47
149 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Paparan data dalam penelitian ini merupakan uraian yang disajikan peneliti dengan topik sesuai dengan pertanyaan- pertanyaan yang peneliti ajukan dalam rumusan masalah. Paparan data tersebut peneliti peroleh dari sumber data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, sebagian guru, dan Siswa. Awal Pelajaran adalah waktu dimana bel pertama telah berbunyi, dan menunjukkan pembelajaran akan segera dimulai. Namun sebelum memulai pembelajaran jam pertama, terlebih dahulu seluruh Aktifitas pembelajaran di SDN Mandalawangi 2, SDN Sirnagalih 2 dan SDN Curuglemo 3,Kec. Mandalawangi, Kab.Pandeglang, hampir sama yaitu mereka mengawali dengan pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Quran surat pendek pilihan( Juz ‘amma ) secara tadurus dilakukan dengan bersama- sama. Pembiasaan ini dilakukan oleh seluruh siswa dalam satu sekolah dengan bimbingan guru yang mengajar pada jam pertama atau siswa yang ditunjuk langsung untuk memimpin kegiatan tersebut dengan tujuan untuk membentuk karakter siswa-siswi pada sekolah tersebut. Adapun hal yang melatar belakangi kegiatan pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat pendek pilihan( Juz

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

149

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.

Paparan data dalam penelitian ini merupakan uraian yang

disajikan peneliti dengan topik sesuai dengan pertanyaan-

pertanyaan yang peneliti ajukan dalam rumusan masalah. Paparan

data tersebut peneliti peroleh dari sumber data yang diperoleh

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara

dilakukan kepada kepala sekolah, sebagian guru, dan Siswa.

Awal Pelajaran adalah waktu dimana bel pertama telah

berbunyi, dan menunjukkan pembelajaran akan segera dimulai.

Namun sebelum memulai pembelajaran jam pertama, terlebih

dahulu seluruh Aktifitas pembelajaran di SDN Mandalawangi 2,

SDN Sirnagalih 2 dan SDN Curuglemo 3,Kec. Mandalawangi,

Kab.Pandeglang, hampir sama yaitu mereka mengawali dengan

pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat pendek

pilihan( Juz ‘amma ) secara tadurus dilakukan dengan bersama-

sama. Pembiasaan ini dilakukan oleh seluruh siswa dalam satu

sekolah dengan bimbingan guru yang mengajar pada jam pertama

atau siswa yang ditunjuk langsung untuk memimpin kegiatan

tersebut dengan tujuan untuk membentuk karakter siswa-siswi

pada sekolah tersebut.

Adapun hal yang melatar belakangi kegiatan pembiasaan

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat pendek pilihan( Juz

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

150

‘amma) pada awal pembelajaran di SD Negeri Mandalawangi 2,

SDN Sirnagalih 2 dan SDN Curuglemo 3 adalah; Pertama,

memanfaatkan waktu dengan melakukan pembiasaan yang

positif, karena dengan adanya pembiasaan membaca dan tahfidz

Al-Qur‟an surat pendek pilihan( Juz ‘amma) di awal pelajaran

diharap penyelarasan antara hati dengan pikiran siswa, sehingga

siswa dapat lebih siap dalam menerima pelajaran. Kedua, sekolah

memiliki program yang dijanjikan kepada Orang tua, yaitu setiap

lulusan dari sekolah tesebut diharapkan mempunyai kelebihan

sudah bisa membaca dan hafal Al-Quran surat pendek pilihan

dengan baik dan benar, ketiga, diharapkan dengan adanya

program pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an (Juz

‘amma) akan mampu membentuk karakter siswa berdasarkan Al-

Qur‟an. Namun semua itu juga tidak terlepas dari beberapa faktor

penghambat diantaranya tingkat kemampuan siswa. Kurangnnya

dukungan dari orang tua, kurangnya motivasi siswa.

Pelaksanaan Kegiatan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an

surat pendek pilihan (Juz ‘amma) pada awal pembelajaran bisa

terlaksana dengan baik karena sistem pelaksanaan yang baik pula.

Diantara sistem pelaksanaannya adalah sebagai berikut;

1. Pengurus Sekolah yang terdiri dari Kepala sekolah, para

guru terutama guru PAI, memilih siswa-siswi yang bertugas

memimpin membaca dan menghafal Al-Qur‟an surat

pendek pilihan (Juz ‘amma) pada awal pembelajaran.

Siswa-siswi yang dipilih secara bergantian memimpin

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

151

sesuai dengan jadwalnya masing-masing dan langsung di

bimbing oleh guru.

2. Kegiatan pembiasaan dilaksanakan setiap hari. Siswa

diharuskan membawa Al-Quran (juz amma)dari rumah-

masing.

3. Sebelum kegiatan dimulai, diawali terlebih dahulu dengan

membaca do‟a awal pelajaran.

4. Kegiatan pembiasaan dimulai dengan membaca isti’adzah

dan basmalah. Seluruh siswa mengikuti apa yang dibaca

oleh pemimpin.

5. Ketika pemimpin membacakan ayat-ayat Al-Quran,

sementara siswa lainnya menyimak dan mendengarkannya

dengan seksama, kemudian mereka mengikutinya dengan

membaca dan menghafalnya.

Kegiatan membaca dan tahfiz Al-Qur‟an surat pendek

pilihan yang dilakukan di SDN Mandalawangi 2,SDN Sirnagalih

2 dan SDN Curuglemo 3,Kec. Mandalawangi, Kab.Pandeglang

sebagai bentuk usaha untuk membentuk karakter siswa.

Kegiatan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an ini memberikan

nilai tambah pada mata pelajaran PAI, adapun tujuan pemilihan

siswa untuk memimpin membaca dimaksudkan agar anak mampu

mempunyai karakter religius, rasa ingin tahu, tanggung jawab dan

gemar-

membaca, hal ini dilakukan dengan bergantian dan diambil dari

siswa-siswi yang baik bacaannya agar dapat membuat siswa-

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

152

siswi yang lain termotivasi untuk bisa membaca dan menghafal

Al-Quran dengan baik dan benar.Dengan pembiasaan membaca

surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya

mereka akan hafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan.Hal itu

dilakukan setiap hari oleh SDN Maandalawangi 2, SDN

Sirnagalih 2 dan SDN Curuglemo 3, dengan pembiasaan itu pula

nampak terlihat terjadi perubahan pada diri siswa, dengan

perubahan karakter yang positif diantaranya; religius, rasa ingin

tahu, tanggung jawab dan gemar membaca.

Tentang keberhasilan pembelajaran membaca dan

tahfidz Al-Quran yang diperoleh anak dalam mengikuti

pembiasaan pada awal pelajaran, dipengaruhi oleh latar belakang

anak yang berbeda-beda, baik yang sedang sekolah di MDA

maupun yang tidak,mereka yang memiliki kemampuan yang

berbeda-beda pula, maka tidak mungkin keberhasilan bisa didapat

merata 100%. akan tetapi, dengan keistiqomahan dalam kegiatan

awal pelajaran, maka setiap siswa akan memiliki perkembangan

yang baik dalam membaca dan hafalan Al-Qurannya.

Dalam pelaksanaan kegiatan membaca dan tahfid Al-

Qur‟an yang dilakukan di SDN Mandalawangi 2, SDN Sirnagalih

2 dan SDN Curuglemo 3, hampir sama, yaitu 15 menit sebelum

pelajaran disekolah dimulai.

Mereka bersama-sama membaca Al-Qur‟an surat pendek

pilihan dikelas masing-masing dengan dipandu oleh guru

pembimbing atau guru piket yang lebih awal datang

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

153

kesekolahnya. Dengan dilaksanakan pembiasaan membaca Al-

Qur‟an surat pendek pilihan setiap hari otomatis dengan

sendirinya siswa dapat menghafal Al-Qur‟an tersebut dengan

baik dan lancar bacaan maupun hafalannya,karena di bimbing

dan dipandu oleh guru atau pembimbingnya.

Adapun proses pelaksanaan pembiasaan membaca dan

tahfidz Al-Qur‟an surat pendek pilihan yang di laksanakan SDN

Mandalawangi 2,SDN Sirnagalih 2, dan SDN Curuglemo 3, Pada

Awal Pembelajaran Dalam Pembentukan Karakter sebagai

berikut:

1) Proses Pelaksanaan Pembiasaan Membaca dan

Tahfidz Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan di SDN

Mandalawangi 2,Kec.Manlaangi, Kab.

Pandeglang.

Program Pembiasaan Membaca dan Tahfidz AlQur‟an

Surat Pendek pilihan di SD Negeri Mandalawangi 2, Kec.

Mandalawangi pada awalnya merupakan implementasi dari

aturan yang diterapkan pemerintah daerah, yaitu Surat Keputusan

Bupati Pandeglang Nomor 421/Kep. 162 – Huk/2005 Tentang

Penerapan Mata Pelajaran Muatan Lokal Tafhimul Qur'an Juz

'Amma Pada Sekolah Dasar Dan Madrasah Ibtidaiyah Di

Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang.

Berdasarkan data hasil observasi awal dan wawancara

terhadap beberapa guru dan siswa di SDN Mandalawangi 2, Kec.

Madalawangi, Kab.Pandeglang, diperoleh data bahwasanya

kemampuan membaca dan Tahfidz Al-Qur‟an Surat Pendek

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

154

Pilihan siswa dan siswi kelas 5( lima) yang jumlah siswanya 23

orang, yang terdiri dari laki-laki 15 orang sedangkan perempuan

berjumlah 8 orang, kemampuan membaca dan Tahfidz Al-qur‟an

mereka cukup baik, namun sebagian kecil siswa tergolong belum

lancar dalam membaca dan tahfidz Al-Qur‟an, artinya sebagian

kecil siswa sudah mampu membaca Al-Qur‟an, namun belum

mampu menerapkan ilmu tajwid dengan baik dan benar. Hal itu

di sebabkan karena sebagaian para orang tua siswa hanya

mengandalkan sekolah dan guru dalam belajar membaca dan

tahfidz Al-Qur‟an. Berikut data kemampuan siswa siswi dalam

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan Di SDN

Mandalawangi 2, Kec.Mandalawangi, Kab.Pandeglang sebelum

adanya pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an.

Tabel 4.1

Data kemampuan siswa membaca dan tahfidz Al-Qur’an

sebelum pembiasaan dilakukan

No Kompetensi Jumlah Ketercapaian

Keterangan Membaca Tahfidz Tajwid

1 Sangat Lancar 5 2 2

2 Lancar 3 2 3

3 Belum Lancar 15 19 18`

4 Belum Mengengenal

Huruf

- - -

JML 23 23 23

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

155

Berbagai upaya dan usaha dilakukan oleh SD Negeri

Mandalawangi 2, dalam meningkatkan kemampuan dalam

membaca Al-Qur‟an surat pendek pilihan, khususnya juz ‘amma

yang diantaranya adalah dilaksanakannya program pembiasaan

membaca Al-Qur‟an surat pendek pilihan pada setiap pagi

sebelum memulai pembelajaran.

Berkaitan dengan hal ini guru menerapkan beberapa

metode dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca Al-

Qur‟an diantaranya adalah program Pembiasaan membaca Al-

Qur‟an surat pendek pilihan yang dilaksanakan secara bersama-

sama yaitu setiap pagi 15 menit sebelum dimulainnya kegiatan

belajar mengajar.Adapun surat yang baca yaitu surat Al- Fatihah

– Adhuha, yang berasal dari Al-Qur‟an surat pendek (juz ‘amma).

Dari proses pembiasaan yang dilaksanakan oleh SDN

Mandalawangi 2, dan diterapkan nya berbagai macam metode

dalam pelaksanaannya, ahirnya terdapat banyak perubahan yang

sangat positif baik dalam segi bacaan Al-Qur‟an maupun

hafalannya serta nampak juga terlihat perubahan pribadi siswa

sehingga tumbuh karakter yang lebih baik.

Adapun salah satu perubahan tersebut diantaranya terlihat

dari data tabel dibawah ini:

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

156

Tabel 4.2

Data kemampuan siswa membaca dan tahfidz Al-Qur’an

setelah adanya pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur’an

No Kompetensi Jumlah Ketercapaian

Keterangan Membaca Tahfidz Tajwid

1 Sangat Lancar 10 10 7

2 Lancar 8 9 10

3 Belum Lancar 5 4 6

4 Belum Mengengenal

Huruf

- - -

JML 23 23 23

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa siswa

yang sangat lancar membaca,bahkan hafal beberapa surat dalam

Al-Qur‟an terutama Juz „Amma sebanyak 10 siswa, kemudian

siswa yang lancar dan mengenal ilmu tajwid sebanyak 9 siswa,

dan siswa yang belum lancar dalam pengertian sudah mampu

membaca Al-Qur‟an namun belum menerapkan Ilmu tajwid

sebanyak 4 orang. Kemudian tidak ada siswa yang belum

mengenal huruf hijaiyah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI di SDN

Mandalawangi 2, yaitu: Ibu Iis Sri Mulyati,S.Pd.I,yang

menyatakan bahwa”di SDN Mandalawangi 2 hampir setiap pagi

sebelum kegiatan pembelajaran dimulai siswa terlebih dahulu

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat-surat pendek pilihan.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

157

Dimulai pukul 7.15-07.30 dengan didampingi guru BTQ, dan

guru yang mengajar pertama”.147

Hal ini dibenarkan oleh Dafa Abdul Fatah salah satu siswa

kelas 5 salah satu murid SDN Mandalawangi 2.” Ia membaca Al-

Qur‟an surat pendek pilihan di setiap pagi hari dan dilaksanakan

dikelas masing-masing dengan dimulai membaca Al-Qur‟an

surah An-Naas sampai Ad-dhuha sesuai dengan tingkat kelas

masing-masing”.148

Sesuai dengan pernyataan dari dua sumber

tersebut, maka diketahui setiap hari surat yang dibaca berbeda

setiap kelasnya, sesuai dengan ketentuan dari masing-masing

kelas, sementara waktu yang disediakan hanya 15 menit untuk

setiap tingkatan kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, kegiatan

pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat pendek pilihan

berjalan dengan cukup baik dan tertib. Setiap kelas ada guru yang

ikut serta dalam membaca Al-Quran, akan tetapi juga ada kelas

yang membaca Juz „amma sendiri tanpa ada guru yang

mendampingi, namun dipimpin oleh seorang siswa yang di tunjuk

oleh guru sebelumnya. Hal ini selaras dengan yang disampaikan

oleh salah satu wali kelas 5 (lima) Ibu Titin,T.V yang

menyatakan bahwa “Untuk pelaksanaannya anak-anak

147

Iis Sri Mulyati, Wawancara Guru PAI, Tentang Kegiatan

Pembiasaan Membaca dan Tahfidz Al-Qur’an, 15 Menit Sebelum

Pembelajaran Dimulai,(18 Oktober 2018), Pukul 10.00 WIB

148

Dafa Abdul Fatah, wawancara Siswa SDN Mandalawangi 2,

Kegiatan Pembiasaan Membaca dan Tahfidz Al-Qur’an Setiap Hari di Kelas

Masing-masing,(18 Oktober 2018), pukul 10.15

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

158

didampingi oleh guru jam pertama yang mengajar, apabila guru

jam pertama tidak ada atau belum datang digantikan oleh siswa

yang dimanahkan oleh guru piket”.149

Jadi guru piket keliling

untuk mengetahui apakah ada jam kosong waktu pembacaan Al-

Qu‟ran tersebut, apabila ada guru yang berhalangan maka akan

digantikan oleh guru lain, atau guru piket menunjukkan salah

seorang siswa untuk memimpin teman-temannya, dengan adanya

guru atau siswa yang mendampingi, maka anak-anak akan lebih

semangat dan tertib.Dalam pelaksanaannya pembiasaan

pembiasan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat pendek pilihan

menggunakan beberapa metode diantaranya; metode punishment,

metode klasikal, metode tutor teman sebaya, metode driil, dan

lain sebagainya.

Proses pembelajaran yang efektif ditentukan oleh

beberapa hal salah satunya adalah metode pembelajaran. Metode

pembelajaran yaitu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk

kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan adanya metode pembelajaran yang tepat dan

efektif diharapakan pembelajaran dapat mengarahkan pada

keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik

agar belajar berdasarkan minat, serta dapat lebih mendorong

usaha kerjasama dalam kegiatan pembelajaran antara pendidik

149 Titin,T.V, Wawancara Guru Wali Kelas 5, Pelaksanaan

Pembiasaan Membaca dan Tahfidz Al-Qur’an Diawasi oleh Guru BTQ dan

Guru Piket ,( 18 Oktober 2018), Pukul 10.30 WIB

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

159

dengan peserta didik.Metode dalam pembelajaran akan berjalan

efektif apabila guru dan peserta didik dapat merealisasikan dalam

proses belajar mengajar.Pemilihan metode yang tepat juga sangat

diperlukan oleh seorang pendidik dengan menyesuaikan situasi

dan kondisi lingkungan pendidikan yang ada.

2) Proses Pelaksanaan Pembiasaan Membaca dan

Tahfidz Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan di SDN

Sirnagalih 2, Kec. Mandalawangi, Kab.

Pandeglang.

Pada dasarnya kegiatan pembiasaan membaca Al-

Qur‟an surat pendek pilihan di SDN Sirnagalih 2,

Kec.Mandalawangi, Pandeglang tidak jauh berbeda dengan

pelaksanaan pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an di SD

Negeri Mandalawangi 2, Kec.Mandalawangi, Kab. pandeglang

yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Dimana

pembiasaan membaca Al-Qur’an juga dilaksakan pada setiap hari

dia awal pembelajaran dimana guru yang mengajar pada jam

pertama diminta untuk mendampingi siswa membaca Al-

qur‟an. Namun sebelum guru menyampaikan materi yang akan

diajarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu Dra.Hj. Epen,

M.Pd, selaku kepala sekolah SDN Sirnagalih 2, dalam

wawancara dengan penulis menyatakan bahwa; “pembiasaan

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an sudah menjadi program

pembiasaan di sekolah ini, Setiap kali akan memulai

pembelajaran pada awal masuk kelas di pagi hari, guru yang

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

160

bersangkutan diminta untuk mendampingi siswa dalam membaca

Al-Qur‟an, di kelas masing-masing.”150

Data kemampuan siswa- siswi Kelas V(Lima) SDN

Sirnagalih 2,dalam membaca dan tahfidz Al-Qur‟an Surat

pendek pilihan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Data kemampuan siswa membaca dan tahfidz Al-Qur’an

Surat Pendek di SDN Sirnagalih

2,Kec.Mandalawangi,Kab.Pandeglang.

No Kompetensi Jumlah Ketercapaian

Keterangan Membaca Tahfidz Tajwid

1 Sangat Lancar 15 10 10

2 Lancar 9 12 13

3 Belum Lancar 4 6 5

4 Belum Mengengenal

Huruf

- - -

JML 28 28 28

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa siswa

yang sangat lancar membaca,bahkan hafal beberapa surat dalam

Al-Qur‟an terutama Juz „Amma sebanyak 15 siswa, kemudian

siswa yang lancar dan mengenal ilmu tajwid sebanyak 8 siswa,

dan siswa yang belum lancar dalam pengertian sudah mampu

membaca Al-Qur‟an namun belum menerapkan Ilmu tajwid

150 Hj.Epen, Wawancara pribadi Kepalasekolah SDN Sirnagalih 2,

Pembiasaan Membaca dan Tahfidz Al-Qur‟an Sudah Menjadi Program

Pembiasaan di Sekolah Sebelum Pelajaran dimulai, (l9 Oktober 2018), pukul

09.30.WIB.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

161

sebanyak 5 orang. Kemudian tidak ada siswa yang belum

mengenal huruf hijaiyah.

Bpk.Joni,S.Pd. menyatakan dalam pelaksanaan Membaca

dan Tahfidz Al-Qur‟an, siswa diwajibkan membawa Al-qur‟an (

juz Amma) dari rumah masing-masing, sehingga dengan

pembiasaan ini sangat membantu anak untuk cinta Al-Qur‟an dan

mau membacanya secara tartil terutama anak yang masih perlu

bimbingan dalam belajar.Karena mengajarkan membaca Al-

qur‟an bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab guru PAI

semata namun memerlukan kerjasama dari semua guru dan para

orang tua di rumah. “Siswa harus sudah masuk kelas lebih awal

yaitu 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Waktu ini dapat

dipergunakan untuk membaca Al-Qur‟an, dengan demikian

susana menjadi hening dan tentram, karena yang terdengar hanya

lantunan suara anak-anak yang sedang membaca dan menghafal

Al-Qur‟an secara tartil.”151

Dengan adanya pembiasaan tersebut, diharapkan anak-

anak memiliki kedisiplinan yang tinggi, gemar dan terampil

dalam membaca dan menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan

secara tartil. Dan ketika peneliti menanyakan kepada kepala

sekolah SDN Sirnagalih 2,tentang tujuan dari penerapan tersebut

beliau menjelaskan;

151Joni , Wawancara Guru Piket , Mengajar Al-Qur‟an Bukan

Hanya Menjadi Kewajiban Guru Agama Saja, (19 Oktober 2018), pukul 09.45.

WIB

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

162

“Kami mewajibkan siswa membaca juz „amma sebelum

pembelajaran dilaksanakan dengan tujuan supaya anak

didik kami mempunyai karakter yang baik dan dapat

menanamkan ketakwaan kepada Allah SWT. Hal ini

juga dilakukan agar mereka terbiasa melakukan aktivitas

yang diawali dengan hal-hal yang baik, kemudian

melatih agar terbiasa membaca Al-Qur‟an sebelum

melakukan aktifitas disekolah ,karena kebanyakan anak

jarang dibimbing ketika membaca Al-Qur‟an di rumah.

Disinilah tanggung jawab guru agar menumbuhkan

karakter yang baik dengan kecintaan terhadap Al-

Qur‟an.”152

Adapun metode guru dalam pelaksanaan pembiasaan

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an yaitu dengan beberapa metode

diantaranya:

a. Metode klasikal ( Baca: simak)

Metode ini dilakukan dengan cara guru meminta para

siswa untuk membaca secara bersama-sama, dengan bacaan yang

sama dan dengan batas baca yang sama. Sehingga anak yang

tidak bisa membaca menjadi bisa menirukan dan mengikuti

bacaan temannya saat membaca. “Ketika Ibu yayah memasuki

rungan kelas dan akan mengajar, para siswa berebut masuk kelas

untuk menempati bangku masing-masing, kemudian ibu

khaeriyah memberi salam dan meminta para siswa membuka

membaca juz „amma secara bersama-sama, mereka bersemangat

membaca Al-Qur‟an dengan perlahan-lahan dan dengan batas

baca yang sama yang ditentukan oleh guru

152 Haeriyah, Wawancara Guru PAI, Tujuan Pembiasaan Membaca

dan Tahfidz Al-Qur‟an Agar Anak Mencintai Al-Qur‟an Serta Menumbuhkan

Karakter Siswa,( 6 Juni 2018),pukul 10.00.WIB

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

163

b. Metode individual

Dalam pelaksanaannya metode ini meminta siswa untuk

maju ke depan kelas untuk membaca Al-Qur‟an sesuai dengan

batas bacanya sendiri-sendiri dengan di sima‟ oleh guru. Setelah

selesai guru memberi nilai kedalam daftar nilai yang bertujuan

untuk memberikan motivasi kepada anak agar lebih giat lagi

dalam membaca. Dengan anak lebih cepat mengetahui hasilnya,

maka akan semakin cepat juga anak untuk termotivasi belajarnya.

“Ketika Ibu Haeriyah memasuki kelas untuk mengajar kelas V,

para siswa berebut masuk kelas untuk menempati bangku

masing-masing, kemudian guru memberi salam dan meminta para

siswa satu persatu membaca Al-Qur‟an dan di sima‟ oleh guru,

disaat anak salah mengucapkan, maka guru membenarkan

bacaannya.

c. Metode drill (latihan)

Metode ini dilaksanakan berdasarkan pandangan bahwa

jika anak sering dibiasakan latihan membaca Al-Qur‟an secara

berulang-ulang sejak kecil, maka akan membuat anak menjadi

terbiasa untuk belajar dan ini tidak akan bisa hilang sampai anak

tumbuh dewasa. Sebab kebiasaan baik ini akan membekas pada

diri anak selamanya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Bpk.Joni,S.Pd bahwa adanya metode dalam Pembiasan ini

membantu saya setiap kali pelajaran tartil, di dalam kelas anak-

anak saya minta membaca Al-Qur‟an di tempat duduk masing-

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

164

masing, Melihat perkembangan anak supaya lidah anak terlatih

untuk melafalkan bacaan Al-Qur‟an.

d. Metode pemberian tugas

Dalam melaksakan metode ini, siswa diminta untuk

membaca surat-surat pendek (jus Amma) secara mandiri di

bangku masing-masing, kemudian diminta untuk menghadap ke

guru untuk membaca kembali ayat yang dibaca secara individu ke

hadapan gurunya. Dengan begitu anak akan bersikap jujur dan

belajar tanggungjawab terhadap tugasnya.

Dengan terbiasa membaca dan menghafal ayat Al-Qur‟an

niscaya siswa akan mendapatkan manfaat dan berkah dari bacaan

tersebut, akan senantiasa mendapatkan kebaikan dan

perlindungan Allah S.W.T.153

3) Proses Pelaksanaan Pembiasaan Membaca dan

Tahfidz Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan di SDN

Curuglemo 3, Kec. Mandalawangi Kab.

Pandeglang.

Pelaksanaan pembiasaan membaca Al-Qur‟an surat

pendek pilihan yang dilaksanakan di SD Negeri Curuglemo 3,

Kecamatan Mandalawangi,merupakan program pengembangan

potensi di bidang agama agar nanti outputnya siswa bisa

memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan baik. Maka

dari itu, sekolah mengupayakan agar siswa mampu membaca, dan

153

Joni,S.Pd. Wawancara Guru Piket Kelas , Metode Pembelajaran

dapat memudahkan pelaksanaan Pembiasaan Membaca dan Tahfidz Al-

Qur’an,(19 Oktober 2018), pukul 09.45. WIB

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

165

menghafal Al-Qur‟an dengan baik dan benar,karena Al-Qur‟an

adalah kitab suci agamanya sendiri.

Program Pembiasaan Membaca dan Tahfidz AlQur‟an

Surat Pendek pilihan di SD Negeri Curuglemo 3, Kec.

Mandalawangi pada awalnya merupakan implementasi dari

aturan yang diterapkan pemerintah daerah, yaitu Surat Keputusan

Bupati Pandeglang Nomor 421/Kep. 162 – Huk/2005 Tentang

Penerapan Mata Pelajaran Muatan Lokal Tafhimul Qur'an Juz

'Amma Pada Sekolah Dasar Dan Madrasah Ibtidaiyah Di

Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang.

Hal ini menunjukkan kepeduliaan pemerintah daerah

terhadap perkembangan nilai-nilai keagamaan yang tercermin

dalam kitab sucinya Al-Qur'an. Seorang pemeluk agama yang

baik harus mampu membaca dan memahami kitab sucinya.

Membaca merupakan kebutuhan mendasar untuk menumbuhkan

kecintaan dan pemahaman serta pengamalan nilai-nilai

keagamaan yang terdapat dalam kitab suci tersebut. Karena itu

maka pemerintah kabupaten pandeglang menginstruksikan

kepada warganya untuk mempelajari baca tulis alquran dengan

baik.

Selain itu pemerintah kabupaten Pandeglang juga pada

tahun 2007 mengeluarkan perda wajib diniyah bagi siswa yang

belajar di bangku Sekolah Dasar. Yaitu Perda Diniyah Nomor 27

Tahun 2007 tentang Wajib Belajar Madrasah Diniyah Awaliyah.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

166

Hal ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah daerah

dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan baca tulis

Al-Quran dari semenjak usia dini.

Selain itu pembiasaan membaca Al-Qur‟an di sekolah

merupakan wujud nyata dari visi dan misi sekolah. Dimana visi

dan misi sekolah tersebut merupakan acuan dalam mengambil

langkah untuk mencapai cita-cita sekolah. Hal ini didukung oleh

hasil interview yang dilakukan peneliti pada tanggal 20 Oktober

2018 di ruang Kepala sekolah, Bpk.Edi Suradi, S.Pd.SD, selaku

pimpinan SD Negeri Curuglemo 3, beliau mengemukakan

sebagai berikut :

“Program Pembiasaan membaca dan Tahfidz Al-Qur‟an

yang dilakukan di sekolah ini, pada dasarnya mengacu

kepada visi dan misi sekolah. Di dalam visi dan misi

tersebut, untuk misi lebih khususnya poin ke dua,

tercantum kata "iman dan taqwa", hal ini merupakan

aspek religius yang benar-benar harus kita perhatikan.

Karena sebagai pengelola sekolah,kami memiliki

tanggung jawab moral terhadap anak didik kami, agar

nantinya anak didik kami mempunyai kecakapan akhlaq

di masyarakat. Oleh sebab itu, bagi kami proram BTQ

sangat perlu dilakukan oleh sekolah, tidak terkecuali

sekolah berbasis umum seperti SDN kami.”.154

Hal inilah yang menjadi spirit seluruh warga sekolah untuk

ikut menyukseskan program pembiasaan membaca dan tahfidz

Al-Qur‟an di lembaga sekolah yang bernaung di bawah Dinas

154

Edi Suradi, Wawancara Kepala Sekolah, Proses Pembiasaan

Membaca dan Tahfidz Al-Qur’an Mengacu Kepada Visi dan Misi Sekolah, (

20 Oktober 2018), Pukul 10.00. WIB.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

167

Pendidikan Dan Kebudayaan Kecamatan Mandalawangi tersebut,

yaitu rasa tanggung jawab sebagai pengajar kepada anak didiknya

agar berakhlaq mulia.

Program Pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an

surat pendek pilihan sebelum pelajaran dimulai pada dasarnya

merupakan wujud rasa kepeduliaan sekolah terhadap peningkatan

kemampuan siswa dalam menguasai kitab suci Al-Qur'an.

Hal ini mendorong rasa ikhlas dan semangat yang tinggi

dari sekolah untuk tetap melakukan pembinaan terhadap

pembelajaran Al-Qur‟an tanpa memikirkan keuntungan material

yang mereka dapat dari mengajar Al-Qur‟an. Semangat yang

tulus ini disambut hangat oleh Bapak Kepala sekolah.

“Berikut ini adalah hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dengan guru wali kelas V, SDN Curuglemo 3,

pada tanggal 20 Oktober 2018 pukul 10.13 WIB di ruang

kerjanya “Berangkat dari rasa tanggung jawab bersama

dalam mensukseskan program Pembiasaan membaca Al-

Qur‟an ini, dapat dikatakan tidak ada pendanaan khusus

yang diberikan untuk program ini. Nah, itu juga yang

menjadi sebuah cerminan nilai agama yang luar biasa,

rasa ikhlas melakukan sesuatu tanpa pamrih. Saya sebagai

Pimpinan sekolah sangat berterima kasih kepada seluruh

dewan guru dan staf lainnya yang menjadi pembina

Pembiasaan Membaca Al-Qur‟an, dengan penuh semangat

tinggi. Namun demikian, ya tetap ada pendanaan langsung

kepada program BTQ, seperti untuk administrasinya,

penulisan raport dan pelaksanaan evaluasi. Namun

sebenarnya itu tidak seberapa dibandingkan dengan jerih

payah dan keiklasan para Pembina BTQ yang begitu

mulia itu. Namun sumber dana ini benar-benar murni dari

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

168

sekolah, kami tidak memungut bulanan secara khusus

kepada siswa untuk program pembiasaan ini”.155

Program Pembiasaan Membaca dan tahfidz Al-Qur‟an

yang dilaksankan di SDN Curuglemo 3,Kec.Mandalawangi ini

diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam

membaca dan tahfidz Al-Qur'an. Dan untuk mengetahui sejauh

mana hasil yang telah dicapai dari program tersebut, peneliti

melakukan wawancara dengan guru BTQ di sekolah sasaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Rohan, S.Pd.I selaku

guru BTQ di SD Negeri Curuglemo 3, yang mengemukakan:

"Hasil yang diperoleh dari Pembiasaan membaca Al-

Qur‟an yang dilakasankan di SD Negeri Curuglemo 3

menunjukkan hasil yang baik, itu terlihat dari jumlah

siswa yang hampir 90 % Sangat lancar dalam Membaca

Al-Qur'an dan 80 % tergolong lancar dalam membaca Al-

Qur'an dan nampak 20 % belum lancar.Ini semua

dikarenakan meningkatnya minat siswa dalam

mempelajari Al-Qur'an, mereka tidak sore hari, karena di

SD ini pembelajaran TBTQ dilakasnakan setelah pulang

sekolah yang merupakan ekstra kurikuler keagamaan".156

Berikut data kemampuan siswa dalam membaca dan

tahfidz Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan Di SDN Curuglemo 3,

Kec.Mandalawangi, Kab.Pandeglang.

155

Herman Subandi,Wawancara dengan Guru Kelas V, Proses

Pembiasaan Membaca dan Tahfidz Al-Qur’an didasari dengan keikhlasan, (

Tanggal 20 Oktober 2018), Pukul 10.13 WIB.

156Rohan ,Spd.I Guru B.T.Q, Terdapat Peningkatan Dalam

Kemampuan Membaca dan Tahfidz Al-Qur’an, (Tanggal 20 Oktober 2018),

Pukul 10.30. WIB.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

169

Tabel 4.4

Data Kemampuan Siswa Membaca dan Tahfidz Al-Qur’an

NO Kemampuan Membaca dan

Tahfidz Al-Qur‟an Lk Pr Jumlah

1 Sangat Lancar 10 10 20

2 Lancar 6 10 16

3 Belum Lancar 3 2 5

4 Belum Bengenal Huruf 0 0 0

JML 19 22 41

Di SD Negeri Curuglemo 3, Kec.Mandalawangi, Kab.

Pandeglang, guru menerapkan beberapa metode dalam

pelaksanaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an sesuai kebutuhan,

diantara metode yang digunakan guru adalah:

1. Metode Punishment

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang saya lakukan

dengan bapak Edi Suradi,S.Pd. selaku kepala SDN Curuglemo 3,

yang mengatakan bahwa “ Metode yang diterapkan di sekolah ini

adalah metode pembiasaan. Karena sudah terjadwal karena,

seperti yang sudah diketahui membiasakan membaca dan tahfidz

Al-Qur‟an surat pendek pilihan sebelum pelajaran

dimulai.Biasanya anak-anak yang tidak mengikuti kegiatan

keagamaan atau kegiatan-kegiatan pembelajaran atau mungkin

anak itu melakukan kesalahan-kesalahan sehingga bapak-ibu guru

menyuruhnya untuk mengahafalkan Al-Qur‟an surat pilihan di

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

170

depan kantor.157

Hukuman menghafal Al-Qur‟an di depan kantor

ini dengan didampingi oleh bapak atau ibu guru wali kelas.” 158

Melihat wawancara tersebut untuk meningkatkan

kedisiplinan agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar

memang perlu adanya metode punishmen. Dengan menggunakan

metode yang tepat proses pembelajaran akan lebih efektif serta

akan lebih cepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan

metode punishmen diharapkan siswa-siswi akan menjadi jera.

2. Metode Penugasan

Metode penugasan yaitu suatu cara dalam proses belajar

dan mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Dengan

metode penugasan ini diharapkan dapat memupuk kemandirian

peserta didik, mendorong perilaku kreatif. Dengan metode

penugasan beberapa karakter bangsa bisa di internalisasi dalam

menjalankan tugasnya.

3. Metode Tutor Sebaya dan Metode Klasikal

Selain menggunakan metode penugasan bapak-ibu guru

juga menggunakan metode tutor sebaya dan metode klasikal.

Dengan metode tutor sebaya ini diharapkan teman sebaya dapat

menghilangkan kecanggungan dan bahasa teman sebaya lebih

mudah dipahami. Begitupula sebaliknya dengan metode klasikal

siswa akan dikelompokkan sesuai kemampuan masing-masing.

157Edi Suradi, Kepala SDN.Curuglemo 3. Wawancara 4 Juni 2018,

pukul 10.00 WIB

158

Herman Subandi, Wali Kelas V, Hasil wawancara 4 Juni 2018,

pukul 10.00 WIB

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

171

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Antara Pembiasaan Membaca dan Tahfidz Al-

Qur’an Pada Awal Pembelajaran Dengan Pembentukan

Karakter Siswa di SDN Mandalawangi 2, Sirnagalih 2 dan

Curuglemo 3 Kec. Mandalawangi Kab. Pandeglang.

Kegiatan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an pada awal

pelajaran merupakan salah satu upaya yang dilakukan sekolah

dengan tujuan agar siswa terbiasa membaca serta mendengarkan

ayat-ayat suci Al-Quran. Adanya kegiatan ini pula akan

menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-Quran. Dorongan ingin

tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk

membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-

lain. Sehingga dengan sendirinya karakter siswa akan

terbentuk.Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa

kegiatan pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat

pendek pilihan dilakukan setiap hari Senin hingga Jumát pukul

07.00 – 07.15 WIB selama 15 menit. Kegiatan tersebut

diharapkan menumbuhkan 18 nilai karakter bangsa yaitu religius,

jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,

rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Dalam tahapan kegiatan pembiasaan membaca dan tahfidz Al-

Qur‟an surat pendek pilihan di SDN Mandalawangi 2, SDN

Sirnagalih 2, dan SDN Curuglemo 3,Kec. Mandalawangi,

Kab.Pandeglang, penulis menganalisis berbagai karakter yang

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

172

bisa ditanamkan dalam diri siswa sesuai dengan tahapan kegiatan

pembiasaan yaitu;

a. Tidak mengantri untuk wudhu karena sebagian besar sudah

berwudhu di rumah masing-masing.

Sebelum melaksanakan Pembiasaan Membaca dan

tahfidz Al-Qur‟an siswa diperintahkan untuk mengambil wudhu.

Berdasarkan hasil pengamatan tidak terjadi antrian karena

sebagian besar siswa telah berwudhu di rumah sebelum berangkat

ke sekolah. Tindakan ini dilakukan 0leh siswa- siswi untuk

menghemat

waktu dan menghindari antrian. Dari 18 nilai karakter bangsa

yang terlihat dari 9 karakter yaitu religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, peduli lingkungan, dan

peduli sosial.

b. Arahan Guru sebelum Pembiasaan membaca dan tahfidz Al-

Qur‟an, agar siswa

mendoakan kesuksesan mereka dan mendoakan kedua orang

tua.

Siswa diharapkan dapat mendoakan diri mereka, para

guru kemudian orang tua. 7 nilai karakter siswa yang terbentuk

saat kegiatan ini yaitu religius, jujur, toleransi, menghargai

prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli sosial, dan tanggung

jawab.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

173

c. Pelaksanaan Pembiasaan Membaca dan tahfidz Al-Qur‟an

surat pendek pilihan.

Guru membimbing siswa untuk melaksanakan

Pembiasaan Membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat pendek

pilihan secara benar. Siswa diharapkan mampu melaksanakan

secara baik dan membiasakan diri sejak kecil. Program

pembiasaan ini merupakan gerakan pembiasaan agar selalu

introspeksi diri bahwa Allah sebagai tempat bergantung. 18 nilai

karakter siswa yang terbentuk saat kegiatan ini yaitu religius,

jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,

rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,tanggung jawab.

d. Merapikan perlengkapan setelah melaksanakan pembiasaan

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an.

Setelah selesai kegiatan membaca Juz ‘amma siswa harus

merapikan perlengkapan masing-masing. 7 nilai karakter yang

terbentuk yaitu disiplin, kerja keras, mandiri,

bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

e. Guru menguji karakter siswa

Setelah selesai perapihan dan pelaksanaan pembiasaan

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat pendek pilihan,kemudian

guru menguji beberapa karakter dengan pertanyaan-pertanyaan

diantaranya; siapa yang mengobrol saat membaca ? siapa yang

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

174

berpura-pura membaca ? dan pertanyaan lainnya. Maka dengan

demikian karakter jujur, tanggung jawab, disiplin, religius dan

lainnya sedang di uji oleh guru secara langsung.

Hal-hal yang dilakukan oleh guru di atas adalah sebagai

salah satu bentuk membentuk karakter siswa. Hal ini juga sesuai

tujuan pendidikan nasional yang menekankan pada pembentukan

karakter bangsa sehingga Balitbang-Kepennas mengembangkan

kurikulum pendidikan karakter bangsa dengan mengembangkan

18 nilai karakter yang telah disebutkan sebelumnya.

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan

(knowing), acting, menuju kebiasaan (habit).159

Pembiasaan yang

dilakukan harus dilandasi dengan pengetahuan tentang nilai

karakter bangsa. Hal ini berarti, karakter tidak sebatas pada

pengetahuan, karakter lebih dalam lagi, menjangkau wilayah

emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan tiga

komponen karakter yang baik (component of good character)

yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral

feeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau

perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar peserta didik mampu

memahami, merasakan, dan mengajarkan sekaligus nilai-nilai

kebajikan.

Tujuan utama dari Pembiasaan Membaca dan tahfidz Al-

Quran surat pendek pilihan adalah pembentukan kepribadian

159Kementerian Pendidikan Nasional, Pedoman Pelaksanaan

Pendidikan Karakter, (Jakarta: Puskurbuk, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, 2011), 234

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

175

pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola

pikirnya dalam kehidupan sehari-hari.160

maka pembiasaan

Membaca dan tahfidz Al-Quran tidak hanya menjadi tanggung

jawab guru semata, tetapi dibutuhkan dukungan dari seluruh

komunitas disekolah, masyarakat, dan lebih penting lagi adalah

orang tua. Sekolah harus mampu mengkoordinir serta

mengkomunikasikan pola pembiasaan Membaca dan tahfidz Al-

Quran surat pendek pilihan terhadap beberapa pihak yang telah

disebutkan, sebagai sebuah rangkaian komunitas yang saling

mendukung dan menjaga demi terbentuknya siswa berakhlak dan

berbudi pekerti luhur.

Pendidikan yang berhubungan dengan kepribadian atau

karakter tidak dapat diajarkan hanya dalam bentuk pengetahuan

saja, tetapi perlu adanya pembiasaan dalam prilakunya sehari-

hari. Setelah menjadi teladan yang baik, guru harus mendorong

siswa untuk selalu berprilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu selain menilai, guru juga menjadi pengawas

terhadap prilaku siswa sehari-hari di sekolah, dan disinilah

pentingnya dukungan dari semua pihak. Karena didalam metode

pembiasaan siswa dilatih untuk mampu membiasakan diri

berprilaku baik dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.

Proses belajar mengajar yang diharapkan didalam pendidikan

akhlak adalah lebih kepada mendidik bukan mengajar. Mendidik

160

Zulfitria, “Peranan Pembelajaran Membaca Al-Quran Dalam

Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar, dalam Naturalistic: Jurnal Kajian

Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 1, 2 (April 2017), 124

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

176

berarti proses pembiasaan lebih diarahkan kepada bimbingan dan

nasihat. Membimbing dan menasehati berarti mengarahkan

peserta didik terhadap pembiasaan nilai-nilai sebagai tauladan

dalam kehidupan nyata, jadi bukan sekedar menyampaikan yang

bersifat pengetahuan saja.

Dalam mendidik dengan memberikan perhatian berarti

senantiasa memperhatikan dan selalu mengikuti perkembangan

anak pada prilaku sehari-harinya.

Hal ini juga dapat dijadikan dasar evaluasi bagi guru

bagi keberhasilan pembiasaannya. Karena hal yang terpenting

dalam proses pembiasaan Membaca dan tahfidz Al-Quran adalah

adanya perubahan prilaku yang baik dalam kehidupan sehari-

harinya sebagai wujud dari aplikasi pengetahuan yang telah

didapat.

Maka tepat jika dikatakan bahwa penerapan pembiasaan

Membaca dan tahfidz Al-Quran surat pendek pilihan disekolah

adalah sebagai pilar pendidikan karakter yang utama. Membaca

dan tahfidz Al-Quran mengajarkan pentingnya penanaman akhlak

yang dimulai dari kesadaran beragama pada anak. Ia mengajarkan

aqidah sebagai dasar keagamaannya, mengajarkan Al-Qur‟an dan

Hadits sebagai pedoman hidupnya, mengajarkan fiqih sebagai

rambu-rambu hukum dalam beribadah, mengajarkan sejarah

Islam sebagai sebuah keteladan hidup, dan mengajarkan akhlak

sebagai pedoman prilaku manusia apakah dalam kategori baik

ataupun buruk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

177

pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat pendek pilihan

yang dilakukan di tiga sekolah ini berfungsi sebagai pengenalan,

pembiasaan, dan penanaman nilai-nilai karakter mulia kepada

siswa dalam rangka membangun manusia beriman dan bertakwa

kepada Allah SWT.

Pembentukan karakter sangat dipengaruhi oleh keadaan

lingkungan, sehingga lingkungan memiliki peranan yang cukup

besar dalam membentuk jati diri dan perilaku peserta didik.

Pembentukan karakter melalui pembiasaan membaca dan tahfidz

Al-Qur‟an yang berkualitas (membaca, mengetahui, dan

memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya) sangat perlu

dan tepat serta mudah dilakukan secara berjenjang oleh setiap

lembaga secara terpadu melalui manajemen yang baik. Para

pendidik harus lebih bijaksana dalam menjabarkan nilai-nilai Al-

Quran kedalam program-program untuk dituangkan dalam

rencana-rencana pembangunan manusia seutuhnya melalui proses

pembiasaan.161

Hal itu harus dibarengi dengan pembiasaan dan

keteladanan, melakukan pembinaan disiplin, memberi hadiah dan

hukuman, pembiasaan kontekstual, bemain peran, dan

pembiasaan partisipatif. Inilah sebuah ikhtiar yang diharapkan

dapat membangun generasi Islam yang berkarakter mulia.

Pembentukan Karakter anak akan lebih baik jika muncul

dari kesadaran keberagamaan bukan hanya karena sekedar

berdasarkan prilaku yang membudaya dalam masyarakat.

161 Rouf, Abdul Aziz Abdur. Tarbiyah Syakhsiyah Qur'aniyah.

(Jakarta: Markaz Qur'an. 2006), 67

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

178

Indikator keberhasilan pendidikan Karakter kognitif, afektif dan

psikomotorik telah tercapai. Jika peserta didik mengetahui

sesuatu yang baik (knowing the good) kemudian mencintai yang

baik (loving the good) dan selanjutnya melakukan yang baik

(acting the good).162

Pentingnya pendidikan karakter pada anak

sejak dini, karena karakter seseorang muncul dari sebuah

kebiasaan yang berulang-ulang dalam waktu yang lama serta

adanya teladan dari lingkungan sekitar. Pembiasaan itu dapat

dilakukan salah satunya dari kebiasaan prilaku keberagamaan

anak dengan dukungan lingkungan sekolah, masyarakat dan

keluarga.

Sedangkan upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam

memaksimalkan pembiasaan Membaca dan tahfidz Al-Quran

surat pendek pilihan di tiga sekolah tersebut di antaranya:

1) Dibutuhkan guru/pengajar yang profesional dalam arti

mempuni dalam keilmuannya, berakhlak dan mampu

menjadi teladan bagi siswanya,

2) Pembiasaan tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi

ditambah dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan yang dilaksanakan dengan serius sebagai bagian

pembiasaan,

162

Zulfitria, Peranan Pembelajaran Tahfidz Al-Quran Dalam

Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar, Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian

Pendidikan dan Pembelajaran 1, 2 (April 2017): 124-134

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

179

3) Mewajibkan siswa melaksanakan ibadahibadah tertentu di

sekolah dengan bimbingan guru (misalnya rutin

melaksanakan salat dzuhur berjamaah),

4) Menyediakan tempat ibadah yang layak bagi kegiatan

keagamaan,

5) Membiasakan akhlak yang baik di lingkungan sekolah dan

dilakukan oleh seluruh komunitas sekolah (misal program

salam, sapa, dan senyum).

6) Hendaknya semua guru/pengajar dapat

mengimplementasikan pendidikan agama dalam

keseluruhan materi yang diajarkan sebagai wujud

pendidikan karakter secara menyeluruh. Jika beberapa hal

tersebut dapat terlaksana niscaya tujuan pendidikan

nasional dalam menciptakan anak didik yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab dapat

tercapai.

Adapun tujuan pembiasaan membaca dan tahfid Al-

qur‟an menurutu Samak adalah sebagai berikut.163

1) Untuk menjelaskan asas utama syariat Islam.

2) Untuk meninggikan daya berpikir murid- murid tentang

hidup dan menikmati keindahan bahasanya.

163

Samak Saleh, Ilmu Pendidikan Islam-Fannu al Tadris.

(Jakarta: BulanBintang, 2007), 66

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

180

3) Untuk memberi pemahaman terhaap ayat-ayat yang

dipelajarinya.

4) Supaya murid-murid mengetahui hukum- hukum agama

yang terkandung di dalam Al-Quran dan mengingatnya

serta menghafalnya.

5) Untuk membentuk akhlak murid-murid yang

mempelajarinya.

Menurut Mulyasa, pendidikan karakter dapat dilakukan

dengan berbagai model, yaitu model pembiasaan dan

keteladanan, pembinaan disiplin, hadiah dan hukuman,

pembiasaan kontekstual,bermain peran, dan pembiasaan

partisipatif.164

Pembentukan karakter peserta didik melalui

pendidikan berbasis Al-Quran dimaksudkan, dapat melakukan

pembiasaan dan keteladanan, pembinaan disiplin, memberi

hadiah dan hukuman, menerapkan pembiasaan kontekstual,

bermain peran, dan pembiasaan partisipatif, yang dilakukansecara

berkelanjutan dan secara terpadu oleh pendidik terhadap peserta

didiknya baik di rumah maupun di sekolah. . Megawangi165

mencontohkan bagaimana kesuksesan Negara Cina dalam

menerapkan pendidikan karakter sejak awal tahun 1980-an.

Menurutnya pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak

melalui proses knowing the good, loving the good,and acting the

164

E.Mulyasa, Manajemen PendidikanKarakter. (Jakarta: Bumi

Aksara, 2012), 125 165

Ratna Megawangi, Semua Berakar Pada Karakter. (Jakarta:

FE-UI), 238

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

181

good (suatu proses pendidikanyang melibatkan aspek

kognitif,emosi, dan fisik sehingga berakhlak mulia).

Adapun pelaksanaan pembiasaan membaca dan tahfidz

Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan pada awal pembelajaran seperti

yang dilakukan di SD Negeri Mandalawangi 2, SD Negeri

Sirnagalih 2 dan SD Negeri Curuglemo 3 diyakini akan dapat

menumbuhkan nilai-nilai karakter yang diharapkan, terutama

nilai Religius, rasa ingin tau, karakter tanggung jawab, dan

karakter gemar membaca yang akan meninmbulkan rasa percaya

diri kemudian dapat memunculkan karaker lainnya. Namun

demikian dalam pembiasaan tersebut tidak diharapkan adanya

pemaksaan atau penindasan. Suasana yang asing bagi siswa atau

suasana yang menakutkan akan menutup nilai karakter tersebut

sehingga sulit diterapkan oleh siswa. Guru harus mampu

berdialog dengan rendah hati, penuh rasa cinta, dan mengungkap

kebenaran, dimana lingkungan dan suasana belajar dapat

diciptakan dengan nyaman tanpa ada rasa ketertindasan.

2. Faktor pendukung dan Penghambat Pembiasaan

Membaca dan Tahfidz Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan di

SD Negeri Mandalawangi 2, SDN Sirnagalih 2, dan SDN

Curuglemo 3, Kec.Mandalawangi, Kab.Pandeglang.

Salah satu upaya yang dilakukan di SDN Mandalawangi

2, SDN Sirnagalih 2, dan SDN Curuglemo 3,Kec.

Mandalawangi,Kab. Pandeglang dalam upaya membentuk

karakter siswa yaitu dengan adanya pembiasaan membaca dan

tahfidz Al-Qur‟an, yang merupakan kegiatan rutin siswa diawal

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

182

pembelajaran. Adanya program ini diharapkan siswa memiliki

kecakapan dan kemahiran dalam membaca Al-Qur‟an dan

akhirnya membentuk karakter qur’ani. Berbagai upaya yang

dilakukan ketiga sekolah tersebut tidak terlepas dari faktor

pendukung dan faktor penghambat sebagai kendala dalam

melaksakan pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an

diantaranya:

a. Faktor Pendukung

1).Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran/ ada minat

dari anak

Faktor yang paling utama dalam menjalankan

pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat pendek pilihan

di SDN Mandalawangi 2,SDN Sirnagalih 2 dan SDN Curuglemo

3, Kec. Mandalawangi, Kab. Pandeglang adalah faktor motivasi

siswa itu sendiri. Jika siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam

belajar, maka akan lebih memudahkan guru untuk mengajarkan

bidang ilmu lainnya. Semangat dan motivasi siswa di SDN

Mandalawangi 2,SDN Sirnagalih 2 dan SDN Curuglemo 3, Kec.

Mandalawangi, Kab. Pandeglang, bisa dikatakan cukup tinggi,

seperti yang diungkapkan Ibu Haeriyah yang menyatakan bahwa;

“Adanya semangat dan minat dari anak-anak itu adalah

pendorong bagi saya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Karena begini, ada timbal balik antara guru dan anak didik

sehingga apa yang menjadi target dapat tercapai, meskipun tidak

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

183

semua anak memiliki minat dalam belajar membaca Al-

Qur‟an.”166

Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Ibu Iis Sri

Mulyati,S.Pd.I yang mengungkapkan, bahwa “Lancar tidaknya

suatu pendidikan itu juga tergantung pada peserta didik, kalau

dirumah mereka rajin dan semangat belajar membaca dan tahfidz

Al-Qur‟an, maka ketika mengaji di sekolah mereka tidak

mengalami kesulitan dalam membaca dan menghafal Al-Qur‟an

karena dari rumah sudah dipelajari.”167

Motivasi siswa merupakan hal utama untuk memicu

semangat untuk lebih tekun walaupun tidak semua siswa

memilikinya, minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan,

melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan

pada waktu belajar atau bekerja. akan selalu terkait dengan soal

kebutuhan atau keinginan oleh karena itu yang penting bagi

seorang guru untuk selalu berupaya bagaimana menciptakan

kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus

meningkatkan kemampuan membaca dan tahfid Al-Qur‟an.

Berdasarkan hasil waawancara tersebut maka motivasi

siswa dalam membaca dan tahfidz Al-Qur‟an sudah cukup bagus,

sehingga memudahkan guru untuk melaksanakan pembiasaan

166

Haeryiah, guru PAI SDN Sirnagalih 2, Wawancara pribadi

Tentang Faktor Pendukung Dalam Pembiasaan Membac dan Thfidz Al-

Qur’an, tanggal 10 November 2018, pukul 10.00 WIB 167

Iis Sri Mulyati Guru PAI SDN Mandalawangi 2 , wawancara

pribadi Tentang Motifasi Anak Yang Tinggi Dapat Menentukan Keberhasilan

Siswa, pada Tanggal, 10 November 2018, pukul 10.30. WIB

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

184

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat pendek pilihan di sekolah,

namun demikian sebagian kecil siswa memiliki motivasi yang

lemah dalam melaksakan program pembiasaan .

2).Peran aktif dari guru

Guru merupakan faktor pendukung dalam menentukan

keberhasilan pendidikan karena guru itulah yang akan

bertanggungjawab dalam membentuk pribadi siswa, guru juga

harus memiliki pengetahuan yang luas dan kompetensi agar tugas

yang diberikannya dapat tecapai. Hal ini ditegaskan Bapak Edi

Suradi, yang menyatakan “Disini guru juga menjadi faktor

berhasil atau tidaknya dalam pembelajaran Al-Qur‟an. Bapak dan

ibu guru berpengetahuan yang luas dalam hal membaca dan

tahfidz Al-Qur‟an dan bahkan apabila guru semangat serta aktif

dalam mengajar dan kehadiran pun juga aktif, maka pembelajaran

itu akan lebih mudah dan siswa-siswi pun akan semangat dalam

belajar”.168

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pengetahuan guru

dan kedisiplinan guru dalam mengajar sangat menentukan

keberhasilan suatu pendidikan.

3).Fasilitas yang memadai

Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan

dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang

168

Edi Suradi, Kepala SDN Curuglemo 3, Wawancara pribadi

Tentang Guru Salah Satu Faktor Keberhasilan Pembelajaran, tanggal 12

November 2018, pukul 10.00 WIB

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

185

tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan

dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. 169

Seperti halnya di

SDN Mandalawangi 2,SDN Sirnagalih 2 dan SDN Curuglemo 3,

Kec. Mandalawangi, Kab. Pandeglang berdasarkan hasil

wawancara dan observasi ditemukan bahwa ketiga sekolah ini

menyediakan sarana yang dapat menunjang proses belajar anak

didik terutama dalam kegiatan pembiasaan membaca dan tahfidz

Al-Qur‟an surat pendek pilihan,seperti buku ilmu tajwid, Al-

Qur‟an juz‟ amma dan mushaf Al-Qur‟an lengkap yang

disediakan di perpustakaan sekolah.

Berbagai fasilitas tersebut dapat dipinjam oleh siswa

kapan saja ketika sedang membutuhkan. Hal ini juga sesuai

dengan yang diungkapkan oleh ibu Haeriyah,A.ma. Guru PAI

SDN Sirnagalih 2, yang mentakan bahwa “Sekolah ini sudah

disediakan sarana prasarana untuk menunjang pembelajaran

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an seperti jilid juz‟amma, dan Al-

Qur‟an. Kemarin saja sekolah membelikan 15 paket jilid dan juz

amma untuk perwakilan setiap kelas, jadi sebelum pembiasaan

membaca Al-Qur‟an dimulai satu perwakilan kelas mengambil

juz‟amma diperpustakaan dan jumlahnya pun sudah disesuaikan

dengan kebutuhan murid di kelas V( lima ).”170

169

Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 81 170

Haeriyah, Wawancara Guru PAI Sirnagalih 2, Sarana dan

Prasarana Dapat Menunjang Keberhasilan Siswa, ( tanggal 10 November

2018), pukul 10.00 WIB.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

186

4).Adanya media pembelajaran yang memadai

Rossi dan Breidle sebagaimana dikutif Wina Sanjaya

mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat

dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti

radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.171

Dengan

adanya laptop dan LCD ini cukup menjadi pendorong guru PAI

atau guru BTQ dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-

Qur‟an siswa.

b. Faktor Penghambat

Di samping faktor pendukung yang telah penulis uraikan

sebelumnya, juga terdapat beberapa faktor penghambat dalam

pelaksanaan pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an di SDN

Mandalawangi 2,SDN Sirnagalih 2,dan SDN curuglemo 3, Kec.

Mandalawangi, Kab. Pandeglang diantaranaya;

1. Kurangnya kedisiplinan siswa

Kedisiplinan erat hubungannya dengan kerajinan siswa

dalam sekolah. Kedisiplinan mencangkup kedisiplinan siswa

dalam mematuhi dan melaksanakan tata tertib. Apabila siswa

tidak mengikuti tata tertib yang dibuat sekolah, maka bisa

menghambat semangat pada siswa dalam belajar. Dinataranya

masih ada sebagian siswa yang terlambat datang ke sekolah,

siswa bercanda dan kurang serius dalam mengikuti pembiasaan

membaca tahfadz Al-Qur‟an.

171 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem

Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), 204

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

187

Hal ini sesuai yang di ungkapkan oleh Bp. Rohan “Siswa

yang terlambat, lupa tidak membawa peralatan mengaji seperti

buku juz Amma, dan bercanda saat dilaksakannya pembiasaan

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an akan menghambat proses belajar

dan mengajar Al-Qur‟an di sekolah.172

2. Kurangnya alokasi waktu

Waktu yang disediakan oleh sekolah dalam pelajaran

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an, masih jauh dari ideal mengingat

waktu belajar Al-Qur‟an membutuhkan waktu yang cukup

banyak, seperti yang dikemukakan ibu Iis bahwa

“Untuk pembiasaan membaca Al-Qur‟an hanya dilakukan

pada pagi hari sekitar 15-30 menit saja, sementara jumlah siswa

di sekolah ini mencapai 20 orang siswa setiap kelasnya”.173

3. Kurangnya kesadaran orang tua

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan

pertama. Tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan

belajar. Yang termasuk faktor ini antara lain antara lain orang tua

yang acuh tak acuh terhadap kemampuan anaknya yang kurang

dalam membaca Al-qur‟an, oleh Ibu Yeti,S.Pd. dan Ibu

Yayah,S.Pd. keduanya kompak menyatakan bahwa “orang tua

yang hanya acuh dan kurang memperhatikan belajar anaknya,

172Rohan, Wawancara pribadiTentang Kesiplinan Siswa Sangat

Berpengaruh Dalam Prestasi Belajar, (tanggal 10 November 2018), pukul

10.00 WIB

173Iis Sri Mulyati Guru PAI , Wawancara Tentang Kurangnya

Waktu DalamPelaksanaan Pembiasaan Membaca dan Tahfidz Al-Qur’an , (10

November) pukul 10.30 .WIB

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

188

hanya disuruh belajar di sekolah saja tanpa mengajarinya dirumah

terlebih dahulu, bahkan tidak memasukkan anaknya mengaji di

TPQ/MDA, Maka anak tersebut akan mengalami kesulitan dalam

proses pembelajaran membaca dan tahfidz Al-Qur‟an menjadi

terhambat, teman lain sudah sampai halaman bahkan khatam

anak tersebut belum khatam.174

Hal ini selaras dengan ungkapan Bpk. Joni yang

menyatakan bahwa” Ada sebagian orang tua yang kurang

memperhatikan kelengkapan sekolah anaknya karena kesibukan

orang tuanya. Misalnya orang tua lupa mengingatkan dan

menyiapkan peralatan mengaji anaknya, hal demikian akan

menjadi penghambat dalam proses belajar Al-Qur‟an

disekolah175

. Dari ungkapan di atas dapat dimengerti bahwa

kurangnya kesadaran orang tua yang tidak memperhatikan secara

maksimal karena orang tua mereka disibukkan mencari nafkah

sehingga kurang begitu mengontrol dan memberi arahan kepada

anaknya. Orang tua peserta didik yang tidak mau bekerja sama

dengan pihak sekolah. Biasanya mereka adalah orang tua yang

sibuk bekerja sampai sore sehingga tidak ada waktu untuk

memantau kegiatan atau aktivitas putera-puteri mereka di rumah.

174Ibu Yeti ,Yayah dan Joni, Wawancara Guru SDN Sirnagalih 2,

Pentingnya dukungan orang Tua Terhadap Pendidikan Anak, tanggal 12

November 2018, pukul 11.00 WIB. 175

Bpk. Joni ,Guru SDN Sirnagalih 2, Wawancara Tentang

Pentingnya dukungan dari lingkungan Masyarakat Terhadap

Pendidikan,tanggal 12 November 2018, pukul 10.15 WIB

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

189

Menurut Abu Ahmadi dalam bukunya Psikologi Sosial

orang tua merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap

kemajuan belajar anak. Orang tua yang dapat mendidik anak-

anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik tentu

akan sukses dalam belajarnya. Sebaliknya orang tua yang tidak

mengindahkan pendidikan anak-anaknya, acuh tak acuh, bahkan

tidak memperhatikan sama sekali tentu tidak akan berhasil dalam

belajarnya.176

Dan perlu diketahui bahwa keluarga adalah

lembaga pendidikan yang pertama dan utama sebagai seorang

guru Agama khususnya guru PAI harus bisa menjadi teladan

yang baik dan terus menerus mensuport siswanya untuk semangat

belajar, dan memotivasi dalam membaca dan tahfidz Al-Qur‟an

walaupun terdapat beberapa hambatan, dan hendaknya hambatan

itu tidak dijadikan sebagai beban.

4. Dampak negatif kemajuan teknologi

Banyak dampak negatif dari kemajuan teknologi seperti

situs dewasa di internet yang dapat diakses dengan mudah oleh

anak-anak, kemudian munculnya game-game baru seperti play

station dan lain sebagainya. Semua itu dapat menghambat dalam

penanaman akhlak baik kepada anak melalui pembiasaan.

Misalkan, anak yang keasyikan bermain play station dan tidak

diingatkan, mereka akan lupa kewajibannya membaca dan

menghafal Al-qur‟an yang ditugaskan oleh guru di rumah.

176

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), 287

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

190

Berdasarkan berbagai hambatan-hambatan dalam

melaksanakan pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an di

atas, maka berbagai hal yang bisa dilakukan guru dalam

mengatasi kendala-kendala yang dimaksud, diantaranya;

a) Reinforcement/penguatan

Pemberian reinforcement/penguatan dalam mengatasi

kurangnya motifasi

kedisiplinan anak karena terlambat datang kesekolah, lupa tidak

membawa peralatan, bercanda saat pelaksanaan pembiasaan

dengan konsekuensinya,siswa terkena sansi atau hukuman dari

guru pembimbing PAI diantaranya siswa harus -

membaca dan menghafal Al-Qur‟an sendiri artinya dipisahkan

dari teman-temannya, sampai pada tugas membersihkan

perpustakaan sekolah dan lain sebagainya.

Penguatan yang diberikan guru kepada siswa pada

dasarnya bukan karena guru membenci tetapi tujuannya lebih

mendidik siswa agar jujur dan bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugas yang diberikan, sehingga penguatan

dijadikan sebagai rasa tanggungjawab apa yang telah

diperbuat,gemar membaca, disiplin dalam melaksanakan tugas

walau tanpa diawasi . penerapan cara ini sesuai dengan teori

yang diungkapkan oleh Skinner yang menyatakan bahwa

“Penguatan negatif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa

frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan

stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

191

penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi

penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan

perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka

kecewa). Penguatan negatif diajarkan sebagai sesuatu yang

apabila ditiadakan dalam suatu situasi, akan meningkatkan

probabilitas respon. Penguatan negatif terjadi bilamana stimulus

aversi (stimulus yang tidak menyenangkan atau berbahaya bagi

organisme) dihentikan atau tidak ditampilkan.

b).Adanya kompetisi/lomba.

Adanya kompetisi/lomba-lomba pada peringatan hari

besar Islam untuk mengatasi kurangnnya alokasi waktu

pembelajaran juz ‘amma. Data dari lokasi penelitian tersebut

menunjukkan bahwa pembentukan karakter religius siswa tidak

hanya dilakukan melalui pembiasaan membaca juz ‘amma pada

setiap awal pelajaran namun juga dilakukan pada setiap

peringatan hari besar Islam maupun hari besar Nasional, namun

dalam bentuk perlombaan, karena dengan adanya perlombaan

akan memicu semangat siswa dalam membaca juz ‘amma yang

akan mempercepat pembentukan karakter siswa.

c). Membina hubungan baik dengan orang tua.

Untuk memudahkan terlaksannya kegiatan, maka guru

dari pihak sekolah melakukan berbagai cara diantara membina

hubungan baik dengan anak didik, sesama guru, dan lingkungan

masyarakat, terutama hubungan baik dengan orang tua/wali

siswa.

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

192

d). Bekerjasama dengan orang tua.

Bekerjasama dengan orang tua agar mengawasi anak

tidak memasuki warnet atau bermain internet dengan hand phone

orang tua, selain itu anak dilarang keras membawa hand phone ke

sekolah.

Pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an surat

pendek pilihan di tiga sekolah ini diterapkan dengan harapan agar

siswa-siswi gemar membaca Al-Qur‟an dan kelak setelah dewasa

dapat menjadikan Al-Qur‟an sebagai pedoman dalam hidup.

Menurut M.Quraish Shihab, bahwa pembiasaan membaca Al-

Qur‟an yang dilakukan akhirnya dapat melahirkan kebiasaan

melaksanakan perintah Allah,S.W.T sehingga akan terbiasa patuh

dan taat yang akhirnya nantinya menjadi yakin akan kebenaran

ajaran Al-Qur`an.177

e). Pembinaan dan pembiasaan yang dilakukan harus

disesuaikan dengan situasi dan perkembangan peserta didik.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, yang berbunyi; فَ رَبُّكُم أَعلَمُ بِمَن هُوَ أَهدَىٰ سَبِيلا ۦقُل كُلّ يعَمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِ

)١۷:٤٨الاسراء (Artinya: Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut

keadaannya masing- masing". Maka Tuhanmu lebih

177 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung:

Mizan, 2009), 176.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

193

mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS. Al-

Isra‟[17] : 84).178

Ayat di atas menjelaskan bahwa pendidikan harus

dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik.

Selain itu, proses pembelajaran atau proses pendidikan harus

disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Hal ini dapat

dilihat dalam pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an yang

mana antara kelas (V) hingga kelas ( VI) memiliki penekanan

yang berbeda-beda. Pelaksanaan, evaluasi dan sangsi bagi siswa

yang melakukan pelanggaran dalam pelaksanaannya, juga

dilakukan agar siswa dalam melaksanakannya penuh kesadaran

tanpa paksaan.

3. Temuan Penelitian

Dari uraian data dan pembahasan penelitian di atas, yang

didapat dari hasil wawancara, observasi, maupun studi

dokumentasi, dapat dinyatakan bahwa kegiatan pembiasaan

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an di SDN Mandalawangi 2 SDN

Sirnagalih 2, dan SDN Curuglemo 3, Kec. Mandalawangi, Kab.

Pandeglang berjalan dengan baik dan tertib, diantara temuan-

temuan penelitian ini adalah; Pembiasaan membaca dan tahfidz

Al-Qur‟an dilaksanakan setiap hari, kecuali hari Jum‟at dan

Senin.

178 T.M.Hasbi Ash Shiddieqy, et.al. Al-Qur‟an dan Terjemahnya

(Jakarta:Departemen Agama RI, 2011 ), 290

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

194

a. Sebelum dimulainya pembiasaan membaca dan tahfidz Al-

Qur‟an siswa terlebih dahulu berwudlu, dan membaca doa.

b. Membaca Al-Qur‟an dilaksankan selama 15 menit sebelum

jam pelajaran dimulai, yaitu pada pukul 07.15 sampai pukul

07.30 WIB

c. Setiap hari Jum‟at sebelum pelajaran dimulai diadakan

Muhadhorohan di salah satu ruang sekolah atau halaman

sekolah.

d. Pihak Sekolah menentuakan surat yang dibaca dalam kegiatan

pembiasaan membaca dan Thfidz Al-Qur‟an yaitu surat An-

Naas sampai Surat Adhuha sesuai dengan tingkat kelas

masing-masing.

e. Pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an dapat berjalan

dengan lancar sesuai dengan rencana apabila semua pihak

yang terlibat saling mendukung dan bekerjasama.

f. Setelah selesai pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an

guru pembimbing memerintahkan siswa merapihkan peralatan.

g. Guru menguji karakter yang dinginkan dengan berbagai

pertanyaan tentang pelaksanaan pembiasaan membaca dan

tahfidz Al-Qur‟an.

h. Pelaksanaan pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an

menggunakan beberapa metode sesuai dengan kebutuhan,

seperti; metode panishman, metode klasikal, metode

penugasan, metode tutor sebaya.Adapun pengertian metode-

metode itu adalah;

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uinbanten.ac.id/3908/5/BAB IV Revisi.pdf · surat pendek setiap hari berulang-ulang,maka dengan sendirinya mereka akan hafal Al-Qur‟an

195

1). Metode Punishment yakni siswa yang tidak mengikuti

kegiatan-kegiatan di sekolah maka akan dikenakan sanksi

salah satunya berupa membaca dan menghafal di depan

kantor dan dengan didampingi guru piket. .

2).Metode Klasikal yakni metode ini dilaksanakan disemua

kelas dan harus diikuti oleh seluruh siswa. Pembiasaan

membaca dan tahfidz Al-Qur‟an secara klasikal akan

menjadi kebiasaan bagi siswa karena dilaksanakan secara

terus-menerus.

3).Metode Penugasan yakni siswa diwajibkan untuk

menghafal surat-surat pendek dan masing-masing siswa

diberi target/batasan.

4).Metode Tutor Sebaya yakni siswa yang kurang baik dalam

membaca dan menghafal Al-Qur‟an harus belajar dengan

teman yang lebih baik dalam membaca dan tahfidz Al-

Qur‟annya.

Pada akhirnya penulis mendapat kesimpulan bahwa

pelaksanaan pembiasaan membaca dan tahfidz Al-Qur‟an

sebagaimana telah dijelaskan akan mampu mengimplementasi

berbagai karakter kedalam diri siswa diantaranya karakter

religius, disiplin, tanggung jawab,gemar membaca, mandiri, jujur,

kerja keras, rasa ingin tahu, peduli sosial, karakter lainnya.