Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tujuan Operasional Penelitian
Tujuan operasional penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran aktivitas senam lantai melalui implementasi gaya mengajar
divergen.
3.2. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada implementasi gaya mengajar divergen
dalam pembelajaran aktivitas senam lantai gerak rotasi di SMKN 5 Bandung.
3.3. Metode Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian dan tujuan penelitian di atas, maka metode
penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Subroto
(2016) mengemukakan “PTK atau classroom action research adalah salah
satu metode penelitian ilmiah yang berbasis pada pemecahan masalah yang
terjadi di dalam kelas pembelajaran.” Peneliti menggunakan metode tersebut
karena peneliti berusaha memperbaiki proses maupun hasil pembelajaran
aktivitas pola gerak dominan rotasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Subroto
(2016) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu
kajian tentang situasi sosial dengan tujuan untuk perbaikan dan peningkatan
layanan professional guru dalam menangani proses belajar-mengajar.
Sementara menurut Borg dalam PGSM (1999, hlm. 15) bahwa tujuan utama
PTK adalah pengembangan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan
untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang
dihadapi dikelas atau disekolahnya sendiri, dengan atau tanpa masukan khusus
berupa berbagai program pelatihan yang eksplisit.
46
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X di SMK Negeri 5
Bandung yang berjumlah 36 peserta didik, terdiri dari 20 peserta didik laki-
laki dan 16 peserta didik perempuan. Peneliti memilih kelas X berdasarkan
pada hasil observasi awal yang menunjukan bahwa proses pembelajaran
senam lantai yang dilaksanakan disekolah cenderung hanya dari gerakan
forward roll, back roll. Padahal disenam lantai jika kita menggunakan
pendekatan pola gerak dominan aktivitas forward roll, back roll itu bisa
dikembangkan dengan sebuah pola gerak dominan rotasi, sehingga akan
muncul bermacam-macam variasi gerak dominan rotasi yang ditemukan oleh
peserta didik.
3.5. Waktu dan Tempat Penelitian
3.5.1 Waktu Penelitian
Penelitian dimulai sejak Desember 2017 sampai Maret 2019. Dimulai dari
berfikir tentang permasalahan pembelajaran khususnya pada pembelajaran
PJOK (pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan) di SMK Negeri 5
Bandung baik terkait dengan sarana prasarana pembelajaran maupun proses
pembelajaran itu sendiri. Dari pengamatan peneliti melihat adanya
keterbatasan dalam proses pembelajaran senam lantai yang dilaksanakan
disekolah cenderung hanya melakukan aktivitas gerak forward roll dan back
roll padahal pola gerak dominan rotasi dapat menunjang peserta didik untuk
berpikir kreatif dalam melakukan gerakan forward roll dan back roll. Setelah
itu peneliti menuangkan permasalahan tersebut dalam sebuah proposal usulan
penelitian dan melakukan sidang proposal untuk mengetahui kelayakan
penelitian tersebut. Kemudian peneliti menunggu surat keputusan (SK)
pembimbing skripsi selama 1 bulan dari tanggal 22 Desember 2017- 23
Januari 2018. Menulis bab I, mencari referensi, mengerjakan revisian,
berdiskusi bersama teman dan dosen pembimbing skripsi sampai selesai bab I
selama 2 bulan dari tanggal 23 Januari - 06 Maret 2018. Menulis bab II,
mencari referensi, mengerjakan revisian, berdiskusi bersama teman dan dosen
47
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembimbing skripsi sampai selesai bab II selama 7 bulan dari 06 Maret 2018-
01 Oktober 2018. Menulis bab III, mencari referensi, mengerjakan revisian,
berdiskusi bersama teman dan dosen pembimbing skripsi sampai selesai bab
III selama 1 bulan dari 01 Oktober - 27 November 2018. Dan pelaksanaan
penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari 27 November 2018- 19 Februari
2019 bab IV dan bab V dikerjakan selama kurang lebih 1 bulan dari 19
Februari 2019-26 Maret 2019. Kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh
peneliti selama penelitian ini secara garis besar dapat digambarkan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Nama
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
2017 2018 2019
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
1. Penyusunan
proposal
skripsi
2. Bimbingan
proposal
skripsi
3. Seminar
proposal
skripsi
4. Surat
keputusan
judul skripsi
5. Penulisan
BAB I
6. Penulisan
BAB II
7. Penulisan
BAB III
8. Tindakan
Penelitian
9. Penulisan
BAB IV
10. Penulisan
BAB V
48
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah, kampus, dan di SMK Negeri 5
Bandung. Secara garis besar penelitian yang di lakukan di rumah meliputi
kegiatan berfikir menemukan masalah, menyusun proposal skripsi, dan
sampai akhir membuat skripsi. Penelitian yang di lakukan di kampus meliputi
kegaiatan bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi, diskusi sama teman,
mencari dan membaca referensi baik di internet maupun di perpustakaan UPI.
Penelitian yang di lakukan di sekolah meliputi kegiatan mengobservasi
setting lingkungan sekolah, kegiatan pembelajaran, sarana dan alat-alat
pembelajaran, melakukan tindakan dan berdiskusi dengan guru.
3.6. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang peneliti lakukan pada peneliti ini
merujuk pada langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dikemukakan
oleh Hopkins dalam PGSM (1993, hlm. 7) bahwa “ada empat langkah atau
tahapan dalam penelitian tindakan, yaitu: tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi”. Keempat tahap
tersebut digambarkan oleh Hopkins seperti pada gambar 3.1 dibawah ini:
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
(Adaptasi dari Hopkins, dalam PGSM 1999, hlm. 7)
Revised Plan
Plan (Perencanaan)
Action (Tindakan) /
Observation
(Pengamatan)
Reflective
(Refleksi)
Action (Tindakan) /
Observation
(Pengamatan)
Reflective (Refleksi)
49
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan langkah-langkah penelitian ini, maka peneliti merancang
kegiatan-kegiatan dalam tahap penelitian ini sebagai berikut:
3.6.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti meliputi observasi
awal, perencanaan tindakan, mempelajari struktur program semester, silabus
dan membuat RPP.
3.6.1.1 Observasi awal
Observasi awal adalah langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam
penelitian ini, tujuannya adalah untuk mengetahui permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran PJOK di SMK Negeri 5 Bandung. Observasi awal ini
mencakup observasi terhadap sarana prasarana, alat-alat pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, khususnya penerapan metoda, strategi, pendekatan,
dan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran
senam lantai. Selain itu, peneliti juga mengobservasi dokumen-dokumen
pembelajaran seperti dokumen kurikulum PJOK tahun 2013, dokumen
program semester, dokumen silabus, dokumen RPP.
3.6.1.2 Perencanaan tindakan
Langkah dan kegiatan yang dilakukan pada perencanaan tindakan adalah
sebagai berikut:
a. Menjalin kerjasama dan kesepahaman
Dalam menjalin kerjasama dan kesepahaman antara peneliti dengan guru
PJOK ini, ada beberapa hal yang dilakukan sebagai berikut:
1) Dalam penelitian ini, peneliti menyampaikan maksud dan tujuannya
kepada guru PJOK di SMKN 5 Bandung, yaitu untuk belajar
menemukan permasalah dan sekaligus memecahkan permasalahan yang
terkait pembelajaran PJOK, khususnya memperbaiki proses
pembelajaran aktivitas senam. Maksud dan tujuan ini berhubungan
dengan penulisan skripsi, sebagai syarat menyelesaikan study di FPOK.
2) Peneliti memohon bantuan kepada guru PJOK untuk berkerja sama
dengan peneliti selama penelitian di SMKN 5 Bandung. berkaitan
dengan implementasi gaya mengajar divergen dalam pembelajaran
50
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktivitas pola gerak dominan rotasi sebagai observer untuk membantu
peneliti dalam memperoleh data penelitian. Observer bertugas untuk
mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti terutama
terkait dengan fokus-fokus penelitian yang di jadikan subjek penelitian.
Terkait dengan fokus penelitian, observer diminta untuk memahami
tentang gaya mengajar divergen dalam pembelajaran aktivitas pola gerak
dominan rotasi. Untuk ini agar tercipta pemahaman yang sama tentang
gaya mengajar divergen dalam pembelajaran aktivitas pola gerak
dominan rotasi antara peneliti dan observer, maka observer di minta
mengkaji, mempelajari hakikat tentang gaya mengajar divergen dan
pembelajaran aktivitas pola gerak dominan rotasi sebagai mana yang
sudah tertulis pada bab II. Sehingga nanti diharapkan observer ketika
dalam observasi dapat mengobservasi sesuai dengan konsep dan prinsip
gaya mengajar divergen dalam pembelajaran aktivitas pola gerak
dominan rotasi
b. Mempelajari struktur program semester dan silabus PJOK kelas X
1) Mempelajari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PJOK kelas X
2) Mempelajari kalender akademik SMK Negeri 5 Bandung
3) Dalam rangka mempelajari struktur program semester dan silabus
PJOK kelas X, peneliti bekerja sama dengan guru PJOK di SMK
Negeri 5 Bandung.
c. Membuat RPP
1) Mempelajari silabus PJOK kurikulum 2013, untuk dijadikan pedoman
dalam pembuat RPP mata pelajaran PJOK dengan implementasi gaya
mengajar divergen dalam pembelajaran aktivitas pola gerak dominan
rotasi.
2) Bersama dengan guru PJOK peneliti mempelajari lampiran
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang komponen RPP.
Adapun komponen dan sistematika RPP mencakup: (1). satuan
pendidikan, (2). Identitas mata pelajaran; (3). Kelas/semester, (4).
Materi pokok, (5). Alokasi waktu, (6) Tujuan pembelajaran, (7).
51
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kompetensidasar danIndikator pencapaian kompetensi, (8) Materi
pembelajaran, (9). Metode pembelajaran, (10) Media Pembelajaran,
(11). Sumber belajar, (12). Langkah-langkah pembelajaran, (13).
Penilaian hasil pembelajaran, (14). Lampiran.
3) Dalam rangka pembuatan RPP dalam konteks pembelajaran PJOK,
pada penelitian ini mengenai substansi yang dituliskan dalam RPP,
peneliti mendiskusikan RPP dengan guru PJOK di SMK Negeri 5
Bandung dan dosen pembimbing skripsi di FPOK.
3.6.1.3 Pelaksanaan dan Observasi (pengamatan)
Dalam tahap pelaksanaan dan observasi penelitian, observer dan peneliti
melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti melakukan proses pembelajaran PJOK menerapkan gaya mengajar
divergen pada senam lantai.
2) Peneliti mencatat permasalahan atau jawaban-jawaban yang muncul ketika
pelaksanaan pembelajaran dalam catatan lapangan.
3) Observer mencatat dan mengamati proses pelaksanaan pembelajaran, yang
dilakukan oleh peneliti, disamping itu observer juga diminta untuk
mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
3.6.1.4 Refleksi
Pada tahap refleksi ini, peneliti melakukan analisis data hasil catatan
lapangan dan hasil catatan observer. Dalam hal ini, Peneliti bersama observer
menelaah data hasil catatan tersebut, kemudian melakukan kategorisasi dan
penyimpulan data yang terkumpulkan dalam tahapan pengamatan.
3.7 Sumber dan Jenis Data Penelitian
3.7.1 Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari:
a. Peserta didik
Peserta didik yang dimaksud adalah peserta didik kelas X TGB 6 di
SMKN 5 Bandung yang mengikuti proses pembelajaran aktivitas senam
52
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lantai dengan materi khusus yaitu pola gerak dominan rotasi yang di
ajarkan oleh peneliti dengan gaya mengajar divergen.
b. Guru
Guru dalam hal ini adalah peneliti yang mengimplementasikan gaya
mengajar divergen dalam pembelajaran aktivitas senam lantai gerak rotasi
di kelas X SMKN 5 Bandung.
c. Observer
Observer adalah guru PJOK di SMKN 5 Bandung yang menjadi observer
penilaian peneliti. Sumber data yang diperoleh dari observer adalah hasil
pengamatan terhadap guru (peneliti) ketika melaksanakan proses
pembelajaran. Semua hasil observasi di catat oleh observer dalam lembar
observasi.
3.7.2 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah format
observasi, catatan lapangan, dan format penilaian hasil belajar.
a. Format observasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam
yaitu:
1. Format observasi untuk mengobservasi lingkungan pembelajaran,
sarana dan prasarana pembelajaran PJOK.
2. Format observasi pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran yang diobservasi meliputi pelaksanaan pembelajaran
pada saat observasi awal yaitu pembelajaran yang dilakukan oleh guru
yang diobserver oleh peneliti, dan format observasi yang dilaksanakan
pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran berupa tindakan yang
diobservasi oleh observer atau guru.
b. Catatan Lapangan adalah catatan-catatan yang digunakan oleh peneliti
untuk mencatat hal-hal yang terjadi secara faktual pada saat pembelajaran.
c. Format penilaian hasil belajar adalah format yang digunakan untuk
mengumpulkan data hasil belajar peserta didik yang selanjutnya digunakan
untuk proses penilaian. Penilaian hasil belajar mencakup aspek spiritual,
aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotorik.
53
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8 Teknik pengumpulan data hasil belajar
Teknik pengumpulan data hasil belajar peserta didik terdiri dari:
3.8.1 Teknik pengumpulan data hasil belajar aspek spiritual
Hasil belajar aspek spiritual yang diamati adalah menunjukan perilaku
berdoa sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
Teknik pengumpulan data hasil belajar pada aspek spiritual adalah
observasi, dengan menggunakan format observasi sebagai berikut:
Tabel 3.2
Format observasi hasil belajar Aspek Spritual
No Nama
Spiritual
Skor Indikator
Berdoa sebelum dan sesudah
Ya Tidak
1
2
3
Dst.
Skor maksimal 100
Keterangan:
1. Berikan tanda cek () pada kolom yang sudah disediakan apabila peserta
didik menunjukan atau menampilkan sikap yang diharapkan.
2. Jika peserta didik menunjukan atau menampilkan sikap yang diharapkan,
maka nilainya 100, dan jika tidak menunjukan atau menampilkan sikap
yang diharapkan, maka nilainya 60. Skor maksimal yang diperoleh peserta
didik 100.
54
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8.2 Teknik pengumpulan data hasil belajar aspek afektif
Hasil belajar aspek afektif yang diamati adalah perilaku kerja sama.
Teknik pengumpulan data hasil belajar aspek afektif adalah observasi,
dengan menggunakan format observasi sebagai berikut:
Tabel 3.3
Format observasi hasil belajar aspek afektif
No Nama Bekerja Sama
Skor Ya Tidak
1
2
Dst.
Skor maksimal 100
Keterangan:
1. Berikan tanda cek () pada kolom yang sudah disediakan apabila siswa
menunjukan atau menampilkan sikap yang diharapkan
2. Jika peserta didik menunjukan atau menampilkan sikap yang diharapkan,
maka nilainya 100, dan jika tidak menunjukan atau menampilkan sikap
yang diharapkan, maka nilainya 60. Skor maksimal yang diperoleh peserta
didik 100.
3. Ya= Bekerja sama, Tidak=Tidak Bekerja sama
3.8.3 Teknik pengumpulan data hasil belajar aspek kognitif
Hasil belajar aspek kognitif yang diamati adalah kemampuan peserta didik
dalam menjelaskan konsep gerak rotasi.
Teknik pengumpulan data hasil belajar aspek kognitif ini digunakan adalah
teknik bertanya, contoh pertanyaannya sebagai berikut:
55
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Pertanyaan untuk hasil belajar aspek kognitif
Kompetensi
Dasar - Memahami konsep gerak rotasi.
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
- Menjelaskan konsep gerak rotasi.
Butir Soal 1. Apa yang dimaksud dengan gerak rotasi?
Jawaban: Gerak rotasi adalah Gerak yang berputar pada
porosnya.
2. Prisip gerak rotasi adalah…
Jawaban: Untuk dapat melakukan gerak rotasi seseorang
harus dapat memindahkan massa tubuh untuk mendekati
atau menjauhi porosnya dan diperlukan gaya atau
dorongan untuk dapat membuat gerakan rotasi. Gerak
rotasi bisa dilakukan dengan cepat dan bisa dilakukan
dengan lambat. Gerak rotasi yang cepat akan diperoleh
jika massa tubuh lebih dekat kepada porosnya. Gerak
rotasi yang lambat akan diperoleh jika massa tubuh lebih
jauh kepada porosnya. Sementara gaya atau dorongan
untuk membuat gerak rotasi dihasilkan oleh perpindahan
massa tubuh dari porosnya kearah gerak rotasi yang
diinginkan.
3. Jelaskan prosedur dan contoh gerak rotasi yang berporos:
a. Transversal
b. longitudinal, dan
c. medial
Jawaban:
1) Prosedur gerak rotasi sesuai dengan porosnya yiatu:
1. Gerak rotasi beporos transversal adalah gerak
56
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berputar dengan berporos menyamping (poros kiri
atau kanan). Contohnya roll depan, roll belakang,
salto belakang, salto depan, dll.
2. Gerak berporos logitudinal adalah gerak berputar
yang memungkinkan tubuh berputar secara
memanjang seperti menggelintir (poros atas atau
bawah) contohnya twist,pirouette, turn, memutar
badan kanan dan ke kiri, dll.
3. Gerak berporos medial adalah gerak berputar pada
poros bagian depan atau belakang dari massa tubuh,
seperti baling-baling, round off, salto menyamping
kiri, salto menyamping kanan.
2). Contoh dari gerak rotasi yang berporos:
1. Gerak rotasi transversal, untuk dapat melakukan
gerak rotasi transversal misalnya roll depan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
a. Sikap awal berdiri dengan kedua kaki dirapatkan
b. Letakan kedua tangan pada matras kira-kira 50
Cm dan tangan di buka selebar bahu.
c. Bengkokan tangan kemudian di lanjutkan
dengan meletakan bagian pundak pada matras,
dan bagian kepala di tekuk hingga dagu
menyentuh bagian dada.
d. Selanjutnya mulai berguling kedepan.
e. pada saat panggul menyentuh matras lipat kedua
kaki dan kemudian dilanjutkan dengan tangan
memegang bagian tulang kering kaki menuju
posisi jongkok
f. Setelah selesai mengguling (masih dalam posisi
jongkok) kedua tangan diluruskan ke depan
kemudian berdiri dengan kedua tangan diangkat
57
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ke atas.
2 . Gerak rotasi longitudinal, untuk dapat
melakukan gerak rotasi longitudinal, misalnya
twist. Langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah:
a. Badan tegak, dan posisi tangan sejajar dengan
tubuh
b. Kedua lengan diangkat keatas dan sejajar
dengan badan.
c. Angkat tumit menopang pada ujung jari
d. Lalu, melompat dan memutar badan ke kanan
atau ke kiri dengan jumlah putaran 1 sampai 2
putaran sesuai dengan kemampuan.
e. Mendarat ditempat semula.
3 Gerak rotasi medial, untuk dapat melakukan gerak
rotasi lmedial, misalnya baling-baling. Langkah-
langkah yang harus dilakukan adalah:
a. Pertama sikap berdiri tegak dengan tangan
berada disamping kiri dan kanan tubuh
b. atau kkali berdirilah dengan tegak menyamping
sementara kedua kaki dibuka sedikit lebar. Lalu
kedua tangan ditempatkan lurus keatas serong
ke samping (menyerupai leter V) dengan
pandangan yang lurus kedepan.
c. Jika sudah, jatuhkan badan dan letakkan telapak
tangan ke samping kiri, kemudian kaki kanan
terangkan lurus ke atas. Gerakan ini disusul
dengan meletakkan telapak tangan disamping
tangan kiri.
d. Saat kaki kanan diayunkan, maka kaki kiri
ditolak pada lantai sehingga kedua kaki akan
58
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terbuka dan serong kesamping.
e. Kemudian letakkan kaki kanan kesamping
tangan kanan, tangan kiri terangkat disusul
dengan meletakkan kaki kiri disamping kaki
kanan.
f. Badan terangkat, kedua lengan lurus ke atas ke
posisi semula.
Tabel 3.5
Format pengumpulan data hasil belajar aspek kognitif
No Nama Peserta
didik
Aspek kognitif yang diamati Total
Konsep
gerak rotasi
Prinsip
gerak rotasi
Prosedur
gerak rotasi
1 B S B S B S
2
Dst.
Skor Maksimal: 100
Keterangan:
1. Berikan tanda cek () pada kolom aspek kognitif yang diamati sesuai
dengan konsep, prinsip, dan prosedur gerak rotasi.
2. Apabila peserta didik benar menjawab atau menjelaskan konsep, prinsip,
dan prosedur gerak rotasi, maka skor 100,. Sedangkan apabila peserta
didik salah menjawab definisi gerak rotasi, maka skor 60.
3.8.4 Teknik Pengambilan data pada aspek psikomotor
Hasil belajar aspek psikomotor yang diamati adalah peserta didik dapat
memperagakan berbagai gerak rotasi.
Teknik pengumpulan data hasil belajar aspek psikomotor ini digunakan
dengan teknik tugas mempraktekan gerak rotasi.Contoh Praktekan minimal
tiga macam gerak rotasi yang berporos transversal, longitudinal, dan medial.
59
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7
Tugas gerak hasil belajar aspek psikomotor
Keterangan:
1. Berikan tanda cek () pada kolom penguasaan gerakan sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
2. Apabila peserta didik dapat melakukan total 9 contoh gerak rotasi berporos
transversal, longitudinal, dan medial. Maka peserta didik mendapatkan
skor 100.
3. Apabila peserta didik dapat melakukan total 8 contoh gerak rotasi berporos
transversal, longitudinal, dan medial. Maka peserta didik mendapatkan
skor 95.
4. Apabila peserta didik dapat melakukan total 7 contoh gerak rotasi berporos
transversal, longitudinal, dan medial. Maka peserta didik mendapatkan
skor 90.
5. Apabila peserta didik dapat melakukan total 6 contoh gerak rotasi berporos
transversal, longitudinal, dan medial. Maka peserta didik mendapatkan
skor 85.
6. Apabila peserta didik dapat melakukan total 5 contoh gerak rotasi berporos
transversal, longitudinal, dan medial. Maka peserta didik mendapatkan
skor 80.
7. Apabila peserta didik dapat melakukan total 4 contoh gerak rotasi berporos
transversal, longitudinal, dan medial. Maka peserta didik mendapatkan
skor 75.
No Nama
peserta
didik
Aspek psikomotorik yang diamati menurut porosnya Skor
Akhir Transversal Longitudinal Medial
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
Dst.
60
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8. Apabila peserta didik dapat melakukan total 3 contoh gerak rotasi berporos
transversal, longitudinal, dan medial. Maka peserta didik mendapatkan
skor 70.
9. Apabila peserta didik dapat melakukan total 2 contoh gerak rotasi berporos
transversal, longitudinal, dan medial. Maka peserta didik mendapatkan
skor 65.
10. Apabila peserta didik dapat melakukan total 1 contoh gerak rotasi berporos
transversal, longitudinal, dan medial. Maka peserta didik mendapatkan
skor 60.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan
data.Teknik analisis data merupakan bagian yang sangat penting datri suatu
penelitian.Maka dari itu, peneliti harus mengerti teknik analisis data agar hasil
penelitianya mempunyai nilai yang baik.Merujuk pada jenis data maka teknik
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data kualitatif
dan kuantitatif.Teknik analisis data kualitatif menggunakan triangulasi.Seperti
yang dijelaskan Nasution dalam Rizkian (2013, hlm. 36) triangulasi adalah
rumusan hipotesa divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda,
dimana masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan dengan
situasi proses pembelajaran. Ketiga sudut pandang tersebut adalah:
1. Peneliti sebagai pengajar (mengakses instropeksi diri terhadap
pembelajaran yang sedang dan telah dilakukan), dalam pelaksanaannya
data ini dicatat dalam catatan lapangan.
2. Peserta didik (mengakses respon terhadap apa saja dan bagaimana proses
pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar), dalam
penilaian respon ini dicatat dalam format hasil belajar.
3. Guru penjas (observer) yang memberikan masukan terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai pengajar, data ini ditulis
dalam format observasi.
61
Oom Omin, 2019 IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS SENAM LANTAI GERAK ROTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian untuk teknik analisis data kuantitatif menggunakan tabulasi.
Tampubolon (2013, hlm. 34) menjelaskan bahwa tabulasi, menghitung rata-
rata, dan persentase data kelompok belajar, serta menggambarkan diagram
histogram dengan semua komposisi kelompok belajar.