63
BAB III N U T R I S I A. Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur sepanjang 5.110 km serta dari utara ke selatan sejauh 1.888 km dengan penduduk tahun 2006 lebih dari 220 juta, sebagian besar (81.2%) penduduknya tinggal di daerah pedesaan, dengan tingkat pendidikan yang rendah dan pendapatan/ penghasilan yang rendah pula. Masyarakat dengan kasus kemiskinan erat kaitannya dengan kesulitan pemenuhan kebutuhan gizi. Apabila kesulitan pemenuhan kebutuhan gizi ini berlangsung dalam waktu yang lama, maka kondisi ini dapat sebagai faktor predisposisi terjadinya MEP (Malnutrisi Energi dan Protein) seperti marasmus dan kwasiorkor. Kasus kekurangan gizi pada masyarakat Indonesia sejak terjadinya kris ekonomi samap awal tahun 2006 masih sangat tinggi. Menurut Yayah K. Husaini (2000), keadaan kekurangan gizi dapat menyebabkan angka kematian terutama pada bayi dan anak-anak menjadi

BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

BAB III

N U T R I S I

A. Pendahuluan

Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat

sampai ke timur sepanjang 5.110 km serta dari utara ke selatan sejauh 1.888 km dengan

penduduk tahun 2006 lebih dari 220 juta, sebagian besar (81.2%) penduduknya tinggal

di daerah pedesaan, dengan tingkat pendidikan yang rendah dan pendapatan/

penghasilan yang rendah pula.

Masyarakat dengan kasus kemiskinan erat kaitannya dengan kesulitan

pemenuhan kebutuhan gizi. Apabila kesulitan pemenuhan kebutuhan gizi ini

berlangsung dalam waktu yang lama, maka kondisi ini dapat sebagai faktor predisposisi

terjadinya MEP (Malnutrisi Energi dan Protein) seperti marasmus dan kwasiorkor.

Kasus kekurangan gizi pada masyarakat Indonesia sejak terjadinya kris ekonomi samap

awal tahun 2006 masih sangat tinggi. Menurut Yayah K. Husaini (2000), keadaan

kekurangan gizi dapat menyebabkan angka kematian terutama pada bayi dan anak-anak

menjadi tinggi, angka kesakitan juga tinggi, terjadinya gangguan pertumbuhan fisik,

mental, kecerdasan dan kemampuan belajar rendah, serta sosial ekonomi juga menjadi

rendah (Yayah K. Husaini dan Mahdin A. Husaini, 2000).

Dampak dari MEP (Malnutrisi Energi dan Protein) umumnya adalah gangguan

pertumbuhan dan perkembangan atau gagal tumbuh kembang (Adhi S. Budi Pramono,

2006). Gagal tumbuh berarti bayi/balita dengan pertumbuhan fisik kurang secara

bermakna dibanding anak sebayanya. Sedangkan gagal berkembang berarti lebih pada

keterlambatan pencapaian tahapan-tahapan kemampuan perkembangan.

98

Page 2: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Khusus pada kasus gagal berkembang atau gangguan perkembangan apabila

tidak mendapatkan intervensi yang tepat dapat berakibat fatal yakni kecacatan.

Banyaknya kasus gizi buruk pada balita di Indonesia dapat sebagai predisposisi

terjadinya gangguan perkembangan balita. Apabila tidak mendapat intervensi dini yang

tepat maka akan banyak balita di Indonesia yang mengalami gangguan perkembangan

menetap yang disebut balita penyandang cacat.

Pentingnya nutrisi atau gizi bagi kehidupan manusia dan keterkaitan gizi dengan

penyebab kelainan seseorang, maka dalam bab ke III buku ini di bahas secara singkat

tentang (1) unsur gizi dalam makanan dan fungsinya bagi kehidupan, (2) faktor

pengaruh status gizi seseorang, (3) penyakit-penyakit gangguan gizi dan gizi buruk, (4)

dampak gangguan gizi terhadap kejadian kelainan, (5) bentuk kelainan akibat gizi

buruk, serta (6) penanganan anak dengan penyakit gangguan gizi. Di samping itu juga

dibahas (7) makanan bayi, (8) ASI dan kegunaannya pada bayi, (9) peran guru PLB

dalam penanganan anak yang mengalami gangguan gizi, serta (10) habilitasi dan

rehabilitasi anak berkelainan akibat kekurangan gizi.

B. Unsur Gizi dalam Makanan dan Fungsinya bagi Kehidupan

Ilmu gizi merupakan pengetahuan yang mempelajari hubungan antara

makanan dengan kesehatan tubuh. Kecukupan kandungan gizi menurut kebutuhan

tubuh pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin maupun

taraf fisiologis seseorang.

Kebutuhan gizi orangtua dengan pemuda/remaja berbeda, kebutuhan gizi

pemuda/remaja lebih banyak dari pada orangtua. Demikian juga kebutuhan gizi wanita

jauh lebih sedikit dibanding kebutuhan gizi kaum pria. Tetapi kebutuhan gizi wanita

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

99

Page 3: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

hamil lebih banyak dibanding dengan kebutuhan gizi wanita tidak hamil.

Kebutuhan gizi juga tergantung pada taraf fisiologis seseorang. Artinya

seseorang yang memiliki beban kerja fisik lebih berat membutuhkan gizi yang lebih

banyak dibanding orang lain yang beban kerja fisik lebih ringan. Seorang kuli bangunan

atau tukang becak misalnya, maka kebutuhan gizinya lebih banyak dibanding seorang

guru yang tidak banyak dituntut kerja dengan kekuatan fisiknya.

Kebutuhan zat gizi bagi setiap orang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak,

vitamin dan mineral yang diperoleh melalui makanan dan minuman. Dilihat dari

fungsinya, unsur-unsur gizi dalam makanan dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu

sebagai (1) sumber zat pembangun (2) zat tenaga dan (3) zat pengatur dan pelindung.

Sumber zat pembangun sel-sel jaringan tubuh (plastika) adalah: (a) zat putih

telur (protein), (b) pelikan-pelikan (mineral), dan (c) air. Ketiga unsur gizi tersebut

secara bersama-sama digunakan untuk membentuk sel-sel tubuh manusia. Walaupun

protein dimasukkan ke dalam golongan unsur gizi pemberi kalori, tetapi kegunaan

protein yang utama adalah untuk membangun sel-sel tubuh manusia.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

100

Gambar 14. Kebutuhan Gizi orang satu dengan lainnya berbeda-beda

Page 4: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Sumber zat gizi yang memberikan tenaga (kalori) energitika adalah: (a) hidrat

arang (karbohidrat), (b) lemak (lipid), dan (c) zat putih telur. Hidrat arang dan lemak

merupakan unsur gizi di dalam tubuh yang paling banyak memberikan kalori bagi

manusia. Kedua unsur gizi ini dengan bantuan oksigen dari udara dioksidasikan

(dibakar) sehingga menimbulkan panas. Panas yang ditimbulkan dinyatakan dalam satu

satuan yang disebut kalori. Jadi kalori merupakan satuan panas yang didapat tubuh

manusia sebagai hasil pembakaran hidrat arang, lemak, protein di dalam tubuh.

Selanjutnya sebagai sumber zat pengatur dan pelindung fungsi faal alat-alat

tubuh (stimulansia) adalah berbagai jenis vitamin yang ada dalam makanan. Vitamin

bukan merupakan bahan dasar untuk membangun sel-sel tubuh manusia dan tidak pula

dapat memberikan kalori bagi tubuh. Vitamin digunakan untuk mengatur fungsi faal

alat-alat tubuh.

Dengan adanya penggolongan unsur-unsur gizi itu maka tampaklah unsur gizi

mana yang digunakan dalam pembangunan dan pemeliharaan keadaan gizi tubuh, dan

unsur gizi mana yang berguna sebagai pembantu dalam mengatur pembangunan sel-sel

tubuh. Jenis bahan makanan yang menjadi sumber zat pembangun adalah berbagai

macam lauk pauk seperti telur, ikan, tempe, kacang-kacangan, dsb. Sumber zat tenaga

meliputi berbagai jenis makanan pokok, seperti: nasi, mie, terigu, tales, sagu, jagung,

ubi, kentang, dsb. Sedang sumber zat pengatur dan pelindung alat-alat tubuh adalah

berbagai macam sayur dan buah-buahan.

Berkat kemajuan ilmu gizi dan ilmu lainnya, telah berhasil di kembangkan pola

makanan dan kebutuhan akan zat gizi pada setiap kelompok umur, jenis kelamin dan

taraf fisiologis manusia. Hal ini terjadi karena kebutuhan gizi masing-masing kelompok

manusia tersebut berbeda-beda. Misalnya kebutuhan gizi bayi dengan orangtua berbeda,

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

101

Page 5: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

orang laki-laki dengan perempuan berbeda, pekerja kasar dengan yang bukan pekerja

kasar juga berbeda. Dalam kaitannya dengan kepentingan pertumbuhan anak dan

pencegahan kecacatan, maka dalam buku ini hanya di bahas pola makanan untuk

kelompok umur bayi.

C. Faktor Pengaruh Status Gizi Seseorang

Banyak faktor yang ikut berpengaruh pada status gizi seseorang, Benny

Sugianto (1992) mengklasifikasikan faktor pengaruh status gizi sebagai berikut:

Gambar 15. Faktor yang berpengaruh terhadap status gizi

Masing-masing faktor tersebut pengaruhnya terhadap status gizi seseorang dapat

secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung misalnya pengaruh

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

102

STATUS GIZI

DAYA BELI

PERSEDIAAN

PANGAN

PERILAKU GIZI

KEADAAN KESEHAT

AN

Page 6: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

“perilaku gizi” terhadap “status gizi”. Seorang balita yang sulit makan dan minum dan

berlangsung relatif lama, maka dapat dipastikan ia akan menderita kekurangan gizi atau

bahkan menderita gizi buruk atau busung lapar. Pengaruh secara tidak langsung

misalnya pengaruh “perilaku gizi” terhadap “statu gizi” melalui faktor “ketersediaan

pangan”. Seseorang berperilaku “sangat mudah makan dan minum” (jago makan), tetapi

yang di makan “tidak ada” karena ia berasal dari keluarga miskin, maka dapat

dipastikan dampaknya yaitu ia memiliki status gizi kurang atau bahkan berstatus gizi

buruk juga.

Faktor ketersediaan pangan juga dipengaruhi oleh faktor (a) produksi, (b)

pengelolaan pasca panen, (c) pemasaran, (d) transportasi, (e) komunikasi dan (f).

Import/export. Sedangkan faktor daya beli dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

seperti (a) kesempatan kerja, (b) tingkat upah tenaga kerja, (c) tingkat harga bahan

kebutuhan makan, dan (d) jumlah anggota keluarga. Faktor perilaku gizi umumnya

dipengaruhi pula oleh (a) tingkat pendidikan, (b) tingkat informasi, (c) unsur budaya,

dan (d) unsur kebiasaan.

Faktor (1) ketersediaan pangan, (1) daya beli, dan (3) faktor perilaku secara

bersama-sama ataupun sendiri-sendiri mempengaruhi tingkat konsumsi pangan, yang

akhirnya tingkat konsumsi pangan dapat mempengaruhi status gizi individu.

Faktor lain yang ikut mempengaruhi status gizi individu adalah (a) keadaan

fisiologis individu, (b) tingkat infeksi dan parasit, (c) penyakit metabolisme dan (d)

keracunan. Faktor-faktor ini secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama berpengaruh

pada tingkat pemanfaatan zat gizi oleh tubuh.

Konsep faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi individu menurut

Sugiyanto (1992) setelah diurai faktor-faktor predisposisinya, maka dapat diskemakan

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

103

Page 7: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

menjadi gambar 16 berikut ini:

Gambar 16: Faktor predisposisi dan pencetus status gizi individu

Di Indonesia, kasus masalah gizi/penyakit kurang gizi masih termasuk tinggi,

pada umumnya kekurangan gizi dapat berakibat fatal dalam bentuk kematian ataupun

kecacatan bila tidak memperoleh suplai nutrisi secara adekuat dengan segera.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

104

KETERSEDIAAN PANGAN

DAYA BELI

PERI LAKU

Produksi Pasca Panen Pemasaran Transportasi Komunikasi Import/export

Kesempatan kerja

Tingkat upah Tingkat harga Jumlah

anggota keluarga

Tingkat pendidikan

Tingkat informasi

Unsur budaya

Unsur kebiasaan

Keadaan fisiologis tubuh

Tingkat infeksi dan parasit

Penyakit metabolisme

Keracunan

TINGKAT KONSUMSI

PANGAN

TINGKAT PEMANFAATAN ZAT GIZI OLEH

TUBUH

STATUS GIZI

Page 8: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Mengapa demikian?. Hal ini oleh karena status gizi individu sangat besar

pengaruhnya bagi (a) status kesehatan individu, (b) kemampuan memperoleh pelayanan

kesehatan, produktivitas, dan (c) pendapatan. Besar kecilnya pendapatan individu pada

akhirnya juga berpengaruh pada kemampuan memperoleh layanan kesehatan.

Hubungan status gizi - status kesehatan – pelayanan kesehatan – produktivitas

adalah seperti mata rantai yang saling berhubungan satu sama lain.

Gambar 17. Hubungan status gizi, status kesehatan dan produktivitas

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

105

PELAYANAN

KESEHATAN

STATUS GIZI

INDIVIDU

STATUS KESEHA

TAN

PRODUKTIVIT

AS

PENDAPATAN

Page 9: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

D. Penyakit Gangguan Gizi dan Gizi Buruk

Sejak beberapa Pelita, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan upaya

perbaikan gizi penduduk dengan program UPKG (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga).

Bahkan UPKG ini pada akhir pelita V sudah menjangkau lebih dari 60% jumlah desa di

Indonesia.

Sebenarnya banyak penyakit gangguan gizi yang terjadi di masyarakat. Namun

demikian pemerintah Indonesia memberikan prioritas pada 4 macam penyakit gangguan

gizi. Dalam hal ini tidak berarti penyakit-penyakit lain tidak ditangani oleh pemerintah.

Semua penyakit gangguan gizi tetap ditangani, namun tidak dalam skala prioritas.

Sebagai gambaran pengaruh defisiensi nutrisi tertentu terhadap kondisi fisik

tubuh seseorang diantaranya seperti terdapat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Kondisi fisik, tanda-tanda kekurangan nutrisi dan kemungkinan penyebab kekurangan nutrisi.

Bagian tubuh Tanda-tanda

kecukupan nutrisi

Tanda-tanda

kekurangan

nutrisi

Kemungkinan penyebab

kekurang an nutrisi

Pertumbuhan

umum

Tinggi badan, berat

badan, lingkar

kepala dalam 5 dan

95 persentil

Tinggi badan,

berat badan,

lingkar kepala di

bawah atau di

atas 5 dan 95

persentil

Defisiensi/kelebihan

protein, lemak, vitamin A,

niasin, kalsium, iodin,

mangan

Usia perkembangan

seksual sesuai

Maturasi seksual

terlambat

Kurang dari pertumbuhan

kemungkinan berhubungan

dengan penyakit/genetik

Kulit Elastis, tetap sedikit

kering, tidak ada

Kekeringan Defisiensi vit.A

Defisiensi asam lemak

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

106

Page 10: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

lesi, ruam,

hiperpigmentasi

esensial dan asam lemak

tak jenuh

Pigmentasi merah

yang membesar

Defisiensi niasin

Hiperpigmentasi Defisiensi vit. B12, asam

volat, niasin

Edema/odema Defisiensi protein atau

kelebihan natrium

Muka pucat Defisiensi zat besi, Vit.

B12 atau C

Leher Kelenjar tiroid

tidak jelas pada

inspeksi, dapat

dipalpasi pada garis

tengahleher

Kelenjar tiroid

membesar, jelas

pada inspeksi

Defisiensi iodium

Mata Bening, terang,

bersinar

Kornea lunak,

pudar, bintik

putih atau abu-

abu pada kornea

Defisiensi vit. A

Membran merah

muda dan basah

Membran pucat,

Panas, gatal

Def. Zat besi

Def. Riboflavin

Penglihatan malam

hari adekuat

Buta senja Def. Vit. a

Sistem

muskuloskelet

al

Otot kuat dan

berkembang baik,

sendi fleksibel dan

tidak nyeri,

ekstrimitas simetris

dan lurus, saraf

spinal normal

Otot atropi,

edema dependen,

Lutut tak bisa

bergerak, kaki

bengkok,

pembesaran

epifisis

(t.panjang),

Def. Protein,

Def, vit.D, proses penyakit

Def. Vit.C

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

107

Page 11: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Pendarahan

dalam sendi,

nyeri

Sistem

neurologi

Waspada terhadap

perilaku dan

responsif, inervasi

otot ututh

Lesu, instabilitas Def. Thiamin, niasin, zat

besi, protein, kalori

Empat macam penyakit/gangguan gizi yang memperoleh prioritas penanganan

di Indonesia adalah:

1. Gangguan kekurangan kalori dan protein (KKP)

2. Gangguan kekurangan vitamin A

3. Animea gizi/zat besi

4. Gangguan kekurangan zat iodium (GAKI)

1. Kekuarangan Kalori dan Protein

Penyakit Kekurangan Kalori dan Protein (KKP), kini sering disebut juga

penyakit Malnutrisi Energi Protein (MEP). Banyak ahli (Sugiyanto, 1992; Nelson,

1988; Jack Insley, Achmad Suryono, 2005; Adhi S. Budi Pramono, 2006) yang

menyatakan bahwa penyakit KKP atau MEP merupakan dampak dari kemiskinan.

Masyarakat dengan kasus kemiskinan erat kaitannya dengan kesulitan pemenuhan

kebutuhan gizi. Beragam penyakit malnutrisi ditemukan pada anak-anak. Dari kurang

gizi hingga busung lapar. Kurang gizi merupakan salah satu istilah dari penyakit

malnutrisi energi protein (MEP), yaitu penyakit yang diakibatkan kekurangan energi

dan protein. Bergantung pada derajat kekurangan energi-protein yang terjadi, maka

manifestasi penyakitnyapun berbeda-beda. Malnutrisi ringan sering diistilahkan dengan Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

108

Page 12: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

kurang gizi, sedang marasmus dan kwasiorkor (sering juga diistilahkan dengan busung

lapar) dan marasmik-kwasiorkor digolongkan sebagai MEP berat.

Penyakit kurang gizi banyak menyerang balita. Gejala kurang gizi ringan

umumnya tidak kelihatan. Hanya terlihat berat badannya lebih rendah atau 60-80% dari

berat badan edial. Adapun ciri-ciri klinis yang biasa menyertainya antara lain:

a. Kenaikan berat badan berkurang, terheti atau bahkan menurun.

b. Ukuran lingkaran lengan atas menurun

c. Maturasi tulang terlambat

d. Rasio berat terhadap tinggi, normal atau cenderung menurun

e. Tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang (Adhi S. Budi Pramono, 2006).

Penyakit marasmus merupakan salah satu penyakit MEP atau KKP yang berat.

Penderitanya secara fisik sangat mudah dikenali. Meski masih anak-anak, wajahnya

terlihat tua, sangat kurus karena kehilangan sebagianlemak dan otot-ototnya. Penderita

marasmus beratakan menunjukkan perubahan mental, bahkan hilang kesadaran. Dalam

stadium yang lebih ringan, anak umumnya jadi lebih cengeng dan gampang menangis

karena selalu merasa lapar. Adapun ciri-ciri lainnya adalah:

a. Berat badannya kurang dari 60% berat badan normal seusianya.

b. Kulit terlihat kering, dingan dan mengendur

c. Beberapa diantaranya memiliki rambut yang mudah rontok.

d. Tulang-tulang terlihat jelas menonjol

e. Sering menderita diare atau konstipati (tertahannya tinja di dalam ususkarena

gerak usus yang berkurang ataulemah).

f. Tekanan darah cenderung rendah dibanding anak normal, sehingga kadar

hemoglobin juga lebih rendah dari semestinya. (Adhi S. Budi Pramono, 2006).

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

109

Page 13: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Penyakit kwasiorkor sering diistilahkan sebagai busung lapar. Penampilan

anak-anak dengan busung lapar umumnya sangat khas, terutama bagian perut yang

menonjol. Berat badannya jauh di bawah berat badan normal. Odema stadium berat

maupun ringan biasanya menyertai penderita kwasiorkor. Beberapa ciri lain yang

menyertai diantaranya:

a. Perubahan mental menyolok.

b. Banyak menangis, bahkan pada stadium lanjut anak terlihat sangat pasif

c. Penderita tampak lemak dan cenderung ingin selalu terbaring

d. Anemia

e. Diare dengan feses cair yang banyak mengandung asam laktat karena berkurangnya

produksi laktase dan enzim penting lainnya.

f. Kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah menyerupai petechia

(pendarahan kecil yang timbul sebagai titik berwarna merah keunguan, pada kulit

maupun selaput lendir) yang lambat laun kemudian menghitam. Setelah mengelupas

terlihat kemerahan dengan batas menghitam. Kelainan ini biasanya dijumpai di kulit

sekitar punggung, pantat dan sebagainya.

g. Pembesaran hati, bahkan saat rebahan, pembesaran ini dapat diraba dari luar tubuh,

terasa licin dan kenyal. (Adhi S. Budi Pramono, 2006).

Penyakit marasmik-kwasiorkor merupakan gabungan dari marasmus dan

kwasiorkor dengan gabungan gejala yang menyertai. Diantaranya:

a. Berat badan penderita hanya berkisar angka 60% dari berat badan normal. Gejala

khas keduapenyakit tersebut tampak jelas seperti odema, kelainan rambut, kelainan

kulit, dsb.

b. Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena berkurangnya lemak dan otot.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

110

Page 14: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

c. Kalium dalam tubuh menurun drastis hingga menyebabkan gangguan metabolik

seperti gangguan padaginjal danpankreas.

Dampak yang lain dari penyakit MEP antara lain adanya:

a. Terjadinya kematian bayi dalam rahim

b. Waktu lahir BB-nya rendah (BBLR) sehingga mudah terkena penyakit infeksi

c. Angka kematian bayi meningkat

d. Kemampuan belajar rendah

e. Rendahnya daya kerja dan produktivitas

Kasus gizi buruk karena MEP tersebut ternyata banyak dijumpai di tahun 2006.

Data nasional penderita kurang gizi dan gizi buruk masih sulit ditemukan, namun

insidensi kasus kurang gizi dan gizi buruk telah banyak dilaporkan media masa, baik

pada skala regional maupun lokal. Seperti yang terjadi di Kabupaten Yahukimo-

Propinsi Papua, Atambua – Propinsi NTT, Maluku Utara-Propinsi Maluku, semua

propinsi di pulau Jawa, Propinsi Lampung, Propinsi Sumatra Utara sampai Propinsi

Nangru Aceh Darusalam. Contoh kasus kurang gizi dan gizi buruk di Tangerang (Hani

H, 2006) hingga akhir Nopember 2005 terdapat 16.239 anak balita yang mengalami

kekurangan gizi dan balita yang mengalami gizi buruk sebanyak 1.120 anak. Demikian

juga yang terjadi di wilayah eks Karesiden Surakarta. Di Kabupaten Sukoharjo

ditemukan 150 balita gizi buruk dan 2.907 balita status gizi kurang (Wahyuningsih,

2006), di Kota Solo ditemukan sebanyak 235 balita gizi buruk dan 3.205 balita gizi

kurang (Dinkes, 2006), di Kabupaten Karanganyar dilaporkan sebanyak 548 balita gizi

buruk dan 2.341 balita gizi kurang (DKK, 2006), di Kabupaten Klaten dilaporkan

sebanyak 279 balita gizi buruk (Koeswandjana, 2006), ) di Kabupaten Wonogiri

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

111

Page 15: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

dilaporkan 678 balita gizi buruk dan 4.845 balita gizi kurang (DKK, 2006), dan di

Kabupaten Boyolali 472 balita gizi buruk dan 3.623 balita gizi kurang (DKS, 2006).

2. Gangguan kekurangan vitamin A

Vitamin adalah suatu zat organik yang tidak dapat dibuat oleh tubuh, tetapi

diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan tubuh dan pemeliharaan

kesehatan.

Dari sudut faal, vitamin bekerja sebagai katalisator. Beberapa jenis vitamin

turut dalam reaksi-reaksi enzim sehingga didapat proses metabolisme yang normal.

Vitamin dapat digolongkan dalam dua golongan besar, yaitu vitamin yang larut dalam

lemak seperti vitamin A, D, E dan K. Dan vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin C

dan vitamin yang tergolongan dalam vitamin B komplek. Dari sekian macam vitamin,

vitamin A yang mendapat prioritas untuk diwaspadai.

Fungsi vitamin A bagi tubuh, menurut Sjahmin Moehji (1986) dan

Sugiyanto (1992) diantaranya:

a. Membantu proses penglihatan, yaitu sebagai bahan untuk membuat rodopsin

yang

diperlukan dalam proses penglihatan.

b. Menjaga keutuhan sel-sel epitel pada (1) mata, (2) saluran pernafasan, (3)

saluran pencernakan, (4) kulit.

c. Untuk membantu proses pertumbuhan tubuh.

Di samping ke tiga fungsi vitamin A tersebut, menurut Sugiyanto (1992) masih

ditambah satu fungsi lagi, yaitu (d) berperan pada fungsi imunitas tubuh.

Terjadinya kekurangan vitamin A adalah akibat berbagai sebab, diantaranya

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

112

Page 16: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

a. Tidak adanya cadangan vitamin A dalam tubuh anak sewaktu lahir

karena semasa dalam kandungan ibunya menderita kekurangan vitamin A atau tidak

memakan bahan makanan yang banyak mengandung vitamin A dalam jumlah yang

sesuai.

b. Kadar vitamin A yang rendah dalam ASI, oleh karena ibunya tidak cukup makan

makanan yang benyak mengandung vitamin A semasa menyusui.

c. Anak diberi makanan pengganti ASI yang kadar vitamin A nya sangat rendah

(misalnya anak diberi susu skim atau susu kadar lemak rendah/tidak berlemak) atau

susu kental manis, akan menderita kekurangan vitamin A karena dalam kedua jenis

susun tersebut kadar vitamin A nya rendah sekali.

d. Anak-anak yang tidak menyenangi bahan makanan sumber vitamin A terutama

sayur-mayur, akan menderita kekurangan vitamin A.

e. Gangguan penyerapan vitamin A oleh dinding usus halus oleh karena berbagai

sebab, seperti renahnya konsumsi lemak atau minyak (Sjahmin Moehji, 1986).

Diantara kelompok usia yang rentan terhadap terjadinya kekurangan vitamin

A adalah:

a. Bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, yang lahir dari ibu yang menderita

kekurangan vitamin A sehingga dalam tubuhnya tidak tersedia cadangan vitamin A.

b. Anak yang berusia di atas satu tahun yang menderita kwasiorkor biasanya juga

menderita kekurangan vitamin A.

c. Anak-anak pada usia yang lebih tua yaitu sampai usia 5 tahun.

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkann cacat menetap pada mata (buta)

yang tidak dapat disembuhkan atau diperbaiki. Jumlah penderita kebutaan di Indonesia

sedemikian tingginya, yaitu sekitar 1.3% dari jumlahpenduduk.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

113

Page 17: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Akibat kekurangan vitamin A, diantaranya:

(a) Gangguan penglihatan,

(b). Perubahan-perubahan pada jaringan pelapis (epitel),

(c) Mengganggu jalannya pertumbuhan tubuh. (Sjahmin Moehji 1986).

Sementara itu menurut Sugiyanto (1992) ada bebrapa dampak dari

kekurangan vitamin A, yaitu:

(a) kekebalan tubuh menurut, sehingga sering terjadi infeksi saluran napas akut

pada anak. Akibat lebih jauh angka kesakitan dan angka kematian meningkat.

(b) Terjadinya rabun senja,

(c) adanya kebutaan, dan

(d) kulit menjadi kering dan bersisik serta berkeriput.

3. Gangguan Gizi akibat kekurangan zat besi (anemia gizi)

Yang dimaksud dengan istilah anemia adalah rendahnya kadar hemoglobin

dalam darah. Rendahnya kadar hemoglobin atau disingkat Hb dapat dilihat apabila

bagian kelopak mata terlihat berwarna pucat. Pemeriksaan yang lebih teliti dapat

dilakukan terhadap contoh darah yang diambil dari ujung jari denganmenggunakan alat

seperti Hb meter, dan sebagainya.

Anemia gizi umumnya banyak ditemukan pada ibu hamil dan anak-anak pada

usia di bawah tiga tahun. Penyebab anemia dapat bermacam-macam, akan tetapi yang

paling banyak akibat kekurangan zat besi, di samping kekurangan asam folat. Anemia

gizi dapat terjadi akibat rendahnya kadar zat besi dalam makanan. Tetapi dapat juga

karena akibat pendarahan yang banyak atau akibat penyakit kronis seperti malaria. Bayi

yang lahir belum waktunya akan dapat menderita anemia karena cadangan zat besi

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

114

Page 18: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

dalam tubuhnya sewaktu lahir sedikit. Zat besi sebenarnya dapat diperoleh melalui

mengkonsumsi sayur-mayur.

Manifestasi dari defisiensi zat besi yang berat:

a. Mudah lelah

b. Lemah, lesu

c. Pucat, sering berkunang-kunang

d. Produktivitas kerja menurun

e. Daya konsentrasi menurun

f. Bayi BBLR meningkat

g. Komplikasi kehamilan dan persalinan meningkat

h. Mentally retarded

i. Bila berat dapat terjadi kegagalan faal, jantung bengkak dan sesak nafas

4. Gangguan Gizi Akibat Kekurangan Yodium

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) memang merupakan masalah

nasional yang perlu memperoleh perhatian besar, hal ini karena begitu luasnya daerah

defisiensi iodium di Indonesia, dan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh GAKI itu

sendiri. Luasnya daerah endemik di Indonesia meliputi dari ujung barat sampai ujung

timur Indonesia. Jumlah penduduk yang rawan GAKI diperkirakan tidak kurang dari 30

juta jiwa, dengan 10 juta jiwa diantaranya menderita gondok, 750.000 - 900.000

menderita kretin. (Ditjen BinKesMas Depkes, 1994).

Gondok, merupakan salah satu gejala dari GAKI. Namun gondok endemik dapat

disebabkan oleh karena faktor lain juga. Walaupun pada umumnya gondok endemik

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

115

Page 19: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

dihubungkan dengan defisiensi iodium, namun sebenarnya ada beberapa keadaan yang

sering dihubungkan dengan gondok endemik, yaitu :

(a) defisiensi iodium

(b) faktor goitrogen

(c) kelebihan unsur iodium

(d) faktor trace elemnts dan faktor genetik, serta

(e) faktor nutrisi. (Djokomoeljanto, dalam Soeharyo Hadisaputro, 1996).

Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya gondok endemik dimana-

mana. Gondok adalah cara adaptasi manusia terhadap kekurangan unsur iodium dalam

makanan dan minumannya. Masukan iodium diperiksa dengan cara langsung maupun

tidak. Pemeriksaan langsung dengan cara menganalisis makanan duplikat yang terdapat

dalam makanan seseorang. Sedangkan untuk pemeriksaan tidak langsung dipakai

berbagai cara, antara lain dengan memeriksa kadar iodium dalam urin, dengan studi

kinetik iodium. Iodium anorganik ditimbun dalam kelenjar tiroid atau dieksresikan

lewat urin. Mengingat bahwa dalam keadaan seimbang, kecepatan clearence iodium

konstan dan eksresi bergantung pada kadar iodium plasma, maka secara praktis jumlah

yang keluar dalam urin itu sepadan dengan yang masuk dalam tubuh lewat resorpsi

usus. Klinis terbukti juga bahwa ada korelasi regatif antara ambilan (uptake) iodium

radioaktif dengan ekskresi iodium urin di berbagai daerah endemik. (Djokomoeljanto,

dalam Soeharyo Hadisaputro, 1996).

Menurut Sri Kardjati (1985) bahwa Gondok endemik adalah merupakan

penyakit yang ditandai oleh terjadinya pembesaran kelenjar tiroid dan diderita oleh

sejumlah penduduk yang tinggal di suatu daerah tertentu. Penyebab terpenting adalah

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

116

Page 20: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

rendahnya masukan zat iodium melalui makanan atau minuman yang berlangsung

dalam kurun waktu yang cukup lama. Faktor lingkungan dan keturunan dapat juga

membantu timbulnya gondok endemik, akan tetapi sebelum kekurangan iodium sebagai

penyebab utama dapat disingkirkan, faktor lain yang mungkin berpengaruh boleh

diabaikan (Clements, 1960, dalam Sri Kardjati, dkk, 1985). Selanjutnya Djoko

moeljanto menyatakan bahwa defisiensi iodium merupakan penyebab utama gondok

endemik, namun pada beberapa keadaan ternyata defisiensi iodium merupakan faktor

yang mempermudah bagi terjadinya gondok.

Goitrogen adalah zat/bahan yang dapat mengganggu hormonogenesis tiroid

sehingga akibatnya dapat memperbesar kelenjar gondok. Kebanyakan goitrogen ini

memang dibuktikan efeknya secara pasti pada binatang percobaan, tetapi pada manusia

peranannya kecil. Meskipun sayur kol bersifat goitrogen pada binatang, pada manusia

hanya akan bersifat membesarkan gondok apabila orang tersebut makan dalam jumlah

yang amat besar. Terhadap kenyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa makanan atau

zat yang pada binatang berpotensi bersifat goitrogen, belum konklusif sebagai penyebab

gondok pada manusia. (Djokomoeljanto, dalam Soeharyo Hadisaputro, 1996).

Iodium dianggap berlebihan apabila jumlahnya melebihi jumlah yang diperlukan

untuk sintesis hormon secara fisiologis. Syarat mutlak terjadinya kelebihan iodium ialah

dimakannya iodium dalam dosis cukup besar dan kontinyu.

Apabila dosis besar iodium diberikan akan terjadi inhibisi hormonogenesis,

khususnya iodinisasi tirnin dan proses cuplingnya. Tetapi bila pemberian ini secara

kronik, maka akan terjadi escape atau adaptasi terhadap hambatan tersebut. Bila orang

tidak mampu melaksanakan escape terhadap hambatan ini, maka orang tersebut akan

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

117

Page 21: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

mengalami inhibisi hormonogenesis sehingga terjadi hipotiroidisme dan selanjutnya

TSH meninggi dengan dampak gondok.

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium, merupakan suatu spektrum yang cukup

luas dan mengenai semua segmen usia, sejak fetus hingga penduduk dewasa. Menurut

Djokomoeljanto, (dalam Soeharyo Hadisaputro, 1996), bahwa spektrum GAKI adalah

sebagai berikut :

Tabel 4. Spektrum Gangguan Akibat Kekurangan Iodium

Masa Terjadinya Kemungkinan Dampak yang timbul

1. Fetus - abortus

- lahir mati (stillbirth)

- anomali kongenital

- meningkatnya kematian perinatal

- meningkatnya kematian anak

- kretin mental (gangguan mental, bisu-tuli,

diplegia, spastik, mata juling)

- kretin myxudematosa (cebol, gangguan mental

2. Neonatus - gondok neonatal

- hipotiroidisme neonatal

3. Anak dan remaja - gondok

- hipotiroidisme juvenil

- gangguan fungsi mental

- gangguan perkembangan fisik

4. Dewasa - gondok dengan segala akibatnya

- hipotiroidisme

- gangguan fungsi mental

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

118

Page 22: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

E. Dampak Gangguan Gizi Terhadap Kejadian Kelainan

Gizi menentukan sampai seberapa jauh anak mencapai tumbuh optimal. Di

banyak negara sedang berkembang sebagian besar penduduknya berbadan tidak tinggi

karena kurang gizi. Anak-anak yang kurang gizi mengalami retardasi 20-30% dari

anak-anak yang gizinya baik. Anak-anak yang kurang gizi berumur 9 tahun sama

besarnya dengan anak-anak yang berumur 6 tahun atau 7 tahun. Anak-anak yang

pendek dan kecil karena sebelumnya menderita kurang gizi mempunyai kemampuan

berprestasi yang juga kecil. Orang dewasa yang hanya mengkonsumsi 1800 kalori per

hati mempunyai kekuatan otot 30% lebih rendah serta ketepatan, ketekunan dan

keuletan bekerja 15% lebih rendah dari orang lain yang gizinya baik. Kecepatan dan

koordinasi kerja badan juga rendah (Yayah K. Husaini, 2000).

Keadaan kurang gizi waktu dalam kandungan dan masa bayi menyebabkan

perkembangan intelektual rendah. Meskipun prosesnya tidak seluruhnya dapat

dimengerti tetapi fakta menunjukkan bahwa bayi yang menderita KKP (kekurangan

kalori dan protein)/MEP (malnutrisi energi dan protein) berat mempunyai ukuran besar

otak 15%-20% lebih kecil dari bayi yang normal (Yayah K. Husaini, 2000). Apabila

kurang gizi sejak dalam kandungan, maka defisit dapat mencapai 40% (Bagg A, 1983).

Dari beberapa hasil penelitian diungkapkan bahwa kurang gizi yang terjadi pada waktu

pertumbuhan sangat pesat berlangsung membawa akibat tingkatlaku yang tidak normal

pada anak tersebut. Anak menjadi tidak responsif, tidak berinisiatif, tidak dapat

berkonsentrasi, sulit berkomunikasi dan tidak energetik (Soesmaliah, 1980; Pollitt,

1978; Karyadi, 1980). Apabila keadaan kurang gizi tidak berat, maka fungsi kognisi ini

dapat diperbaiki seiring dengan bertambah baiknya keadaan gizi.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

119

Page 23: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Dampak gangguan gizi terhadap kejadian kelainan pada dasarnya dapat bersifat

langsung. Seperti dijelaskan pada tabel 4 bahwa defisiensi iodium dapat secara langsung

menyebabkan terjadinya (a) anomali kongenital, kretin dengan gangguan mental, bisu,

tulis, diplegia, spestik, mata juling, cebol, dsb. Sebaliknya dampak gangguan gizi tidak

akan menimbulkan kelainan permanen apabila gangguan itu hanya sebentar dan segera

akan hilang gangguannya seiring dengan perbaikan status gizinya.

F. Bentuk Kelainan Akibat Kekurangan gizi

Yang dimaksudkan kekurangan gizi di sini bukanlah identik dengan busung

lapar atau kwasiorkor atau marasmus. Karena busung lapar/kwasiorkor/ marasmus

hanya merupakan salah satu dari penyakit gangguan gizi yang disebabkan oleh

malnutrisi energi dan protein. Sebaliknya yang dimaksudkan di sini adalah kekurangan

gizi dalam arti penyakit gangguan gizi yang menjadi prioritas penangananya oleh

pemerintah Indonesia, yaitu KKP/MEP, kekurangan vitamin A, kekurangan zat besi dan

gangguan akibat kekurangan iodium.

Secara umum bentuk kelainan akibat kekurangan gizi sudah di singgung pada

uraian-uraian sebelummya, termasuk yang disajikan pada tabel 3 dan 4. Namun

demikian berikut ini akan diringkas kembali yang hasilnya disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Bentuk kelainan akibat kekurangan gizi.

Macam kekurangan gizi Kemungkinan bentuk kelainan yang

timbul

KKP/MEP 1. Kemampuan belajar rendah

2. Retardasi mental

3. Cacat bawaan

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

120

Page 24: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

4. Gerak reflek minim

5. Atropi otot

6. Badan lemah/tak bertenaga

7. Kurang responsif

8. Gangguan komunikasi

Defisiensi Vitamin A 1. Kekebalan tubuh menurun

2. Rabun senja

3. Kebutaan

Defisiensi zat besi 1. Mudah lelah, lemah

2. Daya konsentrasi menurun

3. Mentally retarded

4. Gangguan belajar

Defisiensi iodium 1. Anomali kongenital

2. Kretin mental (gangguan mental, bisu-

tuli, diplegia, spastik, mata juling)

3. Kretin myxudematosa (cebol,

gangguan mental)

4. Hipotiroidisme neonatal

5. Gangguan perkembangan fisik

G. Penanganan Anak dengan Penyakit gangguan gizi

1. Penanganan kekurangan kalori dan protein (KKP)

Penyebab utama KKP adalah tidak sesuainya zat gizi yang diperoleh dari

makanan dengan kebutuhan tubuh. Akan tetapi umumnya KKP tidak hanya karena satu

sebab saja, melainkan juga ada sebab lain yang ikut mendorong terjadinya KKP seperti

berbagai penyakit infeksi misalnya campak, diare yang hebat, dsb.

Bagi yang belum terlanjur menjadi KKP, dianjurkan beberapa tindakan

pencegahan sbb:

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

121

Page 25: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

a. Pemberian air susu ibu (ASI) secara baik dan tepat disertai pengawasan berat badan

secara teratur dan terus menerus.

b. Menghindari pemberian makanan buatan sebagai pengganti ASI selama ibu masih

mampu menghasilkan ASI, terutama ketika berada di bawah umur 4 bulan.

c. Dimulainya pemberian makanan tambahan yang mengandung berbagai zat gizi

(kalori, protein, vitamin dan mineral secara lengkap sesuai kebutuhan guna

menambah ASI mulai bayi berumur 5 bulan.

d. Pemberian kekebalan melalui imunisasi guna melindungi anak dari kemungkinan

menderita penyakit infeksi seperti tuberkulosa, difteri, polio, tetanus, campak, dsb.

e. Melindungi anak dari kemungkinan diare (muntaber) dan kekurangan cairan

(dehidrasi).

f. Mengatur jarak kehamilan ibu agar ibu cukup waktu untuk merawat dan mengatur

makanan bayinya, terutama pemberian ASI (Sjahmin Moehji, 1986).

Selanjutnya apabila sudah terlanjur terkena KKP, maka hal-hal yang perlu

dilakukan oleh orangtua atau pengasuhnya antara lain:

a. Pemeriksaan fisik (berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar kepala, dsb.)

b. Pemeriksaan laboratorium, seperti kadar Hb, cacing.

c. Pengobatan infeksi dan parasit.

d. Pemberian PMT (pemberian makanan tambahan) pemulihan.

e. KIE gizi dan kesehatan.

f. Stimulasi perkembangan

Sebagai indikasi bahwa seseorang telah terlepas dari KKP antara lain:

a. Berat badan meningkat, dan sudah di atas garis merah dalam KMS (Kartu

Menuju Sehat).

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

122

Page 26: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

b. Setelah di atas garis merah, 3 kali penimbangan berturut-turut berat badannya

naik.

c. Odema (bengkak-bengkak) yang pernah ada telah hilang.

2. Gangguan Gizi akibat kekurangan vitamin A

Fungsi utama dari vitamin A, adalah untuk:

a. Membantu proses penglihatan

b. Menjaga keutuhan sel-sel epitel pada (1) mata, (2) saluran pernafasan, dan (3)

saluran pencernaan, dan

c. Berperan pada fungsi imunitas tubuh

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan cacat menetap pada mata (buta)

yang tidak dapat disembuhkan. Xerophthalmia sebagai akibat kekurangan vitamin A

merupakan penyebab kebutaan tertinggi dan yang sangat menyedihkan adalah karena

penderita anak-anak di bawah 5 tahun sebagai tunas bangsa.

Penanggulangan kekurangan vitamin A dilakukan selain dengan jalan

penyuluhan guna memperbaiki makanan keluarga agar lebih banyak menggunakan

bahan makanan seperti sayuran hijau dan buah-buahan berwarna, juga dilakukan dengan

pemberian Vitamin A dalam dosis yang cukup tinggi. Setiap dosis terdiri antara 200.000

sampai 300.000 KI.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa tidak diperbolehkan memberikan

vitamin A dosis tinggi kepada anak dalam jarak kurang dari 6 bulan, karena dapat

mengakibatkan keracunan vitamin A. Selain itu anak yang sedang demam, campak,

diare hendaknya tidak diberi vitamin A.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

123

Page 27: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

3. Gangguan Gizi akibat kekurangan zat besi (anemia gizi).

Ada dua macam anemia, yaitu anemia hiprokromik, yaitu anemia yang

disebabkan oleh kekurangan zat besi, dan anemia megaloblastik yaitu anemia karena

kekurangan asam folat dan vitamin B12.

Anemia gizi dapat terjadi karena rendahnya kadar zat besi dalam maknan. Tetapi

juga dapat terjadi karena akibat pendarahan yang banyak atau akibat penyakit kronik

seperti malaria. Bayi lahir belum waktunya akan dapat menderita anemia karena

cadangan zat besi dalam tubuhnya sewaktu lahir sangat sedikit. (Sjahmin Moehji,

1986). Zat besi banyak terdapat dalam sayur mayur, demikian pula asam folat. Sedang

vitamin B12 hanya terdapat dalam bahan makanan berasal dari hewan.

Pencegahan dan penanganan defisiensi besi atau anemia gizi dilakukan dengan

jalan (a) pemberian zat besi (suplementasi besi) dalam bentuk tablet (termasuk kepada

ibu hamil pada 3 bulan terakhir menjelang melahirkan), (b) fortifikasi pangan dengan

besi, dianjurkan banyak mengkonsumsi sayur mayur, (c) KIE menu alami seimbang,

(d) Menjarangkan kelahiran, (e) Mencegah penyakit cacing, dan (f) Sanitasi yang

adekuat.

4. Gangguan gizi akibat kekurangan iodium.

Fungsi utama zat iodium adalah untuk mempertahankan fungsi dan bentuk

kelenjar tiroid. Pathogenesanya adalah intake iodium rendah maka produksi hormon

tyroxin menjadi kurang, akibatnya kadar hormon dalam sirkulasi tubuh juga kurang.

Dalam kondisi semacam ini kelenjar tyroid bekerja keras untuk menghasilkan hormon

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

124

Page 28: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

melalui stimulasi TSH (tyroid stimulating hormon). Akibatnya terjadi pembesaran

kelenjar tiroid.

Upaya pencegahan dan penanggulangan GAKI yang dianjurkan antara lain:

a. Pemberian iodium dalam garam konsumsi

b. Penyuntikan/tetes iodium

c. Pengendalian pencemaran dan konservasi tanah

d. Konsumsi makanan/minuman yang mengandung iodium (ganggang, teri, ikan

laut, dsb) (Sugiyanto, 1992).

H. Makanan Bayi

Tujuan pemberian makanan bayi adalah agar bayi dapat tumbuh dengan baik

dan untuk memberi energi dan nutrien-nutrien essensiel sehingga bertambahnya usia

bayi disertai dengan kenaikan berat badan maupun tinggi badan. Semakin bertambah

usia bayi maka kebutuhan akan makanan dan nutrien essensiel lainnyapun bertambah.

Pada bulan-bulan pertama sejak kelahiran bayi, kebutuhan tersebut sudah

tercukupi dari ASI (air susu ibu) atau formula pengganti ASI. Tetapi setelah umur 3

bulan, kebutuhan tersebut pada umumnya tidak bisa tercukupi oleh ASI saja. Sehingga

diperlukan makanan tambahan. Dulu, pemberian makanan tambahan dilakukan sedini-

dininya. Tetapi setelah adanya laporan-laporan mengenai bahaya yang dapat

ditimbulkan dengan pemberian makanan pada bayi muda, maka pada umumnya

dianjurkan untuk tidak memberikan makanan tambahan sebelum bayi berumur 3 bulan.

Tidak ada waktu yang tepat kapan seharusnya makanan tambahan dapat dimulai.

Akan tetapi, pada umumnya, disepakati untuk mulai memberikan makanan

tambahan sejak umur 3 bulan.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

125

Page 29: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

1. Kandungan Gizi dalam makanan bayi

Setiap memberikan makanan kepada bayi, hal penting yang selalu harus diingat

dan dipertimbangkan adalah:

a. Jenis makanan

b. Jumlah kalori

c. Jadwal pemberian makanan

a. Jenis Makanan

Seperti telah diuraikan di atas, jenis makanan bayi sejak umur 0-3 bulan adalah

ASI atau PASI. Kemudian setelah umur 3 bulan, dapat dibarikan jenis makanan

tambahan lain berupa makanan setengah padat, yaitu bubur susu.

Pemberiannya bertahap, mulai dengan satu kali pemberian pada umur 3 bulan,

kemudian dua kali pemberian pada umur 4 bulan dan 3 kali pemberian pada umur 5

bulan. Kemudian setelah umur 6 bulan dapat diperkenalkan dengan makanan yang lebih

padat yaitu nasi tim. Cara pemberiannya juga bertahap dengan mensubtitusi jumlah

pemberian bubur susu sebelumnya. Dan pada umur satu tahun dengan telah lebih

lengkapnya pertumbuhan gigi, dapat mulai diberikan nasi (Harsono Salimo, 1994).

Untuk masing-masing jenis makanan tersebut, harus diperhitungkan jumlah

komposisi nutrien yang diperlukan yang harus terdiri dari:

1. Karbohidrat

2. Protein

3. Lemak

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

126

Page 30: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

4. Vitamin dan mineral

5. Air

b. Jumlah Kalori

Kebutuhan kalori dan air pada bayi menurut Harsono Salimo (1996) adalah

sebagai berikut:

Tabel 6. Kebutuhan kalori pada bayi

Umur Kebutuhan Kalori (kal kg BB hari)

3 bulan 120

>3 - 5 bulan 115

6 - 8 bulan 110

9 - 11 bulan 105

Tabel 7. Kebutuhan air pada bayi

Umur Jumlah Air (ml kg BB hari)

Triwulan pertama 175-200

Triwulan kedua 150-175

Triwulan ketiga 130-140

Triwulan keempat 120-140

c. Jadwal Pemberian

Tujuan memberikan jadwal pemberian makanan bayi adalah:

1) Memberikan nutrien yang cukup untuk pertumbuhan bayi yang optimal.

2) Melatih kebiasaan makan atau disiplin yang baik untuk bayi.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

127

Page 31: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Sesuai dengan faal lambung bayi dimana pengosongan lambung terjadi setelah

2-3 jam pemberian makanan, maka sebaiknya pemberian makanan pun dengan jarak

waktu 2-3 jam tersebut, sehingga pemberian ASI atau makanan tambahan sebaiknya

diberikan enam kali sehari, dengan waktu pemberian sebagai berikut:

1) Jam 06.00 pagi

2) Jam 09.00 pagi

3) Jam 12.00 siang

4) Jam 15.00 siang

5) Jam 18.00 petang

6) Jam 21.00 malam (terakhir).

2. Penatalaksanaan Makanan Bayi

Dengan mengingat ke-3 di atas (jenis makanan, jumlah kalori, jadwal pemberian

makanan), maka pemberian makanan bayi berdasarkan umur, jenis makanan dan jadwal

pemberiannya dapat disusun kurang lebih sebagai berikut:

1) Umur 0-3 bulan : diberikan 6 x ASI, sehingga jadwal

pemberiannya sbb:

jam 06.00 pagi : ASI

jam 09.00 pagi : ASI

jam 12.00 siang : ASI

jam 15.00 siang : ASI

jam 18.00 petang : ASI

jam 21.00 malam : ASI

2) Umur 3 bulan: diberikan 5 x ASI, 1 x bubur susu dan 1 x extra buah atau biskuit,

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

128

Page 32: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

sehingga jadwal pemberiannya sebagai berikut:

jam 06. 00 pagi : ASI

jam 08.00 pagi : bubur susu

jam 11.00 siang : ASI

jam 13.00 siang : ASI

jam 14.00 siang : buah atau biskuit

jam 18.00 petang : ASI

jam 21.00 malam : ASI

3) Umur 4 bulan diberikan 4 x ASI, 2 x bubur susu, dan 1 x extra buah atau biskuit

sehingga jadwal pemberiannya sebagai berikut:

jam 06.00 pagi : ASI

jam 08.00 pagi : bubur susu

jam 11.00 siang : ASI

jam 13.00 siang : ASI

jam 14.00 siang : buah atau biskuit

jam 17.00 petang : bubur susu

jam 20.00 malam : ASI

4) Umur 5 bulan diberikan 3 x ASI, 3 x bubur susu, 1 x extra buah atau biskuit

sehingga jadwal pemberiannya sebagai berikut:

jam 06.00 pagi : ASI

jam 08.00 pagi : bubur susu

jam 11.00 siang : ASI

jam 13.00 siang : bubur susu

jam 14.00 siang : buah atau biskuit

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

129

Page 33: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

jam 17.00 petang : bubur susu

jam 20.00 malam : ASI

5). Umur 6 bulan diberikan 3 x ASI, 1 x nasi tim kering, 2 x bubur susu dan 1 x extra

buah atau biskuit, sehingga jadwal pemberiannya sebagai berikut:

jam 06.00 pagi : ASI

jam 08.00 pagi : nasi tim kering

jam 11.00 siang : ASI

jam 13.00 siang : bubur susu

jam 14.00 siang : extra buah atau biskuit

jam 17.00 petang : bubur susu

jam 20.00 malam : ASI

6). Umur 7 bulan diberikan 3 x ASI, 2 x nasi tim saring, 1 x bubur susu, dan 1 x extra

buah atau biskuit, sehingga jadwal pemberiannya sebagai berikut:

jam 06.00 pagi : ASI

jam 08.00 pagi : nasi tim saring

jam 11.00 siang : ASI

jam 13.00 siang : bubur susu

jam 14.00 siang : extra buah atau biskuit

jam 17.00 petang : nasi tim saring

jam 20.00 malam : ASI

7). Umur 8 bulan diberikan 3 x ASI, 3 x nasi tim saring, dan 1 x extra buah atau

biskuit, sehingga jadwal pemberiannya sebagai berikut:

jam 06.00 pagi : ASI

jam 08.00 pagi : nasi tim saring

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

130

Page 34: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

jam 11.00 siang : ASI

jam 13.00 siang : nasi tim saring

jam 14.00 siang : extra buah atau biskuit

jam 17.00 petang : nasi tim saring

jam 20.00 malam : ASI

Untuk selanjutnya pada umur 9, 10 dan 11 bulan, pemberian nasi tim saring

secara bertahap diganti dengan nasi tim kasar (tidak usah disaring), sehingga pada umur

1 tahun pemberian nasi tim kasar sudah dapat diganti dengan pemberian nasi biasa.

I. ASI dan Kegunaannya pada Bayi

Telah diketahui bersama bahwa ASI merupakan bahan yang tidak ada duanya di

dunia ini, merupakan bahan makanan yang terbaik bagi bayi yang dilahirkan. Bahkan

tidak satu jenis susu buatanpun yang mendekati atau bahkan semutu dengan ASI. Selain

memberi segala kebutuhan makanan bayi baik dari segi gizi, imunologi, ataupun segi

lainnya, pemberian ASI memberikan kesempatan tiada taranya untuk curahan cinta

kasih serta perlindungan seorang ibu kepada anaknya. Sehingga dengan demikian akan

menjamin tumbuh kembang anak se-optimal mungkin.

Berikut ini akan dijelaskan kelebihan-kelebihan ASI dibandingkan susu buatan:

1. Lemak

Lemak dalam ASI sebagian besar terdapat dalam bentuk trigliserida yang

diliputi oleh lapisan permukaan hidrofolik yang terdiri dari campuran fosfolipid,

kolesterol, vitamin A dan karotenoid. Dengan demikian menjamin mudahnya diabsorbsi

dan menjamin tersedianya bahan untuk pembentukan sel otak dan syaraf.

2. Protein

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

131

Page 35: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Komposisi protein ASI terdiri dari lactalbumin 60% dan casein 40%. Juga

mengandung lactoglobulin, asam amino esensiel dan asam amino non-esensiel. ASI

juga mengandung lysozim dan lactoferin sebagai zat anti infeksi.

Dengan kadarnya yang relatif rendah (1,2-1,6 gr %) memudahkan absorbsi

(penyerapan oleh usus).

3. Karbohidrat

ASI mengandung karbohidrat yang relatif tinggi, dengan komponen utama

adalah laktosa, yang mempunyai sifat:

a. Relatif tak manis sehingga merangsang nafsu makan bayi.

b. Relatif tak segera larut sehingga waktu proses digesti dalam usus lebih lama.

c. Dapat diabsorbsi dengan baik oleh usus bayi.

d. Dalam fermentasi bakteri usus di ubah menjadi asam laktat yang mempunyai sifat

menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

4. Elektrolit

Kadar elektrolit dalam ASI rendah sesuai dengan fungsi ginjal pada saat itu.

5. Mineral

Mengandung mineral dan trace elements (tembaga, seng dan besi) untuk menjaga

pertumbuhan yang optimum.

Berbagai jenis kelebihan-kelebihan ASI dibandingkan susu buatan:

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

132

Page 36: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

1. Mempunyai komposisi bahan makanan yang paling cocok untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi, seperti yang telah dijelaskan di atas.

2. Mengandung kalori yang sangat tepat untuk pertumbuhan bayi.

3. Dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan

dalam suhu yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

4. Mempunyai bau dan rasa yang khas yang tidak dapat ditiru.

5. Mengandung antibodi terhadap kuman penyakit infeksi dan terhadap virus, yang

tidak mungkin didapatkan pada susu formula.

6. Pada waktu ibu menyusukan bayinya, akan menimbulkan rasa kasih sayang (gender

love care) sehingga menimbulkan rasa aman pada bayi.

7. Mempunyai efek Keluarga Berencana, karena pada ibu yang menyusukan bayinya

dapat menghalangi terjadinya ovulasi.

8. Secara ekonomis, ASI sangat murah sehingga dapat menghemat pengeluaran

belanja keluarga.

J. Peran Guru PLB dalam Penanganan Anak dengan gangguan gizi

Gizi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Masalah

gizi dapat terjadi pada semua usia dan semua jenis kelamin. Baik di daerah perkotaan

maupun di pedesaan, baik orang kaya maupun miskin.

Penanganan dan pembahasan gizi dapat mencakup pada (a) upaya pencegahan

terjadinya masalah gizi, maupun pada (b) upaya mengatasi gangguan akibat kekurangan

gizi.

Upaya pencegahan maupun upaya mengatasi masalah gizi dapat melibatkan

siapa saja, termasuk guru Pendidikan Luar Biasa. Mengingat dampak dari kekurangan

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

133

Page 37: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

gizi dapat menyebabkan kecacatan yang permanen, maka sangat penting bagi seorang

guru PLB ikut terlibat dalam memberikan KIE masalah gizi ataupun secara langsung

melakukan usaha mengatasi penyakit gangguan gizi. Seperti dalam pemberian makanan

yang edekuat bagi penderita KKP, pemberian vitamin a dosis tinggi bagi penderita

kekurangan vitamin A, dsb.

Sesuai dengan isi uraian di atas, maka peran guru PLB dalam penanganan anak

yang mengalami gangguan gizi dapat pada:

1. Sebagai pelaksana program pencegahan dan program untuk mengatasi penyakit

gangguan gizi.

2. Sebagai penyuluh dalam KIE penyakit gangguan gizi

3. Sebagai konsultan dengan memberikan konsultasi kepada masyarakat sekitar

masalah gangguan gizi

4. Sebagai petugas yang melakukan identifikasi, asesmen dalam masalah-

masalah gangguan gizi dan kecacatan.

K. Habilitasi dan Rehabilitasi anak Kelainan Akibat Kekurangan Gizi

Masalah gizi atau gangguan gizi dapat dalam bentuk kelainan yang permanen.

Seperti dalam bentuk retardasi mental, kelainan neuromotorik, gangguan bicara, cara

berjalan yang khas, reflek patologis dan reflek fisiologis meninggi, mata juling,

tunarungu dan wicara, dsb., maka kegiatan rehabilitasi dan habilitasi baik aspek medik,

sosial psikologik, pendidikan maupun keterampilan sangat dibutuhkan oleh

penderitanya.

Tujuan dari program habilitasi dan rehabilitasi bagi anak karena faktor defisiensi

gizi antara lain agar mereka mengaktualisasi potensi yang ada seoptimal mungkin,

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

134

Page 38: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

sehingga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari menurut perkembangan usianya dapat

dilakukan secara mandiri dan tidak terlalu banyak bergantung pada orang lain.

Bagi anak berkelainan perkembangan, ada banyak bentuk program habilitasi dan

rehabilitasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak. Ada anak yang

membutuhkan rehabilitasi dan habilitasi kemampuan bicara, kemampuan ambulasi dan

mobilisasi, bimbingan/bina diri, dsb. Dalam hal ini termasuk kegiatan stimulasi

perkembangan masih sangat dibutuhkan, karena anak masih dalam perkembangan,

maka masih ada peluang bagi anak tertentu untuk mengejar ketertinggalan

perkembangannya, meskipun pada batas-batas tertentu.

Melalui kegiatan rehabilitasi dan habilitasi diharapkan anak berkelainan

perkembangan dapat mengaktualisasikan potensinya sehingga mereka dapat menjadi

orang yang “berguna”, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

L. Rangkuman

Ketidakseimbangan kandungan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi dapat

menimbulkan gangguan/penyakit gizi. Fungsi utama zat gizi bagi tubuh adalah sebagai

zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Ada 4 macam bentuk penyakit gangguan

gizi yang perlu di waspadai di Indonesia, yaitu KKP/MEP, anemia gizi, difisiensi

vitamin A dan GAKI.

Fortifikasi makanan pada hakekatnya akan menjamin pemenuhan gizi bagi

tubuh yang seimbang. Peran guru PLB dalam kaitannya dengan masalah-masalah

gangguan gizi dan kelainan adalah sebagai (1) pelaksanana program pencegahan dan

penanganan penyakit gangguan gizi, (2) sebagai penyuluh dalam KIE penyakit

gangguan gizi, (3) sebagai konsultan masalah gangguan gizi dan kelainan, dan (4)

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

135

Page 39: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

sebagai pelaksana identifikasi dan asesmen masalah-masalah gangguan gizi dan

kecacatan.

Apabila penyakit gangguan gizi telah terlanjur menjadi kelainan yang menetap

dalam bentuk kecacatan, maka program habilitasi dan rehabilitasi bagi mereka sangat

penting dan sangat diperlukan.

BUKU ACUAN

Adhi S. Pramono. 2006. Beda Kurang Gizi dan Gizi Buruk. Siloam Gleneagles

Hospital, Lippo Karawachi.

Aziz Alimul Hidayat. Musrifatul Uliyah. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran.

Bagg A. 1983. The Nutrition Factors. The Brookings Institution. Washinton.

Bomer Pasaribu. 2005. Pengangguran dan Kemiskinan Naik. Dalam Solo Pos 17

Desember 2005.

Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 2006. Anak Balita dan 50 Ibu Hamil di Solo Derita

Gizi Buruk. Solo Pos, 18 Pebruari 2006.

Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. 2006. Penderita Gizi Buruk Mencapai 548

Orang, Tujuh Anak Balita di Karanganyar Meninggal. Solo Pos 21 Pebruari

2006.

Dinas Kesehatan dan Sosial Kabupaten Boyolali. 2006. Anak Balita Derita Gizi Buruk.

Solo Pos 15 Pebruari 2006.

Hani H. 2006. Ribuan Anak Balita Kurang Gizi. Solo Pos 14 Januari 2006.

Harsono Salimo. 1994. Ilmu Kesehatan Anak (Pediatri). Surakarta: UNS.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

136

Page 40: BAB III - Yuswan62's Blog | " HANYA PERSEPSIKU " · Web viewN U T R I S I Pendahuluan Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang terbentang dari barat sampai ke timur

Jack Insley MB. Alih Bahasa Achmad Suryono. Editor Rusi Muhaimin Syamsi. 2005.

Vade-Mecum Pediatri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Karyadi D. Soewondo. 1987. Keadaan gizi Kurang dan Beberapa Aspek Fungsi Otak.

Medika No.2 Tahun 13. Februari 1987.

Koeswandjana. 2006. 279 Anak Balita Menderita Gizi Buruk. Solo Pos. 15 Pebruari

2006.

Nelson. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Pollitt. 1978. Behavior Effects of Iron Defficiency Among Pre Schools Children.

MA.Fed.Proc.

Sjahmin Moehji. 1986. Ilmu Gizi. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Soesmaliah. 1980. Anemia And Some Aspects Of Mental Functioning. Proceeding Of

The Third Asian Conggres Of Nutrition. Jakarta.

Sugianto B, (1992), Gizi & Masalahnya; Surabaya.

Yayah K. Husaini dan Mahdin A. Husaini. 2000. Sumbangan Gizi Untuk Pembangunan

dan Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia. Medika, No.2 Tahun 30, Februari

2000.

Wahyuningsih. 2006. Anak Balita Menderita Gizi Buruk. Solo Pos 4 Januari 2006.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

137