Upload
munggaran-agung
View
87
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dvdvgd
Citation preview
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo,
2010). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Terikat (Dependen Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2007). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.
2. Variabel Bebas (Independen Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Hidayat, 2007). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah sikap caring perawat.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.
Menurut Borg dan Gall ada empat persyaratan bagi hipotesis yang baik, yaitu:
harus menggambarkan hubungan dua atau lebih variabel, dirumuskan sesuai
49
50
dengan dasar yang kuat, dapat diuji serta dinyatakan dalam rumusan yang
singkat dan padat (Arikunto, 2009). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada hubungan antara sikap caring perawat dengan pemenuhan
kebutuhan spiritual pasien di ruang rawat inap dewasa Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Cibabat Cimahi.
Ha : Ada hubungan antara sikap caring perawat dengan pemenuhan
kebutuhan spiritual pasien di ruang rawat inap dewasa Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Cibabat Cimahi.
C. Kerangka Penelitian
Sikap perawat sebaiknya harus dibarengi dengan sikap sabar, tegas,
cepat dalam bertindak, supel dan sebagainya. Perawat harus dapat segera
merubah sikap bila sikapnya tidak adaptif terhadap lingkungan keperawatan
(Widyawatun, 1999). Selain itu, seorang perawat memerlukan kemampuan
untuk memperhatikan orang lain, keterampilan intelektual, teknikal dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang.
Caring berdasarkan teori Watson yang dibagi dalam 10 karatif faktor
yaitu (1) Nilai kemanusiaan dan altruistik, (2) Keyakinan dan harapan, (3)
Peka pada diri sendiri dan orang lain, (4) Membantu menumbuhkan
kepercayaan, (5) Pengekpresian perasaan positif dan negatif, (6) Proses
pemecahan perawatan secara kreatif, (7) Pembelajaran secara transpersonal,
(8) Dukungan, perlindungan, perbaikan mental, fisik, sosial, dan lingkungan
51
spiritual, (9) Bantuan terhadap kebutuhan dasar manusia, (10) Eksistensi
fenomena kekuatan spiritual (Watson, 2004).
Perawat sebagai tenaga kesehatan professional mempunyai kesempatan
paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya asuhan
keperawatan yang komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual. Perawat
harus berupaya membantu memenuhi kebutuhan spiritual pasien sebagai
bagian dari kebutuhan menyeluruh pasien. Kebutuhan dukungan spiritual
yang dibutuhkan oleh pasien diantaranya (1) Mempertahankan kebutuhan
untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan. (2) Memenuhi
kewajiban agama. (3) Kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau
pengampunan. (4) Kebutuhan mencintai dan dicintai. (5) Menjalin hubungan
penuh rasa percaya dengan Tuhan (Hamid, 2008).
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat digambarkan
kerangka penelitian sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Bagan 3.1 Kerangka Penelitian
Sikap Caring Perawat
(Watson, 2004)
Pemenuhan Kebutuhan
Spiritual Pasien
(Hamid, 2008)
52
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena (Hidayat, 2007).
Tabel 3.1Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil UkurSkala Ukur
Variabel Dependen1 Pemenuhan
kebutuhan spiritual pasien.
Pemenuhan kebutuhan pasien yang dilakukan oleh perawat mengenai keyakinan terhadap agama kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang menyangkut mengingatkan pasien untuk beribadah, berdoa, membantu pasien agar dapat melaksanakan ibadah, memaafkan orang lain, dan sebagainya.
Kuesioner “Baik” jika skor > 75.
“Cukup” jka skor 55 –75.
“Kurang” jika skor < 55.
(Arikunto, 2006)
Ordinal
Variabel Independen2 Sikap caring
perawat.Caring disini bagaimana perawat bersikap, berinteraksi, berkomunikasi, memberikan pelayanan kepada pasien, perhatian, kepedulian, yang ditunjukkan dengan sikap baik dan sopan santun saat memberikan tindakan asuhan keperawatan secara langsung ataupun tidak langsung yang berdasarkan kepada 10 carrative factor dari teori Jean Watson.
Observasi “Mendukung” jika skor nilai median (16,00)
“Tidak Mendukung” jika skor nilai median (16,00)
(Azwar&Hidayat, 2008)
Ordinal
53
E. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian studi
korelasi, dimana penelitian ini menghubungkan antara dua variabel pada
situasi atau sekelompok objek (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini
mengidentifikasi hubungan antara sikap caring perawat dengan
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien di ruang rawat inap dewasa di
RSUD Cibabat Cimahi.
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, penelitian yang
mengukur variabel bebas dan variabel terikat bersamaan dalam satu waktu
(Arikunto, 2009). Pendekatan cross sectional digunakan karena relatif
mudah dan cepat, populasinya lebih luas sehingga generalisasinya
memadai, dapat digunakan untuk meneliti banyak variabel sekaligus, dan
hasilnya dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk
memastikan adanya hubungan sebab akibat.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
54
kesimpulan (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perawat pelaksanan di ruang rawat inap dewasa C3, D3, E2, dan
E3 RSUD Cibabat Cimahi yang berjumlah 62 orang.
b.Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Hidayat,
2007). Sampel dalam penelitian ini ialah sebagian perawat pelaksanan
di ruang rawat inap dewasa C3, D3, E2, dan E3 RSUD Cibabat Cimahi
yang memenuhi kriteria inklusi.
Teknik pengambilan sampel yang diguakan adalah dengan cara
proportional random sampling yaitu sampel yang diambil merupakan
sampel yang tidak homogen, dapat dilihat dari jumlah anggota dari tiap-
tiap kelompok yang berbeda. Maka, dalam menentukan anggota sampel
peneliti mengambil wakil-wakil dari setiap kelompok yang ada dalam
populasi. Sampel yang dikehendaki dapat diambil secara acak
(sembarang), peneliti memberikan kesempatan yang sama kepada tiap-
tiap subjek untuk terambil sebagai anggota sampel. (Arikunto, 2009).
Besar sampel yang dipakai pada penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus penelitian untuk menghitung besarnya sampel
yang dibutuhkan bagi ketepatan (accurancy) penelitian ini
menggunakan rumus untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000
55
(Notoatmodjo, 2005). Dimana rumus yang dipakai adalah sebagai
berikut :
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
d : Penyimpangan terhadap populasi atau derajat kelipatan yang
diinginkan biasanya 0,1 (10%) atau 0,05 (5%).
Dengan menggunakan rumus tersebut dapat dihitung dengan
tingkat kepercayaan (0,05) dan jumlah populasi 62 orang. Sehingga di
dapatkan besaran sampel sebagai berikut :
Jadi dapat ditarik kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut bahwa
besaran sampel yang akan diteliti dibulatkan menjadi 54 responden.
Adapun pembagian pada keempat ruangan tersebut, yaitu:
56
Tabel 3.2Perhitungan Sampel Tenaga Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
Inap Dewasa RSUD Cibabat Cimahi
NoRuang
Perawatan
Jumlah Perawat
PelaksanaBesar Sampel Jumlah
1 Gd. D Lt. 3 17 15 orang
2 Gd. C Lt. 3 19 17 orang
3 Gd. E Lt. 2 14 12 orang
4 Gd. E Lt. 3 12 10 orang
Menurut Notoatmodjo (2010), agar karakteristik sampel tidak
menyimpang dari populasinya, perlu dilakukan kriteria inklusi dan
ekslusi. Maka dari itu peneliti menentukan kriteria sampel perawat di
ruang rawat inap dewasa RSUD Cimahi Cibabat:
1) Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti).
Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subjek
penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan
diteliti (Setiadi, 2007). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a) Perawat pelaksana sebagai perawat tetap yang bekerja di ruang
rawat inap dewasa C3, D3, E2, dan E3 RSUD Cibabat Cimahi.
b) Perawat yang tidak sedang mengambil cuti.
c) Perawat yang tidak sedang mengambil pendidikan.
57
2) Kriteria eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti).
Kriteria eksklusi merupakan menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan studi
karena berbagai sebab (Setiadi, 2007). Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah:
a) Mahasiswa keperawatan atau perawat yang sedang magang
atau praktek di ruang rawat inap dewasa C3, D3, E2, dan E3
RSUD Cibabat Cimahi.
b) Perawat yang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian.
4. Instrumen Penelitian
Istrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006).
a. Instrument sikap caring perawat.
Dalam penelitian mengenai sikap caring perawat, instrument
yang digunakan menggunakan jenis tertutup yaitu lembar observasi
dengan menggunakan Skala Guttman, dengan pilihan jawaban
menggunakan tanda checklist (√) pada pilihan jawaban di lembar
observasi sesuai dengan sikap caring yang dilakukan oleh perawat.
Skala Guttman merupakan skala yang bersifat tegas dan
konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban
58
dari pertanyaan atau pernyataan ya dan tidak, positif dan negatif,
setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala Guttman ini pada
umumnya dibuat seperti checklist (√) dengan interpretasi penilaian,
apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan
analisisnya dapat dilakukan seperti Skala Likert (Hidayat, 2007).
Adapun nilai dalam penelitian ini untuk lembar observasi
mengenai sikap caring perawat menggunakan Skala Guttman dengan
ketentuan nilai sebagai berikut:
1) Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda, perawat
melakukan tindakan sikap caring sesuai dengan lembar
observasi, maka diberi nilai 1.
2) Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda, perawat
tidak melakukan tindakan sikap caring sesuai dengan lembar
observasi, maka diberi nilai 0.
b. Instrument pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.
Dalam penelitian mengenai pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien, peneliti menggunakan instrument dari penelitian Wulan (2012)
tentang spiritual di ruang HCCU (High Care Cardiac Unit) Rumah
Sakit Hasan Sadikin Bandung. Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wulan (2012) yang lebih meneliti kepada persepsi
pasien mengenai pemenuhan kebutuhan spiritual yang dilakukan oleh
perawat, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan kepada persepsi
perawat yang melakukan pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien.
59
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis
tertutup yaitu dengan menggunakan Skala Likert, dengan pilihan
jawaban menggunakan tanda checklist (√) pada pilihan jawaban sesuai
dengan persepsi perawat dalam melakukan pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien.
Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum
digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak
digunakan dalam riset berupa survei. Sewaktu menanggapi pertanyaan
dalam Skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan
mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari
pilihan yang tersedia. Skala Likert merupakan metode yang mengukur
baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan
(Arikunto, 2009).
Adapun nilai pada pilihan jawaban dalam penelitian ini untuk
kuesioner pemenuhan kebutuhan spiritual pasien menggunakan Skala
Likert dengan ketentuan nilai sebagai berikut:
1) Untuk pernyataan positif:
Selalu (SL) : 4 Kadang-kadang (K) : 2
Sering (S) : 3 Tidak Pernah (TP) : 1
2) Untuk pernyataan negatif:
Selalu (SL) : 1 Kadang-kadang (K) : 3
Sering (S) : 2 Tidak Pernah (TP) : 4
60
Sebelum instrument yang berupa lembar kuesioner dan lembar
observasi tersebut digunakan terlebih dahulu harus diuji coba. Proses uji
coba terhadap instrument dimaksudkan untuk memperoleh kesesuaian
pernyataan yang terdapat pada alat ukur dalam menunjang kriteria yang
diharapkan dari peneliti. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah
instrument yang telah disiapkan benar-benar dapat mengukur aspek yang
diukur (validitas) dan untuk mengetahui hasil pengukuran atau
pengukuran relatif konsisten sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya
(reliabilitas). Peneliti membuat 50 pernyataan dalam lembar observasi
untuk mengetahui sikap caring perawat, sedangkan untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien peneliti membuat 30 pernyataan
dalam lembar kuesioner.
Uji coba instrument diuji cobakan di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kota Bandung pada 19 April 2013. Instrument diuji cobakan
kepada 20 orang perawat yang memiliki karakteristik populasi yang sama
dengan responden yang menjadi sampel yaitu di ruang rawat inap dewasa
(ruang rawat inap bedah dan ruang rawat inap penyakit dalam) masing-
masing dengan porposi yang sama sebanyak 10 orang responden tiap
ruangannya. Perhitungan uji instrument ini menggunakan perangkat
komputerisasi. Untuk menguji validitas digunakan rumus Korelasi
Product Moment dan untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus
Alpha Cronbach.
61
5. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji validitas
Validitas ialah keadaan yang menggambarkan tingkat instrument
yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur (Arikunto,
2009). Berikut ini ada beberapa jenis validitas yaitu :
1) Validitas isi (Content Validity).
Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu
instrument mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini
berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu
konsep atau variabel yang diukur. Penentuan validitas isi
terutama berkaitan dengan proses analisis logis, validitas isi
berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan
analisis logis yang sistematis, sebuah instrument yang punya
validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang
keadaan sebaliknya belum tentu benar.
Dalam penelitian ini, uji validitas isi diuji oleh Bhakti
Permana, Ners.,M.Si.,M.Kep pada tanggal 3 April 2013.
Untuk lembar observasi dari 50 pernyataan hanya 20
pernyataan sikap caring perawat yang valid atau sesuai
dengan teori yang disampaikan, peneliti menghilangkan 30
pernyataan yang tidak valid dan tidak menambahkan lagi
pernyataan karena sudah terwakili dari 20 pernyataan sikap
caring perawat tersebut. Sedangkan untuk lembar kuesioner
62
mengenai pemenuhan kebutuhan spiritual pasien hasilnya dari
30 pernyataan semuanya valid atau sesuai dengan isi dalam
teori yang disampaikan.
2) Validitas kriteria (Criterion validity).
Adalah validasi suatu instrument dengan
membandingkannya dengan instrument-pengukuran lainnya
yang sudah valid dan reliabel dengan cara
mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka
instrument tersebut mempunyai validitas kriteria. Terdapat
dua bentuk validitas kriteria yaitu: validitas konkuren
(Concurrent validity), validitas ramalan (Predictive validity).
Validitas konkuren adalah kemampuan suatu instrument
pengukuran untuk mengukur gejala tertentu pada saat
sekarang kemudian dibandingkan dengan instrument
pengukuran lain untuk konstruk yang sama. Validitas ramalan
adalah kemampuan suatu instrument pengukuran
memprediksi secara tepat dengan apa yang akan terjadi di
masa datang. Contohnya apakah test masuk sekolah
mempunyai validitas ramalan atau tidak ditentukan oleh
kenyataan apakah terdapat korelasi yang signifikan antara
hasil test masuk dengan prestasi belajar sesudah menjadi
63
siswa, bila ada, berarti test tersebut mempunyai validitas
ramalan.
3) Validitas konstruk (Construct Validity)
Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas
konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan
suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang
diukurnya. Validasi konstruk (penentuan validitas konstruk)
merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan
validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk
validasi isi dan validasi kriteria. Pengujian validitas konstruk
dapat dilakukan dengan analisis faktor atau korelasi.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas konstruk (Construct Validity). Uji validitas dalam
penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment. Ada
pun rumus mencari harga r yang dikenal dengan rumus angka
kasar dengan rumus simpangan.
Rumus korelasi dengan angka kasar:
Dengan keterangan:
= Koefisien korelasi yang dicari
64
= Banyaknya subjek pemilik nilai
= Pertanyaan
= Skala Total
= Perkalian x dengan y
Bila dari rumus di atas lebih besar dari
yaitu pada taraf signifikan 10% maka dapat dikatakan valid,
dan sebaliknya jika dari rumus di atas lebih kecil dari
maka dapat dikatakan tidak valid (Arikunto, 2009).
Dalam penelitian ini peneliti menyusun 20 point
pernyataan untuk lembar observasi mengenai sikap caring
perawat. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien, peneliti membuat 30 pernyataan dalam lembar
kuesioner.
Lembar observasi dan lembar kuesioner tersebut
kemudian dilakukan uji validitas, dan hasilnya untuk lembar
observasi sikap caring perawat 20 pernyataan valid semua.
Sedangkan untuk kuesioner mengenai pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien sebanyak 30 pernyataan hanya 25 pernyataan
65
yang valid. Berikut tabel soal yang valid dan tidak valid untuk
kuesioner pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.
Tabel 3.3Validitas Instrumen Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
PasienValid Tidak Valid
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 22. 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30
1, 11, 19, 21, 24
Untuk item soal pemenuhan kebutuhan spiritual pasien
yang tidak valid, peneliti tidak mengganti item soal tersebut
karena sudah terwakili oleh 25 item soal yang valid. Sehingga
jumlah item soal pernyataan tentang pemenuhan kebutuhan
spiritual menjadi 25 item soal. Dan item pernyataan lembar
observasi caring perawat tetap 20 pernyataan.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Korelasi
Product Moment, skor yang di dapat dari setiap pernyataan
dikorelasikan dengan skor total untuk tiap variabel. Setelah
semua korelasi untuk setiap pernyataan dengan skor total
diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai
. Menurut Sugiyono (2012), suatu item instrument
penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien Corrected
Item-Total Correlation 0,3.
66
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana sejauh
mana suatu alat pengukur dapat di percaya atau dapat diandalkan
(Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan Alpha Cronbach. Adapun rumus Alpha Cronbach
sebagai berikut:
Dengan keterangan:
= Reliabilitas instrumen
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= Jumlah varian butir/item
= Varians total
Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, jika > maka pernyataan tersebut
reliabel dan jika < maka pernyataan tersebut tidak reliabel
(Riyanto, 2011).
Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pernyataan yang valid
dengan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Jika nilai Alpha
67
Cronbach lebih besar dari nilai , maka pernyataan tersebut
reliabel. Berikut adalah nilai hasil dari uji reliabilitas dengan
menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.
Tabel 3.4Hasil Uji Reliabilitas Sikap Caring Perawat
Tabel 3.5Hasil Uji Reliabilitas
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka cronbach’s alpha untuk
sikap caring perawat sebesar 0,907 untuk 20 item soal yang diuji, dan
cronbach’s alpha untuk pemenuhan kebutuhan spiritual pasien sebesar
0,912 untuk 25 item soal yang diuji. Nilai reliabel untuk item yang diuji
adalah 0,907 dan 0,912 yaitu kriteria reliabel sangat tinggi untuk sikap
caring perawat dan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Adapun
tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrument
yang diperoleh sesuai dengan tabel berikut.
Tabel 3.6Interpretasi Reliabilitas (Arikunto, 2006)
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 < R 1,00 Sangat Tinggi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.907 20
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.912 25
68
0,61 < R 0,80 Tinggi0,41 < R 0,60 Cukup0,21 < R 0,40 Rendah0,00 < R 0,21 Sangat Rendah
6. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode observasi untuk mengetahui sikap caring perawat
dan metode penyebaran lembar kuesioner untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan spiritual pasien. Pengumpulan data dilakukan di ruang rawat
inap dewasa RSUD Cibabat Cimahi. Adapun prosedur yang dilakukan
oleh peneliti sebagai berikut:
a. Prosedur penelitian dilakukan setelah proposal disetujui oleh
pembimbing dan setelah penelitian mendapatkan izin dari direktur
RSUD Cibabat Cimahi.
b. Kemudian peneliti melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan
maksud dan tujuan penelitian kepada kepala ruangan di ruangan yang
akan digunakan untuk penelitian.
c. Untuk pengumpulan data yang sikap caring perawat, peneliti
mengobservasi perawat sebagai responden di waktu shift yang berbeda
(shift pagi, shift sore, dan shift malam). Dalam hal ini, responden tidak
mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi.
Untuk mengobservasi sikap caring perawat, peneliti mengobservasi
semua perawat pelaksana (populasi) yang berada disetiap ruangan
69
sebanyak 62 orang untuk mengantisipasi atau menghindari adanya
ketidaksetujuan untuk mengikuti penelitian.
d. Kemudian, untuk pengumpulan data pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien peneliti melakukan pendekatan dengan responden serta
memberikan penjelasan tentang tujuan dan menanyakan kesediaan dari
yang bersangkutan untuk dijadikan responden.
Dalam tahap ini, peneliti menemukan 6 orang yang tidak bersedia
untuk mengikuti penelitian ini. Akhirnya, peneliti kembali ke jumlah
sampel semula yaitu meneliti 54 orang perawat saja.
e. Setelah responden setuju untuk mengikuti penelitian ini, peneliti
meminta responden untuk mengisi lembar informed consent.
f. Kemudian peeliti meminta responden untuk mengisi lembar kuesioner
dengan didampingi peneliti agar dapat memberikan penjelasan
terhadap pernyataan yang tidak dimengerti.
g. Pengambilan kuesioner dilakukan setelah semua pernyataan diisi oleh
responden. Peneliti kemudian memeriksa kembali jawaban yang telah
diisi oleh responden.
Perawat pelaksana yang menjadi responden yang di observasi dan
yang diberikan lembar kuesioner adalah perawat yang sama. Pada tahap
observasi, peneliti dan asisten peneliti (enomerator) ikut serta dalam
pemberian asuhan keperawatan. Tujuannya adalah agar responden tidak
mengetahui bahwa dirinya sedang di observasi.
70
Untuk melakukan penelitian ini, peneliti tidak melakukannya
sendiri, peneliti meminta bantuan kepada asisten (enomerator) di setiap
ruangan yang mempunyai pengetahuan tentang ilmu keperawatan.
Peneliti meminta bantuan kepada 3 orang asisten (enomerator) yang
berada di ruangan rawat inap yang berbeda dari STIKes lain yang juga
sedang praktek di RSUD Cibabat Cimahi. Dalam pegumpulan data
observasi peneliti dan asisten peneliti (enomerator) membagi shift
sehigga setiap shift dalam penelian ini dengan orang yang berbeda dan
disesuaikan juga dengan jadwal praktek asisten peneliti (enomerator).
Pegumpulan data dilakukan oleh peneliti bersama asisten peneliti
(enomerator) ruangan yang sebelumnya telah dilakukan penyamaan
persepsi tentang pelaksanaan prosedur pelaksanaan penelitian.
Proses pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2013.
Pengambilan data dilakukan pada setiap ruangan berbeda setiap shift pagi,
sore dan malam pada 3 responden setiap harinya.
7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
a. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data.
Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data mentah menjadi data
yang matang, sehingga memberi arah untuk pengkajian lebih lanjut.
Setelah data terkumpul sesuai jumlah sampel yang dibutuhkan,
kemudian data diproses dengan melalui tahapan sebagai berikut:
71
1) Editing (Pengeditan)
Pada tahap editing peneliti melakukan pengecekan data-
data yang ada, terutama dalam kelengkapan dari hasil jawaban
pada lembar observasi sikapcaring perawat dan kelengkapan
jawaban masing-masing pernyataan yang diisi oleh responden
pada lembar kuesioner pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.
Didalam proses editing tidak dilakukan penggantian penggantian
jawaban, atau angka-angka, dengan maksud data tersebut
konsisten, cocok dengan tujuan penelitian.
2) Procesing (Pemprosesan)
Kemudian melakukan prossecing yaitu menghitung semua
jawaban pada setiap variabel:
a) Variabel dependen
Pengkodean pada pemenuhan kebutuhan spiritual pasien
adalah; untuk pernyataan positif: Selalu (SL): 4, Kadang-
kadang (K): 2, Sering (S): 3, dan Tidak Pernah (TP): 1.
Sedangkan untuk pernyataan negatif: Selalu (SL): 1, Kadang-
kadang (K): 3, Sering (S): 2, dan Tidak Pernah (TP): 4.
b) Variabel independen
Pengkodean pada sikap caring perawat adalah sebagai berikut:
72
Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda,
perawat melakukan tindakan sikap caring sesuai dengan
lembar observasi, maka diberi nilai 1.
Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda,
perawat tidak melakukan tindakan sikap caring sesuai
dengan lembar observasi, maka diberi nilai 0.
Setelah menghitung semua jawaban, kemudian memasukkan
data ke paket program komputer.
3) Coding (Pengkodean)
Tahap berikutnya melakukan coding, yaitu memberi kode
atau angka tertentu pada lembar observasi dan lembar kuesioner
untuk mempermudah pada saat tabulasi data dan analisa data.
Kegunaan coding adalah mempermudah saat analisis data dan juga
mempercepat pada saat entry data.
a) Variabel dependen
Pengkodean pada pemenuhan kebutuhan spiritual pasien
adalah; 1 = baik, 2 = cukup, 3 = kurang.
b) Variabel independen
Pengkodean pada sikap caring perawat adalah; 1 =
mendukung, 2 = tidak mendukung.
4) Cleaning (Pembersihan Data)
Pada tahap terakhir peneliti melakukan tahap
membersihkan data yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang
73
sudah di entry dikomputer untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidak-lengkapan, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi.
b. Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisis dan interpretasikan untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan aplikasi pada komputer.
1) Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui distribusi
frekuensi dan proporsi dari variabel-variabel yang diamati, terdiri
dari variabel dependen yaitu pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien, dan variabel independen yaitu sikap caring perawat.
a) Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien.
Dalam penelitian mengenai pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien, peneliti menggunakan Skala Likert. Adapun
nilai pada pilihan jawaban dalam penelitian ini untuk kuesioner
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien menggunakan Skala
Likert dengan ketentuan nilai sebagai berikut:
Untuk pernyataan positif:
Selalu (SL) : 4 Kadang-kadang (K) : 2
Sering (S) : 3 Tidak Pernah (TP) : 1
Untuk pernyataan negatif:
Selalu (SL) : 1 Kadang-kadang (K) : 3
74
Sering (S) : 2 Tidak Pernah (TP) : 4
Setelah setiap item diberi nilai, kemudian dilakukan
tabulasi dan memasukkannya ke dalam rumus. Untuk
menentukan kategori pemenuhan kebutuhan spiritual pasien,
peneliti mengadopsi dari Arikunto (2006). Skor tertinggi untuk
setiap pernyataan adalah 4, skor terendah untuk setiap
pernyataan adalah 1. Sedangkan jumlah pernyataan 25.
Maka, adalah 4x25=100.
Dan untuk adalah 1x25=25.
Kemudian diklasifikasikan menjadi:
“Baik” jika skor responden > 75.
“Cukup” jka skor responden 55 –75.
“Kurang” jika skor responden < 55.
b) Sikap caring perawat.
Dalam penelitian mengenai pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien, peneliti menggunakan Skala Likert. Adapun
nilai dalam penelitian ini untuk lembar observasi mengenai
sikap caring perawat menggunakan Skala Likert dengan
ketentuan nilai sebagai berikut:
Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda,
perawat melakukan tindakan sikap caring sesuai dengan
lembar observasi, maka diberi nilai 1.
75
Jika dari total 2-3 kali dalam waktu shift yang berbeda,
perawat tidak melakukan tindakan sikap caring sesuai
dengan lembar observasi, maka diberi nilai 0.
Setelah setiap item lembar observasi diberi nilai,
kemudian dilakukan tabulasi dan memasukkannya ke dalam
rumus. Untuk menentukan kategori pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien, peneliti menggunakan nilai tengah (median),
karena distribusi nilai untuk sikap caring perawat tidak normal.
Adapun rumus untuk mencari nilai tengah (median) sebagai
berikut:
Kemudian diklasifikasikan menjadi:
“Mendukung” jika skor rsponden nilai median (16,00)
“Tidak mendukung” jika skor rsponden nilai median
(16,00)
Selanjutnya untuk mengetahui presentase atau proporsi
responden untuk tiap kategori didalam suatu variabel atau dimensi
maka digunakan rumus perhitungan distribusi frekuensi sebagai
berikut:
Keterangan:
= Presentase
76
= Frekuensi masing-masing kategori
= Total responden
Dari hasil presentasi kemudian diinterpretasikan kedalam
kata-kata atau kalimat dengan meggunakan kategori:
0% : Tak seorang pun dari responden
1% - 26% : Sebagian kecil dari responden
27% - 49% : Hampir setengahnya dari responden
50% : Setengahnya dari responden
51% - 75% : Sebagian besar dari responden
76% - 99% : Hampir seluruhnya dari responden
100% : Seluruh responden
(Budiarto, 2002)
2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoadmojo, 2005). Analisis ini
digunakan untuk mengungkapkan hubungan antara sikap caring
perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Seluruh
pengolahan data/entry data dilakukan dengan program komputer.
Analisis menggunakan uji Chi-Square ( ), adapun rumus yang
77
dipakai adalah Chi-Square Test dengan menggunakan tingkat
kepercayaan 95%atau nilai alpha 0,05 (5%).
Rumus Chi-Square :
Keterangan :
= nilai Chi-Square
= frekuensi yang di observasi
= frekuensi yang diharapkan
Adapun variabel yang dihubungkan adalah variabel dependen
yaitu pemenuhan kebutuhan spiritual pasien, dengan variabel
independen yaitu sikap caring perawat. Hasil perhitungan statistik
antara dua variabel dependen dan variabel independen dengan
menggunakan taraf signifikansi = 0.05, kriteria uji statistik
adalah:
a) Hubugan dikatakan bermakna apabila nilai lebih kecil
daripada alpha ( ) yaitu < 0,05.
b) Hubungan dikatakan tidak bermakna apabila nilai
lebih besar daripada alpha ( ) yaitu > 0,05.
78
(Notoatmodjo, 2005)
F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mengajukan permohonan
izin kepada institusi/lembaga tempat penelitian. Setelah mendapat pesetujuan
barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah pada etika
penelitian (Hidayat, 2007), yaitu:
a. Informed Concent
Peneliti memberikan lembar prasetujuan kepada calon responden,
sebelum meminta calon responden mengisi lembar persetujuan peneliti
menjelaskan tentang tujuan, dan tata cara pengisian kepada calon
responden.
b. Anonimity (tanpa nama)
Peneliti menjelaskan bahwa pada penelitian ini identitas calon
responden tidak perlu mencantumkan nama tetapi hanya inisial nama dan
dirahasiakan oleh peneliti.
c. Beneficient (prinsif manfaat)
Setiap penelitian yang dilakukan tidak memberikan atau
menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk
dieksploitasi dan penelitian yang dihasilkan memberikan manfaat.
d. Autonomy (prinsif menghormati hak asasi manusia)
79
Responden berhak menentukan pikiran antara mau dan tidak mau
diikutsertakan menjadi subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti tidak
memaksa dan menghormati hak-hak subjek penelitian.
e. Justice (prinsif keadilan)
Menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau
menjaga privacy manusia dan tidak berpihak dalam perilaku terhadap
subjek penelitian.
f. Confidentialy (kerahasiaan)
Memberikan jaminan, kerahasiaan hasil penelitian baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya yang dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti