Upload
hoangthuy
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan dokumen Bulan Mei tahun 2012 diperoleh
data bahwa desa Kayubulan merupakan salah satu desa di Kecamatan Batudaa Pantai
Kabupaten Gorontalo dengan luas wilayah + 1800 ha dengan topologi desa yang
terletak 30 meter di atas permukaan laut dan didominasi oleh perbukitan. Setiap
dusun yang menjadi bagian dari wilayah Desa Kayubulan yang dihubungkan oleh
jalan desa. Di desa ini terdapat dua buah Sekolah Dasar yang terletak dipinggir jalan
utama. Jarak terjauh kedua Sekolah Dasar dengan pemukiman Penduduk adalah 5 km
dan jarak terdekat adalah 0.5 km.
Penduduk Desa Kayubulan berdasarkan data Bulan Mei tahun 2012 berjumlah
2700 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 1383 jiwa dan perempuan 1317 jiwa.
Sebagian besar penduduk bermukim disepanjang jalan utama desa, dan sebagian
penduduk lainnya bermukim di daerah perbukitan, mereka adalah para petani dan
buruh tani yang mengandalkan hidupnya dari mengelolah ladang dan kebun.
Sedangkan sebagian lainnya bermukim disepanjang pantai, mereka adalah para
nelayan yang hampir setiap hari mencari ikan dilaut.
Mata pencaharian penduduk Desa Kayubulan sebagian besar adalah petani,
buruh tani dan nelayan, serta mata pencaharian lainnya.
Tabel 1: Penduduk Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Ditinjau dari Mata Pencaharian
No Jenis Mata Pencaharian Laki-laki (orang)
Perempuan (orang)
Jumlah (orang)
1
2
3
4
5
6
7
Petani
Buruh/buruh tani
Nelayan
Tukang
PNS
Usaha kecil
Pembantu rumah tangga
187
115
192
20
12
19
-
27
80
-
-
20
20
18
214
195
192
20
32
39
18
Jumlah 545 165 710
Sumber : Data Statistik Desa Kayubulan, Mei 2012
Data yang diuraikan pada tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar
penduduk Desa Kayubulan telah memiliki mata pencaharian sebagai petani,
buruh tani dan nelayan, serta mata pencaharian lainnya.
Berkaitan dengan tingkat pendidikan, penduduk didesa tersebut
didominasi oleh warga yang tidak tamat dan tamat Sekolah Dasar, walaupun
didesa tersebut terdapat dua buah Sekolah Dasar, bahkan sebuah Sekolah
Menengah Pertama.
Tabel 2 : Penduduk Desa Kayubulan menurut tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 2 3 4 5
Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Perguruan Tinggi
186 433 213 102 52
6 Sisanya belum masuk pada jenjang pendidikan 1714
Sumber : Data Statistik Desa Kayubulan Mei 2012
Uraian pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa
Kayubulan adalah yang tidak tamat dan tamatan Sekolah Dasar.
4.1.2 Analisis Data Hasil Penyebaran Angket
Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa besarnya sampel yang menjadi
responden dalam penelitian ini sebanyak 20 orang yang merupakan anak putus
Sekolah Dasar dalam lima tahun terakhir pada dua Sekolah Dasar di Desa Kayubulan
Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.
Adapun variabel yang dikaji adalah penyebab kasus putus Sekolah Dasar di
Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo dengan indikator-
indikator meliputi:
1. Faktor internal dengan dua indikator yakni: (1) motivasi siswa yang meliputi
empat pertanyaan. yakni pertanyaan nomor 1 s/d 4, dan (2) kondisi siswa terdiri
dari dua pertanyaan yakni pertanyaan nomor 5 dan 6.
2. Faktor eksternal dengan empat indikator yakni: (1) kesadaran orang tua terhadap
pendidikan; terdiri atas empat butir pertanyaan, yakni pertanyaan nomor 7 s/d 11,
(2) penghasilan orang tua; terdiri atas lima butir yakni, nomor 12 s/d 16, (3)
lingkungan belajar; terdiri atas tiga butir, yakni nomor 17 s/d 19, dan (4) letak
geografis; terdiri atas tiga butir pertanyaan, yakni nomor 20 s/d 22.
Alternatif jawaban yang dipilih responden beserta persentase jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan dipisahkan menurut indikator dan sub indikator, selanjutnya
diolah dalam tabel mulai dari Tabel 3 s/d 24. dan diberikan interpretasi.
1. Motivasi siswa
a. Pilihan sekolah tempat melanjutkan studi
Guna memperoleh gambaran apakah bersekolah di salah satu dari dua SD di
Desa Kayubulan merupakan pilihan sendiri, peneliti menanyakan hal tersebut kepada
responden yang juga merupakan anak putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan.
Jawaban responden atas pertanyaan tersebut seperti diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 3: Pilihan Bersekolah pada Salah Satu SD di Desa Kayubulan
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 15 75
Tidak 5 25
Jumlah 20 100
Data pada Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa 15 orang responden (75%)
menjawab Ya atas pertanyaan tersebut, sedangkan 5 orang (25%) menjawab Tidak.
Ini berarti bersekolah pada salah satu SD di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa
Pantai pada umumnya adalah pilihan dan kemauan anak bersangkutan dan hanya
sebagian kecil responden yang menyatakan bahwa bukan atas kemauannya sendiri.
b. Arahan orang tua untuk masuk di Salah satu SD di Desa Kayubulan
Sebagai orang tua berkewajiban mengarahkan anaknya untuk bersekolah pada
sekolah-sekolah tertentu, termasuk pada salah satu dari dua SD di Desa Kayubulan
Kecamatan Batudaa Pantai. Untuk mengetahui apakah orang tua responden
mengarahkan mereka masuk pada salah satu dari dua SD di Desa Kayubulan
Kecamatan Batudaa Pantai, peneliti menanyakan hal tersebut kepada responden.
Jawaban responden atas pertanyaan peneliti seperti diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 4 : Arahan Orang tua Untuk Masuk pada Salah Satu SD di Desa Kayubulan
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 12 60
Tidak 8 40
Jumlah 20 100
Uraian data pada Tabel di atas menunjukan bahwa 12 orang responden (60)
memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 8 responden (40%) menjawab Tidak. Ini
berarti bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa pilihan untuk masuk pada
salah satu dari dua SD di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai adalah atas
arahan orang tua, sedangkan responden lain menyatakan tidak atas arahan orang tua.
c. Cita-cita untuk masuk sekolah selain SD di Desa Kayubulan
Untuk mengetahui, apakah responden berkeinginan untuk bersekolah pada
Sekolah Dasar di luar Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai, hal tersebut
peneliti tanyakan kepada responden. Jawaban responden atas pertanyaan tersebut
seperti diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 5 : Cita-cita Melanjutkan Pendidikan Selain di SD di Desa Kayubulan
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 14 70
Tidak 6 30
Jumlah 30 100
Berdasarkan uraian data pada Tabel 5 diperoleh gambaran bahwa 14 orang
responden (70) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 6 responden (30%)
menjawab Tidak. Ini berarti bahwa sebagian besar responden menyatakan bercita-cita
masuk sekolah pada SD di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai dan hanya
sebagian kecil dari responden yang bercita-cita melanjutkan sekolah di SD di luar
Desa Kayubulan.
d. Cita-cita untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang pendidikan tertentu Guna mengetahui apakah responden yang putus Sekolah Dasar di Desa
Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai sebelumnya bercita-cita melanjutkan
pendidikannya hingga jenjang pendidikan tertentu, peneliti menanyakan hal tersebut
kepada mereka. Jawaban responden atas pertanyaan tersebut seperti diuraikan dalam
Tabel berikut.
Tabel 6 : Cita-cita Melanjutkan Pendidikan Hingga Jenjang Pendidikan Tertentu
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 12 60
Tidak 8 40
Jumlah 20 100
Data pada Tabel 6 di atas menggambarkan bahwa 12 orang responden (60%)
memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 8 responden (40%) menjawab Tidak. Ini
berarti bahwa sebagian responden bercita-cita melanjutkan sekolahnya hingga ke
jenjang pendidikan tertentu dan sebagian lagi menyatakan tidak.
2. Kondisi siswa
a. Kondisi kesehatan yang memungkinkan untuk pergi ke sekolah
Untuk mengetahui apakah semasa menjadi siswa pada salah satu SD di Desa
Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai, kesehatan responden cukup memadai untuk
pergi ke sekolah, peneliti menanyakan hal ini kepada responden. Dalam tabel berikut
diuraikan jawaban responden atas pertanyaan peneliti.
Tabel 7 : Kondisi Kesehatan Yang Memungkinkan Untuk Pergi ke Sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 18 90
Tidak 2 10
Jumlah 20 100
Uraian pada tabel di atas diperoleh gambaran bahwa 18 responden (90%)
memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 2 responden (10%) menjawab Tidak. Ini
berarti bahwa kesehatan sebagian responden yang merupakan siswa putus sekolah
cukup memungkinkan untuk pergi ke sekolah dan hanya sebagian kecil responden
yang menyatakan kesehatannya tidak memungkinkan untuk sehari-hari pergi ke
sekolah.
b. Kondisi fisik yang menunjang kegiatan belajar
Kondisi fisik yang prima sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan belajar
siswa. Untuk mengetahui kondisi fisik responden pada waktu masih menjadi siswa
pada salah satu SD di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai, peneliti
menanyakan hal tersebut kepada responden. Pada berikut diuraikan jawaban
responden atas pertanyaan peneliti.
Tabel 8 : Kondisi Fisik Yang Menunjang Kegiatan Belajar
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 17 85
Tidak 3 15
Jumlah 20 100
Memperhatikan data pada tabel di atas diperoleh gambaran, 17 responden
(85%) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 3 responden (15%) menjawab Tidak.
Ini berarti bahwa kondisi fisik sebagian besar responden sangat menunjang kegiatan
belajar dan hanya sebagian kesil responden yang menyatakan kondisi fisiknya tidak
menunjang kegiatan belajar.
3. Kesadaran orang tua terhadap pendidikan
a. Dorongan orang tua terhadap anaknya untuk melanjutkan sekolah
Untuk mengetahui apakah selama menjadi siswa SD di Desa Kayubulan
Kecamatan Batudaa Pantai orang tua responden mendorong anaknya untuk
melanjutkan pendidikannya hingga tamat, peneliti menanyakan hal tersebut kepada
responden. Jawaban responden atas pertanyaan tersebut diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 9 : Dorongan Orang tua Agar Anaknya Menamatkan Sekolahnya
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 11 55
Tidak 9 45
Jumlah 40 100
Berdasarkan uraian data pada tabel 9 diperoleh gambaran bahwa 11 responden
(55%) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 9 responden (45%) menjawab Tidak.
Ini berarti bahwa sewaktu responden masih bersekolahi, sebagian orang tua selalu
memberi dorongan agar anaknya dapat menamatkan pendidikannya, tetapi sebagian
responden menyatakan orangtuanya tidak memberi dorongan untuk hal tersebut.
b. Undangan dari pihak sekolah kepada orang tua siswa berkaitan dengan prestasi belajar anak
Pertanyaan berikutnya peneliti menanyakan kepada responden apakah
sebelum dinyatakan putus sekolah pada salah satu SD di Desa Kayubulan Kecamatan
Batudaa Pantai, orang tuanya sering mendapat undangan dari pihak sekolah. Jawaban
responden atas pertanyaan tersebut seperti diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 10 : Undangan Dari Pihak Sekolah Kepada Orang tua
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 15 75
Tidak 5 25
Jumlah 20 100
Memperhatikan uraian data pada tabel di atas diperoleh gambaran bahwa 15
responden (75%) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 5 responden (25%)
menjawab Tidak. Ini berarti bahwa sewaktu responden masih menjadi siswa SD di
Desa Kayubulan, sebagian besar orang tua mereka sering mendapat undangan dari
pihak sekolah untuk membicarakan kemajuan belajar anak, dan hanya sebagian yang
menyatakan orang tuanya tidak pernah mendapat undangan.
c. Memenuhi undangan dari pihak sekolah
Untuk mengetahui kemajuan belajar anak, maka bila orang tua mendapat
undangan dari pihak sekolah perlu memenuhi undangan tersebut. Hal ini ditanyakan
pula kepada responden apakah orangtuanya menghadiri bila mendapat undangan dari
pihak sekolah. Jawaban responden diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 11 : Menghadiri Undangan Dari Pihak Sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 9 45
Tidak 11 55
Jumlah 20 100
Data pada tabel 11 menunjukkan bahwa bahwa 9 responden (45%) memilih
altenatif jawaban Ya, sedangkan 11 responden (55%) menjawab Tidak. Ini berarti
bahwa sewaktu responden masih menjadi siswa pada salah satu SD di Desa
Kayubulan, sebagian orang tua mereka tidak menghadiri.
d. Membicarakan kelanjutan pendidikan anak dengan pihak sekolah
Pertanyaan berikutnya yang ditanyakan pula kepada responden apakah orang
tua mereka membicarakan kelanjutan sekolahnya dengan pihak sekolah.
Tabel 12 : Membicarakan Kelanjutan Pendidikan Anak Dengan Pihak Sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 6 30
Tidak 14 70
Jumlah 20 100
Dari uraian data pada tabel 12 diperoleh gambaran bahwa 6 responden (30%)
memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 14 responden (70%) menjawab Tidak. Ini
berarti bahwa sewaktu responden masih menjadi siswa pada salah satu SD di Desa
Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai, sebagian besar orang tua mereka tidak
membicarakan kelanjutan pendidikan anaknya dengan pihak sekolah.
e. Membantu pekerjaan orang tua guna menambah penghasilan keluarga
Guna menambah penghasilan keluarga seringkali orang tua mengajak anaknya
membantunya untuk bekerja walaupun anaknya tersebut masih berstatus sebagai
siswa. Apakah kondisi ini dialami oleh responden pada waktu mereka masih
bersekolah. Jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan ini diuraikan pada
Tabel berikut.
Tabel 13 : Membantu Pekerjaan Orang Tua Guna Menambah Penghasilan Keluarga
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 14 70
Tidak 6 30
Jumlah 20 100
Uraian data pada Tabel 13 di atas menggambarkan bahwa 14 orang responden
(70) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 6 responden (30%) menjawab Tidak.
Ini berarti bahwa sebagian besar responden menyatakan membantu orang tuanya
bekerja guna menambah penghasilan keluarga.
4. Penghasilan orang tua
a. Penghasilan orang tua dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
Untuk memperoleh gambaran mengenai kecukupan penghasilan orang tua
responden dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, peneliti menanyakan hal tersebut
kepada responden. Jawaban mereka atas pertanyaan tersebut diuraikan pada Tabel
berikut.
Tabel 14 : Kecukupan Penghasilan Orang Tua Dalam Memenuhi Kebutuhan Sehari- hari
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 15 75
Tidak 5 25
Jumlah 20 100
Data pada tabel 14 menggambarkan bahwa 15 responden (75%) memilih
altenatif jawaban Ya, sedangkan sisanya 5 responden (25%) menjawab Tidak. Ini
berarti bahwa sebagian besar orang tua responden memiliki penghasilan yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
b. Membiayai sekolah anak-anak lebih satu orang
Dalam kehidupan keluarga tidak jarang ditemukan orang tua yang harus
mengeluarkan biaya yang banyak untuk menyekolahkan beberapa anaknya dalam
waktu yang bersamaan. Hal ini peneliti tanyakan kepada responden apakah selain
dirinya ada kakak atau adiknya yang bersekolah dan dibiayai oleh orang tua. Jawaban
responden atas pertanyaan tersebut diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 15: Membiayai Sekolah Anak-anak Lebih Dari Satu Orang
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 11 55
Tidak 9 45
Jumlah 20 100
Berdasarkan uraian data pada Tabel 15 di atas diperoleh gambaran bahwa 11
orang responden (55%) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 9 responden (45%)
menjawab Tidak. Ini berarti bahwa sebagian responden memiliki kakak atau adik
yang bersekolah yang juga dibiayai oleh orang tuanya, sedangkan sebagian responden
menyatakan tidak memiliki kakak maupun adik.
c. Pemberian uang jajan oleh orang tua
Memberikan uang jajan kepada anak merupakan kegiatan rutin orang tua pada
saat anaknya akan berangkat ke sekolah. Hal ini peneliti tanyakan kepada responden
apakah pada waktu masih bersekolah pada SD di Desa Kayubulan Kecamatan
Batudaa Pantai orang tuanya memberikan uang jajan setiap hendak berangkat ke
sekolah. Jawaban responden atas pertanyaan ini diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 16: Memberikan Uang Jajan Kepada Anaknya yang Akan Ke sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 14 70
Tidak 6 30
Jumlah 20 100
Dari uraian data yang terdapat pada Tabel 16 diperoleh gambaran bahwa 14
orang responden atau 70 yang memilih alternatif jawaban Ya, dan sisanya 6 orang
atau 30% menjawab Tidak. Memperhatikan persentase ini berarti pada waktu masih
bersekolah sebagian besar responden diberikan uang jajan oleh orang tuanya pada
saat akan berangkat ke sekolah.
d. Memberikan biaya kepada anak untuk membeli perlengkapan sekolah
Sebagai orang tua mempunyai kewajiban menyediakan atau memberikan biaya
kepada anaknya guna membeli perlengkapan sekolah. Hal ini peneliti tanyakan pula
kepada responden apakah saat masih bersekolah, apakah orang tuanya memberikan
biaya atau uang guna membeli perlengkapan sekolah. Jawaban responden atas
pertanyaan tersebut diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 17: Memberikan Biaya Kepada Anak Untuk Membeli Perlengkapan Sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 14 70
Tidak 6 30
Jumlah 20 100
Berdasarkan uraian data pada Tabel 17 diperoleh gambaran bahwa 14 orang
responden (70) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 6 responden (30%)
menjawab Tidak. Ini berarti bahwa sebagian besar responden diberikan biaya oleh
orang tuanya guna membeli perlengkapan sekolah.
e. Penyediaan kendaraan oleh orang tua untuk digunakan anaknya ke sekolah
Bagi siswa yang tempat tinggalnya berjauhan dengan sekolah memerlukan
kendaraan untuk pergi ke sekolah. Berkenaan dengan hal tersebut peneliti
menanyakan kepada responden apakah pada waktu menjadi siswa pada salah satu SD
di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai orang tuanya mengantarkan dengan
kendaraan ke sekolah. Jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut diuraikan
pada Tabel berikut.
Tabel 18: Diantar Oleh Orang tua Menggunakan Kendaraan Ke sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 9 45
Tidak 11 55
Jumlah 20 100
Dari data pada tabel 18 diperoleh gambaran bahwa 9 responden (45%)
memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 11 responden (55%) menjawab Tidak. Ini
berarti bahwa sewaktu responden masih menjadi siswa pada salah satu SD di Desa
Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai, sebagian besar orang tua responden tidak
menggunakan kendaraan untuk mengantar anaknya ke sekolah.
5. Lingkungan belajar
a. Kesediaan keluarga membantu memecahkan persoalan kesulitan belajar
Seorang siswa seringkali menemukan berbagai hambatan atau kesulitan dalam
belajar. Disini peran keluarga, dalam hal ini orang tua dan saudara-saudaranya sangat
diperlukan guna membantu memecahkan berbagai hambatan dan kesulitan yang
dihadapi siswa terutama kesulitan belajar. Berkenaan dengan hal itu peneliti
menanyakan kepada responden apakah pada waktu masih menjadi siswa, orang tua
maupun saudara-saudaarnya bersedia membantunya bila menemui kesulitan dalam
belajar. Jawaban responden atas pertanyaan tersebut diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 19: Kesediaan Keluarga Membantu Memecahkan Kesulitan Belajar
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 11 55
Tidak 9 45
Jumlah 20 100
Memperhatikan uraian data pada tabel di atas diperoleh gambaran bahwa 11
responden (55%) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 9 responden (45%)
menjawab Tidak. Ini berarti bahwa sewaktu responden masih menjadi siswa pada
salah satu SD di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai, sebagian orang tua atau
saudara-saudara selalu bersedia membantu responden dalam memecahkan persoalan
kesulitan belajar.
b. Letak tempat tinggal dengan pusat keramaian
Dalam menjalani kehidupan sehari-sehari dan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, seringkali mengharuskan keluarga tersebut untuk tinggal berdekatan dengan
pusat kegiatan ekonomi/jasa, seperti pasar atau pusat perbelanjaan. Berkenaan dengan
hal tersebut peneliti menanyakan kepada responden apakah rumah tempat tinggalnya
berjauhan dengan tempat yang banyak dikunjungi orang. Jawaban responden
diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 20 : Letak Tempat Tinggal Dengan Pusat Ekonomi/Jasa
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 15 75
Tidak 5 25
Jumlah 20 100
Berdasarkan uraian data pada tabel 20 diperoleh gambaran bahwa 15
responden (75%) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan sisanya 5 responden
(25%) menjawab Tidak. Ini berarti bahwa pada waktu masih bersekolah sebagian
besar responden tinggal berjauhan dengan tempat-tempat yang ramai dikunjungi
orang seperti pasar tradisional, terminal dan tempat-tempat yang menjadi pusat
ekonomi/jasa.
c. Situasi rumah yang menunjang kegiatan belajar
Situasi dan kondisi rumah merupakan salah satu yang mempengaruhi kegiatan
belajar siswa. Berkenaan dengan hal tersebut peneliti menanyakan kepada responden
apakah pada waktu menjadi siswa, situasi dan kondisi rumah menunjang kegiatan
belajar. Jawaban responden atas pertanyaan tersebut diuraikan dalam Tabel berikut.
Tabel 21 : Situasi dan Kondisi Rumah yang Menunjang Kegiatan Belajar
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 18 90
Tidak 2 10
Jumlah 20 100
Berdasarkan uraian data pada tabel 21 diperoleh gambaran bahwa 18
responden (90%) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 2 responden (10%)
menjawab Tidak. Ini berarti bahwa situasi dan kondisi rumah sangat menunjang
kegiatan belajar mereka sewaktu masih menjadi siswa pada salah satu SD di Desa
Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai.
6. Letak geografis
a. Menyewa kendaraan untuk pergi ke sekolah
Bagi siswa yang bertempat tinggal jauh dengan sekolah seringkali harus
menggunakan kendaraan agar tidak terlambat masuk ke sekolah. Hal tersebut peneliti
tanyakan kepada responden apakah mereka menyewa kendaraan untuk memudahkan
menjangkau sekolah. Jawaban responden diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 22 : Menyewa Kendaraan Untuk Pergi Ke sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 9 45
Tidak 11 55
Jumlah 20 100
Memperhatikan uraian data pada tabel 22 di atas diperoleh gambaran bahwa 9
responden (45%) memilih altenatif jawaban Ya, sedangkan 11 responden (55%)
menjawab Tidak. Ini berarti bahwa sewaktu responden masih menjadi siswa pada
salah satu SD di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai hanya sebagian kecil
yang menyewa kendaraan ke sekolah.
b. Letak rumah yang berdekatan dengan sekolah
Bagi siswa yang tinggal dekat sekolah biasanya tidak memerlukan kendaraan
untuk bisa menjangkau sekolah dan cukup dengan berjalan kaki saja. Berkaitan
dengan hal itu peneliti menanyakan kepada responden apakah rumah tempat
tinggalnya berdekatan dengan sekolah. Jawaban responden atas pertanyaan tersebut
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 23: Letak Rumah Tempat Tinggal Berdekatan Dengan Sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 11 55
Tidak 9 45
Jumlah 20 100
Data pada Tabel 23 di atas menggambarkan 11 responden (55%) memilih
altenatif jawaban Ya, sedangkan 9 responden (45%) menjawab Tidak. Hal ini berarti
bahwa sebagian responden bertempat tinggal dekat dengan sekolah dan sebagian
responden tinggal berjauhan dengan sekolah.
c. Datang ke sekolah tepat waktu
Untuk menjadi siswa yang baik haruslah mentaati seluruh peraturan yang
ditetapkan oleh pihak sekolah, antara lain datang ke sekolah tepat waktu, hal ini
peneliti tanyakan kepada responden apakah sewaktu menjadi siswa pada salah satu
SD di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai mereka selalu datang ke sekolah
tepat waktu. Jawaban responden diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 24: Datang Ke sekolah Tepat Waktu
Alternatif Jawaban Frekuensi (f) Persentase (P)
Ya 13 65
Tidak 7 35
Jumlah 20 100
Data pada Tabel 24 menggambarkan 13 responden (65%) memilih altenatif
jawaban Ya, sedangkan 7 responden (35%) menjawab Tidak. Hal ini berarti bahwa
pada waktu masih menjadi siswa pada salah satu SD di Desa Kayubulan Kecamatan
Batudaa Pantai sebagian besar responden menyatakan selalu datang ke sekolah tepat
waktu.
4.2 Pembahasan
Hasil analisis dan interpretasi data telah diuraikan dalam Tabel 3 sampai
dengan Tabel 24. Selanjutnya, data yang diperoleh dikelompokkan menurut pokok
indikator, sehingga terdapat enam tabel pengelompokkan yakni Tabel 25 s/d 30.
Pengelompokan dan permasalahannya dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Indikator pertama menyangkut motivasi siswa, terdiri dari empat butir pertanyaan
dan pengelompokannya diuraikan pada Tabel 25.
2. Indikator kedua menyangkut kondisi siswa, terdiri dari dua butir pertanyaan dan
pengelompokannya diuraikan pada Tabel 26.
3. Indikator ketiga menyangkut kesadaran orang tua terhadap pendidikan, terdiri dari
lima butir pertanyaan, dan pengelompokannya diuraikan pada Tabel 27.
4. Indikator keempat menyangkut penghasilan orang tua, terdiri dari lima butir
pertanyaan, dan pengelompokannya diuraikan pada Tabel 28.
5. Indikator kelima menyangkut lingkungan belajar, terdiri dari tiga butir pertanyaan
dan pengelompokannya diuraikan pada Tabel 29.
6. Indikator keenam menyangkut letak geografis, terdiri dari tiga butir pertanyaan
dan pengelompokannya diuraikan pada Tabel 30. Keenam tabel tersebut masing-
masing menggambarkan jumlah dan rata-rata jawaban serta persentase masing-
masing indikator.
Untuk keperluan pengelompokkan dimaksud, maka alternatif jawaban yang
dipilih oleh responden diberikan skor. Setiap responden yang memilih alternatif
jawaban Ya diberi skor 1 dan responden yang menjawab Tidak diberi skor 0.
Selanjutnya, untuk keperluan pengolahan data secara statistik digunakan rumus Chi-
kuadrat untuk menentukan taraf signifikasi. Melalui rumus tersebut akan diperoleh
rata-rata jawaban responden pada setiap indikator permasalahan yang dikaji.
Guna memudahkan pengolahan data agar dapat digunakan untuk
mempermudah penafsiran dalam menjawab permasalahan pokok, maka alternatif
jawaban yang diolah hanyalah alternatif jawaban yang memperoleh skor 1, sedangkan
alternatif jawaban yang memperoleh skor 0 diabaikan dan derajat kebebasan (db) = 1.
Pada tabel berikut diuraikan rekapitulasi data alternatif jawaban responden
untuk menjawab permasalahan pertama: Apakah motivasi siswa berpengaruh
terhadap putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai.
Tabel 25 : Pengaruh Motivasi Siswa Terhadap Putus Sekolah
Item Pertanyaan
Nomor Tabel fo % fh fo - fh
(fo – fh)2
fh 1
2
3
4
1
2
3
4
15
12
14
12
75
60
70
60
5
8
6
8
10
4
8
4
20
2
10,7
2
Jumlah 53 265 27 26 34,7 Rata-rata 13,25 66,25 6,75 6,5 8,67
Dengan derajat kebebasan (db) = 1 pada tingkat kepercayaan 99%, 2
hitung
diperoleh 8,67 yang lebih besar dari 2daftar 6,635. Ini berarti terdapat perbedaan
yang signifikan antara keempat indikator pada permasalahan pertama. Dengan
demikian jelaslah bahwa motivasi siswa merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa
Pantai. Hal ditunjukkan oleh persentase jawaban responden yang menjawab Ya yang
hanya mencapai rata-rata 66,25%. Persentase ini sekaligus menunjukkan bahwa
pengaruh motivasi siswa terhadap kasus putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan
Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo sebesar 33,75%.
Selanjutnya, pada Tabel berikut diuraikan rekapitulasi data jawaban
responden untuk menjawab permasalahan kedua: Apakah kondisi siswa berpengaruh
terhadap putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai
Kabupaten Gorontalo.
Tabel 26 : Pengaruh Kondisi Siswa Terhadap Putus Sekolah
Item
Pertanyaan
Nomor
Tabel fo % fh fo - fh
(fo – fh)2
fh
5
6
5
6
18
17
90
85
2
3
16
14
128
65,3
Jumlah 35 175 5 30 193,3 Rata-rata 17,5 87,5 2,5 15 96,7
Dengan db.1 pada tingkat kepercayaan 99%, 2hitung diperoleh 96,7 yang
lebih besar dari 2daftar 6,635. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
kedua indikator pada permasalahan kedua. Dengan demikian jelaslah bahwa pada
umumnya kondisi siswa memungkinkan mereka untuk melanjutkan sekolah sehingga
bukanlah merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap putus Sekolah Dasar
di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Hal
ditunjukkan oleh persentase jawaban responden yang menjawab Ya yang mencapai
rata-rata 87,5%. Persentase ini sekaligus menunjukkan bahwa pengaruh kondisi siswa
terhadap kasus putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai
Kabupaten Gorontalo sebesar 12,5%.
Pada Tabel berikut diuraikan data rekapitulasi jawaban responden untuk
menjawab menjawab permasalahan ketiga: Apakah kesadaran orang tua siswa
terhadap pendidikan berpengaruh terhadap putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan
Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.
Tabel 27: Pengaruh Kesadaran Orang tua pada Pendidikan Terhadap Putus Sekolah
Item
Pertanyaan
Nomor
Tabel fo % fh fo - fh
(fo – fh)2
fh
7
8
9
10
11
7
8
9
10
11
11
15
9
6
14
55
75
45
30
70
9
5
11
14
6
2
10
-2
-8
8
0,44
20
0,44
4,57
4,57
Jumlah 55 275 45 10 30,02 Rata-rata 11 55 9 2 6,004
Dengan db.1 pada tingkat kepercayaan 99%, 2hitung diperoleh 6,004 yang
lebih kecil dari 2daftar 6,635. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelima indikator pada permasalahan ketiga. Dengan demikian jelaslah bahwa
kesadaran orang tua siswa terhadap pendidikan merupakan faktor berpengaruh
terhadap putus sekolah Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai
Kabupaten Gorontalo. Hal ditunjukkan oleh persentase jawaban responden yang
menjawab Ya yang mencapai rata-rata 55%. Persentase ini sekaligus menunjukkan
bahwa pengaruh kesadaran orang tua siswa terhadap kasus putus Sekolah Dasar di
Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo sebesar 45%.
Uraian rekapitulasi data jawaban responden pada Tabel berikut adalah untuk
menjawab permasalahan keempat: Apakah penghasilan orang tua siswa berpengaruh
terhadap putus sekolah Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai
Kabupaten Gorontalo.
Tabel 28 : Pengaruh Penghasilan Orang tua Terhadap Putus Sekolah
Item Pertanyaan
Nomor Tabel fo % fh fo - fh
(fo – fh)2
fh 12
13
14
15
16
12
13
14
15
16
15
11
14
14
9
75
55
70
70
45
5
9
6
6
11
10
2
8
8
-2
20
0,44
10,7
10,7
0,36
Jumlah 63 315 37 26 42,2
Rata-rata 12,6 63 7,4 5,2 8,44
Dengan db.1 pada tingkat kepercayaan 99%, 2hitung diperoleh 8,44 yang
lebih besar dari 2daftar 6,635. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelima indikator pada permasalahan keempat. Dengan demikian jelaslah bahwa
penghasilan orang tua siswa bukanlah faktor dominan berpengaruh terhadap putus
Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.
Persentase jawaban responden yang menjawab Ya mencapai rata-rata 63%.
Persentase ini sekaligus menunjukkan bahwa pengaruh penghasilan orang tua siswa
terhadap kasus putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai
Kabupaten Gorontalo sebesar 37%.
Pada Tabel berikut ini diuraikan rekapitulasi data alternatif jawaban yang
dipilih responden untuk menjawab permasalahan kelima yakni: Apakah lingkungan
belajar siswa berpengaruh terhadap putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan
Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.
Tabel 29 : Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Putus Sekolahs
Item Pertanyaan
Nomor Tabel fo % fh fo - fh
(fo – fh)2
fh 17
18
19
17
18
19
11
15
18
55
75
90
9
5
2
2
10
16
0,44
20
128
Jumlah 44 220 16 28 148,44 Rata-rata 14,7 73,3 5,3 9,3 49,48
Dengan db.1 pada tingkat kepercayaan 99%, 2hitung diperoleh 49,48 yang
lebih besar dari 2daftar 6,635. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
ketiga indikator pada permasalahan kelima. Ini berarti lingkungan belajar cukup
menunjang kegiatan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lingkungan
belajar bukanlah faktor dominan yang berpengaruh terhadap putus Sekolah Dasar di
Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Hal tersebut
ditunjukkan oleh persentase jawaban responden yang memilih alternatif jawaban Ya
yang mencapai rata-rata 73,3%. Persentase ini sekaligus menunjukkan bahwa
pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap kasus putus Sekolah Dasar di Desa
Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo hanya sebesar 26,67%.
Selanjutnya, pada Tabel berikut diuraikan rekapitulasi data alternatif jawaban
yang dipilih responden berkaitan dengan permasalahan keenam yaitu: Apakah letak
geografis/keadaan alam berpengaruh terhadap putus Sekolah Dasar di Desa
Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.
Tabel 30 : Pengaruh Letak Geografis Terhadap Putus Sekolah
Item Pertanyaan
Nomor Tabel fo % fh fo - fh
(fo – fh)2
fh 20
21
22
20
21
22
9
11
13
45
55
65
11
9
7
2
-2
6
0,36
0,44
5,14
Jumlah 33 165 27 6 5,94 Rata-rata 11 55 9 2 1,98
Dengan db.1 pada tingkat kepercayaan 99%, 2hitung diperoleh 1,98 yang
berarti lebih kecil dari 2daftar 6,635. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara ketiga indikator pada permasalahan keenam. Dengan demikian
jelaslah bahwa letak geografis merupakan faktor berpengaruh terhadap putus Sekolah
Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Hal
ditunjukkan oleh persentase jawaban responden yang menjawab Ya yang mencapai
rata-rata 55%. Persentase ini sekaligus menunjukkan bahwa pengaruh letak geografis
terhadap kasus putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai
Kabupaten Gorontalo sebesar 45%.
Berdasarkan uraian data pada Tabel 25 s/d 30 diperoleh jawaban atas setiap
permasalahan yang tengah dikaji. Selanjutnya, guna memperoleh gambaran mengenai
faktor yang dominan mempengaruhi putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan
Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, maka keseluruhan data yang telah
diolah dalam enam tabel tersebut dikelompokan untuk memudahkan penarikan
kesimpulan.
Tabel 31 : Rekapitulasi Faktor Yang Signifikan Mempengaruhi Putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo
Indikator Derajat Bebas
X2 Tingkat Signifikan
Persentase Rata-rata
hitung Daftar Ya Tidak 1
2
3
4
5
6
1
1
1
1
1
1
8,67
96,7
6,004
8,44
49,48
1,98
6,635
6,635
6,635
6,635
6,635
6,635
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Siginifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
66,25
87,50
55
63
73,3
55
33,75
12,50
45
37
26,7
45
Berdasarkan uraian data pada Tabel 31 jelaslah bahwa dari enam indikator
permasalahan yang diduga mempengaruhi putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan
Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, maka hanya dua indikator
permasalahan yang dinyatakan signifikan dan empat indikator lainnya dinyatakan
tidak signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat dua faktor yang
menyebabkan putus putus Sekolah Dasar di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa
Pantai Kabupaten Gorontalo. Faktor-faktor tersebut adalah: (1) kesadaran orang tua
terhadap pendidikan dan (2) letak geografis atau keadaan alam.
Kedua faktor, yakni kesadaran orang tua terhadap pendidikan dan letak
geografis atau keadaan alam wajar bila berpengaruh pada kasus putus Sekolah Dasar
di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Hal ini karena
desa yang terletak di ujung Selatan Kabupaten Gorontalo umumnya dihuni oleh
masyarakat nelayan pesisir pantai. Sebagian masyarakat di desa ini umumnya tidak
ingin bersaing bersekolah hingga jenjang pendidikan tertentu. Yang ada dibenak
mereka adalah, bagaimana memanfaatkan potensi laut yang luas untuk memperoleh
uang. Hal ini menyebabkan sebagian orang tua relatif kurang menyadari perlunya
kelanjutan pendidikan bagi anak-anaknya. Pada akhirnya orang tua merelakan saja
anaknya ketika anak tersebut menyatakan berhenti sekolah.
Penyebab lain adalah faktor geografis atau keadaan alam. Topografi Desa
Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai yang berbukit dan bergunung-gunung,
ditambah lagi dengan letak sekolah yang berjauhan dengan rumah-rumah penduduk
menyebabkan anak-anaknya kesulitan menjangkau sekolah. Kondisi geografis
tersebut pada akhirnya berakibat ada siswa Sekolah Dasar yang tidak dapat
melanjutkan pendidikannya.