35
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Kupang 03 Ambarawa pada tanggal 22-27 Juli 2017. Penelitian tindakan ini diberikan kepada siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada mata pelajaran PKn semester 1. Penelitian ini adalah penelitian kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa. 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa sebelum dilaksanakan penelitian pada awal Semester 1 tahun pelajaran 2017-2018 menunjukkan rendahnya kreativitas peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Selain itu, siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dikarenakan guru hanya menggunakan metode konvensional (ceramah) serta tidak adanya alat peraga maupun metode yang menarik saat guru menjelaskan materi. Sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan nilai yang tidak tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dominan dari pada nilai yang memenuhi KKM. 4.1.1.1 Kreativitas Siswa Pada Kondisi Awal Hasil kreativitas siswa pada kondisi awal didapat dengan cara memberikan LKS yang telah didesain khusus untuk mengukur kreativitas siswa secara kelompok. Cara pengambilan data yaitu dengan mengamati secara langsung maupun melihat hasil pekerjaan kelompok itu sendiri. Kemudian dilakukan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah melakukan penilaian, anggota dari setiap kelompok akan diberikan penilaian sesuai dengan skor yang didapat oleh kelompoknya. Berikut ini merupakan skor kreativitas siswa pada kondisi awal yang akan disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16544/4/T1_292013227_BAB IV... · PKn semester 1. Penelitian ini adalah penelitian kolaborasi

  • Upload
    dangdan

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN

Kupang 03 Ambarawa pada tanggal 22-27 Juli 2017. Penelitian tindakan ini

diberikan kepada siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada mata pelajaran

PKn semester 1. Penelitian ini adalah penelitian kolaborasi antara peneliti dengan

guru kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) di kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa sebelum

dilaksanakan penelitian pada awal Semester 1 tahun pelajaran 2017-2018

menunjukkan rendahnya kreativitas peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Selain itu, siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dikarenakan guru hanya

menggunakan metode konvensional (ceramah) serta tidak adanya alat peraga

maupun metode yang menarik saat guru menjelaskan materi. Sehingga berdampak

pada hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan nilai

yang tidak tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dominan dari

pada nilai yang memenuhi KKM.

4.1.1.1 Kreativitas Siswa Pada Kondisi Awal

Hasil kreativitas siswa pada kondisi awal didapat dengan cara memberikan

LKS yang telah didesain khusus untuk mengukur kreativitas siswa secara

kelompok. Cara pengambilan data yaitu dengan mengamati secara langsung

maupun melihat hasil pekerjaan kelompok itu sendiri. Kemudian dilakukan

penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah melakukan

penilaian, anggota dari setiap kelompok akan diberikan penilaian sesuai dengan

skor yang didapat oleh kelompoknya. Berikut ini merupakan skor kreativitas

siswa pada kondisi awal yang akan disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini.

35

Tabel 4.1

Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal

Skor Jumlah

Siswa Presentase

Skor 1 (Tidak memenuhi semua kriteria) 10 27%

Skor 2 (Memenuhi 2 dari 4 kriteria) 15 41%

Skor 3 (Memenuhi 3 dan 4 kriteria) 12 32%

Skor 4 (Memenuhi semua kriteria) 0%

Jumlah 37 100%

Kriteria Penilaian:

1. (Proposisi) Ketepatan membuat konsep.

2. (Hirarki) Ketepatan dalam membuat konsep dari umum ke khusus.

3. (Contoh) Kemampuan siswa menyebutkan contoh.

4. (Cross Link) Kemampuan siswa membuat gambar garis yang unik.

Dari tabel 4.1 diatas dapat kita ketahui bahwa tingkat kreativitas siswa

sebelum adanya tindakan masih rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan dari 37

siswa, masih ada 10 atau 27% dari jumlah siswa secara keseluruhan hanya

mendapatkan skor 1. Selain itu, 15 siswa atau 41% dari 37 siswa hanya mampu

mendapatkan skor 2. Sementara itu, ada 12 atau 32% dari jumlah siswa secara

keseluruhan yang mampu memperoleh skor 3. Kreativitas siswa pada kondisi awal

juga disajikan melalui diagram gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1

Diagram Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal

36

Dari diagram gambar di atas, bahwa 11 dari 37 siswa memperoleh skor 1

dimana siswa tidak memenuhi semua kriteria kreativitas. Diikuti 16 dari 37 siswa

memperoleh skor 2 yang artinya siswa tersebut mampu memenuhi 2 dari 4 kriteria

kreativitas. Selanjutnya, 10 dari 37 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti siswa

tersebut mampu memenuhi 3 dari 4 kriteria kreativitas. Tingkat kreativitas siswa

kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2

Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal

No Kategori Frekuensi Presentase

1. Kreatif 10 27%

2. Belum Kreatif 27 73%

Jumlah 37 100%

Dalam penelitian ini, siswa dikatakan kreatif jika siswa mampu

mendapatkan skor 3, yang berarti siswa mampu memenuhi 3 dari 4 kriteria yang

sudah ditentukan. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

kreativitas siswa masih rendah. Dari 37 siswa, yang dinyatakan kreatif hanya

sebanyak 14 siswa dengan presentase 27%. Kemudian, siswa yang belum kreatif

sebanyak 27 anak dengan presentase 73%. Gambaran mengenai tingkat kreativitas

siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa juga dapat disaksikan pada diagram di

bawah ini.

Gambar 4.2

Diagram Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal

37

Dari diagram batang berwarna biru diatas terlihat bahwa 27% siswa sudah

kreatif dalam pembelajaran dan diagram batang berwarna merah terlihat bahwa

73% siswa belum kreatif dan cenderung pasif. Dari hasil data tersebut guru harus

mengganti metode pembelajaran yang sering digunakan yaitu metode ceramah

dengan metode yang lebih menarik, sehingga siswa dapat lebih kreatif dalam

pembelajaran. Adapun cara yang digunakan sebagai upaya meningkatkan

kreativitas siswa dalam belajar adalah melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif peta konsep tipe network tree.

4.1.1.2 Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Pada Kondisi Awal

Selain mendapat data kreativitas siswa, peneliti juga mendapatkan data hasil

belajar siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada kondisi awal. Adapun

hasil belajar yang didapat meliputi 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik. Hasil belajar dari ke-3 ranah tersebut dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.3

Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN Kupang 03

Ambarawa Pada Kondisi Awal

Angka Ketuntasan

Belajar Frekuensi Presentase

≥ 70 Tuntas 0 0%

< 70 Belum Tuntas 37 100%

Jumlah 37 100%

Rata-Rata 46,89

Nilai Tertinggi 60

Nilai Terendah 33

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada

kondisi awal ini sangat rendah. Dari hasil belajar pada ranah kognitif, dimana dari

37 tidak ada yang tuntas sama sekali. Adapun rata-rata pada hasil belajar kognitif

yakni hanya menyentuh angka 46,89 dengan nilai tertinggi 60 dan nilai terendah

38

33. Ketuntasan hasil belajar siswa dari ranah kognitif juga dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

Gambar 4.3

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN

Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal

Ketuntasan hasil belajar kognitif pada kondisi awal ini masih rendah.

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa batang warna merah untuk

kategori belum tuntas lebih tinggi jika dibandingkan dengan batang warna biru

untuk kategori tuntas.

Dengan beracuan pada kedua data kondisi awal kelas 3 SDN Kupang 03

Ambarawa tahun pelajaran 2017-2018, penulis akan melakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini penulis akan menerapkan

pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network

tree sebagai metode pembelajaran guna meningkatkan kreativitas dan hasil belajar

siswa. Agar kegiatan pembelajaran tidak merusak program pembelajaran yang

sudah direncanakan, penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua

siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “Mengenal

makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa”. Siklus II pembelajaran dilakukan

dengan Kompetensi Dasar yang sama namun dengan indikator yang berbeda.

39

4.1.2 Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I

4.1.2.1 Pertemuan Pertama

a. Perencanaan

Perencanaan pada pertemuan pertama siklus I terdiri dari beberapa kegiatan

perencanaan. Adapun persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan

pertama siklus I adalah membuat RPP, membuat perlengkapan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree, membuat dan

mempersiapkan lembar observasi dan mempersiapkan alat dan bahan untuk

penelitian. Peneliti juga melakukan diskusi bersama guru tentang Perencanaan

Pembelajaran. Kemudian menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa

pada mata pelajaran PKn. Setelah RPP jadi, guru melakukan implementasi RPP

untuk siklus 1. Implementasi dalam hal ini melalui model pembelajaran kooperatif

peta konsep tipe network tree. RPP, lembar observasi dan instrumen penilaian

dapat dilihat pada lampiran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pertemuan pertama dihadiri oleh: 1) Peneliti yaitu orang yang

melakukan penelitian di SDN Kupang 03 Ambarawa; 2) Kolaborator yaitu guru

kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa yang berkolaborasi dengan peneliti dan

bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran PKn dengan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree; 3) observer, ialah guru

lain yang mempunyai peran mengobservasi jalannya kegiatan belajar mengajar

mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe

network tree.

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 22

Juli 2017, dalam pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan adalah guru

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi Makna Sumpah

Pemuda.

Pada kegiatan awal, guru memasuki ruang dan mengucapkan salam.

Kemudian memimpin doa bersama seperti biasanya. Setelah itu guru langsung

melakukan absensi untuk memeriksa kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama

40

siklus I ini semua siswa dapat hadir dalam pembelajaran. Memasuki kegiatan

apersepsi, guru mengajak siswa untuk bernyanyi Satu Nusa Satu Bangsa. Setelah

itu guru memotivasi siswa dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti

pembelajaran pada hari itu. Tidak lupa guru juga menginformasikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran hari itu. Tujuan pembelajaran

pertemuan pertama siklus I adalah siswa dapat menjelaskan pengertian sumpah

pemuda dengan benar serta siswa dapat menjelaskan sejarah munculnya sumpah

pemuda dengan benar.

Memasuki kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

dengan menggunakan kertas warna-warni yang telah dipotong-potong, siswa yang

mendapatkan warna yang sama akan menjadi satu kelompok. Setelah kelompok

terbentuk dan siswa duduk dengan masing-masing kelompoknya, guru

membagikan handout tentang materi pengertian sumpah pemuda dan isi sumpah

pemuda, sejarah peristiwa sumpah pemuda. Setelah itu, guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk membaca dan memahami materi sumpah pemuda bersama

dengan kelompoknya masing-masing. Setelah dirasa cukup dalam mendalami

materi, guru membagikan lembar kerja kelompok untuk setiap kelompok. Tujuan

dari pembagian lembar kerja kelompok adalah untuk kemudian dikerjakan siswa

dalam kelompok dengan cara berdiskusi. Selesai memberikan waktu untuk

berdiskusi, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di

depan kelas. Setelah sesi presentasi selesai, siswa kembali membaca dan

memahami materi tentang sejarah munculnya sumpah pemuda.

Kemudian, guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk

melengkapi sebuah peta konsep. Guru meminta siswa untuk menentukan bahan

atau materi yang akan dijadikan peta konsep. Hal ini sesuai dengan langkah-

langkah dalam membuat peta konsep yang pertama yaitu mempelajari sumber.

Langkah yang kedua dalam membuat peta konsep yaitu menentukan konsep.

Dengan dibantu guru siswa untuk menentukan konsep-konsep yang relevan.

Langkah yang ketiga yakni mengurutkan konsep. Implementasinya, guru meminta

siswa untuk mengurutkan konsep-konsep yang sudah didapat. Memasuki langkah

selanjutnya yaitu langkah keempat menyusun konsep. Siswa diminta untuk

41

menyusun konsep-konsep di atas kertas mulai dari yang paling umum ke yang

paling khusus. Langkah terakhir menghubungkan konsep, yaitu guru meminta

siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang telah dicatat dengan garis-garis

penghubung. Selama mengerjakan tugas untuk melengkapi peta konsep, guru

selalu berkeliling untuk melakukan pengawasan dan pembimbingan jika ada siswa

yang mengalami kesulitan. Selain itu, siswa diminta untuk mengembangkan

konsep yang telah dicatat dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Setelah

semua kelompok selesai mengerjakan tugas tersebut, guru bersama siswa

menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada hari itu.

Menginjak kegiatan akhir dalam pembelajaran, guru melakukan refleksi

pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika

masih ada yang belum mengerti mengenai materi pelajaran. Setelah itu, guru

memberikan tugas berupa PR dan menginformasikan kepada siswa bahwa PR

tersebut akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. Kegiatan pembelajaran

ditutup dengan do’a bersama seperti biasanya.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang

berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh

observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree dalam mata pelajaran PKn

tentang Makna Sumpah Pemuda. Observer menggunakan lembar observasi untuk

mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru maupun

data pembelajaran siswa.

Berdasarkan hasil observasi, kinerja guru dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree cukup baik. Pada

pertemuan pertama siklus I ini guru melakukan 13 dari 16 aspek pengamatan yang

telah ditentukan. Namun, guru belum melakukan 3 dari 16 aspek yang diamati.

Aspek yang belum dilakukan diantaranya menyampaikan tujuan pembelajaran,

membimbing jalannya diskusi kelompok serta membahas hasil pekerjaan siswa.

42

Selain itu mengamati aktivitas guru, peneliti juga mengamati aktivitas siswa

dalam pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif peta konsep tipe

network tree. Aktivitas siswa dalam pertemuan pertama dalam pembelajaran

model kooperatif peta konsep tipe network tree juga cukup baik. Berdasarkan

hasil observasi, siswa melakukan 12 dari 24 aspek pengamatan. Namun demikian,

masih ada 12 dari 24 aspek yang belum dilakukan oleh siswa. Dalam pertemuan

pertama siklus I ini siswa belum dapat berkonsentrasi penuh karena masih ada

yang bermain sendiri dan kurang memperhatikan guru. Selain itu, siswa juga

belum aktif yang ditandai dengan tidak adanya tanggapan dari siswa ketika guru

mengkonfirmasi. Siswa juga belum tertarik dengan media pembelajaran, karena

siswa masih cenderung menggunakan media pembelajaran sebagai bahan mainan.

Kerjasama siswa dalam kelompok pada pertemuan pertama siklus I ini juga belum

teralu terihat. Siswa masih terlihat malas dan kurang terlibat dalam menyimpulkan

materi pelajaran maupun mencatat materi pelajaran.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan pertemuan pertama siklus I selesai, guru kolaborator dan

peneliti sebagai observer melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

dilakukan. Refleksi dilakukan guna memperbaiki pertemuan selanjutnya.

Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan terdapat beberapa kelebihan dan

kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun hasil refleksi pada

pertemuan pertama siklus I ini adalah guru mudah dalam menyampaikan materi,

suasana kelas sudah cukup kondusif serta siswa dapat bertanggung jawab atas

tugas yang diberikan oleh guru. Namun demikian guru terlalu terburu-buru dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran dan kurang memperhatikan kondisi siswa

yang masih ramai sendiri. Dalam melaksanakan pembimbingan, guru belum

melaksanakannya secara menyeluruh kepada semua siswa. Selain itu, guru kurang

memanfaatkan waktu yang ada. Ditinjau dari kelemahan yang muncul dari siswa,

siswa kurang memperhatikan guru pada saat menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kemudian siswa kurang aktif dalam bertanya. Siswa juga belum berani

menanggapi jawaban dari siswa lain dan kerja sama siswa dalam kelompok dirasa

43

masih kurang. Siswa masih belum tertarik dengan media pembelajaran baru yang

terdapat dalam metode peta konsep.

Dalam kegiatan presentasi, masih ada kelompok yang belum berani maju di

depan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Siswa masih

terlihat kurang bersemangat dalam pembelajaran. Adapun siswa juga kurang

berpartisipasi aktif dalam menyimpulkan maupun mencatat kesimpulan materi

pelajaran. Terakhhir, siswa tidak berani bertanya pada saat guru memberikan

kesempatan bertanya mengenai materi pelajaran.

4.1.2.2 Pertemuan Kedua

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pertemuan kedua siklus I sebenarnya sama dengan

pertemuan pertama siklus I. Namun, perencanaan lebih mengedepankan hasil

observasi dan refleksi yang diperoleh pada pertemuan pertama siklus I.

Perencanaan pada pertemuan kedua siklus I terdiri dari beberapa kegiatan

perencanaan. Adapun persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan

pertama siklus I adalah membuat RPP, membuat perlengkapan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree, membuat dan

mempersiapkan lembar observasi dan mempersiapkan alat dan bahan untuk

penelitian. Peneliti juga melakukan diskusi bersama guru tentang Perencanaan

Pembelajaran. Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PKn. Setelah RPP jadi, guru melakukan implementasi RPP untuk siklus

1. Implementasi dalam hal ini melalui model pembelajaran kooperatif peta konsep

tipe network tree. RPP, lembar observasi dan instrumen penilaian dapat dilihat

pada lampiran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pertemuan kedua dihadiri oleh: 1) Peneliti yaitu orang yang melakukan

penelitian di SDN Kupang 03 Ambarawa; 2) Kolaborator yaitu guru kelas 3 SDN

Kupang 03 Ambarawa yang berkolaborasi dengan peneliti dan bertugas untuk

mengajarkan materi pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif

peta konsep tipe network tree; 3) observer, ialah guru lain yang mempunyai peran

44

mengobservasi jalannya kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PKn dengan

model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree.

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Juli

2017, dalam pertemuan kedua guru melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP.

Pada pertemuan kedua ini guru melanjutkan materi yaitu tentang sejarah peristiwa

Sumpah Pemuda.

Pada kegiatan awal, guru memasuki ruang dan mengucapkan salam.

Kemudian memimpin doa bersama seperti biasanya. Setelah itu guru langsung

melakukan absensi untuk memeriksa kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama

siklus I ini semua siswa dapat hadir dalam pembelajaran. Memasuki kegiatan

apersepsi, guru mengajak siswa untuk bernyanyi Indonesia Raya. Setelah itu guru

memotivasi siswa dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran

pada hari itu. Tidak lupa guru juga menginformasikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai pada pembelajaran hari itu. Tujuan pembelajaran pertemuan pertama

siklus I adalah siswa dapat memahami sejarah peristiwa sumpah pemuda.

Masuk dalam kegiatan inti pembelajaran, guru meminta siswa bergabung

dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Setelah

duduk bersama rekan kelompoknya, guru menagih PR yang telah diberikan pada

pertemuan sebelumnya dan membahas bersama para siswa. Selesai membahas

soal, guru memberikan quis kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan

pada pertemuan sebelumnya dan menginformasikan apabila selesai mengerjakan

quis langsung dikumpulkan. Sama dengan pertemuan sebelumnya, setelah

memberikan tugas ringan kepada siswa guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mempelajari materi pelajaran untuk kemudian diberikan tugas. Tugas

tersebut yakni sama dengan pertemuan sebelumnya, melengkapi peta konsep.

Adapun peta konsep yang dibuat yaitu mengenai materi sejarah peristiwa sumpah

pemuda per kelompok dengan kreasi dan kreativitasnya masing-masing.

Sama halnya dengan pertemuan sebelumnya, dalam membuat peta konsep

guru membimbing dan mengawasi siswa dalam langkah-langkah membuat peta

konsep. Langkah pertama yaitu mempelajari sumber, siswa diminta untuk

menentukan bahan atau materi yang akan dijadikan peta konsep. Langkah

45

selanjutnya yaitu menentukan konsep, dengan bimbingan dari guru, siswa diminta

untuk menentukan konsep-konsep yang berhubungan dengan materi pelajaran.

Langkah ketiga yaitu menentukan konsep. Dalam langkah ketiga ini guru meminta

siswa untuk mengurutkan konsep-konsep yang sudah didapat. Memasuki langkah

keempat yaitu mengurutkan konsep. Kegiatan yang dilakukan ialah siswa

menyusun konsep-konsep di atas kertas mulai dari yang paling umum ke yang

paling khusus. Memasuki langkah terakhir menghubungkan konsep, yaitu guru

meminta siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang telah dicatat dengan

garis-garis penghubung. Selama mengerjakan tugas untuk melengkapi peta

konsep, guru selalu berkeliling untuk melakukan pengawasan dan pembimbingan

jika ada siswa yang mengalami kesulitan. Selain itu, siswa diminta untuk

mengembangkan konsep yang telah dicatat dengan konsep-konsep lain yang

berhubungan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas tersebut, guru

bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari pada hari itu.

Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, pada pertemuan kedua ini

dilakukan pengukuran hasil belajar kognitif siswa melalui soal tes yang telah

disediakan. Kegiatan tersebut dilakukan di akhir pembelajaran. Adapun soal yang

dibagikan berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 20 butir. Guru mulai

membagikan soal evaluasi dan memberikan pengarahan kepada siswa dalam

mengerjakan soal tersebut. Selesai mengerjakan soal, guru melakukan konfirmasi

dengan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika masih ada yang belum paham

dengan materi yang sudah dipelajari pada hari itu. Masih sama dengan kegiatan

sebelumnya, guru secara rutin memberikan tugas berupa PR yang akan dibahas

pada pertemuan selanjutnya. Hal ini dilakukan agar siswa juga mempelajari materi

yang telah dibahas pada pertemuan itu di rumah. Setelah memberikan tugas, guru

menutup pembelajaran dan memberikan salam penutup.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang

berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh

observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree dalam mata pelajaran PKn

46

tentang Makna Sumpah Pemuda. Observer menggunakan lembar observasi untuk

mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru maupun

data pembelajaran siswa.

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru dalam pembelajaran pertemuan kedua

siklus I semakin meningkat. Pada pertemuan kedua siklus I guru telah melakukan

15 dari 16 aspek pengamatan yang telah ditentukan. Namun, guru belum

melakukan 1 dari 16 aspek yang diamati. Aspek yang belum dilakukan yaitu guru

tidak melakukan pembimbingan pada saat jalannya diskusi kelompok.

Aktivitas siswa dalam pertemuan kedua siklus I pada pembelajaran model

kooperatif peta konsep tipe network tree juga meningkat. Berdasarkan hasil

observasi, siswa telah melakukan 17 dari 24 aspek pengamatan. Namun demikian,

masih ada 7 dari 24 aspek yang belum dilakukan oleh siswa. Beberapa aspek yang

belum dilakukan tersebut diantaranya aktif bertanya, memperhatikan guru

menyampaikan tujuan pembelajatan, menanggapi jawaban siswa lain. Selain itu,

kerjasama siswa dalam kelompok juga belum terlihat. Siswa juga belum berani

mengemukakan pendapatnya di depan kelas.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan pertemuan kedua siklus I selesai, guru kolaborator dan

peneliti sebagai observer melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

dilakukan. Refleksi dilakukan guna memperbaiki pertemuan selanjutnya.

Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan terdapat beberapa kelebihan dan

kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilakukan.

Adapun kelebihan berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan Kedua siklus I

ini adalah guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Guru tidak

lagi terburu-buru dalam membahas maupun memeriksa hasil pekerjaan siswa.

Selain itu, ketertarikan siswa terhadap media pembelajaran yang terdapat pada

peta konsep mulai tumbuh. Siswa juga berani dan mampu dalam menanggapi

presentasi kelompok lain. Siswa juga telah berpartisipasi aktif dalam

menyimpulkan pembelajaran. Selanjutnya siswa aktif mencatat kesimpulan dari

materi pelajaran yang dibahas dan menunjukkan semangat yang tinggi dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

47

Walaupun beberapa kekurangan telah diatasi dan menjadikan hal tersebut

sebagai kelebihan, masih terdapat beberapa kekurangan yang masih belum

teratasi. Dalam melaksanakan pembimbingan, guru belum melaksanakannya

secara menyeluruh kepada semua siswa. Siswa kurang memperhatikan guru pada

saat menyampaikan tujuan pembelajaran Siswa kurang aktif dalam bertanya.

Kerja sama siswa dalam kelompok dirasa masih kurang. Dalam kegiatan

presentasi, masih ada kelompok yang belum berani maju di depan kelas dan

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Selain itu, siswa masih belum

berani bertanya pada saat guru memberikan kesempatan bertanya mengenai materi

pelajaran.

4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I

Berikut ini akan diuraikan hasil tindakan siklus I yang telah dilakukan

dalam 2 (dua) kali pertemuan. Hasil tindakan dalam penelitian ini dibagi menjadi

3, yaitu kreativitas siswa, hasil belajar siswa serta hasil observasi aktivitas guru

dan siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa.

4.1.3.1 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada Siklus I

Selain mendapat data kreativitas siswa, peneliti juga mendapatkan data hasil

belajar siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus I. Adapun hasil

belajar yang didapat yaitu hasil belajar pada ranah kognitif yang didapat melalui

evaluasi. Hasil belajar siswa pada ranah kognitif dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I

Angka Ketuntasan

Belajar Frekuensi Presentase

≥ 70 Tuntas 9 24%

< 70 Belum Tuntas 28 76%

Jumlah 37 100%

Rata-Rata 64,35

Nilai Tertinggi 86

Nilai Terendah 53

48

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada

siklus I ini cukup baik. Dari hasil belajar pada ranah kognitif, dimana ketuntasan

hasil belajar hanya mencapai 24% atau hanya 9 anak yang tuntas dari 37 siswa.

Adapun rata-rata pada hasil belajar kognitif yakni hanya menyentuh angka 64,35

dengan nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 53. Ketuntasan hasil belajar siswa dari

ranah kognitif dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.4

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN

Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I

Ketuntasan hasil belajar kognitif pada kondisi awal ini kurang baik.

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa batang warna biru untuk

kategori tuntas selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan batang warna merah

untuk kategori belum tuntas.

4.1.3.2 Hasil Kreativitas Siswa Pada Siklus I

Hasil tindakan berupa kreativitas siswa pada siklus I ini diperoleh setelah

adanya tindakan dengan menerapkan model kooperatif peta konsep tipe network

tree. Selain itu, perlu peneliti jelaskan bahwa kreativitas siswa didapat dengan

cara memberikan LKS yang telah didesain khusus untuk mengukur kreativitas

siswa secara kelompok. Cara pengambilan data yaitu dengan mengamati secara

langsung maupun melihat hasil pekerjaan kelompok itu sendiri. Kemudian

dilakukan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah

49

melakukan penilaian, anggota dari setiap kelompok akan diberikan penilaian

sesuai dengan skor yang didapat oleh kelompoknya. Berikut ini merupakan skor

kreativitas siswa pada siklus I yang didapat dari 2 (dua) pertemuan yang akan

disajikan melalui tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.5

Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I

Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah

Siswa Presentase

Jumlah

Siswa Presentase

Skor 1

(Tidak memenuhi semua kriteria) 15 41% 10 27%

Skor 2

(Memenuhi 2 dari 4 kriteria) 12 32% 15 41%

Skor 3

(Memenuhi 3 dan 4 kriteria) 10 27% 12 32%

Skor 4

(Memenuhi semua kriteria)

Jumlah 37 100% 37 100%

Kriteria Penilaian:

1. (Proposisi) Ketepatan membuat konsep.

2. (Hirarki) Ketepatan dalam membuat konsep dari umum ke khusus.

3. (Contoh) Kemampuan siswa menyebutkan contoh.

4. (Cross Link) Kemampuan siswa membuat gambar garis yang unik.

Dimulai dari siklus I pertemuan I, dapat dilihat bahwa dari 37 siswa, masih

ada 15 atau 41% dari jumlah siswa secara keseluruhan hanya mendapatkan skor 1.

Selain itu, 12 siswa atau 32% dari 37 siswa hanya mampu mendapatkan skor 2.

Sementara itu, ada 10 atau 32% dari jumlah siswa secara keseluruhan yang

mampu memperoleh skor 3.

Sementara itu, pada pertemuan kedua siklus I kreativitas siswa mulai

menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan data yang disajikan dengan tabel

di atas, dapat dilihat bahwa masih ada 10 atau 27% dari jumlah siswa secara

keseluruhan hanya mendapatkan skor 1. Selain itu, 15 siswa atau 41% dari 37

siswa hanya mampu mendapatkan skor 2. Kemudian, dari 37 siswa, dimana pada

pertemuan pertama berjumlah ada 10 atau 27% dari jumlah siswa secara

50

keseluruhan yang mampu memperoleh skor 3 meningkat menjadi 12 siswa atau

32%. Kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus I juga

disajikan melalui diagram gambar 4.4 berikut ini:

Gambar 4.5

Diagram Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I

Warna batang hijau pada diagram adalah untuk pertemuan 1. Sedangkan

batang dengan warna kuning digunakan untuk menggambarkan pertemuan 2.

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat dilihat bahwa pada pertemuan kedua

untuk jumlah siswa yang memperoleh skor 2 lebih banyak jika dibandingkan

pertemuan sebelumnya. Artinya, kreativitas siswa setelah adanya tindakan mulai

menunjukkan kemajuan. Begitu juga dengan siswa yang mendapatkan skor 3 juga

menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan

sebelumnya. Tingkat kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada

siklus I dapat dilihat melalui tabel di bawah ini. Namun, data yang disajikan pada

tabel di bawah ini merupakan data terakhir yang didapat oleh peneliti. Yaitu data

yang diperoleh pada pertemuan kedua atau pertemuan terakhir siklus I.

51

Tabel 4.6

Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I

No Kategori Frekuensi Presentase

1. Kreatif 12 32%

2. Belum Kreatif 25 68%

Jumlah 37 100%

Dalam penelitian ini, siswa dikatakan kreatif jika siswa mampu

mendapatkan skor 3, yang berarti siswa mampu memenuhi 3 dari 4 kriteria yang

sudah ditentukan. Dari data yang tersaji di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

tingkat kreativitas siswa pada siklus I mulai menunjukkan adanya peningkatan.

Dari 37 siswa, yang dinyatakan kreatif yaitu sebanyak 12 siswa dengan presentase

32%. Kemudian, siswa yang belum kreatif sebanyak 25 anak dengan presentase

68%. Gambaran mengenai tingkat kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03

Ambarawa pada siklus I juga dapat disaksikan melalui diagram di bawah ini.

Gambar 4.6

Diagram Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus I

Gambar 4.6 disajikan untuk menggambarkan kondisi terakhir kreativitas

siswa setelah adanya tindakan pada pembelajaran siklus I yang dilaksanakan

dalam 2 (dua) pertemuan. Hasilnya, dari 37 siswa, 32% diantaranya dinyatakan

sudah kreatif dan 68% siswa dinyatakan belum kreatif. Artinya, hasil tindakan

52

pada siklus I ini belum dapat memenuhi indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan. Indikator keberhasilan terpenuhi apabila 80% dari jumlah siswa

dinyatakan kreatif. Maka dari itu, guna mencapai indikator keberhasilan penelitian

akan dilanjutkan ke siklus II.

4.1.4 Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II

4.1.4.1 Pertemuan Pertama

a. Perencanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, merupakan perbaikan pembelajaran

siklus I dengan standar indikator pembelajaran yang berbeda. Pada dasarnya

siklus II memiliki prinsip kerja sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Hanya

pada siklus II ini pada tahap persiapan dilakukan dengan mendasarkan pada hasil

observasi, refleksi pelaksanaan tindakan siklus I. Materi pembelajaran pada siklus

II adalah tokoh-tokoh peristiwa Sumpah Pemuda. Adapun persiapan yang

dilakukan untuk melaksanakan siklus II adalah membuat RPP, membuat

perlengkapan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree,

membuat dan mempersiapkan lembar observasi dan mempersiapkan alat dan

bahan untuk penelitian. Peneliti juga melakukan diskusi bersama guru tentang

Perencanaan Pembelajaran. Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa

pada mata pelajaran PKn. Setelah RPP jadi, guru melakukan implementasi RPP

untuk pertemuan pertama siklus II. Implementasi dalam hal ini melalui model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree. RPP, lembar observasi dan

instrumen penilaian dapat dilihat pada lampiran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pertemuan pertama siklus II dihadiri oleh: 1) Peneliti yaitu orang yang

melakukan penelitian di SDN Kupang 03 Ambarawa; 2) Kolaborator yaitu guru

kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa yang berkolaborasi dengan peneliti dan

bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran PKn dengan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree; 3) observer, ialah guru

lain yang mempunyai peran mengobservasi jalannya kegiatan belajar mengajar

mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe

network tree.

53

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 25

Juli 2017, dalam pertemuan pertama siklus II kegiatan yang dilakukan adalah guru

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi tokoh-tokoh

peristiwa Sumpah Pemuda.

Sama dengan beberapa kegiatan sebelumnya, pada kegiatan awal guru

memasuki ruang dan mengucapkan salam. Kemudian memimpin doa bersama

seperti yang dilakukan biasanya. Setelah itu guru langsung melakukan absensi

untuk memeriksa kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama siklus II ini semua

siswa dapat hadir dalam pembelajaran. Memasuki kegiatan apersepsi, guru

mengajak siswa untuk bernyanyi Satu Nusa Satu Bangsa. Setelah itu guru

memotivasi siswa dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran

pada hari itu. Tidak lupa guru juga menginformasikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai pada pembelajaran hari itu. Tujuan pembelajaran pertemuan pertama

siklus II adalah siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh peristiwa Sumpah Pemuda.

Masuk dalam kegiatan inti pembelajaran, guru meminta siswa bergabung

dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Setelah

duduk bersama rekan kelompoknya, guru menagih PR yang telah diberikan pada

pertemuan sebelumnya dan membahas bersama para siswa. Setelah itu, guru

langsung memberikan handout mengenai materi tentang tokoh-tokoh peristiwa

sumpah pemuda dan siswa diminta membaca serta mempelajarinya. Pada tahap ini

siswa maupun guru melaksanakan langkah dalam membuat peta konsep yang

pertama yaitu mempelajari sumber. Langkah kedua dalam membuat peta konsep

adalah menentukan konsep, yaitu siswa diminta untuk menentukan konsep tentang

tokoh-tokoh sumpah pemuda yang akan dijadikan peta konsep. Memasuki

langkah ketiga adalah mengurutkan konsep. Pada tahap ini guru meminta siswa

untuk mengurutkan konsep-konsep yang didapatkan mengenai tokoh-tokoh

sumpah pemuda. Langkah keempat adalah menyusun konsep, siswa diminta siswa

untuk mengerjakan dan berdiskusi untuk menyusun konsep yang telah diurutkan

menjadi peta konsep. Langkah terakhir adalah menghubungkan konsep.

Implementasinya, siswa diminta untuk mengerjakan dan berdiskusi untuk

menyusun konsep yang telah diurutkan menjadi peta konsep. Selama siswa dalam

54

membuat peta konsep sesuai langkah-langkah, guru berkeliling untuk memberikan

bimbingan kepada siswa. Kali ini, guru melakukan dengan cara membimbing

siswa secara individu agar kegiatan bimbingan dirasakan oleh semua siswa. Selain

itu, disela-sela pengerjaan tugas kelompok, guru menginformasikan bahwa

kelompok yang paling cepat mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas

sambil bersama-sama dengan siswa lain mengoreksi hasil kerja kelompok

tersebut. Apabila ada ringkasan yang kurang tepat, guru memberikan klarifikasi.

Setelah kegiatan presentasi selesai, guru bersama siswa menyimpulkan materi

yang telah dipelajari pada hari itu.

Masuk dalam kegiatan akhir, guru melakukan refleksi pembelajaran yang

telah dilakukan pada hari itu. Selesai melakukan refleksi, guru memberikan

kesempatan kepada para siswa untuk bertanya. Namun, tidak ada siswa yang

berani bertanya walaupun guru berulang-ulang mengkonfirmasi kepada siswa.

Seperti apa yang dilakukan guru pada pertemuan sebelumnya, guru selalu rutin

memberikan PR dan menginformasikan kepada siswa bahwa PR akan dibahas

pada pertemuan selanjutnya. Pembelajaran pada hari itu ditutup guru dengan

mengucapkan salam penutup.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang

berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh

observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree dalam mata pelajaran PKn

tentang tokoh-tokoh peristiwa Sumpah Pemuda. Observer menggunakan lembar

observasi untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data

pembelajaran guru maupun data pembelajaran siswa.

Aktivitas guru dalam pembelajaran pertemuan pertama siklus II semakin

meningkat. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan

15 dari 16 aspek pengamatan yang telah ditentukan. Namun, guru belum

melakukan 1 dari 16 aspek yang diamati. 1 aspek tersebut yaitu guru tidak

menanggapi presentasi siswa.

55

Aktivitas siswa dalam pertemuan pertama siklus II pada pembelajaran model

kooperatif peta konsep tipe network tree juga meningkat. Berdasarkan hasil

observasi, siswa melakukan 22 dari 24 aspek pengamatan. Namun demikian,

masih ada 2 dari 24 aspek yang belum dilakukan oleh siswa. 2 aspek yang belum

dilakukan oleh siswa yaitu tertarik dengan media pembelajaran dan menanyakan

tentang apa yang belum dipahami.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan pertemuan pertama siklus II selesai, guru kolaborator

dan peneliti sebagai observer melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

dilakukan. Refleksi dilakukan guna memperbaiki pertemuan selanjutnya.

Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan terdapat beberapa kelebihan dan

kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun kelebihan yang

ditemukan berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan pertama siklus II ini sebagai

yaitu dalam melaksanakan pembimbingan, guru telah melaksanakannya secara

menyeluruh kepada semua siswa. Sementara itu, siswa dapat fokus

memperhatikan guru pada saat menyampaikan tujuan maupun materi

pembelajaran. Kerja sama siswa dalam kelompok sangat bagus. Selain itu, siswa

juga aktif dalam diskusi dengan rekan kelompoknya. Dalam kegiatan presentasi,

semua kelompok berani maju di depan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya.

Walaupun beberapa kekurangan telah diatasi dan menjadikan hal tersebut

sebagai kelebihan, masih terdapat beberapa kekurangan yang masih belum

teratasi. Kekurangan tersebut yaitu siswa masih kurang aktif dalam bertanya.

Selain itu, siswa tidak berani bertanya pada saat guru memberikan kesempatan

bertanya mengenai materi pelajaran.

4.1.4.2 Pertemuan Kedua

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pertemuan kedua siklus II sebenarnya sama dengan

pertemuan pertama siklus II. Perencanaan lebih mengedepankan hasil observasi

dan refleksi yang diperoleh pada pertemuan pertama siklus II. Perencanaan pada

pertemuan kedua siklus II terdiri dari beberapa kegiatan perencanaan. Adapun

56

persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan kedua siklus II adalah

membuat RPP, membuat perlengkapan model pembelajaran kooperatif peta

konsep tipe network tree, membuat dan mempersiapkan lembar observasi dan

mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian. Peneliti juga melakukan diskusi

bersama guru tentang Perencanaan Pembelajaran. Menetapkan indikator

ketercapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Setelah RPP jadi, Guru

melakukan implementasi RPP untuk pertemuan kedua siklus II. Implementasi

dalam hal ini melalui model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network

tree. RPP, lembar observasi dan instrumen penilaian dapat dilihat pada lampiran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pertemuan kedua siklus II dihadiri oleh: 1) Peneliti yaitu orang yang

melakukan penelitian di SDN Kupang 03 Ambarawa; 2) Kolaborator yaitu guru

kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa yang berkolaborasi dengan peneliti dan

bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran PKn dengan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree; 3) observer, ialah guru

lain yang mempunyai peran mengobservasi jalannya kegiatan belajar mengajar

mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe

network tree.

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 26 Juli

2017, dalam pertemuan kedua siklus II kegiatan yang dilakukan adalah guru

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi tokoh-tokoh

peristiwa Sumpah Pemuda.

Pada kegiatan awal, guru memulai pembelajaran seperti biasa yaitu meliputi

beberapa kegiatan pembukaan atau pengawalan. Kegiatan tersebut diantaranya

mengucap salam pembuka, memimpin do’a, melakukan absensi, melakukan

apersepsi, mengkondisikan siswa agar siap belajar dan menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru juga melakukan hal yang sama yaitu meminta siswa

untuk bergabung dengan kelompoknya. Setelah siswa siap ditempat duduk dalam

kelompok, guru membagikan handout tentang materi tokoh-tokoh Sumpah

Pemuda. Selesai mempelajari materi, guru membagikan lembar kerja kelompok

57

yang berisi soal cerita, guru meminta siswa untuk mendiskusikan soal cerita

tersebut bersama dengan kelompoknya masing-masing. Selanjutnya, guru

menunjuk beberapa kelompok untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil

diskusi siswa bersama kelompok. Lalu, siswa diminta untuk kembali ke tempat

duduknya masing-masing dan guru membagikan selembar kertas kosong untuk

mengerjakan tugas selanjutnya yaitu membuat peta konsep tentang tokoh-tokoh

peristiwa sumpah pemuda dengan kreativitas masing-masing. Guru memberi

penjelasan bahwa dalam tugas membuat peta konsep tersebut yang paling tepat

dan kreatif akan mendapatkan hadiah. Kemudian, guru meminta siswa untuk

mengumpulkan tugas yang diberikan.

Sama halnya dengan pertemuan kedua siklus I, pada pertemuan kedua

siklus II ini dilakukan pengukuran hasil belajar kognitif. Adapun instrumen atau

alat ukur yang digunakan yaitu berupa soal tes pilihan ganda dengan jumlah soal

16 butir. Selama siswa mengerjakan soal evaluasi, guru berkeliling untuk

membimbing dan memastikan siswa agar tidak mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal yang diberikan. Setelah dirasa waktu pengerjaan soal cukup,

siswa diminta untuk mengumpulkan soal yang telah dikerjakan di meja guru.

Namun, guru tetap memberikan tugas berupa PR dan memberitahu siswa bahwa

PR tersebut akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pembelajaran pada hari itu

ditutup dengan doa bersama.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang

berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh

observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree dalam mata pelajaran PKn

tentang tokoh-tokoh peristiwa Sumpah Pemuda. Observer menggunakan lembar

observasi untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data

pembelajaran guru maupun data pembelajaran siswa. Adapun hasil observasi

ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Aktivitas guru dalam pembelajaran pertemuan kedua siklus II semakin

meningkat. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan

58

semua aspek pengamatan yang telah ditentukan. Sementara itu, aktivitas siswa

dalam pertemuan kedua siklus II pada pembelajaran model kooperatif peta konsep

tipe network tree juga meningkat. Berdasarkan tabel di atas, siswa melakukan 23

dari 24 aspek pengamatan. Namun demikian, masih ada 1 dari 24 aspek yang

belum dilakukan oleh siswa. Adalah mencatat materi pelajaran yang telah

disimpulkan.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan pertemuan kedua siklus II selesai, guru kolaborator dan

peneliti sebagai observer melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan terdapat beberapa

kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun

hasil refleksi pada pertemuan kedua siklus II ini adalah siswa telah melaksanakan

semua langkah model kooperatif peta konsep tipe network tree dengan baik hal ini

menyebabkan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Siswa semakin

aktif bekerjasama dan melakukan diskusi dalam kelompoknya. Siswa juga

semakin aktif dalam kegiatan tanya jawab yang dilakukan. Keterlibatan siswa

secara langsung dalam penggunaan media peta konsep membuat siswa lebih

berkonsentrasi dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.

4.1.5 Hasil Tindakan Siklus II

Berikut ini akan diuraikan hasil tindakan siklus II yang telah dilakukan

dalam 2 (dua) kali pertemuan. Hasil tindakan dalam penelitian ini dibagi menjadi

3, yaitu kreativitas siswa, hasil belajar siswa serta hasil observasi aktivitas guru

dan siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa.

4.1.5.1 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada Siklus II

Selain mendapat data kreativitas siswa, peneliti juga mendapatkan data hasil

belajar siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus II. Adapun hasil

belajar yang didapat yaitu hasil belajar kognitif. Hasil belajar ranah kognitif dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

59

Tabel 4.7

Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN Kupang 03

Ambarawa Pada Siklus II

Angka Ketuntasan

Belajar Frekuensi Presentase

≥ 70 Tuntas 37 100%

< 70 Belum Tuntas 0 0%

Jumlah 37 100%

Rata-Rata 76,35

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 70

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada

siklus II ini sangat baik. Dari hasil belajar pada ranah kognitif, dimana ketuntasan

hasil belajar mencapai 100%. Artinya, dari 37 siswa semua dinyatakan tuntas.

Adapun rata-rata pada hasil belajar kognitif yakni hanya menyentuh angka 76,35

dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70. Ketuntasan hasil belajar siswa dari

ranah kognitif juga dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.7

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif, Afektif dan

Psikomotorik Siswa Kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus II

Melihat diagram ketuntasan hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus II ini sangat

60

memuaskan. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa presentase ketuntasan

mencapai 100%. Artinya, pada siklus II ini semua siswa mampu memenuhi KKM

yaitu 70..

4.1.5.2 Hasil Kreativitas Siswa Pada Siklus II

Hasil tindakan berupa kreativitas siswa pada siklus II ini diperoleh setelah

adanya tindakan dengan menerapkan model kooperatif peta konsep tipe network

tree. Selain itu, perlu peneliti jelaskan bahwa kreativitas siswa didapat dengan

cara memberikan LKS yang telah didesain khusus untuk mengukur kreativitas

siswa secara kelompok. Cara pengambilan data yaitu dengan mengamati secara

langsung maupun melihat hasil pekerjaan kelompok itu sendiri. Kemudian

dilakukan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah

melakukan penilaian, anggota dari setiap kelompok akan diberikan penilaian

sesuai dengan skor yang didapat oleh kelompoknya. Berikut ini merupakan skor

kreativitas siswa pada siklus II yang didapat dari 2 (dua) pertemuan yang akan

disajikan melalui tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus II

Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah

Siswa Presentase

Jumlah

Siswa Presentase

Skor 1

(Tidak memenuhi semua kriteria)

Skor 2

(Memenuhi 2 dari 4 kriteria) 10 27%

Skor 3

(Memenuhi 3 dan 4 kriteria) 27 32% 16 43%

Skor 4

(Memenuhi semua kriteria) 15 41% 21 57%

Jumlah 37 100% 37 100%

Kriteria Penilaian:

1. (Proposisi) Ketepatan membuat konsep.

2. (Hirarki) Ketepatan dalam membuat konsep dari umum ke khusus.

3. (Contoh) Kemampuan siswa menyebutkan contoh.

4. (Cross Link) Kemampuan siswa membuat gambar garis yang unik.

61

Dimulai dari siklus II pertemuan I, dapat dilihat bahwa dari 37 siswa, sudah

tidak ada siswa yang mendapatkan skor 1. Selanjutnya, 10 siswa atau 27% dari 37

siswa hanya mampu mendapatkan skor 2. Sementara itu, ada 27 atau 32% dari

jumlah siswa secara keseluruhan yang mampu memperoleh skor 3. Hasil belajar

pada pertemuan pertama siklus II ini semakin meningkat. Terbukti, dari

pertemuan pertama ada siswa yang mampu mendapatkan skor 4. Adapun siswa

yang mampu memperoleh skor 4 yakni sebanyak 15 orang atau 41% dari 37

siswa. Sementara itu, pada pertemuan kedua siklus II kreativitas siswa semakin

meningkat dan menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Berdasarkan tabel di

atas dapat dilihat bahwa 16 siswa dengan presentase 43% mampu memperoleh

skor 3. Selain itu, 21 siswa dengan presentase 57% mampu memperoleh skor 4.

Kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus I juga disajikan

melalui diagram gambar 4.8 berikut ini:

Gambar 4.8

Diagram Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus II

Warna batang hijau pada diagram adalah untuk pertemuan 1. Sedangkan

batang dengan warna kuning digunakan untuk menggambarkan pertemuan 2.

Berdasarkan sajian data pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa skor siswa kini

hanya berada pada 2 (dua) kategori penilaian yaitu skor 3 dan skor 4. Tingkat

62

kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada siklus I dapat dilihat

melalui tabel di bawah ini. Namun, data yang disajikan pada tabel di bawah ini

merupakan data terakhir yang didapat oleh peneliti. Yaitu data yang diperoleh

pada pertemuan kedua atau pertemuan terakhir siklus II.

Tabel 4.9

Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus II

No Kategori Frekuensi Presentase

1. Kreatif 0 0%

2. Belum Kreatif 37 100%

Jumlah 37 100%

Dalam penelitian ini, siswa dikatakan kreatif jika siswa mampu

mendapatkan skor 3, yang berarti siswa mampu memenuhi 3 dari 4 kriteria yang

sudah ditentukan. Dari data yang tersaji di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

tingkat kreativitas siswa pada siklus II mulai menunjukkan adanya peningkatan

yang sangat signifikan. Dari 37 siswa, semua siswa dinyatakan kreatif dengan

presentase 100%. Kemudian, siswa yang belum kreatif sudah tidak ada. Gambaran

mengenai tingkat kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa pada

siklus II juga dapat disaksikan melalui diagram di bawah ini.

Gambar 4.9

Diagram Tingkat Ketuntasan Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Siklus II

63

Gambar 4.9 disajjikan untuk menggambarkan kondisi terakhir kreativitas

siswa setelah adanya tindakan pada pembelajaran siklus II yang dilaksanakan

dalam 2 (dua) pertemuan. Hasilnya, dari 37 siswa, semua siswa dinyatakan

kreatif. Artinya, hasil tindakan pada siklus II ini telah memenuhi indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan. Indikator keberhasilan terpenuhi apabila 80%

dari jumlah siswa dinyatakan kreatif.

4.2 Perubahan Hasil Belajar

4.2.1 Perubahan Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I ke Siklus II

Berikut ini akan disajikan perubahan yang terjadi pada hasil belajar kognitif

siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa dari kondisi awal, siklus I ke siklus II.

Tabel 4.10

Perubahan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN Kupang 03

Ambarawa Pada Kondisi Awal, Siklus I ke Siklus II

Angka Ketuntasan

Belajar

Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

F % F % F %

≥ 70 Tuntas 0 0% 9 24% 37 100%

< 70 Belum Tuntas 37 100% 28 76% 0 0%

Dengan dibantu tabel 4.22 penulis dapat menjelaskan kondisi terakhir hasil

belajar siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa dari kondisi awal, siklus I dan

siklus II. Dimulai dari kondisi awal, kondisi dimana sebelum adanya tindakan

hasil belajar siswa masih rendah. Yaitu semua siswa dinyatakan belum tuntas

pada ranah kognitif.

Setelah adanya tindakan pada siklus I hasil belajar siswa kelas 3 SDN

Kupang 03 Ambarawa dari 3 (tiga) ranah mulai menunjukkan adanya

peningkatan. Pada ranah kognitif 9 siswa atau 24% dari 37 siswa dinyatakan

tuntas dan masih ada 28 siswa yang belum tuntas atau 76% dari jumlah siswa.

Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada siklus II. Untuk ranah

kognitif, semua siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa dinyatakan tuntas. Di

64

bawah ini penulis menyajikan ketuntasan hasil belajar siswa kelas 3 SDN Kupang

03 Ambarawa dari ranah kognitif.

Gambar 4.10

Diagram Perubahan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas 3 SDN

Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal, Siklus I ke Siklus II

4.2.2 Perubahan Kreativitas Siswa Siklus I ke Siklus II

Berikut ini merupakan perubahan kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03

Ambarawa setelah melakukan pembelajaran melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree selama 2 (dua) siklus.

Tabel 4.11

Perubahan Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal, Siklus I ke Siklus II

No Kategori Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase

1 Kreatif 10 27% 12 32% 37 100%

2 Belum

Kreatif 27 73% 25 68% 0 0%

Jumlah 37 100% 37 100% 37 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan kreativitas dari kondisi awal ke

siklus I dan siklus II. Kreativitas siswa meningkat pada siklus I dari 10 siswa

menjadi 12 siswa. Adapun presentase peningkatan kreativitas siswa kelas 3 SDN

Kupang 03 Ambarawa dari kondisi awal ke siklus I yakni sebanyak 5%.

65

Selanjutnya dari data siklus I ke siklus II terlihat peningkatan siswa kreatif dari 12

siswa menjadi 37 siswa. Artinya, telah terjadi peningkatan kreativitas siswa kelas

3 SDN Kupang 03 Ambarawa dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut yakni

sebanyak 68%. Perbandingan ketuntasan kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang

03 Ambarawa juga dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 4.11

Diagram Perubahan Kreativitas Siswa Kelas 3

SDN Kupang 03 Ambarawa Pada Kondisi Awal, Siklus I ke Siklus II

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree berhasil meningkatkan

kreativitas siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi

makna sumpah pemuda pada siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa tahun

pelajaran 2017/2018.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas 3 SDN Kupang 03

Ambarawa dapat dikatakan bahwa kreativitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran pelajaran Ilmu Kewarganegaraan (PKn) materi makna sumpah

pemuda masih rendah. Hal itu terbukti siswa dari 37 siswa, yang dinyatakan

kreatif hanya sebanyak 10 siswa dengan presentase 27% dan siswa yang belum

66

kreatif sebanyak 27 anak dengan presentase 73%. Namun setelah adanya tindakan

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree,

kreativitas siswa menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I, yang

dinyatakan kreatif yaitu sebanyak 12 siswa dengan presentase 32%. Kemudian,

siswa yang belum kreatif sebanyak 25 anak dengan presentase 68%. Pada siklus

II, kreativitas siswa semakin meningkat dan menunjukkan hasil yang sangat

memuaskan. Dari 37 siswa, semua siswa dinyatakan kreatif dengan presentase

100%.

Selain mendapatkan fakta permasalahan berupa rendahnya kreativitas siswa,

penulis juga menemukan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn

yang didasarkan pada ranah kognitif. Dari ranah kognitif, dimana dari 37 siswa

tidak ada yang tuntas nilainya.

Sama halnya dengan kreativitas siswa yang meningkat, hasil belajar siswa

kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa juga meningkat setelah adanya tindakan. Pada

hasil belajar kognitif, pada siklus I meningkat menjadi 9 siswa yang tuntas atau

sekitar 24% dari 37 siswa. Pada pembelajaran siklus II, hasil belajar siswa

semakin meningkat. Dari hasil belajar pada ranah kognitif, dimana semua siswa

dinyatakan tuntas dengan presentase 100%. Adapun rata-rata pada hasil belajar

kognitif yakni hanya menyentuh angka 76,35 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai

terendah 70.

Berdasarkan data pengamatan atau observasi aktivitas guru dan siswa yang

dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus juga meningkat. Berangkat dari hasil observasi

aktivitas guru, pada pertemuan pertama siklus I guru melakukan 13 dari 16 aspek

pengamatan dan masih belum melakukan 3 dari 16 aspek pengamatan. Kemudian

pada pertemuan kedua meningkat menjadi 15 aspek pengamatan yang dilakukan.

Memasuki pertemuan pertama siklus II, aktivitas guru semakin meningkat. Hal itu

dibuktikan dengan guru mampu melakukan 15 dari 16 aspek pengamatan yang

telah ditentukan. Pada pertemuan kedua siklus II guru memantapkan aktivitasnya

dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif peta konsep tipe network tree

dan melakukan semua kegiatan yang ada pada aspek pengamatan.

67

Sejalan dengan aktivitas guru, aktivitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03

Ambarawa juga meningkat. Berangkat dari hasil observasi aktivitas siswa, pada

pertemuan pertama siklus I siswa melakukan 12 dari 24 aspek pengamatan dan

masih belum melakukan 12 dari 16 aspek pengamatan. Kemudian pada pertemuan

kedua meningkat menjadi 17 aspek pengamatan yang dilakukan. Memasuki

pertemuan pertama siklus II, aktivitas siswa semakin meningkat. Hal itu

dibuktikan dengan siswa mampu melakukan 14 dari 16 aspek pengamatan yang

telah ditentukan. Pada pertemuan kedua siklus II siswa memantapkan aktivitasnya

dalam pembelajaran melalui model kooperatif peta konsep tipe network tree dan

hanya menyisakan 1 aspek pengamatan yang belum dilakukan.

Berdasarkan dari pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran melalui penerapan model kooperatif peta konsep tipe network tree,

dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas 3 SDN Kupang 03 Ambarawa.

Dengan demikian, hasil penelitian ini telah menjawab hipotesis tindakan bahwa

dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode peta konsep tipe network

tree sebagai pendukung pembelajaran, dapat meningkatkan kreativitas siswa

khususnya pada mata pelajaran PKn pada materi Sumpah Pemuda.

Selain itu, hasil penelitian ini telah melengkapi dan memperkuat penelitian

terdahulu, seperti yang dilakukan Maulana Hasan (2012) yang menunjukkan

implementasi metode pembelajaran peta konsep mampu meningkatkan kreativitas

siswa. Sebelumnya tingkat kreativitas siswa pada prasiklus terdapat 3 siswa yang

kreativitasnya sangat rendah, 25 siswa dengan tingkat kreativitas rendah,

selanjutnya 2 siswa dengan kreativitas sedang dan 2 siswa dengan tingkat

kreativitas tinggi. Pada siklus I terdapat peningkatan terhadap kreativitas siswa

yaitu peningkatan kreativitas terlihat ada 2 siswa yang kategori kreativitasnya

sangat tinggi, selanjutnya 22 siswa dengan kategori tinggi, 7 siswa dengan

kategori sedang dan 1 siswa dengan kategori rendah. Dalam siklus II peningkatan

tingkat kreativitas terlihat pada kategori sangat tinggi dari 2 siswa menjadi 9

siswa. Selanjutnya 17 siswa dengan kategori tinggi dan 6 siswa dengan kategori

sedang. Pada siklus II sudah tidak terlihat siswa yang dikategorikan rendah

ataupun tidak rendah.

68

Selanjutnya penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Sahrir

(2008) juga memperkuat dan melengkapi penelitian ini. Kreativitas siswa yang

terdiri atas kelancaran mencapai 35% sebelum penelitian, 42,5 % pada putaran I,

50,5% pada putaran II, 75 % pada putaran III dan keluwesan mencapai 30%

sebelum penelitian, 35 % pada putaran I, 40% pada putaran II, 55% pada putaran

III dan keaslian mencapai 30% sebelum penelitian, 45% pada putaran I, 50% pada

putaran II, 62,5% pada putaran III dan kerincian 25% sebelum penelitian, 30 %

pada putaran I, 47,5% pada putaran II, 67,5% pada putaran III.