23
27 Shafira Hanawati Kusumah, 2015 EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen ( quasi- experimental research). Metode kuasi eksperimen merupakan metode yang dilakukan tanpa randomisasi, namun tetap melakukan kontrol terhadap beberapa variabel non-eksperimental dan terdapat kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding untuk memahami efek perlakuan (Latipun, 2010 : 70). Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini berupa pemberian Pelatihan Syukur (Gratitude Training) pada kelompok eksperimen, dan setelah itu peneliti akan melihat ada atau tidaknya peningkatan kesejahteraan subjektif pada peserta pasca diberikan pelatihan tersebut. Pada Bab ini akan dijelaskan hal-hal mengenai metode penelitian, yaitu waktu dan tempat penelitian, populasi, sampel, dan teknik sampling, desain penelitian, instrumen penelitian, validitas, teknik pengumulan data, teknik pengolahan dan analisis data. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Mei 2015 dan bertempat di Aula Pabrik Sarung Alimin Majalaya, Jawa Barat. Alasan digunakan lokasi tersebut adalah untuk memudahkan peserta karena tempatnya yang terjangkau, memiliki fasilitas yang cukup, dan dapat diawasi langsung oleh Perusahaan, sebagai Pihak yang telah mengijinkan diadakannya pelatihan ini.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

  • Upload
    dotu

  • View
    229

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

27

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen (quasi-

experimental research). Metode kuasi eksperimen merupakan metode yang

dilakukan tanpa randomisasi, namun tetap melakukan kontrol terhadap beberapa

variabel non-eksperimental dan terdapat kelompok kontrol sebagai kelompok

pembanding untuk memahami efek perlakuan (Latipun, 2010 : 70).

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini berupa pemberian Pelatihan

Syukur (Gratitude Training) pada kelompok eksperimen, dan setelah itu peneliti

akan melihat ada atau tidaknya peningkatan kesejahteraan subjektif pada peserta

pasca diberikan pelatihan tersebut.

Pada Bab ini akan dijelaskan hal-hal mengenai metode penelitian, yaitu

waktu dan tempat penelitian, populasi, sampel, dan teknik sampling, desain

penelitian, instrumen penelitian, validitas, teknik pengumulan data, teknik

pengolahan dan analisis data.

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Mei 2015 dan bertempat di

Aula Pabrik Sarung Alimin Majalaya, Jawa Barat. Alasan digunakan lokasi

tersebut adalah untuk memudahkan peserta karena tempatnya yang

terjangkau, memiliki fasilitas yang cukup, dan dapat diawasi langsung oleh

Perusahaan, sebagai Pihak yang telah mengijinkan diadakannya pelatihan

ini.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

28

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Arikunto (2006) mengatakan bahwa populasi adalah seluruh

subjek yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah buruh

Pabrik Sarung Alimin.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh, yaitu

seluruh populasi diambil sebagai sampel (Latipun, 2002).

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, sampelnya dipilih sebanyak 28

orang dan dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok

berisi 14 orang peserta yang diberi perlakuan berbeda, yaitu :

a. Kelompok eksperimen : sebanyak 14 orang buruh Pabrik yang

diperintahkan untuk mengisi skala kesejahteraan subjektif dan

skala syukur, lalu diberi Pelatihan Syukur. Setelah itu, kelompok

eksperimen diperintahkan mengisi skala kembali untuk melihat

perbedaannya sebelum dan setelah perlakuan.

b. Kelompok kontrol : 14 orang buruh yang tidak diberi perlakuan

tetapi diperintahkan untuk mengisi skala kesejahteraan

subjektifdan skala syukur sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan

sesudah pemberian instruksi kepada kelompok eksperimen.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

29

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat (Y) yaitu variabel

yang memberikan pengaruh dan variabel bebas (X) yaitu variabel yang

diberi pengaruh. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gratitude

training, sedangkan variabel bebasnya adalah subjective well being.

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual

a. Gratitude training

Gratitude training dalam penelitian ini merupakan

kegiatan pemberian pemahaman dan keterampilan mengenali

kebaikan-kebaikan yang telah diterima dan menyedari adanya

sumber-sumber eksternal atas kebaikan tersebut sehingga

peserta mengaplikasikannya untuk meningkatkan rasa syukur

(Emmons, 2007).

b. Subjective well being

Subjective well being (kesejahteraan subjektif) adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya, yang terdiri

dari evaluasi kognitif dan afeksi terhadap hidup dan

merepresentasikannya dalam kesejahteraan psikologis (Diener,

1999).

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Gratitude training

Gratitude training adalah pemberian perlakuan berupa

pelatihan dan instruksi yang didasarkan pada modul yang dibuat

menurut teori dan penelitian sebelumnya oleh Emmons (2001)

yang berisi materi mengenai pemahaman rasa syukur, mengisi

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

30

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jurnal kebersyukuran, mengingat keburukan masa lalu, bertanya

kepada diri sendiri, melihat kedalam diri, merasakan indera, dan

berjanji untuk bersyukur.

b. Subjective well being

Subjective well being adalah evaluasi atau penilaian diri

mengenai tingkatan kebahagiaan buruh Pabrik Sarung Alimin

Majalaya secara subjektif yang meliputi tiga komponen, yaitu :

kepuasan hidup yang diukur dengan SWLS (satisfaction with

life scale), induksi afek positif dan pengurangan afek negatif

yang diukur dengan SPANE.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Menurut

Latipun (2006) metode eksperimen adalah metode yang menggunakan

manipulasi untuk mengetahui perbedaan hasil manipulasi tersebut terhadap

individu atau kelompok yang diamati. “Manipulasi yang dilakukan dapat

berupa perlakuan atau tindakan tertentu yang diberikan kepada individu atau

kelompok, dan setelah itu dilihat pengaruhnya. Eksperimen ini dilakukan

untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang

diberikan secara sengaja oleh peneliti.” (Latipun, 2006 : 5).

Penelitian ini merupakan suatu penelitian kuasi eksperimen dengan

komparasi perlakuan dua kelompok yang dipilih secara purposif. Kuasi

eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor di

luar penelitian ini. Desain penelitian yang digunakan adalah desain

eksperimen ulang (prestest-posttest control group design), yaitu melakukan

observasi awal sebelum perlakuan dan melakukan pengukuran kembali

setelah perlakuan pada kelompok eksperimen tersebut (Latipun, 2002).

Tipe desain dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

31

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pretest Treatment Posttest

Kelompok Eksperimen X

Kelompok Kontrol -

Keterangan :

nonR = kelompok sampel yang dipilih tidak secara random

O1 = Hasil pretestpada kelompok eksperimen

O2 = Hasil pretestpada kelompok kontrol

X = Perlakuan (instruksi gratitude training)

O2 = Hasil posttest pada kelompok eksperimen

O4 = Hasil posttest ada kelompok kontrol

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala dan

kuesioner yang mengukur tingkat rasa syukur dan kebahagiaan subjektif

buruh Pabrik Sarung Alimin. Kuisioner adalah alat pengumpul data yang

terdiri dari sejumlah pernyataan tertulis yang dapat digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden yang berkaitan dengan pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006).

1. Instrumen Subjective well being

Subjective well being menurut Diener (2009) terdiri atas tiga

komponen, yaitu kepuasan hidup, afek positif, dan afek negatif.

Kepuasan hidup akan diukur oleh skala SWLS (satisfaction with life

scale) yang dibuat oleh Diener, dkk (1985), sedangkan afek positif

dan afek negatif akan diukur oleh SPANE (Scale of Positive and

Negative Experience) yang juga dibuat oleh Diener (2009).

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

32

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Satisfaction With Life Scale (SWLS)

SWLS merupakan instrumen baku yang disusun oleh Diener,

Emmons, Larsen, dan Griffin pada tahun 1985. SWLS adalah

instrumen untuk mengukur penilaian kognitif individu tentang

kepuasan hidup secara keseluruhan. Skala ini tidak mengukur domain

kepuasan, seperti finansial atau kesehatan, tetapi mengizinkan subjek

untuk mengintegrasikan domain atau sumber kepuasan hidup

manapun yang mereka pilih (Diener, 2009).

Instrumen ini terdiri atas lima item pernyataan yang masing-

masing memiliki 7 skala jawaban dengan kategorisasi 1 (sangat tidak

setuju) hingga 7 (sangat setuju). SWLS merupakan instrumen dengan

jenis skala Likert dan menghasilkan data yang bersifat ordinal.

Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa SWLS

memiliki koefisien reliabilitas yang sangat tinggi, yaitu antara 0,78-

0,91 (Diener, 2006).

Berikut ini akan disajikan tabel kategorisasi penilaian kepuasan

hidup beserta deskripsi dari masing-masing kategorinya berdasarkan

norma baku Satisfaction With Life Scale yang disusun oleh Diener

(2006).

Tabel 3.1

Kategorisasi Kepuasan Hidup Berdasarkan Skor SWLS

Skor Kategori penilaian Deskripsi

35,00 ≥ X ≥

30,00 Sangat Puas

Responden pada kategori ini

sangat puas dan mencintai

kehidupan mereka.

kehidupannya tidak sempurna,

tetapi mereka merasa segala

sesuatu berjalan dengan baik.

Walaupun begitu, tidak berarti

mereka memiliki kepuasan

mutlak terhadap kehidupannya.

Responden pada kategori ini

sebagian besar menemukan

kepuasan dengan adanya

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

33

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tantangan dan kemajuan hidup

mereka. Kehidupan mereka

menyenangkan dan hampir

setiap aspek hidupnya

(pekerjaan, pendidikan,

keluarga, hoby, dll) berjalan

dengan baik.

24,00 ≥ X ≥

29,00 Puas

Responden pada kategori ini

menyukai kehidupan mereka

dan merasa kehidupannya

berjalan lancar. Kehidupan

mereka tentu saja tidak

sempurna, bahkan pada

beberapa hal mereka merasa

kurang puas, tetapi perasaan

kurang puas tersebut dapat

dikurangi dengan pemberian

motivasi.

20,00 ≥ X ≥

24,00 Cukup puas

Responden yang berada pada

kategori ini secara umum

merasa puas dengan

kehidupannya, tetapi ada

beberapa aspek kehidupan

yang dianggap tidak

memuaskan dan sangat

memerlukan perbaikan.

Kategori ini kebanyakan diisi

oleh responden yang berasal

dari negara-negara

berkembang.

15,00 ≥ X ≥

19,00 Kurang puas

Responden pada kategori ini

rata-rata memiliki banyak

masalah-masalah kecil pada

beberapa aspek kehidupannya,

atau memiliki masalah besar

pada satu aspek kehidupan.

10,00 ≥ X ≥

14,00 Tidak puas

Responden pada kategori ini

umumnya merasa tidak puas

dengan kehidupannya dan

beberapa aspek kehidupannya

tidak berjalan lancar.

Responden pada kelompok ini

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

34

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dianjurkan sering berbincang

dengan konselor agar dapat

berubah ke arah yang lebih

baik.

5,00 ≥ X ≥ 9,00 Sangat tidak puas

Responden yang berada pada

kategori ini umunya merasa

sangat tidak puas dengan

kehidupannya karena mereka

merasa seluruh aspek

kehidupannya berjalan dengan

tidak lancar atau buruk.

Responden pada kelompok ini

bahkan dapat dikatakan

memiliki gangguan fungsi

kehidupan, sehingga mereka

dianjurkan untuk berkonsultasi

dengan Psikolog atau Psikiater.

b. Scale of Positive and Negative Experience (SPANE)

SPANE adalah instrumen yang dibuat oleh Diener (2009). Skala

ini terdiri atas 12 item pernyataan, yaitu enam item mengenai

pengalaman positif, dan enam item mengenai pengalaman negatif.

Masing-masing item dinilai menggunakan nilai 1-5, dengan kategori 1

(sangat jarang atau hampir tidak pernah) sampai dengan 5 (sangat

sering atau selalu). Skala ini telah diujicobakan kepada 689 subjek

dari enam tempat berbeda dan memiliki nilai validitas yang tinggi dan

konsisten, yaitu lebih dari 0,8 (Diener, 2009).

Berikut ini disajikan kategori penilaian mengenai mood dan

emosi berdasarkan norma baku Scale of Positive and Negative

Experience (SPANE) yang disusun oleh Diener (2009) :

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

35

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kategorisasi Penilaian Mood dan Emosi

Berdasarkan Skor SPANE

Skor Kategori Keterangan

X ≤ -9 Kurang seimbang

Responden lebih sering

merasakan atau

mengalami emosi negatif

daripada positif, atau

merasakan salah satu

emosi negatif yang

sangat kuat.

-8 ≤ X ≤ 8 Seimbang

Responden merasakan

atau mengalami emosi

negatif dan positif secara

seimbang.

X ≥ 9 Sangat seimbang

Responden lebih sering

mengalami emosi positif

daripada negatif, tetapi

masih dapat disebut

seimbang.

c. Kategorisasi Skala Subjective well being

Kategorisasi bertujuan untuk menempatkan sampel

penelitian ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara

berjenjang berdasarkan suatu atribut yang diukur (Azwar, 2007).

Kategorisasi skala SWB yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kategorisasi skala berdasarkan skor ideal dari instrumen

yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Azwar, 2007).

Secara umum, responden dalam penelitian ini akan dibagi

kedalam tiga kategori, yaitu kategori SWB tinggi, sedang, dan

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

36

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rendah. Pengukuran SWB ini menggunakan dua skala yang

berbeda, yaitu SWLS dan SPANE untuk mengetahui skor SWB.

Oleh karena itu, kategorisasi skala dalam penelitian ini diperoleh

dengan langkah menurut (Santoso, 2003) sebagai berikut :

1) Menentukan skor ideal atau skor maksimal dan skor

minimal dengan cara berikut :

Skor ideal = skor maksimal SWLS + skor maksimal SPANE =

35 + 24 = 59

Skor minimal = skor minimal SWLS + skor minimal SPANE =

5 + (-24) = -19

2) Menentukan rentang kategori skor dengan cara berikut :

Rentang kategori =

=

[59- (-19)]/5= 78/ 5 = 15,6

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka

diperoleh kategorisasi skala sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kategorisasi Penilaian Subjective well being

Skor Kategori

59 ≥ X ≥ 43,4 Subjective well being sangat tinggi

43,4 ≥ X ≥ 27,8 Subjective well being tinggi

27,8 ≤ X ≤ 12,2 Subjective well being sedang

12,2 ≤ X ≤ -3,4 Subjective well being rendah

-3,4 ≤ X ≤ -19 Subjective well being sangat

rendah

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

37

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Rasa Syukur

Instrumen rasa syukur dalam penelitian ini diadaptasi dari

Gratitude Quesionnaire-six item form (GQ-6) yang disusun oleh

Emmons, McCullough, dan Tsang (2001). Instrumen ini memiliki

enam item yang masing-masing mengukur tentang rasa syukur secara

umum.

Tabel 3.4

Kategorisasi Penilaian Rasa Syukur Berdasarkan Skor GQ

Skor Kategori

32 ≥ X ≥ 40 Gratitude sangat tinggi

24 ≥ X ≥ 32 Gratitude tinggi

16 ≤ X ≤ 24 Gratitude sedang

8 ≤ X ≤ 16 Gratitude rendah

0 ≤ X ≤ 8 Gratitude sangat rendah

3. Uji validitas dan reliabilitas

Validitas dan realibilitas sangat penting dalam penelitian, untuk itu

peneliti terlebih dahulu melakukan try out atau uji instrumen kepada

100 orang pekerja dari berbagai kalangan, agar validitas dan

realibilitas dalam penelitian ini dapat terjamin.

a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

kemampuan skala psikologi untuk menghasilkan data yang

akurat sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2010). Uji

validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

statistik Pearson Product Moment menggunakan aplikasi SPSS.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

38

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suatu item dikatakan valid jika nilai koefisien korelasi item-total

(rix) ≥ rtabel (Azwar, 2010). Harga koefisien tabel untuk jumlah

responden (N) 100 dengan standar error 5% adalah 0,195.

Sehingga item-item yang memiliki nilai koefisien korelasi item-

total (rix) < 0,195 tidak valid dan harus dihilangkan. Hasil uji

validitas instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan koefisien

korelasi item terendah pada SWLS adalah 0,650. Hal itu berarti

seluruh item pada instrumen SWLS memiliki nilai koefisien

yang lebih besar daripada 0,195, sehingga dapat disimpulkan

bahwa seluruh item valid.

Instrumen SPANE memiliki nilai koefisien korelasi

terendah 0,321 yang masih lebih besar daripada 0,195, sehingga

seluruh item pada instrument SPANE dapat dikatakan valid.

Pada hasil perhitungan koefisien korelasi antar item GQ

yang dapat dilihat pada lampiran, nilai terendahnya adalah

0,399. Hal ini berarti bahwa seluruh item pada instrumen GQ

valid.

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas memiliki pengertian bahwa suatu instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Suatu

instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut dapat

dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama

dengan hasil pengukuran yang relatif konstan (Arikunto, 2006).

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

rumus Alpha Cronbach yang dihitung dengan menggunakan

bantuan software SPSS versi 20,0.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

39

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Kategorisasi Koefisien Realibilitas Alpha Cronbach

(Arikunto, 2006)

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel >0,900

Reliabel 0,700-0,900

Cukup Reliabel 0,400-0,700

Kurang Reliabel 0,200-0,400

Tidak reliabel <0,200

1) Uji reliabilitas instrumen SWLS

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas dengan

menggunakan bantuan software SPSS 20,0 yang telah

dilakukan terhadap skala SWLS diperoleh indeks

reliabilitas sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,740 5

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, nilai

koefisien reliabilitas SWLS adalah 0,740. Jika melihat

klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas diatas, maka

skala ini memiliki derajat reliabilitas yang tinggi atau

reliabel.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

40

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Uji reliabilitas instrumen Gratitude

Perhitungan nilai reliabilitas pada instrumen GQ-6 dengan

menggunakan SPSS 20,0 menghasilkan data sebagai

berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,118 6

Tabel 3.6

Nilai Reliabilitas Alpha-Cronbach Item GQ

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

a 23,97 7,141 ,324 -,090a

b 24,00 7,232 ,285 -,067a

c 28,37 9,852 -,299 ,461

d 24,32 6,583 ,334 -,148a

e 24,24 6,467 ,362 -,174a

f 27,25 8,008 -,173 ,401

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This

violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Nilai reliabilitas Alfa Cronbach instrumen GQ adalah 0,118.

Jika dilihat dari klasifikasi nilai reliabilitas, maka skala ini

dinyatakan tidak reliabel, sehingga harus ada item yang

dikurangi agar skala ini menjadi reliabel. Oleh karena itu,

peneliti harus menghapus dua item, yaitu item c dan f agar

instrument ini menjadi reliabel.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

41

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil reliabilitas setelah item c dan f dihapus adalah sebagai

berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,866 4

Tabel 3.7

Nilai Reliabilitas Alpha-Cronbach GQ Setelah Item Dikurangi

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

a 18,73 5,734 ,777 ,809

b 18,76 5,821 ,721 ,828

d 19,08 5,105 ,764 ,809

e 19,00 5,596 ,626 ,869

Nilai reliabilitas instrumen setelah item dikurangi menjadi 0,866

yang berarti instrumen ini tergolong memiliki nilai reliabilitas

yang sangat tinggi, atau sangat reliabel.

G. Prosedur dan Rencana Pelaksanaan Eksperimen

Penelitian eksperimen ini akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

pemberian pretestberupa kuisioner (SWLS, SPANE, dan GQ-6) kepada 28

orang buruh, 14 orang dari para buruh tersebut merupakan kelompok

kontrol. Setelah pretest, 14 orang kelompok eksperimen tersebut akan diberi

pelatihan syukur (gratitude training) dan selanjutnya, kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol akan diberi posttest.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

42

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Materi Pelatihan

1. Manfaat Bersyukur

Materi mengenai manfaat bersyukur diberikan agar peserta

dapat mengerti dan memahami manfaat dan pentingnya memiliki rasa

syukur.

2. Mengisi Jurnal Kebersyukuran

Jurnal kebersyukuran adalah catatan mengenai setiap kejadian

menyenangkan yang terjadi setiap hari kepada para peserta. Peserta

harus mengisi jurnal kebersyukuran untuk mengingat kejadian

menyenangkan, sehingga akan menimbulkan rasa syukur.

3. Mengingat hal buruk (Remember the Bad)

Mengingat hal-hal terburuk dalam hidup akan membuat kita

menyadari bahwa semua kesulitan, perjuangan, dan penderitaan itu

telah kita lewati. Hal itu akan memacu kita untuk lebih bersyukur lagi,

karena diberi kekuatan hingga berhasil keluar dari keadaan terburuk

itu (Emmons, 2007).

4. Ask Yourself 3 Questions

Tiga pertanyaan yang harus ditanyakan kepada diri sendiri dan

direnungkan adalah :

a. Apa yang telah saya terima dari orang lain?

b. Apa yang telah saya berikan kepada orang lain?

c. Kesulitan yang telah saya sebabkan?

Pertanyaan ini dapat membuat kita lebih memahami kualitas

hubungan timbal balik antara diri kita dengan lingkungan dan orang-

orang sekitar kita. Dengan mengingat setiap hal yang telah kita terima

dari orang lain, senyuman, sapaan, dan pandangan ramah akan

menimbulkan perasaan terimakasih yang mendalam. Sedangkan

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

43

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan mengingat apa yang telah kita lakukan pada orang lain, kita

akan dapat menilai apakah yang telah kita lakukan telah sebanding

dengan apa yang telah kita terima. Terakhir, menanyakan apa saja

masalah yang telah kita lakukan akan menimbulkan rasa tanggung

jawab terhadap lingkungan (Emmons, 2007).

5. Merasakan setiap indera (Come to Your Senses)

Hampir 80% partisipan pada penelitian yang dilakukan Emmons

(2007) menyebutkan bahwa kesadaran akan keadaan fisik adalah hal

utama yang dapat memicu perasaan syukur.

6. Membayangkan Ingatan Visual

Membayangkan setiap ingatan hingga menghasilkan gambaran

visual akan membuat kita mengingat setiap hal maupun benda-benda

yang kita miliki dan sukai, itu akan membuat kita bersyukur

(Emmons, 2007).

7. Hati-Hati Dalam Berkata

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Emmons (2007), enam

puluh dua wanita berusia 40 tahun diwawancarai. Secara keseluruhan,

kebanyakan wanita menyebutkan “beruntung” dan “diberkati” dalam

menggambarkan diri mereka. Kemampuan untuk menemukan

keberuntungan dalam hidup merupakan hal yang signifikan dalam

menciptakan efek positif dalam diri. Studi lain yang dilakukan

Emmons menunjukkan bahwa perkataan negatif, seperti “Aku

Pecundang”, dan sebagainya dapat mengubah suasana hati menjadi

tidak menyenangkan.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

44

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Membuat Janji Untuk Bersyukur

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang berjanji

dalam hati untuk melakukan sesuatu cenderung untuk lebih

berkomitmen melakukan janjinya tersebut. Berjanji untuk bersyukur

akan meningkatkan perilaku bersyukur kita (Emmons, 2007).

I. Persiapan Pelatihan Syukur

1. Tahapan Penelitian Gratitude Training

Tabel 3.8

Tahapan Pelatihan Syukur

No Tahapan Pelatihan

1 Mensosialisasikan penelitian kepada para subjek

2 Melakukan pretestpada seluruh populasi, yaitu

semua buruh Pabrik Sarung Alimin.

3 Melakukan randomisasi untuk memilih kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

4

Memberikan perlakuan pada kelompok

eksperimen. Pelatihan ini dilakukan oleh trainer

yang telah dipilih.

5 Observasi dan wawancara sebelum dan selama

penelitian.

6

Memberikan post-tes dengan GQ-6, satisfaction

with life scale (SWLS), dan SPANE pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

7 Evaluasi dan analisis untuk mengetahui efektifitas

gratitude training terhadap subjective well being

8

Evaluasi lanjutan untuk mengetahui apakah

perubahan perilaku masih menetap setelah dua

minggu.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

45

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Blue Print Jadwal Pelatihan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah merancang jadwal

dan materi pelatihan syukur ini. Jadwal dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 3.9

Jadwal Gratitude Training

No Agenda Tujuan Bahasan Metode Waktu Jadwal

1 Briefing dan

Kontrak

Belajar

Peserta mengetahui penjelasan

program , memahami tujuan dan

manfaat yang ingin dicapai melalui

pelatihan, aturan main dan

perkenalan sehingga terbangun

suasana keakraban yang

melancarkan komunikasi antar

peserta dan tim pelaksana

Ceramah dan

diskusi

singkat

30

menit

08.00-08.30

2 Pra Tes Mengetahui tingkat kesejahteraan

subjektif sebelum program

Gratitude Training dan pra tes

pengetahuan menganai Rasa

Syukur

30

menit

08.30-09.00

SUB MODUL 1: KEEP A GRATITUDE JOURNAL

3 Ice Breaking

Mengakrabkan dan mencairkan

suasana

15

menit

09.00-09.15

4 1. Kebahagiaan

dan Rasa

Syukur

1. Peserta dapat mengungkapkan

apa itu kebahagiaan menurut

versinya

2. Peserta memahami pengertian

rasa syukur

Ceramah,

Multimedia

Presentation

60

menit

09.15-10.15

5 2. Pentingnya 1. Peserta mengetahui bagaimana Ceramah, 30 10.15-10.45

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

46

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rasa syukur pentingnya rasa syukur

2. Peserta dapat menunjukan

motivasi diri untuk bersyukur

dan hidup lebih baik

Diskusi dan

tanya jawab

menit

6 A. Keep a

Gratitude

Journal

Peserta dapat mengisi hal-hal baik

yang diingatnya sesuai dengan

instruksi

Mengisi

gratitude

journal

45

menit

10.45-11.30

SUB MODUL 2 : REMEBER THE BAD

7 B. Remember

the bad

C. (menanamk

an rasa

bersyukur

karena telah

berhasil

melalui

kejadian

buruk)

1. Peserta dapat mengambil

hikmah dari tiap kejadian buruk

yang dialaminya

2. Peserta menyadari bahwa

kejadian buruk tersebut telah

berlalu

3. Peserta berterimakasih kepada

orang yang telah menolongnya

keluar dari kesulitan

4. Peserta menyadari bahwa

setiap orang memiliki masalah

Ceramah,

diskusi

kelompok,

curah

pendapat

45

menit

11.30-12.15

ISTIRAHAT

8 D. Istirahat Para peserta diberi waktu untuk

istirahat, shalat, dan makan siang

60

menit

12.15-13.15

SUB MODUL 3 : ASK YOURSELF 3 QUESTION

9 1. Ask yourself

3 Question

2. (Team

Building &

Problem

Solving)

1. Peserta dapat menjawab tiga

buah pertanyaan renungan

kepada diri sendiri, yaitu :

a. Apa yang telah saya terima

dari orang lain?

b. Apa yang telah saya berikan

kepada orang lain?

c. Apa masalah dan kesulitan

Ceramah,

diskusi grup,

dan diakhiri

dengan

mengisi

lembar kerja

60

menit

13.15-14.15

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

47

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah saya sebabkan?

2. peserta menyadari hubungan

timbal balik antara diri dan

lingkungan.

SUB MODUL 4 : COME TO YOUR SENSE

10 3. Come To

Your Sense

4. (membangki

tkan

kepekaan

hati)

1. Peserta dapat merasakan setiap

indera, merasakan jantung yang

berdetak, nafas yang mengalir,

dan anggota tubuh yang dapat

bergerak

2. menimbulkan kesadaran akan

keadaan fisik yang akan

memicu rasa syukur.

Refleksi diri

dengan

memutar

musik

30

menit

14.15-14.45

SUB MODUL 5 : MEMBAYANGKAN INGATAN VISUAL

11 5. Membayang

kan ingatan

visual

1. Peserta dapat memahami

semua hal-hal kecil yang

menyenangkan yang terkadang

tidak disadari, namun sangat

patut untuk disyukuri.

2. Peserta memahami peran

dirinya yang dia anggap sepele

dalam kehidupan namun

berarti bagi orang lain

3. Peserta secara tidak sadar

memahami tentang korelasi

antara ingatan dan rasa syukur

dalam kehidupan

Ceramah,

renungan,

dan

Mengisi

lembar kerja

15

menit

14.45-15.00

SUB MODUL 6 : HATI-HATI DALAM BERKATA

12 E. Kata-kata

positif

1. Peserta dapat berkata dengan

kata-kata positif

2. Peserta mampu mensugesti

Grup diskusi,

mengisi

lembar kerja

15

menit

15.00-15.15

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

48

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rekanan untuk berkata kata-

kata positif

SUB MODUL 7 : MEMBUAT JANJI UNTUK BERSYUKUR

13 1. Janji untuk

Bersyukur

1. Peserta berjanji dalam hati

untuk selalu bersyukur

2. Peserta memahami rasa syukur

dan berkomitmen untuk

melaksanakannya

3. Peserta melakukan rasa syukur

dengan tidak mengeluh tentang

pelatihan yang sedang

dijalankan ini

Mengisi

lembar kerja

15

menit

15.15-15.30

PENUTUPAN

14 4. Diskusi

mengenai

hasil

A. Para peserta dapat merasakan

manfaat setelah mengikuti

Gratitude Training

B. Peserta dapat dengan mudah

merasakan perasaan yang lebih

baik dari sebelum pelatihan

Diskusi dan

Cross

experience

30

menit

15.30-16.00

16 1. Penutupan -. 5

menit

16.00-16.05

J. Analisis Data

Setelah penelitian selesai, maka dilakukan analisis data. Analisis data

yang dilakukan oleh peneliti yaitu berupa analisis data kuantitatif, dengan

menggunakan metode statistik, dan analisis data kualitatif. Teknik analisis

statistik yang dipilih tergantung dari normalitas dan homogenitas data yang

didapatkan. Jika data yang diperoleh memiliki distribusi yang normal dan

homogen, maka analisis statistik yang digunakan adalah Anakova (analisis

kovarians). Anakova ini banyak dipilih pada penelitian eksperimen karena

peneliti dapat mengontrol berbagai efek interaksi potensial setelah melakukan

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode

49

Shafira Hanawati Kusumah, 2015

EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen (Dempsey, 2002). Jika distribusi data tidak normal dan homogen,

maka harus menggunakan statistik nonparametrik. Teknik analisis

nonparametrik yang digunakan adalah U-tes atau Mann Whitney, sebagai

alternatif pengolahan data komparatif. Sedangkan untuk mengolah data

kualitatif, peneliti menggunakan metode analisis konten, yaitu teknik

penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru, dan shahih

data dengan memperhatikan konteksnya (Rafian, 2010).