Upload
lambao
View
244
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
73
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1. Analisa Tapak
4.1.1. Analisa Syarat dan Lokasi Tapak
Beberapa pertimbangan dalam memilihan lokasi tapak, antara lain:
1. Kemudahan Aksesbilitas
2. Dalam satu wilayah (kecamatan) tersebut belum terdapat Rumah Sakit
3. Berdekatan dengan Fasilitas-fasilitas Penunjang lainnya
4.1.2. Lokasi tapak
Berlokasi di Kota Malang tepatnya Jalan Mayjen Sungkono, Kelurahan
Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandan. Kawasan ini dipilih karena letaknya yang
dekat dengan pemukiman penduduk, jauh dari Rumah Sakit Pusat, dan Rumah
Sakit cabang lainnya. Selain itu kawasan ini memiliki beberapa potensi sebagai
berikut:
• Akses yang mudah karena juga dilewati oleh jalur kendaraan umum
• Akses tidak rawan macet
• Dekat dengan terminal Tlogowaru, dan perumahan Cempaka Putih
74
a. Batas-batas Tapak
Batas-batas tapak, yaitu sebagai berikut:
• Utara : Sawah
• Selatan : Sawah
• Timur : Sawah
• Barat : Jalan Mayjen Sungkono
Gambar 4.1 Batas-batas Tapak
Sumber: Observasi, 2008
Luasan tapak ± 15600 m² dengan ketentuan:
• Garis Sempadan Bangunan (GSB): 10m
• Untuk bangunan bertingkat perbandingan luas lahan dengan luas bangunan
2:1
b. Topografi Wilayah
75
Secara geografis Kota Malang berada di dataran tinggi dengan garis
lintang 8° 1'9.59"S dan garis bujur 112°38'36.85"T. Kondisi iklim suhu udara
rata-rata berkisar antara 22,2°C-24,5°C. Sementara itu, suhu maksimum mencapai
32,3°C dan suhu minimum 17,8°C. Rata-rata kelembaban udara berkisar 74%-
82% (KPDE Pemerintah Kota Malang, 2006). Kondisi ini sangat cocok untuk
rehabilitasi penyakit paru karena udaranya yang sejuk. Selain itu, kawasan yang
dipilih termasuk kawasan yang jauh dari polusi kendaraan.
4.1.3. Kondisi Existing
1. Kondisi Fisik Tapak
a. Aksesbilitas ke tapak
Lokasi tapak dapat diakses oleh berbagai kendaraan kecuali bus dari arah
Utara-Selatan, yaitu dengan sistem dua lajur pada jalan Mayjen Sungkono.
Intensitas kendaraan pada daerah tersebut sangat rendah, badan jalan cukup
legam, arah utara merupakan jalur ke Kota Surabaya, dan jalan Mayjen
Sungkono ini belum dilengkapi pedestrian.
Kriteria yang perlu diperhatikan dalam perancangan entrance adalah:
• Tidak mengganggu sirkulasi lalu lintas karena terletak di kawasan yang
sedang berkembang
• Mudah dikenali dengan ruang yang cukup untuk sirkulasi keluar masuk
kendaraan
• Enterence mendukung keberlangsungan aktifivas dan fungsi bangunan
• Keslamatan bagi pejalan kaki
Sistem Aksesbilitas ke Tapak
76
Tabel 4.1 Sistem Aksesbilitas ke Tapak Gambar Pengaruh Positif
pada Pengguna Pengaruh Negatif pada Pengguna
Pola Linier
+ Akses masuk sesuai arus jalan raya
+ memudahkan pengguna jalan menemukan pintu masuk ke dalam tapak
+ Memudahkan keamanan dan penjagaan untuk kendaraan yang keluar masuk
+ Akses masuk ketapak memberikan ruang yang cukup untuk keluar masuknya kendaraan
- Satu jalan memiliki 1 arah, sehingga tidak memungkinkan diperbolehkannya kembali pada tempat yang diinginkan
- Jika keluar dari tapak untuk mengarah pada arah utara pengguna jalan sedikit mengalami masalah karena berlawanan dengan arus jalan raya
Pola Melingkar
+ Memudahkan pengguna jalan menemukan pintu masuk utama
+ Mengatasi cross secara langsung dengan pengguna jalan raya
+ Menghindari macet pada saat area tapak penuh dengan kendaraan
- Memakan banyak waktu
- Untuk kendaraan Darurat (ambulance) kurang leluasa mengakses jalur ini
- memerlukan aksen penegas pada fasad bangunan untuk membantu pengguna jalan mengetahui entrance bangunan
Pola Menyebar
+ Entrance masuk dan keluar terpusat
+ Alur jalan menyebar dan jalan dapat dilalui dua lajur sehingga jika pengguna kendaraan ingin kembali ke lokasi yang dituju hanya tinggal berbalik arah
- Membingungkan pengguna jalan karena kurang kejelasan letak entrance dan exit
- pengguna jalan akan kesulitan menentukan lokasi organisasi unit-unit dirumah sakit yang akan didikunjungi
- Pengguna jalan membutuhkan alat pandu lebih dan akan
Masuk
Keluar
U
Masuk
Keluar
U
Masuk
Keluar
77
sering bertanya untuk kejelasan arah jalan masuk dan keluar
Sumber: Analisa, 2009 b. View Tapak
Tabel 4.2 View pada Tapak Sebelah Utara Sebuah rumah berlantai satu, dengan khas atap miring Sebelah Barat Jalan, membentang sawah dan pegunungan Sebelah Selatan Sawah dan sebuah rumah Sebelah Timur Sawah, sungai dan pegunungan
Sumber: Observasi, 2008
c. Kemiringan dan Drainase Tapak
Kondisi tapak relatif datar dengan sistem drainase dialirkan pada saluran
bawah tanah (gorong-gorong).
2. Kondisi Fisik Prasarana
Jaringan prasarana yang telah ada pada lokasi tapak adalah:
� Jaringan komunikasi
� Jaringan listrik
� Saluran pembuangan air hujan/drainase,
� Tempat penampungan sampah
� Jaringan air bersih
- Air tanah (sumur bor)
- PDAM
3. Kondisi Iklim Tapak
a. Angin
78
RS. Paru berbeda dari jenis bangunan lainnya, banyak penyakit yang
ditularkan melalui udara sehingga lingkungan RS. Paru harus tetap bersih
untuk mencegah penyebaran dan berkembangnya bakteri patogenik. Sehingga
ruangan yang akan direncanakan dibagi menjadi beberapa daerah. Secara
psikologi, ketika kegerahan dan pada kesesakan ruang manusia cenderung
mencari aliran angin yang mengalir lembut dalam durasi yang berulang-ulang.
Dilihat dari lokasi yang akan dirancang sangat potensi dengan aliran angin,
terutama pada arah selatan dan timur.
Gambar 4.2 Analisis Arah Angin Sumber: Hasil Analisa, 2009
Oleh karenanya, mengoptimalkan aliran angin ke dalam tapak terutama
pada area sebagai berikut: ruang tunggu, unit rawat darurat, dan unit rawat
inap kelas II dan III
a. Ruang Tunggu
Beberapa analisa peletakan bukaan pada ruang tunggu, yaitu:
Tabel 4.3 Analisis Bukaan untuk Ruang Tunggu Gambar Pengaruh Positif
pada Pengguna Pengaruh Negatif pada Pengguna
Jika ruang tunggu menggunakan bukaan lebar dari kaca
Sangat baik ansipasi angin yang memasukkan debu ke dalam ruangan. Dalam kondisi jenuh manusia cenderung
Orang-orang cenderung memenuhi area yang dekat dengan bukaan.
Angin mengalir
dari arah
Angin mengalir
dari arah timur
79
mengalihkan pandangan pada lingkungan sekitar. Bukaan lebar memberikan view lebih banyak
Jika ruang tunggu menggunakan penghawaan lebar
Angin mengalir sangat baik. Dalam kondisi jenuh manusia cenderung mengalihkan pandangan pada lingkungan sekitar. Ruang seperti ini memberi view dari berbagai arah.
Debu dapat masuk dengan leluasa. Orang-orang cenderung memenuhi area yang dekat dengan bukaan.
Jika ruang tunggu tidak memiliki bukaan
Ruang menjadi steril. Penunggu bisa lebih fokus dengan kegiatan yang sedang berlangsung.
Angin akan bersifat statis. Kecenderungan manusia diruang seperti ini tidak mau berlama-lama.
Sumber: Analisis, 2009
b. Unit Rawat Darurat
Beberapa analisa peletakan bukaan pada unit rawat darurat, yaitu:
Tabel 4.4 Analisis Bukaan untuk Unit Rawat Darurat Gambar Pengaruh Positif
pada Pengguna Pengaruh Negatif pada Pengguna
Jika UGD dengan jendela lebar
Jendela lebar sangat baik untuk sirkulasi udara dan mematikan kuman penyakit.
Ketika kondisi darurat pasien jarang sekali memperhatikan
Aliran
80
Angin dengan intensitas rendah dapat menerpa badan pasien disaat kegerahan.
lingkungan sekitar. Namun bukaan seperti ini sangat tidak menjaga privasi pasien, terutama wanita.
Jika UGD tidak memiliki bukaan
Privasi pasien akan terjaga, dan tidak akan terganggu dengan keluhan pasien darurat lainnya.
Udara diam, Angin tidak dapat menerpa badan pasien disaat kegerahan.
Jika UGD memiliki bukaan di atas bangsal
Pengaruh bukaan di atas bangsal dan kecil sangat jarang jadi masalah psikologis manusia (pasien darurat). Privasi tiap bangsal pasien terjaga karena tirai. Pasien tetap dapat merasakan aliran dengan itensitas sangat rendah.
Beberapa pasien akan terganggu dengan keluhan pasien darurat lainnya. Pasien merasa tidak betah ketika sirkulasi tidak mengalir dengan baik, karena bau obat dan luka.
Sumber: Analisis, 2009
c. Unit Rawat Inap Kelas II dan III
Beberapa analisa peletakan bukaan pada unit rawat inap kelas II dan III,
yaitu:
Tabel 4.5 Analisis Bukaan untuk Unit Rawat Inap Kelas II dan III Gambar Pengaruh Positif pada
Pengguna Pengaruh Negatif pada Pengguna
81
Jika unit inap menggunakan jendela lebar di sembarang dinding
Angin akan mengalir dan terdapat siklus udara bersih setiap hari. Pasien mendapat view keluar ruang sangat baik.
Intensitas angin mengalir cenderung lebih banyak pada bangsal yang paling dekat dengan jendela. Orang di luar ruang akan dapat dengan mudah mengamati keadaan setiap bangsal, sehingga ini sangat mengganggu privasi pasien. Walaupaun di setiap bangsal diberi tirai pemisah, jika bangsal dekat jendela ditutup maka, bangsal yang lain kurang mendapatkan aliran angin.
Jika unit inap menggunakan bukaan menghadap bangsal
Angin akan mengalir langsung pada tubuh pasien, dengan intensitas terbanyak pada bangsal terdekat. Jika dalam kondisi kegerahan ini sangat membantu tetapi kurang baik pada malam hari.
Keadaan pasien langsung terlihat dari luar ruang tanpa pembatas. Ini berpengaruh dengan bagsal yang langsung terlihat dengan bukaan, pasien akan cenderung mencari area baying-bayang.
82
Jika unit inap dengan jendela lebar yang diletakkan berhadapan dengan pintu masuk
Pasien pada bangsal sangat dikondisikan terjaga privasi, itensitas sinar yang masuk kedalam ruang, serta angin yang mengalir dengan baik melalui jendela lebar Bukaan seperti ini cukup baik untuk sinar buatan, dan menjaga privasi pasien.
Angin tidak dapat mengalir langsung ketubuh pasien.
Sumber: Analisis, 2009
b. Hujan
Sosoran yang umum digunakan pada rumah sakit untuk mengatasi air hujan
agar tidak masuk ke dalam ruang ada tiga, yaitu akan dijelaskan pada Tabel 4.27
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Analisis Pemilihan Bentuk Sosoran untuk Rumah Sakit
83
Gambar
Bentuk Sosoran
Miring Datar Lengkung
Kelebihan
Air hujan langsung jatuh ke bawah
Air hujan jatuh kesegala arah, memberikan kesan dramatisir
Air hujan jatuh ke samping kiri dan kanan, sehingga tidak mengganggu pandangan di jendela
Kekurangan Aliran air menghalangi pandangan
Kadang air masih banyak yang menggenang di permukaan sosoran
Permukaan samping kiri dan kanan sosoran cepat rusak
Sumber: Analisis, 2008
c. Matahari
Rumah sakit merupakan bangunan publik yang bekerja 24 jam, khususnya
untuk Unit Rawat Inap. Sehingga peletakan bukaan dan orientasi bangunan
menjadi masalah untuk mencegah panas berlebih yang masuk ke dalam bangunan
serta silau sinar matahari sore perlu diatasi. Beberapa alternatif penyalesaian
adalah sebagai berikut:
84
• Untuk Ruang-ruang dengan Orientasi Barat-Timur
Ruang-ruang yang berorientasi barat-timur akan mendapatkan sinar
matahari lebih banyak. Hal ini menjadikan aktivitas pengguna rumah sakit
kurang menyenangkan bagi pengguna. Sehingga hanya ruang-ruang yang
bekerja selama 12 jam yang banyak beraktivitas di area tersebut. Oleh karena
itu, alternatif desain yang dapat di ambil, yaitu:
Tabel 4.7 Analisis Pemilihan Desain Sosoran untuk Rumah Sakit Gambar Pengaruh Positif pada
Pengguna
Pengaruh Negatif
pada Pengguna
Bentuk bukaan seperti
ini sangat baik untuk
menyeimbangkan kalor.
Udara dialirkan kedalam
ruang melalui
penyaringan vegetasi
hal ini dilakukan agar
manusia betah
beraktivitas diruangan
tersebut.
Orang yang beraktivitas
dalam ruang tidak perlu
menghindari area yang
terkena sinar berlebih.
Terjadi kontak
lamgsung antar
pejalan di koridor
dengan orang yang
sedang beraktivitas
di dalam ruang.
Pengguna ruang kadang
menginginkan suasana
yang berbeda ketika
melakukan rutinitas
setiap hari, maka jaring
pada bukaan membuat
suasana berbeda setiap
waktu pergerakan sinar
matahari.
Gelap terang yang
terbentuk dari
pantulan garis-garis
dari jaring
menjadikan ketidak
nyamanan manusia
yang sedang
melakukan aktivitas
serius, seperti
85
menulis dan
mengetik atau
aktivitas yang
dilakukan dalam
durasi yang cukup
lama.
Memanfaatkan sosoran
yang lebar untuk ruang
istirahat dan juga
difungsikan untuk
mencegah sinar
matahari langsung
masuk ke dalam ruang.
Manusia yang berada
dalam ruang ketika
dekat dengan ruang
istirahat (rehat) akan
merasa suasana yang
rileks.
Ruang dalam
terkesan kurang
formal.
Sumber: Analisa, 2009
• Untuk Bangunan Rawat Inap dengan Orientasi Utara-Selatan
Ruang-ruang yang berorientasi utara-selatan akan mendapatkan sinar
matahari cukup tanpa terganggu dengan silau sinar matahari. Hal ini
menjadikan ruang-ruang yang terletak pada orientasi ini dapat beraktivitas
selama 24 jam. Oleh karena itu, alternatif desain yang dapat di ambil, yaitu:
86
Tabel 4.8 Analisis Bangunan Rawat Inap dengan Orientasi Utara-Selatan Gambar Pengaruh Positif pada
Pengguna Pengaruh Negatif pada
Pengguna
Agar sinar matahari tidak langsung jatuh ke ruang inap, area ini dijadikan jalan penghubung antar ruang dengan view taman untuk menghilangkan kejenuhan penunggu pasien.
Jika pengunjung pasien di ruang paling ujung dari unit ini ingin keluar harus melewati koridor dengan ruang-ruang yang ada.
Area ini difungsikan untuk taman privasi yang memasukkan sinar matahari pagi ke dalam ruang pasien dengan tetap menjaga privasi pasien.
Menjadi area sepi yang perlu keamanan ektra agar tidak terjadi tindakan kriminal.
Sinar matahari tidak dapat masuk secara langsung. Ruang inap hanya mendapat sinar dari pantulan ruang-ruang disekitarnya, karena koridor tertutup. Pasien merasa nyaman dan privasi, hanya orang-orang tertentu yang bisa keluar masuk diarea ini, seperti dokter, perawat, pasien, dan penganjung khusus ruang inap ini.
Koridor menjadi redup karena kurangnya sinar. Suasana koridor menuju rawat inap menjadi lengang dan dingin.
Sumber: Analisis, 2009
a. Vegetasi
Vegetasi terdiri dari bermacam-macam jenis, diantaranya yaitu:
1. Tanaman pohon tinggi
:berbatang kayu dan cabang jauh dari tanah
:tinggi >3 m
2. Tanaman perdu :berbatang kayu tumbuh, menyemak, berakar dangkal,dan percabangan mulai dari muka tanah
:1-3 m
87
3. Tanaman semak :batang tidak berkayu dan berakar dangkal
:50 cm-1 m
4. Tanaman rumput-rumputan
:tinggi beberapa cm :tinggi <20cm
5. Tanaman merambat :ada yang memerlukan penunjang untuk rambatan, ada yang tidak
6. Tanaman air
Vegetasi di tapak
Alternatif Fungsi Vegetasi
Vegetasi berdasarkan bentuk memiliki bermacam-macam fungsi,
sebagaimana yang dijelaskan pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Fungsi Vegetasi No Gambar Keterangan Fungsi
1.
Tanaman pengarah
Bentuk: lurus, tinggi,
dan sedikit cabang
Penuntun pandangan,
pengarah jalan, dan
pemecah angin
Termasuk Jenis tanaman pohon
tinggi
Gambar 4.3 Vegetasi yang ada di Tapak Sumber: Hasil Analisis, 2009
88
2. Tanaman penghiasan
Bentuk: karakter kuat,
menarik, bersifat
individual, dan kadang
ada yang tumbuh pada
musim-musim tertentu
View taman, penghias, dan
memperkuat karakter
bangunan
3.
Tanaman pembatas
Bentuk: biasanya
termasuk golongan
tanaman perdu dan
rumput
Membentuk dinding,
pembatas, dan sekat
4.
Tanaman pengatap
Bentuk: Termasuk ke
dalam jenis sulur atau
merambat
Mengatapi ruang, biasanya
untuk koridor
Sumber: Analisis, 2009
4.2. Analisa Fungsi Bangunan
Analisa awal untuk fungsi bangunan RS. Paru ini berdasarkan pada fasilitas-
fasilitas per unit fungsi bangunan, yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi pelayanan medis, adalah satu unit fungsi yang berhubungan
langsung dengan usaha memberikan layanan untuk pasien. Unit fungsi ini
melayani unit rawat jalan, unit rawat inap, dan unit rawat darurat.
b. Fungsi penunjang medis, adalah satu unit fungsi yang berhubungan
dengan pasien, untuk mendukung program pelayanan medis pada unit
pelayanan medis diatas. Unit fungsi ini terdiri dari unit Radiologi, unit
89
hemodialisa, unit laboratorium, unit rehabilitasi medis, dan unit instalasi
jenazah. Dimana dalam unit laboratorium terdapat unit-unit lab sebagai
berikut; laboratorium klinik, laboratorium mikrobiologi, dan sleep lab.
terpadu.
c. Fungsi penunjang operasional, merupakan satu unit fungsi yang tidak
berhubungan langsung dengan pelayanan pada pasien akan tetapi satu unit
fungsi adalah unit pendukung kelancaran proses operasional pada suatu
rumah sakit, di dalam unit tersebut meliputi unit gizi, unit farmasi, unit
binatu, unit mekanikal elektrik, unit pemeliharaan dan kebersihan, dan unit
gudang pusat.
d. Fungsi penunjang umum, merupakan satu unit pendukung dari unit fungsi
penunjang operasional. Cangkupan unit ini meliputi layanan fasilitas
umum seperti; musola, wartel, ATM, toko, dan kantin.
e. Fungsi pengelola, merupakan satu unit khusus yang melayani unit
administrasi, unit staff pengelola, unit staff kantor, unit staff medis, dan
unit fasilitas.
Berdasarkan data diatas dapat didiagramkan sebagai berikut:
90
4.2.1. Garis Besar Hubungan Aktivitas antar Sub Fungsi
Gambar 4.5 Diagarm Garis Besar Hubungan Aktivitas antar Sub Ruang Sumber: DepKes, 2007
Administrasi Rekam Medis Nurse Stasion Staff Medis
Fasilitas Penunjang Umum
Unit Laboratorium Unit Farmasi
Unit Radiologi
Unit Rawat Jalan
Unit Rawat Inap
Unit Rawat Darurat Unit Operasi
Unit Rawat Inap ICU
Unit jenazah
Unit Gizi Unit Binatu
Unit Mekanikal Elektrik
Unit Pemeliharaan dan Kebersihan
Unit Perbekalan Hama
Fungsi penunjang operasional: Unit Gizi Unit Farmasi Unit Binatu Unit Mekanikal Elektrik Unit Pemeliharaan dan Kebersihan Unit gudang pusat Unit Perbekalan Hama
Fungsi Pengelola: Unit Administrasi U. Staf Pengelola Unit Staf Kantor Unit Staf Medis Unit Fasilitas Staf
RS. Paru di Kota Malang
Fungsi penunjang umum: Musola Toilet Telepon Umum ATM Toko Kantin
Fungsi pelayanan medis: • Unit Rawat Jalan • Unit Rawat Inap • Unit Rawat Darurat
Fungsi Penunjang Medis: Unit Radiologi Unit Bedah Pusat ICU Unit Laboratorium Unit Instalasi Jenazah
Gambar 4.4 Diagram Unit fungsi di RS. Paru Sumber: DepKes, 2007
91
4.3. Analisa Pengguna
Penguna RS. Paru tersebut adalah sebagai berikut:
Pasien: Pasien rawat jalan, Pasien rawat inap Pasien unit darurat
Pengantar
Staf medis: Dokter, perawat, apoteker, staf teknisi apotek, teknisi
laboratorium, dan ahli gizi
Staf kantor: Karyawan administrasi dan karyawan operasional
Staf Pekerja: Pekerja pemeliharaan, pekerja cleaner, dan pekerja mekanikal
elektrik
4.3.1. Aliran Sirkulasi Tiap-tiap Unit Fungsi Berdasarkan Pengguna
a. Pasien dari Unit Pelayanan Medis (perawatan)
• Unit Rawat Jalan
Administrasi Pulang
Pendaftaran
Unit Farmasi
U. Radiologi
Pintu Masuk utk pasien
Tidak Tetap / Rawat Jalan.
R. Periksa Klinik Rawat Jalan R.Tunggu
92
Gambar 4.6 Diagram Analisis Sirkulasi Pasien Rawat Jalan dari Pintu Masuk Unit Rawat Jalan Sumber: Analisis, 2008
U. Radiologi
Operasi
Unit Farmasi
Unit Laboratorium
Unit Rawat Inap
Administrasi
Pulang
Pintu Masuk utk pasien
Tidak Tetap / Rawat Jalan.
R. Periksa Klinik Rawat Jalan
Fasilitas Penunjang Umum
Pendaftaran
R.Tunggu
Unit Laboratorium
Unit Rawat Inap
Administrasi
Pulang
Pintu Masuk utk pasien
Tidak Tetap / Rawat Jalan.
R. Periksa Klinik Rawat Jalan
Fasilitas Penunjang Umum
Pendaftaran
R.Tunggu
Unit Farmasi
93
• Unit Rawat Inap
Pulang
R. Rawat Inap
Unit Farmasi
Kesekretariat Administrasi
Pulang
Pasien Rawat Inap
Pintu Masuk Utama
R. Tunggu
Fasilitas Umum
R. Rawat Inap
Unit Farmasi
Kesekretariat Administrasi
R. Operasi
R. Periksa Klinik Rawat
ICU
R. Anastesis
Pasien Rawat Inap
Pintu Masuk Utama
R. Tunggu
Fasilitas Umum
94
Gambar 4.7 Diagram Analisis Sirkulasi Pasien Rawat Inap dari Pintu Masuk Utama Sumber: Analisis, 2008
• Unit Rawat Darurat
R. Rawat Inap
Kesekretariat Administrasi
ICU Pulang
R. Tunggu
Fasilitas Umum
R. Operasi
R. Periksa Klinik Rawat
R. Anastesis Pasien Rawat
Inap Pintu
Masuk Utama
Pasien Darurat
Pintu Masuk Darurat (UGD)
Ambulance
Kesekretariat Administrasi Pulang
Unit Farmasi
R. Rawat
Inap
R. Anastesis
Pertolongan emergensi
95
Gambar 4.8 Diagram Analisis Sirkulasi Pasien Rawat Darurat dari Pintu Masuk UGD Sumber: Analisis, 2008
R. Periksa Klinik Rawat
Kesekretariat Administrasi
Pulang Unit
Rawat
Pasien Darurat
Pintu Masuk Darurat (UGD)
Ambulance Unit
Farmasi
R. Operasi
R. Rawat
Inap
Unit Instalasi Jenazah
R. Anastesis
Pertolongan emergensi
ICU
Kesekretariat Administrasi Pulang
Pasien Darurat
Pintu Masuk Darurat (UGD)
Ambulance Unit
Farmasi
R. Operasi
R. Rawat Inap
R. Anastesis
Pertolongan Emergensi
ICU
96
b. Pengantar dan Pengunjung pasien
• Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap
Gambar 4.9 Diagram Analisis Sirkulasi Pengunjung dan Pengantar Pasien di Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap
Sumber: Analisis, 2008
• Unit Rawat Darurat
Jam-jam Besuk
Pulang Pengantar
dan Pengunjung
Pintu Masuk Rawat Jalan
Unit Rawat Inap
R. Informasi
Unit Farmasi
Fasilitas
Umum
Jam-jam Besuk
Pulang Pengantar
dan Pengunjung
Pintu Masuk Rawat Jalan R.
Informasi
Unit Rawat Inap
Fasilitas Umum
R. Operasi
ICU
Unit Instalasi Jenazah
Unit Rawat Inap
Pulang
Pengantar Pintu masuk UGD
R. Tunggu
Unit Farmasi
Fasilitas Umum
R. Informasi
Administrasi
R. Darurat
97
Gambar 4.10 Diagram Sirkulasi Pengantar Pasien di Unit Gawat Darurat Sumber: Analisis, 2008
• Staf Medis
1. Dokter
Pengantar Pintu masuk UGD
R. Tunggu
Fasilitas Umum
R. Informasi
Administrasi
R. Darurat Pulang
Pengantar Pintu masuk UGD
R. Tunggu
Fasilitas Umum
R. Informasi
Administrasi
R. Darurat Pulang
Unit Rawat Inap
98
Gambar 4.11 Diagram Analisis Sirkulasi Dokter di Rumah Sakit
Sumber: Analisis, 2008
2. Perawat
Gambar 4.12 Diagram Analisis Sirkulasi Perawat di Rumah Sakit Sumber: Analisis, 2008
Dokter
R. Delivery
Pintu Masuk Staff
Loker Dokter
Fasilitas Penunjang
R. Rapat
R. Periksa
R. Operasi Pulang
Perawat Pintu Masuk Staf
R. Delivery Loker
Perawat
Unit-unit R. Perawat
Fasilitas Penunjang Umum
Pulang
Unit Instalasi Jenasah
Unit Instalasi Jenasah
Pulang
R. Operasional
Perawat Pintu masuk utama
Administrasi Rekam Medis
R. Delivery
Loker Perawat
Fasilitas Penunjang Umum
Unit-unit R. Perawat
R. Periksa Klinik Rawat Jalan
R. Rapat
Unit Rawat Inap
Unit UGD
Unit Bedah Pusat
Unit Gizi
Unit Kontrol
99
3. Apoteker dan Teknisi Apoteker
4. Teknisi Laboratorium
Gambar 4.14 Diagram Analisis Sirkulasi Teknisi Laboratorium di Rumah Sakit
Apoteker/ Teknisi
Apoteker
Pintu Masuk Staf
Fasilitas Umum
Pulang
Gudang Obat
R. Meramu Obat
R. Apotik
Apoteker/ Teknisi
Apoteker
Pintu Masuk Staf
Fasilitas Umum
Pulang
Gudang Obat
R. Meramu Obat
R. Apotik
Teknisi Lab.
Pintu Masuk Staf
Fasilitas penunjang
R. Peralatan
R. Penelitian
R. Staf Pulang
Teknisi Lab.
Pintu Masuk Staf
Fasilitas penunjang
R. Peralatan
R. Penelitian
R. Staf Pulang
Gambar 4.13 Diagram Analisis Sirkulasi Apoteker dan Teknisi Apoteker di Rumah Sakit Sumber: Analisis, 2008
Sumber: Analisis, 2008
100
5. Ahli Gizi
Gambar 4.15 Diagram Analisis Sirkulasi Ahli Gizi di Rumah Sakit Sumber: Analisis, 2008
• Staf Kantor
1. Karyawan Administrasi
Ahli Gizi Pintu Masuk Staf
Fasilitas penunjang
Dapur
R. Periksa
R. Staf Gizi Pulang
Ahli Gizi Pintu Masuk Staf
R. Periksa
R. Staf Gizi Pulang
Fasilitas penunjang
Dapur
K. Administrasi
Pintu Masuk Staf
Fasilitas penunjang
R. Rekap Medis
Kantor Pulang
R. Direktur
101
Gambar 4.16 Diagram Analisis Sirkulasi Karyawan Administrasi di Rumah Sakit Sumber: Analisis, 2008
2. Karyawan Operasional
Gambar 4.17 Diagram Analisis Sirkulasi Karyawan Operasional di Rumah Sakit
Sumber: Analisis, 2008
R. Rekap Medis
K. Administrasi
Pintu Masuk Staf
Kantor Pulang
Fasilitas penunjang
R. Direktur
K. Operasional
Pintu Masuk Staf
Fasilitas penunjang
Kantor
Pulang
Bekerja Menangani Keluhan Pihak RS
R. Laporan
R. Direktur
Fasilitas penunjang
Pulang R.
Direktur
Bekerja Menangani Keluhan Pihak RS
K. Operasional
Pintu Masuk Staf
Kantor R. Laporan
102
• Staf Pekerja
1. Pekerja Pemeliharaan
Gambar 4.18 Diagram Analisis Sirkulasi Pekerja Pemeliharaan di Rumah Sakit Sumber: Analisis, 2008
2. Pekerja Cleaner
P. Pemeliharaan
Pintu Masuk Staf
Fasilitas penunjang
R. Staf
Pulang
Bekerja
G. Alat Pemeliharaan
dan Hama
P. Pemeliharaan
Pintu Masuk Staf
R. Staf Bekerja
G. Alat Pemeliharaan
dan Hama
Pulang
Fasilitas penunjang
P. Cleaner Pintu Masuk Staf
Fasilitas penunjang
R. Staf
Pulang
Bekerja G. Alat
P. Cleaner Pintu Masuk Staf
Fasilitas penunjang
R. Staf
Pulang
Bekerja G. Alat
Gambar 4.19 Diagram Analisis Sirkulasi Pekerja Cleaner di Rumah Sakit Sumber: Analisis, 2008
103
3. Pekerja ME
Gambar 4.20 Diagram Analisis Sirkulasi Pekerja ME di Rumah Sakit
Sumber: Analisis, 2008
4.4. Analisa Aktivitas Pengguna RS. Paru
Pelaku pada Rs. Paru ditinjau dari fungsi dan aktvitasnya dapat dibagi
menjadi beberapa kelompok, yang tertera dalam Tabel 4.10 sebagai berikut:
P. ME Pintu Masuk Staf
Fasilitas
penunjang
R. Staf
Pulang
Bekerja R. Gen set
P. ME Pintu Masuk Staf
Fasilitas penunjang
R. Staf
Pulang
Bekerja R. Gen set
10
4
Tab
el 4
.10
Ana
lisa
Pen
ggua
n d
an A
ktiv
itas
Spe
sial
isas
i P
engg
una
Mac
am A
ktiv
itas
Uni
t Fun
gsi
Sta
ff m
edis
D
okte
r
• R
apat
•
Mem
anta
u da
n m
enga
was
i pas
ien
• M
emer
iksa
pas
ien
• M
embu
at r
esep
oba
t un
tuk
pasi
en
• Is
tirah
at
• B
uang
air
• U
nit
Raw
at J
alan
•
Uni
t R
awat
Inap
•
Uni
t R
awat
•
Dar
urat
•
Uni
t R
adio
logi
•
Uni
t B
edah
Pus
at
• IC
U
• U
nit
Labo
rato
rium
•
Uni
t In
stal
asi J
enaz
ah
• U
nit
Sta
ff M
edis
•
Uni
t F
asili
tas
Sta
ff •
Uni
t F
ungs
i pe
nunj
ang
umum
P
eraw
at
• R
apat
•
Mem
buat
lapo
ran
• M
elap
or p
ada
dokt
er
Ata
s pe
rkem
bang
an p
asie
n •
Mel
apor
pad
a ba
g. k
epeg
awai
an
• M
engu
rus
arsi
p pa
sien
•
Istir
ahat
•
Bua
g ai
r
• U
nit
Raw
at J
alan
•
Uni
t R
awat
Inap
•
Uni
t R
awat
Dar
urat
•
Uni
t R
adio
logi
•
Uni
t B
edah
Pus
at
• IC
U
• U
nit
Inst
alas
i Jen
azah
•
Uni
t S
taff
Med
is
• U
nit
Fas
ilita
s S
taff
• U
nit
Fun
gsi
penu
njan
g um
um
A
pote
ker
•
Rap
at
• M
erac
ik o
bat
• M
enge
cek
berk
as o
bat
• U
nit
Far
mas
i •
Uni
t F
asili
tas
Sta
ff U
nit
Fun
gsi
penu
njan
g um
um
10
5
• Is
tirah
at
• B
uang
air
Sta
f tek
nisi
ap
otek
•
Mel
apor
kan
arsi
p ob
at
• M
elay
ani k
elua
r m
asuk
nya
obat
•
Mem
erik
sa d
an m
enga
cek
obat
yan
g ke
luar
dan
mas
uk g
udan
g •
Istir
ahat
•
Bua
ng a
ir
• U
nit
Far
mas
i •
Uni
t F
asili
tas
Sta
ff U
nit
Fun
gsi
penu
njan
g um
um
Tek
nisi
la
bora
toriu
m
• M
enga
nalis
a ha
sil l
ab.
• M
elap
orka
n ha
sil l
ab.
• Is
tirah
at
• B
uang
air
• U
nit
Labo
rato
rium
•
Uni
t F
asili
tas
Sta
ff •
Uni
t F
ungs
i pe
nunj
ang
umum
Ahl
i giz
i •
Mem
buat
lapo
ran
• M
elap
or p
ada
bag.
kep
egaw
aian
•
Men
guru
s ar
sip
keb
. Mak
anan
dan
bah
an m
akan
an p
asi
en
• M
enge
cek
baha
n m
akan
an d
i gud
ang
•
Istir
ahat
B
uag
air
• U
nit
Giz
i •
Uni
t F
asili
tas
Sta
ff •
Uni
t F
ungs
i pe
nunj
ang
umum
Sta
ff ka
ntor
Kar
yaw
an
adm
inis
tras
i
• R
apat
•
Mem
buat
lapo
ran
•
Mel
apor
kan
arsi
p pa
da s
taf k
anto
r •
Istir
ahat
•
Bua
ng A
ir
• U
nit
Adm
inis
tras
i •
U. S
taff
Pen
gelo
la
• U
nit
Sta
ff K
anto
r
• U
nit
Fas
ilita
s S
taff
• U
nit
Fun
gsi
penu
njan
g um
um
K
arya
wan
op
eras
iona
l
• R
apat
•
Mem
buat
lapo
ran
•
Mel
apor
kan
arsi
p pa
da s
taf k
anto
r •
Istir
ahat
•
Bua
ng A
ir
• U
nit
Adm
inis
tras
i •
U. S
taff
Pen
gelo
la
• U
nit
Sta
ff K
anto
r
• U
nit
Fas
ilita
s S
taff
• U
nit
Fun
gsi
penu
njan
g um
um
Sta
ff P
eker
ja
Pek
erja
•
Mem
erik
sa k
ebut
uhan
rum
ah s
akit
• U
nit
Pem
elih
araa
n da
n K
eber
siha
n
10
6
pem
elih
araa
n •
Men
gece
k ke
adaa
n fis
ik r
umah
sak
it •
Men
gece
k ob
at h
ama
dan
sera
ngga
ser
ta g
angg
uan
lain
nya
• M
embu
at la
pora
n •
Mel
apor
pad
a ba
g. K
epeg
awai
an d
an a
dmin
istr
asi
• Is
tirah
at
• B
uang
air
• U
nit
Fas
ilita
s S
taff
• U
nit
Fun
gsi
penu
njan
g um
um
Pek
erja
clea
ner
• M
embe
rsik
an fi
sik
rum
ah s
akit
• M
embe
rsik
an li
nen-
linen
•
Men
ster
ilkan
line
n-lin
en
• M
elap
or p
ada
bag.
Kep
egaw
aian
dan
adm
inis
tras
i •
Istir
ahat
•
Bua
ng a
ir
• U
nit
Bin
atu
•
Uni
t P
emel
ihar
aan
dan
Keb
ersi
han
•
Uni
t F
asili
tas
Sta
ff •
Uni
t F
ungs
i pe
nunj
ang
umum
P
eker
ja
me
kani
kal e
lekt
ik
• M
emer
iksa
sal
uran
ope
rasi
onal
list
rik
dan
tele
pon
• M
emer
iksa
mes
in M
E
• M
elap
or p
ada
bag.
Kep
agaw
aian
dan
adm
inis
tras
i •
Istir
ahat
•
Bua
ng a
ir
• U
nit M
ekan
ikal
Ele
ktrik
•
Uni
t F
asili
tas
Sta
ff •
Uni
t F
ungs
i pe
nunj
ang
umum
Su
mb
er: A
nalis
is,
20
08
4.4.
1.
Ana
lisis
Alu
r A
ktiv
itas
Akt
ivita
s-ak
tivita
s an
tar
unit
fung
si m
emili
ki b
ermac
am-m
aca
m a
lur
aktiv
itas
dian
tara
nya
aka
n d
iura
ika
n pa
da
Tab
el 4
.11,
yaitu
:
10
7
Tab
el 4
.11
Mac
am A
lur
Akt
ivita
s N
O
NA
MA
ALU
R
BE
NT
UK
K
ET
ER
AN
GA
N
1 A
lur
sede
rhan
a
A
ktiv
itas
peng
guna
ban
guna
aka
n le
bih
tera
rah
dan
mem
udah
kan
pen
caria
n tia
p un
it fu
ngsi
A
kses
sirk
ulas
i lan
car
P
engg
una
ban
guna
n tid
ak
perlu
ber
puta
r-pu
tar
untu
k m
enem
ukan
uni
t fun
gsi y
ang
dica
ri
2 A
lur
mem
usat
Mem
udah
kan
aktiv
itas
pad
a ja
lur
unit
tert
entu
ya
ng
diin
gink
an
Tia
p-tia
p ak
ses
pint
u m
asu
k m
enga
rahk
an p
ada
uni
t-un
it te
rten
tu d
an y
an
g pa
ling
dala
m a
dala
h un
it be
rsam
a da
n ut
ama,
sep
erti
kant
or d
an a
dmin
ist
rasi
C
ende
run
g m
embi
ngu
ngk
an d
an m
erep
otka
n un
tuk
mem
int
a be
rkas
-ber
kas
dan
lapo
ran
3 A
lur
men
yeba
r
Bai
k di
tera
pkan
jika
pad
a ba
ngu
nan
ters
ebut
me
mili
ki b
anya
rua
ng
atau
beb
erap
a un
it fu
ngs
i K
esul
itan
men
emuk
an r
uan
g ya
ng
men
jadi
titik
pus
at
kare
na
terla
lu b
anya
uni
t-un
it ya
ng
berd
iri s
endi
ri
4 A
lur
linie
r-m
enye
bar
B
aik
dite
rapk
an p
ada
ban
guna
n ru
mah
sak
it ka
ren
a b
angu
nan
rum
ah s
akit
sela
lu m
emili
ki lo
by
dan
loke
t-lo
ket t
ungg
u
Pin
tu m
asuk
tida
k be
rpus
at p
ada
satu
titik
seh
ingg
a a
kses
mas
uk le
bih
lan
car
Su
mb
er: A
nalis
is,
20
08
4.4.
2. H
ubun
gan
Uni
t Fun
gsi,
Akt
ivita
s, d
an P
erila
ku
Men
gana
lisa
kebu
tuh
an r
uan
g-ru
ang
dala
m R
S.
Par
u di
perlu
kan
kete
rkai
tan
yan
g ko
here
nsi
anta
ra f
ungs
i b
angu
nan
den
gan
aktif
itas
dan
pela
ku d
idal
amn
ya. O
leh
kare
nan
ya h
ubun
gan
dar
i ket
igan
ya d
apat
dia
mat
i dar
i Tab
el 4
.12
seba
gai b
erik
ut:
10
8
Tab
el 4
.12
Hub
unga
n U
nit
Fun
gsi,
Akt
ifita
s, d
an P
erila
ku
Kel
ompo
k F
ungs
i U
nit-
unit
Fun
gsi
Pel
aku
Akt
ivita
s K
ebut
uhan
Rua
ng
Uni
t Fu
ngsi
P
ela
yana
n M
edis
Uni
t R
aw
at J
alan
P
asi
en
P
enya
kit I
nfe
ksi,
Pen
yaki
t Ob
stru
ksi
Sal
ura
n P
ern
apas
an
(PP
OM
),
Asm
a br
onch
ial,
dan
B
atuk
Da
rah
Ke
lua
r m
asu
k d
i uni
t fu
ngs
i pen
unj
ang
med
is
Uni
t Pen
unja
ng M
edis
U
nit R
adio
logi
B
od
y P
lety
smo
grap
h
Uni
t Lab
orat
oriu
m
Uni
t Far
mas
i
Men
em
ani p
asie
n,
m
end
afta
rka
n,
me
ng
uru
si
adm
inis
tras
i, m
enc
arik
an
info
rmas
i, m
enc
arik
an
do
kter
ya
ng
ber
sang
kuta
n, d
an
ke u
nit
fasi
litas
u
mu
m
Uni
t adm
inis
tras
i R
. ka
sir
R.
Sta
ff M
edis
U
nit P
enge
lola
R.
info
rma
si
R.
Pen
daf
tara
n
Uni
t far
mas
i U
nit f
asili
tas
Um
um
R.
Tun
gg
u
Mus
ola
T
oile
t T
ele
pon
um
um
A
TM
K
ant
in d
an
toko
Pe
nga
nta
r p
asi
en
M
ene
man
i pas
ien,
m
end
afta
rka
n,
men
gur
usi
ad
min
istr
asi,
men
cari
kan
info
rma
si,
men
cari
kan
do
kter
ya
ng
ber
sang
kuta
n, d
an k
e u
nit
fasi
litas
um
um
K
linik
ra
wa
t ja
lan
D
okt
er
Mel
akuk
an
pe
mer
iksa
an,
m
end
iakn
osa
pen
yaki
t, ko
nsul
tasi
, d
an p
engo
bat
an
Per
awat
M
em
ba
ntu
tuga
s d
okt
er,
me
nca
tat p
erke
mb
anga
n p
asie
n, d
an
me
laku
kan
pe
me
riks
aa
n ru
tin k
ea
da
an
pas
ien
K
linik
ra
wat
jala
n
Nur
se s
tatio
n
Uni
t R
aw
at I
nap
Pas
ien
Pe
nya
kit
Infe
ksi,
Tu
mo
r p
aru
, K
elu
ar
ma
suk
di u
nit
fun
gsi p
enu
nja
ng
unit
be
da
h p
usa
t
Uni
t Pen
unja
ng M
edis
U
nit
Rad
iolo
gi
10
9
d
an P
en
yaki
t Ple
ura
. B
od
y P
lety
smo
grap
h
Uni
t lab
ora
tori
um
S
leep
lab
. te
rpad
u U
nit B
edah
Pus
at
R.
anas
tesi
s R
. o
per
asi
ICU
U
nit i
nsta
lasi
jana
zah
R
. ra
wat
inap
U
nit F
arm
asi
Do
kter
M
em
eri
ksa
kea
da
an
pa
sie
n, m
eng
unj
ungi
me
mb
eri s
pir
it p
asie
n, d
an
me
ngo
ba
ti p
asie
n.
R.
do
kter
R
. tin
da
kan
R
. cl
ean
up
Per
awat
M
em
ba
ntu
tuga
s d
okt
er
Nur
se s
tatio
n
R.
reka
m m
edis
R
. p
ersi
apan
ob
at
Ser
vis
Me
nga
nta
rkan
ma
kana
n d
an
keb
utu
han
lain
nya
R
. gi
zi
R.
pen
yed
iaa
n
Gud
ang
per
alat
an
R.
Cle
ane
r U
nit G
aw
at
Dar
urat
Pas
ien
da
rura
t M
em
erl
uka
n p
ert
olo
nga
n e
me
rge
nsi
R
. E
mer
gens
i P
enga
ntar
pas
ien
M
eng
ant
ar,
me
nda
ftark
an,
da
n m
en
gu
rusi
ad
min
istr
asi
Uni
t adm
inis
tras
i R
. ka
sir
R.
Sta
ff M
edis
U
nit P
enge
lola
R.
info
rma
si
R.
Pen
daf
tara
n
R.
Tun
gg
u
Do
kter
jaga
M
ela
kuka
n tin
da
kan
da
n p
en
go
ba
tan
em
erg
ens
i R
. T
ind
akan
. R
. D
okt
er ja
ga.
R.
clea
n up
P
eraw
at
Me
neri
ma
pas
ien,
me
laku
kan
tind
aka
n a
wal
, d
an m
em
ba
ntu
tuga
s d
okt
er
R.
per
aw
ata
n
R.
per
siap
an o
bat
11
0
Ser
vis
Me
nye
dia
kan
ba
han
-ba
han
yang
dib
utu
hka
n
R.
pen
yete
ril
Gud
ang
per
alat
an
R.
bah
an-b
aha
n
Uni
t Fu
ngsi
P
enun
jan
g M
edis
Uni
t Bed
ah P
usat
Pas
ien
Pen
yaki
t In
feks
i, T
um
or
par
u,
dan
Pe
nya
kit P
leur
a M
enu
ngg
u, m
enj
ala
nka
n o
pe
rasi
, d
an
mel
aku
kan
tritm
en
pem
ulih
an
R
. A
nast
esis
R
. O
per
asi
ICU
R
. p
era
wat
an
P
enga
ntar
pas
ien
M
end
am
pin
gi p
asi
en
R
. T
ung
gu
R
. ko
nsu
ltasi
D
okt
er b
edah
M
end
iakn
osa
, ra
pa
t op
era
sio
nal,
me
ngo
per
asi,
dan
me
ma
ndu
jala
nya
o
pe
rasi
R
. D
okt
er b
edah
R
. an
esth
esi
a
R.
Cle
an
up
R.
ster
il R
. su
b s
teri
l R
. P
eral
atan
bed
ah
Per
awat
M
em
pe
rsia
pka
n o
pe
rasi
, d
an
me
mb
ant
u d
okt
er
bed
ah
R.
per
aw
at
R.
Per
siap
an o
bat
S
ervi
s M
em
pe
rsia
pka
n ke
but
uha
n ya
ng d
ibut
uh
kan
untu
k p
engo
per
asia
n
R.
bah
an
R.
ster
il R
. p
engo
laha
n lim
ba
h
Uni
t In
stal
asi
Je
naza
h
Ke
luar
ga p
asie
n
Me
nye
lesa
ika
n se
rah
teri
ma
jena
zah
R
. M
aya
t P
etug
as
Me
mp
ers
iap
kan,
da
n m
en
yera
hka
n.
R.
Ma
yat
R.
Pel
apo
ran
Uni
t La
bo
rato
riu
m
Pas
ien
M
enu
ngg
u gi
lira
n te
s, d
an
me
nug
gu h
asil
reka
p la
bo
rato
rium
R
. T
ung
gu
R
. A
dm
inis
tras
i R
. In
form
asi
R.
Pem
erik
saa
n
To
ilet k
husu
s te
s T
ekn
isi
lab
ora
tori
um d
an
pe
tuga
s la
bo
rato
rium
Me
laku
kan
pen
gete
san,
me
nelit
i ha
sil t
es,
men
gelu
arka
n ha
sil t
es,
da
n m
ela
po
rka
n ha
sil t
es.
R
. K
erja
R
. T
ekni
si
Lab
ora
tori
um
R
. st
erili
sasi
R
. p
eral
atan
11
1
Uni
t R
adio
logi
Pas
ien
M
enu
ngg
u, a
ntr
i, ga
nti b
aju
, da
n m
enj
alan
i pe
mer
iksa
an.
R
. T
ung
gu
R
. A
dm
inis
tras
i R
. In
form
asi
R.
Gan
ti R
. X
-ra
y T
ekn
isi r
ad
iolo
gi
Me
laku
kan
pe
me
riks
aa
n, m
en
elit
i ha
sil p
em
erik
saa
n, m
en
gelu
arka
n ha
siln
ya,
da
n m
ela
po
rka
n ha
sil p
em
eri
ksaa
n
R.
Ko
ntro
l R
. P
enga
mat
an
R
. G
elap
R
. F
ilm
R.
Ker
ja te
knis
i S
leep
Lab
. T
erp
adu
Pas
ien
M
enu
ggu
, ko
nsu
ltasi
ke
luha
n, m
end
apat
kan
pen
jela
san,
pen
anga
nan,
d
an
pe
ngo
ba
tan
R
. T
ung
gu
R
. A
dm
inis
tras
i P
oli
klin
ik s
leep
Lab
ora
tori
um
Do
kter
ja
ga
Me
me
riks
a,
me
nang
ani
ke
luh
an,
da
n m
en
dia
kno
sa g
ejal
a, d
an
me
laku
kan
tind
aka
n p
eng
ob
ata
n.
R.
Ker
ja
R.
Ala
t-a
lat
Uni
t Far
mas
i
Pih
ak y
an
g b
ersa
ngku
tan
den
gan
pa
sie
n
Me
nun
ggu,
ko
nsul
tasi
, m
end
ap
at p
eng
arah
an,
dan
ed
uk
asi
R.
Tun
gg
u
R.
Ad
min
istr
asi
R.
Info
rmas
i R
. K
om
unik
asi
P
engu
nju
ng d
an
pa
sie
n
Me
neb
us
rese
p,
me
mb
eli
ob
at,
da
n m
enu
ngg
u p
enga
mb
ila
n o
bat
R
. T
ung
gu
apo
tik
R.
Pen
erim
a p
esa
nan
ob
at
Ap
ote
ker
Me
nga
nalis
a r
ese
p te
bus
an
da
n o
ba
t ya
ng
di
bel
i pas
ien.
M
ene
liti o
ba
t-o
ba
t ya
ng
ma
suk
da
n ke
luar
M
era
mu
da
n m
eng
ana
lisa
ob
at-o
ba
t ya
ng a
da
di a
po
tik
Lab
ora
tori
um
R
. K
erja
R
. P
eral
atan
R
. P
enge
lola
an
Fu
ngsi
P
enun
jan
g O
per
asio
nal
Tek
nisi
Fa
rmas
i M
en
yia
pka
n b
aha
n-b
aha
n ya
ng
di b
utu
hka
n ap
ote
ker.
M
en
yia
pka
n p
ers
ed
iaa
n o
ba
t di f
arm
asi
, m
ela
po
rkan
ha
sil p
enj
uala
n o
ba
t M
ela
yani
pe
sana
n te
bu
san
rese
p,
da
n p
emb
elia
n o
bat
R.
Pen
yim
pan
an
R
. B
ahan
R
. D
istr
ibu
si
R.
Per
siap
an o
bat
R
. T
ekni
si
R.
Ste
rilis
asi
11
2
P
etug
as
Uni
t P
eme
lihar
aa
n S
ara
na
Pe
me
liha
raa
n d
an
pe
rba
ika
n se
luru
h b
agia
n d
i klin
ik
R.
Pem
elih
araa
n
R.
Ala
t R
. P
enge
pak
an
R
. S
teri
lisa
si
R. C
lean
up
Su
mb
er: D
epK
es,
20
07
4.5.
Ana
lisa
Rua
ng
4.5.
1. K
arak
teris
tik U
nit-
Uni
t Fun
gsi d
an P
ersy
arat
an R
uang
Pen
gelo
mpo
kan
fu
ngs
i-fu
ngsi
ya
ng
kom
plek
pa
da
rum
ah
saki
t m
enye
bab
kan
mas
ing-
mas
ing
unit
fun
gsi
mem
iliki
kara
kte
ristik
yan
g b
erbe
da,
dilih
at d
ari
sifa
t-si
fat
ruan
g, i
nter
aksi
sirk
ulas
i ya
ng
terja
di,
dan
kete
rkai
tan
anta
r ru
ang.
Hal
ini
aka
n
diur
aika
n pa
da T
abel
4.1
3 se
baga
i be
rikut
:
Tab
el 4
.13
Ka
rakt
eris
tik U
nit-
unit
fung
si d
alam
RS
. P
aru
Kel
ompo
k F
ungs
i U
nit-
unit
Fun
gsi
Kar
akte
ristik
Uni
t Fun
gsi
Inte
nsita
s S
irkul
asi
Sifa
t Rua
ng
Aks
es U
tam
a S
uasa
na
Fu
ngsi
p
elay
ana
n m
edis
Uni
t R
aw
at J
ala
n
T
ingg
i P
ublik
La
ngsu
ng
ma
suk
dar
i pin
tu u
tam
a
Gad
uh
Uni
t R
aw
at I
nap
Sed
ang
S
em
i pub
lik
Dar
i UG
D,
unit
bed
ah p
usat
, IC
U,
lab
ora
tori
um
, d
an
uni
t rad
iolo
gi
Ten
ang
Uni
t R
aw
at D
arur
at
R
end
ah
S
em
i Pub
lik d
an
but
uh
hig
ieni
sta
s tin
ggi
M
enuj
u U
nit b
edah
, IC
U,
raw
at in
ap,
Lab
ora
tori
um
, d
an r
adio
logi
T
enan
g
Fu
ngsi
P
enun
jan
g U
nit
Ra
dio
logi
S
ed
ang
S
em
i pri
vat d
an
but
uh
hig
ieni
sta
s tin
ggi
D
ari U
GD
, un
it ra
wat
jala
n, d
an u
nit r
aw
at in
ap
Ten
ang
11
3
Med
is
Uni
t Bed
ah P
usat
R
end
ah
S
em
i pri
vat d
an
but
uh
hig
ieni
sta
s tin
ggi
D
ari U
GD
dan
uni
t ra
wat
inap
T
enan
g
ICU
R
end
ah
S
em
i pri
vat d
an
but
uh
hig
ieni
sta
s tin
ggi
D
ari u
nit b
edah
pus
at
Ten
ang
Uni
t La
bo
rato
riu
m
Sed
ang
S
em
i pri
vat d
an
but
uh
hig
ieni
sta
s tin
ggi
D
ari U
GD
, un
it ra
wat
jala
n, d
an r
aw
at i
nap
T
enan
g
Uni
t In
stal
asi
Jen
azah
Ren
da
h
Se
mi p
riva
t M
enuj
u la
ngs
ung
luar
ban
gu
nan
D
ari U
GD
, IC
U,
uni
t bed
ah,
uni
t ra
wat
jala
n,
da
n ra
wat
inap
Ten
ang
Fu
ngsi
p
enu
njan
g o
per
asio
nal
Uni
t Giz
i S
ed
ang
S
erv
is d
an
higi
eni
sta
s se
dan
g
Lan
gsu
ng
dan
mud
ah
dic
apai
ole
h st
af
med
is
da
n ka
rya
wa
n
Gad
uh
Uni
t Far
mas
i T
ingg
i P
ublik
da
n hi
gie
nist
as
sed
ang
D
ari u
nit r
aw
at ja
lan
dan
ra
wa
t ina
p
Gad
uh
Uni
t Bin
atu
S
ed
ang
S
erv
is d
an
higi
eni
sta
s se
dan
g
La
ngsu
ng
dan
mud
ah
dic
apai
ole
h ka
rya
wan
S
em
i gad
uh
U
nit
Mek
ani
kal
Ele
ktri
k
Ren
da
h
Se
rvis
La
ngsu
ng
dan
dija
uhka
n d
ari u
nit p
era
wat
an
S
anga
t gad
uh
Uni
t P
em
elih
ara
an
dan
K
eber
siha
n
Ren
da
h
Se
rvis
La
ngsu
ng
dan
dija
uhka
n d
ari u
nit p
era
wat
an
S
anga
t gad
uh
Uni
t gu
da
ng p
usat
R
end
ah
S
erv
is
Lang
sun
g
Se
mi g
adu
h
Fu
ngsi
P
enge
lola
Uni
t A
dm
inis
tras
i T
ingg
i P
ublik
A
da
pad
a tia
p u
nit per
aw
ata
n
Gad
uh
U.
Sta
ff P
enge
lola
S
edan
g
Se
mi p
ublik
A
da
pad
a tia
p u
nit
staf
pe
ngel
ola
S
em
i gad
uh
U
nit S
taff
Ka
nto
r
Se
da
ng
Se
mi p
ublik
A
da
pad
a tia
p u
nit
staf
ka
nto
r S
em
i gad
uh
U
nit S
taff
Med
is
Se
da
ng
Se
mi p
ublik
A
da
pad
a tia
p
unit
staf
med
is
Se
mi g
adu
h
Uni
t Fa
silit
as
Sta
ff
Ren
da
h
Pri
vat
Lang
sun
g
Ten
ang
F
ung
si
pen
unj
ang
um
um
Mus
ola
T
ingg
i P
ublik
La
ngsu
ng
G
aduh
T
oile
t T
ingg
i P
ublik
La
ngsu
ng
G
aduh
T
elep
on
Um
um
T
ingg
i P
ublik
La
ngsu
ng
G
aduh
A
TM
S
edan
g
Pub
lik
Lang
sun
g
Ten
ang
T
oko
T
ingg
i P
ublik
La
ngsu
ng
G
aduh
K
antin
T
ingg
i P
ublik
La
ngsu
ng
G
aduh
S
um
ber
: Dep
Kes
, 2
00
7
11
4
4.5.
2.
Per
syar
atan
Rua
ng p
ada
RS
. Par
u
Fun
gsi P
elay
anan
Med
is
Tab
el 4
.14
Per
sya
rata
n F
ungs
i Pel
aya
nan
Med
is R
S. P
aru
Uni
t Fu
ngsi
Je
nis
Rua
ng
P
ers
yara
tan
Rua
ng
P
enc
aha
yaa
n
Pen
gha
wa
an
K
ete
nang
an
H
igie
nita
s V
iew
ke
Luar
A
kse
s d
r P
. M
asu
k A
lam
i B
uata
n
Ala
mi
Bua
tan
U
nit
Ra
wat
Ja
lan
R.
Do
kter
v
v v
- -
- v
v R
. R
eka
m M
edik
v
v v
- -
- -
- R
. In
form
asi
v v
v -
- -
v v
R.
Ad
min
istr
asi
v v
v -
- -
v v
R.
Tun
gg
u
v v
v -
v -
v v
R.
Po
li P
aru
v v
v -
vv
v v
v U
nit
Ra
wat
In
ap
R
. D
okt
er
v v
v -
- -
v v
R.
Pe
raw
at
v v
v -
- -
v v
Pan
try
v v
v -
- v
- -
R.
Re
kam
Med
ik
v v
v -
- -
- -
R.
Pe
rsia
pan
Ob
at
v v
v -
- vv
-
- R
. Li
nen
Ber
sih
v
v
- -
vv
- -
R.
Line
n K
oto
r v
v v
- -
- -
- R
. In
form
asi
v v
v -
- -
v v
R.
Tun
gg
u
v v
v -
v -
v v
R.
Ad
min
istr
asi
v v
v -
- -
v v
R.
Pe
raw
ata
n
v v
v -
v v
v v
R.
Cle
an
up
v v
v -
- v
- -
Uni
t Ga
wa
t d
arur
at
R.
Tun
gg
u
v v
v -
v -
v v
R.
Info
rmas
i v
v v
- -
- v
v R
. A
dm
inis
tras
i v
v v
- -
- v
v R
. D
aru
rat
v v
v v
vv
vv
- v
R.
Pe
nga
mat
an
v
v v
v vv
vv
-
v R
. C
lea
n up
v
v v
- -
- -
-
11
5
R
. P
ersi
apan
ob
at
v v
v -
- vv
-
- R
. S
teri
lisa
si
v v
v -
- vv
-
- R
. D
okt
er J
aga
v
v v
- -
- v
v R
. P
era
wat
v
v v
- -
- v
v S
um
ber
: Dep
Kes
, 2
00
7
Fun
gsi P
elay
anan
Pen
unja
ng M
edis
Tab
el 4
.15
Per
sya
rata
n F
ungs
i Pel
aya
nan
Pen
unja
ng M
edis
RS
. Par
u
Uni
t F
ung
si
Jeni
s R
uan
g
Pe
rsya
rata
n R
uan
g
Pen
caha
yaa
n
Pen
gha
wa
an
K
ete
nang
an
H
igie
nita
s V
iew
ke
Luar
A
kse
s d
r P
. M
asu
k A
lam
i B
uata
n
Ala
mi
Bua
tan
U
nit
Rad
iolo
gi
R.
Ad
min
istr
asi
v v
v -
v -
v v
R.
Tun
gg
u
v v
v -
v v
v vv
R
. G
. B
aju
- v
- v
vv
vv
- -
R.
X-R
ay
- v
- v
vv
vv
- -
R.
Pen
gam
ata
n
- v
- v
vv
vv
- -
R.
Co
ntro
l -
v -
v vv
vv
-
- R
. R
on
gen
-
v -
v vv
vv
-
- R
. G
elap
-
v -
v vv
v
- -
R.
Film
-
v -
v vv
v
- -
R.
Ker
ja
- v
- v
vv
vv
- -
R.
Do
kter
-
v -
v vv
vv
-
- U
nit
Bed
ah
Pus
at
R.
Op
era
si
- v
- vv
v
vv
- -
R.
Pem
ulih
an
-
v -
v v
vv
v -
R.
Ana
tesi
s v
v -
v v
v -
- R
. T
ung
gu
v
v -
v v
v vv
-
R.
Do
kter
Bed
ah
v v
v v
v v
v -
R.
Cle
an
Up
-
v -
vv
v vv
-
- R
. S
terl
-
v -
vv
v vv
-
-
11
6
R.
Sub
. S
teri
l -
v -
vv
v vv
-
- R
. P
eral
atan
Bed
ah
- v
- v
v vv
-
- R
. P
era
wat
v
v v
v v
v v
v R
. P
ersi
apan
Ob
at
v v
- -
- v
- -
R.
Line
n B
ersi
h
v v
- -
- v
- -
R.
Line
n K
oto
r v
v -
- -
- -
- IC
U
R
. R
aw
at I
nte
nsi
f v
v -
v vv
vv
v
- R
. Is
ola
si
v v
- v
vv
vv
v -
R.
Tun
gg
u
v v
v -
v v
v v
R.
Do
kter
Jag
a
v v
- v
v v
v v
R.
Per
aw
at
v v
- v
v v
v v
R.
Pua
sat P
enga
was
an
v
v -
v vv
vv
-
- R
. C
lea
n up
v
v -
v v
v -
- R
. Li
nen
Ber
sih
v
v v
- -
v -
- R
. Li
nen
Ko
tor
v v
v -
- -
- -
R.
Gas
Med
is
- v
- v
- -
- -
R.
G.
Baj
u v
v v
v -
v -
- P
ant
ry
v v
v -
- v
- -
R.
Per
siap
an O
bat
v
v v
- -
vv
- -
Uni
t La
bo
rato
riu
m
R.
Tun
gg
u
v v
- -
v v
v v
R.
Ad
min
istr
asi d
an
Info
rma
si
v v
- -
v -
- -
Spec
imen
t Toi
let
- v
v -
- v
- -
R.
Ker
ja P
atho
logi
st
v v
- v
v vv
-
- R
. T
ekni
si
v v
v v
vv
vv
- -
R.
Ste
rilis
asi
v
v -
v v
vv
- -
R.
Ala
t v
v v
v v
v -
- U
nit
Inst
ala
si
Jena
zah
R.
Jena
zah
v
- -
v v
vv
- -
R.
Me
ma
ndik
an
jena
zah
v
v v
- -
- -
- R
. P
ener
ima
an
v
v v
- -
- v
v R
. P
ele
pas
an J
enaz
ah
v v
v -
- -
- v
Su
mb
er: D
epK
es,
20
07
11
7
Fun
gsi P
elay
anan
Pen
unja
ng O
pera
sion
al
Tab
el 4
.16
Per
sya
rata
n F
ungs
i Pel
aya
nan
Pen
unja
ng
Ope
rasi
onal
RS
. Par
u U
nit
Fun
gsi
Jeni
s R
uang
P
ersy
arat
an R
uang
P
enca
haya
an
Pen
ghaw
aan
Ket
. H
igie
nita
s V
iew
ke
Luar
A
kses
dr
P. M
asuk
A
lam
i B
uata
n A
lam
i B
uata
n U
nit
Giz
i
R. A
hli G
izi
v v
v -
v v
- -
R. K
epal
a D
apur
v
v v
- v
- -
- R
. G. a
lat
dan
baha
n v
v v
- v
- -
v R
. Pen
yim
pana
n A
lat
dan
Bah
an
v v
- v
v v
- -
R. D
apur
Uta
ma
v v
v -
- v
- -
R. D
apur
Kue
v
v v
- -
v -
- R
. Dap
ur D
iet
v v
v -
- v
- -
R. C
uci P
iring
v
v v
- -
- -
- R
. Pec
ah B
elah
v
v v
- -
- -
- R
. Pen
erim
aan
v v
v -
- -
- -
R. K
arya
wan
v
v v
- -
- -
- U
nit
Far
mas
i R
. Tun
ggu
v v
v -
- -
v -
R. P
enyi
mpa
nan
v v
- v
v v
- v
R. P
ener
imaa
n v
v v
- -
- -
- R
. Per
siap
an O
bat
v v
- v
v v
- -
R. D
istr
ibus
i Oba
t v
v -
v -
- v
- R
. Tek
nisi
v
v -
v -
- -
- U
nit
guda
ng
pusa
t R
. Gud
ang
Pus
at
v v
v -
- -
- v
R. G
. Med
is
v v
- v
- v
- v
R. P
etug
as G
udan
g v
v v
- v
- -
- U
nit
Mek
anik
al
Ele
ktrik
R
. Per
alat
an M
E
v v
v -
- -
- -
R. P
etug
as M
E
v v
v -
v -
- -
11
8
Uni
t B
inat
u
R. P
ener
imaa
n v
v v
- -
- -
- R
. Pen
cuci
an
v v
v -
- -
- -
R. P
enge
ring
an
v v
v -
- -
- -
R. S
etrik
a v
v v
- -
- -
- R
. Pen
yim
pana
n v
v v
- -
- -
- R
. Pen
erim
aan
Line
n
v
- -
- -
- R
. Pet
ugas
Bin
atu
v -
v -
- -
Uni
t P
emel
ihar
aan
dan
Keb
ersi
han
R. A
lat
v v
v -
- -
- -
R. P
etug
as U
PS
v
v v
- v
- -
- R
. Ste
rilis
asi
v v
v -
- -
- -
Ben
gkel
Pem
elih
araa
n sa
rana
v
v v
- -
- -
- R
. ala
t v
v v
- -
- -
- S
um
ber
: Dep
Kes
, 2
00
7
11
9
Fun
gsi P
enge
lola
Tab
el 4
.17
Per
sya
rata
n F
ungs
i Pen
gelo
la R
S. P
aru
U
nit
Fun
gsi
Jeni
s R
uang
P
ersy
arat
an R
uang
P
enca
haya
an
Pen
ghaw
aan
Ket
enan
gan
Hig
ieni
tas
Vie
w k
e Lu
ar
Aks
es d
r P
. Mas
uk
Ala
mi
Bua
tan
Ala
mi
Bua
tan
Uni
t A
dmin
istr
asi
R. T
ata
Usa
ha
v v
v -
v -
- -
R. a
dmin
istr
asi
v v
v -
v -
- -
Rek
am
Med
ik
v v
v -
v -
- -
Uni
t S
taff
Kan
tor
R. D
erek
tur
v v
v v
v -
- -
R. W
ak. D
erek
tur
v v
v -
v -
- -
R. K
epal
a ba
gian
v
v v
- v
- -
- R
. Kom
ite M
edis
v
v v
- v
- -
- R
. Bag
. Per
enca
naan
v
v v
- v
- -
- R
. Der
ektu
r U
mum
dan
K
euan
gan
v v
v -
v -
- -
Uni
t S
taff
Med
is
R. K
erja
Sta
f v
v v
- v
- -
- P
antr
y v
v v
- -
- -
- U
nit
Fas
ilita
s S
taff
R. R
apat
v
v v
v v
- -
- P
erpu
stak
aan
v v
v -
v -
- -
R. P
etug
as P
erpu
stak
aan
v v
v -
v -
- -
Sum
ber:
Dep
Kes
, 200
7
120
Fungsi Penunjang Umum
Tabel 4.18 Persyaratan Fungsi Penunjang Umum RS. Paru Unit
Fungsi Jenis Ruang Persyaratan Ruang
Pencahayaan
Penghawaan
Ket
enan
gan
Hig
ieni
tas
View ke
Luar
Akses dr P.
Masuk
Ala
mi
Bua
tan
Ala
mi
Bua
tan
Penunjang Umum
Musola v v v - v - v - Toilet v v v - - - - - Telepon Umum
v v v - v - - -
ATM v v v - v - - - Toko v v v - - - - - kantin v v v - - - - -
Sumber: DepKes, 2007
4.5.3. Jumlah Luas Ruang dalam Unit Fungsi
Tabel 4.19 Jumlah Luas Ruang di Fungsi Pelayanan Medis RS. Paru Unit
Fungsi Jenis Ruang
Kap
asita
s R
uang
Jum
lah
Rua
ng Standar Hasil Analisa Luas
Total (m2)
LIte
ratu
r
Luas
(m
2 )
Dim
ensi
(m
xm)
Luas
(m
2 )
Unit Rawat Jalan
R. Dokter 6 orang 1 SRS 72 10X6 60 60 R. Rekam Medik
2 orang 1 TSS 42,9 6X7 42 42
R. Informasi 1 orang 1 SRS 12 3X4 12 12 R. Administrasi 2 orang 1 SRS 24 4X5 20 20 R. Tunggu 50 orang 1 NAD 70 7X10 70 70 R. Poli Paru 4 orang 4 NAD 24 5X5 25 100
Luas Unit Rawat Jalan 304 Luas Unit Rawat Jalan + sirkulasi (30%) 395,2
Unit Rawat Inap
R. Dokter 8 orang 1 SRS 96 8,5X10 85 85
R.
Per
awat
VIP+Kls I
4 orang 2 TSS 24 5X5 25 50
Kls II+III
2 orang 8 TSS 12 3X4 12 96
Pantry 1 orang 3 NAD 5,5 2X3 6 18 R. Rekam 2 orang 1 NAD 5,5 2X3 6 6
121
Medik R. Persiapan Obat
2 orang 3 TSS 5,5 2X3 6 18
R. Linen Bersih - 1 NAD 10,2 3X3 9 9 R. Linen Kotor - 1 NAD 14 3X4 12 12 R. Informasi 1 orang 1 SRS 12 3X4 12 12 R. Tunggu 15 orang 4 NAD 21 3,5x4 14 56 R. Administrasi 2 orang 1 SRS 12 3X4 12 12
R.
Per
awat
an VIP 1 TT 10 TSS 15,8 4X5 20 200
Kelas I 1 TT 10 TSS 13,5 3X4 12 120 Kelas II 4 TT 4 TSS 32,4 5,5X6 33 132 Kelas III
6 TT 4 NAD 48 6X8 48 192
R. Clean up 2 orang 1 TSS 8,75 3x3 9 9 Luas Unit Rawat Inap 1027
Luas Unit Rawat Inap + sirkulasi (30%) 1335,1 Unit Gawat darurat
R. Tunggu 10 orang 1 NAD 14 3,5x4 14 14 R. Informasi 1 orang 1 SRS 12 3X4 12 12 R. Administrasi 2 orang 1 SRS 12 3X4 12 12 R. Darurat 4 orang 1 TSS 17,5 4x4,5 18 18 R. Pengamatan 4 orang 2 TSS 17,5 4x4,5 18 36 R. Clean up 2 orang 1 TSS 8,75 3x3 9 9 R. Persiapan obat
2 orang 1 SRS 11,38 3,5X3 10,5 10,5
R. Sterilisasi 2 orang 1 SRS 8,75 3x3 9 9 R. Dokter Jaga 1 orang 1 SRS 12 3x4 12 12 R. Perawat 4 orang 1 TSS 24 5X5 25 25
Luas UGD 157,5 Luas UGD + sirkulasi (30%) 204,75
Sumber: Analisis, 2009
Fungsi Pelayanan Penunjang Medis
Tabel 4.20 Jumlah Luas Ruang di Fungsi Pelayanan Penunjang Medis RS. Paru
Uni
t Fun
gsi Jenis Ruang
Kap
asita
s R
uang
Jum
lah
Rua
ng
Standar Hasil Analisa Luas Total (m2)
LIte
ratu
r
Luas
(m
2 )
Dim
ensi
(m
xm)
Luas
(m
2 )
Uni
t Rad
iolo
gi
R. Administrasi
2 orang 1 SRS 12 3X4 12 12
R. Tunggu 10 orang 1 NAD 14 3,5x4 14 14 R. G. Baju 1 orang 2 TSS 2,08 1,5x1,5 2,25 4,5 R. X-Ray 1 orang 1 TSS 30 5x6 30 30 R. 2 orang 1 TSS 7 2,5x3 7,5 7,5
122
Pengamatan R. kontrol 1 orang 1 TSS 3,26 2x2 4 4 R. Gelap 2 orang 1 TSS 21,38 4x5 20 20 R. Film - 1 TSS 19,87 4x5 20 20 R. Kerja 1 orang 1 TSS 14,65 3x5 15 15 R. Dokter Jaga
2 orang 1 SRS 24 4,5X5 22,5 22,5
Luas Unit Radiologi 149,5 Luas Unit Radiologi + sirkulasi (30%) 194,35
Uni
t Bed
ah P
usat
R. Operasi 1 TT 1 NAD 28 5x6 30 30 R. Pemulihan 2 TT 1 NAD 16 4x4 16 16 R. Anatesis 1 TT 1 NAD 5,5 2x3 6 6 R. Tunggu 10 orang 1 NAD 14 3,5x4 14 14 R. Dokter Bedah
3 orang 1 SRS 24 4,5X5 22,5 22,5
R. Clean Up 2 orang 1 TSS 8,75 3x3 9 9 R. Steril 2 orang 1 SRS 8,75 3x3 9 9 R. Sub. Steril 2 orang 1 SRS 7 2x3 6 6 R. Peralatan Bedah
- 1 NAD 7,5 2,5x3 7,5 7,5
R. Perawat 4 orang 1 SRS 16 4X4 16 16 R. Persiapan Obat
2 orang 1 SRS 11,38 3,5X3 10,5 10,5
R. Linen Bersih
- 1 NAD 10,2 3X3 9 9
Ruang Linen Kotor
- 1 NAD 14 3X4 12 12
Luas Unit Bedah Pusat 167,5 Luas Unit Bedah Pusat + sirkulasi (30%) 217,75
ICU
R. Rawat Intensif
4 TT 2 NAD 32 5X6 30 60
R. Isolasi 2 TT 2 TSS 13,5 3,5X4 14 28 R. Tunggu 20 1 NAD 28 5X6 30 30 R. Dokter Jaga
2 orang 1 SRS 24 4,5X5 22,5 22,5
R. Perawat 4 orang 1 SRS 16 4X4 16 16 R. Puasat Pengawasan
2 orang 1 SRS 18,7 3X18 18 18
R. clean up 2 orang 1 TSS 8,75 3X3 9 9 R. Linen Bersih
- 1 NAD 10,2 3X3 9 9
R. Linen Kotor
- 1 NAD 14 3X4 12 12
R. Gas Medis - 1 SRS 15 3X5 15 15 R. G. Baju 1 orang 2 TSS 2,08 1,5x1,5 2,25 4,5 Pantry - 1 SRS 11,38 3,5X3 10,5 10,5
123
R. Persiapan Obat
2 orang 1 SRS 11,38 3,5X3 10,5 10,5
Luas ICU 245 Luas ICU + sirkulasi (30%) 318,5
Uni
t Lab
orat
oriu
m
R. Tunggu 10 orang 1 NAD 14 3,5x4 14 14 R. Administrasi dan Informasi
2 orang 1 SRS 12 3X4 12 12
Speciment Toilet
1 orang 2 TSS 2,72 1,5x2 3 6
R. Kerja Pathologist
1 orang 1 TSS 10,89 3x3,5 10,5 10,5
R. Teknisi 2 orang 1 TSS 9,2 3x3 9 9 R. Laboratorium
3 orang 1 TSS 65,34 6,5x10 65 65
R. Sterilisasi 1 orang 1 TSS 6,9 2x3 6 6 R. Alat - 1 TSS 12,48 3x4 12 12
Luas Unit Laboratorium 134,5 Luas Unit Lab. + sirkulasi (30%) 174,85
Uni
t Ins
tala
si J
enaz
ah
R. Jenazah 2 TT 1 SRS 24 4x6 24 24 R. Memandikan jenazah
2 orang 1 SRS 12 3x4 12 12
R. Persiapan 2 orang 1 SRS 12 3x4 12 12 R. Pelepasan Jenazah
5 orang 1 SRS 36 6x6 36 36
Luas Unit Jenazah 84 Luas Unit Jenazah + sirkulasi (30%) 109,2
Sumber: Analisis, 2009
Fungsi Pelayanan Penunjang Operasional
Tabel 4.21 Jumlah Luas Ruang di Fungsi Pelayanan Penunjang Operasional RS. Paru
Uni
t F
ungs
i Jenis Ruang Kapasitas Ruang
Jum
lah
Rua
ng
Standar Hasil Analisa Luas Total (m2)
LIte
ratu
r
Luas
(m
2 )
Dim
ensi
(m
xm)
Luas
(m
2 )
Uni
t G
izi
R. Ahli Gizi 1 orang 1 NAD 6,25 2,5x3 7,5 7,5 R. Kepala Dapur 1 orang 1 NAD 6,25 2x3 6 6 R. G. Alat dan Bahan
- 1 NAD 40,63 5x8 40 40
124
R. Persiapan Alat dan Bahan
4 orang 1 NAD 18,72 4x4,5 18 18
R. Dapur Utama 6 orang 1 NAD 50 6x8 48 48 R. Dapur Kue 2 orang 1 NAD 15,6 3x5 15 15 R. Dapur Diet 2 orang 1 NAD 21,88 4,5x5 22,5 22,5 R. Cuci Piring 2 orang 1 NAD 16,50 4x4 16 16 R. Pecah Belah - 1 NAD 10,55 3x3,5 10,5 10,5 R. Penerimaan 2 orang 1 NAD 32,8 5x6 30 30
Luas Unit Gizi 213,5 Luas Unit Gizi + sirkulasi (30%) 277,55
Uni
t F
arm
asi
R. Tunggu 25 orang 1 NAD 35 5x7 35 35 R. Penyimpanan - 1 TSS 54,88 7x8 56 56 R. Penerimaan 2 orang 1 TSS 10,89 3x3,5 10,5 10,5 R. Persiapan Obat
2 orang 1 TSS 31 5x6 30 30
R. Distribusi Obat
- 1 TSS 31 5x6 30 30
R. Teknisi 5 orang 1 TSS 13,8 3,5x4 14 14 Luas Unit Farmasi 175,5
Luas Unit Farmasi + sirkulasi (30%) 228,15 unit gudang pusat
R. Gudang Pusat - 1 HDF 226 15x15 225 225 R. G. Medis - 1 HDF 98 10x10 100 100 R. Petugas Gudang
2 orang 1 NAD 6 2x3 6 6
Luas Unit Gudang Pusat 331 Luas Unit Gudang Pusat + sirkulasi (30%) 430,3
Uni
t M
ekan
ikal
E
lekt
rik R. Peralatan ME - 1 SRS 125 8x16 128 128
R. Petugas ME 2 orang 1 NAD 6 2x3 6 6 Luas Unit ME 134
Luas Unit ME + sirkulasi (30%) 174,2
Uni
t B
inat
u
R. Penerimaan 1 orang 1 SRS 10 3x3,5 10,5 10,5 R. Pencucian 2 orang 1 SRS 42 5x8 40 40 R. Pengeringan 1 orang 1 SRS 21 4x5 20 20 R. Setrika 2 orang 1 SRS 48 6x8 48 48 R. Penyimpanan - 1 SRS 30 5x6 30 30 R. Pengiriman Linen
1 orang 1 SRS 24 4x6 24 24
R. Petugas Binatu
7 orang 1 SRS 39,2 5x8 40 40
Luas Unit Binatu 212,5 Luas Unit Binatu + sirkulasi (30%) 276,25
Uni
t P
emel
ihar
aan
dan
Keb
ersi
han
R. Alat - 1 SRS 16 4x4 16 16 R. Petugas UPS 3 orang 1 NAD 9 3x3 9 9 Bengkel Pemeliharaan sarana
- 1 NAD 125 8x16 128 128
Luas Unit Pemeliharaan 153 Luas Unit Pemeliharaan + sirkulasi (30%) 198,9
125
Uni
t P
erbe
kala
n B
ebas
Ham
a R. Penerimaan 1 orang 1 SRS 12 3x4 12 12
R. Persiapan 1 orang 1 SRS 20,8 4x5 20 20 R. Alat - 1 SRS 16 4x4 16 16 R. staf 5 orang 1 SRS 12,25 3x4 12 12 R. Sterilisasi 3 orang 1 SRS 41 5x8 40 40 R. Pengepakan 1 orang 1 SRS 20.5 4x5 20 20 R. Penyimpanan - 1 SRS 69 7x10 70 70 R. Pengiriman 1 orang 1 SRS 21 4x5 20 20
Luas Unit Bebas Hama 210 Luas Unit Bebas Hama + sirkulasi (30%) 273
Sumber: Analisis, 2009
Fungsi Pengelola
Tabel 4.22 Jumlah Luas Ruang di Fungsi Pengelola RS. Paru Unit Fung
si
Jenis Ruang
Kap
asita
s R
uang
Jum
lah
Rua
ng Standar Hasil
Analisa
Luas
Tot
al (
m2 )
LIte
ratu
r
Luas
(m
2 )
Dim
ensi
(m
xm)
Luas
(m
2 )
Uni
t A
dmin
istr
asi R. Tata Usaha 2 orang 1 SRS 12 3X4 12 12
R. Administrasi 2 orang 1 SRS 12 3X4 12 12 Rekam Medik 2 orang 1 TSS 42,9 6X7 42 42
Luas Unit Administrasi 66 Luas Unit Administrasi + sirkulasi (30%) 85,8
Uni
t Sta
f Kan
tor
R. Derektur 1 orang 1 NAD 11 3x3,5 10,5 10,5 R. Wak. Derektur 1 orang 1 NAD 9 3x3 9 9 R. Kepala bagian 1 orang 1 NAD 9 3x3 9 9 R. Komite Medis 6 orang 1 NAD 11 3x4 12 12 R. Bag. Perencanaan 1 orang 1 NAD 9 3x3 9 9 R. Derektur Umum dan Keuangan
1 orang 1 NAD 9 3x3 9 9
R. Tamu 4 orang 1 NAD 4,85 2x2,5 5 5 Luas Unit Staf Kantor 53
Luas Unit Staf Kantor + sirkulasi (30%) 68,9
Uni
t Sta
f M
edis R. Kerja Staf 16 orang 1 NAD 41,6 5x8 40 40 R. Pantry 1 orang 1 NAD 5,5 2X3 6 6
Luas Unit Staf Medis 46 Luas Unit Staf Medis + sirkulasi (30%) 59,8
126
Uni
t Fas
ilita
s S
taf R. Rapat 8 orang 1 TSS 23,8 4x6 24 24
R. G. Alat - 1 TSS 14,48 3x5 15 15
R. Pertemuan 30 orang 1 TSS 56,91 7,5x8 60 60 Perpustakaan 15 orang 1 NAD 34,95 5x7 35 35 R. Audiovisual 1 orang 1 NAD 3 1,5x2 3 3 R. Petugas Perpustakaan
2 orang 1 NAD 9 3x3 9 9
Luas Unit Fasilitas Staf 146 Luas Unit Fasilitas Staf + sirkulasi (30%) 189,
8 Sumber: Analisis, 2009
Fungsi Penunjang Umum
Tabel 4.23 Jumlah Luas Ruang di Fungsi Penunjang Umum RS. Paru
Uni
t Fun
gsi Jenis Ruang Kapasita
s Ruang
Jum
lah
Rua
ng Standar Hasil
Analisa Luas Total (m2)
LIte
ratu
r
Luas
(m
2 )
Dim
ensi
(m
xm)
Luas
(m
2 )
Pen
unja
ng U
mum
Musola + R. Wudhu
50 orang 1 NAD 74,98
8,5x9 76,5
76,5
Toilet Umum 1 orang 6 NAD 2,08 1,5x1,5
2,25
13,5
Telepon Umum 1 orang 2 NAD 1,25 1x1,25 1,25
2,5
ATM 1 orang 1 NAD 2,08 1,5x1,5
2,25
2,25
Toko 15 orang 1 NAD 25,5 5x5 25 25
kant
in Dapur 3 orang 1 NAD 25 5x5 25 25
Kasir 1 orang 1 NAD 2,8 1,5x2 3 3 R. Makan 50 orang 1 NAD 70 10x7 70 70
Luas Penunjang Umum 217,75 Luas Penunjang Umum + sirkulasi (30%) 283,08
Sumber: Analisis, 2009
127
Parkir
Tabel 4.24 Jumlah Luas Parkir di RS. Paru U
nit
Fun
gsi
Jenis Ruang
Kap
asita
s K
enda
raan
Ju
mla
h R
uang
Standar Hasil Analisa Luas Total (m2)
LIte
ratu
r
Luas
(m
2 )
Dim
ensi
(m
xm)
Luas
(m
2 )
Par
kir
Mobil Staf RS. 15 2 NAD 12,5 2,5x5 12,5 187,5 Pengunjung 40 2 NAD 12,5 2,5x5 12,5 500
Taksi/Angkot 1 1 NAD 12,5 2,5x5 12,5 12,5 Spd. Motor
Staf RS. 40 1 NAD 1,54 0,7x2,2 1,54 61,6 Pengunjung 80 2 NAD 1,54 0,7x2,2 1,54 123,2
Luas Penunjang Umum 884,8 Luas Penunjang Umum + sirkulasi (50%) 1327,2
Sumber: Analisis, 2009
Jumlah Luas Total Ruang dalam Unit-unit Fungsi di RS. Paru
Tabel 4.25 Jumlah Luas Total Ruang dalam Unit-unit Fungsi di RS. Paru Jenis Fungsi Unit Fungsi Luas Total
(m2) Fungsi Pelayanan Medis RS. Paru
Unit Rawat Jalan 395,2 Unit Rawat Inap 1335,1 Unit Gawat darurat 204,75
Fungsi Pelayanan Penunjang Medis
Unit Radiologi 194,35 Unit Bedah Pusat 217,75 ICU 318,5 Unit Laboratorium 174,85 Unit Jenazah 109,2
Fungsi Pelayanan Penunjang Operasional
Unit Gizi 277,55 Unit Farmasi 228,15 Unit Gudang Pusat 430,3 Unit Mekanikal Elektrik 174,2 Unit Binatu 276,25 Unit Pemeliharaan dan Kebersihan
198,9
Unit Perbekalan Bebas Hama 273 Fungsi Pengelola Unit Administrasi 85,8
Unit Staf Kantor 68,9 Unit Staf Medis 59,8 Unit Fasilitas Staf 189,8
Fungsi Penunjang Umum 283,08 Parkir 1327,2
Luas Total 6822,63 Sumber: Analisis, 2009
128
Keterangan:
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Time Saver Standard
SRS : Standarisasi Rumah Sakit
HDF : Hospital Desain and Function
129
4.5.4. Hubungan dan Pola Organisasi Ruang
a. Antar Unit Fungsi
Hubungan Kedekatan antar Unit Fungsi
Tabel 4.26 Hubungan Kedekatan antar Unit Fungsi
UNIT FUNGSI
F. Pyn. Medis
F. Penunjang Medis
F. Penunjang Operasional
F. Pengelola
F. Penunjang Umum
UR
J
UR
I
UG
D
U.
Rad
iolo
gi
U.
Bed
ah
Pu
sat
ICU
U.
Lab
.
U.
Inst
ala
si J
enaz
ah
U.
Giz
i
U.
Fa
rma
si
U. B
ina
tu
U.
ME
U.
Ke
bers
ihan
U.
Gud
ang
Pu
sat
U.
Beb
as
Ha
ma
U.
Ad
min
istr
asi
U.
Sta
f Ka
nto
r
U.
Sta
f Me
dis
U.
Fa
silit
as
Sta
f
Mu
sola
To
ilet
Um
um
Te
lepo
n U
mu
m
AT
M
Tok
o
Ka
ntin
Fungsi Pelayanan Medis
URJ URI UGD
Fungsi Penunjang Medis
U. Radiologi U. Bedah Pusat ICU U. Lab. U. Instalasi Jenazah
Fungsi Penunjang Operasional
U. Gizi U. Farmasi U. Binatu U. ME U. Kebersihan U. Gudang Pusat
U. Bebas Hama
Fungsi Pengelola
U. Administrasi
U. Staf Kantor U. Staf Medis U. Fasilitas Staf
Fungsi Penunjang Umum
Musola Toilet Umum Telepon Umum
ATM Toko Kantin
Sumber: Analisis, 2009
Keterangan:
: Hubungan langsung
: Hubungan semi langsung
: Hubungan tak langsung
130
Pola Organisasi antar Unit Fungsi
Gambar 4.21 Diagram Pola Organisasi Antar Unit Fungsi Sumber: Analisis, 2009
UGD ICU
U. Bedah Pusat
URJ
U. Lab.
U. Farmasi
URI
U. Radiologi
U. Instalasi Jenazah
U. Gizi U. Binatu
U. ME
U. Kebersihan
U. Staf Kantor
U. Bebas Hama U. Administrasi
U. Gudang Pusat
U. Staf Medis
U. Fasilitas Staf Musola, Kantin, Toko, Tlp, Toilet
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
131
b. Tiap Unit Fungsi
1. Fungsi Pelayanan Medis
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Rawat Jalan
Tabel 4.27 Hubungan Ruang Unit Rawat Jalan
UNIT FUNGSI
R. D
okte
r
R.R
ekam
R. I
nfor
mas
i
R.A
dmin
istr
asi
R. T
ungg
u
R. P
oli P
aru
R. Dokter R. Rekam Medik
R. Informasi R. Administrasi
R. Tunggu R. Poli Paru Sumber: Analisis, 2009
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Rawat Inap
Tabel 4.28 Hubungan Ruang Unit Rawat Inap
UNIT FUNGSI
R.
Do
kter
R.
Per
awat
Pan
try
R.
Rek
am M
edik
R.
Per
siap
an O
bat
R.
Lin
en B
ersi
h
R.
Lin
en K
oto
r
R.
Info
rmas
i
R.
Tun
ggu
R.
Ad
min
istr
asi
R.
Per
awat
an
R.
Cle
an u
p
R. Dokter R. Perawat Pantry R. Rekam Medik
R. Persiapan Obat
R. Linen Bersih
R. Linen Kotor
R. Informasi R. Tunggu R. Administrasi
R. Perawatan R. Clean up Sumber: Analisis, 2009
R. Dokter
R. Poli Paru R. Tunggu R. Administrasi
R. Rekam Medik
R. Informasi
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
Gambar 4.22 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Rawat
Jalan
Sumber: Analisis, 2009
132
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Rawat Darurat
Tabel 4.29 Hubungan Ruang Unit Rawat Darurat
UNIT FUNGSI R. T
ungg
u
R. I
nfor
mas
i
R. A
dmin
istr
asi
R. D
arur
at
R. P
enga
mat
an
R. C
lean
up
R. P
ersi
apan
oba
t
R. S
teril
isas
i
R. D
okte
r Ja
ga
R. P
eraw
at
R. Tunggu
R. Informasi
R. Administrasi
R. Darurat
R. Pengamatan
R. Clean up
R. Persiapan
obat
R. Sterilisasi
R. Dokter Jaga
R. Perawat
Sumber: Analisis, 2009
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
R. Dokter
R. Perawat
R. Tunggu
R. Administrasi
Pantry
R. Informasi
R. Persiapan Obat
R. Linen Bersih
R. Clean up
R. Perawatan
R. Linen Kotor
R. Rekam Medik
Gambar 4.23 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Rawat Inap Sumber: Analisis, 2009
133
Fungsi Penunjang Medis
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Radiologi
Tabel 4.30 Hubungan Ruang Unit Radiologi
UNIT FUNGSI
R.
Ad
min
istr
asi
R.
Tu
ng
gu
R.
G.
Baj
u
R.
X-R
ay
R.
Pen
gam
atan
R.
kon
tro
l
R.
Gel
ap
R.
Film
R.
Ker
ja
R.
Do
kter
Jag
a
R. Administrasi
R. Tunggu R. G. Baju R. X-Ray R. Pengamatan R. kontrol R. Gelap R. Film R. Kerja R. Dokter Jaga
Sumber: Analisis, 2009
R. Tunggu
R. Clean up R. Pengamatan
R. Administrasi
R. Informasi
R. Perawat
R. Dokter
R. Sterilisasi
R. Persiapan obat
R. Darurat Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
Gambar 4.24 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Rawat Darurat Sumber: Analisis, 2009
134
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Bedah Pusat
Tabel 4.31 Hubungan Ruang Unit Bedah Pusat
UNIT FUNGSI
R.
Op
eras
i
R.
Pem
ulih
an
R.
An
ates
is
R.
Tun
ggu
R.
Do
kter
Bed
ah
R.
Cle
an U
p
R.
Ste
ril
R.
Sub
. Ste
ril
R.
Per
alat
an B
edah
R.
Per
awat
R.
Per
siap
an O
bat
R.
Lin
en B
ersi
h
Ru
ang
Lin
en K
oto
r
R. Operasi
R. Pemulihan
R. Anatesis
R. Tunggu
R. Dokter Bedah
R. Clean Up
R. Steril
R. Sub. Steril
R. Peralatan Bedah
R. Perawat
R. Persiapan Obat
R. Linen Bersih
R. Linen Kotor
Sumber: Analisis, 2009
R. Tunggu
R. Dokter
Jaga
R. G. Baju
R. Film
R. Kerja
R. X-Ray
R. Administrasi R. kontrol
R. Gelap
R. Pengamatan
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
Gambar 4.25 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Radiologi (Sumber: Analisis, 2009)
135
Gambar 4.26 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Bedah Pusat Sumber: Analisis, 2009
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang ICU
Tabel 4.32 Hubungan Ruang ICU
UNIT FUNGSI
R. R
awat
Inte
nsif
R. I
sola
si
R. T
ungg
u
R. D
okte
r Ja
ga
R. P
eraw
at
R. P
uasa
t
R. c
lean
up
R. L
inen
Ber
sih
R. L
inen
Kot
or
R. G
as M
edis
R. G
. Baj
u
Pan
try
R. P
ersi
apan
Oba
t
R. Rawat Intensif
R. Isolasi R. Tunggu R. Dokter Jaga
R. Perawat R. Puasat Pengawasan
R. clean up R. Linen Bersih
R. Linen Kotor
R. Gas Medis R. G. Baju Pantry R. Persiapan Obat
Sumber: Analisis, 2009
R. Tunggu
R. Dokter Bedah R. Operasi
R. Steril
R. Peralatan Bedah
R. Linen Bersih
R. Pemulihan
R. Clean Up R. Persiapan
Obat
R. Sub. Steril
R. Anatesis
R. Linen Kotor
R. Perawat
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
136
Gambar 4.27 Diagram Pola Organisasi Ruang ICU
Sumber: Analisis, 2009
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Laboratorium
Tabel 4.33 Hubungan Ruang Unit Laboratorium
Sumber: Analisis, 2009
UNIT FUNGSI
R. T
ungg
u
R. A
dmin
istr
asi
dan
Info
rmas
i
Spec
imen
t Toi
let
R. K
erja
P
atho
logi
st
R. T
ekni
si
R. L
abor
ator
ium
R. S
teril
isas
i
R. A
lat
R. Tunggu R. Administrasi dan Informasi
Speciment Toilet R. Kerja Pathologist R. Teknisi R. Laboratorium R. Sterilisasi R. Alat
R. Isolasi
R. Tunggu R. Dokter Jaga
R. G. Baju R. Puasat
Pengawasan R. Perawat
R. Rawat Intensif
R. clean up
Pantry
R. Gas Medis
R. Linen Bersih
R. Linen Kotor
R. Persiapan Obat
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
137
Gambar 4.28 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit laboratorium Sumber: Analisis, 2009
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Instalasi Jenazah
Tabel 4.34 Hubungan Ruang Unit Instalasi Jenazah
Sumber: Analisis, 2009
UNIT FUNGSI
R. J
enaz
ah
R. M
eman
dika
n je
naza
h
R. P
ersi
apan
R. P
elep
asan
Je
naza
h
R. Jenazah
R. Memandikan jenazah
R. Persiapan
R. Pelepasan Jenazah
R. Tunggu
R. Teknisi
R. Alat
R. Sterilisasi
Speciment Toilet
R. Administrasi dan informasi
R. Kerja Pathologist
R. Laboratorium
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
Gambar 4.29 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Instalasi Jenazah Sumber: Analisis, 2009
R. Jenazah R. Memandikan jenazah
R. Pelepasan Jenazah
R. Persiapan
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
138
Fungsi Penunjang Operasiopnal
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Gizi
Tabel 4.35 Hubungan Ruang Unit Gizi
UNIT FUNGSI
R.
Ah
li G
izi
R.
Kep
ala
Dap
ur
R.
G.
Ala
t dan
B
ahan
R.
Per
siap
an A
lat
dan
Bah
an
R.
Dap
ur
Uta
ma
R.
Dap
ur
Ku
e
R.
Dap
ur
Die
t
R.
Cu
ci P
irin
g
R.
Pec
ah B
elah
R.
Pen
erim
aan
R. Ahli Gizi
R. Kepala Dapur
R. G. Alat dan Bahan
R. Persiapan Alat dan Bahan
R. Dapur Utama
R. Dapur Kue
R. Dapur Diet
R. Cuci Piring
R. Pecah Belah
R. Penerimaan
Sumber: Analisis, 2009
Gambar 4.30 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Gizi Sumber: Analisis, 2009
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi R. Ahli Gizi
R. Pecah Belah
R. Cuci
Piring R. Penerimaan
R. Dapur Diet R. G. Alat dan
Bahan
R. Kepala
Dapur
R. Dapur Kue
R. Dapur Utama
R. Persiapan Alat dan Bahan
139
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Farmasi
Tabel 4.36 Hubungan Ruang Unit Farmasi
Sumber: Analisis, 2009
UNIT FUNGSI
R. T
ungg
u
R. P
enyi
mpa
nan
R. P
ener
imaa
n
R. P
ersi
apan
Oba
t
R. D
istr
ibus
i Oba
t
R. T
ekni
si
R. Tunggu R. Penyimpanan R. Penerimaan R. Persiapan Obat
R. Distribusi Obat
R. Teknisi
Gambar 4.31 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Farmasi Sumber: Analisis, 2009
R. Tunggu
R. Penyimpanan R. Distribusi Obat
R. Persiapan Obat
R. Penerimaan
R. Teknisi
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
140
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Gudang Pusat
Tabel 4.37 Hubungan Ruang Unit Gudang Pusat
UNIT FUNGSI
R. G
udan
g P
usat
R. G
. M
edis
R. P
etug
as
Gud
ang
R. Gudang Pusat
R. G. Medis
R. Petugas Gudang
Sumber: Analisis, 2009
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Mekanikal Elektrik
Tabel 4.38 Hubungan Ruang Unit Mekanikal Elektrik
UNIT
FUNGSI R. P
eral
atan
ME
R. P
etug
as M
E
R. Peralatan
ME
R. Petugas
ME
Sumber: Analisis, 2009
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
R. G. Medis
R. Petugas Gudang
R. Gudang Pusat
Gambar 4.32 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Gudang Pusat
Sumber: Analisis, 2009
R. Peralatan ME R. Petugas ME Keterangan:
: Sirkulasi utama
Gambar 4.33 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Mekanikal Elektrikal Sumber: Analisis, 2009
141
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Binatu
Tabel 4.39 Hubungan Ruang Unit Binatu
UNIT FUNGSI
R.
Pen
erim
aan
R.
Pen
cuci
an
R.
Pen
ger
ing
an
R.
Set
rika
R.
Pen
yim
pan
an
R.
Pen
gir
iman
L
inen
R.
Pet
ug
as
Bin
atu
R. Penerimaan R. Pencucian R. Pengeringan R. Setrika R. Penyimpanan R. Pengiriman Linen R. Petugas Binatu Sumber: Analisis, 2009
Gambar 4.34 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Binatu Sumber: Analisis, 2009
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Pemeliharaan dan Kebersihan
Tabel 4.40 Hubungan Ruang Unit Pemeliharaan dan Kebersihan
UNIT FUNGSI
R. A
lat
R. P
etug
as
UP
S
Ben
gkel
P
emel
ihar
aan
sara
na
R. Alat
R. Petugas UPS
Bengkel Pemeliharaan sarana
Sumber: Analisis, 2009
R. Penerimaan R. Pencucian
R. Setrika
R. Petugas Binatu Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
Gambar 4.35 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Pemeliharaan dan Kebersihan
Sumber: Analisis, 2009
R. Pengiriman Linen
R. Pengeringan
R. Penyimpanan
R. Alat
Bengkel Pemeliharaan sarana
R. Petugas UPS Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
142
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Perbekalan Bebas Hama
Tabel 4.41 Hubungan Ruang Unit Perbekalan Bebas Hama UNIT FUNGSI
R. P
ener
imaa
n
R. P
ersi
apan
R. A
lat
R. s
taf
R. S
teril
isas
i
R. P
enge
paka
n
R.
Pen
yim
pana
n
R. P
engi
riman
R. Penerimaan R. Persiapan R. Alat R. staf R. Sterilisasi R. Pengepakan R. Penyimpanan
R. Pengiriman Sumber: Analisis, 2009
Gambar 4.36 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Perbekalan Bebas Hama (Sumber: Analisa, 2009)
R. Persiapan
R. Pengepakan
R. Alat R. Pengiriman
R. staf
R. Penerimaan
R. Sterilisasi
R. Penyimpanan
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
143
Fungsi Pengelola
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Administrasi
Tabel 4.42 Hubungan Ruang Unit Administrasi UNIT FUNGSI
R. T
ata
Usa
ha
R.
Adm
inis
tras
i
Rek
am
Med
ik
R. Tata Usaha
R. Administrasi
Rekam Medik
Sumber: Analisis, 2009
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Staf Kantor
Tabel 4.43 Hubungan Ruang Unit Staf Kantor UNIT FUNGSI
R. D
erek
tur
R. W
ak. D
erek
tur
R. K
epal
a B
agia
n
R. K
omite
Med
is
R. B
ag.
R. D
erek
tur
Um
um
dan
Keu
anga
n
R. T
amu
R. Derektur R. Wak. Derektur R. Kepala Bagian R. Komite Medis R. Bag. Perencanaan R. Derektur Umum dan Keuangan
R. Tamu Sumber: Analisis, 2009
Gambar 4.38 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Staf Kantor Sumber: Analisis, 2009
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
R. Derektur
R. Bag. Perencanaan
R. Wak. Derektur
R. Derektur Umum dan Keuangan
R. Kepala bagian R. Tamu
R. Komite Medis
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
Rekam Medik
R. Tata Usaha
R. Administrasi
Gambar 4.37 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Administrasi Sumber: Analisis, 2009
144
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Staf Medis
Tabel 4.44 Hubungan Ruang Unit Staf Medis
UNIT
FUNGSI R. K
erja
Sta
f
R. P
antr
y
R. Kerja
Staf
R. Pantry
Sumber: Analisis, 2009
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Unit Fasilitas Staf
Tabel 4.45 Hubungan Ruang Unit Fasilitas Staf UNIT FUNGSI
R. R
apat
R. G
. Ala
t
R. P
erte
mua
n
Per
pust
akaa
n
R. A
udio
visu
al
R.
Pet
ugas
P
erpu
stak
aan
R. Rapat R. G. Alat R. Pertemuan Perpustakaan R. Audiovisual R. Petugas Perpustakaan
Sumber: Analisis, 2009
Gambar 4.39 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Staf Medis Sumber: Analisis, 2009
Gambar 4.40 Diagram Pola Organisasi Ruang Unit Fasilitas Staf Sumber: Analisis, 2009
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
R. Rapat
R. Pertemuan R. Audiovisual
R. Petugas Perpustakaan
R. G. Alat
Perpustakaan
Keterangan:
: Sirkulasi utama
: Sirkulasi semi
R. Pantry R. Kerja Staf
145
Fungsi Penunjang Umum
Hubungan dan Pola Organisasi Ruang Fungsi Penunjang Umum
Tabel 4.46 Hubungan Ruang Fungsi Penunjang Umum
UNIT
FUNGSI Mus
ola
Toi
let
Um
um
Tel
epon
Um
um
AT
M
Tok
o
Kan
tin
Musola
Toilet Umum
Telepon
Umum
ATM
Toko
Kantin
Sumber: Analisis, 2009
4.5.5. Analisa Sirkulasi Ruang
Analisa Sirkulasi Ruang di RS. Paru dibedakan dalam beberapa
pengelompokan, yaitu:
• Sirkulasi UGD
• Sirkulasi umum
• Sirkulasi staf
• Sirkulasi barang dan servis
Dari keterangan diatas dapat diperinci sebagai berikut:
Keterangan:
: Sirkulasi
utama
Toko
Musol Toilet
Telepon
ATM
Kanti
Gambar 4.41 Diagram Pola Organisasi Ruang Fungsi Penunjang Umum Sumber: Analisis, 2009
146
Tabel 4.47 Sirkulasi Unit Gawat Darurat di RS. Paru No Pola sirkulasi Pengaruh positif pada
pengguna Pengaruh negatif pada pengguna
1 Linier
Langsung satu arah akses ke ruang tindakan darurat, akses cepat dan privasi untuk operasi darurat, ruang pengamatan darurat dan tidak boleh ada gangguan
privasi diri pasien kurang di perhatikan sehingga membutuhkan alternatif perlindungan keprivasian seperti pintu dua arah, sekat mobile, dsb
2 Radial
Penanganan pasien mengikuti alur yang telah terkotak-kotak pada ruang yang telah disediakan
terjadi keruwetan penanganan tindakan Privasi pasien juga tidak terjaga Kebingungan pengantar untuk mengikuti alur yang tidak tertulis
3 Spiral
Pasien tidak akan merasa takut dengan penanganan darurat
Penganan yang tidak berlangsung cepat dapat memperparah keadaan pasien
Sumber: Analisis, 2009
Tabel 4.48 Analisis Sirkulasi Umum di RS. Paru No Pola sirkulasi Pengaruh positif pada
pengguna Pengaruh negatif pada pengguna
1 Linier
Pengguna bisa langsung menemukan ruang informasi yang langsung terlihat dari akses pintu masuk untuk menemukan unit-unit fungsi yang diinginkan
Akan sangat terlihat setiap aktivitas yang dilakukan oleh penggunanya
2 Radial Langsung menuju ruang-ruang yang diinginkan (ke poliklinik, pusat diagnostik atau rawat inap
Kebingungan awal dan butuh petunjuk informasi area yang dituju Membutuhkan akses yang mudah diingat arah alur
147
pencapaian
3 Spiral
Mengikuti alur, dengan mudah untuk menemukan ruang yang diinginkan
Mereka akan bosan dengan alur yang cukup panjang dan lama, apalagi jika ruang yang mereka inginkan berada pada area yang paling dalam dan hanya dengan satu pintu masuk
Sumber: Analisis, 2009
Tabel 4.49 Analisis Sirkulasi Staf di RS. Paru No Pola sirkulasi Pengaruh positif pada
pengguna Pengaruh negatif pada pengguna
1 Linier
Pengguna bisa dengan mudah menemukan ruang kerja mereka
Para staf tidak merasa aman karena setiap aktivitas mereka dapat diamati banyak orang
2 Radial
Merasa lapang untuk memasuki ruang kerja mereka dan dengan mudahnya menemukan meja kerja mesing-masing staf
Untuk berkomunikasi perihal pekerjaan mereka harus memutar tubuh mereka ke banyak tempat untuk menemukan rekan kerja mereka dan ini tidak efektif dan menghabiskan banyak energi
3 Spiral Menunjukkan akses privat untuk ruang-ruang yang dmemeng disiapkan hanya untuk staf rumah sakit
Merasa sesak dan sempit dengan sirkulasi yang ada
Sumber: Analisis, 2009
148
Tabel 4.50 Analisa Sirkulasi Ekternal Pejalan Kaki untuk Sirkulasi Barang dan Servis di RS. Paru No Pola sirkulasi Pengaruh positif pada
pengguna Pengaruh negatif pada
pengguna 1 Linier
Mempercepat kerja distribusi barang
Menjadi pusat perhatian umum
2 Radial
- Mendistribusikan dengan cepat barang ke ruang-ruang yang memang membutuhkan barang tersebut
- Membawa barang tersebut dengan keamanan dan keprivasian
- Mencari alur sirkulasi yang mudah, cepat dan tidak dipakai banyak orang (sirkulasi Public)
Alur bisa saja sangat panjang karena mencari alur sirkulasi yang tidak digunakan untuk publik
3 Terpusat
- Mendistribusikan barang ke satu ruang
- Pengelolaan dan pengecekan barang mudah
Setiap unit ruang yang membutuhkan harus mengambil barang yang diperlukan berulang kali
Sumber: Analisis, 2009
4.5.6. Analisis Ruang Luar
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari sebuah lingkungan
pada tapak yang kemudian dapat dikembangkan untuk menciptakan suasana baru
yang mendukung bangunan. Ruang luar berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi
dua, yaitu:
149
1. Ruang luar aktif adalah ruang luar yang digunakan untuk mendukung kegiatan
yang ada dalam bangunan, seperti pengadaan lahan parkir.
2. Ruang luar pasif adalah ruang luar yang biasanya digunakan sebagai lahan
hijau, resapan air, ditanam tumbuhan untuk peredam bising, dan tempat
perletakan lampu taman untuk penerangan.
Ketentuan ruang luar dalah:
� Keberadaan ruang luar harus menyokong kegiatan yang ada di dalam
bangunan.
� Penghijaun merupakan keutamaan dalam bangunan maupun lingkungan
sekitar.
� Elemen-elemen pendukung disesuaikan dengan bentukan bangunan secara
umum, sehingga ada kesesuaian antara bangunan dengan ruang luar.
4.6. Analisa Tata Massa
4.6.1. Pola Massa Bangunan
Ada tiga pola susunan massa banguanan untuk rumah sakit, yaitu dapat
dilihat pada Tabel 4.52:
Tabel 4.51 Pola Massa Bangunan No Pola sirkulasi Pengaruh positif Pengaruh negatif
1 Linier
Hubungan antar bagian terstruktur dengan baik dan terarah Memungkinkan penggunaan penghawaan dan pencahayaan alami dengan baik
Jarak antar bangunan bias sangat jauh karena hanya terarah pada jalur-jalur tertentu
2 Radial Sirkulasi yang terjadi antar bangunan bisa lebih cepat, menyebar sesuai
Kurang terarah untuk unit-unit utama pada bangunan tertentu
150
unit yang didinginkan
3 Alur linier-menyebar
- Hubungan antar bagian tidak terlalu jauh, sesuai dengan sifat rumah sakit yang membutuhkan sirkulasi cepat, tepat, dan terarah
- Keamanan pasien bila terjadi kebakaran
Perlu penataan perbagian yang jelas untuk pemilihan penggunaan pola untuk penggabungan unit bangunan agar sirkulasi antar bangunan benar-benar efektif
Sumber: Analisis, 2009
4.6.2. Pola Gubahan Massa
Alternatif bentuk gubahan massa:
1. Type Independent Block: beberapa massa yang memanfaatkan dua sumbu
yang saling tegak lurus
2. Type Celluler: terdiri atas beberapa bagian blok massa yang satu sama lain
saling berhubungan dan berangkai
3. Type Deep Plan Horisontal: bangunan unit diagnostic memusat dikelilingi
bagian unit perawatan
4.7. Analisa Bentuk
Bentuk dasar bangunan disesuaikan dengan karakteristik bangunan.
Penyesuaian bentuk dasar dengan karakteristik bangunan harus disesuaikan
dengan sifat bentuk. Adapun sifat-sifat bentuk adalah:
Lingkaran : Terpusat, berarah ke dalam dan stabil (berporos), terkesan lembut
151
karena tidak bersudut
Segitiga : Segitiga menunjukkan kstabilan, namun jika cenderung kesalah
satu sudutnya menjadi tidak stabil
Segiempat : Merupakan bentuk yang statis dan netral, namun segi empat
memiliki bermacam-macam variasi
Bentuk-bentuk yang terjadi dibuat atas pertimbangan faktor-faktor dari tapak
dan hubungan yang baik dengan sirkulasi pengguna. Sebagaimana berikut:
Tabel 4.52 Alternatif Bentuk No
Pola sirkulasi Pengaruh Positif Pengaruh Negatif
1 Dinamis
Pada pengolahan bentuk penambahan dari satu bentuk geometri yang diulang-ulang dengan pengurangan untuk memperoleh bentukan yang tidak monoton dan terbentuk mengikuti garis lengkung.
Kesan harmoni baik untuk bangunan rekreasi tetapi untuk bangunan seperti rumah sakit kurang baik. Proses aktivitas yang terjadi akan menjadi kurang cepat.
2 Bujur sangkar
Bujur sangkar merupakan bentuk statis dan dapat menjadi grid-grid yang teratur, serta mempunyai garis-garis yang tegas. Garis-garis tegas tersebut melambangkan keteraturan fungsi dan aktivitas.
Terkesan kaku mengikuti grid-grid yang ada, langsung pada sasaran ruang yang dituju.
3 Kurva
Bentuk kurva memunculkan kesan visual untuk mengurangi kesan kaku yang muncul pada kompleks bangunan yang akan diberikan dari luar tapak.
Cenderung memusat pada satu titik sumbu yang membentuk kurva, dan pengunjung cenderung masuk melalui titik sumbu kurva.
Sumber: Analisis, 2009
DINA
152
4.8. Analisa Akustik Ruang
Faktor utama dalam analisa akustik yaitu:
• Sumber suara
• Perambatan suara
• Penerimaan suara
• Intensitas suara
• Frekuensi suara
Oleh karenanya, diperlukannya pemilihan material akustik ruang agar kebisingan
tidak memantul antar bangunan di rumah sakit, analisa material di jelaskan pada
Tabel 4.53:
Tabel 4.53 Material Akustik No
Material
Sifat Keterangan Perekdusi Penyerap Pemantulan
1 Beton ++ + + Sifat menyerap hanya pada beton dengan celah udara
2 Kaca - - + Pereduksi lemah karena tipis
3 Kaca laminasi
+ - + Kaca dan perekat
4 Papan gypsum
++ + + Material tahan api
5 Bata ++ - + Pereduksi udara sangat baik
6 Plaster + +/- + Sifat menyerap pada frekuensi rendah
7 Plywood +/- + - Reduksi hanya dengan kombinasi
8 Rangka baja +/- +/- 0 Mengisolasi vibrasi
9 Batu + - + Reduksi tergantung massa
10 Panel kayu o +/- 0 Reduksi dengan lapisan absortif
11 Bahan fiber o ++ - Tergantung ketebalan Sumber: Analisis, 2009
153
4.9. Analisa Material Bangunan
4.9.1. Material Dominan Pembentuk Tampilan Bangunan
a. Material penutup dinding
Tabel 4.54 Beberapa material dan kesan yang ditimbulkannya No. Material Kesan yang ditimbulkan 1. Kayu Tenang dan hangat 2. Kertas dinding Menyatu dan hangat 3. Cermin, Kaca Dingin, meluaskan, hangat, dan tembus pandang 4. Cat Mengikuti tekstur dinding, dan menyatu Sumber: Kuliah Interior, 2007
b. Material Lantai
Lapisan permukaan keras
1. Tegel
Tekstur: Kasar: digunakan untuk sirkulasi aktif, seperti; koridor dan
KM/WC
Halus: digunakan untuk sirkulasi tenang
Permukaan: kilap dan doff
Warna bermotif polos sebaiknyua digunakan untuk permukaan lantai
tangga agar tidak menimbulkan kesan membingungkan. Warna bermotif
kacau digunakan pada teras yang dekat dengan taman
2. Susunan batu biasanya digunakan pada teras dekat taman
Lapisan permukaan lunak
Karpet sifatnya menghangatkan, meredam suara, dan memperindah
ruang. Diletakkan pada ruang-ruang yang memerlukan kenyamanan lebih
dan terhindar dari kebisingan, seperti: ruang rapat, laboratorium, dan ruang
operasi.
154
c. Material Praktisi Non Permanen
Tabel 4.55 Alternatif Material Partisi Non Permanen Alternatif Material
Kelebihan Kekurangan
Panel Kayu � Desain bervariasi � Elemen akustik ruang � Memberi kesan keakraban
pada ruang
� Membutuhkan banyak tempat
� Susah digerakkan
Tirai Kain � Ringan dan mudah digerakkan
� Menyerap bunyi � Hemat tempat � Perawatan dan
kebersihannya lebih mudah
� Menyerap debu � Menyerap air yang dapat
menimbulkan bau � Alternatif desain
terbatas
Folding Door � Area lebih privasi � Alternatif desain bervariasi
� Harga mahal � Membutuhkan banyak
tempat Sumber: Analisis, 2009
4.9.2. Warna Penutup Tampilan Bangunan
Warna dapat mempengaruhi psikologi kejiwaan seseorang yang menempati
suatu ruang dengan warna-warna tertentu. Ditinjau dari efek terhadap kejiwaan
dan sifat khas yang dimilikinya, warna dipilah menjadi dua kategori yaitu
golongan panas dan golongan warna dingin. Warna-warna itu sendiri menciptakan
berbagai macam pengaruh kejutan. Warna dingin bila digunakan untuk mewarnai
ruangan akan memberikan ilusi jarak, akan terasa tenggelam atau mundur.
Sebaliknya warna hangat, utamanya keluarga merah, akan terasa seolah-olah maju
ke depan mata, memberikan kesan jarak yang lebih pendek. Warna-warna cerah
memberikan obyek lebih besar dan ringan daripada sesungguhnya. Sementara itu
warna gelap membuat objek tampak lebih kecil dan berat. Penempatan warna
kontras secara mencolok bersamaan dapat menyebabkan sensasi getaran seperti
warna yang terlihat bergerak dalam arah berlawanan. Efek psikologi warna
155
memiliki pengaruh negatif dan positif yang dapat dirasakan secara tanpa sadar
oleh seseorang. Berdasarkan Tabel 4.57 Akan dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.56 Pengaruh Warna dengan Kejiwaan Seseorang No. Warna Pengaruh Piskologi Kekurangan 1. Kuning Membangkitkan energy dan
mood, warna yang mendorong ekspresi diri, member inspirasi, memudahkan berfikir secara logis dan merangsang kemampuan intelektual.
Pengunaan yang kurang tepat akan menimbulkan kesan menakutkan.
2. Oranye Membangkitkan vitalitas dan kreatifitas, menimbulkan perasaan senang, gembira, dan penuh energy. Bisa mengurangi perasaan depresi atau tertekan.
Bila berlebihan akan merangsang perilaku hiperaktif.
3. Merah Dapat membangkitkan energy, hangat, komunikatif, aktif, optimis, antusias, dan bersemangat. Meningkatkan aliran darah di dalam tubuh.
Pengunaan yang berlebihan merangsang emosi dan sifat agresif.
4. Ungu Mampu menarik perhatian dan memberikan kesan hangat. Ungu yang gelap dapat memancarkan kekuatan, kreatif, imajinatif, sensitif, memberi inspirasi, dan obsesi.
Terlalu banyak member kesan murung.
5. Biru Memberi kesan lapang, memberi perasaan tenang, sejuk, tentram, hening, dan damai. Memberikan kesan kenyamanan dan perlindungan.
Penggunaan terlalu berlebihan menimbulkan kelesuan.
6. Hijau
Membangkitkan energy, memberikan efek menenagkan, dan menyejukkan. Membantu mengurangi stress, hidup, konsentrsi, dan perlindungan.
Terlalu banyak warna hijau menimbulkan perasaan terperangkap.
7. Abu-Abu Memberikan kesan serius, hangat, menentramkan dan menimbulkan perasaan damai, menciptakan
Juga menimbulkan kesan kaku, dingin, dan tidak komunikatif.
156
keheningan dan kesan luas. 8. Coklat Netral, hangat, membumi dan
stabil. Menghadirkan kenyamanan, rasa aman, dan menenangkan.
Bila terlalu banyak menimbulkan rasa berat dan kaku.
9. Hitam
Kuat dan penuh percaya diri, penuh perlindungan, megah, dan dramatis.
Warna hitam yang terlalu banyak dapat menimbulkan perasaan tertekan dan berat.
Sumber: Kuliah Interior, 2006
4.9.3. Analisa Struktur
Dasar pertimbangan pemilihan struktur meliputi kemudahan pelaksanaan,
fleksibilitas dan efektivitas ruang, daya tahan terhadap kebakaran, mampu
membuat massa bangunan dengan banyak jendela, karena rumah sakit
membutuhkan pertukaran udara, dan mampu dipasang saluran utilitas yang
banyak sekalipun.
Alternatif Sistem Struktur
Tabel 4.57 Alternatif Sistem Struktur Alternatif Kriteria Dinding
Pemikul Rangka
Ksabilan Baik Baik Kekakuan Baik Baik Kekuatan Baik Baik Penyesuaian terhadap fungsi bangunan Kurang Baik Penyesuaian terhadap tinggi bangunan Kurang Baik Estetika Kurang Baik Ekonomis Baik Baik Pelaksanaan Mudah Mudah Pemeliharaan Mudah Mudah
Sumber: Analisis, 2009
157
Alternatif struktur dinding
Tabel 4.58 Alternatif struktur dinding Alternatif Kriteria Beton Baja
Kesesuaian terhadap fungsi bangunan Baik Kurang Kekuatan Homogen Homogen Faktor ekonomis Baik Kurang Keamanan terhadap kebakaran Baik Kurang Pemeliharaan Baik Kurang Waktu pelaksanaan Lama cepat Umur Lama Lama Keahlian khusus Tidak perlu Perlu Harga Murah Mahal
Sumber: Analisis, 2009
Sistem Modul
Modul harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti memenuhi kebutuhan
fungsional, efesiensi dalam perhitungan, pelaksanaan, penggunaan, dan
pembiyaan, merupakan elemen pengikat dan pengatur bangunan itu sendiri.
Modul dasar ada dua, yaitu:
1. Horizontal
Berdasar gerak dasar manusia, dimensi perabot yang dominan, yaitu: tempat
tidur pasien: 90x200 cm, bed side cabinet: 60x50 cm, lebar koridor minimal:
240 cm, modul dasar horizontal yang dipakai: 720x720 cm
2. Vertikal
Hal-hal yang dipertimbangkan adalah: ukuran tinggi ruang tidur pasien: 320
cm, ukuran tinggi antara lantai: ± 400 cm, dan tinggi ruang operasi minimal:
375 cm, dan modul dasar vertikal: 10 cm karena angka satuan ini mudah
digunakan.
158
4.10. Analisa Utilitas dan Keamanan
Sistem pelayanan infrastruktur RS. Paru dikelompokkan sesuai dengan
sektor sebagai berikut:
a. Infrastuktur dasar sanitasi. Secara rinci dibagi dalam: penyediaan air bersih,
pengelolaan limbah cair, pengelolaan sampah, dan pengelolaan air hujan
b. Infrastruktur Pengembangan. Dibagi dalam: sarana prasarana telekomunikasi
dan transportasi
c. Infrastruktur penunjang medik. Dibagi dalam: gas medik, pengondisian udara,
dan system elektrikal
d. Infrastruktur penunjang pengaman. Dibagi dalam: pengaman bahaya kebakaran
dan penangkal petir
4.10.1. Infrastuktur Sanitasi
4.10.1.1. Penyediaan Air Bersih
Kriteria Penyediaan Air Bersih
Pemilihan sistem distribusi air bersih didasarkan atas pertimbangan
kelancaran distribusi air bersih, kemudahan dalam pemeliharaan jaringan pipa dan
pemakaian pipa sependek mungkin. Perencanaa sistem penyediaan air bersih ini
di RS. Paru ini memenuhi kuantitas dan kualitas yang tepat sesuai dengan asumsi
dasar sistem pengelolaan limbah cair. Beberapa asumsi dan dasar perencanaan
sistem pengelolaan limbah cair adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan perhitungan kebutuhan air panas untuk bangunan rumah sakit
adalah 130 liter per tempat tidur per hari. Jika kapasitas maksimal yang
159
melayani sistem air panas di RS. Paru maksimal adalah 59 TT, maka debit air
panas yang harus disiapkan adalah 7.670 liter per hari.
2. Penyediaan air panas diarahkan pada unit sentrilisasi serta sebagian kecil untuk
keperluan laundry dan beberapa unit lainnya.
3. Sistem penyediaan air panas diperoleh dengan memanaskan air dari energi gas.
Sistem yang diterapkan menggunakan sistem individual dengan unit water
heater pada tiap titik konsumsi atau kelompok konsumsi.
4. Penempatan jaringan pipa distribusi air panas diletakkan diatas dengan
mempertimbangkan tingkat keamanan dan tidak mengganggu aktivitas utama.
Kebutuhan Penggunaan Air
Kebutuhan air tahap operasional pelayanan diperhitungkan dalam distribusi
rinci antar unit fungsi sebagaimana pada Tabel 4.59 berikut:
Tabel 4.59 Distribusi Kebutuhan Air Bersih Tahap Operasional Pelayanan Sub Unit
Fungsi
Spesialisasi Ruang Persentase
Distribusi
Kebutuhan Air
Besih (m3/hari)
F. Pelayanan
Medis
R. Rawat Inap 11% 4.620
UGD 7% 2.940
F. Penunjang
Medis
ICU 4% 1.680
R. Bedah Pusat 6% 2.520
R. Farmasi, Radiologi, dan
Laboratorium
4% 1.680
R. Jenazah 4% 1.680
F. Penunjang
Operasional
R. Sterilisasi Alat 7% 2.940
Dapur 11% 4.620
Laundry 11% 4.620
Pemeliharaan Bangunan dan
Lansekap
22% 9.240
Garasi dan Bengkel 3% 1.260
F. Penunjang KM/WC Umum 10% 4.200
160
Umum
Total 100% 42.000
Sumber: Analisa Berdasar Data Laporan Penyusunan Masterplan RS, 2007
Perencanaan Penyediaan Air Panas
Perencanaa sistem suplai air panas berpedoman pada sistem dengan
konsentrasi suplai per unit-unit yang paling membutuhkan. Dasar perencanaan
sistem penyediaan air panas pada RS. Paru adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan perhitungan kebutuhan air panas untuk bangunan rumah sakit
adalah 130 liter per tempat tidur per hari. Jika kapasitas maksimal yang
melayani sistem air panas di RS. Paru maksimal adalah 70 TT, maka debit air
panas yang harus disiapkan adalah 9.100 liter per hari.
2. Penyediaan air panas diarahkan pada unit sentrilisasi serta sebagian kecil untuk
keperluan laundry dan beberapa unit lainnya.
3. Sistem penyediaan air panas diperoleh dengan memanaskan air dari energi gas.
Sistem yang diterapkan menggunakan sistem individual dengan unit water
heater pada tiap titik konsumsi atau kelompok konsumsi.
4. Penempatan jaringan pipa distribusi air panas diletakkan diatas dengan
mempertimbangkan tingkat keamanan dan tidak mengganggu aktivitas utama.
4.10.1.2. Pengelolaan Limbah Cair
Perencanaan pengelolaan limbah cair berpedoman pada sistem yang
optimal dengan tindakan awal adalah menurunkan zat pencemar organik dan
angka kuman sehingga sifat air limbah cair memenuhi syarat baku mutu air
limbah. Berdasar syarat baku mutu air limbah, hal-hal yang perlu diperhatikan
161
dalam merencanakan sistem pembuangan limbah yaitu: sifat limbah dan tingkat
pencemaran limbah, volume limbah, keadaan tanah yang dipergunakan untuk
pembuangan limbah, sistem pengolahan limbah, dan pengamanan sumber air
bersih yang ada disekitarnya.
4.10.1.3. Sistem Drainase
Perencanaan pengelolaan air hujan dengan cara melepas air hujan secepat
mungkin pada lahan RS. Paru tanpa ada genangan. Perencanaan sistem drainase
yaitu dengan cara air hujan dialirkan ke talang yang ada disekeliling atap,
kemudian masuk ke dalam pipa vertikal dan disalurakan ke roil disekeliling
banguanan dan selanjutnya masuk ke dalam saluran pembuangan kota. Oleh
karenanya hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: besarnya curah hujan, sistem
penyaluran air hujan, dan sistem pembuangan air hujan
4.10.1.4. Sistem Pengolahan Sampah
Untuk kepentingan pengolahan sampah secara garis besar dapat
digolongkan dalam dua jenis yaitu:
a. Sampah Medis
Sampah medis merupakan sampah yang berasal dari pelayanan medis, farmasi,
pengobatan, dan perawatan yang menggunakan bahan beracun, infeksi, atau
beracun.
b. Sampah Non Medis
Merupakan buangan padat diluar sampah medis. Umumnya berasal dari kantor,
dapur, laundry, dan pengunjung.
162
4.10.2. Infrastruktur Pengembangan
Sistem Telekomunikasi
Beberapa alternative sistem telekomunikasi yang digunakan untuk
operasional dalam RS.
4.10.3. Infrastruktur Penunjang Medik
4.10.3.1. Pengelolaan ME
Aspek tinjauan dalam pengelolaan ME adalah: sistem tata udara, sistem gas
medik, dan sistem elektrikal.
Sistem Tata Udara
Pengondisian udara lebih ditekankan pada fungsi pelayanan dengan tingkat
sterilisasi tinggi serta ruang dengan instrument pendukung yang membutuhkan
persyaratan suhu dan kelembaban tertentu. Hal-hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut:
a. Mempertimbangkan kebersihan udara, sistem udara, sistem pencegahan
bahaya kontaminasi melalui udara
b. Pengkondisian udara melalui persyaratan khusus sesuai dengan tingkat
sterilisasi dan kaidah persyaratan medik secara umum dan sesuai persyaratan
pengudaraan aseptic
Sistem gas medik
Menggunakan sistem gas medik sentral, karena memiliki beberapa keuntungan
diantaranya efisiensi tenaga pengangkut tabung oksigen, kemudahan distribusi,
dan kemudahan perhitungan pemakaian oksigen
163
Sistem elektrikal
Beberapa hal yang dipertimbangkan adalah penyediaan sumber daya listrik
pusat yang selalu tersedia saat digunakan dan penyediaan sumber daya listrik
darurat yang digunakan pada saat aliran listrik dari pusat padam.
4.10.4. Infrastruktur Penunjang Pengamanan
4.10.4.1. Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem Pencegahan Kebakaran Pasif merupakan sistem penanggulangan
kebakaran dapat diselesaiakan dengan cara mekanis. Oleh karenanya diperlukan
pertimbangan beberapa hal, sebagaimana berikut:
a. Pengelompokan bagian bangunan dengan persyaratan yang sama dalam satu
kelompok
b. Pengelompokan daerah yang mudah terbakar
c. Penempatan fire station pada dekat jalan utama, dekat area pusat yang
dilayani
d. Perancangan lebar jalan, radius perputaran dan area parkir yang memenuhi
Syarat untuk memudahkan pencapaian untuk unit mobil pemadam kebakaran.
Sistem Pencegahan Aktif, yaitu menggunakan alat deteksi kebakaran, hidran
kebakaranSprinkler, dan Pemedam api ringan.
4.10.4.2. Sistem Keamanan dan Evakuasi
Sistem keamanan pada RS. Paru ini direncanakan akan menggunakan dua system,
yaitu aktif dan pasif.