Upload
nguyentruc
View
218
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab IV ini berisi tentang analisis instrumen penelitian, uji
keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data amatan,
normalitas data amatan, homogenitas data amatan, dan uji hipotesis penelitian.
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Subyek penelitian terdiri dari 69 siswa kelas IV dari SD Negeri Mangunsari
04 dan 07 Kecamatan Sidomukti. SDN Mangunsari 04 sebagai kelas kontrol yang
diajar menggunakan metode konvensional dan SDN Mangunsari 07 sebagai kelas
eksperimen yang diajar menggunakan metode problem based learning dengan
teori Dienes serta sampel yang diambil adalah total sampling. Adapun data
sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1Data Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas IV1. SDN Mangunsari 04 332. SDN Mangunsari 07 36
Total 69
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis Uji Validitas Instrumen
4.2.1.1 Analisis Uji Validitas Instrumen Pretest
Instrumen soal yang direncanakan untuk pretest sebanyak 25 item soal,
setelah dilakukan uji validitas hasilnya 15 item soal valid dan dapat dipergunakan
untuk penelitian. Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
35
Tabel 4.2Hasil Validitas 1 Butir Soal Pretest
NomorSoal
ID KeteranganNomor
SoalID Keterangan
1 0,104 Tidak valid 14 0,217 Valid2 0,516 Valid 15 0,040 Tidak valid3 0,113 Tidak valid 16 0,345 Valid4 0,320 Valid 17 0,167 Tidak valid5 0,361 Valid 18 0,035 Tidak valid6 0,498 Valid 19 0,032 Tidak valid7 0,166 Tidak valid 20 0,278 Valid8 0,135 Tidak valid 21 0,530 Valid9 0,225 Valid 22 0,272 Valid10 0,166 Tidak valid 23 0,335 Valid11 0,247 Valid 24 0,248 Valid12 0,351 Valid 25 0,181 Tidak valid13 0,298 Valid
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat ada 10 soal yang tidak valid
dengan indeks deskriminasi menurut Ali (1982) yaitu ˂ 0,2, sehingga soal tersebut
harus dibuang. Karena syarat soal dapat digunakan sebagai instrumen pretest
adalah harus valid.
Tabel 4.3Hasil Validitas 2 Butir Soal Pretest
NomorSoal
ID KeteranganNomor
SoalID Keterangan
2 0,516 Valid 14 0,217 Valid4 0,320 Valid 16 0,345 Valid5 0,361 Valid 20 0,278 Valid6 0,498 Valid 21 0,530 Valid9 0,225 Valid 22 0,272 Valid11 0,247 Valid 23 0,335 Valid12 0,351 Valid 24 0,248 Valid13 0,298 Valid
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa 15 item soal tes valid, indeks
deskriminasi menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,2 sampai
0,5. Dari 15 soal tes yang valid maka soal tersebut dipergunakan untuk pretest,
sedangkan untuk uji validitas dalam output SPSS dapat dilihat pada lampiran.
4.2.1.2 Analisis Uji Validitas Instrumen Posttest
Instrumen soal yang direncanakan untuk posttest sebanyak 25 item soal,
36
setelah dilakukan uji validitas hasilnya 21 item soal valid sehingga dapat
dipergunakan untuk penelitian. Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4Hasil Validitas 1 Butir Soal Posttest
NomorSoal
ID KeteranganNomor
SoalID Keterangan
1 -0,007 Tidak valid 14 0,266 Valid2 0,299 Valid 15 0,407 Valid3 0,274 Valid 16 -0,026 Tidak valid4 0,413 Valid 17 0,682 Valid5 0,542 Valid 18 0,198 Tidak valid6 0,352 Valid 19 0,413 Valid7 0,404 Valid 20 0,657 Valid8 0,686 Valid 21 0,605 Valid9 0,469 Valid 22 0,494 Valid
10 0,406 Valid 23 0,587 Valid11 0,476 Valid 24 0,547 Valid12 0,242 Valid 25 0,118 Tidak valid13 0,611 Valid
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat ada 4 soal yang tidak valid
dengan indeks deskriminasi menurut Ali (1982) yaitu ˂ 0,2, sehingga soal tersebut
harus dibuang. Karena syarat soal dapat digunakan sebagai instrumen posttest
adalah harus valid.
Tabel 4.5Hasil Validitas 2 Butir Soal Posttest
NomorSoal
ID KeteranganNomor
SoalID Keterangan
2 0,299 Valid 13 0,611 Valid3 0,274 Valid 14 0,266 Valid4 0,413 Valid 15 0,407 Valid5 0,542 Valid 17 0,682 Valid6 0,352 Valid 19 0,413 Valid7 0,404 Valid 20 0,657 Valid8 0,686 Valid 21 0,605 Valid9 0,469 Valid 22 0,494 Valid
10 0,406 Valid 23 0,587 Valid11 0,476 Valid 24 0,547 Valid12 0,242 Valid
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa 21 item soal tes valid, indeks
deskriminasi menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,2 sampai
0,6. Dari 21 soal tes yang valid diambil 20 soal untuk posttest, sedangkan untuk
uji validitas dalam output SPSS dapat dilihat pada lampiran.
37
4.2.2 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen
4.2.2.1 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Pretest
Analisis reliabilitas instrument menggunakan alpha dari Cronbach’s yang
memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,734. Setelah dimasukkan ke dalam
program SPSS 16.0, didapatkan hasil reliabilitas seperti pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6Reliabilitas Instrument Pretest
Setelah dilakukan analisa, hasil menunjukkan bahwa instrumen layak
digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan berpedoman pada kriteria
tingkat reliabilitas instrumen yang dikemukakan George dan Mallery (1995)
bahwa reliabilitas dapat diterima jika nilainya 0,7 ˂ α ≤ 0,8 (analisis reliabilitas
dapat dilihat pada lampiran).
4.2.2.2 Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Posttest
Analisis reliabilitas instrument menggunakan alpha dari Cronbach’s yang
memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,876. Setelah dimasukkan ke dalam
program SPSS 16.0, didapatkan hasil reliabilitas seperti pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7Reliabilitas Instrument Posttest
Setelah dilakukan analisa, hasil menunjukkan bahwa instrumen layak
digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan berpedoman pada kriteria
tingkat reliabilitas instrumen yang dikemukakan George dan Mallery (1995)
bahwa reliabilitas bagus jika nilainya 0,8 ˂ α ≤ 0,9 (analisis reliabilitas dapat
dilihat pada lampiran).
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.734 15
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.876 21
38
4.2.3 Analisis Uji Normalitas
4.2.3.1 Analisis Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One Sampel
Kolmogorov Smirnov. Uji ini bertujuan untuk mengetahui data yang dianalisa
berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas pretest dapat dilihat pada
tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8Normalitas Instrument Pretest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001 VAR00002
N 36 31
Normal Parametersa Mean 9.2222 9.2903
Std. Deviation 3.22589 2.54550
Most Extreme Differences Absolute .175 .178
Positive .175 .178
Negative -.139 -.087
Kolmogorov-Smirnov Z 1.052 .990
Asymp. Sig. (2-tailed) .218 .281
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai pretest kelas eksperimen
maupun kelas kontrol berdistribusi normal dengan melihat Sig.(2-tailed) ˃ 0,05.
Variabel pertama atau kelas eksperimen nilai Sig.(2-tailed) adalah 0,218
sedangkan untuk variabel kedua atau kelas kontrol nilai Sig.(2-tailed) adalah
0,281. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik normalitas berikut.
Grafik 4.1Normalitas Pretest Kelas Kontrol
39
Grafik 4.2Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
4.2.3.2 Analisis Uji Normalitas Posttest
Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One Sampel
Kolmogorv Smirnov. Uji ini bertujuan untuk mengetahui data yang dianalisa
berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas posttest dapat dilihat pada
tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9Normalitas Instrument Posttest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001 VAR00002
N 34 33
Normal Parametersa Mean 17.0000 14.7879
Std. Deviation 1.87487 2.81467
Most Extreme Differences Absolute .179 .136
Positive .144 .076
Negative -.179 -.136
Kolmogorov-Smirnov Z 1.045 .782
Asymp. Sig. (2-tailed) .225 .574
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai posttest kelas eksperimen
maupun kelas kontrol berdistribusi normal dengan melihat Sig.(2-tailed) ˃ 0,05.
40
Variabel pertama atau kelas eksperimen nilai Sig.(2-tailed) adalah 0,225
sedangkan untuk variabel kedua atau kelas kontrol nilai Sig.(2-tailed) adalah
0,574. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik normalitas berikut.
Grafik 4.3Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Grafik 4.4Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
41
4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis
4.2.4.1 Analisis Uji Homogenitas Pretest
Peneliti melakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel yang
dijadikan subyek penelitian tersebut memiliki variansi yang sama atau tidak
sebagai syarat untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut. Hasil dari uji
homogenitas ditunjukkan pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10Hasil Uji Homogenitas Pretest
Nama SD N F Sig F KeteranganSDN Mangunsari
0431
2,735 0,103Variasinya
samaSDN Mangunsari07
36
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui homogenitas pretest SDN
Mangunsari 04 dan 07 adalah nilai F = 2,735 dengan Sig F = 0,103 ˃ 0,05. Hal ini
menunjukkan tidak adanya perbedaan variansi pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua
kelompok adalah homogen sehingga penelitian dapat dilaksanakan.
4.2.4.2 Analisis Uji Homogenitas Posttest
Setelah mendapatkan hasil bahwa kedua kelompok homogen kemudian
dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode problem based learning (PBL)
dengan teori Dienes dan metode konvensional. Uji homogenitas untuk posttest
bertujuan jika nilai Sig F ˃ 0,05 maka uji t menggunakan Equal Variances
Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika nilai Sig F ˂ 0,05 menggunakan
Equal Variances Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Hasil dari uji
homogenitas ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11Hasil Uji Homogenitas Posttest
Nama SD N F Sig F KeteranganSDN Mangunsari
0433
3,313 0,073Variasinya
samaSDN Mangunsari07
34
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui homogenitas posttest SDN
42
Mangunsari 04 dan 07 adalah nilai F = 3,313 dengan Sig F = 0,073 ˃ 0,05. Hal ini
menunjukkan tidak adanya perbedaan dengan melihat nilai Sig F ˃ 0,05, sehingga
untuk pengujian t-test menggunakan Equal variances assumed.
4.2.4.3 Analisis Uji Beda Rata-rata (t-test)
Uji beda rata-rata (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis perbedaan hasil
belajar matematika siswa kelas IV menggunakan metode problem based learning
(PBL) dengan teori Dienes dan metode mekanistik. Hasil uji beda rata-rata
(Independent Samples T Test) menggunakan Equal variances assumed karena
nilai Sig.F ˃ 0,05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12Hasil Uji Beda Rata-rata (t-test)
Independent Samples Test
NILAI
Equal variancesassumed
Equal variancesnot assumed
Levene's Test forEquality ofVariances
F 3.313
Sig. .073
t-test for Equalityof Means
t 3.797 3.775
df 65 55.513
Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference 2.21212 2.21212
Std. Error Difference .58264 .58605
95% Confidence Interval ofthe Difference
Lower 1.04851 1.03789
Upper 3.37573 3.38635
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui nilai Sig.(2-tailed) adalah 0,000
dapat disimpulkan kelompok tersebut berbeda dengan melihat nilai df = 65 maka
jika dilihat pada tabel T nilai t ˃ 1,669 yaitu 3,797. Nilai t hitung > t tabel yaitu
3,797 > 1,669, dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga ada
perbedaan hasil belajar menggunaan metode Problem Based Learning dengan
teori Dienes dan metode mekanistik, pada siswa kelas IV di SDN Mangunsari 04
dan 07.
43
4.3 Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (Evrieta, 2010:46) analisa ini digunakan untuk
menganalisis sejumlah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini,
sehingga memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu obyek yang diteliti
melalui data subyek penelitian sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Ukuran yang digunakan adalah
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum, untuk
lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13Deskripsi Hasil Posttest
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
eksperimen 34 65 100 85.00 9.374
kontrol 33 35 100 73.94 14.073
Valid N (listwise) 33
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui nilai minimum, nilai maksimum,
rata-rata, dan standar deviasi baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Untuk kriteria ketuntasan kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.14Ketuntasan Kelas Eksperimen
No Interval Kategori Frekuensi Persentase1. 0 – 59 Kurang 0 0%2. 60 – 69 Cukup 2 6%3. 70 – 79 Lebih dari cukup 2 6%4. 80 – 89 Baik 17 50%5. 90 – 100 Baik sekali 13 38%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa seluruh siswa yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini mendapatkan nilai ≥ 65, berdasarkan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) khususnya mata pelajaran matematika di SDN
Mangunsari 07 adalah ≥ 60. Sehingga dapat disimpulkan semua siswa dalam kelas
eksperimen tuntas dalam mengikuti pembelajaran matematika pokok bahasan
bilangan Romawi.
44
Tabel 4.15Ketuntasan Kelas Kontrol
No Interval Kategori Frekuensi Persentase1. 0 – 59 Kurang 4 12%2. 60 – 69 Cukup 6 18%3. 70 – 79 Lebih dari cukup 10 31%4. 80 – 89 Baik 8 24%5. 90 – 100 Baik sekali 5 15%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan diagram 4.15 dapat diketahui bahwa seluruh siswa yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini mendapatkan nilai yang bervariasi, 15%
dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 90, 24% mendapatkan nilai 80 - 89, 31%
mendapatkan nilai 70 - 79, 18% mendapatkan nilai 60 - 69, dan 12%
mendapatkan nilai ˂ 60. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
khususnya mata pelajaran matematika di SDN Mangunsari 04 adalah ≥ 60, maka
dapat disimpulkan siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran
matematika pokok bahasan bilangan Romawi 4 orang siswa atau 12%.
Grafik 4.5Ketuntasan belajar kelas eksperimen dan kontrol
Dari grafik 4.5 di atas dapat dilihat pada kelas eksperimen semua siswa
yang dijadikan sampel tuntas dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan kelas
0
5
10
15
20
25
30
35
EKEPERIMEN
100%
88%
12%
44
Tabel 4.15Ketuntasan Kelas Kontrol
No Interval Kategori Frekuensi Persentase1. 0 – 59 Kurang 4 12%2. 60 – 69 Cukup 6 18%3. 70 – 79 Lebih dari cukup 10 31%4. 80 – 89 Baik 8 24%5. 90 – 100 Baik sekali 5 15%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan diagram 4.15 dapat diketahui bahwa seluruh siswa yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini mendapatkan nilai yang bervariasi, 15%
dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 90, 24% mendapatkan nilai 80 - 89, 31%
mendapatkan nilai 70 - 79, 18% mendapatkan nilai 60 - 69, dan 12%
mendapatkan nilai ˂ 60. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
khususnya mata pelajaran matematika di SDN Mangunsari 04 adalah ≥ 60, maka
dapat disimpulkan siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran
matematika pokok bahasan bilangan Romawi 4 orang siswa atau 12%.
Grafik 4.5Ketuntasan belajar kelas eksperimen dan kontrol
Dari grafik 4.5 di atas dapat dilihat pada kelas eksperimen semua siswa
yang dijadikan sampel tuntas dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan kelas
EKEPERIMEN KONTROL
100%
88%
12%
44
Tabel 4.15Ketuntasan Kelas Kontrol
No Interval Kategori Frekuensi Persentase1. 0 – 59 Kurang 4 12%2. 60 – 69 Cukup 6 18%3. 70 – 79 Lebih dari cukup 10 31%4. 80 – 89 Baik 8 24%5. 90 – 100 Baik sekali 5 15%
Jumlah 33 100%
Berdasarkan diagram 4.15 dapat diketahui bahwa seluruh siswa yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini mendapatkan nilai yang bervariasi, 15%
dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 90, 24% mendapatkan nilai 80 - 89, 31%
mendapatkan nilai 70 - 79, 18% mendapatkan nilai 60 - 69, dan 12%
mendapatkan nilai ˂ 60. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
khususnya mata pelajaran matematika di SDN Mangunsari 04 adalah ≥ 60, maka
dapat disimpulkan siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran
matematika pokok bahasan bilangan Romawi 4 orang siswa atau 12%.
Grafik 4.5Ketuntasan belajar kelas eksperimen dan kontrol
Dari grafik 4.5 di atas dapat dilihat pada kelas eksperimen semua siswa
yang dijadikan sampel tuntas dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan kelas
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
100%
88%
12%
45
kontrol terdapat 12% dari jumlah siswa tidak tuntas dalam mengikuti
pembelajaran.
4.4 Analisis Uji Hipotesis
Setelah diperoleh dari hasil t-hitung maka analisis hipotesisnya adalah:
a. H0 : µeksperimen = µkontrol
Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas IV
menggunakan metode pembelajaran problem based learning (PBL)
dengan teori Dienes dan metode pembelajaran mekanistik, di SDN
Mangunsari 04 dan 07.
b. H1 : µeksperimen = µkontrol
Ada perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas IV menggunakan
metode pembelajaran problem based learning (PBL) dengan teori Dienes
dan metode pembelajaran mekanistik, di SDN Mangunsari 04 dan 07.
Hasil t-hitung ˃ t-tabel dengan sig. (2-tailed) yaitu 3,797 ˃ 1,669, maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan hasil
belajar matematiaka siswa kelas IV menggunakan metode pembelajaran problem
based learning (PBL) dengan teori Dienes dan metode pembelajaran mekanistik.
Hasil belajar matematika yang menggunakan metode pembelajaran problem based
learning dengan teori Dienes lebih baik dari hasil belajar matematika yang
menggunakan metode pembelajaran mekanistik.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Rata-rata nilai pretes siswa SDN Mangunsari 07 sebagai kelas eksperiman
pada mata pelajaran matematika mencapai 65,3 termasuk dalam kategori cukup.
Rata-rata nilai siswa SDN Mangunsari 04 sebagai kelas kontrol pada mata
pelajaran matematika mencapai 65,7 termasuk dalam kategori cukup.
Tingkat rata-rata hasil belajar siswa SDN Mangunsari 07 sebagai kelas
eksperimen setelah melakukan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
problem based learning (PBL) dengan teori Dienes pada mata pelajaran
matematika mencapai 85 termasuk kategori baik. SDN Mangunsari 04 sebagai
46
kelas kontrol rata-rata hasil belajar dengan metode pembelajaran mekanistik
mencapai 73,93 termasuk dalam kategori lebih dari cukup.
Berdasarkan uji t-tes hasil t-hitung menunjukkan 3,797 dengan sig.(2-tailed)
0,000 < 0,05, artinya mean nilai sebelum melakukan pembelajaran dengan
metode problem based learning (PBL) dengan teori Dienes berbeda dengan nilai
setelah melakukan pembelajaran dengan metode problem based learning (PBL)
dengan teori Dienes. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari adanya
perbedaan rata-rata nilai siswa kelas eksperimen sebesar 85 dan kelas kontrol
sebesar 73,93.
Dalam pembelajaran menggunakan metode problem based learning (PBL)
dengan teori Dienes siswa menjadi aktif dan terlibat dalam pemecahan masalah
kelompok. Siswa terlihat antusias dan berlomba-lomba dalam menjawab
pertanyaan guru. Ini disebabkan karena dalam merancang pembelajaran
mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa dengan mendesain masalah
dalam permainan serta kelebihan Problem Based Learning (PBL) menurut
Endriani (2011) adalah solving realistik dengan kehidupan siswa, konsep sesuai
dengan kebutuhan siswa, memupuk sifat inquiry siswa, retensi konsep menjadi
kuat, memupuk kemampuan problem solving.