22
47 BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian atas karyawan PT Telkom di Kupang menghasilkan penemuan-penemuan meliputi karakteristik responden, deskripsi pengukuran variabel Motivasi Kerja, Stres Kerja, dan Kepuasan Kerja, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasannya. 4.1 Deskripsi Tempat Penelitian PT Telekomunikasi Divisi Regional V terdiri dari Wilayah Telekomunikasi (Witel) Jawa Timur, yang berpusat di Surabaya, Bali, yang berpusat di Denpasar, Nusa Tenggara Barat, berpusat di Mataram, dan Nusa Tenggara Timur, yang berpusat di Kupang. Wilayah Telekomunikasi dipimpin oleh General Manager yang disebut Kepala Wilayah Telekomunikasi (Kawitel).Di bawah Wilayah Telekomunikasi adalah Kantor Daerah Telekomunikasi (Kandatel) yang dipimpin oleh Kepala Kantor Daerah Telekomunikasi (Kakandatel). Kantor Daerah Telekomunikasi mengatasi para Supervisor Pelaksana yang tersebar di Wilayah Telekomunikasi. Wilayah Telekomunikasi Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa Supervisor Pelaksana, yaitu di Baa, Soe, Kefamenanu, Ende, Maumere, Lewoleba, Labuan Bajo, Bajawa, Ruteng, Larantuka, Waingapu, Waikabubak, Atambua, dan Seba.Di Kupang sendiri PT Telkom memiliki tiga unit kantor. Kantor Pusat Wilayah Telekomunikasi Nusa Tenggara Timur, terletak di Jalan W. J. Lalamentik, kota Kupang, berwenang dalam administrasi, teknis, kepegawaian, keuangan, logistik, dan lain-lain; Sentral Telepon Otomat (STO), terletak di Jalan Palapa, kota Kupang, berwenang menangani transmisi; dan Plasa, di Jalan Urip Sumoharjo, kota Kupang, berwenang dalam menangani niaga, kerjasama dengan pihak lain, dan lain-lain.

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

47

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Penelitian atas karyawan PT Telkom di Kupang menghasilkan

penemuan-penemuan meliputi karakteristik responden, deskripsi

pengukuran variabel Motivasi Kerja, Stres Kerja, dan Kepuasan Kerja,

hasil pengujian hipotesis, dan pembahasannya.

4.1 Deskripsi Tempat Penelitian

PT Telekomunikasi Divisi Regional V terdiri dari Wilayah

Telekomunikasi (Witel) Jawa Timur, yang berpusat di Surabaya, Bali,

yang berpusat di Denpasar, Nusa Tenggara Barat, berpusat di Mataram,

dan Nusa Tenggara Timur, yang berpusat di Kupang. Wilayah

Telekomunikasi dipimpin oleh General Manager yang disebut Kepala

Wilayah Telekomunikasi (Kawitel).Di bawah Wilayah Telekomunikasi

adalah Kantor Daerah Telekomunikasi (Kandatel) yang dipimpin oleh

Kepala Kantor Daerah Telekomunikasi (Kakandatel). Kantor Daerah

Telekomunikasi mengatasi para Supervisor Pelaksana yang tersebar di

Wilayah Telekomunikasi.

Wilayah Telekomunikasi Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa

Supervisor Pelaksana, yaitu di Baa, Soe, Kefamenanu, Ende, Maumere,

Lewoleba, Labuan Bajo, Bajawa, Ruteng, Larantuka, Waingapu,

Waikabubak, Atambua, dan Seba.Di Kupang sendiri PT Telkom memiliki

tiga unit kantor. Kantor Pusat Wilayah Telekomunikasi Nusa Tenggara

Timur, terletak di Jalan W. J. Lalamentik, kota Kupang, berwenang dalam

administrasi, teknis, kepegawaian, keuangan, logistik, dan lain-lain;

Sentral Telepon Otomat (STO), terletak di Jalan Palapa, kota Kupang,

berwenang menangani transmisi; dan Plasa, di Jalan Urip Sumoharjo, kota

Kupang, berwenang dalam menangani niaga, kerjasama dengan pihak lain,

dan lain-lain.

Page 2: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

48

AW (2015), salah satu manager di Wilayah Telekomunikasi Nusa

Tenggara Timur, dalam suatu pembicaraan singkat via telepon (1

September 2015, 08.00 WIB), mengatakan bahwa sejak tahun 1990-an PT

Telekomunikasi Indoenesia telah memasuki era komputerisasi, sehingga

segala pengendalian berpusat dari Kantor Pusat PT Telkom, yang

berlokasi di Bandung, Jawa Barat, sedangkan Wilayah Telekomunikasi di

berbagai Divisi Regional merupakan pelaksana.

4.2 Deskripsi Responden Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 54 80.6%

2 Perempuan 13 19.4%

Total 67 100%

Karyawan PT Telkom di Kupang terdiri atas 54 laki-laki dan 13

perempuan. Persentase jumlah karyawan jenis kelamin dapat dilihat pada

Tabel 4.1. Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui responden dalam penelitian ini

saat data diambil adalah sebanyak 67 orang, yang terbagi menjadi 54 laki-

laki dan 13 perempuan. Secara presentase laki-laki adalah 80.6% dan

perempuan sebanyak 19,4%.

4.2.2 Karakteristik Responden Penelitian berdasarkan Usia

Tabel 4.2Persentase Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Responden (tahun) Jumlah Persentase (%)

1 < 51 21 31.4%

2 ≥ 51 46 68.6%

Total 67 100%

Page 3: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

49

Tabel 4.2 menunjukkan keadaan responden berdasarkan usia pada

saat data diambil adalah 46 responden berusia 51 tahun dan 21 responden

berusia kurang dari 51 tahun. Secara presentase, responden yang berusia

kurang dari 51 tahun sebanyak 31.4% dan responden yang berusia 51

tahun adalah 68.6%.

4.3 Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabulasi

untuk memudahkan penggambaran deskriptif data tersebut berdasarkan

klasifikasi dengan tampilan tabel dan diagram.

4.3.1 Variabel Motivasi Kerja

Skala kepuasan kerja ini menggambarkan persepsi karyawan

terhadap diri mereka terkait motivasi kerja kepada diri sendiri dan orang

lain. Artinya responden diminta menilai sendiri motivasi kerja mereka.Skala

ini terdiri atas 29 aitem pernyataan valid dengan klasifikasi sedang dan

tinggi.

Identifikasi interval tingkat motivasi kerja menggunakan rumus

sebagai berikut:

total aitem x Likert terendah

total aitem x Likert tengah (pusat distribusi normal)

total aitem x Likert tertinggi

maka,

29 x 1 = 29

29 x 3 = 87

29 x 5 = 145

� =145 − 29

6

Page 4: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

50

� =116

6= 19.333 ≈ 20

Jumlah total aitem variabel Motivasi Kerja sebanyak 29 dikalikan

skala Likert terendah, yaitu 1, sehingga hasilnya adalah 29. Kemudian,

total aitem Motivasi Kerja dikalikan skala Likert tengah, yaitu 3,

menghasilkan 87. Lalu, total aitem, sebanyak 29 dikalikan skala Likert

tertinggi, yaitu 5, hasilnya adalah 145. Penelitian ini menggunakan skala

Likert dalam 5 skala.

Selanjutnya, hasil pengalian total aitem dengan skala Likert

tertinggi, yaitu 145, dikurangi sebanyak hasil pengalian total aitem dengan

skala likert terendah, 29, menghasilkan nilai 116, kemudian dibagi 6

menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut

merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik tengah, kemudian

diinterval turun sebanyak 20 unit menjadi 67, dan diinterval naik 20 unit

menjadi 107. Dengan demikian, skor 67 hingga 107 adalah kategori

sedang. Kategori dengan skor lebih kecil daripada 60 menjadi kategori

rendah, dan kategori dengan skor lebih dari 107 adalah kategori tinggi.

Interval skor dan ketagori Motivasi kerja tersebut kemudian

dideskripsikan dalam Tabel 4.3. Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui Motivasi

Kerja Tinggi sebesar 20.90 persen dan Motivasi Kerja Sedang karyawan

sebesar 79.10 persen.

Gambar 4.1 Interval Skor dan Kategori Motivasi Kerja

107 87

rendah tinggi sedang

20 20

67

Page 5: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

51

Tabel 4.3Deskripsi Pengukuran Motivasi Kerja

Kategori Interval Skor Frekuensi responden

Frekuensi dalam persen (%)

Rendah skor <67 0 0 Sedang 67≤ skor <107 53 79.10 Tinggi Skor ≥107 14 20.90

Minimum 83

Maximum 124

Mean 96,77

4.3.2 Deskripsi Pengukuran Mutlak Variabel Stres Kerja

Skala kepuasan kerja ini menggambarkan persepsi karyawan

terhadap diri mereka terkait stres kerja kepada diri sendiri dan orang lain.

Artinya responden diminta menilai sendiri stres kerja mereka.Skala ini

terdiri atas 30 aitem pernyataan valid dengan klasifikasi rendah dan

sedang.

Identifikasi interval tingkat stres kerja menggunakan rumus

sebagai berikut:

total aitem x Likert terendah total aitem x Likert tertinggi maka, 30 x 1 = 30 30 x 5 = 150

� =150– 30

6

� =120

6= 20

Gambar 4.1 menunjukkan Interval Skor dan Kategori Stres Kerja.

Jumlah total aitem variabel Stres Kerja sebanyak 30 dikalikan skala Likert

terendah, yaitu 1, sehingga hasilnya adalah 30. Kemudian, total aitem

Page 6: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

52

Stres Kerja dikalikan skala Likert tengah, yaitu 3, menghasilkan 87. Lalu,

total aitem, sebanyak 29 dikalikan skala Likert tertinggi, yaitu 5, hasilnya

adalah 145. Penelitian ini menggunakan skala Likert dalam 5 skala.

Selanjutnya, hasil pengalian total aitem dengan skala Likert

tertinggi, yaitu 145, dikurangi sebanyak hasil pengalian total aitem dengan

skala likert terendah, 29, menghasilkan nilai 116, kemudian dibagi 6

menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut

merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik tengah, kemudian

diinterval turun sebanyak 20 unit menjadi 67, dan diinterval naik 20 unit

menjadi 107. Dengan demikian, skor 67 hingga 107 adalah kategori

sedang. Kategori dengan skor lebih kecil daripada 60 menjadi kategori

rendah, dan kategori dengan skor lebih dari 107 adalah kategori tinggi.

Interval skor dan kategori Stres Kerja tersebut kemudian dideskripsi dalam

Tabel 4.4. Tabel 4.4 menunjukkan tingkat stres kerja kerja pada kategori

sedang sebanyak 73.13 persen, sedangkan sisanya, 26.86 persen adalah

karyawan yang stres kerja karyawan pada kategori rendah.

Gambar 4.2 Interval Skor dan Kategori Stres Kerja

110 90

rendah tinggi sedang

20 20

70

Page 7: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

53

Tabel 4.4Deskripsi Pengukuran Stres Kerja

Kategori Interval Frekuensi responden

Frekuensi dalam persen (%)

Rendah skor < 50 18 26,86 Sedang 50≤ skor < 70 49 73,13 Tinggi skor ≥70 0 0

Minimum 37

Maximum 107

Mean 86.40

4.3.3 Deskripsi Pengukuran Mutlak Variabel Kepuasan Kerja

Skala kepuasan kerja ini menggambarkan persepsi karyawan

terhadap diri mereka terkait kepuasan kerja kepada diri sendiri dan orang

lain. Artinya responden diminta menilai sendiri kepuasan kerja

mereka.Skala ini terdiri atas 29 aitem pernyataan valid dengan klasifikasi

Identifikasi interval tingkat kepuasan kerja menggunakan rumus sebagai

berikut:

total aitem x likert terendah

total aitem x likert tertinggi

maka,

29 x 1 = 29

29 x 5 = 145

� =145 − 29

6

� =116

6= 19

Gambar 4.3 memaparkan Interval Skor dan Kategori Kepuasan

Kerja. Jumlah total aitem variabel Kepuasan Kerja sebanyak 29 dikalikan

Page 8: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

54

skala likert terendah, yaitu 1, sehingga hasilnya adalah 29. Kemudian,

total aitem Kepuasan Kerja dikalikan skala Likert tengah, yaitu 3,

menghasilkan 87. Lalu, total aitem, sebanyak 29 dikalikan skala Likert

tertinggi, yaitu 5, hasilnya adalah 145. Penelitian ini menggunakan skala

Likert dalam 5 skala.

Selanjutnya, hasil pengalian total aitem dengan skala Likert

tertinggi, yaitu 145, dikurangi sebanyak hasil pengalian total aitem dengan

skala likert terendah, 29, menghasilkan nilai 116, kemudian dibagi 6

menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut

merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik tengah, kemudian

diinterval turun sebanyak 20 unit menjadi 67, dan diinterval naik 20 unit

menjadi 107. Dengan demikian, skor 67 hingga 107 adalah kategori

sedang. Kategori dengan skor lebih kecil daripada 60 menjadi kategori

rendah, dan kategori dengan skor lebih dari 107 adalah kategori tinggi.

Interval skor dan kategori kepuasan kerja tersebut kemudian dideskripsi

dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 menunjukkan tingkat kepuasan kerja kerja

pada kategori Tinggi sebanyak 32.83 persen, sedangkan sisanya, 67.16

persen adalah karyawan yang memiliki kepuasan kerja pada kategori

Sedang.

Gambar 4.3 Interval Skor dan Kategori Kepuasan Kerja

107 87

rendah tinggi sedang

20 20

67

Page 9: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

Tabel 4.5Deskripsi Pengukuran Kepuasan Kerja

Kategori Interval

Rendah skor <67 Sedang 67≤ skor <107 Tinggi Skor >107

Minimum 85

Maximum 137

Mean 105.52

4.4 Hasil Uji Statistik

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan

uji Homogeneity of Variance (ANOVA).

4.4.1 Uji Normalitas Korelasi Multivariat

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data

berdistribusi normal. Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat

menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau

hampir berdistribusi normal

kenormalan distribusi skor dari masing

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

normal apabila nilai signifikansi di atas nilai alpha (p>0.05). Parameter

yang digunakan untuk mengidentifikasi kenormalan distribusi adalah tabel

Hypothesis Test Summary. Adapun hasil uji normalitas dat

sebagai berikut (tabel 4.6)

Tabel 4.6Hypothesis Test Summary

55

Tabel 4.5Deskripsi Pengukuran Kepuasan Kerja

Frekuensi responden

Frekuensi dalam persen (%)

0 0 45 67,16 22 32,83

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan

Homogeneity of Variance (ANOVA).

4.4.1 Uji Normalitas Korelasi Multivariat

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu

n itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat

menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau

hampir berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengidentifikasian

kenormalan distribusi skor dari masing-masing variabel dilakukan

Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi

normal apabila nilai signifikansi di atas nilai alpha (p>0.05). Parameter

yang digunakan untuk mengidentifikasi kenormalan distribusi adalah tabel

. Adapun hasil uji normalitas data ditunjukkan

Hypothesis Test Summary (Kesimpulan Uji Hipotesis)

Page 10: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

56

Parameter tersebut menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja

terdistribusi normal dengan rata-rata 62.138 dan standar deviasi sebesar

12.51 setelah diidentifikasi menggunakan

Smirnov Test. Normalitas data Kepuasan Kerja berada pada taraf

signifikansi 0.86 (86%).Normalitas Kepuasan Kerja dapat juga

diidentifikasi melalui histogram persebaran data dan grafik

Menurut Santoso (2000), data dikatakan berdistribusi normal apabila

histogram berbentuk lonceng (

menunjukkan data terdistribusi normal karena kurva membentuk lonceng,

dengan standar deviasi 0.976.

Gambar 4.4 Histogram Normalitas Kepuasan Kerja

Gambar 4.5 Scatterplot Normalitas

Parameter tersebut menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja

rata 62.138 dan standar deviasi sebesar

12.51 setelah diidentifikasi menggunakan One-Sample Kolmogorov

. Normalitas data Kepuasan Kerja berada pada taraf

fikansi 0.86 (86%).Normalitas Kepuasan Kerja dapat juga

diidentifikasi melalui histogram persebaran data dan grafik scatterplot.

), data dikatakan berdistribusi normal apabila

histogram berbentuk lonceng (bell shaped curve). Gambar 4.4

menunjukkan data terdistribusi normal karena kurva membentuk lonceng,

Gambar 4.4 Histogram Normalitas Kepuasan Kerja

Gambar 4.5 Scatterplot Normalitas

Page 11: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

57

4.4.2 Uji Multikolineritas

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinieritas adalah untuk mengidentifikasi nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Ghozali (2009)

menyatakan multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance ≤ 0.10 dan VIF ≥

10. Tabel 4.7 menunjukkan nilai variance inflation factor (VIF) variabel

bebas Motivasi Kerja dan Stres Kerja lebih kecil dari 5, yaitu 3.524,

sehingga bisa diduga bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas antar

variabel bebas.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heterokedastisitas digunakan untuk mengidentifikasi

ketidaksamaan varians sebuah model regresi dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual pengamatan

satu ke pengamatan yang lain adalah tetap, maka dapat disimpulkan telah

terjadi homoskedastisitas (tidak terjadi masalah heteroskedastisitas).

Pengidentifikasian heteroskedastisitas dapat melalui memantau

persebaran titik pada grafik scatterplot, untuk menjelaskan nilai prediksi

dependen ZPRED dengan residual SRESID. Menurut Santoso (2000),

apabila titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Scatterplot pada Gambar 4.6 menunjukkan titik-titik terpencar

dengan tidak membentuk pola-pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 MK ,284 3,524

STRESS ,284 3,524

a. Dependent Variable: KK

Page 12: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

58

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian

tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi dapat digunakan

untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan motivasi kerja dan stres

kerja.

Gambar 4.6 Grafik Scatterplot

4.4.4 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan linear

antara variabel bebas dan variabel terikat, dan untuk mengetahui

signifikansi penyimpangan linearitas p > 0.05. Suatu data dikatakan

memiliki hubungan linear jika nilai p < 0.05.

Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

KK * MK Between Groups (Combined) 6355,204 30 211,840 2,979 ,001

Linearity 4308,611 1 4308,611 60,590 ,000

Deviation from Linearity 2046,593 29 70,572 ,992 ,503

Within Groups 2559,990 36 71,111

Total 8915,194 66

Page 13: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

59

Gambar 4.7 Linearitas Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja

Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

KK * STRESS Between Groups (Combined) 7666,472 33 232,317 6,139 ,000

Linearity 4881,087 1 4881,087 128,993 ,000

Deviation from Linearity 2785,385 32 87,043 2,300 ,010

Within Groups 1248,722 33 37,840

Total 8915,194 66

Gambar 4.8 Linearitas Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja

Page 14: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

60

Hasil pengujian pada Tabel 4.8 menunjukkan nilai signifikansi

linearitas sebesar 0.00 (p<0.05) dan nilai signifikansi penyimpangan

linearitas sebesar 0,503 (p>0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

terpenuhinya syarat linearitas antara Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja.

Gambar 4.7 menunjukkan scatterplot hubungan Motivasi Kerja dan

Kepuasan Kerja, yaitu meningkatnya nilai Motivasi Kerja diikuti oleh

menurunnya nilai Kepuasan Kerja pada poin 90, dan pada poin 110,

meningkatnya nilai Motivasi Kerja diikuti meningkatnya nilai Kepuasan

Kerja.

Hasil pengujian pada Tabel 4.9 menunjukkan nilai signifikansi

linearitas sebesar 0.00 (p<0.05) dan nilai signifikansi penyimpangan

linearitas sebesar 0,010 (p>0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

terpenuhinya syarat linearitas antara Stres Kerja dan Kepuasan Kerja.

Gambar 4.8 menunjukkan scatterplot hubungan Stres Kerja dan

Kepuasan Kerja, yaitu menurunnya nilai Stres Kerja diikuti oleh

menurunnya nilai Kepuasan Kerja pada poin 60, namun pada poin 110,

menurunnya nilai Stres Kerja diikuti meningkatnya nilai Kepuasan Kerja.

4.5 Hasil Uji Hipotesis

4.5.1 Analisis Regresi Multivariat

Koefisien regresi berganda (r) adalah indeks yang digunakan untuk

mengukur hubungan antar variabel. Dengan demikian, nilai koefisien

korelasi menunjukkan hubungan tiga variabel tersebut.

4.5.2Pengujian Hipotesis 1

Ho : Motivasi Kerja dan Stres Kerja tidak berpengaruh secara simultan

terhadap Kepuasan Kerja

Ha : Motivasi Kerja dan Stres Kerja berpengaruh secara simultan

terhadap Kepuasan Kerja

Page 15: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

61

4.5.2.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F adalah pengujian statistik untuk mengidentifikasi pengaruh

variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Parameter yang

digunakan adalah nilai kolom F dan Sig. (taraf signifikansi) pada tabel

ANOVA.

Pengujian statistik secara simultan Motivasi Kerja dan Stres Kerja

terhadap Kepuasan Kerja menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10 Uji F Motivasi Kerja dan Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5030.604 2 2515.302 41.440 .000b

Residual 3884.590 64 60.697

Total 8915.194 66

a. Dependent Variable: KK

b. Predictors: (Constant), STRESS, MK

Tabel 4.11 menunjukkan nilai Fhitungsebesar 41.440 dengan

signifikansi 0.000 (p<0.05) dan Ftabel sebesar 3.14 (α=5%) menunjukkan

terdapat pengaruh signifikan Motivasi Kerja dan Stres Kerja terhadap

Kepuasan Kerja. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini

diterima.

4.5.2.2 Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi (coefficient of determination/R-squared) adalah

ukuran yang menunjukkan berapa banyak variasi dalam data dapat

dijelaskan oleh modelregresi yang dibangun (kamusbisnis.com). Koefisien

determinasi pada regresi linear sering diartikan sebagai seberapa besar

kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians dari

variabel terikatnya (konsultanstatistik.com).

Page 16: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

62

Tabel 4.11 Koefisien Determinasi Motivasi Kerja dan Stres Kerja terhadap

Kepuasan Kerja

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .751a .564 .551 7.791

a. Predictors: (Constant), STRESS, MK

Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0.564 mengartikan

Motivasi Kerja dan Stres Kerja dalam model regresi memiliki kemampuan

sebesar 56.4% (0.564 x 100%) untuk menjelaskan varian data dari

Kepuasan Kerja. Sedangkan sisanya sebesar 43.6% (diperoleh dari 100% −

56.4%) merupakan varian yang tidak dipengaruhi oleh Motivasi Kerja dan

Stres Kerja, namun oleh faktor lain. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa besarnya pengaruh variabel Motivasi Kerja dan Stres Kerjaterhadap

Kepuasan Kerja adalah 56.4%, sedangkan sisanya (43.6%) dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian.

4.5.2.3 Sumbangan Efektif Prediktor

Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui besar pengaruh

tiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Sumbangan

efektif semua variabel sama dengan koefisien determinasi (Budiono,

2004).

Sumbangan efektif prediktor diidentifikasi menggunakan rumus berikut:

���� =

�� �.������������.�

����������

SE = Sumbangan Efektif x = Koefisien korelasi Crossproduct = Crossproduct R2= Koefisien Determinan Regression = Regresi

Page 17: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

63

Sebelum mengidentifikasi sumbangan efektif variabel Motivasi

Kerja dan Stres Kerja, perlu diketahui nilai crossproduct tiap variabel

bebas terhadap Kepuasan Kerja, melalui tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.12 Tabel Korelasi Motivasi Kerja, Stres Kerja, dan Kepuasan Kerja

Correlations

MK STRESS KK

MK Pearson Correlation 1 -,846** ,695**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

Sum of Squares and Cross-products 7591,940 -11495,224 5719,328

Covariance 115,029 -174,170 86,656

N 67 67 67

STRESS Pearson Correlation -,846** 1 -,740**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

Sum of Squares and Cross-products -11495,224 24301,910 -10891,269

Covariance -174,170 368,211 -165,019

N 67 67 67

KK Pearson Correlation ,695** -,740** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

Sum of Squares and Cross-products 5719,328 -10891,269 8915,194

Covariance 86,656 -165,019 135,079

N 67 67 67

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

1) Sumbangan Efektif Motivasi Kerja

Sumbangan efektif Motivasi Kerja diidentifikasi sebagai berikut:

��������������� =0.263 × 5719.328 × 0.564

5030.604

��������������� = 0.16864 × 100%

��������������� = 16.86397 ≈ 16.86%

Page 18: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

64

Sumbangan efektif Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja

adalah sebesar 16.86%, diperoleh dari perkalian antara koefisien korelasi

Motivasi Kerja, crossproduct Motivasi Kerja, dan koefisien determinasi

dibagi regresi. Hasilnya dibulatkan dengan 100%.

2) Sumbangan Efektif Stres Kerja

������������ =0.324 × 10891.27 × 0.564

5030.604

������������ = 0.395624 × 100%

������������ = 39.56239 ≈ 39.56%

Sumbangan efektif Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja adalah

sebesar 39.56% diperoleh dari perkalian antara koefisien korelasi Stres

Kerja, crossproduct Stres Kerja, dan koefisien determinasi dibagi regresi.

Hasilnya dibulatkan dengan 100%. Dengan demikian, total sumbangan

efektif Motivasi Kerja dan Stres Kerja teridentifikasi sebagai berikut,

ditampilkan dalam Tabel 4.14.

Tabel 4.13 Deskripsi Persentase Sumbangan Efektif

Variabel Persentase Sumbangan Efektif

Motivasi Kerja 16.86%

Stres Kerja 39.56%

Total (sesuai Koefisien Determinasi

[R2]) 56.42% ≈ 56.4%

4.5.4.3 Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui MK dan STRESS secara

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap KK, juga untuk

mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

Page 19: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

65

variabel dependen atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi

dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).

4.5.3 Pengujian Hipotesis 2

Ho : Tidak ada perbedaan kepuasan kerja ditinjau dari jenis kelamin

Ha : ada perbedaan kepuasan kerja ditinjau dari jenis kelamin

Tabel 4.14 Group Statistics

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

KK Laki-laki 54 106,11 12,430 1,692

Perempuan 13 104,69 7,664 2,126

Tabel 4.16Independent Samples Test

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

KK Equal

variances

assumed

2,855 ,096 ,393 65 ,696 1,419 3,614 -5,798 8,636

Equal

variances

not

assumed

,522 29,349 ,605 1,419 2,716 -4,134 6,972

Page 20: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

66

Tabel 4.16 menunjukkan deskripsi pengelompokan karyawan laki-

laki, yaitu sebanyak 54, dengan mean 106.11, dan karyawan perempuan

sebanyak 13 orang, dengan mean sebesar 104.69.

Mengacu pada Sebelum melakukan uji t test, lebih dulu dilakukan

uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene’s Test). Hal ini

berarti bahwa jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Variance

Assumed (diasumsikan varian sama), sedangkan jika varian berbeda

menggunakan Equal Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda).

Tabel 4.16 menunjukkan probabilitas sebesar 0.096, lebih besar dari 0.05,

sehingga memberi arti kedua varian yang diuji adalah sama.

Selanjutnya, uji t dilakukan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung < t tabel

Haditerima jika t hitung > t tabel

T hitung pada Tabel 4.20 adalah 0.393, sedangkan nilai t tabel berdasarkan

derajat kebebasan pada Tabel 4.20 (65) adalah 1.997. Berdasarkan

probabilitas, Tabel 4.20 menunjukkan P value (0.696 > 0.05), Dengan

disimpulkan Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan kepuasan kerja

antara karyawan laki-laki dan perempuan.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Hipotesis 1

Pengujian simultanmenunjukkan bahwa nilai signifikansi dan

syarat signifikansi telah terpenuhi sehingga motivasi kerja dan stres kerja

terbukti secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini

dibuktikan melalui nilai Fhitung sebesar 41.440 dengan signifikansi 0.000

(p<0.05) dan Ftabel sebesar 3.14 (a=5%) menunjukkan terdapat pengaruh

signifikansi motivasi kerja dan stres kerja terhadap kepuasan kerja.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja dan stres kerja

berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja.

Page 21: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

67

Beberapa kemungkinan yang menjelaskan kesimpulan tersebut,

yaitu pertama, sebagian besar karyawan Telkom menganggap bahwa

motivasi kerja adalah bagian penting untuk mendorong mereka bekerja

dengan produktif, ditambah dengan adanya tekanan kerja yang moderat

dan menantang mereka untuk bekerja lebih produktif sehingga mereka

mengalami kepuasan kerja. Pernyataan ini didukung oleh Li, Hu, Zhou,

He, Fan, Liu, et al. (2014), Dwipalguna & Mujati (2015), dan Dewi &

Netra (2015) yang mengatakan bahwa Motivasi Kerja dan Stres Kerja

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja; Kedua,

pada dasarnya karyawan PT Telkom menganggap bahwa keinginan

berprestasi yang tinggi dan adanya dukungan afiliasi dari atasan, kolega,

dan bawahan membuat mereka memiliki kekuatan untuk bekerja lebih

produktif diikuti oleh tingkat stres yang moderat dapat membuat mereka

menjadi produktif dan kepuasan mereka tercapai. Artinya keterlibatan satu

sama lain setiap komponen kerja, baik dalam jenjang sejawat mapun antar

level, dalam pekerjaan adalah hal yang penting untuk mencapai

kebahagiaan individual, yang mana kebahagiaann individual tersebutlah

yang mengantarkan karyawan pada kemampuan produktif terbaik.

Dampak dari produktivitas inilah yang kemudian membawa karyawan

mencapai kepuasan. Hal ini sejalan dengan Bajpai, Dave & Bajpai (2015)

yang mengatakan bahwa “because the satisfied individual is the motivated,

hapy individual who can contribute the best.”

4.6.2 Hipotesis 2

Semua karyawan mengalami kepuasan dalam pekerjannya, dan

kepuasan tersebut tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki dan

perempuan. Hal ini ditunjukkan melalui T hitung < T tabel (0.393 < 1.997)

dan signifikansi lebih besar daripada 5% (0.696 > 0.05). Hal ini

disebabkan oleh pertama, perbedaan jenis kelamin tidak menentukan

tingkat kepuasan karyawan dalam bekerja; kedua, karyawan laki-laki

maupun perempuan memiliki tingkat kepuasan kerja yang sama dalam

menjalankan tugasnya.Hal ini sejalan dengan Rast & Tourani (2012)

Page 22: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat ......menjadi 19,333. Hasilnya ini dibulatkan menjadi 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai interval antar kategori. 87 sebagai titik

68

mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan kerja secara

signifikan berdasarkan jenis kelamin.

Dengan demikian para karyawan dapat menjalankan tugas dengan

motivasi yang tinggi untuk berprestasi dan berafiliasi, siap menghadapi

stres kerja dalam tingkat moderat, serta memperlakukan karyawan laki-

laki dan perempuan dalam batas-batas yang wajar dalam upaya mencapai

kepuasan kerja.