Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
25
Bab III
Metodologi Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Kemmis (dalam wiriaatmadja, 2008) Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara
kemitraan mengenai situasi social tertentu, (termasuk dari: a. kegiatan praktek social
atau pendidikan mereka. b. pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek
pendidikan ini. c. situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.)
Ebbutt (dalam Wiriaatmadja, 2008) mengemukakan penelitian tindakan kelas
adalah kajian sistematis dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan tersebut. Dapat
disimpulkan penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif merupakan upaya perbaikan
kegiatan pembelajaran dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi social yang telah dilakukan di dalam pembelajaran yang
dilaksanakan oleh (Tim) yaitu guru dan peneliti. Penelitian tindakan ditandai dengan
adanya perbaikan terus menerus sehingga tercapainya sasaran dari penelitian tersebut.
Perbaikan tersebut dilakukan pada setiap siklus yang dirancang oleh peneliti.
3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 4 semester 2 tahun ajaran 2012/2013 SD
Negeri Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan
dengan 2 siklus (1 siklus 2 kali pertemuan). Setiap siklus peneliti mengumpulkan data
hasil belajar siswa pada tahap evaluasi dan observasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Siklus akan dikatakan berakhir apabila penelitian telah mecapai target
sesuai indicator kinerja. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 sebanyak 29 siswa
terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
26
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan terdiri dari tiga variabel yang menjadi objek
penelitian,yaitu:
Hasil Belajar diperoleh dari skor tes (tes formatif) dan skor aktivitas siswa.
Sedangkan, aktivitas belajar adalah total skor yang diperoleh dari penilaian rubrik
aktivitas mendengarkan, rubrik aktivitas menjawab pertanyaan, rubrik aktivitas
menulis, rubrik mencari pasangan, rubrik aktivitas diskusi, rubrik aktivitas presentasi,
rubrik aktivitas menanggapi, rubrik aktivitas menyimpulkan, rubrik aktivitas
mengerjakan tes.
Model pembelajaran Make A Match adalah model pembelajaran matematika
dengan kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana dan
menetukan jaring-jaring kubus dan balok, dengan langkah-langkah pembelajaran:
1. Siswa mendengarkan penyampaian materi macam-macam bangun ruang.
2. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang unsure-unsur dan sifat-sifat bangun
ruang.
3. Siswa menulis sifat-sifat bangun ruang.
4. Siswa mencari pasangan kartu soal atau kartu jawaban tema bangun ruang dan
membentuk kelompok.
5. Siswa berdiskusi dengan tema bangun ruang.
6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan tema bangun ruang.
7. Siswa menanggapi hasil diskusi yang dipresentasikan oleh kelompok lain.
8. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
9. Siswa mengerjakan soal tes formatif.
3.4 Prosedur Penelitian
Rancangan penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model spiral, yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R melalui siklus
yang terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi, dan refleksi.
Adapun gambar model spiralnya ditunjukkan melalui gambar 3.1
27
Gambar 3.1
Bagan Rencana Tindakan Model Spiral Kemmis S. dan Mc.Taggart, R.
Berdasarkan gambar prosedur penelitian model Spiral dari Kemmis S. dan
Mc.Taggart, R untuk melaksanakan PTK dibutuhkan tahapan sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan (Planning)
Merupakan tahap merencanakan tindakan yang mencakup semua langkah
tindakan yang antara lain: 1) apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan
terpecahkannya masalah yang telah dirumuskan, 2) alat-alat dan teknik yang
diperlukan untuk mengumpulkan data/ informasi, 3) rencana perekaman/
pencatatan data dan pengolahannya, dan 4) rencana untuk melaksanakan
tindakannya dan mengevaluasi hasilnya. Dalam hal ini perlu dilakukan pemilihan
prosedur penelitian, dan prosedur pemantauan atau evaluasi. Semua keperluan
dalam pelaksanaan penelitian, mulai dari materi, recana pembelajaran, instrumen
observasi harus dipersiapkan dengan matang pada tahap ini. Pada tahapan ini perlu
diperhitungkan bahwa kemungkinan tindakan sosial akan mengandung resiko,
sehingga rencana ini harus fleksibel sehingga nantinya memungkinkan untuk
diadaptasikan.
2. Tahap pelaksanaan tindakan (acting) dan pengamatan (observing)
28
Pelaksanaan tindakan merupakan tahap implementasi atau penerapan
rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam pelaksanaan tindakan di kelas
dilaksanakan juga pengamatan (observasi). Jadi, pelaksanaan dan pengamatan
berlangsung pada waktu yang sama.
3. Tahap refleksi (reflecting)
Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan, peneliti dan pengamat berhadapan untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan.
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus. Setiap siklus akan
akan dilaksanakan sebanyak 2 kali. Rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut:
Siklus 1.
Siklus I merupakan implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran seperti
yang telah direncanakan untuk mengatasi masalah 1 siklus terdiri dari 2 kali
pertemuan.
1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) Pada tahap ini:
a. Peneliti meminta ijin Kepala Sekolah SD Negeri Randusari Kecamatan Teras
Kabupaten Boyolali dan guru kelas IV untuk melakukan penelitian tindakan
kelas di kelas IV pada matapelajaran matematika.
b. Peneliti melakukan studi awal untuk mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran dikelas IV pada mata pelajaran matematika.
c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Model
Pembelajaran Make A Match pada mata pelajaran Matematika dan Menyiapkan
media/alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan dengan materi ajar sifat-sifat
bangun ruang sederhana.
d. Membuat lembar observasi aktivitas siswa
e. Menyiapkan soal evaluasi dan lembar penilaian.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan
yang telah direncanakan sebelumnya bersama dengan peneliti, karena penelitian
29
yang digunakan penelitian kolaboratif maka peneliti sebagai pengamat/observer.
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Pertemuan 1
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik, satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban;
b) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/ jawaban;
c) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya;
d) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin;
e) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya (tidak dapat
menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapat hukuman, yang telah
disepakati bersama;
f) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapatkan kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya;
g) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran
Tahap Observasi (Observing)
Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada
tahap observasi guru :
a. Memonitor aktivitas belajar siswa secara individu maupun kelompok
b. Membantu siswa jika menemui kesulita
c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa dalam mencari pasangan
dari kartu yang diperolehnya.
Pertemuan 2
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik, satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban;
2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/ jawaban;
3. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya;
30
4. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin;
5. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya (tidak dapat
me-nemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapat hukuman, yang
telah di-sepakati bersama;
6. Siswa mengisi lembar kerja siswa;
7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapatkan kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya;
8. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran
Tahap Observasi (Observing)
Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada
tahap observasi guru :
a. Memonitor aktivitas belajar siswa secara individu maupun kelompok
b. Membantu siswa jika menemui kesulitan
c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa dalam mencari
pasangan dari kartu yang diperolehnya.
3. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini guru :
Membahas dan mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan
berdasarkan hasil tes pada akhir siklus 1 yaitu pada pertemuan 2 dan hasil
observasi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Dengan adanya refleksi, peneliti
dapat diketahui kekurangan dari siklus 1 sehingga dapat dilakukan perbaikan pada
siklus berikutnya, yang merupakan sebagai dasar perlu atau tidak melaksanakan
siklus 2.
Siklus II
Siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Siklus 2 berupa implementasi
serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi untuk mengatasi masalah pada
siklus I yang belum tuntas. Pada siklus II ini juga dilakukan perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi kegiatan siswa dan refleksi. Berdasarkan hasil
31
refleksi dapat disimpulkann berhasil tidaknya keseluruhan tindakan implementasi
pembelajaran di dalam kelas terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Apabila pada
siklus II tujuan PTK sudah dapat tercapai, maka tidak perlu dilanjutkan siklus
berikutnya.
1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) Pada tahap ini:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Model
Pembelajaran Make A Match pada mata pelajaran Matematika dan Menyiapkan
media/alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan dengan materi ajar jarring-
jaring kubus dan balok dengan memperhatikan hasil refleksi yang telah
dilaksanakan.
b. Membuat lembar observasi aktivitas siswa
c. Menyiapkan soal evaluasi dan lembar penilaian.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan
yang telah direncanakan sebelumnya bersama dengan peneliti, karena penelitian
yang digunakan penelitian kolaboratif maka peneliti sebagai pengamat/observer.
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Pertemuan 1
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik, satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban;
b) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/ jawaban;
c) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya;
d) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin;
e) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya (tidak dapat
me-nemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapat hukuman, yang
telah di-sepakati bersama;
f) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapatkan kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya;
32
g) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran
Tahap Observasi (Observing)
Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada
tahap observasi guru :
a. Memonitor aktivitas belajar siswa secara individu maupun kelompok
b. Membantu siswa jika menemui kesulitan
c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa dalam mencari pasangan
dari kartu yang diperolehnya.
Pertemuan 2
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik, satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban;
b) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/ jawaban;
c) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya;
d) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin;
e) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya (tidak dapat
me-nemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapat hukuman, yang
telah di-sepakati bersama;
f) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapatkan kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya;
g) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran
Tahap Observasi (Observing)
Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada
tahap observasi guru :
a. Memonitor aktivitas belajar siswa secara individu maupun kelompok
b. Membantu siswa jika menemui kesulitan
33
c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa dalam mencari pasangan
dari kartu yang diperolehnya.
3. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini guru :
Membahas dan mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan
berdasarkan hasil tes pada akhir siklus 2 yaitu pada pertemuan 2 dan hasil
observasi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Dengan adanya refleksi, peneliti
dapat diketahui kekurangan dari siklus 2 sehingga dapat dilakukan perbaikan pada
siklus berikutnya, yang merupakan sebagai dasar perlu atau tidak melaksanakan
siklus 3.
3.5 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.5.1 Jenis Data
Menurut Slameto (2012:198) berdasarkan jenisnya secara umum, data statistik
dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu:
1) Data kualitatif adalah data yang digunakan untuk bahan analisis yang dinyatakan
tidak dalam bentuk angka. Hasil observasi aktivitas belajar siswa dan Hasil
penilaian kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Make A Match .
2) Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil belajar
siswa kelas 4 melalui tes tertulis pada setiap akhir pertemuan, pada siklus 1 dan
siklus 2.
3.5.2 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah
teknik tes dan non tes.
a. Tes
Merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau
salah. Menurut Harun (2009:11) tes merupakan sejumlah pertanyaan yang
membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan
34
dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau aspek tertentu dari
orang yang dikenai tes. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkaitan dengan penguasaan Indikator
pembelajaran yang telah ditentukan.
Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan memahaman siswa telah
pembelajaran dilaksanakan dan tes proses pembelajaran yang berupa Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa saat
pembelajaran berlangsung. Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang memiliki
satu jawaban yang paling benar atau tepat. Menurut Nana Sudjana dilihat dari
strukturnya bentuk soal pilihan ganda terdiri atas: 1) Stem yaitu pernyataan atau
pertanyaan yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan. 2) Option yaitu
sejumlah pilihan atau alternatif jawaban. 3) Kunci yaitu jawaban yang benar atau
paling tepat. 4) Distraktor yaitu jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban.
Penilaian hasil belajar siswa diperoleh dari 20% nilai proses dan 80% nilai
evaluasi sehingga totalnya menjadi 100%.
b. Non Tes
Non tes dalam penelitian ini berupa Observasi dan dokumentasi. Observasi
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati misalnya tingkah laku siswa pada saat pembelajaran,
tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa
dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga saat pembelajaran. Sehingga, dengan
observasi dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang
dilakukan siswa, partisipasi siswa dalam kegiatan. Observasi dilakukan pada saat
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match.
Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang identitas dari siswa.
Dalam hal ini data yang diperoleh adalah daftar siswa menonjol baik dari segi
positif maupun negatifnya. jurnal nilai ulangan harian matematika.
35
3.5.3 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah kisi-kisi soal evaluasi siklus 1
dan 2, lembar observasi implementasi RPP dan lembar observasi aktivitas belajar
siswa.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Pengembangan Instrument Penilaian Pada Pelajaran Matematika
Standar
Kompetens
i
Kompetensi
Dasar Indikator Nomor Item
8.
Memahani
sifat bangun
ruang
sederhana
dan
hubungan
antar
bangun
datar
8.1 Sifat-sifat
bangun ruang
sederhana
Siklus 1
Menyebutkan nama bangun ruang
yang diperlihatkan.
Menyebutkan sifat-sifat bangun
ruang.
Menggambar bangun sesuai
dengan sifat-sifat bangun ruang
yang diberikan.
6, 7, 10, 19
1, 2, 3, 4, 5, 8,
9, 11, 12, 13,
14, 17, 18, 20
15, 16
8.2 Jaring-jaring
kubus dan balok
Siklus 2
Menggambar dan membuat
berbagai jarring-jaring kubus
Menggambar dan membuat
berbagai jarring-jaring balok
3, 4, 6, 8, 9, 10,
11, 12, 13
1, 2, 5, 7, 14, 15
36
Tabel 3.2
Instrumen Lembar Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pada siklus 1 dan 2
Petunjuk:
Berikan tanda √ pada kolom skor dengan criteria sebagai berikut:
No
.
Indicator yang diamati Skor
1 2 3 4
1 Kegiatan Awal
Memeriksa kesiapan siswa
Membuka pelajaran
Melakukan kegiatan apersepsi
Mengaitkan materi dengan Ilmu Pengetahuan yang lain
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
Kesesuaian materi ajar dengan alat peraga
Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kegaiatan pembelajaran
Kejelasan dalam menyajikan materi
Keterbukaan guru dalam menanggapi jawaban dari siswa
Memberikan penjelasan cara permaianan mencari pasangan (Make A Match)
Melibatkan siswa dalam menentukan peraturan permainan
Melakukan monitoring kegiatan siswa dalam mencari pasangan
Memberikan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan
Memberikan motivasi untuk siswa melakukan presentasi
Memberikan kesempatan bagi siswa bertanya
Memberikan kesempatan bagi siswa lain untuk menanggapi hasil pekerjaan
temannya
Menanggapi hasil pekerjaan siswa
Memberikan penghargaan atas hasil pekerjaan siswa
3 Kegiatan akhir
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
Melakukan evaluasi
37
Keterangan :
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang
Criteria Keberhasilan
0 – 28, berarti aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran rendah.
29 –57, berarti aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sedang.
58 – 84, berarti aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran tinggi
38
Tabel 3.3
Instrument Aktivitas Belajar Siswa Pada Kondisi Awal
No. Descriptor Skor
1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasaan guru selama proses pembelajaran
berlangsung
2 Siswa menjawab pertanyaan yang guru berikan
3 Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum siswa mengerti
4 Siswa mencatat penjelasan guru
5 Siswa mengerjakan tugas yang guru berikan
6 Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran
7 Siswa mengemukakan pendapat
8 Siswa menyimak penjelasan guru
9 Siswa ikut menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan
10 Siswa mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh
Keterangan
1 = Kurang Aktif
2 = Cukup Aktif
3 = Aktif
4 = Sangat Aktif
X = jumlah nilai yang didapatkan siswa
Kriteria penggolongan Aktivitas Belajar Siswa
X > 32.5 Sangat Aktif
32.5 ≥ X > 25 Aktif
25 ≥ X > 17.5 Cukup Aktif
X < 17.5 Kurang Aktif
39
Tabel 3.4
Instrument Aktivitas Belajar Siswa
Pada siklus 1 dan 2
Petunjuk.
Berilah tanda (√) pada kolom skor dengan kriteria sebagai berikut!
No Deskriptor Skor
1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasaan guru selama proses pembelajaran
berlangsung
2 Siswa menjawab pertanyaan yang guru berikan
3 Siswa mencatat penjelasan guru
4 Siswa menemukan kartu yang dipegagng sebelum batas waktu yang
diberikan
5 Siswa ikut serta dalam diskusi kelompok
6 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
7 Siswa mengemukakan pendapatnya terhadap hasil pekerjaan temannya
8 Siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
Siswa mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh
Keterangan
1 = Kurang Aktif
2 = Cukup Aktif
3 = Aktif
4 = Sangat Aktif
X = jumlah nilai yang didapatkan siswa
Kriteria penggolongan Aktivitas Belajar Siswa
X > 32.5 Sangat Aktif
32.5 ≥ X > 25 Aktif
25 ≥ X > 17.5 Cukup Aktif
X < 17.5 Kurang Aktif
40
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas
Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk
mengukur apa yang seharusnya menurut Sudijono, A. (dalam Wardani, Naniek
Sulistya dkk. 2012:342). Menurut Wardani, Naniek Sulistya dkk (2012:242) sebutir
item dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi atau valid jika skor pada butir
item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor
totalnya atau ada korelasi yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Skor
total sebagai variabel terikat dan skor item sebagai variabel bebas.
Cara yang digunakan dalam menghitung uji validitas soal ini adalah dengan
menggunakan SPSS 16.0, dimana langkah-langkah pengolahannya sama dengan uji
reliabilitas. Untuk mengetahui hasil uji soal yang telah diujikan adalah dengan
melihat hasil output dari pengolahan data tersebut yaitu dilihat dari Corrected Item-
Total Correlation dimana hasil 𝑁ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dinyatakan valid,
sedangkan apabila 𝑁ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dinyatakan tidak valid. Agar hasil uji
validitas lebih valid maka nilai N-2. kriteria rentang indeks validitas dapat dilihat
pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Rentang Indeks Validitas
No. Indeks Interpretasi
1 0,81 - 1,00 Sangat Tinggi
2 0,61 - 0,80 Tinggi
3 0,41 - 0,60 Cukup
4 0,21 - 0,40 Rendah
5 0,00 - 0,20 Sangat Rendah
Berdasarkan hasil uji validitas soal yang berjumlah 30 yang berbentuk pilihan
ganda, yang dinyatakan valid pada siklus 1 sebanyak 28 soal yang tidak valid
sebanyak 2 soal yaitu nomer 1 dan 18, sedangkan pada siklus 2 dari 20 soal dalam
41
bentuk pilihan ganda, yang dinyatakan valid sebanyak 19 dan yang tidak valit
sebanyak 1 soal yaitu nomer 12
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut Wardani, Naniek Sulistya dkk (2012:344) reliabilitas
(ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang
konstan atau ajeg. Tujuannya untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan
keajegan (consistency) skor tes. Kerlinger (dalam Wardani, Naniek Sulistya dkk.
2012:344) mengemukakan reliabilitas dapat diukur dari tiga kriteria yaitu:
(1) Stability adalah kriteria yang merujuk pada keajegan (konsistensi) hasil
yang ditunjukkan alat ukur dalam mengukur gejala yang sama, pada waktu yang
berbeda. (2) Dependability yaitu kriteria yang mendasarkan diri pada kemantapan alat
ukur atau seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan. (3) Predictability, mengidealkan
alat ukur yang dapat diramalkan hasilnya dan meramalakan hasil pada pengukuran
selanjutnya.
Koefisien reliabilitas selalu berada dalam rentangan 0 sampai dengan 1 yang
merujuk pada persentase varian error dengan sumber variasi yang berbeda. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), semakin tinggi pula
keajegan/ketepatannya. Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat
terhadap ketepatan testing dan instrument tes lainnya. Koefisien reliabilitas nilai alfa
dapat diinterpretasikan pada tabel 3.6
Tabel 3.6
Rentang Indeks Reliabilitas
No. Indeks Interpretasi
1 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel
2 < 0,80 – 0,60 Reliabel
3 < 0,60 – 0,40 Cukup Reliabel
4 < 0,40 – 0,20 Agak Reliabel
5 < 0,20 Kurang Reliabel
42
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah diolah dengan menggunakan
SPSS 16.0 maka hasil yang diperoleh yaitu dengan melihat hasil outputnya pada
Cronbach’s Alpha dapat dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7
Hasil Output Uji Reliabilitas No. Nilai Alfa Interpretasi Keterangan
1 0,706 Reliabel Siklus 1
2 0,777 Reliabel Siklus 2
Dari tabel 3.7 dapat dilihat hasil uji reliabilitas tes siklus 1 dan 2, yang
menunjukkan reliabilitas tes siklus 1 dan 2 adalah Reliabel.
3.7 Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil belajar
dan aktivitas belajar siswa. Penelitian ini dikatakan berhasil jika: Hasil belajar siswa
dengan target KKM Matematika ≥61 dapat dicapai 100% dari seluruh siswa yang
ada, dengan skor rata-rata kelas 70. Dan aktivitas belajar siswa 100% memiliki
aktivitas belajar aktif dengan rentang nilai 25 ≥ X ≤ 32.5 dengan rata-rata kelas
sangat aktif dengan rentang nilai X > 32.5
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah Deskriptif Komparatif,
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu Data yang diperoleh
dalam bentuk kata-kata membandingkan hasil dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2
dengan menggunakan distribusi frekuensi, nilai rata-rata, skor minimal, skor
maksimal, dan persentase.