BAB III Yang Diperbaikki

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gggggggggggggggggggggggggggggggggggggggddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

Citation preview

BAB

BABIII

PEMBAHASAN

3.1. Tata Ruang Kapal

3.1.1. Perletakan Sekat Pembagi

Sesuai dengan aturan Biro Klasifikasi Indonesia tentang lambung kapal diberikan persyaratan yaitu :

a Jarak Gading Normal ( ao )

Menurut BKI Vol. II tahun 1996 section 9, hal. 9-1 memberikan formula :

m

b Letak sekat ceruk haluan

Menurut BKI Vol. II tahun 1996 section 11, hal. 11-1 bahwa untuk kapal dengan panjang kurang dari 200 m, letak sekat ceruk haluan tidak boleh kurang dari 0,05 panjang kapal diukur dari forepeak perpendicular

m (terletak pada gading 71)

c Letak sekat ceruk buritan

Menurut BKI Vol. II tahun 1996 bahwa jarak sekat ceruk buritan dari Stern Post adalah (3 5) jarak gading.

Lcb= 5 x ao

= 5 x 0.57

= 2.85 m

Jarak boss propeller dari Ap

S= 4% x Lbp (Schneekluth,1987 : 84)

= 0,04 x 45,2

= 1.808 meter

Sekat ceruk buritan ini terletak pada gading 5, diukur dari Ap d Letak sekat kamar mesin

Panjang kamar mesin dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Lm= L + 6

(m)

= 1.67 + 6(m)

= 7.67 m

Dimana : L

= panjang mesin utama

= 1.67 m

Penyesuaian dengan jarak gading :

Lm/ao=

= 12.783

= 13Sehingga panjang kamar mesin adalah :

Lm

= 13 x 0.57 m

= 7.41 m

Sekat kamar mesin terletak pada gading 20, diukur dari Ape Jumlah sekat yang direncanakan

( BKI vol. II 1989 section 11 A.2.1. hal. 11-1 )

Jumlah sekat kedap air yang digunakan pada suatu kapal tergantung dari panjang kapal yang direncanakan. Penentuannya sebagai berikut :

45 meter ( Lpp ( 65 meter = 4 sekat

Jadi dari ketentuan di atas sekat yang digunakan tidak kurang dari 4 buah sekat dan pada kapal ini direncanakan 4 buah sekat kedap air yaitu :

1. Sekat haluan terletak pada gading 71

2. Sekat buritan terletak pada gading 5 3. Sekat kamar mesin terletak pada gading 204. Sekat ruang muat terletak pada gading 45f Tinggi Double Bottom ( Dasar Ganda )

Menurut BKI Vol. II tahun 1996 section 8, hal. 8-2 memberikan formula menghitung tinggi double bottom cargo yaitu :

mm

= 0.7 m

Sedangkan tinggi double bottom pada kamar mesin adalah :

= 0.795 m

= 0.8 m

g Perhitungan Engine CasingSesuai dengan data mesin dari brosur yang berpatokan pada besarnya BHP, maka diperoleh data mesin sebagai berikut :

L

= 1,670 m

H = 0,893 m

B

= 0,802 m

W = 5 tonDari data mesin di atas, maka direncanakan engine casing sebagai berikut :

Sumber : BKI Vol. II / 96 sec.7-2

Lec = 1 + L

= 1 + 1,670

Dimana ;

L = panjang mesin

= 2,67 m

Bec = 1 + B

= 1 + 0,802

Dimana :

B

= lebar mesin

= 1,802 m h Bangunan atas dan rumah geladak

Pada kapal ini direncanakan jarak antar geladak dan bangunan atas adalah 2.0 meter dengan pertimbangan :

Tinggi rata-rata tiap orang

: 180 cm

Tinggi interval kepala ke palvon

: 20 cm

Tinggi langit-langit/palvon

: 20cm

Bangunan atas dan rumah geladak terdiri atas

Passenger Deck dengan panjang 28, 16 m tinggi 2,4 m

Navigation Deck dengan panjang 23, 4 m tinggi 2,4 m

Top deck dengan panjang 10,21 m tinggi 2,4 m

3.1.2. Perletakan Ruangan

a. Kamar Mesin (Engine room)

Kamar mesin terletak antara sekat buritan dan sekat kamar mesin. Sesuai perhitungan di atas kamar mesin terletak dari gading 5 sampai gading 20 dengan panjang kamar mesin 9 m.

b. Ruang Muat (Cargo Hold)

Ruang muat yang direncanakan adalah ruang antara sekat ruang mesin sampai sekat haluan. Sesuai dengan Rules BKI Vol. II Section 11 tahun 1996 hal. 11-1, bahwa panjang ruang muat tidak boleh lebih dari 30 m. Pembagian ruang muat :

Panjang ruang untuk akomodasi penumpang adalah 15 m

Panjang ruang muat hingga sekat haluan adalah 15,6 m.Kontrol Ruang Muat

Diketahui Payload kapal rancangan ini adalah 400 Ton. Berdasarkan kurva volume lambung kapal diperoleh :

Vdeck dari gading 47 gading 71= 812.2909m3VDB dari gading 47 gading 71= 419.4851m3Jadi volume ruang muat adalah :

Vrm= Vdeck VDB

= 812.2909 419.4851

= 392.8057626 m3Volume ruang muat dikurang 10 % akibat faktor konstruksi kapal, sehingga :

Vrm= 392.8057626 - (10% * 392.8057626)

= 353.5251863 m3Kontrol antara volume ruang muat dengan besarnya muatan yang diangkut sesuai dengan trayek kapal dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Surabaya - TualSF (m3/ton)Jumlah (ton)Vrm

Cengkeh1.15150172.5

Sagu1.4150210

Vrm =353.525 m3;PL = 400 Ton300352.5

Tual - Surabaya

Pelat Timah0.3515052.5

Rempah-Rempah2150300

Vrm =353.525 m3;PL = 400 Ton300352.5

c. Ruang Awak Kapal

Ruang awak kapal direncanakan ditempatkan pada Navigation deck, Passenger deck, Under main deck dam doblle bottom dengan pembagian sebagai berikut :

Navigation Deck

Terletak pada gading 20 37 yang diukur dari Ap, dengan pembagian ruangan sebagai berikut :

Ruangan ruangan yang terletak disebelah Kanan ( BS ), pada Navigation Deck adalah sebagai berikut :

Ruang Kemudi Terletak pada gading 37 41, dan terletak diantara (BS dan PS ), dengan luas 2.3 x 8.4 m.

Ruang PetaTerletak pada gading 33 37, dengan luas ruangan sebesar 2.3 x 2 m

Kamar Kepala MesinTerletak pada gading 26 33, dengan luas 4 x 2.5 m.

Kamar Masinis I

Terletak pada gading 20 - 26, dengan luas ruangan sebesar 3.5 - 2.5 m.

Ruangan ruangan yang terletak diselah Kiri ( PS ), pada Navigation Deck adalah sebagai berikut :

Kamar Nakhoda

Terletak pada gading 26 33, dengan luas ruangan 4 x 2.5 m.

Kamar Mualim I

Terletak pada gading 20 - 26, dengan luas ruangan 3.5 x 2.5 m.

Ruang Radio

Terletak pada gading 33 37, dengan luas ruangan 2.3 x 2 m.

Passenger Deck

Terletak pada gading 0 37 yang diukur dari Ap, dengan pembagian ruangan sebagai berikut :

Ruang santai Penumpang Terletak pada gading 37 45 dengan luas 6,4 m. serta posisinya antara ( BS dan PS ).Ruangan ruangan yang terletak diselah kanan ( BS ), pada Passenger Deck / Boat deck adalah sebagai berikut :

Ruang kafetaria

Terletak pada gading 37 - 45, dengan luas ruangan 2 x 3 m.

Kamar Serang

Terletak pada gading 28 - 31, dengan luas ruangan 2.5 x 2.5 m

Kamar Juru mudi

Terletak pada gading 25 - 28, dengan luas ruangan 2.3 x 3.5 m

Kamar Mandor mesin

Terletak pada gading 22 - 25, dengan luas ruangan 2x 2 m.

Kamar Masinis II

Terletak pada gading 19 - 22, dengan luas ruangan 2.5 x 2.5 m.

Kamar Mandi ABK

Terletak pada gading 16 - 19, dengan luas ruangan 1.5 x 1.5 m.

Ruangan ruangan yang terletak diselah kiri ( PS ), pada Passenger Deck / Boat deck adalah sebagai berikut :

Ruang Santai ABK

Terletak pada gading 35 37, dengan luas ruangan 3 x 3 m.

Ruang Rapat ABK

Terletak pada gading 28 - 31, dengan luas ruangan 3 x 3 m.

Kamar Operator radio

Terletak pada gading 22 - 25, dengan luas ruangan 2.5 x .2.5 m

Kamar Mualim II

Terletak pada gading 19 22, dengan luas ruangan 3 x 3 m. Kamar Mandi ABK

Terletak pada gading 16 - 19, dengan luas ruangan 1.5 x 1.5 m.

Main Deck :

Terletak pada gading 0 45 yang diukur dari Ap, dengan pembagian ruangan sebagai berikut :

Ruangan ruangan yang terletak diselah kanan ( BS ), pada Main deck adalah sebagai berikut : Klinik

Terletak pada gading 18 _ 21, dengan luas ruangan 2.3 x 3 m.

Kamar Mandi

Terletak pada gading 16 _ 19, dengan luas ruangan 2.3 x 2.3 m.

Kamar Juru masak

Terletak pada gading 12 _ 16, dengan luas ruangan 2.3 x 3 m

Ruang Makan ABK

Terletak pada gading 0 _ 12, dengan luas ruangan 2.3 x 3 m

Ruangan ruangan yang terletak diselah kanan ( BS ), pada main deck adalah sebagai berikut : Mosholla

Terletak pada gading 16 _ 21, dengan luas ruangan 3 x 3 m.

Kamar Juru minyak

Terletak pada gading 12 _ 16, dengan luas ruangan 2.3 x 3 m. Gudang perbekalan

Terletak pada gading 0 _ 12, dengan luas ruangan 3 x 3 m.

Ruang PenumpangTerletak pada gading 21 45, dengan luas 12.6 x 8.2 m.dan jumlah tempat tidur bersusun sebanyak 80 buah untuk kanan ( BS ). Dan 80 buah tempat tidur bersusun untuk sebelah kiri ( PS ), serta 20 buah tempat tidur bersusun yang ditempatkan diantara ( BS dan PS ).

Kamar Mandi PenumpangTerletak pada gading 28 _ 37, dengan luas ruangan 3 x 3 m. dan posisinya terletak ditengah- tengah ruangan kapal.Under Main Deck :

Terletak pada gading 0 45 yang diukur dari Ap, dengan pembagian ruangan sebagai berikut :

Ruang PenumpangTerletak pada gading 21 45, dengan luas 12.6 x 8.2 m.dan jumlah tempat tidur bersusun sebanyak 80 buah untuk kanan ( BS ). Dan 80 buah tempat tidur bersusun untuk sebelah kiri ( PS ), serta 20 buah tempat tidur bersusun yang ditempatkan diantara ( BS dan PS ).

Kamar Mandi PenumpangTerletak pada gading 28 _ 37, dengan luas ruangan 3 x 3 m. dan posisinya terletak ditengah- tengah ruangan kapal.

3.2. Perletakan Tangki Tangki

Tangki-tangki yang diletakkan pada double bottom antara lain :

3.2.1. Tangki Bahan Bakar (Fuel Oil Tank)

W Fuel Oil

: 22.14

TonBerat jenis cairan

: 0.85

Ton/m3

Volume tangki yang dibutuhkan: 26.047m3Berdasarkan grafik volume lambung setinggi double bottom diperoleh volume tangki dari gading 21 sampai gading 33 sebesar 37.718 m3, Sehingga tangki direncanakan ditempatkan pada gading tersebut.

3.2.2. Tangki Minyak Pelumas (Lubrication Oil Tank)

W Lubrication Oil

: 0.11TonBerat jenis cairan

: 0.90

Ton /m3

Volume tangki yang dibutuhkan: 0.12m3Berdasarkan grafik volume lambung setinggi double bottom diperoleh volume tangki untuk satu jarak gading yaitu antara gading 19 dan gading 20 0.361 m3, sehingga tangki ini diletakkan pada gading tersebut. 3.2.3. Tangki Air Tawar (Fresh Water Tank)

W air tawar

: 45.6

tonBerat jenis cairan

: 1.0

ton/m3

Volume tangki yang dibutuhkan: 45.6

m3

Berdasarkan grafik volume lambung setinggi double bottom diperoleh volume tangki dari gading 34 sampai gading 62 sebesar 140.5 m3, Sehingga tangki direncanakan ditempatkan pada gading tersebut.

3.2.4. Tangki Ballast (Ballast Tank)

Tangki ballas dugunakan untuk beberapa keperluan antara lain :

Mengimbangi trim kapal, khusus menjaga agar propeller tetap terbenam.

Mempertahankan stabilitas kapal Menjaga dan mengimbangi keolengan kapal

Berdasarkan hal-hal di atas maka dalam general arrangement kapal rancangan ini, tanki ballas selain ditempatkan pada double bottom, juga ditempatkan pada ceruk haluan dan ceruk buritan.

Tangki ini diletakkan pada double bottom gading 63 sampai gading 71 dan pada bagian haluan pada gading 71 sampai gading 79 serta terletak pada bagian buritan kapal gading -4 sampai gading 0.

3.2.5. Tangki Pembuangan Air Sisa

Jumlah kotoran yang dihasilkan diperkirakan 5 ltr / orang/hari

Lama pelayaran

: 12

Hari

Jumlah crew

: 14

OrangJumlah Penumpang

: 350

Orang

Total

: 364

OrangVolume tangki yang dibutuhkan: 1820

Liter

: 18.20 m3Tangki ini diletakkan pada gading 6 sampai gading 18.

3.2.6. Cofferdam

Cofferdam disetiap antara tangki sebagai pembatas dua jenis cairan yang berbeda. Cofferdam juga sebagai penampung cairan apabila terjadi kebocoran pada salah satu tangki agar cairan yang berbeda tersebut tidak tercampur dengan tangki yang bersebelahan.

Jumlah cofferdam yang digunakan pada kapal ini adalah 4 buah masing-masing terletak pada :

Cofferdam 1: pada gading 18 dan gading 19Cofferdam 2: pada gading 20 dan gading 21Cofferdam 3: pada gading 33 dan gading 34Cofferdam 4: pada gading 62 dan gading 63

3.3. Perlengkapan Kapal

3.3.1. Perlengkapan Untuk Operasi Kapal

a. Tangga (Ladder)

Menurut buku Marchant Ship Desibn Handbook V, hal. 73 74 tabel 50

Tangga samping/tangga lambung

Menurut buku yang sama, pada tabel 185 ditentukan :

Lebar tangga

: 600 800 mm

Sudut kemiringan: 48o 53o

: 53o

Tangga lambung terletak pada main deck sehingga tinggi dari sarat air minimum adalah :

Lts

= [(H + 2.0) T] / sin 53o

= [(5.5 + 2) 3.7) / 0.79863551

= 4.8 m

Tangga terbuat dari Aluminium Alloy, lebar tiap anak tangga 800 mm, tangga menggunakan handrail dengan interval antar handrail 300 mm.b. Tangga penghubung antar deck

Rata-rata tinggi tiap deck adalah 2.0 m, maka panjang tangga jika sudut kemiringan sebesar 53o adalah

Ltd= 2.0 / sin 53o

= 2.0 / 0.79863551

= 2.5 mUntuk tangga yang berada pada ruang deck penumpang

Tinggi dari under main deck ke main deck adalah 4.27 m.

Direncanakan tangga bentuk bertingkat dengan tinggi vertical yaitu :

S

=

= 2.136 m

Jika kemiringan tangga 53o maka panjang tangga adalah

Ltd=

= 2.6 mc. Tangga di kamar mesin

Tinggi dari double bottom ke main deck adalah 4.66 m

Direncanakan tangga bentuk bertingkat dengan tinggi vertikal yaitu :

S

=

= 2.33 m = 2.3 m

Jika kemiringan tangga 53o maka panjang tangga adalah

Ltm=

= 2.9 m ( untuk satu tangga )

Lebar tangga yang direncanakan 0.7 md. Tangga vertikal

Tangga jenis ini digunakan pada geladak atas (top deck). Lebar tangga ini berkisar antara 250 mm - 350 mm.3.3.2. Jendela (windows)

Jendela yang direncanakan terdiri atas dua macam, yaitu jendela bulat (side schutle) dan jendela segi empat ( square window)Menurut buku Sistem dan Perlengkapan Kapal I dan II dan Marchant Design Handbook VI hal 67. Tinggi jendela pada umumnya 1550-1650 mm dari geladak. Jendela bulat umumnya berdiameter 300-400 mm, dipasang pada geladak utama, dimana jendela pada kamar mandi menggunakan kaca buram. Jendela samping dan jendela di depan Whell house direncanakan agar cahaya dapat masuk ke dalam ruangan di dalam kapal pada setiap ruangan.Jendela permanen yang dilaskan pada gading-gading diberi engsel berdiameter 250-400 mm, dilengkapi kaca Sesuai dengan klasifikasi untuk tipe non opening wate light dirancang dengan tahan tekanan hidrolik 0.2-1.0 kg/cm2.Ukuran-ukuran jendela adalah sebagai berikut Untuk jendela bulat (water light side schutle) dengan diameter 500 mm digunakan pada :

Main Deck

Under Main DeckUntuk jendela segi empat dengan ukuran 600 x 400 mm digunaka pada pada Passenger DeckUntuk jendela kaca segi empat kedap air ukuran 750 x 750 mm untuk bagian samping dan 1200 x 750 mm untuk bagian depan digunakan pada geladak navigasi (navigation deck).

3.3.3. Pintu - Pintu

Menurut buku Marchant Ship Design Handbook VI hal. 67 tabel 185. Seluruh pintu di kabin, gudang dilengkapi dengan handle, kunci yang aman dan material yang aman pula.

-Untuk ruang umum

= 700

mm

-Untuk ruang pribadi

= 600 700 mm

-Untuk pintu keluar

= 900

mm

Pada kapal rancangan ini digunakan dua jenis pintu yaitu pentu kedap dan pintu tidak kedap. Pintu kedap digunakan pada :

Kamar mesin dirancang dengan sistem kedap air dengan ukuran 700 mm x 2000 mm Pada pintu-pintu yang langsung keluar bebas dengan sistem kedap air dengan ukuran 900 x 1950 mm

Sedangkan pintu-pintu tidak kedap digunakan pada :

Ruang umum dengan ukuran 700 x 1950 mm Ruang pribadi dengan ukuran 700 x 1950 mm3.3.4. Gang/lorong

Menurut buku Marchant Ship Design Handbook VI hal 62 tabel 179

Untuk dua orang lebarnya 1000 mm Untuk satu orang lebarnya 800 900 mm

Gang atau lorong yang ada pada deck penumpang

Lebar lorong atau gang antara tempat tidur (lambung kiri dan kanan) 1200 mm dan jarak antara tempat tidur adalah 750 mm.

Gang atau lorong yang digunakan sebagai ruang umum yaitu 2000 mm.

3.3.5. Bulwark dan Railing

Pelataran keci dengan railing di atas bulwark pada bagian haluan kapal (geladak cuaca) dipergunakan sebagai tempat untuk menambat tali. Bulwark dirancang sedemikain rupa dan disesuaikan dengan tangga akomodasi dan keadaan lain yang dianggap perlu. Tinggi dari handrail ini umumnya 1 m dan dipasang pada sisi-sisi kapal, ujung geladak terbuka, dimana bulwark tidak dipasang. Tiang-tiang pagar (Stanchion) ini umumnya dipasang dengan jarak 1.4 m tapi pada kapal ini dirancang dipasang dengan jarak 0.81.1 m Bagian atas dari railing ini dilapisi dengan kayu yang dipernis3.3.6. Ventilasi (Acces Opening)

Dalam buku Sistem dan Perlengkapan Kapal oleh Soekarsosno N. A. hal. 46 :

Maksud dan tujuan ventilasi udara adalah :

Untuk menjaga udara di dalam ruangan-ruangan kapal selalu bersih/segar, sehingga timbullah atmosfir yang dapat dirasakan nyaman oleh manusia. Untuk menjaga kondisi udara pada ruang muat agar tidak terjadi pembusukan pada muatan yang dibawa.

Macam-macam sistem ventilasi udara :

Sistem ventilasi biasa (natural ventilation), pada prinsipnya menggunakan gerakan atau aliran udara. Sistem ventilasi mekanis (Mechanical Ventilation), gerakan udara dibantu oleh adanya kipas atau alat lainnya yang sejenis ang berputar pada tabung.

Untuk ventilasi udara pada kompartemen-kompartemen kapal dipergunakan ventilasi mekanis, tinggi dari ventilasi yang digunakanblower minimal 900 mm dari geladak. Khusus pada ruang akomodasi menggunakan system AC (Air Conditioning)

3.3.7. Palka

Bukaan palka terbagi atas 3 bagian dengan ukuran ambang palka sebagai berikut :

Ruang muat

= 15200 mm x 8400 mm

Menurut peraturan lambung timbul, bahwa tinggi minimum ambang palka adalah 600 mm. Untuk mendapatkan penutup palka yang kedap air dan udara maka digunkan packing yang terbuat dari hollow packing atau karet dan sponge packing.Dalam buku Sistem dan Perlengkapan Kapal Handbook Fakultas Teknik Perkapalan ITS Surabaya hal. 136 :

Sistem pembukaan dan Penutupan palka :

Sistem pembuka dan penutup palka dibuat sedemikian rupa hingga mempunyai kecepatan pembukaan dan penutupan yang cepat, karena akan memperpendek waktu tambat di pelabuhan serta mengurangi biaya pengangkutan barang. Pembuka dan menutup palka haruslah tidak berbahaya, sederhana, dan mudah. Menutup lubang palaka tidak boleh membebani geladak dan tidak mengganggu operasi pemasukan dan pembongkaran barang.

Dari cara kerja terbagi atas 4 macam : Dengan sistem diangkat, sistem ini terdiri atas balok palka (hatch beam), tutup lubang palka dan tutup kain terpal. Dengan sistem didorong dan diatur, dilakukan dengan cara mendorong atau menarik tiap seksi tutup lubang palka kearah memanjang kapal serta mengaturnya pada tempat khusus, tiap seksi berputar 90o. Dengan sistem dilipat dan disandarkan, dilakukan dengan cara membuka tiap tiap seksi dengan lipatan dan kemudian disandarkan ke arah memanjang kapal. Dilakukan dengan sistem pertolongan motor listrik atau hidrolik. Dengan sistem digulung, dilakukan dengan cara membuka palka dengan menggulung tiap seksi dari penutup lubang palka pada tempat gulungan yang khusus dengan pertolongan motor listrik atau hidrolik.3.3.8. Dewi-Dewi

Dalam buku Sistem dan Perlengkapan Kapal Handbook Fakultas Teknik Perkapalan ITS Surabaya hal. 73

Dewi-dewi adalah alat untuk meluncurkan sekoci dari kapal ke air. Dilihat dari cara kerjanya dewi-dewi dibagi atas beberapa bagian yaitu:

Dewi-dewi dengan sistem berputar (radial) Dewi-dewi dengan sistem menuang/berengsel (luffing davits) Dewi-dewi dengan sistem grafitasi (grafity davits)

Untuk kapal samudra biasa menggunakan dewi-dewi dengan sistem luffing davits atau grafity davits atau pula menggunakan kombinasi keduanya, dengan beberapa keuntungan antara lain :

Dapat mengerem sendiri/mudah dikuasai Tidak terdapat kesukaran dalam menurunkan skoci meskipun kapal miring 15o.

Pada kapal rancangan ini digunakan dua buah dewi-dewi karena sekoci yang digunakan adalah dua buah pada bagian kiri dan kanan kapal.3.3.9. Ukuran Daun Kemudi

a. Luas daun kemudi

m2

b. Tinggi dan lebar daun kemudi

hp= 0,6 T

= 0,6 x 3.7

= 2.22 mBp= A/hp

= 4.35/2.22

= 2 m3.4. Perlengkapan Labuh dan Tambat

3.4.1. Perlengkapan labuh

a. Jangkar (Anchor)

Dalam buku Sistem dan Perlengkapan Kapal Handbook Fakultas Teknik Perkapalan ITS Surabaya, Bab Jangkar dan Perlengkapannya, hal. 1 :

Bagian-bagian dari jangkar :

Jangkar (Anchor) Rantai jangkar (Anchor Chain) Pipa rantai jangkar (Howse pipe) Chain locker Mesin pengangkat dan penurun jangkar (windlass)

Jumlah jangkar :

3 buah jangkar haluan, satu buah cadangan 1 buah jangkar arus ditempatkan diburitan dengan ukuran 1/3 lebih kecil dari jangkar haluan 1 buah jangkar semat, beratnya 1/6 jangkar haluan, gunanya untuk memindahkan jangkar haluan bila kapal kandas (diangkut dengan skoci)Perhitungan jangkar

Bak rantai digunakan untuk menyimpan atau menempatkan jangkar pada saat berlayar.

Perhitungan luas bidang tangkap angin ( BKI II section 18 Halaman 18.1 )

Z

= D2/3 + 2 * h * B +

= 240,967 m2

Dimana :

Z

= Angka penunjuk pada BKI

fb= Lambung timbul kapal

= H T

= 1,8 m

hi= Tinggi rumah geladak

= 2 * 3

= 6 m

h= Tinggi garis muat air mesin sampai ke geladak atas

= fb + hi

= 7.8 m

D= Displacement

= 1086.52 Ton

B= Lebar kapal

= 8,4 m

= Luas bidang tangkap angin terdiri atas :

1= Top deck

= 2 m * 12.54 m

= 25.08 m2

2= Navigation deck

= 2 m * 21.7 m

= 43.4 m2

4= Passenger deck

= 2 m * 28.54 m

= 57.08 m2

5= Forecastle

= 2 m * 7 m

= 14 m2

6= Lambung timbul

= LWL * ( H T )

= 83.394 m2

Total= 222,954 m2

Dari table BKI Volume II 1996 Halaman 18 - 1-Jangkar tanpa tongkat

Jumlah jangkar= 3

Berat 1 jangkar= 780 Kg

-Rantai untuk jangkar

Panjang total

= 350 m

Diameterd1= 28 mm

d2= 24 mm

d3= 22 mm

-Tali

Panjang tali tarik= 180 m

Panjang tali tambat= 120 m

Jumlah tali tambat= 4

Beban tali tarik= 150 KN

Beban tali tambat= 70 KN

Kotak Rantai Jangkar (Chain Locker)

Pada umumnya chain locker diletakkan di depan collision bulkhead dan diatas forepeak tank, ditinjau dari bentuknya chain locker dibagi atas dua bagian :

1. Bebentuk segi empat (adalah yang umum digunakan)2. Berbentuk silinder

Beberapa keuntungan dari chain locker :

1. Umumnya di dalamnya dilapisi dengan kayu untuk mencegah suara berisik pada saat lego atau hibob jangkar

2. Dasar dari chain locker dibuat berlubang untuk mengeluarkan kotoran yang dibawa jangkar dari dasar laut. Di bawah chain locker dilengkapi dengan bak dasar dari semen dan dibuat miring supaya kotoran mudah mengalir3. Disediakan alat pengikat ujung rantai jangkar agar tidak hilang pada waktu lego jangkar4. Harus ada dinding pemisah antara kotak rantai sebelah kiri dengan kanan, sehingga rantai dikiri dan dikanan tidak membelit dan tidak mebenui kesukaran dalam lego jangkar.

Dalam buku Sistem dan Perlengkapan Kapal hal. 30,

volume bak rantai jangkar dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Sm=

Dimana :

d

= diameter rantai jangkar dalam inchi

= 1.811 inchiSM= volume bak rantai untuk panjang 100 fathoms (m3)

Panjang rantai (L) = 350 m,

maka volume chain locker :

Sm=

= 11.3m3

Ukuran Chain locker : 2 x 2 x 3.575Kotak Lumpur (Mud Box)

Volume mud box= x vol. chain locker

= x 11.3m3

= 5.68 m3Ukuran mud box= 2 x 2 x 1.787

Tabung Jangkar (Hawse Pipe)

Hawse Pipe adalah pipa rantai jangkar yang menghubungkan rumah jangkar ke geladak. Diameter dalam hawse pipe tergantung dari diameter rantai jangkar sendiri, sehingga rantai jangkar dapat keluar masuk tanpa suatu halangan. Diameter hawse pipe di bagian bawahnya dibuat lebih besar (antara 3 4 cm) dibandingkan bagian atasnya.

Diameter dalam hawse pipe= (9.5 10.5) d

= 9.5 x 28

= 266 mm

Tebal hawse pipe

= (0.3 0.5) d

= 0.3 x 28

= 8.4 mm

Berdasarkan buku Marchant Ships Design Handbook V Outfitting, hal. V 13 bahwa besarnya kemiringan lubang rantai jangkar terhadap sumbu deck flange adalah tampak atas 10o sedangkan tampak samping antara 35o 45o.

3.5. Perlengkapan Tambat

3.5.1. Tonggak Tambat (Bollard)

Bollard adalah tonggak yang terbuat dari baja tuang atau baja plat yang dipasang pada geladak kapal atau dermaga yang digunakan untuk tempat pengikatan tali tambat. Umumnya bollard ini dipasang digeladak haluan dan sepasang lainnya diburitan kapal. Diameter bollard berkisar antara 175-500 mm tergantung dari diameter tali.

Adapun diameter bollard untuk kapasitas angkat 2.4 3.0 ton adalah

-Diameter of fittings

: 300 mm

-Diameter of steel wire rope: 35.5mm

-Diameter of manila rope: 90mm

-Diameter syntetic fibre rope: 55mm3.5.2. Firelead and Mooring PipeKedua perlengkapan tambat ini selalu dipasang di kedua samping kubu-kubu kapal berpasangan simetris. Firelead (pengarah tali) ialah alat tambat untuk mengatur arah tali menuju ke tonggak tambat (bollard). Mooring pipe (lubang tali) adalah perlengkapan terbuat dari baja tuang berbentuk gelang yang dipasang atau dilas pada kubu-kubu kapal dan dipergunakan untuk tempat jalannya tali tambat keluar kapal.3.6. Perlengkapan Navigasi

3.6.1. Lampu Navigasi

Berdasarkan peraturan ISO 1966 dan Marchan Ship Design Handbook V hal. 112

a.Mast head light

Dipasang dibagian depan pada tiap bulanan dengan ketentuan sbb:Panjang kapal untuk L > 20 m

Untuk tiang mast haluan pada forecastle, tinggi H2>6 m Untuk tiang mast diatas whell house atau pada top deck

H1

= 4.5 + H2

= 4.5 m + 6 m

= 10 m

Warna lampu : putih

Sudut penyinaran: 175o Jarak (radius) zona penyinaran : 1000 m

Jarak tiang mast (D) top deck dan tiang mast haluan :100 m

b.Lampu samping (Side light)

Ditempatkan pada navigation deck, yaitu kurang lebih tinggi dari lampu pada top deck, untuk L > 20 m

Sudut penyinaran: 112o Warna: lambung kiri (merah)

: lambung kanan ( hijau )

c.Lampu buritan (Stern Light)

Dipasang bagian belakang kapal, untuk L > 50 m

Warna

: putih Tinggi H2 > 6 m Tinggi stern light: H2 + 1 m Sudut penyinaran: 360od.Lampu jangkar (Anchor light)

Tinggi anchor light

= H2 H3Dimana H3 > 4.5 m sehingga 9 4.5 m= 4.5 m

Sudut penyinaran: 135o Warna: putih

e.Lampu sinyal morse (Morse signal light)

Digunakan untuk mengirim isyarat morse Dipakai pada siang dan malam hari

f.Lampu pancar (Flood light)

Posisi diujung depan kapal yang dipergunakan untuk menerangi suatu objek yang jauh dari kapal Sudut pandang penyinaran 360o dan arah sinarnya dapat diatur Radius zona penyinaran : 3 mil laut

g.Lampu geladak skoci (Boat deck light)

Posisi pada boat deck Digunakan pada saat malam dan siang hari3.7. Perlengkapan Keselamatan

Menurut buku Sistem dan Perlengkapan Kapal hal. 67 dan Marchant Ship Design Handbook V hal. 86.

3.7.1. Sekoci (life boat), dalam buku Sistem dan Perlengkapan Kapal hal. 67, ditinjau dari fungsinya skoci dibagi atas tiga bagian yaitu :

a. Skoci penolong, untuk menolong penumpang dan awak kapal bila terjadi kecelakaan, pada tabel hal. 75 ditentukan ukuran life boat berdasarkan jumlah penumpang dan crew sebagai berikut :

-Jumlah crew

: 14 orang-Jumlah Penumpang

: 350 Orang

-Ukuran skoci

: 6.10 x 2.06 x 0.79 m-Kapasitas

: 210 ft3-Berat skoci

: 762 kg-Berat orang

: 16200 Kg-Berat perlengkapan

: 4320 Kg-Berat total

: 23622 Kg

-Syarat skoci penolong :

Harus ditemaptkan sedemikian rupa sehingga dapat diluncurkan ke air dalam waktu sesingkat mungkin

Dapat diturunkan dengan cepat, mudah, dan aman walau kapal miring 15o Para pelayar harus dengan mudah dan cepat masuk ke dalam skoci

Tidak boleh dipasang pada sisi kapal yang bila diturunkan akan membahayakan karena dekat dengan propeller.3.7.2. Jaket Penolong (life Jacket)

Dalam buku Sistem dan Perlengkapan Kapal hal. 88 life jacket gunanya sebagai pelindung tambahan bagi pelayar pada waktu meninggalkan kapal, agar dapat terapung dalam waktu yang cukup lama dimana bagian kepala tetap berada diatas permukaan air.

Adapun syarat dari life jacket ini antara lain :

Jumlahnya minimal sama dengan jumlah penumpang ditambah dengan jumlah crew ditambah 10 buah cadangan. Untuk penumpang diletakkan di bawah kasur tempat tidur pada tiap ujung deret tempat tidur dan ditempatkan pada tiap deck dan mudah dijangkau pada saat terjadi kecelakaan, jaket ini hanya dapat mengapung 24 jam. Tahan terhadap minyak dan cairan minyak Dilengkapi dengan sempritan/peluit yang disahkan dan terikat dengan tali yang kuat. Berwarna sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dengan jelas Terbuat dari bahan styropor (polystrol yang membusa) yang tahan terhadap pengaruh bensindan minyak.3.7.3. Pelampung Penolong (life bouy)

Pada buku Sistem dan Perlengkapan Kapal Oleh Soekarsono N.A, hal. 86, 88.

Beberapa ketentuan life bouy antara lain :

Kapal dengan panjang antara 60 122 m, memiliki life bouy minimal 12 buah. Ukuran diameter 450 mm ditempatkan pada bulwark dan railing kapal, juga dilengkapi dengan tali yang terkait dan sempritan serta jenis warna hologram. Dengan beban sekurang-kurangnya 14,5 kg dan harus dapat terapung di dalam air tawar selama 24 jam Tahan terhadap minyak dan hasil-hasil minyak Mempunyai warna yang mudah dilihat. Dilengkapi dengan tali-tali pegangan yang diikat baik-baik dikeliling pelampung Sedikitnya setengah dari jumlah pelampung harus dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis dan tidak mati oleh air, harus menyala sekurang-kurangnya 45 menit dan mempunyai kekuatan nyala sekurang-kurangnya 3.5 lumens. Terbuat dari bahan onahutto semacam plastic yang beratnya 0.5 kg. Ditinjau dari bentuknya, life bouy terbagi atas dua yaitu :

1. Berbentuk lingkaran2. Berbentuk tapal kuda3.7.4. Perlengkapan dan Keselamatan lainnya

Kapal ini juga dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran yang terdiri dari :

Pemadam kebakaran dengan gas CO2 Pemadam kebakaran dengan air laut.

Dan setiap kapal juga dilengkapi dengan springkler dan alarm tanda bahaya, juga dipasang tabung-tabung hidran pada tempat-tempat strategis.

3.8. Alat Bongkar Muat

3.8.1. Perencanaan DerrickDalam buku Germaincher LIyod, Regulation for the constaction and examination of cargo handling appliance, hal. 20, fig 7

x

= (0.5 x B ) + 4 meter

= (0.5 x 8.4) + 4 m

= 8.2 m sudut elevasi

= 15o 75o

= 15omaka panjang derrick boom yang diperlukan adalah :

Cos 25o

= x / LB

LB

= x / cos 15o

= 8.2 m / 0.96593

= 8.5 m

dari table buku Germanicher Lloyd 1968, hal. 37 dipeoleh bahwa panjang derrick boom adalah 8 m, tekanan aksial yang bekerja pada derrick boom adalah 2.5 3 ton, sehingga berat muatan yang dapat diangkat P atau SWL ( Savety Working Load) adalah 2.5 ton.

3.7.1. Perencanaan Tinggi Mast

-Nilai L a / LBNilai L a / LB yang adeal dengan sudut yang efisien dan dapat menahan tegangan yang ditimbulkan oleh pengaruh dari beban

Nilai L a / LB= 0.6 0.7(diambil nilai 0.7)

a= 3 m tinggi konstruksi (Ship Design for Efficiency and Economy)

maka :

( L a ) / Lb

= 0.7L a

= 0.7 LbL

= a + 0.7 Lb

= 3 + 0.7 x 8.5 m

= 8.95 m

Modulus penampangnya adalah :

W

= 0.1 x Lb x Swl

Dimana ;

SWl

= 2.5 ton

Lb

= 850 cm

Sehingga :

W

= 0.1 x 850 cm x 2.5

= 212.5 cm3_1240347604.unknown

_1240348781.unknown

_1240468458.unknown

_1240468482.unknown

_1240350479.unknown

_1240350982.unknown

_1240348794.unknown

_1240348738.unknown

_1240347648.unknown

_1212664359.unknown

_1212667581.unknown

_1240346339.unknown

_1240347520.unknown

_1240347514.unknown

_1212668625.unknown

_1212668772.unknown

_1212664526.unknown

_1212667163.unknown

_1212664459.unknown

_1212051403.unknown

_1212664162.unknown

_1193151166.unknown