap kreativitas siswa.
70
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas
No. Butir
Instrumen rhitung rtabel Keterangan
1 0.421 0.361 Valid
2 0.367 0.361 Valid
3 0.428 0.361 Valid
4 -0.005 0.361 Tidak Valid
5 -0.060 0.361 Tidak Valid
6 0.095 0.361 Tidak Valid
7 0.441 0.361 Valid
8 0.095 0.361 Tidak Valid
9 0.373 0.361 Valid
10 0.414 0.361 Valid
11 0.393 0.361 Valid
12 0.388 0.361 Valid
13 0.347 0.361 Valid
14 0.435 0.361 Valid
15 0.438 0.361 Valid
16 0.151 0.361 Tidak Valid
17 0.472 0.361 Valid
18 0.455 0.361 Valid
19 0.646 0.361 Valid
20 0.395 0.361 Valid
21 0.390 0.361 Valid
71
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan nilai validitas dengan kriteria rhitung ≥ 0,361 (n= 30,
dengan sig. 0,05) diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid ialah sebanyak
38 dari 50 item sedangkan 12 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat
digunakan.
2) Pengujian Reliabilitas Instrumen
22 0.183 0.361 Tidak Valid
23 0.366 0.361 Valid
24 0.374 0.361 Valid
25 0.402 0.361 Valid
26 0.571 0.361 Valid
27 0.601 0.361 Valid
28 0.415 0.361 Valid
29 0.527 0.361 Valid
30 0.035 0.361 Valid
31 0.467 0.361 Valid
32 0.579 0.361 Valid
33 0.752 0.361 Valid
34 0.046 0.361 Tidak Valid
35 0.179 0.361 Tidak Valid
36 0.407 0.361 Valid
37 0.589 0.361 Valid
38 0.367 0.361 Valid
39 0.443 0.361 Valid
40 0.411 0.361 Valid
41 0.573 0.361 Valid
42 0.463 0.361 Valid
43 0.404 0.361 Valid
44 0.422 0.361 Valid
45 0.377 0.361 Valid
46 0.278 0.361 Tidak Valid
47 0.362 0.361 Valid
48 0.098 0.361 Tidak Valid
49 0.111 0.361 Tidak Valid
50 0.028 0.361 Tidak Valid
72
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau
konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel
jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya
dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.
Pengujian reliabilitas menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu dengan
mengkorelasikan perolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan
genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan genap,
untuk menghitung tingkat reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman
Brown sebagai berikut:
(Arikunto, 2010, hlm. 223)
Keterangan:
ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb : Korelasi Product Moment antara butir tes gasal dan genap (rxy).
Penghitungan uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kreativitas siswa
dibantu dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 yang disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas
GANJIL GENAP
GANJIL 1
GENAP 0.818457 1
73
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah diperoleh hasil penghitungan diinterpretasikan pada interpretasi nilai r
pada tabel berikut menurut Riduwan (2011, hlm. 138).
Tabel 3.6
Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Kriteria Keterandalan
0.80-1.000 Sangat Tinggi
0.60- 0.799 Tinggi
0.40- 0.599 Cukup
0.20- 0.399 Rendah
0.00- 0.199 Sangat Rendah
Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.818457, nilai tersebut
menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.
e. Pelaksanaan Pembelajaran
Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali
pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka
waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. (2007, hlm. 2.65) menyatakan
bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan
yang diperlukan adalah selama 6 minggu.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu
pemanasan, inti, dan penutup. Adapun uraian pembelajarannya adalah sebagai
berikut:
1) Pemanasan
Sebelum memulai pembelajaran subyek diinstruksikan untuk melakukan
peregangan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis,
lari mengelilingi lapang dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 10
menit. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, serta
menjelaskan materi pembelajaran yang akan dilakukan. Pemanasan ini selalu
penulis berikan pada setiap pertemuan dengan dipimpin langsung oleh penulis
sendiri.
74
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Inti
Penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang
ditetapkan yaitu dengan materi shooting, passing-stopping, dan dribbling. Materi
pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung dan model
pembelajaran inkuiri.
3) Penutup
Pada akhir pembelajaran atau penutup dilakukan evaluasi kegiatan, antara lain:
menjelaskan makna dan tujuan pembelajaran yang dilakukan, kemudian
pelemasan untuk melemaskan otot-otot yang tegang karena telah digunakan pada
inti pembelajaran.
Program pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2) Instrumen Penelitian Hasil Belajar
Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan
alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002, hlm. 126) menjelaskan,
bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam
pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan
olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat
digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.”
Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada
akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh
hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.
Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan passing dan stoping yang
akan diberikan peneliti pada testee. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1) Tujuan tes : Mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menembak dan
menahan bola.
2) Alat yang digunakan :
a. Bola 2 buah
75
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Stop watch
c. Bangku swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah)
d. Kapur.
3) Petunjuk Pelaksanaan:
a. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari
sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun
sebaliknya.
b. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menembak bola ke sasaran/papan dan
menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak yang akan
menembak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan tembakan
pertama.
c. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30
detik
d. Apabila gagal ke luar dari daerah tembakan, maka testee menggunakan
bola cadangan yang telah disediakan.
4) Gerakan tersebut dinyatakan Sah bila :
a. Menembak dengan kedua kaki secara bergantian. Contoh (kaki kiri, kaki
kanan, kaki kiri dst)
b. Menahan bola dengan kaki dibelakang garis tembak
5) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :
a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menembak
bola
b. Hanya menahan dan menembak bola dengan satu kaki.
6) Cara menskor :
Jumlah menembak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1,
diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.
Untuk lebih jelasnya format penilaian passing-stoping penulis tampilkan ke
dalam bentuk gambar sebagai berikut.
76
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60 cm
4 m
4 m
3 m
Gambar 3.2
Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola
(sumber nurhasan, 2007, hlm. 207)
Selain pemberian tes awal stoping-passing yaitu untuk mengukur hasil belajar
dalam aspek psikomotor, siswa juga harus diperhatikan proses belajar dari aspek
yang lainnya seperti aspek kognitif dan afektif. Untuk melihat perkembangan
hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif harus dilakukan pengamatan langsung
oleh penulis dengan melakukan observasi saat pemberian materi. Baik itu untuk
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Tes yang kedua dilakukan adalah tes menggiring bola (dribbling). Adapun tata
cara pelaksanaan tes menggiring bola ( dribbling )adalah sebagai berikut :
1) Tujuan untuk mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki
dalam menggiring bola.
2) Alat/Perlengkapan yang digunakan adalah bola, stopwatch, enam buah
rintangan (patok/tongkat), tiang bendera, kapur, dan alat tulis.
3) Petunjuk pelaksanaan tes yaitu sebagai berikut :
Pada aba-aba siap naracoba berdiri di belakang garis star dengan bola
dalam penguasaan kakinya.
77
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketika ada peluit star naracoba mulai melakukan dribbling dengan
melewati lintasan pada beberapa patok dengan mengikuti arah/tanda
panah lintasan.
Apabila melakukan kesalahan naracoba haru scepat memperbaikinya
atau mengejar bola kembali kelintasan tes tanpa menyentuh bola
dengan anggota badan lainnya selain kaki.
Melakukan dribel bola dengan kaki yang saling bergantian antara
kanan dan kiri atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola.
Gerakan menggiring dinyatakan salah apabila naracoba menggiring di
luar lintasan tes yang telah di buat, menggiring hanya dengan satu
kaki, dan menggunakan anggota badan lain selain kaki ketika
menggiring bola.
4) Skor adalah waktu yang di tempuh oleh naracoba dalam menggiring bola
dari mulai peluit start sampai garis finish.
5) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram tes di bawah ini :
Finish Start
5 M
5 M
Gambar 3.3 : Diagram lapangan Tes Menggiring Bola
78
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(sumber nurhasan, 2007, hlm. 211)
Tes yang ketiga dilakukan adalah Tes menembak/ menendang bola ke sasaran
(shooting)
1) Tujuan :
Mengatur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak
bola ke sasaran.
2) Alat yang digunakan:
- Bola
- Stop watch
- Gawang
- Nomor-nomor
- Tali
3) Petunjuk pelaksanaan:
- Testee berdiri dibelakang bola yang diletakkan pada seluruh titik berjarak
16,5 m di depan gawang/ sasaran
- Tidak ada aba-aba dari testee
- Pada saat kaki testee mulai menendang bola, maka stop watch dijalankan
dan berhenti saat bola mengenai/ kena sasaran
- Testee diberi 3 (tiga) kali kesempatan
4) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:
- Bola keluar dari daerah sasaran
- Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 dari sasaran
5) Cara menskor:
- Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali
kesempatan
- Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran, maka
diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.
79
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini:
7 5 3 1 3 5 7
78 cm 90 cm 103 cm 185 cm 103 cm 90 cm 78 cm
...............................................
Gambar 3.4 Diagram Lapangan Tes Menembak Bola ke Saasaran
(sumber nurhasan, 2007, hlm. 214)
H. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang
sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik
analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung
dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan
sepakbola.
Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 20. Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
80
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar
deviasi atau simpangan baku.
2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas.
3. Uji hipotesis teknik analisis manova (Multivariate analysis).