39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil SMP Negeri 3 Tuntang 1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 3 Tuntang didirikan oleh masyarakat sekitar dengan tujuan untuk tempat mendidik anak didik menjadi siswa yang berprestasi, beriman dan bertaqwa. Pada tahun 1997, SMP Negeri 3 Tuntang ini didirikan di atas tanah pemerintah seluas 6.475 m². Sekolah yang terletak di dusun Beran, Karangtengah, Kecamatan Tuntang, Kabupaten semarang ini mulai beroperasi pada tahun 1998. 2. Visi SMP Negeri 3 Tuntang a. “Unggul dalam prestasi, ImTaq, IPTek, berbudaya dan berbudi pekerti luhur serta berwawasan lingkungan”. Indikator Visi: Indikator ketercapaian visi (bagi guru dan staf Tata Usaha) : Unggul dalam Prestasi 1. Gemar membaca. 2. Komitmen untuk menambah ilmu 3. Berusaha mengerjakan suatu tugas dengan sebaik mungkin. 4. Berupaya mendapatkan prestasi yang baik. 5. Senang dalam kegiatan yang bersifat kompetitif. 6. Tidak cepat menyerah mengerjakan sesuatu yang mengandung tantangan. 7. Memiliki komitmen kuat dalam berkarya. Berwawasan Imtaq 1. Berkata benar (tidak berbohong). 2. Berbuat sesuai tugas pokok dan fungsinya serta peraturan yang berlaku. 3. Menepati janji yang diucapkan. 4. Bersedia menerima sesuatu atas dasar hak. 5. Menolak sesuatu pemberian yang bukan haknya 6. Berpihak pada kebenaran.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5594/5/T1_172009017_BAB IV.pdf7. Menyampaikan pesan orang lain. Satunya kata antara niat dengan perbuatan

  • Upload
    ngomien

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil SMP Negeri 3 Tuntang

1. Sejarah Berdirinya

SMP Negeri 3 Tuntang didirikan oleh masyarakat sekitar dengan tujuan untuk

tempat mendidik anak didik menjadi siswa yang berprestasi, beriman dan bertaqwa.

Pada tahun 1997, SMP Negeri 3 Tuntang ini didirikan di atas tanah pemerintah seluas

6.475 m². Sekolah yang terletak di dusun Beran, Karangtengah, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten semarang ini mulai beroperasi pada tahun 1998.

2. Visi SMP Negeri 3 Tuntang

a. “Unggul dalam prestasi, ImTaq, IPTek, berbudaya dan berbudi pekerti

luhur serta berwawasan lingkungan”.

Indikator Visi:

Indikator ketercapaian visi (bagi guru dan staf Tata Usaha) :

Unggul

dalam

Prestasi

1. Gemar membaca.

2. Komitmen untuk menambah ilmu

3. Berusaha mengerjakan suatu tugas dengan sebaik mungkin.

4. Berupaya mendapatkan prestasi yang baik.

5. Senang dalam kegiatan yang bersifat kompetitif.

6. Tidak cepat menyerah mengerjakan sesuatu yang

mengandung tantangan.

7. Memiliki komitmen kuat dalam berkarya.

Berwawasan

Imtaq

1. Berkata benar (tidak berbohong).

2. Berbuat sesuai tugas pokok dan fungsinya serta peraturan

yang berlaku.

3. Menepati janji yang diucapkan.

4. Bersedia menerima sesuatu atas dasar hak.

5. Menolak sesuatu pemberian yang bukan haknya

6. Berpihak pada kebenaran.

7. Menyampaikan pesan orang lain.

Satunya kata antara niat dengan perbuatan.

Iptek 1. Mampu mengerjakan suatu tugas secara benar.

2. Menambah ilmu dengan berbagai jalan/cara.

3. Mencari informasi baru melalui media yang ada dan

mengikuti perkembangan ilmu.

4. Menjadi tempat bertanya peserta didik, teman atau orang lain.

5. Selalu berusaha memecahkan masalah dalam tugas

berdasarkan konsep keilmuan.

6. Rasional dalam berbicara dan bertindak.

7. Mengerjakan suatu tugas berdasarkan pemikiran yang

mendalam.

Bersikap efisien dan efektif dalam melaksanakan tugas.

Berbudaya

Dan berbudi

pekerti

luhur

1. Sopan dan santun dalam pergaulan.

2. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang

lebih muda secara proporsional.

3. Bertutur kata menurut norma yang berlaku.

4. Menjunjung tinggi peraturan yang berlaku.

5. Berpenampilan rapi dan sopan.

6. Berpandangan positif terhadap orang lain.

7. Merasa bahagia dapat melaksanakan tugasnya dan mampu

bekerjasama dengan teman sejawat.

Memiliki rasa kebersamaan terhadap rekan sejawat

Berwawasan

Lingkungan

1. Adanya kesadaran kebersihyan itu sebagian iman

2. Adanya kesadaran bahwa besih itu sehat,indahMemiliki

kesadaran akan kebersihan

3. Adanya kesadaran bersih itu indah

4. Selalu merapikan meja kerja

5. Selalu membuang sampah pada tempatnya

Indikator ketercapaian visi (bagi peserta didik) :

Unggul dalam

prestasi

1. Gemar membaca.

2. Komitmen untuk belajar

3. Berusaha mengerjakan suatu tugas yang diberikan guru

dengan sebaik mungkin.

4. Berupaya mendapatkan prestasi belajar yang baik.

5. Senang dalam kegiatan yang bersifat kompetitif.

6. Tidak cepat menyerah bila mengalami kesulitan belajar.

7. Memiliki komitmen kuat dalam berprestasi.

Berwawasan

imtaq 1. Mengerjakan setiap perintah Tuhan Yang Maha Esa dan

menjauhi larangaNnya sesuai agama yang dianutnya.

2. Mengikuti mata pelajaran agama sesuai agama yang

dianutnya

3. Bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Tuhan.

4. Mengucapkan doa setiap memulai dan mengakhiri

kegiatan belajar.

5. Menyesal setiap membuat kesalahan dan segera mohon

ampun kepada Tuhan, serta

tidak mengulanginya.

6. Menolak setiap ajakan untuk melakukan perbuatan

tercela.

Berwawasan

iptek 1. Mampu mengerjakan suatu tugas yang diberikan guru

secara benar.

2. Menambah ilmu dengan cara membaca dan aktif dalam

pembelajaran.

3. Mencari informasi baru melalui media yang ada.

4. Menjadi tempat bertanya teman-temannya.

5. Selalu berusaha memecahkan kesulitan belajar

berdasarkan konsep keilmuan.

6. Rasional dalam berbicara dan bertindak.

7. Mengerjakan suatu tugas dalam belajar dengan penuh

semangat.

8. Bersikap efisien dan efektif dalam belajar.

Berbudaya dan

berbudipekerti

luhur

1. Sopan dan santun dalam pergaulan.

2. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang

lebih muda.

3. Bertutur kata menurut norma yang berlaku.

4. Menjunjung tinggi peraturan yang berlaku di sekolah.

5. Berpenampilan rapi dan sopan.

6. Berpandangan positif terhadap orang lain.

7. Merasa bahagia memiliki komitmen untuk belajar.

8. Memiliki rasa kebersamaan terhadap sesama teman

Berwawasan

Lingkungan

1. Adanya kesadaran kebersihyan itu sebagian iman

2. Adanya kesadaran bahwa besih itu sehat,indahMemiliki

kesadaran akan kebersihan

3. Adanya kesadaran bersih itu indah

4. Selalu merapikan meja kerja

5. Selalu membuang sampah pada tempatnya

6. Selalu mematian kran dan listrik setelah selesai di

gunakan

7. Membedakan sampah organic dan non organik

8. Adanya pembagian piket

9. Adanya kegiatanJum at bersih

b. Misi SMP Negeri 3 Tuntang

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara mandiri dan efektif

sehingga setiap siswa memiliki kompetensi yang diharapkan.

2. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri secara mandiri dan efektif

sehingga setiap siswa menemukan potensi dirinya.

3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,

sehingga dapat berkembang secara optimal.

4. Menumbuhkan perilaku warga SMP Negeri 3 Tuntang untuk dapat

bersikap jujur.

5. Menumbuhkan dan mendorong penerapan ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni di lingkungan SMP Negeri 3.

6. Menumbuhkan perilaku warga SMP Negeri 3 Tuntang untuk bersikap

santun dalam pergaulan.

7. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut melalui

pendidian agama dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang

taqwa dan berakhlak mulia.

8. Menumbuhkan semangat warga SMP Negeri 3 Tuntang untuk memiliki

budaya mutu.

9. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

warga SMP Negeri 3 Tuntang.

10. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya

sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

11. Mendayagunakan potensi seluruh warga sekolah unuk menciptakan

lingkungan yang bersih, tertib, aman, indah , dan rapi.

12. Meningkatkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

sekolah.

3. Struktur Organisasi

KEPALA

SEKOLAH

Sigit Setyo Atmoko, S.Pd., M.Pd

WAKIL KEPALA SEKOLAH

Drs. A.M. Amirudin

PENGURUS

LABORATU

R-IUM

Eko Setiyanto

URUSAN

KURIKULUM

Sri Utami,S.Pd

URUSAN

KESISWA-

AN

Dwi Noor

Aini, S.Pd

BENDAHARA

RUTIN

Muhammad

Winarto, S.Pd

PENGURUS

PERPUSTA-

KAN

Sarini Masruro

Wali kelas VII A

Ghusniyar Susilowati,

S.Pd.

Wali kelas VII B

Yuni Tri Sumani,

S.Pd.

Wali kelas VII C

Hartanto, S.Pd.

Wali kelas VIII A

Agustinah Marfuah, S.Pd.

Wali kelas VIII B

Maria Ambarwati, S.Pd.

Wali kelas VIII C

Setiasih, S.Pd.

Wali kelas VIII D

Yuni Tri Sumani, S.Pd.

Wali kelas IX A

Sunaryo, S.Pd.

Wali kelas IX B

Tri Handoko, S.Pd.

Wali kelas IX C

Toto Budi

Nurutomo, S.Pd.

Wali kelas IX D

Elly Karuniati,

S.Pd.

KAUR TU

Siti

Murbiyanti

S.Pd

4. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Dalam proses pembelajaran guru merupakan elemen penting untuk

menentukan keberhasilan program pengajaran, maka dari itu guru dituntut

memiliki kemampuan, baik dalam menguasai materi ataupun pengelolaan kelas.

Adapun nama-nama pengajar atau guru pada SMP Negeri 3 Tuntang, Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013 yang pembagian tugas mengajar secara

rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1

Pembagian Tugas Guru SMP Negeri 3 Tuntang

Tahun Pelajaran 2012/2013

No Nama/NIP Pangkat/Gol Tugas Mengajar

1

Sigit Setyo Atmoko,

S.Pd., M.Pd

NIP. 19730929 199802

1 002

Pembina/

IV a Bhs. Indonesia

2

Prihandono, S.Pd.

NIP. 19591203 197903

1 001

Pembina/

IV a

Matematika

3 Sunaryo, S.Pd.

NIP. 19600208 199103

1 007

Pembina/

IV a

IPS

4

Ghusniyar Susilowati,

S.Pd.

NIP. 19640510 198501

Pembina/

IV a

Bhs. Inggris

2 002

5

Agustinah Marfuah,

S.Pd.

NIP. 19670805 198803

2 021

Pembina/

IV a

Matematika

6

Maria Ambarwati,

S.Pd.

NIP. 19690523 198803

2 001

Pembina/

IV a

Tata Busana

7

Drs. A.M. Amirudin

NIP. 19650523 199802

1 001

Pembina/

IV a

PAI

8

Sri Utami, S.Pd.

NIP. 19730308 199903

2 004

Pembina/

IV a

Bhs. Indonesia

9

Sri Mulyani, S.Pd.

NIP. 19730513 199903

2 011

Pembina/

IV a

IPA

10

Muh. Winarto, S.Pd.

NIP. 19730520 199903

1 003

Pembina/

IV a

TIK

11

Ari Murdopo, S.Pd.

NIP. 19641020 199003

1 003

Pnt. Tk I/

III d PKn &Bhs. Jawa

12 Toto Budi Nurutomo,

Pnt. Tk I/ PKn

S.Pd.

NIP. 19690717 200012

1 003

III d

13

Elly Karuniati, S.Pd.

NIP. 19710213 200501

2 006

Penata/

III c

IPA

14

Tri Handoko, S.Pd.

NIP. 19690125 200501

1 002

Penata/

III c

Penjas OR

15

Sri Haryanti, S.Pd.

NIP. 19700406 200501

1 002

Penata/

III c

Matematika

16

Hartanto, S.Pd.

NIP. 19690914 200501

1 016

Penata/

III c

Seni Budaya

17

Yuni Tri Sumani,

S.Pd.

NIP. 19710602 200710

2 001

Pnt.Md.Tk. I/

III b

Bhs. Jawa

18

Setiasih, S.Pd.

NIP. 19621120 200701

2 001

Pnt.Md.Tk. I/

III b IPS

19 Asih Karuniyawati,

S.Pd.

NIP. 19810925 201001

Penata Md./ III

a

Bhs. Indonesia

2 001

20

Dwi Noor Aini, S.Pd.

NIP. 19790223 201001

2 013

Penata Md./ III

a BP

21

Herwanti

Pancaningsih, S.Pd.

NIP. -

- Bhs. Inggris

22

Salbani, S.Ag.

NIP. -

- PAI

23

Daryati, S.Pd.

NIP. -

- Bhs. Inggris

24

Sukaeri

NIP. -

- PAK

25

Miharti, S.Ag.

NIP. 19790614 200501

2 002

Pnt.Md.Tk. I/

III b PAB

4.2. Kondisi Awal Penelitian (Pra Siklus)

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di kelas VIII B di SMP Negeri 3

Tuntang, pada waktu guru PKn mengajar dengan materi : Pengertian anti korupsi dan

instrumen (hukum dan kelembaggaan) anti korupsi di Indonesia, dengan Standar Kompetensi

: Menjelaskan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan, dan Kompetensi Dasar :

Mendeskripsikan pengertian anti korupsi dan instrumen (hukum dan kelembaggaan) anti

koprupsi di Indonesia, ditemukan atau nampak bahwa guru hanya menggunakan metode

ceramah sehingga proses pembelajaran lebih terpusat pada guru, siswanya lebih banyak yang

pasif, guru kurang memberikan inovasi metode pembelajaran kepada siswa untuk memotivasi

siswa dalam belajarnya, serta kurangnya pengawasan dari guru sewaktu siswa mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru.

Saat guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas, sebagian siswa, ada yang

melakukan aktivitas sendiri seperti menggangu teman sebelahnya, mencoret meja, bermain

Hp dan bermain penggaris. Siswa yang banyak pasif ini berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa yang sebagian besar belum mencapai nilai KKM ≥ 75 setelah dilakukan post tes.

Berikut adalah tabel daftar nilai PKn pada tahap pra siklus siswa kelas VIII B di SMP Negeri

3 Tuntang:

Tabel 4.2

Daftar Nilai Post Tes

Tahap Pra Siklus

No.

Nama

Nilai

Kriteria

1. AS 48 Belum Tuntas

2. AF 62 Belum Tuntas

3. ANW 65 Belum Tuntas

4. AN 75 Tuntas

5. AODL 78 Tuntas

6. BDS 40 Belum Tuntas

7. EP 65 Belum Tuntas

8. EDF 48 Belum Tuntas

9. IR 75 Tuntas

10. MS 60 Belum Tuntas

11. MM 62 Belum Tuntas

12. NS 80 Tuntas

13. RP 55 Belum Tuntas

14. SB 50 Belum Tuntas

15. SF 48 Belum Tuntas

16. SL 75 Tuntas

17. T 45 Belum Tuntas

18. WNT 85 Tuntas

19. WT 45 Belum Tuntas

20. WS 80 Tuntas

Dilihat dari tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan pada materi “Pengertian anti korupsi dan instrumen (hukum

dan kelembaggaan) anti korupsi di Indonesia” belum efektif karena masih banyak siswa

yang belum tuntas hasil belajarnya. Dari tabel tersebut dapat di lihat bahwa siswa yang belum

tuntas atau belum mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 13 siswa dengan prosentase 65

% dari 20 siswa, dan siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM sebanyak 7 siswa dengan

prosentase 35 %. Distribusi frekuensi nilai PKn siswa kelas VIII B pada tahap pra siklus

dengan interval nilai tertentu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

Pada Pra Siklus

No. Interval

Nilai

Jumlah

(frekuensi)

Prosentase Keterangan

1. 85-89 1 5% Tuntas

2. 80-84 2 10% Tuntas

3. 75-79 4 20% Tuntas

4. 70-74 - - -

5. 65-69 2 10% Belum Tuntas

6. 60-64 3 15% Belum Tuntas

7. 55-59 1 5% Belum Tuntas

8. 50-54 1 5% Belum Tuntas

9. 45-49 5 25% Belum Tuntas

10. 40-44 1 5% Belum Tuntas

Jumlah 20 100 %

Nilai Rata-Rata 62,05 %

Nilai Tertinggi 85 (1 siswa) 5% Tuntas

Nilai Terendah 40 (1 siswa) 5% Belum Tuntas

Dilihat dari tabel 4.3 diatas nampak bahwa pembelajaran yang dilakukan belum efektif

dengan banyaknya siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM ≥ 75 yang sudah

ditentukan yaitu 13 orang (65 %).

Diketahui siswa yang mendapat nilai antara 85-89 sebanyak 1 siswa dengan prosentase

5%, siswa yang mendapat nilai antara 80-84 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 10%, untuk

nilai antara 75-79 sebanyak 4 siswa dengan prosentase 20%, nilai antara 70-74 sebanyak 0

siswa dengan prosentase 0, nilai antara 65-69 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 10%,

untuk nilai antara 60-64 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 15%, nilai antara 55-59

sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5%, nilai antara 50-54 sebanyak 1 siswa dengan

prosentase 5%, siswa yang mendapat nilai antara 45-49 sebanyak 5 siswa dengan prosentase

25%, dan siswa yang mendapatkan nilai 40-44 sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5%.

Dari tabel tersebut maka dapat pula dijelaskan dalam bentuk diagram yaitu sebagai

berikut :

1. Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus

Berdasarkan data hasil belajar siswa yang sebagian besar belum mencapai KKM

pada pra siklus, maka diadakan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan

sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah

diuraikan pada BAB III. Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran kooperatif

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44

Series 2

Series 1

tipe jigsaw dalam pembelajaran PKn, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang

akan dilakukan dalam dua siklus.

4.3. Hasil Penelitian

4.3.1. Deskripsi Setiap Siklus

4.3.1.1. Siklus I Pertemuan 1

Tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilakukan dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari

2014 (pertemuan 1) dan tanggal 19 Februari 2014 (pertemuan 2). Pada siklus ini

dilakukan beberapa langkah untuk memperbaiki kondisi siswa yang masih kurang aktif

dalam proses belajar serta membuat komunikasi dalam proses pembelajaran yang tidak

hanya berpusat pada guru. Disamping itu juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa

yang masih belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM. Pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar untuk siklus I dengan menggunakan materi pokok “Hakikat

demokrasi”, dan standar kompetensi “Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai

aspek kehidupan” serta kompetensi dasarnya “Menjelaskan hakikat demokrasi”.

Dalam siklus I pelaksanaan pembelajaran difokuskan dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar PKn

siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang .

Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut :

a. Perencanaan

Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi atau pra siklus, maka

dilakukan diskusi dengan guru PKn (Bapak Ari Murdopo) kelas VIII B SMP

Negeri 3 Tuntang yaitu untuk menentukan materi yang akan digunakan dalam

siklus I ini, serta alat penunjang lainnya yang akan digunakan. Pada siklus I

persiapan yang dilakukan oleh peneliti bersama guru PKn adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi

pokok “Hakikat demokrasi”. Standar kompetensi: Memahami

pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek. Kompetensi dasar:

Menjelaskn hakikat demokrasi.

2) Menyiapkan materi pokok hakikat demokrasi

3) Menyiapkan lembar observasi

4) Menyiapkan soal tes yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b. Tindakan

Pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

sesuai dengan RPP yang disusun. Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai

berikut : kegiatan awal yang dilakukan adalah apersepsi, motivasi, dan guru

menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kemudian guru

membagi hand out yang berisi materi tentang hakikat demokrasi, sejarah

perkembangan demokrasi, prinsip-prinsip pemerintahan demokrasi dan macam-

macam demokrasi, pengertian demokrasi pancasila, dan landasan pelaksanaan

demokrasi Indonesia. Untuk mempermudah siswa dalam memahami materi

/bahan ajar, kemudian guru membentuk kelompok secara heterogen terdiri atas 4

kelompok asal yang anggotanya 5 orang siswa. Selanjutnya siswa diberi lembar

materi yang berbeda pada tiap kelompok, guru meminta anggota kelompok asal

yang memiliki lembar materi yang berbeda untuk membentuk kelompok baru

atau yang disebut dengan kelompok ahli yang terdiri dari 5 kelompok ahli, setiap

kelompok beranggotakan 4 orang siswa. Setiap kelompok disuruh mendiskusikan

tugas yang diberikan oleh guru. Kelompok pertama (ahli); mendiskusikan tentang

hakikat demokrasi, Kelompok kedua (ahli); mendiskusikan tentang sejarah

perkembangan demokrasi, Kelompok ketiga (ahli); mendiskusikan tentang

prinsip-prinsip pemerintahan demokrasi dan macam-macam demokrasi,

Kelompok keempat (ahli); mendiskusikan tentang pengertian demokrasi

pancasila, dan Kelompok kelima (ahli); mendiskusikan tentang landasan

pelaksanaan demokrasi Indonesia. Setelah selesai diskusi guru meminta peserta

didik yang bekerja dalam kelompok ahli untuk kembali ke kelompoknya masing-

masing (kelompok asal). Kemudian guru meminta masing-masing siswa dari

kelompok ahli untuk bergantian mengajar teman dalam satu kelompok (kelompok

asal). Waktu siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing, guru

menbantu dan mengarahkan jika ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam

berdiskusi. Sebelum pembelajaran diakhiri guru memberikan tugas pada masing-

masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka pada pertemuan

selanjutnya dan menjelaskan mekanisme untuk presentasi hasil diskusi tersebut.

c. Observasi

Mulai pelajaran dibuka sampai pelajaran ditutup guru mengamati apa saja

yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut

disajikan pada lembar pengamatan atau lembar observasi yang telah disediakan

peneliti. Adapun hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.4

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

Pada Saat Proses Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1

No Aspek yang dinilai Jumlah

siswa

Prosentase

1. Siswa memperhatikan penjelasan

guru

15 75%

2. Interaksi sesama anggota kelompok 12 60%

3. Kekompakan anggota dalam bekerja

kelompok

12 60%

4. Keaktifan siswa dalam bertanya dan

menjawab pertanyaan dalam diskusi

kelompok

7 35%

5. Siswa mampu menjelaskan kembali

hasil diskusi yang didapat dari

kelompok ahli kepada kelompok asal

8 40%

6. Keberanian bertanya kepada guru 5 25%

Rata – rata prosentase aktivitas siswa 49,16%

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan I kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal itu ditunjukkan dengan rata-

rata prosentase aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran pada siklus I

pertemuan I mencapai 49,16%. Pada siklus I ini keaktifan siswa dalam bertanya, dan

menjawab pertanyaan dalam diskusi kelompok prosentasenya hanya 35% (7 siswa),

siswa mampu menjelaskan kembali hasil diskusi yang didapat dari kelompok ahli

kepada kelompok asal hanya 8 siswa atau sebesar 40%, dan keberanian bertanya pada

guru terhadap materi yang diajarkan masih rendah ditunjukan hanya 5 siswa atau

sebesar 25%.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan I,

kemudian guru bersama observer melakukan refleksi terhadap proses kegiatan

pembelajaran. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan pada siklus I.

Hasil refleksi menunjukkan bahwa masih banyak kekurangan pada siklus I

pertemuan I, kekurangan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Tingkat keaktifan siswa di dalam kelas masih rendah. Hal itu terlihat dari

20 siswa kelas VIII B SMP 3 Tuntang hanya 7 siswa atau sebesar 35%

pada aspek keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan

dalam diskusi kelompok, dan mampu menjelaskan kembali hasil diskusi

yang didapat dari kelompok asal maupun kelompok ahli sebesar 8 siswa

atau sebesar 40%, sedangkan 5 siswa atau sebesar 25% yang berani

bertanya kepada guru.

2) Guru belum dapat mengkoordinasikan waktu dengan baik. Hal itu terlihat

dari bertambahnya waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan inti. Akibatnya

kegiatan diskusi kelompok yang seharusnya dilaksanakan pada 15 menit

terakhir harus mengambil jam istirahat. Hal itu dikarenakan waktu lebih

lama digunakan untuk penjelasan model pembelajaran dan pembentukan

kelompok.

Terhadap hal diatas akan dilakukan tindakan perbaikan pada pertemuan 2

siklus 1.

4.3.1.2. Siklus I Pertemuan 2

a. Perencanaan

Pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yaitu

melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk masing-masing

kelompok. Guru membuat rencana pembelajaran untuk tindakan perbaikan pada siklus I

pertemuan II yang masih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

sebagai berikut:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi

pokok “ Hakikat demokrasi”. Standar Standar kompetensi: Memahami

pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek. Kompetensi dasar:

Menjelaskn hakikat demokrasi.

2) Menyiapkan lembar observasi.

3) Menyiapkan soal tes yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b. Tindakan

Pada pertemuan kedua, saat guru masuk kelas siswa sudah siap untuk memulai

pelajaran. Guru meminta masing-masing siswa masuk dalam kelompok yang sudah

ditentukan sebelumnya (kelompok asal). Setelah itu guru sedikit menjelaskan

kembali langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang sudah

dibahas di pertemuan kemarin. Kemudian kelompok 1 (asal) presentasi, sementara

kelompok 1 (asal) presentasi, kelompok yang lain mendengarkan hasil diskusi

kelompok yang sedang presentasi. Setelah kelompok selesai mempresentasikan hasil

diskusinya, kemudian kelompok yang lain diberi kesempatan untuk memberikan

tangggapan mengenai hasil diskusi yang telah dipresentasikan. Sesudah kelompok 1,

2, 3, dan 4 selesai presentasi, kemudian siswa dan guru bersama-sama memberikan

kesimpulan. Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberi tes untuk mengetahui

hasil belajar PKn pada siklus I pertemuan ke 2.

c. Observasi

Dari peneliti memulai pelajaran sampai pada penutup, guru mengamati apa

saja yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Hasil pengamatan

tersebut disajikan pada lembar pengamatan atau lembar observasi terhadap proses

pmbelajaran pada siklus I pertemuan 2 sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang Pada

Saat Proses Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2

No Aspek Yang Diamati Jumlah

Siswa

Prosentase

1. Siswa mampu bekerjasama

dalam kelompoknya

17 85%

2. Siswa dapat mengatur

persiapan presentasi dalam

kelompoknya

13 65 %

3. Siswa mampu

mempresentasikan hasil

diskusi dengan baik

17 85%

4. Siswa dapat memberikan

tanggapan yang baik pada

saat presentasi

13 65%

5

.

Menyanggah jawaban dari

kelompok lain dengan

alasan yang tepat

12 60%

Rata-rata prosentase aktivitas

siswa

72%

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa keaktifan dalam proses

pembelajaran siklus I pertemuan I sudah cukup aktif. Hal itu dapat dilihat dari rata-

rata prosentase aktivitas siswa yang mencapai 72%. Kelemahan yang masih

ditemukan pada siklus I pertemuan II adalah siswa dalam menyanggah jawaban dari

kelompok lain masih rendah prosentasenya. Pada waktu presentasi setiap kelompok,

guru menilai masing-masing anggota kelompok yang hasilnya dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 4.6

Daftar Nilai Presentasi Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

Pada Siklus I Pertemuan 2

No

Nama

Nilai

Presentasi

Kriteria

1. AS 60 Belum Tuntas

2. AF 80 Tuntas

3. ANW 75 Tuntas

4. AN 80 Tuntas

5. AODL 75 Tuntas

6. BDS 60 Belum Tuntas

7. EP 75 Tuntas

8. EDF 75 Tuntas

9. IR 75 Tuntas

10. MS 60 Belum Tuntas

11. MM 70 Belum Tuntas

12. NS 75 Tuntas

13. RP 65 Belum Tuntas

14. SB 80 Tuntas

15. SF 65 Belum Tuntas

16. SL 75 Tuntas

17. T 60 Belum Tuntas

18. WNW 75 Tuntas

19. WS 65 Belum Tuntas

20. WH 75 Tuntas

Kriteria penilaian presentasi pada siklus 1 pertemuan 2 sebagai berikut:

1) Siswa yang mendapat nilai 80; siswa mampu mempresentasikan hasil

diskusi dengan sangat baik, siswa mampu bekerjasama dalam

kelompoknya, siswa dapat memberikan tanggapan yang baik pada saat

presentasi, dan siswa mampu menyanggah jawaban dari kelompok lain

dengan alasan yang tepat

2) Siswa yang mendapat nilai 75; siswa mampu mempresentasikan hasil

diskusi dengan sangat baik, siswa mampu bekerjasama dalam kelompok,

siswa dapat memberikan tanggapan yang baik pada saat presentasi, tetapi

kurang dalam menyanggah jawaban dari kelompok lain.

3) Siswa yang mendapat nilai 70; siswa mampu mempresentasikan hasil

diskusi dengan baik, siswa mampu bekerjasama dalam kelompoknya,

tetapi kurang dalam memberikan tanggapan yang baik pada saat presentasi,

dan kurang dalam menyanggah jawaban dari kelompok lain.

4) Siswa yang mendapat nilai 65; presentasi cukup, siswa kurang mampu

dalam memberikan tanggapan, kurang dalam menyanggah jawaban dari

kelompok lain.

5) Siswa yang mendapat nilai 60; presentasi kurang baik atau kurang aktif

dalam mempresentasikan hasil diskusi.

Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberi tes untuk mengetahui hasil

belajar pada siklus I pertemuan ke 2. Adapun hasil belajar siswa kelas VIII B SMP

Negeri 3 Tuntang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.7

Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

Pada Siklus I Pertemuan 2

No.

Nama

Nilai

Tes

Kriteria

1. AS 70 Belum Tuntas

2. AF 85 Tuntas

3. ANW 85 Tuntas

4. AN 82 Tuntas

5. AODL 75 Tuntas

6. BDS 55 Belum Tuntas

7. EP 82 Tuntas

7. 8. EDF 75 Tuntas

8. 9. IR 85 Tuntas

10. MS 64 Belum Tuntas

11. MM 65 Belum Tuntas

12. NS 80 Tuntas

13. RP 60 Belum Tuntas

14. SB 89 Tuntas

15. SF 55 Belum Tuntas

16. SL 75 Tuntas

17. T 65 Belum Tuntas

18. WNW 89 Tuntas

19. WS 65 Belum Tuntas

20. WH 89 Tuntas

Berdasarkan dari tabel 4.7 tersebut dapat disusun frekuensi nilai hasil belajar

siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang pada siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

Pada Siklus I Pertemuan 2

No. Interval

Nilai

Jumlah Prosentase Keterangan

1. 85-89 6 30% Tuntas

2. 80-84 3 15% Tuntas

3. 75-79 3 15% Tuntas

4. 70-74 1 5% Belum Tuntas

5. 65-69 3 15% Belum Tuntas

6. 60-64 2 10% Belum Tuntas

7. 55-59 2 10% Belum Tuntas

8. 50-54 - - -

9. 45-49 - - -

10. 40-44 - - -

Jumlah 20 100%

Nilai Rata-Rata 74,5%

Nilai Tertinggi 89 (6 siswa) 30% Tuntas

Nilai Terendah 55 (2 siswa) 10% Belum Tuntas

Dilihat dari tabel diatas nampak bahwa pembelajaran yang dilakukan belum efektif

dengan banyaknya siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM ≥ 75 yang sudah

ditentukan yaitu 8 orang (40%). Namun demikian apabila dibandingkan dengan hasil

belajar pada tahap pra siklus, sudah ada peningkatan yaitu dari 13 orang (65%) menjadi 8

orang (40%).

Diketahui siswa yang mendapat nilai antara 85-89 sebanyak 6 siswa dengan

prosentase 30%, siswa yang mendapat nilai antara 80-84 sebanyak 3 siswa dengan

prosentase 15%, untuk nilai antara 75-79 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 15%, nilai

antara 70-74 sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5%, nilai antara 65-69 sebanyak 3

siswa dengan prosentase 15%, untuk nilai antara 60-64 sebanyak 2 siswa dengan

prosentase 10%, nilai antara 55-59 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 10%, nilai antara

50-54 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, siswa yang mendapat nilai antara 45-49

sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, dan siswa yang mendapatkan nilai 40-44

sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0.

Dari tabel tersebut maka dapat pula dijelaskan dalam bentuk diagram yaitu sebagai

berikut:

2. Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan 2.

Berdasarkan data hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa siswa yang sudah

mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 12 siswa dengan prosentase 60% dari 20

siswa kelas VII B, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM

sebanyak 8 siswa dengan prosentase 40%.

d. Refleksi Siklus I Pertemuan 2

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I Pertemuan II,

kemudian peneliti bersama guru mata pelajaran PKn kelas VIII B SMP Negeri 3

Tuntang, melakukan refleksi terhadap proses kegiatan pembelajaran. Refleksi ini

digunakan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Hasil refleksi menunjukan bahwa

masih banyak kekurangan pada siklus I pertemuan II, kekurangan tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Pada saat salah satu kelompok presentasi di depan, siswa yang dibelakang

cenderung ramai atau tidak memperhatikan.

0

1

2

3

4

5

6

85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44

Series 2

Series 1

2) Siswa belum berani menyanggah jawaban dari kelompok lain dengan alasan

yang tepat. Hal itu terlihat dari masih banyak siswa yang cenderung diam pada

saat kelompok yang berpresentasi memberikan kesempatan untuk bertanya

atau menanggapi jawaban kelompok.

Kekurangan pada Siklus I tersebut harus diperbaiki agar pembelajaran bisa

berhasil. Dengan demikian perlu dilaksanakan pembelajaran berikutnya untuk

memperbaiki kekurangan pada Siklus I yaitu Siklus II.

4.3.1.3 Siklus II pertemuan 1

a. Perencanaan

Tindakan perbaikan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2014

(pertemuan 1), dan 12 Maret 2014 (pertemuan II). Hal tersebut dilakukan berdasarkan

hasil refleksi siklus I. Dalam siklus II pelaksanaan pembelajaran difokuskan dengan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajarannya, juga

untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I sebagai upaya meningkatkan keaktifan

hasil hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang. Pada pertemuan pertama siklus II merupakan tindak lanjut dari

siklus I, sebelum pelaksanaan pertemuan pertama, maka guru terlebih dahulu

merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan pertama.

Perencanaan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer untuk

menentukan waktu pelaksanaan pertemuan pertama, membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik untuk meningkatkan hasil

belajar siswa, dan membuat lembar observasi atau lembar pengamatan. Bersama guru

PKn mendiskusikan RPP perbaikan siklus II, materi pokok : “penerapan demokrasi

dalam berbagai bidang kehidupan, dan contoh sikap positif dalam pelaksanaan

demokrasi’. Dengan Standar Kompetensi : “Memahami pelaksanaan demokrasi dalam

berbagai aspek kehidupan”, Kompetensi Dasar : “Menjelaskan pentingnya kehidupan

demokratis dalam bermasyarakat, berbagsa, dan bernegara”. Menyiapkan lembar

observasi, dan menyiapkan soal tes yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b. Tindakan

Pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

sesuai dengan RPP yang disusun, adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai

berikut : kegiatan awal yang dilakukan adalah apersepsi, motivasi, dan guru

menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kemudian guru

membagi hand out yang berisi materi tentang penerapan demokrasi dalam berbagai

bidang kehidupan, dan contoh sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi. Untuk

mempermudah siswa dalam memahami materi /bahan ajar. Kemudian guru

membentuk kelompok setiap kelompok secara heterogen terdiri atas 10 kelompok

asal yang anggotanya 2 orang siswa. Selanjutnya siswa diberi lembar materi yang

berbeda pada tiap kelompok, guru meminta anggota kelompok asal yang memiliki

lembar materi yang berbeda untuk membentuk kelompok baru atau yang disebut

dengan kelompok ahli yang terdiri dari 2 kelompok ahli, setiap kelompok

beranggotakan 10 orang siswa. Setiap kelompok disuruh mendiskusikan tugas yang

diberikan oleh guru. Kelompok pertama (ahli); mendiskusikan tentang penerapan

demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan, Kelompok kedua (ahli);

mendiskusikan tentang contoh sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi. Setelah

selesai diskusi guru meminta peserta didik yang bekerja dalam kelompok ahli untuk

kembali ke kelompoknya masing-masing (kelompok asal). Kemudian guru meminta

masing-masing siswa dari kelompok ahli untuk bergantian mengajar teman dalam

satu kelompok (kelompok asal). Waktu siswa melakukan diskusi dengan kelompok

masing-masing, guru menbantu dan mengarahkan jika ada kelompok yang

mengalami kesulitan dalam berdiskusi. Sebelum pembelajaran diakhiri guru

memberikan tugas pada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi mereka pada pertemuan selanjutnya dan menjelaskan mekanisme untuk

presentasi hasil diskusi tersebut.

c. Observasi

Mulai pelajaran dibuka sampai pelajaran ditutup guru mengamati apa saja

yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut

disajikan pada lembar pengamatan atau lembar observasi yang telah disediakan

peneliti. Adapun hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.9

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

Pada Saat Proses Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1

No Aspek yang dinilai Jumlah

siswa

Prosentase

1. Siswa memperhatikan

penjelasan guru

15 75%

2. Interaksi sesama anggota

kelompok

19 95%

3. Kekompakan anggota dalam

bekerja kelompok

15 75%

4. Keaktifan siswa dalam

bertanya dan menjawab

pertanyaan dalam diskusi

kelompok

19 95%

5. Siswa mampu menjelaskan

kembali hasil diskusi yang

didapat dari kelompok ahli

kepada kelompok asal

18 90%

6. Keberanian bertanya kepada

guru

15 75%

Rata – rata prosentase aktivitas

siswa

84,16%

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran pada siklus II sudah aktif. Pada siklus II ini keaktifan

siswa dalam bertanya, dan menjawab pertanyaan dalam diskusi kelompok

prosentasenya 95% (19 siswa), siswa mampu menjelaskan kembali hasil diskusi

yang didapat dari kelompok ahli kepada kelompok asal terdapat 18 siswa atau

sebesar 90%, dan keberanian bertanya pada guru terhadap materi yang diajarkan

sebanyak 15 siswa atau sebesar 75%. Rata-rata prosentase aktivitas siswa mencapai

84,16%. Dibandingkan dengan siklus I keaktivan siswa meningkat dari 49,16%

menjadi 84,16%.

d. Refleksi

Hampir semua siswa sudah aktif mulai dari kegiatan awal pembelajaran

sampai akhir pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa sudah

baik, dan sesuai petunjuk guru. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran pada

masing-masing kelompok, tidak bermalas-malasan untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan dalam diskusi kelompok, dan mampu menjelaskan kembali hasil diskusi

yang didapat dari kelompok ahli kepada kelompok asal, serta berani bertanya kepada

guru.

4.3.1.4. Siklus II Pertemuan 2

a. Perencanaan

Pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yaitu

melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk masing-masing

kelompok. Guru membuat rencana pembelajaran untuk tindakan perbaikan pada siklus

II pertemuan 2 yang masih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

sebagai berikut:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi

pokok “penerapan demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan, dan contoh

sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi’. Dengan Standar Kompetensi :

Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan”.

Kompetensi dasar: Menjelaskan pentingnya kehidupan demokratis dalam

bermasyarakat, berbagsa, dan bernegara. .

2) Menyiapkan lembar observasi.

3) Menyiapkan soal tes yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b. Tindakan

Pada pertemuan kedua saat guru masuk kelas siswa sudah siap untuk memulai

pelajaran. Guru meminta masing-masing siswa masuk dalam kelompok yang sudah

ditentukan sebelumnya (kelompok asal). Setelah itu guru sedikit menjelaskan kembali

langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang sudah dibahas di

pertemuan kemarin. Kemudian kelompok 1 (asal) presentasi, sementara kelompok 1

(asal) presentasi, kelompok yang lain mendengarkan hasil diskusi kelompok yang

sedang presentasi. Setelah kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya,

kemudian kelompok yang lain diberi kesempatan untuk memberikan tangggapan

mengenai hasil diskusi yang telah dipresentasikan. Sesudah kelompok 1, 2, 3, dan 4

selesai presentasi, kemudian siswa dan guru bersama-sama memberikan kesimpulan.

Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberi tes untuk mengetahui hasil belajar PKn

pada siklus II pertemuan ke 2. Hasil presentase masing-masing anggota kelompok

yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.9

Daftar Nilai Presentasi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

Pada Siklus II Pertemuan 2

No

Nama

Nilai

Presentasi

Kriteria

1. AS 75 Tuntas

2. AF 80 Tuntas

3. ANW 80 Tuntas

4. AN 80 Tuntas

5. AODL 75 Tuntas

6. BDS 60 Belum Tuntas

7. EP 80 Tuntas

8. EDF 75 Tuntas

9. IR 75 Tuntas

10. MS 80 Tuntas

11. MM 80 Tuntas

12. NS 80 Tuntas

13. RP 75 Tuntas

14. SB 80 Tuntas

15. SF 80 Tuntas

16. SL 75 Tuntas

17. T 75 Tuntas

18. WNW 80 Tuntas

19. WS 80 Tuntas

20. WH 80 Tuntas

Kriteria penilaian presentasi pada siklus II pertemuan 2 sebagai berikut:

1) Siswa yang mendapat nilai 80; siswa mampu mempresentasikan hasil

diskusi dengan sangat baik, siswa mampu bekerjasama dalam

kelompoknya, siswa dapat memberikan tanggapan yang baik pada saat

presentasi, dan siswa mampu menyanggah jawaban dari kelompok lain

dengan alasan yang tepat

2) Siswa yang mendapat nilai 75; siswa mampu mempresentasikan hasil

diskusi dengan sangat baik, siswa mampu bekerjasama dalam kelompok,

siswa dapat memberikan tanggapan yang baik pada saat presentasi, tetapi

kurang dalam menyanggah jawaban dari kelompok lain.

3) Siswa yang mendapat nilai 70; siswa mampu mempresentasikan hasil

diskusi dengan baik, siswa mampu bekerjasama dalam kelompoknya,

tetapi kurang dalam memberikan tanggapan yang baik pada saat presentasi,

dan kurang dalam menyanggah jawaban dari kelompok lain.

4) Siswa yang mendapat nilai 65; presentasi cukup, siswa kurang mampu

dalam memberikan tanggapan, tetapi kurang dalam menyanggah jawaban

dari kelompok lain.

5) Siswa yang mendapat nilai 60; presentasi kurang baik atau kurang aktif.

Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberi tes untuk mengetahui hasil

belajar pada siklus II pertemuan ke 2. Adapun hasil belajar siswa kelas VIII B SMP

Negeri 3 Tuntang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10

Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

Pada Siklus II Pertemuan 2

No.

Nama

Nilai Tes

Kriteria

1. AS 80 Tuntas

2. AF 85 Tuntas

3. ANW 89 Tuntas

4. AN 82 Tuntas

5. AODL 80 Tuntas

6. BDS 65 Belum Tuntas

7. EP 82 Tuntas

8. EDF 80 Tuntas

9. IR 79 Tuntas

10. MS 85 Tuntas

11. MM 82 Tuntas

12. NS 89 Tuntas

13. RP 75 Tuntas

14. SB 89 Tuntas

15. SF 85 Tuntas

16. SL 79 Tuntas

17. T 82 Tuntas

18. WNW 89 Tuntas

19. WS 80 Tuntas

20. WH 89 Tuntas

Berdasarkan dari tabel 4.10 tersebut dapat disusun frekuensi nilai hasil belajar

siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang pada siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

Pada Siklus 2

No. Interval Nilai Jumlah Prosentase Keterangan

1. 85-89 8 40% Tuntas

2. 80-84 8 40% Tuntas

3. 75-79 3 15% Tuntas

4. 70-74 - - -

5. 65-69 1 5% Belum Tuntas

6. 60-64 - - -

7. 55-59 - - -

8. 50-54 - - -

9. 45-49 - - -

10. 40-44 - - -

Jumlah 20 100%

Nilai Rata-Rata 82,3%

Nilai Tertinggi 89 (8 siswa) 40% Tuntas

Nilai Terendah 65 (1 siswa) 5% Belum Tuntas

Dilihat dari tabel diatas nampak bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah

efektif karena ada peningkatan dari hasil belajar siswa dan yang sudah mencapai KKM

≥ 75. Hal itu dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 75, pada siklus I

sebanyak 12 siswa (60%) menjadi 19 siswa (95%) pada siklus II.

Diketahui siswa yang mendapat nilai antara 85-89 sebanyak 8 siswa dengan

prosentase 40%, siswa yang mendapat nilai antara 80-84 sebanyak 8 siswa dengan

prosentase 40%, untuk nilai antara 75-79 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 15%,

nilai antara 70-74 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, nilai antara 65-69 sebanyak 1

siswa dengan prosentase 5%, untuk nilai antara 60-64 sebanyak 0 siswa dengan

prosentase 0, nilai antara 55-59 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, nilai antara 50-

54 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, siswa yang mendapat nilai antara 45-49

sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, dan siswa yang mendapatkan nilai 40-44

sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0.

Dari tabel tersebut maka dapat pula dijelaskan dalam bentuk diagram yaitu

sebagai berikut:

3. Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

Berdasarkan data hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa pembelajaran pada

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sudah efektif yaitu dengan hampir semua

siswa yang sudah tuntas dalam belajarnya (KKM = 75). Dari tabel tersebut dapat dilihat

bahwa pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya

sebanyak 19 siswa dengan prosentase 95% dari 20 siswa kelas VIII B, dan siswa yang

belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5%.

c. Observasi

Dari guru memulai pelajaran, dan saat guru mengajar sampai pada penutup,

observer mengamati apa saja yang dilakukan dalam proses pembelajaran tersebut. Hasil

pengamatan tersebut diisikan pada lembar atau lembar observasi yang telah disediakan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44

Series 2

Series 1

oleh peneliti. Adapun hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada siklus II

pertemuan 2 sebagai berikut :

Tabel 4.12

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

Pada Saat Proses Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2

No Aspek Yang Diamati Jumlah

Siswa

Prosentase

1. Siswa mampu bekerjasama

dalam kelompoknya

19 95%

2. Siswa dapat mengatur

persiapan presentasi dalam

kelompoknya

15 75 %

3. Siswa mampu

mempresentasikan hasil

diskusi dengan baik

19 95%

4. Siswa dapat memberikan

tanggapan yang baik pada

saat presentasi

17 85%

5. Menyanggah jawaban dari

kelompok lain dengan alasan

yang tepat

19 95%

Rata-rata prosentase aktivitas siswa 89%

Berdasarkan tabel 4.12 tersebut dapat diketahui bahwa keaktifan dalam proses

pembelajaran siklus I pertemuan I sudah sangat aktif. Hal itu dapat dilihat dari rata-

rata prosentase aktivitas siswa yang mencapai 89%.

d. Refleksi

Pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai presentasi dan tes siswa dan

penyampaian KKM sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditntukan. KKM yang

telah ditentukan adalah ≥ 75. Siswa yang mendapat nilai ≥ 75 pra siklus sebanyak 7

siswa, setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I yang mendapat

nilai ≥ 75 sebanyak 12 siswa, dan setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran

pada siklus II sebanyak 19 siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang. Dapat dilihat

dari hasil tes siswa pada tes pra siklus, siklus I dan siklus II.

Tabel 4.13

Rekapitulasi Hasil Belajar PKn Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Pada Siswa

Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang

No Ketuntasan

Belajar

Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas ≥75 7 35 12 60 19 95

2. Belum

Tuntas

<75 13 65 8 40 1 5

Jumlah 20 100 20 100 20 100

Nilai Rata-rata 62,05 74,5 82,3

Nilai Tertinggi 85 89 89

Nilai Terendah 40 55 65

Nilai KKM 75

Dilihat dari tabel 4.13 tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan pembelajaran

pada mata Pendidikan Kewarganegaraan dari pembelajaran yang kurang efektif menjadi

efektif yaitu masih banyak siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM = 75) pada

siklus I, sedangkan pada siklus II nya sebagian besar siswa sudah mencapai nilai ketuntasan

(KKM = 75) dalam belajarnya. Hal itu ditunjukkan pada pra siklus, siswa yang tuntas atau

telah mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 7 siswa dengan prosentase 35 % dari 20

siswa kelas VIII B, dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 13

siswa dengan prosentase 65%, siklus I siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam

belajarnya sebanyak 12 siswa dengan prosentase 60 % dari 20 siswa kelas VIII B, dan siswa

yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 8 siswa dengan prosentase 40%,

sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya

sebanyak 19 siswa dengan prosentase 95% dari 20 siswa kelas VIII B, dan siswa yang belum

tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5%.

Diagram 4.

Rekapitulasi hasil belajar siswa antara pra siklus, siklus I dan siklus II

Dari diagram terlihat bahwa pada pra siklus, siswa yang tuntas atau telah mencapai

KKM dalam belajarnya sebanyak 7 siswa dengan prosentase 35%, pada tahap siklus I siswa

yang tuntas atau telah mencapai KKM sebanyak 12 siswa dengan prosentase 60%, sedangkan

pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 19

siswa dengan prosentase 95%. Dari setiap tahap siklus jumlah siswa yang mencapai KKM

dalam belajarnya mengalami peningkatan dan sudah mencapai target yaitu 85%.

4.4. Pembahasan Per Siklus

4.4.1. Pra Siklus

Pada pra siklus dalam pembelajaran PKn guru menggunakan metode ceramah. Hasil

belajar siswa pada waktu post tes menunjukkan sebanyak 13 siswa (65%) belum mencapai

KKM dan hanya 7 siswa (35%) yang sudah mencapai KKM. Berdasarkan permasalahan

sebagian besar hasil belajar siswa belum tuntas atau belum mencapai KKM maka dilakukan

pra siklus siklus1 siklus 2

Series 1 7 12 19

Series 2 13 8 1

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

jum

lah

sis

wa

tindakan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

4.4.2 Siklus I

Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran PKn dengan materi hakikat demokrasi

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil belajar siswa pada waktu

post tes yang tuntas atau telah mencapai KKM sebanyak 12 siswa (60%), dan siswa yang

belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 8 siswa (40%). Melalui tindakan

perbaikan pada siklus I ini sudah ada peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa (mencapai

KKM) dibandingkan pra siklus. Hasil belajar yang meningkat ini sebagai dampak dari

peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dimana sebagian besar siswa berani bertanya dan menjawab

pertanyaan guru, siswa aktif dalam diskusi kelompok, keberanian mengeluarkan suara,

keseriusan, dan kekompakan. Sehingga lebih memahami materi yang berdampak pada hasil

belajar meningkat. Namun demikian masih ada sebagian siswa yang belum berani bertanya

dan menjawab pertanyaan guru. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut belum mencapai

85% sesuai indikator keberhasilan penelitian sehingga dilanjutkan dengan tindakan perbaikan

pada siklus II.

4.4.2. Siklus II

Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran PKn tetap menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw ada materi penerapan demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan,

dan contoh sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi untuk meningkatkan hasil belajar

siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, namun dengan perbaikan

berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Setelah dilakukan post tes, hasil belajar siswa

menunjukkan 19 siswa (95%) sudah mencapai KKM, dan 1 siswa (5%) belum mencapai

KKM. Apabila dibandingkan dengan siklus I hasil belajar siswa ada peningkatan.

Peningkatan hasil belajar siswa ini dimungkinkan karena keaktifan siswa pada saat

bekerjasama dalam satu kelompok, mampu mempresentasikan hasil diskusi dengan baik,

siswa dapat memberikan tanggapan yang baik pada saat presentasi, dan mampu menyanggah

jawaban dari kelompok lain dengan alasan yang tepat.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

merupakan suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu

kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar, dan mampu

mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Rusman, 2011 : 217).

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Jhonson DW and Jhonson RT (1991 :

27) model pembelajaran kooperatif jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil,

siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal, baik

pengalaman individu maupun pengalaman kelompok, dalam hasil penelitiannya tentang

model pembelajaran kooperatif jigsaw yang hasilnya menunjukan bahwa interaksi kooperatif

memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut

adalah meningkatkan hasil belajar, meningkatkan daya ingat, meningkatkan hubungan antar

manusia yang heterogen, meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong, dapat

digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi, dan mendorong tumbuhnya

motivasi intrinsik (kesadaran individu).

Berdasarkan pendapat tersebut maka melalui model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw siswa menjadi aktif, suasana belajar dinamis dan menyenangkan, siswa dapat

menggali atau mendalami materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa bisa dicapai secara

optimal. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh: Menurut

Titik Sri Haryanti (2008), dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya meningkatkan hasil

belajara siswa pada mata pelajaran PKn melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

siswa kelas VII B di SMP Negeri 5 Ketapang”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai rata-

rata siswa pada siklus I sebesar 74,65 % dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 62, 50 %,

dan pada siklus II dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 96, 88 % dengan nilai rata-rata

75, 06 % .

Sedangkan menurut Ahmad Ahyar Rasidi dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya

meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa VII D SMP Negeri 2 Gangga semester I tahun

pelajaran 2010/2011” menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar PKn setelah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan nilai ketuntasan belajar siswa secara

klasikal pada siklus I 71, 42 % (13 dari 29 siswa yang mencapai KKM ≥ 75) dan pada

siklus II 88, 88 % (26 dari 29 siswa yang mencapai KKM ≥ 75). Ini berarti bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II setelah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berdasarkan analisis data dan pembahasan

disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat efektif digunakan

untuk meningkatkan hasil belajar PKn Siswa Kelas VII D SMP Negeri 2 Gangga.

Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis tindakan telah terbukti yaitu penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII

B SMP Negeri 3 Tuntang pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan.