Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil BPRS di Yogyakarta
1. PT BPRS BANGUN DRAJAD WARGA
Berawal dari usulan majlis ekonomi pimpinan Muhammadiyah Yogyakarta
yang mengusulkan agar dibentuk sebuah lembaga keuangan yang menggunakan
prinsip syari’at islamiyah, dimana selama prosesnya Muhammadiyah masih
menganggap bahwa lembaga keuangan seperti Bank dengan menggunakan sistem
bunga masih di hukumi “Musytabihat” ( perkara yang masih diragukan antara halal
& haramnya). Dalam hal ini yang dimaksud adalah lembaga keuangan atau Bank
milik Pemerintah sementara Bank swasta dihukumi riba atau haram. Alasan
tersebut merupakan titik tolak mulai dirintis berdirinya lembaga keuangan syari’ah
di Yogyakarta. Maka terbentuklah tim pendiri yang beranggotakan 42 orang yang
merupakan aktivis Muhammadiyah, kemudian berazzam/berniat untuk
mewujudkan apa yang menjadi cita-cita/usulan tersebut.
Pada hari Rabu, 02 Februari 1994 telah berdiri PT. Bank Pembiayaan
Rakyat Syari’ah Bangun Drajat Warga yang berkedudukan di Ngipik, Baturetno,
Banguntapan, Bantul dan diresmikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
waktu itu Bapak KH. Akhmad Azhar Basyir, MA. tahun 2009 nama Bank
Perkreditan Rakyat Syari’ah dirubah menjadi Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah BANGUN DRAJAT WARGA.
VISI
Menjadikan BPR Syari’ah Bangun Drajat Warga Sebagai Lembaga
Keuangan Syari’ah yang unggul dan terpercaya.
42
MISI
1. Mengembangkan dan mensosialisasikan pola, sistem dan konsep perbankan
syari’ah.
2. Memajukan BPRS BDW dengan prinsip bagi hasil yang saling
menguntungkan antara nasabah dan BPRS BDW dalam kerangka amar
ma’ruf nahi munkar.
3. Mendapatkan profit sesuai dengan target yang ditetapkan.
4. Memberikan kesejahteraan kepada pengguna jasa, pemilik, pengurus dan
pengelola BPRS BDW secara layak.
BUDAYA KERJA
1. Mengutamakan pelayanan kepada nasabah dengan sopan, ramah, simpatik
dan memuaskan baik kepada nasabah penabung maupun nasabah
pembiayaan.
2. Pelayanan memuaskan dengan proses analisa maksimal 1 minggu.
3. Bekerja dengan jujur, teliti, serius, bersemangat serta cepat dalam membuat
analisa dan proses.
4. Menciptakan suasana Ukhuwah Islamiyah dilingkungan perusahaan.
5. Taat pada peraturan dan pimpinan tanpa mengurangi kreatifitas yang positif.
6. Kompak dan saling menghormati dalam team work yang utuh.
Pengurus PT.BPR Syariah Bangun Drajat Warga
PERIODE AWAL TAHUN 1994
I. DEWAN PENGAWAS SYARIAH
1.H.A.R Fachrudin.
2. Prof. Drs. H. Husein Yusuf
3. H. M. Suprapto Ibnu Djuraimi
II. DEWAN KOMISARIS
Komisaris Utama : Drs. H. Ali Warsito
43
Komisaris : H. Herry Zudiyanto, SE. Akt.
Komisaris : H. A.R. Iskandar
Komisaris : H. Lanang Supriyadi
Komisaris : Hartoyo
III. DEWAN DIREKSI
Direktur Utama : H. Ramli Sabar
Direktur : HM. Murwah Hudi
Direktur : Muhammad Saleh
PERIODE TAHUN 2010 – 2014
I. DEWAN PENGAWAS SYARI’AH
Ketua : Prof. Dr. Syamsul Anwar, MA
Anggota : Drs. H. Zaini Munir, M.Ag.
Anggota : Dr. Khairudin Hamsin, MA
II. DEWAN KOMISARIS
Komisaris Utama : Gita Danupranata, S.E., M.M.
Anggota : Muhammad Saleh, S.E.
Anggota : Muhammad Ridwan, S.E., M.Ag.
III. DEWAN DIREKSI
Direktur Utama : Dana Suswati, SE
Direktur : Mardiyana, S.Pd
PERIODE TAHUN 2015 – 2019
I. DEWAN PENGAWAS SYARI’AH
44
Ketua : Prof. Dr. Syamsul Anwar, MA
Anggota : Dr. Khairudin Hamsin, MA
II. DEWAN KOMISARIS
Komisaris Utama : Gita Danupranata, S.E., M.M.
Anggota : Muhammad Ridwan, S.E., M.Ag.
III. DEWAN DIREKSI
DirekturUtama : Dana Suswati, SE
Direktur : Mardiyana, S.Pd
2. PT BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA
Pada tanggal 03 Desember 2007 telah berdiri sebuah lembaga keuangan
syariah dengan nama PT BPRS Madina Mandiri Sejahtera dengan nama publikasi
“ BANK MADINA SYARIAH “ berdasarkan tanggal tersebut merupakan tanggal
terbitnya surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) PT. BPRS Madina Mandiri
Sejahtera.
Berdirinya PT BPRS Madina Mandiri Sejahtera ini yang kemudian disebut
sebagai Bank Madina Syariah tentu tidak lepas dari keinginan dan semangat pendiri
dan pemegang sahamnya yang ini mengembangkan lembaga keuangan yang
berprinsip syariah ini terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Para pendiri Bank Madina Syariah antara lain :
1. Habib Aboe Bakar Al Habsyi
2. Prof. Dr. H. Amir Muallim, MIS
3. H. Ahmad Sumiyanto, S.E., MSI
4. Ir. Arief Budiono
5. Muh. Nurudin Susanto, S.E.
6. Edi Susilo, S.E.
45
Dengan modal awal sebesar 750jt dan kemudian di serahkan kepada Bank
Indonesia (BI) untuk permohonan pembukaan PT. BPRS Madina Mandiri
Sejahtera.
BPRS Madina Mandiri Sejahtera mendapatkan izin prinsip Bank Indonesia
No 9/57/KEP.GBI/2007 tanggal 8 November 2007 dan berdasarkan Akta Pendirian
dari Notaris Wahyu Wiryono No 24 tanggal 7 Februari 2007 serta SK Menhumkam
RI No. W22-00151 HT.01.01-TH.2007.
Visi :
Menjadi BPR Syariah terdepan dalam membangun ekonomi umat.
Misi :
1. Memberikan layan produk perbankan syariah berdasarkan asas prudential
banking
2. Berperan aktif dalam sektor usaha kecil dan menengah
3. Menyebarluaskan pelaksanaan prinsip-prinsip ekonomi syariah
AKTA PENDIRIAN
Notaris Wahyu Wiryono, SH
SK Menhumkam RI No. W22-00151 HT.01.01-TH.2007
KEPUTUSAN DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Tentang Ijin Usaha PT. BPRS Madina Mandiri Sejahtera NO 9/57/KEP.GBI/2007
tanggal 8 November 2007
LEGALITAS LAINNYA
a) Ijin Gangguan No.: 2565/DP/001/IX/2013 Tanggal 4 September 2012
b) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Perseroan Terbatas No. :
3881/DP/096/XII/2012 Tanggal 3 Desember 2012
c) NPWP : 02.645.147.6-543.000
46
3. PT BPRS MARGIRIZKI BAHAGIA
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Margirizki Bahagia merupakan
lembaga keuangan syariah yang bergerak dalam mengelola dana masyarakat (DPK)
dalam bentuk investasi maupun tabungan yang berdasarkan prinsip hukum islam.
Dana yang diperoleh dari masyarakat disalurkan kembali dengan bentuk
pembiayaan kepada masyarakat pula dan menggunakan prinsip syariat islam.
Adapun proses pengelolaan dana tersebut akan menghasilkan keuntungan yang
akan dibagi sesuai nisbah yang telah disepakati bersama anatar pemilik dana dan
pengelola dana sesuai prinsip syariat islam.
PT. BPRS. MARGIRIZKI BAHAGIA didirikan oleh pemegang saham
yang merupakan anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada awal
tahun 1992 dan beroperasi pada tanggal 08 januari 1994 dengan Akta Pendirian No.
84 tanggal 25 Juli 1992, yang dibuat di hadapan Umar Sjamhudi, SH notaris di
Yogyakarta. Untuk pertama kali Perusahaan didirikan dengan nama PT Bank
Perkreditan Rakyat Syariah Artha Amanah.
VISI
“Menjadikan BPRS Margirizki Bahagia Sebagai Lembaga Keuangan Syari’ah yang
Unggul, Terpercaya dan Jaya.”
MISI
1. Mengembangkan dan mensosialisasikan pola, sistem dan konsep perbankan
syari’ah.
2. Memajukan BPRS Margirizki Bahagia dengan prinsip bagi hasil yang
saling menguntungkan antara nasabah dan BPRS Margirizki Bahagia dalam
kerangka amar ma’ruf nahi munkar.
3. Mendapatkan profit sesuai dengan target yang ditetapkan.
4. Memberikan kesejahteraan kepada pengguna jasa, pemilik, pengurus dan
pengelola BPRS Margirizki Bahagia secara layak.
47
4. PT BPRS BAROKAH DANA SEJAHTERA
Proses beridirinya PT BPRS Barokah Dana Sejahtera ini dimulai pada bulan
Agustus 2005. Saat itu dibentuk tim pendiri yang terdiri dari Drs. Sunardi Syahuri,
Ir. Suranto, MT dan Edi Sunarto. Kenudian pada bulan Desember 2005 mengaukan
perizinan prinsip kepada Bank Indonesia dengan pemegang saham sejumlah 10
orang yang kemudian terjadi pergantian nama dari PT BPRS Bina Dana Sejahtera
menjadi PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Barokah Dana Sejahtera Yogyakarta.
Pada 6 Desember 2006 keluar surat pendirian perusahaan dari Bank
Indonesia, kemudian pada tanggal 6 Juli 2007 disahkannya akta pendirian PT dari
menteri Hukum dan HAM. Selanjutnya pada 29 Juli 2007 merupakan proses
penyampaian surat permohonan izin usaha kepada Bank Indonesia dengan nama
BPRS Barokah Dana Sejahtera, kemudian ditetapkannya pemegang saham
sebanyak delapan orang.
Pada tanggal 10 Oktober 2007 keluarlah surat izin usaha dari Bank
Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat Syariah Barokah Dana Sejahtera ini mulai
diresmikan pada tanggal 14 November 2007. Pada Februari 2011 Bank Syariah
BDS (Barokah Dana Sejahtera) membuka kantor cabang baru dan meresmikannya
yang berlokasi di JL. Magelang KM 12 Sleman. Alasan utama memilih membuka
cabang di Sleman dikarenakan potensi perekonomiannya yang terus berkembang.
Visi Bank Syariah BDS
Menjadi lembaga perbankan syariah yang besar dan sehat serta memberi
kemanfaatan pada ummat.
Misi Bank Syariah BDS
1. Melakukan operasional perbankan secara kompetitif, efisien dan memenuhi
prinsip kehati-hatian
2. Memberikan pelayanan prima dan optimal pada nasabah, mengembangkan
dan menumbuhkan sektor riil berbasis bagi hasil
3. Mengembangkan sumberdaya manusia berdasarkan aspek profesionalitas
dan spiritualitas
48
4. Mengembangkan prinsip keseimbangan dalam semua aspek termasuk
pemenuhan hak bagi seluruh stakeholder
5. Bekerjasama dengan perbankan syariah lainnya menuju kebaikan dan
kemaslahatan ummat
5. PT BPRS DANA HIDAYATULLAH
PT. BPRS Dana Hidayatullah pertama kali berdiri pada tanggal 29 Maret
2006 dibawah pimpinan Tengku Eli Murni, SE yang dibuat dihadapan Wahyu
Wiryono. BPRS Dana Hidayatullah ini sendiri mulai melakukan oprasionalnya
setelah dapat persetujuan dari BI pada tanggal 30 Agustus 2006. PT. BPRS Dana
Hidayatullah melakukan Opening pada tanggal 18 September 2006 yang kemudian
diperingati sebagai hari berdirinya PT. BPRS Dana Hidayatullah, PT. BPRS Dana
Hidayatullah ini sendiri merupakan BPRS ke tiga di Daerah Istimewa Yogyakarta.
PT. BPRS Dana Hidayatullah ini sendiri berbeda dengan Bank
Konvensional dimana didalamnya tidak memakai sitem bunga yntuk mengambil
keuntungan, nasabah yang melakukan penyimpanan pada PT. BPRS Dana
Hidayatullah ini sendiri diberikan bonus untuk yang bersifat titipan dan bagi hasil.
VISI
Menjadi BPR Syariah yang dapat dibanggakan, sehat, profitable, dan mempunyai
jaringan yang luas
MISI
1. Ikut berperan serta dalam pembangunan ekonomi bangsa
2. Memberikan keuntungan yang wajar bagi para pemegang saham
3. Memaksimalkan laju pertumbuhan perusahaan
6. PT BPRS CAHAYA HIDUP
Visi :
“Menjadi Bank Syariah yang membawa manfaat bagi stakeholder dan masyarakat
secara Universal.”
49
Misi :
a. Ikut berperan membangun ekonomi masyarakat melalui perbankan syari’ah.
b. Memberikan keuntungan yang wajar bagi para pemegang saham.
c. Menjadi bank yang selalu tumbuh & berkembang secara optimal dan
berkelanjutan (suistenable) sehingga dapat memberikan konstribusi yang
positif bagi masyarakat.
d. Mendidik tenaga yang kompeten, berintegritas dan profesional dalam
bidang perbankan syariah.
e. Memberikan manfaat kepada masyarakat pada umumnya dan kesejahteraan
karyawan
7. PT BPRS DANAGUNG SYARIAH
Melihat dari realitas ekonomi menengah kebawah semakin terpuruknya
usaha yang dijalaninya dikarenakan untuk mendapatkan tambahan modal sangat
susah dan mendapatkan beban bunga yang terlalu besar, sehingga pada tanggal 15
Juli 2008 PT. BPRS Danagung Syariah didirikan oleh angotan sebagai jawaban
keluhan masyarakah ekonomi menengah kebawah untuk mendapatkan kehidupan
yang sejahtera dengan mengembangkan usaha yang mereka miliki. Selain itu
masyarakat juga akan terhindar dari riba dan dimudahkan dalam mengembalikan
kewajiban membayar hutang.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah didirikan di hadapan notaris Tri Agus
Heryono, SH dengan Nomor Akta 09 dan telah mendapatkan pengesahan sebgai
badan hukum perseroan di Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor C-00178 HT.01.01-TH.2007 dan Nomor AHU02527.AH.01.02.
TAHUN 2009 tentang persetujuan akta perubahan anggaran dasar perseroan.
Anggaran dasar telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir tercatat
dalam Akta Notaris Tri Agus Heryono, SH Nomor 05tanggal 17 April 2015.
Tempat Dan Kedudukan PT BPRS DANAGUNG SYARIAH adalah Jl. Magelang
Km. 8, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Banyaknya dukungan yang timbul
dari masyarakat sehingga BPRS Danagung Syariah berdiri sangat pesat dan
50
membuka beberapa cabang yang dapat ditemukan dibeberapa daerah antara lain
Bantul, Wonosari Gunung Kidul, dan Prambanan.
Visi
BPRS Danagung Syariah membina Ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan
ekonomi, selain itu juga sebagai mitra bermuamalat bagi masyarakat menuju
kesejahteraan hidup orang banyak.
Misi
1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat terutama kelompok
masyarakat ekonomi lemah yang pada umumnya berada di daerah
pedesaan.
2. Memaksimalkan pelayanan dibidang pemenuhan kebutuhan akan jasa
perbankan dalam bentuk tabungan, deposito maupun pembiayaan.
3. Inovatif dalam melahirkan kiat-kiat dalam hal pelayanan terhadap
nasabah.
4. Membantu masyarakat secara keseluruhan melalui pelayanan jasa bank
dengan sistem syariah dengan memprioritaskan bagi yang dapat
membawa dampak peningkatan kesejahteraan kepada masyarakat
banyak.
5. Mendorong kegiatan-kegiatan usaha melalui bantuan modal kerja bagi
para pengusaha golongan ekonomi lemah dan selanjutnya diharapkan
akan dapat meningkatkan kesempatan bagi tenaga kerja di wilayah
sekitar kantor maupun di wilayah perkotaan.
6. Melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan Undang-
Undandang Perbankan dan prinsip syariah.
8. PT BPRS FORMES
Tahun 2009 menjadi tahun yang menghadirkan banyak peluang bagi
industri perbankan syariah untuk melakukan ekspansi pasar. Tingkat awareness
masyarakat yang semakin tinggi terhadap system perbankan alternative yang
51
berlogo iB ( dibacaai-bi, Islamic banking) ini, sebagai hasil dari sosialisasi secara
intensef oleh regulator selama tiga tahun belakangan, pada tahun 2009 memasuki
tahap siap untuk mencoba berbagai kelebihan produk dan jasa yang ditawarkan oleh
bank-bank syariah. Ibarat buah yang mulai ranum, Antusiasme masyarakat ini siap
dipetik oleh bank-bank syariah yang jeli dan sigap menangkap peluang pasar. Dan
jika itu terjadi, maka tidak mustahil iB akan melaju lebih kencang lagi dari
pertumbuhannya selama ini yang telah sangat impresif mencapai 46,3 % pertahun
(rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir).
Pada tanggal 22 Desember 2008 Bank Indonesia mengeluarkan surat
keputusan Ijin Usaha No.10/86/KEP.GBI/DpG/2008, dengan adanya surat
keputusan tersebut maka secara resmi BPRS Formes telah mendapatkan Ijin
operasional usaha. Pembukaan perdana PT BPRS FORMES pada tanggal 19
Januari 2009 ditandai dengan soft opening yang dihadiri oleh Wakil Bupati Sleman,
yang sekarang menjabat sebagai bupati sleman Drs.H.Sri Purnomo,M.Si,
Prof.DR.H Amir mualim, M.A, Drs. H. M. Sularno, M.A dan juga Dewan
Komisaris yaitu Madiyono S.E dan Toto Suparwoto, S.Pd.
PT. BPRS FORMES sebagai lembaga investasi syariah terus
mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan memberikan pembiayan baik
untuk modal tetap maupun untuk modal usaha. Dalam kenyatannya para pengusaha
kecil dan menengah ternyata lebih dapat bertahan dan berkembang dalam kondisi
krisis sekalipun dan tetap dapat memberikan tingkat keuntungan investasi yang
besar. Hal ini dikarenakan mereka dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan
lingkungan usaha yang selalu berubah, serta dengan pengelolaan usaha yang sangat
efisien.
Dalam waktu3 (tiga) tahun terakhir, PT. BPRS FORMES mengalami
pertumbuhan yang cukup signitifikan baik dari permodalan maupun jumlah aset
yang terus meningkat. Hal ini membuktikan bahwa PT. BPRS FORMES semakin
dipercaya oleh nasabah dan masyarakat dalam fungsinya sebagai lembaga
keuangan syariah.
52
Sesuai dengan visinya, PT. BPRS FORMES berusaha untuk menjadi
Lembaga Keuangan Syariah yang terpercaya. Alhamdulillah hingga akhir
Desember 2011 total aset PT. BPRS FORMES telah mencapai lebih dari 15 miliar
rupiah.
VISI
Menjadikan penyedia jasa keuangan syariah yang terkemuka dan
profesional yang secara konsisten memberikan pengalaman interaksi yang terbaik.
MISI
1. Menjalankan Usaha dengan hati-hati dan berkesinambungan untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
2. Menyediakan produk dan jasa keuangan yang memberikan solusi atas
kebutuhan keuangan nasabah dengan menjunjung tinggi integritas dan
profesionalisme.
3. Membekali karyawan dengan pelatihan – pelatihan serta memberikan
penghargaan atas prestasi kerja.
4. Melayani seluruh lapisan masyarakat dengan mempertahankan standar
kualitas yang tinggi serta berusaha menjadi panutan dalam pelaksanaan tata
kelola usaha yang baik (Good Corporate Governance).
5. Memberikan edukasi perbankan syariah kepada masyarakat secara optimal.
9. PT BPRS MITRA AMAL MULIA
Letak Geografis
PT. BPRS Mitra Amal Mulia cabang Wonosari atau lebih dikenal
dengan BPRS MAM ini terletak di Jln. KH. Agus Salim, No. 74 A Kepek,
Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55813. Adapun batas-
batas geografis BPRS MAMcabang Wonosari adalah sebelah utara berbatasan
dengan pemukiman warga, sebelah timur berbatasan dengan toko kelontong,
sebelah selatan berbatasan langsung dengan jalan KH. Agus Salim dan sebelah
53
barat berbatasan dengan Apotek K24. Letak bank yang sangat setrategis di tepi
jalan utama kota Wonosari membuat bank ini mudah diakses oleh masyarakat.
Sejarah BPRS MAM cabang Wonosari merupakan cabang dari BPRS
MAM pusat yang berada di Jln. Ring Road Barat, No. 9 Modinan, Banyuraden,
Gamping, Sleman. Tujuan didirikannya cabang Wonosari adalah untuk
mengembangkan PT. BPRS MAM ke arah yang lebih baik lagi,selain itu adalah
untuk mengembangkan potensi usaha yang ada di Wonosari dan sekitarnya yang
didominasi sektor UMKM khususnya usaha Mikro. Dengan tujuan untuk
mengoptimalkan potensi masyarakat pelaku usaha mikro dan tidak hanya
berfokus pada profit, BPRS MAM cabang Wonosari mengimplementasikan
tujuannya tersebut dalah bentuk pembiayaan produktif, salah satunya melalui
pembiayaan murabahah dengan jaminan atas unjuk atau lebih dikenal dengan
pembiayaan Mikro yang dimulai sejak tanggal 22 November tahun 2014 dan
masih berjalan hingga saat ini.
Visi dan Misi
Seperti lembaga keuangan syariah pada umumnya BPRS MAM memiliki
visi dan misi yang diemban lembaganya visi dan misinya adalah
VISI Menjadi BPR Syariah terpercaya dalam bermuamalah
MISI
a.Menciptakan kemitraan dalam bermuamalah yang amanah, transparan dan
profesional.
b.Mengembangkan kegiatan ekonomi umat dengan mengoptimalkan potensi
usaha mikro.
c.Memperkerjakan pegawai yang profesional dan jujur. d.Memberikan hasil
yang layak kepada stakeholder
54
10. PT BPRS MITRA CAHAYA INDONESIA
PT. BPRS Mitra Cahaya Indonesia berdiri berdasarkan akta badan hukum
Nomor 17 tanggal 11 Januari 2008 yang di buat dihadapan Wahyu Wiryono,
sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah/PPAT di Yogyakarta, izin prinsip Nomor
9/2095/DPbD tanggal 12 Desember 2007, izin operasional Nomor
10/51/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 7 Juli 2008. PT. BPRS Mitra Cahaya
Indonesia mulai melakukan operasional setelah dilakukannya Grand Opening
pada tanggal 1 September 2008, bertepatan dengan 1 Ramadhan. Hari kelahiran
PT. BPRS Mitra Cahaya Indonesia setiap tahun diperingati pada 1 Ramadhan.
PT. BPRS Mitra Cahaya Indonesia merupakan perusahaan di bidang
perbankan berdasarkan prinsip syariah, beralamat di Jl. Kaliurang Km. 10 Nomor
28, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BPRS Mitra
Cahaya Indonesia dikelola dan ditangani oleh Sumber Daya Manusia profesional,
amanah, dan mempunyai komitmen tinggi dalam memajukan perbankan syariah
dan ekonomi Islam.
Visi : " Menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang amanah dan
profesional dalam rangka untuk ikut mengembangkan ekonomi yang berasaskan
syariah ".
Misi : -Menerapkan dan mengembangkan operasional perbankan berdasarkan
prinsip-prinsip syariah. -Memberikan andil yang besar dalam upaya memacu
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di Daerah
Istimewa Yogyakarta pada umumnya dan masyarakat di Kebupaten Sleman pada
khususnya menuju kehidupan yang lebih baik.
55
B. Deskripsi Objek Penelitian
Analisis Deskriptif
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi menggunakan microsoft
excel 2016 dan SPSS 25 untuk mempermudah dalam memperoleh hasil yang dapat
menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu profitabilitas
sepagai variabel dependen serta musyarakah, mudharabab dan murabahah sebgai
variabel independen. Berikut adalah gambaran uji analisis statistik deskriptif
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif (Dalam Milyar Rupiah)
Descriptive Statistics
N Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
Pemb Musyarakah 43 1,07 145,28 24,4840 32,12064
Pemb Mudharabah 43 ,01 54,65 9,6970 15,99948
Pemb Murabahah 43 9,03 178,83 83,4193 42,21345
Profitabilitas 43 -5,78 2,93 ,9002 1,65046
Valid N (listwise) 43
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat empat variabel
penelitian yaitu (pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah) dengan
jumlah periode secara keseluruhan berjumlah 43. Dengan nilai minimum sebagai
nilai terendah setiap variabel dan nilai maksimum sebagai nilai tertinggi bagi setiap
variabel penelitian. Di dalam tabel juga dapat dilihat niali mean dari setiap variabel
penelitian tidak hanya itu dari tabel di atas juga terdapat standar deviasi dari
masing-masing variabel.
Berdasarkan hasil uji deskriptif dapat diketahui bahwa pada variabel
pembiayaan musyarakah nilai terendahnya 1,07 setara dengan 1.070.000.000 nilai
tertinggi 145,28 atau 145.280.000.000, nilai rata-rata 24,4840 dan nilai standar
defiasi 32,12064. Kemudian pada variabel pembiayaan mudharabah dengan niali
terendah 0,01 atau 10.00.000, nilai tertinggi 54,65 atau 54.650.000.000, dengan
nilai rata-rata 9,6970 dan nilai standar deviasi 15,99948. Pada variabel
56
pembiayaan murabahah dengan nilai terendah 9,03 atau 9.030.000.000, nilai
tertinggi 178,83 atau 178.830.000.000, dengan rata-rata 83,4193 dan standar
deviasi 42,21345. Pada variabel profitabilitas nilai terendah -5,78, niai tertinggi
2,93, dengan rata-rata 0,9002 dan nilai standar deviasi sebesar 1,65046. Pada
tabulasi data mentah laporan keuangan terdapat tiga nilai profitabilitas negatif
yang dimiliki oleh BPRS Madina Mandiri Sejahtera pada tahun 2014 sebesar -
3,21, BPRS Mitra Cahaya Indonesia pada tahun 2014 sebesar -4,83, BPRS Mitra
Cahaya Indonesia pada tahun 2015 sebesar -5,78
Diagram Scatter Plot
1. Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas
Gambar 4.2 Scatter Plot Pembiayaan Musyarakah
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Dari hasil diagram scatter di atas dapat disimpulkan bahwa korelasi positif dimana
jika pembiayaan musyarakah meningkat maka akan meningkatkan nilai
profitabilitas. Dilihat pula dari diagram bahwa pembiayaan musyarakah cenderung
naik vertikal ke atas meskipun terdapat tiga nilai profitabilitas negatif yang
dihasilkan oleh BPRS Madina mandiri sejahtera pada tahun 2014 dan BPRS Mitra
Cahaya Indonesia pada tahun 2014 dan 2015.
y = 0,2214x + 0,1842R² = 0,2325
-2
-1,5
-1
-0,5
0
0,5
1
1,5
0 1 2 3 4 5 6
Pro
fita
bili
tas
(Y)
Musyarakah X1
Scatter X1
57
2. Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas
Gambar 4.3 Scatter Plot Pembiayaan Mudharabah
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Dari hasil diagram scatter di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
mudharabah berpengearuh negatif terhadap profitabilitas, artinya pembiayaan
mudharabah tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas. Dilihat dari
diagram terdapat 10 hasil pembiayaan mudharabah yang setelah dihitung melalui
SPSS memiliki hasil yang negatif yaitu pada BPRS Barokah Dana Sejahtera tahun
2015 memiliki nilai pembiayaan sebesar 0,45 dengan nilai SPSS -,80 pada 2018
sebesar 0,27 dengan nilai SPSS -1,31, BPRS Mitra Amal Mulia periode 2015 nilai
pembiayaan 0,50 nilai SPSS -,69, tahun 2016 sebesar 0,21 nilai SPSS -1,56, dan
tahun 2017 sebesar 0,18 nilai SPSS -1,71, BPRS Mitra Cahaya Indonesia periode
2015 sebesar 5,08 nilai SPSS -1,56, dan tahun 2018 sebesar 0,78 nilai SPSS -,25,
BPRS Danagung Syariah periode 2017 sebesar 0,01 nilai SPSS -4,61, BPRS
Margirizki Bahagia periode 2017 sebesar 0,52 nilai SPSS -,65.
y = 0,0264x + 0,6968R² = 0,0067
-2
-1,5
-1
-0,5
0
0,5
1
1,5
-6 -4 -2 0 2 4 6
Pro
fita
bili
tas
(Y)
Mudharabah (X2)
Scatter X2
58
3. Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas
Gambar 4.4 Scatter Plot Pembiayaan Murabahah
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Dari hasil diagram scatter di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah
berpengaruh positif terhadap dimana jika pembiayaan murabahah meningkat maka
akan meningkatkan nilai profitabilitas. Dilihat pula dari diagram bahwa
pembiayaan murabahah cenderung naik vertikal ke atas meskipun terdapat tiga
nilai profitabilitas negatif yang dihasilkan oleh BPRS Madina mandiri sejahtera
pada tahun 2014 dan BPRS Mitra Cahaya Indonesia pada tahun 2014 dan 2015.
C. Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran distribusi
yang dilakukan oleh peneliti bersifat normal atau tidak pada variabel penelitian. Uji
normalitas yang peneliti ambil menggunakan One-Sample Kplmogrov-Smirnov
Test. Jika didapat nilai signifikasi > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi secara normal.
y = 0,5642x - 1,6789R² = 0,3376
-2
-1,5
-1
-0,5
0
0,5
1
1,5
0 1 2 3 4 5 6
Pro
fita
bili
tas
(Y)
Murabahah (X3)
Scatter X3
59
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 43
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
,47274996
Most Extreme
Differences
Absolute ,104
Positive ,066
Negative -,104
Kolmogorov-Smirnov Z ,673
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Berdasarkan tabel 4.2 hasil dari uji normalitas menggunakan SPSS 25 maka
semua variabel dalam pengujian ini memiliki data yang terdistribusi normal. Hal
ini dapat dilihat dari hasil signifiasi > 0,05 yaitu 0,200 > 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
(korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model
regresi. Adapun multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau Variance
Inflation Factor (VIF). Berikut adalah hasil penguji multikolinearitas.
Menurut aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance apabila VIF
melebihi angka 10 atau kurang dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala
multikolinearitas sebaliknya jika nilai VIF kurang dari 10 atau 0,10 maka terjadi
gejala multikolinearitas.
60
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji multikolinearitas dapat diketahui bahwa nilai
VIF dari keselruhan variabel bebas (independen) memenuhi batas minimum dan
maksimum dari ketentuan nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka dapat
diketahui bahwa seluruh variabel tidak mengalami multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pada umumnya uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menganalisis
apakah variansi dari error bersifat tetap/konstatn (homoskedastik) atau berubah-
ubah (heteroskedastik). Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan menggunakan uji glajser dengan melihat nilai signifikan, apabila
nilai signifikan berada dibawah nilai < 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas, dan
apabila nilai signifikan berada di atas nialai > 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Dalam melakukan uji heteroskedestisitas ini penguji menggunakan metode
Glajser dengan cara meregresi nilai absolute rasidual terhadap variabel dependen
atau undstandardized residual sebagai varaibel dependen. sedangkan variabel
independennya adalah variabel X1, X2, X3, dan X4 sedangkan pengambilan
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -1,616 ,512 -3,154 ,003
Pemb Musyarakah ,148 ,059 ,322 2,494 ,017 ,875 1,143
Pemb Mudharabah -,022 ,040 -,069 -,558 ,580 ,947 1,056
Pemb Murabahah ,470 ,128 ,484 3,686 ,001 ,847 1,180
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
61
keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih dari nilai alfa (0.05) maka data
tidak mengandung heteroskedastisistas, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05
maka terdapat gejala heteroskedastisistas (Ghozali, 2013:72).
Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,402 ,274 5,110 ,000
Pemb Musyarakah -,064 ,032 -,280 -2,018 ,050
Pemb Mudharabah ,017 ,021 ,108 ,811 ,422
Pemb Murabahah -,090 ,075 -,195 -1,202 ,237
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Dari tabel 4.4 di atas diketahui nilai signifikasi pembiayaan musyarakah
(X1) 0,50 berati data bersifat homogen karena di atas nilai 0,05. Nilai sigifikasi dari
pembiayaan mudharabah (X2) 0,422 berarti data bersifat homogen karena di atas
nilai 0,05. Nilai signifikasi dari pembiayaan murabahah (X3) 0,237 berarti data
bersifat homogen karena di atas nilai 0,05. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa
model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas, sehingga asumsi persamaan
baik.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
terjadi hubungan antara rasidual satu observasi dengan lainya. Untuk menentukan
ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan metode uji Durbin Waston
(DW). Berikut adalah hasi uji autokorelasi.
62
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,656a ,431 ,387 ,49060 1,942
a. Predictors: (Constant), Non Performing Financing , Pemb Murabahah, Pemb
Musyarakah, Pemb Mudharabah
b. Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Nilai DW sebesar 1,942 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel
dengan menggunakan nilai signifikasi 5% jumlah sampel 43 (n) dan jumlah variabel
independen 4 (k=4) diamana nilai DU diperoleh 1,6632. Karena nilai DW 1,942
maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi positif.
e. Uji Regresi Linear Berganda
Analisis uji regresi linear berganda dilakukan setelah melakukan penelitian
uji normalitas dan uji asumsi klasik yang kemudian diteruskan dengan uji regresi
linear berganda menggunakan SPSS. Analisis regresi linear berganda dilakukan
untuk menganalisis data yang bersifat multivariet, analasisi ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel (musyarakah, mudharabah dan
murabahah) terhadap variabel dependen profitabilitas.
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε
Tabel 4.6 Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1,616 ,512 -3,154 ,003
Pemb Musyarakah ,148 ,059 ,322 2,494 ,017
Pemb Mudharabah -,022 ,040 -,069 -,558 ,580
Pemb Murabahah ,470 ,128 ,484 3,686 ,001
63
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan hasil uji regresi linear pada tabel 4.6 di atas maka dapat
diperoleh persamaan dari output data tersebut sebagai berikut:
Y1= - 1,616 + 0,148X1 – 0,022X2 + 0,470X3 + ε
Adapun regresi di atas dapat diartikan bahwa:
1. Konstantan dalam regresi ini menunjukan bahwa apabila tidak ada nilai
variabel independen maka nilai profitabilitas sebesar – 1,616.
2. Nilai koefisien regresi pada varabel pembiayaan musyarakah (X1) sebesar
0,148. Hasil tersebut diartikan apabila pembiayaan musyarakah naik 1 point
maka akan menurunkan nilai profitabilitas sebesar 0,148.
3. Nilai koefisien regresi pada variabel mudharabah (X2) sebesar – 0,022.
Hasil tersebut diartikan apabila pembiayaan mudharabah naik 1 point maka
akan menurunkan nilai profitabilitas sebesar 0,022.
4. Nilai koefisien regresi pada variabel murabah (X3) sebesar 0,470. Hasil
tersebut diartikan apabila pembiayaan murabah naik 1 point maka akan
menurunkan nilai profitabilitas sebesar 0,470.
Tabel 4.7 Hasil Signifikansi
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai signifikansi variabel
pembiayaan musyarakah sebesar 0,017, pembiayaan mudharabah 0,580, dan
pembiayaan murabahah 0,001, berdasarkan nilai signifikansi tersebut dinyatakan
Variabel Nilai Signifikasi Hasil
Pembiayaan musyarakah (X1) 0,017 Sinifikan
Pembiayaan mudharabah (X2) 0,580 Tidak Signifikan
Pembiayaan murabahah (X3) 0,001 Signifikan
64
bahwa hasil dari pebiayaan mudharabah memiliki nilai yang tidak signifikan, hal
ini karena nilai pembiayaan mudharabah memiliki nilai yang lebih besar daripada
0,05 maka dinyatakan tidak signifikan.
2. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh seluruh variabel
independen secara versama-sama dapat mempengaruhi dependen (Bawon,
2006:91). Adapun hasil dari uji F adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 7,096 3 2,365 9,827 ,000b
Residual 9,387 39 ,241
Total 16,483 42
a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: (Constant), Non Performing Financing , Pemb Murabahah, Pemb
Musyarakah, Pemb Mudharabah
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Dapat dilihat pada tabel 4.6 di atas berdasarkan hasil perhitungan dari SPPS
25 menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 9,827 dan nilai signifikasinya yaitu
0,000, dimana nilai signifikasi jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa variabel tersebut secara bersama-sama (simultan) variabel bebas
(musyarakah, mudharabah dan murabahah) berpengeruh signifikan terhadap
variabel terikat yaitu profitabilitas.
b. Uji T (parsial)
Uji T dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing
variabel indepeden secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada
65
tingkat signifikasi, pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu. Adapun
hasil dari uji t sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji T (parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1,616 ,512 -3,154 ,003
Pemb Musyarakah ,148 ,059 ,322 2,494 ,017
Pemb Mudharabah -,022 ,040 -,069 -,558 ,580
Pemb Murabahah ,470 ,128 ,484 3,686 ,001
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Dari hasil uji t di atas dapat dilakukan pembahasan hipotesis yang diajukan
sebagai berikut:
1. Pengujian terhadap variabel pembiayaan musyarakah
Berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh dari nilai thitung (+) 2,494
dengan tingkat signifikasi 0,017 < 0,05. Artinya variabel independen musyarakah
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen profitabilitas.
Dengan demikian secara empiris menerima hipotesis kesatu (Ha1), yang
menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah (X1) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat
pembiayaan musyarakah maka semakin tinggi tingkat profitabilitas.
2. Pengujian terhadap variabel pembiayaan mudharabah
Berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh dari nilai thitung (-)
0,558 dengan tingkat signifikasi 0,580 > 0,05. Artinya variabel independen
musyarakah memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap variabel dependen
profitabilitas. Dengan demikian secara empiris menolak hipotesis kedua (Ha2), yang
menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah (X2) berpengaruh negatif dan
66
signifikan terhadap profitabilitas (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat
pembiayaan mudharabah maka semakin rendah tingkat profitabilitas.
3. Pengujian terhadap variabel pembiayaan murabahah
Berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh dari nilai thitung (+)
3,686 dengan tingkat signifikasi 0,001 < 0,05. Artinya variabel independen
murabahah memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen
profitabilitas. Dengan demikian secara empiris menerima hipotesis ketiga (Ha3),
yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah (X3) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat
pembiayaan murabahah maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengetahui besarnya
presentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.
Adapun hasil dari uji R2 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Uji R2
Model Summary
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,656a ,431 ,387 ,49060
a. Predictors: (Constant), Non Performing Financing ,
Pemb Murabahah, Pemb Musyarakah, Pemb Mudharabah
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai dari R Square (R2) sebesar
0,387 artinya adalah variabel profitabilitas mampu dijelaskan oleh variabel
pembiayaan musyarakah, mudharabah, dan murabahah sebesar 38,7% dan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain diluar model pada penelitian ini. Variabel independen
(musyarakah, mudharabah dan murabahah) berdistribusi terhadap profitabilitas
sebesar 38,7% dan sisanya 61,3%dari variabel lain yang tidak dibahas dan diteliti
dari penelitian ini.
67
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dari perhitungan statistik yang telah dilakukan dapat
dilihat dari hasil uji hipotesis masing-masing variabel yang dijelaskan dalam taebl
berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis
Pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Pembiayaan musyarakah terhadap Profitabilitas
Dari hasil penelitian di ini diperoleh bahwa pembiayaan musyarakah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada seluruh BPRS di
DIY periode 2014 – 2018. Hal ini dilihat berdasarkan hasil uji t yang diperoleh nilai
thitung sebesar 2,494 dengan nilai signifikasi 0,017 dimana nilai signifikansi lebih
kecil daipada nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan musyarakah
secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan musyarakah maka semakin
tinggi pula tingkat profitabilitas.
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hasanah
(2017) yang menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas artinya dimana ketika nilai pembiayaan
musyarakah mengalami peningkatan maka nilai profitabilitas juga akan ikut
meningkat. Hasil ini juga didukung oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh
Hipotesis (Ha) Hasil
H1 Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas Ha1 Diterima
H2 Pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas Ha2 Ditolak
H3 Pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas Ha3 Diterima
68
Prasetyo (2018) yang menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Putra (2018) yang menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah
berpenggaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dimana pembiayaan
musyarakah tidak berpengaruh terhadap nilai profitabilitas..Dilihat dari hasil
scatter plot diatas bahwa pembiayaan musyarakah memiliki pengaruh positif
terhadap profitabilitas meskipun terlihat ada 3 profitabailitas yag bernilai negatif.
2. Pengaruh Pembiayaan mudharabah terhadap Profitabilitas
Dari hasil penelitian di ini diperoleh bahwa pembiayaan mudharabah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada seluruh BPRS di
DIY periode 2014 – 2018. Hal ini dilihat berdasarkan hasil uji t yang diperoleh nilai
thitung sebesar –0,558 dengan nilai signifikasi 0,580 dimana nilai signifikansi lebih
besar daripada nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan
mudharabah secara statistik berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan
mudharabah maka akan semakin rendah tingkat profitabilitas.
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fadhila
(2015) yang menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas artinya dimana ketika besar kecilnya nilai
pembiayaan mudharabah maka tidak akan mempengaruhi peningkatan nilai
profitabilitas. Hasil ini juga didukung oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh
Kholidah (2015) yang menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah tidak memiliki
terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rahayu et al (2016) yang menyatakan bahwa pembiayaan
mudharabah berpenggaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas dimana
pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap nilai profitabilitas.
69
3. Pengaruh Pembiayaan murabahah terhadap Profitabilitas
Dari hasil penelitian di ini diperoleh bahwa pembiayaan murabahah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada seluruh BPRS di
DIY periode 2014 – 2018. Hal ini dilihat berdasarkan hasil uji t yang diperoleh nilai
thitung sebesar 3,686 dengan nilai signifikasi 0,001 dimana nilai signifikansi lebih
kecil daripada nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan murabahah
secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan murabahah maka semakin
tinggi pula tingkat profitabilitas.
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fadhilah
(2015) yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas artinya dimana ketika nilai pembiayaan
murabahah mengalami peningkatan maka nilai profitabilitas juga akan ikut
meningkat. Hasil ini juga didukung oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh
Putra (2018) yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Prasetyo (2018) yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah
berpenggaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dimana pembiayaan
murabahah tidak berpengaruh terhadap nilai profitabilitas. Dilihat dari hasil scatter
plot diatas bahwa pembiayaan murabahah memiliki pengaruh positif terhadap
profitabilitas meskipun terlihat ada 3 profitabailitas yag bernilai negatif.
4. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, dan Murabahah
terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian di atas menggunakan SPSS 25 didapati bahwa
hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pembiayaan musyarakah, mudharabah
dan murabahah secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini dapat
dilihat dari hasil Fhitung sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil daripada 0,05 dengan
70
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pembiayaan
musyarakah, mudharabah dan murabahah terhadap variabel profitabilitas secara
keseluruhan.
Sehingga dari hasil penelitian ini dijelaskan pula bahwa pembiayaan
musyarakah, mudharabah dan murabahah dapat mempengaruhi profitabilitas
BPRS di Yogyakarta dengan persentase sebesar 0,387 kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel depeden sebesar 38,7% dengan sisanya
sebesar 61,3% yang dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini seperti pembiayaan qardh, ijarah serta multijasa dan variabel lain
yang memungkinkan memiliki pengaruh terhadap profitabilitas BPRS di
Yogyakarta.
Dengan demikian hipotesis terakhir (H4) dalam penelitian ini diterima
dengan hasil bahwa pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah secara
simultan berpengaruh terhadap profitabilitas pada BPRS di DIY.
E. Diskusi
Penelitian dengan topik yang serupa sudah pernah di bahas oleh peneliti
sebelumnya, namun kebanyakan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya lebih
berfokus kepada satu BPRS atau Bank Syariah jarang dilakukan penelitian terhadap
Bank Syariah yang berada di kota masing-masing, oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui kinerja keuangan BPRS yang berada di Yogyakarta.
Temuan dalam penelitian ini di dukung dari beberapa penelitian sebelumnya
yang menyatakan bahwa pembiaaan musyarakah dan murabahah berpengaruh
terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Yulianto (2014), Fadilah (2015),
Hasanah (2017), Putra (2018), Prasetyo (2018), Restu (2018)
Selain itu ada pula penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang
mendukung bahwa pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas yang dilakukan oleh Fadilah (2015), Kholidah (2015), Putra (2018),
Prasetyo (2018)
71
Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menyatakan bahwa
pembiayaan musyarakah dan murabahah memiliki pengaruh terhadap tingkat
profitabilitas, sedangkan pada pembiayaan mudharabah tidak memiliki pengaruh
terhadap tingkat profitabilitas hal ini dikarenakan pembiayaan mudharabah
memiliki risiko yang tinggi yang memungkinkan dapat menyebabkan kegagalan
usaha. Selain itu hal lain yang mendukung pembiayaan mudharabah beresiko tinggi
yaitu informasi yang diberikan dari mudharib kepada shahibul maal kurang jelas
atau tidak transparan yang menyebabkan pihak lain tidak mengetahui kondisi yang
sebenarnya terhadap perusahaan tersebut, tidak semua mudharib memiliki laporan
keuangan yang baik, dari pihak shahibul maal sendiri tidak memiliki peran sebagai
terhadap menejemen perusahaan tersebut serta faktor kehati-hatian. Kontrak
mudharabah harus memiliki jaminan agar dapat berfungsi secara efisien (Friyanto,
2013).