Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
24
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Electronic City Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan ritel yang
bergerak dibidang perdagangan produk elektronik modern di Indonesia yang
didirikan pada tanggal 01 November 2001. Toko Electronic City merupakan
perusahaan terbesar berkonsep berdiri sendiri (standalone) sekaligus toko pertama di
Sudirman Central Business District (SCBD) melalui PT Graha Sudirman Center,
kemudian memperluas jaringan toko pada tahun 2004 di luar Jabodetabek dengan
membuka toko pertama di Denpasar, Bali melalui PT Graha Bali Center. Guna
memperluas usahanya serta mendapatkan banyak keuntungan dimasa yang akan
datang PT Electronic City Indonesia melakukan penggabungan (merger) dengan PT
Graha Sudirman Center, PT Graha Artha Sentosa Sejati, PT Graha Bali Center dan
PT Graha Puri Center sebagai perusahaan yang mengambil alih hasil penggabungan.
Untuk mewujudkan visi PT Electronic City Indonesia sebagai pelopor dan
pemimpin pasar, manajemen menerapkan strategi dual-branding melalui dua jenis
toko yang tidak dimiliki oleh pesaing, yaitu Electronic City Store dan Electronic City
Outlet dengan 3 format sekaligus yaitu Standalone/toko yang berdiri sendiri, dalam
25
mal dan ruko. Dari kedua jenis toko yang dimiliki mempunyai perbedaan dari sisi
segmen pemasaran, jumlah toko dan tampilan. Target utama toko Electronic City
adalah konsumen kelas menengah keatas dengan mengoperasikan 51 toko yang salah
satunya berada di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung.
untuk tampilan toko serta penyajian produk menggunakan konsep bernuansa biru,
sedangkan Electronic City outlet memiliki target konsumen tingkat pemula dan
menengah dengan menyajikan produk-produk yang lebih terjangkau. Dan telah
mengoperasikan 16 toko Electronic City outlet dengan tampilan toko menggunakan
konsep bernuansa merah, walaupun berbeda segmen PT Electronic City Indonesia
tetap menyediakan produk dan layanan yang sama untuk kedua jenis tokonya.
Seiring meningkatnya pendapatan dan juga perkembangan teknologi di
Indonesia, konsumen mulai mencari dan membeli barang-barang yang dianggap
dapat meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Salah satu nya adalah barang
elektronik dan perlengkapan rumah tangga. Di samping itu guna memudahkan
konsumen dalam berbelanja PT Electronic City meluncurkan platform E-Commerce
melalui situs resmi perseroan dalam upaya menjaring konsumen yang lebih memilih
untuk membeli secara online. Tujuan utama dari e-commerce ini adalah untuk
memperkuat citra perseroan, ,memberikan informasi secara online yang lebih lengkap
serta menjaring pangsa pasar konsumen yang suka memilih dan membeli produk
secara online.
26
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Struktur organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan atas dasar kerjasama
yang mempunyai bentuk atau susunan yang secara jelas dan formil dalam
merumuskan bidang maupun tugas masing-masing unsur serta menegaskan hubungan
antara yang satu dengan yang lain dalam rangkaian hakiki. Adapun susunan struktur
organisasi PT Electronic City Indonesia Tbk adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk
Gambar III.I. Struktur Organisasi PT Electronic City Tbk Cabang Jakarta
Finance & Accounting
Tax & Accounting
Finance Analyst
Treasury
President Director
26
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Struktur organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan atas dasar kerjasama
yang mempunyai bentuk atau susunan yang secara jelas dan formil dalam
merumuskan bidang maupun tugas masing-masing unsur serta menegaskan hubungan
antara yang satu dengan yang lain dalam rangkaian hakiki. Adapun susunan struktur
organisasi PT Electronic City Indonesia Tbk adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk
Gambar III.I. Struktur Organisasi PT Electronic City Tbk Cabang Jakarta
Board of Commissioners
Finance & Accounting
Tax & Accounting
Finance Analyst
Treasury
Hrd & GA
Human Resources
General Affairs
Operations
Chasier
Customer Service
President Director
26
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Struktur organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan atas dasar kerjasama
yang mempunyai bentuk atau susunan yang secara jelas dan formil dalam
merumuskan bidang maupun tugas masing-masing unsur serta menegaskan hubungan
antara yang satu dengan yang lain dalam rangkaian hakiki. Adapun susunan struktur
organisasi PT Electronic City Indonesia Tbk adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk
Gambar III.I. Struktur Organisasi PT Electronic City Tbk Cabang Jakarta
Operations
Chasier
Customer Service
27
Dalam rangka mencapai efesiensi dan efektivitas usaha diatur pembagian
tugas masing-masing fungsi pelaksanaan penanggungjawab secara tertulis yaitu
sebagai berikut :
Tata Kerja Organisasi
1. Board of Commissioners
a. Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat atas kebijakan/kegiatan
pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh direksi.
b. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan baik mengenai usaha
Perseroan maupun usaha Perseroan.
c. Memberikan pelaporan tentang tugas dan pengawasan yang telah dilakukan
selama tahun buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang saham
(RUPS) disertai dengan saran dan langkah perbaikan yang harus ditempuh jika
Perseroan menunjukkan gejala kemunduran.
d. Memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan
mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui
segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
e. Mendapat penjelasan dari Direksi tentang segala hal yang ditanyakan dan
diperlukan oleh Dewan Komisaris.
f. Memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi, apabila
anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau
perundang-undangan yang berlaku atau merugikan maksud dan tujuan
Perseroan atau melalaikan kewajibannya.
28
2. President Director
a. Memimpin dan memastikan tercapainya sasaran sesuai dengan maksud dan
tujuan, visi misi, serta rencana jangka panjang Perseroan
b. Mengawasi jalannya kegiatan operasi, melakukan koordinasi dengan Direksi
dan memberikan pertanggungjawaban atas kegiatan kepengurusan yang
dilakukan Direksi kepada RUPS.
c. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap manajemen keuangan Perseroan
dalam hal keseimbangan arus kas, penggunaan dana, investasi, pengadaan dana
serta pengelolaan asset.
d. Bertanggung jawab atas keberlangsungan pertumbuhan pendapatan Perseroan
melalui kegiatan operasional komersial, membuat perencanaan jangka pendek
dan jangka panjang.
3. Finance dan Accounting
a. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan
untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara
akurat dan tepat waktu.
b. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan pembayaran
kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
c. Merencanakan dan mengoordinasikan dan mengontrol arus kas perusahaan
(cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang sehingga memastikan
ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi
keuangan.
29
d. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan prosedur
keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan
semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta
mengurangi risiko keuangan.
e. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk
dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan perusahaan
dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan investasi,
operasional maupun kondisi keuangan lainnya.
f. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk
memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.
4. Hrd & GA
a. Mendukung seluruh kegiatan operasional kantor dengan melakukan proses
pengadaan seluruh peralatan kerja (seperti ATK, komputer, meja/kursi, Ac,
dst) maupun sarana atau fasilitas penunjang lain
b. Bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
berdasarkan pertumbuhan dan kebutuhan organisasi.
c. Bertanggung jawab atas sumber daya fisik dan pengelolaan masalah umum
berdasarkan kebijakan dan peraturan perusahaan.
d. Bertugas dalam pengembangan dan mengatur staff
e. Melakukan perencanaan, mengembangkan dan implementasi strategi pada
bidang pengelolaan dan juga pengembangan SDM seperti merekrut karyawan,
kebijakan, kontrak kerja, konsultasi, penggajian, peraturan, pelatihan,
membangun motivasi, evaluasi dan lain sebagainya.
30
5. Vp of Operations
a. Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
operasional bidang penjualan , pemasaran serta bagian-bagian operasional
lainnya
b. Mengembangkan program efisiensi dan manajemen mutu serta memastikan
dilaksanakannya secara konsisten di lingkungan unit-unit bagaian.
c. Memastikan informasi yang terkait dengan unit kerjanya selalu tersedia untuk
komisaris.
3.1.3. Kegiatan Usaha/Organisasi
PT Electronic City Indonesia Tbk merupakan salah satu dari pelopor
perusahaan ritel produk elektonik modern di Indonesia. Electronic City resmi menjadi
perusahaan terbuka pada tanggal 3 Juli 2014 dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia
(kode saham ECII). Electronic City melepas 333.333.000 saham atau sebanyak 25%
dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum dengan harga
penawaran Rp 4.050 per saham.
Smapai dengan Juni 2014, PT Electronic City telah mengoperasikan 63 toko yang
tersebar di beberapa kota besar di pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimatan, dan
Sulawesi. PT Electronic City dalam kegiatan usahanya menawarkan produk yang
beragam dalam empat kategori utama yaitu audio-video, peralatan rumah tangga,
Handphone sampai dengan perlengkapan kantor.
31
Dalam menjalankan kegiatan, Electronic City menawarkan jangkauan produk-
produk elektronik yang paling lengkap. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa produk
yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Audio-Video
Produk yang ditawarkan seperti televisi, DVD player, speakers, MP3 players
dan home theatre system.
2. Peralatan rumah tangga
Produk yang ditawarkan seperti lemari pendingin, freezer, mesin cuci, mesin
pengering, pendingin ruangan, penghisap debu, pemanggang roti , kipas angin
dan setrika elektrik.
3. Telepon selular dan perangkat IT
Produk yang ditawarkan seperti telepon selular, smartphone, aksesoris telepon
selular.
4. Kamera dan perlengkapan kantor
Produk yang ditawarkan seperti kamera digital, kamera video dan aksesoris
fotografi, desktop notebook, netbook dan komputer tablet , printer, mesin
faximile, proyektor dan aksesoris computer.
Untuk menciptakan serta meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik
pelanggan baru , maka PT Electronic City harus mampu memberikan layanan yang
memiliki nilai tambah demi terciptanya kepuasan pelanggan. Untuk itu perusahaan
terus berupaya memberikan layanan yang terbaik bagi pelanggan dengan
menyediakan dan mengembangkan layanan purnajual seperti:
32
1. Home Delivery Service
Untuk memberikan kemudahan bagi para pelanggannya, PT Electronic City Tbk
menyediakan home delivery service yang akan mengantarkan produk-produk
elektronik yang telah dibeli pelanggan langsung ke tempat yang ditunjuk oleh
pelanggan.
2. Instalasi, perawatan dan perbaikan
PT Electronic City Tbk menyediakan jasa instalasi, perawatan dan perbaikan atas
produk-produk tetentu bagi pelanggan. Selain itu, perusahaan juga menyediakan jasa
perbaikan bagi konsumen yang membeli produk di luar jaringan toko. Hal ini
diyakini dapat member peluang bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru.
3. Perpanjangan garansi
Pada umumnya garansi atas produk dari pabrikan hanya berlaku selama 1 atau 2
tahun. Untuk itu, PT Electronic City Tbk menawarkan opsi kepada pelanggan untuk
membeli tambahan garansi atas produk yang dibeli di toko yang dapat diperpanjang
untuk tambahan 1 tahun dengan biaya 4% dari harga penjualan produk.
4. Asuransi
PT Electronic City Tbk menyediakan asuransi gratis selama 1 tahun untuk
perlindungan kerusakan produk karena kebakaran, banjir dan petir yang dapat
diperpanjang untuk tambahan 1 tahun dengan biaya 4% dari harga penjualan produk.
5. Skema tukar tambah
Skema tukar tambah ditawarkan untuk produk-produk audio-video dan peralatan
rumah tangga, dengan mekanisme di mana untuk setiap produk-produk lama yang
ditukar oleh pelanggan akan memperoleh Voucher yang dapat digunakan untuk
33
membeli produk-produk baru di semua toko electronic city. Upaya ini dilakukan oleh
perusahaan guna menarik pelanggan baru.
Untuk mmberikan kemudahan bagi pelanggan, PT Electronic City menawarkan
alternatif pembiayaan bagi pelanggan dalam melakukan transaksi pembelian seperti:
a. Kartu Kredit
PT Electronic City telah membuat perjanjian dengan beberapa bank
terkemuka di Indonesia antara lain BRI, BCA, BNI, Citibank, Bank
Danamon, dan Bank HSBC sebagai alternatif pembayaran untuk membeli
produk di toko dengan sistem cicilan bulanan tanpa bunga.
b. Pembiayaan dari pihak ketiga
PT Electronic City telah menjalin kerjasama dengan perusahaan
pembiayaan pihak ketiga yaitu kredit plus, AEON, dan Spektra (perusahaan
pembiayaan). Melalui perusahaan pembiayaan, pelanggan perusahaan
tersebut mempunyai alternatif pembayaran cicilan dengan bunga yang
menarik.
PT Electronic City Tbk selalu mengutamakan untuk memberikan suatu
pengalamam belanja dalam suasana yang nyaman dan pelayanan yang professional
bagi para pelanggan. Dalam pemilihan lokasi, perusahaan memfokuskan pada lokasi-
lokasi yang strategis di daerah yang kepadatan penduduknya relative tinggi dan
mudah diakses oleh pelanggan. Di bawah ini adalah suasana toko electronic city
dalam kegiatan operasionalnya.
34
Gambar III.2 Bagian Customer Care dan Chasier Electronic City
Gambar III.3 Suasana toko Electronic City Indonesia Tbk.
35
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Data Variabel X
1. Current Ratio (CR)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek
yang segera jatuh tempo. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yaitu data untuk menghitung
rasio lancar dilihat dari laporan keuangan PT Electronic City Indonesia Tbk
terhitung tahun 2008 sampai dengan tahun 2015. Berikut hasil perhitungan rasio
lancar disajikan dalam tabel di bawah ini:
Rumus Current Ratio : Aktiva Lancar (Current Assets)
Hutang Lancar (Current Liabilities)
2. Quick Ratio (QR)
Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang
jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
(inventory). Artinya nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari
nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap
36
memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan
membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan
aktiva lancar lainnya. Rumus untuk mencari rasio cepat (quick ratio) dapat
digunakan sebagai berikut:
Rumus Quick Ratio : Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar
Tabel III.1
Data Perhitungan Rasio Lancar PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar CR%
2008 Rp 81.534.000.000 Rp102.375.000.000 79,64
2009 Rp117.863.000.000 Rp119.442.000.000 98,68
2010 Rp166.825.000.000 Rp157.909.000.000 105,65
2011 Rp198.196.000.000 Rp185.632.000.000 106,77
2012 Rp327.987.000.000 Rp180.906.000.000 181,3
2013 Rp1.558.212.714.687 Rp280.420.823.413 555,66
2014 Rp1.439.419.926.955 Rp167.393.940.053 859,89
2015
Per triwulan
Rp1.378.580.421.209 Rp116.085.625.633 1.187,55
Rp1.429.586.356.105 Rp163.234.020.586 875,78
Rp1.366.168.480.268 Rp117.693.476.848 1.160,78Sumber : Laporan keuangan PT Electronic City Indonesia Tbk
37
Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 rasio
lancar (current ratio) berada diangka 79,64% , kemudian pada tahun 2009 mengalami
kenaikan sebesar 98,68%. Ditahun 2010 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar
105,65%, tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 106,77%, tahun 2012 mengalami
kenaikan sebesar 181,3%, tahun 2013 mengalami kenaikan yang drastis dengan
angka 555,66%, tahun 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 859,89% dan ditahun
2015 pada triwulan pertama dibulan Maret mengalami kenaikan sebesar 1.187,55%
namun ditahun 2015 pada triwulan kedua yaitu bulan Juni tingkat rasio lancar
mengalami penurunan angka yaitu sebesar 875,78% dan tahun 2015 pada triwulan
ketiga yaitu bulan September kembali mengalami kenaikan lagi sebesar 1.160,78.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam
membiayai dan memenuhi kewjiban/utang pada saat ditagih atau sudah jatu tempo.
Hanya mengalami tingkat penurunan ditahun 2015 pada triwulan kedua namun tidak
mengurangi nilai tingkat likuiditas karena perusahaan mampu meningkatkan kembali
nilai rasio lancar pada tahun 2015 pada triwulan ketiga. Ini dapat dikatakan bahwa
perusahaan dalam kondisi keuangan yang baik dengan nilai aktiva yang cukup.
Tabel III.2
Data Perhitungan Rasio Cepat PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar QR
2008 Rp 81.534.000.000 Rp 61.610.000.000 Rp 102.375.000.000 19,46
2009 Rp 117.863.000.000 Rp 45.766.000.000 Rp 119.442.000.000 60,36
38
2010 Rp 166.825.000.000 Rp 75.905.000.000 Rp 157.909.000.000 57,57
2011 Rp 198.196.000.000 Rp 86.027.000.000 Rp 185.632.000.000 60,425
2012 Rp 327.987.000.000 Rp 165.111.000.000 Rp 180.906.000.000 90,03
2013 Rp 1.558.212.714.687 Rp 445.138.671.136 Rp 280.420.823.413 396,93
2014 Rp 1.439.419.926.955 Rp 489.219.839.168 Rp 167.393.940.053 567,64
2015Per
triwulan
Rp 1.378.580.421.209 Rp 378.350.548.518 Rp 116.085.625.633 861,63
Rp 1.429.586.356.105 Rp 412.969.362.303 Rp 163.234.020.586 622,80
Rp 1.366.168.480.268 Rp 3.367.362.342.512 Rp 117.693.476.848 874,67Sumber : Laporan keuangan PT Electronic City Indonesia Tbk
Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 nilai rasio
lancar perusahaan sebesar 19,46% dan ditahun 2009 mengalami kenaikan yaitu
menjadi 60,36% namun ditahun 2010 nilai rasio lancar menurun menjadi 57,57%.
Pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 60,425%, tahun 2012 pun sama
mengalami kenaikan sebesar 90,03%, tahun 2013 kembali mengalami kenaikan yang
cukup baik yaitu sebesar 396,93%, tahun 2015 triwulan pertama bulan Maret
mengalami kenaikan lagi sebesar 861,63%, tahun 2015 triwulan kedua bulan Juni
mengalami penurunan menjadi 622,80%, dan ditahun 2015 triwulan ketiga bulan
September nilai rasio lancar perusahaan naik menjadi 874,67%. Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa keadaan perusahaan sangat baik. Kondisi ini menunjukkan
bahwa perusahaan tidak harus menjual persediaan bila hendak melunasi utang
lancarnya, karena mempunyai cukup harta lancar. Bila memang harus melunasi
hutang dapat menjual surat berharga atau penagihan piutang.
39
3.2.2. Data Variabel Y
Variabel dependent atau variabel terikat pada penelitian ini adalah laporan
keuangan yaitu neraca, data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder
yang dilihat dari laporan keuangan PT Electronic City Indonesia Tbk yang
perhitungannya dilihat dari total aktiva pada neraca ditambah dengan total hutang
pada neraca. Data yang digunakan untuk penelitian terhitung dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2015. Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting
bagi perusahaan, neraca biasanya disusun pada periode tertentu misalnya satu tahun.
Kemudian, neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta),
kewajiban (utang) dan modal perusahaan (ekuitas). Neraca dapat dibuat untuk
megetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta, utang, dan modal perusahaan. Berikut di
bawah ini perhitungan neraca dari total aktiva ditambah dengan total hutang adalah:
Tabel III.3
Data Neraca PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun Total Aktiva LN
2008 Rp123.172.000.000 25,54
2009 Rp140.577.000.000 25,67
2010 Rp198.993.000.000 26,02
2011 Rp255.610.000.000 26,27
2012 Rp468.638.000.000 26,87
2013 Rp2.022.577.449.788 28,34
40
2014 Rp2.003.535.430.422 28,33
2015Per Triwulan
Rp1.974.373.142.807 28,31
Rp2.031.970.562.292 28,34
Rp1.961.805.337.275 28,3Sumber : Laporan keuangan PT Electronic City Indonesia Tbk.
3.2.3. Tabel Penolong
Berdasarkan kedua data di atas maka penulis menyusun tabel penolong untuk
memudahkan perhitungan. Tabel penolong adalah tabel yang berisikan kumpulan
angka-angaka yang disusun menurut kategori-kategori sehingga memudahkan dalam
pembuatan analisis data. Di bawah ini merupakan tabel yang digunakan dalam
penelitian adalah:
Tabel III.4
Tabel Penolong
RasioLikuiditas
(X)
Neraca(y) .
99,1 25,54 2531,014 9820,81 652,2916159,04 25,67 4082,5568 25293,7216 658,9489163,22 26,02 4246,9844 26640,7684 677,0404
167,195 26,27 4392,21265 27954,16803 690,1129271,33 26,87 7290,6371 73619,9689 721,9969952,59 28,34 26996,4006 907427,7081 803,1556
1427,53 28,33 40441,9249 2037841,901 802,58892049,18 28,31 58012,2858 4199138,672 801,45611498,58 28,34 42469,7572 2245742,016 803,15562035,45 28,3 57603,235 4143056,703 800,89
8823,215 271,99 248067,0085 13696536,44 7411,637
41
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan tabel penolong di atas, maka
dibawah ini akan dijelaskan perhitungan secara manual untuk mencari nilai b dan
nilai a, serta menghitung nilai koefisien korelasi. Berikut perhitungan manual yang
diperoleh adalah:
1. Menentukan persamaan regresi
a. Menghitung Koefisien regresi (nilai b)
= ∑ − (∑ )(∑ )∑ − (∑ )= 10.248067,0085 − (8823,215)(271,99)10.13696536,44 − 8823, 215= 2480670,085 − 2399826,248136965364,4 − 77849122,94= 80843,83759116241,46 = 0,00136754/0,00
b. Menghitung Koefisien regresi (nilai a)
= ∑ − ∑= 271,9910 − 0,00136754 8823,21510= 27,199 − 1,206609944= 25,99239006/25,99
Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan di atas, maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = + , Ŷ = 25,99 + 0,00 x
42
2. Menentukan koefisien korelasi
= ∑ − ∑ ∑{ (∑ ) − (∑ ) }{ (∑ ) − (∑ ) }= 10.248067,0085 − 8823,215. 271,99{10. (13696536,44) − (8823,215) }{10. (7411,637) − (271,99) }= 2480670,085 − 2399826,248{1369565364,4 − 77849122,94}{74116,37 − 73978,56}= 2480670,085 − 2399826,24859116241,46 . 137,81= 80843,83759116241,46 . √137,81= 80843,8377688,708699 . 11,739= 80843,83790257,75142= 0,895699657 = 0,896
Pada hasil perhitungan di atas, dapat diketahui koefisien korelasi antara variabel
rasio likuiditas (X) dengan neraca (Y) sebesar 0,896. Koefisien korelasi tersebut,
apabila kita lihat tabel II.1 tingkat korelasi dan kekuatan hubungan, ada pada
kategori hubungan kuat/tinggi, karena terletak antara nilai 0,70-0,90. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat keeratan variabel rasio likuiditas
dengan variabel neraca adalah kuat. Hubungan bersifat positif artinya terjadi
hubungan searah antara variabel x dengan variabel y.
43
3. Menentukan Koefisien Determinasi
KD = x 100%
=0,895699657 x 100%
= 0,802277876 x 100%
= 80,3
Maksud dari koefisien determinasi adalah untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan (kontribusi) yang diberikan variabel x terhadap perubahan variabel y,
apabila rasio likuiditas perusahaan tinggi, dapat dikatakan bahwa perusahaan
mempunyai modal untuk membayar kewajibannya serta mendapat kepercayaan
dari kreditor untuk mendapatkan pinjaman kembali. Jadi dengan nilai koefisien
sebesar 80,3% itu berarti rasio likuiditas mempengaruhi neraca perusahaan
sebesar 80,3% sedangkan 19,7% disebabkan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
3.3. Analisa Variabel X Terhadap Variabel Y
3.3.1. Uji Koefisien Korelasi
Besar kecilnya koefisien korelasi serta kuat lemahnya tingkat keeratan
hubungan antara variabel X dan variabel Y, tidak memiliki arti apapun apabila belum
dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi yang sudah dihitung/diperoleh.
Dengan demikian, pengujian koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui berarti
tidaknya hubhungan antara variabel-variabel yang diteliti hubungannya. Berikut
rumusan hipotesis statistik sesuai dengan hipotesis penelitian adalah:
44
Ho1: r=0 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara rasio likuiditas dengan
laporan keuangan neraca PT Electronic City Tbk.
Ha1: r≠0 artinya ada hubungan yang signifikan antara rasio likuiditas dengan
laporan keuangan neraca PT Electronic City Tbk.
Pengujian keberartian koefesien korelasi dapat diketahui melalui aplikasi
Program SPSS. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai r lebih besar dari nilai a
tertentu maka Ho1 diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara
variabel X dengan variabel Y. Sebaliknya apabila nilai r lebih kecil dari nilai a
tertentu maka Ha1 ditolak, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel X
dan variabel Y.
Berikut adalah tabel koefisien korelasi hasil perhitungan menggunakan
aplikasi SPSS:
Tabel III.5
Tabel Korelasi
Correlations
Neraca Likuiditas
Pearson CorrelationNeraca 1,000 ,896
Likuiditas ,896 1,000
Sig. (1-tailed)Neraca . ,000
Likuiditas ,000 .
NNeraca 10 10
Likuiditas 10 10
Sumber: IBM SPSS Statistics 22
45
Berdarsarkan hasil perhitungan dengan program SPSS di atas, tampak nilai r
lebih kecil dari pada tingkat a yang digunakan (yaitu 0,05) atau 0,000 < 0,050,
sehingga Ho1 ditolak dan Ha1 diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara rasio likuiditas dengan laporan keuangan neraca. Nilai R sebesar 0,896 dapat
diartikan bahwa tingkat keeratan hubungan rasio likuiditas terhadap laporan
keuangan neraca kuat dan searah karena bernilai positif yang artinya apabila rasio
likuiditas naik maka neraca juga akan naik.
3.3.2. Uji Koefisien Determinasi
Perhitungan koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui kekuatan
pengaruh variable dependen terhadap variable independen yang diketahui dari
besarnya nilai koefisien determinasi atau koefisien korelasi yang dikuadratkan ( )
yang nilainya berada diantara nol dan satu. Berikut rumusan hipotesis statistik sesuai
dengan hipotesis penelitian adalah:
Ho2: r=0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas dengan
laporan keuangan neraca PT Electronic City Indonesia Tbk.
Ha2: r≠0 artinya ada pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas dengan laporan
keuangan neraca PT Electronic City Indonesia Tbk.
Kriteria keputusan dalam menentukan nilai signifikan koefisien
determinasi adalah jika sig > 0,050 maka Ho2 diterima sedangkan Jika sig < 0,050
maka Ha2 ditolak. Berikut tabel Model Summary hasil pengujian data menggunakan
SPSS versi 21 adalah :
46
Tabel III.6
Tabel Model Summary
Model Summary
Model RR
Square
AdjustedR
Square
Std. Errorof the
Estimate
Change Statistics
RSquareChange
FChange df1
df2
Sig. FChange
1 .896a .803 .779 .58262 .803 32,655 1 8 .000
a. Predictors: (Constant), Likuiditas
Berdasarkan tabel Model Summary di atas dapat diketahui nilai signifikan
adalah 0,000<0,05 maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan dan diketahui nilai R Square sebesar 0,803% atau 80,3%
artinya Neraca dipengaruhi oleh Rasio Likuiditas sebesar 80,3% sedangkan sisanya
19,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian.
3.3.3. Uji Persamaan Regresi
Pengujian persamaan regresi dapat diketahui melalui aplikasi program
SPSS. Model regresi hubungan antara Rasio Likuiditas terhadap laporan keuangan
neraca PT Electronic City Indonesia Tbk dapat dilihat dari hasil output SPSS
dibawah ini :
47
Ho3: Persamaan Regresi yang terbentuk antara Rasio Likuiditas terhadap laporan
keuangan neraca PT Electronic City Indonesia Tbk tidak signifikan.
Ha3: Persamaan Regresi yang terbentuk antara Rasio Likuiditas terhadap laporan
keuangan neraca PT Electronic City Indonesia Tbk signifikan.
Jika sig > 0,050 maka H0 diterima sedangkan Jika sig < 0,050 maka H0 ditolak
Untuk mengetahui apakah regresi yang terbentuk signifikan dapat dilihat dari
tabel di bawah ini :
Tabel III.7
Tabel Anova
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 11,085 1 11,085 32,655 ,000b
Residual 2,716 8 ,339
Total13,800 9
a. Dependent Variable: Neraca
b. Predictors: (Constant), Likuiditas
Dari hasil tabel Anova tersebut dapat diambil keputusan untuk menjawab
persamaan di atas, maka:
Secara simultan nilai signifikan adalah 0,000<0,05 maka Ho3 ditolak dan Ha3
diterima yang artinya regresi yang terbentuk signifikan. Dan untuk mengetahui
nilai konstanta dan angka koefisien regresi yang terbentuk dapat dilihat dari tabel
koefisien di bawah ini.
48
Tabel III.8
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 25,990 ,280 92,676 ,000
Likuiditas ,001 ,000 ,896 5,714 ,000
a. Dependent Variable: Neraca
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh persamaan regresi linear sebagai beriku:
Ŷ = + , Ŷ = 25,990 + 0,000 x yang dapat diartikan bahwa nilai konstanta
sebesar 25,990. Angka ini berupa angka konstanta yang mempunyai arti besarnya
neraca saat X (Rasio Likuiditas) sama dengan 0. Dan koefisien regresi sebesar
0,001, angka tersebut mempunyai arti bahwa setiap penambahan 1 Rasio
Likuiditas, maka akan mengakibatkan neraca naik sebesar 0,001%.