Upload
vokiet
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di CAC tempat Terapi di daerah Surabaya
Selatan. Luas tempat terapi ini sekitar panjang 25 meter dan lebar 15 meter.
Sedangkan untuk ruangan kelasnya berukuran masing-masing panjang 4 meter
dan lebar 4 meter. Ruangan ini memiliki bangku-bangku kecil yang tertatata rapi
dan di beri sekat untuk memisahkan antara murid yang satu dengan yang lain.
Meja yang sengaja di bentuk setengah lingkaran ditepi meja digunakan agar dapat
membuat anak tetap diam, tiap meja ada dua kursi dimana satu kursi untuk murid
dan satu kursi untuk terapis, sebuah almari tempat meletakkan tas terapi dan juga
tas para murid. Dalam bangunan ini terdapat tiga ruang kelas untuk terapi satu
ruangan untuk arena terapi bermain, dan satu ruang kantor.
CAC berdiri pada hari Minggu, 7 Februari 1999. Saat awal berdiri,
bernama autisme center A. Awalnya berdiri berdomisili Surabaya Pusat. Namun
kini telah pindah berdomisili di Surabaya Selatan.
Pertimbangan dasar berdirinya CAC selain karena pendiri (Drg. Hj. Illy
Yudiono) memiliki anak menderita autis, pendirian sekolah ini kerena saat itu di
Surabaya masih belum ada sekolah untuk anak-anak autis. Bahkan saat CAC
berdiri, banyak anak autis yang dijadikan ajang bisnis.
54
55
Ide untuk mendirikan sekolah ini muncul ketika Prof Koesnoe merasa
khawatir terhadap sang cucu, pada awal 1998, dia meminta agar Pak Ir.Yudi
berhenti dari pekerjaannya. Bukan sekadar untuk membantu merawat Anaknya
yang pertama, akan tetapi Prof Koesnoe meminta agar Ir.Yudi (suami Drg. Hj. Illy
Yudiono) mendirikan sekolah autis. Dengan demikian, pendidikan Anaknya bisa
terjaga, sekaligus punya sumbangan kepada masyarakat.
Amanah itulah yang menjadi latar belakang perdirinya CAC ini. Nama ini
diambil dari penggabungan dua nama anak Drg. Hj. Illy Yudiono yaitu “anak
pertama dan anak keduanya”. Hingga diambillah nama CAC.
Sekolah CAC telah tumbuh dan berkembang sejak awal berdiri. Bahkan
Sekarang telah melayani 350 anak autis, 50 di antaranya berhasil masuk ke TK
dan SD reguler.
Dinding ruangan tiap kelas sama yaitu putih bersih, dengan tiap kelas
terdapat satu papan tulis berwarna putih, dalam ruangan ini juga di lengkapi
dengan satu kipas angin dinding dan juga pendingin ruangan (AC). Para pengajar
disini semuanya lulusan S1 Psikologi, dan sistem belajar disini satu pengajar satu
murid.
Sebelum dilakukannya penelitian ini, peneliti menyiapkan jadwal
pemberian treatmen, materi yang digunakan dalam penelitian, modul penelitian
untuk di gunakan oleh terapis yang mengajarkan terapi PECS ini, pencocokan
materi dengan pengajar dan pemilik CAC, dan tak lupa pula alat terapi PECS. Hal
lain yang peneliti siapkan yaitu kesiapan diri dari peneliti untuk mengkondisikan
56
anak yang menjadi subyek penelitian ini. Kesemua ini dilakukan agar eksperimen
ini berjalan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal.
Tanggal 16 juni 2014 mengajukan izin proposal penelitian pada pihak
CAC, yang kemudian di acc oleh pihak pemilik CAC, dan peneliti mulai
melakukan pengamatan untuk masa baseline mulai tanggal 17 juni 2014. Baseline
di laksanakan selama 4 hari, lebih satu hari daripada yang telah dijadwalkan
peneliti dengan dosen pembimbing, hal ini dilakukan atas saran dari pemilik CAC
agar dapat menstabilkan situasi dan kondisi anak sebelum diberikannya treatmen.
Sayangnya mulai tanggal 23 juni CAC libur semester selama satu minggu, dan
mulai masuk tanggal 30 juni 2014, di hari senin tanggal 30 juni 2014 itulah
peneliti mulai memberikan treatmen berupa metode pembelajaran terapi PECS
terhadap subyek dengan di bantu oleh terapis yang ada di CAC yakni Ibu L dan
Ibu A, kenapa terapis yang membantu ada dua orang , karena memang di CAC
sistemnya satu anak dua penanggung jawab, jadi kebetulan anak yang menjadi
subyek peneliti adalah Ibu L dan Ibu A, treatmen ini dilakukan selama satu jam
mulai jam 11.00 - 12.00 WIB setiap hari senin hingga hari kamis, dan pada hari
jum’at dilakukan pengukuran (post test) tahap 1 melalui panduan observasi yang
sudah peneliti buat bersama dengan dosen pembimbing peneliti.
Hal ini dilakukan hingga minggu ke tiga sehingga post testnya terdapat 3
kali yang selalu di lakukan setiap hari jum’at. Jadi ketika hari jum’at subyek tidak
mendapatkan treatmen melainkan di ukur seberapa jauh peningkatan yang subyek
dapatkan selama diberikan treatment.
Ma
dilakukann
selama in
dengan m
dan analis
Se
menyimpu
kemampua
2.
Se
sebelumny
penelitian
maka dipe
tersebut.
G
asa treatme
nya analisi
ni, analisis
memperhatik
sis antar kon
telah mela
ulkan apaka
an komunik
Deskrips
telah mela
ya di analis
single case
eroleh bebe
Grafik 4.1 Ke
en dilaksan
s terhadap
yang digun
kan beberap
ndisi.
kukan anal
ah metode
kasi verbal p
si Hasil Pen
akukan ana
sis dengan
e experimen
rapa output
emampuan
0
0.5
1
Junm
lah Ko
sa Kata
nakan hingg
hasil-hasil
nakan adala
pa kompone
lisis dianta
pembelaja
pada anak a
nelitian
alisis data
beberapa k
ntal yakni an
t data. Berik
Komunikas
kata
1 2 3 4
Ses
Gra
ga tanggal
dari treatm
ah statistik
en yakni an
ara dua tah
aran terapi
autis atau tid
mengguna
komponen y
nalisis dalam
kut adalah
si Verbal an
5 6 7
si
fik KKVA
18 juli 2
ment yang
deskriptif
nalisis visua
hap tersebu
PECS itu
dak.
akan analis
yang harus
m kondisi d
deskripsi gr
nak autis asp
A
Kosa
Lineakata)
014, setela
sudah dibe
yang seder
al dalam ko
ut peneliti
efektif terh
sis grafik
dilakukan
dan antar ko
rafik output
pek jumlah
kata
r (Kosa
57
ah itu
erikan
rhana,
ondisi
dapat
hadap
yang
pada
ondisi
t data
kosa
58
Pada data grafik pertama menguraikan tentang peningkatan komunikasi
verbal dalam komponen banyaknya jumlah kosa kata yang dimiliki anak, dalam
grafik menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan, hal ini di lihat dari
analisis dalam kondisi dari salah satu aspek pengukur komunikasi verbal anak
autis yaitu banyaknya jumlah kosa kata yang dimiliki anak, menyimpulkan
bahwasanya tidak ada perubahan dari pemberian metode pembelajaran PECS
terhadap komunikasi verbal anak ditinjau dari aspek kosa kata. Terlihat dari tabel
analisis yang terakhir yaitu level perubahan dibawah ini.
Tabel 4.1 tabel analisi dalam kondisi aspek jumlah kosa kata anak
Kondisi A/1 B/2 1. Panjang Kondisi 4 15 2. Estimasi Kecenderungan Arah 3. Kecenderungan Stabilitas Variabel
(tdk stabil) 0%
Variabel (tdk stabil) 0%
4. Kecenderungan Jejak 5. Level Stabilitas dan Rentang Variabel
(tdk stabil) 0-0
Variabel (tdk stabil) 0-0
6. Level Perubahan 0-0 (=)
0-0 (=)
Dapat dilihat bahwasanya dalam level perubahan tidak ada perubahan
sama sekali antara sebelum diberi metode pembelajaran PECS dengan sesudah
diberikan treatment terhadap anak. Dan untuk analisis antar kondisi juga
menyimpulkan bahwasanya untuk aspek pertama tidak terdapat perubahan antara
A1 dengan B1.
Kondisi Y
1. Ju2. Pe
Ef
3. PeKe
4. Pe
5. Pe
Ta
pemberian
4
Pa
jumlah pe
terdapat p
Tabel 4
Yang diban
umlah Variaerubahan Afeknya
erubahan ecenderungerubahan L
ersentase O
abel di atas
n metode PE
4.2 Grafik K
ada grafik k
ertanyaan y
erubahan ya
4.2 tabel ana
ndingkan
abel Arah dan
gan StabilitLevel
Overlap
sudah men
ECS dengan
Kemampuan
kedua tentan
yang anak a
ang dapat d
0
0.5
1
Junm
lah Ana
k Be
rtan
ya
lisis antar ko
B1 A1 2:11
(=Tida
tas Vari
(0-0) 0 0%
njelaskan b
n meningkat
n Komunika
Bertany
ng aspek p
ajukan kepa
dilihat dalam
1 2 3 4
Gra
ondisi aspek j
=) ak ada perubabel ke Var
)
bahwa tidak
tnya komun
asi Verbal A
ya
pengukur ya
ada shadow
m tabel level
4 5 6
Sesi
afik KKV
jumlah kosa
(=)
bahan riabel
k terdapat p
nikasi verba
Anak Autis
ang kedua y
w, dalam ha
l perubahan
7
VA
a kata anak
perubahan a
al anak autis
Aspek Jum
yaitu banya
al ini juga
n dibawah in
Bertanya
59
antara
s.
mlah
aknya
tidak
ni.
60
4.3 tabel analisis dalam kondisi aspek jumlah bertanya anak
Kondisi A/1 B/2 1. Panjang Kondisi 4 15 2. Estimasi Kecenderungan Arah 3. Kecenderungan Stabilitas Variabel
(tdk stabil) 0%
Variabel (tdk stabil) 0%
4. Kecenderungan Jejak 5. Level Stabilitas dan Rentang Variabel
(tdk stabil) 0-0
Variabel (tdk stabil) 0-0
6. Level Perubahan 0-0 (=)
0-0 (=)
Dan untuk analisis antar kondisi juga menyimpulkan tidak adanya perubahan
yang signifikan dari adanya treatment metode pembelajaran terapi PECS terhadap
kemampuan komunikasi verbal anak autis dilihat dari aspek berapa jumlah anak bertanya
sederhana pada orang lain. Hal ini mungkin tidak menunjukkan hasil dikarenakan kondisi
subyek yang memang belum bisa bicara, dan mengatakan apapun, selain itu dikarenakan
waktu yang terbatas bagi peneliti dalam melakukan treatmen kepada subyek.
4.4 tabel analisis antar kondisi kemampuan komunikasi verbal anak autis dalam
aspek jumlah anak bertanya
Kondisi Yang dibandingkan B1 A1 2:1
1. Jumlah Variabel 1 2. Perubahan Arah dan
Efeknya (=) (=) Tidak ada perubahan
3. Perubahan Kecenderungan Stabilitas
Variabel ke Variabel
4. Perubahan Level (0-0)
5. Pe
As
pertanyaan
baseline d
4
Di
aspek yan
(A) dan se
4.
da
Kondisi 1. Pa2. Es3. Ke
ersentase O
spek yang k
n sederhana
dan masa tre
.3 grafik ke
lihat dari gr
ng ketiga tid
etelah masa
5 tabel anal
alam aspek j
anjang Konstimasi Kececenderung
Overlap
ketiga yakni
a, dapat di
eatmen men
emampuan k
anak menj
rafik di atas
dak terdapat
treatmen di
lisis dalam k
jumlah anak
ndisi cenderungagan Stabilit
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Junm
lah Ana
k Men
jawab
0 0%
i aspek bany
lihat di gra
nghasilkan ju
komunikasi
jawab perta
s dan di ana
t perubahan
ilakukan (B
kondisi kem
k mampu m
an Arah tas
1 2 3
G
yaknya jum
afik di baw
umlah angk
verbal anak
anyaan seder
alisi dengan
n yang sign
B).
mampuan ko
menjawab pe
4 5
Sesi
Grafik KK
mlah anak m
wah ini bah
ka yang sam
k autis dalam
rhana
n analis dala
nifikan antar
omunikasi v
ertanyaan se
A/1 4 Vari
6 7
KVA
mampu menj
hwa antara
ma yaitu (0)
m aspek jum
am kondisi u
ra masa bas
verbal anak
ederhana
B/2 15
iabel Var
Menjaw
61
jawab
masa
mlah
untuk
seline
autis
riabel
wab
62
(tdk stabil) 0%
(tdk stabil) 0%
4. Kecenderungan Jejak 5. Level Stabilitas dan Rentang Variabel
(tdk stabil) 0-0
Variabel (tdk stabil) 0-0
6. Level Perubahan 0-0 (=)
0-0 (=)
Didukung dengan hasil analisis antar kondisi yaitu tidak terdapat
perubahan arah atau efek dari pemberian metode PECS terhadap meningkatnya
komunikasi verbal anak autis, dapat dilihat pada analisi antar kondisi, bahwa arah
kecenderungan dan efek treatmen menunjukkan hasil yang tetap, (=).
4.6 Tabel analisis antar kondisi aspek jumlah anak menjawab pertanyaan
Kondisi Yang dibandingkan B1 A1 2:1
1. Jumlah Variabel 1 2. Perubahan Arah dan
Efeknya (=) (=) Tidak ada perubahan
3. Perubahan Kecenderungan Stabilitas
Variabel ke Variabel
4. Perubahan Level (0-0) 0
5. Persentase Overlap 0%
Untuk grafik yang keempat menguraikan tentang aspek seberapa banyak
anak mampu memahami sebuah makna dari kata, namun sayang dalam aspek ini
juga menyimpulkan bahwasanya tidakk ada efek atau tidak ada perubahan yang
signifikan terhadap kemampuan komunikasi verbal anak autis.
Da
kesimpula
signifikan
menunjuk
sama hal i
treatmen d
Kondisi 1. Pa2. Es3. Ke
4. Ke5. Le
4.4 grafik
alam penjel
an yang sam
n atau dari s
kkan bahwa
itu menunju
dan masa se
4.7 tabel
anjang Konstimasi Kececenderung
ecenderungevel Stabilit
k kemampu
Memaham
lasan analis
ma yakni pa
tabilitas ke
arah kecen
ukkan tidak
etelah diberi
analisis dala
ndisi cenderungagan Stabilit
gan Jejak tas dan Ren
00.20.40.60.81
Junm
lah Mem
aham
i Kata
uan komunik
mi makna d
si dalam ko
da level per
stabilitas, s
nderungan d
adanya per
ikannya trea
am kondisi a
an Arah tas
ntang
1 2 3
kasi verbal
dari sebuah
ondisi dan a
rubahan tid
sedangkan d
dan efek tera
rubahan ant
atmen.
aspek jumlah
4 5
Sesi
Grafik K
anak autis d
kata
antar kondi
dak terdapat
dalam anali
api menunju
ara masa se
h memahami
A/1 4 Vari(tdk stabi0% Vari(tdk stabi0-0
6 7
KKVA
dalam aspek
isi menunju
perubahan
isis antar ko
ukkan arah
ebelum dibe
sebuah kata
B/2 15
iabel
il)
Var(tdkstab0%
iabel
il)
Var(tdkstab0-0
Memaham
63
k
ukkan
yang
ondisi
yang
erikan
riabel k bil)
riabel k bil)
mi Kata
6. Le
Kondisi Y
1. Ju2. Pe
Ef
3. PeKe
4. Pe
5. Pe
Gr
yaitu aspe
terapis ata
evel Peruba
4.8 tabel
Yang diban
umlah Variaerubahan Afeknya
erubahan ecenderungerubahan L
ersentase O
rafik yang t
ek mendeng
au shadow.
4.5 grafik
ahan
l analisis ant
ndingkan
abel Arah dan
gan StabilitLevel
Overlap
terakhir yak
garkan apa
k kemampu
kemam
0
5
10
15
20
Junm
lah Ana
k Men
dengarkan
tar kondisi as
B1 A1 2:11
(=Tida
tas Vari
(0-0) 0 0%
kni mengura
a yang dika
uan komunik
mpuan men
1 2 3
G
spek jumlah
=) ak ada perubabel ke Var
)
aikan tentan
atakan oleh
kasi verbal
ndengar anak
4 5
Grafik K
0-0 (=)
memahami s
(=)
bahan riabel
ng aspek ko
h orang lain
anak autis d
k
6 7
KKVA
0-0 (=)
sebuah kata
omunikasi v
n terutama
dalam aspek
mendenga
64
verbal
oleh
k
rkan
Da
memuaska
mendenga
melihat gr
dulu panja
1.
Se
estimasi k
fase basel
sejajar de
grafik diba
Ga
kecenderu
2.
alam hal ini
an dikarena
arkan perin
rafik 4.5 di a
ang kondisi
Panjang k
telah meng
kecenderung
line begitu
ngan absis
awah ini.
4.6 graf
aris kuning
ungan arah p
Estimasi k
i metode pe
akan adany
ntah yang d
atas dapat d
yakni panja
kondisi
getahui pan
gan arah, h
juga deng
yang men
fik analisis
diatas lah
perubahan d
kecenderung
0
5
10
15
20
Junm
lah Ana
k Men
dengarkan
embelajaran
ya peningk
dikatakan o
di analisis d
ang antara m
A1/ 4
njang kond
hal ini dilak
gan fase tre
ghubungkan
dalam kond
h yang men
dari fase bas
gan arah
0
5
0
5
0
1 2 3
G
n PECS mem
katan jumla
oleh terapis
dalam kondi
masa baselin
disi langka
kukan deng
eatment. Ke
n titik temu
disi estimas
njadu acuan
seline ke fas
A
4 5 6
Grafik K
mberikan h
ah banyakn
s atau oran
si dengan c
ne dan mas
B2/13
ah selanjutn
gan cara me
emudian di
u dua bagi
i kecenderu
n bagaiman
se treatmen
B
6 7
KVA
hasil yang se
nya subyek
ng lain. Se
ara mencari
a treatmen
nya menge
embagi dua
tarik garis
ian, seperti
ungan arah
na arah est
nt.
mendengark
65
edikit
mau
etelah
i tahu
etahui
a data
yang
pada
timasi
kan
me
sem
ba
Se
Kemudian
enghitung 1
Skor tertin
15
Lalu dilan
mua data p
seline
(15+15+1
Menentuk
14,75 + (
Menetuka
14,75 – ( ½
hingga tam
Junm
lah Ana
k
n menghit
5% dari sko
nggi x
x
njut dengan
pada fase b
4+15) : 4 =
kan batas ata
½ x 2,25) =
an batas baw
½ x 2,25) =
mpak pada gr
4
13.5
14
14.5
15
15.5
1
Men
dengarkan
tung kece
or tertinggi
kriteri
0,15
menghitun
baseline da
14,75
as yaitu mea
= 15.87
wah yaitu m
= 13,62
rafik 4.7 dib
.7 grafik me
1 2 3 4
Graf
enderungan
pada grafik
a stabilitas
ng mean lev
an membag
an level + ½
mean level -
bawah ini
enghitung s
5 6 7
fik KKVA
15,87
14,75
13.6
stabilitas
k
= rent
= 2,25
vel dengan c
gi dengan j
½ dari rentan
½ dari renta
stabilitas
A
men
7
5
62
dengan
ang stabilita
5
cara: menju
umlah sesi
ng stabilitas
ang stabilita
ndengarkan
66
cara
as
umlah
i fase
s
as
67
Menghitung presentase data point pada kondisi baseline yang
berada dalam rentang stabilitas dengan cara:
Banyaknya point dlm rentang banyak data point presentase
4 4 100%
3. kecenderungan stabilitas stabil (100%) stabil (100%)
Menentukan kecenderungan jejak dapat dilihat di kecenderungan arah
4. kencenderungan jejak A B
menentukan level stabilitas dan rentang sebagaimana telah di hitung di
atas yaitu stabil dengan rentang 14-15
5. Level stabilitas dan rentang stabil stabil
14-15 15-17
Menentukan level perubahan dari menghitung selisih hari pertama dan
data terakhir di fase baseline
Data yang besar - data yang kecil presentase
15 - 15 0
Dengan demikian level perubahannya adalah
6. Level perubahan 15-15 17-15
0 +2
68
Maka dapat disimpulkan pada tabel 4.9 dibawah ini
4.9 tabel analisis dalam kondisi kemampuan komunikasi verbal anak autis
dalam aspek kemampuan mendengarkan
Kondisi A/1 B/2 1. Panjang Kondisi 4 15 2. Estimasi Kecenderungan Arah
(=) (+)
3. Kecenderungan Stabilitas Stabil 100%
Stabil 100%
4. Kecenderungan Jejak (=)
(+)
5. Level Stabilitas dan Rentang Stabil 14-15
Stabil 15-17
6. Level Perubahan 15-15 (0)
17-15 (+2)
Untuk analisis antar kondisi yang pertama kali dilakukan adalah menentukan
jumlah variabel yang ingin dirubah
1. Jumlah variabel yang dirubah 1
Selanjutnya menentukan kecenderungan arah dan efeknya dengan mengambil
dari analisi dalam kondisi seperti yang tertera di tabel 4.9
2. Perubahan arah dan efeknya
= +
Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas ini dilihat dari kecenderungan
stabilitas pada fase A dan fase B pada rangkuman analisi dalam kondisi di atas.
3. Perubahan kecenderungan stabilitas Stabil ke Stabil
69
Menentukan level perubahan dengan cara mengambil point terakhir di fase A dan
sesi pertama di fase B kemudian hitung berapa selisihnya , untuk disini fase
terakhirnya poinnya 15 dan fase pertamanya 15 maka (15-15) sehingga menjadi 0,
karena hasilnya nol berarti disini menunjukkan perubahan level yang stagnan atau
diam ditempat dan sama saja, kemungkinan adanya kemajuan itu hanya sedikit dan
tidak terlihat jelas.
4. Perubahan level (15-15)
0
Yang terakhir menentukan overlap data dengan cara mellihat batas atas dan batas
bawah fase baseline pada analisis kondisi dan, kemudian hitung jumlah point fase B yang
masuk dalam range batas atas dan batas bawah kemudian di bagi dengan jumlah sesi fase
B dan dikalikan 100
5. Presentase overlap 1:3x100 33,33%
Semakin kecil presentase yang didapat pada overlap menunjukkan bahwa
semakin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior. Dan presentase yang didapat
adalah 33,33 % dimana masih hampir ¾ dari angka 100% sehingga dapat disimpulkan
dalam aspek kemampuan mendengar anak dalam diberikannya intruksi oleh orang lain
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang baik dari intervensi yang diberikan yakni
meode pembelajara PECS terhadap salah satu aspek kemampuan komunikasi verbal anak
autis.
Semua data di atas disimpulkan menjadi tabel analisis antar kondisi seperti pada
tabel 4.10 dibawah ini.
70
4.10 tabel analisi data antar kondisi kemampuan komunikasi verbal anak dalam
aspek kemampuan mendengarkan intruksi dari orang lain
Kondisi Yang dibandingkan B1 A1 2:1
1. Jumlah Variabel 1 2. Perubahan Arah dan
Efeknya (=) (+) Ada perubahan
3. Perubahan Kecenderungan Stabilitas
Variabel ke Stabil
4. Perubahan Level (15-15) 0
5. Persentase Overlap 33,33%
Dari masing-masing data analisis yang sudah dipaparkan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwasanya terdapat perubahan pada kemampuan mendengar
anak yang diberikan treatmen berupa metode pembelajaran PECS.
Analisis grafik dengan menggunakan analisis visual dalam kondisi, dan
analisis visual antar kondisi menyatakan apabila terdapat kecenderungan arah
yang meningkat hal itu dapat dikatakan bahwasanya target behavior yang ingin di
rubah berhasil atau dalam penelitian ini efektif. Pada penelitian ini terlihat bahwa
dari lima aspek sebuah pengukuran komunikasi verbal pada anak autis arah
kecenderungan dan efek dari yang diukur menyatakan hasil 0 (=), yang artinya
bahwa metode pembelajaran terapi PECS ini tidak efektif pada peningkatan
komunikasi verbal pada anak autis.
71
B. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan grafik deskriptif sederhana
(Juang;2006) yang dianalisis melalui analisis visual baik dalam kondisi maupun
antar kondisi. Dan setiap aspek pengukur komunikasi verbal anak autis melalui
panduan observasi akan dibuatkan satu per satu grafik dan dianalisis sendiri-
sendiri dengan analisis dalam kondisi juga antar kondisi.
Setelah pengujian hipotesisi dengan grafik deskriptif sederhana, pada
analisis visual dalam kondisi maupun antar kondisi pada aspek yang pertama
yakni aspek jumlah kosa kata anak menunjukkan bahwasanya level perubahan
antara masa baseline (A1) dengan masa treatmen (B2) itu nilainya sama yaitu “0”
(=) yang berarti tidak ada perubahan dalam penambahan jumlah kosa kata pada
anak yang sudah di berikan treatment metode pembelajaran PECS.
Berdasarkan hasil analisis dalam kondisi dan antar kondisi dalam aspek
jumlah banyak bertanya dan menjawab ternyata juga menyimpulkan yang sama
yakni paada level perubahan di analisis dalam kondisi juga pada perubahan dan
efek di analisis antar kondisi menunjukkan hal yang sama antar masa baseline
(A1) dan juga masa treatmen (B2) yaitu bernilai 0 (=) yang berarti tidak ada
perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan tretamen.
Nilai aspek mendengarkan apa yang diperintahkan memiliki nilai yang
berbeda, disini terdapat perubahan meskipun tidak terlalu banyak, hal ini terlihat
dalam analisi dalam kondisi pada level perubahan. Dimasa baseline (A1) nilainya
adalah “0” namun dimasa treatmen (B1) menjadi (+2).
72
Berdasarkan data di atas menyimpulkan bahwasanya metode pembelajaran
PECS secara keseluruhan tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi anak autis.
C. Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari uji hipotesi dengan grafik deskriptif sederhana
menunjukkan bahwa metode pembelajaran PECS tidak efektif dalam
meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pada anak autis.
Berdasarkan hasil analis data tersebut bahwasanya metode pembelajaran
PECS tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pada
anak autis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya waktu penelitian yang
sangat singkat yakni satu bulan kurang untuk mengetahui hasil yang lebih baik
lagi dalam hal penelitian eksperimen dengan subyek anak autis apalagi dalam
mencoba hal yang baru buat mereka. Karena dibutuhkan waktu untuk adaptasi
dengan sesuatu yang baru.
Akan tetapi pada aspek yang terakhir yakni aspek kemampuan mendengar,
anak mengelami kemajuan hal ini terlihat dalam analisis dalam kondisi di tabel
paling bawah yakni level perubahan disitu tertera bahwasanya ada perbedaan
antara pada masa baseline (A1) dengan masa treatmen (B2) yaitu mula-mula
nilainya “0” menjadi “+2”. Selain itu di analisi antar kondisi juga menyatakan
bahwa dalam aspek kemampuan mendengar anak mengalami kemajuan meskipun
hanya sedikit, yaitu pada arah perubahan dan efek disini arah grafik mengalami
kemajuan dengan mengarah ke atas, yang semula arah garis mendatar.
73
Hasil jumlah banyak nya anak mendengarkan perintah ini di lihat dari anak
mulai melakukan proses belajar mengajar (pada masa baseline), dan menghitung
jumlah banyaknya anak mau mendengarkan perintah anak di masa treatmen
dihitung sejak anak diberikan treatmen selama satu jam tersebut.
Subyek yang tingkat autistiknya termasuk kategori autis berat, dengan
disertai komorbid dengna hyperactive menjadikan subyek masih belum bisa bicara
sedikitpun, yang dilakukan subyek hanya bersiul ataupun menangis ketika
diberikan perintah saat melakukan terapi. Meskipun sudah lama terapi di CAC
subyek mengalami kemajuan yang tidak begitu pesat, karena disini peran orang
tua dalam menjaga meningkatnya autistik anak masih kurang, hal ini terbukti dari
bekal makanan yang subyek bawa, selama melakukan observasi di CAC peneliti
mengetahui subyek selalu membawa jelly coklat buatan sendiri atau kue kukus.
Padahal untuk anak dengan kecenderungan autis diusahakan agar berdiet makanan
yang berbau coklat, tepung, susu sapi, karena hal itu membuat anak menjadi lebih
aktif dan terkadang tantrum.
Menurut penanggung jawab subyek, diketahui bahwa subyek juga sudah
lama tidak mengonsumsi obat, dikarenakan harga obat yang didiagnosiskan dokter
kepada subyek mahal, lebih dari satu juta per bulannya, orang tua subyek yang
penghasilannya cukup merasa keberatan akan biaya obat yang dianjurkan oleh
dokter. Hal ini yang membuat anak tidak mau diam dan susah di atur, dan ciri
khas autistik yang dimiliki anak menjadi sering muncul tak terkendali.
74
Setelah diberikan treatmen di minggu pertama masih belum tampak
perubahan subyek, mungkin disini subyek masih memerlukan waktu untuk
beradaptasi dengan hal baru, akan tetapi di minggu kedua dan ketiga subyek sudah
mulai menunjukkan perubahan, meskipun untuk komunikasi secara verbalnya
tidak ada perubahan, dalam sikap kepatuhan subyek juga mengalami kemajuan,
dilihat dari berkurangnya tangisan subyek ketika diberikan perintah untuk
melakukan treatmen.
Berhasil atau tidak nya penelitian ini terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi, yaitu ;
1. Jangka waktu penelitian
Dalam melakukan penelitian eksperimen dengan subyek autis
memang seharusnya membutuhkan waktu yang cukup lama, minimal lima
bulan, barulah disini akan diketahui perubahan anak itu secara signifikan
atau keseluruhan atau dapat memastikan bahwasanya penelitian itu pasti
berhasil dengan catatan mengetahui bahwa target behavior itu berubah
karena treatmen yang telah diberikan.
2. Tingkat autistik anak
Untuk memilih subyek penelitian dengan metode eksperimen
seyogyanya memilih subyek yang tingkat autistik anak tidak terlalu berat,
hal ini dilakukan agar meminimalisir keberhasilan suatu penelitian dalam
jangka waktu yang sangat singkat. Tapi jika penelitian dilakukan dalam
jangka waktu minimalnya yaitu 5 bulan mungkin tingkat autistik anak
tidak terlalu mempengaruhi.
75
3. Peran orang tua
Peran orang tua disini adalah peran orang tua di luar terapi yang
dilakukan di CAC, yakni terapi biomedik atau obat-obatan yang di berikan
ke anak, mampu meminimalisirkan sifat autistik anak sehingga anak dapat
selayaknya anak normal sebayanya.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannya
metode pembelajaran PECS tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi verbal pada anak autis, akan tetapi salah satu aspek komunikasi verbal
yaitu aspek mendengarkan mampu ditingkatkan dengan metode pembeljaran ini
dalam jangka waktu yang singkat.