Upload
phamhuong
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SUBJEK PENELITIAN
1. Populasi
Sugiyono (2012, hlm. 80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN Mekarmaya I
Kabupaten Karawang yang berjumlah 369 Orang, terdiri atas 191 Siswa laki-laki
dan 178 Siswa perempuan
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 81) Sampel adalah bagian dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan carapurposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.Dalam penelitian ini dipilih siswa kelas 3 sebagai sampel
dikarenakan beberapa pertimbangan yaitu a) siswa kelas 3 merupakan siswa kelas
rendah di sekolah dasar yang memiliki keterampilan menyimak dongeng yang
perlu dengan visualisasi, sehingga dapat dilakukan di kelas ini b) berdasarkan
silabus pembelajaran yang ada, pembelajaran menyimak dongeng merupakan
salah satu pembelajaran pada kelas ini c) tidak akan mengganggu program
sekolah dalam mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian akhir (jika sampel
penelitian dipilih siswa kelas III). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas
yaitu kelas IIIA yang berjumlah 27 siswa sebagai kelas kontrol, dan IIIB 24 siswa
sebagai kelas eksperimen.
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan eksperimen kuasi yang
berdasar dari pendapatSugiyono (2012, hlm. 114) mengemukakan bahwa:
Penelitian eksperimen kuasi merupakan pengembangan dari trueexperimental design, yang sulit dilaksanakan.Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-exsperimental design.Quasi eksperimental design, digunakan karena pada kenyataanya sulit mendapat kelompok kontrol yang digunakan dalam penelitian.
Senada dengan pendapat di atas menurut Hatimah, dkk (2007, hlm. 106)
Penelitian eksperimen kuasi atau eksperimen semu ini merupakan penelitian yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol, memanipulasi semua varibel yang relevan dengan adanya kompromi dalam menentuan validitas eksternal dan validitas internal sesuai dengan batasan-batasan yang ada.
Emzir (2010: 64) mengemukakan bahwa “penelitian eksperimental
merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar
hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab-akibat).”
Sementara quasi eksperimental yang bertujuan untuk “memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan yang dapat diperoleh yang sebenarnya dalam
kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi
semua variabel yang relevan” (Burhanuddin TR, 2010: 16)
Berdasarkan teori di atas penulis menggunakan metode eksperimen kuasi
karena penulis ingin melihat perbedaan dalam proses pembelajaran dimana ada
sebab dan akibat yang dilakukan. Hal lain juga yang mendasari penelitian, dalam
penelitian ini terdapat beberapa hal yang tidak memungkinkan untuk dikontrol
ketika melakukan penelitian misalnya saja hal-hal yang dapat mempengaruhi
variabel bebas yang akan mempengaruhi pula pada variabel terikatnya .
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Desain Penelitian
Desain penelitian ini memakai Nonequivalent Control Group
Design.“Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design
(Disain Kelompok Kontrol Pratest-Pascatest), hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random” (Sugiyono,
2012, hlm. 116). Emzir (2010, hlm. 102) mengatakan bahwa “dengan desain ini,
baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati
kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi.”
Penelitianinimeneliti dua variabel, yaituvariabel tak bebas
(dependent)danvariabel bebas (independent).Variabeltakbebasyangdiselidiki
adalah keterampilan menyimak materi dongeng di sekolah dasar.Variabel
bebasnya adalah penerapan model pembelajaran TALULAR dan tanpa penerapan
model pembelajaran TALULAR.
Pada desain ini menjelaskan terdapat dua kelas, yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol, dimana pada kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment),
pada penelitian ini treatment tersebut adalah penggunaan model pembelajaran
TALULAR dan di kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran
TALULAR, yang kemudian hasil belajarnya di bandingkan, apakah ada pengaruh
yang signifikan antara kelas yang di beri treatment dan kelas yang tidak di beri
treatment.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent control group design yang digambarkan seperti berikut :
Keterangan: O1 dan O3 = Pretes
O2 dan O4 = Postes
X = Pembelajaran menyimak dongengberbasis TALULAR
(Sugiyono, 2012, hlm. 79)
O1 X O2
O3 O4
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Oprasional
Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran TALULARdalam
menyimak dongeng ini, terdiri atas dua variabel yaitu model pembelajaran
TALULARdan menyimak dongeng.Agar tidak terjadi kesalahan dalam
penafsiran, berikut dijelaskan kedua variabel dari penelitian ini.
1. Model Pembelajaran TALULAR
TALULAR singkatan dari Teaching and Learning Using Locally
Available Resources .Talular merupakan model pembelajaran yang menggunakan
sumber-sumber daya local yang tersedia.Model pembelajaran TALULAR
menggabungkan pemahaman tentang pembelajaran di kelas yang dalam
pelaksanaannya sangat dipengaruhi dengan keterbatasan sumber daya yang
terdapat di lingkungan sekitar.Penerapan model pembelajaran berbasis
TALULAR merupakan satu diantara alternatif yang bisa digunakan sebagai
sarana pendukung agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Keterampilan menyimak dongeng
Yang dimaksud keterampilan menyimak dongeng adalah kemampuan
siswa menjawab pertanyaan tentang dongeng yang telah di ceritakan oleh
guru.Adapun model yang digunakan untuk menarik minat siswa kelas II untuk
mendengarkan dongeng yaitu dengan model pembelajaran TALULAR. Model
pembelajaran TALULAR akan di gunakan sebagai media dalam menyampaikan
dongeng. Dimana tujuannya adalah mengajak siswa lebih aktif, kreatif, dan
antusias dalam belajar dongeng.Keterampilan menyimak dongeng tersebut dari
hasil siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kriteria yang telah di
tetapkan.
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan data
1. Instrumen Penelitian
a. Tes
“Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” (Arikunto, 2009, hlm 150). Tes
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dilakukan dalam penelitian ini berupa lembar soal yang terdiri dari 10
Pertanyaan mengenai dongeng Sangkuriang yang telah diuji validitas dan
reabilitasnya.
b. Observasi
Arikunto (2009, hlm. 156) mengungkapkan bahwa “observasi merupakan
kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indra.” Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
sistematis dimana observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan.Dalam penelitian ini peneliti
mengobservasi kegiatan siswa dan kegiatan guru.Lembar observasi terlampir.
c. Angket atau kuesioner
“Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang diketahui”(Arikunto, 2009, hlm. 151). Angket yang digunakan dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa setelah pembelajaran
menggunakan TALULAR. (Angket terlampir)
2. Pengembangan Instrumen
a. Tes
1) Uji Validitas
“Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid measure if it successfully
measure the phenomenon).” (Siregar, 2012, hlm. 162)
Menurut Arikunto (2009, hlm. 69) mengungkapkan “ sebuah tes dikatakan
memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki
kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria”.
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kenneth Bailey (Siregar, 2012) mengelompokan tiga jenis utama validitas
yaitu :Face Validity, Criterion Validity, dan Construct Validity. Penelitian ini
menggunakan Construct Validity, menurut Jack R. Fraenkel (Siregar, 2012, hlm.
163) “validasi konstruk (penentuan validitas konstruk) merupakan yang terluas
cakupannya dibanding dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak
prosedur termasuk validasi isi dan validasi kriteria.”
Siregar (2012, hlm. 164) mengungkapkan bahwa suatu instrumen
penelitian dikatakan valid apabila :
a) Jika korelasi product moment melebihi 0,3 (Soegiyono, 1999)
b) Jika koofisien korelasi product moment> melebihi r-tabel (α; n-2), n = jumlah
sampel maka valid
c) Nilai sig. ≤ α
Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas menggunakan teknik korelasi
product momentadalah :
� = � (∑ ��) − (∑ �)( ∑�)�[�(∑X�) − (∑X)�│n(∑��) − (∑�)�]
Dimana :
n = Jumlah responden
x = skor variable (jawaban responden)
y = skor total variable untuk responden n
Hasil analisis uji validitas instrumen dari soal yang telah diuji coba pada
siswa kelas III SDNMekarmaya II Karawang dengan dk=21 dan α= 5% adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Tes
No. Item Kriteria
Penilaian �������
Harga ������ Keputusan
1 0,654 > 0,433 Valid
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 0,661 > 0,433 Valid
3 0,492 > 0,433 Valid
4 0,084 < 0,433 Tidak valid
5 0,548 > 0,433 Valid
6 0,712 > 0,433 Valid
7 0,733 > 0,433 Valid
8 0,583 > 0,433 Valid
9 0,376 < 0,433 Tidak valid
10 0,548 > 0,433 Valid
11 0,571 > 0,433 Valid
12 0,590 > 0,433 Valid
13 0,314 < 0,433 Tidak valid
2) Uji Reabilitas
“Reabelitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula”(Siregar, 2012, hlm.
173)
Arikunto (2009, hlm. 86) mengungkapkan bahwa :
Reabelitas berhubungan dengan masalah kepercayaan.Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebutdapat memberikan hasil yang tetap.Seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Adapun dalam penelitian ini, pengujian reabelitas menggunakan metode
Split Half Method Sperman Brown. Siregar (2012) mengungkapkan prosedur
perhitungan uji reabelitas dengan menggunakan Split Half Method:
a. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat :
Ho : Tidak ada hubungan antara pengukuran Split Half Method( tidak reabel)
Ha : Ada hubungan antara pengukuran Split Half Method(reabel)
b. Menentukan taraf signifikan (α).
c. Membagi instrument.
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Kaidah pengujian.
Jika, r11≤ rtabel, maka Ho di terima
Jika, r11>rtabel, maka Ho ditolak
e. Menghitung r11
1. Menghitung rxy
��� = � (∑ ��) − (∑ �)( ∑�)�[�(∑X�) − (∑X)�│n(∑��) − (∑�)�]
Dimana :
rxy = nilai korelasi
n = Jumlah responden
x = skor variable (jawaban responden)
y = skor total variable untuk responden n
2. Menghitung nilai indeks reabelitas (r11)
��� = 2(���)1 + ���
Dimana :
r11= koofesien reabelitas instrument
rxy = nilai korelasi
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil analisis uji reabelitas instrumen dari soal yang telah diuji coba pada
siawa kelas III SDNMekarmaya II Karawang dengan dan α= 5% adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2Hasil Analisis Uji Reabelitas Instrumen Tes
No Nama Skor Total X^2 Y^2 XY
1 S-1 30 400 100 200
2 S-2 20 100 100 100
3 S-3 90 3600 900 1800
4 S-4 50 400 900 600
5 S-5 20 100 100 100
6 S-6 20 100 100 100
7 S-7 10 0 100 0
8 S-8 50 100 1600 400
9 S-9 90 2500 1600 2000
10 S-10 50 400 900 600
11 S-11 60 900 900 900
12 S-12 40 400 400 400
13 S-13 40 400 400 400
14 S-14 90 2500 1600 2000
15 S-15 90 2500 1600 2000
16 S-16 70 900 1600 1200
17 S-17 10 0 100 0
18 S-18 80 1600 1600 1600
19 S-19 70 900 1600 1200
20 S-20 20 100 100 100
21 S-21 60 900 900 900
22 S-22 40 400 400 400
23 S-23 70 400 2500 1000
1170 19600 20100 18000
Product moment = 0.650816
Reabelitas Tinggi 0.788478 > R tabel 0,43 (reabel)
Total 560 610
Statistik ∑X
30 30
20 20
20 50
40 40
30 40
10 10
50 40
30 40
0 10
20 20
20 20
50 40
50 40
20 30
30 30
10 10
0 10
10 40
60 30
20 30
10 10
(X) (Y)
20 10
10 10
∑�� ∑�" ∑�� ∑��"
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Analisis tingkat kesukaran soal
“Soal yang baik adalah yang tidak terlalu susah dan tidak terlalu sukar
“(Arikunto, 2009, hlm.207). Tingkat kesukaran (p) sebenarnya merupakan nilai
rata-rata dari kelompok teste.
Dalam peneletian ini, peneliti mengambil soal jawaban singkat. Dalam
perhitungan personal di beri nilai, jika jawaban tepat di beri nilai 10 poin dan jika
salah mendapatkan nilai 0, hal ini sependapat dengan pendapat Arifin ( 2012, hlm.
231) “untuk soal bentuk jawaban singkat (short answer) dan melengkapi
(completion) skor yang di cari sama dengan jumlah jawaban yang benar ”
S = ∑B
S = skor yang dicari
∑B = jumlah jawaban yang benar
Arifin ( 2012, hlm. 231)
Perhitungan tingkat kesukaran (p) pada soal isian singkat (Arifin, 2012,
hlm. 266) mengemukakan rumus :
#$ = (%& + %')(�& + �') ( 100%
Dimana:
TK = Proposisi tingkat kesukaran soal
WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok
bawah
WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nL = Jumlah kelompok bawah
nH = Jumlah kelompok atas
Setelah dihitung tingkatkesukaran dari 12 soal tersebut di klasifikasikan
menjadi 3 katagori seperti table berikut :
Tabel 3.3Tabel penafsiran hasil perhitungan tingkat kesukaran soal
Nilai p Katagori
0- 27% Soal mudah
28-72% Soal sedang
73%- 100% Soal sukar
Tabel 3.4 Tabel Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal
No WL WH nL nH TK (%)
1 5 0 7 7 35.71429
2 7 4 7 7 78.57143
3 7 3 7 7 71.42857
4 7 7 7 7 100
5 3 0 7 7 21.42857
6 7 1 7 7 57.14286
7 7 0 7 7 50
8 7 2 7 7 64.28571
9 7 5 7 7 85.71429
10 3 0 7 7 21.42857
11 7 4 7 7 78.57143
12 6 0 7 7 42.85714
13 6 6 7 7 85.71429
Mudah
Interpretasi
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Mudah
Sukar
Menurut Arifin (2009: 270-271) mengemukakan bahwa :
Untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, sebaiknya proporsi antara tingkat kesukaran soal tersebar secara normal, perhitungan proporsi tersebut dapat diatur sebagai berikut: (1) Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25%, atau (2) Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20%, atau (3)Soal sukar 15%, soal sedang 70%, soal mudah 15%.
Komposisi soal yang digunakan sesuai dengan pendapat Arifin (2009: 271)
adalah :
20 % Sukar : Nomor 2 dan 11 (4, 9 dan 13 tidak valid maka tidak akan dipakai)
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60 % Sedang : Nomor 1, 3, 6, 7, 8, dan 12
20% Mudah : Nomor 2 dan 7
4. Daya Pembeda
Arifin (2012, hlm. 273) mengungkapkan bahwa perhitungan daya
pembeda adalah pengukuran sejauh mana soal mampu membedakan peserta didik
yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang
menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu”
Umumnya para ahli membagi kelompok menjadi 27% kelompok atas, dan
27% kelompok bawah. Daya pembeda dapat dihitung dengan rumus :
DP = Daya Beda
WL = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n = 27% x responden
(Arifin, 2012. Hlm 267)
(Arifin, 2012, hlm. 274) Untuk menginterpretasikan koofisien daya
pembeda tersebut dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai
berikut :
Tabel 3.5Koofisien daya pembeda
Index of discrimination Item evaluation
0,40 and up Verry good item
0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to
improvement
DP = (+, -+.)�
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,20 – 0,29 Marginal item, usually needing and being subject
to improvemet
Below – 0,19 Poor item, to be rejected or improved by revision
Berikut hasil daya pembeda instrumen dari soal yang telah diuji coba pada
siswa kelas III SDNMekarmaya II Karawang
Tabel 3.6Hasil analisis daya pembeda
kelompok atas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 S-3 10 10 0 0 10 0 10 0 10 10 10 10 10
2 S-9 10 10 10 0 10 10 10 0 10 10 0 10 0
3 S-14 10 0 10 0 10 10 10 10 0 10 10 10 0
4 S-15 10 0 10 0 10 10 10 10 0 10 10 10 0
5 S-18 10 10 10 0 10 10 10 10 0 10 0 10 0
6 S-16 10 0 0 0 10 10 10 10 0 10 0 10 0
7 S-19 10 0 0 0 10 10 10 10 0 10 0 10 0
jumlah 70 30 40 0 70 60 70 50 20 70 30 70 10
0 4 3 7 0 1 0 2 5 0 4 0 6
kelompok bawah
no siswa soal nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 S-1 10 0 0 0 10 0 0 0 0 10 0 0 0
2 S-2 0 0 0 0 10 0 0 0 0 10 0 0 0
3 S-5 0 0 0 0 10 0 0 0 0 10 0 0 0
4 S-6 0 0 0 0 10 0 0 0 0 10 0 0 0
5 S-20 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0
6 S-7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
7 S-17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
jumlah 20 0 0 0 40 0 0 0 0 40 0 10 10
5 7 7 7 3 7 7 7 7 3 7 6 6
Daya Beda
DP = Daya Beda
WL = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n = 27% x responden
No WL WH n DP
1 5 0 7 0.714286
2 7 4 7 0.428571
3 7 3 7 0.571429
4 7 7 7 0
5 3 0 7 0.428571
6 7 1 7 0.857143
7 7 0 7 1
8 7 2 7 0.714286
9 7 5 7 0.285714
10 3 0 7 0.428571
11 7 4 7 0.428571
12 6 0 7 0.857143
13 6 6 7 0 poor item
verry good item
verry good item
marginal item
verry good item
verry good item
verry good item
verry good item
verry good item
verry good item
poor item
verry good item
verry good item
no siswasoal nomor
jumlah siswa yang salah
jumlah siswa yang salah
Interpretasi
DP = (+, -+.
�
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Observasi
Pengelolaan observasi dilakukan dengan cara berikut ini
Rumus :
/0�10�2310 = 45673ℎ 19:�19:� 6391;637 ( 100%
(Suherman dan Kusumah, 1990, hlm. 72)
Berikut ini adalah interpretase yang telah di katagorikan oleh Suherman
dan Kusumah (1990, hlm. 72) untuk mengamati aktivitas siswa dan guru :
Keterangan skor :
1. K (kurang)
2. C (cukup)
3. B (baik)
4. SB (sangat baik)
Keterangan skor :
1. < 40% - 55% = kurang
2. 55%-75% = cukup
3. 75%-90% = baik
4. 90%-100% = sangat baik
c. Kuesioner (Angket)
Sugiyono (2012, hlm. 199) “Kuesioner merupkan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengancara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Diadakannya angket dalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur respon siswa.
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rumus tingkat persetujuan yang dimodifikasi dari adaptasi Ruspiani
(Putri, 2006) adalah
#<� ==>?
>? × 100 %
Dimana :
#<� = Tingkat persetujuan
JSI = Jumlah seluruh skor siswa per item
SI = Jumlah skor ideal
Setelah data ditabulasi dan dianalisis maka tahap akhir dilakukan
interpretasi dengan katagori persentase menurut Kuntjaraningrat (Putri,2006, hlm.
82) yaitu seperti tabel :
Tabel 3.7 Interpretasi perhitungan persentase
Besar Persentase Interpretasi
0% Tidak ada
1% - 25% Sebagian kecil
26% - 49% Hampir setsengahnya
50% Setengahnya
51% - 75% Sebagian besar
76% - 99% Pada umumnya
100% Seluruhnya
Suherman (Putri, hlm. 83 2006)
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Teknik Analisis Data
a. Analisis Data Indeks Gain Ternormalisasi
Perhitungan data nilai indeks gain dilakukan untuk mengetahui kualitas
peningkatan kemampuan menulis puisi kelas eksperimen dan kelas kontrol dilihat
dari hasil pretes dan postes. Indeks gain dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
< B >=Tf − Ti
SI − Ti Hake (Al-Burhan, 2012)
Tabel 3.8Interpretasi Indeks Gain
Indeks gain (g) Kriteria
g > 0,70 Tinggi
0,30 < g ≤ 0,70 Sedang
g ≤ 0,30 Rendah
Utami (Wulansuci, 2012 hlm. 63)
Setelah menghitung indeks gain, kemudian dilakukan uji normalitas,
homogenitas dan uji perbedaan rata-rata terhadap indeks gain untuk melihat
perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah
H0: Tidak ada perbedaan peningkatan keterampilan menyimakdongeng
antarakelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
TALULARdan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H0 :µ1 = µ2 (Tidak berbeda)
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ha: Ada perbedaan peningkatan keterampilan menyimakdongeng antarakelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran TALULAR dan kelas
kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Ha:µ1 ≠µ2 (berbeda)
a. Uji Normalitas
Penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov, yaitu “uji ini
membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal
serangkaian nilai mean dan standar deviasi yang sama. Singkatnya uji ini
dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi beberapa data” (Siregar, 2012,
hlm. 245).
Adapun langkah-langkah mencari normalitas data menggunakan metode
Kilmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut (Assyiehab, 2012) :
1) Tentukan hipotesis :
Ho = Dmaks< Dtabel
H1 = Dmaks> Dtabel
Dengan kaidah keputusan jika Dmaks< Dtabel maka Ho di terima, yang
artinya data berdistribusi normal
2) Urutkan nilai dari yang terkecil ke terbesar
3) Menentukan rerata
( =∑I(
∑I
Dimana :
( = rerata
I(= jumlah frekuensi kumulatif
I = jumlah responden
4) Menentukan standard deviasi (S)
1 = J∑I(�
∑I
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Untuk menghitung z score digunakan rumus :
K =(; − (
>
z : skor z
x : batas atas kelas interval
(̅ : nilai rata – rata
S : simpangan baku
6) Selanjutnya membuat tabel bantu standar deviasi normalitas (data harus
diurutkan terlebih dahulu)
Tabel 3.9Tabel Bantu Standar Deviasi Normalitas
No Xi Z Ft Fs | Ft-Fs |
1
2
n
Keterangan :
Xi = angka pada data
Z = angka baku
Ft = probalitas kumulatif normal (komulatif proporsi luasan kurva
normal berdasarkan notasi Z, dihitung dari luasan kurva mulai
dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Z
Fs = probabilitas kumulatif empiris
S = simpangan baku
7) Signifikansi
Signifikansi uji, nilai terbesar | Ft – Fs | dibandingkan dengan nilai table
Kolmogorov-Smirnov, jika nilai | Ft – Fs | terbesar kurang dari nilai table
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kolmogorov-Smirnov, maka Ho diterima ; H1 ditolak. Jika nilai | Ft – Fs | terbesar
lebih besar dari nilai table Kolmogorov-Smirnov, maka Ho ditolak ; H1di terima.
b. Uji Homogenitas
Setelah uji normalitas, maka akan diketahui bahwa populasi berdistribusi
normal atau tidak. Jika populasi berdistribusi tidak normal maka menggunkan uji
non-parametik yaitu uji Mann-Whitney (jika responden > 20), jika data
berdistribusi normal, dilakukan uji homogenitas varians (uji-F) dengan
menggunakan rumus :
M =N3�;3�1 20�O013�N3�;3�1 20�90P;7
(Akdon, 2004:167)
Kriteria pengujian :
Jika Fhitung≥ Ftabel, data tidak homogen
Jika Fhitung≤ Ftabel, data homogen
Dengan hipotesis :
H0 : Q�� = QR�
H1 : Q��≠QR�
c. Uji Perbedaan Rata-Rata
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitasakan diketahui bahwa
data normal dan homogen atau tidak, kemudian untuk mengetahui perbedaan rata-
rata kelas kontrol dan eksperimen dilakukan uji perbedaan rata-rata, jika data
normal dan homogen maka menggunakan uji statistik parametik, sedangkan jika
tidak normal memakai uji non parametik. Sebelum melakukan uji perbedaan rata-
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rata, perlu dirumuskan terlebih dahulu hipotesis yang akan diuji. Dalam penelitian
ini, hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 :µ1 = µ2 (Tidak berbeda)
Ha:µ1 ≠µ2 (berbeda)
Yaitu :
H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Ha : Terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Guna menghitung hipotesis penelitian ini digunakan uji t menggunakan
rumus t testpolled varians bila n1≠ n2, varian homogen Q�� = Q�
� , dengan derajat
kebebasan (dk) = �� + �� − 2
2 =(̅� − (̅R
�S(�T-�)UTVW(�X-�)UXV�TW�X-� Y S ��T + ��XY
(Sugiyono, 2012, hlm 273)
Keterangan :
(̅� =mean kelas eksperimen
(̅R =mean kelas kontrol
�� =jumlah peserta didik kelas ekperimen
�R =jumlah peserta didik pada kelas kontrol
1�� = variansi data kelas eksperimen
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1R� =variansi data kelas kontrol
F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Langkah-langkah persiapan penelitian yang dilakukan peneliti adalah :
a. Diawali dengan identifikasi masalah dan melakukan kajian literatur terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran
TALULAR.
b. Inventarisasi penelitian terdahulu
c. Mencari judul penelitian sesuai dengan permasalahan yang akan diangkat.
d. Merumuskan masalah penelitian. Merumuskan hal-hal apa saja yang akan
dicari pada penelitian ini
e. Dari hasil kajian di atas di gambarkan melalui sebuah proposal penelitian.
f. Seminar Proposal di Kampus UPI Purwakarta, di lanjutkan dengan revisi.
g. Pembuatan instrumen penelitian dan rancangan pembelajaran, baik untuk
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Instrumen penelitian terdiri
dari tes menyimak berisi isian singkat yang di buat sesuai dengan langkah-
langkah menyimak.
h. Permohonan izin penelitian kepada Direktur UPI Purwakarta dan permohonan
izin kepada Kepala Sekolah yang akan di uji instrumen yaitu SDN
Mekarmaya II dan kepada Kepala Sekolah SDN Mekarmaya I sebagai sekolah
tempat penelitian.
i. Setelah disetujui maka peneliti langsung terjun kepada sekolah yang
bersangkutan untuk melaksanakan penelitian. Penelitian diawali dengan
melakukan uji coba instrumendi SDN Mekarmaya II pada tanggal 15 Maret
2014, pukul 08.00 – 09.00 WIB.
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Tahap pertama setelah persiapan penelitian dianggap cukup memadai,
dilanjutkan dengan memilih dua kelas sampel penelitian secara acak, hal itu
dimungkinkan karena SDN Mekarmaya I mempunyai karakteristik yang
hampir sama seperti gender, sebaran usia, dan keadaan ekonomi. Selanjutnya
di tetapkan sampel yaitu kelas III A sebagai kelas kontrol dan kelas III B
sebagai kelas eksperimen.
b. Tahap kedua adalah persiapan membuat media berbasis TALULAR yaitu
membuat rumah dongeng dengan menggunakan barang-barang bekas.
c. Tahap ke tiga yaitu pelaksanaan soal pretest pada kedua kelas baik kelas
kontrol maupun kelas eksperimen pada tanggal 3 Mei 2014
d. Tahap ke empat adalah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran TALUAR di kelas eksperimen yaitu di kelas III B pada
tanggal 5 Mei 2014 dan 6 Mei 2014 dan pelaksanaan pembelajaran dengan
pembelajaran konvensional di kelas kontrol pada tanggal 5 Mei 2014.
Pembelajaran di kelas eksperimen berlangsung 4 x 35 menit dengan 2 x 35
menit di tanggal 5 Mei 2014 dan 2 x 35 menit di tanggal 6 Mei 2014,
sementara di kelas kontrol hanya berlangsung 2 x 35 menit pada tanggal 5
Mei 2014.
e. Tahap kelima adalah pemberian posttest di kedua kelompok siswa, di kelas
eksperimen posttest dilaksanakan tanggal 6 Mei 2014 sementara di kelas
kontrol pada tanggal 5 Mei 2014.Khusus untuk kelas eksperimen setelah
selesai pembelajaran siswa diminta untuk mengisi angket.
f. Tahap ke enam adalah menganalisis data yang telah diperoleh.
g. Tahap terakhir penelitian ini adalah membuat laporan penelitian.
3. Gambaran Pelaksanaan Penelitian
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TALULAR
Sebelum penelitian dilaksanakan pada kelas eksprimen maka di buat
terlebih dahulu media pembelajaran berbasis TALULAR yaitu rumah dongeng
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang sesuai dengan dongeng yang akan dibawakan yaitu dongeng Tangkuban
Parahu, pembuatan rumah dongeng ini dibuat dengan menggunakan barang-
barang bekas yang sesuai dengan ciri TALUAR (Malawi Institute of Education
2004). Sebelum memberikan treatment kepada kelas eksperimenpeneliti
memberikan tugas yaitu mengekstrak bunga teleng, daun pandan, dan bunga
rosella menjadi sebuah cairan, membawa kunyit dan arang untuk mewarnai
gambar dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti ciri TALULAR yaitu
memanfaatkan sumber daya local yang ada.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Mei pukul
07.00-09.00 WIB di kelas, selanjutnya anak-anak di kelas eksperimen di bawa
belajar di alam terbuka, sesuai dengan ciri TALULAR yaitu bahwa pembelajaran
tidak terpaku pada kelas (Malawi Institute of education, 2004), pada pembelajaran
ini anak diminta menceritakan gambar yang telah disediakan, yaitu gambar seri
tentang dongeng Tangkuban Parahu untuk membangun persepsi awal dongeng,
dan memberikan anak kesempatan untuk menggunakan imajinasinya menebak
alur cerita tentang Tangkuban Parahu. Setelah menceritakan siswa diminta untuk
mewarnai dengan pewarna alami yang telah ditugaskan.Setelah selesai maka
gambar dikumpulkan sebagai LKS, dan siswa kembali ke ke sekolah, dan di beri
tugas untuk membawa kardus bekas, pulpen bekas, buku gambar, lem, gunting
dan solasi untuk membuat wayang pada keesokan harinya.
Pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2014, peneliti
menjelaskan dongeng Tangkuban Parahu dengan menggunakan media rumah
dongeng dan wayang yang terbuat dari barang bekas sebagai salah satu ciri
TALUAR.Setelah menjelaskan siswa membuat wayang mereka sendiri dengan
bahan bahan yang telah ditugaskan kemarin, ini merupakan salah satu ciri
TALULAR yaitu peserta didik memproduksi sesuatu secara kreatif, lalu
mengomentari tokoh-tokoh yang ada di dongeng Tangkuban Parahu.Pembuatan
wayang di lakukan secara individu, tetapi untuk pemilihan karakter tokoh wayang
dilakukan secara kelompok.Setelah selesai membuat wayang dan mengomentari
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tokoh di dalam dongeng (indikator pembelajaran), maka siswa diberikan posttest,
setelah selesai posttest siswa mengisi angket.
Aktifitas siswa di kelas eksperimen sangat positif dilihat dari antusisme
siswa yang tinggi sewaktu belajar, sisiwa yang aktif, kreatif, dan hasil tes pun
memperlihatkan hasil yang baik.
b. Pembelajaran dengan pendekatan konvensional
Pembelajaran secara konvensional ini dilakukan di kelas kontrol pada
tanggal 5 Mei 2014 selama 2 x 35 menit. Pada penelitaian ini peneliti memberikan
pembelajaran menyimak dongeng secara tradisional yaitu menjelaskan dongeng
dengan membaca dongeng di depan kelas, siswa memperhatikan penjelasan guru,
dan setelah itu menjawab soal yang merupakan soal posttest.
Aktifitas siswa pada pembelajaran konvensional cendrung pasif, karena
pembelajaran terpusat pada guru, guru lebih mendominasi pembelajaran dengan
menceritakan dongeng tanpa membiarkan siswa berimajinasi untuk membangun
apersepsi awal tentang dongeng. Pembelajaran pun terbilang singkat dan monoton
dibanding dengan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
TALULAR.