41
53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atas hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil dan pembahasan merupakan jawaban atas persoalan penelitian yang terdapat dalam bab satu. Pembahasan bab ini berkaitan dengan layanan perpustakaan sekolah di SMA N 1 Boja, strategi peningkatan mutu layanan, analisis SWOT dan pembahasannya. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Sekolah SMA 1 Boja SMA 1 Boja berdiri pada tahun 1985 tanggal 22 Nopember yang beralamatkan di jalan Raya Bebengan No. 203 D Boja, dengan kepala sekolah yang pertama Bpk Drs Mintono. Dengan SK Mendikbud RI No 0601/O/1985 dan NSS 30 4 03 24 07 015. SMA 1 Boja menempati lahan seluas 28.000 m 2 (2,8 Ha), dengan luas bangunan 6.510 m 2 serta status tanah HM dan sertifikat. SMA 1 Boja memiliki visi dan misi serta tujuan sebagai berikut: Visi: Terwujudnya SMA bertaraf internasional yang religius, berdaya saing global, berwawasan lingkungan dan berakar pada budaya bangsa. Misi: 1)Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2)Memperluas keterjangkauan pendidikan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN · 2018. 7. 25. · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atas hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil ... dengan luas bangunan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 53

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini diuraikan analisis atas hasil

    penelitian dan pembahasannya. Hasil dan pembahasan

    merupakan jawaban atas persoalan penelitian yang

    terdapat dalam bab satu. Pembahasan bab ini

    berkaitan dengan layanan perpustakaan sekolah di

    SMA N 1 Boja, strategi peningkatan mutu layanan,

    analisis SWOT dan pembahasannya.

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Profil Sekolah SMA 1 Boja

    SMA 1 Boja berdiri pada tahun 1985 tanggal 22

    Nopember yang beralamatkan di jalan Raya

    Bebengan No. 203 D Boja, dengan kepala sekolah yang

    pertama Bpk Drs Mintono. Dengan SK Mendikbud RI

    No 0601/O/1985 dan NSS 30 4 03 24 07 015. SMA 1

    Boja menempati lahan seluas 28.000 m2 (2,8 Ha),

    dengan luas bangunan 6.510 m2 serta status tanah HM

    dan sertifikat.

    SMA 1 Boja memiliki visi dan misi serta tujuan

    sebagai berikut:

    Visi: Terwujudnya SMA bertaraf internasional yang

    religius, berdaya saing global, berwawasan lingkungan

    dan berakar pada budaya bangsa.

    Misi: 1)Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan,

    2)Memperluas keterjangkauan pendidikan,

  • 54

    3)Meningkatkan kualitas dan relevansi layanan

    pendidikan, 4)Mewujudkan kesetaraan dalam

    memperoleh layanan pendidikan, 5)Menjamin kepastian

    memperoleh layanan pendidikan. Serta Tujuannya :1)

    Menjadikan SMA N 1 Boja menjadi salah satu SMA

    yang penuh prestasi dengan para siswa yang berbudi

    pekerti luhur serta siswa yang memikirkan lingkungan

    sekitar, 2) Membentuk guru dan karyawan menjadi

    manusia yang profesional dan berdedikasi tinggi

    terhadap pekerjaannya. Ini terbukti dengan sudah

    banyak guru yang bersertifikasi di SMA N 1 Boja,

    3)Mengembangkan kultur sekolah yang kondusif

    sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan,

    4)Membangun kerjasama dengan orang tua siswa dan

    masyarakat sebagai mitra sekolah dalam melaksanakan

    proses belajar mengajar, 5) Membangun kerjasama

    dengan perguruan tinggi,guna kelanjutan pendidikan

    para siswa.

    Saat ini SMAN1 Boja mempunyai guru sebanyak

    54 dan karyawan sebanyak 19, dengan jumlah

    keseluruhan 75 orang, serta siswa sebanyak 823 yang

    terbagi menjadi 3 jurusan yaitu: jurusan IPA, IPS dan

    Bahasa. SMA 1 Boja diampu dan dibimbing oleh

    tenaga-tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang

    berkompeten serta memiliki kualifikasi akademik

    sesuai dengan bidangnya masing-masing seperti

    lulusan Universitas Negeri Semarang (UNNES), Institut

    Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang,.

  • 55

    Jumlah semua tenaga pendidik dan tenaga

    kependidikan tetap 65, yaitu 54 orang tenaga pendidik

    PNS dan 11 orang tenaga pendidik Non PNS, 4 orang

    merupakan tenaga kependidikan (staf Tata Usaha) PNS

    dan 3 orang tenaga kependidikan non PNS dan

    karyawan, terdiri 2 satpam dan 7 tenaga bersih bersih.

    4.1.2. Mutu Layanan Perpustakaan

    Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui

    observasi di Perpustakaan SMA N 1 Boja Kabupaten

    Kendal peneliti memaparkan beberapa aspek yang

    mempengaruhi mutu layanan perpustakaan SMA N 1

    Boja yaitu: kualitas SDM pengelola perpustakaan, hal

    ini seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah,

    …Sumber daya manusia yang ada di perpustakaan SMA N 1 Boja masih kurang, belum mencukupi untuk melayani rombel 27 kelas serta kinerjanya perlu untuk ditingkatkan, namun saya percaya tidak lama lagi pasti aka terjadi perubahan. (wawancara dengan kepala sekolah

    Bpk Asari, 11 Desember 2014). Jumlah koleksi yang dipunyai perpustakaan SMA

    N 1 Boja, masih jauh dari harapan pengguna, seperti

    hasil wawancara berikut.

    ….Kami akui, koleksi yang ada diperpustakaan SMA N 1 Bojapun masih jauh dari harapan pengguna ini tentunya ada hubungannya dengan pendanaan yang diterima perpustakaan, dan kami bersama dengan pengelola perpustakaan berupaya dan bagian sarana prasarana akan berusaha untuk menambah koleksi sesuai dengan keinginan pengguna. (wawancara dengan kepala sekolah 11 Desember 2014)

  • 56

    kondisi perpustakaan di SMA N 1 Boja,

    ….untuk saat ini memang seperti inilah kondisinya,kalau untuk perbaikan ataupun merehab tentunya kami akan berkoordinasi dengan yang berwenang (kepala sekolah dan dinas) kami berharap walau kondisi seperti ini tidak akan mengurangi fungsi dari perpustakaan sendiri. (wawancara dengan Sarpras Bpk Teguh EM 8 Januari 2015)

    kualitas pengelolaan, kerjasama dengan pihak lain,

    pendanaan dari sekolah, sarana prasarana, serta

    keterlibatan warga sekolah,

    …karena koleksi, sarana prasarana belum sesuai dengan apa yang dibutuhkan pengguna/pemustaka jadi perpustakaan ini, untuk saat ini pengguna dating keperpustakaan kalau disuruh oleh guru untuk mencari referensi yang ada di perpustakaan atau mengerjakan tugas guru, semoga sesegera mungkin pengelolaan di perpustakaan ini akan lebih baik. Dan ini akan terjadi apabila semua yang ada di perpustakaan sudah sesuai kebutuhan para pemustaka. (wawancara dengan pustakawan SMA 1 Boja, Arena Hajarwati 22 Januari 2015).

    Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Pramesti

    Ranggasiwi siswa kelas XII BHS.

    …saya sebenarnya senang membaca berbgai buku fiksi, apalagi kami anak anak jurusan bhs yang memang harus banyak membaca buku buku fiksi untuk menambah referensi kami dalam membuat tugas, seperti membuat puisi, cerpen ataupun penulisan drama, saying sekali koleksi yang kami butuhkan di perpustakaan ini masih kurang serta sarana yang ada di sini masih kurang juga, jadi kami malas untuk dating ke perpustakaan (wawancara tgl 29 Januari 2015).

    Hal senada juga diungkapkan oleh Bpk Ibnu Setiawan salah

    satu guru di SMA N 1 Boja.

  • 57

    …kalau anak anak satu kelas pembelajaran di perpustakaan tidak akan cukup hanya akan membuat gaduh dan tidak kondusif, karena ruangannya kurang luas dan bercampur dengan buku buku yang masih dalam tahap pengerjaan. (wawancara tanggal 29 Januari 2015)

    Setelah melakukan observasi di lapangan peneliti

    hanya menganalisis 4 aspek yang bisa dijadikan

    strategi peningkatan mutu layanan perpustakaan SMA

    N 1 Boja di kabupaten Kendal. Kemudian keempat

    aspek tersebut diolah menggunakan teknik analisis

    SWOT yang dilakukan bersama Kepala Sekolah,

    Wakasek Sarpras, Guru dan pengelola perpustakaan

    melalui Focus Group Discussion (FGD), yang dapat

    diidentifikasi beberapa faktor-faktor kekuatan,

    kelemahan, peluang dan ancaman. Keempat aspek

    dalam penelitian tersebut adalah :

    4.1.2.1 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

    Aspek ini sangat dominan dalam menentukan

    mutu pelayanan perpustakaan. Berdasarkan matrik

    IFAS (Internal Factors Analysis Summary) aspek Sumber

    Daya Mansuia dapat dilihat dari analisa faktor

    kekuatan dan kelemahan hasil temuan wawancara

    serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat

    baik/outstanding) sampai 1 (sangat buruk/poor) dan

    pemberian bobot mulai 0,0 (tidak penting), kemudian

    mengalikan bobot dan skor dan hasilnya adalah total

    skor. Hasil dari perhitungan akhir pada fgd, yang

    disajikan pada lampiran 2.

  • 58

    Berdasarkan hasil analisis data matrik IFAS

    (Internal Factors Analysis Summary), didapat bahwa

    para pengguna perpustakaan SMA N 1 Boja

    memberikan bobot 0,5 dan skor 2 pada komponen

    pengelola perpustakaan berlatar belakang pendidikan

    ilmu perpustakaan kualitas sumber daya

    manusia/pengelola perpustakaan yang memadai.

    Sumber daya manusia adalah merupakan salah

    satu unsur utama dalam pencapaian keberhasilan

    pelayanan dan pengelolaan perpustakaan guna

    peningkatan manfaat perpustakaan. Oleh sebab itu

    SDM perpustakaan perlu dikembangkan dan

    ditingkatkan kemampuannya, yang hasilnya

    diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan

    kinerja perpustakaan. Kemudian Tingkat kedisiplinan

    yang tinggi diberi bobot 0,3 dan skor 3, faktor ini

    dianggap mampu meningkatkan kinerja yang tinggi

    serta mampu untuk mengembangkan perpustakaan di

    SMA N 1 Boja. Sedangkan faktor Pengelola memiliki

    kesabaran untuk membimbing pengguna perpustakaan

    diberi bobot 0,2 dan skor 4 karena apabila tenaga

    perpustakaan mau dan sudi membimbing pengguna

    tentunya pengguna akan merasa senang datang di

    perpustakaan karena merasa diperhatikan. Kondisi

    seperti ini harus dipertahankan apabila perpustakaan

    tidak ingin kehilangan pengguna.

  • 59

    Faktor kelemahannya yaitu kurangnya tenaga

    yang mengelola perpustakaan walaupun

    tenga/pengelola perpustakaan berlatar belakang

    disiplin ilmu perpustakaan tetapi di perpustakaan

    hanya terdapat satu orang tenaga perpustakaan tentu

    saja ini akan menyulitkan perpustakaan untuk bisa

    melayani pengguna perpustakaan secara prima dan

    berkualitas. Satu tenaga perpustakaan sangat sulit

    untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada di

    perpustakaan dari pelayanan peminjaman dan

    pengembalian, pengolahan, pengadaan dalam waktu

    yang bersamaan, komponen ini diberi skor dan bobot

    tertinggi oleh para pengguna perpustakaan yaitu 0,4

    dan 3 sebab faktor inilah yang menyebabkan pengguna

    perpustakaan malas datang ke perpustakaan karena

    dirasa pelayanan tidak maksimal.

    Kemudian faktor Pengelola masih enggan

    mengerjakan administrasi perpustakaan mendapatkan

    bobot 0,3 dan skor 3 contohnya, buku inventaris

    perpustakaan kurang lengkap dan kurang teratur,

    administrasi keuangan juga kurang rapi. Komponen

    kelemahan yang ketiga adalah Pengelola perpustakaan

    dalam melaksanakan layanan tanpa panduan

    perpustakaan pengelola melaksanakan layanan hanya

    berdasarkan kebiasaan yang sudah ada sejak lama

    tanpa berdasarkan panduan baik dari perpustakaan

    sekolah sendiri maupun berdasarkan panduan

  • 60

    perpustakaan nasional, maka komponen ini diberi

    bobot 0,3 dan skornya 3.

    Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)

    aspek kualitas SDM dilihat dari hasil analisis faktor

    peluang dan ancaman serta pemberian skor dan bobot

    hingga perhitungan akhir, yang disajikan dalam

    lampiran 3. Menyebutkan bahwa pelatihan khusus

    untuk pengelola perpustakaan guna pengembangan

    keahlian mengelola perpustakaan dinilai penting

    karena seorang pengelola perpustakaan harus terus

    meningkatkan kemampuannya untuk dapat

    mengembangkan perpustakaan. Faktor ini diberi bobot

    0,3 dan skor 3. Kemudian faktor pengelola

    perpustakaan memanfaatkan pelatihan yang

    diselenggarakan Pemerintah Daerah ini dipakai

    kesempatan untuk menanyakan bagaimana mengatasi

    kesulitan dan kendala yang dihadapi perpustakaan

    dalam melaksanakan pelayanan kepada penggunanya,

    faktor ini dianggap utama dengan diberi bobot 0,4 dan

    4. Kemudian faktor kegiatan pelatihan yang dapat

    meningkatkan mutu layanan perpustakaan di SMA N 1

    Boja diberi bobot 0,3 dan skor 4.

    Ancaman terbesar berdasarkan matrik kualitas

    SDAM diatas adalah banyak pustakawan ditempatkan

    di sekolah lain setelah diterima jadi PNS ini akan

    sangat mengganggu perpustakaan, karena bila

    pustakawan pindah ketempat lain penggantinya akan

  • 61

    memerlukan waktu untuk melanjutkan pekerjaan yang

    ditinggalkan. dan faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4.

    Kemudian masih banyak perpustakaan sekolah yang

    tidak mempunyai pustakawan faktor ini diberi bobot

    0,2 dan 4. Faktor kendala yang lain adalah banyaknya

    koleksi di perpustakaan yang rusak karena tidak

    tertangani oleh pengelola perpustakaan. faktor ini

    diberi bobot 0,4 dan 3.

    4.1.2.2 Aspek Sarana dan Prasarana

    Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary)

    aspek sarana dan prasarana dapat dilihat dari analisa

    faktor kekuatan dan kelemahan hasil temuan

    wawancara serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat

    baik) sampai 1 (sangat buruk) dan pemberian bobot

    mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0

    (tidak penting), kemudian mengalikan bobot dan skor

    dan hasilnya adalah total skor. Hasil dari perhitungan

    akhir pada fgd, yang disajikan pada lampiran 4.

    Hasil penelitian faktor sarana prasarana

    menyebutkan bahwa memiliki fasilitas perpustakaan

    dalam keadaan baik, indah, menarik dan berfungsi

    faktor ini merupakan salah satu komponen kekuatan

    karena fasilitas perpustakaan yang baik akan membuat

    pengguna perpustakaan senang berkunjung dan

    menggunakan fasilitas yang tersedia sesuai dengan

    yang dibutuhkan, faktor ini mendapat bobot 0,5 dan

    skor 3. selain itu pengguna perpustakaan akan senang

  • 62

    menggunakan fasilitas yang memadai misalnya saja

    fasilitas untuk menggunakan buku buku referensi yang

    menarik tentu pengguna akan sangat senang membaca

    berlama lama diruang referensi karena bubunya sangat

    menarik, faktor ini diberi bobot 0,2 dan 3. Sedangkan

    faktor Siswa memiliki prestasi yang baik karena sarana

    sudah tersedia di perpustakaan mendapat bobot 0,3

    dan skor 2, tentu saja apapun materi pelajarannya

    sudah tersedia di perpustakaan dan ditambah dengan

    buku penunjang lainnya. Faktor faktor yang dianggap

    sebagai hal yang menjadi kelemahan perpustakaan

    SMA 1 Boja antara lain ruang perpustakaan yang

    kurang luas, sehingga membuat tidak nyaman

    pengguna bila mereka ingin belajar diperpustakaan,

    faktor ini mendapat bobot 0,3 dan skor 3, selain itu

    belum adanya upaya dari sekolah untuk merehab

    gedung perpustakaan agar menjadi lebih luas dan

    bangunannya lebih baik, faktor ini mendapat bobot dan

    skor 0,3 dan 4. Kemudian masih banyak siswa ataupun

    pengguna perpustakaan yang enggan datang

    keperpustakaan karena kurang nyaman,sarana yang

    ada diperpustakaan tidak berfungsi dengan baik faktor

    ini mendapat bobot dan skor 0,4 dan 3.

    Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis

    Summary) aspek sarana dan prasarana dapat dilihat

    dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta

  • 63

    pemberian skor dan bobot hingga perhitungan akhir

    yang disajikan dalam lampiran 5.

    Hasil dari aspek sarana prasarana menyebutkan

    bahwa sebagai peluang terbesar adalah fasilitas

    bantuan dari pemerintah ini akan sangat membantu

    sekali bagi kelengkapan sarana dan prasarana untuk

    perpustakaan sekolah, apa yang dibutuhkan

    perpustakaan tentunya pemerintah akan membantu

    sesuai dengan prosedur yang ada. faktor ini diberi

    bobot 0,3 dan skor 4. Kemudian faktor bekerja sama

    dengan mitra perpustakaan/penerbit ini diharapkan

    akan menjadi peluang yang yang baik untuk bisa

    memenuhi kebutuhan perpustakaan dan bermanfaat

    bagi para penggunanya, sedangkan pengguna tidak

    mempunyai banyak referensi buku, sehingga mereka

    akan mencari/datang ke perpustakaan untuk

    meminjam, faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 3

    Pada faktor faktor yang menjadi ancaman pada

    aspek sarana dan prasarana adalah fasilitas gedung

    perpustakaan kurang memadai, fasilitas gedung

    perpustakaan SMA N 1 Boja masih kurang luas dan

    lebar untuk sekolah yang terdiri dari 27 kelas. Faktor

    ini mendapat bobot dan skor 0,3 dan 4. Kemudian

    ancaman lainnya yaitu Belum bisa menjadi satu

    satunya pusat meminjam buku faktor ini mendapat

    bobot dan skor 0,3 dan 3. Faktor yang ketiga dari aspek

    sarana dan prasarana adalah faktor siswa lebih suka

  • 64

    bermain dari pada masuk keperpustakaan ini

    mendapat bobot 0,3 dan 3.

    4.1.2.3 Aspek Perencanaan

    Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary)

    aspek perencanaan dapat dilihat dari analisa faktor

    kekuatan dan kelemahan hasil temuan wawancara

    serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat baik) sampai

    1 (sangat buruk) dan pemberian bobot mulai dari 1,0

    (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting),

    kemudian mengalikan bobot dan skor dan hasilnya

    adalah total skor. Hasil dari perhitungan fgd. Hasil

    penelitian faktor ini dapat dilihat pad lampiran 6.

    Berdasarkan lampiran tersebut pada kolom kekuatan

    yaitu merencanakan peningkatan profesional pengelola

    perpustakaan hal ini diberi bobot 0,4 dan skor 3 oleh

    para pengguna perpustakaan. Kegiatan di

    perpustakaan direncanakan jauh hari faktor ini oleh

    para pengguna perpustakaan diberi bobot 0,2 dan skor

    3 kemudian tenaga ahli perpustakaan untuk

    pengembangan perpustakaan misalnya tenaga

    profesional dari perpustakaan daerah atau

    perpustakaan wilayah. Faktor ini diberi bobot dan skor

    0,2 dan 3.

    Faktor kelemahan pada aspek perencanaaan

    adalah pengelola perpustakaan sibuk dengan

    pelayanan sehingga rencana sering tidak berjalan

    lancar sehingga rencana tidak berjalan dengan lancar,

  • 65

    misalnya sibuk mengerjakan administrasi

    perpustakaan,sehingga faktor ini diberi bobot dan skor

    0,3 dan 3.Selain itu, Jam berkunjung ke perpustakaan

    hanya waktu istirahat sehingga pelayanan tidak

    optimal. Faktor ini diberi bobot dan skor 0,2 dan 4.

    Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis

    Summary) aspek perencanaan dapat dilihat dari hasil

    analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian

    bobot dan skor hingga perhitungan akhir yang

    disajikan dalam lampiran 7

    Pada faktor yang berupa peluang adalah banyak

    perpustakaan yang bersedia sebagai partner untuk

    perencanaan pengembangan program layanan ini tentu

    saja akan sangat membantu bagi perpustakaan karena

    bisa mengembangkan layananannya dengan bekerja

    sama dengan perpustakaan lain, misalnya

    perpustakaan keliling faktor ini oleh peserta fgd diberi

    bobot 0,2 dan 4. Kemudian faktor terdapat tim

    pembinaan perpustakaan dari kabupaten untuk

    program pengembangan perpustakaan dan ada

    pelatihan untuk meningkatkan pengelolaan

    perpustakaan di SMA N 1 Boja ole peserta , kedua

    faktor ini diberi bobot dan skor yang sama yaitu 0,4

    dan 3. Kemudian banyak pelatihan/pengembangan

    untuk pengelola perpustakaan, faktor ini diberi bobot

    dan skor 0,4 dan 3.

  • 66

    Pada faktor yang merupakan ancaman pada aspek

    perencanaa adalah pengelola perpustakaan enggan

    berkreatifitas untuk peningkatan mutu layanan aspek

    ini diberi bobot 0,4 dan skor 3. Kemudian perencanaan

    di perpustakaan tidak sejalan dengan sekolah faktor ini

    diberi bobot 0,3 dan skor 3, di perpustakaan SMA 1

    Boja pengelola perpustakaan kurang dalam menjalin

    kerja sama dengan guru untuk merencanakan

    pengembangan perpustakaan ini tentu akan sangat

    berpengaruh bagi perkembangan perpustakaan. Faktor

    ini diberi bobot dan skor 0,3 dan 3.

    4.1.2.4 Aspek Pendanaan

    Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis

    Summary) aspek pendanaan dapat dilihat dari hasil

    analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian

    skor bobot hingga perhitungan akhir yang disajikan

    dalam lampiran 8. Didapatkan bahwa sumber dana

    yang diterima perpustakaan pasti dan dapat digunakan

    sesuai dengan rencana faktor ini diberi bobot 0,4 dan

    diberi skor 4. Kemudian pendanaan dilaksanakan

    secara terperinci faktor ini diberi bobot dan skor 0,4

    dan 3. Kemudian penggunaan dana sesuai dengan

    perencanaan dan ini diberi bobot 0,2 dan skor 4.

    Faktor-faktor yang dianggap sebagai kelemahan

    dalam aspek pendanaan adalah anggaran tidak

    mencukupi untuk kebutuhan perpustakaan diberi

    bobot 0,4 dan skor 3, kemudian tidak semua dana

  • 67

    diadministrasikan dengan baik karena kurang tlitinya

    pengelola perpustakaan diberi bobot 0,3 dan skor3,

    sedangkan penyebab kelemahan yang lain adalah

    penyusunan administrasi/ laporan kurang rapi

    sehingga kadang menyulitkan pengelola sendiri, faktor

    ini diberi bobot 0,3 dan 3

    Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis

    Summary) aspek pendanaan dapat dilihat dari hasil

    analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian

    skor bobot hingga perhitungan akhir yang disajikan

    dalam lampiran 9.. Dimana faktor utama sebagai

    peluang adalah adanya dana bantuan dari pemerintah

    yang diberikan untuk menambah program program

    yang ada di perpustakaan. Faktor ini diberi bobot 0,4

    dan skor 4. Kemudian faktor kerja sama dengan

    penerbit diberi bobot 0,3 dan skor 4. Sedangkan faktor

    pengumpulan dana dari siswa ketik siswa lulus diberi

    bobot 0,3 dan skor 3.

    Pada faktor-faktor yang menjadi ancaman pada

    aspek pendanaan adalah anggaran dana tidak sesuai

    kebutuhan pada faktor ini diberi bobot 0,5 dan skor 3,

    kemudian pada faktor kerjasama dengan penerbit tidak

    berjalan lancar karena biasanya apa yang dibutuhka

    perpustakaan penerbit tidak bersedia menyediakan,

    pada faktor ini diberi bobot 0,2 dan 3. Sedangkan pada

    keperluan mendesak ketika anggaran terbatas misalnya

    jam perpustakaan rusak padahal tidak ada dana untuk

  • 68

    jam sehingga ini akan menjadi ancaman bagi

    pendanaan diperpustakaan, yang memang dana sangat

    terbatas, pada faktor ini diberi bobot 0,3 dan 3.

    Berdasarkan hasil analisa tersebut di atas,

    langkah selanjutnya melakukan rencana stratesis yang

    bisa menjawab hasil dari analisis tersebut, apakah

    hasilnya berada pada kuadran I, II, III atau IV Dari

    hasil yang dicapai melalui kuadran ini dapat

    diidentifikasikan kekuatan dan kelemahan pada faktor

    internal dan mengidentifikasikan peluang dan ancaman

    dalam lingkugna eksternal dari sekolah. Dalam

    penelitian manajemen strategi sebenarnya ada rencana

    strategi yang kemudian akan diimplementasikan

    hingga pada akhir dilakukan evaluasi hasil yang

    diperoleh. Namun penelitian ini hanya dilakukan

    sampai perencanaan strategi.

    Dengan adanya analisis tersebut, maka dapat

    ditarik suatu matrik swot untuk membandingkan

    antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

    yaitu sebagai berikut.

  • 69

    (-0,3,0.1)

    Peluang 4

    3

    2

    1

    Kelemahan Kekuatan -4 -3 -2 -1 1 2 3 4

    -1

    -2

    -3

    - 4

    Ancaman

    Gambar 4.1 Matrik SWOT Aspek SDM

    Pada aspek SDM berada pada kuadran 3 (WO)

    dimana situasi yang paling tidak menguntungkan.

    Dimana SDM yang dimiliki sekolah mempunyai

    kekuatan yang lemah yang ditimbulkan oleh

    lingkungan sekolah sendiri, Situasi ini membutuhkan

    strategi yang dapat meningkatkan atau mengarahkan

    kembali dengan melibatkan peluang yang ada yaitu

    memaksimalkan kinerja sumber daya manusia yang

    dimiliki sekolah, untuk menghadapi ancaman yang

    datangnya dari luar maupun dalam.

  • 70

    (-0,6,0.1)

    Peluang 4

    3

    2

    1

    Kelemahan Kekuatan -4 -3 -2 -1 1 2 3 4

    -1

    -2

    -3

    - 4

    Ancaman

    Gambar 4.2. Matrik SWOT Aspek Sarana Prasarana

    Pada gambar 4.2. di atas aspek sarana prasana

    berada pada kuadran 3 (WO) sama dengan aspek SDM

    tetapi situasi yang sangat tidak menguntungkan,

    dimana sarana prasana yang dimiliki sekolah

    mempunyai kekuatan yang sangat lemah (-0,6), Situasi

    ini membutuhkan strategi yang tepat untuk dapat

    meningkatkan mutu layanan perpustakaan dengan

    sarana prasana seadanya. Tetapi hal ini masih ada

    peluang yang ada lebih besar dalam menghadapi

    ancaman.

  • 71

    (-0,8,0.2)

    Peluang 4

    3

    2

    1

    Kelemahan Kekuatan -4 -3 -2 -1 1 2 3 4

    -1

    -2

    -3

    - 4

    Ancaman

    Gambar 4.3. Matrik SWOT Aspek Perencanaan

    Pada gambar 4.3. di atas aspek perencanaan

    berada di kuadran 3 (WO) dan dapat dikatakan aspek

    yang memprihatinkan karena dari aspek-aspek yang

    ada aspek ini mempunyai kekuatan yang sangat lemah

    (-0,8) walaupun peluang yang ada lebih besar dari pada

    aspek SDM dan sarana prasarana.

  • 72

    (1,2, 0,7)

    Peluang 4

    3

    2

    1

    Kelemahan Kekuatan -4 -3 -2 -1 1 2 3 4

    -1

    -2

    -3

    - 4

    Ancaman

    Gambar 4.4. Matrik SWOT Aspek Pendanaan

    Aspek pendanaan ini berada di kuadran 1(SO)

    strategi agresif, ini merupakan situasi yang

    menguntungkan sekolah dibandingkan ketiga aspek di

    atas, karena aspek pendanaan memiliki peluang dan

    kekuatan yang cukup besar. Strategi yang diterapkan

    dalam kondisi ini adalah adanya dukung pendanaan

    akibat kebijakan pertumbuhan yang agresif yang

    dipengaruhi oleh faktor ekternal (Pemerintah)). Situasi

    dapat dimanfaatkan untuk memperoleh peluang yang

    ditimbulkan dalam menghadapi ancaman yang ada

  • 73

    4.1.2.5 Sistem Pengelolaan Perpustakaan

    4.1.2.5.1 Perencanaan Program Perpustakaan

    Perencanaan perpustakaan perlu dilakukan guna

    meningkatkan ragam layanan perpustakaan. Adapun

    rencana ragam layanan yang akan dilakukan oleh

    SMAN 1 Boja berdasarkan hasil temuan dan penelitian

    dengan menggunakan analisis SWOT adalah sebagai

    berikut

    1. Mengikuti pelatihan bagi SDM perpustakaan bagi

    pusaktawan atau assisten pustakawan atau bahkan

    dapat melibat guru dan karyawan untuk menjadi

    pustakawan

    2. Mengadakan penataan ruangan Perpustakaan

    3. Penambahan, perbaikan peralatan pendukung

    perpustakaan

    4.1.2.5.2. Standar Pelayanan Minimal Perpustakaan

    Salah satu bentuk sistem pelayanan di

    Perpustakaan SMA N 1 Boja yang ditawarkan kepada

    segenap komponen sekolah, baik itu kepala sekolah,

    guru, karyawan maupun siswa adalah upaya

    pemberian kepuasan pelayanan dan harapan yang

    baik, mudah dan cepat

    Seperti halnya keberadaan layanan perpustakaan

    pada umumnya, keberadaan Layanan perpustakaan ini

    juga diharapkan selalu memperbaiki kualitas

    layanannya, fasilitas pendukung juga profesionalitas

    para pustakawannya, agar mampu melayani dan

    memenuhi semua kebutuhan pemustakanya. Hal ini

    dapat dilihat dari pemanfaatan koleksi dan pemenuhan

  • 74

    informasi yang tersedia di perpustakaan oleh

    pemustaka sesuai dengan kebutuhan informasi yang

    dicari pemustaka. Pemanfaatan koleksi penting bagi

    perpustakaan agar dapat mengukur keberhasilan

    perpustakaan dalam berperan memenuhi kebutuhan

    dan memberi kepuasan bagi pemustaka. Kepuasan

    pemustaka merupakan tolak ukur keberhasilan suatu

    perpustakaan. Kepuasan dapat diartikan sebagai

    sesuatu keadaan dalam diri seseorang atau sekelompok

    orang yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang

    dibutuhkan dan diinginkannya. Adapun bentuk

    layanan yang telah diterapkan perpustakaan yang ada

    pada SMA N 1 Boja berupa :

    1. Pendaftaran Anggota Perpustakaan

    2. Sirkulasi Bahan Pustaka (Peminjaman dan

    pengembalian)

    3. Pemanfaatan Koleksi buku/baca ditempat

    4.1.2.5.3. Standar Operasional Prosedur Layanan

    Perpustakaan

    1) Pendaftaran Anggota Perpustakaan

    Semua siswa terdaftar dan guru serta karyawan

    secara otomatis menjadi anggota perpustakaan sekolah

    SMA 1 Boja. Tetapi untuk dapat menggunakan

    sejumlah pelayanan yang disediakan seperti

    peminjaman buku dan penggunaan koleksi khusus

    diperlukan kartu tanda anggota (KTA).

    Setiap anggota berkewajiban untuk mematuhi tata

    tertib perpustakaan. Pelanggaran terhadap tata tertib

  • 75

    dapat dikenakan sanksi denda dan/atau sanksi

    administratif oleh pengelola perpustakaan.

    Tata tertib perpustakaan adalah sbb:

    1. Pengguna harus menitipkan tas, jaket dan yang

    sejenisnya pada tempat yang sudah disediakan

    sebelum memasuki perpustakaan.

    2. Hanya buku catatan yang dibenarkan untuk dibawa

    kedalam perpustakaan

    3. Pengguna harus berkelakuan baik dan berpakaian

    rapi selama berada di dalam perpustakaan.

    4. Selama didalam perpustakaan, pengguna dilarang:

    makan dan minum, mencoret, merobek atau

    merusak lembar bahan pustaka, memindahkan

    bahan pustaka dari rak ke rak lain, mencoret atau

    merusak perabotan, gaduh dan menimbulkan suara

    suara yang mengganggu orang atau pembaca lain,

    membuang sampah sembarangan.

    Adapun tata cara mendaftar untuk menjadi

    anggota adalah

    a. Mengisi surat pendaftaran menjadi anggota

    b. Menyerahkan foto ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar

    kepada petugas. Satu foto dipakai untuk

    pembuatan KTA dan satu lagi ditempel di buku

    registrasi/induk

    c. Petugas mencatat pendaftaran ke buku anggota

    beserta memberi nomor anggota

    d. Petugas membuat kartu anggota secara gratis tetapi

    bila kartu hilang dan akan membuat kembali harus

    membayar sebesar Rp 3000,-

  • 76

    2) Sirkulasi Bahan Pustaka (Peminjaman dan

    pengembalian)

    Ketentuan peminjaman koleksi bahan pustaka

    layanan perpustakaan adalah semua anggota

    perpustakaan yang telah tercatat dan mendapatkan

    nomor anggota dari petugas. Sedangkan ketentuan

    layanan pengembalian koleksi bahan pustaka adalah

    koleksi yang telah dipinjam dapat dikembalikan ke

    petugas sesuai tanggal pengembalian oleh peminjam

    maupun bukan peminjam

    Layanan ini berkaitan dengan peredaran bahan

    pustaka. Semua pengguna yang telah memiliki KTA

    berhak meminjam buku pustaka termasuk kategori

    untuk dipinjamkan. Sirkulasi ini melayani peminjaman,

    pengembalian dan perpanjangan koleksi. Proses

    pencatatan setiap transaksi peminjaman, pengembalian

    dan perpanjangan pinjaman hanya memerlukan waktu

    yang singkat.

    Adapun prosedur peminjaman adalah sebagai

    berikut :

    a. Menyerahkan buku yang akan dipinjam dan kartu

    anggota ke petugas layanan

    b. Petugas mengambil kartu buku, mencatat nomor

    anggota peminjam dan mencatat tanggal kembali

    c. Petugas menyerahkan buku yang akan dipinjam

    kepada peminjam

    d. Petugas meletakkan kartu anggota dan kartu buku

    di tempat yang disediakan

  • 77

    Sedangkan tata cara Pengembalian :

    a. Koleksi yang dipinjam diserahkan ke petugas

    layanan sirkulasi.

    b. Petugas memeriksa tanggal kembali dan nomor

    anggota

    c. Petugas mencari dan mengambil kartu anggota dan

    kartu buku dari jajaran kartu.

    d. Petugas memasukkan kartu buku pada buku yang

    telah dikembalikan kemudian meyerahkan kartu

    anggota ke peminjam.

    Waktu pelayaanan ini dilakukan 6 hari kerja dimuali

    hari Senin s.d Sabtu., dimana hari senin dibuka jam

    07.00-15.00, sedangkan hari selasa s.d sabtu 07.00-

    14.00, kecuali hari jumat 07.00-12.00. Selama libur

    semester perpustakaan ditutup.

    3) Pemanfaatan Koleksi buku/Baca ditempat

    Pengguna koleksi bahan pustaka adalah anggota

    perpustakaan. Tata cara peminjaman koleksi

    perpustakaan:

    a. Mengisi buku hadir

    b. Mencari koleksi yang dibutuhkan

    c. Koleksi hanya bisa dibaca di tempat / tidak bias

    dipinjam

    d. Koleksi referensi bisa di fotokopi dengan

    persetujuan petugas

    e. Pengguna ikut menjaga dan memelihara bahan

    pustaka dengan tidak mengotori, menyobek dan

    melipat lembaran.

  • 78

    f. Pengguna yang merusakkan atau menghilangkan

    bahan pustaka, wajib memperbaiki atau mengganti

    pustaka tersebut, sesuai dengan ketentuan.

    4.2. Pembahasan

    Perpustakaan yang ideal pada dasarnya adalah

    sebuah perpustakaan yang mampu memberdayakan

    seluruh komponen sekolah. Perpustakaan yang mampu

    melakukan revolusi minat baca pada semua unsur

    kemponen sekolah dan mampu mengubah karakter

    dari tidak suka membaca menjadi suka membaca,

    mengubah tuna informasi menjadi yang berliterasi atau

    faham informasi

    Analisis SWOT merupakan instrumen perencanaan

    strategi yang biasa dipergunakan pada dunia

    pendidikan, termasuk juga perpustakaan didalamnya.

    Dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan

    perpustakan, akan didapatkan peluang untuk

    mengatasi ancaman dan meminimalkan kelemahan.

    Dalam hal ini sekedar sebagai pandangan, untuk kasus

    perpustakaan sekolah

    Untuk mewujudkan hal tersebut perlu membuat

    suatu strategi dalam rangka peningkatan mutu layanan

    perpustakaan yang lebih baik, perpustakaan sesuai

    dengan keinginan sekolah. Adapun strategi yang telah

    dicanangkan di SMA 1 Boja adalah sebagai berikut :

    a. Kekuatan

    1) Kepemilikan koleksi yang banyak

    2) Sumber dananya pasti

    3) Pendanaan dilaksanakan secara terperinci

  • 79

    4) penggunaan dana sesuai dengan perencanaan

    b. Kelemahan

    1) Kualitas pelayanan belum optimal

    2) Anggaran perpustakaan kurang dari standar

    3) Rendahnya kemampuan berbahasa asing bagi

    pustakawan

    4) Rendahnya kemampuan menulis dan meneliti bagi

    pustakawan

    5) Respon pada kebutuhan user masih rendah

    6) Sarana dan prasarana yang terbatas.

    c. Tantangan

    1) Fasilitas gedung perpustakaan kurang memadai

    2) Belum bisa menjadi satu satunya pusat

    meminjam buku

    3) Pengelola perpustakaan enggan berkreatifitas

    untuk peningkatan mutu layanan

    4) Perencanaan di perpustakaan tidak sejalan

    dengan sekolah

    5) Kurangnya kerjasama dengan guru

    d. Peluang

    1) Terdapat pelatihan khusus untuk pengelola

    perpustakaan guna pengembangan keahlian

    mengelola perpustakaan

    2) Pengelola perpustakaan memanfaatkan pelatihan

    yang diselenggarakan Pemerintah Daerah

    3) Kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan

    mutu layanan perpustakaan di SMA N 1 Boja

    4) Dana bantuan dari pemerintah dan luar negeri

  • 80

    5) Pustakawan yang berpengalaman dan berijazah

    ilmu perpustakaan

    6) Kerja sama dengan perpustakaan lain, atau pusat

    sumber belajar

    7) Kepemilikan sistem otomasi perpustakaan secara

    online.

    4.2.1. Rencana Strategi Peningkatan Mutu Layanan

    Perpustakaan Sekolah di SMA N 1 Boja

    4.2.1. 1. Konsep dan Program Mutu Layanan

    Perpustakaan

    Konsep kualitas layanan dalam konteks

    perpustakaan dapat diartikan sebagai perbedaan

    antara persepsi dan harapan terhadap layanan

    perpustakaan. Kualitas layanan dinilai berdasar sudut

    pandang (persepsi) pengguna mengenai baik atau

    buruk, dapat diterima atau tidak dapat diterima.

    Apabila jasa layanan yang diterima atau dirasakan

    (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan

    (expected service), maka kualitas layanan dipersepsikan

    baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima

    melampaui harapan pengguna, maka kualitas layanan

    dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya ,

    jika pelayanan yang diterima lebih rendah dengan

    layanan yang diharapkan, maka kualitas layanan

    dipersepsikan buruk.

    Dengan demikian, baik tidaknya kualitas layanan

    tergantung pada kemampuan penyedia jasa layanan

    dalam memenuhi harapan pelanggan/pengguna secara

    konsisten. Adanya kesesuaian antara harapan dan

  • 81

    kenyataan yang diperoleh merupakan definisi

    sederhana dari kualitas. Mengingat perpustakaan

    adalah lembaga penyedia jasa, pustakawan dituntut

    untuk selalu dapat melakukan pelayanan prima bagi

    pemustakanya. Layanan prima (service excellence)

    tersebut diharapkan mampu memuaskan kebutuhan

    pemustaka secara proporsional dan mutu yang

    diharapkan sekolah sebagai lembaga yang

    melindunginya.

    Mutu perpustakaan pada hakikatnya memang

    tidak bisa dirumuskan secara mutlak, karena

    rumusannya akan tergantung pada seberapa luasnya

    perspektif yang hendak dijangkau dan siapa yang

    hendak merumuskannya. Namun mutu perpustakaan

    sering kali dirumuskan sebagai akhir dari sebuah

    pencapaian yang dilakukan melalui serangkaian proses,

    baik dalam kegiatan jangka pendek maupun jangka

    panjang. Bahkan dalam proses pencapaian tersebut

    melibatkan berbagai unsur lainnya secara internal dan

    eksternal.

    Serangkaian proses pencapaian mutu

    perpustakaan dapat dispesifikasikan dalam tiga hal,

    diantaranya: pertama, mutu input perpustakaan;

    meliputi kecakapan pustakawan, pengelola/kepala

    perpustakaan, staf layanan dan administrasi. Kedua,

    mutu proses dan konteks; proses pencapaian mutu

    perpustakaan melalui mutu layanan, mutu koleksi dan

    mutu efektif serta efisiensi dalam proses penelusuran

    sebuah informasi, serta dukungan lembaga dan

  • 82

    masyarakat. Ketiga, mutu outcome; layanan

    perpustakaan yang prima, memuaskan dan koleksi

    yang bermutu serta sangatmenunjang terhadap proses

    pembelajaran civitas akademikanya. Secara konsep,

    kesemua unsur tersebut saling berinteraksi dan

    ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya.

    Dengan demikian, maka sebagai langkah awal

    dalam meningkatkan mutu perpustakaan sekolah

    harus diupayakan suatu program agar tujuan-tujuan

    yang direncanakan dapat tercapai secara efektif dan

    efisien. Beberapa program dapat diaplikasikan yaitu:

    perencanaan strategis dengan pendekatan analisis

    SWOT, penerapan prinsip learning organization sebagai

    bentuk pembelajaran institusi sekaligus evaluasi

    menuju perubahan dan perbaikan, serta berorientasi

    kepada kepuasan dan kebutuhan pemustaka dengan

    mempersiapkan kualitas koleksi, kualitas SDM,

    kualitas layanan, komitmen petugas serta dukungan

    dana yang cukup. Adapaun program yang diterapkan

    adalah :

    1. Mengikuti pelatihan bagi SDM perpustakaan

    2. Mengadakan Penataan Ruangan Perpustakaan

    3. Mengadakan studi banding dengan Perpustakaan

    Lain

    4. Penambahan, perbaikan peralatan pendukung

    perpustakaan

  • 83

    4.2.1.2. Implementasi Program Layanan

    Perpustakaan di SMA N 1 Boja

    Perencanaan merupakan titik awal kegiatan

    perpustakaan sekolah dan harus disusun oleh

    perpustakaan. Perencanaan berguna untuk

    memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi

    kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan

    peluang. Dalam penyusunan perencanaan hendaknya

    tercakup apa yang akan di lakukan, bagaimana cara

    melaksanakannya, kapan pelaksanaannya dan siapa

    yang bertanggung jawab dan berapa anggaran yang

    diperlukan. Dengan demikian perencanaan itu

    merupakan langkah yang mendasar Sebagai langkah

    awal dalam perencanaan perpustakaan sekolah adalah

    penetapan Visi, Misi, Tujuan, identifikasi kekuatan dan

    kelemahan dan memahami peluang dan ancaman yang

    dapat dituangkan dalam anslsisi SWOT dalam

    peenlitian ini.

    Dalam menentukan wawasan kedepan yang

    didasarkan tersebut di atas, perpustakaan sekolah

    dapat mengimplikasikan dari program yang ada dengan

    perencananaan strategis maupun perencanaan

    operasional, sebagai upaya menghadapi tantangan

    masa depan serta peluang masa mendatang dengan

    persaingan berat. Adapun bentuk implikasi rencana

    dalam pelaksanaan tindakan terhadap peningkatan

    mutu layanan perpustakaan sekolah pada SMA N 1

    Boja adalah sebagai berikut :

  • 84

    1) Pelatihan Bagi SDM sekolah

    a. Memiliki tenaga berpendidikan serta bermotivasi

    tinggi

    b. Memaksimalkan peranan dari pustakan maupun

    assisten pustakawan

    c. Memberi pelatihan kepada pustakawan maupun

    asisiten pustakawan

    2) Mengadakan penataan ulang ruang perpustakaan

    a. Mengatur kondisi ruang dan lokasi perpustakaan

    di sekolah

    b. Melengkapi peralatan pendukung perpustakaan

    c. Mengelola buku-buku koleksi

    3) Penambahan, perbaikan peralatan pendukung

    perpustakaan yang didukung dengan dana yang ada

    a. Menyusun peralatan pendukung perpustakaan

    yang diperlukan

    b. Menyusun rencana anggaran dana yang

    dibutuhkan

    c. Mencari dukungan dana dari pemerintah atau

    instansi-instansi lain

    4.2.2. Tindak Lanjut Program Peningkatan

    Mutu Layanan Perpustakaan

    Di dalam program-program pengembangan

    perpustakaan di atas hendaknya dipandang sebagai

    bagian penting guna memenuhi berbagai tujuan yang

    berkaitan dengan hal berikut:

    1) literasi informasi untuk semua, dikembangkan dan

    diterima secara bertahap melalui sistem sekolah

  • 85

    2) ketersediaan sumber daya informasi bagi murid

    pada semua tingkat pendidikan

    3) membuka penyebaran informasi dan pengetahuan

    bagi semua kelompok murid sebagai pelaksanaan

    hak demokrasi dan asasi manusia

    Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan

    agar memiliki program yang dirancang secara khusus

    untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah.

    Program tersebut mungkin meliputi tujuan dan

    kegiatan yang berbeda-beda menurut konteksnya.

    Berdasarkan hasil penelitian yang di analisis

    dengan analisis SWOT di peroleh bahwa peluang

    terbanyak pada aspek Sumber Daya Manusia dalam

    meningkatkan pelayanan kepada seluruh anggota

    perpustakaan adalah dengan cara mengadakan

    pelatihan kepada pustakawan dalam rangka

    menghadapi ancaman yang berupa seringnya

    pustakawan yang keluar setelah diterima menjadi PNS

    sehingga tenaga pustakawan mengalami kekurangan.

    Adapun langkah yang diambil sekolah adalah dengan

    mengkoordinir komponen sekolah bekerjasama dengan

    tenaga perpustakaan merancang panduan kepelatihan

    bagi guru dan karyawan sekolah, kemudian berdiskusi

    dengan kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah

    serta berdiskusi dengan para pengguna utamanya

    siswa. Adapun langkah yang diambil sekolah adalah

    sebagai berikut :

    a. Koordinator dan pengelola perpustakaan

    merencanakan dan mengajukan anggaran,

  • 86

    sekurang kurangnya memuat pembiayaan untuk

    pembuatan program perpustakaan

    b. Koordinator perpustakaan bersama pengelola

    perpustakaan mempresentasikan rancangan

    program kepada kepala sekolah dan para wakil

    kepala sekolah

    c. Kepala sekolah mempelajari rencana program

    pengelolaan perpustakaan.

    d. Koordinator perpustakaan, pengelola perpustakaan

    merevisi apa yang kurang tepat.

    e. Koordinator perpustakaan membuat laporan sudah

    menyelesaikan pembuatan rencana program

    perpustakaan kepada kepala sekolah.

    f. Melihat kinerja pengelola perpustakaan dan

    perkembangan kedatangan pengguna .

    Dengan adanya pelatihan ini diharapkan adanya

    kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah, hal ini

    penting dalam memaksimalkan potensi layanan

    perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolah bekerja

    sama guna pencapaian hal berikut:

    1) Mengisi kekosongan pada perpustakaan bila SDM

    meninggalkan perpustakaan (keluar)

    2) Mengembangkan, melatih dan mengevaluasi

    pembelajaran murid lintas kurikulum

    3) Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan

    dan pengetahuan informasi murid

    4) Mengembangkan rancangan pelajaran

  • 87

    5) Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan

    proyek khusus di lingkungan pembelajaran yang

    lebih luas, termasuk di perpustakaan

    6) Mempersiapkan dan melaksanakan program

    membaca dan kegiatan budaya

    7) Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam

    kurikulum

    8) Menjelaskan kepada para orang tua murid

    mengenai pentingnya perpustakaan sekolah

    Sedangkan pada aspek sarana dan prasarana

    peluang terbesar dalam pelayanan perpustakan adalah

    ada pada pengadaan dan koleksi buku yang banyak

    tetapi tidak didukung dengan fasilitas ruang dan

    gedung yang memadai Hal ini mendorong SMA N 1 Boja

    untuk terus berupaya melengkapi dan memperbaiki

    dengan kemampuan dana yang ada, baik bantuan dari

    orang tua maupun pemerintah, tetapi terasa masih

    banyak yang belum terpenuhi dan terselesaikan dalam

    upaya memberikan pelayanan pendidikan yang

    maksimal dan yang lebih baik kepada peserta didik

    Adapun langkah jangka pendek yang akan diambil

    SMAN 1 Boja adalah dengan memaksimalkan keadaan

    ruang perpustakan dengan jalan penataan ulang

    ruangan perpustakaan, hal ini dilakukan agar para

    penggunakan perpustakaan tidak merasa bosan atau

    jenuh berada di perpustakaan. Dan langkah jangka

    panjang ada membentuk panitia khusus menangani

    bidang perpustakaan baik dari segi materiel,

    pembiayaan maupun pembangunan gedung yang selam

  • 88

    ini belum terlaksana. Mengingat letak bangunan yang

    tidak layak yaitu di belakang dan berada dekat toilet

    sekolah.

    Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitas

    ruang dan gedung perpustakaan sekolah, namun

    merupakan sesuatu yang bermanfaat dan membantu

    jika memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung

    perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru

    didisain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara

    paling efektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakan

    dalam proses perencanaan:

    a. Lokasi terpusat atau sentral.

    b. Akses dan kedekatan, dekat semua kawasan

    pengajaran

    c. Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan

    tersedia beberapa bagian yang bebas dari

    kebisingan dari luar

    d. Pencahayaan yang baik dan cukup, baik lewat

    jendela maupun lampu penerangan

    e. Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya

    pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang

    mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang

    baik sepanjang tahun di samping preservasi koleksi

    f. Disain yang sesuai guna memenuhi kebutuhan

    penderita cacad fisik

    g. Ukuran ruang yang cukup untuk penempatan

    koleksi buku, fiksi dan non-fiksi, buku sampul tebal

    maupun tipis, suratkabar dan majalah, sumber

    non-cetak serta

  • 89

    h. Penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca,

    komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga

    dan meja perpustakaan

    i. Fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman

    kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologi

    pada masa mendatang.

    Untuk aspek perencanaan peluang terbesar adalah

    banyaknya pelatihan-pelatihan yang dibina dari tingkat

    Kabupaten, tetapi ancaman terbesar adalah banyaknya

    karyawan yang enggan berkreatif untuk mengikuti

    pelatihan tersebut. Adapun langkah yang dilakukan

    dengan mengadakan studi banding dengan

    perpustakaan lain baik itu dengan

    penyuluhan/penataran diisi ceramah, tanya jawab dan

    contoh kasus, kemudian dilanjutkan pelatihan teknis

    pengelolaan perpustakaan sekolah, Disamping itu

    simulasi langsung di lapangan yang merupakan

    kegiatan memberikan contoh langsung pada

    pustakawan untuk menata ruang perpustakaan secara

    langsung, bagaimana cara menghadapi siswa,

    bagaimaan cara mengatur buku, mengadministrasikan

    buku dll.

    Untuk aspek pendanaan yang menjadi peluang

    terbesar adalah adanya dukungan dana dari

    pemerintah, tetapi yang menjadi ancaman adalah

    walaupun ada dukungan dana tetapi masih belum

    mencukup untuk melengkapi kebutuhan yang

    dibutuhkan sekolah.

  • 90

    Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi

    “momok” bagi sebagian pengelola perpustakaan dalam

    mengembangkan perpustakaannya. Untuk itu masalah

    pendanaan ini harus direncanakan sedini mungkin.

    Melalui sebuah ‘assesment’ terhadap koleksi dan

    tujuan pengembangan program-program, sebuah

    rencana pendanaan dapat dilakukan dan dikeluarkan

    dalam sebuah dokumen perencanaan bagi

    perpustakaan sekolah. Sebuah rencana pendanaan

    akan membantu kita dalam meyakinkan dewan sekolah

    atau pemilik sekolah untuk menyetujui dan juga

    sebagai bukti akuntabilitas dari program-program

    perpustakaan. Rencana pendanaan harus menjadi

    bagian ‘integral’ dari pendanaan rutin sekolah. Langkah

    selanjutnya apabila sudah disetujui, maka tugas dari

    pengelola perpustakaan untuk merancang dan

    mengawal penggunaan dana yang sudah diajukan. Hal

    ini harus dilakukan secara sistematis dan sesuai

    dengan prosedur yang sudah dirancang sebelumnya.

    Kegiatan pendanaan ini sangat erat hubungannya

    dengan sebuah kegiatan pengadaan. Pengadaan di

    perpustakaan dapat meliputi pengadaan koleksi,

    fasilitas, ruang, alat maupun lainnya

    Adapun sumber yang di program adalah pendanaan

    perpustakaan didasarkan pada prinsip kecukupan dan

    berkelanjutan yang bersumber dari:

    (a) anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau

    anggaran pendapatan dan belanja daerah;

    (b) sebagian anggaran pendidikan;

  • 91

    (c) sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;

    (d) kerja sama yang saling menguntungkan;

    (e) bantuan luar negeri yang tidak mengikat;

    (f) hasil usaha jasa perpustakaan, dan/atau;

    (g) sumber lain yang sah;

    dengan adanya dukunan pendanaan, maka pihak

    sekaloh melakukan langkah untuk memanfaatkan dana

    tersebut dalam rangka melengkapai sarana dan

    prasarana di sekolah, meningat perpustakaan sekolah

    mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi

    siswa masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan

    inilah, maka perpustakaan sekolah harus menyediakan

    akses ke semua peralatan baik elektronik, komputer on

    line maupun koleksi sumber daya buku yang sesuai

    minimal sepuluh buku per murid. Sekolah terkecil

    hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi

    perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok

    buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan

    latar belakang. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan

    terdiri dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan

    kurikulum.

    Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknya

    memiliki koleksi untuk keperluan hiburan seperti novel

    populer, musik, dolanan, komputer, kaset video, disk

    laser video, majalah dan poster. Materi semacam itu

    dipilih bekerja sama dengan murid agar koleksi

    perpustakaan mencerminkan minat dan budaya

    mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika.

  • 92

    Produk pengembangan perpustakaan yang berupa

    rencana program peningkatan mutu layanan

    perpustakaan sekolah yang disusun peneliti telah

    dilakukan validasi oleh 3 ahli yaitu: Prof.Dr.

    Slameto,M.Pd merupakan salah satu Guru Besar PPs

    Magister Manajemen Pendidikan UKSW, Dr. Bambang

    S. Sulasmono, M.Si, Dosen Magister Manajemen

    Pendidikan PPS UKSW Salatiga dan Drs Wagiyo, M.Pd.,

    Pengawas SMA Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal.

    Disamping itu produk berupa Rencana Strategi

    Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah ini

    juga mendapatkan tanggapan dari pihak sekolah yaitu

    oleh Asari S.pd, Kepala SMA N 1 Boja. Hasil validasi

    dapat dilihat pada table berikut.

    Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Produk Rencana Strategi Peningkatan

    Mutu Layanan Perpustakaan SMA N 1 Boja

    No Penyataan Validator Rata

    -rata 1 2 3 4

    1 Kesesuaian judul bab dengan isi materi dalam tiap bab

    2 Kejelasan isi bab

    3 Kejelasan kerangka isi

    4 Kesesuaian latar belakang

    5 Kejelasan maksud dan tujuan

    6 Kejelasan sasaran

    7 Kesesuaian dasar hukum

    8 Kejelasan penanggung jawab

    9 Kejelasan strategi layanan perpus

    10 Kejelasan program layanan

    Keterangan: 1,0 – 1,8: Sangat rendah (SR) 1,9 – 2,6: Rendah (R)

    2,7 – 3,4: Cukup (C) 3,5 – 4,2: Tinggi (T) 4,3 – 5,0: Sangat tinggi (ST)

  • 93

    Tabel 4.2 Revisi Dari Validator Tentang Rencana Strategi

    Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan SMA N 1 Boja

    Validator Saran dan Revisi

    Prof. Dr. Slameto,M.Pd.

    1. Panduan harus lebih jelas sehingga siapapun akan dapat melaksanakan

    2. Seksi-seksi dalam kepanitiaan disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan

    3. Instrumen layanan perpustakaan disertakan

    4. Penutup panduan setidaknya berisi memotivasi ulang pentingnya pelaksanaan panduan, hal-hal yang harus diperhatikan, apabila ada sesuatu apa yang harus dilakukan dan kalimat penutup

    Dr. Bambang Suteng Sulasmono,M.Si.

    1. Latar belakang tambahkan mengapa perlu panduan

    2. Pada tabel SOP pakai kata kerja

    Asari, Spd

    1. Secara umum sudah cukup baik 2. Masih banyak hal-hal yang bersifat

    umum, belum spesifik 3. Data keadaan perpustakaan SMAN 1

    Boja perlu ditampilkan dalam bentuk tabel untuk memudahkan pembaca

    Dari masukan atau saran-saran yang diberikan

    oleh validator, selanjutnya peneliti melakukan

    peninjauan ulang produk dalam bentuk panduan

    pelaksanaan untuk dilakukan perbaikan. Panduan

    yang sudah diperbaiki selanjutnya akan diujicobakan

    sehingga dapat diketahui apakah program-program

    yang terdapat di dalam panduan terbukti dapat

    meningkatkan mutu layanan perpustakaan di SMA

    Negeri 1 Boja.