Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
47
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen yaitu
metode quasi experimen atau eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis
siswa setelah menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan
menyisipkan Predict, Observe dan Explain (POE) pada tahap explore.
Desain penelitian yang digunakan adalah The randomized pretest-
posttest control groups design (Mc Millan & Schumacher, 2001) menggunakan
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang diambil secara acak
kemudian memberikan tes sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan
(posttest) (Fraenkel et al., 2012). Selain itu dilakukan observasi keterlaksanaan
pembelajaran dan skala sikap siswa. Pola the randomized pretest-posttest
control groups design ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Kelas Pretest Treatment Posttest
Eksperimen O1, O2 X1, O O1, O2
Kontrol O1, O2 X2, O O1, O2
Gambar 3.1. Desain Penelitian.
Keterangan:
O1 : Tes kemampuan kognitif fisika
O2 : Tes keterampilan berpikir kritis
x1 : Perlakuan pada kelas eksperimen berupa model
pembelajaran Learning Cycle 5E dengan
menyisipkan POE pada tahap explore .
x2 : Perlakuan pada kelas eksperimen berupa
pembelajaran model Learning Cycle 5E.
O : Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada salah satu SMA di Bandung dengan
mengambil populasi seluruh siswa kelas XI-IPATahun Ajaran 2015-2016 yang
48
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdiri dari 5 kelas IPA yang berjumlah 150 orang. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode cluster random sampling. Metoda ini digunakan karena
teknik pengambilan sampel dengan random atau tanpa pandang bulu dari
kelompok anggota yang terhimpun dalam kelas (Arikunto, 2010) sehingga
didapatkan kelas XI-IPA2 sebanyak 32 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas
XI-IPA3 sebagai kelas kontrol sebanyak 32 siswa.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dijabarkan, agar tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif merupakan salah satu hasil belajar yang diharapkan
dapat dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2012).
Kemampuan kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
siswa menguasai konsep pada materi Elastisitas. Pada awalnya Bloom
mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level, yaitu pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension), aplikasi (apply), analisis (analysis), sintesis
(synthesis), dan evaluasi (evaluation) dalam satu dimensi, maka Anderson dan
Kratwohl merevisinya menjadi dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan dan
dimensi proses kognitif. Peningkatan kemampuan kognitif secara operasional
diukur dengan menggunakan tes kemampuan kognitif dalam bentuk esai serta
dengan N-gain yang dinormalisasi kemudian di konsultasikan dengan kriteria
Hake.
2. Keterampilan Berpikir Kritis.
Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir yang bertujuan membuat
keputusan yang masuk akal mengenai apa yang diyakini dan apa yang dilakukan
(Ennis, 1995). Dalam penelitian ini keterampilan berpikir kritis diukur dengan
menggunakan instrumen tes standar (baku) karya Robert H, Ennis dan Jason
Millman yang merupakan tokoh dan acuan utama peneliti mengenai berpikir
kritis. Instrumen ini dikenal dengan nama Cornell critical tingking test berupa tes
pilihan ganda yang menguji aspek-aspek berpikir kritis yang meliputi kemampuan
49
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menginduksi, mengobservasi dan kredibilitas suatu sumber, mendeduksi dan
mengidentifikasi asumsi, serta dengan N-gain yang dinormalisasi kemudian di
konsultasikan dengan kriteria Hake.
3. Model pembelajaran Learning Cycle 5E
Learning Cycle didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centre). Lorsbach (Tuna dan Kacar, 2013)
mengemukakan “Learning Cycle 5E terdiri dari 5 tahap yaitu Engage, Explore,
Explain, Elaborate, dan Evaluate. Secara operasional keterlaksanaanya diukur
dengan lembar observasi keterlaksaan model pembelajaran. Model pembelajaran
Learning Cycle 5E dengan menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) pada
tahap explore adalah model pembelajaran Learning Cycle 5E yang pada tahap
explore disisipkan POE yang terdiri dari memprediksi terhadap suatu peristiwa
fisika, mengobservasi melalui penelitian dan pengamatan dan menjelaskan tentang
kesesuaian antara prediksi dan hasil observasi. Secara operasional
keterlaksanaanya diukur dengan lembar observasi keterlaksaan model
pembelajaran.
4. Skala Sikap Siswa
Skala sikap siswa secara operasional diartikan sebagai jawaban atau reaksi
siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan
menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) pada tahap explore untuk kelas
eksperimen dan jawaban atau reaksi siswa terhadap pelaksanaan model
pembelajaran Learning Cycle 5E untuk kelas kontrol. Skala sikap siswa disusun
dalam bentuk pernyataan positif dan negatif dengan dua pilihan respon yaitu
setuju (S) dan Tidak Setuju (TS).
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu melalui tes
dan non tes. Instrumen tes berbentuk esai untuk kemampuan kognitif dan pilihan
ganda untuk keterampilan berpikir kritis, sedangkan non tes berbentuk lembar
keterlaksanaan pembelajaran dan skala sikap siswa yang digunakan, berbentuk
50
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
angket yang terdiri dari pertanyaan positif dan negatif dengan memilih Setuju (S)
dan Tidak Setuju (TS) pada kolom ya dan tidak dengan memberi tanda cheklist.
Prosedur penelitian melalui tiga tahap:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan diawali dengan kegiatan studi pendahuluan untuk
mengamati kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan memberikan gambaran
sejauh mana kemampuan kognitif siswa yang dimiliki siswa dan keterampilan
berpikir kritisnya. Hasil Studi Pustaka menguatkan temuan yang ada dan
memberikan alternatif solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Setelah menentukan variabel-variabel yang akan diteliti dan menemukan
solusi melalui studi pustaka yang dianggap tepat, dilakukan penyusunan
instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Penyusunan instrumen diawali
dengan penyusunan kisi-kisi instrumen dan dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing dan melakukan validasi kepada 3 pakar, merevisi sesuai saran
perbaikan dan mengujicobakan instumen kepada siswa kelas XII SMA yang
sudah mendapatkan materi Elastisitas setelah divalidasi oleh pakar. Proses
penyusunan instrumen dan perangkat pembelajaran terlihat pada Gambar 3.2.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini diawali dengan pretest kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
pembelajaran dan diakhiri dengan posttest
c. Tahap Akhir
Tahap ini merupakan tahap analisis data dan penyusunan laporan akhir.
Hasil analisa tersebut dibahas dan ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang didapat
sebagai jawaban atas permasalahan penelitian.
51
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pretest Kelompok
Eksperimen
Kelompok Kontrol
Observasi Model Learning Cycle 5E
dengan menyisipkan POE
pada tahap explore
Model Learning
Cycle 5E
Skala sikap siswa Posttest
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
E. Alur Penelitian
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Model Learning Cycle 5E
Rumusan Masalah
Solusi Permasalahan
Penyusunan Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran
Studi Literatur
Studi Pendahuluan
Rancangan Instrumen Penelitian
a) Tes Penguasaan Konsep
b) Tes Ketrampilan Berpikir Kritis
c) Angket Tanggapan siswa Siswa
d) Lembar Observasi
Rancangan Perangkat Pembelajaran
a) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
b) LKS
Justifikasi Ahli Uji Coba dan
Analisis Instrumen
Revisi
Instrumen
Instrumen dan
Perangkat Final
52
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap Akhir
Gambar 3.2. Alur Penelitian
53
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
dibuat seperangkat instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah instrumen tes dan non tes. Jenis instrumen tes yang digunakan adalah tes
kemampuan kognitif dan tes keterampilan berpikir kritis. Sedangkan jenis
instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan model
pembelajaran Learning Cycle 5E dengan menyisipkan POE pada tahap explore
dan model Learning Cycle 5E serta skala sikap siswa.
1. Instrumen Tes.
Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat maka dalam penelitian ini
menggunakan beberapa jenis instrumen penelitian, antara lain:
a) Instrumen kemampuan kognitif siswa.
Instrumen kemampuan kognitif fisika berbentuk esai sebanyak 22 soal
yang mencakup indikator kemampuan kognitif, yaitu mengingat (C1) memahami
(C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4). Tes ini dilaksanakan sebanyak dua
kali yaitu diawal (pretest) dan diakhir (posttest) perlakuan. Tes awal digunakan
untuk melihat kemampuan awal siswa dan tes akhir untuk melihat kemampuan
kognitif siswa setelah diberi perlakuan. Hasil tes ini digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan
kognitif untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan efektivitas pembelajaran
model Learning Cycle 5E dengan menyisipkan POE pada tahap explore
dibandingkan dengan model Learning Cycle 5E. Kisi-kisi instrumen dapat dilihat
pada Lampiran B.1.
1) Validitas
Validitas dilakukan untuk mengetahui kesahihan instrumen sehingga
mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009). Validitas tes
menunjukkan sejauhmana tes itu reliabel dan relevan, yaitu mampu mengukur
secara konsisten apa yang diukur. Uji validitas instrumen penelitian ini
menggunakan judgment tiga orang pakar pendidikan fisika. Berdasarkan hasil
validasi oleh ketiga pakar tersebut, instrumen layak digunakan dalam penelitian
54
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesudah melalui perbaikan yang disarankan. Adapun perbaikan yang disarankan
dalam penulisan atau ejaan supaya mudah dipahami oleh siswa. Untuk instrumen
kemampuan kognitif sebanyak 22 soal, secara keseluruhan dianggap layak oleh
tiga pakar pendidikan fisika.
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kestabilan skor yang diperoleh ketika dilakukan
ujian ulang dengan menggunakan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau
dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki
taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
dan dihitung dengan koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas instrumen
dilakukan secara eksternal dengan test-retest. Instrumen diuji dengan test-retest
dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen dua kali pada responden yang
sama. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama dan waktunya
yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama
dengan yang berikutnya menggunakan rumus korelasi product moment Pearson
sebagai berikut: (Arikunto, 2008).
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
(3.1)
Keterangan:
xyr
= koefisien korelasi antara dua variabel yaitu X dan Y, dua variabel
yang dikorelasikan
X = skor item
Y = skor total
N = jumlah siswa
Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes menurut Arikunto (2008) adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1. Kategori Reliabilitas Butir soal
Batasan Kategori
0,80< rxy ≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik)
0,60< rxy ≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< rxy ≤ 0,60 cukup (sedang)
0,20< rxy ≤ 0,40 rendah (kurang)
55
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rxy ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)
Instrumen yang sudah divalidasi dan direvisi, kemudian diujicobakan
kepada 30 siswa. Siswa yang dilibatkan dalam tes ujicoba instrumen adalah siswa
kelas XII di salah satu SMA di Bandung karena siswa tersebut telah mendapatkan
pembelajaran untuk materi Elastisitas. Hasil analisa jawaban siswa diperoleh nilai
reliabilitas instrumen kemampuan kognitif siswa sebesar 0,83 yang berada pada
kategori sangat tinggi dapat dilihat pada Lampiran B.7.
3) Indeks Kemudahan Soal
Suatu tes tidak boleh terlalu mudah dan juga tidak boleh terlalu sukar,
melainkan masing-masing item soal dapat menunjukkan derajat kemudahan
tertentu. Arikunto (2009) menjelaskan analisis untuk menentukan tingkat
kemudahan soal dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
sJ
BP (3.2)
Keterangan:
P = indeks kemudahan
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes
B = banyaknya siswa yang menjawab tes dengan benar
Tabel 3.2. Klasifikasi Indeks Kemudahan Soal
No Nilai Kategori
1
2
3
0,00 ≤ P ≤ 0,30
0,30 < P ≤ 0,70
0,70 < P ≤ 1,00
Sukar
Sedang
Mudah
Taraf Kemudahan untuk soal nomor 2,3,4,5,6,7,8,9,10,12, 14, 15,16,17,18,
21, 22 termasuk kategori mudah, soal no 1,11,13, 19 termasuk kategori sedang,
56
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan soal nomor 20 termasuk kategori sukar. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan
Kognitif
Berdasarkan hasil uji coba tes kemampuan kognitif semua soal dipakai
karena berkategori cukup dan baik dan berdasarkan pengalaman pelaksanaan uji
coba tes, siswa mengerjakan selama 90 menit yang terdiri lima soal terkait
konsep elastisitas dan modulus elastisitas, tujuh soal terkait konsep hukum
Hooke, dan sepuluh soal terkait konsep susunan pegas seri dan paralel. Dengan
demikian diduga siswa yang merupakan subyek penelitian juga bisa mengerjakan
soal tes kemampuan kognitif.
4) Daya Beda Butir Soal
Daya beda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Menurut
Taraf kemudahan (P) Daya Beda (D)
Skor Kategori Skor Kategori
1 0.63 SD 0.49 BK
2 0.90 MH 0.31 CK
3 0.88 MH 0.31 CK
4 0.92 MH 0.49 BK
5 0.92 MH 0.31 CK
6 0.90 MH 0.25 CK
7 0.72 MH 0.25 CK
8 0.83 MH 0.43 BK
9 0.75 MH 0.59 BK
10 0.85 MH 0.28 CK
11 0.58 SD 0.62 BK
12 0.92 MH 0.25 CK
13 0.60 SD 0.25 CK
14 0.83 MH 0.31 CK
15 0.90 MH 0.25 CK
16 0.83 MH 0.31 CK
17 0.87 MH 0.25 CK
18 0.80 MH 0.37 CK
19 0.64 SD 0.22 CK
20 0.30 SK 0.34 CK
21 0.79 MH 0.34 CK
22 0.83 MH 0.21 CK
Rata-rata 0.78 MD 0.34 CK
Data 1
Item
57
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Arikunto (2009) persamaan untuk menentukan daya beda soal (D) sebagai
berikut:
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD (3.3)
Keterangan:
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Beda (Arikunto,2009).
No Nilai Kategori
1
2
3
4
5
D < 0
0,00 ≤ D ≤ 0,20
0,20 < D ≤ 0,40
0,40 < D ≤ 0,70
0,70 < D ≤ 1,00
Harus Dibuang
Jelek
Cukup
Baik
Baik sekali
Daya Pembeda untuk soal nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22 termasuk kategori cukup, soal no 1, 4, 9, 11 termasuk kategori
baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 Taraf Kemudahan
dan daya beda butir soal.
b. Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis.
Tes keterampilan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen tes standar (baku) karya Robert H, Ennis dan Jason Millman yang
merupakan tokoh dan acuan utama peneliti mengenai berpikir kritis. Instrumen ini
dikenal dengan nama Cornell critical thinking test berupa tes pilihan ganda yang
58
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menguji aspek-aspek berpikir kritis yang meliputi kemampuan menginduksi,
mengobservasi dan kredibilitas suatu sumber, mendeduksi dan mengidentifikasi
asumsi. Penelitian ini digunakan Cornell critical thinking test Level X mengingat
siswa SMA di Indonesia dibawah 20 tahun, dan sampel penelitian ini memiliki
rata-rata umur 16 tahun untuk kelas XI. Cornell critical thinking test Level X
sebanyak 71 soal yang mencakup indikator-indikator keterampilan berpikir
dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Rincian instrumen keterampilan berpikir kritis Cornell critical
thinking test Level X
No Aspek kemampuan berpikir
kritis yang diuji
Nomor soal Jumlah soal
1. Induksi 3-25, 48,50 25
2. Deduksi 52-65, 67-76 24
3. Observasi dan kredibilitas 27-50 24
4. Mengidentifikasi asumsi 67-76 10
Nomor soal 1,2, 26, 51, dan 66 merupakan contoh soal untuk memberikan
gambaran soal dan cara mengisi sehingga tidak ada penilaian untuk soal-soal
tersebut. Karena ada 5 soal yang tidak dinilai maka jumlah soal sampai nomor 76
adalah 71 butir soal. Lampiran B.3.
Tes keterampilan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen tes standar (baku) karya Robert H, Ennis dan Jason Millman, karena tes
standar maka layak untuk digunakan.
2. Instrumen Non tes
Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar
observasi guru dan siswa serta angket tanggapan siswa. Lembar observasi
aktivitas guru dan siswa digunakan untuk melihat sejauhmana keterlaksanaan
pembelajaran model Learning Cycle 5E pada lampiran C.2 dan model Learning
Cycle 5E dengan menyisipkan POE pada tahap explore pada lampiran C.1. Skala
sikap tanggapan siswa digunakan untuk memperoleh informasi tentang skala sikap
siswa terhadap pembelajaran model Learning Cycle 5E pada Lampiran C.5 dan
59
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model Learning Cycle 5E dengan menyisipkan POE pada tahap explore pada
Lampiran C.6.
G. Teknik Pegolahan dan Analisa Data.
1. Jenis Data
Terdapat empat jenis data dalam penelitian ini, yaitu data kemampuan
kognitif, data keterampilan berpikir kritis, keterlakasanaan pembelajaran dan skala
sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E dengan
menyisipkan POE pada tahap explore. Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji
statistik. Sedangkan data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk
menemukan indikator yang cenderung muncul dalam penelitian.
2. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data untuk menjawab setiap pertanyaan penelitian
dijabarkan sebagai berikut:
1) Data kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dilakukan dengan
menghitung besarnya skor gain yang dinormalisasi (N-gain). Hal ini dilakukan
untuk menghindari kesalahan interpretasi perolehan gain masing-masing siswa.
Bao (2006) menjelaskan bahwa untuk mendapatkan N-gain yang dinormalisasi
digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake:
(3.5)
Keterangan :
<Sf >= rata-rata skor posttest
<Si >= rata-rata skor pretest
Tabel 3.6. Kategori Perolehan N-gain (Hake,1998).
No. Interval Kriteria
1
2
3
≥ 0,7
0,3 ≤ < 0,7
< 0,3
Tinggi
Sedang
Rendah
60
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui statistika yang cocok pada pengujian hipotesis, maka
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data N-gain. Jika data
terdistribusi normal dan homogen, maka digunakan uji-t. Jika data terdistribusi
normal dan tidak homogen maka digunakan uji non parametrik yaitu uji Mann-
Whitney (Ruseffendi, 1998)
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data N-gain hasil
belajar kemampuan kognitif siswa yang diperoleh mempunyai distribusi yang
normal atau tidak. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menguji normalitas
data, antara lain uji chi-kuadrat, Liliefors, dan dengan teknik Kolmogorov-
Smirnov (Wahyono,2009.187). Uji data dengan teknik Kolmogorov-Smirnov,
baik digunakan untuk menguji normalitas data yang disajikan secara individu. Uji
Normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan menghitung
A1 yaitu nilai maksimum dari selisih antara Komulatif Proporsi (KP) dengan
harga ztabel pada batas bawah. Langkah-langkah uji Kolmogorov-Smirnov adalah:
a. Mengurutkan data sampel dari kecil ke besar dan tentukan frekwensi tiap-
tiap data.
b. Menghitung frekuensi absolut(f).
c. Menghitung frekuensi kumulatif (fkum)
d. Menghitung probabilitas frekuensi (p) dengan membagi frekuensi dengan
banyak data )(n
f
e. Menghitung probabilitas frekuensi kumulatif (fkum) dengan membagi
frekuensi kumulatif dengan banyak data )(n
fkum
f. Menentukan nilai z dari tiap-tiap data dengan rumus z =SD
xx
g. Menentukan besar peluang masing-masing nilai z dan diberi nama F(z)
dengan melihat tabel z. Jika nilai z minus maka 0,5 dikurangi (-) luas
wilayah pada tabel z. Sebaliknya jika z positif, maka 0,5 ditambah(+)luas
nilai z pada tabel, sehingga diperoleh nilai-nili F(z).
61
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Menghitung selisih antara kumulatif proporsi (pkum) dengan nilai z pada
batas bawah (A1).
i. Membandingkan nilai A1 maksimum dengan harga pada Tabel D, yang
diperoleh dari harga kritik Kolmogorov-Smirnov satu sampel. Jika A1
maksimum < harga Tabel D, maka Ho dterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Dengan menguji normalitas sampel penelitian, selanjutnya pengolahan data
untuk uji normalitas Kolmogorov-Smirnov ini akan dilakukan dengan
menggunakan program exel for window 2010.
2) Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi adalah
sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan sebagai syarat untuk menentukan uji
hipotesis yang akan digunakan. Homogenitas varians diuji menggunakan rumus
uji statistik F sebagai berikut:
F = varian ter esar
varian terke il (3.6 )
(Sugiyono, 2010)
Kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika Fhit > Ftabel, data tidak homogen.
Jika Fhit ≤ Ftabel, data homogen.
3) Uji Hipotesis
Untuk mengetahui penerapan model Learning Cycle 5E dengan
menyisipkan POE pada tahap explore terhadap peningkatan kemampuan kognitif
dan keterampilan berpikir kritis, maka nilai N-gain diolah dengan uji statistik
parametrik menggunakan uji-t (Pooled Varians) pihak kanan (Sugiyono, 2010)
dengan rumus sebagai berikut:
√
(
)
( 3.7 )
62
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
= rata-rata N-gain kelas eksperimen
= rata-rata N-gain kelas kontrol
= standar deviasi N-gain kelas eksperimen
= standar deviasi N-gain kelas kontrol
= jumlah sampel kelas eksperimen
= jumlah sampel kelas kontrol
Dengan ketentuan dk = n1 + n2 – 2 untuk n1 ≠ n2 dan varians
homogen. Sedangkan kriteria pengujian adalah Ho ditolak dan Ha diterima
jika ttabel < thitung pada taraf signifikansi 5%.
Jika data normal dan tidak homogen menggunakan uji t’
√
(3.8)
Keterangan:
= rata-rata N-gain kelas eksperimen
= rata-rata N-gain kelas kontrol
= standar deviasi N-gain kelas eksperimen
= standar deviasi N-gain kelas kontrol
= jumlah sampel kelas eksperimen
= jumlah sampel kelas kontrol
4) Ukuran Dampak (Effek size)
Ukuran dampak (effect size) merupakan ukuran mengenai besarnya
dampak dari suatu variabel pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun
hubungan, yang bebas dari pengaruh besarnya sampel (Olejnik, 2000). Variabel-
variabel yang terkait besarnya berupa variabel respon, atau disebut juga variabel
63
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
independen dan variabel hasil atau sering disebut variabel dependen. Ukuran ini
dibutuhkan karena signifikansi statistik tidak memberikan informasi yang cukup
berarti terkait dengan besarnya suatu perbedaan. Signifikansi statistik hanya
menginformasikan bahwa rata-rata peningkatan kelas eksperimen dan kontrol
mengalami perbedaan dan tanpa menginformasikan seberapa kuat perbedaan
peningkatan tersebut. Dalam penelitian ini, perhitungan effect size bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar dampak dari penerapan model pembelajaran Learning
Cycle 5E dengan menyisipkan POE pada tahap explore terhadap kemampuan
kognitif dan keterampilan berpikir kritis dengan penerapan model pembelajaran
Learning Cycle 5E.
Ukuran dampak (effect size) dalam penelitian ini dicari dengan menghitung
besar perbedaan mean yang distandarisasi (d). Perbedaan mean yang
distandarisasi (d) merupakan perbedaan dari dua mean yang distandarkan.
Pengertian ini tidak terbatas pada perbedaan dua mean dari dua kelompok. Cara
yang paling sederhana dan langsung untuk menghitung ukuran dampak pada satu
rerata adalah sebagai berikut (Cohen, 1998).
d = –
(3.9)
Keterangan:
d = perbedaan mean yang distandarisasi
x1 = Rata-rata kelas eksperimen
x2 = Rata-rata kelas kontrol
Sp = Standar deviasi sampel-sampel yang digabungkan (pooled)
Standar deviasi sampel-sampel yang digabungkan (pooled) dinyatakan
sebagai berikut:
Sp = √
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan kriteria yang dibuat
oleh Cohen (1998) terkait besar kecilnya efektivitas (effect size) dari suatu
variabel terhadap variabel lainnya yaitu sebagai berikut.
64
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 Kriteria Besar Kecilnya Ukuran Efek (Effect Size)
No. Interval Kriteria
1
2
3
0 ≤ < 0, 2
0,2 ≤ d < 0,8
0,8
Kecil
Sedang
Besar
b. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran.
Observasi dilakukan pada guru dan siswa. Observasi digunakan untuk
melihat aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran model Learning
Cycle 5E, dan model Learning Cycle 5E dengan menyisipkan POE pada
tahap explore. Observasi ini dibuat dalam bentuk cheklist (√). Jadi
pengisiannya observer memberikan tanda cheklist (√ ) sesuai dengan kriteria
penilaian pada kolom yang disediakan. Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut: memberi skor 1 untuk langkah pembelajaran yang terlaksana
dan memberi skor 0 untuk setiap pembelajaran yang tidak terlaksana,
menghitung prosentase keterlaksanaan pembelajaran.
Analisis data hasil observasi proses penerapan model Learning Cycle 5E
dengan menyisipkan POE pada tahap explore yang dilakukan guru selama
proses pembelajaran dan aktivitas siswa diolah secara kualitatif. Tingkat
keterlaksanaan model pembelajaran dapat dihitung dengan persamaan
berikut (Sugiyono, 2011):
keterlaksanaan jumlah aspek yang iamati terlaksana
jumlah keseluruhan aspek yang akan iamati x 100 (3.4)
Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model learning cycle 5E dengan
strategi POE yang dilakukan oleh guru, dapat diinterpretasikan pada Tabel
3.8
Tabel 3.8. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran (Ahmad, 2014)
Keterlaksanaan (%) Kriteria
P = 0 Tak satu kegiatan terlaksana
0 < P < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
65
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterlaksanaan (%) Kriteria
25 ≤ P < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
P = 50 Setengah kegiatan terlaksana
50 ≤ P < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
75 ≤ P < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
P = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
d). Skala sikap siswa.
Skala sikap siswa digunakan untuk mengetahui skala sikap siswa
setelah menerapkan model Learning Cycle 5E dan model Learning Cycle 5E
dengan menyisipkan POE pada tahap explore. Pengumpulan data dengan
teknik angket dilakukan dalam bentuk pernyataan yang harus dijawab
“setuju” atau “ti ak setuju”. Dalam penelitian ini angket ertujuan untuk
melihat perasaan siswa, minat, ketertarikan, pandangan siswa terhadap
model pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa. Pengisian skala sikap siswa
dengan memberi tanda cheklist (√ ). Kemudian dianalisis prosentase tiap
item pernyataan untuk melihat kecenderungan skala sikap siswa terhadap
pernyataan yang diberikan. Adapun kriteria prosentase skala sikap siswa
dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9. Kriteria Prosentase Skala Sikap siswa (Ahmad, 2014)
Prosentase (P) (%) Kriteria
P = 0 Tak satu siswa setuju
0 < P < 25 Sebagian kecil siswa setuju
25 ≤ P < 50 Hampir setengah siswa setuju
P = 50 Setengah siswa setuju
50 ≤ P < 75 Sebagian besar siswa setuju
75 ≤ P < 100 Hampir seluruh siswa setuju
P = 100 Seluruh siswa setuju
66
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L., & Krathwohl, D. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad, A. (2014). Penerapan modul pembelajaran generatif berbantuan simulasi
komputer untuk mereduksi kuantitas siswa yang miskonsepsi dan
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materiteori kinetik
gas. Tesis S2. Tidak dipublikasikan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revis).
Jakarta: PT Rineka Cipta
Bao, L. 2006. Theoritical Comparison of Average Normalized Gain Calculations.
American Journal of Physics 74 (10), October 2006.
BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Jakarta: Depdiknas. http://litbang.kemdikbud.go.id [Diakses pada tanggal 11
Februari 2015]
Cohen, J. (1988). Statistical Power Analysis for the Behavioral Sciences, Second
Edition. New Jersery, USA: Lawrence Erlbaum Associates.
Eigen, Paul dan June Main. (2001). Develowing critical thingking through
science. United state of America: The critical thingking co.
Ennis, R. (1994). Critical Thingking. New Jersey: Prentice Hall, Uper Saddle
River.
67
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fraenkel et al. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. New
York: Mc Grow Hill Company
Filsaime, D. K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya
Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika Edisi ke 1 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hake, R. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A six-
thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics
courses. Am. J. Phys.
Joyce, B. Masha W & Emily C (2009). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
J&J Nelson, (1995).Role of the Laboratory in Introductory Physics (American
Association of Physics Teachers)
Kala N, Yaman F an Ayas A.(2012). “ The Effe tiviness Of Pre i t-Observe-
Explain Te nique In Pro ing Stu ents” Un erstan ing A out A i - Base
Chemistry: A Case For The Con epts Of pH, pOH, an Strength”
International Journal Of Science and Mathematic Education.
Kearney (2010). POE Strategy .http://arb.nzcer.org.nz/strategies/poe.php [Diakses
pada tanggal 12 Januari 2015]
Kuang-Chao Yu, Kuen-Yi Lin,Szu-Chun Fan, 2014. An exploratory study on the
aplication of conceptual knowlwdge and critical thingking to technological
issues. Int. J.Technol. Des. Edu
Kolomuc, Ali (2012). The Effect of Animation Enhanced Worksheets Prepared
Based on 5E Model for The Grade 9 students on Alternative Conceptions of
Physi al an Chemi al Changes”.Procedia – Social and Behavioral Science,
46, (2012), 1761 – 1765.
Lambertus, (2009). Pentingnya melatih keterampilan berpikir kritis dalam
pembelajaran matematika di SD. Forum Pendidikan 28 (2) hlm 136-142
Lay, E.R. (2011). Critical Thingking: A literature rieview.[online]. Diakses dari
http:// www.tearsonassesments.com. [dikses 12 Sepetember 2015]
Liew C. W an Treagust D.F( 2004). “ The Effectiviness Of Predict-Observe-
Explai Task in Diagnosing Students” Understanding of Science and in
68
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Identifying Their Levels of Achievement”. Thesis Curtin University of
Technology, Science and Mathematics Education Centre.
Liliasari, (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Untuk
Meningkatkan Strategi Kognitif Mahasiswa Calon Guru Dalam
Menerapkan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi. Laporan Penelitian
Hibah Bersaing IX Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2001-2002.
Bandung: FPMIPA UPI.
Mc. Millan, J.H & Schumacher, S. (2001). Research in Education A Conceptual
Introduction. New York & London Longlam.
Nasution, S. 2006. Metode Risearch. Cetakan 8. Jakarta : Bumi Aksara.
Nurjanah,Ai (2009). Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain
(POE) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Tekanan dan Ketrampilan
Berpikir Kreatif Siswa Mts. Tesis Pendidikan IPA. Bandung: UP
Olejnik, S. dan Algina, J. (2000). Measures of effect size for comparative studies:
applications, interpretations, and limitations. Contemporary Educational
Psychology, 25(3), hlm:241-286.
Ozdemir H, Bag H dan Bilen K. (2011). Effect of Laboratory Activities Design
Based On Prediction-Obsevation-Explaination(POE) Strategy On Pre-
Service /Teacher” Understanding of Acid Base Subject”. Western Anatola
Journal Of Educational Science.
Permendiknas. 2006. Kurikulum 2006 Standard Isi.Jakarta. Departemen
Pendidikan Nasional
Snaj r, Eri (2012). “ Using the 5E Learning Cy le of S ien e E u ation to Tea h
Informatin Skill”. Indiana Libraries,30,(2),2014
Saud, S. (2012). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Stiggins,R.J.(1994). StudentCentered Classroom Assessment.New York:
Macmillan College Publishing Company.
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suparno, P.(1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jogjakarta:
Kanisius
Salih Cepni and Cigdem Sahin. (2012). Effect of Diferent Teaching Methods and
Techniques Embedded in the 5E Instructional Model on Students’Learning
abaout Buoyancy Force.
69
Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suparno, P(2005). Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta Universitas
Sanata Dharma.
Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Ruseffendi, H. E.T (1988). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan.
Bandung CV Andira.
Trianto (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Tlala, K. M (2011). The Effect of Predict-Observe_Explain Srategyon Learner’s
Misconceptions About Dissolved Salt Disertasi Universitas Limpopo.
Tarigan, H.G (1994). Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Tuna, Abdulkadir dan Kacar,Ahmet. (2013). “The Effe t of 5E Leraning Cy le
Mo el in Tea hing Trigonometry on Stu ents” A a emi A hievenent an
The Performan e of Their Knowle ge”. International Journal on New
Trends in Education and Implications,4 (7). 73-87.
Wahyono, T. (2009). 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT
Gramedia.
Walker J., Halliday D., Resnik R.2014. Fundamental of physics. 10th
ed. USA.
John Wiley & Sons
Yunus, A. (2010). Desain Sistem Pembelajaran. Dalam Konteks 2013. Bandung :
Refika Aditama.
Yu, K. C ; Kuen, Y. L; dan Szu, C. D (2015). An Exploratory Study on the
Aplication of conseptual Knowledge and Critical Thingking to technological
issues International. Journal of technology and design education 25 (3),
hlm. 339-361.