9
III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini di laksanakan pada bulan Agustus sampai September 2010. jangka waktu tersebut meliputi studi literature, observasi awal lokasi penelitian dan analisis data. Pengambilan data di Lapangan dilakukan di daerah padang Lamun Pulau Kapoposang dan daerah padang lamun di Pulau Sarappokeke Kab.Pangkep

Bab III.docx

Embed Size (px)

Citation preview

20

III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan TempatPenelitian ini di laksanakan pada bulan Agustus sampai September 2010. jangka waktu tersebut meliputi studi literature, observasi awal lokasi penelitian dan analisis data. Pengambilan data di Lapangan dilakukan di daerah padang Lamun Pulau Kapoposang dan daerah padang lamun di Pulau Sarappokeke Kab.Pangkep

Gambar.1 Lokasi penelitian : ( Sumber www.lib.utexas.edu/maps/ams/indonesia/index.html )B. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini disjikan pada table sebagai berikut :Tabel 2 : Alat dan bahan beserta kegunaannya dalam penelitian iniNoAlat/BahanKegunaan

Alat

1Plankton Net No. 25Menyaring fitoplankton

2Ember vol 10 LMengambil sampel air

3Water quality checkerMengukur suhu

4Layang-layang Arus Mengukur kecapatan arus

5GPS (Global Posision System)Menentukan posisi Geografis stasiun sampling

6RefraktometerMengukur salinitas

7MikroskopMengamati organisme fitoplankton

8SRCMengitung jumlah fitoplankton

9Cool boxTempat penyipanan sampel

10Water quality checkerMengukur pH

11Botol vol 100 mlTempat sampe fitoplankton

12Stop watchMenghitung waktu

13Buku IdentifikasiPedoman identifikasi sampel

Bahan

14Larutan LugolPengawet sampel fitoplankton

C. Prosedur PenelitianProsedur penelitian ini meliputi kegiatan survei penentuan stasiun, pengukuran parameter pendukung dan pengambilan sampel plankton serta analisis data.1. Penentuan stasiunPenentuan stasiun dilakukan dengan cara mengelilingi pulau sambil mengobservasi secara visual padang lamun yang continyu minimal 100 m kearah laut dengan tutupan lamun tertinggi. Observasi ini menggunakan garis transek 100 m dan estimasi tutupan lamun, khususnya pada padang lamun yang ditemukan Enhalus acoroides, dilakukan pada saat air pasang ketika lamun terendam air. Selanjutnya lokasi yang memiliki kepadatan lamun tertinggi di catat posisi geografisnya dan ditetapkan sebagai stasiun pengambilan sampel.

2. Pengambilan Sampel PlanktonPengambilan sampel air laut dilakukan pada tiga (3) titik sampling yaitu 0 meter, 50 meter, dan 100 meter di atas garis transek yang terpasang, di setiap stasiun pada pagi hari (jam 06:00 08:00 Wita) selama lima hari berturut-turut.Pengambilan sampel air laut sebanyak 10 liter di tiap titik sampling pada stasiun, yang kemudian di saring ke dalam plankton net no 25. Air laut yang tersaring/berada dalam plankton net tersebut, selanjutnya di masukan ke dalam gelas ukur, dengan ukuran 100 ml. Air laut yang 90 ml kemudian dimasukan ke dalam botol sampel ukuran 100 ml yang didalam sudah terdapat 10 ml (10%) larutan lugol, kemudian di campur serta ditutup rapat dan di tempatkan dalam cool box. Identifikasi sampai tingkatan genera dengan menggunakan buku Chirs Stefford 1990 (A Guide To Phytoplankton), G.E Newell 1965 (Marine Plankton A Practical Guide) dan Carmelo R. Tomas 1997(Indenfying Marine phytoplankton).3. Pengukuran Variabel Penelitian a. Identifikasi FitoplanktonUntuk mengetahui komposisi jenis dan kelimpahan fitoplankton dilakukan pengamatan sampel dibawah miksroskop dengan bantuan Sedgwick-Rafter Counting Cell (SRC-cell).b. Perhitungan Jumlah FitoplanktonPerhitungan persentase menggunakan rumus sebagai berikut (Boyd, 1979)Persentase kelimpahan (%) = ni ; x 100 % NDimana : ni= Jumlah Individu teramati N= Jumlah tetes individu

Kelimpahan fitoplankton dihitung dengan menggunakan Kelimpahan fitoplankton dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Plankton/m3 (N) = T X P X V X 1 L p v W Dimana;N: Kuantitas plankton (Plankter/liter) L: Jumlah kotak SCR perlapang (0,01 m) T: Total kotak SCR = 1000 P: Jumlah plankton yang teramati p: Jumlah kotak SCR yang teramati = 200 V: Volume contoh plankton dalam botol = 100 ml v: Volume contoh plankton dalam SCR = 1 ml W: Volume air yang disaring dengan plankton net =10 ltr

c. Indeks keanekaragamanUntuk menghitung keanekaragaman, maka digunakan indeks keanekaragaman Shannon (Odum, 1993) sebagai pentunjuk pengolahan data.

H = - (ni/N) In (ni/N)Dinama :H= Indeks keanekaragaman ni= Jumlah individu/spesiesN= Jumlah individu keseluruhan

d. Indeks KeseragamanUntuk menghitung keseragaman, maka digunakan indeks keseragaman (Odum, 1993) sebagai petunjuk pengelolaan data.

E = H / H maxH max = In s

Dinama :S= Jumlah seluruh spesiesHmax= Keanekaragaman maksimumE= indeks Keseragaman

Kisaran indeks keseragaman antara 0 sampai 1, semakin kecil nilai keseragaman (mendekati nol) menunjukan bahwa penyebaran jumlah individu tiap jenis tidak sama. Sebaliknya jika nilai keseragaman semakin besar (mendekati 1) maka populasi akan menjukan keseragaman (jumlah individu tiap genus dapat dikatakan sama atau tidak jauh berbeda) (Odum, 1993).e Indeks DominansiIndeks Dominansi dihitung dengan menggunakan rumus indeks dominanasi daroi Simpson (Odum, 1993) :

D = (ni/N)2

Dimana :D= Indeks Dominansi Simpsonni= Jumlah Individu tiap spesiesN= Jumlah Individu seluruh spesiesIndeks dominansi berkisar antara 0 sampai 1, dimana semakin kecil nilai indeks dominansi maka menunjukan bahwa tidak ada spesies yang mendominsi sebaliknya semakin besar dominansi maka menunjukan ada spesies tertentu (Odum, 1993)4. Pengukuran Parameter Pendukung1. Salinitas (%0) Pengukuran salinitas di ukur dengan menggunakan Refraktometer , pengukuran ini dilakukan pada setiap stasiun pengulangan.2. pH (Derajat Keasaman) dan Suhu (oC)Derajat keasaman (pH) diukur dengan menggunakan Water quality checker. Water quality checker tersebut dicelupkan kedalam air sampel kemudian mencatat hasilnya. Namun terlebih dahulu di kalibrasi dengan pH 7 dan pH 14.3. ArusPengukuran kecepatan arus permukaan menggunakan layangan arus. GPS (Global Positioning System) untuk mengetahui arah arus.4. Oksigen Terlarut (DO) dan Suhu (oC)Oksigen Terlarut (DO) dan Suhu (oC) diukur dengan menggunakan Water quality checker. Water quality checker tersebut dicelupkan kedalam air sampel. Namun terlebih dahulu di kalibrasi degan pH 7 dan pH 14.kemudian mencatat hasilnya.

5. Analisis Data1. Stuktur KomunitasData yang diperoleh mengenai struktur komunitas akan di analisis menggunakan metode nMDS dengan bantuan perangkat lunak Primer.2. Indeks Ekologi dan Parameter Kualitas AirIndeks ekologi dan data parameter kualitas air dikelompokan berdasarkan lokasi penelitian di analisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk histrogram.