Upload
truongbao
View
218
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI
1.1 Metode Penelitian
Dalam Sugiyono (2010:2) menyebutkan bahwa metode penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
Dalam penelitian ini digunakan metode Quasi experimental design
(eksperimen semu) yaitu jenis eksperimen yang menggunakan seluruh subjek
yang utuh (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment). Bentuk quasi
eksperimental design (eksperimen semu) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Counterbalanced design.
1.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan alasan
mengapa metode tersebut digunakan dalam penelitian (Sugiono, 2010:205 )
Desain dalam penelitian ini bila dibuat bagan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian Counterbalanced design
Kelas A X1 O1 X2 O2 X3 O3
Kelas B X2 O2 X3 O3 X1 O1
Kelas C X3 O3 X1 O1 X2 O2
Sumber : Jack R Fraenkel & Norman E. Wallen (1993:253)
Keterangan :
X1 = Penggunaan metode pembelajaran Discovery.
X2 = Penggunaan metode pembelajaran Inquiry.
X3 = Penggunaan metode pembelajaran ceramah.
O1,2,3 = Tes akhir pada kelompok eksperimen
39
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Fraenkel (1993:253)
“counterbalanced design represent another technique for equating
experimental and control groups. In this design, each group is exposed to
all threatments. However many there are, but in a different or there. Any
number of treatment maybe involved and example a diagram for a
counterbalanced design involving three treatment is as follows”.
Dalam counterbalanced design ini menggunakan tiga kelas dimana
semua kelas merupakan kelas eksperimen.
Desain penelitian ini menggunakan tiga kelas dimana setiap kelasnya
merupakan kelas eksperimen dan tidak ada kelas kontrol karena di dalam desain
ini dilakukan treatment di dalam setiap kelasnya, hanya saja perbedaannya
adalah terletak pada sub bahasan atau kompetensi dasar yang dilakukan di setiap
kelas dengan berbeda treatment. Desain penelitian Counterbalanced design tidak
menggunakan pre test tapi di dalam desain ini siswa hanya diberi post test saja
sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran.
1.3 Populasi dan Sampel
1.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80).
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 23 Bandung dan yang
menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri
23Bandung.
1.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kelasX SMA
Negeri 23Bandung.
40
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.4 Operasional Variabel
Tabel 3.2
Operasional variabel
Konsep Teoritis Variabel Definisi Operasional Konsep Analisis
Discovery adalah
penemuan yang
berarti proses mental
dimana anak/individu
mengasimilasi konsep
dan prinsip. Robert B.
(Ahmadi dan Tri
Pasetya, 1997:76)
Metode
pembelajaran
Discovery
(X1)
Langkah yang dilakukan dalam melaksanakan metode
discovery adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan siswa;
2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep dan generalisasi pengetahuan;
3. Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4. Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang
dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
5. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang
akan dipecahkan;
7. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan
penemuan;
8. Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan
oleh siswa;
9. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan
pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi
masalah;
10. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan
siswa;
11. Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi
hasil penemuannya.
Penerapan metode
pembelajaran
discovery pada
semua kelas
eksperimen
Metode Inquiry
merupakan metode
yang mampu
menggiring peserta
didik untuk
menyadari apa yang
telah didapatkan
selama belajar.
Inquiry menempatkan
peserta didik sebagai
subyek belajar yang
aktif (Mulyasa ,
2003:234)
Metode
Pembelajaran
Inquiry
(X2)
Langkah yang dilakukan dalam melaksanakan metode
inquiry adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan
terhadap materi yang akan diajarkan.
2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab
pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses
pembelajaran yang dialami siswa.
3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan
yang mungkin membingungkan peserta didik.
4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah
dipelajari sebelumnya.
5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan
Penerapan metode
pembelajaran
inquiry pada semua
kelas eksperimen
Berpikir kritis adalah
upaya pedalaman
kesadaran serta
kecerdasan
membandingkan dari
beberapa masalah
yang sedang dan akan
terjadi sehngga
menghasilkan sebuah
kesimpulan dan
gagasan yang dapat
memecahkan masalah
tersebut. Setiap orang
memiliki pola pikir
yang berbeda
(Suparno, 2007:35)
Kemampuan
berpikir kritis
(Y)
Berpikir kritis merupakan salah satu aspek dalam ranah
(domain) kognitif dari tujuan proses belajar mengajar. Tingkat
kemampuan berpikir kritis siswa dapat diketahui melalui soal –
soal kognitif pada ranah C4, C5 dan C6
Hasil post-test
tentang kebutuhan
dengan menerapkan
metode
pembelajaran
discovery dan
inquiry pada semua
kelas eksperimen.
41
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:148).
a. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes
tertulis dalam bentuk tes pilihan ganda sebanyak 30 soal. Setiap soal dibuat untuk
menguji kemampuan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada pokok
bahasan Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan
manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi. Tes ini dilakukan hanya satu kali pada
saat selesai pembelajaran (post test) yang bertujuan untuk melihat kemampuan
berpikir kritis siswa terhadap pokok bahasan Memahami permasalahan ekonomi
dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi.
Langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian:
1) Membuat kisi-kisi soal
2) Membuat hubungan indikator dan butir soal
3) Telaah soal
4) Membuat butir soal dan kunci jawaban
5) Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan guru dan dosen
pembimbing.
b. Lembar Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung mengenai
aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung
1.6 Pengujian Instrumen Penelitian
1.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahian sesuatu instrumen. (Arikunto , 2006 : 168).Suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya.
42
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Valid menurut Gronlund (1985) dalam Sukardi (2008 : 30) dapat diartikan
sebagai ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen
evaluasi.
Suatu instrumen evaluasi dikatakan valid apabila instrumen yang digunakan
dapat mengukur apa yang hendak di ukur (Sukardi, 2008 : 31)
Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:
2222 YYNXXN
YXXYNrXY
(Arikunto, Suharsimi 2009: 72)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi butir
∑X = Jumlah skor tiap item
∑Y = Jumlah skor total item
∑X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
∑XY = Jumlah perkalian X dan Y
N = Jumlah sampel
Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke rumus
uji ‘t’ yaitu :
21
2
r
nrt
(Arikunto, 2009: 72)
Keterangan :
n = banyaknya data
r = koefisiensi korelasi
Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi
0,05.Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas
tersebut adalah sebagai berikut:
43
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Kriteria Validitas
Besarnya nilai Intepretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah (tidak berkorelasi)
(Arikunto, 2009:75)
Uji validitas soal instrumen penelitian pada N=30 dengan degree of
freedom (df) = N-K = 30- (2+1) = 27, di dapat ttabel = 1,70. Berdasarkan batuan
Microsoft Excel, diperoleh hasil uji validitas tampak pada tabel berikut ini :
Tabel 3.4
Hasil Validitas Item Penelitian
ttabel No
Item rhitung thitung Ket.
No.
Item rhitung thitung Ket.
1.7 1 0.44 2.56 Valid 16 0.37 205 Valid
1.7 2 0.35 1.93 Valid 17 0.34 190 Valid
1.7 3 0.48 284 Valid 18 0.46 267 Valid
1.7 4 0.49 294 Valid 19 0.36 198 Valid
1.7 5 0.40 224 Valid 20 0.33 179 Valid
1.7 6 0.52 314 Valid 21 0.37 206 Valid
1.7 7 0.40 224 Valid 22 0.38 214 Valid
1.7 8 0.40 224 Valid 23 0.49 295 Valid
1.7 9 0.45 265 Valid 24 0.39 222 Valid
1.7 10 0.35 196 Valid 25 0.36 198 Valid
1.7 11 0.39 222 Valid 26 0.40 227 Valid
1.7 12 0.46 270 Valid 27 0.42 237 Valid
1.7 13 0.34 190 Valid 28 0.37 207 Valid
1.7 14 0.37 206 Valid 29 0.32 175 Valid
1.7 15 0.33 182 Valid 30 0.36 199 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini valid sehingga layak untuk dijadikan alat
ukur penelitian selanjutnya.
45
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang
sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil
Arikunto (2009 : 86). Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus
korelasi product moment untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil dalam
reliabilitas tes.Untuk menguji reliabilitas, dalam penelitian ini digunakan teknik
ganjil-genap dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini diambil
nomor ganjil (x) dan genap (y), dimana x merupakan belahan pertama, dan y
merupakan belahan kedua.
b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga
menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total
belahan pertama dan skor belahan kedua.
c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan
teknik korelasi product moment.
d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara
mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya
kedalam rumus Spearman Brown yaitu :
(Arikunto, 2009: 93)
Dimana :
= koefisisen reliabilitas internal seluruh item
= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-
akhir)
Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya
jika r11<rtabel berarti tidak reliable.Adapun kriteria yang digunakan untuk
menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:
46
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Kriteria Reliabilitas
Koefisien Kolerasi Interprestsi
0,81 - 1,00
0,61 - 0,80
0,41 - 0,60
0,21 - 0,40
0,00 - 0,20
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah
(Arikunto, 2009: 75)
Dengan bantuan Microsoft Excel diperoleh nilai rhitung = 1.025 Adapun nilai
rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 didapat 0,361. Hal ini berarti rhitung
lebih besar dari rtabel (0,978 > 0,361). Dengan demikian instrumen penelitian untuk
mengukur hasil belajar siswa terkait berpkir kritis tentang kebutuhan dapat
dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliable dengan
tingkat reliabilitas termasuk pada kategori tinggi.(Perhitungan secara detail dapat
di lihat pada lampiran 2.2)
1.6.3 Taraf Kesukaran
Yang dimaksud dengan taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut
dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan
betul (Arikunto, 2009 : 176). Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab
dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi.Sebaliknya jika hanya
sedikit dari subjek yang dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya
rendah.Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks kesukaran (difficulty index).
Taraf kesukaran dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus:
(Arikunto, 2009 : 176)
Keterangan :
B = subjek yang menjawab
P =
47
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin
sulit soal tersebut.Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah
soal tersebut. Adapun kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut :
- Soal dengan P 0,01sampai 0,30 adalah soal sukar
- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
- Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
(Arikunto, 2009 : 210)
Dari tabel lampiran 2.3 dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat
kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup
bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini.
Tabel 3.6
Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran
Tk. Kesukaran Jumlah Soal % No. Soal
Mudah 2 6.7 17, 24
Sedang 28 93.3
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25,
26, 27, 28, 29, 30
Sukar - - -
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan
instrumen tes hasil belajar berpikir kritis tentang kebutuhan, 2 soal diantaranya
termasuk pada kategori mudah, dan sisanya sebanyak 28 soal termasuk pada
kategori sedang.
1.6.4 Daya Pembeda
Yang dimaksud dengan daya pembeda tes adalah kemampuan sesuatu soal
untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) Suharsimi (2009: 211).Bagi soal yang
dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun bodoh, maka soal itu tidak baik
karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik
48
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pintar maupun bodoh tidak dapat menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak
baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal
yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja. Rumus yang
digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah :
(Arikunto, 2009 : 177)
Keterangan :
D = daya pembeda butir
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab betul
JA = banyaknya subjek kelompok atas
BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul
JB = banyaknya subjek kelompok bawah
Tabel 3.7
Kriteria Daya Pembeda
Interval Kriteria
DP ≤ 0,00
0,00 < DP ≤ 0.20
0,20 < DP ≤ 0,40
0,40 < DP ≤ 0,70
0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat Baik
(Arikunto, 2009 : 211)
Dari tabel lampiran 2.4 didapatkan bahwa kriteria dari uji daya pembeda
dari soal-soal yang telah diolah kebanyakan memiliki daya pembeda yang cukup
bervariasi .
DP =
-
= -
49
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda
Daya Pembeda Jumlah Soal % No. Soal
Jelek - - -
Cukup 27 90
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30
Baik 3 10 6, 18, 23
Baik Sekali - - -
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan
instrumen tes hasil belajar berpikir kritis tentang kebutuhan, terdapat 3 item yang
memiliki daya pembeda dengan kategori baik dan sisanya sebanyak 27 soal
termasuk pada kategori cukup.
1.7 Tahapan Penelitian
Penelitain ini dibagi menjadi empat tahapan, yaitu tahap persiapan
penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data dan kesimpulan.
1) Tahapan persiapan
a. Menentukan masalah
b. Melakukan pra penelitian untuk mengatahui tingkat berpikir
siswa
c. Melakukan perizinan kepada pihak-pihak terkait dalam peneliltian
ini
d. Menetapkan waktu penelitian, standar kompetensi dan materi
pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian
2) Tahapan pelaksanaan penelitian
a. Menyusun instrumen tes
b. Menentukan jumlah soal yang akan dijadikan instrumen
penelitian
c. Melakukan uji coba instrumen penelitian
50
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Menganalisis validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran instrumen penelitian
e. Mengganti soal-soal yang belum valid
f. Mengadakan uji coba lagi hingga instrumen penelitian valid dan
reliable
g. Memilih sampel penelitian
h. Menentukan waktu penelitian untuk menerapkan metode
pembelajaran Discovery dan Inquiry dengan cara menghubungi
guru bidangstudi yang bersangkutan
i. Melakukan eksperimen berupa penerapan treatment pada semua
kelas
j. Memberikan post-test pada semua kelas.
k. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil post-test pada setiap kelas
eksperimennya
l. Membandingkan perbedaan hasil skor gain di semua kelas untuk
mengetahui apakah penerapan perlakuan metode-metode
eksperimen berkaitan dengan hasil yang diperoleh
3) Pengolahan data
Pengolahan data meliputi analisis data dengan menggunakan pengujian
statistik yatu :
a. Uji normalitas untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak.
b. Homogenitas untuk mengetahui apakah varians sampel yang akan
dikomparasikan itu homogen atau tidak.
4) Kesimpulan penelitian
Membuat interpretasi dan kesimpulan berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskan
51
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.8 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Berdasarkan tujuan penelitian ini, penulis menentukan data akurat yang
diperoleh melalui alat pengumpul data atau instrumen untuk mengetahui
pemahaman konsep siswa tentang kebutuhan berupa tes pilihan ganda.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data (Sugiyono, 2011 : 308).
Untuk memperoleh data mengenai berpikir kritis tentang kebutuhan
diperlukan seperangkat alat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
tertulis yang terdiri dari tes pilihan ganda. Tes dilakukan hanya satu kali yaitu
sesudah penerapan treatment (post-test). Dan tes ini berlaku untuk ketiga kelas
yang semuanya merupakan kelas eksperimen.
1.8.1 Tes Akhir (Post-Test)
Tes akhir (post-test) dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengukur berpikir siswa tentang kebutuhan setelah dilaksanakan
eksperimen dengan menggunakan 3 (dua) metode pembelajaran pada kelas yang
berbeda, yaitu menggunakan metode pembelajaran Discovery, Inquiry dan
ceramah secara bergantian pada setiap kelas eksperimen.
1.9 Teknik Analisis Data
1.9.1 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians
sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah standar
deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians digunakan uji F. Langkah-
langkahnya sebagai berikut :
a) Menentukan varians dari dua sampel yang akan diuji
b) Menghitung nilai F dengan rumus :
F =
52
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan S2b = varians yang lebih besar
S2k = varian yang lebih kecil
Kebebasan (dk) = (ni– 2)
c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel
F hitung F tabel, artinya kedua sampel homogen
F hitung F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen
(Siregar, 2004 :50)
1.9.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat
untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Untuk menguji
normalitas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a) Menghitung mean skor kelompok
b) Mencari dan menghitung deviasi standar
c) Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi (fe)
dengan menempuh langkah-langkah sebagia berikut :
1) Menentukkan banyaknya kelas (k) dengan rumus :
K = 1+ 3,3 log n
2) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus :
P = r/k dimana r = rentang skor
d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus :
Z =
Ɩ = |Ɩ1 – Ɩ2| ; Ei = n x1
e) Mencari harga chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :
χ2 = Σ
Menentukan derajat kebebasan
Menentukan χ2
dari daftar tabel
Fo= frekuensi pengamatan
53
Siti Nurasiah Zamil, 2013
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fe = frekuensi yang diharapkan
f) Penentuan normalitas
Jika : χ2
hitung χ2
tabel, data berdistribusi normal
χ2
hitung χ2
tabel, data berdistribusi tidak normal
(Siregar, 2004 :87)
1.10 Uji Hipotesis
Apabila data tes pemahaman bedistribusi normal dan homogen, maka
untuk mengkaji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t independen
sesuai rumus berikut:
t =
√{
}{
}
(Arikunto, 2007 : 311)
Dengan :
M1 = mean strategi pembelajaran discovery dan inquiry
M2 = mean skor pemahaman
N1 = N2 = Jumlah siswa
x = deviasi setiap nilai X1 dan X2
y = deviasi setiap nilai Y1 dan Y2
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua
sisi. Adapun caranya :
a. Menentukan derajat kebebasan dk = (N1 – 1) + (N2 – 1)
b. Lihat tabel distribusi t untuk tes dua arah pada taraf signifikan tertentu
c. Bila t hitung t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya.