28
80 BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA Berdasarkan judul penelitian Hubungan Gaya Hidup Dan Tingkat Kebugaran jasmani Terhadap Risiko Sindrom Metabolik maka dapat dideskripsikan data sebagai berikut: 1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden 2. Tingkat Kebugaran Jasmani (X2) yang berasal dari data responden 3. Risiko Sindrom Metabolik (Y) yang berasal dari data responden Pada hasil penelitian ini didapat jumlah sampel yang diambil secara random sebanyak 54 sample yang terdiri dari laki-laki dengan perempuan dengan jumlah Laki-laki dengan jumlah 16 responden dengan prosentase 29,63% dan Perempuan dengan jumlah 38 responden dengan prosentase 70,37% dari jumlah 100 % total sample. Prosentase dengan jumlah total sample sebanyak 54 atau 100%. Data berdasarkan umur, jumlah umur 16-18 tahun terdapat 24 orang responden dengan prosentase 44,5%, umur 19-21 tahun terdapat 27 orang responden dengan prosentase 50%, umur 22-24 tahun terdapat 3 orang responden dengan prosentase 5,5%, dengan total 54 responden prosentase sebesar 100% .

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

80

BAB. IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSIS DATA

Berdasarkan judul penelitian Hubungan Gaya Hidup Dan Tingkat

Kebugaran jasmani Terhadap Risiko Sindrom Metabolik maka dapat

dideskripsikan data sebagai berikut:

1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden

2. Tingkat Kebugaran Jasmani (X2) yang berasal dari data responden

3. Risiko Sindrom Metabolik (Y) yang berasal dari data responden

Pada hasil penelitian ini didapat jumlah sampel yang diambil secara

random sebanyak 54 sample yang terdiri dari laki-laki dengan perempuan

dengan jumlah Laki-laki dengan jumlah 16 responden dengan prosentase

29,63% dan Perempuan dengan jumlah 38 responden dengan prosentase

70,37% dari jumlah 100 % total sample. Prosentase dengan jumlah total

sample sebanyak 54 atau 100%.

Data berdasarkan umur, jumlah umur 16-18 tahun terdapat 24 orang

responden dengan prosentase 44,5%, umur 19-21 tahun terdapat 27 orang

responden dengan prosentase 50%, umur 22-24 tahun terdapat 3 orang

responden dengan prosentase 5,5%, dengan total 54 responden prosentase

sebesar 100% .

Page 2: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

81

Tabel 4.1. Distribusi Sample Berdasarkan Usia

Usia Usia

Jumlah Prosentase %

16 – 18 thn 24 44,5%

19 – 21 thn 27 50 %

22 – 24 thn 3 5,5 %

Jumlah 54 100 %

Ketiga data tersebut dijelaskan uraian dibawah ini:

a. Data gaya hidup dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X1: Gaya

hidup dan risiko sindrom metabolik (Y) rangkuman data statistik dapat

disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.2. Data Deskriptif Statistik Gaya Hidup Dan Risiko Sindrom

Metabolik

X1 N Nilai

tinggi

Nilai

rendah

Mean Median Variansi Standar

deviasi

Gaya

Hidup

54 51,90 48,40 49,99 49,8 0,419 0,647

Adapun distribusi frekuensi data dapat disajikan dalam tabel

berikut ini di bawah ini:

Page 3: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

82

Tabel. 4.3 Distribusi Data Sample Berdasarkan Gaya Hidup Tscore

B

Jenis Kelamin Aktivitas Fisik Kalori

X1 (Total Tscore)

No JK Kode AF Tscore_AF Kalori Tscore_K Gaya_Hidup1 P 2 18 49,7 1312 54,1 51,92 P 2 20 49,8 2458 50,3 50,03 p 2 45 50,8 2536 50,0 50,44 P 2 6 49,2 2575 49,9 49,55 P 2 24 49,9 2700 49,5 49,76 P 2 18 49,7 2160 51,3 50,57 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,78 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,59 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4

10 P 2 45 50,8 2634 49,7 50,311 p 2 45 50,8 2982 48,5 49,712 P 2 20 49,8 2843 49,0 49,413 P 2 10 49,3 3271 47,6 48,414 P 2 12 49,4 2536 50,0 49,715 P 2 27 50,1 2691 49,5 49,816 P 2 36 50,5 2748 49,3 49,917 P 2 80 52,4 2372 50,6 51,518 L 1 5 49,1 2977 48,6 48,819 L 1 60 51,5 2506 50,1 50,820 P 2 3 49,0 2446 50,3 49,721 L 1 80 52,4 2757 49,3 50,822 L 1 30 50,2 2567 49,9 50,123 L 1 8 49,2 2743 49,3 49,324 L 1 20 49,8 2658 49,6 49,725 P 2 16 49,6 2280 50,9 50,226 P 2 8 49,2 2125 51,4 50,327 P 2 80 52,4 2682 49,5 50,928 P 2 12 49,4 2298 50,8 50,129 P 2 5 49,1 2566 49,9 49,530 P 2 80 52,4 2521 50,1 51,231 P 2 20 49,8 2134 51,4 50,632 P 2 6 49,2 2657 49,6 49,433 P 2 8 49,2 2565 49,9 49,634 P 2 30 50,2 2596 49,8 50,035 P 2 5 49,1 2441 50,4 49,736 P 2 9 49,3 2532 50,0 49,737 L 1 9 49,3 2466 50,3 49,838 L 1 20 49,8 2616 49,8 49,839 P 2 9 49,3 2250 51,0 50,140 P 2 12 49,4 2226 51,1 50,241 P 2 36 50,5 2657 49,6 50,042 P 2 6 49,2 2565 49,9 49,543 P 2 10 49,3 2596 49,8 49,644 P 2 10 49,3 2441 50,4 49,845 L 1 80 52,4 2466 50,3 51,346 P 2 20 49,8 2914 48,8 49,347 L 1 80 52,4 2682 49,5 50,948 P 2 9 49,3 2226 51,1 50,249 L 1 24 49,9 2843 49,0 49,550 L 1 45 50,8 2939 48,7 49,851 L 1 16 49,6 2748 49,3 49,552 L 1 10 49,3 2700 49,5 49,453 L 1 36 50,5 2843 49,0 49,754 P 2 18 49,7 2696 49,5 49,6

Page 4: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

83

Berdasarkan kategori didapat hasil: 1.) Kategori aktifitas

fisik diperoleh: kategori kurang terdapat 24 responden dengan

prosentase 44,4%, kategori sedang ada 23 responden dengan

prosentase 42,6%, kategori baik ada 7 responden dengan

prosentase 13,0% dengan total prosentase 100%. 2) Kategori

Jumlah kalori rata-rata 1 minggu, kategori kurang terdapat 2

responden, dengan prosentase 3,7%, kategori baik jumlah 8

responden, dengan prosentase 14,8%, kategori berlebih jumlah 44

respoden, dengan prosentase 81,5% total prosentase 100 %.

Berdasarkan gaya hidup pada tabel distribusi frekuensi

tersebut dapat dilihat bahwa responden terendah dengan nilai score

48,40., dengan Kemudian diikut nilai prosentase tertinggi dengan

score 51,90., nilai means sebesar 49,99., nilai standar deviasi

sebesar 0,647., nilai median 49,80 dan nilai variance sebesar 0,419

serta lainnya sesuai dengan yang tercantum pada gambar histogram

sebagai berikut digambarkan data histogram gaya hidup dihitung

dari indek aktifitas dan kalori rata-rata 1 minggu dirumuskan

dengan T score sebagai berikut:

Page 5: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

84

Gambar 4.1 Histogram Data Gaya Hidup (Indek Aktifitas Dan Kalori) Dengan Perhitungan Tscore.

Berdasarkan data gambar histogram tentang gaya hidup

diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gaya hidup responden

memiliki nilai (rendah) : 48,40, tertinggi nilai score: 51,90, dengan

rata-rata nilai 49,99.

Page 6: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

85

b. Data Tingkat Kebugaran Jasmani dalam penelitian ini adalah variabel

bebas ( X2: Tingkat Kebugaran Jasmani nilai Vo2 max) terhadap risiko

sindrom metabolik (Y) rangkuman data statistik dapat disajikan

sebagai berikut:

Tabel 4.4. Data Deskriptif Statistik Tingkat Kebugaran Jasmani Dan

Risiko Sindrom Metabolik.

X2 N Nilai

tinggi

Nilai

rendah

Mean Median Varians Standar

deviasi

Tingkat

Kebugaran

Jasmani

54 36,40 18,80 23,47 21,60 20,13 4,48

Adapun data berdasarkan kategori tingkat kebugaran jasmani

sebagai berikut: 1). Kategori kurang sejumlah 49 responden dengan

prosentase 90,7%,. 2). Kategori Sedang sejumlah 5 responden dengan

prosentase 9,3%,. 3). Kategori baik sejumlah 0 responden dengan

prosentase 0%, dengan total 100%.

Distribusi frekuensi data Tingkat Kebugaran Jasmani dan

risiko sindrom metabolik dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 7: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

86

Tabel. 4.5 Distribusi Data Sample Berdasarkan Tingkat KebugaranJasmani VO2 Max

NO Multi Stage Shutle Vo2 max1 3.1 23,22 3.7 25,63 2.2 20.44 2.3 20,85 4.1 26,46 3.1 23,27 2.1 208 3.1 23,29 2.3 20,810 2.7 22,811 2.4 21.212 2.3 20,813 3.7 25,614 2.6 22.415 2.2 20,416 4.3 27,717 1.7 19,618 2.2 20,419 2.6 22,420 3.6 25,221 2.5 21,622 6.4 34,323 3.1 23,224 3.5 24,825 2.2 20,426 2.3 20,827 3.3 2428 2.3 20,829 1.7 19,630 1.5 18,831 2.7 22,832 4.1 26,433 2.1 2034 2.5 21,635 2.4 21,236 1.7 19,637 2.2 20,438 2.4 21,239 2.1 2040 1.7 19,641 4.1 26,4742 2.1 2043 2.5 21,644 2.4 21,245 6.10 36,446 2.3 20.847 6.8 35,748 1.7 19,649 5.9 32.950 5.3 30.651 5.9 32.952 3.2 23,653 5.6 31.854 2.3 20.8

Page 8: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

87

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat bahwa

responden menempati nilai VO2 max score tertinggi 36,40 sebanyak 1

responden dengan prosentase 1,9%. Nilai yang sering keluar 20,87

dengan prosentase 13%, sebanyak 7 respondent, Kemudian diikuti

dengan VO2 max terendah 18,80 sebanyak 1 responden prosentase

1,9% dari jumlah total semuanya 100%. Lebih jelasnya dapat

digambarkan pada histogram berikut:

Gambar 4.2 Histogram Data Tingkat Kebugaran Dengan Multi Stage Perhitungan Vo2 Max

Page 9: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

88

Berdasarkan data gambar histogram di atas tentang kebugaran

dengan nilai Vo2 max dapat diambil kesimpulan bahwa nilai tingkat

kebugaran jasmani rendah memiliki nilai VO2 max sebesar 18,80.,

nilai tingka kebugaran jasmani tertinggi sebesar 36,40 dengan rata-rata

nilai VO2 max sebesar 23,47., nilai mean sebesar 23,47., nilai standar

deviasi sebesar 4,48., nilai median sebesar 21,6., serta nilai variance

sebesar 20,13.

c. Risiko Sindrom Metabolik

Menentukan jumlah T score dari data pengabungan dari 3 kriteria

Terdapat 3 kriteria risiko sindrom metabolik ada 3 macam yaitu:

mengukur Tekanan Darah Sistole ≥ 130 mmHg, mengukur lingkar

perut perempuan ≥ 80 cm dan laki-laki ≥ 90 cm, mengukur gula puasa

(8-12 jam) ≥ 100 mg/dl

Tabel 4.6 Data Deskriptif Statistik Risiko Sindrom Metabolik (3

kriteria pengukuran tekanan darah sistole, lingkar perut dan gula darah

No N Nilai

tinggi

Nilai

rendah

Mean Median Variansi Standar

deviasi

Sindrom

Metabolik

54 51,40 48,50 50,00 50,10 0,467 0,883

Adapun distribusi frekuensi data tentang risiko sindrom metabolik

dapat disajikan dalam tabel berikut di bawah ini:

Page 10: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

89

Tabel 4.7 Distribusi data Frekuensi Risiko Sindrom Metabolik Tiga Kriteria dengan Perhitungan T Scoree

Jenis Kelamin Sistole Lingkar Perut Gula Darah Y

No JK Kode Sistole Tscore_S LP Tscore_LP GD Tscore_GD RSM1 P 2 110 50,1 62 50,9 96 50,3 50,42 P 2 130 47,8 78 49,7 102 50,1 49,23 P 2 100 51,2 97 48,3 138 48,9 49,54 P 2 120 48,9 58 51,2 116 49,6 49,95 P 2 110 50,1 72 50,2 98 50,2 50,26 P 2 110 50,1 65 50,7 86 50,6 50,57 P 2 90 52,4 72 50,2 81 50,8 51,18 L 1 100 51,2 68 50,5 31 52,5 51,49 P 2 120 48,9 80 49,6 141 48,8 49,1

10 P 2 110 50,1 82 49,4 127 49,3 49,611 p 2 110 50,1 97 48,3 97 50,3 49,612 P 2 110 50,1 70 50,3 72 51,1 50,513 P 2 110 50,1 77 49,8 127 49,3 49,714 P 2 120 48,9 85 49,2 102 50,1 49,415 P 2 120 48,9 125 46,2 89 50,5 48,616 P 2 110 50,1 75 50,0 151 48,4 49,517 P 2 120 48,9 66 50,6 103 50,1 49,918 L 1 110 50,1 74 50,0 238 45,5 48,519 L 1 100 51,2 74 50,0 113 49,7 50,320 P 2 110 50,1 73 50,1 74 51,1 50,421 L 1 100 51,2 81 49,5 119 49,5 50,122 L 1 120 48,9 72 50,2 134 49,0 49,423 L 1 120 48,9 63 50,9 99 50,2 50,024 L 1 100 51,2 74 50,0 121 49,5 50,225 P 2 110 50,1 62 50,9 49 51,9 51,026 P 2 110 50,1 65 50,7 116 49,6 50,127 P 2 110 50,1 82 49,4 102 50,1 49,928 P 2 100 51,2 64 50,8 79 50,9 51,029 P 2 110 50,1 68 50,5 85 50,7 50,430 P 2 100 51,2 65 50,7 110 49,8 50,631 P 2 100 51,2 61 51,0 83 50,8 51,032 P 2 110 50,1 56 51,4 73 51,1 50,933 P 2 100 51,2 65 50,7 85 50,7 50,934 P 2 110 50,1 78 49,7 104 50,0 50,035 P 2 110 50,1 66 50,6 112 49,8 50,236 P 2 100 51,2 60 51,1 106 50,0 50,837 L 1 110 50,1 68 50,5 101 50,1 50,238 L 1 110 50,1 62 50,9 108 49,9 50,339 P 2 110 50,1 57 51,3 119 49,5 50,340 P 2 110 50,1 66 50,6 120 49,5 50,141 P 2 110 50,1 65 50,7 93 50,4 50,442 P 2 100 51,2 75 50,0 87 50,6 50,643 P 2 120 48,9 65 50,7 131 49,1 49,644 P 2 110 50,1 62 50,9 99 50,2 50,445 L 1 130 47,8 80 49,6 132 49,1 48,846 P 2 110 50,1 101,5 48,0 129 49,2 49,147 L 1 110 50,1 90 48,8 85 50,7 49,948 P 2 110 50,1 62 50,9 64 51,4 50,849 L 1 110 50,1 84 49,3 128 49,2 49,550 L 1 110 50,1 88 49,0 110 49,8 49,651 L 1 130 47,8 96 48,4 111 49,8 48,752 L 1 130 47,8 89 48,9 100 50,2 49,053 L 1 120 48,9 87 49,1 94 50,4 49,554 p 2 110 50,1 90 48,8 102 50,1 49,7

Page 11: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

90

Berdasarkan perhitungan Tscore tabel distribusi frekuensi tersebut

di atas nilai tertinggi Risiko sindrom metabolik sebesar 51,40., kemudian

diikuti dengan nilai terendah sebesar 48,50.

Berdasarkan kategori dari 54 responden kategori pada pemeriksaan

tekanan darah sistole: di bawah normal sejumlah 41 responden dengan

prosentase 75,9%, Normal sejumlah 9 responden dengan prosentase

16,7%, pre hipertensi terdapat 4 responden dengan prosentase 7,4%,.

Kategori pada lingkar perut: baik sejumlah 42 responden dengan

prosentase 77,8%, sedang sejumlah 2 responden dengan prosentase 3,7%,

buruk sejumlah 10 responden dengan prosentase 18,5%,.

Kategori pada pemeriksaan gula darah: kurang sejumlah 1

responden dengan prosentase 1,9%, normal sejumlah 21 respoden dengan

prosentase 38,9%, diatas normal sejumlah 32 responden dengan prosentase

59,3 %.,

Berdasarkan Kategori risiko sindrom metabolik didapatkan hasil

dari total 54 responden yang tidak berisiko sindrom metabolik sejumlah 53

responden dengan prosentase 98,1%, sedangkan yang berisiko sindrom

metabolik sejumlah 1 responden dengan prosentase 1,9% dari jumlah total

100%.

Page 12: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

91

Gambar 4.3 Grafik Histogram Terhadap Risiko Sindrom Metabolik

Berdasarkan data grafik histogram risiko sindrom metabolik diatas

dapat diambil kesimpulan bahwa nilai responden memiliki nilai rendah

sebesar 48,50., nilai tertinggi sebesar 51,40., nilai rata-rata sebesar

50,00., nilai standar deviasi 0,683., nilai median sebesar 50,10 serta

nilai variance sebesar 0,467.

Page 13: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

92

B. UJI PRASYARAT ANALISIS

Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti pada lampiran,

selanjutnya dianalisis membuktikan hipotesis yang dirumuskan. Syarat

analisis berdistribusi normal dan kedua variabel bebas harus linier terhadap

variabel terikat.

Hasil uji prasyaratan yang telah dilakukan dengan uji One-Sample

Kolmogorof- Smirnov Test dapat dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Jika hasil P > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal dan

apabila P < 0,05 tabel maka data yang diperoleh distribusi tidak normal.

Dari uji prasyarat data menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-

Smirnov Test didapatkan hasil nilai probabilitas sebesar 0,668 pada model

regresi laki-laki dan probabilitas 0,960 pada perempuan. Nilai probalitas

> 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas

Penentuan pengujian homogenitas pada penelitian dibuktikan

dengan grafik plot sebagai berikut di bawah ini:

Page 14: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

93

Gambar 4.4. Scatterplot Dependent Variabel Regression Standardized for Man

Gambar 4.5 Scatterplot Dependent Variabel Regression Standardized for women

Pada gambar diagram diatas menunjukkan plot grafik bersifat acak dan tidak mambentuk pola berarti data yang digunakan bersifat linier.

Page 15: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

94

C. HASIL PENELITIAN

Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, selanjutnya dapat dilakukan

analisis data untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya diterima atau ditolak. Adapun tehnik data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah korelasi ganda. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis

sebagai berikut:

1. Hasil Perhitungan Koefisiensi Korelasi Antar Variabel

a. Mencari korelasi sederhana antara X1 (Gaya Hidup) dengan Y (Risiko

Sindrom Metabolik)

Hipotesis penelitian yang akan di uji dirumuskan secara statistik

berikut:

1. Ha : ryx1 ≠ 0 (Gaya hidup mempunyai hubungan secara

signifikan terhadap risiko sindrom metabolik)

2. Ho : ryx1= 0 (Gaya hidup tidak mempunyai hubungan secara

signifikans terhadap risiko sindrom metabolik)

Dengan kaidah keputusan :

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas {Sig ≤ 0,05}, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya

signifikans

2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas {Sig ≥ 0,05}, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya

tidak signifikans

Page 16: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

95

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai

korelasi antara gaya hidup dengan risiko sindrom metabolik pada laki-

laki sebesar 0,337 dengan nilai p sebesar 0,202. Nilai probabilitas >

0.05 yang berarti tidak ada hubungan antara gaya hidup dengan risiko

sindrom metabolik, sedangkan pada perempuan diperoleh nilai korelasi

sebesar 0,097 dengan nilai p sebesar 0,563. Nilai probabilitas > 0.05

yang berarti tidak ada hubungan antara gaya hidup dengan risiko

sindrom metabolik.

Gaya hidup bertanda positif yang berarti semakin tinggi gaya hidup

maka seseorang akan cenderung mengalami risiko sindrom metabolik,

sebaliknya semakin rendah gaya hidup maka seseorang cenderung

tidak mengalami risiko sindrom metabolik.

b. Mencari korelasi Ganda sederhana antara X2 (Tingkat kebugaran

Jasmani) dengan Y (Risiko Sindrom Metabolik)

Hipotesis penelitian yang akan di uji dirumuskan secara statistik

berikut:

1. Ha : ryx1 ≠ 0 (Tingkat Kebugaran Jasmani mempunyai

hubungan secara signifikan terhadap risiko sindrom metabolik)

2. Ho : ryx1= 0 (Tingkat Kebugaran Jasmani tidak mempunyai

hubungan secara signifikans terhadap risiko sindrom metabolik)

Dengan kaidah keputusan :

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas {Sig ≤ 0,05}, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya

signifikans.

Page 17: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

96

2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas {Sig ≥ 0,05}, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya

tidak signifikans

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai

korelasi antara tingkat kebugaran jasmani dengan risiko sindrom

metabolik pada laki-laki sebesar -0.410 dengan nilai P sebesar 0,115.

Nilai probabilitas > 0.05 yang berarti tidak ada hubungan antara

tingkat kebugaran jasmani dengan risiko sindrom metabolik,

sedangkan pada perempuan diperoleh nilai korelasi sebesar -0.138

dengan nilai p sebesar 0,407. Nilai probabilitas > 0.05 yang berarti

tidak ada hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan risiko

sindrom metabolik.

Tingkat kebugaran jasmani bertanda negatif hal ini berarti semakin

baik tingkat kebugaran jasmani maka seseorang akan cenderung tidak

mengalami risiko sindrom metabolik, sebaliknya jika tingkat

kebugaran jasmani menurun maka risiko sindrom metabolik akan

semakin besar.

2. Penentuan pengujian signifikan

Rumus :

Jika F hitung ≤ F tabel maka artinya H0 diterima dapat disimpulkan tidak

signifikans

Jika F hitung ≥ F tabel maka artinya H0 tolak dapat disimpulkan

signifikans

Page 18: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

97

Pada laki–laki di peroleh F hitung pada model regresi laki-laki

sebesar 4,573. F tabel pada α = 0,05, v1= 2, dan V2 = 13 sebesar 3,806.

Nilai F-hitung > F-tabel yang berarti bahwa gaya hidup dan tingkat

kebugaran jasmani secara bersama-sama pada laki-laki berpengaruh

terhadap risiko sindrom metabolik.

Pada perempuan di peroleh F hitung pada model regresi perempuan

sebesar 0,451. F tabel pada α = 0,05, v1= 2, dan V2 = 35 sebesar 3,267.

Nilai F-hitung < F-tabel yang berarti bahwa gaya hidup dan tingkat

kebugaran jasmani secara bersama-sama pada perempuan tidak

berpengaruh terhadap risiko sindrom metabolik.

3. Mencari besarnya sumbangan efektif dan sumbangan relatif

Besarnya sumbangan efektif dan sumbangan relatif masing-masing

variabel setelah perhitungan sesuai langkah dan rumusnya dapat di uraikan

sebagai berikut:

a. Berdasarkan tabel summary pada model regresi laki-laki diperoleh

nilai korelasi sebesar 0.633 yang berarti tingkat keeratan kategori kuat.

Koefisien kontribusi secara simultan gaya hidup dan tingkat kebugaran

jasmani (R) sebesar 0.401 (40,1%). Sedangkan sisanya 59.9%

dipengaruhi oleh variabel lain serta Berdasarkan tabel summary pada

model regresi perempuan diperoleh nilai korelasi sebesar 0.158 yang

berarti tingkat keeratan kategori sangat lemah. Koefisien kontribusi

secara simultan gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani (R) sebesar

Page 19: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

98

0.025 (2.5%). Sedangkan sisanya 97.5% dipengaruhi oleh variabel

lain.

b. Mengetahui tingkat signifikans koefisien korelasi ganda diuji secara

keseluruhan, dirumuskan dengan hipotesis statistik dirumuskan

sebagai berikut:

Ha : Ryx1x2 ≠ 0

Ho : Ryx1x2 = 0

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : Gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani berhubungan secara

bersama/simultan dan signifikan terhadap risiko sindrom metabolik

Ho : Gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani tidak berhubungan

secara bersama simultan dan signifikan terhadap risiko sindrom

metabolik

Uji signifikan analisis jalur dengan bandingkan antara nilai

probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas sig Change atau [0,05 ≤ sig. F.change], maka Ho diterima

dan Ha ditolak artinya tidak Signifikan.

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas sig Change atau [0,05 ≥ sig. F.change], maka Ho ditolak dan

Ha diterima artinya Signifikan.

Page 20: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

99

Tabel summary pada model regresi laki-laki diperoleh nilai R

change sebesar 0.401 dengan nilai probabilitas (sig. F-change) =

0.036. karena nilai sig. F-change ≤ 0.05 maka keputusan adalah H0

ditolak dan Ha diterima artinya pola gaya hidup dan tingkat kebugaran

jasmani berisiko sindrom metabolik serta pada dari tabel summary

pada model regresi perempuan diperoleh nilai R change sebesar 0.025

dengan nilai probabilitas (sig. F-change) = 0.641. karena nilai sig. F-

change ≥ 0.05 maka keputusan adalah H0 diterima dan Ha ditolak

artinya pola gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani tidak berisiko

sindrom metabolik.

D. PEMBAHASAN HASIL

Setelah pengujian hipotesis dilakukan dan diketahui hasil-hasilnya, kemudian

dilakukan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Hipotesis 1 Ada Hubungan Gaya Hidup Dan Risiko Sindrom

Metabolik

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai

korelasi antara gaya hidup dengan risiko sindrom metabolik pada laki-laki

sebesar 0,337 dengan nilai p sebesar 0,202. Nilai probabilitas > 0.05 yang

berarti tidak ada hubungan antara gaya hidup dengan risiko sindrom

metabolik, sedangkan pada perempuan diperoleh nilai korelasi sebesar

0,097 dengan nilai p sebesar 0,563. Nilai probabilitas > 0.05 yang berarti

tidak ada hubungan antara gaya hidup dengan risiko sindrom metabolik.

Page 21: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

100

Gaya hidup bertanda positif yang berarti semakin tinggi gaya hidup

maka seseorang akan cenderung mengalami risiko sindrom metabolik,

sebaliknya semakin rendah gaya hidup maka seseorang cenderung tidak

mengalami risiko sindrom metabolik.

Pada penelitian ini sampel yang diteliti adalah mahasiswa dan

mahasiswi dengan kriteria umur dewasa muda berjumlah 54 responden

yang diukur dengan indek aktifitas dengan rata–rata frekuensi

kurang/rendah. Kategori aktifitas fisik diperoleh kategori kurang terdapat

24 responden dengan prosentase 44,4%, kategori cukup ada 23 responden

dengan prosentase 42,6%, kategori baik ada 7 responden dengan

prosentase 13,0% dengan total prosentase 100%,.

Menurut WHO tahun 2000 sesuai dengan periode perkembangan

kritis obesitas, pada periode dewasa muda pada usia ini, kegiatan fisik

berkurang secara nyata pada wanita berlangsung pada usia 15-19 tahun,

sebagian dapat berlanjut menjelang usia 30 tahun.

Aktifitas fisik dilakukan dengan hitungan frekuensi, durasi dan

intensitas yang jika dilakukan, dengan menggunakan energi untuk

pemenuhan kebutuhan gerak serta metabolisme yang seimbang akan

terjadi pada orang dewasa yang sehat serta berangsur-angsur menurun

pada usia 50-60 tahun dan menimbulkan beberapa kelainan geriatik/

penyakit degeneratif. (Hartono, 2006),

Page 22: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

101

Kalori frekuensi rata-rata perminggu berhubungan terhadap risiko

sindrom metabolik, memiliki kebihan kalori berdampak pada tingkat

aktifitas dalam penggunaan kalori sehingga dapat menimbulkan obesitas

kalau tidak disertai dengan pengeluaran energi dan aktifitas yang seimbang

pola gaya hidup adalah gaya hidup dimana unsur gerak fisik sangat

minimal sedangkan beban kerja mental sangat maksimal. (Kodyat. 2004).

Pada penelitian terdapat beberapa kategori dalam perhitungan

kalori Jumlah kalori rata-rata 1 minggu, kategori kurang terdapat 2

responden, dengan prosentase 3,7%, kategori baik jumlah 8 responden,

dengan prosentase 14,8%, kategori berlebih jumlah 44 respoden, dengan

prosentase 81,5% total prosentase 100 %, rata- rata frekuensi perminggu

kalori makananan rata-rata 2550 kkal berjumlah 44 responden dengan

prosentase 81,5%, merupakan kalori yang tinggi dari normal, Akibatnya

energi yang masuk dari makanan tidak digunakan secara optimal, sehingga

akan menyebabkan timbunan lemak dalam tubuh dapat menimbulkan

kegemukan, terakhir adalah beban mental (stress) perjuangan hidup yang

keras menyebabkan beban mental atau stress tinggi, upaya yang dilakukan

adalah mengkonsumsi pangan secara berlebihan, semakin tinggi frekuensi

stress yang dialami seseorang semakin tinggi pula resiko orang tersebut

menderita kegemukan (Kodyat, 1994).

Dampak dari banyaknya asupan makanan yang dimakan tanpa

disertai dengan energi yang dikeluarkan dengan aktifitas fisik

Page 23: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

102

mengakibatkan penurunan tingkat kebugaran pada individu serta berisiko

terhadap Sindrom Metabolik.

Menurut dalam Sugarwo dalam penelitannya “Pengaruh komposisi

makan asupan makan terhadap komponen sindrom metabolik remaja”.

mendapatkan hasil analisis hubungan kausal ternyata komposisi asupan

makan berpengaruh terhadap sindrom metabolik, data peneliti

menunjukkan semakin banyak asupan makan maka kejadian sindrom

metabolik semakin meningkat, indikator sindrom metabolik ternyata total

kolesterol, mempunyai nilai tertinggi, selanjutnya indikator lingkar

pinggang, dan komposisi asupan makanan yang mempunyai paling tinggi

adalah total kalori yang diikuti lemak dan karbohidrat. (Sugarwo, 2011)

Macfarlanes menyatakan bahwa abnormalitas metabolik sangat

berhubungan dengan sindrom metabolik dan perkembangan diabetes serta

penyakit kardiovaskuler, dikatakan bahwa modifikasi gaya hidup

memberikan kontribusi pada pencegahan progesifitas diabetes dan

pengurangan risiko individu terhadap penyakit kardiovaskuler.

Gaya hidup mempunyai hubungan dengan risiko sindrom

metabolik jika aktifitas fisik rendah/kurang dan kalori dalam asupan

makanan berlebih mengakibatkan kenaikan tekanan darah, lingkar perut

dan gula darah.

Page 24: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

103

2. Hipotesis 2. Ada Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Risiko Sindrom Metabolik

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai korelasi

antara tingkat kebugaran jasmani dengan risiko sindrom metabolik pada

laki-laki sebesar -0.410 dengan nilai P sebesar 0,115. Nilai probabilitas ≥

0.05 yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat kebugaran jasmani

dengan risiko sindrom metabolik, sedangkan pada perempuan diperoleh

nilai korelasi sebesar -0.138 dengan nilai p sebesar 0,407. Nilai

probabilitas ≥ 0.05 yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat

kebugaran jasmani dengan risiko sindrom metabolik.

Tingkat kebugaran jasmani bertanda negatif hal ini berarti semakin

baik tingkat kebugaran jasmani maka seseorang akan cenderung tidak

mengalami risiko sindrom metabolik, sebaliknya jika tingkat kebugaran

jasmani menurun maka risiko sindrom metabolik akan semakin besar.

Distribusi frekuesi responden menempati nilai VO2 max nilai

tertinggi 36,40 sebanyak 1 responden dengan prosentase 1,9%. Nilai yang

sering keluar 20,87 dengan prosentase 13%, sebanyak 7 responden,

Kemudian diikuti dengan VO2 max terendah 18,80 sebanyak 1 responden

prosentase 1,9%.

Data berdasarkan kategori tingkat kebugaran sebagai berikut: 1).

Kategori kurang sejumlah 49 responden dengan prosentase 90,7%,. 2).

Kategori Sedang sejumlah 5 responden dengan prosentase 9,3%,.3).

Page 25: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

104

Kategori baik sejumlah 0 responden dengan prosentase 0%, dengan total

100%.

Pada peneliti ini ditemukan banyak tingkat kebugaran

rendah/kurang dengan jumlah 49 respoden dengan prosentase 90.7%.

Menurut data Rieskidas Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007

menyebutkan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan, semakin tinggi

pendidikan prevalesi makin tinggi kurang aktifitas fisik. Berkurangnya

aktifitas fisik tentunya akan mengurangi tingkat kebugaran pada seseorang

atau individu perseorangan.

Pengukuran tingkat kebugaran dapat dilakukan dengan perhitungan

VO2 max, ini merupakan cara terbaik dalam pengukuran kardiorespirasi

dan daya tahan kardiovaskuler pada setiap individu, VO2 max adalah

kemampuan maksimal tubuh mengkonsumsi oksigen dalam sebuah

metabolisme aerob. Terdapat banyak faktor yang dapat meningkatkan

VO2 max diantaranya latihan fisik yang teratur.

Peningkatan latihan fisik pada setiap individu secara langsung

meningkatkan aktifitas fisik individu perseorangan, sehingga mampu

menpengaruhi penurunan berat badan, persen lemak tubuh dan kadar

kolesterol darah, ini terjadi pada akifitas fisik yang meningkat pada sistem

energi terjadi pembakaran cadangan lemak dalam tubuh.

Berdasarkan penelitian (Dewi k, et all. 2015) didapatkan bahwa

terdapat hubungan negatif yang tidak erat antara kebugaran jasmani dan

lemak, sehingga jika semakin tinggi derajat kebugaran maka semakin

Page 26: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

105

rendah lemak tubuh seseorang, jadi prosentase lemak yang tubuh yang

lebih sedikit biasanya menghasilkan performa kebugaran yang lebih baik.

Pada latihan fisik dengan aktifitas aerobik yang dominan,

metabolisme enenrgi akan berjalan melalui pembakaran simpanan,

karbohidrat, protein dan lemak. Proses metabolisme ini akan bekerjasama

dengan oksigen yang didapat melalui sistem pernafasan, jaringan dan

organ tubuh memebutuhkan oksigen untuk berfungsi, konsumsi oksigen

yang tinggi menunjukkan sistem kardiorespirasi yang lebih efisien,

walaupun pergram lemak memberikan lebih banyak kilo kalori energi dari

pada karbohidrat, tetapi oksidasi lemak lebih banyak membutuhkan

oksigen. Daya tahan kardiorespirasi berhubungan erat dengan kapasitas

paru-paru, jantung dan otot.oleh karena itu simpanan lemak yang besar

tidak efisien sebagai sumber energi karena membutuhkan oksigen yang

lebih banyak dibandingkan glukosa dan glikogen.

Tingkat kebugaran mempunyai hubungan dengan risiko sindrom

metabolik makin rendah kebugaran, makin besar lingkar perut,

peningkatan tekanan darah dan peningkatan glukosa darah.

3. Hipotesis 3. Adanya Hubungan Secara Bersama Gaya Hidup Dan

Tingkat Kebugaran Terhadap Risiko Sindrom Metabolik

Berdasarkan hasil dari perhitungan tabel model summary diperoleh

pada model regresi laki-laki diperoleh nilai R change sebesar 0.401

dengan nilai probabilitas (sig. F-change) = 0.036. karena nilai sig. F-

change ≤ 0.05 maka keputusan adalah H0 ditolak dan Ha diterima artinya

Page 27: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

106

pola gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani berisiko sindrom

metabolik. diperoleh nilai korelasi sebesar 0.633 yang berarti tingkat

keeratan kategori kuat. Koefisien kontribusi secara simultan gaya hidup

dan tingkat kebugaran jasmani (R) sebesar 0.401 (40,1%). Sedangkan

sisanya 59.9% dipengaruhi oleh variabel lain

Pada dari tabel summary pada model regresi perempuan diperoleh

nilai R change sebesar 0.025 dengan nilai probabilitas (sig. F-change) =

0.641. karena nilai sig. F-change ≥ 0.05 maka keputusan adalah H0

diterima dan Ha ditolak artinya pola gaya hidup dan tingkat kebugaran

jasmani tidak berisiko sindrom metabolik.

Pada laki–laki diperoleh F hitung pada model regresi laki-laki

sebesar 4,573. F tabel pada α = 0,05, v1= 2, dan V2 = 13 sebesar 3,806.

Nilai F-hitung > F-tabel yang berarti bahwa gaya hidup dan tingkat

kebugaran jasmani secara bersama-sama pada laki-laki berpengaruh

terhadap risiko sindrom metabolik.

Pada perempuan di peroleh F hitung pada model regresi perempuan

sebesar 0,451. F tabel pada α = 0,05, v1= 2, dan V2 = 35 sebesar 3,267.

Nilai F-hitung < F-tabel yang berarti bahwa gaya hidup dan tingkat

kebugaran jasmani secara bersama-sama pada perempuan tidak

berpengaruh terhadap risiko sindrom metabolik. Pada perempuan diperoleh

nilai korelasi sebesar 0.158 yang berarti tingkat keeratan kategori sangat

lemah. Koefisien kontribusi secara simultan gaya hidup dan tingkat

Page 28: BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA · 2019-08-01 · 7 P 2 9 49,3 2536 50,0 49,7 8 L 1 18 49,7 2134 51,4 50,5 9 P 2 10 49,3 2105 51,5 50,4 10 P 2 45 50,8 2634

107

kebugaran jasmani (R) sebesar 0.025 (2.5%). Sedangkan sisanya 97.5%

dipengaruhi oleh variabel lain.

Berdasarkan penelitian dari 54 responden, 3 kriteria risiko sindrom

metabolik diperoleh: 1). Kategori pada pemeriksaan tekanan darah sistole:

di bawah normal sejumlah 41 responden dengan prosentase 75,9%,

Normal sejumlah 9 responden dengan prosentase 16,7%, pre hipertensi

terdapat 4 responden dengan prosentase 7,4%,. 2). Kategori pada lingkar

perut: baik sejumlah 42 responden dengan prosentase 77,8%, sedang

sejumlah 2 responden dengan prosentase 3,7%, buruk sejumlah 10

responden dengan prosentase 18,5% . 3). Kategori pada pemeriksaan gula

darah: kurang sejumlah 1 responden dengan prosentase 1,9%, normal

sejumlah 21 respoden dengan prosentase 38,9%, diatas normal sejumlah

32 responden dengan prosentase 59,3 %.,

Berdasarkan Kategori risiko sindrom metabolik didapatkan hasil

dari total 54 responden yang tidak berisiko sindrom metabolik sejumlah 53

responden dengan prosentase 98,1%, sedangkan yang berisiko sindrom

metabolik sejumlah 1 responden dengan prosentase 1,9% dari jumlah total

100.