Upload
dangdan
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN
Kupang 03 Ambarawa pada tanggal 22-27 Juli 2017. Penelitian tindakan ini
diberikan kepada siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada mata pelajaran
PKn semester 1. Penelitian ini adalah penelitian kolaborasi antara peneliti dengan
guru kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa.
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) di kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa sebelum
dilaksanakan penelitian pada awal Semester 1 tahun pelajaran 2017-2018
menunjukkan rendahnya kreativitas peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Selain itu, siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dikarenakan guru hanya
menggunakan metode konvensional (ceramah) serta tidak adanya alat peraga
maupun metode yang menarik saat guru menjelaskan materi. Sehingga berdampak
pada hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan nilai
yang tidak tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dominan dari
pada nilai yang memenuhi KKM.
4.1.1.1 Kreativitas Siswa Pada Kondisi Awal
Hasil kreativitas siswa pada kondisi awal didapat dengan cara memberikan
LKS yang telah didesain khusus untuk mengukur kreativitas siswa secara
kelompok. Cara pengambilan data yaitu dengan mengamati secara langsung
maupun melihat hasil pekerjaan kelompok itu sendiri. Kemudian dilakukan
penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah melakukan
penilaian, anggota dari setiap kelompok akan diberikan penilaian sesuai dengan
skor yang didapat oleh kelompoknya. Berikut ini merupakan skor kreativitas
siswa pada kondisi awal yang akan disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini.
35
Tabel 4.1
Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal
Skor Jumlah
Siswa Presentase
Skor 1 (Tidak memenuhi semua kriteria) 10 27%
Skor 2 (Memenuhi 2 dari 4 kriteria) 15 41%
Skor 3 (Memenuhi 3 dan 4 kriteria) 12 32%
Skor 4 (Memenuhi semua kriteria) 0%
Jumlah 37 100%
Kriteria Penilaian:
1. (Proposisi) Ketepatan membuat konsep.
2. (Hirarki) Ketepatan dalam membuat konsep dari umum ke khusus.
3. (Contoh) Kemampuan siswa menyebutkan contoh.
4. (Cross Link) Kemampuan siswa membuat gambar garis yang unik.
Dari tabel 4.1 diatas dapat kita ketahui bahwa tingkat kreativitas siswa
sebelum adanya tindakan masih rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan dari 37
siswa, masih ada 10 atau 27% dari jumlah siswa secara keseluruhan hanya
mendapatkan skor 1. Selain itu, 15 siswa atau 41% dari 37 siswa hanya mampu
mendapatkan skor 2. Sementara itu, ada 12 atau 32% dari jumlah siswa secara
keseluruhan yang mampu memperoleh skor 3. Kreativitas siswa pada kondisi awal
juga disajikan melalui diagram gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1
Diagram Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal
36
Dari diagram gambar di atas, bahwa 11 dari 37 siswa memperoleh skor 1
dimana siswa tidak memenuhi semua kriteria kreativitas. Diikuti 16 dari 37 siswa
memperoleh skor 2 yang artinya siswa tersebut mampu memenuhi 2 dari 4 kriteria
kreativitas. Selanjutnya, 10 dari 37 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti siswa
tersebut mampu memenuhi 3 dari 4 kriteria kreativitas. Tingkat kreativitas siswa
kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal
No Kategori Frekuensi Presentase
1. Kreatif 10 27%
2. Belum Kreatif 27 73%
Jumlah 37 100%
Dalam penelitian ini, siswa dikatakan kreatif jika siswa mampu
mendapatkan skor 3, yang berarti siswa mampu memenuhi 3 dari 4 kriteria yang
sudah ditentukan. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
kreativitas siswa masih rendah. Dari 37 siswa, yang dinyatakan kreatif hanya
sebanyak 14 siswa dengan presentase 27%. Kemudian, siswa yang belum kreatif
sebanyak 27 anak dengan presentase 73%. Gambaran mengenai tingkat kreativitas
siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa juga dapat disaksikan pada diagram di
bawah ini.
Gambar 4.2
Diagram Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal
37
Dari diagram batang berwarna biru diatas terlihat bahwa 27% siswa sudah
kreatif dalam pembelajaran dan diagram batang berwarna merah terlihat bahwa
73% siswa belum kreatif dan cenderung pasif. Dari hasil data tersebut guru harus
mengganti metode pembelajaran yang sering digunakan yaitu metode ceramah
dengan metode yang lebih menarik, sehingga siswa dapat lebih kreatif dalam
pembelajaran. Adapun cara yang digunakan sebagai upaya meningkatkan
kreativitas siswa dalam belajar adalah melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif peta konsep tipe network tree.
4.1.1.2 Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Pada Kondisi Awal
Selain mendapat data kreativitas siswa, peneliti juga mendapatkan data hasil
belajar siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada kondisi awal. Adapun
hasil belajar yang didapat meliputi 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik. Hasil belajar dari ke-3 ranah tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN Kupang 03
Ambarawa Pada Kondisi Awal
Angka Ketuntasan
Belajar Frekuensi Presentase
≥ 70 Tuntas 0 0%
< 70 Belum Tuntas 37 100%
Jumlah 37 100%
Rata-Rata 46,89
Nilai Tertinggi 60
Nilai Terendah 33
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada
kondisi awal ini sangat rendah. Dari hasil belajar pada ranah kognitif, dimana dari
37 tidak ada yang tuntas sama sekali. Adapun rata-rata pada hasil belajar kognitif
yakni hanya menyentuh angka 46,89 dengan nilai tertinggi 60 dan nilai terendah
38
33. Ketuntasan hasil belajar siswa dari ranah kognitif juga dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar 4.3
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN
Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal
Ketuntasan hasil belajar kognitif pada kondisi awal ini masih rendah.
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa batang warna merah untuk
kategori belum tuntas lebih tinggi jika dibandingkan dengan batang warna biru
untuk kategori tuntas.
Dengan beracuan pada kedua data kondisi awal kelas 3 SDN Kupang 03
Ambarawa tahun pelajaran 2017-2018, penulis akan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini penulis akan menerapkan
pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network
tree sebagai metode pembelajaran guna meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
siswa. Agar kegiatan pembelajaran tidak merusak program pembelajaran yang
sudah direncanakan, penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua
siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “Mengenal
makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa”. Siklus II pembelajaran dilakukan
dengan Kompetensi Dasar yang sama namun dengan indikator yang berbeda.
39
4.1.2 Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I
4.1.2.1 Pertemuan Pertama
a. Perencanaan
Perencanaan pada pertemuan pertama siklus I terdiri dari beberapa kegiatan
perencanaan. Adapun persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan
pertama siklus I adalah membuat RPP, membuat perlengkapan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree, membuat dan
mempersiapkan lembar observasi dan mempersiapkan alat dan bahan untuk
penelitian. Peneliti juga melakukan diskusi bersama guru tentang Perencanaan
Pembelajaran. Kemudian menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PKn. Setelah RPP jadi, guru melakukan implementasi RPP
untuk siklus 1. Implementasi dalam hal ini melalui model pembelajaran kooperatif
peta konsep tipe network tree. RPP, lembar observasi dan instrumen penilaian
dapat dilihat pada lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan pertama dihadiri oleh: 1) Peneliti yaitu orang yang
melakukan penelitian di SDN Kupang 03 Ambarawa; 2) Kolaborator yaitu guru
kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa yang berkolaborasi dengan peneliti dan
bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran PKn dengan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree; 3) observer, ialah guru
lain yang mempunyai peran mengobservasi jalannya kegiatan belajar mengajar
mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe
network tree.
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 22
Juli 2017, dalam pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan adalah guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi Makna Sumpah
Pemuda.
Pada kegiatan awal, guru memasuki ruang dan mengucapkan salam.
Kemudian memimpin doa bersama seperti biasanya. Setelah itu guru langsung
melakukan absensi untuk memeriksa kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama
40
siklus I ini semua siswa dapat hadir dalam pembelajaran. Memasuki kegiatan
apersepsi, guru mengajak siswa untuk bernyanyi Satu Nusa Satu Bangsa. Setelah
itu guru memotivasi siswa dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran pada hari itu. Tidak lupa guru juga menginformasikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran hari itu. Tujuan pembelajaran
pertemuan pertama siklus I adalah siswa dapat menjelaskan pengertian sumpah
pemuda dengan benar serta siswa dapat menjelaskan sejarah munculnya sumpah
pemuda dengan benar.
Memasuki kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
dengan menggunakan kertas warna-warni yang telah dipotong-potong, siswa yang
mendapatkan warna yang sama akan menjadi satu kelompok. Setelah kelompok
terbentuk dan siswa duduk dengan masing-masing kelompoknya, guru
membagikan handout tentang materi pengertian sumpah pemuda dan isi sumpah
pemuda, sejarah peristiwa sumpah pemuda. Setelah itu, guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk membaca dan memahami materi sumpah pemuda bersama
dengan kelompoknya masing-masing. Setelah dirasa cukup dalam mendalami
materi, guru membagikan lembar kerja kelompok untuk setiap kelompok. Tujuan
dari pembagian lembar kerja kelompok adalah untuk kemudian dikerjakan siswa
dalam kelompok dengan cara berdiskusi. Selesai memberikan waktu untuk
berdiskusi, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas. Setelah sesi presentasi selesai, siswa kembali membaca dan
memahami materi tentang sejarah munculnya sumpah pemuda.
Kemudian, guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk
melengkapi sebuah peta konsep. Guru meminta siswa untuk menentukan bahan
atau materi yang akan dijadikan peta konsep. Hal ini sesuai dengan langkah-
langkah dalam membuat peta konsep yang pertama yaitu mempelajari sumber.
Langkah yang kedua dalam membuat peta konsep yaitu menentukan konsep.
Dengan dibantu guru siswa untuk menentukan konsep-konsep yang relevan.
Langkah yang ketiga yakni mengurutkan konsep. Implementasinya, guru meminta
siswa untuk mengurutkan konsep-konsep yang sudah didapat. Memasuki langkah
selanjutnya yaitu langkah keempat menyusun konsep. Siswa diminta untuk
41
menyusun konsep-konsep di atas kertas mulai dari yang paling umum ke yang
paling khusus. Langkah terakhir menghubungkan konsep, yaitu guru meminta
siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang telah dicatat dengan garis-garis
penghubung. Selama mengerjakan tugas untuk melengkapi peta konsep, guru
selalu berkeliling untuk melakukan pengawasan dan pembimbingan jika ada siswa
yang mengalami kesulitan. Selain itu, siswa diminta untuk mengembangkan
konsep yang telah dicatat dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Setelah
semua kelompok selesai mengerjakan tugas tersebut, guru bersama siswa
menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada hari itu.
Menginjak kegiatan akhir dalam pembelajaran, guru melakukan refleksi
pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika
masih ada yang belum mengerti mengenai materi pelajaran. Setelah itu, guru
memberikan tugas berupa PR dan menginformasikan kepada siswa bahwa PR
tersebut akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. Kegiatan pembelajaran
ditutup dengan do’a bersama seperti biasanya.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh
observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree dalam mata pelajaran PKn
tentang Makna Sumpah Pemuda. Observer menggunakan lembar observasi untuk
mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru maupun
data pembelajaran siswa.
Berdasarkan hasil observasi, kinerja guru dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree cukup baik. Pada
pertemuan pertama siklus I ini guru melakukan 13 dari 16 aspek pengamatan yang
telah ditentukan. Namun, guru belum melakukan 3 dari 16 aspek yang diamati.
Aspek yang belum dilakukan diantaranya menyampaikan tujuan pembelajaran,
membimbing jalannya diskusi kelompok serta membahas hasil pekerjaan siswa.
42
Selain itu mengamati aktivitas guru, peneliti juga mengamati aktivitas siswa
dalam pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif peta konsep tipe
network tree. Aktivitas siswa dalam pertemuan pertama dalam pembelajaran
model kooperatif peta konsep tipe network tree juga cukup baik. Berdasarkan
hasil observasi, siswa melakukan 12 dari 24 aspek pengamatan. Namun demikian,
masih ada 12 dari 24 aspek yang belum dilakukan oleh siswa. Dalam pertemuan
pertama siklus I ini siswa belum dapat berkonsentrasi penuh karena masih ada
yang bermain sendiri dan kurang memperhatikan guru. Selain itu, siswa juga
belum aktif yang ditandai dengan tidak adanya tanggapan dari siswa ketika guru
mengkonfirmasi. Siswa juga belum tertarik dengan media pembelajaran, karena
siswa masih cenderung menggunakan media pembelajaran sebagai bahan mainan.
Kerjasama siswa dalam kelompok pada pertemuan pertama siklus I ini juga belum
teralu terihat. Siswa masih terlihat malas dan kurang terlibat dalam menyimpulkan
materi pelajaran maupun mencatat materi pelajaran.
d. Refleksi
Setelah pelaksanaan pertemuan pertama siklus I selesai, guru kolaborator dan
peneliti sebagai observer melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan. Refleksi dilakukan guna memperbaiki pertemuan selanjutnya.
Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan terdapat beberapa kelebihan dan
kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun hasil refleksi pada
pertemuan pertama siklus I ini adalah guru mudah dalam menyampaikan materi,
suasana kelas sudah cukup kondusif serta siswa dapat bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan oleh guru. Namun demikian guru terlalu terburu-buru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kurang memperhatikan kondisi siswa
yang masih ramai sendiri. Dalam melaksanakan pembimbingan, guru belum
melaksanakannya secara menyeluruh kepada semua siswa. Selain itu, guru kurang
memanfaatkan waktu yang ada. Ditinjau dari kelemahan yang muncul dari siswa,
siswa kurang memperhatikan guru pada saat menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kemudian siswa kurang aktif dalam bertanya. Siswa juga belum berani
menanggapi jawaban dari siswa lain dan kerja sama siswa dalam kelompok dirasa
43
masih kurang. Siswa masih belum tertarik dengan media pembelajaran baru yang
terdapat dalam metode peta konsep.
Dalam kegiatan presentasi, masih ada kelompok yang belum berani maju di
depan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Siswa masih
terlihat kurang bersemangat dalam pembelajaran. Adapun siswa juga kurang
berpartisipasi aktif dalam menyimpulkan maupun mencatat kesimpulan materi
pelajaran. Terakhhir, siswa tidak berani bertanya pada saat guru memberikan
kesempatan bertanya mengenai materi pelajaran.
4.1.2.2 Pertemuan Kedua
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pertemuan kedua siklus I sebenarnya sama dengan
pertemuan pertama siklus I. Namun, perencanaan lebih mengedepankan hasil
observasi dan refleksi yang diperoleh pada pertemuan pertama siklus I.
Perencanaan pada pertemuan kedua siklus I terdiri dari beberapa kegiatan
perencanaan. Adapun persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan
pertama siklus I adalah membuat RPP, membuat perlengkapan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree, membuat dan
mempersiapkan lembar observasi dan mempersiapkan alat dan bahan untuk
penelitian. Peneliti juga melakukan diskusi bersama guru tentang Perencanaan
Pembelajaran. Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn. Setelah RPP jadi, guru melakukan implementasi RPP untuk siklus
1. Implementasi dalam hal ini melalui model pembelajaran kooperatif peta konsep
tipe network tree. RPP, lembar observasi dan instrumen penilaian dapat dilihat
pada lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan kedua dihadiri oleh: 1) Peneliti yaitu orang yang melakukan
penelitian di SDN Kupang 03 Ambarawa; 2) Kolaborator yaitu guru kelas 3 SDN
Kupang 03 Ambarawa yang berkolaborasi dengan peneliti dan bertugas untuk
mengajarkan materi pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif
peta konsep tipe network tree; 3) observer, ialah guru lain yang mempunyai peran
44
mengobservasi jalannya kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PKn dengan
model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree.
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Juli
2017, dalam pertemuan kedua guru melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP.
Pada pertemuan kedua ini guru melanjutkan materi yaitu tentang sejarah peristiwa
Sumpah Pemuda.
Pada kegiatan awal, guru memasuki ruang dan mengucapkan salam.
Kemudian memimpin doa bersama seperti biasanya. Setelah itu guru langsung
melakukan absensi untuk memeriksa kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama
siklus I ini semua siswa dapat hadir dalam pembelajaran. Memasuki kegiatan
apersepsi, guru mengajak siswa untuk bernyanyi Indonesia Raya. Setelah itu guru
memotivasi siswa dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran
pada hari itu. Tidak lupa guru juga menginformasikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai pada pembelajaran hari itu. Tujuan pembelajaran pertemuan pertama
siklus I adalah siswa dapat memahami sejarah peristiwa sumpah pemuda.
Masuk dalam kegiatan inti pembelajaran, guru meminta siswa bergabung
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Setelah
duduk bersama rekan kelompoknya, guru menagih PR yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya dan membahas bersama para siswa. Selesai membahas
soal, guru memberikan quis kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan
pada pertemuan sebelumnya dan menginformasikan apabila selesai mengerjakan
quis langsung dikumpulkan. Sama dengan pertemuan sebelumnya, setelah
memberikan tugas ringan kepada siswa guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempelajari materi pelajaran untuk kemudian diberikan tugas. Tugas
tersebut yakni sama dengan pertemuan sebelumnya, melengkapi peta konsep.
Adapun peta konsep yang dibuat yaitu mengenai materi sejarah peristiwa sumpah
pemuda per kelompok dengan kreasi dan kreativitasnya masing-masing.
Sama halnya dengan pertemuan sebelumnya, dalam membuat peta konsep
guru membimbing dan mengawasi siswa dalam langkah-langkah membuat peta
konsep. Langkah pertama yaitu mempelajari sumber, siswa diminta untuk
menentukan bahan atau materi yang akan dijadikan peta konsep. Langkah
45
selanjutnya yaitu menentukan konsep, dengan bimbingan dari guru, siswa diminta
untuk menentukan konsep-konsep yang berhubungan dengan materi pelajaran.
Langkah ketiga yaitu menentukan konsep. Dalam langkah ketiga ini guru meminta
siswa untuk mengurutkan konsep-konsep yang sudah didapat. Memasuki langkah
keempat yaitu mengurutkan konsep. Kegiatan yang dilakukan ialah siswa
menyusun konsep-konsep di atas kertas mulai dari yang paling umum ke yang
paling khusus. Memasuki langkah terakhir menghubungkan konsep, yaitu guru
meminta siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang telah dicatat dengan
garis-garis penghubung. Selama mengerjakan tugas untuk melengkapi peta
konsep, guru selalu berkeliling untuk melakukan pengawasan dan pembimbingan
jika ada siswa yang mengalami kesulitan. Selain itu, siswa diminta untuk
mengembangkan konsep yang telah dicatat dengan konsep-konsep lain yang
berhubungan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas tersebut, guru
bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada hari itu.
Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, pada pertemuan kedua ini
dilakukan pengukuran hasil belajar kognitif siswa melalui soal tes yang telah
disediakan. Kegiatan tersebut dilakukan di akhir pembelajaran. Adapun soal yang
dibagikan berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 20 butir. Guru mulai
membagikan soal evaluasi dan memberikan pengarahan kepada siswa dalam
mengerjakan soal tersebut. Selesai mengerjakan soal, guru melakukan konfirmasi
dengan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika masih ada yang belum paham
dengan materi yang sudah dipelajari pada hari itu. Masih sama dengan kegiatan
sebelumnya, guru secara rutin memberikan tugas berupa PR yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya. Hal ini dilakukan agar siswa juga mempelajari materi
yang telah dibahas pada pertemuan itu di rumah. Setelah memberikan tugas, guru
menutup pembelajaran dan memberikan salam penutup.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh
observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree dalam mata pelajaran PKn
46
tentang Makna Sumpah Pemuda. Observer menggunakan lembar observasi untuk
mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru maupun
data pembelajaran siswa.
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru dalam pembelajaran pertemuan kedua
siklus I semakin meningkat. Pada pertemuan kedua siklus I guru telah melakukan
15 dari 16 aspek pengamatan yang telah ditentukan. Namun, guru belum
melakukan 1 dari 16 aspek yang diamati. Aspek yang belum dilakukan yaitu guru
tidak melakukan pembimbingan pada saat jalannya diskusi kelompok.
Aktivitas siswa dalam pertemuan kedua siklus I pada pembelajaran model
kooperatif peta konsep tipe network tree juga meningkat. Berdasarkan hasil
observasi, siswa telah melakukan 17 dari 24 aspek pengamatan. Namun demikian,
masih ada 7 dari 24 aspek yang belum dilakukan oleh siswa. Beberapa aspek yang
belum dilakukan tersebut diantaranya aktif bertanya, memperhatikan guru
menyampaikan tujuan pembelajatan, menanggapi jawaban siswa lain. Selain itu,
kerjasama siswa dalam kelompok juga belum terlihat. Siswa juga belum berani
mengemukakan pendapatnya di depan kelas.
d. Refleksi
Setelah pelaksanaan pertemuan kedua siklus I selesai, guru kolaborator dan
peneliti sebagai observer melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan. Refleksi dilakukan guna memperbaiki pertemuan selanjutnya.
Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan terdapat beberapa kelebihan dan
kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilakukan.
Adapun kelebihan berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan Kedua siklus I
ini adalah guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Guru tidak
lagi terburu-buru dalam membahas maupun memeriksa hasil pekerjaan siswa.
Selain itu, ketertarikan siswa terhadap media pembelajaran yang terdapat pada
peta konsep mulai tumbuh. Siswa juga berani dan mampu dalam menanggapi
presentasi kelompok lain. Siswa juga telah berpartisipasi aktif dalam
menyimpulkan pembelajaran. Selanjutnya siswa aktif mencatat kesimpulan dari
materi pelajaran yang dibahas dan menunjukkan semangat yang tinggi dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
47
Walaupun beberapa kekurangan telah diatasi dan menjadikan hal tersebut
sebagai kelebihan, masih terdapat beberapa kekurangan yang masih belum
teratasi. Dalam melaksanakan pembimbingan, guru belum melaksanakannya
secara menyeluruh kepada semua siswa. Siswa kurang memperhatikan guru pada
saat menyampaikan tujuan pembelajaran Siswa kurang aktif dalam bertanya.
Kerja sama siswa dalam kelompok dirasa masih kurang. Dalam kegiatan
presentasi, masih ada kelompok yang belum berani maju di depan kelas dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Selain itu, siswa masih belum
berani bertanya pada saat guru memberikan kesempatan bertanya mengenai materi
pelajaran.
4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I
Berikut ini akan diuraikan hasil tindakan siklus I yang telah dilakukan
dalam 2 (dua) kali pertemuan. Hasil tindakan dalam penelitian ini dibagi menjadi
3, yaitu kreativitas siswa, hasil belajar siswa serta hasil observasi aktivitas guru
dan siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa.
4.1.3.1 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada Siklus I
Selain mendapat data kreativitas siswa, peneliti juga mendapatkan data hasil
belajar siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus I. Adapun hasil
belajar yang didapat yaitu hasil belajar pada ranah kognitif yang didapat melalui
evaluasi. Hasil belajar siswa pada ranah kognitif dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.4
Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I
Angka Ketuntasan
Belajar Frekuensi Presentase
≥ 70 Tuntas 9 24%
< 70 Belum Tuntas 28 76%
Jumlah 37 100%
Rata-Rata 64,35
Nilai Tertinggi 86
Nilai Terendah 53
48
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada
siklus I ini cukup baik. Dari hasil belajar pada ranah kognitif, dimana ketuntasan
hasil belajar hanya mencapai 24% atau hanya 9 anak yang tuntas dari 37 siswa.
Adapun rata-rata pada hasil belajar kognitif yakni hanya menyentuh angka 64,35
dengan nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 53. Ketuntasan hasil belajar siswa dari
ranah kognitif dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.4
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN
Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I
Ketuntasan hasil belajar kognitif pada kondisi awal ini kurang baik.
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa batang warna biru untuk
kategori tuntas selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan batang warna merah
untuk kategori belum tuntas.
4.1.3.2 Hasil Kreativitas Siswa Pada Siklus I
Hasil tindakan berupa kreativitas siswa pada siklus I ini diperoleh setelah
adanya tindakan dengan menerapkan model kooperatif peta konsep tipe network
tree. Selain itu, perlu peneliti jelaskan bahwa kreativitas siswa didapat dengan
cara memberikan LKS yang telah didesain khusus untuk mengukur kreativitas
siswa secara kelompok. Cara pengambilan data yaitu dengan mengamati secara
langsung maupun melihat hasil pekerjaan kelompok itu sendiri. Kemudian
dilakukan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah
49
melakukan penilaian, anggota dari setiap kelompok akan diberikan penilaian
sesuai dengan skor yang didapat oleh kelompoknya. Berikut ini merupakan skor
kreativitas siswa pada siklus I yang didapat dari 2 (dua) pertemuan yang akan
disajikan melalui tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.5
Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I
Skor
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumlah
Siswa Presentase
Jumlah
Siswa Presentase
Skor 1
(Tidak memenuhi semua kriteria) 15 41% 10 27%
Skor 2
(Memenuhi 2 dari 4 kriteria) 12 32% 15 41%
Skor 3
(Memenuhi 3 dan 4 kriteria) 10 27% 12 32%
Skor 4
(Memenuhi semua kriteria)
Jumlah 37 100% 37 100%
Kriteria Penilaian:
1. (Proposisi) Ketepatan membuat konsep.
2. (Hirarki) Ketepatan dalam membuat konsep dari umum ke khusus.
3. (Contoh) Kemampuan siswa menyebutkan contoh.
4. (Cross Link) Kemampuan siswa membuat gambar garis yang unik.
Dimulai dari siklus I pertemuan I, dapat dilihat bahwa dari 37 siswa, masih
ada 15 atau 41% dari jumlah siswa secara keseluruhan hanya mendapatkan skor 1.
Selain itu, 12 siswa atau 32% dari 37 siswa hanya mampu mendapatkan skor 2.
Sementara itu, ada 10 atau 32% dari jumlah siswa secara keseluruhan yang
mampu memperoleh skor 3.
Sementara itu, pada pertemuan kedua siklus I kreativitas siswa mulai
menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan data yang disajikan dengan tabel
di atas, dapat dilihat bahwa masih ada 10 atau 27% dari jumlah siswa secara
keseluruhan hanya mendapatkan skor 1. Selain itu, 15 siswa atau 41% dari 37
siswa hanya mampu mendapatkan skor 2. Kemudian, dari 37 siswa, dimana pada
pertemuan pertama berjumlah ada 10 atau 27% dari jumlah siswa secara
50
keseluruhan yang mampu memperoleh skor 3 meningkat menjadi 12 siswa atau
32%. Kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus I juga
disajikan melalui diagram gambar 4.4 berikut ini:
Gambar 4.5
Diagram Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I
Warna batang hijau pada diagram adalah untuk pertemuan 1. Sedangkan
batang dengan warna kuning digunakan untuk menggambarkan pertemuan 2.
Berdasarkan diagram batang di atas, dapat dilihat bahwa pada pertemuan kedua
untuk jumlah siswa yang memperoleh skor 2 lebih banyak jika dibandingkan
pertemuan sebelumnya. Artinya, kreativitas siswa setelah adanya tindakan mulai
menunjukkan kemajuan. Begitu juga dengan siswa yang mendapatkan skor 3 juga
menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan
sebelumnya. Tingkat kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada
siklus I dapat dilihat melalui tabel di bawah ini. Namun, data yang disajikan pada
tabel di bawah ini merupakan data terakhir yang didapat oleh peneliti. Yaitu data
yang diperoleh pada pertemuan kedua atau pertemuan terakhir siklus I.
51
Tabel 4.6
Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I
No Kategori Frekuensi Presentase
1. Kreatif 12 32%
2. Belum Kreatif 25 68%
Jumlah 37 100%
Dalam penelitian ini, siswa dikatakan kreatif jika siswa mampu
mendapatkan skor 3, yang berarti siswa mampu memenuhi 3 dari 4 kriteria yang
sudah ditentukan. Dari data yang tersaji di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
tingkat kreativitas siswa pada siklus I mulai menunjukkan adanya peningkatan.
Dari 37 siswa, yang dinyatakan kreatif yaitu sebanyak 12 siswa dengan presentase
32%. Kemudian, siswa yang belum kreatif sebanyak 25 anak dengan presentase
68%. Gambaran mengenai tingkat kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03
Ambarawa pada siklus I juga dapat disaksikan melalui diagram di bawah ini.
Gambar 4.6
Diagram Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I
Gambar 4.6 disajikan untuk menggambarkan kondisi terakhir kreativitas
siswa setelah adanya tindakan pada pembelajaran siklus I yang dilaksanakan
dalam 2 (dua) pertemuan. Hasilnya, dari 37 siswa, 32% diantaranya dinyatakan
sudah kreatif dan 68% siswa dinyatakan belum kreatif. Artinya, hasil tindakan
52
pada siklus I ini belum dapat memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan. Indikator keberhasilan terpenuhi apabila 80% dari jumlah siswa
dinyatakan kreatif. Maka dari itu, guna mencapai indikator keberhasilan penelitian
akan dilanjutkan ke siklus II.
4.1.4 Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II
4.1.4.1 Pertemuan Pertama
a. Perencanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, merupakan perbaikan pembelajaran
siklus I dengan standar indikator pembelajaran yang berbeda. Pada dasarnya
siklus II memiliki prinsip kerja sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Hanya
pada siklus II ini pada tahap persiapan dilakukan dengan mendasarkan pada hasil
observasi, refleksi pelaksanaan tindakan siklus I. Materi pembelajaran pada siklus
II adalah tokoh-tokoh peristiwa Sumpah Pemuda. Adapun persiapan yang
dilakukan untuk melaksanakan siklus II adalah membuat RPP, membuat
perlengkapan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree,
membuat dan mempersiapkan lembar observasi dan mempersiapkan alat dan
bahan untuk penelitian. Peneliti juga melakukan diskusi bersama guru tentang
Perencanaan Pembelajaran. Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PKn. Setelah RPP jadi, guru melakukan implementasi RPP
untuk pertemuan pertama siklus II. Implementasi dalam hal ini melalui model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree. RPP, lembar observasi dan
instrumen penilaian dapat dilihat pada lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan pertama siklus II dihadiri oleh: 1) Peneliti yaitu orang yang
melakukan penelitian di SDN Kupang 03 Ambarawa; 2) Kolaborator yaitu guru
kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa yang berkolaborasi dengan peneliti dan
bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran PKn dengan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree; 3) observer, ialah guru
lain yang mempunyai peran mengobservasi jalannya kegiatan belajar mengajar
mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe
network tree.
53
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 25
Juli 2017, dalam pertemuan pertama siklus II kegiatan yang dilakukan adalah guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi tokoh-tokoh
peristiwa Sumpah Pemuda.
Sama dengan beberapa kegiatan sebelumnya, pada kegiatan awal guru
memasuki ruang dan mengucapkan salam. Kemudian memimpin doa bersama
seperti yang dilakukan biasanya. Setelah itu guru langsung melakukan absensi
untuk memeriksa kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama siklus II ini semua
siswa dapat hadir dalam pembelajaran. Memasuki kegiatan apersepsi, guru
mengajak siswa untuk bernyanyi Satu Nusa Satu Bangsa. Setelah itu guru
memotivasi siswa dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran
pada hari itu. Tidak lupa guru juga menginformasikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai pada pembelajaran hari itu. Tujuan pembelajaran pertemuan pertama
siklus II adalah siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh peristiwa Sumpah Pemuda.
Masuk dalam kegiatan inti pembelajaran, guru meminta siswa bergabung
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Setelah
duduk bersama rekan kelompoknya, guru menagih PR yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya dan membahas bersama para siswa. Setelah itu, guru
langsung memberikan handout mengenai materi tentang tokoh-tokoh peristiwa
sumpah pemuda dan siswa diminta membaca serta mempelajarinya. Pada tahap ini
siswa maupun guru melaksanakan langkah dalam membuat peta konsep yang
pertama yaitu mempelajari sumber. Langkah kedua dalam membuat peta konsep
adalah menentukan konsep, yaitu siswa diminta untuk menentukan konsep tentang
tokoh-tokoh sumpah pemuda yang akan dijadikan peta konsep. Memasuki
langkah ketiga adalah mengurutkan konsep. Pada tahap ini guru meminta siswa
untuk mengurutkan konsep-konsep yang didapatkan mengenai tokoh-tokoh
sumpah pemuda. Langkah keempat adalah menyusun konsep, siswa diminta siswa
untuk mengerjakan dan berdiskusi untuk menyusun konsep yang telah diurutkan
menjadi peta konsep. Langkah terakhir adalah menghubungkan konsep.
Implementasinya, siswa diminta untuk mengerjakan dan berdiskusi untuk
menyusun konsep yang telah diurutkan menjadi peta konsep. Selama siswa dalam
54
membuat peta konsep sesuai langkah-langkah, guru berkeliling untuk memberikan
bimbingan kepada siswa. Kali ini, guru melakukan dengan cara membimbing
siswa secara individu agar kegiatan bimbingan dirasakan oleh semua siswa. Selain
itu, disela-sela pengerjaan tugas kelompok, guru menginformasikan bahwa
kelompok yang paling cepat mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas
sambil bersama-sama dengan siswa lain mengoreksi hasil kerja kelompok
tersebut. Apabila ada ringkasan yang kurang tepat, guru memberikan klarifikasi.
Setelah kegiatan presentasi selesai, guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari pada hari itu.
Masuk dalam kegiatan akhir, guru melakukan refleksi pembelajaran yang
telah dilakukan pada hari itu. Selesai melakukan refleksi, guru memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk bertanya. Namun, tidak ada siswa yang
berani bertanya walaupun guru berulang-ulang mengkonfirmasi kepada siswa.
Seperti apa yang dilakukan guru pada pertemuan sebelumnya, guru selalu rutin
memberikan PR dan menginformasikan kepada siswa bahwa PR akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya. Pembelajaran pada hari itu ditutup guru dengan
mengucapkan salam penutup.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh
observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree dalam mata pelajaran PKn
tentang tokoh-tokoh peristiwa Sumpah Pemuda. Observer menggunakan lembar
observasi untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data
pembelajaran guru maupun data pembelajaran siswa.
Aktivitas guru dalam pembelajaran pertemuan pertama siklus II semakin
meningkat. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
15 dari 16 aspek pengamatan yang telah ditentukan. Namun, guru belum
melakukan 1 dari 16 aspek yang diamati. 1 aspek tersebut yaitu guru tidak
menanggapi presentasi siswa.
55
Aktivitas siswa dalam pertemuan pertama siklus II pada pembelajaran model
kooperatif peta konsep tipe network tree juga meningkat. Berdasarkan hasil
observasi, siswa melakukan 22 dari 24 aspek pengamatan. Namun demikian,
masih ada 2 dari 24 aspek yang belum dilakukan oleh siswa. 2 aspek yang belum
dilakukan oleh siswa yaitu tertarik dengan media pembelajaran dan menanyakan
tentang apa yang belum dipahami.
d. Refleksi
Setelah pelaksanaan pertemuan pertama siklus II selesai, guru kolaborator
dan peneliti sebagai observer melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan. Refleksi dilakukan guna memperbaiki pertemuan selanjutnya.
Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan terdapat beberapa kelebihan dan
kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun kelebihan yang
ditemukan berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan pertama siklus II ini sebagai
yaitu dalam melaksanakan pembimbingan, guru telah melaksanakannya secara
menyeluruh kepada semua siswa. Sementara itu, siswa dapat fokus
memperhatikan guru pada saat menyampaikan tujuan maupun materi
pembelajaran. Kerja sama siswa dalam kelompok sangat bagus. Selain itu, siswa
juga aktif dalam diskusi dengan rekan kelompoknya. Dalam kegiatan presentasi,
semua kelompok berani maju di depan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Walaupun beberapa kekurangan telah diatasi dan menjadikan hal tersebut
sebagai kelebihan, masih terdapat beberapa kekurangan yang masih belum
teratasi. Kekurangan tersebut yaitu siswa masih kurang aktif dalam bertanya.
Selain itu, siswa tidak berani bertanya pada saat guru memberikan kesempatan
bertanya mengenai materi pelajaran.
4.1.4.2 Pertemuan Kedua
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pertemuan kedua siklus II sebenarnya sama dengan
pertemuan pertama siklus II. Perencanaan lebih mengedepankan hasil observasi
dan refleksi yang diperoleh pada pertemuan pertama siklus II. Perencanaan pada
pertemuan kedua siklus II terdiri dari beberapa kegiatan perencanaan. Adapun
56
persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan kedua siklus II adalah
membuat RPP, membuat perlengkapan model pembelajaran kooperatif peta
konsep tipe network tree, membuat dan mempersiapkan lembar observasi dan
mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian. Peneliti juga melakukan diskusi
bersama guru tentang Perencanaan Pembelajaran. Menetapkan indikator
ketercapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Setelah RPP jadi, Guru
melakukan implementasi RPP untuk pertemuan kedua siklus II. Implementasi
dalam hal ini melalui model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network
tree. RPP, lembar observasi dan instrumen penilaian dapat dilihat pada lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan kedua siklus II dihadiri oleh: 1) Peneliti yaitu orang yang
melakukan penelitian di SDN Kupang 03 Ambarawa; 2) Kolaborator yaitu guru
kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa yang berkolaborasi dengan peneliti dan
bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran PKn dengan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree; 3) observer, ialah guru
lain yang mempunyai peran mengobservasi jalannya kegiatan belajar mengajar
mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe
network tree.
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 26 Juli
2017, dalam pertemuan kedua siklus II kegiatan yang dilakukan adalah guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi tokoh-tokoh
peristiwa Sumpah Pemuda.
Pada kegiatan awal, guru memulai pembelajaran seperti biasa yaitu meliputi
beberapa kegiatan pembukaan atau pengawalan. Kegiatan tersebut diantaranya
mengucap salam pembuka, memimpin do’a, melakukan absensi, melakukan
apersepsi, mengkondisikan siswa agar siap belajar dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Pada kegiatan inti, guru juga melakukan hal yang sama yaitu meminta siswa
untuk bergabung dengan kelompoknya. Setelah siswa siap ditempat duduk dalam
kelompok, guru membagikan handout tentang materi tokoh-tokoh Sumpah
Pemuda. Selesai mempelajari materi, guru membagikan lembar kerja kelompok
57
yang berisi soal cerita, guru meminta siswa untuk mendiskusikan soal cerita
tersebut bersama dengan kelompoknya masing-masing. Selanjutnya, guru
menunjuk beberapa kelompok untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil
diskusi siswa bersama kelompok. Lalu, siswa diminta untuk kembali ke tempat
duduknya masing-masing dan guru membagikan selembar kertas kosong untuk
mengerjakan tugas selanjutnya yaitu membuat peta konsep tentang tokoh-tokoh
peristiwa sumpah pemuda dengan kreativitas masing-masing. Guru memberi
penjelasan bahwa dalam tugas membuat peta konsep tersebut yang paling tepat
dan kreatif akan mendapatkan hadiah. Kemudian, guru meminta siswa untuk
mengumpulkan tugas yang diberikan.
Sama halnya dengan pertemuan kedua siklus I, pada pertemuan kedua
siklus II ini dilakukan pengukuran hasil belajar kognitif. Adapun instrumen atau
alat ukur yang digunakan yaitu berupa soal tes pilihan ganda dengan jumlah soal
16 butir. Selama siswa mengerjakan soal evaluasi, guru berkeliling untuk
membimbing dan memastikan siswa agar tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal yang diberikan. Setelah dirasa waktu pengerjaan soal cukup,
siswa diminta untuk mengumpulkan soal yang telah dikerjakan di meja guru.
Namun, guru tetap memberikan tugas berupa PR dan memberitahu siswa bahwa
PR tersebut akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pembelajaran pada hari itu
ditutup dengan doa bersama.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh
observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree dalam mata pelajaran PKn
tentang tokoh-tokoh peristiwa Sumpah Pemuda. Observer menggunakan lembar
observasi untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data
pembelajaran guru maupun data pembelajaran siswa. Adapun hasil observasi
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Aktivitas guru dalam pembelajaran pertemuan kedua siklus II semakin
meningkat. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
58
semua aspek pengamatan yang telah ditentukan. Sementara itu, aktivitas siswa
dalam pertemuan kedua siklus II pada pembelajaran model kooperatif peta konsep
tipe network tree juga meningkat. Berdasarkan tabel di atas, siswa melakukan 23
dari 24 aspek pengamatan. Namun demikian, masih ada 1 dari 24 aspek yang
belum dilakukan oleh siswa. Adalah mencatat materi pelajaran yang telah
disimpulkan.
d. Refleksi
Setelah pelaksanaan pertemuan kedua siklus II selesai, guru kolaborator dan
peneliti sebagai observer melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan terdapat beberapa
kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun
hasil refleksi pada pertemuan kedua siklus II ini adalah siswa telah melaksanakan
semua langkah model kooperatif peta konsep tipe network tree dengan baik hal ini
menyebabkan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Siswa semakin
aktif bekerjasama dan melakukan diskusi dalam kelompoknya. Siswa juga
semakin aktif dalam kegiatan tanya jawab yang dilakukan. Keterlibatan siswa
secara langsung dalam penggunaan media peta konsep membuat siswa lebih
berkonsentrasi dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
4.1.5 Hasil Tindakan Siklus II
Berikut ini akan diuraikan hasil tindakan siklus II yang telah dilakukan
dalam 2 (dua) kali pertemuan. Hasil tindakan dalam penelitian ini dibagi menjadi
3, yaitu kreativitas siswa, hasil belajar siswa serta hasil observasi aktivitas guru
dan siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa.
4.1.5.1 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada Siklus II
Selain mendapat data kreativitas siswa, peneliti juga mendapatkan data hasil
belajar siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus II. Adapun hasil
belajar yang didapat yaitu hasil belajar kognitif. Hasil belajar ranah kognitif dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
59
Tabel 4.7
Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN Kupang 03
Ambarawa Pada Siklus II
Angka Ketuntasan
Belajar Frekuensi Presentase
≥ 70 Tuntas 37 100%
< 70 Belum Tuntas 0 0%
Jumlah 37 100%
Rata-Rata 76,35
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 70
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada
siklus II ini sangat baik. Dari hasil belajar pada ranah kognitif, dimana ketuntasan
hasil belajar mencapai 100%. Artinya, dari 37 siswa semua dinyatakan tuntas.
Adapun rata-rata pada hasil belajar kognitif yakni hanya menyentuh angka 76,35
dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70. Ketuntasan hasil belajar siswa dari
ranah kognitif juga dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.7
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik Siswa Kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus II
Melihat diagram ketuntasan hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus II ini sangat
60
memuaskan. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa presentase ketuntasan
mencapai 100%. Artinya, pada siklus II ini semua siswa mampu memenuhi KKM
yaitu 70..
4.1.5.2 Hasil Kreativitas Siswa Pada Siklus II
Hasil tindakan berupa kreativitas siswa pada siklus II ini diperoleh setelah
adanya tindakan dengan menerapkan model kooperatif peta konsep tipe network
tree. Selain itu, perlu peneliti jelaskan bahwa kreativitas siswa didapat dengan
cara memberikan LKS yang telah didesain khusus untuk mengukur kreativitas
siswa secara kelompok. Cara pengambilan data yaitu dengan mengamati secara
langsung maupun melihat hasil pekerjaan kelompok itu sendiri. Kemudian
dilakukan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah
melakukan penilaian, anggota dari setiap kelompok akan diberikan penilaian
sesuai dengan skor yang didapat oleh kelompoknya. Berikut ini merupakan skor
kreativitas siswa pada siklus II yang didapat dari 2 (dua) pertemuan yang akan
disajikan melalui tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8
Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus II
Skor
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumlah
Siswa Presentase
Jumlah
Siswa Presentase
Skor 1
(Tidak memenuhi semua kriteria)
Skor 2
(Memenuhi 2 dari 4 kriteria) 10 27%
Skor 3
(Memenuhi 3 dan 4 kriteria) 27 32% 16 43%
Skor 4
(Memenuhi semua kriteria) 15 41% 21 57%
Jumlah 37 100% 37 100%
Kriteria Penilaian:
1. (Proposisi) Ketepatan membuat konsep.
2. (Hirarki) Ketepatan dalam membuat konsep dari umum ke khusus.
3. (Contoh) Kemampuan siswa menyebutkan contoh.
4. (Cross Link) Kemampuan siswa membuat gambar garis yang unik.
61
Dimulai dari siklus II pertemuan I, dapat dilihat bahwa dari 37 siswa, sudah
tidak ada siswa yang mendapatkan skor 1. Selanjutnya, 10 siswa atau 27% dari 37
siswa hanya mampu mendapatkan skor 2. Sementara itu, ada 27 atau 32% dari
jumlah siswa secara keseluruhan yang mampu memperoleh skor 3. Hasil belajar
pada pertemuan pertama siklus II ini semakin meningkat. Terbukti, dari
pertemuan pertama ada siswa yang mampu mendapatkan skor 4. Adapun siswa
yang mampu memperoleh skor 4 yakni sebanyak 15 orang atau 41% dari 37
siswa. Sementara itu, pada pertemuan kedua siklus II kreativitas siswa semakin
meningkat dan menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Berdasarkan tabel di
atas dapat dilihat bahwa 16 siswa dengan presentase 43% mampu memperoleh
skor 3. Selain itu, 21 siswa dengan presentase 57% mampu memperoleh skor 4.
Kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus I juga disajikan
melalui diagram gambar 4.8 berikut ini:
Gambar 4.8
Diagram Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus II
Warna batang hijau pada diagram adalah untuk pertemuan 1. Sedangkan
batang dengan warna kuning digunakan untuk menggambarkan pertemuan 2.
Berdasarkan sajian data pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa skor siswa kini
hanya berada pada 2 (dua) kategori penilaian yaitu skor 3 dan skor 4. Tingkat
62
kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus I dapat dilihat
melalui tabel di bawah ini. Namun, data yang disajikan pada tabel di bawah ini
merupakan data terakhir yang didapat oleh peneliti. Yaitu data yang diperoleh
pada pertemuan kedua atau pertemuan terakhir siklus II.
Tabel 4.9
Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus II
No Kategori Frekuensi Presentase
1. Kreatif 0 0%
2. Belum Kreatif 37 100%
Jumlah 37 100%
Dalam penelitian ini, siswa dikatakan kreatif jika siswa mampu
mendapatkan skor 3, yang berarti siswa mampu memenuhi 3 dari 4 kriteria yang
sudah ditentukan. Dari data yang tersaji di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
tingkat kreativitas siswa pada siklus II mulai menunjukkan adanya peningkatan
yang sangat signifikan. Dari 37 siswa, semua siswa dinyatakan kreatif dengan
presentase 100%. Kemudian, siswa yang belum kreatif sudah tidak ada. Gambaran
mengenai tingkat kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada
siklus II juga dapat disaksikan melalui diagram di bawah ini.
Gambar 4.9
Diagram Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus II
63
Gambar 4.9 disajjikan untuk menggambarkan kondisi terakhir kreativitas
siswa setelah adanya tindakan pada pembelajaran siklus II yang dilaksanakan
dalam 2 (dua) pertemuan. Hasilnya, dari 37 siswa, semua siswa dinyatakan
kreatif. Artinya, hasil tindakan pada siklus II ini telah memenuhi indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Indikator keberhasilan terpenuhi apabila 80%
dari jumlah siswa dinyatakan kreatif.
4.2 Perubahan Hasil Belajar
4.2.1 Perubahan Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I ke Siklus II
Berikut ini akan disajikan perubahan yang terjadi pada hasil belajar kognitif
siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa dari kondisi awal, siklus I ke siklus II.
Tabel 4.10
Perubahan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN Kupang 03
Ambarawa Pada Kondisi Awal, Siklus I ke Siklus II
Angka Ketuntasan
Belajar
Kondisi
Awal Siklus I Siklus II
F % F % F %
≥ 70 Tuntas 0 0% 9 24% 37 100%
< 70 Belum Tuntas 37 100% 28 76% 0 0%
Dengan dibantu tabel 4.22 penulis dapat menjelaskan kondisi terakhir hasil
belajar siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa dari kondisi awal, siklus I dan
siklus II. Dimulai dari kondisi awal, kondisi dimana sebelum adanya tindakan
hasil belajar siswa masih rendah. Yaitu semua siswa dinyatakan belum tuntas
pada ranah kognitif.
Setelah adanya tindakan pada siklus I hasil belajar siswa kelas 3 SDN
Kupang 03 Ambarawa dari 3 (tiga) ranah mulai menunjukkan adanya
peningkatan. Pada ranah kognitif 9 siswa atau 24% dari 37 siswa dinyatakan
tuntas dan masih ada 28 siswa yang belum tuntas atau 76% dari jumlah siswa.
Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada siklus II. Untuk ranah
kognitif, semua siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa dinyatakan tuntas. Di
64
bawah ini penulis menyajikan ketuntasan hasil belajar siswa kelas 3 SDN Kupang
03 Ambarawa dari ranah kognitif.
Gambar 4.10
Diagram Perubahan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN
Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal, Siklus I ke Siklus II
4.2.2 Perubahan Kreativitas Siswa Siklus I ke Siklus II
Berikut ini merupakan perubahan kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03
Ambarawa setelah melakukan pembelajaran melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree selama 2 (dua) siklus.
Tabel 4.11
Perubahan Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal, Siklus I ke Siklus II
No Kategori Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase
1 Kreatif 10 27% 12 32% 37 100%
2 Belum
Kreatif 27 73% 25 68% 0 0%
Jumlah 37 100% 37 100% 37 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan kreativitas dari kondisi awal ke
siklus I dan siklus II. Kreativitas siswa meningkat pada siklus I dari 10 siswa
menjadi 12 siswa. Adapun presentase peningkatan kreativitas siswa kelas 3 SDN
Kupang 03 Ambarawa dari kondisi awal ke siklus I yakni sebanyak 5%.
65
Selanjutnya dari data siklus I ke siklus II terlihat peningkatan siswa kreatif dari 12
siswa menjadi 37 siswa. Artinya, telah terjadi peningkatan kreativitas siswa kelas
3 SDN Kupang 03 Ambarawa dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut yakni
sebanyak 68%. Perbandingan ketuntasan kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang
03 Ambarawa juga dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar 4.11
Diagram Perubahan Kreativitas Siswa Kelas 3
SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal, Siklus I ke Siklus II
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree berhasil meningkatkan
kreativitas siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi
makna sumpah pemuda pada siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa tahun
pelajaran 2017/2018.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas 3 SDN Kupang 03
Ambarawa dapat dikatakan bahwa kreativitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran pelajaran Ilmu Kewarganegaraan (PKn) materi makna sumpah
pemuda masih rendah. Hal itu terbukti siswa dari 37 siswa, yang dinyatakan
kreatif hanya sebanyak 10 siswa dengan presentase 27% dan siswa yang belum
66
kreatif sebanyak 27 anak dengan presentase 73%. Namun setelah adanya tindakan
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree,
kreativitas siswa menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I, yang
dinyatakan kreatif yaitu sebanyak 12 siswa dengan presentase 32%. Kemudian,
siswa yang belum kreatif sebanyak 25 anak dengan presentase 68%. Pada siklus
II, kreativitas siswa semakin meningkat dan menunjukkan hasil yang sangat
memuaskan. Dari 37 siswa, semua siswa dinyatakan kreatif dengan presentase
100%.
Selain mendapatkan fakta permasalahan berupa rendahnya kreativitas siswa,
penulis juga menemukan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn
yang didasarkan pada ranah kognitif. Dari ranah kognitif, dimana dari 37 siswa
tidak ada yang tuntas nilainya.
Sama halnya dengan kreativitas siswa yang meningkat, hasil belajar siswa
kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa juga meningkat setelah adanya tindakan. Pada
hasil belajar kognitif, pada siklus I meningkat menjadi 9 siswa yang tuntas atau
sekitar 24% dari 37 siswa. Pada pembelajaran siklus II, hasil belajar siswa
semakin meningkat. Dari hasil belajar pada ranah kognitif, dimana semua siswa
dinyatakan tuntas dengan presentase 100%. Adapun rata-rata pada hasil belajar
kognitif yakni hanya menyentuh angka 76,35 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai
terendah 70.
Berdasarkan data pengamatan atau observasi aktivitas guru dan siswa yang
dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus juga meningkat. Berangkat dari hasil observasi
aktivitas guru, pada pertemuan pertama siklus I guru melakukan 13 dari 16 aspek
pengamatan dan masih belum melakukan 3 dari 16 aspek pengamatan. Kemudian
pada pertemuan kedua meningkat menjadi 15 aspek pengamatan yang dilakukan.
Memasuki pertemuan pertama siklus II, aktivitas guru semakin meningkat. Hal itu
dibuktikan dengan guru mampu melakukan 15 dari 16 aspek pengamatan yang
telah ditentukan. Pada pertemuan kedua siklus II guru memantapkan aktivitasnya
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree
dan melakukan semua kegiatan yang ada pada aspek pengamatan.
67
Sejalan dengan aktivitas guru, aktivitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03
Ambarawa juga meningkat. Berangkat dari hasil observasi aktivitas siswa, pada
pertemuan pertama siklus I siswa melakukan 12 dari 24 aspek pengamatan dan
masih belum melakukan 12 dari 16 aspek pengamatan. Kemudian pada pertemuan
kedua meningkat menjadi 17 aspek pengamatan yang dilakukan. Memasuki
pertemuan pertama siklus II, aktivitas siswa semakin meningkat. Hal itu
dibuktikan dengan siswa mampu melakukan 14 dari 16 aspek pengamatan yang
telah ditentukan. Pada pertemuan kedua siklus II siswa memantapkan aktivitasnya
dalam pembelajaran melalui model kooperatif peta konsep tipe network tree dan
hanya menyisakan 1 aspek pengamatan yang belum dilakukan.
Berdasarkan dari pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran melalui penerapan model kooperatif peta konsep tipe network tree,
dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa.
Dengan demikian, hasil penelitian ini telah menjawab hipotesis tindakan bahwa
dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode peta konsep tipe network
tree sebagai pendukung pembelajaran, dapat meningkatkan kreativitas siswa
khususnya pada mata pelajaran PKn pada materi Sumpah Pemuda.
Selain itu, hasil penelitian ini telah melengkapi dan memperkuat penelitian
terdahulu, seperti yang dilakukan Maulana Hasan (2012) yang menunjukkan
implementasi metode pembelajaran peta konsep mampu meningkatkan kreativitas
siswa. Sebelumnya tingkat kreativitas siswa pada prasiklus terdapat 3 siswa yang
kreativitasnya sangat rendah, 25 siswa dengan tingkat kreativitas rendah,
selanjutnya 2 siswa dengan kreativitas sedang dan 2 siswa dengan tingkat
kreativitas tinggi. Pada siklus I terdapat peningkatan terhadap kreativitas siswa
yaitu peningkatan kreativitas terlihat ada 2 siswa yang kategori kreativitasnya
sangat tinggi, selanjutnya 22 siswa dengan kategori tinggi, 7 siswa dengan
kategori sedang dan 1 siswa dengan kategori rendah. Dalam siklus II peningkatan
tingkat kreativitas terlihat pada kategori sangat tinggi dari 2 siswa menjadi 9
siswa. Selanjutnya 17 siswa dengan kategori tinggi dan 6 siswa dengan kategori
sedang. Pada siklus II sudah tidak terlihat siswa yang dikategorikan rendah
ataupun tidak rendah.
68
Selanjutnya penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Sahrir
(2008) juga memperkuat dan melengkapi penelitian ini. Kreativitas siswa yang
terdiri atas kelancaran mencapai 35% sebelum penelitian, 42,5 % pada putaran I,
50,5% pada putaran II, 75 % pada putaran III dan keluwesan mencapai 30%
sebelum penelitian, 35 % pada putaran I, 40% pada putaran II, 55% pada putaran
III dan keaslian mencapai 30% sebelum penelitian, 45% pada putaran I, 50% pada
putaran II, 62,5% pada putaran III dan kerincian 25% sebelum penelitian, 30 %
pada putaran I, 47,5% pada putaran II, 67,5% pada putaran III.