18
25 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU SELATAN KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi lingkungan yang akan diteliti merupakan hal yang sangat penting yang harus diketahui oleh peneliti. Adapun lokasi penelitian yang diambil penulis adalah Desa Tugu Kecamatan. Cisarua, Kabupaten Bogor. Sehubungan dengan penelitian ini, maka yang perlu diketahui oleh peneliti adalah deskripsi wilayah penelitian dan profil narasumber penelitian. 4.1 Kondisi Geografis Desa Tugu Selatan merupakan salah satu desa dari 9 dan 1 kelurahan yang terletak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Secara geografis terletak pada 6 0 38’ – 6 0 46 LS dan 106 0 54’ 00” - 106 0 5’ 37” BB. Serta ketinggian 1000 m- 1025 m dpl (diatas permukaan laut). Dengan curah hujan rata-rata 33 mm/tahun dan suhu udara antara 20 0 -24 0 C. Secara administratif, Desa Tugu Selatan memiliki batasan wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua. Sebelah Timur : Desa Ciloto, Kecamatan Pacet. Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur. Sebelah Barat : Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua. Desa Tugu Selatan merupakan desa yang terdiri dari 17 Rukun Warga (RW), dan 43 Rukun Tetangga (RT). dengan luas wilayah 1.678,650 ha/m2. Wilayah Desa Tugu Selatan memiliki kultur tanah yang adalah 100% daerah perbukitan dan pegunungan yang subur. Berdasarkan topografinya memiliki kedalaman solum tanah, antara 50cm-99cm. Sehingga wilayah Desa Tugu Selatan sangat cocok untuk pertanian, perkebunan, perternakan dan pariwisata 1 1 LkpjTgSel2015bysekretarisDesa

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

25

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU SELATAN

KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR

Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi lingkungan yang akan

diteliti merupakan hal yang sangat penting yang harus diketahui oleh peneliti.

Adapun lokasi penelitian yang diambil penulis adalah Desa Tugu Kecamatan.

Cisarua, Kabupaten Bogor. Sehubungan dengan penelitian ini, maka yang perlu

diketahui oleh peneliti adalah deskripsi wilayah penelitian dan profil narasumber

penelitian.

4.1 Kondisi Geografis

Desa Tugu Selatan merupakan salah satu desa dari 9 dan 1 kelurahan yang

terletak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Secara geografis terletak pada

60 38’ – 60 46 LS dan 1060 54’ 00” - 1060 5’ 37” BB. Serta ketinggian 1000 m-

1025 m dpl (diatas permukaan laut). Dengan curah hujan rata-rata 33 mm/tahun

dan suhu udara antara 200-240 C. Secara administratif, Desa Tugu Selatan

memiliki batasan wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua.

Sebelah Timur : Desa Ciloto, Kecamatan Pacet.

Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur.

Sebelah Barat : Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua.

Desa Tugu Selatan merupakan desa yang terdiri dari 17 Rukun Warga (RW),

dan 43 Rukun Tetangga (RT). dengan luas wilayah 1.678,650 ha/m2. Wilayah

Desa Tugu Selatan memiliki kultur tanah yang adalah 100% daerah perbukitan

dan pegunungan yang subur. Berdasarkan topografinya memiliki kedalaman

solum tanah, antara 50cm-99cm. Sehingga wilayah Desa Tugu Selatan sangat

cocok untuk pertanian, perkebunan, perternakan dan pariwisata1

1 LkpjTgSel2015bysekretarisDesa

Page 2: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

26

Gambar 2.

Letak Desa Tugu Selatan

Sumber: Sekretaris desa Tugu Selatan, 2015

Seperti yang di kemukakan oleh (Black, 1981) Aksesibilitas adalah konsep

yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara gerografis dengan

sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Aksesibilitas adalah suatu

ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan

berinteraksi satu sama lain dan “mudah” atau “susah”nya lokasi tersebut dicapai

melalaui sistem jaringan transportasi. Untuk lebih jelas mengenai konsep

aksesbilitas bisa dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

Page 3: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

27

Tabel 4.1

Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas

Jarak

Jauh Aksesbilitas Rendah Aksesibilitas Menengah

Dekat Aksesbilitas Menengah Aksesibilitas Tinggi

Kondisi Prasarana Sangat Jelek Sangat Baik

Sumber : Black, 1981

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa, apabila tata guna lahan saling

berdekatan dan hubungan transportasi antar tata guna lahan secara geografis

tersebut mempunyai kondisi baik, maka aksesibilitas tinggi. Sebaliknya jika

aktivitas tersebut saling terpisah jauh dan hubungan transportasinya jelek, maka

aksesibilitas rendah. Sedangkan aksesbilitas menengah adalah kombinasi dari

aksesbilitas rendah dan aksesbilitas tinggi. Lokasi Desa Tugu Selatan jika

dianalisis menggunakan konsep aksesbilitas termasuk dalam lokasi yang

mempunyai aksesbilitas yang tinggi. karena memiliki topografi yang baik

sehingga memudahkan untuk memperlancar berbagai hubungan dengan daerah

sekitarnya. Hal ini juga didukung oleh banyaknya sistem jaringan transportasi

yang tersedia pada daerah tersebut yang menghubungkan jarak tempat satu

dengan tempat yang lainnya secara berdekatan.

Jarak tempuh Desa Tugu Selatan menuju ke pusat kota Bogor berjarak 28,3

KM dengan jarak tempuh kurang lebih satu jam perjalanan.. Sedangkan jarak ibu

kota kabupaten 45 KM dengan jarak tempuh kurang lebih dua jam perjalanan.

Sedangkan jarak ibu kota propinsi 98,2 KM dengan jarak tempuh kurang lebih 4

jam perjalanan. Sedangkan jarak ibu kota negara 80,0 KM dengan jarak tempuh

kurang lebih 2 jam perjalanan. Dan jarak dengan ibu kota kecamatan kurang lebih

6 KM. Semua lokasi di atas dapat ditempuh dengan sarana transportasi umum

maupun pribadi. Jika masyarakat menggunakan transportasi umum tentunya

tidaklah sulit, karena letak Desa Tugu Selatan secara geografis mempunyai

Page 4: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

28

aksesbilitas yang tinggi sehingga banyak sistem jaringan transportasi yang

tersedia untuk memudahkan menempuh tempat-tempat lain.

4.2 Demografi

Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa

dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri dari 9,828 jiwa penduduk

laki-laki dan 8,586 jiwa penduduk perempuan. Jika dilihat berdasarkan kepadatan

penduduk, pada tahun 2015, kepadatan penduduk Desa Tugu Selatan mencapai 92

jiwa per km.

Menurut kelompok umur, sebagian besar penduduk Desa Tugu Selatan

termasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 12.222 jiwa dan

selebihnya 5.115 jiwa berusia dibawah 15 tahun dan 1.000 jiwa berusia 65 tahun

ke atas. Sedangkan menurut perinciannya jumlah warga negara asing yang tinggal

di kabupaten Jepara terhitung 77 jiwa.

Jumlah warga negara asing yang berdomisili di Cisarua cukup banyak. Dan

jumlah terbanyak didominasi oleh warga kebangsaan Arab. Keberadaan warga

negara asing tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan

perekonomian di desa Tugu Selatan. Daya tarik wisata dan perekonomian,

membuat warga negara asing tertarik untuk membeli lahan yang kemudian

dijadikan tempat berbisnis. Warga negara asing asal Timur Tengah yang

membuka bisnis villa, restaurant, dan toko klontong biasanya mempekerjakan

masyarakat desa.

4.3 Pendidikan

Dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan di Desa Tugu Selatan masih

sangat kurang. Karena kebanyakan masyarakat Desa Tugu Selatan memiliki

tingkat pendidikan akhir yang tinggi yaitu SLTP sebanyak 675 Lebih jelasnya

lagi dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Page 5: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

29

Tabel 4.2

Tingkat Pendidikan Desa Tugu Selatan

No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 SD 379 2 SLTP 675 3 SLTA 160 4 Diploma D2 15 5 Diploma D3 7 6 Strata 1 25

Sumber: LkpjTgSel2015bysekretarisDesa, 2015

Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat Tugu Selatan, maka

pemerintah setempat menyediakan sarana pendidikan untuk menunjang

masyarakat mendapatkan pendidikan yang baik guna menciptakan SDM yang

berkualitas demi kemajuan desa tersebut. Adapun sarana pendidikan yang berada

di Desa Tugu Selatan bisa dilihat pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 4.3

Sarana Pendidikan Di Desa Tugu Selatan

NO Jenis Jumlah Jumlah Pengajar

1 Sekolah Dasar Negeri 5 72 2 MI 1 6 3 SLTP PGRI 1 33 4 Tsanawiyah 1 3 5 SMK Pariwisata 1 18 6 TK 3 10 7 PAUD 5 20

Jumlah 17 162 Sumber: LkpjTgSel2015bysekretarisDesa, 2015

Page 6: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

30

4.4 Agama

Dilihat dari banyaknya pemeluk agama masyarakat desa Tugu Selatan

mayoritas beragama Islam. Jumlahnya mencapai 18,306 jiwa, Kristen Protestan

sebanyak 103 jiwa, dan katolik sebanyak 5 jiwa.

Melihat banyaknya pemeluk agama Islam di Desa Tugu Selatan maka

pemerintah setempat menunjang dengan sarana dan prasarana peribadatan yakni

Mesjid Jami yang berjumlah 26 unit, dan Mushola yang berjumlah 52 unit. Selain

sarana dan prasana peribadatan, juga didukung oleh kelembagaan keagamaan

seperti Madrasah 3 unit, Majlis Ta’llim 35 unit. Sedangkan untuk sarana dan

prasana peribadatan umat Kristiani, Desa Tugu Selatan belum memilikinya. Umat

kristiani yang berada di Tugu Selatan beribadah di daerah Puncak yang jaraknya

tidak begitu jauh dari Tugu Selatan.

4.5 Ekonomi

Mata pencaharian penduduk Desa Tugu Selatan didominasi oleh

Wiraswasta/Pedagang, kemudian disusul oleh Pengusaha Kecil dan Menengah.

Lebih jauh tentang mata pencaharian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4

Mata Pencaharian Penduduk

NO Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Pegawai Negeri Sipil 483 2 TNI/POLRI 23 3 Wiraswasta/Pedagang 1.787 4 Buruh Tani 731 5 Pensiun PNS/TNI/POLRI 240 6 Pengusaha Kecil dan Menengah 1.133 7 Karyawan Perusahaan Swasta 640 8 Karyawan Perusahaan Pemerintah 1.152 9 Guru swasta 42

10 Pengrajin Industri Rumah Tangga 78 11 Perawat Swasta 128 12 Jumlah 6.737

Sumber: LkpjTgSel2015bysekretarisDesa, 2015

Page 7: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

31

4.6 Sosial Budaya

Masyarat desa Tugu Selatan tidak hanya didominasi oleh suku asli Jawa

Barat yaitu suku Sunda, melainkan banyak suku lain yang berada di desa Tugu

Selatan, diantaranya, Jawa, Madura, Betawi, Melayu, Minang dan Batak. Meski

berbeda ternyata budaya gotong royong di desa ini masih sangat kuat. Bisanya

masyarakat bergotong royong dalam melakukan kegiatan kebudayaan dalam

memperingati hari besar keagamaan.

4.7 Identifikasi Potensi Wilayah Desa Tugu Selatan

Potensi secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

mempunyai arti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk

dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya dan wilayah dalam hal ini

bermakna lingkungan daerah (Propinsi, Kabupaten, Kecamatan). Untuk keperluan

ini bisa dipilih wilayah tertentu, misalnya meliputi potensi wilayah Desa. Jadi

“potensi Desa mengandung arti kemampuan yang dimiliki Desa yang

memungkinkan untuk dikembangkan2 berikut merupakan gambar beberapa

potensi Desa Tugu Selatan.

Gambar 3 Argowisata Gunung Mas (Gantole/paralayang)

Sumber foto: Data Primer, 2017

2KBBI

Page 8: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

32

Kawasan Gunung Mas atau yang lebih dikenal sebagai bukit gantole

merupakan potensi desa yang dimanfaatkan warga sebagai kawasan wisata.

Sensasi “terbang” diatas kawasan hijau seperti pepohonan dan perkebunan teh

membuat bukit gantole memiliki daya tarik tersendiri. Kawasan ini selalu ramai

dipadati oleh wisatawan pada saat akhir pekan atau hari biasa. Jika wisatawan

ingin mencoba salah satu olahraga ekstrim ini, wisatawan harus membayar Rp.

350.000 untuk wisatawan lokal, dan Rp. 400.000 untuk wisatawan mancanegara.

Harga ini sudah termasuk untuk menyewa instruktur yang berpengalaman.

Dengan adanya wisata paralayang tentunya perekonomian desa bisa meningkat.

Selain bermain paralayang wisatawan yang berkunjung bisa menikmati

objek wisata lain yang berada di Gunung Mas. Salah satunya adalah perkebunan

teh. Perkebunan ini merupakan salah satu wisata yang memiliki daya tarik, oleh

karena itu perkebunan ini selalu ramai oleh pengunjung setiap harinya. Selain

perkebunan teh, pengunjung juga bisa melihat pabrik teh yang jaraknya tidak jauh

dari perkebunan teh. Pengunjung cukup membayar dengan Rp. 3000 sampai Rp.

5000 untuk bisa memasuki pabrik teh tersebut.

Gambar 4

Masjid ATTA’AWUN

Page 9: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

33

Sumber: Google, 2017

Salah satu potensi Desa Tugu Selatan adalah wisata religi di Masjid

ATTA’AWUN.Masjid ATTA’AWUN merupakan tempat peribadatan yang

memiliki arsitektur yang unik. mesjid ini selalu ramai oleh pengunjung yang ingin

sekedar beristirahat atau beribadah. Seiring berjalannya waktu mulai nampak

kepedulian pemerintah terhadap daya tarik masjid tersebut. Hal ini dapat dilihat

pada setiap acara besar keagamaan pemerintah ikut andil dalam acara. Dan

menjadikan masjid ATTA’AWUN sebagai wisata religi di Desa Tugu Selatan.

Gambar 5 Home Industri Yang Memproduksi Lampu-lampu Kaca

Sumber foto: Data Primer, 2017

Selain memiliki pemandangan yang menarik wisatawan, warga sekitar

juga memiliki home insdustri yang memproduksi lampu-lamu kaca Khas Timur

Tengah. Lampu-lampu unik yang tersusun oleh warna-warna yang menarik

menjadikan daya tarik Desa Tugu Sealatan untuk menarik konsumen. Selama

penulis melakukan penelitian, penulis banyak menemukan toko-toko yang

menjual lampu di sepanjang jalan Desa Tugu Selatan. Tidak hanya lampu,

masyarakat juga berinovasi dengan menjual berbagai bentuk kursi kayu dan

patung-patung berbagai macam bentuk. Pemanfaatan kreatifitas warga dalam

membuat lampu, kursi dan patung dapat membangun ekonomi kreatif di kalangan

Page 10: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

34

warga Desa Tugu Sealatan, dengan menciptakan peluang usaha kerajinan yang

dapat mengangkat potensi wilayah Desa Tugu Sealatan.

Usaha bisnis di Desa Tugu Selatan tidak hanya dikelola oleh warga setempat dan investor lokal, tetapi juga investor asing. Investor asing yang dimaksudkan adalah investor asing asal Timur Tengah yang membuka berbagai jenis usaha seperti Restaurant, toko kelontong yang menjual barang-barang kebutuhan wisatawan Timur Tengah seperti makanan hingga tiket pesawat. Selain itu para wisatawan juga membangun Villa untuk disewakan pada wisatawan lain jika mereka tidak berada di Indonesia. gambar di bawah ini merupakan beberapa usaha bisnis yang dimiliki WNA asal Timur Tengah yang berada di kawasan Desa Tugu Selatan.

Gambar 6

Restaurant Yang Menyediakan Makanan Khas Timur Tengah

Sumber foto: Data Primer, 2017

kawasan Cisarua selalu ramai dan diminati oleh wisatawan lokal maupun

mancanegara. Banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung dimulai dari

promosi mulut ke mulut, biasanya para wisatawan menceritakan pengalaman

mereka selama berlibur kepada teman-teman dan keluarganya di negeri asal

mereka. Mereka menceritakan bahwa kawasan Cisarua sangat hijau, asri, sejuk

dan karakteristik masyarakatnya yang sangat ramah. Biasanya calon wisatawan

akan sangat tertarik pada hal tersebut, mengingat hal-hal tersebut tidak mereka

temukan di negara asalnya. Promosi dari mulut ke mulut tersebut menjadikan

Page 11: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

35

jumlah wisatawan asal Timur Tengah terus meningkat setiap tahunnya.

Banyaknya jumlah wisatawan menjadikan kawasan Cisarua terus berkembang

dalam sektor pariwisata dan ekonomi. Melihat peluang bisnis yang ada, banyak

warga dan investor asing asal Timur Tengah yang bermitra untuk membangun

restaurant yang menyediakan makanan khusus Timur Tengah seperti nasi kebuli,

kambing guling. Contoh restaurant khas Timur Tengah yang berada di kawasan

Tugu Selatan bisa dilihat dalam gambar 5 seorang laki-laki hendak memasuki

resturant dengan menggunakan pakaian khas Timur Tengah Thawb (gamis pria

Arab) sebagai identitasnya.

Gambar 7

Villa yang sering Disewa Wisatawan di kawasan Desa Tugu Selatan Sumber: Data Primer, 2017

Selain restaurant, desa Tugu Selatan juga menyediakan villa mewah yang

menawarkan panorama indah yang akan memanjakan setiap wisatawan yang

berkunjung. Villa dengan konsep modern tradisional banyak berdiri di kawasan

eksklusif Tugu Selatan. Villa yang yang biasanya disewakan dengan harga 1 juta

per malam untuk wisatawan lokal, akan menjadi 4 kali lipat jika calon penyewa

adalah wisatawan asal Timur Tengah. Para pengurus villa, satpam dan koki

biasanya adalah warga sekitar yang dipekerjakan oleh pemilik villa yang

merupakan WNA asal Timur Tengah. Villa-villa tersebut akan ramai pada hari

Page 12: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

36

libur seperti akhir pekan dan hari libur keagamaan. Contoh dari salah satu villa

yang berdiri dikawasan Tugu Selatan bisa dilihat pada gambar 6.

4.8 Profil Aktor

1. Nama : Yogie Kashogi, A.md, Im., Sh.

Jabatan : Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian Kota Bogor

Jenis Kelamin : laki-laki

Beliau merupakan salah satu aktor yang sangat berperan dalam memberikan

informasi kepada penulis. Beliau sendiri bertugas sebagai penindak Warga Negara

Asing (WNA) yang kedapatan melanggar peraturan keimigrasian. Peneliti

memilih narasumber ini karena dirasa cocok dalam memberikan informasi terkait

penindakan terhadap orang asing yang berada di kawasan Bogor.

Fungsidarinarasumberinisebagaisalah satu informanutama untukmemperkuat data

yang penulisdapatdariaktor lainnya. Selama melakukan wawancara peneliti

banyak mendapatkan info terkait dengan pelanggran-pelanggran yang biasanya

dilakukan oleh WNA. Penindakannya pun beragam, ada yang izin tinggal

sementaranya dibekukan ada juga yang dideportasi dan tidak boleh lagi

melakukan kegiatan di Indonesia. Narasumber mengatakan pada penulis bahwa

pihak imigrasi selalu bekerja dengan cepat dan tegas dalam menindak pelanggalan

yang dilakukan agar kawasan yang banyak terdapat WNA tetap aman dan

nyaman.

2. Nama : Dadan Hermawan

Jabatan : Kepala Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban

Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polres Cisarua

Jenis Kelamin : laki-laki

Bapak Dadan merupakan salah satu aktor utama dalam penelitian ini. Beliau

bertugas sebagai kepala keamanan masyarakat Cisarua, bapak Dadan tidak hanya

Page 13: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

37

menjaga keamanan terhadap masyarakat sekitar namun juga pengawasan terhadap

Warga Negara Asing (WNA),yang berwisata ke kawasan Cisarua. Pengawasan

tersebut dilakukan guna menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat sekitar.

Peneliti memilih narasumber karena dirasa cocok dalam menjawab tujuan penulis

dalam melakukan penelitian, yakni peran aktor dalam kawin kontrak. Saat

melakukan wawancara dengan narasumber peneliti mendapat informasi terkait

dengan hal-hal yang sering terjadi di kawasan Cisarua yang berkaitan dengan

WNA mislanya, keributan, perkelahian dan juga prostitusi yang dilakukan oleh

WNA dengan penduduk lokal. Sebagai aparat kepolisian narasumber banyak

membantu peneliti terkait dengan upaya-upaya yang dilakukan dalam

pengawasan WNA yang menyalahi aturan. Salah satunya bekerja sama dengan

imigrasi apabila WNA kedapatan melakukan pelanggaran.

3. Nama : H. Afif Lukman

Jabatan : Kepala Desa

Jenis Kelamin : laki-laki

Bapak Afif merupakan Kepala Desa Tugu Selatan, beliau merupakan salah satu

aktor yang sangat penting dalam penelitian peneliti, peneliti memilih beliau

sebagai narasumber karena beliau sangat berkaitan dengan Desa Tugu Selatan,

beliau juga banyak mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi di Desa Tugu Selatan.

Dan upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.

Selama melakukan penelitian beliau banyak membantu dan bercerita kepada

peneliti dalam mendapatkan informasi terkait dengan kawin kontrak di desa Tugu

Selatan. Beliau banyak menceritakan, bagaimana awal mula kawin kontrak di

Cisarua dan cara beliau dalam mencegah semakin maraknya kawin kontrak yang

ada di desa setempat. H. Afif Lukman merupakan sosok yang terbuka dalam

menceritakan informasi kepada penulis terkait dengan kawin kontrak, beliau juga

menceritakan bahwa banyak WNA yang melanggar dan langsung ditindak tegas

oleh pihak yang berwajib.

Page 14: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

38

4. Nama : Iwan Sunarya

Jabatan : Kaur Ekonomi

Jenis Kelamin : laki-laki

Bapak Iwan selaku Kaur Ekonomi Desa Tugu selatan memberikan informasi

terkait kawin kontrak pada peneliti. Beliau menceritakan dan membantu peneliti

dalam menemukan narasumber yang dirasa cukup banyak mengetahui mengenai

praktik kawin kontrak. beliau sangat terbuka terhadap penulis saat melakukan

wawancara. Beliau tidak sungkan-sungkan menceritakan semua yang beliau

ketahui mengenai kawin kontrak.

5. Nama : Rina Herlina

Jabatan : Sekertaris Desa

Jenis Kelamin : Perempuan

Ibu Rina merupakan sekertaris desa yang juga memberikan informasi

kepada peneliti mengenai kawin kontrak. karena beliau berasal dari Cianjur beliau

memberitahu pada peneliti bahwa, banyak perempuan yang didatangkan dari

Cianjur untuk dijadikan isteri kontrak. Beliau juga menceritakan bagaimana

kondisi perempuan-perempuan yang terlibat dalam kawin kontrak yang pernah

beliau temui. Ibu dari satu orang putera ini terlihat sangat ramah saat peneliti

melakukan wawancara. Beliau berusaha menjawab semua pertanyaan yang

peneliti ajukan dengan lengkap dan sesuai dengan kondisi di lapangan.

6. Nama : Rusli Doelbari

Jabatan : Tokoh Masyarakat

Jenis Kelamin : laki-laki

Bapak Rusli adalah mantan Kepala Desa Tugu Selatan periode 2008-2013.

Beliau kini menjabat sebagai tokoh masyarakat. Dipilhnya beliau sebagai ketua

tokoh masyarakat karena dirasa cukup mengetahui segala permasalahan yang

Page 15: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

39

terjadi di Cisarua. Ayah dari tiga orang anak yang terdiri dari dua orang putera

dan satu orang puteri ini merupakan sosok ayah yang sangat hangat terhadap

anak-anaknya, hal ini terlihat saat peneliti melakukan wawancara di rumah beliau

salah satu anak beliau mengajak main dan beliau meminta izin kepada peneliti

untuk bermain sebentar lalu melanjutkan sesi wawancara dengan peneliti. Beliau

sangat terbuka dan juga sangat bersemangat dalam menceritakan permasalahan

kawin kontrak. beliau sangat kecewa saat mengetahui bahwa Desa Tugu Selatan

dikenal sebagai desa kawin kontak. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya pelaku

kawin kontrak bukanlah perempuan asli Desa Tugu Selatan, melainkan

perempuan-perempuan yang didatangkan dari desa sekitar ke Desa Tugu Selatan

untuk menjadi isteri kontrak WNA asal Timur Tengah. Penulis mendapatkan

banyak sekali informasi yang didapatdaribeliau. Informasi yang didapat

hampirmenjawabrumusanmasalahdalampenelitianini.

7. Nama: : Dede Waluya (Dewa)

Jabatan : Ketua RW 14 di desa Tugu Selatan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Bapak Dede Waluya atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sekitar adalah

Bp. Dewa, merupakan ketua RT 14 di desa Tugu Selatan. Mengapa peneliti

memutuskan pak Dewa ssebagai salah satu narasumber penelitian karena

rekomendari dari Ibu Rina Herlina selaku sekertaris desa. Beliau menyebutkan

bahwa RT yang beliau ketuai merupakan RT yang paling banyak memiliki pelaku

kawin kontrak. Wilayah RT tersebut terdapat banyak villa, dan rumah yang

dimiliki atau disewa oleh orang Timur Tengah untuk hidup bersama dengan

perempuan pelaku kawin kontrak. peneliti memiliki cukup banyak informasi

terkait dengan kawin kontrak di desa Tugu Selatan. Setelah peneliti bertemu

dengan Bp. Dewa dan melakukan wawancara peneliti banyak menemukan data-

data baru terkait dengan praktik kawin kontrak seperti tempat mereka menyewa

villa secara diam-diam di kawasan RT 14 dan bagaimana aksi para calo dalam

membawa pelaku perempuan ke lokasi yang sudah di tetapkan. Semua informasi

Page 16: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

40

tersebut peneliti dapatkan dari Bp. Dewa. Bp. Dewa merupakan sosok yang

terbuka dan hangat hal ini terlihat saat Bp. Dewa menyambut penulis di kantor

kepala desa. Bp. Dewa mengaku bahwa beliau sangat resah dengan adanya praktik

ini. dan jumlah pelaku kawin kontrak yang tidak sedikit dan terselubung membuat

Bp. Dewa sulit untuk mengetahui keberadaannya. Ditambah lagi dengan usaha

calo dalam menyuburkan praktik ini membuat semakin sulitnya kawin kontrak

terdekteksi oleh masyarakat setempat.

8. Nama: : Bp. R

Pekerjaan : Tukang Ojeg

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Bp. R adalah warga asli Tugu Selatan Puncak yang tidak terlibat dalam praktik

kawin kontrak. Tetapi beliau mengetahui seluk beluk terkait praktik kawin

kontrak. beliau banyak menceritakan kepada penulis tentang praktik prostitusi

berkedok kawin kontrak ini. beliau menceritakan banyak tukang ojeg yang

menjadi penghulu dan penjaga villa tempat orang arab tinggal. Bp R befikir

dengan membantu dan memenuhi semua keinginan orang arab yang berwisata di

daerah Tugu Selatan sama dengan menyuburkan praktik kawin kontrak. menurut

peneliti Bp. R merupakan sosok yang bersahaja, hal tersebut dapat terlihat saat

peneliti melakukan wawancara dengan beliau. Meskipun beliau merasa canggung

dengan peneliti beliau tetap menjawab semua pertanyaan yang pnelitia ajukan.

Bp. R mengatakan pada peneliti bahwa rejeki yang beliau terima memang tidak

cukup, namun jika selalu merasa bersyukur semua rejeki yang telah diberi akan

menjadi berkah dalam keluarga. Bp. R memiliki seorang putra yang masih duduk

dibangku SMP dan seorang putri yang masih duduk dibangku SD. Dan isteri dari

Bp. R merupakan pedagang makanan ditempat wisata. Beliau tidak pernah merasa

kekurangan karena beliau mencari nafkah untuk keluarga dengan cara yang halal.

9. Nama: : Mr. Y

Page 17: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

41

Pekerjaan : Calo Kawin Kontrak (Tukang Ojeg)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Mr. X berprofesi sebagai tukang ojeg, di desa Tugu Selatan. Beliau

menceritakan bahwa hasil dari mengojeg tidaklah cukup, karena itu beliau

memutuskan untuk menjadi calo kawin kontrak. Hasil yang didapat, dalam satu

kali menjodohkan pelaku pria dan wanita sangatlah besar. Mr. Y mengatakan

hasil tersebut cukup untuk memenuhi kehidupan keluarga per satu bulan dan

belanja barang mewah. Mr. Y merupakan warga puncak yang tinggal di Desa

Tugu Selatan. Mr. Y mengaku bahwa pendapatan mengojeg di puncak tidak

begitu ramai karena itu Mr. Y memutuskan untuk mengojeg di daerah Tugu

Selatan yang merupakan desa wisata. Mr. Y mengaku penghasilan dari mengojeg

setiap harinya berkiasar antara Rp.100.000 hingga Rp.150.000 pada hari biasa dan

jumlahnya bisa meningkat 2 kali lipat saat akhir pekan. Awalnya Mr. Y tidak

ingin menjadi calo kawin kontrak karena ditawari jumlah yang besar oleh sesama

tukang ojeg di pangkalan akhirnya Mr. Y memutuskan untuk ikut praktik tersebut.

Mr. Y memiliki 1 orang putra yang masih duduk dibangku SD dan seorang isteri

yang bekerja sebagai penjual ubi cilembu di daerah puncak. Peneliti memutuskan

Mr. Y sebagai salah satu narasumber peneliti karena rekomendari dari Bp. R

yang berprofesi sebagai tukang ojeg yang kebetulan beliau adalah teman satu

pangkalan dari Mr. Y. Selama melakukan wawancara menurut peneliti Mr. Y

mempunyai gaya bicara yang caplas-ceplos dalam menganggapi pertanyaan

peneliti. Sesekali juga Mr. Y menggoda Mrs. I yang menjadikan gelak tawa dalam

sesi wawancara peneliti dengan narasumber. Mr. Y dikenal sebagai sosok yang

humoris dikalangan pelaku kawin kontrak. Hal ini peneliti ketahui saat Mrs. I

dengan sengaja memberitahu peneliti bahwa Mr. Y sangat jenaka dan juga sosok

yang enak saat diajak berbicara masalah keluarga.

Page 18: BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA TUGU ......4.2 Demografi Jumlah penduduk desa Tugu Selatan akhir tahun 2015 sebanyak 18,414 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5,039 KK , yang terdiri

42

10. Nama :Mrs. I

Pekerjaan :Pelaku Kawin Kontrak dan PSK

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Cianjur

Mrs. I merupakanpelakuperempuan, yang sudah2 kalimelakukan

kawinkontrak. Berasal dari keluarga yang memiliki ekonomi rendah, Mrs. I

memutuskan untuk melakukan kawin kontrak dengan WNA asal Timur Tengah

untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya. Dengan hanya memiliki ijazah SMP

saja Mrs. I mengaku merasa kesulitas dalam mencari pekerjaan. Mrs. I memiliki

tanggung jawab besar terhadap keluarga karena Mrs. I merupakan anak sulung

yang bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Umi

dan Abi (sebutan untuk ayah dan ibu dalam bahasa Sunda) Mrs. I hanya bekerja

serabutan dan hasil dari pekerjaan tersebut dirasa kurang dalam menopang

kebutuhan hidup sehari-hari. Karenaberasal dari Cianjur, yang jaraknya cukup

jauh dari desa Tugu Selatan akhirnya Mrs. I memutuskan untuk mengontrak

rumah bersama dengan teman-temannya yang berprofesi serupa. Jikatidakada

yang memintauntukkawinkontrak, Mrs. Imencaripenghasilandenganmenjadi PSK

di desa Tugu Selatan. Peneliti memilih Mrs. I sebagai narasumber karena Mrs. I

direkomendasikan oleh calo yang juga salah satu narasumber peneliti. Mrs. I

memiliki wajah yang cantik dengan bentuk tubuh yang ideal, menurut penulis

Mrs. I juga memiliki sifat yang mudah bergaul dengan orang lain. Hal tersebut

peneliti rasakan saat mewawancarai Mrs. I. Sifatnya yang terbuka dan murah

senyum membuat peneliti tidak merasa canggung saat melakukan wawancara.

Usia Mrs. I juga tidak terpaut terlalu jauh dengan peneliti, Mrs. I berusia 20 tahun

usia yang masih sangat belia untuk melakukan praktik kawin kontrak.