Upload
eldina-syahrina
View
30
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dretd
Citation preview
37
BAB IV
GEJALA KLINIS GANGGUAN PENDENGARAN
Gangguan pendengaran mungkin terjadi bertahap atau tiba-tiba. Gangguan
pendengaran mungkin sangat ringan, sehingga terjadi kesulitan kecil dalam
percakapan, atau sangat berat seperti kehilangan pendengaran total. Cepatnya
kehilangan pendengaran yang terjadi dapat memberikan petunjuk tentang
penyebabnya.20
1. Jika gangguan pendengaran terjadi mendadak, mungkin penyebabnya dari
trauma atau masalah dengan sirkulasi darah. Sebuah onset bertahap dapat
menandakan penyebab lain seperti penuaan atau tumor.
2. Jika terdapat masalah neurologis yang berhubungan, seperti tinnitus (telinga
berdenging) atau vertigo (sensasi berputar), mungkin menunjukkan adanya
masalah dengan saraf di telinga atau otak.
3. Gangguan pendengaran dapat terjadi unilateral atau bilateral. Kehilangan
pendengaran unilateral paling sering dikaitkan dengan penyebab konduktif,
trauma, dan neuromas akustik.
4. Nyeri pada telinga dikaitkan dengan infeksi telinga, trauma, dan obstruksi pada
kanal. Infeksi telinga juga dapat menyebabkan terjadinya demam.20
Gejala klinis gangguan pendengaran secara umum :
38
1. Ketidakmampuan untuk mendengar orang jelas dan sepenuhnya. Orang
mungkin tampak bergumam dan mereka yang mengalami gangguan pendengaran
mungkin tidak mendengar semua bagian dari percakapan. Misalnya, seseorang
dengan gangguan pendengaran mungkin kehilangan esensi dari alur cerita.
2. Sering permintaan pengulangan atau klarifikasi
3. Kecenderungan untuk perlu menatap orang-orang ketika mereka berbicara
dalam rangka untuk membuatnya lebih mudah untuk memahami apa yang mereka
katakan.
4. Menghindari situasi sosial karena kesulitan mengikuti pembicaraan di
lingkungan bising.
5. Kecenderungan untuk menggertak jika tidak mendengar seseorang karena takut
meminta mereka untuk mengulangi diri mereka sendiri
Gejala Klinis gangguan pendengaran konduktif
Tinitus, rasa penuh pada telinga, suara yang samar atau tidak ada,
membutuhkan segala sesuatu untuk diulang, penarikan dari kegiatan sosial, dan
depresi.
Gejala klinis gangguan pendengaran sensorineural
39
Tidak dapat mendengar nada tinggi (frekuensi gangguan pendengaran tinggi),
tidak dapat mengerti atau mendengar pidato, selalu menaikkan volume tv, selalu
membutuhkan percakapan yang diulang, sulit mendengar saat berada dalam
lingkungan yang bising mundur dari aktivitas sosial dan interaksi dengan orang
lain, depresi. tinnitus dan vertigo (pusing dan kehilangan keseimbangan). Pada
bayi dengan tuli kongenital, kegagalan untuk merespon suara, tidak terdengar
ocehan maupun suara lain dari bayi tersebut, suara terdengar lebih tenang, dan
kurang jelas. Suara huruf “s”, “f” dan “z” tidak dapat didengar,
Pada tuli saraf geriatri (presbikusis) keluhan utama berupa berkurangnya
pendengaran secara perlahan dan progresif, simteris pada kedua telinga, telinga
berdenging (tinnitus nada tinggi). Pasien dapat mendengar suara percakapan tetapi
sulit untuk memahaminya, terutama bila diucapkan dengan cepat ditempat dengan
latar belakang yang bising (cocktail party deafness). Bila intensitas suara
ditinggikan akan timbul rasa nyeri ditelinga, hal ini disebabkan oleh faktor
kelelahan saraf (rekruitment).17
Pada tuli mendadak tuli dapat bersifat sementara maupun menetap , dapat
unilateral atau bilateral dapat disertai dengan tinnitus dan vertigo. Pada infeksi
virus, timbulnya tuli mendadak biasanya unilateral kemungkinan ada gejala dan
tanda penyakit virus seperti parotis, varisela, variola, atau pada anamnesa baru
sembuh dari penyakit tersebut.17
Pada gangguan pendengaran akibat bising (noise induced hearing loss)
kurangnya pendengaran bisa disertai tinitus atau tidak, Bila sudah cukup berat
40
disertai keluhan sukar menangkap percakapan dengan kekerasan biasa dan bila
sudah lebih berat percakpan yng keraspun sukar dimengerti.17
Orang yang menderita tuli sensorineural koklea sangat terganggu oleh bising
latar belakang (background noise),sehingga bila orang tersebut berkomunikasi
ditempat yang ramai akan mendapat kesulitan mendengar dan mengerti
pembicaraan. Bila seseoranga yang tuli mngatakan lebbih mudah berkomunikasi
di tempat yang sunyi atau tenang , maka orang tersebut menderita tuli
sensorineural koklea.17