Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
58
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
3.1 Perancangan
Langkah awal dalam merealisasikan suatu produk adalah tahap
perancangan. Setelah tahap perancangan selesai, maka tahap selanjutnya adalah
tahap pembuatan atau produksi produk.
Metode perancangan yang diusulkan oleh Pahl dan Beitz sebagaimana
yang dijelaskan dalam buku Engineering Design: A Systematic Approach. Cara
merancang tersebut terdiri dari 4 fase, diamana masing-masing fase terdiri dari
beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah:
1. Perencanaan dan penjelasan tugas
2. Perancangan konsep produk
3. Perancangan bentuk produk (embodiment design)
4. Perancangan detail
Metode perancangan Pahl dan Beitz sering digunakan di bidang industri
utamanya ketika membuat suatu produk. Secara umum metode perancangan
yang akan digunakan adalah metode perancangan yang disarankan oleh Pahl
dan Beitz yang ditunjukkan oleh Gambar (3.1) dibawah ini.
59
Tugas Pasar,Perusahaan,Ekonomi
Perencanaan dan Penjelasan TugasAnalisis pasar dan keadaan perusahaanMemformulasi usulan produkPenjelasan tugasMengembangkan daftar persyaratan
Daftar persyaratan(Spesifikasi Produk)
Konsep produk(Solusi)
Layout awal
Dokumen produk
Layout akhir
Mengembangkan Solusi UtamaMengidentifikasi masalah-masalah pentingMenentukan struktur fungsi produkMencari prinsip-prinsip kerja produkMembentuk beberapa alternatif produkEvaluasi terhadap kriteria teknis & ekonomis
Mengembangkan Struktur ProdukMenentukan bentuk awal, memilih material dan perhitungan-
perhitunganMemilih layout awal yang terbaikMemperbaiki layoutEvaluasi terhadap criteria teknis & ekonomis
Menetukan struktur produkMenghilangkan kelemahan dan kekuranganCek kalau-kalau ada kesalahanPersiapan daftar komponen awal dan dokumenPembuatan dan susunan produk
Menyiapkan dokumen pembuatanMengembangkan gambar atau daftar detailMenyelesaikan instruksi-instruksi pembuatan susunan
danpengiriman produkPeriksa semua dokumen
Solusi
Tin
gkat
kan
dan
perb
aika
n
Info
rmas
i per
baik
i daf
tar
pers
yara
tan
hasi
l um
pan
balik
Pere
ncan
aan
dan
Penj
elas
an P
rodu
kPe
ranc
anga
nK
onse
p Pr
oduk
Pera
ncan
gan
Ben
tuk
Pera
ncan
gan
Det
ail
(sumber:Riadi,2009)
Gambar 3.1 Diagram Alir Keseluruhan Metode Perancangan Menurut Pahl dan Beitz
60
3.1.1 Perancangan Desain
Dalam Menentukan desain Sistem Pengukuran Tegangan-Regangan
Sensor Rosette Strain Gauge Nirkabel terdapat beberapa tahapan-tahapan yang
bertujuan untuk mendapatkan desain terbaik. Adapun beberapa tahapan tersebut
diantaranya:
1. Daftar Persyaratan
2. Identifikasi Masalah
3. Struktur Fungsi
4. Prinsip Kerja
5. Alternatif Produk
3.1.2 Daftar Persyaratan (Spesifikasi Produk)
Daftar persyaratan dibuat untuk menjelaskan spesifikasi Alat dan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sebelum produk dikembangkan
lebih lanjut. Adapun Tabel 3.1 daftar persyaratan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar Persyaratan Spesifikasi Perancangan
Sifat Daftar Persyaratan Tanggal :
Rancang Bangun Sistem Pengukuran Tegangan -Regangan Sensor Rosette Strain Gauge Nirkabel
Halaman :1
S/W Persyaratan
Geometri
D
D
Batang Beam :- Panjang : 550 mm- Lebar : 40 mm- Tebal : 5 mm
Bentuk Sederhana
61
W Strain Gauge :- Panjang Wire : 5 mm- Panjang Grid : 3-6 mm- Lebar Wire : 3 mm- Jumlah Strain Gauge : 3 Unit Strain gauge- Gauge Factor : 2,08- Backing : 5 x 3 cm- Jenis Strain Gauge : Rectangular Rosette Strain Gauge
D Box Penguat & Arduino :- Panjang : 180 mm- Lebar : 100 mm
Massa
D Weight :- Beban Pengujian : 403 gram,806 gram, 1608 gram.
Energi
DW
Sumber Energi untuk Pembebanan menggunakan E.Mekanik/Tekan Daya Listrik yang rendah
Material
D
D
Batang Beam :- Stainless Steel
Frame Alat Peraga- Besi ringan
W
DD
Sensor RSG :- gagegage kawat dan foil : Nichrome V- Carrier/backing : Plastik Vinyl atau Kapton Tape
Box rangkaian : Mika Komponen Mudah di dapat di pasaranSignal
WWWDW
Input Pembebanan : Gram (Kg) atau Kilogram (Kg) Output Strain Gauge : Ohm (Ω) Output Penguat wheastone : MiliVolt (mV) Output Mikrokontroller : Voltase (Volt) Frequency Radio Telemetry : Megahertz (Mhz)
DWDD
Display
Personal Computer Software Arduino IDE Hterm PLX-DAQ
62
D
Safety
Daya listrik yang rendah (aman dari konsleting listrik) dapat memonitor hasil dari tempat yang aman dan nyaman
Assembly
D Installation Strain gauge : Mudah di Pasang dan Dilepas
D
D
D
D
Operational
Jenis Pembebanan Terpusat
Jenis Tumpuan Engsell dan Roll
Monitor atau kontrol hasil dari jarak jauh
Dapat dioperasikan di dalam maupun di luar ruangan
Maintenance
W Perawatan Sederhana, tidak memerlukan perawatan khusus
DBiaya Biaya Produksi terjangkau
Ergonomis
WD
Kemudahan dan kenyamanan dalam pengoperasian Mudah dalam pemasangan dan pelepasan (rosette strain gauge)Produksi
D Alat Sederhana dan tidak terlalu rumit dalam proses produksi
Pemrograman
W Mikrokontroler Arduino Uno
Persyaratan dibuat berdasarkan kebutukan konsumen yang dapat bersifat
wajib dipenuhi (W) atau disarankan dipenuhi (D). Dari keterangan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa persyaratan yang dibuat merupakan panduan
bagi perancang untuk merancang alat (Riadi, 2009).
W
63
3.1.3 Identifikasi Masalah
Pada tahap ini penulis bertujuan untuk menajamkan permasalahan yang
ada pada spesifikasi desain di atas. Adapun tahapannya sebagai berikut:
1. Data kuantitatif, dengan menghilangkan kesukaan/kesenangan pribadi dan
menghilangkan persyaratan yang tidak berkaitan langsung dengan fungsi
dan batasan-batasan penting. Dari kriteria tersebut didapatkan hasil sebagai
berikut:
a. Sistem Pengukuran
b. Membaca perubahan Tegangan - Regangan
c. Tahanan Resistansi
d. Menggunakan jenis Sensor Rosette Strain Gauge
e. Menggunakan Jembatan Wheastone
f. Menggunakan Penguat Instrumentasi
g. Menggunakan Mikrocontroller Arduino Uno
h. hasil pengukuran dapat dipantau dengan jarak jauh
i. instalasi Pemasangan mudah
J. Mudah dioperasikan
64
k. Menggunakan Software Arduino IDE
l. Biaya produksi yang terjangkau
2. Mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif dan menyatakannya
dalam kalimat yang sederhana yang mewakili. Dari kriteria tersebut
didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Sistem Pengukuran Tegangan - Regangan
b. Untuk Membaca perubahan nilai Tegangan - Regangan.
c. Nilai Resistansi sensor tergantung pada objek material.
d. Hasil pengukuran dapat di pantau dengan jarak jauh.
e. Mikrokontroler sebagai Konverter sinyal Analog to Digital.
f. Menggunakan Software Microsoft Excel dan PLX DAQ untuk
penyimpanan data.
g. Menggunakan Arduino IDE & Hterm untuk tampilan digitalnya.
h. Dapat menampilkan data secara realtime.
3. Kemudian menggeneralisir data kuantitatif. Dari kriteria tersebut
didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Sistem Pengukuran Sensor Rosette Strain Gauge Nirkabel
b. Membaca perubahan Regangan dengan 3 Axis.
65
c. Mikrokontroler sebagai pengolah sinyal input/output.
d. Menggunakan Software Arduino IDE
4. Kemudian memformulasikan masalah. Didapatkan hasil sebagai
berikut. Perancangan Sistem Pengukuran Tegangan – Regangan Sensor
Rosette Strain Gauge Nirkabel untuk mengukur perubahan Tegangan -
Regangan pada Batang Beam secara realtime dengan menggunakan
Software Arduino IDE dan PLX DAQ yang berbentuk nilai angka dan
grafik untuk tujuan pengarsipan.
3.1.4 Struktur Fungsi
Dari formulasi penggalian serta konseptual desain dapat dinyatakan atau
digambarkan suatu struktur fungsi berupa fungsi keseluruhan dan sub-sub
fungsi / fungsi utama yang didasarkan pada aliran energi, sistem kontrol
atau sinyal dengan menggunakan diagram blok. Diagram blok dan untuk
fungsi keseluruhan dan subfungsi dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah
ini.
66
Gambar 3.2 Diagram Blok Keseluruhan
Gambar 3.2 menjelaskan aliran fungsi energi pada Sensor Rosette Strain
Gauge, dimana inputan dari Energi Mekanik diubah menjadi tampilan data
dan grafik. Seperti dijelaskan pada Gambar 3.3 pada sistem pengukuran
Sensor Rosette Srain Gauge Nirkabel terdapat beberapa sub-fungsi aliran
energi yang kemudian akan menghasilkan prinsip kerja Sensor Rosette Srain
Gauge Nirkabel. (Wahyu, 2018)
MembacaSensor
Mengolahsinyal,Dan
mengkonversiSinyal
PenampilanData
Energi Mekanik
Force
Pemograman
TR Radio
sensoe
Energi MekanikBeban
Sistem Pengukuran Rangkaian
Sensor Rosette Strain Gauge Nirkabel
Penampildata
Memperkuatnilai besarandari inputsensor
Gambar 3.3 Diagram Blok Sub-Fungsi
67
3.1.5 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari alat ukur pengukur tegangan - regangan Sensor Rosette
Strain Gauge Nirkabel yang dibuat hampir sama dengan pengukur
regangan yang ada pada pengukur regangan jembatan jalan pada
umumnya. Ketika ada tekanan atau beban yang terjadi pada batang beam,
maka terjadilah perubahan tegangan-regangan pada Batang Beam
tersebut. Kemudian Sensor Rosette Strain Gauge membaca nilai
perubahan tegangan - regangan yang terjadi, besaran nilai keluaran yang
ada pada pendeteksi sensor masih dalam nilai tahanan resistansi yang
kecil. Penguat instrumentasi sebagai penguat keluaran tahanan resistansi
yang kecil dalam nilai miliVolt (mV) menjadi Volt(V). Kemudian
Mikrokontroler sebagai pengolah sinyal dari masukan nilai tahanan
sensor, sinyal masukan yang awalnya masih dalam bentuk signal analog
lalu dikonversikan oleh mikrokontroler Arduino menjadi signal digital,
selain itu mikrokontroler juga sebagai pengolah input/output dari
pemograman yang akan dijalankan. Radio Telemetry sebagai saluran
penghubung (transmitter-receiver) pengirim hasil data ke perangkat
display (PC). Pc untuk Pemograman mikrokontroler, Penampil hasil data
dan penyimpan hasil data.
68
Gambar 3.4 Prinsip Kerja Pengukuran Tegangan -
Regangan Sensor Rosette Strain Gauge Nirkabel
3.1.6 Alternatif Produk
Jika dibuat sebuah tabel sub-fungsi maka akan terlihat pada tabel 3.2
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kombinasi sub-fungsi yang didasarkan pada diagram blok sub-fungsi
No. Prinsip Solusi/Sub
Fungsi
1 2 3
Beban
PerubahanRegangan
Sensor-Sensor
Penguat Instrumentasi
Mikrokontroller Arduino
PC
Selesai
RadioTelemetry
YesNo
Yes
No
69
1. Objek penelitian Batang Beam Kuningan
2. Energi Berat
3. SensorPendeteksi
Rosette StrainGauge 45° Strain Gauge Bi-
AxialStrain Gauge
4. WheastoneBridge
Quarter Bridge Half Bridge Full Bridge
5. Pemrosesan data Arduino Uno MikrokontrollerMega
Arduino Nano
6. Jenis Tumpuan Engsel Rol Jepit
7. PenguatInstrumentasi
IC INA 125 IC AD620 ModuleHX711
70
8. Pengirim Data Kabel Serial Radio Telemetry
9. Perangkatakuisisi data
PersonalComputer (PC)
LCD
10. Pembuatanprogram
CV-AVR Arduino IDE
11. Penampil data Arduino IDE Hterm LCD Display
12. Penyimpanandata
PLX DAQ MicrosoftExcel
Dari tabel hasil identifikasi masalah akan terlihat berbagai kemungkinan
kombinasi sub-fungsi yang mungkin untuk digunakan.
71
3.1.7 Pemilihan Konsep Varian
Dalam pembuatan konsep varian kita harus memperhatikan segi teknik
dan ekonominya. Pemilihan konsep varian dilakukan untuk pengerjaan
model dan menentukan unjuk kerja secara kuantitatif. Dari tabel 3.2
didapatkan hasil varian sebagai berikut:
Varian = 1-1, 2-1, 3-1, 4-1, 5-2, 6-2, 7-2, 8-1, 9-2, 10-2, 11-2.
Dan bila susunan konsep di buat sebuah gambar desain, maka desain alat
akan seperti yang ditunjukan oleh gambar (3.5) berikut:
Gambar 3.5 Desain Alat menurut Susunan konsep yang dipilih
Keterangan gambar 3.5 :
1. Sensor Strain Gage (Rosette)
2. Batang Beam Stainless Steel (Objek uji)
12
3
4
5
72
3. Box Rangkaian Elektronik Pengukur
4. Alat Peraga (frame)
5. Tumpuan (Engsel)
Desain alat Peraga ini menggunakan jenis pipa hollow persegi yang materialnya
berjenis besi ringan sehingga kuat dalam menahan beban.
3.2 Desain Skematik Rangkaian Elektronik
Perancangan sensor rosette strain gauge nirkabel ini akan digambarkan
dalam sebuah rangkaian skematik, rangkaian skematik ini merupakan gabungan
antara Sensor Rosette Strain Gauge, IC INA125, Arduino, LCD, dan 3dr Radio
Telemetry. Rangkaian skematik ini merupakan suatu metode analisis sistem kerja
komponen elektronika yang digunakan. Dibuat agar lebih mudah untuk
memahami tata letak komponen serta hubungan antara satu komponen dengan
komponen lainnya. Gambar 3.6 merupakan rangkaian skematik dan layout
pendeteksi tegangan menggunakan sensor strain gauge.
Gambar 3.6 Skematik rangkaian sensor rosette strain gauge nirkabel.
Rg
62
73
3.2.1 Desain Layout PCB
Rancang bangun alat percobaa tegangan dan defleksi beam pada rangkain
penguat instrumentasi menggunakan PCB dengan desain yang dibuat sendiri
agar mengurangi penggunaan kabel. Dengan adanya PCB menjadikan
rangakaian penguat instrumentasi menjadi lebih praktis dan simple seperti
pada gambar 3.7 dibawah ini:
Gambar 3.7 Desain Layout PCB
3.3 PembuatanBerdasarkan perancangan komponen mekanik dan elektronik yang telah
dibahas secara detail pada bab sebelumnya, diperoleh komponen-
kompoonen sistem yang diperlukan dalam proses pembuatan.
3.3.1 Komponen Alat yang digunakan1. Tang jepit
2. Cutter
3. Lem Adhesive (for Strain Gauge)
4. Lem tembak/castol
5. Gerinda
6. Mesin Bor +5V
7. Casing Box
8. Obeng (+) & (-)
74
9. Gunting
10. Amplas kasar dan halus
11. Solder
12. Bor PCB
13. Multimeter
14. Pinset
15. Gunting
3.3.2 Bahan yang digunakan
1. Resistor 120 ohm : 3 buah
2. Power supply 5v : 1 buah
3. Sensor Rossette Strain Gage 120 ohm : 2 buah
4. Radio Telemetry : 1 pasang
5. Mikrokontroller Arduino Uno : 1 buah
6. IC INA125 : 6 buah
7. Kabel jumper (female & female) : 3 paket
8. Kabel jumper (male) : 3 paket
9. Baut pacer : 3 buah
10. Timah : 1 buah
11. Isi lem tembak : 1 buah
12. Baut 6 mm : 5 buah
13. PCB : 2 buah
14. Larutan ferid clorit : 1 unit
15. Terminal pad : 6 biji
3.3.3 Proses pembuatan komponen mekanik
A. Alat Peraga
Pada pembuatan alat peraga(frame) dan tumpuan sudah ada atau sudah
dibuat oleh afrianto dalam proyek pembuatan alat percobaan untuk
pratikum mahasiswa, jadi penulis hanya mendesain ulang alat tersebut
75
yang dikombinasikan dengan rangkaian elektronika yang dibuat oleh
penulis.
B. Pemotongan batang beam
1. Ukur terlebih dahulu obejek batang yang akan di potong menggunakan
penggaris sesuai ukuran yang diinginkan.
2. Tandai batas-batas ukur yang akan dipotong dengan menggunakan spidol.
3. Siapkan gerinda mesin untuk pemotongan.
4. Potong batang material sesuai dengan ukuran yang telah ditandai.
Gambar (3. 8) Berikut merupakan hasil pemotongan material beam:
Gambar 3.8 Batang Beam Stainless Steel
C. Box Rangkaian
1. Siapkan komponen alat seperti box mika, lem castol,gerinda potong,
penggaris, spidol,solder, baut serta mur.
2. Potong box mika sesuai ukuran box yang akan dibuat.
3. Bersihkan mika yang telah dipotong.
76
4. Lem bagian-bagian mika yang telah dipotong dan akan disambung
sesuai dengan bentuk yang diinginkan kemudian diamkan beberapa
menit.
5. Bolongkan bagian-bagian yang ingin dipasang baut rangkaian
menggunakan solder.
Gambar (3.9) berikut merupakan hasil dari pembuatan box:
Gambar 3.9 Box Rangkaian elektronik
3.3.4 Pengerjaan komponen Elektronik
A. PCB Rangkaian Elektronik
Dalam pembuatan PCB rangkaian ini meliputi jembatan wheastone dan
penguat instrumentasi. Berikut merupakan tahapan pembuatan:
1. Medesain skematik dan layout PCB dari rangkaian penguat dengan
menggunakan software Eagle atau Proteus.
2. Print hasil desain layout pada kertas stiker pp berukuran A4 dengan
menggunakan printer laser jet.
3. Siapkan PCB yang sudah disiapkan ukuranya sesuai dengan layout yang
telah dicetak.
77
4. Bersihkan PCB dengan amplas tipis dan cuci bersih PCB dengan
menggunakan deterjen dan lap dengan lap kering.
5. Siapkan setrika listrik dan panaskan terlebih dahulu, kemudian tempelkan
kertas stiker layout yg sudah dicetak pada PCB.
6. Mulai setrika bagian atas PCB yang sudah di tempelkan stiker layout.
dengan perlahan dan merata secara keseluruhan.
7. Setelah layout merekat pada PCB kemudian celupkan PCB pada air dan
lepaskan lembaran stiker layout.
8. Larutkan PCB dengan menggunakan pelarut FeCl3 (Ferit Clorida).
9. Pasang komponen-komponen Elektronikanya.
10. Solder kaki komponen-komponen tersebut.
11. Kalibrasi nilai setiap komponen menggunakan multimeter.
12. hubungkan kabel-kabel yang berkaitan.
Berikut ini merupakan Rangkain Elektronika dari Rosette Strain Gauge 3.10 :
Gambar 3.10 PCB Rangkaian Elektronik
78
3.3.5 Pemasangan Sensor Rosette Strain Gage
A. Pemasangan Sensor Rosette Strain Gauge
1. Siapkan objek pengujian (batang beam) sesuai dengan ukuran yang telah
dibuat pada perancangan Kemudaian kalibrasi strain gauge.
2. Bersihkan permukaan objek uji (batang beam) yang akan ditempel
dengan strain gauge menggunakan amplas kasar, halus dan cairan aseton
sampai permukaan benar-benar bersih dan halus.
3. Siapkan sensor strain gauge kemudian letakan pada permukaan objek.
4. Rekatkan strain gauge dengan menggunakan isolasi bening kemudian
tekan hingga merata.
5. Lepaskan sebagian dengan perlahan isolasi tersebut hingga terlihat sensor
menempel pada isolasi tersebut.
6. Lem permukaan objek dengan menggunakan lem adhesive strain gage.
7. Rekatkan kembali sensor strain gauge ke permukaan yang sudah
diberikan lem adhesive.
8. Tekan strain gauge secara merata yg masih menmpel pada isolasi dalam 3
menit.
9. Lepaskan isolasi yang menempel pada srain gauge dan permukaan objek.
10. Strain gauge akan menempel dengan erat pada permukaan objek uji.
11. Solder kaki strain gage pada terminal pad, kabel jumper atau kabel
penghubung ke rangkain penguat elektronika.
79
Pemasangan sensor Rosette Strain Gauge Gambar (3.11 dan 3.12) sebagai berikut:
3.3.6 Proses Finishing/Pemasangan
Finishing merupakan proses terakhir dalam urutan proses
pembuatan alat. Proses finishing meliputi perbaikan bagian-bagian
komponen yang belum sempurna, penggabungan komponen-komponen
yang saling terhubung sesuai dengan designnya, menyolder kaki-kaki
tiap komponen dengan baik, kalibrasi strain gauge dan komponen
lainnya serta pemasangan casing.
Adapun urutan cara keseluruhan dari proses finishing sebagai berikut:
1. Pemasangan sensor strain gauge pada beam.
2. Penyusunan rangkaian jembatan Wheastone.
3. Memasang komponen pada PCB.
4. Memasangan kabel output dan input jembatan Wheastone ke dalam
rangkaian INA 125P.
5. Memasangan kabel INA 125P ke dalam pin yang tersedia pada
Arduino Uno.
Gambar 3.12 Hasil Pemasangan SensorGambar 3.11 Instalasi Sensor
80
6. Memasang kabel I2C LCD pada pin Arduino.
7. Memasang kabel 3DR Radio transmite pada rangkaian PCB.
8. Memasangan kabel konektor Arduino ke PC.
9. Pasang 3DR Radio receive pada computer
10. Alat siap diuji untuk mengambil data.
11. Pemograman melalui software untuk menjalankan dan menampilkan
data pengujian.
Berikut merupakan gambar (3.13) dari hasil pembuatan dan pemasangan
komponen:
Setelah komponen semua telah selesai dikerjakan, lalu kita jalankan melalui
program pada software pemograman. Adapun coding untuk Pemograman terdapat
pada lampiran dari tugas akhir ini. berikut tahapan untuk menjalankan
pemograman :
1. Buka software Arduino IDE
2. Sambungkan serial port dari radio telemetry (module transmitter)
3. Ubah com(serial port) yang ada pada “tools” pada menu-bar kemudian
pilih port yang terkoneksi dengan radio telemetry
Gambar 3.13 Hasil Pembuatan dan pemasangan
81
4. Pilih atau klik “sketch” pada menu bar kemulian pilih verify/compile untuk
membaca bahasa program yang akan dijalankan.
5. Pilih atau klik “sketch” pada menu bar kemulian pilih “upload” untuk
menjalankan program.
6. Untuk melihat hasil dapat dilihat pada serial monitor yang ada pada menu
pilihan Tools.
3.3.7 Proses Penampilan data pada Smartphone
Tahap mengirim atau menampilkan hasil data pada smartphone
1. Program dan setting baudrate untuk pengiriman jarak jauh
menggunakan radio pada Arduino IDE.
2. Sambungkan kabel transmisi(Tx) dan receiver (Rx) yang ada pada
radio telemetry pada mikrokontroller Arduino uno.
3. Sambungkan kabel ground radio ke pin ground pada mikrokontrolle,
kemudian sambungkan kabel power berwarna biru radio pada pin 5v
yg ada pada Arduino uno.
4. Jika radio menyala maka menandakan radio aktif dan dapat mengirim
hasil data.
5. Sambungkan module radio receiver pada kabel OTG yang telah di
sambungkan pada smartphone.
6. Download dan Buka aplikasi arduinodroid pada smartphone/
7. Setting baudrate sesuai dengan baudrate yang ada pada radio dan telah
din program pada Arduino uno yaitu (57600).
82
8. Tampilan hasil data pengiriman akan secara otomatis menampilkan
data pengiriman pada serial monitor yang ada pada aplikasi.
Gambar Berikut merupakan contoh hasil dari tampilan (untuk satu
axis/data) pengiriman pada smartphone menggunakan aplikasi
arduinodroid :
Gambar 3.14 Tampilan data pada SmartPhone