Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
35 CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan menunjuk pada suatu kegiatan mencermati
suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu
suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti (Arikunto. 2009, hlm.
2). Kunandar (2008, hlm. 42) mengemukakan bahwa: “Penelitian adalah
suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang
sistematis untuk menemukan informasi ilmiah atau teknologi baru,
membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipoesis sehingga dapat
dirumuskan teori dan atau proses gejala sosial”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2008, hlm. 3) bahwa “Metode Penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”. Suatu penelitian harus disusun secara sistematis berdasarkan
tahapan-tahapan penelitian.
Menurut Subroto, dkk (2016) mengungkapkan bahwa:
Kerangka rancangan yang biasanya digunakan meliputi langkah-
langkah menentukan jenis dan rancangan penelitian, waktu dan tempat
(setting) penelitian, menentukan subjek penelitian, variabel dan
definisi operasional variabel, prosedur penelitian (terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis, refleksi dan
kesimpulan) instrumen penelitian dan reknik analisi data. ( hlm. 34)
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka suatu penelitian harus
dilakukan secara sistematis, terukur, dan terencana agar penelitian bisa lebih
terarah sehingga tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik.
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar
(2008, hlm. 55) bahwa “PTK merupakan suatu penelitian yang melekat pada
guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru
dilapangan”. Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai suatu
36
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus
sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)
dengan jalan merancang,melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif. Menurut Subroto, dkk (2016, hlm.34) bahwa PTK
merupakan salah satu jenis atau tipologi penelitian tindakan, selain tiga jenis
penelitian tindakan yang lain, yaitu participatory, critical, dan institusional
action research. Sedangkan menurut Rapoport (1970) dalam Hopkins (1993,
hlm. 46) bahwa “penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu
seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam
situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama
dalam kerangka etika disepakati bersama”. Tujuannya adalah untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) guru dalam proses
pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam
suatu siklus.
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti akan
melakukan pembelajaran dua siklus dimana dalam satu siklus terdiri dari
tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation),
dan refleksi (reflection). Selain itu dilaksanakannya PTK diantaranya untuk
peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di
kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan
motivasi belajar siswa. Sebagai alat untuk memasukan pendekatan tambahan
atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya
menghambat inovasi dan perubahan, yang dampaknya diharapkan tidak ada
lagi permasalah menyangkut memberikan pembelajaran dengan metode turun
menurun (tradisional) yang mengganjal di kelas.
37
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan penelitian pada
semester genap Tahun Ajaran 2017/2018 disesuaikan dengan jadwal
pembelajaran pendidikan jasmani di SDN Gegerkalong 1-2 Kota Bandung.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gegerkalong 1-2, Jl. Geger arum
No. 11B kecamatan Sukasari, Kota Bandung
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas V SDN Geger
kalong 1-2 Kota Bandung, jalan Geger Arum No. 11B yang berjumlah 30
siswa (15 siswa laki-laki dan 15 siswa permpuan).
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013, hlm. 60) pada dasarnya
adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Kerlinger (1973) dalam Sugiyono
(2013, hlm. 61) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak (construct) atau
sifat yang akan dipelajari. Dalam PTK ada tiga variabel yang akan dikaji yaitu,
variabel input, variabel proses dan variabel output.
1. Variabel input (kondisi awal) dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelasV
SDN Gegerkalong 1-2 Kita Bandung
2. Variabel proses (saat berlangsung) penelitian ini adalah penerapan
modifikasi permainan dengan menggunakan Model Pembelajaran TGFU
(Teaching Game For Understanding) yang bertujuan untuk membentuk
adanya pengetahuan baru dan memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan
yang terbentuk sebelumnya kedalam situasi-situasi taktis bermain.
3. Variabel output (hasil) penelitian ini adalah meningkatkan minat belajar
sepak takraw yang dipengaruhi oleh adanya variabel input dan output dalam
aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani melalui modifikasi permainan
38
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengna menggunakan Model Pembelajaran TGFU (Teaching Game For
Understanding). Sehingga terjadi perubahan peningkatan minat belajar
siswa dalam keterampilan melalui bentuk konsep dasar bermain.
E. Prosedur Penelitian
Subroto, dkk (2016, hlm. 37) mengemukakan bahwa prosedur PTK
merujuk pada rancangan penelitian tersebut yang dirancang secara bertahap,
yaitu tahap menentukan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi,
analisis atau refleksi.
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk
mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Sesuai dengan
prosedur umum penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Udin S. Sa’ud
(2006, hlm. 10) maka setiap satu siklus tindakan memuat langkah-langkah
membuat rencana tindakan, pelaksanakan tindakan observasi, dan refleksi.
Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk
mempermudah gambaran mengenai karakteristik kemampuan siswa dalam
melakukan suatu gerakan permainan sepak takraw.
Hubungan ke empat komponen itu menunjukan sebuah siklus atau
disebut pula sebagai kegiatan berkelanjutan yang berulang-ulang yang
disesuaikan dengan target yang harus dicapai.siklus inilah yang sebenarnya
merupakan ciri utama dari proses penelitian tindakan kelas. Berdasarkan
langkah-langkah penelitian tindakan kemudian dibuat prosedur untuk
kelancaran proses penelitian yang memuat tindakan-tindakan yang telah
direncanakan. Tindakan yang sedang dilaksanakan kemudian diobservasi, data-
data observasi kemudian direfleksi untuk menemukan kesesuaian atau tidak
dengan tujuan penelitian yang akan dicapai pada setiap atau siklusnya (Sa’ud,
2006, hlm. 10).
39
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah skema atau laur penelitian tindakan kelas yang
memuat dua siklus:
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan --- Tindakan 1
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Tindakan 2 --- Perencanaan
Ulang
Refleksi
Gambar 3.1
Prosedur atau Tahapan SPTK
(Subroto dkk, 2016, hlm. 37)
F. Rencana Tindakan
Rencana pembelajaran dalam suatu penelitian tindakan harus tersusun
dengan jelas dan memperhitungkan segala sesuatu yang mungkin bisa terjadi.
Seperti yang dikemukakan oleh Kunandar (2008, hlm. 91) bahwa rencana
tindakan merupakan tindakan pembelajaran kelas yang tersusun dan dari segi
SIKLUS
SIKLUS
40
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
definisi harus prospektif atau memandang ke depan pada tindakan dengan
memperhitungkan peristiwa-peristiwa tak terduga, sehingga mengandung
sedikit resiko. Pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa rencana tindakan
dalam penelitian harus tersusun dengan baik, perlu fleksibel agar dapat
memperhitungkan pengaruh yang tak dapat terduga dan kendala yang
sebelumnya tidak terlihat. Sehingga rencana tersebut dapat berperan untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Dengan demikian pada rencana pelaksanaan PTK, peneliti menguraikan
secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Mengemukakan objek,
waktu, dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas. Prosedur ini
dirinci dari perencanaan.pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi atau refleksi
yang bersifat daur ulang. Berdasarkan penjelasan diatas, tujuan utama
menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk
meningkatkan minat belajar dalam pembelajaran bola besar yang
berorientasikan sepak takraw di sekolah dasar. Dalam menentuka tindakan ini,
peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas atau
teman sejawat) untuk melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang
harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam penelitian ini, sebagai langkah awal sebelum melangkah ke
pelaksanaan penelitian. Peneliti adalah guru yang mengajar mata pelajaran
pendidikan jasmani olahraga, dan kesehatan. Peneliti juga dibantu oleh
teman sejawat mahasiwa dari Prodi PGSD Penjas UPI yang bertugas
sebagai observer dan membantu melakukan dokumentasi pada saat
penelitian berlangsung, serta peneliti juga dibantu oleh guru Penjas
disekolah tersebut. Perencanaan program tindakan terdiri dari beberapa
siklus yang didalamnya terdapat tindakan-tindakan berupa proses
Pendidikan jasmani yang difokuskan pada Model Pembelajaran TGFU
(Teaching Game For Understanding) untuk meningkatkan minat belajar
sepak takraw. Perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah penulis akan
melakukan observasi awal dan melakukan diskusi dengan observer tentang
masalah yang penulis dapatkan yaitu kurangnya minat belajar sepak
41
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
takraw. Penulis berencana untuk meningkatkannya melalui modifikasi
permainan dalam model pembelajaran TGFU. Setelah berdiskusi tentang
masalah dan telah disepakati antara penulis dan observer kemudian penulis
menyiapkan dan menyusun rencana program pembelajaran (RPP) yang
akan digunakan, serta menyiapkan intrumen pengumpulan data untuk
digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai pengajar
atau guru yang terlibat dalam penelitian tindakan. Pelaksanaan tindakan ini
adalah sebagai berikut:
1. Peneliti menarapkan langsung pembelajaran pendidikan jasmani dengan
materi pembelajaran modifikasi permainan sepak takraw dan langsung
menerapkan Model Pembelajaran TGFU yang dilakukan siswa untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
2. Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani,
observer melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti dilapangan.
3. Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk
kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran
berlangsung dilapangan kedalam lembar observasi yang telah
disiapkan.
4. Setelah itu terakhir pembagian lembar angket minat belajar sepak
takraw untuk siswa siswi yang telah disiapkan.
3. Observasi
Tahap observasi ini yaitu tahap perekaman atau pengumpulan data
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, penulis dibantu oleh
observer (guru penjas SDN Geger kalong 1-2). Objek yang diamati
difokuskan pada aktivitas dan efektivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Langkah-langkah peneliti untuk mengumpulkan data dan
teknik observasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
42
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan peneliti, observer
berada bersama dengan objek yang diteliti.
b. Observasi tidak langsung, yaitu observer melakukan pengamatan tidak
pada saat berlangsungnya satu peristiwa yang sedang diteliti, yaitu
bisa berupa dokumentasi foto atau video.
4. Refleksi
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis, refleksi dan
interpretasi (pemaknaan) terdapat data yang didapatkan dari hasil
observasi, sehingga dapat diketahui tindakan yang dilakukan telah
mencapai tujuan atau belum tercapai. Hasil yang didapatkan dalam tahap
observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi
guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan
yang dilakukan telah dapat meningkatkan minat belajar sepak takraw
melalui modifikasi permainan dalam model pembelajaran TGFU.
Kemudian pemaknaan hasil observasi ini dijadikan dasar untuk melakukan
evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah dalam tindakan
berikutnya.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dengan dua siklus,
dalam satu siklus terdapat dua tindkaan. Berikut ini adalah langkah-
langkah pembelajaran siklus pelaksanaan tindakan dalam PTK:
Siklus I:
1. Perencanaan
Perencanaan Materi pembelajaran disesuaikan dengan program
pengajaran pendidikan jasmani yang telah di tetapkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu pembelajaran permainan sepak
takraw.
Pada siklus I tindakan ke-I Sebelum siswa melakukan gerakan inti,
guru menginstruksikan siswa melakukan pemanasan melalui permainan.
Selanjutnya guru menginstruksikan siswa untuk berkumpul, kemudian
guru menjelaskan gerak dasar sepak takraw. Sebelumnya guru
mendemonstrasikan gerak dasar sepak takraw yaitu, sepak sila, sepak
kura/cungkil, memaha dan heading.
43
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk tugas geraknya adalah melakukan gerak dasar sepak
takraw yaitu, sepak sila, sepak kuda/cungkil, memaha, dan heading.
Akan tetapi melakukannya dengan menggunakan bola yang sebenarnya
( Synthetic Viber ). Setiap siswa membuat post-post kecil sebanyak 3-5
orang dengan cara bola dipegang terlebih dahulu oleh kedua tangan.
Kemuadian lakukan dengan perlahan dan dilakukan dengan 1-3 sentuhan,
Kemudian setelah guru menjelaskan cara melakukan gerak dasar
sepak takraw, lalu siswa diberikan tugas mandiri boleh melakukan
gerakan sepak sila, sepak kura/cungkil, memaha dan heading secara
berpasangan. Setelah itu siswa dikumpulan kembali untuk diberikan
intruksi tentang pembelajaran permainan sepak takraw.
Kemudian di siklus I tindakan ke-II tugas geraknya adalah dalam
setiap post-post terdapat 3-5 orang siswa dengan 1 bola, setelah itu setiap
siswa boleh melakukan beberapa gerak dasar sepak takraw saling
mengoper-oper bersama teman yang ada di postnya masing-masing.
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana
(skenario pembelajaran) yang telah di tetapkan di siklus I tindakan ke-I
dan ke-II.
3. Pengamatan atau Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan
tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus I
tindakan ke-I dan ke-II.
4. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang
dicapai pada siklus I untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.
Siklus II:
1. Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran
pendidikan jasmani yang telah di tetapkan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yaitu pembelajaran permainan sepak takraw.
44
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada siklus II tindakan ke-I sama halnya dengan siklus I tindakan
I2hanya saja pemberian tugas geraknya yang berbeda. Sebelum kegiatan
inti siswa diberikan aktivitas permainan, supaya siswa merasa senang dan
antusias pada saat pembelajaran berlangsung. Setelah siswa melakukan
pemanasan melalui permainan, guru menginstruksikan siswa untuk
berkumpul, kemudian guru menjelaskan dan mendemonstrasikan
kegiatan inti yaitu pembelajaran modifikasi permainan sepak takraw.
setelah menjelaskan cara bermain dan mendemonstrasikan guru
memberikan tugas gerak kepada siswa langsung ke lapangan sepak
takraw cara bermainnya yaitu satu tim 3 orang dengan menggunakan
bola yang sebenarnya (Synthetic Viber) tetapi posisi service berada di
belakang garis seperti olahraga bola volly dengan menggunakan gerakan
dasar sepak sila. Dengan catatan bola harus melewati net dan
mengarahkan ke tim yang lain, setelah orang pertama melakukan
service, orang yang menerima bola tersebut harus menangkapnya terlebih
dahulu dan di oper ke teman satu timnya setiap orang hanya mempunyai
1 sentuhan. Setelah 3 sentuhan bola di kembalikan lagi ke lawan begitu
juga seterusnya. Untuk tim yang menang harus mengumpulkan point
sebanyak 15. Siswa yang belum mengikuti permainan langsung
dilapangan tidak untuk menonton atau duduk-duduk saja, tetapi ada tugas
geraknya yaitu melakukan mengoper bola dengan teman satu postnya
dengan menggunakan gerak dasar sepak sila. Kemudian guru
mengumpulkan kembali siswa untuk diberikan intruksi sebelum ke
permainan selanjutnya.
Pada siklus II tindakan ke-II tugas geraknya adalah sama seperti pada
siklus II tindakan I tetapi sekarang media(bola) ditambah menjadi 2 buah,
setiap tim memegang 1 buah bola dilapangan. Orang yang memegang
bola disetiap tim dibelakang garis melakukan servis secara bersamaan
dan cara bermainnya sama seperti di siklus II tindakan I. Mungkin disini
permainannya sedikit cepat karena bolanya terdiri dari 2 buah. Setelah
semua siswa mengikuti permaianan sepak takraw guru mengumpulkan
kembali siswa untuk diberikan evaluasi tentang pemahaman permainan
45
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sepak takraw, sehingga siswa dapat memahami bagaimana cara bermain,
melakukan gerak dasar sila, sepak kura/cungkil, memaha dan heading.
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana
(skenario pembelajaran) yang telah di tetapkan di siklus II tindakan ke-I
dan ke-II.
3. Pengamatan atau Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan
tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus I
tindakan ke-I dan ke-II.
4. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang
dicapai pada siklus II untuk menentukan tindakan berikutnya.
G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang menjadi alat pengumpul data dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah peneliti itu sendiri. Menurut Arikunto (2002, hlm.
134) “instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah”. Selain itu, peneliti juga menggunakan
instrumen-instrumen lain sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian.
a. Instrumen penilaian
1. Observasi
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data hasil
peningkatan minat bermain sepak takraw melalui penerapan model
Teaching Game For Understanding adalah dengan menggunakan
instrument pengamatan GPAI (Game Performance Assessment
Instrument).
Menurut Oslin, dkk ( dalam Memmert and Harvey 2008, hlm. 221)
mengembangkan GPAI untuk mengukur penampilan bermain yang
menunjukkan pemahaman taktis, serta kemampuan pemain untuk
46
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memecahkan masalah taktis dengan memilih dan menerapkan
keterampilan yang sesuai. Dari pendapat di atas jelas bahwa GPAI
dapat di sesuaikan dengan tingkat keterampilan gerak dari materi
pelajaran yang diberikan. Guru bebas menentukan tugas gerak mana
yang akan diberi penilaian untuk dijadikan bahan evaluasi pembelajaran
yang akan ditingkatkan. Guru melakukan penilaian tersebut pada saat
pembelajaran berlangsung. Berikut ini adalah beberapa komponen
GPAI yang dapat digunakan sebagai bahan penilaian :
Tabel 3.1
Komponen GPAI
Sumber:The Game Performance AssessmentInstrument (GPAI): Some Concer
ns
and Solutions for Further Development, Memmert dan Harvey, 2008, hlm.
220)
Komponen Kriteria Penilaian Penampilan
Keputusan yang
diambil
(Decision Marking)
Membuat pilihan yang sesuai
mengenai apa yang harus dilakukan
dengan bola selama permainan.
Melaksanakan
keterampilan
(Skill Execution)
Penampilan yang efisien dari
kemampuan teknik dasar.
Penyesuaian
( Adjust)
Pergerakan dari pemain, baik dalam
menyerang atau bertahan, seperti yang
diinginkan pada permainan.
Melindungi (
Cover)
Menyediakan bantuan perlindungan
bagi pemain yang sedang memainkan
bola atau menggerakkan bola
Memberi dukungan
( Support)
Memposisikan pergerakan bola pada
posisi menerima ketika teman
memiliki bola.
47
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menjaga/menandai
( Guard/ Mark)
Bertahan dari lawan yang mungkin
memiliki atu tidak memiliki bola.
Perlindungan (Base) Menyediakan bantuan perlindungan
bagi pemain yang sedang memainkan
bola atau menggerakkan bola
Dari ketujuh komponen GPAI tersebut, peneliti mengidentifikasi yang
akan diaplikasikan kedalam permainan sepak takraw untuk meningkatkan
minat bermain sepak takraw, dalam hal ini peneliti fokus dalam tiga
aspek penampilan dan kriteria-kriteria yang harus di lakukan peserta
didik. Dari beberapa komponen yaitu keputusan yang diambil (Decision
Marking), melaksanakan keterampilan (Skill Execution) dan memberi
dukungan (support), berikut ini gambarnya.
Tabel 3.2
Format Lembar Observasi
No Nama Decision marking Skill execution Support Jumlah
A B C D E F G H I
1
2
3
4 Jumlah Rata-rata nilai Persentase % %
Keterangan :
A = Tidak terburu-buru dalam melakukan gerak dasar sepak takraw
B = berusaha mengoper bola kepada teman yang ada dihadapannya
C = pemain menghampiri bola yang datang
D = pemain berusaha memberikan bola kepada temannya tidak terlalu
keras
E = pemain menimang bola tidak terlalu terburu-buru
F = pemain mengoper bola tepat sasaran
G = pada saat menerima operan bola tidak jauh dari kaki
48
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H = bola tidak terlepas dan berbalik pas kepada teman yang mau di beri
operan
I = pemain harus selalu dekat agar bola bisa dikuasai dan mempunya
kerjasama yang bagus.
Tabel 3.3
Keterangan Penilaian
2. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
minat siswa yang berfungsi untuk mengetahui minat siswa terhadap
permainan sepak takraw dalam pembelajaran TGFU. Angket pada
penelitian ini terdiri atas 20 pernyataan yang terdiri pernyataan positif
dan negatif. Angket yang diberikan pada siswa disusun berdasarkan
Skala Likert (Likert Scale) yang tujuanya untuk mengidentifikasi
kecenderungan sikap yang mencerminkan sikap-sikap sangat setuju,
setuju, tidak setuju, netral,dan sangat tidak setuju. Selanjutnya tugas
siswa adalah memilih alternatif sikap yang sesuai dengan keadaan
dirinya sendiri. Sikap tersebut dinyatakan dengan cara memberi tanda
(√) pada ruang bernomor sesuai dengan kecenderungan. Data yang
dikumpulkan dengan angket kemudian diubah menjadi bilangan
(Ruseffendi, 1991) Pernyataan pada angket minat belajar disusun dari
pernyataan-pernyataan posotif dan negatif. Hal ini dimaksud agar siswa
tidak asal menjawab karena suatu kondisi pernyataan yang monoton
dan membuat siswa cenderung malas berfikir. Selain itu, pernyataan
positif dan negatif dapat menuntut siswa untuk membaca pernyataan-
pernyataan tersebut dengan teliti, sehingga data yang diperoleh dari
49
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
angket minat belajar matematis menjadi akurat. Berikut skor tiap
instrument:
Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS)= 4
Setuju (S)= 3
Tidak Setuju (TS)= 2
Sangat Tidak Setuju (STS)= 1
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS)= 1
Setuju (S)= 2
Tidak Setuju (TS)= 3
Sangat Tidak Setuju (STS)= 4
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Sepak Takraw Siswa Kelas V
Indikator Sub/Varaibel Butir Soal
Positif Negatif
Rasa Tertarik a. Ketertarikan siswa
terhadap pelajaran
1,2,11,15
Perhatian a. Konsisten untuk
mengerjakan tugas
b. Tidak lekas putus asa
c. Pengorbanan untuk
mengorbankan, biaya,
pikiran dan tenaga untuk
belajar
d. Tujuan yang hendak di
capai
3,7,8,13,17,18,20
Aktivitas a. Perilaku siswa terhadap
belajar apakah senang,
ragu atau tidak senang
b. Lama penggunaan
waktu belajar
c. Seberapa sering
kegiatan belajar
4,5,10,12,19 6,9,14,16
50
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan
d. Ketetapan siswa
terhadap pencapaian
tujuan belajar
Menurut Sudjana (2012, hlm. 18) data yang terkumpul diolah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model PTK dengan bagan
yang berbeda, namun secara garis besar ada empat tahap yang
dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap penyusunan rancangan
tindakan (Planning). Pada tahap ini berupa rancangan tindakan yang
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan
bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci tahap ini
meliputi: mengidentifikasi masalah, menetapkan mengapa penelitian
tersebut dilaksanakan, merumuskan masalah, menetapkan cara yang
akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa rumusan hipotesis,
mengumpulkan instrumen pengumpulan data, dan membuat rinci
rancangan tindakan.
Pelaksanaan tindakan (Acting). Tahap ini merupakan rancangan
strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan.
Tahap pengamatan (observasi). Tahap ini berjalan bersamaan
dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan
sedang berjalan. Refleksi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji
secara menyeluruh tindkan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang
telah terkumpul kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan berikutnya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa pernyataan atau
jawaban siswa kelas V SD Negeri Gegerkalong 138 Kota Bandung. Angket
Rata-rata minat siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
51
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam penelitian ini dilihat dari sudut pandang cara menjawab termasuk
angket tertutup. Langkah-langkah pengumpulan data yaitu menyebar angket,
mengumpulkan angket, mengelompokkan angket.
Proses pengumpulan data dengan cara
a. Peneliti langsung kesekolah
b. Peneliti menyampaikan angket dan menjelaskan tata cara pengisian
angket
c. Responden langsung mengisi dan setelah itu dikumpulkan
d. Peneliti mengecek apakah semua angket terisi
e. Hasil diskor dan dianalisis
H. Teknik Analisis Data
Analisi data dilakukan dengan menggunakan teknik analisi data
kualitatif dan kuantitatif. Secara garis besar data-data dalam penelitian ini akan
diolah dengan teknik sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung yang
dilakukan peneliti sebagai guru dan juga observer yaitu mitra peneliti ketika
proses pembelajaran permainan bulutangkis berlangsung dan bertujuan
untuk mendapatkan data-data tentang suatu masalah yang muncul pada saat
pembelajaran berlangsung, hingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh. Observasi
dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan kejadian yang diselidiki
secara sistematik.
Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan
pembelajaran pada setiap tindakan penelitian yang sudah dilaksanakan.
Menganalisi perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan
catatan guru setelah tindakan-tindakan pembelajaran dilaksankan.
Menganalisis hasil observasi awal pembelajaran aktivitas permainan sepak
takraw sebelum penerapan aktivitas modifikasi permainan dengan
observasi akhir pembelajaran aktivitas permainan berlangsung melalui
52
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktivitas modifikasi permainan sepak takraw yang ditunjukan dengan
perubahan minat siswa terhadap pembelajaran permainan sepak takraw.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah tulisan tentang semua kejadian yang muncul
dan terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung. Teknik ini digunakan
untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul sehingga peneliti
mengetahui kejadian-kejadian penting yang muncul dalam proses
pembelajaran permainan sepak takraw.
Gambar 3.5
Format Catatan Lapangaan
3. Angket atau Kuisoner
Angket atau kuisoner merupakan instrumen di dalam teknik
komunikasi tidak langsung. Dengan instrumen atau alat ini data yang
dihimpun bersifat informatif dengan atau tanpa penjelasan atau hanya
berupa pendapat, buah fikiran, penilaian, ungkapan perasaan, dan lain-lain.
Catatan Lapangan
Siklus :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Pengajar :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………...……………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………
Observer
53
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Angket atau kuisoner ini diberikan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa
dalam pembelajaran permainan bulutangkis.
4. Uji Coba Angket
a. Uji Validitas
Angket yang telah disusun kemudian diuji cobakan untuk mengukur
validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir pertanyaan-pertanyaan. Dari
hasil uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat
dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba
angket ini dilakukan di sekolah SDI Miftahul Iman Kota Bandung tempat
peneliti yang akan melaksankan penelitian dengan calon responden
sebanyak 29 orang siswa.
Sebuah instrumen atau tes dikatakan valid, apabila tes tersebut
mampu mengukur secara tepat terhadap apa yang semestinya diukur.
Dengan kata lain, validitas berkaitan dengan ketepatan instrumen tersebut
terhadap konsep, obyek, atau variabel yang hendak diukur. Untuk mencari
nilai validitas menurut Suntoda dengan rumus sebagai berikut:
√ { }{ }
Keterangan :
= korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah subyek
= Jumlah skor variabel X
= Jumlah skor variabel Y
= Jumlah kuadrat dalam sekor X
= Jumlah kuadrat dalam sekor Y
ƩXY = Jumlah dari perkalian sekor X dan Y
Ʃ(X)2
= Jumlah sekor X dikuadratkan
Ʃ(Y)2
= Jumlah sekor Y dikuadratkan
54
CECEP KLANA PRIATNA, 2018 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Uji Reliabilitas
Untuk mengukur reliabilitas instrumen yang akan digunakan, peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut:
√ { }{ }