13
28 BAB III Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu metode yang memperoleh data berupa angka dan akan dianalisis secara statistik (Seniati dkk, 2015). A. Identifikasi variabel Variabel penelitian adalah objek pengamatan yang menjadi perhatian pada suatu penelitian yang memiliki variasi tertentu dan diterapkan oleh peneliti untuk dikaji lalu ditarik kesimpulan. Variabel-variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel tergantung : Prokrastinasi terhadap tugas b. Variabel bebas ; Distorsi kognitif Alasan peneliti memilih “distorsi kognitif” sebagai variabel bebas dan “prokrastinasi terhadap tugas” sebagai variabel tergantung adalah karena peneliti beerasumsi bahwa distorsi kognititf berpengaruh terhadap prokrastinasi terhadap tugas. B. Definisi Operasional Variabel Definisi opersional adalah penjelasan definisi dari sebuah variabel dalam suatu penelitian yang akan menjadi petunjuk untuk pengukuran variabel tersebut, dan juga akan membantu peneliti lain yang akan meneliti variabel yang sama.

BAB III Metode Penelitian A. Identifikasi variabeleprints.ums.ac.id/68415/8/BAB III.pdf · B. Definisi Operasional Variabel Definisi opersional adalah penjelasan definisi dari sebuah

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 28

    BAB III

    Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu metode yang

    memperoleh data berupa angka dan akan dianalisis secara statistik (Seniati dkk,

    2015).

    A. Identifikasi variabel

    Variabel penelitian adalah objek pengamatan yang menjadi perhatian pada

    suatu penelitian yang memiliki variasi tertentu dan diterapkan oleh peneliti untuk

    dikaji lalu ditarik kesimpulan.

    Variabel-variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Variabel tergantung : Prokrastinasi terhadap tugas

    b. Variabel bebas ; Distorsi kognitif

    Alasan peneliti memilih “distorsi kognitif” sebagai variabel bebas dan

    “prokrastinasi terhadap tugas” sebagai variabel tergantung adalah karena peneliti

    beerasumsi bahwa distorsi kognititf berpengaruh terhadap prokrastinasi terhadap

    tugas.

    B. Definisi Operasional Variabel

    Definisi opersional adalah penjelasan definisi dari sebuah variabel dalam

    suatu penelitian yang akan menjadi petunjuk untuk pengukuran variabel tersebut,

    dan juga akan membantu peneliti lain yang akan meneliti variabel yang sama.

  • 29

    1. Prokrastinasi terhadap tugas

    Prokrastinasi terhadap tugas adalah perilaku menunda untuk mengerjakan

    tugas dan saat telah mengerjakan akan menunda untuk menyelesaikannya. Skala

    prokrastinasi terhadap tugas ini diukur dengan skala prokrastinasi akademik yang

    disusun berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut : ketepatan waktu, keyakinan

    terhadap kemampuan diri, perasaan cemas, dan perbedaan antara keinginan dan

    tindakan yang diwujudkan (Suijah & Tjundjing, 2007)

    2. Distorsi kognitif

    Distorsi kognitif adalah bias atau kesalahan dalam proses beerfikir

    sehingga pemikiran seseorang dengan kenyataan berbeda. Distorsi kognitif ini

    diukur dengan skala automatic thoughts questionnaire yang disusun berdasarkan

    aspek-aspek sebagai berikut: Persepsi penyesuaian pribadi dan keinginan untuk

    perubahan, konsep diri negatif dan ekspektasi negatif, harga diri rendah, menyerah

    atau tidak berdaya (Hollon & Kendall, 1980)

    C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Data

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti

    untuk dipelajari dan di ambil kesimpulan (Neolaka, 2014), Populasi dalam

    penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar menjadi mahasiswa di

    universitas muhammadiyah surakarta yang menurut laporan pada PDDIKTI tahun

    2017/2018 berjumlah 29.086.

  • 30

    Pemilihan populasi tersebut dikarenakan peneliti yang menempuh studi di

    tempat tersebut sehingga peneliti sudah terbiasa dan mengurangi berbagai

    kesulitan yang dapat terjadi.

    2. Sampel

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan

    2014 hingga 2018 dari 10 fakultas di universitas muhammadiyah surakarta,

    jumlah sampel yang digunakan detetukan dengan rumus Slovin yang dijelaskan

    dalam buku Asra dkk (2014) dengan rumus sebagai berikut :

    n = N/(N ) +1

    keterangan :

    n : jumlah sampel yang dicari

    N : jumlah populasi

    E : kesalahan yang bisa diabaikan

    Diketahui populasi dalam penelitian ini adalah 29.086, E yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah 6 butir persentase atau ± 0,06 dengan tingkat

    keyakinan 95% sehingga Z= 1,96 atau mendekati 2.

    n = 29.086 / (29.086 / ) + 1

    n = 29.086 / 105,7096

    n = 275, 15 = 275

    Sehingga diperoleh jumlah sampel yang akan digunakan adalah 275,

    namun pada saat melakukan penelitian didapatkan 2 responden tambahan

    sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 277 responden dari jumlah

    populasi 29.086.

  • 31

    3. Teknik Pengambilan Sampel

    Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah pengambilan

    sampel acak distratifikasi. Effendi (2012) menyatakan bahwa pengambilan

    sampel acak distratifikasi adalah pengambilan sampel dengan cara membagi

    populasi menjadi kelompok-kelompok lalu mengambil sampel dari setiap

    kelompok secara acak dan jumlahnya tidak sama untuk setiap kelompok. Alasan

    penggunaan metode ini adalah untuk menemukan derajat keseragaman pada

    populasi dan untuk mendapatkan hasil yang presisi karena populasi yang

    digunakan bersifat heterogen.

    Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 277

    mahasiswa angkatan 2014 hingga 2018 dari 10 fakultas di universitas

    muhammadiyah surakarta dengan rincian sebagai berikut :

    Tabel 1.

    Rincian Subjek Penelitian

    NO KETERANGAN JUMLAH

    1 Fakultas

    FKIP 67

    FAI 12

    FH 18

    FIK 10

    Teknik 19

    FEB 14

    Psikologi 29

    FKI 49

    Geografi 27

    FK 32

    2 Jenis Kelamin Laki-laki 113

    Perempuan 164

    3 Usia

    17-18 52

    19-20 120

    21-22 97

    23-24 8

    4 Semester

    2 60

    4 70

    6 71

    8 76

  • 32

    D. Metode dan Alat Pengumpulan Data

    Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

    skala Automatic Thoughts Questionnaire (ATQ) yang disusun oleh Hollon dan

    Kendall (1980), dan skala prokrastinasi akademik yang yang disusun oleh Sentosa

    (2018) skala tersebut berisi identitas subjek yang terdiri dari nama, jenis kelamin,

    fakultas, dan semester. Karena banyaknya responden dalam penelitian ini, maka

    angket yang digunakan adalah angket tertutup, sehingga responden hanya memilih

    jawaban yang telah disediakan

    1. Skala distorsi kognitif

    Dalam penelitian ini digunakan skala Automatic Thoughts Questionnaire

    yang disusun oleh Hollon dan Kendall (1980) dan diterjemahkan dalam bahasa

    Indonesia oleh peneliti untuk mengukur apakah distorsi kognitif terjadi pada

    mahasiswa UMS, Aspek yang digunakan meliputi : Persepsi penyesuaian pribadi

    dan keinginan untuk perubahan, konsep diri negatif dan ekspektasi negatif, harga

    diri rendah, menyerah atau tidak berdaya.

    Jumlah aitem skala distorsi kognitif ini sebanyak 30 butir yang

    kesemuanya adalah aitem favourable. Sistem penilaian menggunakan empat

    alternatif jawaban. Penilaian jawaban mempunyai penyebaran skor yang interval

    atau berjarak sama yaitu bergerak satu sampai empat.

  • 33

    Tabel 2

    Skor Aitem Skala Automatic Thoughts Questionnaire

    Alternatif jawaban Skor aitem favourable

    SS = Sangat Sesuai 4

    S = Sesuai 3

    TS = Tidak Sesuai 2

    STS = Sangat Tidak Sesuai 1

    Tabel 3

    Blueprint Skala Automatic Thoughts Questionnaire

    No Aspek Nomor aitem Jumlah

    1 Penyesuaian pribadi dan keinginan

    untuk perubahan

    4, 7, 10, 14

    15, 19, 20, 26

    8

    2 Konsep diri negatif dan ekspektasi

    negatif.

    2, 3, 9, 16,

    21, 23, 24, 28

    8

    3 Harga diri yang rendah 5, 11, 17, 18,

    22, 27

    6

    4 Menyerah atau tidak berdaya 6, 8, 12, 13

    25, 29,30

    7

    Jumlah 30 30

    2. Skala prokrastinasi terhadap tugas (akademik)

    Dalam penelitian ini digunakan skala prokrastinasi akademik yang

    disusun oleh Sentosa (2018) untuk mengukur apakah mahasiswa UMS melakukan

    prokrastinasi terhadap tugas, skala tersebut memiliki aspek yang meliputi :

    ketepatan waktu, keyakinan terhadap kemampuan diri, perasaan cemas, dan

  • 34

    perbedaan antara keinginan dan tindakan yang diwujudkan (Suijah & Tjundjing,

    2007).

    Jumlah aitem skala prokrastinasi akademik ini sebanyak 23 butir yang

    terdiri dari 13 aitem favourable dan 10 aitem unfafourable. Sistem penilaian

    menggunakan empat alternatif jawaban. Penilaian jawaban mempunyai

    penyebaran skor yang interval atau berjarak sama yaitu bergerak satu sampai

    empat.

    Tabel 4

    Skor Aitem Skala Prokrastinasi terhadap Tugas (Akademik)

    Alternatif jawaban Skor aitem favourable Skor aitem unfavourable

    SS = Sangat Sesuai 4 1

    S = Sesuai 3 2

    TS = Tidak Sesuai 2 3

    STS = Sangat Tidak Sesuai 1 4

  • 35

    Tabel 5

    Blueprint Skala Prokrastinasi terhadap Tugas (Akademik)

    No Aspek Indikator Nomor – nomor item Jumlah

    Favorable Unfavorable

    1 Ketepatan

    waktu

    1. Mengumpulkan tugas tidak tepat

    waktu

    6 2

    2. Mengerjakan tugas mendekati deadline

    1,23 10 3

    3. Ketidakmampuan memprediksikan

    waktu yang

    dibutuhkan

    5 13 2

    4. Kesulitan menyesuaikan

    jadwal kegiatan

    15 16,22 5

    2 Keyakinan

    terhadap

    kemampuan

    diri/ efikasi

    diri

    1. Kurang yakin terhadap potensi

    yang dimiliki

    4 18,2 3

    2. Takut akan pengalaman

    kegagalan

    7 3

    3 Perasaan

    cemas

    1. Merasa cemas ketika mengahadapi

    banyak tugas

    3 - 1

    2. Cemas ketika tidak bisa menyelesaikan

    tugas

    20 14 2

    3. Menunjukkan perilaku kecemasan

    9,19 - 2

    4 Perbedaan

    antara

    keinginan

    dan tindakan

    yang

    diwujudkan

    1. Menunda-nunda mengerjakan tugas

    12,17 21 3

    2. Fleksibilitas dalam mengerjakan tugas

    11 8 3

    Jumlah 13 10 23

  • 36

    E. Validitas Data dan Reliabilitas

    Validitas dan reliabilitas alat ukur merupakan suatu hal yang utama dalam

    suatu penelitian karena ketepatan, pemberian gambaran yang sesuai kenyataan,

    dan kepercayaan kesimpulan penelitian akan berdasar pada hal tersebut (Azwar,

    2012)

    1. Validitas

    Validitas merupakan seberapa besar suatu alat ukur mampu mengukur

    apa yang ingin di ukur (Seniati dkk, 2015). Validitas dalam penelitian ini di ukur

    dengan validitas isi yaitu pengukuran pada suatu instrumen mengukur isi (konsep)

    yang harus di ukur, hal ini dilakukan dengan bantuan 3 orang dosen sebagai

    profesional judgement yaitu melihat kesesuaian isi antar aitem. Hasil uji validitas

    skala dalam penelitian ini menggunakan Formula Aiken yang dijelaskan oleh

    Azwar (2011) dengan rumus sebagai berikut :

    V = ∑s/[n(c-1)

    Keterangan:

    s = r – lo

    lo = Angka penilaian validitas yang terendah (dalam hal ini adalah 1)

    c = Angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini adalah 5)

    r = Angka yang diberikan oleh penilai

    n = Jumlah Expert

    Perhitungan uji validitas menggunakan formula Aiken dengan hasil skor

    minimal 0,666666667 yang dibulatkan menjadi 0,66 akan dinyatakan valid.

    Setelah dihitung menggunakan rumus tersebut, nilai validitas masing-masing

    aitem dari skala prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh Sentosa (2018)

  • 37

    menunjukkan angka diatas 0,66 Maka dapat disimpulkan bahwa skala

    prokrastinasi akademik dinyatakan valid.

    Tabel 6

    Validitas Skala Prokrastinasi Akademik

    Selanjutnya adalah validitas untuk skala distorsi kognitif yang dihitung

    dengan Formula Aiken juga yang dijelaskan oleh Azwar (2011), Setelah dihitung

    menggunakan rumus Formula Aiken, nilai validitas aitem dari skala distorsi

    Aitem n1 n2 n3 ∑s V Keterangan ( Standar

    Validitas)

    1 4 5 5 10 0,833333333 VALID

    2 5 4 5 10 0,833333333 VALID

    3 5 5 3 9 0,75 VALID

    4 4 5 3 8 0,666666667 VALID

    5 5 5 5 11 0,916666667 VALID

    6 5 5 5 11 0,916666667 VALID

    7 4 4 4 8 0,666666667 VALID

    8 4 4 5 9 0,75 VALID

    9 4 5 3 8 0,666666667 VALID

    10 5 5 5 11 0,916666667 VALID

    11 4 4 4 8 0,666666667 VALID

    12 5 5 3 9 0,75 VALID

    13 4 5 3 8 0,666666667 VALID

    14 5 5 4 10 0,833333333 VALID

    15 5 4 5 10 0,833333333 VALID

    16 5 5 5 11 0,916666667 VALID

    17 4 5 3 8 0,666666667 VALID

    18 5 4 4 9 0,75 VALID

    19 5 5 3 9 0,75 VALID

    20 5 5 4 10 0,833333333 VALID

    21 4 5 5 10 0,833333333 VALID

    22 5 5 5 11 0,916666667 VALID

    23 5 5 5 11 0,916666667 VALID

  • 38

    kognitif menunjukkan angka diatas 0,66 Maka dapat disimpulkan bahwa skala

    distorsi kognitif dinyatakan valid.

    Tabel 7.

    Validitas Skala ATQ(Automatic Thoughts Questionnaire)

    Aitem n1 n2 n3 ∑s V Keterangan ( Standar Validitas) 1 5 3 5 10 0,833333333 VALID 2 5 4 5 11 0,916666667 VALID 3 5 4 5 11 0,916666667 VALID 4 5 2 5 9 0,75 VALID 5 4 2 5 8 0,666666667 VALID 6 5 4 5 11 0,916666667 VALID 7 5 3 5 10 0,833333333 VALID 8 5 4 5 11 0,916666667 VALID 9 5 4 5 11 0,916666667 VALID

    10 5 4 5 11 0,916666667 VALID 11 5 4 5 11 0,916666667 VALID 12 5 4 5 11 0,916666667 VALID 13 5 4 5 11 0,916666667 VALID 14 5 3 5 10 0,833333333 VALID 15 5 3 5 10 0,833333333 VALID 16 5 4 5 11 0,916666667 VALID 17 5 4 5 11 0,916666667 VALID 18 5 4 5 11 0,916666667 VALID 19 5 3 3 8 0,666666667 VALID 20 5 4 5 11 0,916666667 VALID 21 4 4 5 10 0,833333333 VALID 22 5 4 5 11 0,916666667 VALID 23 4 4 5 10 0,833333333 VALID 24 5 4 5 11 0,916666667 VALID 25 5 5 5 15 1,25 VALID 26 5 4 5 11 0,916666667 VALID 27 5 4 5 11 0,916666667 VALID 28 4 4 5 10 0,833333333 VALID 29 5 4 5 11 0,916666667 VALID 30 5 4 5 11 0,916666667 VALID

    2. Reliabilitas

    Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

    pengukur dapt dipercaya atau dapat diandalkan sehingga konsistensi hasil

    pengukuran sama dalam waktu penyajian yang berbeda dapat menunjukan hasil

  • 39

    yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek,

    gejala dan alat ukur yang sama.

    Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan

    menggunakan Teknik formula Alpha Cronbach dengan cara melihat koefisien

    Cronbach‟ s Alpha. Teknik ini digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes

    yang mengukur sikap atau perilaku dengan kriteria koefisien reliabilitas adalah

    > 0,6 (Siregar, 2013), dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika

    koefisien reliabilitasnya mendekati angka 1,00. Sebaliknya, dikatakan memiliki

    reliabilitas yang rendah jika koefisien reliabilitasnya mendekati angka 0.

    Koefisien reliabilitas Alpha skala prokrastiasi akademik pada penelitian ini

    adalah 0,632 dengan jumlah 23 aitem yang menunjukan bahwa skala tersebut

    memiliki konsistensi yang cukup.

    Tabel 8

    Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik

    Cronbach‟ s Alpha N of aitem

    0,632 23

    Koefisien reliabilitas Alpha skala distorsi kognitif pada penelitian ini

    adalah 0,951 dengan jumlah 30 aitem yang menunjukan bahwa skala tersebut

    memiliki konsistensi yang tinggi.

    Tabel 9

    Reliabilitas Skala ATQ(Automatic Thoughts Questionnaire)

    Cronbach‟ s Alpha N of aitem

    0,951 30

  • 40

    F. Metode Analisis Data

    Adalah metode yang terkait dengan cara pengukuran variabel tergantung

    dan penggunaan rumus statistik yang sesuai dengan masalah dan hipotesis

    penelitian (Seniati dkk, 2015). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

    metode korelasi rank spearman, Zar (1972) menyebutkan bahwa metode korelasi

    rank spearman adalah metode yang terbaik dalam statistik non-parametrik. Iman

    dan Conover (1982) menyebutkan beberapa kriteia untuk menggunakan metode

    ini yaitu sebagai berikut :

    1. Distribusi data bebas artinya kedua variabel tidak memerlukan asumsi

    normalitas

    2. tidak membutuhkan teknik matematika yang sulit

    3. Dapat diterapkan pada skema pengambilan sampel apapun dimana variabel

    yang berkorelasi dapat dipertimbangkan secara logis

    4. Distribusi marjinal tetap utuh

    Dikutip dari https://www.spssindonesia.com/2017/04/analisis-korelasi-

    rank-spearman.html Metode rank spearman ini memiliki beberapa tujuan yaitu

    melihat kekuatan dua variable, mengetahui arah hubungan dua variabel, dan

    melihat apakah hubungan antara dua variabel bersifat signifikan atau tidak.

    Selanjutnya, dilakukan pula uji crosstabs yang digunakan untuk

    mengetahui hubungan antar variabel data nominal. Perhitungan analisis data

    tersebut diatas dilakukan dengan metode statistik menggunakan aplikasi software

    SPSS for windows (Statistical Package for the Social Science) versi 24

    https://www.spssindonesia.com/2017/04/analisis-korelasi-rank-spearman.htmlhttps://www.spssindonesia.com/2017/04/analisis-korelasi-rank-spearman.html