Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan analisis atas hasil
penelitian dan pembahasannya. Hasil dan pembahasan
merupakan jawaban atas persoalan penelitian yang
terdapat dalam bab satu. Pembahasan bab ini
berkaitan dengan layanan perpustakaan sekolah di
SMA N 1 Boja, strategi peningkatan mutu layanan,
analisis SWOT dan pembahasannya.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Sekolah SMA 1 Boja
SMA 1 Boja berdiri pada tahun 1985 tanggal 22
Nopember yang beralamatkan di jalan Raya
Bebengan No. 203 D Boja, dengan kepala sekolah yang
pertama Bpk Drs Mintono. Dengan SK Mendikbud RI
No 0601/O/1985 dan NSS 30 4 03 24 07 015. SMA 1
Boja menempati lahan seluas 28.000 m2 (2,8 Ha),
dengan luas bangunan 6.510 m2 serta status tanah HM
dan sertifikat.
SMA 1 Boja memiliki visi dan misi serta tujuan
sebagai berikut:
Visi: Terwujudnya SMA bertaraf internasional yang
religius, berdaya saing global, berwawasan lingkungan
dan berakar pada budaya bangsa.
Misi: 1)Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan,
2)Memperluas keterjangkauan pendidikan,
54
3)Meningkatkan kualitas dan relevansi layanan
pendidikan, 4)Mewujudkan kesetaraan dalam
memperoleh layanan pendidikan, 5)Menjamin kepastian
memperoleh layanan pendidikan. Serta Tujuannya :1)
Menjadikan SMA N 1 Boja menjadi salah satu SMA
yang penuh prestasi dengan para siswa yang berbudi
pekerti luhur serta siswa yang memikirkan lingkungan
sekitar, 2) Membentuk guru dan karyawan menjadi
manusia yang profesional dan berdedikasi tinggi
terhadap pekerjaannya. Ini terbukti dengan sudah
banyak guru yang bersertifikasi di SMA N 1 Boja,
3)Mengembangkan kultur sekolah yang kondusif
sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan,
4)Membangun kerjasama dengan orang tua siswa dan
masyarakat sebagai mitra sekolah dalam melaksanakan
proses belajar mengajar, 5) Membangun kerjasama
dengan perguruan tinggi,guna kelanjutan pendidikan
para siswa.
Saat ini SMAN1 Boja mempunyai guru sebanyak
54 dan karyawan sebanyak 19, dengan jumlah
keseluruhan 75 orang, serta siswa sebanyak 823 yang
terbagi menjadi 3 jurusan yaitu: jurusan IPA, IPS dan
Bahasa. SMA 1 Boja diampu dan dibimbing oleh
tenaga-tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkompeten serta memiliki kualifikasi akademik
sesuai dengan bidangnya masing-masing seperti
lulusan Universitas Negeri Semarang (UNNES), Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang,.
55
Jumlah semua tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan tetap 65, yaitu 54 orang tenaga pendidik
PNS dan 11 orang tenaga pendidik Non PNS, 4 orang
merupakan tenaga kependidikan (staf Tata Usaha) PNS
dan 3 orang tenaga kependidikan non PNS dan
karyawan, terdiri 2 satpam dan 7 tenaga bersih bersih.
4.1.2. Mutu Layanan Perpustakaan
Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui
observasi di Perpustakaan SMA N 1 Boja Kabupaten
Kendal peneliti memaparkan beberapa aspek yang
mempengaruhi mutu layanan perpustakaan SMA N 1
Boja yaitu: kualitas SDM pengelola perpustakaan, hal
ini seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah,
…Sumber daya manusia yang ada di perpustakaan SMA N 1 Boja masih kurang, belum mencukupi untuk melayani rombel 27 kelas serta kinerjanya perlu untuk ditingkatkan, namun saya percaya tidak lama lagi pasti aka terjadi perubahan. (wawancara dengan kepala sekolah
Bpk Asari, 11 Desember 2014). Jumlah koleksi yang dipunyai perpustakaan SMA
N 1 Boja, masih jauh dari harapan pengguna, seperti
hasil wawancara berikut.
….Kami akui, koleksi yang ada diperpustakaan SMA N 1 Bojapun masih jauh dari harapan pengguna ini tentunya ada hubungannya dengan pendanaan yang diterima perpustakaan, dan kami bersama dengan pengelola perpustakaan berupaya dan bagian sarana prasarana akan berusaha untuk menambah koleksi sesuai dengan keinginan pengguna. (wawancara dengan kepala sekolah 11 Desember 2014)
56
kondisi perpustakaan di SMA N 1 Boja,
….untuk saat ini memang seperti inilah kondisinya,kalau untuk perbaikan ataupun merehab tentunya kami akan berkoordinasi dengan yang berwenang (kepala sekolah dan dinas) kami berharap walau kondisi seperti ini tidak akan mengurangi fungsi dari perpustakaan sendiri. (wawancara dengan Sarpras Bpk Teguh EM 8 Januari 2015)
kualitas pengelolaan, kerjasama dengan pihak lain,
pendanaan dari sekolah, sarana prasarana, serta
keterlibatan warga sekolah,
…karena koleksi, sarana prasarana belum sesuai dengan apa yang dibutuhkan pengguna/pemustaka jadi perpustakaan ini, untuk saat ini pengguna dating keperpustakaan kalau disuruh oleh guru untuk mencari referensi yang ada di perpustakaan atau mengerjakan tugas guru, semoga sesegera mungkin pengelolaan di perpustakaan ini akan lebih baik. Dan ini akan terjadi apabila semua yang ada di perpustakaan sudah sesuai kebutuhan para pemustaka. (wawancara dengan pustakawan SMA 1 Boja, Arena Hajarwati 22 Januari 2015).
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Pramesti
Ranggasiwi siswa kelas XII BHS.
…saya sebenarnya senang membaca berbgai buku fiksi, apalagi kami anak anak jurusan bhs yang memang harus banyak membaca buku buku fiksi untuk menambah referensi kami dalam membuat tugas, seperti membuat puisi, cerpen ataupun penulisan drama, saying sekali koleksi yang kami butuhkan di perpustakaan ini masih kurang serta sarana yang ada di sini masih kurang juga, jadi kami malas untuk dating ke perpustakaan (wawancara tgl 29 Januari 2015).
Hal senada juga diungkapkan oleh Bpk Ibnu Setiawan salah
satu guru di SMA N 1 Boja.
57
…kalau anak anak satu kelas pembelajaran di perpustakaan tidak akan cukup hanya akan membuat gaduh dan tidak kondusif, karena ruangannya kurang luas dan bercampur dengan buku buku yang masih dalam tahap pengerjaan. (wawancara tanggal 29 Januari 2015)
Setelah melakukan observasi di lapangan peneliti
hanya menganalisis 4 aspek yang bisa dijadikan
strategi peningkatan mutu layanan perpustakaan SMA
N 1 Boja di kabupaten Kendal. Kemudian keempat
aspek tersebut diolah menggunakan teknik analisis
SWOT yang dilakukan bersama Kepala Sekolah,
Wakasek Sarpras, Guru dan pengelola perpustakaan
melalui Focus Group Discussion (FGD), yang dapat
diidentifikasi beberapa faktor-faktor kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman. Keempat aspek
dalam penelitian tersebut adalah :
4.1.2.1 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Aspek ini sangat dominan dalam menentukan
mutu pelayanan perpustakaan. Berdasarkan matrik
IFAS (Internal Factors Analysis Summary) aspek Sumber
Daya Mansuia dapat dilihat dari analisa faktor
kekuatan dan kelemahan hasil temuan wawancara
serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat
baik/outstanding) sampai 1 (sangat buruk/poor) dan
pemberian bobot mulai 0,0 (tidak penting), kemudian
mengalikan bobot dan skor dan hasilnya adalah total
skor. Hasil dari perhitungan akhir pada fgd, yang
disajikan pada lampiran 2.
58
Berdasarkan hasil analisis data matrik IFAS
(Internal Factors Analysis Summary), didapat bahwa
para pengguna perpustakaan SMA N 1 Boja
memberikan bobot 0,5 dan skor 2 pada komponen
pengelola perpustakaan berlatar belakang pendidikan
ilmu perpustakaan kualitas sumber daya
manusia/pengelola perpustakaan yang memadai.
Sumber daya manusia adalah merupakan salah
satu unsur utama dalam pencapaian keberhasilan
pelayanan dan pengelolaan perpustakaan guna
peningkatan manfaat perpustakaan. Oleh sebab itu
SDM perpustakaan perlu dikembangkan dan
ditingkatkan kemampuannya, yang hasilnya
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan
kinerja perpustakaan. Kemudian Tingkat kedisiplinan
yang tinggi diberi bobot 0,3 dan skor 3, faktor ini
dianggap mampu meningkatkan kinerja yang tinggi
serta mampu untuk mengembangkan perpustakaan di
SMA N 1 Boja. Sedangkan faktor Pengelola memiliki
kesabaran untuk membimbing pengguna perpustakaan
diberi bobot 0,2 dan skor 4 karena apabila tenaga
perpustakaan mau dan sudi membimbing pengguna
tentunya pengguna akan merasa senang datang di
perpustakaan karena merasa diperhatikan. Kondisi
seperti ini harus dipertahankan apabila perpustakaan
tidak ingin kehilangan pengguna.
59
Faktor kelemahannya yaitu kurangnya tenaga
yang mengelola perpustakaan walaupun
tenga/pengelola perpustakaan berlatar belakang
disiplin ilmu perpustakaan tetapi di perpustakaan
hanya terdapat satu orang tenaga perpustakaan tentu
saja ini akan menyulitkan perpustakaan untuk bisa
melayani pengguna perpustakaan secara prima dan
berkualitas. Satu tenaga perpustakaan sangat sulit
untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada di
perpustakaan dari pelayanan peminjaman dan
pengembalian, pengolahan, pengadaan dalam waktu
yang bersamaan, komponen ini diberi skor dan bobot
tertinggi oleh para pengguna perpustakaan yaitu 0,4
dan 3 sebab faktor inilah yang menyebabkan pengguna
perpustakaan malas datang ke perpustakaan karena
dirasa pelayanan tidak maksimal.
Kemudian faktor Pengelola masih enggan
mengerjakan administrasi perpustakaan mendapatkan
bobot 0,3 dan skor 3 contohnya, buku inventaris
perpustakaan kurang lengkap dan kurang teratur,
administrasi keuangan juga kurang rapi. Komponen
kelemahan yang ketiga adalah Pengelola perpustakaan
dalam melaksanakan layanan tanpa panduan
perpustakaan pengelola melaksanakan layanan hanya
berdasarkan kebiasaan yang sudah ada sejak lama
tanpa berdasarkan panduan baik dari perpustakaan
sekolah sendiri maupun berdasarkan panduan
60
perpustakaan nasional, maka komponen ini diberi
bobot 0,3 dan skornya 3.
Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)
aspek kualitas SDM dilihat dari hasil analisis faktor
peluang dan ancaman serta pemberian skor dan bobot
hingga perhitungan akhir, yang disajikan dalam
lampiran 3. Menyebutkan bahwa pelatihan khusus
untuk pengelola perpustakaan guna pengembangan
keahlian mengelola perpustakaan dinilai penting
karena seorang pengelola perpustakaan harus terus
meningkatkan kemampuannya untuk dapat
mengembangkan perpustakaan. Faktor ini diberi bobot
0,3 dan skor 3. Kemudian faktor pengelola
perpustakaan memanfaatkan pelatihan yang
diselenggarakan Pemerintah Daerah ini dipakai
kesempatan untuk menanyakan bagaimana mengatasi
kesulitan dan kendala yang dihadapi perpustakaan
dalam melaksanakan pelayanan kepada penggunanya,
faktor ini dianggap utama dengan diberi bobot 0,4 dan
4. Kemudian faktor kegiatan pelatihan yang dapat
meningkatkan mutu layanan perpustakaan di SMA N 1
Boja diberi bobot 0,3 dan skor 4.
Ancaman terbesar berdasarkan matrik kualitas
SDAM diatas adalah banyak pustakawan ditempatkan
di sekolah lain setelah diterima jadi PNS ini akan
sangat mengganggu perpustakaan, karena bila
pustakawan pindah ketempat lain penggantinya akan
61
memerlukan waktu untuk melanjutkan pekerjaan yang
ditinggalkan. dan faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4.
Kemudian masih banyak perpustakaan sekolah yang
tidak mempunyai pustakawan faktor ini diberi bobot
0,2 dan 4. Faktor kendala yang lain adalah banyaknya
koleksi di perpustakaan yang rusak karena tidak
tertangani oleh pengelola perpustakaan. faktor ini
diberi bobot 0,4 dan 3.
4.1.2.2 Aspek Sarana dan Prasarana
Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
aspek sarana dan prasarana dapat dilihat dari analisa
faktor kekuatan dan kelemahan hasil temuan
wawancara serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat
baik) sampai 1 (sangat buruk) dan pemberian bobot
mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0
(tidak penting), kemudian mengalikan bobot dan skor
dan hasilnya adalah total skor. Hasil dari perhitungan
akhir pada fgd, yang disajikan pada lampiran 4.
Hasil penelitian faktor sarana prasarana
menyebutkan bahwa memiliki fasilitas perpustakaan
dalam keadaan baik, indah, menarik dan berfungsi
faktor ini merupakan salah satu komponen kekuatan
karena fasilitas perpustakaan yang baik akan membuat
pengguna perpustakaan senang berkunjung dan
menggunakan fasilitas yang tersedia sesuai dengan
yang dibutuhkan, faktor ini mendapat bobot 0,5 dan
skor 3. selain itu pengguna perpustakaan akan senang
62
menggunakan fasilitas yang memadai misalnya saja
fasilitas untuk menggunakan buku buku referensi yang
menarik tentu pengguna akan sangat senang membaca
berlama lama diruang referensi karena bubunya sangat
menarik, faktor ini diberi bobot 0,2 dan 3. Sedangkan
faktor Siswa memiliki prestasi yang baik karena sarana
sudah tersedia di perpustakaan mendapat bobot 0,3
dan skor 2, tentu saja apapun materi pelajarannya
sudah tersedia di perpustakaan dan ditambah dengan
buku penunjang lainnya. Faktor faktor yang dianggap
sebagai hal yang menjadi kelemahan perpustakaan
SMA 1 Boja antara lain ruang perpustakaan yang
kurang luas, sehingga membuat tidak nyaman
pengguna bila mereka ingin belajar diperpustakaan,
faktor ini mendapat bobot 0,3 dan skor 3, selain itu
belum adanya upaya dari sekolah untuk merehab
gedung perpustakaan agar menjadi lebih luas dan
bangunannya lebih baik, faktor ini mendapat bobot dan
skor 0,3 dan 4. Kemudian masih banyak siswa ataupun
pengguna perpustakaan yang enggan datang
keperpustakaan karena kurang nyaman,sarana yang
ada diperpustakaan tidak berfungsi dengan baik faktor
ini mendapat bobot dan skor 0,4 dan 3.
Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis
Summary) aspek sarana dan prasarana dapat dilihat
dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta
63
pemberian skor dan bobot hingga perhitungan akhir
yang disajikan dalam lampiran 5.
Hasil dari aspek sarana prasarana menyebutkan
bahwa sebagai peluang terbesar adalah fasilitas
bantuan dari pemerintah ini akan sangat membantu
sekali bagi kelengkapan sarana dan prasarana untuk
perpustakaan sekolah, apa yang dibutuhkan
perpustakaan tentunya pemerintah akan membantu
sesuai dengan prosedur yang ada. faktor ini diberi
bobot 0,3 dan skor 4. Kemudian faktor bekerja sama
dengan mitra perpustakaan/penerbit ini diharapkan
akan menjadi peluang yang yang baik untuk bisa
memenuhi kebutuhan perpustakaan dan bermanfaat
bagi para penggunanya, sedangkan pengguna tidak
mempunyai banyak referensi buku, sehingga mereka
akan mencari/datang ke perpustakaan untuk
meminjam, faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 3
Pada faktor faktor yang menjadi ancaman pada
aspek sarana dan prasarana adalah fasilitas gedung
perpustakaan kurang memadai, fasilitas gedung
perpustakaan SMA N 1 Boja masih kurang luas dan
lebar untuk sekolah yang terdiri dari 27 kelas. Faktor
ini mendapat bobot dan skor 0,3 dan 4. Kemudian
ancaman lainnya yaitu Belum bisa menjadi satu
satunya pusat meminjam buku faktor ini mendapat
bobot dan skor 0,3 dan 3. Faktor yang ketiga dari aspek
sarana dan prasarana adalah faktor siswa lebih suka
64
bermain dari pada masuk keperpustakaan ini
mendapat bobot 0,3 dan 3.
4.1.2.3 Aspek Perencanaan
Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
aspek perencanaan dapat dilihat dari analisa faktor
kekuatan dan kelemahan hasil temuan wawancara
serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat baik) sampai
1 (sangat buruk) dan pemberian bobot mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting),
kemudian mengalikan bobot dan skor dan hasilnya
adalah total skor. Hasil dari perhitungan fgd. Hasil
penelitian faktor ini dapat dilihat pad lampiran 6.
Berdasarkan lampiran tersebut pada kolom kekuatan
yaitu merencanakan peningkatan profesional pengelola
perpustakaan hal ini diberi bobot 0,4 dan skor 3 oleh
para pengguna perpustakaan. Kegiatan di
perpustakaan direncanakan jauh hari faktor ini oleh
para pengguna perpustakaan diberi bobot 0,2 dan skor
3 kemudian tenaga ahli perpustakaan untuk
pengembangan perpustakaan misalnya tenaga
profesional dari perpustakaan daerah atau
perpustakaan wilayah. Faktor ini diberi bobot dan skor
0,2 dan 3.
Faktor kelemahan pada aspek perencanaaan
adalah pengelola perpustakaan sibuk dengan
pelayanan sehingga rencana sering tidak berjalan
lancar sehingga rencana tidak berjalan dengan lancar,
65
misalnya sibuk mengerjakan administrasi
perpustakaan,sehingga faktor ini diberi bobot dan skor
0,3 dan 3.Selain itu, Jam berkunjung ke perpustakaan
hanya waktu istirahat sehingga pelayanan tidak
optimal. Faktor ini diberi bobot dan skor 0,2 dan 4.
Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis
Summary) aspek perencanaan dapat dilihat dari hasil
analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian
bobot dan skor hingga perhitungan akhir yang
disajikan dalam lampiran 7
Pada faktor yang berupa peluang adalah banyak
perpustakaan yang bersedia sebagai partner untuk
perencanaan pengembangan program layanan ini tentu
saja akan sangat membantu bagi perpustakaan karena
bisa mengembangkan layananannya dengan bekerja
sama dengan perpustakaan lain, misalnya
perpustakaan keliling faktor ini oleh peserta fgd diberi
bobot 0,2 dan 4. Kemudian faktor terdapat tim
pembinaan perpustakaan dari kabupaten untuk
program pengembangan perpustakaan dan ada
pelatihan untuk meningkatkan pengelolaan
perpustakaan di SMA N 1 Boja ole peserta , kedua
faktor ini diberi bobot dan skor yang sama yaitu 0,4
dan 3. Kemudian banyak pelatihan/pengembangan
untuk pengelola perpustakaan, faktor ini diberi bobot
dan skor 0,4 dan 3.
66
Pada faktor yang merupakan ancaman pada aspek
perencanaa adalah pengelola perpustakaan enggan
berkreatifitas untuk peningkatan mutu layanan aspek
ini diberi bobot 0,4 dan skor 3. Kemudian perencanaan
di perpustakaan tidak sejalan dengan sekolah faktor ini
diberi bobot 0,3 dan skor 3, di perpustakaan SMA 1
Boja pengelola perpustakaan kurang dalam menjalin
kerja sama dengan guru untuk merencanakan
pengembangan perpustakaan ini tentu akan sangat
berpengaruh bagi perkembangan perpustakaan. Faktor
ini diberi bobot dan skor 0,3 dan 3.
4.1.2.4 Aspek Pendanaan
Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis
Summary) aspek pendanaan dapat dilihat dari hasil
analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian
skor bobot hingga perhitungan akhir yang disajikan
dalam lampiran 8. Didapatkan bahwa sumber dana
yang diterima perpustakaan pasti dan dapat digunakan
sesuai dengan rencana faktor ini diberi bobot 0,4 dan
diberi skor 4. Kemudian pendanaan dilaksanakan
secara terperinci faktor ini diberi bobot dan skor 0,4
dan 3. Kemudian penggunaan dana sesuai dengan
perencanaan dan ini diberi bobot 0,2 dan skor 4.
Faktor-faktor yang dianggap sebagai kelemahan
dalam aspek pendanaan adalah anggaran tidak
mencukupi untuk kebutuhan perpustakaan diberi
bobot 0,4 dan skor 3, kemudian tidak semua dana
67
diadministrasikan dengan baik karena kurang tlitinya
pengelola perpustakaan diberi bobot 0,3 dan skor3,
sedangkan penyebab kelemahan yang lain adalah
penyusunan administrasi/ laporan kurang rapi
sehingga kadang menyulitkan pengelola sendiri, faktor
ini diberi bobot 0,3 dan 3
Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis
Summary) aspek pendanaan dapat dilihat dari hasil
analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian
skor bobot hingga perhitungan akhir yang disajikan
dalam lampiran 9.. Dimana faktor utama sebagai
peluang adalah adanya dana bantuan dari pemerintah
yang diberikan untuk menambah program program
yang ada di perpustakaan. Faktor ini diberi bobot 0,4
dan skor 4. Kemudian faktor kerja sama dengan
penerbit diberi bobot 0,3 dan skor 4. Sedangkan faktor
pengumpulan dana dari siswa ketik siswa lulus diberi
bobot 0,3 dan skor 3.
Pada faktor-faktor yang menjadi ancaman pada
aspek pendanaan adalah anggaran dana tidak sesuai
kebutuhan pada faktor ini diberi bobot 0,5 dan skor 3,
kemudian pada faktor kerjasama dengan penerbit tidak
berjalan lancar karena biasanya apa yang dibutuhka
perpustakaan penerbit tidak bersedia menyediakan,
pada faktor ini diberi bobot 0,2 dan 3. Sedangkan pada
keperluan mendesak ketika anggaran terbatas misalnya
jam perpustakaan rusak padahal tidak ada dana untuk
68
jam sehingga ini akan menjadi ancaman bagi
pendanaan diperpustakaan, yang memang dana sangat
terbatas, pada faktor ini diberi bobot 0,3 dan 3.
Berdasarkan hasil analisa tersebut di atas,
langkah selanjutnya melakukan rencana stratesis yang
bisa menjawab hasil dari analisis tersebut, apakah
hasilnya berada pada kuadran I, II, III atau IV Dari
hasil yang dicapai melalui kuadran ini dapat
diidentifikasikan kekuatan dan kelemahan pada faktor
internal dan mengidentifikasikan peluang dan ancaman
dalam lingkugna eksternal dari sekolah. Dalam
penelitian manajemen strategi sebenarnya ada rencana
strategi yang kemudian akan diimplementasikan
hingga pada akhir dilakukan evaluasi hasil yang
diperoleh. Namun penelitian ini hanya dilakukan
sampai perencanaan strategi.
Dengan adanya analisis tersebut, maka dapat
ditarik suatu matrik swot untuk membandingkan
antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yaitu sebagai berikut.
69
(-0,3,0.1)
Peluang 4
3
2
1
Kelemahan Kekuatan -4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1
-2
-3
- 4
Ancaman
Gambar 4.1 Matrik SWOT Aspek SDM
Pada aspek SDM berada pada kuadran 3 (WO)
dimana situasi yang paling tidak menguntungkan.
Dimana SDM yang dimiliki sekolah mempunyai
kekuatan yang lemah yang ditimbulkan oleh
lingkungan sekolah sendiri, Situasi ini membutuhkan
strategi yang dapat meningkatkan atau mengarahkan
kembali dengan melibatkan peluang yang ada yaitu
memaksimalkan kinerja sumber daya manusia yang
dimiliki sekolah, untuk menghadapi ancaman yang
datangnya dari luar maupun dalam.
70
(-0,6,0.1)
Peluang 4
3
2
1
Kelemahan Kekuatan -4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1
-2
-3
- 4
Ancaman
Gambar 4.2. Matrik SWOT Aspek Sarana Prasarana
Pada gambar 4.2. di atas aspek sarana prasana
berada pada kuadran 3 (WO) sama dengan aspek SDM
tetapi situasi yang sangat tidak menguntungkan,
dimana sarana prasana yang dimiliki sekolah
mempunyai kekuatan yang sangat lemah (-0,6), Situasi
ini membutuhkan strategi yang tepat untuk dapat
meningkatkan mutu layanan perpustakaan dengan
sarana prasana seadanya. Tetapi hal ini masih ada
peluang yang ada lebih besar dalam menghadapi
ancaman.
71
(-0,8,0.2)
Peluang 4
3
2
1
Kelemahan Kekuatan -4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1
-2
-3
- 4
Ancaman
Gambar 4.3. Matrik SWOT Aspek Perencanaan
Pada gambar 4.3. di atas aspek perencanaan
berada di kuadran 3 (WO) dan dapat dikatakan aspek
yang memprihatinkan karena dari aspek-aspek yang
ada aspek ini mempunyai kekuatan yang sangat lemah
(-0,8) walaupun peluang yang ada lebih besar dari pada
aspek SDM dan sarana prasarana.
72
(1,2, 0,7)
Peluang 4
3
2
1
Kelemahan Kekuatan -4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1
-2
-3
- 4
Ancaman
Gambar 4.4. Matrik SWOT Aspek Pendanaan
Aspek pendanaan ini berada di kuadran 1(SO)
strategi agresif, ini merupakan situasi yang
menguntungkan sekolah dibandingkan ketiga aspek di
atas, karena aspek pendanaan memiliki peluang dan
kekuatan yang cukup besar. Strategi yang diterapkan
dalam kondisi ini adalah adanya dukung pendanaan
akibat kebijakan pertumbuhan yang agresif yang
dipengaruhi oleh faktor ekternal (Pemerintah)). Situasi
dapat dimanfaatkan untuk memperoleh peluang yang
ditimbulkan dalam menghadapi ancaman yang ada
73
4.1.2.5 Sistem Pengelolaan Perpustakaan
4.1.2.5.1 Perencanaan Program Perpustakaan
Perencanaan perpustakaan perlu dilakukan guna
meningkatkan ragam layanan perpustakaan. Adapun
rencana ragam layanan yang akan dilakukan oleh
SMAN 1 Boja berdasarkan hasil temuan dan penelitian
dengan menggunakan analisis SWOT adalah sebagai
berikut
1. Mengikuti pelatihan bagi SDM perpustakaan bagi
pusaktawan atau assisten pustakawan atau bahkan
dapat melibat guru dan karyawan untuk menjadi
pustakawan
2. Mengadakan penataan ruangan Perpustakaan
3. Penambahan, perbaikan peralatan pendukung
perpustakaan
4.1.2.5.2. Standar Pelayanan Minimal Perpustakaan
Salah satu bentuk sistem pelayanan di
Perpustakaan SMA N 1 Boja yang ditawarkan kepada
segenap komponen sekolah, baik itu kepala sekolah,
guru, karyawan maupun siswa adalah upaya
pemberian kepuasan pelayanan dan harapan yang
baik, mudah dan cepat
Seperti halnya keberadaan layanan perpustakaan
pada umumnya, keberadaan Layanan perpustakaan ini
juga diharapkan selalu memperbaiki kualitas
layanannya, fasilitas pendukung juga profesionalitas
para pustakawannya, agar mampu melayani dan
memenuhi semua kebutuhan pemustakanya. Hal ini
dapat dilihat dari pemanfaatan koleksi dan pemenuhan
74
informasi yang tersedia di perpustakaan oleh
pemustaka sesuai dengan kebutuhan informasi yang
dicari pemustaka. Pemanfaatan koleksi penting bagi
perpustakaan agar dapat mengukur keberhasilan
perpustakaan dalam berperan memenuhi kebutuhan
dan memberi kepuasan bagi pemustaka. Kepuasan
pemustaka merupakan tolak ukur keberhasilan suatu
perpustakaan. Kepuasan dapat diartikan sebagai
sesuatu keadaan dalam diri seseorang atau sekelompok
orang yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang
dibutuhkan dan diinginkannya. Adapun bentuk
layanan yang telah diterapkan perpustakaan yang ada
pada SMA N 1 Boja berupa :
1. Pendaftaran Anggota Perpustakaan
2. Sirkulasi Bahan Pustaka (Peminjaman dan
pengembalian)
3. Pemanfaatan Koleksi buku/baca ditempat
4.1.2.5.3. Standar Operasional Prosedur Layanan
Perpustakaan
1) Pendaftaran Anggota Perpustakaan
Semua siswa terdaftar dan guru serta karyawan
secara otomatis menjadi anggota perpustakaan sekolah
SMA 1 Boja. Tetapi untuk dapat menggunakan
sejumlah pelayanan yang disediakan seperti
peminjaman buku dan penggunaan koleksi khusus
diperlukan kartu tanda anggota (KTA).
Setiap anggota berkewajiban untuk mematuhi tata
tertib perpustakaan. Pelanggaran terhadap tata tertib
75
dapat dikenakan sanksi denda dan/atau sanksi
administratif oleh pengelola perpustakaan.
Tata tertib perpustakaan adalah sbb:
1. Pengguna harus menitipkan tas, jaket dan yang
sejenisnya pada tempat yang sudah disediakan
sebelum memasuki perpustakaan.
2. Hanya buku catatan yang dibenarkan untuk dibawa
kedalam perpustakaan
3. Pengguna harus berkelakuan baik dan berpakaian
rapi selama berada di dalam perpustakaan.
4. Selama didalam perpustakaan, pengguna dilarang:
makan dan minum, mencoret, merobek atau
merusak lembar bahan pustaka, memindahkan
bahan pustaka dari rak ke rak lain, mencoret atau
merusak perabotan, gaduh dan menimbulkan suara
suara yang mengganggu orang atau pembaca lain,
membuang sampah sembarangan.
Adapun tata cara mendaftar untuk menjadi
anggota adalah
a. Mengisi surat pendaftaran menjadi anggota
b. Menyerahkan foto ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar
kepada petugas. Satu foto dipakai untuk
pembuatan KTA dan satu lagi ditempel di buku
registrasi/induk
c. Petugas mencatat pendaftaran ke buku anggota
beserta memberi nomor anggota
d. Petugas membuat kartu anggota secara gratis tetapi
bila kartu hilang dan akan membuat kembali harus
membayar sebesar Rp 3000,-
76
2) Sirkulasi Bahan Pustaka (Peminjaman dan
pengembalian)
Ketentuan peminjaman koleksi bahan pustaka
layanan perpustakaan adalah semua anggota
perpustakaan yang telah tercatat dan mendapatkan
nomor anggota dari petugas. Sedangkan ketentuan
layanan pengembalian koleksi bahan pustaka adalah
koleksi yang telah dipinjam dapat dikembalikan ke
petugas sesuai tanggal pengembalian oleh peminjam
maupun bukan peminjam
Layanan ini berkaitan dengan peredaran bahan
pustaka. Semua pengguna yang telah memiliki KTA
berhak meminjam buku pustaka termasuk kategori
untuk dipinjamkan. Sirkulasi ini melayani peminjaman,
pengembalian dan perpanjangan koleksi. Proses
pencatatan setiap transaksi peminjaman, pengembalian
dan perpanjangan pinjaman hanya memerlukan waktu
yang singkat.
Adapun prosedur peminjaman adalah sebagai
berikut :
a. Menyerahkan buku yang akan dipinjam dan kartu
anggota ke petugas layanan
b. Petugas mengambil kartu buku, mencatat nomor
anggota peminjam dan mencatat tanggal kembali
c. Petugas menyerahkan buku yang akan dipinjam
kepada peminjam
d. Petugas meletakkan kartu anggota dan kartu buku
di tempat yang disediakan
77
Sedangkan tata cara Pengembalian :
a. Koleksi yang dipinjam diserahkan ke petugas
layanan sirkulasi.
b. Petugas memeriksa tanggal kembali dan nomor
anggota
c. Petugas mencari dan mengambil kartu anggota dan
kartu buku dari jajaran kartu.
d. Petugas memasukkan kartu buku pada buku yang
telah dikembalikan kemudian meyerahkan kartu
anggota ke peminjam.
Waktu pelayaanan ini dilakukan 6 hari kerja dimuali
hari Senin s.d Sabtu., dimana hari senin dibuka jam
07.00-15.00, sedangkan hari selasa s.d sabtu 07.00-
14.00, kecuali hari jumat 07.00-12.00. Selama libur
semester perpustakaan ditutup.
3) Pemanfaatan Koleksi buku/Baca ditempat
Pengguna koleksi bahan pustaka adalah anggota
perpustakaan. Tata cara peminjaman koleksi
perpustakaan:
a. Mengisi buku hadir
b. Mencari koleksi yang dibutuhkan
c. Koleksi hanya bisa dibaca di tempat / tidak bias
dipinjam
d. Koleksi referensi bisa di fotokopi dengan
persetujuan petugas
e. Pengguna ikut menjaga dan memelihara bahan
pustaka dengan tidak mengotori, menyobek dan
melipat lembaran.
78
f. Pengguna yang merusakkan atau menghilangkan
bahan pustaka, wajib memperbaiki atau mengganti
pustaka tersebut, sesuai dengan ketentuan.
4.2. Pembahasan
Perpustakaan yang ideal pada dasarnya adalah
sebuah perpustakaan yang mampu memberdayakan
seluruh komponen sekolah. Perpustakaan yang mampu
melakukan revolusi minat baca pada semua unsur
kemponen sekolah dan mampu mengubah karakter
dari tidak suka membaca menjadi suka membaca,
mengubah tuna informasi menjadi yang berliterasi atau
faham informasi
Analisis SWOT merupakan instrumen perencanaan
strategi yang biasa dipergunakan pada dunia
pendidikan, termasuk juga perpustakaan didalamnya.
Dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan
perpustakan, akan didapatkan peluang untuk
mengatasi ancaman dan meminimalkan kelemahan.
Dalam hal ini sekedar sebagai pandangan, untuk kasus
perpustakaan sekolah
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu membuat
suatu strategi dalam rangka peningkatan mutu layanan
perpustakaan yang lebih baik, perpustakaan sesuai
dengan keinginan sekolah. Adapun strategi yang telah
dicanangkan di SMA 1 Boja adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan
1) Kepemilikan koleksi yang banyak
2) Sumber dananya pasti
3) Pendanaan dilaksanakan secara terperinci
79
4) penggunaan dana sesuai dengan perencanaan
b. Kelemahan
1) Kualitas pelayanan belum optimal
2) Anggaran perpustakaan kurang dari standar
3) Rendahnya kemampuan berbahasa asing bagi
pustakawan
4) Rendahnya kemampuan menulis dan meneliti bagi
pustakawan
5) Respon pada kebutuhan user masih rendah
6) Sarana dan prasarana yang terbatas.
c. Tantangan
1) Fasilitas gedung perpustakaan kurang memadai
2) Belum bisa menjadi satu satunya pusat
meminjam buku
3) Pengelola perpustakaan enggan berkreatifitas
untuk peningkatan mutu layanan
4) Perencanaan di perpustakaan tidak sejalan
dengan sekolah
5) Kurangnya kerjasama dengan guru
d. Peluang
1) Terdapat pelatihan khusus untuk pengelola
perpustakaan guna pengembangan keahlian
mengelola perpustakaan
2) Pengelola perpustakaan memanfaatkan pelatihan
yang diselenggarakan Pemerintah Daerah
3) Kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan
mutu layanan perpustakaan di SMA N 1 Boja
4) Dana bantuan dari pemerintah dan luar negeri
80
5) Pustakawan yang berpengalaman dan berijazah
ilmu perpustakaan
6) Kerja sama dengan perpustakaan lain, atau pusat
sumber belajar
7) Kepemilikan sistem otomasi perpustakaan secara
online.
4.2.1. Rencana Strategi Peningkatan Mutu Layanan
Perpustakaan Sekolah di SMA N 1 Boja
4.2.1. 1. Konsep dan Program Mutu Layanan
Perpustakaan
Konsep kualitas layanan dalam konteks
perpustakaan dapat diartikan sebagai perbedaan
antara persepsi dan harapan terhadap layanan
perpustakaan. Kualitas layanan dinilai berdasar sudut
pandang (persepsi) pengguna mengenai baik atau
buruk, dapat diterima atau tidak dapat diterima.
Apabila jasa layanan yang diterima atau dirasakan
(perceived service) sesuai dengan yang diharapkan
(expected service), maka kualitas layanan dipersepsikan
baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima
melampaui harapan pengguna, maka kualitas layanan
dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya ,
jika pelayanan yang diterima lebih rendah dengan
layanan yang diharapkan, maka kualitas layanan
dipersepsikan buruk.
Dengan demikian, baik tidaknya kualitas layanan
tergantung pada kemampuan penyedia jasa layanan
dalam memenuhi harapan pelanggan/pengguna secara
konsisten. Adanya kesesuaian antara harapan dan
81
kenyataan yang diperoleh merupakan definisi
sederhana dari kualitas. Mengingat perpustakaan
adalah lembaga penyedia jasa, pustakawan dituntut
untuk selalu dapat melakukan pelayanan prima bagi
pemustakanya. Layanan prima (service excellence)
tersebut diharapkan mampu memuaskan kebutuhan
pemustaka secara proporsional dan mutu yang
diharapkan sekolah sebagai lembaga yang
melindunginya.
Mutu perpustakaan pada hakikatnya memang
tidak bisa dirumuskan secara mutlak, karena
rumusannya akan tergantung pada seberapa luasnya
perspektif yang hendak dijangkau dan siapa yang
hendak merumuskannya. Namun mutu perpustakaan
sering kali dirumuskan sebagai akhir dari sebuah
pencapaian yang dilakukan melalui serangkaian proses,
baik dalam kegiatan jangka pendek maupun jangka
panjang. Bahkan dalam proses pencapaian tersebut
melibatkan berbagai unsur lainnya secara internal dan
eksternal.
Serangkaian proses pencapaian mutu
perpustakaan dapat dispesifikasikan dalam tiga hal,
diantaranya: pertama, mutu input perpustakaan;
meliputi kecakapan pustakawan, pengelola/kepala
perpustakaan, staf layanan dan administrasi. Kedua,
mutu proses dan konteks; proses pencapaian mutu
perpustakaan melalui mutu layanan, mutu koleksi dan
mutu efektif serta efisiensi dalam proses penelusuran
sebuah informasi, serta dukungan lembaga dan
82
masyarakat. Ketiga, mutu outcome; layanan
perpustakaan yang prima, memuaskan dan koleksi
yang bermutu serta sangatmenunjang terhadap proses
pembelajaran civitas akademikanya. Secara konsep,
kesemua unsur tersebut saling berinteraksi dan
ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian, maka sebagai langkah awal
dalam meningkatkan mutu perpustakaan sekolah
harus diupayakan suatu program agar tujuan-tujuan
yang direncanakan dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Beberapa program dapat diaplikasikan yaitu:
perencanaan strategis dengan pendekatan analisis
SWOT, penerapan prinsip learning organization sebagai
bentuk pembelajaran institusi sekaligus evaluasi
menuju perubahan dan perbaikan, serta berorientasi
kepada kepuasan dan kebutuhan pemustaka dengan
mempersiapkan kualitas koleksi, kualitas SDM,
kualitas layanan, komitmen petugas serta dukungan
dana yang cukup. Adapaun program yang diterapkan
adalah :
1. Mengikuti pelatihan bagi SDM perpustakaan
2. Mengadakan Penataan Ruangan Perpustakaan
3. Mengadakan studi banding dengan Perpustakaan
Lain
4. Penambahan, perbaikan peralatan pendukung
perpustakaan
83
4.2.1.2. Implementasi Program Layanan
Perpustakaan di SMA N 1 Boja
Perencanaan merupakan titik awal kegiatan
perpustakaan sekolah dan harus disusun oleh
perpustakaan. Perencanaan berguna untuk
memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi
kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan
peluang. Dalam penyusunan perencanaan hendaknya
tercakup apa yang akan di lakukan, bagaimana cara
melaksanakannya, kapan pelaksanaannya dan siapa
yang bertanggung jawab dan berapa anggaran yang
diperlukan. Dengan demikian perencanaan itu
merupakan langkah yang mendasar Sebagai langkah
awal dalam perencanaan perpustakaan sekolah adalah
penetapan Visi, Misi, Tujuan, identifikasi kekuatan dan
kelemahan dan memahami peluang dan ancaman yang
dapat dituangkan dalam anslsisi SWOT dalam
peenlitian ini.
Dalam menentukan wawasan kedepan yang
didasarkan tersebut di atas, perpustakaan sekolah
dapat mengimplikasikan dari program yang ada dengan
perencananaan strategis maupun perencanaan
operasional, sebagai upaya menghadapi tantangan
masa depan serta peluang masa mendatang dengan
persaingan berat. Adapun bentuk implikasi rencana
dalam pelaksanaan tindakan terhadap peningkatan
mutu layanan perpustakaan sekolah pada SMA N 1
Boja adalah sebagai berikut :
84
1) Pelatihan Bagi SDM sekolah
a. Memiliki tenaga berpendidikan serta bermotivasi
tinggi
b. Memaksimalkan peranan dari pustakan maupun
assisten pustakawan
c. Memberi pelatihan kepada pustakawan maupun
asisiten pustakawan
2) Mengadakan penataan ulang ruang perpustakaan
a. Mengatur kondisi ruang dan lokasi perpustakaan
di sekolah
b. Melengkapi peralatan pendukung perpustakaan
c. Mengelola buku-buku koleksi
3) Penambahan, perbaikan peralatan pendukung
perpustakaan yang didukung dengan dana yang ada
a. Menyusun peralatan pendukung perpustakaan
yang diperlukan
b. Menyusun rencana anggaran dana yang
dibutuhkan
c. Mencari dukungan dana dari pemerintah atau
instansi-instansi lain
4.2.2. Tindak Lanjut Program Peningkatan
Mutu Layanan Perpustakaan
Di dalam program-program pengembangan
perpustakaan di atas hendaknya dipandang sebagai
bagian penting guna memenuhi berbagai tujuan yang
berkaitan dengan hal berikut:
1) literasi informasi untuk semua, dikembangkan dan
diterima secara bertahap melalui sistem sekolah
85
2) ketersediaan sumber daya informasi bagi murid
pada semua tingkat pendidikan
3) membuka penyebaran informasi dan pengetahuan
bagi semua kelompok murid sebagai pelaksanaan
hak demokrasi dan asasi manusia
Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan
agar memiliki program yang dirancang secara khusus
untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah.
Program tersebut mungkin meliputi tujuan dan
kegiatan yang berbeda-beda menurut konteksnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang di analisis
dengan analisis SWOT di peroleh bahwa peluang
terbanyak pada aspek Sumber Daya Manusia dalam
meningkatkan pelayanan kepada seluruh anggota
perpustakaan adalah dengan cara mengadakan
pelatihan kepada pustakawan dalam rangka
menghadapi ancaman yang berupa seringnya
pustakawan yang keluar setelah diterima menjadi PNS
sehingga tenaga pustakawan mengalami kekurangan.
Adapun langkah yang diambil sekolah adalah dengan
mengkoordinir komponen sekolah bekerjasama dengan
tenaga perpustakaan merancang panduan kepelatihan
bagi guru dan karyawan sekolah, kemudian berdiskusi
dengan kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah
serta berdiskusi dengan para pengguna utamanya
siswa. Adapun langkah yang diambil sekolah adalah
sebagai berikut :
a. Koordinator dan pengelola perpustakaan
merencanakan dan mengajukan anggaran,
86
sekurang kurangnya memuat pembiayaan untuk
pembuatan program perpustakaan
b. Koordinator perpustakaan bersama pengelola
perpustakaan mempresentasikan rancangan
program kepada kepala sekolah dan para wakil
kepala sekolah
c. Kepala sekolah mempelajari rencana program
pengelolaan perpustakaan.
d. Koordinator perpustakaan, pengelola perpustakaan
merevisi apa yang kurang tepat.
e. Koordinator perpustakaan membuat laporan sudah
menyelesaikan pembuatan rencana program
perpustakaan kepada kepala sekolah.
f. Melihat kinerja pengelola perpustakaan dan
perkembangan kedatangan pengguna .
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan adanya
kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah, hal ini
penting dalam memaksimalkan potensi layanan
perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolah bekerja
sama guna pencapaian hal berikut:
1) Mengisi kekosongan pada perpustakaan bila SDM
meninggalkan perpustakaan (keluar)
2) Mengembangkan, melatih dan mengevaluasi
pembelajaran murid lintas kurikulum
3) Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan
dan pengetahuan informasi murid
4) Mengembangkan rancangan pelajaran
87
5) Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan
proyek khusus di lingkungan pembelajaran yang
lebih luas, termasuk di perpustakaan
6) Mempersiapkan dan melaksanakan program
membaca dan kegiatan budaya
7) Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam
kurikulum
8) Menjelaskan kepada para orang tua murid
mengenai pentingnya perpustakaan sekolah
Sedangkan pada aspek sarana dan prasarana
peluang terbesar dalam pelayanan perpustakan adalah
ada pada pengadaan dan koleksi buku yang banyak
tetapi tidak didukung dengan fasilitas ruang dan
gedung yang memadai Hal ini mendorong SMA N 1 Boja
untuk terus berupaya melengkapi dan memperbaiki
dengan kemampuan dana yang ada, baik bantuan dari
orang tua maupun pemerintah, tetapi terasa masih
banyak yang belum terpenuhi dan terselesaikan dalam
upaya memberikan pelayanan pendidikan yang
maksimal dan yang lebih baik kepada peserta didik
Adapun langkah jangka pendek yang akan diambil
SMAN 1 Boja adalah dengan memaksimalkan keadaan
ruang perpustakan dengan jalan penataan ulang
ruangan perpustakaan, hal ini dilakukan agar para
penggunakan perpustakaan tidak merasa bosan atau
jenuh berada di perpustakaan. Dan langkah jangka
panjang ada membentuk panitia khusus menangani
bidang perpustakaan baik dari segi materiel,
pembiayaan maupun pembangunan gedung yang selam
88
ini belum terlaksana. Mengingat letak bangunan yang
tidak layak yaitu di belakang dan berada dekat toilet
sekolah.
Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitas
ruang dan gedung perpustakaan sekolah, namun
merupakan sesuatu yang bermanfaat dan membantu
jika memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung
perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru
didisain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara
paling efektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakan
dalam proses perencanaan:
a. Lokasi terpusat atau sentral.
b. Akses dan kedekatan, dekat semua kawasan
pengajaran
c. Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan
tersedia beberapa bagian yang bebas dari
kebisingan dari luar
d. Pencahayaan yang baik dan cukup, baik lewat
jendela maupun lampu penerangan
e. Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya
pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang
mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang
baik sepanjang tahun di samping preservasi koleksi
f. Disain yang sesuai guna memenuhi kebutuhan
penderita cacad fisik
g. Ukuran ruang yang cukup untuk penempatan
koleksi buku, fiksi dan non-fiksi, buku sampul tebal
maupun tipis, suratkabar dan majalah, sumber
non-cetak serta
89
h. Penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca,
komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga
dan meja perpustakaan
i. Fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman
kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologi
pada masa mendatang.
Untuk aspek perencanaan peluang terbesar adalah
banyaknya pelatihan-pelatihan yang dibina dari tingkat
Kabupaten, tetapi ancaman terbesar adalah banyaknya
karyawan yang enggan berkreatif untuk mengikuti
pelatihan tersebut. Adapun langkah yang dilakukan
dengan mengadakan studi banding dengan
perpustakaan lain baik itu dengan
penyuluhan/penataran diisi ceramah, tanya jawab dan
contoh kasus, kemudian dilanjutkan pelatihan teknis
pengelolaan perpustakaan sekolah, Disamping itu
simulasi langsung di lapangan yang merupakan
kegiatan memberikan contoh langsung pada
pustakawan untuk menata ruang perpustakaan secara
langsung, bagaimana cara menghadapi siswa,
bagaimaan cara mengatur buku, mengadministrasikan
buku dll.
Untuk aspek pendanaan yang menjadi peluang
terbesar adalah adanya dukungan dana dari
pemerintah, tetapi yang menjadi ancaman adalah
walaupun ada dukungan dana tetapi masih belum
mencukup untuk melengkapi kebutuhan yang
dibutuhkan sekolah.
90
Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi
“momok” bagi sebagian pengelola perpustakaan dalam
mengembangkan perpustakaannya. Untuk itu masalah
pendanaan ini harus direncanakan sedini mungkin.
Melalui sebuah ‘assesment’ terhadap koleksi dan
tujuan pengembangan program-program, sebuah
rencana pendanaan dapat dilakukan dan dikeluarkan
dalam sebuah dokumen perencanaan bagi
perpustakaan sekolah. Sebuah rencana pendanaan
akan membantu kita dalam meyakinkan dewan sekolah
atau pemilik sekolah untuk menyetujui dan juga
sebagai bukti akuntabilitas dari program-program
perpustakaan. Rencana pendanaan harus menjadi
bagian ‘integral’ dari pendanaan rutin sekolah. Langkah
selanjutnya apabila sudah disetujui, maka tugas dari
pengelola perpustakaan untuk merancang dan
mengawal penggunaan dana yang sudah diajukan. Hal
ini harus dilakukan secara sistematis dan sesuai
dengan prosedur yang sudah dirancang sebelumnya.
Kegiatan pendanaan ini sangat erat hubungannya
dengan sebuah kegiatan pengadaan. Pengadaan di
perpustakaan dapat meliputi pengadaan koleksi,
fasilitas, ruang, alat maupun lainnya
Adapun sumber yang di program adalah pendanaan
perpustakaan didasarkan pada prinsip kecukupan dan
berkelanjutan yang bersumber dari:
(a) anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah;
(b) sebagian anggaran pendidikan;
91
(c) sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;
(d) kerja sama yang saling menguntungkan;
(e) bantuan luar negeri yang tidak mengikat;
(f) hasil usaha jasa perpustakaan, dan/atau;
(g) sumber lain yang sah;
dengan adanya dukunan pendanaan, maka pihak
sekaloh melakukan langkah untuk memanfaatkan dana
tersebut dalam rangka melengkapai sarana dan
prasarana di sekolah, meningat perpustakaan sekolah
mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi
siswa masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan
inilah, maka perpustakaan sekolah harus menyediakan
akses ke semua peralatan baik elektronik, komputer on
line maupun koleksi sumber daya buku yang sesuai
minimal sepuluh buku per murid. Sekolah terkecil
hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi
perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok
buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan
latar belakang. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan
terdiri dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan
kurikulum.
Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknya
memiliki koleksi untuk keperluan hiburan seperti novel
populer, musik, dolanan, komputer, kaset video, disk
laser video, majalah dan poster. Materi semacam itu
dipilih bekerja sama dengan murid agar koleksi
perpustakaan mencerminkan minat dan budaya
mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika.
92
Produk pengembangan perpustakaan yang berupa
rencana program peningkatan mutu layanan
perpustakaan sekolah yang disusun peneliti telah
dilakukan validasi oleh 3 ahli yaitu: Prof.Dr.
Slameto,M.Pd merupakan salah satu Guru Besar PPs
Magister Manajemen Pendidikan UKSW, Dr. Bambang
S. Sulasmono, M.Si, Dosen Magister Manajemen
Pendidikan PPS UKSW Salatiga dan Drs Wagiyo, M.Pd.,
Pengawas SMA Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal.
Disamping itu produk berupa Rencana Strategi
Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah ini
juga mendapatkan tanggapan dari pihak sekolah yaitu
oleh Asari S.pd, Kepala SMA N 1 Boja. Hasil validasi
dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Produk Rencana Strategi Peningkatan
Mutu Layanan Perpustakaan SMA N 1 Boja
No Penyataan Validator Rata
-rata 1 2 3 4
1 Kesesuaian judul bab dengan isi materi dalam tiap bab
2 Kejelasan isi bab
3 Kejelasan kerangka isi
4 Kesesuaian latar belakang
5 Kejelasan maksud dan tujuan
6 Kejelasan sasaran
7 Kesesuaian dasar hukum
8 Kejelasan penanggung jawab
9 Kejelasan strategi layanan perpus
10 Kejelasan program layanan
Keterangan: 1,0 – 1,8: Sangat rendah (SR) 1,9 – 2,6: Rendah (R)
2,7 – 3,4: Cukup (C) 3,5 – 4,2: Tinggi (T) 4,3 – 5,0: Sangat tinggi (ST)
93
Tabel 4.2 Revisi Dari Validator Tentang Rencana Strategi
Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan SMA N 1 Boja
Validator Saran dan Revisi
Prof. Dr. Slameto,M.Pd.
1. Panduan harus lebih jelas sehingga siapapun akan dapat melaksanakan
2. Seksi-seksi dalam kepanitiaan disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
3. Instrumen layanan perpustakaan disertakan
4. Penutup panduan setidaknya berisi memotivasi ulang pentingnya pelaksanaan panduan, hal-hal yang harus diperhatikan, apabila ada sesuatu apa yang harus dilakukan dan kalimat penutup
Dr. Bambang Suteng Sulasmono,M.Si.
1. Latar belakang tambahkan mengapa perlu panduan
2. Pada tabel SOP pakai kata kerja
Asari, Spd
1. Secara umum sudah cukup baik 2. Masih banyak hal-hal yang bersifat
umum, belum spesifik 3. Data keadaan perpustakaan SMAN 1
Boja perlu ditampilkan dalam bentuk tabel untuk memudahkan pembaca
Dari masukan atau saran-saran yang diberikan
oleh validator, selanjutnya peneliti melakukan
peninjauan ulang produk dalam bentuk panduan
pelaksanaan untuk dilakukan perbaikan. Panduan
yang sudah diperbaiki selanjutnya akan diujicobakan
sehingga dapat diketahui apakah program-program
yang terdapat di dalam panduan terbukti dapat
meningkatkan mutu layanan perpustakaan di SMA
Negeri 1 Boja.